Anda di halaman 1dari 15

PERATURAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DESA TINELO KECAMATAN TILANGO


KABUPATEN GORONTALO

NOMOR 1 TAHUN 2019

TENTANG

TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan di desa harus


menghormati sistem nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat dengan tetap mengindahkan sistem nilai
bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ;
b. bahwa Badan Permusyawaratan Desa mempunyai
fungsi strategis sebagai lembaga pelaksana fungsi
pemerintahan, menunjang dan menyalurkan aspirasi
masyarakat juga sebagai pengawas pelaksanaan
pemerintahan desa dalam rangka memantapkan
kinerja pemerintah desa;
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 133 huruf
j, peraturan Daerah kabupaten Gorontalo Nomor 15
tahun 2018 tentang badan permusyawaratan desa;
d. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, dan c, Badan permusyawaratan desa
perlu menetapkan peraturan Badan permusyawaratan
desa tentang tata tertib badan permusyawaratan desa.

Mengingat : 1. Undang-undang Negara Republik Indonesia nomor 12


tahun 2011 tentang pembentukan peraturan per
undang undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
2. Undang – undang Negara Republik Indonesia Nomor 6
tahun 2014 tentang desa, (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2014 nomor 7, tambahan Lembaran
Negara Repulik Indonesia 5495);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-UndangNomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (LembaranNegaraRepublik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123) sebagaimana telah
diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturann
Pemkerintah nomor 11 tahun 2019 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (LembaranNegara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6321);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang
dana desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2014 nomor 168, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 5558). Sebagaimana
telah dirubah untuk kesekian kalinya dengan
Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2016 tentang
Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, (lembaran Negara Republik
Indonesia tahun nomor, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia nomor)
5. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 110 tahun 2014
tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara
republik Indonesia tahun 2017 nomor 89);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, nomor 2 tahun 2015
tentang Pedoman Tata Tertib, dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa, (Berita
Negara Republik Indonesia tahun 2015 nomor 159);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Gorontalo nomor 15
tahun 2018 tentang Badan Permusyawaratan Desa,
Lembaran Daerah Kabupaten Gorontalo tahun 2018
nomor ).
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
MEMUTUSKAN
Menetapka : PERATURAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
TENTANG TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN
n DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Didalam peraturan ini yang di maksud dengan :
1. Desa adalah, Desa Dungaliyo, Kecamatan Dungaliyo Kabupaten
Gorontalo.
2. Pemerintahan Desa adalah, penyelenggaraan urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat dalam sistem Pemerintahan Negara
republik Indonesia
3. Pemerintah Desa adalah, Kepala Desa di bantu oleh Perangkat Desa
sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa, adalah Kepala Desa Dungaliyo
5. Badan permusyawaratan Desa adalah, Lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk desa berdasarkan dusun atau wilayah pemilihan di
tetapkan secara demokrasi.
6. Musyawarah Desa adalah, Musyawarah antara badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan Unsur Masyarakat
yang di selenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
7. Rapat adalah Forum Pembahasan dan pengambilan keputusan Badan
Permusyawaratan.
8. Peraturan desa adalah, peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa, setelah dibahas, disepakati, dan di
sahkan oleh badan Permusyawaratan Desa.
9. Anggaran Pendapatan dan belanja Desa, selanjutnya di singkat
APBDES adalah, rencana keuangan desa dalam satu tahun anggaran.
10 Bupati adalah, Bupati Gororntalo
.
11 Camat adalah Camat Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo
.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Maksud pengaturan tata tertib dalam peraturan Badan Permusyawaratan


Desa ini untuk memberikan kepastian hukum dan ketertiban dalam
penyelenggaraan Pemerintahan.

Pasal 3

Tujuan Pengaturan tata tertib dalam peratuaran Badan Permusyawaratan


Desa ini untuk :
a. Mempertegas peran Badan Permusyawaratan Desa dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan;
b. Mendorong Badan Permusyawaratan Desa agar mampu menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa; dan
c. Mendorng Badan Permusyawaratan Desa dalam mewujudkan tata kelola
Pemerintahan Yang Baik.

Pasal 4

Ruang lingkup Pengaturan tata tertib ini meliputi :


a. Keanggotaan dan Kedudukan Badan Permusyawaratan Desa;
b. Kelembagaan Badan Permusyawaratan Desa;
c. Fungsi, Tugas, Hak, Kewenangan Dan Kewajiban Badan
Permusyawaratan Desa;
d. Waktu rapat Badan Permusyawaratan Desa;
e. Tata cara rapat Badan Pemusyawaratan Desa;
f. Pimpinan rapat Badan Permusyawaratan Desa;
g. Tata laksana dan hak menyatakan pendapat badan Permusyawaratan
Desa dan anggota Badan permusyawaratan Desa; dan
h. Berita acara rapat Badan Permusyawaratan Desa.
BAB III
Bagian kesatu
KEANGGOTAAN DAN KEDUDUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Pasal 5

Anggota Badan Permusyawaratan Desa adalah wakil penduduk Desa yang


di tetapkan secara demokratis dengan memperhatikan keterwakilan
wilayah dan perempuan.

