Anda di halaman 1dari 13

‫‪Khutbah Jumat: Masuk Islam Secara Kaffah Bukan Setengah-Setengah‬‬

‫‪Daftar Isi munculkan‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫ي لَهُ‪.‬‬
‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد َ‬ ‫ت َأ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم ِ‬
‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا ِ‬
‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُُ‬ ‫َأ ْشهَ ُد َأ َّن الَ ِإلَهَ ِإال هللاُ َوحْ َدهُ الَ ش ِ‬
‫َر ْي َ‬ ‫َّ‬

‫صلَّى ا هللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬
‫ان ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى نَبِيِّنَا َو َرسُوْ لِنَا ُم َح َّم ٍد َ‬

‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِيراً َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَتَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواَألرْ َحا َم‬
‫ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوبَ َّ‬ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ْم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍ‬
‫س َوا ِح َد ٍة َو َخلَ َ‬
‫هَّللا‬
‫ِإ َّن َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبا ً‬

‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمونَ‬


‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬

‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا ‪ ،‬يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع ِ‬
‫َظي ًما‬

‫َأ َّما بَ ْع ُد‬

‫‪Mukaddimah Pembukaan Khutbah Jumat‬‬

‫‪Mukadimah‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,‬‬

‫‪Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan‬‬
‫‪segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita semuanya.‬‬

‫‪Atas rahmat-Nya semata kita bisa hadir di masjid yang diberkahi ini dengan selamat untuk menjalankan‬‬
‫‪kewajiban dan syiar yang agung dalam Islam yaitu ibadah shalat Jumat.‬‬
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita yang mulia, Muhammad ‫ ﷺ‬, keluarganya,
para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti sunnahnya dengan sebaik-baiknya hingga akhir zaman.

Kami berwasiat kepada jamaah shalat Jumat sekalian dan juga kepada diri kami sendiri agar senantiasa
berusaha secara terus menerus untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan
kemampuan maksimal kita masing-masing, dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya di mana pun kita berada.

Perintah Menjadi Muslim Kaffah

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilihkan bagi hamba-hamba-Nya agama yang
sempurna dan menyeluruh atau komprehensif yang tidak akan pernah terkena suatu kekurangan atau
cacat apa pun, serta mampu menyesuaikan diri dengan segala perkembangan di setiap waktu dan
tempat, dengan tetap memelihara agama tersebut sebagai sebuah aqidah dan syariah hingga Hari
Kiamat tiba.

Agama ini, yaitu Islam, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisah atau dipecah-pecah.
Tidak boleh mengambil sebagian ajaran Islam dan meninggalkan sebagian tuntunan yang lainnya.
Melainkan harus mengambil semuanya, dan dalilnya adalah firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Baqarah:
208.

ِ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ا ْد ُخلُوْ ا فِى الس ِّْل ِم ك َۤافَّةً ۖ َّواَل تَتَّبِعُوْ ا ُخطُ ٰو‬
٢٠٨ – ‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِي ٌْن‬

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu
ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.[i]

Makna Islam Kaffah

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Mari kita bahas makna ayat tersebut berdasarkan tafsir dari para ulama.

ِ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ا ْد ُخلُوْ ا فِى الس ِّْل ِم ك َۤافَّةً ۖ َّواَل تَتَّبِعُوْ ا ُخطُ ٰو‬
٢٠٨ – ‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِي ٌْن‬

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu
ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.

Tentang ayat ini Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam tafsirnya mengatakan:

”Allah Subhanahu wa Ta’ala menyeru hamba-hamba-Nya yang beriman, memerintah mereka agar
masuk ke dalam Islam secara keseluruhan. Mereka jangan memilih-milih syariat dan hukum-hukum
Allah Ta’ala.

Mana saja yang sesuai dengan kepentingan dan hawa nafsunya diterima dan diamalkan sedangkan yang
tidak sesuai dengan kepentingan dan hawa nafsunya ditolak, ditinggalkan atau diabaikan.

