Anda di halaman 1dari 111

3

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/807/XI/2015
Tanggal 13 November 2015

PETUNJUK ADMINISTRASI

tentang

PEMBINAAN SATUAN INFANTERI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Infanteri sebagai kecabangan TNI AD melaksanakan fungsi pertempuran


darat dengan kemampuan manuver, pertempuran jarak dekat, dan tembakan.
Pencapaian fungsi dan tugas pokok Infanteri agar mencapai sasaran yang
diharapkan memerlukan suatu petunjuk sebagai pedoman bagi para
komandan/penyelenggara. Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan Satuan
Infanteri sesuai stratifikasi petunjuk yang berlaku merupakan jabaran dari Petunjuk
Induk tentang Infanteri. Petunjuk administrasi secara substansial berisi pedoman
pembinaan satuan yang meliputi 6 komponen yaitu organisasi, personel, materiil,
peranti lunak, pangkalan, dan latihan.

b. Pelaksanaan pembinaan satuan infanteri saat ini berpedoman pada Buku


Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan Satuan Infanteri berdasarkan Surat
Keputusan Kasad Nomor Skep/71/III/2002. Buku Petunjuk Administrasi tentang
Pembinaan Satuan Infanteri tersebut belum membahas tentang komponen
organisasi dan peranti lunak sehingga perlu adanya penambahan. Perubahan
tertentu dalam komponen Binsat lainnya meliputi personel, materiil/alutsista,
pangkalan dan latihan perlu penyesuaian dengan situasi, kondisi dan doktrin
terbaru.

c. Pelaksanaan kegiatan pembinaan satuan infanteri agar mencapai hasil


optimal perlu adanya revisi Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan Satuan
Infanteri sehingga valid dan operasional. Hasil dari revisi ini diharapkan dapat
digunakan sebagai pedoman dan rujukan dalam setiap penyelenggaraan kegiatan
pembinaan Satuan Infanteri. Selain itu, Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan
Satuan Infanteri ini dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bahan ajaran di
lembaga pendidikan TNI AD.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan Satuan Infanteri


dimaksudkan agar dapat dijadikan pedoman bagi para komandan/ penyelenggara
dalam kegiatan pembinaan satuan infanteri.
4

b. Tujuan. Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan Satuan Infanteri


bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pola pikir dan tindakan dalam
penyelenggaraan pembinaan satuan infanteri.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Ruang lingkup meliputi tata urut penyelenggaraan


kegiatan administrasi yang berhubungan dengan kegiatan pembinaan satuan
infanteri.

b. Tata Urut. Petunjuk administrasi ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut.

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Umum.

3) Bab III Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab.

4) Bab IV Pelaksanaan Kegiatan.

5) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.

6) Bab VI Penutup.

4. Dasar.

a. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/56–02/XII/2012 tanggal 28 Desember


2012 tentang Buku Petunjuk Teknis tentang Tata Cara Penyusunan Buku Petunjuk
Angkatan Darat;

b. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/63-02/XII/2013 tanggal 24 Desember


2013 tentang Buku Petunjuk Teknis tentang Stratifikasi Bujuk TNI AD;

c. Keputusan Kasad Nomor Kep/480/XII/2013 tanggal 04 Desember 2013


tentang Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi (Naskah sementara);

d. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013


tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Administrasi Umum
Angkatan Darat;

e. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/58/III/2004 tanggal 9 Maret 2004


tentang Buku Petunjuk Induk tentang Infanteri;

f. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/55/XI/2004 tanggal 23 November 2004


tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Infanteri; dan

g. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/542/XII/2006 tanggal 29 Desember


2006 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Pembinaan Satuan TNI AD.

5. Pengertian. (Sublampiran A)
5

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Penyelenggaraan pembinaan satuan infanteri agar mencapai sasaran


kegiatan yang diharapkan memerlukan suatu ketentuan umum dalam penyelenggaraan
pembinaan satuan. Ketentuan umum penyelenggaraan pembinaan satuan infanteri terdiri
dari tujuan, sasaran, prinsip-prinsip dan ketentuan administrasi yang diperlukan dalam
kegiatan tersebut. Ketentuan umum yang dicantumkan merupakan pegangan, pedoman,
dan arah yang digunakan sebagai landasan para komandan/penyelenggara dalam
melaksanakan kegiatan pembinaan satuan.

7. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Untuk mewujudkan satuan yang siap operasional dalam


melaksanakan tugas pokok dengan hasil optimal.

b. Sasaran.

1) terwujudnya organisasi satuan infanteri yang siap operasional;

2) terwujudnya personel, karier, moril, dan kesejahteraan serta hukum,


mental dan tata tertib sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok;

3) terwujud dan terpeliharanya kondisi materiil/alutsista yang modern


dan siap operasional;

4) tersedianya peranti lunak satuan yang lengkap, valid dan operasional;

5) terwujudnya pangkalan satuan yang siap digunakan untuk


pelaksanaan tugas dan dapat menjamin efektifitas kegiatan serta
memelihara kesejahteraan prajurit beserta keluarganya; dan

6) tercapainya kemampuan standar prajurit dan satuan di bidang


pengetahuan dan keterampilan militer untuk dapat melaksanakan tugas
sesuai jabatannya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas OMP dan
OMSP.

8. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan.

a. Tujuan. Penentuan tujuan kegiatan dilaksanakan untuk memberikan arah


dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan satuan di lingkungan TNI AD.
Untuk menjamin tercapainya sasaran pembinaan satuan maka tujuan senantiasa
harus dipegang teguh dengan tetap memperhatikan kekenyalan bertindak dalam
menghadapi setiap perubahan situasi dan kondisi yang terjadi.

b. Kesatuan Komando. Keterpaduan, keserasian dan keselarasan dalam


melaksanakan setiap usaha dan kegiatan merupakan faktor utama untuk mencapai
sasaran kegiatan pembinaan satuan di lingkungan TNI AD yang berdaya guna,
untuk itu diperlukan kesatuan komando dalam penyelenggaraan kegiatan.

c. Terus Menerus. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan satuan di


lingkungan TNI AD dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan mulai
6

dari tingkat perorangan sampai tingkat satuan dalam rangka mewujudkan prajurit
profesional serta satuan yang handal.

d. Terkoordinasi. Penyelenggaraan pembinaan satuan di lingkungan TNI


AD dilakukan secara efektif, efisien, dan terkoordinasi untuk menghindari adanya
duplikasi kegiatan.

e. Terukur. Pembinaan satuan dilaksanakan secara terukur untuk


mengetahui pencapaian hasil dan hal-hal yang menjadi kelemahan dan kelebihan
agar dapat dijadikan bahan penyempurnaan selanjutnya.

9. Ketentuan Administrasi. Pelaksanaan kegiatan administrasi pembinaan


satuan, berpedoman pada kebijakan maupun petunjuk dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan oleh komando atas yang meliputi pembinaan organisasi, personel, materiil,
peranti lunak, pangkalan, dan latihan. Aspek kegiatan tersebut di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut:

a. Pembinaan Organisasi.

1) pembentukan; dan

2) perubahan.

b. Pembinaan Personel.

1) penyediaan tenaga;

2) pendidikan;

3) penggunaan;

4) perawatan; dan

5) pemisahan.

c. Pembinaan Materiil.

1) penentuan kebutuhan;

2) penelitian dan pengembangan;

3) pengadaan;

4) distribusi;

5) pemeliharaan dan perbaikan; dan

6) penghapusan.

d. Pembinaan Peranti Lunak.

1) perencanaan dan persiapan;


7

2) penyusunan dan penerbitan; dan

3) penyempurnaan.

e. Pembinaan Pangkalan.

1) pembangunan;

2) pemeliharaan; dan

3) rehabilitasi.

f. Pembinaan Latihan.

1) latihan program; dan

2) latihan non program.

BAB III
ORGANISASI, TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB

10. Umum. Pelaksanaan pembinaan satuan infanteri agar memiliki arah dan
tujuan sesuai jalur komando, tugas dan tanggung jawab memerlukan suatu
badan/organisasi. Organisasi penyelenggaraan pembinaan satuan diwujudkan melalui
struktur, susunan organisasi, tugas, dan tanggung jawab sesuai bidang pekerjaan yang
diembannya. Penyusunan organisasi dalam kegiatan pembinaan satuan harus mampu
menjawab tuntutan tugas dan pekerjaan yang dibebankan, sehingga mencapai sasaran
yang diharapkan.

11. Organisasi.

a. Struktur Organisasi.
MABESAD

Eselon Pusat

KODIKLAT

PUSSENIF KOTAMA
Kotama/Puscab

NABEsanaan yang berhubungan de


PUSDIKIF
Pelaksana

: Garis Komando
: Garis Fungsi LKT

b. Susunan Organisasi.
8

1) Tingkat pusat : Kepala Staf Angkatan Darat.

2) Tingkat kotama/pus/cab.

a) Kodiklat TNI AD : Komandan Kodiklat TNI AD.

b) Pussenif : Komandan Pussenif.

c) Kekuatan terpusat : Pangkostrad.

d) Kekuatan kewilayahan : Pangdam.

3) Tingkat satuan pelaksana.

a) Tingkat Brigade : Komandan Brigade.

b) Tingkat Batalyon : Komandan Batalyon.

12. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Kasad. Tugas dan tanggung jawab Kasad dalam rangka penyelenggaraan


administrasi pembinaan fungsi infanteri meliputi:

1) menetapkan kebijakan pokok terhadap penyelenggaraan administrasi


pembinaan satuan jajaran TNI AD termasuk satuan infanteri;

2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembinaan satuan


jajaran TNI AD termasuk satuan infanteri; dan

3) bertanggung jawab atas terlaksananya seluruh program dan


anggaran TNI AD termasuk anggaran yang diberikan kepada Satuan
infanteri dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan satuan infanteri.

b. Dankodiklat TNI AD. Tugas dan tanggung jawab Dankodiklat TNI AD


dalam rangka penyelenggaraan administrasi pembinaan fungsi Infanteri meliputi:

1) menata, menentukan dan mengawasi penyusunan organisasi dan


tugas satuan infanteri jajaran TNI AD maupun perubahan organisasi dan
tugas satuan infanteri;

2) menyelenggarakan kegiatan pengujian (UT II) terhadap penyusunan


dan perubahan organisasi dan tugas satuan infanteri serta doktrin dan
petunjuk kecabangan infanteri;

3) mengoordinir pengusulan penyusunan dan penerbitan Doktrin/


Petunjuk Angkatan Darat termasuk Doktrin/Petunjuk Infanteri melalui
rencana kerja dan anggaran (RKA);

4) menyelenggarakan uji teori terhadap Doktrin/Petunjuk Angkatan


Darat sesuai tingkat kewenangannya;
9

5) merencanakan, mengendalikan, mengawasi serta menyarankan


kepada Kasad tentang pelaksanaan pengembangan pembinaan personel
Infanteri;

6) merumuskan, menyusun dan membina doktrin, pendidikan dan


latihan dalam rangka pembinaan kemampuan maupun satuan infanteri; dan

7) mengadakan asistensi dan pengawasan kegiatan penyusunan


doktrin, pendidikan dan latihan dalam rangka pembinaan kemampuan
prajurit maupun satuan infanteri.

c. Danpussenif. Tugas dan tanggung jawab Danpussenif dalam rangka


penyelenggaraan administrasi pembinaan fungsi infanteri meliputi:

1) menjabarkan kebijakan Kasad yang berhubungan dengan pembinaan


satuan infanteri;

2) merumuskan dan menyusun kebijaksanaan yang berhubungan


dengan pembinaan satuan infanteri;

3) merumuskan kebijaksanaan yang berhubungan dengan fungsi


infanteri;

4) menyelenggarakan pembinaan Satuan Infanteri baik di pangkalan


maupun di daerah penugasan melalui kegiatan asistensi dan pengawasan
pembinaan satuan infanteri;

5) merumuskan dan menyusun kebijaksanaan yang berhubungan


dengan pembinaan personel infanteri melalui pembinaan karier;

6) merumuskan dan menyusun kebijaksanaan yang berhubungan


dengan perangkat kendali pendidikan kecabangan infanteri baik yang
dilaksanakan di Rindam maupun di Pusdikif Kodiklat TNI AD;

7) merumuskan dan menyusun kebijaksanaan yang berhubungan


dengan perangkat kendali latihan kecabangan infanteri baik dalam rangka
pembinaan kemampuan maupun penggunaan kekuatan satuan infanteri;

8) menyelenggarakan penataran terpusat dan pengawasan pendidikan;

9) merumuskan dan menyusun kebijaksanaan di bidang materiil dan


alusista yang berhubungan dengan siklus pembinaan materiil;

10) merumuskan dan menyusun kebijaksanaan di bidang pembinaan


Korpsinfanteri;

11) melaksanakan pencatatan terhadap hasil pembinaan satuan infanteri


serta penilaian terhadap prestasi para pejabat komando di satuan infanteri;

12) mengajukan permohonan penggantian pejabat komandan satuan


infanteri yang dinilai tidak berhasil dalam melaksanakan pembinaan satuan
infanteri kepada Kasad;
10

13) menyampaikan saran tentang pembinaan dan pembangunan sarana


serta prasarana pangkalan satuan infanteri;

14) melaksanakan pembinaan teritorial satuan non kewilayahan beserta


satuan jajaran di bawah komandonya; dan

15) dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pembinaan satuan


infanteri bertanggung jawab kepada Kasad.

d. Pangkotama. Tugas dan tanggung jawab Pangkotama dalam rangka


penyelenggaraan administrasi pembinaan fungsi infanteri meliputi:

1) menjabarkan kebijaksanaan Kasad/Danpussenif yang berhubungan


dengan pembinaan satuan infanteri di Kotama;

2) menyusun program pembinaan satuan infanteri sebagai jabaran


program dari Kasad/Danpussenif untuk dijadikan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembinaan satuan infanteri dan penyusunan program
kegiatan satuan pelaksana;

3) menyelenggarakan pembinaan satuan infanteri dijajaran Kotama


yang berhubungan dengan pembinaan organisasi, personel, materiil dan
alutsista, latihan, pangkalan, peranti lunak dan kepemimpinan;

4) melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian kegiatan


pembinaan Satuan Infanteri di jajaran Kotama;

5) melaksanakan pencatatan dan penilaian baik terhadap hasil


pembinaan satuan infanteri maupun prestasi pejabat komandan satuan
infanteri di jajaran kotama;

6) menyampaikan permohonan tanggapan dan saran kepada


Danpussenif tentang pergantian pejabat komandan satuan infanteri yang
dinilai tidak berhasil melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan
pembinaan satuan infanteri;

7) menyampaikan saran kepada Danpussenif yang berhubungan


dengan teknis pembinaan satuan infanteri;

8) menyampaikan saran kepada Kasad yang berhubungan dengan


kebijaksanaan pembinaan satuan infanteri;

9) menyampaikan saran tentang pemeliharaan, perawatan dan


pembangunan sarana serta prasarana pangkalan satuan infanteri di jajaran
kotama;

10) melaksanakan pembinaan teritorial satuan non kewilayahan beserta


satuan jajaran di bawah komandonya; dan

11) dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab


kepada Kasad.
11

e. Komandan Satuan Infanteri. Tugas dan tanggung jawab Dansat


infanteri dalam rangka penyelenggaraan administrasi pembinaan fungsi Infanteri
meliputi:

1) menyusun program pembinaan satuan infanteri sebagai jabaran


program dari Pangkotama dalam bentuk program kerja satuan yang
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembinaan satuan;

2) menyampaikan laporan dan evaluasi pelaksanaan program kerja


satuan kepada Pang/Dan secara hirarki serta Danpussenif;

3) mencatat dan mengevaluasi setiap kegiatan diSatuan Infanteri untuk


menentukan tingkat pencapaian sasaran pembinaan satuan infanteri;

4) menyampaikan perencanaan dan laporan pelaksanaan setiap


kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan satuan kepada Pangkotama
serta Danpussenif;

5) menyampaikan saran tentang penyempurnaan kebijaksanaan


pembinaan satuan infanteri sesuai garis komando;

6) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan perawatan sarana dan


prasarana pemeliharaan pangkalan di satuan;

7) melaksanakan pembinaan teritorial satuan non kewilayahan beserta


satuan jajaran di bawah komandonya; dan

8) dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab


kepada komandan satuan infanteri atasan secara hirarki.

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

13. Umum. Penyelenggaraan pembinaan satuan infanteri dalam pelaksanaannya


terdiri dari kegiatan pembinaan organisasi, personel, materiil/alutsista, peranti lunak,
pangkalan dan latihan. Pada tiap-tiap kegiatan dan administrasi yang dilaksanakan diurai
melalui tahapan-tahapan kegiatan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pengakhiran. Tahapan kegiatan dijabarkan melalui tingkatan-tingkatan sesuai keterlibatan
yang dilaksanakan, tingkatan tersebut meliputi tingkat Pussenif, Kotama dan satuan
pelaksana.

14. Pembinaan Organisasi. Penyelenggaraan pembinaan organisasi satuan


infanteri merupakan bagian dari pembinaan organisasi Angkatan Darat yang disesuaikan
dengan tugas pokok, kondisi yang dihadapi dan kemampuan sumber daya yang tersedia,
kegiatan pembinaan organisasi dilaksanakan melalui kegiatan pembentukan dan
perubahan organisasi yang meliputi reorganisasi, validasi, pembekuan organisasi dan
likuidasi.

a. Pembentukan Organisasi.

1) Perencanaan.
12

a) Tingkat pusat:

(1) menetapkan kebijakan rencana pembentukan


organisasi satuan dan diprogramkan dalam program kerja TNI
Angkatan Darat; dan

(2) Sopsad mengeluarkan sprin/direktif kepada Kodiklat TNI


AD untuk membuat RGB pembentukan orgas satuan sesuai
program kerja tersebut.

b) Tingkat Kotama (Kodiklat TNI AD, Kodam/ Kostrad, Pussenif):

(1) Kodiklat TNI AD. Kodiklat TNI AD mengajukan saran


pertimbangan tentang pembentukan orgas satuan dari
Pang/Dan/Pus/Cab/Fung kepada pimpinan Angkatan Darat;
dan

(2) kotama (Kodam/Kostrad/Pussenif). Berdasarkan


pengamatan dan evaluasi pelaksanaan tugas, mengajukan
kajian pembentukan orgas satuan baru dan dikirimkan kepada
pimpinan Angkatan Darat dengan tembusan Kodiklat TNI AD.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Menghimpun kajian, saran pertimbangan


tentang pembentukan orgas satuan dari Kodiklat TNI AD.

b) Tingkat kotama (Kodiklat TNI AD, Kodam/Kostrad, Pussenif).

(1) Kodiklat TNI AD. Sdirdok Kodiklat TNI AD


melaksanakan koordinasi dengan Sopsad dan Sops Kotama
dalam rangka membentuk orgas satuan baru; dan

(2) kotama (Kodam/Kostrad/Pussenif). Menunjuk Pokja


dalam rangka menyusun konsep naskah akademik, orgas
serta mekanisme hubungan kerja satuan baru.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Pusat menyelenggarakan UT III terhadap


konsep naskah akademik, orgas serta mekanisme hubungan kerja
satuan baru, yang disusun pokja sesuai ketentuan.

b) Tingkat kotama (Kodiklat, Kodam/Kostrad, Pussenif).

(1) Kodiklat TNI AD.

(a) Kodiklat TNI AD menyelenggarakan UT II


terhadap konsep naskah akademik, orgas serta
mekanisme hubungan kerja satuan baru, yang disusun
pokja sesuai ketentuan; dan
13

(b) selanjutnya Kodiklat TNI AD (Sdirdok)


mengirimkan naskah ke Sopsad setelah diparaf oleh
Pabanorg dan Dirdok Kodiklat TNI AD, Dankodiklat TNI
AD untuk disahkan dan diterbitkan Keputusan Kasad.

(2) kotama (Kodam/Kostrad/Pussenif).

(a) kotama menyelenggarakan UT I terhadap konsep


naskah akademik, orgas serta mekanisme hubungan
kerja satuan baru, yang disusun pokja sesuai ketentuan;
dan

(b) setelah naskah orgas satuan disempurnakan


oleh Kotama/Pus/Cab/Fung, selanjutnya dikirimkan ke
Kodiklat TNI AD (Sdirdok) setelah diparaf oleh
Pang/Dan/Pus/Cab/Fung untuk dicek/diteliti sesuai hasil
rapat.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat.

(1) menindaklanjuti naskah yang telah diparaf oleh


Pabanorg dan Dirdok Kodiklat TNI AD, Dankodiklat TNI AD;
dan

(2) mengajukan surat permohonan persetujuan kepada


Panglima TNI.

b) Tingkat kotama.

(1) melaksanakan uji coba orgas yang disyahkan oleh


pusat; dan

(2) melaporkan hasil pelaksanaan uji coba orgas.

b. Perubahan Organisasi.

1) Reorganisasi.

a) Perencanaan.

(1) Tingkat pusat.

(a) melaksanakan pengamatan dan pemantauan


secara terus menerus terhadap organisasi satuan
infanteri yang akan direorganisasi;

(b) mengajukan saran kepada Kasad tentang


rencana reorganisasi terhadap organisasi satuan
infanteri dengan dilengkapi alasan pertimbangan yang
mendasar dari aspek pencapaian tugas pokok, fungsi
dan aspek lain yang berpengaruh;
14

(c) menyusun rencana reorganisasi satuan infanteri


dengan menggunakan pendekatan ancaman, struktural,
teknologi dan pendekatan pendayagunaan tenaga
manusia; dan

(d) menginventarisasi personel peralatan satuan


infanteri yang direncanakan direorganisasi.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD.

i. melaksanakan evaluasi terhadap


organisasi satuan-satuan infanteri berdasarkan
laporan dari Danpussenif dihadapkan dengan
pencapaian tugas pokok dan kemungkinan
ancaman yang akan timbul sesuai dengan
tipologi wilayah penugasan; dan

ii. mencatat dan mengkaji data organisasi


seluruh Satuan Infanteri dihadapkan dengan
perkembangan situasi dan kondisi.

(b) Kostrad dan Kodam.

i. melaksanakan pengamatan dan


pemantauan secara terus menerus terhadap
organisasi satuan-satuan infanteri di bawah
komandonya dihadapkan dengan pencapaian
tugas pokok dan kemungkinan ancaman yang
akan timbul serta kondisi nyata alutsista dan
perlengkapan pendukungnya dihadapkan dengan
tipologi wilayah penugasan;

ii. mencatat dan menghimpun data


organisasi seluruh satuan infanteri yang berada
di bawah komandonya untuk mendapatkan data
secara akurat dan aktual untuk dapat
disimpulkan apakah orgas satuan infanteri perlu
diadakan penyempurnaan/penataan ulang ke
komando atas;dan

iii. mengajukan permohonan kepada Kasad


apabila diperlukan perubahan/pembentukan
organisasi satuan infanteri di bawah komandonya
dilengkapi alasan pertimbangan aspek
pencapaian tugas pokok serta hakekat ancaman
yang dihadapi dengan tembusan kepada
Danpussenif.
15

(c) Pussenif (LKT).

i. melaksanakan evaluasi dan pengawasan


secara terus menerus terhadap organisasi
satuan infanteri, dihadapkan dengan pencapaian
tugas pokok dan kemungkinan ancaman yang
akan timbul sesuai dengan tipologi wilayah
penugasan;

ii. mencatat dan menghimpun data


organisasi seluruh satuan infanteri untuk
mendapatkan data secara akurat dan aktual
sehingga dapat disimpulkan apakah orgas perlu
diadakan penyempurnaan/penataan ulang; dan

iii. membuat rencana waktu tentang


pelaksanaan pembinaan di bidang organisasi
dengan mengacu kepada hasil pengkajian,
analisa dan evaluasi baik untuk pembentukan
satuan baru maupun perubahan organisasi.