Pasal 6

Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai lembaga yang


melaksanakan Fungsi pemerintahan.

Pasal 7

Fungsi pemerintahan sebagaimana di maksud dalam Pasal 6 meliputi :


a. Perencanaan;
b. Pengaturan;
c. Pemberdayaan; dan
d. Pembinaan kemasyarakatan Desa.

Bagian 2
KELEMBAGAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Pasal 8

1. Kelembagaan Badan Permusyawaratan terdiri dari :


a. Pimpinan; dan
b. Bidang.
2. Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana di maksud pada
ayat 1, terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua
c. 1 (satu) orang Sekertaris
Pasal 9

Bidang sebagaimana dimaksud pada pasal 8 huruf b. Meliputi :


a. Bidang pembangunan dan pemberdayaan; dan
b. Bidang Pemerintah dan Pembinaan kemasyarakatan.
Pasal 10

Bidang sebagaimana dimaksud pada pasal 8 huruf b. Masing-masing di


pimpin oleh Ketua Bidang.
Pasal 11

Ketua Bidang di pilih dalam rapat Badan Permusyawaratan Desa dan di


tetapkan dengan surat keputusan Badan Permusyawaratan Desa.

Pasal 12

Untuk mendukung pelaksanaan kelembagaan Badan Permusyawaratan


Desa diangkat 1 (satu) orang staf administrasi.

Pasal 13

1. staf administrasi sebagaimana di maksud pada pasl 12 mendapatkan


insentif pelaksanaan tugas.
2. Insentif pelaksanaan tugas sebagaimana di maksud pada ayat 1,
dibebankan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dengan
memperhatikan keuangan Desa

Bagian ketiga
Fungsi, Tugas, Hak, Kewenangan dan Kewajiban
Badan Permusyawaratan Desa

Paragraf 1
Fungsi Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 12

Badan Permusyawaratan Desa berfungsi sebagai, Lembaga


permusyawaratan di tingkat Desa yang membahas dan menyepakati
berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa Dalam
upaya meningkatkan kinerja kelembagaan di tingkat Desa, memperkuat
kebersamaan, serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat.

Paragraf 2
Tugas Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 13
1. Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Membahas rancangan peraturan Desa bersama kepala desa;
b. Menyepakati dan mengesahkan rancangan peraturan desa untuk di
tetapkan menjadi peraaturan desa oleh kepala desa;
c. Menggali aspirasi masyarakat;
d. Menampung aspirasi masyarakat;
e. Mengelola aspirasi masyarakat;
f. menyalurkan aspirasi masyarakat;
g. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa;
h. Menyelenggarakan rapat badan Permusyawaratan Desa;
i. Menyelenggarakan Musyawarah Desa;
j. Membentuk paniti pemilihan kepala desa;
k. Menyelenggarakan Musyawarah Desa Khusus pemilihan kepala
desa pengganti antar waktu;
l. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa;
m. Melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
pemerintahan desa;
n. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan pemerintah
desa dan lembaga desa lainnya; dan
o. Melaksanakan ketentuan lain yang di atur oleh peraturan
perundang-undangan.
2. Kesepakatan dan pengesahan peraturan desa sebagaimana dimaksud
pada ayat 1, hurup b. di tuangkan dalam keputusan Badan
Permusyawaratan Desa.

Paragraf 3
Hak Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 14

Badan permusyawaratan desa berhak :


a. Mengawasi, dan meminta keterangan tentang penyelenggaran
pemerintahan desa, kepada pemerintah desa;
b. Menyatakan pendapat atas penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat
desa; dan
c. Mendapatkan biaya operasional pelaksananan tugas dan fungsi dari
anggaran pendapatan dan belanja desa.
Pasal 15

1. Anggota badan permusyawaratan desa berhak :


a. mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan/atau pendapat;
d. memilih dan dipilih;
e. mendapat tunjangan kedudukan dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa; dan
f. Tunjangan kinerja.
2. Hak anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a sampai
dengan huruf d digunakan dalam musyawarah BPD.
3. Selain hak sebagaiman dimaksud pada ayat 1 BPD berhak:
a. memperoleh pengembangan kapasitas melalui pendidikan dan
pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis, dan kunjungan lapangan
yang dilakukan di dalam negeri; dan
b. penghargaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten bagi pimpinan dan anggota BPD yang
berprestasi.

