Anda di halaman 1dari 22

TENTARA NASIONAL INDONESIA

MARKAS BESAR No. 101.05-0935201

POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN
KODIFIKASI MATERIIL SISTEM NOMOR
SEDIAAN NASIONAL DI LINGKUNGAN
TENTARA NASIONAL INDONESIA

DISAHKAN DENGAN PERATURAN PANGLIMA TNI


NOMOR 23 TAHUN 2016
TENTARA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


NOMOR 23 TAHUN 2016
TENTANG
POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN KODIFIKASI MATERIIL
SISTEM NOMOR SEDIAAN NASIONAL
DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa u n tu k m elaksanakan tugas dan fungsi pertahanan


negara TNI bertum pu pada kesiapan materiil alutsista dan
nonalutsista dengan didukung oleh pembinaan materiil yang
optimal;

b. bahwa pembinaan materiil yang berkesinam bungan


memerlukan suatu sistem baku berupa sistem kodifikasi
materiil sebagai kelengkapan manajemen logistik dalam rangka
m em pertahankan tingkat kesiapan alutsista dan nonalutsista;

c. bahwa kodifikasi materiil di lingkungan TNI perlu diatur


dengan suatu pedoman dalam bentuk Peraturan Panglima TNI
agar dapat terselenggara secara efektif dan efisien;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dim aksud


dalam huruf a, h uruf b, dan h uruf c perlu m enetapkan
Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia tentang Pokok-
pokok Penyelenggaraan Kodifikasi Materiil Sistem Nomor
Sediaan Nasional di L ingkungan T en tara N asional
Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4169);
2

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tam bahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara


Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4439);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2012 tentang Industri


Pertahanan (Lembaran Negara Republik Indonesia T ahun 2012
Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5343);

5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan


B arang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa
kali dan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun
2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan B aran g /Jasa
Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


PER/07/M .PA N/5/2007 tentang Jab atan Fungsional Kataloger
dan Angka Kreditnya;

7. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor P E R /18/M /X /2007


tentang Pokok-Pokok Pembinaan Materiil di Lingkungan
Departemen Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia;

8. Peraturan Bersama Menteri Pertahanan dan Kepala Badan


Kepegawaian Negara Nomor PE R /05/M /IV /2008 dan Nomor
9A Tahun 2008 tentang Jab atan Fungsional Kataloger dan
Angka Kreditnya;

9. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 17 Tahun 2011 tentang


Pedoman Pelaksanaan Pengadaan B aran g /Jasa di Lingkungan
Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 551)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pertahanan Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 17 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan B aran g /Jasa di Lingkungan
Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 629);

10. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 4 Tahun 2014 tentang


Pokok-Pokok Penyelenggaraan Kodifikasi Materiil Sistem
Nomor Sediaan Nasional di Lingkungan Kemhan dan TNI;
3

11. Peraturan Panglima TNI Nomor 43 Tahun 2015 tentang


Pembentukan Produk Hukum di Lingkungan Tentara Nasional
Indonesia;

MEMUTUSKAN:

M e n e ta p k a n : PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA TENTANG


POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN KODIFIKASI MATERIIL SISTEM
NOMOR SEDIAAN NASIONAL DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL
INDONESIA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Panglima ini yang dimaksud dengan:

1. Kodifikasi adalah sistem yang baku u n tu k m em bentuk bahasa


perbekalan tunggal (single supply language) dalam
mengidentifikasi, mengklasifikasi, memberi nomor dan
m encatat sum ber pabrikan serta memelihara data terkini dari
materiil bekal u n tu k kelengkapan data manajemen logistik.

2. Nomor Sediaan Nasional yang selanjutnya disingkat NSN


adalah kode materiil berupa 13 (tiga belas) digit num erik yang
bersifat unik terdiri atas grup kelas, kode negara dan nomor
identifikasi yang ditetapkan oleh National Codification Bureau,
u n tu k Indonesia ditetapkan oleh Pusat Kodifikasi Badan
Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan sebagai National
Codification Bureau Indonesia.