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(a) melaksanakan pengamatan dan pembinaan


secara terus menerus terhadap organisasi satuannya,
baik personel, materiil maupun sistem metode
dihadapkan dengan pelaksanaan tugas;

(b) mencatat dan menghimpun hal–hal yang


menonjol di satuan khususnya bidang organisasi
sebagai bahan saran dan masukan ke komando atas
untuk penyempurnaan;

(c) mendata kekurangan dan kebutuhan organisasi


tentang personel, materiil, sarana dan prasarana
lainnya yang ada di satuan sebagai bahan pengajuan
ke komando atas;

(d) mengajukan permohonan penambahan sesuai


kebutuhan satuan tentang personel, materiil, sarana,
dan prasarana lainnya ke komando atas; dan

(e) membuat laporan evaluasi, hal-hal menonjol dan


saran yang dianggap perlu kepada pembina LKT
(Pussenif) berkaitan dengan efektifitas organisasi
satuan.

b) Persiapan

(1) Tingkat pusat.


16

(a) membentuk pokja untuk menyusun kajian


tentang efektifitas dan efisiensi organisasi infanteri yang
akan direorganisasi;

(b) menyusun tugas dan tanggung jawab pokja


sesuai dengan kualifikasi dan latar belakang satuan
penugasan;

(c) membuat kajian terhadap efektifitas dan efisiensi


organisasi infanteri yang akan direorganisasi;

(d) menyusun naskah akademik tentang organisasi


Infanteri yang akan direorganisasi;

(e) melaksanakan uji teori I (UT I) sesuai dengan


ketentuan yang berlaku; dan

(f) membuat rencana waktu tentang pelaksanaan


kegiatan reorganisasi dengan berpedoman pada hasil
kajian dan program dari komando atas.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD.

i. mengajukan saran kepada Kasad tentang


reorganisasi bagi satuan infanteri berdasarkan
usulan Danpussenif dan hasil pengkajian
terhadap efektifitas dan efesiensi satuan infanteri
yang akan dilaksanakan reorganisasi; dan

ii. mengoordinir, mengawasi serta


memberikan tanggapan dan saran terhadap
kegiatan reorganisasi satuan infanteri serta
melaksanakan uji teori sesuai tataran
kewenangannya.

(b) Kostrad dan Kodam.

i. membuat kajian terhadap efektifitas dan


efisiensi organisasi infanteri yang ada di bawah
komandonya; dan

ii. menyiapkan tim evaluasi untuk


melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap hasil
penyempurnaan organisasi satuan infanteri.

(c) Pussenif (LKT).

i. membentuk kelompok kerja penyusunan


orgas satuan infanteri disesuaikan dengan
kebutuhan dan tipologi wilayah penugasan;
17

ii. menyusun tugas dan tanggung jawab


masing-masing anggota kelompok kerja;

iii. menyusun organisasi dan tugas Satuan


Infanteri secara efektif dan efisien untuk
meningkatkan kemampuan dan kinerja satuan
yang lebih optimal;

iv. menyusun dan membahas materi serta


hal-hal yang membutuhkan pemecahan;

v. menyusun naskah akademik sesuai


dengan bidang/materi yang akan dikaji;

vi. melaksanakan uji teori (UT) sesuai


dengan ketentuan yang berlaku; dan

vii. menyempurnakan organisasi dan tugas


satuan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi
dan tuntutan tugas serta perkembangan Iptek
dalam mewujudkan satuan yang sesuai dengan.

(3) Tingkat satuan pelaksana Satuan Infanteri (Satif).

(a) menyiapkan personel dan materiil yang berkaitan


dengan perubahan atau penyempurnaan organisasi
yang ada disatuannya; dan

(b) menyiapkan personel untuk mengikuti pendidikan


spesialisasi atau menduduki jabatan sesuai dengan
kebutuhan organisasi disatuan.

c) Pelaksanaan.

(1) Tingkat pusat.

(a) melaksanakan perubahan organisasi Satuan


Infanteri yang meliputi struktur organisasi, organisasi
dan tugas, mekanisme hubungan kerja atau fungsi
secara menyeluruh yang disesuaikan dengan hasil
kajian yang telah disetujui oleh komando atas; dan

(b) melaksanakan penambahan, pengurangan atau


penyaluran personel dan peralatan sesuai dengan hasil
kajian yang telah disetujui oleh komando atas.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Melaksanakan pengawasan


terhadap semua kegiatan dan hasil pelaksanaan uji
teori serta tindak lanjut dari kegiatan pengkajian.
18

(b) Kostrad dan Kodam.

i. melaksanakan penyusunan atau


perubahan organisasi satuan infanteri di bawah
komandonya sesuai dengan persetujuan
komando atas; dan

ii. mengusulkan personel dan materiil


alutsista serta alat pendukungnya untuk satuan
infanteri di bawah komandonya dalam rangka
mewujudkan satuan yang sesuai Minimum
Essential Force (MEF).

(c) Pussenif (LKT).

i. melaksanakan pengawasan secara terus


menerus terhadap semua kegiatan dan hasil
pelaksanaan uji teori serta tindak lanjut dari
kegiatan pengkajian;

ii. mengawasi pelaksanaan kegiatan


reorganisasi Satuan Infanteri; dan

iii. melaksanakan koordinasi dengan instansi


terkait dalam rangka memperlancar pelaksanaan
reorganisasi.

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(a) menyusun, mengatur dan menyalurkan personel,


materiil, sarana dan prasarana lainnya yang didukung
dari komando atas secara maksimal untuk kepentingan
organisasi di satuan; dan

(b) mengeluarkan perintah kepada personel untuk


mengikuti pendidikan spesialisasi atau menduduki
jabatan sebagai upaya memaksimalkan kinerja
organisasi.

d) Pengakhiran.

(1) Tingkat pusat. Melaksanakan evaluasi terhadap


organisasi hasil reorganisasi yang meliputi disposisi,
komposisi, kualitas dan kuantitas personel serta peralatannya
dan melaporkan hasilnya ke komando atas.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan reorganisasi satuan infanteri.
19

(b) Kostrad dan Kodam. Melaksanakan evaluasi


organisasi yang meliputi disposisi, komposisi, kualitas
dan kuantitas personel serta perlengkapan satuan
infanteri yang ada di bawah komandonya untuk
dilaporkan ke komando atas.

(c) Pussenif (LKT).

i. mencatat dan melaporkan semua


permasalahan yang dihadapi selama
melaksanakan kegiatan sebagai masukan ke
komando atas; dan

ii. melaksanakan evaluasi terhadap


pelaksanaan kegiatan reorganisasi.

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Melaksanakan


evaluasi pembinaan organisasi disatuannya dan melaporkan
hasilnya ke komando atas.

2) Validasi organisasi.

a) Perencanaan.

(1) Tingkat pusat.

(a) melaksanakan pengamatan dan pemantauan


secara terus menerus terhadap organisasi satuan
infanteri yang akan divalidasi;

(b) mengajukan saran kepada Kasad tentang


rencana validasi terhadap organisasi satuan infanteri
dengan dilengkapi alasan pertimbangan yang mendasar
dari aspek pencapaian tugas pokok, fungsi dan aspek
lain yang berpengaruh;

(c) menyusun rencana validasi satuan infanteri yang


disesuaikan dengan tuntutan tugas dan perkembangan
situasi yang berlaku; dan

(d) menginventarisir personel dan peralatan satuan


infanteri yang direncanakan divalidasi.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi dan


pengkajian terhadap organisasi satuan infanteri yang
akan divalidasi.

(b) Kostrad dan Kodam.

i. melaksanakan pengamatan secara terus


menerus terhadap organisasi satuan infanteri,
20

yang ada di bawah komandonya yang


direncanakan akan di validasi; dan

ii. menginventarisir personel dan materiil


alutsista serta alat pendukungnya, sarana dan
prasarana Satuan Infanteri yang berada di bawah
komandonya yang direncanakan divalidasi.

(c) Pussenif (LKT).

i. melaksanakan evaluasi dan pengawasan


secara terus menerus terhadap organisasi
satuan infanteri yang akan divalidasi;

ii. mengajukan permohonan kepada Kasad


tentang rencana validasi terhadap organisasi
Satuan Infanteri dengan dilengkapi alasan
pertimbangan yang mendasar dari aspek
pencapaian tugas pokok, fungsi dan aspek lain
yang berpengaruh;

iii. menyusun rencana validasi Satuan


Infanteri yang disesuaikan dengan tuntutan tugas
dan perkembangan situasi yang berlaku; dan

iv. menginventarisir personel dan materiil


Alutsista serta alat pendukung lainnya, sarana
dan prasarana satuan infanteri yang
direncanakan di validasi.

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(a) melaksanakan pengamatan dan pembinaan


secara terus menerus terhadap organisasi satuannya,
baik personel, materiil maupun sistem metode
dihadapkan dengan pelaksanaan tugas.

(b) mencatat dan menghimpun hasil pembinaan


organisasi berkaitan validitas organisasi dihadapkan
perkembangan teknologi dan ancaman.

(c) membuat laporan evaluasi, hal-hal menonjol dan


saran yang dianggap perlu kepada pembina LKT
(Pussenif) berkaitan dengan validitas organisasi
dihadapkan tuntutan tugas.

b) Persiapan.

(1) Tingkat pusat.

(a) membentuk Pokja untuk menyusun kajian


tentang efektifitas dan efisiensi organisasi Satuan
Infanteri yang akan di validasi;
21

(b) menyusun tugas dan tanggung jawab pokja


sesuai dengan kualifikasi dan latar belakang satuan
penugasan;

(c) membuat kajian terhadap efektifitas dan efisiensi


organisasi satuan infanteri yang akan di validasi;

(d) menyusun naskah akademik tentang organisasi


Satuan Infanteri yang akan di validasi;

(e) melaksanakan uji teori I (UT I) sesuai dengan


ketentuan yang berlaku;

(f) membuat rencana waktu tentang pelaksanaan


kegiatan validasi organisasi dengan berpedoman pada
hasil kajian dan program dari komando atas; dan

(g) menyiapkan tim evaluasi untuk melaksanakan


kegiatan evaluasi terhadap hasil validasi.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD.

i. mengoordinir pelaksanaan kegiatan


validasi organisasi satuan infanteri dan
melaksanakan uji teori sesuai tingkat
kewenangannya; dan

ii. mengawasi serta memberikan tanggapan


dan saran terhadap validasi organisasi Satuan
Infanteri.

(b) Kostrad dan Kodam.

i. membuat rencana waktu tentang


pelaksanaan kegiatan validasi organisasi dengan
berpedoman pada hasil kajian dan program dari
komando atas.

ii. memantau rencana validasi terhadap


Satuan Infanteri yang berada di bawah
komandonya.

iii. melaksanakan koordinasi dengan


Danpussenif tentang rencana validasi satuan
infanteri yang berada di bawah komandonya.

(c) Pussenif (LKT).

i. membentuk kelompok kerja untuk


menyusun kajian tentang efektifitas dan efisiensi
organisasi Infanteri yang akan di validasi;
22

ii. menyusun tugas dan tanggung jawab


masing-masing anggota kelompok kerja;

iii. menyusun kajian terhadap efektifitas dan


efisiensi organisasi satuan infanteri disesuaikan
dengan tipologi wilayah serta hakekat ancaman;

iv. melaksanakan perubahan atau


penyempurnaan terhadap struktur organisasi
melalui penambahan atau pengurangan jabatan
sesuai dengan hasil kajian yang telah disetujui
oleh komando atas;

v. melaksanakan uji teori (UT) sesuai


dengan ketentuan yang berlaku;

vi. melaksanakan perubahan atau


penyempurnaan mekanisme hubungan kerja
disesuaikan dengan struktur organisasi yang
telah disempurnakan sesuai dengan hasil kajian
yang telah disetujui oleh komando atas; dan

vii. menyusun naskah akademik sesuai


dengan bidang yang akan dikaji.

(3) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(a) menyiapkan personel dan materiil yang berkaitan


dengan validasi organisasi disatuannya; dan

(b) menyiapkan personel untuk mengikuti pendidikan


spesialisasi atau menduduki jabatan sesuai dengan
kebutuhan organisasi satuan.

c) Pelaksanaan.

(1) Tingkat pusat.

(a) melaksanakan perubahan atau penyempurnaan


terhadap struktur organisasi dengan melalui
penambahan atau pengurangan jabatan sesuai dengan
hasil kajian yang telah disetujui oleh komando atas;

(b) melaksanakan perubahan atau penyempurnaan


mekanisme hubungan kerja disesuaikan dengan
struktur organisasi yang telah disempurnakan sesuai
dengan hasil kajian yang telah disetujui oleh komando
atas; dan

(c) melaksanakan penataan terhadap personel dan


peralatan berkaitan dengan perubahan-perubahan
sesuai dengan hasil kajian yang telah disetujui oleh
komando atas.
23

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Melaksanakan pengawasan


terhadap semua kegiatan validasi organisasi satuan
infanteri.

(b) Kostrad dan Kodam. Melaksanakan penataan


terhadap personel dan materiil satuan infanteri yang
ada di bawah komandonya berkaitan dengan
perubahan-perubahan sesuai dengan hasil kajian yang
telah disetujui oleh komando atas.

(c) Pussenif (LKT).

i. melaksanakan penataan terhadap


personel dan materiil berkaitan dengan
perubahan-perubahan organisasi sesuai dengan
hasil kajian yang telah disetujui oleh komando
atas; dan

ii. melaksanakan koordinasi secara terus


menerus dengan instansi terkait dalam rangka
pelaksanaan kegiatan validasi organisasi.

(3) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(a) menyusun, mengatur dan menyalurkan personel,


materiil, sarana dan prasarana lainnya yang didukung
dari komando atas secara maksimal untuk kepentingan
organisasi di satuan; dan

(b) mengeluarkan perintah kepada personel untuk


mengikuti pendidikan spesialisasi atau menduduki
jabatan sebagai upaya memaksimalkan kinerja
organisasi.

d) Pengakhiran.

(1) Tingkat pusat. Melaksanakan evaluasi terhadap


organisasi hasil validasi yang meliputi disposisi, komposisi,
kualitas dan kuantitas personel dan peralatan serta
melaporkan hasilnya ke komando atas.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi


terhadap semua kegiatan validasi organisasi satuan
infanteri;

(b) Kostrad dan Kodam. Melaksanakan evaluasi


terhadap organisasi hasil validasi yang meliputi
disposisi, komposisi, kualitas dan kuantitas personel
24

serta perlengkapannya untuk dilaporkan hasilnya ke


komando atas; dan

(c) Pussenif (LKT). Melaksanakan evaluasi


terhadap organisasi hasil validasi yang meliputi
disposisi, komposisi, kualitas dan kuantitas personel
serta perlengkapannya dan melaporkan hasilnya ke
komando atas.

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(a) satuan pelaksana dapat memberikan saran yang


dianggap perlu berkaitan dengan kegiatan validasi
organisasi yang telah dilaksanakan; dan

(b) melaksanakan evaluasi dan laporan tentang


kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan berkaitan
dengan validasi organisasi satuannya.

3) Pembekuan organisasi.

a) Perencanaan.

(1) Tingkat pusat.

(a) melaksanakan pengamatan dan pemantauan


secara terus menerus terhadap organisasi satuan
infanteri yang akan dibekukan sementara;

(b) menyusun rencana pembekuan sementara


organisasi satuan infanteri yang telah selesai
melaksanakan tugasnya sementara atau sudah
dianggap tidak efisien lagi;

(c) mengajukan saran rencana pembekuan


sementara organisasi yang sudah dianggap tidak sesuai
atau tidak bermanfaat lagi;

(d) menginventarisir personel, materiil, peranti lunak,


sarana dan prasarana satuan infanteri di jajarannya
yang akan dilaksanakan pembekuan sementara
organisasi; dan

(e) merencanakan penyaluran personel dan


pengalihan tanggung jawab materiil, peranti lunak,
sarana dan prasarana lainnya.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi dan


pengkajian terhadap organisasi satuan infanteri yang
akan dibekukan.
.
25

(b) Kostrad dan Kodam.

i. melaksanakan pengamatan secara terus


menerus terhadap satuan infanteri di bawah
komandonya yang direncanakan akan
dibekukan;

ii. melaksanakan koordinasi dengan


Danpussenif tentang rencana pembekuan
Satuan Infanteri yang ada di bawah
komandonya;

iii. menginventarisir personel, materiil,


Alutsista dan peralatan pendukung sarana dan
prasarana satuan infanteri di bawah komandonya
yang akan dilaksanakan pembekuan; dan

iv. merencanakan penyaluran personel,


materiil/alutsista serta sarana prasarana lainnya
sesuai rencana.

(c) Pussenif (LKT).

i. melaksanakan pengamatan dan evaluasi


secara terus menerus terhadap organisasi
Satuan Infanteri yang akan di bekukan;

ii. mengajukan permohonan kepada Kasad


tentang rencana pembekuan terhadap
organisasi satuan infanteri dengan dilengkapi
alasan pertimbangan yang mendasar dari aspek
pencapaian tugas pokok, fungsi dan aspek lain
yang berpengaruh;

iii. menyusun rencana pembekuan satuan


infanteri yang disesuaikan dengan tuntutan tugas
dan perkembangan situasi yang berlaku; dan

iv. menginventarisir personel dan materiil


Alutsista serta alat pendukung lainnya, sarana
dan prasarana satuan infanteri yang
direncanakan dibekukan.

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

i. melaksanakan pengamatan dan pembinaan


secara terus menerus terhadap organisasi satuannya,
baik personel, materiil maupun sistem metode
dihadapkan dengan pelaksanaan tugas;

ii. mencatat dan menghimpun hasil pembinaan


organisasi berkaitan rencana pembekuan organisasi;
dan
26

iii. membuat laporan evaluasi, hal-hal menonjol dan


saran yang dianggap perlu kepada pembina LKT
(Pussenif) berkaitan dengan rencana pembekuan
organisasi.

b) Persiapan.

(1) Tingkat pusat.

(a) membentuk pokja untuk menyusun kajian


tentang efektifitas dan efisiensi organisasi satuan
infanteri yang akandilaksanakanpembekuan sementara;

(b) menyusun tugas dan tanggung jawab pokja


sesuai dengan kualifikasi dan latar belakang satuan
penugasan;

(c) membuat kajian terhadap efektifitas dan efisiensi


organisasi satuan infanteri yang akan dibekukan
sementara;

(d) menyusun naskah akademik tentang organisasi


satuan infanteri yang akan dibekukan sementara;

(e) melaksanakan uji teori I (UT I) sesuai dengan


ketentuan yang berlaku;

(f) membuat rencana waktu tentang pelaksanaan


kegiatan pembekuan sementara organisasi dengan
berpedoman pada hasil kajian dan program dari
komando atas; dan

(g) menyiapkan tim evaluasi untuk melaksanakan


kegiatan evaluasi terhadap hasil pembekuan sementara
organisasi Satuan Infanteri.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Memberikan tanggapan dan


saran terhadap kajian tentang pembekuan satuan
infanteri yang dianggap tidak sesuai atau tidak
bermanfaat; dan

(b) Kostrad dan Kodam.

i. membuat kajian terhadap efektifitas dan


efesiensi organisasi satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya yang direncanakan
dibekukan; dan

ii. membuat rencana waktu tentang


pelaksanaan kegiatan pembekuan organisasi
27

dengan berpedoman pada hasil kajian dan


program dari komando atas.

(c) Pussenif (LKT).

(1) membentuk kelompok kerja untuk


menyusun kajian tentang efektifitas dan efesiensi
organisasi infanteri yang akan dilaksanakan
pembekuan organisasi;

(2) menyusun tugas dan tanggung jawab


masing-masing anggota kelompok kerja; dan

(3) menyusun kajian tentang pembekuan


organisasi Satuan Infanteri yang sudah dianggap
tidak sesuai atau tidak bermanfaat lagi.

(d) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Menyiapkan personel dan materiil yang berkaitan
dengan pembekuan organisasi satuannya.

c) Pelaksanaan.

(1) Tingkat pusat.

(a) pembekuan/menghentikan sementara organisasi


satuan infanteri yang berada di jajarannya;

(b) menyalurkan personel dan mengalihkan


tanggung jawab materiil, peranti lunak, sarana serta
prasarana lainnya sesuai dengan petunjuk dari
komando atas; dan

(c) organisasi yang telah dibekukan dapat


difungsikan kembali bila diperlukan dengan mengisi
personel, materiil, peranti lunak, sarana, dan prasarana
yang diperlukan sesuai organisasi dan dapat bekerja
kembali sesuai prosedur kerja yang telah
disempurnakan sesuai tuntutan tugas.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Mengawasi kegiatan


pembekuan satuan infanteri.

(b) Kostrad dan Kodam.

i. menghentikan operasional organisasi


satuan infanteri yang telah dibekukan sementara
yang ada di bawah komandonya;

ii. menyalurkan personel dan mengalihkan


tanggung jawab materiil alutsista dan alat
28

pendukungnya, sarana serta prasarana lainnya


sesuai dengan petunjuk dari komando atas; dan

iii. organisasi yang telah dibekukan dapat di


fungsikan kembali bila diperlukan dengan
mengisi personel sesuai TOP/DSPP dan dapat
bekerja kembali sesuai prosedur kerja yang telah
disempurnakan sesuai tuntutan tugas.

(c) Pussenif (LKT).

i. menghentikan operasional organisasi


satuan infanteri yang telah dibekukan sementara;

ii. menyalurkan personel dan mengalihkan


tanggung jawab materiil alutsista dan alat
pendukungnya, sarana serta prasarana lainnya
sesuai dengan petunjuk dari komando atas; dan

iii. organisasi yang telah dibekukan dapat di


fungsikan kembali bila diperlukan dengan
mengisi personel sesuai TOP/DSPP dan dapat
bekerja kembali sesuai prosedur kerja yang telah
disempurnakan sesuai tuntutan tugas.

(d) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Melaksanakan


kegiatan yang berkaitan dengan pembekuan organisasi
satuannya sesuai perintah komando atas.

d) Pengakhiran.

(1) Tingkat pusat. Melaksanakan evaluasi terhadap


organisasi yang telah dibekukan sementara dan melaporkan
hasilnya ke komando atas.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Pada kegiatan ini Dansatif


dapat memberikan saran yang dianggap perlu berkaitan
dengan kegiatan pembekuan organisasi satuannya.

