Anda di halaman 1dari 6

OPTIMALISASI PEMBINAAN SATUAN BATALYON INFANTERI

OLEH KOMANDAN YONIF GUNA MENUNJANG


PELAKSANAAN TUGAS POKOK SATUAN

Pembinaan Satuan Batalyon Infanteri merupakan program yang dilaksanakan


secara terencana, sistematis dan terus menerus agar terpeliharanya kesiapan operasional
satuan yang siap untuk melaksanakan tugas pokok. Kesiapan operasional satuan ini
hanya dapat tercapai apabila kegiatan pembinaan satuan dapat dilaksanakan sesuai
dengan aturan dan norma yang berlaku serta dapat berjalan selaras dengan program-
program yang telah disusun oleh Komando Atas. Oleh karenanya setiap Danyonif perlu
dengan sungguh-sungguh untuk menjabarkan setiap program yang diberikan oleh
Komando Atas dan menuangkannya ke dalam program pembinaan di satuannya masing-
masing untuk kemudian dilaksanakan pentahapan-pentahapan selama berlangsungnya
kegiatan pembinaan satuan di satuannya. Tingkat kesiapan operasional satuan ditentukan
oleh hasil pembinaan yang dilaksanakan oleh Danyonif secara tepat. ( Latar Belakang )

Pada kenyataannya dari data yang diketahui akhir-akhir ini, terdapat beberapa
Batalyon Infanteri yang dinyatakan tidak dapat secara optimal menjalankan pola binsatnya,
( Kondisi Nyata )
Ha; ini disebabkan dari kemampuan pembinaan satuan Danyonif terbatas.
( Pengantar Permasalahan )
Dengan demikian satuan – satuan setingkat Batalyon Infanteri perlu melakukan
pembinaan satuan yang meliputi pembinaan Organisasi, Personel, Materiil, Pangkalan,
Latihan dan Pinak. Pembinaan satuan yang dilakukan dijajaran TNI AD merupakan tugas
dan tanggung jawab Danyonif untuk memajukan satuannya dengan memanfaatkan fasilitas
yang ada serta dukungan dari Komando Atas. ( Inventarisasi Permasalahan )
Dari kondisi tersebut maka dibutuhkan suatu pemecahan persoalan yaitu
bagaimana optimalisasi pembinaan satuan batalyon infanteri guna menunjang
pelaksanaan tugas pokok ? ( Perumusan masalah )
Manfaat dari tulisan ini adalah sebagai masukan kepada para komandan batalyon
infanteri dalam mengoptimalkan kemampuannya dengan melalui pembinaan satuan, serta
sebagai masukan kepada komando atas dalam mengevaluasi kemampuan komandan
batalyon infateri dalam melaksanakan pembinaan satuan guna mencapai tugas pokok.
( Nilai Guna )
2

Guna menjawab pertanyaan tersebut diatas maka penulis menggunakan metode


deskriptis analisis melalui pendekatan empiris berdasarkan pengalaman penulis selama
berdinas di TNI AD. ( Konsep / Teori )

Beberapa aturan yang mendasari satuan Yonif dalam menyelenggarakan


Pembinaan Satuan adalah : 1) Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi tentang fungsi-fungsi
yang diselenggarakan oleh TNI AD diantaranya fungsi organik militer; 2) Buku Petunjuk
Pelaksanaan tentang Pembinaan Satuan TNI AD, Skep Kasad Nomor 542/XII/2006.
( Pendekatan )

Pelaksanaan tugas pokok batalyon infanteri saat ini, masih dirasakan belum berjalan
secara optimal hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek binsat yang tidak tercapai secara
optimal. Dimulai dari Pembinaan Organisasi, permasalahan yang ada pada saat ini
adalah 1) pemeliharaan kekuatan satuan masih belum terpenuhi sesuai dengan
TOP/DSPP, hal ini ditandai dengan masih adanya kebutuhan dalam mendukung
organisasi, 2) belum adanya inisiatif komandan batalyon infanteri dalam mengkaji
organisasi. Pembinaan Personel, permasalahan yang sangat menonjol saat ini adalah 1)
Masih adanya penempatan jabatan personel yang tidak sesuai dengan kepangkatan. 2)
Masih adanya prajurit senior terutama Perwira dan Bintara yang belum pernah kursus dan
tidak memiliki keahlian khusus / spesialisasi. 3) Pelaksanaan cuti tahunan tidak teratur. 4)
Masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit antara lain disersi, asusila,
narkoba, insubordinasi, pelanggaran lalin dan perkelahian. 5) Penyimpanan dan
penyusunan dosir anggota kurang tertib. Pembinaan Materiil, permasalahan yang
menonjol saat ini adalah 1) pemenuhan kebutuhan materiil yang belum dapat memenuhi
sesuai dengan DSPP, hal tersebut ditandai dengan kurangnya kebutuhan materiil mulai
dari alutsista, aloptik dan lain lain yang mengakibatkan tidak dapat mendukung satuan
dalam pelaksanaan tugas, 2) Masih adanya materiil tua yang sudah tidak ada suku
cadangnnya, 3) Perawatan materiil yang buruk oleh prajurit karena kurangnya pengetahuan
dalam hal pemeliharaan materiil. Pembinaan Pangkalan, permasalahan yang timbul
meliputi ; 1) kurang jumlah barak dan perumahan prajurit bahkan perkantoran yang sesuai
dengan kebutuhan standar bagi batalyon infanteri, 2) Kedudukan pangkalan yang letaknya
terpisah jauh dari batalyon khususnya kompi-kompi, yang dapat mempengaruhi efektifitas
pengawasan dan pengendalian komandan batalyon, 3) Masih kurangnya gudang senjata
dan munisi yang akan berdampak pada kerawanan dalam hal pengamanan, 4) Belum
3
adanya pagar satuan, hal ini dapat dilihat hampir seluruh batalyon infateri tidak mempunyai
pagar satuan terutama yang berfungsi sebagai batas antara kesatrian dengan
perkampungan
masyarakat dan lingkungan sekitar satuan. Peranti Lunak, permasalahan-permasalahan
yang ada saat ini adalah 1) Masih adanya satuan yang belum memiliki perangkat peranti
lunak, 2) tidak validnya peranti lunak yang ada dihadapkan dengan tuntutan tugas, 3)
Adanya protap-protap satuan yang tidak operasional dihadapkan dengan kondisi wilayah
sekitar satuan, 4) Belum adanya protap-protap satuan yang mendukung kegiatan batalyon
terutama yang berkaitan dengan kondisi geografi, demografi dan kondisi sosial khususnya
dalam kegiatan pembinaan territorial terbatas. Pembinaan Latihan, permasalahan yang
menonjol dalam hal pembinaan latihan dibatalyon infateri adalah 1) latihan belum dapat
dilaksanakan secara optimal dari proglatsi yang telah direncanalkan, 2) Kurangnya
pengetahuan dibidang latihan bagi perwira dan bintara yang sangat berpengaruh dalam
kegiatan latiahan satuan, 3) Terbatasnya tenaga pelatih dalam menyelenggarakan latihan
yang berakibat tidak tercapainya tujuan dan sasaran latihan, 4) Terbatasnya medan latihan
yang digunakan dalam setiap kegiatan latihan yang mengakibatkan latihan dilaksanakan
ditempat yang tidak memenuhi syarat untuk dilaksanakan latihan.
Dari kompleksnya permasalahan yang timbul dari setiap aspek penyelenggaraan
pembinaan satuan, tentunya terdapat faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pelaksanaan pembinaan satuan. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal yang dapat
dijadikan sebagai kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal, yang dapat merupakan
sebagai peluang maupun kendala dalam pembinaan satuan di batalyon infanteri.
Dimulai dari faktor internal yang dapat dijadikan sebagai kekuatan adalah 1) Sumber
daya prajurit yang merupakan lulusan SLTA/setingkat sehingga diharapkan memiliki
kemampuan akademik dan inteligensia yang tinggi sehingga diharapkan dapat dengan