3. National Codification Bureau yang selanjutnya disingkat NCB


adalah Badan Kodifikasi Nasional di suatu negara yang diberi
wewenang oleh A C /135 sebagai penghubung antarsesam a NCB
dan an tara NCB dengan Badan Kodifikasi Internasional,
bertanggung jawab atas pengelolaan data kodifikasi nasional
dan bertindak sebagai pu sat rujukan data kodifikasi materiil.

4. Kodifikasi Materiil Sistem NSN adalah rangkaian kegiatan


mulai tahapan pemberian nam a buku, klasifikasi, identifikasi
dan penomoran materiil u n tu k m em bentuk bahasa perbekalan
tunggal (single supply language) dengan prinsip satu materiil
satu NSN sehingga dapat digunakan dalam kelengkapan data
manajemen logistik.
4

5. Kataloger adalah personel anggota Tentara Nasional Indonesia


dan Pegawai Negeri Sipil yang m elaksanakan tugas sebagai
pengelola sistem kodifikasi materiil pertahanan berlandaskan
pada sistem NSN dengan latar belakang pendidikan, dan
latihan serta pengalaman yang memadai sehingga dapat
m elaksanakan tugasnya dengan mahir (profesional) sesuai
dengan tingkatan yang disandangnya.

6. Materiil bekal/item o f supply adalah materiil {part/ end item)


hasil produksi pabrikan dan telah dinyatakan memenuhi
syarat untuk menjadi bekal keperluan logistik dan
kemungkinan pengadaannya berulang.

7. Materiil Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut materiil


adalah sem ua materiil yang sudah dimiliki dan digunakan oleh
Tentara Nasional Indonesia serta materiil lain yang secara
langsung belum digunakan nam un dalam keadaan darurat
dengan atau tanpa modifikasi dapat dikerahkan dalam rangka
mendukung pertahanan negara.

8. Pelaksana kodifikasi materiil di lingkungan TNI adalah Mabes


TNI dan Mabes Angkatan, yang diberi tugas, kewajiban, dan
wewenang serta tanggung jawab menyelenggarakan kegiatan
kodifikasi materiil.

9. Pengguna kodifikasi materiil adalah pembina materiil di


lingkungan TNI yang m enggunakan/m em anfaatkan hasil
kodifikasi materiil dalam rangka pengelolaan logistik.

10. Pabrikan adalah su atu badan usaha milik negara atau


perusahaan, firma, korporasi yang menetapkan karakteristik,
desain dari produksi barang dengan bantuan gambar teknis,
spesifikasi, dan pengawasan produk.

11. Distributor/pemasok adalah penyedia materiil yang m em asok/


menyediakan materiil dalam proses pengadaan untuk
kebutuhan pertahanan negara.

12. Badan Kodifikasi Intem asional yang selanjutnya disebut


A C /135 adalah Grup Direktur Kodifikasi Nasional dari negara-
negara yang tergabung dalam Organisasi Kodifikasi
Intem asional yang beroperasi dan berm arkas di Grand Duchy,
Luxembourg, dan bertugas m em buat dan m elaksanakan
kebijakan Sistem Kodifikasi NATO/NATO Codification System
(NCS).
5

13. Pembina Materiil adalah pejabat yang berwenang m elaksana-


kan pembinaan materiil yang meliputi segala usaha, pekerjaan
dan kegiatan tentang perencanaan, pengorganisasian,
pengerahan, pengendalian dan pengawasan terhadap d aur
hidup materiil di lingkungan TNI.

14. Kode Pabrik/ Commercial and Government Entity (CAGE) adalah


nomor yang khas terdiri atas 5 (lima) digit num erik atau
gabungan alpha numerik yang ditetapkan oleh Pusat Kodifikasi
B aranahan Kemhan bagi industri pertahanan (perusahaan,
pabrik dan distributor).

15. Permanent System Control Number yang selanjutnya disingkat


PSCN adalah kode sem entara berupa 13 (tiga belas) digit alpha
num erik yang ditetapkan oleh NCB untuk materiil bekal dari
luar negeri yang belum memiliki NSN.

16. Industri Pertahanan adalah industri nasional yang terdiri atas


badan usaha milik negara dan badan usaha milik sw asta baik
secara sendiri m aupun berkelompok yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk sebagian atau seluruhnya menghasilkan
alat peralatan pertahanan dan keam anan beserta jasa
pemeliharaan untuk memenuhi kepentingan strategis di bidang
pertahanan dan keam anan yang berlokasi di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

17. Interoperability adalah kemampuan suatu produk atau sistem


untuk dapat berinteraksi dengan produk atau sistem lain, kini
atau di m asa mendatang, tanpa batasan akses atau
implementasi.

18. Logistik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan


penyediaan serta pemenuhan kebutuhan bekal, materiil,
fasilitas dan jasa secara tepat, agar fungsi pelaksanaan
dukungan logistik dapat diselenggarakan secara efektif dan
efisien.

19. Spesifikasi Teknis yang selanjutnya disebut spektek adalah


data yang bersifat teknis dari suatu barang atau materiil.

20. Pengadaan B arang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut


dengan Pengadaan B arang/Jasa adalah kegiatan untuk
memperoleh barang d a n /a ta u jasa oleh kem enterian/lem baga/
satker perangkat daerah/institusi yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh barang d a n /a tau jasa.
6

21. Pemeliharaan materiil adalah segala u sah a m em pertahankan


kondisi materiil agar tetap berfungsi sebagaimana m estinya
dengan tujuan menghindarkan terjadinya kerusakan yang
lebih berat agar tetap dalam keadaan siap pakai dengan cara
mengadakan perbaikan terhadap kerusakan yang teijadi
sebelum usia pakai berakhir.

22. Penghapusan adalah tindakan m enghapus barang milik negara


dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari
pengguna barang yang berwenang u n tu k m embebaskan
pengguna barang d a n /a tau kuasa pengguna barang dari
tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada
dalam penguasaannya.

23. Allied Codification Publication-1 yang selanjutnya disingkat


AcodP-1 adalah ketentuan kodifikasi yang diterbitkan oleh
A C /135.

24. NATO Codification System selanjutnya disingkat NCS adalah


sistem kodifikasi yang berlaku secara internasional yang
digunakan dalam rangka m endukung kebutuhan logistik
negara-negara anggota NATO dan non-NATO.

25. Akuisisi materiil adalah proses kegiatan terpadu dalam upaya


pengadaan melalui tahapan-tahapan mulai dari penentuan
kebijakan, konsep pengembangan, produksi, penggunaan serta
dukungannya hingga penghapusan dalam daur hidup materiil
bekal.

26. Klausul Kontrak Kodifikasi adalah klausul atau pasal pada


kontrak pengadaan peralatan dan suku cadang/sp a re part
yang m engharuskan penyediaan data teknik materiil un tu k
kegiatan kodifikasi, seperti gambar teknik, spesifikasi teknis
dan dokumen lainnya.

27. Illustrated Part Catalog yang selanjutnya disingkat IPC adalah


suatu katalog yang berisi ilustrasi atau gambar suatu
peralatan, seperti pesawat, kendaraan dan sebagainya, yang
mencakup subrakitan atau komponen di m ana tiap bagian
atau partnya. dilengkapi nomor index dan part number pabrik.

28. Rlustrated Part Breakdown yang selanjutnya disingkat IPB


adalah gambar an tentang materiil secara rinci dan diuraikan
sampai bagian terkecil serta dilengkapi dengan part number
dan penjelasan materiil lainnya.
7

29. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat TNI


adalah alat negara yang bertugas m em pertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan menegakkan
kedaulatan negara.

30. Panglima Tentara Nasional Indonesia selanjutnya disebut


Panglima adalah perwira tinggi militer yang memimpin TNI.

31. Badan Sarana Pertahanan Kementeriaan Pertahanan yang


selanjutnya disebut B aranahan Kemhan adalah u n su r
pendukung tugas dan fungsi Kementerian Pertahanan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Pertahanan.

32. Kementerian Pertahanan yang selanjutnya disebut Kemhan


adalah pelaksana fungsi pemerintahan di bidang pertahanan.

Pasal 2

Penyelenggaraan kodifikasi materiil dilaksanakan dengan


memperhatikan asas sebagai berikut:

a. manfaat, yaitu kodifikasi materiil diselenggarakan guna


mendukung fungsi-fungsi pembinaan materiil sepanjang d aur
hidupnya, sehingga tercapai pembinaan materiil yang berdaya
guna dan berhasil guna;

b. terpadu, yaitu kodifikasi materiil diselenggarakan secara


terpadu dalam tataran wewenang dan tanggung jawab
penyelenggara dan para pelaksana kodifikasi materiil;

c. andal, yaitu hasil kodifikasi materiil berupa katalog materiil


dapat dipertanggungjawabkan, dengan rum usan yang jelas dan
benar, m udah dimengerti, serta dapat digunakan secara tepat
guna;

d. berlanjut, yaitu kodifikasi materiil harus menjamin kelancaran


kegiatan pembinaan materiil secara berlanjut dan
berkesinambungan sehingga dapat mendukung satu an
operasional secara optimal; dan

e. ketepatan, yaitu kodifikasi materiil h arus dapat menjamin


ketepatan d ata dan informasi materiil un tu k perencanaan
kebutuhan, pengadaan, m aupun operasional materiil.
8

Pasai 3

Penyelenggaraan Kodifikasi Materiil Sistem NSN dilaksanakan


dengan prinsip sebagai berikut:

a. setiap materiil bekal yang memiliki fungsi sama diidentifikasi/


dikenali dengan satu nama seragam (baku) yang mengacu pada
ketentuan NCS;

b. setiap materiil bekal digolongkan dalam satu klasifikasi yang


seragam; dan

c. setiap materiil bekal diberikan satu nomor yang unik yaitu


NSN dengan struktur dan komposisi yang seragam, berupa 13
(tiga belas) digit angka dan d ianut oleh negara pengguna NCS,
sesuai struktu r NSN sebagaimana tercantum dalam lampiran I
yang m erupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Panglima ini.

BAB II
KETENTUAN POKOK KODIFIKASI MATERIIL

Bagian Kesatu
Kebijakan Dasar Kodifikasi Materiil Sistem NSN

P a sa i4

(1) Setiap materiil hasil kontrak pengadaan alutsista dan


nonalutsista wajib menggunakan Kodifikasi Materiil Sistem
NSN.

(2) Penerapan Kodifikasi Materiil Sistem NSN sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada AcodP-1, sesuai
dengan ketentuan kodifikasi yang dikeluarkan oleh A C /135.

(3) Penerapan Kodifikasi Materiil Sistem NSN sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh:

a. Mabes TNI;

b. Mabes Angkatan;

c. Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) Mabes TNI dan Mabes


Angkatan sebagai pembina materiil; dan

d. Satuan pemakai sebagai pengguna materiil untuk


mendukung operasional logistik secara efektif dan efisien.
9

Bagian Kedua
Sasaran Kodifikasi Materiil Sistem NSN

Pasal 5

Sasaran Kodifikasi Materiil Sistem NSN terdiri atas:

a. alutsista dan suku cadang pendukungnya hasil pengadaan


luar negeri m aupun pengadaan dalam negeri, baik hasil
pengadaan baru m aupun yang telah menjadi kekuatan organik
satuan pemakai di Mabes TNI dan Mabes Angkatan yang belum
mempunyai NSN;

b. produk industri pertahanan dari badan usaha milik negara


d an /atau badan usaha milik swasta baik secara m andiri
m aupun konsorsium /kerja sam a operasional atas penilaian
pemerintah dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pertahanan; dan

c. produk industri komponen d a n /a ta u pendukung (perbekalan)


di daerah yang dapat m endukung kebutuhan industri
pertahanan dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap
impor bahan baku dari luar negeri.

Bagian Ketiga
Klausul Kontrak Kodifikasi

Pasal 6

(1) Klausul Kontrak Kodifikasi wajib dicantumkan dan diterapkan


dalam setiap kontrak pengadaan yang dibuat dan disetujui
oleh pihak penyedia barang/produsen dan panitia pengadaan.

(2) Penerapan Klausul Kontrak Kodifikasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) wajib dilaksanakan di lingkungan TNI.

(3) Klausul Kontrak Kodifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) wajib dicantum kan di setiap pengumuman lelang alutsista
dan pendukungnya.

(4) Klausul Kontrak Kodifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) ditujukan pada:

a. pengadaan alutsista dan nonalutsista melalui pihak


penyedia barang/produsen dari dalam negeri m aupun
luar negeri; dan

b. pembelian suku cadang untuk pemeliharaan dan


perbaikan alutsista yang digunakan oleh TNI.
10

Pasal 7

Ketentuan Pelaksana Klausul Kontrak Kodifikasi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) sebagai berikut:

a. pihak pabrikan/perusahaan/distributor m endaftarkan ke


Pusat Kodifikasi B aranahan Kemhan untuk diberikan kode
pabrik/ CAGE m enurut ketentuan NCS; dan

b. calon penyedia barang/ vendor agar mencantumkan NSN untuk


setiap materiil yang ditawarkan.

Pasal 8

(1) Untuk memperoleh NSN materiil produk luar negeri


dilaksanakan sebagai berikut:

a. pihak calon penyedia barang/ vendor dapat langsung


menghubungi NCB negara produsen materiil tersebut;

b. pihak calon penyedia barang /vendor dapat m engajukan


permohonan bantuan ke Pusat Kodifikasi B aranahan
Kemhan melalui Aslog Panglima TNI/Aslog Kas Angkatan
dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut:

1. nam a materiil;

2. nomor produksi/part number,

3. spesifikasi teknis;

4. nama pabrik dan alamatnya;

5. negara produsen;

6. nomor kontrak pengadaan;

7. gambar teknik; dan

8. data teknis lainnya yang diperlukan untuk dapat


m elaksanakan kodifikasi.
11

(2) Untuk memperoleh NSN materiil hasil produksi dalam negeri


pihak calon penyedia barang/vendor dapat m em inta Pusat
Kodifikasi Baranahan Kemhan melalui Aslog Panglima TNI/
Aslog Kas Angkatan untuk m enetapkan NSN terhadap materiil
yang ditawarkan dengan melengkapi persyaratan sebagai
berikut:

a. nama materiil;

b. nomor produksi / part nu mber,

c. spesifikasi teknis / karakteristik materiil;

d. IPC/IPB;

e. nama pabrik dan alamatnya; dan

f. gambar materiil.

BAB III
PENYELENGGARAAN KODIFIKASI MATERIIL

Bagian Kesatu
Ketentuan Penyelenggaraan Kodifikasi Materiil

P a sa l9

(1) Materiil yang dikodifikasi terdiri atas:

a. materiil alutsista hasil pengadaan dalam negeri dan luar


negeri;

b. materiil bekal hasil pengadaan dalam negeri dan luar


negeri; <

c. materiil hasil produksi industri pertahanan;

d. materiil hasil produksi industri komponen d a n /a ta u


pendukung (perbekalan) di daerah; dan

e. materiil hasil produksi dalam negeri atas permintaan.

(2) Materiil yang tidak dikodifikasi terdiri atas;

a. materiil dalam proses penelitian dan pengembangan; dan

b. materiil tak bergerak.


12

Pasal 10

(1) Penyelenggaraan Kodifikasi Materiil Sistem NSN sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) berpedoman pada ketentuan
AcodP-1 dan ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Pusat
Kodifikasi B aranahan Kemhan.

(2) Materiil alutsista dan materiil bekal produksi luar negeri yang
telah digunakan oleh TNI yang belum memiliki NSN karena
keterbatasan data pendukung, dapat mengajukan NSN
sem entara menggunakan kode PSCN ke Pusat Kodifikasi
B aranahan Kemhan dengan melengkapi data sebagai berikut:

a. nomor produksi/parf number,

b. nama materiil/item;

c. tipe/model;

d. kode pabrik;

e. nomor kontrak jual beli;

f. teknis dan gambar; dan

g. alam at website dan contact person dari penyedia


barang/produsen tersebut.

(3) Kode PSCN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku


sampai NSN dari negara produsen diterima melalui Pusat
Kodifikasi B aranahan Kemhan.

Bagian Kedua
Metode Kodifikasi Materiil Sistem Nomor Sediaan Nasional

Pasal 11

Kodifikasi Materiil Sistem NSN dilaksanakan dalam 2 (dua) metode


terdiri atas:

a. Metode Kodifikasi, m erupakan kegiatan melakukan proses


pemberian NSN produk dalam negeri melalui tahapan sebagai
berikut:

1. pemberian nam a baku;

2. pengklasifikasian materiil;
13

3. identifikasi materiil; dan

4. pem berian/penetapan NSN.

b. Metode Riset, merupakan proses kegiatan untuk m encari NSN


dan melengkapi elemen data alutsista dan pendukung yang
telah menjadi organik satuan hasil produksi m anufaktur dari
luar negeri dengan menggunakan referensi yang telah
ditentukan oleh NCS.

Bagian Ketiga
Mekanisme Kodifikasi Materiil Sistem NSN

Pasal 12

Mekanisme Prosedur Kodifikasi dapat dilakukan secara m anual


m aupun menggunakan aplikasi kodifikasi dengan prosedur sebagai
berikut:

a. satuan pemakai di lingkungan Mabes TNI dan Mabes Angkatan


melaporkan pengiriman data materiil yang akan dikodifikasi ke
Slog TNI, Slogad, Disbekal, dan Dismatau;

b. Mabes TNI, Mabes Angkatan dan penyedia m ateriil/produsen


m elaksanakan pengolahan data materiil yang belum memiliki
NSN dan mengirimkan ke Pusat Kodifikasi B aranahan Kemhan
un tuk dilakukan proses kodifikasi materiil;

c. data materiil sebagaimana dimaksud pada huruf a dilengkapi:

1. nama materiil;

2. nomor produksi/part number,

3. nam a pabrikan/pem asok;

4. karakteristik/ spektek materiil;

5. IPC;

6. IPB;

7. gambar teknis/technical drawing;

8. nomor kontrak jual beli/pengadaan; dan

9. negara produsen.
14

Bagian Keempat
Pelaksana Kodifikasi Materiil Sistem Nomor Sediaan Nasional

Pasal 13

Pelaksana kodifikasi materiil di lingkungan TNI sebagai berikut:

a. Mabes TNI, dalam hal ini Staf Logistik TNI, yang selanjutnya
disebut Slog TNI, sebagai koordinator pelaksana dan
pengendali pada:

1. Satuan Komunikasi dan Elektronika TNI, yang selanjutnya


disebut Satkomlek TNI, yang bertanggung jaw ab atas
penyelenggaraan kodifikasi materiil komunikasi dan
elektronika;

2. Badan Perbekalan TNI, yang selanjutnya disebut Babek


TNI, yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kodifikasi materiil bekal um um dan bekal khusus;

3. Pusat Kesehatan TNI, yang selanjutnya disebut Puskes


TNI, yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kodifikasi materiil bekal kesehatan;

4. Badan Intelijen Strategis TNI, yang selanjutnya disebut


Bais TNI, yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kodifikasi materiil bekal khusus; dan

5. Detasemen Markas Mabes TNI, yang selanjutnya disebut


Denma Mabes TNI, yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kodifikasi materiil bekal.

b. Mabes TNI Angkatan Darat, dalam hal ini Staf Logistik TNI
Angkatan Darat, yang selanjutnya disebut Slogad, sebagai
koordinator pelaksana dan pengendali yang bertanggung jawab
atas penyelenggaraan kodifikasi materiil di lingkungan TNI
Angkatan Darat;

c. Mabes TNI Angkatan Laut dalam hal ini Dinas Perbekalan TNI
Angkatan Laut, yang selanjutnya disebut Disbekal, sebagai
pelaksana dan pengendali yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kodifikasi materiil di lingkungan TNI
Angkatan Laut; dan

d. Mabes TNI Angkatan Udara dalam hal ini Dinas Materiil TNI
Angkatan Udara, yang selanjutnya disebut Dismatau, sebagai
pelaksana dan pengendali yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kodifikasi materiil di lingkungan TNI
Angkatan Udara.
15

Pasal 14

(1) Dalam rangka pelaksanaan Kodifikasi Materiil Sistem NSN


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dilaksanakan oleh
pejabat fungsional kataloger, sesuai dengan kualifikasinya.

(2) Kualifikasi pejabat fungsional kataloger sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:

a. tingkat pelaksana, meliputi:

1. pelaksana pemula;

2. pelaksana;

3. pelaksana lanjutan; dan

4. penyelia.

b. tingkat keahlian, meliputi:

1. ahli pertama;

2. ahli muda; dan

3. ahli madya.

(3) Proses kodifikasi pada satker yang belum memiliki personel


dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tetap
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 15

Tugas dan wewenang penyelenggara Kodifikasi Materiil Sistem NSN


sebagai berikut:

a. Mabes TNI sebagai berikut:

1. m enjabarkan dan m elaksanakan kebijakan Kodifikasi


Materiil yang ditetapkan Pusat Kodifikasi B aranahan
Kemhan;
16

2. m enyusun usulan penyerahan dan perm intaan data


kodifikasi materiil ke Pusat Kodifikasi B aranahan
Kemhan; •

3. m elaksanakan koordinasi dengan Pusat Kodifikasi


B aranahan Kemhan dan instansi terkait dalam
penyelenggaraan kodifikasi; dan

4. melaporkan data materiil baik yang telah memiliki NSN


m aupun belum ke Pusat Kodifikasi Baranahan Kemhan
untuk dapat terwujudnya interoperability.

b. Mabes Angkatan sebagai berikut:

1. m enjabarkan dan melaksanakan kebijakan kodifikasi


materiil yang ditetapkan Pusat Kodifikasi B aranahan
Kemhan;

2. menyusun usulan penyerahan dan perm intaan data


kodifikasi materiil ke Pusat Kodifikasi B aranahan
Kemhan; .

3. m elaksanakan koordinasi dengan Pusat Kodifikasi


Baranahan Kemhan dan instansi terkait dalam
penyelenggaraan kodifikasi; dan

4. melaporkan data materiil baik yang telah memiliki NSN


m aupun belum ke Pusat Kodifikasi Baranahan Kemhan
untuk dapat terwujudnya interoperability.

Pasal 16

(1) Dalam hal tertentu pembina materiil di Mabes TNI dan Mabes
Angkatan dapat melakukan kegiatan kodifikasi.

(2) Kegiatan kodifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi penentuan nam a baku materiil dan klasifikasi serta
kegiatan riset data materiil dapat dilakukan oleh kataloger
yang berada di satker pelaksana kodifikasi.

(3) Kegiatan kodifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan


ayat (2) disampaikan kepada Pusat Kodifikasi B aranahan
Kemhan untu k divalidasi dan disahkan.
17

(4) Mekanisme prosedur kodifikasi baik secara m anual m aupun


menggunakan aplikasi kodifikasi sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai alur proses penyelenggaraan
kodifikasi materiil di lingkungan Kemhan dan TNI sebagaimana
tercantum dalam lampiran II yang m erupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Panglima ini.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Peraturan Panglima ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

D itetapkan di Ja k a rta
pada tanggal 23 Agustus 2016

PANGLIMA TNI,

tertan d a

GATOT NURMANTYO
JENDERAL TNI
Autentikasi
SETUM TNI,
LAMPIRANI
PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2 0 1 6
TENTANG
PENYELENGGARAAN KODIFIKASI MATERIIL SISTEM NOMOR
SEDIAAN NASIONAL DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL
INDONESIA

STRUKTUR NOMOR SEDIAAN NASIONAL

xxxx 45 XXXXXXX

------------► Nomor u ru t identifikasi

------------------------ ► Kode NCB negara Indonesia

-------------------------- ► Kode Grup dan Kelas Materiil/Federal


Supply Class

Contoh NSN :

Rocket Motor 1340 45 0005108

Penjelasan NSN

Kode 13 : Grup Amunisi dan B ahan Peledak

Kode 40 : Kelas Roket, Amunisi Roket dan Komponennya

Kode 45 : Kode NCB Negara Indonesia (Puskod)

Kode 0005108 : Nomor u ru t identifikasi barang

PANGLIMA TNI,

tertanda

GATOT NURMANTYO
JENDERAL TNI
Autentikasi
SETUM TNI,

, S.E.
JENDERAL TNI
LAMPIRAN II
PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2 0 1 6
TENTANG
PENYELENGGARAAN KODIFIKASI MATERIIL SISTEM NOMOR
SEDIAAN NASIONAL DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL
INDONESIA

ALUR PROSES PENYELENGGARAAN KODIFIKASI MATERIIL

PUSKOD/ MABES SLOG PEMBINA SATUAN PRODUSEN/


NO. KEGIATAN/PROSES
NCB TNI AD, AL, AU MATERIIL PEMAKAI PABRIKAN

1 PENENTUAN
KEBIJAKAN rK p

2 PENGUMPULAN
DATA AWAL c p
■i
- ~ < > - > - — •o — Cp

3 VERIFIKASI

o
v
i b
DATA

-
4 PENGOLAHAN
DATA
\ r r

5 PELAPORAN
\ r - 6 -
f

- - l

yr
6 VALIDASI
DATA cp

r
7 PENGESAHAN
KODIFIKASI cp

8 MERUMUSKAN if
PUBLIKASI cp

'’ ...
9 DISTRIBUSI -K > ~ — K > — - ■~ K > — - * o
c Qi
PUBLIKASI

10

11
TRANSAKSI
PERTUKARAN DATA

EVALUASI
PENERAPAN
KODIFIKASI
2

1r
< -cp
r

12 PENGEMBANGAN
SISTEM KODIFIKASI 3

► = Koordinasi
■*- = Tanggung jaw ab/Fungsi

Autentikasi PANGLIMA TNI,


V KEPAtA.SETUM TNI,

ITSSBP@KEPAL
— ------IARTO, S.E.
tertanda

GATOT NURMANTYO
JENDERAL TNI
BRIGADIR JENDERAL TNI
LAMPIRAN ID
PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2016
TENTANG
PENYELENGGARAAN KODIFIKASI MATERIIL SISTEM NOMOR
SEDIAAN NASIONAL DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL
INDONESIA

STRUKTUR K O DE PA BR IK /C A G E

xxxx z

Nomor u ru t pencatatan Kode yang ditetapkan


(4 digit numerik) oleh NSPA
di Puskod

Contoh NSN :

00 0 1Z : Kode Pabrik PT Dirgantara Indonesia

0006Z : Kode Pabrik PT Pindad Persero

PANGLIMA TNI,

tertan d a

GATOT NURMANTYO
JE N D E R A L TNI

M T:: >;/
YUNIARTO, S .E .
BRIGADIR JEN D E R A L TNI
LAMPIRAN IV
PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2016
TENTANG
PENYELENGGARAAN KODIFIKASI MATERIIL SISTEM NOMOR
SEDIAAN NASIONAL DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL
INDONESIA

STRUKTUR PSCN

Nomor u ru t identifikasi di Puskod

H uruf alfabetik yang ditetapkan Puskod

Kode standar yang ditetapkan Puskod

Kode NCB Negara Indonesia

Kode Grup dan Kelas Materiil /Federal


Supply Class

Contoh NSN :

SCREW, CAP HEXAGON, HEAD 5305 45 PAA 0001

Kode 53 Group Hardware & Abrassive

Kode 05 Kelas Screws

Kode 45 Kode NCB Negara Indonesia

Kode PAA Kode S tandar dan Alfabetik

Kode 0001 Nomor u ru t identifikasi barang

PANGLIMA TNI,

tertan d a

GATOT NURMANTYO
JENDERAL TNI
A utentikasi
SETUM TNI,

S.E.
JENDERAL TNI

Anda mungkin juga menyukai