(b) Kostrad dan Kodam. Melaksanakan evaluasi


terhadap pembekuan organisasi satuan infanteri yang
ada di bawah komandonya dan melaporkan hasil
pembekuan organisasi ke komando atas.

(c) Pussenif (LKT). Melaksanakan evaluasi


terhadap organisasi yang telah dibekukan dan
melaporkan hasilnya ke komando atas.

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Pada kegiatan ini


Dansatif dapat memberikan saran yang dianggap perlu
berkaitan dengan kegiatan pembekuan organisasi satuannya.
29

4) Likuidasi.

a) Perencanaan.

(1) Tingkat pusat.

(a) melaksanakan pengamatan dan pemantauan


secara terus menerus terhadap organisasi satuan
infanteri yang akan dilikuidasi;

(b) menyusun rencana likuidasi organisasi satuan


infanteri yang dianggap tidak efisien lagi;

(c) mengajukan saran terhadap rencana likuidasi


organisasi satuan infanteri yang dianggap tidak efisien
lagi;

(d) menginventarisir personel, materiil, peranti lunak,


sarana dan prasarana Satuan infanteri yang akan
dilikuidasi; dan

(e) merencanakan penyaluran personel dan


pengalihan tanggung jawab materiil, peranti lunak,
sarana dan prasarana lainnya.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi dan


pengkajian terhadap organisasi satuan infanteri yang
akan dilikuidasi.

(b) Kostrad dan Kodam.

i. melaksanakan pengamatan secara terus


menerus terhadap satuan infanteri di bawah
komandonya yang direncanakan dilikuidasi;

ii. menginventarisir personel, materiil,


Alutsista dan perlengkapan lainnya serta sarana
prasarana satuan infanteri di bawah
komandonya;

iii. melaksanakan koordinasi dengan


Pussenif tentang rencana likuidasi satuan
infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

iv. merencanakan penyaluran personel,


materiil/alutsista serta sarana prasarana lainnya
sesuai rencana likuidasi.
30

(c) Pussenif (LKT).

i. melaksanakan pengamatan dan evaluasi


secara terus menerus terhadap organisasi
satuan infanteri yang akan dilikuidasi;

ii. mengajukan permohonan kepada Kasad


tentang rencana likuidasi terhadap organisasi
satuan infanteri dengan dilengkapi alasan
pertimbangan yang mendasar dari aspek
pencapaian tugas pokok, fungsi dan aspek lain
yang berpengaruh;

iii. menyusun rencana likuidasi satuan


infanteri yang dianggap sudah tidak efesien lagi;

iv. menginventarisir personel dan materiil


alutsista serta alat pendukung lainnya, sarana
dan prasarana Satuan Infanteri yang
direncanakan dilikuidasi; dan

v. merencanakan pengeluaran personel dan


pengalihan tanggung jawab materiil, alutsista
berikut alat pendukungnya serta sarana dan
prasarana satuan infanteri yang akan dilikuidasi.

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(a) melaksanakan pengamatan dan pembinaan


secara terus menerus terhadap organisasi satuannya,
baik personel, materiil maupun sistem metode
dihadapkan dengan pelaksanaan tugas;

(b) mencatat dan menghimpun hasil pembinaan


organisasi berkaitan dengan rencana likuidasi
organisasi satuan; dan

(c) membuat laporan evaluasi, hal-hal menonjol dan


saran yang dianggap perlu kepada pembina LKT
(Pussenif) berkaitan dengan rencana likuidasi
organisasi satuan.

b) Persiapan.

(1) Tingkat pusat.

(a) membentuk pokja untuk menyusun kajian


tentang efektifitas dan efisiensi organisasi satuan
infanteri yang akan dilikuidasi;

(b) menyusun tugas dan tanggung jawab pokja


sesuai dengan kualifikasi dan latar belakang satuan
penugasan;
31

(c) membuat kajian terhadap efektifitas dan efesiensi


organisasi satuan infanteri yang akan dilikuidasi;

(d) menyusun naskah akademik tentang organisasi


satuan infanteri yang akan dilikuidasi;

(e) melaksanakan uji teori I (UT I) sesuai dengan


ketentuan yang berlaku;

(f) membuat rencana waktu tentang pelaksanaan


kegiatan likuidasi organisasi dengan berpedoman pada
hasil kajian dan program dari komando atas; dan

(g) menyiapkan tim evaluasi untuk melaksanakan


kegiatan evaluasi terhadap hasil likuidasi yang telah
dilaksanakan.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Memberikan tanggapan dan


saran terhadap kajian tentang likuidasi satuan infanteri
yang dianggap tidak sesuai atau tidak bermanfaat.

(b) Kostrad dan Kodam.

i. membuat kajian terhadap efektifitas dan


efisiensi organiasasi Infanteri yang akan
dilikuidasi;

ii. koordinasi rencana waktu tentang


pelaksanaan kegiatan likuidasi organisasi
dengan berpedoman pada hasil kajian dan
program dari komando atas; dan

iii. menyiapkan tim evaluasi untuk


melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap hasil
likuidasi yang dilaksanakan.

(c) Pussenif (LKT).

i. membentuk kelompok kerja penyusunan


kajian tentang efektifitas dan efesiensi Satuan
Infanteri yang akan dilikuidasi serta menyusun
tugas dan tanggung jawab masing-masing
anggota kelompok kerja;

ii. menyusun kajian tentang organisasi


satuan Infanteri yang akan dilikuidasi; dan

iii. membuat rencana waktu tentang


pelaksanaan kegiatan likuidasi organisasi
dengan berpedoman pada hasil kajian dan
petunjuk dari komando atas.
32

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Menyiapkan personel


dan materiil yang berkaitan dengan kegiatan likuidasi
satuannya.

c) Pelaksanaan.

(1) Tingkat pusat.

(a) membentuk organisasi baru yang merupakan


gabungan dari organisasi yang telah dilikuidasi sesuai
dengan hasil kajian yang telah disetujui oleh komando
atas;

(b) menyusun struktur organisasi, organisasi dan


tugas, mekanisme hubungan kerja sesuai hasil kajian
yang telah disetujui oleh komando atas; dan

(c) menyalurkan personel dan mengalihkan


tanggung jawab materiil, peranti lunak, sarana dan
prasarana lainnya yang belum tertampung untuk dapat
didayagunakan pada organisasi lainnya sesuai dengan
petunjuk dari komando atas.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Mengawasi kegiatan likuidasi


satuan infanteri.

(b) Kostrad dan Kodam. Menyalurkan personel dan


mengalihkan tanggung jawab materiil Alutsista serta alat
pendukungnya serta sarana dan prasarana lainnya
yang belum tertampung untuk dapat didaya gunakan
pada organisasi lainnya sesuai dengan petunjuk dari
komando atas.

(c) Pussenif (LKT).

i. membentuk organisasi baru yang


merupakan gabungan dari organisasi yang telah
dilikuidasi sesuai hasil kajian dan persetujuan
komando atas; dan

ii. menyalurkan personel dan mengalihkan


tanggung jawab materiil alutsista dan alat
pendukungnya, sarana serta prasarana lainnya
yang belum tertampung untuk dapat digunakan
pada organisasi lainnya sesuai dengan petunjuk
dari komando atas.

(3) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pembekuan
organisasi satuannya sesuai perintah komando atas.
33

d) Pengakhiran.

(1) Tingkat pusat. Melaksanakan evaluasi terhadap


organisasi yang dilikuidasi meliputi disposisi, komposisi,
kualitas dan kuantitas personel, materiil, peranti lunak, sarana,
dan prasarana lainnya serta melaporkan hasil likuidasi ke
komando atas.

(2) Tingkat kotama.

(a) Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi


terhadap semua kegiatan likuidasi satuan infanteri.

(b) Kostrad dan Kodam. Melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan likuidasi organisasi Infanteri yang
ada di bawah komandonya yang meliputi disposisi,
komposisi, kualitas dan kuantitas personel serta
perlengkapannya dan melaporkan hasil likuidasi ke
komando atas.

(c) Pussenif (LKT). Melaksanakan evaluasi terhadap


organisasi yang dilikuidasi meliputi disposisi, komposisi,
kualitas dan kuantitas personel berikut
perlengkapannya serta melaporkan hasil likuidasi ke
komando atas.

(3) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Membuat laporan


tentang pelaksanaan kegiatan likuidasi satuannya.

15. Pembinaan Personel. Penyelenggaraan administrasi pembinaan personel


Satuan Infanteri merupakan bagian integral dari kegiatan administrasi pembinaan
personel Angkatan Darat yang dilaksanakan dengan cara meneliti, mengamati dan
melakukan penilaian terhadap personel yang bertugas di dalam maupun di luar Satuan
Infanteri dalam rangka meningkatkan kemampuan, keterampilan serta pembinaan karier,
adapun di dalam pelaksanaannya dilakukan oleh setiap komandan bersama dengan
pembina personel melalui tahap penyediaan tenaga, pendidikan, penggunaan, perawatan,
dan pemisahan.

a. Penyediaan Tenaga.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memberikan dukungan anggaran dalam pelaksanaan


penyediaan tenaga bagi kecabangan infanteri; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan penyediaan tenaga bagi Kecabangan Infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.


34

(1) menyusun rencana kebutuhan tenaga/prajurit Infanteri


sesuai dengan rencana pemeliharaan dan pengembangan
kekuatan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya;

(2) menyediakan dukungan peranti lunak dalam


penyediaan tenaga; dan

(3) mendata kekuatan prajurit satuan infanteri yang ada di


bawah komandonya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pendataan/inventarisasi keluarga prajurit


untuk yang lebih khusus di satuan infanteri untuk mendapatkan
kondisi personel secara obyektif dalam rangka penyediaan
tenaga; dan

(2) menyusun rencana kebutuhan tenaga prajurit infanteri


sesuai dengan rencana pengembangan kekuatan satuan
infanteri.

d) Tingkat kotama.

(1) menginventarisir kekuatan prajurit satuan infanteri yang


ada di bawah komandonya; dan

(2) menyusun rencana kebutuhan tenaga prajurit Infanteri


sesuai dengan rencana pemeliharaan dan pengembangan
kekuatan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) melaksanakan inventarisasi kekuatan personel yang


ada disatuannya sehingga didapat data kekuatan personel
satuan infanteri secara akurat;

(2) melaporkan kekuatan personel disatuannya ke


komando atas dengan tembusan Danpussenif; dan

(3) membuat perkiraan personel terhadap kemungkinan-


kemungkinan yang dapat mempengaruhi kekuatan persoenel
infanteri.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan


pengawasan terhadap kegiatan persiapan penyediaan tenaga bagi
kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) menyarankan penambahan personel infanteri sesuai


kebutuhan organisasi untuk pemeliharaan kekuatan satuan
35

infanteri yang ada di bawah komandonya ke komando atas;


dan

(2) menyarankan kriteria standar dalam seleksi penyediaan


tenaga di tinjau dari segi kualitas untuk meningkatkan
kemampuan satuan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menyarankan penyediaan tenaga prajurit infanteri


sesuai kebutuhan organisasi untuk pemeliharaan maupun
pengembangan kekuatan satuan infanteri; dan

(2) menyarankan dan menentukan kriteria standar


persyaratan penyediaan yang meliputi aspek kepribadian,
kesehatan jasmani, fisik dan postur serta intelektual prajurit
infanteri pada komando atas; dan

(3) melakukan koordinasi pada satuan atas dan samping


dalam proses penyaringan/seleksi prajurit kecabangan.

d) Tingkat kotama.

(1) menyarankan penambahan personel infanteri sesuai


kebutuhan organisasi satuan infanteri di bawah komandonya;
dan

(2) menyarankan kriteria standar dalam seleksi penyediaan


tenaga ditinjau dari segi kualitas untuk meningkatkan
kemampuan satuan.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) menginventarisir personel satuan infanteri yang siap


operasi dan tidak guna perkiraan kebutuhan untuk pemenuhan
organisasi;

(2) mengajukan penambahan personel untuk satuannya


sesuai kebutuhan organisasi untuk pemeliharaan kekuatan ke
komando atas dengan tembusan Pussenif; dan

(3) mengajukan personel satuan infanteri yang tidak siap


operasi ke komando atas.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap kegiatan


penyediaan tenaga bagi kecabangan infanteri sesuai dengan
perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.


36

(1) mengajukan kebutuhan personel Infanteri untuk


memenuhi kebutuhan organisasi untuk pemeliharaan kekuatan
satuan infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

(2) menerima dan menyalurkan penambahan personel


untuk memenuhi kebutuhan organisasi satuan infanteri yang
ada di bawah komandonya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mengajukan kebutuhan personel infanteri untuk


memenuhi kebutuhan organisasi baik untuk pemeliharan
maupun untuk pengembangan; dan

(2) menyalurkan penambahan tenaga prajurit untuk


memenuhi kebutuhan organisasi satuan infanteri.

d) Tingkat kotama.

(1) mengajukan kebutuhan personel infanteri untuk


memenuhi kebutuhan organisasi untuk pemeliharaan kekuatan
satuan infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

(2) menerima dan menyalurkan penambahan personel


untuk memenuhi kebutuhan organisasi satuan infanteri yang
ada di bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Menerima penambahan


personel sesuai alokasi dari komando atas ke satuannya.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap kegiatan penyediaan tenaga bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaporkan penambahan personel infanteri yang


diperuntukkan bagi satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya; dan

(2) melaksanakan pengawasan dan pengendalian


pembinaan personel di satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan evalusi terhadap penyediaan tenaga


yang telah dilaksanakan yang meliputi aspek kepribadian,
kesehatan jasmani, fisik dan postur serta intelektual sebagai
bahan saran dan masukan ke Ditajenad, Paban III/Binkar dan
Paban IV/Kuatpers Spersad;
37

(2) melaporkan kepada Kasad tentang pelaksanaan


kegiatan penyediaan tenaga prajurit infanteri; dan

(3) mengawasi dan mengendalikan kekuatan prajurit


infanteri.

d) Tingkat kotama.

(1) melaporkan penambahan personel yang diperuntukkan


bagi satuan infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

(2) melaksanakan pengawasan dan pengendalian


pembinaan personel di satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) melaporkan penerimaan personel ke komando atas;


dan

(2) melaksanakan pemeliharaan dan pengendalian


kekuatan personel di satuannya.

b. Pendidikan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memberikan dukungan anggaran dalam pelaksanaan


pendidikan bagi kecabangan infanteri; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan pendidikan bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) merencanakan dan mengkoordinasikan dengan


Pussenif dalam hal ini Dirbindiklat tentang kurikulum
pendidikan yang direncanakan.

(2) merencanakan dan menerima saran awal tentang:

(a) paket instruksi pendidikan;

(b) tenaga pendidik yang diperlukan;

(c) tenaga penyelenggara pendidikan sebagai


pendukung pendidikan;

(d) metode pengajaran;

(e) evaluasi pendidikan;


38

(f) fasilitas pendidikan;

(g) alins/alongins; dan

(h) anggaran pendidikan.

(3) mengajukan nama personel yang akan mengikuti


pendidikan sesuai pengajuan dari satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya kepada Kasad u.p. Aspers.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) merencanakan kurikulum semua jenis pendidikan


(dikma, diktuk, dikbangspes, dikbangum) yang berada di
bawah tataran kewenangan Pussenif;

(2) merencanakan perumusan dan pengembangan sistem


pendidikan kecabangan infanteri;

(3) merencanakan perumusan perangkat kendali yang


digunakan dalam pendidikan kecabangan infanteri;

(4) merencanakan kegiatan asistensi, pengawasan dan


pengendalian teknis terhadap penyelenggaraan pendidikan
kecabangan infanteri;

(5) merencanakan jenis pendidikan kecabangan infanteri


yang meliputi:

(a) pendidikan pertama (dikma) yang terdiri: secata


PK tahap II, secaba PK tahap II kecabngan infanteri
yang berada di Dodiklatpur Rindam, sesarcab abit Akmil
dan semapa PK;

(b) pendidikan pembentukan (diktuk) yang terdiri:


secaba reguler dan sesarcab abit secapa reguler;

(c) pendidikan pengembangan spesialisasi sesuai


kebutuhan dan program komando atas; dan

(d) pendidikan pengembangan umum (dikbangum)


yaitu diklapa.

(6) merencanakan penyusunan perumusan sarana,


prasarana pendidikan dan alat instruksi guna mendukung
kelancaran pelaksanaan pendidikan kecabangan infanteri.

(7) merencanakan kualifikasi personel satuan infanteri yang


diperlukan bagi kepentingan satuan infanteri; dan

(8) meminta umpan balik pada setiap penyelenggaraan


pendidikan yang personel telah dilaksanakan pada satuan
39

infanteri yang mengikuti pendidikan/kursus guna perbaikan 10


komponen pendidikan.

d) Tingkat kotama.

(1) merencanakan dan mengkoordinasikan dengan


Pussenif dalam hal ini Kabag Diklat tentang kurikulum
pendidikan yang direncanakan;

(2) merencanakan dan menerima saran awal tentang:

(a) paket instruksi pendidikan;

(b) tenaga pendidikan yang diperlukan;

(c) tenaga penyelenggara pendidikan sebagai


pendukung pendidikan;

(d) metode pengajaran;

(e) evaluasi pendidikan;

(f) fasilitas pendidikan;

(g) alins/alongin;

(h) anggaran pendidikan;

(i) peserta didik; dan

(j) jenis pendidikan yang akan dilaksanakan.

(3) menginformasikan surat permintaan personel untuk


mengikuti pendidikan dari Pussenif ke satuan infanteri yang
ada di bawah komandonya; dan

(4) mengajukan nama personel yang akan mengikuti


pendidikan sesuai pengajuan dari satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya kepada Kasad U.p. Aspers.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) menentukan personel untuk mengikuti pendidikan


melalui sidang di satuan;

(2) mengajukan nama personel yang akan mengikuti


pendidikan ke komando atas;

(3) merencanakan personel untuk mengikuti pendidikan


spesialisasi sesuai kebutuhan satuan infanteri;
40

(4) melakukan koordinasi awal pada satuan komando atas


tentang kebutuhan kualifikasi personel dalam mendukung
kemampian satuan; dan

(5) merencanakan kualifikasi/kemampuan yang didapat


untuk disosialisasikan sebagai tindak lanjut penyetaraan
kemampuan yang harus dimiliki.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan


pengawasan terhadap kegiatan persiapan pendidikan bagi
kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) menyarankan dan mengkordinasikan tentang kebutuhan


penyelenggaraan pendidikan yang meliputi:

(a) paket instruksi pendidikan;

(b) tenaga pendidik yang diperlukan;

(c) tenaga penyelenggara pendidikan sebagai


pendukung pendidikan;

(d) metode pengajaran;

(e) evaluasi pendidikan;

(f) fasilitas pendidikan;

(g) alins/alongins;

(h) anggaran pendidikan; dan

(i) jenis pendidikan yang dilaksanakan.

(2) mengkoordinasikan pemanggilan peserta didik yang


akan mengikuti pendidikan untuk jenis dikbangspes dan
dikbangum; dan

(3) menerbitkan surat perintah masuk pendidikan untuk


personel satuan infanteri yang berda di bawah komandonya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menyarankan kurikulum jenis pendidikan (dikma, diktuk,


dikbangum) dan membuat kurikulum jenis dikbangspers yang
berada di bawah tataran kewenangan Pussenif;

(2) menyarankan perumusan dan pengembangan sistem


pendidikan kecabangan infanteri;
41

(3) menyarankan perumusan perangkat kendali yang


digunakan dalam pendidikan kecabangan infanteri;

(4) menunjuk personel untuk melaksanakan kegiatan


asistensi, pengawasan dan pengendalian teknis terhadap
penyelenggaraan pendidikan kecabangan infanteri;

(5) menyarankan jenis pendidikan kecabangan infanteri


yang diperlukan dalam satu tahun anggaran;

(6) menyarankan alokasi peserta pendidikan meliputi


dikma, diktuk, dikbangspers dan dikbangum dalam satu tahun
anggaran;

(7) melaksanakan koordinasi dengan Kodiklat TNI AD


sebagai supervisi dalam pelaksanaan pendidikan.

(8) melaksanakan pemanggilan peserta didik yang akan


mengikuti pendidikan untuk jenis dikbangspes dan dikbangum;
dan

(9) mengajukan penerbitan surat perintah masuk


pendidikan untuk perwira kepada Kasad, untuk bintara dan
tamtama kepada Pangkotama.

d) Tingkat kotama.

(1) menyarankan dan mengkoordinasikan tentang


kebutuhan penyelenggaraan pendidikan yang meliputi:

(a) paket instruksi pendidikan;

(b) tenaga pendidikan yang diperlukan;

(c) tenaga penyelenggara pendidikan sebagai


pendukung pendidikan;

(d) metode pengajaran;

(e) evaluasi pendidikan;

(f) fasilitas pendidikan;

(g) alins/alongin;

(h) anggaran pendidikan;

(i) peserta didik; dan

(j) jenis pendidikan yang akan dilaksanakan.


42

(2) mengkoordinasikan pemanggilan peserta didik yang


akan mengikuti pendidikan untuk jenis dikbangspes dan
dikbangum; dan

(3) menerbitkan surat perintah masuk pendidikan untuk


bintara dan tamtama selaku Pangkotama.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) menyiapkan kelengkapan administrasi personel yang


akan mengikuti pendidikan; dan

(2) melaksanakan seleksi personel untuk mengikuti


pendidikan/kursus yang diperlukan sehingga memiliki nilai
guna bagi satuan.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap


penyelenggaraan pendidikan bagi kecabangan infanteri sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) mengoordinir penyelenggaraan diktuk, dikma tahap II,


dikbangspes dan dikbangum kecabangan infanteri sesuai
dengan program dari komando atas dalam satu tahun
anggaran;

(2) melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


setiap pelaksanaan kegiatan pendidikan; dan

(3) mengirimkan/memerintahkan personel Infanteri yang


ada di bawah komandonya sesuai dengan pengajuan awal
untuk mengikuti pendidikan kecabangan infanteri di Pusdikif.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menyelenggarakan diktuk, dikma tahap II, dikbangspes


dan dikbangum sesuai dengan program dari komando atas;

(2) melaksanakan pengecekan terhadap pelaksanaan


pendidikan baik yang berkaitan dengan kehadiran peserta
didik dan kelengkapan administrasinya;

(3) melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis


terhadap setiap pelaksanaan kegiatan pendidikan; dan

(4) mengajukan permohonan Skep penempatan jabatan


kepada Kasad U.p. Aspers untuk perwira dan kepada Kasad
U.p. Ditajenad untuk bintara dan tamtama.
43

d) Tingkat kotama.

