DIREKTORAT INTELKAM
I. PENDAHULUAN.
1. Umum.
a. Pembentukan dan Pembinaan jaringan merupakan sub sistem dari penyelidikan yang
berperan untuk mengumpulkan bahan keterangan secara tertutup, dibentuk dengan
sasaran tertentu berdasarkan skala prioritas dari satuan tingkat Polsek sebagai basis
deteksi, sampai dengan tingkat Mabes Polri sebagai perumus.
2. Dasar.
a. Maksud.
Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran
tentang Pembentukan dan pembinaan jaringan Intelijen, sebagai pedoman atau langkah
- langkah dalam pembentukan dan pembinaan jaringan Intelijen yang tepat dan terarah
untuk mencapai sasaran.
b. Tujuan.
Sebagai pedoman dan langkah-langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam rangka
membentuk dan membina jaringan Intelijen.
4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) Pembentukan dan pembinaan jaringan
Intelijen meliputi proses perekrutan sampai dengan pemutusan hubungan jaringan.
/ 5. Tata.....
2
5. Tata Urut.
I. PENDAHULUAN.
II. PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN JARINGAN.
III. PENGGUNAAN/PEMANFAATAN JARINGAN.
IV. PENGAKHIRAN JARINGAN.
V. PENUTUP.
1. PEMBENTUKAN JARINGAN.
a. Sasaran.
2) Berdasarkan Sifatnya
a) Teritorial/Zona
(Pusat,Propinsi,Kab/Kotamadya,Kecamatan,Kelurahan/Desa,RT/RW)
b) Sektoral
(1) Golongan ( Bangsa/warga negara,agama/aliran kepercayaan);
(2) Kelompok ( Orpol,Ormas dan perkumpulan sosial);
(3) Profesi(Ulama/tokohmasyarakat,pengusaha,Cendekiawan,pemuda/
mahasiswa,TNI-Polri-PNS,Buruh,petani,nelayan,Residivist)
b. Persyaratan.
1) Akses.
Seorang calon jaringan dapat mempunyai akses langsung ke bahan keterangan
atau dapat membantu untuk memperoleh bahan keterangan.
2) Intelektualitas.
Adalah batas pendidikan dan pengetahuan profesional calon di bidang lapangan
tugas.
3) Kualitas karakter.
Terdapat batas kemampuan manusia yang dapat membatasi keefektivan calon
atau menjadikan calon tidak cocok untuk diberitugas sebagai jaringan.
c. Taktik
1) Desepsi.
Taktik untuk dapat melakukan pendekatan terhadap sasaran yang sudah
ditetapkan dengan cara mengalihkan perhatian.
/ 2) Samaran.....
3
2) Samaran.
1) Persiapan.
2) Pemilihan (Spotting).
a) Nama lengkap;
b) Alamat lengkap;
c) Titik kekuatan/keahliannya;
d) Titik-titik kelemahan/perbuatan yang tercela;
e) Hubungan kekeluargaan sifat pribadinya/karakter (hobbi, temperamen /
watak);
f) Pandangan hidupnya, keadaan ekonomi status sosialnya;
g) Kontak-kontak personel (kerabat kerja/handai taulan);
h) Pekerjaan dan alamat serta untuk kepentingan apa yang bersangkutan
dapat dimanfaatkan;
i) Pendidikan/pengetahuan;
j) Latar belakang kehidupanya yang dapat membahayakan tugas - tugas
rahasia;
k) Kehidupan dimasa lampau, kedudukan dimana calon bekerja (track record)
l) Motif – motif calon jaringan.
3) Investigasi.
4) Penilaian
Melakukan penilaian terhadap semua data yang ada untuk menentukan apakah
/ Calon.....
4
calon tersebut dapat dijadikan jaringan atau tidak, apakah calon jaringan memiliki
kemampuan dan persyaratan serta motif - motif seperti yang ditunjukan pada saat
spotting.
5) Perekrutan.
6) Pelatihan.
7) Uji coba.
Kegiatan uji coba calon jaringan untuk mengetahui kemampuan calon jaringan
dan menyusupkannya (penetrasi) ke sasaran, uji coba dilakukan beberapa kali
untuk menentukan calon jaringan dapat melanjutkan kerjasama atau tidak.
8) Tidakan.
B. PEMBINAAN JARINGAN.
a. Sasaran.
/ c) Memberikan.....
5
b. Pembinaan.
c. Pengawasan
Jaringan yang sudah dibentuk dan dibina dapat digunakan untuk pengumpulan bahan
keterangan yang berkaitan dengan bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial - Budaya dan bidang
Keamanan.
a. Jaringan membelot kepada pihak lain (lawan), tidak setia dan sangat membahayakan;
b. Jaringan bermuka dua (doble faces) yakni bekerja pada pihak sendiri dan pihak lain
(lawan);
c. Apabila jaringan menolak/menarik diri dan tidak mau bekerja sama lagi;
/ d. Sasaran.....
6
a. Terhadap jaringan yang membelot ke pihak lain (lawan) yang bermuka dua :
1) Saat berhadapan dengan jaringan yang membelot atau bermuka dua, mengamati
secara terus menerus perilaku di lapangan/masyarakat kemungkinan sakit
hati/balas dendam;
2) Penghargaan tidak dengan surat penghargaan, dimungkinkan disalahgunakan;
3) Persiapkan pengakhiran dengan baik untuk menghindari jaringan bekerjasama
dengan pihak lawan dan pelihara hubungan persahabatan.
V. PENUTUP.
I. PENDAHULUAN
1. UMUM :
a. Dalam rangka prelaksanaan tugas pokok Polri, perlu dilakukan upaya penciptaan kondisi
dan situasi yang menguntungkan agar tercapainya tujuan dari tugas poko tersebut.
Dengan adanya hal tersebut maka diperlukan kemampuan Penggalangan Intelijen dalam
upaya penciptaan kondisi dimaksud.
b. Penggalangan Intelijen pada prinsipnya dilakukan dalam bentuk operasi Intelijen bersifat
tertutup yang dilaksanakan dengan berencana dan terarah untuk mencapai tujuan
sesuai atas dasar perintah / kebijaksanaan yang digariskan oleh pimpinan karena faktor
biaya dan resiko yang cukup besar serta adanya keterbatasan – keterbatasan.
2. Dasar. :
a. Undang – Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/ 993/ XII / 2005 tentang pedoman
Penggalangan Intelijen Keamanan.
a. Maksud.
Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran
tentang Penggalangan Intelijenyang tepat dan terarah dalam mencapai sasaran.
b. Tujuan.
Sebagai pedoman dan langkah – langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam
rangka Penggalangan Intelijen.
4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) Penggalangan Intelijen meliputi proses
sistem / metoda penggalangan sampai dengan laporan pelaksanaan penggalangan.
/ 5. Tata.....
8
5. Tata Urut.
I. PENDAHULUAN.
II. SISTEM / METODA PENGGALANGAN
III. SASARAN PENGGALANGAN
IV. MANAJEMEN PENGGALANGAN
V. PENUTUP
1. SIFAT PENGGALANGAN
a. KONSTRUKTIF / PERSUASIF
1) Sasaran langsung dirangsang dengan fakta dan data yang telah disusun secara
terarah agar sasaran berfikir sendiri (letthem think).
2) Sasaran dihadapkan kepada berbagai macam problem atau persoalan yang telah
disusun, sehingga sasaran dapat membuat keputusan sendiri sesuai dengan
keinginan penggalang (Lethem Decide).
b. DESTRUKTIF
2. TEHNIK PENGGALANGAN
3. TAKTIK PENGGALANGAN
4. MEDIA PENGGALANGAN
a. PERSONIL
1) Face to face (secara terselubung).
2) Melalui oknum yang berpengaruh terhadap pokok / organisasi / jaringan
kejahatan.
3) Melalui keluarga atau kawan terdekat sasaran.
b. SARANA / ALAT
1) Telephone / Faximile.
2) E-Mail / Internet.
3) Pamflet / plakat / surat kaleng dsb
4) Media cetak dan elektronik
c. THEMA PENGGALANGAN
Adalah satu topik masalah yang merupakan garis pengarah terhadap psikologi sasaran
d. Syarat Thema :
1) Harus sesuai dengan situasi dan kondisi
2) Harus menunjukkan kebenaran.
3) Tidak menimbulkan hal yang kontradiktif dengan thema yang sudah ada.
Pesan / ide daripada penggalangan harus diperhitungkan untuk dapat diterima sasaran,
sehingga secara sadar sasaran mau berbuat sesuai kehendak penggalang. Pesan harus
selaras dengan tehnik, taktik, media serta thema yang dipilih.
1. MASYARAKAT SELEKTIF
1) Kelompok kejahatan.
2) Organisasi kejahatan.
3) Sindikat kejahatan.
d. Kelompok masyarakat ekstrim.
2. MASYARAKAT UMUM
a. Sikap .
b. Emosi .
c. Tingkah laku / Perilaku .
d. Kebiasaan .
e. Opini .
f. Persepsi / Visi.
/ IV. MANAJEMEN.....
10
IV. MANAJEMEN PENGGALANGAN
a. PERENCANAAN
3) Pendalaman sasaran
Untuk melengkapi kejelasan sasaran penggalangan terlebih dahulu harus
dilaksanakan penyelidikan terhadap sasaran untuk mendapatkan data-data
sasaran yang berisi :
(a) Situasi dan kondisi actual di lingkungan dan aktifitas terakhir daripada
sasaran.
(b) Biodata dan antecedente orang-orang yang akan dijadikan sasaran
penggalangan, termasuk aspek kebiasaan, sikap, emosi, perilaku, motifasi,
visi, intelektualitas, hobi, kemampuan dan kelemahannya
(c) Struktur organisasi, fungsi dan peran orang-orang yang terlibat, norma-
norma yang berlaku, system komunikasi, pengendalian organisasi dsb.
(d) Daerah pengaruh, daerah Operasi daripada sasaran penggalangan
1) Sponsor : KAPOLDA
2) Agent Handler : DIR INTELKAM POLDA
3) Principle Agent : KASAT DIT INTELKAM
4) Agent Action : PAMA DIT INTELKAM
/ c. PELAKSANAAN.....