mudah melaksanakan tugas pokok perorangan yang menjadi tanggung jawabnya, 2) Latar
belakang pendidikan prajurit yang saat ini diterapkan melalui Tri Pola dasar pendidikan
berupa Mental kejuangan, Akademik dan kemampuan jasmani, dari tiga aspek tersebut
akan menunjang pelaksanaan tugas tim maupun satuan. Sedangkan, yang akan
menjadikan kelemahan dalam pelaksanaan pembinaan satuan adalah kurangnya
kepedulian dikalangan perwira (danton) dan bintara dalam membangkitkan semangat
prajurit dalam mendukung kegiatan satuan.
Adapun faktor eksternal yang dapat dijadikan sebagai peluang adalah 1)
Terdapatnya Sumber Daya Alam yang tinggi disekitar satuan berupa hutan, dengan
melakukan pendekatan binter terbatas diharapkan komandan satuan dapat
mengoptimalkan kemampuan untuk
4
mendapatkan bahan baku yang digunakan untuk membuat barak barak darurat bagi
personel bujangan, 2) Adanya perintah tentang laporan kondisi satuan yang berpeluang
bagi Komandan Batalyon untuk mengajukan kepada komando atas tentang kebutuhan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan satuan.
Sedangkan, faktor eksternal yang merupakan kendala dalam pembinaan satuan
adalah 1) Kurangnya dukungan anggaran serta terlambatnya dukungan sarana dan
prasarana terhadap program kerja satuan yang sudah direncanakan merupakan hal yang
sangat mempengaruhi pembinaan satuan yang dilaksankan oleh Komandan Batalyon, 2)
perkembangan iptek yang mengakibatkan ketidak pedulian prajurit terhadap satuan
sehingga sehingga merosotnya jiwakorsa prajurit.
Melihat kompleknya permasalahan pada aspek-aspek pembinaan satuan serta
factor-faktor yang mempengaruhinya, maka komandan batalyon harus dapat
mengembangakan daya kreatifitas dan inovasinya dalam meningkatkan pembinaan
satauan untuk menghadapi tugas pokok satuan. Tindakan yang dapat dilaksanakan
komandan batalyon terhadap peningkatan pembinaan satuan meliputi, Pembinaan
Organisasi antara lain 1) melakukan pemeliharaan kekuatan satuan sesuai dengan
TOP/DSPP agar organisasi dapat menjalankan tugas-tugas satuan sesuai dengan
fungsinya, 2) mereorganisasi satuan tugas mulai dari tingkat batalyon dan stafnya hingga
satuan dibawahnya atas saran dari komandan satuan bawah, 3) melakukan kajian
organisasi yang telah ditetapkan oleh komando atas terhadap efektifitas organisasi
dihadapkan dengan tugas pokok dan tugas-tugas lain dari batalyon infanteri. Pembinaan
Personel, tindakan yang dapat dilakukan oleh komandan batalyon infanteri adalah 1 )
Penempatan jabatan disatuan tentunya tidak terlepas dari pangkat serta kemampuan yang
dimiliki prajurit untuk menempati jabatan yang akan diembannya, oleh sebab itu Danyonif
harus menempatkan personel sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya
sesuai dengan disiplin ilmu yang telah diikuti melalui pendidikan spesialisasi. 2) Untuk
menunjang karier serta meningkatkan pengetahuan prajurit maka Danyonif memberikan
kesempatan kepada anggotanya dengan mengajukan ke Komando atas untuk mengikuti
pendidikan baik pendidikan pengembangan umum maupun pendidikan pengembangan
spesialisasi sesuai dengan permintaan dan kepangkatan sehingga nantinya anggota
satuan memiliki kemampuan yang diharapkan serta anggota dapat meneruskan jenjang
kepangkatan yang lebih tinggi 3) Setiap prajurit memiliki hak untuk melaksanakan dinas
cuti, oleh sebab itu Danyonif agar mengatur dan memberikan kesempatan kepada
5
anggotanya untuk melaksanakan dinas cuti dengan tidak mengganggu jalannya kegiatan
serta program kegiatan satuan sehingga diharapkan nantinya pada akhir tahun seluruh
anggota sudah melaksanakan dinas cuti. 4) Masih ditemukannnya pelanggaran disatuan
yang dilakukan oleh anggota oleh sebab itu Danyonif agar malakukan pembinaan mental
fungsi komando dan melakukan pendekatan kepada anggota dengan menyisihkan waktu
untuk berkunjung kerumah anggota, dengan pendekatan seperti ini Danyonif akan lebih
mengenal anggotanya dan mengetahui secara dekat permasalahan anggota. Selain itu
agar dilakukan pengawasan melekat oleh unsur komandan bawahan dan dilaksanakan
apel sesuai waktu yang telah dijadwalkan dan atau melaksanakan jam Komandan secara