(1) mengoordinir penyelenggaraan diktuk, dikma tahap II,


dikbangspes dan dikbangum kecabangan infanteri sesuai
dengan program dari komando atas dalam satu tahun
anggaran;

(2) melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


setiap pelaksanaan kegiatan pendidikan;

(3) mengirimkan/memerintahkan personel Infanteri yang


ada di bawah komandonya sesuai dengan pengajuan awal
untuk mengikuti pendidikan kecabangan infanteri di Pusdikif;
dan

(4) menerima penambahan personel hasil pendidikan


dikma (secata PK tahap II, secaba PK, sesarcab abit sema Pa
PK dan abit Akmil), diktuk (secaba reguler, sesarcab abit
secapa reguler) dan dikbangum (diklapa kecabangan) dan
melaporkan ke komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) mengajukan personel yang memenuhi syarat untuk


mengikuti pendidikan, dengan macam pendidikan:

(a) Perwira, terdiri dari:

i. Dikbangum (diklapa dan Seskoad);

ii. Dikbangspes (macam-macam Suspa); dan

iii. Dikiptek.

(b) Bintara, terdiri dari:

i. Pendidikan Secapa;

ii. Dikbangspes (macam-macam susba); dan

iii. Dikiptek.

(c) Tamtama, terdiri dari:

i. Pendidikan secaba reguler; dan

ii. Dikbangspes (macam-macam susta).

(2) memonitor hasil pengajuan dikaitkan dengan surat


keputusan pemanggilan peserta didik dari pejabat yang
berwenang;
44

(3) membuat surat perintah untuk melaksanakan


pendidikan bagi personel/prajurit yang akan mengikuti
pendidikan sesuai surat keputusan dari pejabat yang
berwenang;

(4) melengkapi administrasi personel yang akan mengikuti


pendidikan;

(5) memberangkatkan personel yang akan mengikuti


pendidikan; dan

(6) mengembangkan/sosialisasi kemampuan yang telah


didapat guna pemanfaatan kemampuan untuk melaksanakan
tugas pokok satuan.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap penyelenggaraan pendidikan bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi terhadap


setiap kegiatan pendidikan yang dilaksanakan untuk kepentingan
perbaikan hasil didik serta membuat laporan ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan analisa dan


evaluasi, penelitian dan pengembangan serta penyempurnaan-
penyempurnaan terhadap pelaksanaan sistem pendidikan di
lingkungan Infanteri atas dasar umpan balik pendidikan bagi personel
yang selesai pendidikan/kursus.

d) Tingkat kotama. Melaksanakan evaluasi terhadap setiap


kegiatan pendidikan yang dilaksanakan untuk kepentingan perbaikan
hasil didik serta membuat laporan ke komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) melaporkan penerimaan/penambahan personel ke


komando atas; dan

(2) melaporkan hasil pelaksanaan pendidikan personelnya


yang telah selesai ke komando atas.

c. Penggunaan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memberikan dukungan anggaran dalam pelaksanaan


penggunaan SDM bagi kecabangan infanteri; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan penggunaan SDM bagi kecabangan infanteri.
45

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaksanakan pendataan kekuatan personel infanteri


yang ada di bawah komandonya;

(2) merencanakan kebutuhan penambahan personel


perwira, bintara dan tamtama untuk kebutuhan pemeliharaan
kekuatan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya;

(3) menyusun rencana penerimaan personel baru hasil


pendidikan yang dialokasikan ke Kotama atau satuan infanteri
yang ada di bawah komandonya;

(4) merencanakan penugasan lapangan bagi personel yang


baru diangkat dalam rangka memantapkan periode
pengembangan dasar; dan

(5) mengadakan pendataan terhadap personel yang sudah


memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat, mengikuti
pendidikan atau menerima penugasan pada berbagai jabatan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) merencanakan penerimaan dan kebutuhan personel


baru perwira (abit Akmil, sema PK dan secapa reguler), bintara
(bintara PK dan bintara reguler) dan tamtama PK;

(2) merencanakan penyusunan alokasi penempatan


jabatan perwira, bintara dan tamtama untuk satuan-satuan
infanteri;

(3) merencanakan dan inventarisir data personel satuan


infanteri untuk penempatan jabatan terhadap personel yang
akan selesai melaksanakan diktuk, dikma dan dikbangum yang
disesuaikan dengan skala perioritas;

(4) menginventarisir data personel satuan infanteri untuk


sidang penempatan jabatan perwira golongan V, VI dan VII
untuk jajaran satuan infanteri;

(5) melaksanakan sidang penempatan jabatan perwira


siswa pada golongan V, VI dan VII untuk ditempatkan di
jajaran satuan infanteri;

(6) merencanakan pengendalian jumlah personel Infanteri


di seluruh satuan infanteri berdasarkan skala prioritas
kemantapan satuan infanteri; dan

(7) merencanakan mutasi pada jabatan komando di jajaran


satuan infanteri.
46

d) Tingkat kotama.

(1) melaksanakan pendataan kekuatan personel infanteri


yang ada di bawah komandonya;

(2) merencanakan kebutuhan penambahan personel


perwira, bintara dan tamtama untuk kebutuhan pemeliharaan
kekuatan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya;

(3) menyusun rencana penerimaan personel baru hasil


pendidikan yang dialokasikan ke kotama atau satuan infanteri
yang ada di bawah komandonya;

(4) merencanakan penugasan dalam jabatan bagi personel


yang baru diangkat dalam rangka memantapkan periode
pengembangan dasar; dan

(5) mengadakan pendataan terhadap personel yang sudah


memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat, mengikuti
pendidikan atau menerima penugasan pada berbagai jabatan.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) merencanakan penerimaan personel baru dari hasil


pendidikan yang dialokasikan ke satuannya;

(2) mengadakan pendataan kekosongan jabatan pada


setiap tingkatan yang ada di satuannya;

(3) merencanakan pengajuan penambahan personel ke


komando atas;

(4) merencanakan penugasan dalam jabatan bagi personel


satuan infanteri yang ada di satuannya; dan

(5) mengadakan pendataan bagi personel yang sudah


memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan, kenaikan
pangkat dan penugasan dalam jabatan.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan


pengawasan terhadap kegiatan persiapan penggunaan SDM bagi
kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) menyarankan kebutuhan alokasi personel perwira,


bintara dan tamtama ke komando atas sesuai dengan skala
prioritas;
47

(2) menyarankan personel yang memenuhi syarat untuk


mengikuti pendidikan, kenaikan pangkat/penugasan dalam
jabatan;

(3) menyusun tanggapan permohonan persetujuan dari


Pussenif untuk diterima atau ditolak;

(4) merencanakan penugasan lapangan bagi personel


Infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

(5) mengadakan pendataan dan menyusun rencana


penempatan jabatan perwira, bintara dan tamtama di satuan
infanteri yang ada di bawah komandonya yang merupakan
wewenang PDW dilingkungan kotama.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menyiapkan acara penerimaan personel baru perwira


(abit Akmil, sepa PK dan secapa reguler), bintara (bintara PK
dan bintara reguler) dan tamtama PK;

(2) menyarankan ke komando atas pengalokasian


pemenuhan personel perwira, bintara dan tamtama untuk
satuan-satuan infanteri;

(3) menyiapkan bahan/data yang digunakan untuk sidang


penempatan jabatan pada setiap tingkatan perwira, bintara
dan tamtama baik yang berstatus siswa maupun yang sudah
organik di satuan infanteri;

(4) melaksanakan koordinasi dengan kotama terkait untuk


saran penempatan jabatan perwira, bintara dan tamtama;

(5) mengajukan permohonan persetujuan penempatan


jabatan Perwira Infanteri kepada Kotama pengguna;

(6) menyarankan alokasi seleksi/pembekalan jabatan


Komandan Batalyon/Komandan Brigade;

(7) menyarankan alokasi kebutuhan jabatan golongan V,


VI, dan VII; dan

(8) menyiapkan tim untuk melaksanakan pengawasan dan


evaluasi pembinaan satuan pada Satuan Infanteri.

d) Tingkat kotama.

(1) menyarankan kebutuhan alokasi personel perwira,


bintara dan tamtama ke komando atas sesuai dengan skala
prioritas;
48

(2) menyarankan personel yang memenuhi syarat untuk


mengikuti pendidikan, kenaikan pangkat/penugasan dalam
jabatan;

(3) menyusun tanggapan permohonan persetujuan dari


Pussenif untuk penempatan jabatan;

(4) merencanakan penugasan dalam jabatan bagi personel


infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

(5) mengadakan pendataan dan menyusun rencana


penempatan jabatan perwira, bintara, tamtama di satuan
infanteri yang ada di bawah komandonya yang merupakan
wewenang PDW di lingkungan kotama.

e) Tingkat satuan pelaksana Satuan Infanteri (Satif).

(1) melaksanakan persiapan penerimaan personel baru


perwira, bintara, tamtama yang dialokasikan atau yang masuk
satuannya;

(2) mengajukan jabatan bagi perwira, bintara dan tamtama


ke komando atas untuk memenuhi jabatan yang kosong yang
ada di satuannya;

(3) mengajukan saran penambahan personel untuk


pemeliharaan kekuatan di satuannya ke komando atas;

(4) membuat surat perintah penugasan dalam jabatan bagi


personel baru yang di satuannya; dan

(5) mengadakan sidang bagi personel yang telah


memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan, kenaikan
pangkat/penugasan dalam jabatan untuk diajukan mengikuti
pendidikan, kenaikan pangkat atau penugasan jabatan.

(6) melaksanakan penyiapan dan seleksi PA/BA/TA yang


siap dan memenuhi persyaratan dalam rangka
tugas/pendidikan.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap


penyelenggaraan penggunaan SDM bagi kecabangan infanteri sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) menerima penambahan personel perwira, bintara dan


tamtama dari komando atas;
49

(2) memberikan jawaban/tanggapan terhadap permohonan


persetujuan penempatan jabatan dari Pussenif;

(3) mengajukan saran penempatan jabatan kepada Kasad


bagi perwira;

(4) mengajukan pengesahan Kep Kasad kepada Dirajenad


terhadap penempatan jabatan bintara dan tamtama di
lingkungan satuannya; dan

(5) membuat surat perintah pelaksanaan penugasan pada


jabatan, kenaikan pangkat dan mengikuti pendidikan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menerima alokasi personel perwira, bintara dan


tamtama dari komando atas;

(2) melaksanakan koordinasi dengan staf Paban I/Ren


Spersad dalam pengendalian kekuatan personel infanteri;

(3) melaksanakan koordinasi dengan staf Paban II/Bindik


Spersad dalam setiap perencanaan sampai dengan
pelaksanaan pendidikan;

(4) melaksanakan koordinasi dengan staf Paban III/Binkar


Spersad dalam pembinaan karier/penempatan jabatan perwira
infanteri;

(5) melaksanakan koordinasi dengan staf Paban


IV/Kuatpers Spersad dalam pembinaan personel/pemenuhan
kekuatan personel Infanteri;

(6) melaksanakan koordinasi dengan Ditajenad dalam


pembinaan karier/penempatan jabatan bintara dan tamtama;

(7) mengajukan penempatan jabatan kepada Kasad bagi


perwira dan kepada Kasad U.p. Dirajenad bagi bintara dan
tamtama; dan

(8) membuat surat perintah pelaksanaan berdasarkan dari


Skep Kasad bagi personel organik.

d) Tingkat kotama.

(1) menerima penambahan personel perwira, bintara dan


tamtama dari komando atas;

(2) memberikan jawaban/tanggapan terhadap permohonan


persetujuan penempatan jabatan dari Pussenif;

(3) mengajukan saran penempatan jabatan kepada Kasad


bagi perwira;
50

(4) mengajukan pengesahan Skep Kasad kepada


Dirajenad terhadap penempatan jabatan bintara dan tamtama
di lingkungan satuannya; dan

(5) membuat surat perintah pelaksanaan penugasan dalam


jabatan, kenaikan pangkat dan mengikuti pendidikan.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) melaksanakan tradisi penerimaan personel baru


perwira, bintara, tamtama yang dialokasikan atau yang masuk
satuannya;

(2) menempatkan jabatan bagi perwira, bintara dan


tamtama untuk memenuhi jabataan yang kosong yang ada di
satuannya sambil menunggu surat perintah dari Pangkotama
dimana satuan berada;

(3) pengajuan penerbitan surat perintah penempatan


jabatan kepada Kasad bagi perwira dan kepada Pangkotama
bagi bintara dan tamtama; dan

(4) memberikan surat perintah pelaksanaan penugasan


dalam jabatan, pendidikan atau kenaikan pangkat bagi
personel di satuannya.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap penyelenggaraan penggunaan SDM bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


penggunaan personel Infanteri yang ada di bawah
komandonya; dan

(2) mengadakan evaluasi terhadap kegiatan penugasan


dan penempatan personel infanteri yang ada di bawah
komandonya serta melaporkan hasilnya ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


penggunaan personel Infanteri;

(2) melaksanakan pengecekan terhadap pelaksanaan surat


perintah penugasan terhadap personel infanteri; dan

(3) mengadakan evaluasi terhadap kegiatan penugasan


dan penempatan personel infanteri serta melaporkan hasilnya
ke komando atas.
51

d) Tingkat kotama.

(1) melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


penugasan personel infanteri yang ada di bawah komandonya;
dan

(2) mengadakan evaluasi terhadap kegiatan penugasan


dan penempatan personel infanteri yang ada di bawah
komandonya serta melaporkan hasilnya ke komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Melaksanakan evaluasi terhadap setiap kegiatan dalan rangka
penggunaan personel di satuannya dan melaporkan hasilnya ke
komando atas.

d. Perawatan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memberikan dukungan anggaran dalam pelaksanaan


perawatan bagi Kecabangan Infanteri; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan perawatan bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) mengadakan pendataan terhadap seluruh personel


prajurit Infanteri dan keluarganya yang ada di bawah
komandonya secara baik dan tertib;

(2) merencanakan kegiatan pembinaan mental bagi seluruh


prajurit infanteri dan keluarganya yang ada di bawah
komandonya;

(3) merencanakan peningkatan kesejahteraan personel


melalui pemberdayaan koperasi, memberikan informasi
program perumahan bagi anggota yang berminat dan
memenuhi syarat dan pelayanan kesehatan; dan

(4) merencanakan kunjungan kerja ke satuan infanteri yang


ada di bawah komandonya untuk meningkatkan moril serta
memberi santi aji kepada seluruh prajurit dan keluarganya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mengadakan pendataan terhadap seluruh prajurit dan


keluarganya secara baik dan tertib;
52

(2) menyusun rencana kegiatan kunjungan kerja dalam


rangka meningkatkan moril serta memberikan santi aji bagi
prajurit dan keluarganya;

(3) memonitor kegiatan pembinaan satuan infanteri


khususnya perawatan personel;

(4) memberikan atensi terhadap penyelenggaraan


perawatan prajurit sehingga memiliki moril yang tinggi dan
kesiapan prajurit dalam melaksankan tugas; dan

(5) memberikan saran/usul pada komando atas terhadap


perawatan personel agar dilaksanakan maksimal.

d) Tingkat kotama.

(1) mengadakan pendataan terhadap seluruh personel


prajurit infanteri dan keluarganya yang ada di bawah
komandonya;

(2) merencanakan kegiatan pembinaan mental bagi seluruh


prajurit infanteri dan keluarganya yang ada di bawah
komandonya;

(3) merencanakan peningkatan kesejahteraan personel


melalui pemberdayaan koperasi, memberikan informasi
program perumahan bagi anggota yang berminat dan
memenuhi syarat dan pelayanan kesehatan; dan

(4) merencanakan kunjungan kerja ke satuan infanteri yang


ada di bawah komandonya untuk meningkatkan moril serta
memberikan santi aji kepada seluruh prajurit dan keluarganya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) mengadakan pendataan terhadap seluruh personel


prajurit infanteri dan keluarganya secara baik dan tertib.

(2) merencanakan kegiatan pembinaan mental bagi seluruh


prajurit dan keluarganya;

(3) merencanakan peningkatan kesejahteraan personel


melalui pemberdayaan koperasi, tabungan wajib perumahan
dan pelayanan kesehatan; dan

(4) merencanakan pemberian penghargaan kepada


personel yang berprestasi dan memberikan tegoran/hukuman
kepada personel yang melakukan pelanggaran.
53

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan pengawasan


terhadap kegiatan perawatan bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) membuat jadwal kegiatan pembinaan mental bagi


prajurit Infanteri dan keluarganya yang ada di bawah
komandonya;

(2) menginvenatisir pengajuan perumahan melalui Asabri


kepada prajurit Infanteri yang ada di bawah komandonya;

(3) menyiapkan rencana kunjungan kerja ke satuan


infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

(4) memberikan jawaban atas permohonan ijin Pussenif


yang akan melaksanakan kunjungan ke satuan infanteri yang
ada di bawah komandonya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) merencanakan jadwal kunjungan ke satuan-satuan


infanteri;

(2) melaksanakan koordinasi awal dengan kotama dimana


Satuan Infanteri berada; dan

(3) mengajukan permohonan izin melaksanakan kegiatan


inspeksi ke Kotama dimana satuan infanteri berada.

d) Tingkat kotama.

(1) membuat jadwal kegiatan pembinaan mental bagi


prajurit infanteri dan keluarganya yang ada di bawah
komandonya;

(2) menginventarisir pengajuan perumahan melalui Asabri


kepada prajurit infanteri yang ada di bawah komandonya;

(3) menyiapkan rencana kunjungan kerja ke satuan


infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

(4) memberikan jawaban atas permohonan ijin Pussenif


yang akan melaksanakan kunjungan ke satuan infanteri yang
ada di bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) membuat jadwal kegiatan pembinaan mental bagi


prajurit dan keluarganya serta mengajukan petugas Bintal ke
Kabintal Kotama dimana satuan infanteri berada;
54

(2) mengajukan rekomendasi atau penghargaan kepada


prajurit yang berprestasi dan menjatuhi hukuman atau tegoran
kepada prajurit yang melakukan pelanggaran; dan

(3) menyiapkan pengajuan perumahan melalui Asabri


kepada prajurit yang memenuhi syarat dan disesuaikan
dengan skala prioritas bagi personel prajurit yang mendekati
masa purnawira ke komando atas.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap


penyelenggaraan perawatan bagi Kecabangan Infanteri sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaksanakan kegiatan kunjungan kerja ke satuan


infanteri yang ada di bawah komandonya dalam rangka
meningkatkan moril dan memberi santi aji kepada prajurit dan
keluarganya;

(2) memonitor pelaksanaan kegiatan Bintal yang telah


dijadwalkan dari Kotama kepada satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya;

(3) mengajukan perumahan Asabri kepada anggota prajurit


Infanteri yang ada di bawah komandonya yang sudah
memenuhi syarat; dan

(4) memberikan peningkatan kesejahteraan melalui


koperasi yang ada di kotama untuk membantu prajurit Infanteri
yang ada di bawah komandonya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) memonitor kegiatan perawatan personel yang


dilaksanakan oleh satuan-satuan infanteri melalui laporan
satuan-satuan; dan

(2) melaksanakan kunjungan kerja ke satuan-satuan


infanteri untuk melihat secara langsung kondisi prajurit dan
keluarganya dalam meningkatkan moril serta memberikan
santi aji.

d) Tingkat Kotama.

(1) melaksanakan kegiatan kunjungan kerja ke satuan


infanteri yang ada di bawah komandonya dalam rangka
meningkatkan moril dan memberikan santi aji kepada prajurit
dan keluarganya;
55

(2) memonitor pelaksanaan kegiatan Bintal yang telah


dijadwalkan dari kotama kepada satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya;

(3) mengajukan perumahan Asabri kepada prajurit infanteri


yang ada di bawah komandonya yang sudah memenuhi
syarat; dan

(4) memberikan peningkatan kesejahteraan melalui


koperasi yang ada di kotama untuk membantu prajurit infanteri
yang ada di bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) melaksanakan kegiatan pembinaan mental kepada


prajurit dan keluarganya untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan agar tidak terpengaruh terhadap hal-hal yang
negatif;

(2) memberikan rekomendasi atau penghargaan kepada


prajurit yang berprestasi dan hukuman atau teguran kepada
prajurit yang melanggar;

(3) mengajukan perumahan Asabri bagi anggota prajurit


yang sudah memenuhi syarat; dan

(4) memberikan pelayanan kesehatan bagi anggota yang


membutuhkan.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap penyelenggaraan perawatan bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan kunjungan


kerja ke satuan infanteri yang ada di bawah komandonya serta
melaporkan hasilnya ke komando atas; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


pembinaan perawatan personel di satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan kunjungan


kerja serta melaporkan hasilnya ke komando atas; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


pembinaan perawatan personel di satuan-satuan infanteri.
56

d) Tingkat kotama.

(1) mengadakan evaluasi terhadap kegiatan kunjungan


kerja ke Satuan Infanteri yang ada di bawah komandonya
serta melaporkan hasilnya ke komando atas; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap pembinaan


perawatan personel di satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan perawatan personel yang
sudah dilaksanakan di satuan dan melaporkan hasilnya ke komando
atas.

e. Pemisahan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memberikan dukungan anggaran dalam penyelenggara


an pemisahan personel bagi kecabangan infanteri; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan pemisahan personel bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) menginventarisir kekuatan personel satuan infanteri


yang ada di bawah komandonya sesuai dengan golongan
pangkat, usia untuk memperoleh data rekapitulasi kekuatan
personel; dan

(2) mendata pengajuan pemisahaan personel infanteri yang


ada di bawah komandonya, yang didasarkan pada faktor usia,
kualitas, dan kebutuhan organisasi.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menginventarisir kekuatan personel satuan infanteri


sesuai dengan golongan pangkat, usia untuk memperoleh data
rekapitulasi kekuatan personel;

(2) mempelajari laporan personel yang dikirimkan oleh


satuan-satuan infanteri yang berkaitan dengan rencana
pemisahan personel;

(3) merencanakan pengajuan pemisahan personel yang


didasarkan pada faktor usia, kualitas, dan kebutuhan
organisasi; dan
57

(4) merencanakan personel yang masih dibutuhkan untuk


organisasi karena memiliki kemampuan spesialisasi dengan
memperpanjang usia pensiun.

d) Tingkat kotama.

(1) menginventarisir kekuatan personel satuan infanteri


yang ada komandonya sesuai dengan golongan pangkat, usia
untuk memperoleh data rekapitulasi kekuatan personel; dan

(2) mendata pengajuan pemisahan personel yang ada


komandonya, yang didasarkan pada faktor usia, kualitas dan
kebutuhan organisasi.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) menginventarisir kekuatan personel di satuannya sesuai


dengan golongan pangkat, usia untuk memperoleh data
rekapitulasi kekuatan personel; dan

(2) merencanakan pengajuan pemisahan personel di


satuannya yang didasarkan pada faktor usia, kualitas dan
kebutuhan organisasi ke komando atas.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan


pengawasan terhadap kegiatan pemisahan personel bagi
kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) mengajukan kebutuhan personel pengganti untuk


memenuhi kebutuhan organisasi;

(2) memberikan pembekalan kepada personel yang


mendekati usia pensiun berupa kursus-kursus keterampilan;
dan

(3) menyiapkan administrasi yang berkaitan dengan


rencana pemisahan dan penyaluran personel Infanteri yang
ada di bawah komandonya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mengajukan kebutuhan penambahan personel


berkaitan pemisahan personel yang akan dilaksanakan dalam
satu tahun anggaran; dan

(2) melaksanakan koordinasi dengan instansi lain yang


berkaitan dengan rencana penyaluran pemisahan personel
satuan infanteri.
58

d) Tingkat kotama.