Paragraf 4
Kewenangan Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 16

Badan Permusyawaratan Desa berwenang :


a. mengadakan pertemuan dengan mayarakat untuk mendapatkan
aspirasi;
b. menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa secara
lisan dan tertulis;
c. mengajukan rancangan Peraturan Desa yang menjadi kewenangannya;
d. melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Kepala Desa;
e. meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa
kepada Pemerintah Desa;
f. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa;
g. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori
penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola
pemerintahan yang baik;
h. menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat insidentil
kepada Bupati melalui Camat;
i. Menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya operasional BPD
secara tertulis kepada Kepala Desa untuk dialokasikan dalam
Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa;
j. mengelola biaya operasional Badan Permusyawaratan Desa;
k. menetapkan Panitia Musyawarah Desa;
l. menyusun peraturan tata tertib musyawarah desa;
m. mengusulkan pembentukan Forum Komunikasi Antar Kelembagaan
Desa kepada Kepala Desa; dan
n. Melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka monitoring
dan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Pasal 17

Panitia musyarah desa sebagaimana di maksud pada pasal 16 huruf k.


ditetapkan dengan keputusan Badan Permusyawaratan Desa.

Pasal 18

Panitia musyawarah Desa Menyelenggarakan musyawarah desa yang


manjadi kewenangannya.

Paragraf 5
Kewajiban Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 19

Badan permusyawaratan desa, wajib :


a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesiaa. dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
c. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan/atau golongan;
d. menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat Desa; e.
menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
Pemerintah Desa dan lembaga desa lainnya; dan
e. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori
penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
BAB IV
WAKTU RAPAT BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Pasal 20

1. Waktu pelaksanaan rapat Badan Permusyawaratan Desa dapat di


lakukan, pada:
a. siang dan/atau malam hari; dan
b. hari kerja dan/atau hari libur.
2. Waktu rapat Badan Permusyawaratan Desa di larang dilaksanakan
pada hari raya Keagamaan dan hari Kemerdekaan.

BAB V
TATA CARA RAPAT BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Bagian kesatu
Jenis Rapat Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 21

Rapat Badan permusyawaratan Desa terbagi atas ;


a. pleno atau rapat pengambilan keputusan;
b. rapat umum dan/atau rapat dengar pendapat; dan
c. rapat paripurna atau rapat akhir penetepan, dan/atau pengesahan
keputusan.
Pasal 22

Dasar rapat badan permusyawaratan desa antara lain ;


a. usul inisiatif ketua;
b. usul inisiatif anggota; dan
c. permohonan kepala desa.

Bagian kedua
Persiapan

Pasal 23
Badan permusyawaratan desa sebelum menggelar rapat, mempersiapkan :
a. tema rapat;
b. tujuan rapat;
c. dokumen yang akan di bahas di dalam rapat;
d. undangan;
e. daftar hadir;
f. tata tertib rapat;
g. notulen rapat; dan
h. berita acara.

Pasal 24

a. sebelum rapat di mulai anggota badan permusyawaratan desa mengisi


daftar hadir yang telah di persiapkan oleh staf sekertariat badan
permusyawaratan desa;
b. rapat dapat dimulai setelah di hadiri 2/3 anggota badan
permusyawaratan desa;
c. anggota badan permusyawaratan desa hadir 15 (lima belas) menit
sebelum rapat di mulai.; dan
d. Pada setiap rapat, anggota badan permusyawaratan desa wajib
memakai pakaian rapih.

Pasal 25

Pakaian sebagaimana dimaksud pada pasal 24, huruf d. ialah :


a. bagian atas kemeja putih lengan panjang;
b. bagian bawah celana/rok, waran gelap; dan
c. sepatu.

Bagian ketiga
Tata Cara Rapat

Pasal 26

1. dalam setiap rapat badan permusyawaratan desa menggunakan palu


sidang.
2. palu sidang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 digunakan untuk :
a. membuka rapat;
b. mengambil keputusan sementara;
c. menenangkan peserta rapat;
d. menskors/jeda rapat;
e. mencabut skor/jeda rapat;
f. menetapkan keputusan; dan
g. menutup rapat.
3. tata cara penggunaan palu sidang, terdapat dalam lampiran peraturan
ini dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari peraturan ini.
4. pimpinan rapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut ;
a. mengucapkan salam pembuka;
b. prakata/membuka rapat;
c. menyampaikan maksud dan tujuan;
d. menutup rapat; dan
e. mengucapkan salam penutup.
5. Selain hal-hal sebagaiman di maksud pada ayat 4. pimpinan rapat dan
seluruh peserta rapat memperhatikan hal sebagai berikut :
a. pimpinan rapat harus aktif, adil, dan bijak dalam mengambil
keputusan rapat; dan
b. pimpinan rapat harus adil dan bijak dalam memberikan kesempatan
kepada anggota untuk berpendapat.

