I. PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Hubungan antar Negara asean saat ini diwarnai dengan adanya sengketa
perbatasan dan klaim suatu daerah Negara lain sehingga mempengarui hubungan
politik luar negeri.indonesia yang merupakan Negara Negara asean hiungga saat ini
menghadapi sengketa perbatasan dan terdapat 12 pulau terluar diseluruh wilayah
NKRI. 3 diantaranya terdapat di selat malaka dan laut cina selatan. permasalahan
ini dapat menimbulkan konflik terbatas bila dalam penanganan secara diplomatik
gagal.
c. Indonesia yang memiliki letak strategis diselat malaka dan laut cina selatan
dan langsung berbatasan dengan Negara tetangga . disamping adanya permasalahan
sengketa tanah, selat malaka juga rawan terhadap kejahatan laut, gangguan
keamanan dan pelanggaran wilayah. Hal ini juga berpotensi menimbulkan konflik.
Profinsi Kepulauan Riau yang terletak didekat selat malaka dan berada diwilayah
Kodam I/Bukit Barisan dan langsung berbatasan dengan negara tetangga
mempunyai ancaman yang dapat mengancam keutuhan NKRI.
3. Ruang Lingkup.
a. Pendahuluan.
b. Postur Prajurit TNI-AD di daerah perbatasan saat ini.
c. Permasalahan didaerah perbatasan.
d. Faktor-faktor mempengaruhi
e. Postur TNI-AD yang diharapkan di daerah perbatasan.
f. Upaya Peningkatan Postur TNI-AD 5 -10 tahun ke depan didaerah
perbatasn
g. Kesimpulan dan Saran.
h. Penutup.
2) Mental dan disiplin. Sikap mental dan disiplin bagi prajurit yang
bertugas didaerah perbatasan cenderung menurun dikarenakan :
1) Sulitnya pengawasan melekat disebabkan jarak yang jauh dan
keterbatasan tranportasi laut
4) Profesionalisme Prajurit.
b. Kekuatan. Kekuatan TNI AD yang ada saat ini didaerah perbatasan hanya t
Koramil dengan jumlah personel berkisar 30 s/d 50 % dari DSPP dan tidak didukung
oleh persenjataan yang memadai sehingga bila dihadapkan dengan ancaman yang ada
tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal. Sebagai gambaran senjata yang ada hanya
pistol jenis FN dan PM I Pindad.
c. Gelar Kekuatan. Saat ini didaerah kepulauan Riau terdapat satuan TNI AD
dibawah kendali korem 031/WB yaitu:
1) satuan kowil. 3 kodim.
2) Satuan tempur
a) 1 batalyon infanteri
b) 1 baterai penugasan arhanud
Kekuatan ini terpusat di batam, tanjung pinag dan natuna, bila dihadapkan pada luasnya
daerah kepulauan riau yang sebahagian besar wilayahnya merupakan lautan sangat tidak
memadai. Sebagai gambaran jumlah pulau 1033 buah dan hanya sekitar 350 pulau yang
dihuni, itupun tidak semuanya bisa dijangkau oleh aparat kowil khususnya babinsa
karena keterbatasan sarana tranportasi.
6. Personel. Personel yang bertugas di wilayah perbatasan sangat terbatas terutama jabatan
babinba yang merupakan ujung tombak dan telinga bagi TNI-AD dalam membina wilayah. jika
dikaitkan dengan ancaman diwilayah perbatasan dan luasnya wilayah kondisi personel sangat
tidakmemadai.
7. Alat transportasi. Kondisi daerah perbatasan yang merupakan kepulauan dan lautan
sangat tergantung pada sarana transportasi untuk menuju ke suatu pulau. Apabila kondisi cuaca
yang tidak mendukung maka sarana komunikasi tidak dapat dilakukan.
8. Kesejahteraan prajurit . Gaji yang diterima oleh prajurit tidak mencukupi bila
dihadapkan pada biaya kebutuhan pokok yang serba mahal dan biaya tranportasi, Hal ini sangat
membatasi gerak prajurit dalam melaksanakan tugas pembinaan wilayah.
9. Komunikasi. Komunikasi yang bisa menjangkau antar pulau daerah perbatasan saat ini
hanya radio SSB dan sebagian kecil yang sudah menggunakan sarana telepon. Sehingga
Komando dan Pengendalian sulit dilaksanakan secara rutin. Belum lagi dihadapkan pada kondisi
cuaca yang buruk dan berpengaruh langsung terhadap sistim lapor cepat.
10. Letak geografis. Luas wilayah Kepulauan Riau khususnya Kab. Kepulauan Riau
sekitar 250.162,88 Km2 yang terdiri dari luas lautan 240.180.00 Km2 dan daratan 998.288 Km2
dengan jumlah pulau 843 buah dimana berpenghuni 345 pulau dan tidak berpenghuni 448 pulau.
Disamping itu kepulauan Riau juga berbatasan langsung dengan Negara tetangga yang rawan
terhadap pencurian hasil laut, pelanggaran wilayah laut dan kejahatan lintas negara serta batas
wilayah..
11. Umum. Faktor yang dapat mempengaruhi tidak terlepas dari proses pengaruh
lingkungan dan dari diri masing masing aparat dalam menyikapi tugas yang diemban.
16. Kemampuan. Guna mendapatkan prajurit sesuai Postur kowil TNI-AD ke depan (5 –
10 tahun ) khususnya bagi prajurit yang bertugas didaerah perbatasan harus memiliki
kemampuan yang diinginkan oleh Komando Atas.
a. Kemampuan teritorial
b. kepedulian yang tinggi unsur pimpinan lapangan. Sebagai unsur pimpinan yang
dapat mempengaruhi dan membimbing anggota, dituntut kepedulian yang tinggi
mengingat keterbatasan pengendalian dan pengawasan dari komando atas.Hal yang
diharapkan adalah :
1) Tidak apatis dan tidak masa bodoh.
a) Peduli terhadap anak buah dan tidak bersikap masa bodoh terhadap
suatu permasalahan
c) Peduli untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota
2) Punya dedikasi dalam tugas.
18. Gelar kekuatan. Gelar kekuatan yang diharapkan diwilayah Kepri untuk menghadapi
bentuk ancaman didaerah perbatasan adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan teritorial
20. Peningkatan Kekuatan. Upaya peningkatan kekuatan untuk membentuk Postur TNI-AD 5
– 10 tahun kedepan didaerah perbatasn diarahkan pada pemenuhan personel minimal mencapai
mantap I.
21. Peningkatkan Gelar Kekuatan. Upaya peningkatan gelar kekuatan untuk membentuk
Postur TNI-AD 5 – 10 tahun ke depan didaerah perbatasan diarahkan pada :
2) 1 Kodim di Ranai.
2) 1 Ki di Tanjunginang.
3) 2 Ki di Ranai.
23. Kesimpulan.
a. Tantangan dan ancaman di daerah kepulauan riau semakin komplek dan dapat
mengancam keutuhan dan martabat bangsa yaitu permasalahan sengketa perbatasan..
24. Saran. Untuk mencapai Postur TNI-AD di daerah perbatasan disarankan sebagai
berikut :
b. Pengadaan alat transportasi laut yang memadai minimal 1 Kodim memiliki 2 atau
3 speed boat dengan jarak jelajah 500 Km.
c. Pengadaan sarana komunikasi yang mengunakan repeater untuk keperluan
babinsa sehuingga system pelaporan cepat dan efisien.
25. Demikian tulisan Postur TNI-AD didaerah perbatasan wilayah Kepulauan Riau
disusun sebagai masukan dan pertimbangan oleh Komando Atas guna menentukan
kebijaksanaan demi tercapainya tugas pokok TNI-AD.