(1) mengajukan kebutuhan personel pengganti untuk


memenuhi kebutuhan organisasi;

(2) memberikan pembekalan kepada personel yang


mendekati usia pensiun berupa kursus-kursus keterampilan;
dan

(3) menyiapkan administrasi yang berkaitan dengan


rencana pemisahan dan penyaluran personel Infanteri yang
ada komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) memberikan kesempatan kepada personel yang sudah


mendekati pensiun untuk mengikuti kegiatan pembekalan yang
diprogramkan dari komando atas;

(2) mengajukan kebutuhan personel pengganti untuk


pemeliharaan kekuatan dan kebutuhan organisasi; dan

(3) menyiapkan administrasi yang berkaitan dengan


rencana pemisahan dan penyaluran personel.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap


penyelenggaraan pemisahan personel bagi kecabangan infanteri
sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) mengikuti rapat tentang rencana pemisahan dan


penyaluran personel yang akan dilaksanakan dalam satu
tahun anggaran; dan

(2) menyalurkan personel untuk penugasan kekaryaan


kepada dinas jawatan/instansi lain diluar struktur TNI apabila
diperlukan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mengikuti rapat tentang rencana penambahan personel


dalam satu tahun anggaran yang akan dilaksanakan; dan

(2) melaksanakan penyaluran personel sebagai tindak


lanjut pemisahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
prajurit beserta keluarganya; dan
59

(3) menempatkan personel sesuai kebutuhan organisasi


dengan didasarkan pada kemampuan berdasarkan
pendidikan, spesialisasi yang dimilikinya, pelatihan dan
pengalaman penugasan sebelumnya.

d) Tingkat kotama.

(1) mengikuti rapat tentang rencana penambahan personel


yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran; dan

(2) menempatkan personel sesuai kebutuhan organisasi


dengan didasarkan pada kemampuan dan dasar pendidikan
serta spesialisasi yang dimilikinya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) menempatkan personel sesuai kebutuhan organisasi


dengan didasarkan pada kemampuan dan dasar pendidikan
serta spesialisasi yang dimilikinya; dan

(2) menyalurkan personel untuk penugasan kekaryaan


kepada dinas jawatan/instansi lain di luar struktur TNI apabila
diperlukan sesuai petunjuk dari komando atas.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap penyelenggaraan pemisahan personel bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi terhadap


kegiatan pemisahan personel Infanteri yang ada di bawah
komandonya dan melaporkan hasilnya ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan pemisahan personel infanteri yang telah
dilaksanakan dan melaporkan hasilnya ke komando atas.

d) Tingkat Kotama. Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan


pemisahan personel Infanteri yang ada komandonya dan melaporkan
hasilnya ke komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan pemisahan personel yang telah dilaksanakan di
satuannya dan melaporkan hasilnya ke komando atas.

16. Pembinaan Materiil/Alutsista. Penyelenggaraan administrasi pembinaan


materiil/alutsista infanteri merupakan bagian dari kegiatan administrasi pembinaan materiil
Angkatan Darat yang dilaksanakan oleh Pussenif sebagai pemegang lapangan
kekuasaan teknis (LKT) infanteri dengan memberikan supervisi teknis dalam kegiatan
penentuan kebutuhan, pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, dan penghapusan
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
60

a. Penentuan Kebutuhan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) menentukan kebijakan pemrograman kegiatan


penentuan kebutuhan materiil dan alutsista dalam pedoman
pelaksanaan program dan anggaran (PPPA) TNI AD sebagai
bahan dan dasar untuk melaksanakan pembinaan bidang
organisasi;

(2) menentukan pokok-pokok kebijakan TNI AD dalam


penentuan kebutuhan materiil/alutsista;

(3) merencanakan kegiatan uji teori I ketentuan standar


umum untuk mendapatkan keputusan dari Kasad; dan

(4) merencanakan pokja dalam penyusunan KSU TNI AD.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) merencanakan saran kepada Kasad terkait kebutuhan


Alutsista Infanteri;

(2) merencanakan personel yang dilibatkan pokja


penyusunan KSU TNI AD;

(3) melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara


terus menerus terhadap materiil yang dipertanggungjawabkan
kepada satuan infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

(4) menyusun rencana kebutuhan materiil satuan infanteri


yang ada di bawah komandonya secara berimbang
berdasarkan kebijaksanaan komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pengamatan dan pemantauan kekuatan


dan kondisi materiil dan alutsista Infanteri dan materiil lainnya
yang dipertanggungjawabkan kepada satuan infanteri secara
terus menerus;

(2) mengevaluasi hasil pengamatan dikaitkan dengan tugas


yang dihadapi setiap satuan lain;

(3) merencanakan kebutuhan materiil dan alutsista Infanteri


untuk satuan-satuan infanteri secara berimbang berdasarkan
kebijaksanaan komando atas serta skala prioritas; dan

(4) memantau dan mengikuti perkembangan proses


perencanaan oleh Balakpus lain mengenai materiil dan
61

alutsista nonmateriil dan alutsista infanteri yang diajukan atau


dibutuhkan satuan infanteri.

(5) mengikuti perekembangan pengetahuan, teknologi,


materiil/Alutsista guna mendukung tugas pokok satuan
infanteri;

d) Tingkat kotama.

(1) melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara


terus menerus terhadap materiil dan alutsista yang
dipertanggungjawabkan kepada satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya; dan

(2) menyusun rencana kebutuhan materiil dan alutsista


Infanteri yang ada komandonya secara berimbang
berdasarkan kebijaksanaan komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) melaksanakan pengamatan secara terus menerus


terhadap materiil dan alutsista yang dipertanggungjawabkan
kepada satuannya khususnya materiil dan alutsista infanteri
yang berpengaruh dalam kesiapsiagaan satuan; dan

(2) memberikan saran/masukan pada pusat tentang


kemapuan materiil/alutsista satuan infanteri yang digunakan
guna tindak lanjut penentuan kebutuhan.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat.

(1) menyiapkan pelaksanaan uji teori KSU TNI AD;

(2) menyiapkan penentuan kebutuhan materiil/alutsista


berdasarkan skala prioritas dan dukungan anggaran dari
komando atas (TNI/Kemhan); dan

(3) menyiapkan personel yang akan dilibatkan dalam


penyusunan KSU TNI AD.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) menyiapkan personel yang terlibat dalam pokja


penyusunan KSU TNI AD;

(2) menyusun jadwal uji teori KSU TNI AD;

(3) mendata dan menghimpun kondisi materiil satuan yang


siap operasional untuk menentukan kekurangan kebutuhan
materiil satuan infanteri yang ada di bawah komandonya; dan
62

(4) menyiapkan konsep pengajuan kebutuhan materiil


untuk satuan infanteri yang ada di bawah komandonya
berdasarkan skala prioritas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menentukan standar kualitas materiil dan alutsista yang


dibutuhkan oleh satuan infanteri;

(2) pendataan materiil dan alutsista satuan yang siap


operasional untuk menentukan kekurangan kebutuhan materiil
dan alutsista Satuan Infanteri; dan

(3) mengajukan kebutuhan materiil dan Alutsista


berdasarkan skala prioritas kebutuhan materiil yang akan
digunakan satuan infanteri.

d) Tingkat kotama.

(1) mendata dan menghimpun kondisi materiil satuan yang


siap operasional untuk menentukan kekurangan kebutuhan
materiil satuan infanteri yang ada di bawah komandonya;

(2) menyiapkan konsep pengajuan kebutuhan materiil dan


Alutsista untuk satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya berdasarkan skala prioritas.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Menginventarisir kekurangan kebutuhan materiil satuannya
khususnya materiil dan alutsista infanteri.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memerintahkan personel yang terlibat dalam


penyusunan KSU TNI AD;

(2) melaksanakan uji teori tentang KSU TNI AD; dan

(3) menetapkan inventarisasi kebutuhan yang disesuaikan


dengan dukungan anggaran dan kebijakan dari komando atas.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) memerintahkan personel untuk mengikuti uji teori KSU


TNI AD; dan

(2) mengajukan saran/permohonan kebutuhan materiil


yang diperlukan untuk mendukung kesiapan operasi satuan
infanteri yang ada di bawah komandonya.
63

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mengajukan saran/permohonan kebutuhan materiil dan


Alutsista khususnya materiil dan alutsista infanteri yang
diperlukan untuk mendukung kesiapan operasi satuan infanteri
berdasarkan skala prioritas;

(2) melaksanakan koordinasi serta memantau uji kelayakan


dan uji kemampuan materiil dan alutsista dengan Ditpalad
sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan
sebelumnya; dan

(3) memamparkan dan mengusulkan kebutuhan materiil/


alutsista pada komando atas melalui forum Wantuada.

d) Tingkat kotama. Mengajukan saran/permohonan kebutuhan


materiil dan alutsista yang diperlukan untuk mendukung kesiapan
operasi satuan infanteri yang ada di bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Mengajukan permohonan kebutuhan materiil dan khususnya materiil
infanteri yang diperlukan untuk mendukung kesiapan operasi
satuannya ke komando atas dengan tembusan Danpussenif Kodiklat
TNI AD.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap


panentuan kebutuhan materiil/alutsista.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi terhadap


hasil penentuan kebutuhan materiil yang dialokasikan untuk satuan
infanteri yang ada di bawah komandonya serta memberikan saran ke
komando atas untuk penentuan kebutuhan materiil selanjutnya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan evaluasi dan melaporkan hasil


penentuan kebutuhan materiil khususnya materiil dan alutsista
infanteri yang diperlukan oleh satuan infanteri; dan

(2) memberikan saran ke komando atas tentang kebutuhan


materiil khususnya materiil dan alutsista infanteri yang
diperlukan oleh satuan infanteri.

d) Tingkat Kotama. Melaksanakan evaluasi terhadap hasil


penentuan kebutuhan materiil dan alutsista yang dialokasikan untuk
satuan infanteri yang ada komandonya serta memberikan saran ke
komando atas untuk penentuan kebutuhan materiil dan alutsista yang
akan datang.
64

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Memberikan saran dan


masukan terhadap hasil penentuan kebutuhan materiil dan alutsista
khususnya materiil infanteri yang dialokasikan kepada satuannya
kepada komando atas dengan tembusan Danpussenif.

b. Penelitian dan Pengembangan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) Asrena Kasad menerbitkan ST Kasad kepada


Kadislitbangad untuk melakukan penilaian proposal penelitian
dan pengembangan yang diusulkan oleh Dan/Gub/Dir/Ka
Kotama/Balakpus.

(2) melakukan penilaian terhadap proposal kegiatan


penelitian dan pengembangan sistem dan metode yang
diusulkan oleh Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus dengan
pertimbangan sebagai berikut:

(a) Kebijakan pimpinan Angkatan Darat mengenai


program penelitian dan pengembangan sistem dan
metode yang diusulkan oleh Dan/Gub/Dir/Ka
Kotama/Balakpus Angkatan Darat; dan

(b) Obyek penelitian dan pengembangan yang


diusulkan harus disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi Angkatan Darat.

(3) membuat laporan hasil penilaian proposal kegiatan


penelitian dan pengembangan sistem dan metode yang
diusulkan oleh Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus sebagai
bahan untuk menetapkan program penelitian dan
pengembangan ke dalam daftar isian pelaksanaan anggaran
(DIPA) Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Mengajukan proposal kegiatan


penelitian dan pengembangan sistem dan metode kepada Kasad U.p.
Asrena Kasad dengan tembusan kepada Kadislitbangad.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) merencanakan pemilihan model dengan menggunakan


tolak ukur sesuai syarat dan tipe untuk membandingkan nilai
guna dalam menentukan kebutuhan materiil dan Alutsista
Infanteri; dan

(2) merencanakan uji terima materiil berkaitan dengan


penerimaan materiil dan alutsista infanteri; dan

(3) membuat kajian penelitian dan pengembangan


terhadap kebutuhan dan penentuan materiil/alutsista satuan
65

infanteri yang diperlukan sebagai saran usul pada komando


atas.

d) Tingkat Kotama.

(1) merencanakan kebutuhan materiil khususnya materiil


dan alutsista Infanteri sesuai dengan model yang telah
ditetapkan; dan

(2) merencanakan uji terima materiil dan alutsista berkaitan


dengan penerimaan materiil dan alutsista infanteri untuk
memenuhi suatu spesifikasi standar yang sudah ditetapkan
terhadap materiil tersebut dalam memenuhi kebutuhan materiil
satuan infanteri di bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) merencanakan kebutuhan materiil khususnya materiil


Infanteri sesuai kebutuhan satuan berdasarkan model yang
telah ditetapkan; dan

(2) merencanakan pengkajian terhadap materiil khususnya


materiil dan alutsista infanteri di satuannya.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Asrena Kasad menerbitkan otorisasi sesuai


rekuisisi dan DIPA Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) membuat Renlakgiat dan dikirim kepada Kasad U.p.


Asrena Kasad dengan tembusan kepada Kadislitbangad; dan

(2) membentuk struktur organisasi sesuai kegiatan yang


akan dilaksanakan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melakukan pendataan materiil dan alutsista yang ada di


satuan infanteri khususnya materiil dan alutsista infanteri; dan

(2) melakukan pengamatan terhadap kondisi materiil


khususnya materiil dan alutsista infanteri sesuai persyaratan
keamanan.

d) Tingkat Kotama.

(1) melakukan pendataan materiil khususnya materiil dan


alutsista infanteri di satuan infanteri yang berada di bawah
komandonya; dan
66

(2) melakukan pengamatan terhadap kondisi materiil


khususnya materiil Infanteri sesuai persyaratan keamanan di
satuan infanteri yang berada di bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) melakukan pendataan materiil khususnya materiil


infanteri di satuannya;

(2) melakukan pengamatan terhadap kondisi materiil


khususnya materiil infanteri sesuai persyaratan keamanan di
satuannya; dan

(3) memberikan saran masukan kebutuhan


materiil/alutsista pada komando atas guna kepentingan
penelitian dan pengembangan materiil/alutsista satuan
infanteri.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan asistensi teknik


terhadap satuan yang melaksanakan penelitian.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan


sistem dan metode sesuai dengan ketentuan; dan

(2) membuat laporan kemajuan kegiatan penelitian dan


pengembangan kepada Kasad u.p. Asrena Kasad setiap
triwulan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan uji terima materiil dan alutsista yang


diselenggarakan berkaitan dengan penerimaan materiil
infanteri untuk memenuhi suatu spesifikasi standar yang
sudah ditetapkan terhadap materiil dan alutsista tersebut;

(2) melakukan kajian terhadap materiil dan alutsista


infanteri dalam rangka efisiensi untuk operasional satuan
infanteri;

(3) melakukan rancang bangun, rekayasa dan modifikasi


materiil dan alutsista infanteri dalam rangka efisiensi dan
pemanfaatan materiil;

(4) melaksanakan penelitian dan pengembangan terhadap


materiil khususnya materiil infanteri; dan

(5) melaksanakan koordinasi dengan Ditlitbangad yang


berkaitan dengan penelitian dan pengembangan materiil
khususnya materiil dan alutsista infanteri.
67

d) Tingkat kotama. Memberikan saran dan tanggapan dari


hasil kajian yang dilaksanakan oleh komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif). Memberikan


saran dan tanggapan dari hasil kajian yang dilaksanakan oleh
komando atas.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat.

(1) melaksanakan evaluasi hasil penelitian dan


pengembangan sistem dan metode yang dilaksanakan oleh
Kotama/Balakpus.

(2) Asrena Kasad mengkaji hasil pelaksanaan penelitian


dan pengembangan berdasarkan laporan dari Dan/Gub/Dir/Ka
Kotama/Balakpus selanjutnya dilaporkan kepada Kasad.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Menyusun laporan serta saran


kepada komando atas tentang pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan materiil dan alutsista infanteri.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Menyusun laporan serta saran


kepada komando atas tentang pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan materiil dan alutsista infanteri.

d) Tingkat kotama. Monitor hasil pelaksanaan kegiatan


penelitian dan pengembangan materiil dan alutsista infanteri yang
dilakukan oleh komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif). Monitor hasil


pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan materiil/ dan
alutsista infanteri yang dilakukan oleh komando atas.

c. Pengadaan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) merencanakan pemberian dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan pengadaan materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri;

(2) merencanakan pengadaan materiil/alutsista


kecabangan infanteri sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
dan

(3) merencanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan pengadaan materiil/alutsista bagi kecabangan
infanteri.
68

b) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menyusun saran yang berkaitan dengan kebutuhan


materiil dan alutsista yang diperlukan oleh satuan infanteri; dan

(2) menyusun kriteria dan standar materiil dan alutsista


yang diperlukan oleh satuan infanteri.

c) Tingkat Kodiklat TNI AD/Kotama.

(1) melaksanakan pendataan materiil dan alutsista satuan


infanteri yang berada di bawah komandonya khususnya
materiil infanteri;

(2) menyusun saran yang berkaitan dengan kebutuhan


materiil dan alutsista yang diperlukan oleh satuan infanteri
yang ada di bawah komandonya; dan

(3) Merencanakan fasilitas/sarana prasarana terkait


dukungan materiil/alutsista infanteri yang direncanakan.

d) Tingkat satuan pelaksana. Pada kegiatan ini satuan


pelaksana memonitor pengadaan materiil dan alutsista berkaitan
dengan pengajuan kebutuhan materiil ke komando atas.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat.

(1) menyiapkan pemberian dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan pengadaan materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri.

(2) menyiapkan pengadaan materiil/alutsista kecabangan


infanteri sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) menyiapkan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan pengadaan materiil/alutsista bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mengajukan saran yang berkaitan dengan kebutuhan


materiil dan alutsista yang diperlukan oleh satuan-satuan
infanteri; dan

(2) memberikan kriteria dan standar materiil dan alutsista


yang diperlukan atau digunakan oleh satuan infanteri.

c) Tingkat Kodiklat TNI AD/Kotama. Mengajukan permohonan


yang berkaitan dengan kebutuhan materiil dan alutsista yang
diperlukan oleh satuan infanteri yang ada di bawah komandonya.
69

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Pada kegiatan ini satuan


pelaksana memonitor pengadaan materiil dan alutsista berkaitan
dengan pengajuan kebutuhan materiil dan alutsista ke komando atas.

c) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memutuskan kebijakan terhadap dukungan pengadaan


materiil/alutsista kecabangan infanteri;

(2) melaksanakan pemberian dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan pengadaan materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri;

(3) melaksanakan pengadaan materiil/alutsista kecabangan


infanteri sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

(4) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan pengadaan materiil/alutsista bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) pengadaan materiil dan alutsista khususnya materiil


dan alutsista infanteri dilaksanakan pusat koordinasi dengan
Pussenif sebagai pembina teknis, sedangkan pengadaan
materiil dan alutsista yang bersifat untuk pemeliharaan atau
suku cadang dilaksanakan oleh Slogad koordinasi yang
disesuaikan permintaan dan pengajuan satuan pengguna;

(2) memonitor kegiatan pengadaan materiil khususnya


materiil dan alutsista infanteri yang dilaksanakan oleh
komando atas.

c) Tingkat Kodiklat TNI AD/Kotama.

(1) memonitor kegiatan pengadaan materiil dan alutsista


terutama yang berkaitan dengan materiil dan alutsista yang
diajukan untuk kebutuhan satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya yang dilaksanakan oleh komando atas; dan

(2) melaksanakan penerimaan materiil/alutsista sesuai


dengan alokasi dari komando atas.

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Pada kegiatan ini satuan


pelaksana memonitor pengadaan materiil dan alutsista berkaitan
dengan pengajuan kebutuhan materiil dan alutsista ke komando atas.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat.
70

(1) Membentuk tim evaluasi terhadap penyelenggaraan


pengadaan materiil/alutsista bagi kecabangan infanteri.

(2) Melaksanakan evaluasi terhadap pengadaan


materiil/alutsista bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan koordinasi dalam uji kelayakan materiil


dan alutsista dengan Ditpalad sesuai dengan standar yang
telah ditentukan;

(2) memberikan masukan dan saran kepada Kasad tentang


hasil pengadaan materiil dan alutsista yang diperuntukan bagi
satuan infanteri; dan

(3) memberikan masukan dan saran kepada Kasad melalui


Dankodiklat TNI AD tentang pemeliharaan secara berkala
pengadaan materiil/Alutsista Infanteri.

c) Tingkat Kodiklat TNI AD/Kotama. Memberikan saran dan


masukan kepada Kasad tentang hasil pengadaan materiil dan
alutsista yang diperuntukan bagi satuan infanteri yang ada di bawah
komando.

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Pada kegiatan ini satuan


pelaksana memonitor pengadaan materiil dan alutsista berkaitan
dengan pengajuan kebutuhan materiil dan Alutsista ke komando atas.

d. Distribusi.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) merencanakan dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan distribusi materiil/alutsista bagi kecabangan
infanteri; dan

(2) merencanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan distribusi materiil/alutsista bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) merencanakan teknis pengambilan dan pengiriman


materiil/Alutsista yang diperuntukan bagi satuan Infanteri
yang ada di bawah komandonya melalui koordinasi dengan
Ditpalad atau instansi dimana materiil tersebut di simpan;

(2) melaksanakan pendataan jumlah materiil/alutsista yang


diterima dari komando atas; dan
71

(3) menyampaikan informasi kepada satuan infanteri yang


mendapatkan alokasi materiil/alutsista.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pendataan materiil dan Alutsista di


Satuan-satuan Infanteri untuk mengetahui kekurangan dan
kebutuhan materiil satuan infanteri sehingga tepat guna;

(2) menyusun rencana distribusi materiil dan alutsista yang


diperuntukkan bagi satuan-satuan infanteri berdasarkan skala
prioritas;

(3) merencanakan teknis pengiriman materiil dan alutsista


yang diperuntukkan bagi satuan-satuan infanteri melalui
koordinasi dengan instansi dimana materiil dan alutsista
tersebut disimpan; dan

(4) menyarankan peruntukan materiil dan alutsista bagi


satuan-satuan infanteri kepada Aslog Kasad.

d) Tingkat kotama.

(1) merencanakan teknis pengambilan dan pengiriman


materiil dan alutsista yang diperuntukan bagi satuan infanteri
yang ada di bawah komandonya melalui koordinasi dengan
instansi dimana materiil dan alutsista tersebut di simpan; dan

(2) melaksanakan pendataan jumlah materiil dan alutsista


yang diterima dari komando atas; dan

(3) menyampaikan informasi kepada satuan infanteri yang


mendapatkan alokasi materiil dan alutsista.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) merencanakan teknis pengambilan materiil dan alutsista


yang diperuntukan bagi satuannya melalui koordinasi dengan
instansi dimana materiil dan alutsista tersebut disimpan; dan

(2) menyusun rencana penggunaan materiil dan alutsista


yang diperuntukan bagi satuannya.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan penyiapan dukungan anggaran


dan monitoring serta pengawasan terhadap persiapan kegiatan
distribusi materiil/alutsista bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.