11
c. PELAKSANAAN OPERASI PENGGALANGAN
1) Penyusupan
2) Pencerai Beraian
(a) Setelah tersusun jaringan pada semua lini sasaran, dilakkan pencerai
beraian keutuhan, kesatuan, kekompakan serta kesetiaan pihak sasaran
(b) Pencerai beraian dimaksudkan untuk menghancurkan keutuhan sasaran,
sehingga terpecah belah sehingga timbul konflik di dalam tubuh sasaran,
yang berakibat lemahnya, menurunnya kewibawaan pimpinan sasaran
(c) Dalam keadaan terpecah belah dilakukan penghasutan yang menimbulkan
permusuhan di dalam tubuh sasaran, serta adanya harapan akan
munculnya keadaan yang lebih baik dan akan memberikan kelanjutan
kelanjutan kehidupan bagi kelompok.
3) Pengingkaran
4) Pengarahan
5) Penggeseran
/ (1) Mempertimbangan.....
12
6) Penggabungan
/ V. PENUTUP.....
13
V. PENUTUP
Demikian Standart Operasional Prosedure (SOP) Penggalangan jaringan Intelijen meliputi proses
perekrutan sampai dengan pemutusan hubungan jaringan, dibuat sebagai pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
I. PENDAHULUAN
1. Umum
c. Penyelidikan adalah segala usaha, pekerjaan mengenai pencarian dan pengumpulan yang
dilakukan secara berencana dan terarah untuk memperoleh baket yang dibutuhkan
mengenai masalah tertentu untuk diolah, dan membuat perkiraan mengenai masalah yang
dihadapi, guna memungkinkan menentukan kebijaksanaan perencanaan dan mengambil
keputusan/tindakan dengan resiko yang diperhitungkan.
2. Dasar
a. Maksud
b. Tujuan
Sebagai pedoman dan langkah-langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam rangka
kegiatan penyelidikan Intelijen.
/ 4. Ruang Lingkup.....
15
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) kegiatan penyelidikan Intelijen yang
meliputi pelaksanaan penyelidikan, sifat dan bentuk penyelidikan dan pelaksanaan penyelidikan
menurut pola operasional Intelpol.
5. Tata Urut
I. PENDAHULUAN
II. PELAKSANAAN PENYELIDIKAN MENURUT PROSES KEGIATAN
III. SIFAT DAN BENTUK PENYELIDIKAN
IV. PELAKSANAAN PENYELIDIKAN MENURUT POLA OPERASIONAL INTELPOL
V. PENUTUP
A. Tahap Perencanaan
Agar penyelidikan dapat mencapai hasil yang diharapkan perlu disusun rencana penyelidikan
dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
c. UUK adalah titik tolak bagi usaha-usaha dan kegiatan pencarian dan pengumpulan
Bahan Keterangan (Baket).
2. Analisa Sasaran
/ 3. Analisa.....
16
3. Analisa Tugas
Kegiatan menganalisa dan memperinci bahan-bahan keterangan apa yang harus dicari
dan dikumpulkan. Kegiatan ini dilakukan untuk membentuk badan-badan pengumpul dan
sumber-sumber mana yang paling tepat digunakan menentukan cara melaksanakan
penyelidikan yang disesuaikan dengan jenis Baket dan keadaan sasaran, apakah secara
tertutup atau terbuka. Selain itu Analisa Tugas diperlukan untuk menentukan jangka
waktu, menentukan tempat penyampaian laporan dan menentukan cara bagaimana
menggali Baket sebanyak mungkin dari sasaran atau sumber, dalam rangka menyusun
Rencana Penyelidikan.
e. Pengorganisasian kegiatan.
5. Pengawasan Kegiatan
Pada tahap perencanaan ini direncanakan pula pengawasan sebagai usaha pengamanan
kegiatan, untuk mengantisipasi apabila pada tahap pengumpulan Baket, muncul hal-hal
diluar perencanaan yang dapat menghambat atau menggagalkan pelaksanaan kegiatan.
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan penyelidikan, dimana pelaksana mencari dan
mengumpulkan bahan-bahan keterangan atau sumber-sumber bahan keterangan, sesuai
dengan pengarahan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, yaitu yang diterima
pelaksana sebagai perintah atau permintaan.
Pengumpulan bahan keterangan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan, baik bersifat
terbuka maupun tertutup, sesuai kondisi sasarannya. Bentuk-bentuk kegiatan pengumpulan
bahan keterangan dapat berupa : penelitian, wawancara, interogasi, pengamatan,
penggambaran, penjejakan, pembuntutan, pendengaran, penyusupan, penyurupan dan
penyadapan.
/ C. Tahap.....
17
1. Pencatatan
Proses pengolahan bahan keterangan dimulai dengan kegiatan pencatatan, yang
dilakukan secara sistematis dan kronologis atas bahan-bahan keterangan/informasi, agar
dapat mudah dan cepat dipelajari untuk disajikan kembali apabila sewaktu-waktu
diperlukan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan pencatatan adalah :
a. Sederhana, mudah dimengerti dan dapat dikerjakan oleh setiap anggota.
b. Mencakup data siapa, apa, dimana, dengan apa, mengapa, bagaimana dan bila
mana, yang disingkat dengan SI ADI DEMEN BABI.
c. Dapat dilakukan menurut urutan kronologis atau menurut urutan pokok
permasalahan.
d. Pencatatan harus dilaksanakan secara tertib untuk memudahkan penyimpanannya.
Dalam pencatatan ini harus disediakan sarana-sarana pencatatan antara lain buku
harian, peta situasi dan lembaran kerja.
2. Penilaian
Kegiatan berikutnya berupa proses Penilaian, yaitu penentuan :
a. “ukuran kepercayaan” terhadap sumber informasi
b. “ukuran kebenaran” dari isi informasi, dengan menggunakan neraca penilaian
NERACA PENILAIAN
SUMBER ISI
A. Dipercaya sepenuhnya 1. Kebenaran ditegaskan oleh sumber
B. Biasanya dapat dipercaya lain.
C. Agak dapat dipercaya 2. Kebenaran sangat memungkinkan.
D. Biasanya tak dapat dipercaya 3. Mungkin benar.
E. Tidak dapat dipercaya 4. Kebenarannya diragukan.
F. Kepercayaan tidak dapat dinilai 5. Tidak mungkin benar.
6. Kebenarannya tak dapat dinilai.
Contoh : D/2 D = Sumber biasanya tak dapat dipercaya
2 = Isi keterangan sangat mungkin benar.
/ Tindakan-.....
18
a. Tindakan pertama
b. Tindakan kedua adalah meneliti kepercayaan terhadap sumber Baket, dengan pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut :
2) Apakah Baket itu diyakinkan kebenarannya oleh Baket lainnya dari berbagai
sumber lainnya ?
3) Sampai dimana isi Baket itu sesuai dengan isi Baket yang ada ?
4) Apakah ada kemungkinan Baket itu berasal dari satu tangan dan sengaja
disampaikan melalui berbagai saluran untuk tujuan-tujuan penyesatan ?
Penelitian isi Baket melalui proses pertanyaan-pertanyaan (check list) pada tindakan
pertama, kedua dan ketiga tersebut, dimaksudkan untuk memudahkan penentuan
kebenaran isi Baket. Tindakan pertama, kedua dan ketiga dimaksud pada hakekatnya
dilakukan secara simultan. Selanjutnya perlakuan terhadap Baket dimaksud dilakukan
sesuai dengan hasil penelitian tersebut, dihubungkan dengan urgensi dan nilainya.
/ 3. Penafsiran.....
19
3. Penafsiran
Kegiatan selanjutnya adalah penafsiran isi Baket yang telah dianalisa dan
diinterprestasikan tersebut, untuk menentukan arti dan kegunaan baket dimaksud,
dihubungkan dengan baket-baket lainnya yang telah ada.Untuk mengadakan penafsiran
diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Tahap menarik kesimpulan tersebut dapat dilakukan dengan langsung atau tidak
langsung (induktif, deduktif dan kumulatif). Tahap menarik kesimpulan secara deduktif
terdiri dari tahap-tahap analisa, integrasi dan konklusi sebagai berikut :
/ 2. Pada saat.....
20
2) Pada saat membuat hypotesa, seorang staf intel harus menempatkan dirinya
sebagai komandan dan sebagai lawan, sehingga bisa membuat hypotesa dari
dua sudut pandang yang berlawanan. Berikutnya hypotesa yang sudah dibuat
harus dianalisa dan diuji dengan melakukan verifikasi untuk memastikan ada-
tidak adanya indikasi-indikasi dalam batas waktu dan cara/alat yang tersedia.
c. Tahap Konklusi, tahap membuat kesimpulan yang harus memberikan nilai penting
dan arti dari informasi yang diolah, kemudian juga harus ada hubungannya dengan
situasi lawan dan daerah operasi.
Kegiatan terakhir dari proses pengolahan Baket adalah membuat kesimpulan dari
keseluruhan Baket yang telah melalui proses-proses pencatatan sampai penafsiran
sebagaimana diuraikan sebelum ini, untuk dituangkan menjadi produk-produk Intelijen
Kepolisian (Intelpol). Produk-produk Intelpol terdiri dari Memo Intelijen, Laporan
Atensia, Laporan Khusus, Laporan Harian Khusus dan Laporan Penugasan. Kemudian
produk-produk Intelpol berisi laporan peristiwa/kejadian selama jangka waktu tertentu
dibuat secara periodik (berkala) berupa Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan
Bulanan, Laporan Triwulanan, Laporan Tahunan.
Produk Intelpol berisi suatu persoalan khusus yang berguna bagi pengguna, harus
segera disampaikan tepat pada waktunya kepada pihak pengguna. Setiap laporan/produk
Intelpol sekurang-kurangnya harus memenuhi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
dengan urutan yang lazim disingkat SI ADI DEMEN BABI, terdiri dari :
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian produk Intel adalah penyajian, cara
dan bentuk penyajian suatu produk Intel disesuaikan dengan urgensinya, tingkat
kerahasiaannya, kecepatan, ketepatan dan keamanan. Produk Intel yang telah dibuat
sesuai dengan permintaan/perintah/keperluan, harus sampai tepat pada waktunya dan
kepada alamat pengguna. Untuk itu penyajian kepada pengguna disesuaikan dengan
kebutuhan yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
/ a. Apakah produk.....