BAB VI
PIMPINAN RAPAT

Pasal 27

1. rapat Badan Permusyawaratan Desa dipimpin oleh ketua.


2. dalam hal ketua berhalangan hadir, anggota Badan Permusyawaratan
dapat bermusyawarah menentukan Pimpinan Rapat
3. pimpinan rapat wajib menjaga rapat agar berjalan sesuai dengan
peraturan tata tertib, rapat Badan Permusyawaratan Desa.
4. pimpinan rapat hanya dapat berbicara sebagai pimpinan, dan
menjelaskan masalah yang menjadi sebab di gelar rapat.
5. Pimpinan rapat berhak, mengambil tindakan untuk mengatasi hal-hal
yang dapat mengganggu jalannya rapat.
BAB VII
TATA LAKSANA MENYATAKAN PENDAPAT, DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Bagaian kesatu
Tata Laksana Menyatakan Pendapat Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 28

1. badan permusyawaratan desa menggunakan hak menyatakan


pendapat berdasarkan keputusan badan permusyawaratan desa.
2. Pernyataan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan
kesimpulan dari pelaksanaan penilaian secara cermat dan objektif atas
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
3. Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan melalui
pembahasan dan pendalaman suatu objek penyelenggaraan
Pemerintahan Desa yang dilakukan dalam musyawarah badan
permusyawaratan desa.
4. Keputusan badan permusyawaratan desa sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 berdasarkan hasil musyawarah badan permusyawaratan desa.
Bagian kedua
Tata Laksana Menyatakan Pendapat anggota Badan Permusyawaratan
Desa

Pasal 29

1. anggota badan permusyawatan desa berhak menyatakan pendapat atas


penyelenggaraan pemerintahan.
2. Hak menyatakan pendapat anggota sebagaimana di maksud pada ayat 1
di suarakan dalam rapat Badan permusyawaratan desa.

Bagian ketiga
Tata Laksana Pengambilan Keputusan

Pasal 30

1. Pengambilan keputusan adalah proses penyelesaian akhir suatu


masalah yang dibicarakan dalam setiap jenis rapat.
2. Pengambilan keputusan dalam rapat di usahakan dengan cara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
3. Apabila cara pengambilan keputusan secara musyawarah sebagaimana
di maksud pada ayat 2 tidak terpenuhi, keputusan di ambil secara
pemungutan suara.
4. Setiap keputusan rapat baik berdasarkan musyawarah maupun
pemungutan suara bersifat mengikat.
5. Setiap keputusan ditetapkan dengan surat keputusan badan
permusyaratan desa. Di lampiri berita acara dan daftar hadir anggota.

BAB VIII
BERITA ACARA RAPAT

Pasal 31

1. Setiap rapat badan pemusyawaratan desa di buatkan berita acara yang


merupakan catatan ringkas dari rapat.
2. Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari rapat,

BAB IX
KETNTUAN PERALIHAN

Pasal 32
Tata tertib badan permusyawaratan desa yang telah ada sebelum lahirnya
tata tertib ini sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang nomor
6 tentang desa dan peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 110 tentang
Badan Permusyawaratan Desa tetap berlaku sampai dengan selesainya
tahun anggaran 2019.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Peraturan tata tertib badan permusyawaratan desa ini berlaku sejak


tanggal di undangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, diperintahkan pengundangan peraturan
Badan Permusyawaratan Desa ini dan penempatannya dalam berita desa
dungaliyo

Ditetapkan di Tinelo
Pada tanggal ...., ....., ....
Ketua Badan Permusyawaratan Desa

SUDARSO F. HIPI, S.Pd,M.Pd

Diundangkan di Tinelo
Pada tanggal ......, ....., .......
Sekertaris Desa Dungaliyo

SELVIAYANTI KARIM

BERITA DESA DUNGALIYO TAHUN 2019 NOMOR...


Salinan sesuai dengan aslinya.
Sekertaris Badan Permusyawaratan Desa Tinelo

JURSI J LADIKU, SE
Lampiran

TATA CARA PENGGUNAAN PALU SIDANG

1. 3 (tiga) ketukan, membuka dan menutup rapat.


2. 1 (satu) ketukan, mengambil keputusan sementara.
3. 3 (tiga) ketukan, mengambil keputusan akhir yang tetap dan
mengikat.
4. 2 (dua) ketukan menskors rapat.
5. 1 (satu) ketukan mencabut skors rapat.
6. 1 (satu) ketukan atau lebih dengan ritme cepat, untuk menenangkan
peserta rapat.
7. 2 (dua) ketukan, menyerahkan dan menerima pergantian pimpinan
rapat.

Sekertaris BPD

Jusri J. Ladiku, SE

Anda mungkin juga menyukai