72

(1) Menyiapkan adminitrasi penerimaan materiil/alutsista


dari Ditpalad atau instansi dimana materiil disimpan sesuai
dengan ketentuan adminitrasi yang berlaku.

(2) Melaksanakan pemeriksaan kondisi materiil/alutsista


sebelum disalurkan kepada satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya.

(3) Menyiapkan adminitrasi pengeluaran materiil/alutsista


dan tanda terima materiil kepada satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya sesuai dengan ketentuan adminitrasi yang
berlaku.

(4) Memisahkan materiil/alutsista yang cacat atau rusak.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pemeriksaan kondisi materiil sebelum


disalurkan kepada satuan-satuan infanteri; dan

(2) menyampaikan informasi kepada satuan-satuan


infanteri yang mendapatkan alokasi materiil dan alutsista.

d) Tingkat kotama.

(1) menyiapkan administrasi penerimaan materiil dan


alutsista dari instansi dimana materiil dan alutsista disimpan
sesuai dengan ketentuan administrasi yang berlaku;

(2) melaksanakan pemeriksaan kondisi materiil dan


alutsista sebelum disalurkan kepada satuan infanteri yang ada
di bawah komandonya;

(3) menyiapkan administrasi pengeluaran materiil dan


alutsista dan tanda terima materiil dan alutsista kepada satuan
infanteri yang ada di bawah komandonya sesuai dengan
ketentuan administrasi yang berlaku; dan

(4) memisahkan materiil dan alutsista yang cacat atau


rusak.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) menyiapkan administrasi penerimaan materiil dan


Alutsista dari instansi atau areal service dimana materiil dan
Alutsista disalurkan dari komando atas sesuai dengan
ketentuan administrasi yang berlaku;

(2) melaksanakan pemeriksaan kondisi materiil dan


alutsista sebelum diterima satuan; dan

(3) menyiapkan tempat penggudangan materiil dan


alutsista yang akan diterima dari komando atas.
73

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) Menentukan kebijakan terhadap penyelenggaraan


distribusi materiil/alutsista bagi kecabangan infanteri sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.

(2) Melaksanakan distribusi materiil/alutsista bagi


Kecabangan Infanteri.

(3) Melaksanakan supervisi distribusi materiil/alutsista bagi


kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) Pengeluaran materiil/alutsista dilaksanakan atas


perintah dari Dan/Ka dimana materiil disimpan dengan
menggunakan adminitrasi bentuk pengeluaran yang berlaku.

(2) Pengeluaran materiil/Alutsista dilaksanakan oleh


petugas gudang setelah menerima surat perintah pengeluaran
materiil (SPPM).

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Memonitor pelaksanaan


distribusi materiil dan alutsista kepada satuan-satuan infanteri yang
mendapatkan alokasi melalui areal service dimana satuan infanteri
berada.

d) Tingkat kotama.

(1) pengeluaran materiil dan alutsista dilaksanakan atas


perintah dari Dan/Ka dimana materiil dan alutsista disimpan
dengan menggunakan administrasi bentuk pengeluaran yang
berlaku; dan

(2) pengeluaran materiil dan alutsista dilaksanakan oleh


petugas gudang setelah menerima surat perintah pengeluaran
materiil dan alutsista (SPPM).

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) penerimaan materiil dan alutsista dilaksanakan oleh


pejabat Staf 4/Log atas perintah dari komandan satuan dengan
menggunakan administrasi bentuk penerimaan yang berlaku;
dan

(2) pengeluaran materiil dan alutsista dilaksanakan oleh


petugas gudang setelah menerima surat perintah pengeluaran
materiil dan Alutsista (SPPM).
74

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap


penyelenggaraan distribusi materiil/alutsista bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) mengadakan pengecekan terhadap kegiatan distribusi


materiil/alutsista kepada satuan yang mendapatkan;

(2) melaksanakan evaluasi hasil pendistribusian


materiil/alutsista; dan

(3) melaporkan hasil distribusi materiil/alutsista ke komando


atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mengadakan pengecekan terhadap distribusi materiil


dan alutsista kepada satuan-satuan infanteri yang
mendapatkannya; dan

(2) melaksanakan evaluasi hasil pendistribusian materiil


dan alutsista sebagai bahan saran untuk kegiatan
pendistribusian materiil dan alutsista selanjutnya.

d) Tingkat kotama.

(1) mengadakan pengecekan terhadap kegiatan distribusi


materiil dan Alutsista kepada satuan yang mendapatkan;

(2) melaksanakan evaluasi hasil pendistribusian materiil


dan alutsista; dan

(3) melaporkan hasil distribusi materiil dan alutsista kepada


komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif). Melaporkan


hasil penerimaan materiil dan alutsista khusus infanteri ke komando
atas dengan tembusan Danpussenif.

e. Pemeliharaan dan Perbaikan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) merencanakan dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan pemeliharaan materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri.
75

(2) merencanakan monitoring dan pengawasan terhadap


kegiatan perencanaan pemeliharaan materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) mengadakan pendataan kondisi materiil/alutsista


infanteri satuan infanteri yang ada di bawah komandonya
untuk menentukan tingkat pemeliharaan yang harus
dilaksanakan terhadap materiil tersebut;

(2) menginventarisir kebutuhan materiil khusus (minyak,


suku cadang, dan lain-laian) atau sarana lain untuk
mendukung kegiatan pemeliharaan Alutsista dan alat
pendukungnya di satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya;

(3) merencanakan teknis pelaksanaan kegiatan


pemeliharaan materiil/alutsista infanteri; dan

(4) merencanakan kebutuhan anggaran dalam rangka


pelaksanaan pemeliharaan tingkat satu materiil/alutsista di
satuan infanteri sesuai pengajuan dari satuan bawah.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mengadakan pendataan kondisi materiil, khusus materiil


dan alutsista infanteri di satuan infanteri untuk menentukan
tingkat pemeliharaan yang harus dilaksanakan terhadap
materiil tersebut;

(2) menginventarisir kebutuhan suku cadang atau sarana


lain untuk mendukung kegiatan pemeliharaan di satuan
infanteri; dan

(3) mengkoordinasikan pada kotama untuk mengirimkan


kondisi materiil/alutsista guna tindak lanjut berikutnya.

d) Tingkat kotama.

(1) mengadakan pendataan kondisi materiil satuan infanteri


yang ada di bawah komandonya untuk menentukan tingkat
pemeliharaan yang harus dilaksanakan terhadap materiil
tersebut; dan

(2) menginventarisir kebutuhan suku cadang atau sarana


lain untuk mendukung kegiatan pemeliharaan alat peralatan di
Satuan Infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) menyusun rencana pemeliharaan satuan terhadap


materiil dan alutsista yang menjadi tanggung jawabnya;
76

(2) merencanakan pemisahan materiil dan alutsista sesuai


dengan kondisi materiil dan alutsista untuk menentukan tingkat
pemeliharaan yang harus dilaksanakan terhadap materiil dan
alutsista tersebut;

(3) menyusun rencana waktu kegiatan pemeliharaan dan


perawatan materiil dan alutsista yang menjadi tanggung
jawabnya;

(4) mengajukan materiil/suku cadang, sarana pendukung


yang diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan yang tidak ada
atau di luar kemampuan satuan; dan

(5) mengajukan tenaga teknisi sesuai areal servis untuk


kegiatan pemeliharaan materiil dan alutsista yang di luar
kemampuan satuan.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat.

(1) menyiapkan dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan pemeliharaan materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri.

(2) menyiapkan monitoring dan pengawasan terhadap


kegiatan perencanaan pemeliharaan materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) mempelajari pengajuan kebutuhan materiil dan atau


teknisi Satuan Infanteri yang ada di bawah komandonya atau
berada di areal servisnya;

(2) mengajukan kebutuhan materiil atau sarana lain ke


komando atas untuk mendukung kegiatan pemeliharaan
materiil di satuan dalam upaya mewujudkan terciptanya
kesiapsiagaan operasional satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya;

(3) membuat jadwal kegiatan pelaksanaan pemeliharaan


materiil/alutsista infanteri; dan

(4) menyiapkan dukungan anggaran seseuai dengan skala


prioritas dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan tingkat satu
materiil/alutsista satuannya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mempelajari pengajuan kebutuhan suku cadang dari


materiil dan alutsista satuan infanteri; dan
77

(2) mengajukan kebutuhan suku cadang ke komando atas


untuk mendukung kegiatan pemeliharaan materiil dan alutsista
infanteri di satuan-satuan infanteri dalam upaya mewujudkan
terciptanya kesiapsiagaan operasional satuan infanteri.

d) Tingkat kotama.

(1) mempelajari pengajuan kebutuhan suku cadang materiil


dan Alutsista Infanteri dari satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya; dan

(2) mengajukan kebutuhan materiil dan alutsista atau


sarana lain ke komando atas untuk mendukung terhadap
kegiatan pemeliharaan materiil dan alutsista di satuan dalam
upaya mewujudkan terciptanya kesiapsiagaan operasional
satuan infanteri yang ada di bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) menentukan jadwal pemeliharaan materiil dan alutsista


yang disesuaikan dengan tingkat pemeliharaan yang harus
dilaksanakan;

(2) menyiapkan buku-buku yang dapat digunakan sebagai


referensi dalam kegiatan pemeliharaan;

(3) mengadakan koordinasi dengan areal servis untuk


pemeliharaan materiil dan alutsista yang tidak dapat
dilaksanakan di satuan infanteri;

(4) menyiapkan sarana yang diperlukan setiap akan


melaksanakan kegiatan pemeliharaan; dan

(5) membagi tugas pemeliharaan kepada prajurit atau


pejabat sesuai tanggung jawabnya.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) melaksanakan dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan pemeliharaan materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri; dan

(2) melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap


kegiatan perencanaan pemeliharaan materiil/alutsista bagi
Kecabangan Infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) memerintahkan Paldam sebagai supervisi untuk


mengirimkan tenaga teknisi dalam rangka membantu kegiatan
78

pemeliharaan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya


atau berada di areal servicenya;

(2) menyiapkan dukungan anggaran seseuai dengan skala


prioritas dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan tingkat satu
materiil/alutsista satuannya; dan

(3) memonitor pelaksanaan kegiatan pemeliharaan materiil


yang dilaksanakan oleh satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya atau yang berada di areal servisnya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) memonitor kegiatan pemeliharaan materiil dan alutsista


yang dilaksanakan oleh satuan-satuan infanteri;

(2) membantu koordinasi dengan komando atas tentang


kendala dan hambatan dalam melaksanakan kegiatan
pemeliharaan materiil dan alutsista; dan

(3) mengawasi jalannya penyiapan Harwat agar tepat


sasaran.

d) Tingkat kotama.

(1) memerintahkan Paldam sebagai supervisi untuk


mengirimkan tenaga teknisi dalam rangka membantu
kegiatan pemeliharaan Satuan Infanteri yang ada di bawah
komandonya atau berada di areal servisnya; dan

(2) memonitor pelaksanaan kegiatan pemeliharaan materiil


dan alutsista yang dilaksanakan oleh satuan infanteri yang ada
di bawah komandonya atau yang berada di areal servisnya.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) melaksanakan pemeliharaan sebelum terjadi kerusakan


maupun setelah terjadi kerusakan terhadap materiil dan
Alutsista;

(2) melaksanakan pemeliharaan sebelum terjadi kerusakan


secara periodik untuk tetap menjaga kondisi materiil dan
alutsista tetap siap pakai;

(3) melaksanakan pemeliharaan materiil dan alutsista


dengan memperhatikan skala prioritas dalam mendukung
kesiapan operasional satuan; dan

(4) melaksanakan pemeliharaan disesuaikan dengan


tingkat kemampuan serta ketentuan yang berlaku melalui
koordinasi dengan areal service.
79

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap


penyelenggaraan pemeliharaan materiil/alutsista infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi hasil


pemeliharaan materiil satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya atau berada di areal servisnya dan melaporkan
hasilnya ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi hasil


kegiatan pemeliharaan materiil dan alutsista di satuan-satuan
infanteri dan melaporkan hasilnya ke komando atas.

d) Tingkat Kotama. Melaksanakan evaluasi hasil


pemeliharaan materiil dan alutsista satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya atau berada di area servisnya dan melaporkan
hasilnya ke komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Melaksanakan evaluasi


hasil kegiatan pemeliharaan materiil dan alutsista secara periodik dan
melaporkan hasilnya ke komando atas.

f. Penghapusan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) merencanakan pengajuan penyelenggaraan peng-


hapusan materiil/alutsista bagi kecabangan infanteri; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan penghapusan materiil/alutsista bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaksanakan pendataan terhadap semua materiil


satuan infanteri yang ada di bawah komandonya termasuk
didalamnya alutsista dan alat pendukungnya;

(2) mempelajari pengajuan penghapusan materiil yang


diajukan oleh satuan infanteri yang ada di bawah komandonya;

(3) melaksanakan pemeriksaan awal terhadap materiil yang


diajukan penghapusan, apakah sudah memenuhi syarat
materiil tercela;

(4) merencanakan pengajuan penghapusan materiil/


alutsista ke komando atas; dan
80

(5) merencanakan tim komisi.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pendataan terhadap semua materiil dan


alutsista satuan-satuan infanteri; dan

(2) melaksanakan pemeriksaan awal terhadap materiil dan


alutsista yang diajukan penghapusan oleh kotama.

d) Tingkat kotama.

(1) melaksanakan pendataan terhadap semua materiil dan


alutsista satuan infanteri yang ada di bawah komandonya
termasuk di dalamnya alat peralatan;

(2) mempelajari pengajuan penghapusan materiil dan


alutsista yang diajukan oleh satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya; dan

(3) melaksanakan pemeriksaan awal terhadap materiil dan


alutsista yang diajukan penghapusan apabila sudah memenuhi
syarat materiil tercela.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) merencanakan materiil dan alutsista yang akan


dihapuskan dari data materiil dan alutsista yang
dipertanggungjawabkan oleh satuan infanteri;

(2) melaksanakan pendataan terhadap semua materiil dan


Alutsista dan alutsista yang menjadi tanggung jawab satuan
infanteri;

(3) melaksanakan pemeriksaan terhadap kondisi materiil


dan alutsista yang akan diajukan penghapusan untuk
menyakinkan kondisi materiil masuk tercela;

(4) melaporkan kondisi materiil dan alutsista yang ada di


satuan infanteri yang menjadi tanggung jawabnya; dan

(5) mengajukan permohonan penghapusan terhadap


materiil dan alutsista khusus kepada komando atas dengan
tembusan Pussenif.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat.

(1) menyiapkan pengajuan dalam penyelenggaraan


penghapusan materiil/alutsista bagi kecabangan infanteri.
81

(2) menyiapkan monitoring dan pengawasan terhadap


kegiatan perencanaan penghapusan materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) mengajukan permohonan penghapusan materiil ke


komando atas; dan

(2) menyiapkan tim komisi sebagai perwakilan dari Kodiklat


untuk bekerja sama dengan tim komisi dari pusat
melaksanakan pemeriksaan terhadap materiil yang diajukan
penghapusan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) mendata dan memonitor pengajuan penghapusan


materiil dan alutsista Infanteri di kotama; dan

(2) membentuk tim komisi yang akan melaksanakan


penghapusan.

d) Tingkat kotama.

(1) mengajukan permohonan penghapusan materiil dan


alutsista ke komando atas; dan

(2) menyiapkan tim komisi sebagai perwakilan dari kotama


untuk bekerja sama dengan tim komisi dari pusat
melaksanakan pemeriksaan terhadap materiil dan alutsista
yang diajukan penghapusan.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) memisahkan materiil dan alutsista yang direncanakan


akan diajukan penghapusan;

(2) menyiapkan administrasi materiil dan alutsista yang


diajukan penghapusan; dan

(3) menyiapkan tim evaluasi untuk melaksanakan kegiatan


evaluasi terhadap penghapusan materiil dan alutsista satuan.

4) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) mengajukan penyelenggaraan penghapusan kepada


Kementerian Keuangan tentang materiil/alutsista bagi
kecabangan infanteri; dan
82

(2) melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap


pengajuan penghapusan materiil/alutsista bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaksanakan pemeriksaan materiil/alutsista yang


diajukan penghapusan oleh tim komisi dari pusat dengan
didampingi tim komisi dari kotama;

(2) mengajukan penyelenggaraan penghapusan


materiil/alutsista ke komando atas;

(3) melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap


pengajuan penghapusan materiil/alutsista; dan

(4) penghapusan materiil dinyatakan sah apabila telah


terbit surat keputusan dari yang berwewenang dan selanjutnya
dikeluarkan dari invertaris satuan, serta setelah adanya
laporan pelaksanaan penghapusan materiil yang dilampiri
berita acara pelaksanaanya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) memonitor kegiatan penghapusan materiil dan alutsista


satuan-satuan infanteri;

(2) materiil satuan dapat dihapuskan dari


pertanggungjawaban administrasi apabila dalam kondisi
tercela, hilang dan musnah. Yang dimaksud dengan materiil
dan alutsista tercela sebagai berikut:

(a) rusak berat, tidak dapat diperbaiki;

(b) rusak apabila diperbaiki tidak ekonomis;

(c) habis masa pakai; dan

(d) tidak digunakan lagi karena alasan tertentu.

(3) memberikan saran/masukan ke komando atas dengan


tembusan Kotama satuan yang mengajukan bila diperlukan
terhadap pengajuan penghapusan materiil dan alutsista
khusus materiil Infanteri; dan

(4) penghapusan materiil dan alutsista dinyatakan sah


apabila telah terbit surat keputusan dari yang berwenang dan
selanjutnya dikeluarkan dari inventaris satuan, serta setelah
adanya laporan pelaksanaan penghapusan materiil dan
alutsista yang dilampiri berita acara penghapusannya.
83

d) Tingkat kotama.

(1) pemeriksaan materiil dan alutsista yang diajukan


penghapusan oleh tim komisi dari pusat dengan didampingi tim
komisi dari Kotama; dan

(2) penghapusan dari materiil dinyatakan sah apabila telah


terbit surat keputusan dari yang berwenang dan selanjutnya
dikeluarkan dari inventaris satuan, serta setelah adanya
laporan pelaksanaan penghapusan materiil dan alutsista yang
dilampiri berita acara pelaksanaannya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) pemeriksaan tim komisi/panitia dari satuan atas


terhadap materiil dan alutsista yang diajukan penghapusan;

(2) materiil dan alutsista satuan dapat dihapuskan dari


pertanggungjawaban administrasi apabila dalam kondisi
tercela, hilang dan musnah; dan

(3) penghapusan materiil dinyatakan sah apabila telah


terbit surat keputusan dari yang berwenang dan selanjutnya
dikeluarkan dari inventaris satuan serta setelah adanya
laporan pelaksanaan penghapusan materiil dan Alutsista yang
dilampiri berita acara pelaksanaannya.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap


pengajuan penghapusan materiil/alutsista bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi terhadap


pengajuan penghapusan materiil ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan penghapusan materiil dan alutsista di satuan-
satuan infanteri dan memberikan saran penggantian materiil yang
dihapuskan apabila diperlukan.

d) Tingkat kotama. Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan


penghapusan materiil dan alutsista satuan dan memberikan saran
pengganti materiil yang dihapuskan apabila dipandang perlu.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan penghapusan materiil dan
alutsista khusus dan melaporkan hasilnya ke komando atas.

17. Pembinaan Peranti Lunak. Penyelenggaraan pembinaan peranti lunak


satuan infanteri merupakan bagian integral dari kegiatan administrasi pembinaan peranti
lunak Angkatan Darat yang dilaksanakan secara terus menerus agar terwujud peranti
lunak yang selalu terjaga validitasnya agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan fungsi satuan infanteri baik sebagai unsur penggempur maupun
84

pengaman. Tujuan pembinaan peranti lunak untuk mewujudkan kesamaan pemahaman


dan tindakan, validitas, kualitas, kuantitas, standarisasi dan tersedianya semua kebutuhan
peranti lunak yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembinaan maupun
penggunaan kekuatan infanteri. Adapun pelaksanaannya melalui perencanaan dan
persiapan, penyusunan dan penerbitan serta penyempurnaan.

a. Persiapan dan Perencanaan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) mencatat dan menghimpun doktrin, peraturan dan buku-


buku petunjuk tentang infanteri yang sudah tidak valid dan
yang belum ada;

(2) merencanakan kebutuhan peranti lunak baik kuantitas


maupun kualitas sesuai kebutuhan peranti lunak yang harus
ada di satuan infanteri; dan

(3) mengadakan pendataan seluruh peranti lunak yang ada


untuk satuan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) menyusun rencana usulan program dan anggaran di


bidang doktrin/peranti lunak dalam satu tahun anggaran; dan

(2) mengoordinir penyusunan usulan program dan


anggaran yang berkaitan dengan revisi atau penyempurnaan
di bidang doktrin/peranti lunak.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pengamatan dan pembinaan secara


terus menerus terhadap Penak di satuannya dihadapkan
dengan pelaksanaan tugas;

(2) mencatat dan menghimpun hasil pembinaan Penak


berkaitan dengan Penak di satuan; dan

(3) membuat laporan evaluasi, hal-hal menonjol dan saran


yang dianggap perlu kepada Pembina LKT (Pussenif)
berkaitan dengan Penak infanteri di satuan.

d) Tingkat Kotama. Memberikan saran dan masukan yang


berkaitan dengan kegiatan penyusunan/revisi atau penyempurnaan
doktrin atau peranti lunak infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana Satuan Infanteri (Satif).