21
a. Apakah produk Intel itu memuat isi yang perlu segera disampaikan dan untuk
siapa?
c. Apakah produk Intel tersebut hanya berguna untuk kesatuan atasan, samping atau
bawahan ?
Kemudian untuk menjaga keberhasilan dan keamanan, maka penyajian/penyampaian produk Intel
tertentu dapat dilakukan melalui :
a. Kurir (life drop).
b. Alat-alat (benda mati) tertentu (dead drop).
c. Sarana komunikasi yang bersifat rahasia (sandi).
Yaitu penyelidikan yang dilakukan dengan cara terbuka dan mengutamakan sumber terbuka,
terdiri dari cara-cara sebagai berikut :
1. Penelitian (research)
Yaitu menghimpun data tentang suatu hal yang dilakukan dengan mempelajari
kepustakaan, pemberitaan-pemberitaan umum (surat kabar, majalah, TV, radio), terbitan-
terbitan Pemerintah, Swasta, dan lain-lain.
2. Wawancara (interview)
Yaitu cara mendapatkan keterangan melalui pembicaraan atau tanya jawab langsung
dengan sasaran. Dalam wawancara ini pihak yang ditanya pada umumnya menyadari
bahwa ia berhadapan dengan orang yang sedang mencari keterangan informasi. Ia
bebas dalam memberikan jawaban, tanpa tekanan atau paksaan.
3. Interogasi (interogation)
Giat tersebut dilakukan tanpa diketahui oleh sasaran, untuk mendapatkan bahan-bahan
keterangan yang tidak mungkin diperoleh dengan penyelidikan cara-cara terbuka dengan cara-
cara sebagai berikut :
1. Pengamatan (observing)
/ Adalah suatu.....
22
Adalah suatu cara untuk mendapatkan bahan keterangan dan gambaran keadaan
lingkungan dengan menggunakan panca indera secara lengkap, disertai pengetahuan
dan/atau pengarahan tentang fokus pengamatan, sesuai dengan kebutuhan Intelpol.
2. Penggambaran (describing)
Adalah penuangan hasil pengamatan ke dalam bentuk laporan, dilengkapi dengan foto-
foto atau data-data terinci tentang keadaan medan yang diamati, sehingga dapat
mengenal kembali apa yang telah diamati.
3. Penjejakan (surveillance)
4. Pembuntutan (tailing)
5. Pendengaran (monitoring)
6. Penyusupan (penetrating)
8. Penyadapan (taping)
/ C. Sasaran.....
23
1. Kriminalitas
Disamping itu agar diperhatikan secara khusus kemungkinan terdapatnya latar belakang
SUBVERSI dari bentuk-bentuk kejahatan, untuk menyelidiki apakah merupakan
kejahatan-kejahatan terhadap negara seperti Subversi dan Terorisme :
b. Subversi Luar Negeri : yang berasal dari negara super power, potential super
power, major power dan kemungkinan subversi dari sementara negara Timur
Tengah dalam rangka subversi Komunis, Liberalisme dan Agama.
Di bidang ini sasaran penyelidikan Intelpol adalah berusaha mengadakan deteksi dan
identifisir faktor-faktor korelatif kriminogen di bidang pembangunan Ipoleksosbud Hankam
termasuk kegiatan-kegiatan masyarakat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan bahan
keterangan mengenai gejolak/gelagat perkembangan kehidupan dalam masyarakat serta
dampak dari pembangunan nasional itu sendiri.
/ a. Faktor.....
24
5) Masalah pertambangan.
6) Berbagai macam tindak pidana dalam bidang ekonomi seperti masalah uang
palsu, penyelundupan, korupsi, spekulasi dan manipulasi.
1) Masalah kependudukan.
/ 4. Masalah.....
25
Tujuan Penyelidikan Intelpol adalah untuk mendapatkan bahwa bahan keterangan yang
mempunyai kegunaan-kegunaan untuk :
1. Kegunaan Taktis
/ 2. Kegunaan Strategis.....
26
2. Kegunaan Strategis
3. Kegunaan Operasi
Dalam hal ini penyelidikan Intelpol berusaha memperoleh segala hal tentang obyek
operasi, yang akan digunakan untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan dan
administrasi operasi. Bahan-bahan keterangan yang diperoleh dalam penyelidikan-
penyelidikan Intelpol Strategis, Taktis dan Operasional dapat dipergunakan secara
timbalbalik.
1. Jalur formal Struktural, yang meliputi jalur kesatuan, baik dari kesatuan bawah ke
kesatuan atas, maupun dari kesatuan atas ke kesatuan bawah.
/ B. Mission.....
27
1. Pola Dasar Pelaksanaan Operasional Unit Intelpol 7 (tujuh) langkah dengan urutan :
a. Tugas dalam bentuk TO/UUK
b. Perencanaan Tugas (Rengas)
c. Penjabaran Tugas (Bargas)
d. Persiapan Pelaksanaan
e. Pelaksanaan Kegiatan
f. Debriefing
g. Pelaporan
Disamping kegiatan penyelidikan dilakukan sesuai dengan kewenangan daerah di mana unsur
intelpol tersebut berada. Sehubung dengan hal tersebut di atas, perlu diperhatikan pola umum
apa yang dipakai dalam sebuah pelaksanaan penyelidikan Intelpol, apakah STO dan MTO.
Dalam STO, pelaksanaan penyelidikan Intelpol dilaksanakan oleh pengemban fungsi intelpol
dari tingkat Polres sampai tingkat Mabes Polri. Ditingkat Polres misalnya dilaksanakan dengan
“back up – operation” dari atas (Polda) atau dari satuan samping. Sesuai dengan tingkatnya
maka pelaksanaan penyelidikan Intelpol adalah sebagai berikut :
1. Pada tingkat Mabes Polri, penyelidikan dilakukan oleh badan Intelijen Keamanan dengan
jangkauan obyek terutama yang bertujuan strategis dan berlingkup nasional.
2. Pada tingkat Polda, penyelidikan dilakukan oleh Dit. Intelpampol dengan jangkauan yang
betujuan taktis/strategis dan berlingkup daerah.
4. Pada tingkat Polsek, di mana Polsek adalah basis deteksi, penyelidikan dilakukan oleh
setiap anggota Polsek dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas Kepolisian.
/ Penyelidikan dilakukan.....
28
Berkaitan dengan fungsi teknis Intelpol pada Polsek, maka keterbatasan kemampuan yang
bersifat spesialis di Polsek-Polsek dalam bidang fungsi profesional ini, menyebabkan
terbatasnya pula kemampuan Polsek melaksanakan fungsi-fungsi Intelpol. Disamping hal-hal
diatas dalam penyelidikan dari tingkat Mabes sampai tingkat Polsek, perlu pula ditambahkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Pada tingkat Mabes, Polda, Polwil/Polres, pelaksanaan penyelidikan Intelpol juga dibantu
oleh para Perwira Pengamat Wilayah (Pamatwil) yang dibentuk dan disesuaikan dengan
kebutuhan/kemampuan.
2. Pada tingkat Polres maupun Polsek, tidak tertutup kemungkinan timbulnya masalah-
masalah yang bersifat strategis.
V. PENUTUP
Demikian Standart Operasional Prosedure (SOP) kegiatan penyelidikan Intelijen yang meliputi
pelaksanaan penyelidikan, sifat dan bentuk penyelidikan dan pelaksanaan penyelidikan menurut pola
operasional Intelpol., dibuat sebagai pertanggung jawaban dalam setiap pelaksanaan tugas.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
SUBDIT I / BIDANG POLITIK
I. PENDAHULUAN
1. UMUM
a. Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Polri, perlu dilakukan upaya penciptaan
kondisi dan situasi yang menguntungkan agar tercapainya tujuan dari tugas pokok
tersebut. Dengan adanya hal tersebut maka diperlukan kemampuan Penggalangan
Intelijen dalam upaya penciptaan kondisi dimaksud.
2. DASAR
b. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/ 993/ XII / 2005 tentang pedoman
Penggalangan Intelijen Keamanan.
a. Maksud.
Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran
manajemen dan Starnadr Operasional Subdit I dengan bidang Politik.
b. Tujuan.
Sebagai pedoman dan langkah – langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam
rangka penyelidikan pengamanan dan penggalangan Intelijen.
/ 4. Ruang Lingkup.....
30
4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) Penggalangan Intelijen meliputi
kegiatan operasional bidang politik, baik dilingkungan Pemerintah maupun masyarakat
wilayah hukum Polda Metro Jaya.
5. TATA URUT
I. PENDAHULUAN.
II. MANAJEMEN STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)
III. BIDANG SASARAN TUGAS
IV. PENUTUP
A. TUGAS POKOK
1. Melaksanakan pembinaan etika profesi dan pembinaan kemampuan personil dalam rangka
mendukung tugas pembinaan dan operasional Subdit I Direktorat Intelkam Polda Metro
Jaya.
2. Mewujudkan integritas perorangan dan unit dengan melakukan penilaian dan evaluasi
perilaku kinerja serta pemberian reward and punishment sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Menyusun serta menyajikan hasil analisis Intelkam dalam berbagai jenis produk yang
berkualitas guna membantu kelancaran dan keberhasilan tugas pimpinan Polda Metro Jaya.
5. Memantapkan dokumentasi dan sistem pelaporan intelijen yang cepat dan tepat baik lisan
dan tulisan terhadap setiap perkembangan fungsi intelijen.
B. TANGGUNG JAWAB
1. KASUBDIT I
/ 4. Menerima UUK.....
31
4. Menerima UUK dari Dir Intelkam Polda Metro Jaya serta menyiapkan/menentukan
UUK/TO di Bidang Politik kepada Para Kanit sekaligus memberikan bimbingan maupun
pengendalian teknis atas pelaksanaan fungsi Subdit I di Lingkungan Intelijen
Keamanan.
5. Menyusun dan menyiapkan produk Intelijen Khusus/insidentil yang berkaitan dengan
Subdit I.
6. Melaksanakan survei staf yang berkaitan dengan fungsi Subdit I di lingkungan Intelijen
Keamanan sesuai kedudukan serta batas wewenang dan tanggung jawabnya,
menentukan kebijakan dan mengambil keputusan dalam rangka memimpin Subdit I
guna menjamin terselenggaranya tugas Subdit I.
7. Membina moril disiplin, tata tertib dan kesadaran hukum di Lingkungan Subdit I.
8. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan badan-badan/kesatuan di dalam
maupun luar Polri untuk kelancaran pelaksanaan tugas
9. Melaksanakan tugas-tugas lainnya sesuai Perintah Pimpinan.
/ c. Mengerjakan.....
32
A. SURAT MENYURAT
1. SURAT MASUK
a. Setiap surat yang masuk dimasukkan dalam buku register kemudian diberikan ke
Kasubdit.
b. Surat didisposisi oleh Kasubdit.
c. Kemudian surat akan ditindaklanjuti sesuai disposisi Kasubdit, yaitu :
1) File surat.
2) Membuat surat/produk (Lap atensia, Telin dan Infosus).
3) Mengirim pada alamat yang dimaksud (sesuai dengan distribusi).
/ 1) Pembuatan.....
33
1) Pembuatan UUK sesuai dengan permintaan Mabes Polri atau dari Kliping
koran, surat, maupun dari LI anggota.
2) Pembuatan Sprin lidik.
3) Pelaksanaan Lidik.
4) Pembuatan Lapgas.
5) Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit.
6) Kemudian dari Lapgas (UUK) tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit
untuk dikirim ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya.
7) Pengiriman lapgas sesuai distribusi.
b. PENGAMANAN
1) Pembuatan Sprin.
2) Pelaksanaan Pam.
3) Pembuatan Lapgas.
4) Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit.
5) Kemudian dari Lapgas tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit untuk
dikirim ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya.
6) Pengiriman lapgas sesuai dengan distribusi.
c. PENGGALANGAN
1) Pembuatan Sprin.
2) Pelaksanaan Gal.
3) Pembuatan Lapgas.
4) Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit.
5) Kemudian dari Lapgas tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit untuk
dikirim ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya.
6) Pengiriman lapgas sesuai dengan distribusi.
4. SURAT KELUAR
a. Semua surat keluar internal Dir di tandatangani oleh Kasubdit.
b. Surat keluar internal Polda Metro Jaya ditandatangani oleh Dir Intelkam Polda
Metro Jaya.
c. Penomeran surat internal Subdit diambil di Subdit.
d. Penomeran surat internal Dir diambil di Tata Usaha.
B. PEMBUATAN TUKJAR
1. Kanit melakukan lidik untuk tentukan sasaran tukjar
2. Kanit mengajukan sasaran binjar ke Kasubdit
3. Kasubdit Membuat UUK dan Sprin tandatangani Dir
4. Kemudian mengajukan UUK dan Sprin disertai rencana kebutuhan anggaran Tukjar yang
ditandatangani Kasubdit ke Bensat
5. Bensat menyerahkan uang tukjar ke Unit dengan tanda terima Kasubdit dan tanda tangan
unit
6. Unit melakukan tukjar sesuai waktu yang telah ditentukan
7. Melakukan tukjar melalui tahapan :
a. Pengamatan dan analisa
b. Pencarian (spotting)
/ c. Pemilihan.....
34
c. Pemilihan (selection)
d. Pendekatan (approach)
e. Pelamaran (recruitment)
f. Uji coba (testing)
g. Menetapkan jaringan
8. Unit membuat laporan tukjar ke Kasubdit
9. Laporan tukjar dibuat resume ditandatangani Kasubdit untuk di kirim ke Dir Intelkam dan
didistribusikan ke Bensat
C. PEMBUATAN BINJAR
1. Kanit melakukan lidik terhadap sasaran binjar
2. Kanit mengajukan sasaran binjar ke Kasubdit
3. Membuat UUK dan Sprin tandatangani Dir
4. Mengajukan UUK dan Sprin disertai rencana kebutuhan anggaran binjar yang
ditandatangani Kasubdit ke Bensat
5. Bensat menyerahkan uang binjar ke Unit dengan tanda terima Kasubdit dan tanda tangan
unit
6. Unit melakukan binjar sesuai waktu yang telah ditentukan
7. Unit melakukan harus memperhatikan hal hal berikut :
a. Pembinaan harus terus menerus dilakukan karena adanya kelemahan jaringan
yang dapat mempengaruhi hasil
b. Bentuk pembinaan
c. Hindari penggunaan inventaris/fasilitas dinas
d. Barang – barang dinas
e. Semua janji harus benar – benar dipenuhi kedua belah pihak
8. Unit membuat laporan binjar ke Kasubdit
9. Laporan binjar dibuat resume ditandatangani Kasubdit untuk di kirim ke Dir Intelkam dan
ditribusi Bensat
a) Mahkamah Konstitusi
b) Komisi Pemberantasan Korupsi
c) Mahkamah Agung
d) Dll
2) Unit B Subdit I :
/ 3) Unit C.....
35
3) Unit C Subdit I :
4) Unit D Subdit I :
5) Unit E Subdit I :
6) Unit F Subdit I :
Melaksanakan lidik dan monitor terhadap setiap kegiatan LSM yang kontra terhadap
Pemerintahan SBY-BOEDIONO, antara lain :
IV. PENUTUP
Demikian Standart Operasional Prosedure (SOP) Intelijen bidang politik yang meliputi
kegiatan operasional meliputi Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP)
Penggalangan Intelijen meliputi kegiatan operasional bidang politik, baik dilingkungan
Pemerintah maupun masyarakat wilayah hukum Polda Metro Jaya
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
SUBDIT II / BIDANG EKONOMI
I. PENDAHULUAN.
1. Umum.
a. Intelijen Keamanan merupakan salah satu fungsi operasional Polri yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk melakukan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap segala bentuk ancaman dan gangguan yang akan mempengaruhi situasi dan
kondisi keamanan.
c. Sub Direktorat II bidang Ekonomi merupakan bagian dari Direktorat Intelijen Keamanan
Polda Metro Jaya yang kegiatan di fokuskan pada bidang ekonomi yang meliputi segala
usaha, pekerjaan, kegiatan atau tindakan untuk melakukan penyelidikan, pengamanan
dan penggalangan pada bidang ekonomi sehingga mampu melakukan identifikasi
kerawanan di bidang Ekonomi sehingga dapat melakukan antisipasi untuk mencegah
terjadinya potensi gangguan, ambang gangguan dan gangguan nyata pada bidang
ekonomi di wilayah Polda Metro Jaya.
2. Dasar.
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Peraturan Kapolri Nomor : 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah.
/ 4. Ruang Lingkup.....
37
4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) kegiatan operasional khususnya Subdit
II bidang Ekonomi meliputi :
5. Tata Urut.
I. PENDAHULUAN.
II. STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP) SUB DIREKTORAT II DIT
INTELKAM
III. PENUTUP.
a. SURAT MENYURAT
1. SURAT MASUK
1). Setiap surat yang masuk dimasukkan dalam buku register kemudian diberikan ke
Kasubdit
1). LIDIK
/ - Pembuatan UUK.....
38
- Pembuatan UUK sesuai dengan permintaan Mabes Polri atau dari Kliping koran,
surat, maupun dari LI anggota
- Pembuatan Sprin lidik
- Pelaksanaan Lidik
- Pembuatan Lapgas
- Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit
- Kemudian dari Lapgas (UUK) tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit untuk
dikirim ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya
- Pengiriman lapgas sesuai distribusi
2). PAM
- Pembuatan Sprin
- Pelaksanaan Pam
- Pembuatan Lapgas
- Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit
- Kemudian dari Lapgas tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit untuk dikirim
ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya
- Pengiriman lapgas sesuai dengan distribusi
3). GAL
- Pembuatan Sprin
- Pelaksanaan Gal
- Pembuatan Lapgas
- Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit
- Kemudian dari Lapgas tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit untuk dikirim
ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya
- Pengiriman lapgas sesuai dengan distribusi
4. SURAT KELUAR
b. PEMBUATAN TUKJAR
c. PEMBUATAN BINJAR
d. PEMBINAAN AA
III. PENUTUP
Demikian penyusunan Standart Operasional Prosedure (SOP) Sub Direktorat II Dit Intelkam Polda
Metro Jaya ini dibuat untuk dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
SUBDIT III / BIDANG SOSIAL BUDAYA
I. PENDAHULUAN.
1. Umum.
a. Intelijen Keamanan merupakan salah satu fungsi operasional Polri yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk melakukan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap segala bentuk ancaman dan gangguan yang akan mempengaruhi situasi dan
kondisi keamanan.
c. Sub Direktorat III bidang Sosbud merupakan bagian dari Direktorat Intelijen Keamanan
Polda Metro Jaya yang kegiatan di fokuskan pada bidang sosial budaya yang meliputi
segala usaha, pekerjaan, kegiatan atau tindakan untuk melakukan penyelidikan,
pengamanan dan penggalangan pada bidang sosial budaya sehingga mampu
melakukan identifikasi kerawanan di bidang sosial budaya dalam rangka antisipasi dan
mencegah terjadinya potensi gangguan, ambang gangguan dan gangguan nyata pada
bidang sosial budaya di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
2. Dasar.
c. Peraturan Kapolri Nomor : 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah.
a. Maksud.
Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran
tentang kegiatan operasional Subdit III bidang Sosial Budaya (Sosbud).
/ b. Tujuan ....
41
b. Tujuan.
Sebagai pedoman dan langkah-langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam rangka
kegiatan operasional khususnya Subdit III bidang Sosbud.
4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) kegiatan operasional khususnya Subdit
III bidang Sosbud meliputi :
a. Bidang Penyakit Masyakarat, Pariwisata dan Kegiatan Masyarakat.
b. Bidang Bencana Alam dan Lingkungan Hidup.
c. Bidang kependudukan, Transmigrasi dan Pertanahan.
d. Bidang Agama / Aliran Kepercayaan dan Budaya / Kultur.
e. Bidang Pendidikan, Hukum / UU dan Ilmu Pengetahuan / Teknologi.
f. Bidang Tenaga Kerja / Buruh dan Pengangguran.
5. Tata Urut.
I. PENDAHULUAN.
II. STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP) SUB DIREKTORAT III DIT
INTELKAM.
III. PENUTUP.
II. STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP) SUB DIREKTORAT III DIT INTELKAM
A. SURAT MENYURAT
1. SURAT MASUK
a. Setiap surat yang masuk dimasukkan dalam buku register kemudian diberikan ke
Kasubdit.
3. LAPGAS ....
42
a. LIDIK
b. PAM
1) Pembuatan Sprin.
2) Pelaksanaan Pam.
3) Pembuatan Lapgas.
4) Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit.
5) Kemudian dari Lapgas tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit untuk
dikirim ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya.
6) Pengiriman lapgas sesuai dengan distribusi.
c. GAL
1) Pembuatan Sprin.
2) Pelaksanaan Gal.
3) Pembuatan Lapgas.
4) Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit.
5) Kemudian dari Lapgas tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit untuk
dikirim ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya.
6) Pengiriman lapgas sesuai dengan distribusi.
4. SURAT KELUAR
5. PEMBUATAN TUKJAR
/ 4. Kemudian ...
43
4. Kemudian mengajukan UUK dan Sprin disertai rencana kebutuhan anggaran Tukjar yang
ditandatangani Kasubdit ke Bensat.
5. Bensat menyerahkan uang tukjar ke Unit dengan tanda terima Kasubdit dan tanda tangan
unit.
6. Unit melakukan tukjar sesuai waktu yang telah ditentukan.
7. Melakukan tukjar melalui tahapan :
a. Persiapan (pengamatan dan analisa).
b. Pemilihan (spotting).
c. Investigasi (pengusutan dan penyelidikan).
d. Penilaian.
e. Perekrutan.
f. Pelatihan.
g. Uji Coba.
h. Tindakan (Pengawasan dan pengendalian).
8. Unit membuat laporan tukjar ke Kasubdit.
9. Laporan tukjar dibuat resume ditandatangani Kasubdit untuk di kirim ke Dir Intelkam dan
didistribusikan ke Bensat.
6. PEMBUATAN BINJAR
a. Kanit melakukan lidik terhadap sasaran binjar.
b. Kanit mengajukan sasaran binjar ke Kasubdit.
c. Membuat UUK dan Sprin tandatangani Dir.
d. Mengajukan UUK dan Sprin disertai rencana kebutuhan anggaran binjar yang
ditandatangani Kasubdit ke Bensat.
e. Bensat menyerahkan uang binjar ke Unit dengan tanda terima Kasubdit dan tanda
tangan unit.
f. Unit melakukan binjar sesuai waktu yang telah ditentukan.
g. Melakukan binjar melalui tahapan.
a) Sasaran.
b) Metode Pembinaan.
c) Metode Pengawasan.
h. Unit melakukan harus memperhatikan hal hal berikut :
a) Pembinaan harus terus menerus dilakukan karena adanya kelemahan jaringan
yang dapat mempengaruhi hasil.
b) pemberian penghargaan tidak diketahui oleh siapapun.
c) Hindari penggunaan barang-barang inventaris/fasilitas dinas.
d) Permintaan dan pengarahan dilakukan secara lisan dan langsung.
e) Semua janji harus benar-benar dipenuhi kedua belah pihak.
7. Unit membuat laporan binjar ke Kasubdit.
8. Laporan binjar dibuat resume ditandatangani Kasubdit untuk di kirim ke Dir Intelkam dan
distribusi Bensat.
7. PEMBINAAN dan PENGAWASAN AA (Agen Action)
a. Masing-masing AA membuat Intel Dasar sasaran kegiatan.
b. AA mengirimkan laporan via sms kepada PA dan Kasubdit.
c. AA mendapat arahan atas informasi-informasi yang dikirim.
d. PA berkewajiban memantau pelaksanaan atas arahan tersebut.
III. PENUTUP
Demikian penyusunan Standart Operasional Prosedure (SOP) Sub Direktorat III Dit Intelkam Polda
Metro Jaya ini dibuat untuk dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
SUBDIT IV / BIDANG WASENDAK
I. PENDAHULUAN.
1. Umum.
a. Intelijen Keamanan merupakan salah satu fungsi operasional Polri yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk melakukan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap segala bentuk ancaman dan gangguan yang akan mempengaruhi situasi dan
kondisi keamanan.
2. Dasar.
c. Peraturan Kapolri Nomor : 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah.
a. Maksud.
Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran
tentang kegiatan operasional Subdit IV bidang pengawasan senjata api dan bahan
peledak
4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) kegiatan operasional khususnya Subdit
IV bidang pengawasan senjata api dan bahan peledak meliputi :
c. Gudang Perbakin
d. Senjata Instansi
e. Bahan Kimia
f. Senjata Olahraga
g. Bahan Peledak
h. Penyalahgunaan Senjata Api
5. Tata Urut.
I. PENDAHULUAN.
II. STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP) SUBDIT IV DIT INTELKAM
III. PENUTUP.
1. Melakukan pengecekan terhadap fisik senpi, apakah masih bisa di fungsikan atau
tidak dan untuk mengetahui apakah senjata api itu rakitan atau buatan pabrik.
2. Melakukan pengecekan pada bagian nomor senjata dan nomor pabrik.
3. Berkoordinasi dengan Yanmin Sendak Sie Yanmin Dit. Intelkam, untuk mengetahui
apakah senpi tersebut terdaftar dalam Data Base Yanmin Sendak.
4. Jika senjata api tersebut terdaftar di Yanmin Sendak, maka harus dibuatkan surat
panggilan yang ditujukan kepada pemilik senjata tersebut untuk diinterogasi oleh
anggota Unit Subdit IV / Wassendak.
5. Jika senjata tersebut tidak terdaftar, maka langsung dibuatkan Berita Acara
Pemeriksaan Senjata Api yang diketahui dan ditandatangani oleh Kasubdit IV.
6. Berita Acara Pemeriksaan Senjata Api, selanjutnya dikirimkan kembali kepada
penyidik untuk proses penyidikan selanjutnya.
a. Juruk ledak harus memiliki sertifikat / surat keterangan sebagai operator penyalaan
kembang api (Profesional) untuk menghindari terjadinya kecelakaan dalam penyalaan
kembang api bila tidak ada sertifikat, pelaksanaan dibatalkan.
c. Perhatikan APP Konsignes, aspek security, sarana pendukung dan koordinasi dengan
satuan fungsi lain / instansi terkait.
4. Melakukan pengawasan dan pemantauan / pengamanan pada saat pemasangan titik – titik
kembang api.
5. Juruk ledak harus memiliki sertifikat sebagai juru ledak (Profesional) untuk menghindari
terjadinya kecelakaan dalam penyalaan kembang api.
7. Melakukan pengamanan, pengawasan dan pengawalan terhadap kembang api dari gudang
kembang api ke lokasi penyalaan kembang api.
9. Melakukan pengecekan setelah penyalaan kembang api untuk mengetahui berapa jumlah
kembang api yang meledak dan tidak meledak.
10. Melakukan pengamananan dan monitoring sampai penyalaan kembang api selesai.
III. PENUTUP
Demikian penyusunan Standart Operasional Prosedure (SOP) Sub Direktorat IV Dit Intelkam Polda
Metro Jaya ini dibuat untuk dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
SUBDIT V / BIDANG POA
I. PENDAHULUAN
A. Umum
1. Subdit V / POA merupakan unsur pelaksana Direktorat Intelkam Polda Metro Jaya yang
bertugas menyelenggarakan kegiatan operasional Intelijen Keamanan guna terlaksananya
deteksi dini (early detection), peringatan dini (early warning) dan deteksi aksi terutama
dalam bidang Pengawasan Orang Asing beserta asset-asetnya.
2. Jakarta sebagai pusat pemerintah dan sekaligus barometer segala aktifitas baik berskala
nasional dan internasional sehingga di Wilayah Hukum Polda Metro Jaya memiliki
intensitas kegiatan yang signifikan. Salah satunya adalah Obyek Vital dan Proyek Vital
milik asing menjadi konsentrasi pengamanan secara intensif.
3. Dalam melaksanakan pengawasan terhadap orang asing yang berada di Wilayah Hukum
Polda Metro Jaya adalah dengan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Imigrasi,
Depnaker dan Dinas Kependudukan. Sedangkan dalam kaitan penanganan kasus
kriminalitas adalah melakukan kerjasama dengan pihak Direktorat Reserse untuk
penyidikannya.
B. Dasar
1. Undang Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI khususnya pada pasal
15 tentang pengawasan orang asing.
1. Maksud
2. Tujuan
Sebagai pedoman dan langkah – langkah bagi setiap personil Intelijen Polri dalam
melakukan pengawasan terhadap orang asing.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) Bidang Pengawasan Orang Asing
meliputi pengamanan Obyak Vital / Proyek Vital, penyalahgunaan dokumen keimigrasian dan
kriminalitas yang dilakukan oleh orang asing.
E. Tata urut
I. PENDAHULUAN
II. PENGAMANAN OBYEK VITAL DAN PROYEK VITAL MILIK ASING
III. PENYALAHGUNAAN DOKUMEN KEIMIGRASIAN
IV. KRIMINALITAS YANG DILAKUKAN ORANG ASING
V. SURAT MENYURAT
VI. PEMBUATAN TUKJAR
VII. PEMBUATAN BIN JAR
VIII. PENUTUP
A. Sasaran
a. Kedutaan Besar
/22) Laos.......
51
b. Aset Asing
1) Organisasi Internasional
2) LSM Asing
3) Hotel PMA (Penanaman Modal Asing)
4) SPBU PMA (Penanaman Modal Asing)
5) Restaurant
6) Sekolah Asing
7) Bank Asing
1. Telah diterbitkan Surat Perintah untuk Anggota Subdit V / POA Nomor : Sprin – 306 / IX /
2011 tanggal 18 Oktober 2011 perihal melaksanakan tugas pengamanan tertutup dan
monitoring pada Kantor-kantor perwakilan asing / Kedubes-Kedubes dan Organisasi
Internasional di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
2. Anggota Unit Opsnal membuat LI, Infosus, Lapintel
3. Produk yang masuk didistribusi sesuai dengan kebutuhan
A. Sasaran
a) Kantor Denakertrans
b) Kantor Disnaker DKI
c) Kantor Sudisnaker DKI Jakarta Barat
d) Kantor Sudisnaker DKI Jakarta Utara
e) Kantor Sudisnaker DKI Jakarta Pusat
f) Kantor Sudisnaker DKI Jakarta Selatan
A. Sasaran
1. Melakukan koordinasi dengan pihak Reserse untuk mengetahui intensitas kejatahan yang
dilakukan oleh Orang Asing secara berkala maupun insidentil.
2. Melakukan koordinasi dengan Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) terkait dengan
DPO maupun pelaku kejahatan lainnya.
3. Dari hasil koordinasi tersebut dibuat produk insidentil maupun periodik untuk dilaporkan
secara berjenjang kepada Pimpinan.
V. SURAT MENYURAT
A. Surat masuk
D. Surat keluar
VIII. PENUTUP
Demikian Standart Operasional Prosedure (SOP) Bidang Pengawasan Orang Asing meliputi
kegiatan internal dan eksternal Subdit V / POA, dibuat sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan
tugas.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
SUBDIT VI / BIDANG KEAMANAN NEGARA
I. PENDAHULUAN.
A. Umum.
1. Intelijen Keamanan merupakan salah satu fungsi operasional Polri yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk melakukan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
terhadap segala bentuk ancaman dan gangguan yang akan mempengaruhi situasi dan
kondisi keamanan.
B. Dasar.
3. Peraturan Kapolri Nomor : 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah.
1. Maksud.
Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran tentang
kegiatan operasional Subdit VI bidang Keamanan.
2. Tujuan.
Sebagai pedoman dan langkah-langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam rangka
kegiatan operasional khususnya Subdit VI bidang Keamanan.
/D. Ruang Lingkup.....
55
D. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) kegiatan operasional khususnya Subdit
VI bidang Keamanan meliputi :
E. Tata Urut.
I. PENDAHULUAN.
II. STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP) SUB DIREKTORAT II DIT INTELKAM
III. PENUTUP.
A. SURAT MENYURAT
1. SURAT MASUK
a. Setiap surat yang masuk dimasukkan dalam buku register kemudian diberikan ke
Kasubdit.
/a. LIDIK........
56
a. LIDIK
1) Pembuatan UUK sesuai dengan permintaan Mabes Polri atau dari Kliping
koran, surat, maupun dari LI anggota.
2) Pembuatan Sprin lidik.
3) Pelaksanaan Lidik.
4) Pembuatan Lapgas.
5) Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit.
6) Kemudian dari Lapgas (UUK) tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit
untuk dikirim ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya.
7) Pengiriman lapgas sesuai distribusi.
b. PENGAMANAN
1) Pembuatan Sprin.
2) Pelaksanaan Pam.
3) Pembuatan Lapgas.
4) Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit.
5) Kemudian dari Lapgas tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit untuk
dikirim ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya.
6) Pengiriman lapgas sesuai dengan distribusi.
c. PENGGALANGAN
1) Pembuatan Sprin.
2) Pelaksanaan Gal.
3) Pembuatan Lapgas.
4) Lapgas dari unit di masukkan ke Kasubdit.
5) Kemudian dari Lapgas tersebut dibuat resume tanda tangan Kasubdit untuk
dikirim ke Dir Intelkam dan Wadir Intelkam Polda Metro Jaya.
6) Pengiriman lapgas sesuai dengan distribusi.
4. SURAT KELUAR
B. PEMBUATAN TUKJAR
C. PEMBUATAN BINJAR
D. PEMBINAAN AA
III. PENUTUP
Demikian penyusunan Standart Operasional Prosedure (SOP) Sub Direktorat VI Dit Intelkam Polda
Metro Jaya ini dibuat untuk dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
SEKSI SANDI
I. PENDAHULUAN.
1. Umum.
b. Seksi Sandi sebagai pembantu Direktur yang kegiatanya di fokuskan pada bidang
penyelenggarakan persandian melalui sarana persandian di lingkungan Polda Metro
Jaya.
2. Dasar.
b. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 9 Tahun 2009 tentang pedoman
penyusunan Standar Operasioanl Prosedur Lembaga Sandi Negara.
c. Peraturan Kapolri Nomor : 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah.
a. Maksud.
Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran
tentang kegiatan operasional Seksi Sandi di lingkungan Polda Metro Jaya.
b. Tujuan.
Sebagai pedoman dan langkah-langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam rangka
kegiatan operasional khususnya bidang penyelenggaraan Persandian di Lingkungan
Polda Metro Jaya.
4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) kegiatan operasional khususnya Sie
Sandi meliputi :
a. Penerimaan dan pengiriman dan pengarsipan berita-berita rahasia.
b. Pengelolaan dan pemeliharaan alat-alat sandi (Software,hardware dan branware)
5. Tata Urut.
I. PENDAHULUAN.
II. STANDART OPERATIONAL PROSEDURE (SOP) SIE SANDI
III. PENUTUP.
1. Memberikan paraf setiap kawat masuk serta disposisi kepada Pamin Sandi
2. Mengecek buku serah terima dan menandatanganinya
3. Menerima pergantian serah-terima team
4. Sebagai Pengawas
Pamin Sandi :
1. Mengecek setiap kawat masuk dan memberikan paraf serta disposisi kepada anggota team
untuk mengirimkannya.
2. Mengecek dan menandatangani sal setiap hari.
3. Menandatangani buku serah-terima setiap hari.
Anggota Sandi :
1. Mengagenda kawat baik masuk dan keluar dengan lengkap dan ditulis dengan jelas
meliputi : nomor, tanggal, jam.
2. Mengirimkan berita sandi serta membubuhkan paraf pengirim dan penerima serta tanggal
dan jam pengiriman dengan tulisan yang jelas.
3. Mengetik sal semua kawat setiap hari.
4. Menuliskan rekapitulasi pengiriman kawat masuk dan keluar.
III. PENUTUP
Demikian penyusunan Standart Operasional Prosedure (SOP) Si Sandi Dit Intelkam Polda Metro
Jaya ini dibuat untuk dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
BAG ANALIS
I. PENDAHULUAN
1 Umum.
a. Tugas Bag Analis adalah Menyusun dan menyiapkan kebijakan Dir Intelkam dan
menyelenggarakan penganalisaan terhadap perkembangan lingkungan strategik
yang berkembang di masyarakat baik didalam maupun diluar negeri meliputi bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan kemanan yang dapat mempengaruhi
hakekat ancaman serta upaya penanggulangannya.
c. Bag Analis Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Dir Intelkam berkaitan
dengan hasil analisis serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh
Dir Intelkam. Dalam pelaksanaan tugasnya Kabag Analisis bertanggung jawab
kepada Dir Intelkam, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali
Wadir Intelkam.
2 Dasar.
a. Maksud
Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) Bag Analis ini dimaksudkan
untuk dapat memberikan gambaran tentang Tugas dan tanggung jawab Bag Analis
Dit Intelkam Polda Metro Jaya yang akan dijadikan sebagai pedoman dan prosedur
dalam pelaksanaan tugas di Bag Analis.
b. Tujuan
Sebagai pedoman dan prosedur dalam pelaksanaan tugas di Bag Analis sehingga
dapat melaksanakan tugas dengan baik, jelas dan terarah.
4 Ruang Lingkup.
Secara umum Standar Operasional Prosedur (SOP) Bag Analis Dit Intelkam Polda Metro
Jaya sebagai berikut :
Laporan dari Subdit dan Kewilayahan dilakukan penilaian; pendataan; dibuatkan produk
sesuai dengan Kalender Kamtibmas atau atas perintah Pimpinan, serta atas penilaian
bahwa laporan tersebut patut dan perlu ditingkatkan menjadi produk Direktorat sebagai
bahan pertimbangan bagi Pimpinan dalam pembuatan kebijakan/keputusan.
Bag Analis Dit Intelkam Polda Metro Jaya terbagi dalam dua Sub Bagian yaitu Subbag
Produk dan Subbag Dokumentasi dan Penelitaian (Doklit).
/ III. PENUTUP.......
63
III. PENUTUP
Demikian penyusunan Standart Operasional Prosedure (SOP) Bagian Analis Dit Intelkam Polda
Metro Jaya ini dibuat untuk dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
SIE INTELTEK
I. PENDAHULUAN.
1. Umum.
a. Dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi birokrasi, mewujudkan tata pemerintah yang
baik, menciptakan ketertiban penyelenggaraan operasional dan admistrasi,
meningkatkan kualitas pelayanan serta kelancaran kegiatan Sie Inteltek dengan
memanfaatkan teknologi informasi maka di perlukan Standar operasional dan prosedure
(SOP).
b. Seksi Inteltek sebagai pembantu Direktur yang kegiatanya di fokuskan pada bidang
penyelenggarakan teknologi informasi di lingkungan Dit Intelkam Polda Metro Jaya.
2. Dasar.
b. Peraturan Kapolri Nomor : 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah.
a. Maksud.
Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran
tentang kegiatan Intelijen dengan memanfaatkan Teknologi Informasi.
b. Tujuan.
Sebagai pedoman dan langkah-langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam rangka
kegiatan operasional khususnya bidang penyelenggaraan kegiatan Intelijen dengan
memanfaatkan Teknologi Informasi.
4. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) kegiatan operasional khususnya Sie
Inteltek meliputi :
- Meliput dan mendokumentasikan setiap kegiatan masyarakat di wilayah hukum Polda
Metro Jaya.
/ 5.Tata Urut.......
65
5. Tata Urut.
I. PENDAHULUAN.
II. STANDART OPERATIONAL PROSEDURE (SOP) SI INTELTEK
III. PENUTUP.
c. SASARAN TUGAS
2. Memanfaatkan Alat-alat khusus Intelijen serta memberikan bantuan tehnis untuk mendukung
operasional Intelijen.
d. PERTELAAHAN TUGAS
1. Kasie Inteltek
Sie Inteltek merupakan unsur pelaksana staf khusus atau tehnis yang keberadaanya dibawah
langsung Direktur Intelkam yang bertugas :
a) Meyusun kebijaksanaan Direktur Intelkam di bidang Inteltek, dalam rngka mendukung system
informasi menejemen Intelkam.
c) Memanfaatkan peralatan khusus intelijen dan elektronik dalam rangka mendukung sisten
infornasi intelijen baik dilingkungan Intelkam maupun fungsi Kepolisian lainya sebagai
kontribusi.
d) Melaksanakan kerja sama dan kooerdinasi lintas sektoral dalam hal tehnologi, serta jaringan
media cetak maupun elektronik.
e) Menyiapkan alat khusus intelijen dalam rqngka mendukung operasi kepolisian baik Operasi
rutin maupun Operasi Khusus Kepolisian.
f) Memberikan baimbingan dan arahan serta pengawasan dan pengendalian secara aktif
terhadap seluruh anggota Inteltek.
g) Melaksanakan tugas-tugas lainya sesuai Perintah Direktur maupun Wakil Direktur serta atas
permintaan para Kasubdit.
2. Dalam melaksanakan Tugasnya, Kasie Inteltek dibantu oleh Perwira Operasi dan Perwira
Administrasi
/1.Perwira.......
66
c) Melaksanakan koordinasi baik secara lintas sektoral maupun jaringan yang ada
3. Bintara Tim :
c) Sebagai Operator alat-alat khsusu Intelijen harus selalu dalam keadaan siap
melaksanakan Perintah
d) Mengisi buku mutasi yang berisi penggunaan alat-alat khsusus, kendaraan khusus
Intelijen sebagai pertanggung jawaban melaksanaan tugas / piket
/III.PENUTUP........
67
III. PENUTUP
Demikian penyusunan Standart Operasional Prosedure (SOP) Si Inteltek Dit Intelkam Polda Metro
Jaya ini dibuat untuk dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
SIE YANMIN
I. Pendahuluan
A. Umum
Bahwa seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga Negara dan penduduk tentang
peningkatan pelayanan publik, penyelenggaraan pelayanan publik diharuskan melakukan
pelayanan prima untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Bidang Pelayanan Masyarakat selaku salah satu penjuru dalam memberikan pelayanan
perizinan bagi setiap Kegiatan Masyarakat, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK),
SKLD, STM, SKJ, perijinan Senpi, Handak dan Kembang Api, merupakan upaya dalam
pemberian pelayanan dan sekaligus untuk memberikan kepastian hukum baik bagi
masyarakat maupun instansi / pejabat pemerintah yang terkait serta khususnya Polri
Guna memudahkan dan menyamakan kegiatan pelayanan maka dipandang perlu membuat
suatu Standard Operating Procedure (SOP) tentang Pelayanan Surat Izin Kegiatan
Masyarakat, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), SKLD, STM, SKJ, perijinan
Senpi, Handak dan Kembang Api, sehingga diharapkan pelayanan yang diberikan dapat
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku juga kaidah-kaidah pelayanan publik
seperti transparan dan akuntabel.
B. Dasar
1. Pasal 15 ayat (1) huruf k dan Pasal 15 ayat (2) huruf i Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168).
1. Maksud
Maksud pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) ini sebagai pedoman
pelaksanaan tugas bagi petugas pelayanan masyarakat Satker Direktorat Intelkam
Polda Metro Jaya dalam pelayanan penerbitan Surat Izin Kegiatan Masyarakat,
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), SKLD, STM, SKJ, rekomendasi
perijinan Senpi, Handak dan Kembang Api.
/2. Tujuan.......
70
2. Tujuan
Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) ini bertujuan untuk memudahkan
bagi setiap petugas pelayanan masyarakat Satker Direktorat Intelkam Polda Metro
Jaya dalam pelayanan penerbitan Surat Izin Kegiatan Masyarakat, Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), SKLD, STM, SKJ, rekomendasi perijinan
Senpi, Handak dan Kembang Api.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standard Operating Procedure (SOP) ini dibatasi pada penyelenggaraan
kegiatan pelayanan masyarakat di bidang penerbitan Surat Izin Kegiatan Masyarakat,
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), SKLD, STM, SKJ, rekomendasi perijinan
Senpi, Handak dan Kembang Api.
E. Pengertian-pengertian
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat
negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
2. Intelijen Keamanan Polri yang selanjutnya disingkat Intelkam Polri adalah Intelijen
yang diimplementasikan dalam penyelenggaraan fungsi kepolisian sebagai salah
satu fungsi pemerintahan negara, dalam rangka mewujudkan keamanan dalam
negeri.
3. Warga Negara Asing yang selanjutnya disingkat WNA adalah orang bukan Warga
Negara Indonesia (WNI).
4. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan Pemerintah
Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.
5. Bidang pelayanan perijinan giat masyarakat :
a. Pertemuan adalah berkumpulnya sejumlah orang secara sengaja,
diselenggarakan secara terorganisasi dan dilaksanakan ditempat tertentu.
b. Pesta adalah pertemuan yang dimaksudkan untuk merayakan atau
memperingati suatu peristiwa atau kejadian tertentu, disertai dengan
perjamuan.
c. Keramaian adalah pertemuan yang diperuntukan bagi khalayak ramai disertai
dengan hiburan.
d. Pawai adalah pertemuan yang dilakukan dengan arak – arakan dengan
maksud untuk menarik perhatian atau menjadi tontonan khalayak ramai.
e. Pertemuan politik adalah pertemuan yang tidak bersifat keilmuan atau yang
tidak diselenggarakan oleh lembaga keilmuan yang membahas hal – hal yang
berkaitan dengan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan negara dengan
maksud mempengaruhi jalannya kekuasaan Negara atau pemerintahan.
f. Pertemuan sosial adalah pertemuan yang dilakukan untuk membahas masalah
– masalah social kemasyarakatan atau melakukan kegiatan social yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan social dan kelangsungan kerukunan
kehidupan bermasyarakat.
/g. Pertemuan........
71
b. Surat Tanda Melapor (STM) adalah bukti tertulis dari Polri yang diberikan
kepada setiap orang yang memberi kesempatan menginap / penginapan bagi
orang asing.
c. Surat Keterangan Jalan (SKJ) adalah surat keterangan yang diberikan oleh
Pejabat Polri kepada orang asing yang akan melakukan perjalanan dalam
rangka bekerja, peninjauan lokasi kerja, kunjungan usaha, penelitian dan atau
keperluan lainnya ke suatu daerah di satu Kabupaten atau satu Propinsi atau di
beberapa Kabupaten / Propinsi.
d. Orang asing tinggal terbatas adalah orang asing yang telah memperoleh ijin
tinggal terbatas.
e. Orang asing tinggal tetap adalah orang asing yang telah memperoleh ijin
tinggal tetap.
f. Pengawasan orang asing adalah segala usaha pekerjaan dan kegiatan yang
dilakukan oleh Polri dalam rangka penegakkan hukum di bidang orang asing
dan mencegah dampak negatif terhadap keamanan negara.
/8. Bidang pelayanan........
72
/a. Pertemuan........
73
(a) oleh MPR, Presiden, DPR, BPK, MA, DPRD, baik di dalam maupun di
luar gedung.
(b) oleh partai politik dan Gologan Karya serta organisasi kemasyarakatan
atau perkumpulan lainnya yang diselenggarakan di dalam lingkungan
kantor/Gedung/sekretariat sendiri.
(c) oleh perorangan atau kelompok non organisasi di dalam lingkungan
tempat kediaman yang bersangkutan dan akan dihadiri oleh kurang
dari 10 (sepuluh) orang.
4) Pertemuan pengurus berupa rapat, sarasehan, musyawarah, diskusi dan
bentuk lain sejenisnya.
5) Pertemuan social berupa gotong royong, kerja bakti, pesta adat, arisan,
olahraga, musyawarah lingkungan, sarasehan dan bentuk lain sejenisnya.
6) Pertemuan budaya berupa pagelaran musik, tarian, drama, pembacaan
puisi, opera, pantonim, kesenian daerah dan bentuk lain sejenisnya.
7) Pertemuan keagamaan berupa pengajian, kebaktian, sembahyang
bersama, majelis taklim, tabliq dan bentuk lain sejenisnya.
8) Pertemuan keilmuan berupa kegiatan belajar mengajar, ceramah, seminar,
simposium, lokarya, diskusi panel, kongres keilmuan dan bentuk lain
sejenisnya.
/9) Pertemuan........
74
/a. Pemohon........
76
1) Persiapan;
2) Pencatatan;
3) Penyiapan dokumen;
4) Penelitian;
5) Penerbitan rekomendasi.
c. Persyaratan permohonan perijinan senjata api non organik TNI/Polri sebagai
berikut :
1) senjata api non organik TNI/Polri peruntukan beladiri meliputi :
a) Permohonan izin ditujukan kepada Kapolda u.p Direktur Intelkam;
b) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/ KTA;
c) Foto Copy Kartu Keluarga (KK);
d) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);
e) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
f) Surat keterangan Jabatan / Skep jabatan;
g) Surat Keterangan Sehat dari Dokter;
h) Hasil Test Psikologi;
i) Sertifikat Menembak;
j) Daftar Riwayat Hidup;
k) Wawancara / Screening / Klarifikasi oleh Unit;
l) Pas Photo berlatar belakang merah ukuran 2x3 dan 4x6 masing-
masing sebanyak 4 lembar.
m) Surat Ijin Import senjata.
b) Peluru Gas :
(1) Permohonan rekomendasi izin ditujukan kepada Kapolda u.p
Direktur Intelkam;
(2) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/ KTA;
(3) Foto Copy Kartu Keluarga (KK);
(4) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) penanggungjawab;
(5) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
(6) Surat keterangan Jabatan / Skep jabatan;
(7) Surat Keterangan Sehat dari Dokter, Hasil Test Psikologi;
(8) Wawancara / Screening / Klarifikasi oleh Unit;
(9) Pas Photo berlatar belakang merah ukuran 2x3 dan 4x6 masing-
masing sebanyak 4 lembar;
(10) Surat ijin Import senjata.
/5) Semprotan........
80
4. Guna mengukur kepuasan pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat, disiapkan
kotak saran / mekanisme komplen baik melalui SMS ataupun website yang telah tersedia.
5. Permohonan SKLD diajukan kepada Direkur Intelkam Polda setempat / tempat domisili orang
asingnya.
6. Permohonan dapat juga diajukan langsung ke Ruang Pelayanan Masyarakat Baintelkam Polri
apabila sponsornya berkantor pusat di Jakarta dan atau dalam hal tertentu yang bersifat
mendesak.
