Anda di halaman 1dari 37

PRESENTATION

Sejarah Hukum acara di


INDONESIA BESERTA
PENYELIDIKAN DAN
M A T A K U L I A H H U K U M A C A R A P I D A N A

PENYIDIKAN
Anggota
Kelompok
Aldo Fauzia Rahman Islami Herlina Az'zahra

Amanda Putri Janitra Rizky Bramantyo

Aisyah Rangkuti Taliska Putri Aurora

Destinyo Sihotang
Wildan Nurmujaddid Erfan

Muhammad Akbar Rafsanjani


Iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Daftar pembahasan
SeJARAH hukum acara pidana
iiiiiiiii

di indonesia
Sebelum dan pada saat
1 2 Setelah Kemerdekaan
zaman penjajahan

Setelah Undang-Undang
3 4 Setelah Undang-Undang
Darurat Nomor 1 Tahun
1951 Nomor 8 Tahun 1981

Rancangan Perubahan
5
KUHAP
---------------------------------
--------
SAAT ZAMAN PENJAJAHAN
-------- SEBELUM DAN PADA ---------
Wardiere Inc.
SEBELUM MASA
SEBELUM ABAD
KOLONIAL
16
KERAJAAN HINDU

Pada masa ini badan pengadilan termasuk kewenangan untuk mengadili


berada di bawah kedaulatan mutlak raja, meskipun dalam lingkup lebih
kecil kepala adat atau daerah menjadi hakim perdamaian.

KERAJAAN ISLAM

Setelah masuknya agama Islam, mulailah diberlakukannya hukum Islam untuk


menyelesaikan masalah hukum di antara penduduk. Pada masa ini, mulai
diadakan pembedaan antara masalah pidana dan masalah perdata.
?
pada masa kolonial
abad 16 - 17 agustus
BELANDA

1945
Hukum yang berlaku di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh Belanda yang
datang ke Indonesia di mana mulai diberlakukannya hukum tertulis di
Indonesia

PERANCIS
Pada saat Belanda dijajah Perancis, diberlakukanlah hukum Perancis di
Belanda yang berdampak pada keberlakuan hukum tersebut di Indonesia
sebagai negara jajahan Belanda

INGGRIS
Ada pembaharuan dari hukum Belanda terutama pada era Daendels. Sistem
peradilan berorientasi pada besar kecilnya kesalahan, bukan didasarkan atas
warna kulit (ras). Pengadilan yang dilaksanakan oleh para bupati ditiadakan karena
akan menimbulkan dualisme dalam hukum

JEPANG
Tidak ada perubahan dalam peraturan perundang-undangan kecuali dalam hal
dihapusnya peradilan bagi golongan Eropa
?
---------------------------------
--------
KEMERDEKAAN
-------- SETELAH ---------
Wardiere Inc.
iiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Undang-Undang Dasar 1945 langsung
diberlakukan sebagai sumber hukum tertinggi. Dalam Pasal II Aturan
Peralihan UUD 1945 menyatakan bahwa segala lembaga negara dan
peraturan hukum yang ada pada waktu itu masih tetap berlaku selama
belum ada penggantinya, sehingga Hukum Pidana Pemerintahan Jepang
masih berlaku di Indonesia.

pemerintah Indonesia kemudian melakukan unifikasi Hukum Pidana dengan


?
mengeluarkan Undang-Undang nomor 1 tahun 1946 termuat dalam Berita Republik
Indonesia II nomor 9 tentang hukum pidana yang berlaku di Republik Indonesia,
yang isinya sebagai berikut:
• Mencabut berlakunya semua peraturan hukum pidana yang dikeluarkan oleh
pemerintah Jepang.
• Mencabut semua peraturan hukum pidana yang dikeluarkan oleh Panglima
Tertinggi Balatentara Hindia Belanda.
?
• Peraturan-peraturan hukum pidana yang masih tetap dan terus berlaku di
Republik Indonesia adalah peraturan hukum pidana yang dikeluarkan oleh
pemerintah Hindia Belanda tahun 1915.
• Merobah kata Nederlandsche-Indie atau Nederlandschen-Indisch dalam
peraturan hukum pidana yang masih berlaku menjadi kata Indonesia atau
Indoneseschen.
• Merubah nama Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch-Indie menjadi
Wetboek van Strafrecht dan selanjutnya diterjemahkan menjadi Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana.
• Semua kata Nederlandsch Ondordaan dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana diganti dengan Warga Negara Indonesia.
• Mencabut atau merubah beberapa pasal dari Kitab Undang-Undang
Hukum pidana.
• Memuat beberapa tindak pidana baru.
• Menetapkan bahwa Undang-Undang ini berlaku buat pulau Jawa dan
Madura mulai tanggal 26 Pebruari 1946.
--------------------
---------------------------------
--------
UNDANG-UNDANG DARURAT NO 1 TAHUN 1951
-------- SETELAH ---------
Wardiere Inc.

II
II
AHsETELAH
RIS
Setelah pembubaran RIS, untuk
mengatasi kebingungan dengan terkait
tata pemerintahan, maka dibuat
peraturan baru mengenai pengadilan

sETELAH
yang meliputi seluruh wilayah

RIS
Indonesia dengan Undang-Undang
Darurat Nomor 1 Tahun 1951. Undang-
undang ini menghapuskan badan
pengadilan sebelumnya dan

sETELAH
RIS
mengembalikan tempat kedudukan
pengadilan tinggi dengan badan
peradilan yang meliputi:
Pengadilan Negeri
Mahkamah Agung
Berwenang mengadili perkara perdata
Bertugas untuk melakukan
dan pidana, dengan hukum acara yang
pengawasan tertinggi pengadilan
berlaku adalah HIR untuk wilayah Jawa
di bawahnya, mengadili semua
dan Madura.
perselisihan tentang kekuasaan
Pengadilan Tinggi mengadili, serta memberikan
Bertugas memeriksa di tingkat kedua pertimbangan dan laporan
perkara pidana dan perdata sepanjang tentang hukum apabila diminta
--------
dimintakan banding serta pemeriksaan
prorogasi. Dengan hukum yang berlaku
oleh pemerintah. Dengan hukum
acara yang digunakan diatur
adalah HIR dan juga Reglement op de dalam Undang-Undang
Strafvordering (RV) untuk pemeriksaan Mahkamah Agung.
---------------------------------
ulang.
---------------------------------
--------
UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1981
-------- SETELAH ---------
Wardiere Inc.

II
II
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 (LNRI
1981 Nomor 76, TLNRI Nomor 3209) disahkan
sebagai Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP) pada tanggal 31 Desember
1981. Kehadiran KUHAP salah satunya
digunakan untuk mengoreksi praktik peradilan
di bawah aturan HIR yang dianggap kurang
memperhatikan mengenai hak asasi manusia,
sehingga KUHAP hadir untuk memberikan
legislasi hak asasi kepada tersangka atau
terdakwa untuk membela kepentingannya di
dalam proses hukum.
IIII
IIII
Tentang HIR
Herziene Inlandsch Reglement (HIR) merupakan dasar dari hukum acara baik pidana
maupun perdata yang diberlakukan terhadap penduduk Pribumi di Jawa dan Bali pada
masa hindia belanda. Setelah Indonesia merdeka HIR masih digunakan, hingga
akhirnya pada tahun 1981 HIR diganti dengan (KUHAP).
Dasar hukum mengenai keberlakuan HIR diatur dalam:
• Staatblad No. 16 tahun 1848 (Era Kolonial)
• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1942 (Era Kependudukan Jepang)
• Undang-Undang Darurat No. 1 Tahun 1951 (Pasca Kemerdekaan)
HIR menganut sistem campuran. Adapun ciri dari sistem campuran
yaitu:
• Jaksa penuntut umum baik sebagai penyidik atau sebagai penuntut
umum memiliki peranan yang besar.
• Persidangan terbuka
• Terdakwa dan penasehat hukumnya dapat mempelajari berkas
perkara sebelum pengadilan dimulai.
Alasan HIR diganti dengan KUHAP
• HIR perlu dicabut karena tidak sesuai dengan cita-cita hukum nasional tercantum
dalam Tambahan Lembaran Negara No. 76 Tahun 1981. Diperlukannya undang-
undang dengan ciri kodifikatif dan unifikatif berdasarkan pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 untuk menggantikan HIR.
• HIR kurang memperhatikan hak asasi manusia yang dimiliki oleh tersangka atau
terdakwa yakni hak untuk membela kepentingannya serta hak perlindungan harkat
--------
dan martabatnya di dalam proses hukum. HIR hanya memiliki tujuan untuk mencapai
ketertiban dan kepastian hukum, sehingga dibutuhkan KUHAP yang membawa sistem
peradilan pidana yang diletakan diatas dasar humanisme.
• KUHAP disebut bermuatan Integrated Criminal Justice System (ICJS) karena memiliki
-------------------------------
mekanisme kerja yang terintegrasi dan erat antar komponen penegak hukum.
I I I I
I I II
I I
---------------------------------
I I II I
-------- II
KUHAP
-------- RANCANGAN ---------
Wardiere Inc.
FAKTOR PENDORONG
TERKAIT
PEMBAHARUAN
Dorongan perubahan KUHAP dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:
KUHAP
Setelah KUHAP disahkan, Indonesia banyak
mengesahkan berbagai kovenan internasional
yang berkaitan dengan proses peradilan pidana

Perkembangan negara maju yang melakukan


revisi terhadap hukum acara pidana

Kritik terhadap KUHAP yang diundangkan sejak


1981
KUHAP
RANCANGAN PERUBAHAN
Rancangan KUHAP yang masih mengalami perubahan
berkali-kali diharapkan dapat menjawab beberapa
permasalahan penting, yaitu:

• Hakim pemeriksa pendahuluan sebagai pengganti


lembaga praperadilan
• Jangka waktu penahana
• Pola hubungan penyidik dan penuntut umum
• Sistem penyelesaian perkara di luar pengadilan

Rancangan KUHAP membawa sistem peradilan


pidana Indonesia yang lebih menempatkan
HAM sebagai fondasi utama.
PENYIDIKAKAN DAN
pENYELIDIKAN
Iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Daftar pembahasan
PENYelidikan
iiiiiiiii

Definisi Penyelidikan dan


1 3 Penyelidik diluar POLRI
penyelidik

2 Kewenangan Penyelidik
Definisi penyelidikanPenyelidik
dan
PENYELIDIKAN
Pasal 1 Angka 5 NO 8/1981 Tentang Hukum Acara Pidana
KUHAP bahwasannya Penyelidikan adalah
serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya
dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini.
PENYELIDIK
Pasal 1 Angka 4 UU NO 8/1981 Tentang Hukum Acara
Pidana KUHAP, Penyelidik adalah pejabat polisi
negara Republik Indonesia yang diberi wewenang
oleh undang-undang ini untuk melakukan
penyelidikan.
WEWENANG PENYELIDIK
Pasal 5 ayat (1) huruf a UU No.
8/1981 (KUHAP)

Laporan dan Aduan Keterangan dan Bukti Pemberhentian Tindakan Lain


Menerima laporan atau Mencari keterangan dan Menyuruh berhenti Mengadakan tindakan lain
pengaduan dari seseorang barang bukti yang cukup agar seseorang yang dicurigai menurut hukum yang
tentang adanya tindak pidana kasus dapat dilanjutkan ke dan menanyakan serta bertanggung jawab
tahap penyidikan. memeriksa tanda pengenal
diri
WEWENANG PENYELIDIK
Berdasarkan Perintah Penyidik Pasal 5 ayat (1) huruf b UU
No. 8/1981 (KUHAP)

Penangkapan, larangan Pengambilan sidik


meninggalkan Pemeriksaan dan penyitaan Membawa dan
jari dan pemotretan
tempat,penggeledahan,pe surat menghadapkan
seseorang
nahanan seseorang pada
penyidik
AS HAM KOMNAS HAM KO
Penyelidik diluar polri
KOMNAS HAM (UU NO.26/2000 TENTANG
PENGADILAN HAM INDONESIA)
KPK, KEJAKSAAN (UU NO.30/2002
TENTANGKOMISI PEMBERANTASAN TINDAK

HAM
PIDANA
TINDAK KORUPSI)
PIDANA KELAUTAN & PERIKANAN: TNI AL,
PNS PERIKANAN (UU. NO.31/2004 TENTANG
PERIKANAN)
TINDAK PIDANA IMIGRASI: PNS IMIGRASI
TINDAK PIDANA LINGKUNGAN: BAPEDAL (UU
NO.23/1997)
TINDAK PIDANA KEHUTANAN: PNS KEHUTANAN
(UU NO.41/1999)
Iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Daftar pembahasan
PENYidikan
iiiiiiiii

Definisi Penyidikan dan


1 3 Penyidik diluar POLRI
penyidik

2 Kewenangan penyidik
Definisi penyidikanpenyidik
dan
PENYIDIKAN
Pasal 1 angka 2 KUHAP disebutkan Penyidikan adalah
serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak
pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya

PENYIDIK
Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik
Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
untuk melakukan penyidikan.
PENYIDIK PEMBANTU
WEWENANG PENYidik Wewenang (Pasal I KUHAP):
• Penyidik Pembantu memiliki wewenang
PENYIDIK PENUH
yang sama dengan Penyidik Penuh,
Wewenang (Pasal 7 Ayat (1) KUHAP):
kecuali mengenai penahanan harus
• Menerima laporan atau pengaduan dari seorang
mendapatkan pelimpahan wewenang
tentang adanya tindak pidana;
dari penyidik
• Melakukan tindakan pertama pada saat di
tempat kejadian;
• Menyuruh berhenti seorang tersangka dan PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
memeriksa tanda pengenal diri tersangka; Wewenang (Pasal 7 Ayat 2 KUHAP);
• Melakukan penangkapan, penahanan, • Wewenang Penyidik PNS sesuai dengan
penggeledahan dan penyitaan; undang-undang yang menjadi dasar
• Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; hukumnya.
AS HAM KOMNAS HAM KO
Penyidik diluar polri
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Persyaratan (Pasal 3A PP Nomor 58 Tahun 2010):


• Masa kerja sebagai pegawai negeri sipil paling singkat 2
(dua) tahun;
• Berpangkat paling rendah Penata Muda/golongan III/a;

HAM
• Berpendidikan paling rendah sarjana hukum atau sarjana
lain yang setara; dst.
• Penyelidikan Tindak Pidana Korupsi (KPK) (Pasal 11 UU KPK)
• Penyelidikan Tindak Pidana Narkotika (BNN) (Pasal 71 UU No. 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika)
• Penyelidikan Tindak Pidana Pelanggaran HAM Berat (Komnas HAM)
(Pasal 18 UU No. Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM)
• Korupsi oleh kejaksaan, dan KPK
• Penyalahgunaan narkotika kepolisian, BNN, dan Penyelidik Pegawai
Negeri Sipil
·
DEFINISI DEFINISI DEFINISI
Proses penyelidikan dan
Laporan dan penyidikan

DEFINISI DEFINISI
Pengaduan
laporan merupakan mekanisme
pemberitahuan yang dilakukan oleh
seseorang untuk semua delik biasa

pengaduan yakni permohonan oleh


pihak tertentu yang memiliki
kepentingan ataupun yang merasa
dirugikan kepada pejabat berwenang
atas delik aduan
prosesproses proses proses proses
Penyelidikan
Mencari Keterangan dan Barang Bukti
Pasal 12 Perkap No. 14/2012
- Pengelolaan TKP
- Pengamatan
- Wawancara
- Pembuntutan
- Penyamaran
- Pelacakan
-Penelitian dan analisis dokumen dengan sasaran
orang, benda atau tempat, peristiwa, dan kegiatan.
Mencari
Membuat Laporan Hasil Penyelidikan
Pasal 13 Perkap No. 14/2012
- Ditujukan kepada pejabat pemberi perintah
- Disampaikan secara tertulis atau lisan
- Ditindaklanjuti dengan laporan tertulis paling lambat 2x24 jam
prosesproses proses proses proses
Penyidikan
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Melakukan Tindakan-Tindakan Sesuai
Kewenangan Penyidik dalam rangka
mengumpulkan bukti-bukti dan menemukan
tersangka

• Pemeriksaan
• Melakukan upaya paksa yang diperlukan
• menetapkan tersangka
• membuat berita acara atas segala tindakan penyidikan
• melakukan gelar perkara untuk tindakan tertentu
• menyerahkan berkas perkara
• menghentikan penyidikan
IIIIIIII
IIIIIIII
Perbedaan penyelidikan dengan

II
penyidikan

Penyidikan
• adanya penetapanTersangka
• sudah ada tindak pidana
• Boleh adanya upaya paksa
Penyelidikan

• Belum ada Tersangka


• Belum diputuskan adanya tindak
pidana
• Belum Boleh ada upaya paksa
IIIIIIII
IIIIIIII
Koordinasi antar Penyidik

II
Penyelidik Polri dengan penyidik PNS
Pasal 7 Ayat 2 KUHAP mengatur bahwa dalam hal pelaksanaan tugas, penyidik PPNS
(Penyelidik Pegawai Negeri Sipil) berada dalam pengawasan dan di bawah koordinasi
penyidik Polri.
• Memberi petunjuk kepada penyidik Polri (Pasal 107 ayat (1)).
• PPNS melaporkan penyidikan kepada penyidik Polri (Pasal 107 ayat (2)).
• PPNS menyerahkan berkas hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui
penyidik Polri (Pasal 107 ayat (3)).
• PPNS memberitahukan penghentian penyidikan kepada penyidik Polri dan
penuntut umum (Pasal 109 ayat (3)).
IIIIIIII
IIIIIIII
Koordinasi antar Penyidik

II
Penyelidik Polri dengan penyidik diluar polri
· Koordinasi
· Terlihat pada Pasal 84 UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, dimana dalam
melakukan penyedikan, penyidik Polri memberitahukan secara tertulis dimulainya
penyidikan kepada penyidik BNN dan begitu pula sebaliknya
· Supervisi
· Pada Pasal 10 Undang-Undang No. 19 Tahun 2019 Tentang perubahan kedua atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, bahwa KPK melakukan tugas supervisi
dilakukan dengan wewenang untuk melakukan pengawasan, penelitian, atau
penelahaan terhadap instansi yang tugas dan wewenangnya berkaitan dengan
pemberantasan tindak pidana korupsi
Proses Penyelidikan dan Penyidikan
· Laporan atau Aduan Dugaan Tindak Pidana
Laporan yang merupakan dasar dari dilakukannya penyidikan yang diberita
IIIIIIII
IIIIIIII
Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam

II
Upaya Paksa
Penyidikan
· Sangat melanggar HAM, sehingga penggunaan upaya paksa harus dihindari
l· Semakin banyak dilakukan upaya paksa, maka semakin jelek proses peradilan
pidana tersebut
· Berdasarkan asas necessary/diperlukan atau tidak Penangkapan.
Penggeledahan, penahanan merupakan bentuk upaya paksa. Upaya paksa dalam hal
ini melanggar HAM, namun diberikan wewenang oleh Undang-Undang yang dalam hal
ini KUHAP.
Penangkapan. Penggeledahan, penahanan haruslah dilakukan pada tahap penyidikan
dan bukan pada tahap penyelidikan
Memanggil saksi/ahli sudah termasuk dalam upaya paksa, maka dari itu diperlukan izin
dari pengadilan terkait hal tersebut
DAFTAR
Annisa, Febrina dan Yetisma Saini, Hukum Acara Pidana. Cet. 1. Sumatera Barat:
PUSTAKA
LPPM Universitas Bung Hatta, 2022.

Siti Maimana Sari Ketaren, Alvi Syahrin, Dkk. “Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(Ppns) Perpajakan Dan Penyidik Polri Dalam Penanganan Tindak Pidana”. USU Law
Journal, Vol.II-No.2 (Nov-2013 . halaman 62-63.

Zikry, Ichsan, Aristo M.A. Pangaribuan, dan Arsa Mufti. Pengantar Hukum Acara Pidana di
Indonesia. Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2020.

CNC. "Tahapan Prosedur Perkara Pidana"


https://menuruthukum.com/2019/12/03/tahapan-prosedur-perkara-pidana/

Anda mungkin juga menyukai