Kewajiban mereka adalah menerima syariat Islam dan hukum-hukum Islam secara keseluruhan. Allah
melarang mereka dari mengikuti langkah-langkah setan dalam hal menganggap baik segala yang buruk
dan mempoles kemungkaran menjadi nampak begitu indah.” [Aisarut Tafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Al-
Jazairi, 1/97][ii]

Sedangkan menurut Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah, maksud dari masuklah “ hً‫ ”فِي الس ِّْل ِم كَافَّة‬ke
dalam Islam secara kaafah adalah masuklah ke dalam seluruh syariat agama Islam dan jangan ada sedikit
pun bagian dari ajaran Islam itu yang kalian tinggalkan.

Kalian jangan sampai termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya. Apabila perintah syariat itu sesuai dengan keinginannnya maka dijalankan. Namun bila
menyelisihi keinginannya maka dia tinggalkan.
Yang wajib adalah keinginan hawa nafsu itu harus mengikuti agama dan mengerjakan semua perbuatan
baik yang telah diwajibkan atas dirinya. Bila ada yang belum mampu dikerjakan maka tetap dia usahakan
dan terus berniat melakukannya sehingga dia dapat mencapainya dengan niatnya. [Tafsir As-Sa’di hal.
83]

Masuk ke dalam Islam secara keseluruhan itu tidak akan mungkin tergambar kecuali dengan cara
menyelisihi langkah-langkah setan sehingga Allah Ta’ala memerintahkan orang-orang beriman agar
jangan mengikuti langkah setan yaitu dalam melakukan berbagai maksiat.

Karena setan itu hanya memerintahkan kepada kejahatan dan kekejian. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman dalam surat Al-Baqarah: 169,

١٦٩ – َ‫اِنَّ َما يَْأ ُم ُر ُك ْم بِالس ُّۤوْ ِء َو ْالفَحْ ش َۤا ِء َواَ ْن تَقُوْ لُوْ ا َعلَى هّٰللا ِ َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬

Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang
tidak kamu ketahui tentang Allah.

juga di dalam surat Fathir: 6,

ِ ‫اِ َّن ال َّشي ْٰطنَ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو فَاتَّ ِخ ُذوْ هُ َع ُد ًّو ۗا اِنَّ َما يَ ْد ُعوْ ا ِح ْزبَهٗ لِيَ ُكوْ نُوْ ا ِم ْن اَصْ ٰح‬
٦ – ‫ب الس َِّعي ۗ ِْر‬

Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan
itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.[iii]

Khutbah Jumat Hari Pahlawan

Rekomendasi Para Nabi Pejuang Kemerdekaan

Bentuk dan Praktek BerIslam Secara Kaffah

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Lantas bagaimanakah bentuk praktek Islam secara kaffah itu? Pada tataran teori sudah disampaikan
oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya terhadap firman Allah Ta’ala,

ً‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ا ْد ُخلُوْ ا فِى الس ِّْل ِم ك َۤافَّة‬

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan,

Yaitu : “Allah Ta’ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan
membenarkan Rasul-Nya, agar berpegang kepada seluruh ikatan Islam dan syariat-Nya, mengerjakan
perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya semaksimal kemampuan mereka.[iv]

Bila ingin tahu secara praktis, maka cara paling mudah adalah dengan membaca sejarah hidup Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬dan para Khulafaur Rasyidin radhiyallahu ‘anhum.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sebagai guru dan teladan dalam
mengajarkan teori dan praktek dari seluruh ajaran yang Allah firman-kan dalam Al-Quran.

Allah telah memerintahkan kita untuk mengikuti Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬. Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬juga
telah memerintahkan kita agar mengikuti sunnah beliau dan sunnah para Khulafaur Rasyidin setelah
beliau dalam haditsnya yang terkenal.

Dari Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Aku berwasiat kepada kalian agar
bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, mendengar dan taat meskipun kalian dipimpin seorang budak
Habsyi. Sesungguhnya, siapa saja dari kalian yang masih hidup sesudahku, niscaya akan melihat banyak
perselisihan.