7. Permohonan STM diajukan kepada Kepala Polsek dan atau Kepala Polres setempat di daerah
lokasi orang asing tersebut menginap.
8. Permohonan STM diajukan kepada Kabaintelkam Polri melalui Ruang Pelayanan Masyarakat
Baintelkam Polri apabila orang asing tersebut berprofesi sebagai artis.
9. Permohonan SKJ diajukan kepada Direktur Intelkam Polda setempat bagi orang asing yang
hanya bepergian dalam satu wilayah Polda tersebut.
10. Permohonan SKJ diajukan kepada Kabaintelkam Polri bagi orang asing yang bepergian
melintasi beberapa Propinsi.
11. Biaya atas jasa pelayanan perijinan senjata api, bahan peledak dan kembang api berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Jenis Penerimaan dan Tarif Penerimaan
Negara Bukan Pajak pada Polri yang berlaku sejak tanggal 26 Juni 2010.
12. Pemohon dapat memberi masukan/ saran/ kritikan/ komplain kepada pelaksana perizinan lewat
kotak saran yang tersedia di loket pelayanan ataupun melalui sarana informasi baik melalui
SMS ataupun Website yang telah disiapkan oleh Polri.
IV. REALISASI PENINGKATAN PELAYANAN :
WAKTU
NO BENTUK PELAYANAN KET
SEBELUM SAAT INI
4. STTP :
a) Kemerdekaan menyampaikan pendapat Bisa ditunggu
di muka umum (Unras) 1 hari
b) Giat organisasi (Pertemuan, 2 hari
seminar, musyawarah, dll ) 1 hari
12. Surat ijin penguasaan pinjam pakai Senpi Satpam 5 hari 2 hari
V. PENUTUP
Demikian Standard Operating Procedure (SOP) tentang pelayanan penerbitan Surat Izin Kegiatan
Masyarakat, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), SKLD, STM, SKJ, perijinan Senpi,
Handak dan Kembang Api, dibuat untuk digunakan sebagai pedoman bagi pelaksanaan tugas.
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
I. PENDAHULUAN.
1. Umum.
a. Polri sebagai alat penegak hukum dan penyelenggara keamanan dalam negeri yang
memiliki tugas dan fungsi memelihara keamanan, menegakkan hukum serta memberi
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat sebagaimana rumusan
tugas pokok Polri sesuai dengan Undang – Undang Nomor. 2 Tahun 2002 tentang Polri,
dituntut untuk mampu mengantisipasi dan menanggulangi berbagai bentuk ancaman
Kamtibmas.
b. Dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi birokrasi, diperlukan tata kelola kinerja yang
baik, sehingga tercipta ketertiban penyelenggaraan operasional dan admistrasi,
meningkatkan kualitas pelayanan serta kelancaran kegiatan operasional Direktorat Intelkam
diperlukan Standar operasional dan prosedure (SOP).
c. Perwujudan transparansi dan standarisasi pelayanan dapat dilakukan antara lain melalui
penyusunan strandar pelayanan, untuk menghasilkan pelayanan yang sesuai dengan
standar yang telah ditentukan maka diperlukan rangkaian Standart Operasional Prosedure
(SOP) yang dijadikan sebagai pedoman yang menunjukan apa yang harus dilakukan, kapan
dilakukan, siapa yang melakukan dan berapa lama harus diselesaikan.
2. Dasar
b. Peraturan Kapolri Nomor : 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Daerah.
c. Peraturan kepala Lembaga Sandi Negara Nomor. 9 Tahun 2009 tentang Pedoman
penyusunan Standar Operasional Prosedur Lembaga Sandi Negara.
d. Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian.
e. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarfi atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Polri.
f. Keputusan Presiden RI No. 125 Tahun 1999 tanggal 11 Oktober 1999 tentang perubahan
atas keputusan Presiden RI Nomor: 5 Tahun 1988 tentang pengadaan bahan peledak.
/ g. Surat Keputusan....
2
g. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/816/IX/2003 tanggal 17 Oktober 2003 tentang
Naskah Sementara Buku Petunjuk Lapangan tentang Penerbitan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK).
h. Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep/82/II/2004 tanggal 16 Pebruari 2004 tentang buku
petunjuk pelaksanaan pengawasan dan pengendalian senjata api non organik TNI/Polri.
i. Peraturan Kapolri No.Pol.: PK/13/X/2006 tanggal 03 Oktober 2006 tentang Pengawasan
dan Pengendalian Senjata api Non Organik TNI atau Polri untuk kepentingan olah raga.
j. Peraturan Kapolri Nomor 2 Tahun 2008 tanggal 29 April 2008 tentang Pengawasan,
Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial.
k. Naskah Sementara Peraturan Kapolri Nomor 544 Tahun 2008 tanggal 20 Nopember 2008
tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pengawasan dan Pengamanan Orang Asing.
l. Petunjuk Lapangan Kapolri No. Pol. : JUKLAP/ 02 /XII/1995 tanggal 29 Desember 1995
tentang Perizinan dan Pemberitahuan Kegiatan Masyarakat.
a. Maksud.
Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran tentang
kegiatan Operasional dan administrasi masing – masing Sub Direktorat, Bagian dan Seksi
Dit Intelkam Polda Metro Jaya.
b. Tujuan
Sebagai pedoman, langkah – langkah dan prosedur bagi setiap personil Dit Intelkam Polda
Metro Jaya dalam melaksanan tugas pokok dan fungsinya.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) Dit Intelkam Polda Metro Jaya meliputi :
5. Tata Urut
I. PENDAHULUAN.
II. STANDART OPERATIONAL PROSEDURE (SOP) DIT INTELKAM
III. PENUTUP
/ II. STANDART....
3
III. PENUTUP
Demikian penyusunan Standart Operational Prosedure (SOP) Dit Intelkam Polda Metro Jaya ini
dibuat untuk dijadikan pedoman, langkah – langkah dan prosedur dalam kegiatan operasional dan
adaministrasi Dit Intelkam Polda Metro Jaya
DIREKTUR INTELKAM
Drs. IRLAN, SH
KOMISARIS BESAR POLISI NRP 63040912
Paraf :
1. Kasubag Renmin : …..
2. Wadir Intelkam : …..
POLRI DAERAH METRO JAYA
DIREKTORAT INTELKAM
I. PENDAHULUAN.
1. Umum.
c. Guna terlaksananya Pengamanan Intelijen secara berdaya guna dan berhasil guna,
maka di pandang perlu untuk menyusun Standart Opesional Prosedure ( SOP ).
2. Dasar.
a. Maksud
b. Tujuan
Sebagai pedoman dan langkah-langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam
melaksanakan kegiatan Pengamanan Intelijen.
5 Tata Urut
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PELAKSANAAN
BAB III : PENUTUP
/II.PELAKSANAAN........
2
II. PELAKSANAAN
1. Sasaran
a. Terhadap orang
b. Terhadap Benda
c. Terhadap Kegiatan
d. Terhadap Bahan Keterangan
e. Terhadap Tempat/Lokasi
b. Sasaran
1) Pribadi VVIP / VIP dan keluarga
2) Kegiatan VVIP / VIP dan keluarga
3) Rumah tinggal/penginapan
4) Tempat kerja/kantor
5) Sarana Transportasi yang digunakan
6) Route yang dilalui
2/ Pengananan.........
3
2. Pengamanan pribadi objek/sasaran dilakukan dengan penyiapkan ADC (Ajudan)
dan pengamanan melekat.
3. Pengamanan dengan melakukan sterilisasi lokasi kegiatan dan pengawalan route
dari dan menuju ke lokasi.
4. Mengawasi dan menjaga keamanan tempat-tempat yang akan atau mungkin
digunakan oleh VVIP/VIP seperti : toilet, tempat istirahat/rias tidak boleh
digunakan oleh orang lain.
a. Tujuan
Terwujudnya rasa aman terhadap perorangan ( secara fisik dan psikis) dan
instalasi di lingkungan nya sehingga percipta kegiatan produksi dan distribusi
secara tertib.
b. Sasaran :
1) Bangunan fisik dan sarana prasarana
a) Bangunan fisik
(1) Gedung dan bangunan strategis
(2) Pertambangan dan Telekomunikasi
(3) Perusahaan Air Minum dan BBM
(4) Energi/pembangkit tenaga listrik
(5) Industri strategis
b) Memberikan........
4
a. Tujuan.
Terhindarnya peredaran senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri serta
bahan berbahaya lainya secara ilegal di kalangan masyarakat mulai dari
import/eksport, pembelian/penjualan, pemilikan, penyimpanan, pengangkutan,
penggunaan dan pemusnahan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku maupun pengawasan tidak langsung dalam bentuk pengawasan
administratif.
b. Sasaran
1) Kegiatan produksi, senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri serta
bahan berbahaya lainya.
2) Kegiatan eksport/import senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri
serta bahan berbahaya lainya.
/ 3) Kegiatan.......
5
3) Kegiatan perdagangan senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri
serta bahan berbahaya lainya.
4) Kegiatan kepemilikan senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri serta
bahan berbahaya lainya.
5) Kegiatan penyimpanan senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri
serta bahan berbahaya lainya.
6) Kegiatan pengangkutan senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri
serta bahan berbahaya lainya.
7) Kegiatan penggunaan senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri serta
bahan berbahaya lainya.
8) Kegaiatn pemusnahan senjata api dan bahan peledak non organik TNI/Polri serta
bahan berbahaya lainya
1) Deteksi
/ 3) Pengamanan.........
6
3) Pengamanan tidak langsung/tersamar dalam bentuk
pengamanan/pengawasan administratif terhadap perijinan senjata api,
bahan peledak dan bahan berbahaya lainya yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
III. PENUTUP
Demikian penyusunan Standart Operasional Prosedure (SOP) Pengamanan Dit Intelkam Polda Metro
Jaya yang meliputi tujuan pengamanan, sasaran pengamanan dan teknik dan taktik pengamanan ini
dibuat untuk dijadikan bahan masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan.
STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)
PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN JARINGAN INTELIJEN
STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)
SEKSI YANMIN