berkala. Untuk menekan pelanggaran anggota baik didalam maupun diluar satuan maka
Danyonif memerintahkan Staf-1/Intel untuk melakukan Gaktib secara intensif dan apabila
terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh anggota dilaksanakan tindakan/proses
penyeselesaian sesuai dengan ketentuan dan hukum yang berlaku. 5) Guna tertibnya
administrasi disatuan maka perlunya penertiban Dosir anggota baik tempat maupun
pengelompokkannya. Pembinaan Materiil, program yang dapat dilakukan oleh komandan
batalyon antara lain : 1) Menginventarisir materiil yang sudah pada kondisi rusak ,
selanjutnya mengajukan kebutuhan materiil yang sesuai dengan kebutuhan DSPP dimulai
dari kebutuhan senjata (alutsistha, alkom dan aloptik) , 2) Memelihara kondisi materiil dan
melaporkan tentangn kondisi materiil yang sudah tidak ataupun terbatas suku cadangnya.
3) Memberikan pembekalan terhadap prajurit yang memiliki tanggung jawab terhadap
pemeliharan materiil melalui, 4) Mensosialisasikan pedoman-pedoman yang digunakan
dalam pemeliharaan materiil, 5) Melakukan pemeriksaaan terhadap materiil untuk
mengetahui perkembangan pemeliharaan materiil agar tidak terjadi kerusakan. Pembinaan
Pangkalan, dilakukakan kegiatan 1) Mengajukan kebutuhan barak dan perumahan prajurit
dan perkantoran kepada komando atas. 2) mengajukan kebutuhan gudang senjata kepada
komando atas, agar dapat melakukan upaya pengamanan secara maksimal, 3)
Mengajukan pembangunan pagar satuan sebagai upaya pengamanan terhadap kesatrian
serta dapat mencegah upaya prajurit untuk keluar satuan pada malam hari diluar jam-jam
dinas. Peranti lunak, tindakan yang dapat dilakukan oleh komandan batalyon adalah 1)
Mengajukan kebutuhan peranti lunak kepada komando atas disamping melakukan upaya
pengadaan peranti lunak secara bertahap yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
setiap kegiatan satuan maupun kegiatan latihan. 2) Melakukan revisi terhadap protap-
protap satuan yang tidak sesuai dengan kegiatan satuan dihadapkan situasi dan kondisi
lingkungan satuan, 3) Mencari peranti lunak yang berkaitan dengan situasi geografi,
demografi dan kondisi social wilayah satuan.Sedangkan Pembinaan
6
Latihan , kegiatan yang dapt dilakukan oleh komandan batalyon adalah 1)
Memaksimalkan untuk dapatnya melaksanakan kegiatan latihan yang sudah ditetapka
dalam proglatsi, 2) Mengusulkan sejumlah perwira maupun bintara untuk mengikuti
pendidikan pengembangan spesialisasi dibidang latihan, 3) Melakukan kegiatan penataran
satuan kepada bintara untuk memberikan bekal-bekal pengetahuan tentang latihan agar
dapat mendukung kegiatan latihan sehingga latihan dapat dilaksanakan secara optimal.
( Jawaban Permasalahan )
Dari seluruh permasalahan yang timbul dalam kegiatan penyelenggaran pembinaan
satuan, faktor-faktor yang mempengaruhi serta upaya upaya yang dilakukukan oleh
komandan batalyon maka diambil kesimpulan bahwa 1) Perlunya kepedulian komandan
batalyon infanteri dalam mengatasi permasalahan pada setiap aspek pembinaan satuan,
2) Dibutuhkan suatu tindakan inovatif dan kreatifitas Dansat sesuai dengan
kemampuan untuk mengatasi
kekurangan anggaran maupun dukungan yang diberikan komando atas. 3) Dibutuhkan
sifat kejuangan dan rasa senasib sepenanggungan untuk mempengaruhi moril prajurit
batalyon infanteri. ( Kesimpulan )
Selanjutnya saran yang perlu dijadikan masukan dalam penyelenggaraan
pembinaan satuan adalah 1) agar didukung anggaran yang dapat menunjang kegiatan
pembinaan satuan, 2) Perlunya dukungan terhadap alkapsat yang menjadi prioritas dalam
melaksanakan kegiatan satuan, sehingga satuan dapat melaksanakan tugas pokoknya
dengan optimal. ( Saran )
Demikian tulisan tentang Optimalisasi Pembinaan Satuan Batalyon Infanteri Guna
Menunjang Pelaksanaan Tugas Pokok, semoga bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
bahan masukan/saran bagi unsur pimpinan dalam menentukan kebijakan tentang
pembinaan satuan di Batalyon Infanteri pada masa yang akan datang.

Bandung, Februari 2015


Penulis

Nyarman
Mayor Inf NRP 110200332210179

Anda mungkin juga menyukai