Maka, berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah para khalifah yang diberikan petunjuk (al-
Mahdiyyin) yang dibimbing kepada kebenaran (Ar-Rasyidin). Pegang teguhlah sunnah tersebut. Gigitlah
dengan gigi-gigi geraham kalian.
[Hadits riwahat Abu Dawud no. 4607 dan ini lafazhnya dan Ahmad no. 17185. Syaikh Al-Albani
menyatakan hadits ini shahih di dalam Shahih Abu Dawud no. 4607]

Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para khulafaur rasyidin serta seluruh sahabat dan umat Islam lainnya saat itu
menjalankan Islam secara keseluruhan. Islam yang mencakup aqidah dan syariah, ibadah dan muamalah
serta akhlak.

Seluruh ajaran Islam yang berkaitan dengan urusan pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan
pemerintahan, semua dijalankan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para khalifah rasyidah.

Mereka menjalankan peran sebagai pemimpin maupun rakyat, kepala keluarga atau anggota
masyarakat. Seluruh sistem hukum, politik, ekonomi, sosial dan keamanan dijalankan sesuai dengan
tuntunan Islam.

Dasar hubungan antara kaum Muslimin dengan non Muslim baik level individu ataupun negara juga
dijalankan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Islam.

Tidak ada aspek kehidupan yang telah ditentukan prinsip-prinsipnya oleh Islam yang ditinggalkan oleh
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para sahabat serta kaum Muslimin kala itu.

Tidak ada satu bagian pun dari ajaran Islam yang ditolak dan ditinggalkan. Inilah praktek yang dijalankan
oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬, para Khulafaur Rasyidin dan kaum Muslimin generasi awal yang dikenal dengan
generasi salafush shalih.

Generasi terbaik dalam Islam sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam hadits yang shahih dari
Imran bin Al-Hushain radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi ‫ﷺ‬, beliau bersabda,

‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫ ثُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَهُ ْم‬،‫َخ ْي ُر ُك ْم قَرْ نِي‬
”Sebaik-baik kalian adalah generasiku kemudian generasi sesudah itu kemudian generasi setelah itu.”
[Hadits riwayat Al-Bukhari no. 6696]

Yang dimaksud generasiku adalah para sahabat. Generasi sesudahnya adalah para tabi’in dan generasi
setelah itu adalah para tabi’ut tabi’in.[v]

‫ َأقُوْ ُل‬.‫ َوتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ ِإنَّهُ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬,‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا‬,‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫بَارَكَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
ْ ْ
‫ ِإنَّهُ ه َُو ال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬،ُ‫قَوْ لِ ْي هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬

155 Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Khutbah Kedua

‫ َأ ْشهَ ُد اَ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ وَأ ْشهَ ُد اَ َّن‬.‫ تَبَارَكَ الَّ ِذيْ َج َع َل فِي ال َّس َما ِء بُرُوْ جًا َو َج َع َل فِ ْيهَا ِس َراجًا َوقَ َمرًا ُمنِ ْيرًا‬،‫ص ْيرًا‬
ِ َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َكانَ بِ ِعبَا ِد ِه َخبِ ْيرًا ب‬
ْ
‫ق بِِإذنِ ِه َو ِس َراجًا ُمنِ ْيرًا‬ ْ
ِّ ‫ َودَا ِعيَا ِإلَى ال َح‬،‫ق بَ ِش ْيرًا َونَ ِذ ْيرًا‬ ْ
ِّ ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ ُو َرسُولُهُ الَّ ِذيْ بَ َعثَهُ بِال َح‬

‫ أما بعد‬.‫اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين‬

Mari Berislam Kaffah Bukan Setengah-Setengah

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Islam artinya penyerahan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala secara lahir dan batin. Ketundukan
total dan tulus kepada apa saja yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, berupa perintah dan
larangan.

Sebagai seorang Muslim, kita dituntut oleh Allah Ta’ala untuk masuk ke dalam Islam secara kafah, secara
menyeluruh. Kita diperintahkan untuk mengamalkan seluruh bagian dari ajaran Islam, baik dalam urusan
aqidah, syariah, ibadah, akhlak dan muamalah. Tentu saja sesuai dengan kemampuan kita.