Memberikan saran dan masukan diadakannya kegiatan
penyusunan/revisi terhadap doktrin atau peranti lunak infanteri sesuai
dengan perkembangan situasi dan kondisi.
85

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat, meliputi:

(1) melaksanakan studi dan pengkajian terhadap doktrin,


peraturan dan buku-buku petunjuk tentang pembinaan Satuan
infanteri yang ada dihadapkan dengan perkembangan situasi
dan kondisi; dan

(2) menyusun rencana usaha program dan anggaran


bidang pembinaan doktrin yang direncanakan dalam satu
tahun anggaran.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Menghimpun rencana usulan


program dan anggaran bidang pembinaan doktrin/peranti lunak yang
diajukan oleh Danpussenif.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Membuat pengajuan


permohonan untuk diadakan revisi/penyempurnaan terhadap peranti
lunak yang sudah tidak layak dan tidak sesuai dengan perkembangan
zaman.

d) Tingkat kotama. Memberikan saran dan masukan yang


berkaitan dengan kegiatan penyusunan/revisi atau penyempurnaan
doktrin atau peranti lunak infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif). Memberikan


saran dan masukan diadakannya kegiatan penyusunan/revisi
terhadap doktrin atau peranti lunak infanteri sesuai dengan
perkembangan situasi dan kondisi.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) mengajukan usulan program dan anggaran bidang


pembinaan doktrin yang direncanakan dalam satu tahun
anggaran; dan

(2) menerima saran masukan dari kotama atau satuan-


satuan infanteri tentang kekurangan atau kelemahan peranti
lunak yang ada dihadapkan dengan dinamika di lapangan dan
perkembangan situasi saat ini maupun ke depan.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) mengajukan rencana usulan program dan anggaran


bidang pembinaan doktrin ke komando atas; dan

(2) memonitor pengajuan usulan program dan anggaran


bidang pembinaan doktrin dari komando atas.
86

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Memonitor pengajuan


permohonan revisi/penyusunan terhadap peranti lunak yang sudah
tidak layak dan tidak sesuai dengan perkembangan jaman.

d) Tingkat Kotama. Memberikan saran dan masukan yang


berkaitan dengan kegiatan penyusunan/revisi atau penyempurnaan
doktrin atau peranti lunak infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Memberikan saran dan masukan diadakannya kegiatan
penyusunan/revisi terhadap doktrin atau peranti lunak infanteri sesuai
dengan perkembangan situasi dan kondisi.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan


perencanaan dan persiapan yang telah dilaksanakan serta memonitor
pengajuan program penyusunan/revisi doktrin, peraturan dan
petunjuk tentang Infanteri ke komando atas.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi terhadap


kegiatan awal yang telah dilaksanakan serta memonitor pengajuan
usulan program revisi doktrin, peraturan dan petunjuk tentang
Infanteri dari komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan perencanaan dan persiapan yang telah
dilaksanakan serta memonitor pengajuan program penyusunan/revisi
doktrin, peraturan dan buku-buku petunjuk tentang Infanteri ke
komando atas.

d) Tingkat kotama. Memonitor pengajuan usulan program


penyusunan/revisi doktrin, peraturan dan petunjuk tentang infanteri ke
komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Memberikan saran dan


masukan diadakannya kegiatan penyusunan/revisi terhadap doktrin
atau peranti lunak infanteri sesuai dengan perkembangan situasi dan
kondisi.

b. Penyusunan dan Penerbitan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) membentuk pokja revisi peranti lunak yang diperlukan


sesuai program yang turun dari komando atas; dan

(2) menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing


anggota kelompok kerja.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.


87

(1) memerintahkan Danpussenif Kodiklat TNI AD untuk


melaksanakan kegiatan revisi atau penyusunan doktrin/peranti
lunak sesuai program yang turun dari komando atas;

(2) memantau pelaksanaan kegiatan penyusunan/revisi


sampai uji teori I setelah pokja melaporkan kesiapannya
terhadap hasil revisi atau penyusunan naskah; dan

(3) merencanakan pelaksanaan kegiatan uji teori II setelah


Pokja menyempurnakan naskah hasil koreksi UT I serta
melaporkan kesiapannya untuk UT II.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) membentuk pokja revisi peranti lunak yang diperlukan


sesuai program yang turun dari komando atas;

(2) menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing


anggota kelompok kerja; dan

(3) membuat RGB dan Renlakgiat sesuai direktif dari


komando atas.

d) Tingkat Kotama. Memberikan saran dan masukan yang


berkaitan dengan kegiatan revisi atau pembuatan dan penerbitan
peranti lunak infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Memberikan saran dan


masukan yang berkaitan dengan kegiatan pembuatan dan revisi atau
peranti lunak infanteri.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat.

(1) melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap


pembinaan bidang peranti lunak;

(2) melaksanakan persiapan dalam kegiatan uji teori III


pembinaan bidang peranti lunak untuk mendapatkan
keputusan dari Kasad; dan

(3) melaksanakan supervisi kegiatan pembinaan bidang


peranti lunak dengan ikut terlibat pada kegiatan uji teori I yang
dilaksanakan di Pussenif dan uji teori II yang dilaksanakan di
Kodiklat TNI AD.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Menghimpun rencana usulan


program dan anggaran bidang pembinaan doktrin/peranti lunak yang
diajukan oleh Danpussenif.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.


88

(1) mengumpulkan buku-buku petunjuk pendukung yang


akan digunakan sebagai dasar atau referensi dalam
penyusunan atau revisi peranti lunak; dan

(2) mengumpulkan saran dan masukan yang berkaitan


dengan kelemahan atau kekurangan buku petunjuk tentang
Infanteri yang akan direvisi atau masukan-masukan yang
digunakan untuk penyusunan peranti lunak yang belum ada
sesuai dengan program yang turun dari komando atas.

d) Tingkat Kotama. Memberikan saran dan masukan yang


berkaitan dengan kegiatan revisi atau pembuatan dan penerbitan
peranti lunak Infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Memberikan saran dan


masukan yang berkaitan dengan kegiatan pembuatan dan revisi atau
peranti lunak infanteri.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) menyelenggarakan rapat/diskusi pokja untuk


membahas hal-hal yang bersifat perlu adanya pemecahan
bersama;

(2) mencatat dan menghimpun semua data serta


keterangan hasil diskusi/rapat;

(3) menyusun naskah doktrin, peraturan atau buku-buku


petunjuk tentang Infanteri sesuai dengan bidang/materi yang
dikaji;

(4) melaksanakan uji teori terhadap konsep naskah peranti


lunak yang sudah direvisi atau disusun untuk mendapatkan
masukan dan saran penyempurnaan sesuai ketentuan yang
berlaku;

(5) menyusun risalah dari hasil tanggapan, saran dan


masukan pada saat uji teori yang sudah dilaksanakan;

(6) menyempurnakan konsep naskah peranti lunak yang


telah direvisi atau disusun sesuai dengan saran dan masukan
yang diterima pada saat uji teori;

(7) mengajukan konsep naskah peranti lunak yang sudah


disempurnakan pada saat uji teori dengan dilampiri risalah
untuk mendapatkan pengesahan sesuai dengan tingkat
stratifikasinya;

(8) melaksanakan pencatatan atau penerbitan terhadap


doktrin, peraturan, buku-buku petunjuk atau peranti lunak
89

lainnya yang sudah mendapatkan pengesahan dengan


berpedoman pada Bujukmin penyusunan dan penerbitan; dan

(9) pembuatan atau penerbitan peranti lunak disesuaikan


dengan jumlah kebutuhan satuan yang berhak menerima mulai
dari tingkat pusat sampai dengan satuan pelaksana untuk
memudahkan dalam sosialisasi peranti lunak yang sudah
disahkan.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaksanakan uji teori II setelah pokja melaporkan


kesiapannya terhadap hasil revisi atau penyusunan naskah
untuk mendapatkan saran;

(2) menyusun risalah dari hasil tanggapan/saran dan


masukan padasaat uji teori II yangsudah dilaksanakan;

(3) menyempurnakan konsep naskah peranti lunak yang


telah direvisi atau disusun sesuai dengan saran dan masukan
yang diterima pada saat uji teori II;

(4) mengajukan konsep naskah peranti lunak yang sudah


disempurnakan pada saat uji teori II dengan dilampiri risalah
untuk diajukan pada UT selanjutnya atau mendapatkan
pengesahan sesuai dengan tingkat stratifikasinya;

(5) melaksanakan pencetakan atau penerbitan terhadap


doktrin, peraturan, buku-buku petunjuk atau peranti lunak
lainnya yang sudah mendapatkan pengesahan dengan
berpedoman Bujukmin tentang Penyusunan dan Penerbitan
sesuai batas kewenangannya; dan

(6) pembuatan atau penerbitan peranti lunak disesuaikan


dengan jumlah kebutuhan satuan infanteri untuk memudahkan
dalam sosialisasi peranti lunak yang sudah disahkan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menyelenggarakan rapat/diskusi pokja untuk


membahas hal-hal yang bersifat perlu adanya pemecahan
bersama;

(2) mencatat dan menghimpun semua data serta


keterangan hasil diskusi/rapat;

(3) menyusun naskah doktrin, peraturan atau buku-buku


petunjuk tentang infanteri sesuai dengan bidang/materi yang
dikaji;

(4) melaksanakan uji teori terhadap konsep naskah peranti


lunak yang sudah direvisi atau disusun untuk mendapatkan
90

masukan dan saran penyempurnaan sesuai ketentuan yang


berlaku;

(5) menyusun risalah dari hasil tanggapan, saran dan


masukan pada saat uji teori yang sudah dilaksanakan;

(6) menyempurnakan konsep naskah peranti lunak yang


telah direvisi atau disusun sesuai dengan saran dan masukan
yang diterima pada saat uji teori ;

(7) mengajukan konsep naskah peranti lunak yang sudah


disempurnakan pada saat uji teori dengan dilampiri risalah
untuk mendapatkan pengesahan sesuai dengan tingkat
stratifikasinya;

(8) melaksanakan pencatatan atau penerbitan terhadap


doktrin, peraturan, buku-buku petunjuk atau peranti lunak
lainnya yang sudah mendapatkan pengesahan dengan
berpedoman pada Bujukmin penyusunan dan penerbitan;

(9) pembuatan atau penerbitan peranti lunak disesuaikan


dengan jumlah kebutuhan satuan yang berhak menerima mulai
dari tingkat pusat sampai dengan satuan pelaksana untuk
memudahkan dalam sosialisasi peranti lunak yang sudah
disahkan;

(10) menginventarisir dan merencanakan pendistribusian


peranti lunak yang sudah disahkan kepada satuan-satuan
sesuai peruntukannya; dan

(11) mendistribusikan doktrin, peraturan, buku–buku


petunjuk atau peranti lunak lainnya yang sudah mendapatkan
pengesahan kepada satuan sesuai kepentingannya.

d) Tingkat kotama. Memberikan saran dan masukan yang


berkaitan dengan kegiatan revisi atau pembuatan dan penerbitan
peranti lunak infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Memberikan saran dan masukan yang berkaitan dengan kegiatan
pembuatan dan revisi atau peranti lunak infanteri.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan


pembinaan bidang peranti lunak yang telah dilaksanakan sebagai
bahan masukan untuk menetukan kebijakan selanjutnya.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) memberikan saran, analisa dan evaluasi secara terus


menerus serta berlanjut untuk tetap menjamin validitas peranti
lunak tersebut; dan
91

(2) melaporkan hasil pembuatan dan penerbitan peranti


lunak ke komando atas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) memberikan saran, analisa dan evaluasi secara terus


menerus serta berlanjut untuk tetap menjamin validitas peranti
lunak tersebut;

(2) melaporkan hasil pembuatan dan penerbitan peranti


lunak ke komando atas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan

(3) mendistribusikan doktrin, peraturan, buku-buku petunjuk


atau peranti lunak lainnya sudah mendapatkan pengesahan ke
satuan-satuan sesuai dengan kepentingannya.

d) Tingkat kotama. Memberikan saran dan masukan yang


berkaitan dengan kegiatan pembuatan dan penerbitan peranti lunak
infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Memberikan saran dan


masukan yang berkaitan dengan kegiatan pembuatan dan revisi atau
peranti lunak infanteri.

c. Penyempurnaan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat. Merencanakan pengujian dan penelitian


terhadap peranti lunak yang sudah dianggap tidak valid dan perlu
adanya penyempurnaan atau revisi.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) memasukkan rencana penyempurnaan atau revisi


Doktrin dalam usulan program dan anggaran untuk diajukan ke
komando atas; dan

(2) memberikan petunjuk umum dalam kegiatan pengujian


doktrin atau peranti lunak infanteri yang akan dilaksanakan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) membentuk pokja revisi petunjuk infanteri yang


diperlukan sesuai program yang turun dari komando atas; dan

(2) menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing


anggota kelompok kerja penyusun petunjuk Infanteri.
92

d) Tingkat kotama. Memberikan saran dan masukan yang


berkaitan dengan penyempurnaan doktrin atau peranti lunak infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Memberikan saran dan


masukan berupa umpan balik sebagai saran penyempurnaan doktrin
atau peranti lunak infanteri.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat.

(1) menyiapkan peranti lunak yang akan diuji atau diteliti


karena dianggap sudah tidak valid atau perlu adanya
penyempurnaan; dan

(2) menyiapkan bahan referensi, pokja atau personel yang


dianggap sebagai nara sumber dalam kegiatan pengujian dan
penelitian.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Mengajukan kegiatan


penyempurnaan atau revisi doktrin dalam usulan program dan
anggaran ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menghimpun petunjuk pendukung yang akan digunakan


sebagai dasar atau referensi dalam revisi petunjuk Infanteri;
dan

(2) mengumpulkan saran dan masukan yang berkaitan


dengan kelemahan atau kekurangan petunjuk tentang
Infanteril yang akan direvisi sesuai dengan program dari
komando atas.

d) Tingkat kotama. Memberikan saran dan masukan yang


berkaitan dengan penyempurnaan doktrin atau peranti lunak infanteri.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif). Memberikan


saran dan masukan berupa umpan balik sebagai saran
penyempurnaan doktrin atau peranti lunak infanteri.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) melakukan pengujian dan penelitian terhadap peranti


lunak yang ada untuk menjaga validitasnya;

(2) menerima dan meminta saran masukan dari satuan


pelaksana peranti sebagai bahan untuk evaluasi dan langkah
penyempurnaan terhadap peranti lunak tersebut; dan
93

(3) mendistribusikan doktrin, peraturan, buku-buku petunjuk


atau peranti lunak lainnya yang sudah mendapatkan
pengesahan kepada satuan sesuai kepentingannya.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Memonitor kegiatan pengujian yang


dilaksanakan oleh Danpussenif dalam upaya untuk menyempurnakan
doktrin atau peranti lunak yang sudah tidak valid atau di anggap
kurang sesuai jika dihadapkan dengan dinamika serta perkembangan
situasi dan kondisi.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) menyelenggarakan rapat/diskusi kelompok kerja untuk


membahas permasalahan yang memerlukan pemecahan
bersama;

(2) mencatat dan menghimpun semua data, saran dan


masukan serta kesepakatan hasil rapat/diskusi;

(3) merevisi naskah petunjuk tentang infanteri sesuai


dengan bidang/materi yang telah dikaji;

(4) melaksanakan uji teori terhadap konsep naskah peranti


lunak yang sudah direvisi untuk mendapatkan masukan dan
saran penyempurnaan sesuai ketentuan yang berlaku;

(5) menyusun risalah uji teori yang berisi jawaban saran


dan tanggapan dari peserta rapat uji teori yang telah
dilaksanakan;

(6) menyempurnakan konsep naskah petunjuk infanteri


yang telah direvisi sesuai dengan saran dan masukan yang
diterima pada saat uji teori;

(7) mengajukan konsep naskah buku petunjuk infanteri


yang sudah disempurnakan kepada Kasad u.p. Dankodiklat
TNI AD dengan dilampiri risalah untuk mendapatkan
pengesahan sesuai dengan tingkat stratifikasinya;

(8) melaksanakan pencetakan atau penerbitan terhadap


petunjuk Infanteri atau peranti lunak lainnya yang sudah
mendapatkan pengesahan dari pejabat yang berwenang; dan

(9) penerbitan petunjuk infanteri disesuaikan dengan


jumlah kebutuhan satuan yang berhak menerima mulai dari
tingkat pusat sampai dengan satuan pelaksana untuk
memudahkan dalam sosialisasi petunjuk infanteri yang sudah
disahkan.

d) Tingkat kotama. Memonitor kegiatan pengujian yang


dilaksanakan oleh pusat dalam upaya untuk menyempurnakan
doktrin atau peranti lunak yang sudah tidak valid atau kurang sesuai
94

jika dihadapkan dengan dinamika atau perkembangan situasi dan


kondisi.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Memberikan saran dan


masukan berupa umpan balik sebagai saran penyempurnaan doktrin
atau peranti lunak infanteri.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan


pembinaan bidang peranti lunak yang telah dilaksanakan sebagai
bahan masukan untuk menetukan kebijakan selanjutnya.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) melaporkan hasil penyusunan/revisi peranti lunak ke


komando atas sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

(2) memberikan saran, analisa dan evaluasi secara terus


menerus serta berlanjut untuk tetap menjamin validitas peranti
lunak tersebut.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan penyempurnaan doktrin atau peranti lunak serta
melaporkan hasilnya ke komando atas.

d) Tingkat Kotama. Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan


penyempurnaan doktrin atau peranti lunak serta melaporkan hasilnya
ke komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif). Memberikan


saran dan masukan berupa umpan balik sebagai saran
penyempurnaan doktrin atau peranti lunak Infanteri.

18. Pembinaan Pangkalan. Penyelenggaraan administrasi pembinaan pangkalan


satuan infanteri merupakan bagian dari kegiatan administrasi pembinaan pangkalan
Angkatan Darat yang dalam pelaksanaannya dilakukan melalui pembangunan,
pemeliharaan, rehabilitasi, dan renovasi melalui fungsi konstruksi sesuai kebijakan
Angkatan Darat.

a. Pembangunan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memberikan dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan pembangunan fasilitas bagi kecabangan
infanteri; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan pembangunan fasilitas bagi kecabangan
infanteri.
95

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan Kotama.

(1) melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara


terus menerus terhadap pangkalan satuan infanteri yang ada
di bawah komandonya;

(2) mencatat dan menghimpun data kondisi pangkalan


Satuan Infanteri yang ada di bawah komandonya untuk
mendapatkan data obyektif sebagai bahan pengajuan
pembangunan pangkalan ke komando atas;

(3) menginventarisasi kekurangan kebutuhan fasilitas


pangkalan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya;

(4) melaksanakan pengecekan atau pemeriksaan terhadap


kondisi pangkalan satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya; dan

(5) mengajukan permohonan program kegiatan


pembangunan terhadap kekurangan fasilitas pangkalan satuan
infanteri yang ada di bawah komandonya ke komando atas
yang disesuaikan dengan skala prioritas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara


terus menerus terhadap pangkalan satuan infanteri;

(2) mencatat dan menghimpun data pangkalan satuan


infanteri untuk mendapatkan data obyektif sebagai bahan
pengajuan pembangunan pangkalan;

(3) menginventarisasi kekurangan kebutuhan pangkalan


yang dibutuhkan oleh satuan infanteri;

(4) menyusun standar kelengkapan prasarana pangkalan


Satuan Infanteri seperti gudang, garasi kendaraan, lapangan
driil, gudang munisi, gudang optik dan lain-lain sebagai bagian
integral dari prototype pangkalan satuan infanteri; dan

(5) mengadakan penelitian dan pengembangan terhadap


prototype pangkalan satuan infanteri.

d) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) menginventarisasi kekurangan fasilitas pangkalan yang


dibutuhkan oleh satuannya sesuai dengan standar prototype
satuan infanteri;

(2) melaporkan kondisi nyata pangkalan satuan infanteri ke


komando atas dengan tembusan Danpussenif u.p. Dirbinsen
Pussenif; dan
96

(3) mengajukan permohonan program kegiatan


pembangunan terhadap kekurangan fasilitas pangkalan
satuannya ke komando atas.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan


pengawasan terhadap kegiatan persiapan pembangunan fasilitas
bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan kotama.

(1) menyiapkan sarana yang diperlukan untuk kegiatan


pembangunan pangkalan sesuai program pembangunan yang
turun dari komando atas;

(2) menyiapkan fasilitas pangkalan yang akan dibangun;


dan

(3) menyiapkan tim pengawas dan evaluasi untuk


melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan
pembangunan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) memberikan saran dan masukan kepada Kasad tentang


kegiatan program pembangunan untuk memenuhi kekurangan
pangkalan satuan Infanteri sesuai dengan prototype
(gudang, garasi kendaraan, lapangan driil, gudang munisi,
gudang optik, dll );

(2) mengawasi pelaksanaan kegiatan pembangunan


pangkalan yang turun dari komando atas dengan berpedoman
kepada prototype pangkalan Satuan Infanteri;

(3) melaksanakan pengawasan secara terus menerus


terhadap pangkalan yang dipertanggungjawabkan; dan

(4) memonitor pelaksanaan kegiatan pembangunan secara


terus menerus.

d) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) menyiapkan fasilitas pangkalan yang akan dibangun


sesuai dengan program yang telah turun dari komando atas;
dan

(2) menyiapkan tim evaluasi untuk melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di
satuannya.
97

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap


penyelenggaraan pembangunan fasilitas bagi Kecabangan Infanteri
sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan kotama.

(1) melaksanakan pembangunan terhadap fasilitas


pangkalan satuan infanteri sesuai dengan program yang turun
dari komando atas, melalui Zidam sebagai supervisi di Kotama
atau instansi lain yang ditunjuk;

(2) pembangunan fasilitas pangkalan secara terbatas dapat


dilaksanakan oleh satuan infanteri sebagai upaya untuk
pemeliharaan pangkalan sesuai dengan kemampuan satuan;
dan

(3) mengadakan kegiatan pengawasan secara terus


menerus dalam kegiatan pembangunan untuk menghindari
terjadinya penyimpangan- penyimpangan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) memonitor pelaksanaan kegiatan pembangunan


pangkalan yang turun dari komando atas agar berpedoman
prototype pangkalan satuan infanteri;

(2) melaksanakan evaluasi terhadap hasil kegiatan


pembangunan fasilitas pangkalan Satuan Infanteri sebagai
bahan saran ke komando atas;

(3) mencatat hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan


yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan pembinaan
pangkalan; dan

(4) melaporkan semua permasalahan yang timbul sebagai


bahan masukan bagi komando atas.

d) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) mengadakan koordinasi dengan supervisi dari


penyelenggara fungsi konstruksi TNI AD, dalam hal ini Zidam
sebagi supervisi Kotama dimana Satuan Infanteri berada;

(2) pembangunan fasilitas pangkalan secara terbatas dapat


dilaksanakan oleh satuannya sebagai upaya untuk
pemeliharaan pangkalan sesuai dengan kemampuan satuan;
dan
98

(3) mengadakan kegiatan pengawasan secara terus


menerus dalam kegiatan pembangunan untuk menghindari
terjadinya penyimpangan- penyimpangan.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap penyelenggaraan pembangunan fasilitas bagi Kecabangan
Infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan Kotama. Melaksanakan


evaluasi terhadap hasil kegiatan pembangunan fasilitas pangkalan
satuan infanteri yang ada di bawah komandonya dan melaporkan
hasilnya ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi


terhadap hasil kegiatan pembangunan fasilitas pangkalan satuan
infanteri sebagai bahan saran/masukan ke komando atas.

d) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Melaksanakan evaluasi terhadap hasil kegiatan pembangunan
terhadap fasilitas pangkalan disatuannya dan melaporkan hasilnya ke
komando atas.

b. Pemeliharaan.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memberikan dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan pemeliharaan fasilitas bagi Kecabangan
Infanteri; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan pemeliharaan fasilitas bagi Kecabangan
Infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD,Kostrad dan kotama.

(1) melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara


terus menerus terhadap fasilitas pangkalan satuan infanteri
yang ada di bawah komandonya;

(2) mencatat dan menghimpun data pangkalan satuan


infanteri yang ada di bawah komandonya untuk mendapatkan
data yang obyektif; dan

(3) mengajukan program pemeliharaan fasilitas pangkalan


satuan infanteri yang ada di bawah komandonya.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.


99

(1) melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara


terus menerus terhadap fasilitas pangkalan satuan infanteri;
dan

(2) mencatat dan menghimpun data pangkalan satuan


infanteri untuk mendapatkan data yang obyektif.