Bila ada sebagian dari ajaran Islam yang belum bisa dilaksanakan karena ada halangan syar’i atau
ketidakmampuan, paling tidak kita terima sebagai bagian dari tuntunan yang kita yakini kebenarannya.
Jangan sampai kita menolak atau menentang satu bagian pun dari ajaran Islam karena merasa tidak
relevan lagi dengan era modern atau bertentangan dengan pandangan kebanyakan orang yang tidak
beriman, yang hari ini sedang mendominasi dunia ini.

Mereka menetapkan ukuran-ukuran baik dan buruk, benar dan salah, beradab dan biadab, sesuai
dengan pemikirannya, perasaannya dan sesuai dengan latar belakang budayanya.

Akibatnya banyak hal yang harus dijalankan oleh kaum Muslimin, oleh mereka dinilai sangat
bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka yakini. Misalnya saja, dalam pandangan HAM ala Barat,
hukuman mati adalah melanggar HAM, apa pun alasannya.

Ini jelas bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bila orang Islam meyakini ukuran
HAM semacam ini, ia beresiko menentang sebagian ajaran Islam yang memerintahkan wali korban
pembunuhan melalui pemerintahan yang sah secara syar’i untuk menjalankan hukum qishash atau
pembalasan yang setara.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ف َواَد َۤا ٌء‬


ِ ْ‫ع ۢبِ ْال َم ْعرُو‬ ْ ‫صاصُ فِى ْالقَ ْت ٰلىۗ اَ ْلحُرُّ بِ ْالحُرِّ َو ْال َع ْب ُد بِ ْال َع ْب ِد َوااْل ُ ْن ٰثى بِااْل ُ ْن ٰثىۗ فَ َم ْن ُعفِ َي لَهٗ ِم ْن اَ ِخ ْي ِه ش‬
ٌ ‫َي ٌء فَاتِّبَا‬ َ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكت‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ْالق‬
١٧٨ – ‫ك فَلَهٗ َع َذابٌ اَلِ ْي ٌم‬ َ ِ‫ْف ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو َرحْ َمةٌ ۗفَ َم ِن ا ْعت َٰدى بَ ْع َد ٰذل‬
ٌ ‫اِلَ ْي ِه بِاِحْ َسا ٍن ۗ ٰذلِكَ ت َْخفِي‬

”Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qishash berkenaan dengan
orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya,
perempuan dengan perempuan.

Tetapi barangsiapa memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik, dan
membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu adalah keringanan dan
rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang
sangat pedih.”
ِ ‫اص َح ٰيوةٌ ٰيّٓاُولِى ااْل َ ْلبَا‬
١٧٩ – َ‫ب لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ن‬ ِ ‫ص‬َ ِ‫َولَ ُك ْم فِى ْالق‬

Dan dalam qishash itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu
bertakwa. [Al-Baqarah: 178-179]

Allah Ta’ala juga berfirman,

٣٣ – ‫ف فِّى ْالقَ ْت ۗ ِل اِنَّهٗ َكانَ َم ْنصُوْ رًا‬ ٰ


ِ ‫ظلُوْ ًما فَقَ ْد َج َع ْلنَا لِ َولِي ِّٖه س ُْلطنًا فَاَل يُس‬
ْ ‫ْر‬ ِّ ۗ ‫س الَّتِ ْي َح َّر َم هّٰللا ُ اِاَّل بِ ْال َح‬
ْ ‫ق َو َم ْن قُتِ َل َم‬ َ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬

Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu
(alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi
kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan.
Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan. [Al-Isra’: 17]

Penentangan dan penolakan terhadap hukum qishash akan menghilangkan hikmah disyariatkannya
hukum qishash yang Allah tegaskan dalam ayat tadi, yaitu dalam qishash itu ada jaminan kehidupan bagi
manusia.

Bila hukum qishash ditiadakan maka sirna sudah jaminan kehidupan umat manusia. Orang sangat rentan
dihilangkan nyawanya karena orang begitu ringan menghilangkan nyawa orang lain hanya karena hal-hal
sepele atau dendam.

Puluhan nyawa melayang setiap bulannya, ratusan setiap tahunnya karena pembunuhan. Orang yang
berjiwa rusak dan tidak mampu mengendalikan amarahnya, tanpa ragu dan takut akan menghilangkan
nyawa orang lain yang dia benci dan musuhi. Mereka tahu persis, mereka tidak akan dihukum mati.

Akibatnya, ancaman kehilangan nyawa sangat potensial terjadi kapan saja, oleh siapa saja . Anak
terhadap orang tua, teman terhadap sahabatnya, di antara tetangga , di antara suami dan istri.
Lain halnya saat setiap orang tahu bila mereka menghilangkan nyawa orang lain secara zhalim maka
konsekwensinya nyawanya juga bakal melayang, bila terbukti di pengadilan secara sah dan meyakinkan
telah melakukan pembunuhan.

Mereka pasti berfikir sekian kali jika hendak membunuh orang lain secara zhalim. Sayangnya,
kebanyakan manusia tidak mengetahui bahwa Allah Ta’ala jauh lebih penyayang kepada makhluk-Nya
melebihi sayangnya seorang ibu kepada anaknya sebagaimana sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬.

Sehingga mereka menolak sebagian dari perintah Allah yang mereka anggap merugikan mereka atau
bertentangan dengan pemikiran dan pandangan mereka.

Padahal pengetahuan mereka itu sempit dan terbatas terhadap hakikat jiwa manusia dan apa saja yang
paling maslahat untuk kehidupan umat manusia di segala tempat dan zaman.

Allah lebih tahu apa yang paling bermaslahat buat kehidupan umat manusia karena Dialah yang
menciptakan seluruh umat manusia di seluruh penjuru dunia, sejak dari masa Nabi Adam ‘alaihis salam
hingga manusia terakhir yang bertemu hari kiamat.

Allah Mahatahu apa saja telah terjadi dan akan terjadi hingga hari kiamat. Oleh karena itu, Allah Ta’ala
berfirman tentang orang-orang yang menerima sebagian dari al-kitab dan menolak sebagian yang lain
dalam surat Al-Baqarah: 85-86.

ٓ
ُ ‫ب َو َما هّٰللا‬
ِ ۗ ‫ي فِى ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا ۚ َويَوْ َم ْالقِ ٰي َم ِة ي َُر ُّدوْ نَ اِ ٰلى اَ َش ِّد ْال َع َذا‬ َ ِ‫ْض فَ َما َج َز ۤا ُء َم ْن يَّ ْف َع ُل ٰذل‬
ٌ ‫ك ِم ْن ُك ْم اِاَّل ِخ ْز‬ ِ ‫ْض ْال ِك ٰت‬
ٍ ۚ ‫ب َوتَ ْكفُرُوْ نَ بِبَع‬ ِ ‫اَفَتُْؤ ِمنُوْ نَ بِبَع‬
ُ
َ‫– بِغَافِ ٍل َع َّما تَ ْع َملوْ ن‬

Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka
tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan
dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan
Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

ٰۤ ُ
َ ‫ول ِٕىكَ الَّ ِذ ْينَ ا ْشت ََر ُوا ْال َح ٰيوةَ ال ُّد ْنيَا بِااْل ٰ ِخ َر ِة ۖ فَاَل يُخَ فَّفُ َع ْنهُ ُم ْال َع َذابُ َواَل هُ ْم يُ ْن‬
٨٦ – ࣖ َ‫صرُوْ ن‬ ‫ا‬
Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Maka tidak akan
diringankan azabnya dan mereka tidak akan ditolong.

Ayat ini memang berkenaan dengan orang-orang Yahudi. Namun bila umat Islam melakukan kesalahan
yang sama maka hukumannya juga sama.

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah menjelaskan banyak pelajaran dari ayat-ayat ini, di
antaranya adalah:

Umat Islam akan mengalami kehinaan di dunia dan adzab di akhirat bila menjalankan sebagian hukum
syariat dan mengabaikan sebagian hukum syariat yang lain.

Kafirnya orang yang pilih-pilih hukum syariat. Ia hanya mau melakukan yang sesuai dengan kepentingan
dirinya dan hawa nafsunya dan tidak mau melakukan yang tidak sesuai dengan kepentinganya dan hawa
nafsunya.

Kafirnya orang yang tidak mau menegakkan agama Allah karena berpaling darinya dan tidak
mempedulikannya.[vi]

Dalam tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah disebutkan sejumlah pelajaran dari ayat- ayat tersebut di
antaranya:

Wajib beriman kepada segala yang datang dari sisi Allah Ta’ala tanpa dipilah-pilah.

Ditetapkannya siksaan bagi orang yang beriman kepada sebagian dari apa saja yang datang dari sisi Allah
dan mengingkari sebagian lainnya.[vii]

155 Kumpulan Khutbah Jumat Singkat

Doa Penutup

Kita berlindung kepada Allah dari menjadi orang yang beriman kepada sebagian kitab dan menolak
sebagian yang lain.

Semoga Allah Ta’ala memberi petunjuk dan taufik kepada kita semua untuk menjadi muslim kaffah
dengan menerima semua isi al-Quran dan menjalankannya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
‫صلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي يَآَأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬ ‫ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ يُ َ‬

‫َّاش ِد ْينَ ْال َم ْه ِديِّ ْينَ َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِع ْينَ َو َم ْن َسا َر َعلَى نَه ِْج ِه ْم َوطَ ِر ْيقَتِ ِه ْم ِإلَى‬ ‫الَّلهُ َّم َ‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬
‫ار ْك َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َعلَى ُخلَفَاِئ ِه الر ِ‬
‫ك يَاَأرْ َح َم الر ِ‬
‫َّاح ِم ْينَ‬ ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬
‫يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن َوارْ َ‬

‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َماتِ اَألحْ يَآ ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا ِ‬
‫ت‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ َم ِجيْبُ ال َّدع ََوا ِ‬
‫ت‬ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬

‫ك َأجْ َم ِعينَ‬
‫ب ال َّسالَ َم َواَألمْنَ لِ ِعبا ِد َ‬
‫الحقِّ‪َ ،‬وا ْك ِسرْ َشوْ َكةَ الظَّالِ ِمينَ ‪َ ،‬وا ْكتُ ِ‬
‫صفُوْ فَهُ ْم‪َ ،‬وَأجْ ِم ْع َكلِ َمتَهُ ْم َعلَى َ‬
‫اللَّهُ َّم َأ ِع َّز اِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪َ ،‬و َوحِّ ِد اللَّهُ َّم ُ‬

‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ و َد ِّمرْ َأ ْع َدآَئنَا َوَأ ْعدَآ َء‬ ‫اللَّهُ َّم َأ ِع َّز اِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ كَ َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَادَكَ ْال ُم َوحِّ ِد ْينَ ْال ُم ْخلِ ِ‬
‫ص ْينَ َو ْ‬
‫ال ِّد ْي ِن وَأ ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬
‫ك ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬

‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا َأ ْنفُ َسنَا َوِإ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ الخ ِ‬
‫َاس ِر ْينَ‬

‫ك َرحْ َمةً‪ِ ،‬إنَّكَ َأ ْنتَ َ‬


‫الوهَّابُ‬ ‫َربَّنَا ال تُ ِز ْغ قُلُوْ بَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ‬

‫َربَّنَا آتِنَا في ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفي اآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬


‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬

‫ان ِإلَى يَوْ ِم ال ّديْن‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬ ‫َو َ‬

‫َوآ ِخ ُر َد ْع َوانَا َأ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬

‫ِعبَا َد هللاِ‬

‫َر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ‬ ‫ْأ‬


‫ِإ َّن هللاَ يَ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإل حْ َسا ِن َوِإ ْيتَا ِء ِذي القُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شَا ِء َو ْال ُم ْنك ِ‬
[i] https://alimam.ws/ref/3984

[ii] Ibid.

[iii] Ibid.

[iv] Tafsir Al-Quranul ‘Azhim, Ibnu Katsir juz 1, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Beirut, 1419 H / 1998 M, cetakan
pertama, hal. 422.

[v] https://www.dorar.net/hadith/sharh/79751

[vi] Aisarut Tafasir, Abu Bakar Jabir al-Jazairi, hal. 80

[vii] Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah jilid 1, hal. 37.

Anda mungkin juga menyukai