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) melaksanakan pengamatan secara terus menerus


terhadap fasilitas pangkalan disatuannya;

(2) menyusun rencana waktu kegiatan pemeliharaan


fasilitas pangkalan disatuannya;

(3) mengajukan program pemeliharaan fasilitas pangkalan


satuan ke komando atas;

(4) mencatat dan menghimpun hasil pemeliharaan


Pangkalan di satuan; dan

(5) membuat laporan evaluasi, hal-hal menonjol dan saran


yang dianggap perlu kepada Pembina LKT (Pussenif)
berkaitan dengan pemeliharaan pangkalan satuan.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan


pengawasan terhadap kegiatan persiapan pemeliharaan fasilitas bagi
Kecabangan Infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan kotama.

(1) menyiapkan sarana yang diperlukan untuk kegiatan


pemeliharaan pangkalan sesuai program pembangunan yang
turun dari komando atas;

(2) menyiapkan fasilitas pangkalan yang akan


diperbaiki sebagai upaya pemeliharaan; dan

(3) menyiapkan tim pengawas dan evaluasi untuk


melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan
pemeliharaan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Memberikan saran kepada


Kasad tentang program pemeliharaan pangkalan satuan-satuan
infanteri berdasarkan skala prioritas.

d) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) menyiapkan fasilitas pangkalan yang akan diperbaiki


dalam rangka kegiatan pemeliharaan;
100

(2) menentukan prioritas kegiatan pemeliharaan fasilitas


pangkalan disatuannya; dan

(3) menyiapkan tim evaluasi untuk melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan pemeliharaan disatuannya.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap


penyelenggaraan pemeliharaan fasilitas bagi kecabangan infanteri
sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan kotama.

(1) memonitor kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan


oleh satuan infanteri yang ada di bawah komandonya; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan


program kegiatan pemeliharaan yang turun dari komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Memonitor pelaksanaan


kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh satuan-satuan
infanteri.

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) melaksanakan kegiatan pemeliharaan terhadap


pangkalan yang dipertanggung jawabkan sesuai rencana
waktu yang telah dibuat;

(2) menata, merawat dan memperbaiki fasilitas pangkalan


secara terbatas untuk memperpanjang usia pakai; dan

(3) melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan terhadap


fasilitas pangkalan secara baik sesuai kemampuan satuan
atau alokasi dari komando atas.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap penyelenggaraan pemeliharaan fasilitas bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan kotama. Melaksanakan


evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terhadap
fasilitas pangkalan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya
dan melaporkan hasilnya ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi


terhadap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan fasilitas pangkalan
satuan infanteri.
101

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Melaksanakan evaluasi


terhadap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan fasilitas pangkalan
disatuannya serta membuat laporan satuan bidang pangkalan ke
komando atas.

c. Rehabilitasi.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memberikan dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan rehabilitasi fasilitas bagi kecabangan
infanteri; dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan rehabilitasi fasilitas bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan kotama.

(1) melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara


terus menerus terhadap fasilitas pangkalan Satuan Infanteri
yang ada di bawah komandonya;

(2) mencatat dan menghimpun data pangkalan satuan


infanteri yang ada di bawah komandonya untuk mendapatkan
data obyektif sebagai bahan pengajuan rehabilitasi pangkalan
ke komando atas;

(3) melaksanakan pengecekan atau pemeriksaan terhadap


kondisi pangkalan Satuan Infanteri yang ada di bawah
komandonya yang diajukan program rehabilitasi;

(4) menentukan prioritas fasilitas pangkalan satuan infanteri


yang akan direhabilitasi; dan

(5) mengajukan permohonan program kegiatan rehabilitasi


pangkalan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya
yang sudah tidak layak.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pengamatan dan pemantauan secara


terus menerus terhadap fasilitas pangkalan satuan infanteri;
dan

(2) mencatat dan menghimpun data pangkalan satuan


infanteri untuk mendapatkan data obyektif sebagai bahan
pengajuan rehabilitasi pangkalan.

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif).


102

(1) melaksanakan pengamatan secara terus menerus


terhadap fasilitas pangkalan di satuannya;

(2) melaporkan kondisi nyata pangkalan disatuannya ke


komando atas dengan tembusan Danpussenif u.p. Dirbinsen
Pussenif;

(3) menentukan prioritas fasilitas pangkalan satuan infanteri


yang akan direhabilitasi; dan

(4) mengajukan permohonan program kegiatan


rehabilitasi pangkalan di satuannya yang sudah tidak layak.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan pengawasan


terhadap kegiatan persiapan rehabilitasi fasilitas bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan Kotama.

(1) membuat rencana waktu kegiatan rehabilitasi


pangkalan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya
sesuai dengan program yang turun dari komando atas;

(2) menyiapkan fasilitas pangkalan satuan infanteri yang


akan direhabilitasi; dan

(3) menyiapkan tim pengawas dan evaluasi untuk


melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan
rehabilitasi yang turun dari komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) melaksanakan pemeriksaan pangkalan satuan infanteri


pada saat kegiatan inspeksi satuan; dan

(2) memberikan saran kepada Kasad tentang program


kegiatan rehabilitasi pangkalan satuan infanteri berdasarkan
skala prioritas.

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) menyiapkan fasilitas pangkalan satuan infanteri yang


akan direhabilitasi; dan

(2) menyiapkan tim pengawas dan evaluasi untuk


melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan
rehabilitasi disatuannya.

3) Pelaksanaan.
103

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap


penyelenggaraan rehabilitasi fasilitas bagi Kecabangan Infanteri
sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan kotama.

(1) melaksanakan kegiatan rehabilitasi terhadap fasilitas


pangkalan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya
sesuai program yang turun dari komando atas melalui Zidam
sebagi supervisi atau instansi lain yang ditunjuk; dan

(2) melaksanakan kegiatan pengawasan secara terus


menerus terhadap kegiatan rehabilitasi pangkalan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Memonitor terhadap


pelaksanaan kegiatan rehabilitasi di satuan-satuan infanteri yang
turun dari komando atas.

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) koordinasi dengan supervisi sebagai penyelenggara


fungsi konstruksi TNI AD, dalam hal ini Zidam yang berada di
Kotama dimana satuan infanteri berada atau instansi lain yang
ditunjuk sebagai pelaksana rehabilitasi;

(2) melaksanakan kegiatan rehabilitasi fasilitas pangkalan


sesuai alokasi dari komando atas; dan

(3) melaksanakan kegiatan pengawasan secara terus


menerus terhadap kegiatan rehabilitasi pangkalan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap penyelenggaraan rehabilitasi fasilitas bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD, Kostrad dan Kotama. Melaksanakan


evaluasi terhadap kegiatan rehabilitasi fasilitas pangkalan di satuan
infanteri yang ada di bawah komandonya serta membuat laporan
satuan bidang pangkalan ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi


terhadap kegiatan rehabilitasi fasilitas pangkalan di satuan infanteri
sebagai bahan untuk memberikan saran pada kegiatan rehabilitasi
berikutnya.

d) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan rehabilitasi fasilitas
104

pangkalan di satuannya serta membuat laporan satuan bidang


pangkalan ke komando atas.

19. Pembinaan Latihan. Kegiatan pembinaan latihan dilaksanakan oleh satuan


infanteri untuk meningkatkan kemampuan Intelijen, kemampuan tempur, kemampuan
pembinaan teritorial, dan kemampuan dukungan yang program latihannya telah diatur
oleh komando atas dalam latihan program dan non program dan dijabarkan melalui
program kerja/direktif yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing satuan.

a. Latihan Program.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) memberikan dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan latihan program bagi kecabangan infanteri;
dan

(2) melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan latihan program bagi kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) merencanakan penyelenggaraan pembinaan latihan


secara umum di lingkungan TNI AD termasuk latihan
kecabangan;

(2) menyusun kebijaksanaan tentang penyelenggaraan


pembinaan latihan di lingkungan TNI AD termasuk pembinaan
latihan kecabangan khususnya sistem dan metode; dan

(3) merencanakan kegiatan pengendalian, pengawasan


dan asistensi terhadap penyelenggaran pembinaan latihan di
lingkungan TNI AD termasuk latihan kecabangan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.

(1) merencanakan perumusan latihan kecabangan infanteri;

(2) merencanakan perumusan dan pengembangan sistem


latihan kecabangan bagi personel dan satuan infanteri;

(3) merencanakan rumusan perangkat kendali latihan


kecabangan infanteri;

(4) merencanakan pelaksanaan asistensi, pengendalian


dan pengawasan terhadap kegiatan latihan yang dilaksanakan
oleh satuan-satuan infanteri;

(5) menyarankan penyelenggaraan, pelaksanaan dan


penyempurnaan sistem latihan kecabangan infanteri; dan
105

(6) menyarankan penyusunan program latihan Kecabangan


Infanteri bagi seluruh satuan infanteri.

d) Tingkat Kotama.

(1) menyusun program kerja Kotamanya yang merupakan


penjabaran program kerja dari komando atas yang berisi
program satuan-satuan yang ada di bawah komandonya
termasuk satuan infanteri; dan

(2) merencanakan kegiatan asistensi, pengendalian dan


pengawasan terhadap kegiatan latihan yang dilaksanakan oleh
Satuan Infanteri yang ada di bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) menyusun program latihan satuan yang merupakan


penjabaran program latihan dari komando atas dengan
didasarkan pada siklus latihan dan Proglatsi mulai latihan
perorangan, latihan tingkat regu, latihan tingkat peleton, latihan
tingkat kompi dan latihan tingkat batalyon;

(2) membuat direktif latihan untuk pedoman bagi satuan


bawah dalam merencanakan dan menyelenggarakan latihan;

(3) menyusun rencana garis besar penyelenggaraan


latihan; dan

(4) menyusun rencana latihan dan rencana lapangan


terhadap kegiatan latihan di satuan infanteri yang akan
dilaksanakan.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan pengawasan


terhadap kegiatan persiapan latihan program bagi Kecabangan
Infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.

(1) menyiapkan rencana pembinaan latihan secara umum


dilingkungan TNI AD termasuk latihan kecabangan;

(2) menetapkan kebijaksanaan tentang penyelenggaraan


pembinaan latihan di lingkungan TNI AD termasuk pembinaan
latihan kecabangan khususnya sistem dan metode; dan

(3) menyiapkan personel untuk melaksanakan kegiatan


pengendalian, pengawasan dan asistensi terhadap
penyelenggaran pembinaan latihan di lingkungan TNI AD
termasuk latihan kecabangan.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.


106

(1) menyiapkan perumusan latihan kecabangan infanteri;

(2) menyiapkan perumusan dan pengembangan sistem


latihan kecabangan bagi personel dan satuan infanteri;

(3) menyiapkan rumusan perangkat kendali latihan


kecabangan infanteri;

(4) menyiapkan personel untuk melaksanakan asistensi


dan pengawasan teknis terhadap kegiatan latihan yang
dilaksanakan oleh satuan-satuan infanteri; dan

(5) mempelajari program kerja satuan-satuan infanteri


khususnya bidang latihan.

d) Tingkat kotama.

(1) mempelajari program kerja Satuan Infanteri yang ada di


bawah komandonya yang merupakan penjabaran dari program
kerja kotama;

(2) mengeluarkan direktif latihan untuk satuan infanteri


yang ada di bawah komandonya; dan

(3) menyiapkan personel untuk melaksanakan kegiatan


asistensi, pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan
latihan yang dilaksanakan oleh Satuan infanteri yang ada di
bawah komandonya.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) menyiapkan perangkat kendali latihan yang diperlukan


seperti sarana dan prasarana latihan, medan latihan, dan
sebagainya;

(2) melaksanakan latihan pendahuluan bagi wasit,


pengendali Bulsi dan pelatih agar kegiatan latihan berhasil
mencapai tujuan yang ingin dicapai; dan

(3) melaksanakan pemeriksaan akhir terhadap kesiapan


personel, materiil, dan sarana pendukung lainnya yang akan
dilibatkan dalam pelaksanaan latihan.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap


penyelenggaraan latihan program bagi kecabangan infanteri sesuai
dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD.


107

(1) memonitor pelaksanaan kegiatan latihan di lingkungan


TNI AD termasuk latihan kecabangan;

(2) mengoordinir penyelenggaraan kegiatan latihan


gabungan matra darat yang akan dilaksanakan di lingkungan
TNI AD; dan

(3) mengeluarkan surat perintah kepada perwira yang


ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan pengendalian,
pengawasan dan asistensi terhadap penyelenggaran
pembinaan latihan di lingkungan TNI AD termasuk latihan
kecabangan.

c) Tingkat Pussenif sebagi LKT.

(1) memonitor pelaksanaan kegiatan latihan yang


dilaksanakan oleh satuan-satuan infanteri;

(2) mengeluarkan surat perintah kepada perwira yang


ditunjuk untuk melaksanakan asistensi dan pengawasan
latihan kecabangan ke satuan infanteri; dan

(3) melaksanakan asistensi dan pengawasan kegiatan


latihan ke satuan infanteri khususnya menyangkut bidang
taktik dan teknik infanteri.

c) Tingkat kotama.

(1) memonitor pelaksanaan kegiantan latihan yang


dilaksanakan oleh satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya; dan

(2) mengeluarkan surat perintah kepada perwira yang


ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan asistensi, pengendalian
dan pengawasan latihan di satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya.

d) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) melaksanakan latihan sesuai program atau direktif


latihan dari satuan atas; dan

(2) kegiatan latihan dilaksanakan secara bertahap,


bertingkat dan berlanjut sesuai dengan siklus latihan yang
telah ada dan program dari komando atas.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap penyelenggaraan latihan program bagi kecabangan
infanteri.
108

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi terhadap


pelaksanaan latihan di satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya dan membuat laporan ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi


terhadap pelaksanaan latihan di satuan-satuan infanteri sebagai
bahan saran dan masukan ke komando atas.

d) Tingkat Kotama. Melaksanakan evaluasi terhadap


pelaksanaan latihan di satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya dan membuat laporan ke komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif). Melaksanakan evaluasi


terhadap setiap pelaksanaan latihan dan membuat laporan
pelaksanaan program latihan mulai latihan perorangan sampai
dengan latihan tingkat batalyon.

b. Latihan Nonprogram.

1) Perencanaan.

a) Tingkat pusat.

(1) Memberikan dukungan anggaran dalam


penyelenggaraan latihan nonprogram bagi kecabangan
infanteri.

(2) Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


perencanaan latihan nonprogram bagi Kecabangan infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Memberi petunjuk umum tentang


pembinaan latihan yang dilaksanakan di lingkungan TNI AD yang
diluar program (nonprogram).

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Mempelajari program kerja


Satuan-satuan Infanteri khususnya bidang latihan terutama latihan
nonprogram yang direncanakan akan dilaksanakan oleh satuan-
satuan infanteri.

d) Tingkat Kotama. Mempelajari program kerja satuan


infanteri yang ada di bawah komandonya khususnya bidang latihan
terutama latihan nonprogram yang akan dilaksanakan dalam rangka
peningkatan kemampuan maupun keterampilan perorangan dan
satuan.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) menyusun rencana latihan nonprogram yang akan


dilaksanakan dalam rangka peningkatan peningkatan
kemampuan maupun keterampilan perorangan dan satuan;
109

(2) menyusun rencana garis besar penyelenggaraan


latihan;

(3) menyusun rencana latihan dan rencana lapangan


terhadap kegiatan latihan yang akan dilaksanakan; dan

(4) membuat rencana pengamanan dalam setiap


menyelenggarakan kegiatan latihan.

2) Persiapan.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan monitoring dan pengawasan


terhadap kegiatan persiapan latihan non program bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Memonitor persiapan yang


dilaksanakan dalam pembinaan latihan non program yang
dilaksanakan dilingkungan TNI AD.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Memberikan saran dan


masukan bila dipandang perlu kepada Pangkotama dengan
tembusan komandan satuan infanteri berkaitan dengan latihan
nonprogram yang akan dilaksanakan di satuan infanteri dalam upaya
meningkatkan kemampuan maupun keterampilan perorangan dan
satuan.

d) Tingkat Kotama. Memberikan petunjuk berkaitan dengan


saran dan masukan dari Pussenif bila di pandang perlu kepada
komandan satuan infanteri yang ada di bawah komandonya
berhubungan dengan latihan nonprogram yang akan dilaksanakan.

e) Tingkat satuan pelaksana (Satif).

(1) menyiapkan perangkat kendali latihan yang diperlukan


setiap sarana dan prasarana latihan, medan latihan dan
sebagainya; dan

(2) melaksanakan pemeriksaan akhir terhadap kesiapan


personel, materiil dan sarana pendukung lainnya yang akan
dilibatkan dalam pelaksanaan latihan.

3) Pelaksanaan.

a) Tingkat pusat. Menentukan kebijakan terhadap


penyelenggaraan latihan nonprogram bagi kecabangan infanteri
sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh Staf Umum
Angkatan Darat.
b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Memonitor pelaksanaan pembinaan
latihan nonprogram yang dilaksanakan dilingkungan TNI AD.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT.


110

(1) memonitor pelaksanaan latihan nonprogram yang


dilaksanakan oleh satuan-satuan infanteri; dan

(2) bila diperlukan mengirimkan perwira untuk


melaksanakan kegiatan asistensi, pengendalian dan
pengawasan terhadap pelaksanaan latihan non program.

d) Tingkat kotama.

(1) memonitor pelaksanaan latihan nonprogram yang


dilaksanakan oleh satuan infanteri yang ada di bawah
komandonya; dan

(2) bila diperlukan mengirimkan perwira dari kotama untuk


melaksanakan kegiatan asistensi, pengendalian dan
pengawasan terhadap latihan nonprogram yang dilaksanakan.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).

(1) kegiatan latihan dilaksanakan secara bertahap,


bertingkat dan berlanjut;

(2) melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


dalam setiap penyelenggaraan latihan melalui pengamatan,
dialog, studi dokumentasi dan kombinasi; dan

(3) kegiatan latihan harus memperhatikan tentang faktor


keamanan.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat pusat. Melaksanakan kegiatan evaluasi terpusat


terhadap penyelenggaraan latihan non program bagi kecabangan
infanteri.

b) Tingkat Kodiklat TNI AD. Melaksanakan evaluasi terhadap


pelaksanaan latihan non program yang dilaksanakan sebagai bahan
saran dan masukan ke komando atas.

c) Tingkat Pussenif sebagai LKT. Melaksanakan evaluasi


terhadap pelaksanaan latihan non program yang dilaksanakan oleh
satuan-satuan infanteri sebagai bahan saran dan masukan ke
komando atas.

d) Tingkat Kotama. Melaksanakan evaluasi terhadap


pelaksanaan latihan non program yang dilaksanakan sebagai bahan
saran dan masukan ke komando atas.

e) Tingkat satuan pelaksana satuan infanteri (Satif).


Melaksanakan evaluasi terhadap latihan nonprogram yang
dilaksanakan disatuannya serta membuat laporan ke komando atas.
111

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

20. Umum. Kegiatan pembinaan Satuan Infanteri agar berjalan sesuai dengan
arah, tujuan dan mencapai suatu keberhasilan memerlukan pengawasan dan
pengendalian. Pengawasan dan pengendalian terhadap setiap kegiatan pembinaan
Satuan Infanteri dilakukan oleh pejabat yang terkait sesuai tingkat dan kewenangannya.
Pengawasan dan pengendalian oleh pejabat sesuai tingkat dan kewenangannya harus
dilakukan secara terus menerus melalui pengendalian administrasi, pengendalian
operasional, dan pengendalian teknik.

21. Pengawasan. Pelaksanaan pengawasan dititik beratkan pada kegiatan


pencegahan untuk menghindari terjadinya penyimpangan baik di tingkat pusat, Kotama
maupun satuan pelaksana.

a. Pelaksanaan Pengawasan.

1) Pengawasan Intern.

a) pengawasan melekat oleh komandan satuan infanteri;

b) pengawasan teknis dan administrasi oleh pembina fungsi; dan

c) pengawasan fungsional oleh pejabat struktural.

2) Pengawasan ekstern. Dilaksanakan oleh tim Wasrik Inspektorat


komando atas dan BPK.

b. Teknik Pengawasan.

1) Pengawasan langsung (operatif).

a) melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan uji petik di satuan


infanteri; dan

b) pelaksanaan melalui kegiatan kunjungan, inspeksi dan


wawancara.

2) Pengawasan tidak langsung (administratif).

a) melaksanakan kegiatan pencatatan, pencocokan, penelitian


dan evaluasi terhadap hasil pembinaan satuan infanteri; dan

b) pelaksanaan melalui laporan dari satuan infanteri.

22. Pengendalian. Pengendalian dilaksanakan sejalan dengan kegiatan


pengawasan sehingga dapat mewujudkan kegiatan ketertiban, keteraturan, dan efisiensi
dalam tataran pelaksanaannya. Adapun bentuk dan alat serta sistem pengendaliannya
adalah sebagai berikut:

a. Bentuk Pengendalian.
112

1) Pengendalian administrasi.

a) dilaksanakan untuk menjamin daya guna, stabilitas dengan


sinkronisasi dalam melaksanakan kegiatan administrasi pembinaan
satuan infanteri;

b) alat utama yang digunakan adalah semua laporan satuan


infanteri; dan

c) pelaksanaannya oleh setiap tingkat komandan satuan infanteri.

2) Pengendalian operasional.

a) dilaksanakan untuk memperlancar pelaksanaan program


kegiatan pembinaan satuan infanteri;

b) alat utama yang digunakan adalah program kerja, pelaksanaan


kegiatan, hasil penilaian serta hasil koreksi; dan

c) pelaksanaannya adalah oleh komandan satuan dan pembina.

3) Pengendalian teknik.

a) dilaksanakan untuk menjamin hasil guna pelaksanaan


kegiatan pembinaan satuan infanteri;

b) alat utama yang digunakan adalah pemeriksaan dan


bimbingan teknis; dan

c) pelaksanaannya para pembina teknis.

b. Alat Pengendalian.

1) Dalam bentuk dokumentasi.

a) kebijaksanaan pimpinan;
b) rencana dan program;
c) buku petunjuk;
d) laporan dan pencatatan; dan

e) hasil temuan pelaksanaan asistensi dan pengawasan pembina


satuan infanteri.

2) Dalam bentuk kegiatan :

a) observasi;
b) kunjungan;
113

c) inspeksi;

d) uji petik dan bimbingan teknis;

e) penilaian; dan

f) wasev.

c. Sistem Pengendalian.

1) sistem penilaian;
2) sistem pencatatan; dan

3) sistem laporan.

BAB VI
PENUTUP

23. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam Petunjuk
Administrasi tentang Pembinaan Satuan Infanteri ini oleh pembina dan pengguna akan
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan pembinaan Satuan Infanteri.

24. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasa perlu berkaitan dengan adanya tuntutan
kebutuhan untuk penyempurnaan Petunjuk Administrasi tentang Pembinaan Satuan
Infanteri ini, agar disarankan kepada Kasad melalui Dankodiklat TNI AD sesuai
mekanisme umpan balik.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Danpussenif,

tertanda

Hinsa Siburian
Budi Prasetyono
Mayor Jendral TNI
Brigadir Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai