Anda di halaman 1dari 32

RAHASIA

KODIKLAT ANGKATAN DARAT Lamp III Kep Danpusenif Kodiklatad


PUSATKESENJATAN INFANTERI Nomor Keputusan/58/XII/2018
Tanggal 6 Desember 2018

TEKNIK PENYELENGGARAAN LATIHAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan prajurit TNI AD adalah


dengan cara melaksanakan latihan mulai tingkat latihan perorangan sampai
dengan tingkat satuan. Untuk memperoleh kualitas latihan yang maksimal perlu
dilaksanakan manajemen latihan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam
sistem pembinaan latihan.

b. Rindam merupakan Lembaga Pendidikan Daerah yang mempunyai tugas


pokok menyelenggarakan pendidikan Bintara TNI AD yang profesional dalam
rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

c. Guna tercapainya pembinaan latihan yang maksimal, maka perlu


membekali pengetahuan tentang Teknik Penyelenggaraan Latihan kepada siswa
pendidikan Bintara TNI AD untuk mendukung pelaksanaan tugas sebagai seorang
Bintara TNI AD di satuan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan


salah satu bahan ajaran bagi Pendidikan Bintara TNI AD.

b. Tujuan. Agar Bintara Siswa mengerti dan dapat melaksanakan tentang


Teknik Penyelenggaraan Latihan sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di
satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Pendahuluan.
b. Ketentuan Umum.
c. Organisasi, Tugas dan Tanggung jawab.
d. Renlat dan Renlap.
e. Pelaksanaan Penyelenggaraan Latihan.
f. Laporan Pelaksanaan Penyelenggaraan Latihan.
g. Penutup.

4. Pengertian.
RAHASIA
2

a. Penyelenggaraan Latihan. Adalah penerapan praktis dari suatu metoda


latihan yang dimulai dari perencanaan sampai dengan pengakhiran guna
menjamin terselenggaranya latihan secara tepat untuk mencapai tujuan dan
sasaran latihan yang diharapkan.

b. Latihan

1) Kegiatan yang diulang secara sistematis dalam praktek untuk


memperoleh kemahiran dan keterampilan maksimal.

2) Pelaksanaan sejenis pendidikan yang ditekankan kepada keteraturan


dan pengulangan (Latihan).

3) Suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan memelihara


kondisi jasmani seseorang serta meningkatkan prestasi.

c. Geladi. Adalah metode latihan untuk memberikan pengetahuan dan


kemampuan melakukan sesuatu kegiatan yang telah dipelajari atau dilakukan
sebelumnya.

d. Bertahap, Bertingkat dan Berlanjut.

1) Bertahap. Latihan dilaksanakan dimulai dari latihan perorangan


sampai dengan latihan antar angkatan.

2) Bertingkat. Sesuai dengan tingkat latihan yang ingin dicapai, meliputi


obyek (personel), subyek (pengguna semua sarana yang diperlukan untuk
pembinaan) dan metoda (penggunaan sistem, dalam pelaksanaan
pembinaan).

3) Berlanjut. Latihan dimulai dari latihan dasar yang bersifat teknis


sampai dengan latihan gabungan yang bersifat strategis.

e. Program Latihan Standarisasi (Proglatsi). Adalah tata cara


peyelenggaraan program latihan satuan TNI AD sesuai kecabangannya dengan
standar yang sama, meliputi pengaturan rangka pokok latihan (RPL), acara
latihan (AL) dan program penyajian latihan, program latihan kelompok, Regu,
Peleton, Kompi dan Batalyon.

BAB II
KETENTUAN UMUM

5. Umum. Untuk menjamin agar penyelenggaraan latihan di lingkungan TNI AD


dapat dievaluasi, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan maka harus sesuai dengan
ketentuan umum penyelenggaraan latihan yang meliputi prinsip-prinsip penyelenggaraan
latihan, pengelompokan latihan, sifat latihan, tingkat latihan, bentuk latihan, standar
kemampuan dan metode pencapaiannya serta ketentuan administrasi latihan.

6. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Latihan.


3

a. Penyelenggaraan latihan harus direncanakan, disiapkan, dilaksana


kan, diawasi dan dikendalikan serta dievaluasi. Dalam setiap penyelengga-
raan latihan diperlukan proses kegiatan yang berurutan mulai dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran disesuaikan dengan tujuan dan sasaran
latihan yang ingin dicapai.

b. Penentuan metode harus sesuai dengan tujuan dan sasaran latihan


yang ingin dicapai. Pemilihan metode latihan disesuaikan dengan pentahapan
latihan mulai dari latihan perorangan sampai dengan latihan antar kecabangan.

c. Sarana dan prasarana latihan harus disiapkan dengan baik. Dalam


setiap penyelenggaraan latihan sarana dan prasarana latihan harus sesuai dengan
ketentuan sehingga dapat mendukung terselenggaranya latihan untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

d. Personel penyelenggara latihan harus menguasai teknik


penyelenggaraan latihan. Didalam proses penyelenggaraan latihan dapat
melakukan urutan kegiatan dengan benar mulai dari tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran latihan.

e. Penganggaran harus dapat memenuhi kebutuhan penyelenggaraan


latihan. Dalam setiap penyelenggaraan latihan anggaran latihan harus sesuai
dengan kondisi wilayah guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

f. Hasil penyelenggaraan latihan harus dapat dievaluasi dan terukur.


Untuk mengetahui dan mengukur hasil Kegiatan latihan, perlu adanya evaluasi
latihan guna mengetahui tingkat pencapaian sasaran latihan dan untuk
mendapatkan bahan dalam merumuskan kebijakan selanjutnya.

g. Laporan pelaksanaan latihan harus dapat dipertanggungjawabkan.


Laporan pelaksanaan latihan harus benar dan objektif sesuai dengan realita dan
kaidah/norma yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Komando
atas.

7. Pengelompokan Latihan.

a. Atas Dasar Sifat.

1) Latihan yang bertahap, bertingkat dan berlanjut. Adalah latihan bagi


prajurit yang dimulai dari latihan perorangan dasar sampai latihan antar
kecabangan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang standar
meliputi:

a) Latihan perorangan dasar. Adalah latihan untuk melatih


prajurit yang telah memiliki kemampuan dasar kemiliteran sehingga
memiliki kemampuan dasar kecabangan masing-masing.

b) Latihan perorangan lanjutan. Adalah latihan untuk melatih


prajurit yang telah memiliki kemampuan dasar kecabangan sehingga
mempunyai kemampuan yang diperlukan sesuai dengan jabatannya
di satuan;
4
c) Latihan satuan dasar. Adalah latihan untuk melatih prajurit
agar dapat bertugas dalam hubungan satuan sehingga tercipta
kerjasama yang utuh guna menyelesaikan tugas satuan tersebut.

d) Latihan satuan lanjutan. Adalah latihan untuk melatih satuan


agar dapat tercipta kerjasama antar satuan dalam kecabangannya
guna menyelesaikan tugasnya.

e) Latihan antar kecabangan. Adalah latihan satuan yang terdiri


dari beberapa kesenjataan/kecabangan, tersusun dalam suatu
organisasi latihan yang terkoordinasi dengan baik dan saling
mengetahui kemampuan dan batas kemampuan masing-masing
satuan.

2) Latihan yang tidak bertahap, bertingkat dan berlanjut. Adalah latihan


yang dilaksanakan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan yang
telah dicapai oleh setiap prajurit atau satuan dari hasil pelaksanaan latihan
bertahap, bertingkat dan berlanjut, sehingga terbentuk kader yang
diperlukan oleh satuan dalam berbagai bidang tertentu yang meliputi:

a) Latihan dalam satuan. Adalah latihan di luar program yang


diselenggarakan oleh satuan sebagai upaya dan tanggung jawab
Komandan satuan untuk membentuk kader, melatih, memelihara
dan menatar keterampilan anggotanya agar memiliki kecakapan dan
keterampilan tertentu yang diperlukan satuan.

b) Latihan di lembaga pendidikan. Adalah latihan untuk melatih


prajurit agar memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu yang
karena sifatnya harus dilaksanakan di lembaga pendidikan.

c) Latihan di lembaga latihan. Adalah latihan untuk melatih


prajurit dan satuan agar memiliki kemampuan khusus perorangan/
satuan dan atau untuk menguji kemampuan satuan.

d) Latihan dengan negara sahabat. Adalah latihan bersama yang


dilaksanakan dengan negara sahabat dengan maksud untuk
memelihara hubungan kerjasama antar angkatan bersenjata serta
bahan perbandingan kemampuan dan memberikan pengetahuan/
keterampilan kepada prajurit dan satuan.

b. Atas Dasar Macam.

1) Menurut kemampuan yang ingin dicapai.

a) Latihan teknis. Adalah semua latihan yang dilatihkan untuk


perorangan dalam hubungan satuan agar dicapai kemampuan
keterampilan teknis dalam menggunakan, melayani ataupun
mengerahkan senjata, perlengkapan dan materiil lain yang
diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas.

b) Latihan taktis. Penerapan praktis dari doktrin dan prosedur


taktis guna mencapai tingkat kemampuan operasional satuan yang
ditetapkan dalam suatu situasi tempur yang dibuat atau
diperaanggapkan (mulai dari satuan taktis terkecil yang berada di
masing-masing kecabangan).
5
2) Menurut pesertanya.

a) Latihan taktis tanpa pasukan. Latihan yang diikuti oleh


perorangan dalam jabatan, baik secara perorangan maupun bersama
dengan personel lainnya tanpa menyertakan unsur pasukan.

b) Latihan taktis dengan pasukan. Latihan yang menyertakan


seluruh unsur-unsur satuan sebagai pelaku.

3) Menurut tempatnya.

a) Medan simulasi. Latihan yang diselenggarakan di suatu


tempat dengan mengumpamakan suatu bentuk medan yang
dilengkapi tanda-tanda untuk kepentingan latihan dan dapat berupa
simulasi tempur dengan menggunakan komputer.

b) Medan sebenarnya. Latihan yang diselenggarakan di suatu


tempat dengan menggunakan bentuk medan yang telah disesuaikan
dengan keadaan medan operasi.

c. Atas Dasar Metode.

1) Latihan perorangan.

a) Ceramah. Kegiatan yang dilakukan oleh pelatih secara lisan


tanpa banyak melibatkan pelaku untuk aktif berolah pikir dalam
latihan.

b) Audio visual. Suatu metode latihan yang digunakan oleh


seorang pelatih untuk menyampaikan suatu materi latihan dengan
menggunakan alat instruksi seperti film atau video. Metode ini dapat
digunakan untuk latihan perorangan maupun satuan sebelum
pelaksanaan di lapangan.

c) Diskusi. Pertukaran pikiran secara ilmiah yang dilakukan oleh


beberapa orang/kelompok (pelaku latihan) di bawah kendali seorang
moderator (pelatih) untuk membahas suatu makalah (materi latihan)
dengan menghasilkan suatu kesimpulan (menentukan inti pelajaran
dari hasil perumusan pelaku latihan sendiri). Metode ini tepat sekali
untuk mengajarkan “Drill”, tetapi kurang sesuai bila dipakai untuk
mengupas masalah taktik.

d) Peninjauan (pengamatan). Pengamatan terhadap orang,


tempat, benda, peristiwa dan kegiatan untuk memperoleh bahan
keterangan namun didahului dengan perencanaan yang matang
sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal.

e) Peragaan (demonstrasi). Mempertunjukkan kepada


orang/kelompok/satuan tentang cara melakukan suatu kegiatan
secara praktis dan realistis. Dilakukan oleh orang/kelompok/satuan
ataupun dengan bantuan alat instruksi, agar kegiatan peragaan
(demonstrasi) tersebut dapat dimengerti, dipahami dan dilaksanakan.
6
f) Praktek lapangan. Penerapan instruksional yang dilakukan di
suatu tempat yang dan disiapkan sebagai penjabaran materi
pembelajaran teoritis.

g) Aplikasi. Suatu metode latihan dimana para pelaku diberi


kesempatan untuk mempraktekan teori-teori yang telah diterima
sebelumnya dihadapkan pada aspek teknis dan taktis dengan medan
yang mendekati daerah operasi sebenarnya.

Catatan: Metode latihan yang bertujuan untuk menguji seperti


UTP umum dan UTP jabatan menyesuaikan dengan BPPP UTP U/J
masing-masing kecabangan, sedangkan untuk USJM menggunakan
metode sesuai dengan petunjuk tentang pelaksanaan USJM.

2) Latihan satuan tanpa pasukan.

a) Geladi peta. Metode latihan taktis di atas peta diberikan


serangkaian situasi dalam bentukyang saling berkaitan dan
mengandung berbagai kegiatan taktis yang harus dipecahkan baik
secara perorangan ataupun kelompok.

b) Geladi model. Metode latihan taktis berupa model pasir atau


kain sebagai petunjuk tentang medan atau petunjuk pelengkap di
samping peta. Pasukan musuh dan kawan digambarkan dengan
tanda gambar atau miniatur.

c) Geladi medan. Metode latihan taktis dalam mengaplikasikan


doktrin dan taktik dengan menggambarkan disposisi serta gerakan
dari pasukan yang diperumpamakan, direncanakan, didiskusikan
menggunakan medan tertentu.

d) Manuver peta. Metode latihan taktis yang menggambarkan


situasi operasi disajikan pada peta atau oleat serta diberikan
persoalan-persoalan yang memerlukan keputusan, perintah dan
tindakan dari pelaku yang berperan sebagai Komandan dan staf.
Manuver peta dapat dilaksanakan secara terus menerus atau
bertahap sesuai dengan persoalan yang ingin dikembangkan.

e) Geladi Posko I. Metode latihan taktis yang diberikan


serangkaian keadaan, kejadian dan situasi taktis secara sambung
menyambung pada pelaku. Setiap keadaan dan kejadian
mengandung persoalan yang harus dipecahkan dan meminta
keputusan, rencana, perintah dan tindakan dari pelaku yang berperan
sebagai Komandan dan Bintara staf dari markas Komando satuan
yang dilatih.

f) Geladi Posko II. Metode latihan taktis yang diberikan


serangkaian keadaan, kejadian dan situasi taktis secara sambung
menyambung pada pelaku. Setiap keadaan, kejadian dan situasi
taktis mengandung persoalan yang harus dipecahkan dan meminta
keputusan, rencana, perintah serta tindakan dari pelaku yang
berperan sebagai Komandan, staf dan unsur pelayan markas satuan
yang dilatih.
7
g) Geladi Mako. Metode latihan taktis yang bertujuan untuk
melatihkan kemampuan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan di
suatu Komando yang bersifat administratif dan pembinaan dalam
menyusun suatu rencana. Selama pelaksanaan Geladi Mako pelaku
bersifat statis dan gelar sesuai keadaan sebenarnya, sehingga tetap
dapat melaksanakan tugas rutin sehari-hari, dinamika yang terjadi
merupakan dinamika dalam proses perencanaan dalam berbagai
situasi yang berubah-ubah.

h) Geladi Posko simulasi tempur. Metode latihan taktis


menggunakan medan dan musuh yang disimulasikan dengan
komputer dan atau model medan yang dibuat menyerupai medan
sebenarnya. Latihan ini berguna bagi para Komandan satuan dan
staf sebelum melaksanakan geladi lapangan, latihan bersama dan
yang akan melaksanakan tugas operasi.

3) Latihan satuan dengan pasukan.


a) Latihan teknis. Metode latihan untuk membiasakan dan
mempermahir kemampuan teknis perorangan dalam hubungan
satuan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu atau dalam hal
menggunakan, melayani dan mengerahkan alat peralatan atau
perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk melakukan tugas,
dengan tujuan untuk melatih keterampilan teknis prajurit perorangan
sesuai jabatannya.
Catatan:
Dril teknis dilaksanakan secara berurutan mulai dari dikomentari
seluruhnya, dikomentari sebagian dan selanjutnya tanpa dikomentari.

Pada proses pelaksanaan kegiatan dril teknis, setiap perorangan


dalam satuan tersebut menjelaskan tentang kegiatan sesuai tugas
jabatan masing-masing.

b) Dril taktis. Metode latihan untuk membiasakan dan


mempermahir kemampuan taktis satuan menurut urutan tertentu
yang sudah ditetapkan secara baku, dilaksanakan di medan yang
mempunyai nilai taktis. Dilaksanakan secara tahap demi tahap dan
diulangi sampai pelaku mahir melaksanakan suatu kegiatan sesuai
ketentuan yang berlaku, dengan tujuan untuk melatih keterampilan
taktis satuan dalam melaksanakan suatu tugas.

c) Dril tempur. Metode latihan untuk membiasakan dan


mempermahir kemampuan tempur satuan baik aspek taktis maupun
aspek teknis, dilakukan di medan sebenarnya. Latihantempur
dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan yang utuh, koreksi terhadap
kegiatan yang salah dan berakibat fatal maka kegiatan dihentikan
pada bagian tersebut selanjutnya diadakan perbaikan langsung pada
waktu itu dan dilaksanakan pengulangan.

d) Geladi lapangan. Metode latihan taktis dengan pasukan


dilakukan di medan sebenarnya dalam situasi tempur yang
disimulasikan dan menggambarkan realisme untuk menghadapi
situasi operasi di medan yang mendekati sebenarnya.
8
Dengan tujuan untuk menguji kemampuan/efektivitas satuan dalam
melaksanakan Kodal, taktik dan teknik dalam rangka menghadapi
situasi operasi sebenarnya. Geladi lapangan merupakan metode
latihan pada puncak dari siklus latihan satuan dan merupakan
penyelenggaraan program uji siap tempur satuan.

e) Manuver lapangan. Metode latihan taktis di luar siklus latihan


untuk melaksanakan latihan dalam suatu operasi militer lengkap.
Pasukan dan persenjataan kedua belah pihak dikerahkan seluruhnya
atau sebagian, kondisi pertempuran disimulasikan. Manuver
lapangan mencakup ruang, waktu dan daerah yang luas sampai
digaris batas belakang mandala operasi atau lebih serta berbagai
masalah taktis dan operasi yang bertahap, biasanya melibatkan
pasukan lebih dari satu Brigade yang membutuhkan banyak gerakan
pemindahan pasukan dalam wilayah yang luas. Manuver lapangan
dapat pula dipergunakan untuk pengujian terhadap satu atau lebih
pasukan dan suatu doktrin atau prosedur operasi.

Catatan: Metode dril teknis, dril taktis dan dril tempur dapat
digunakan untuk semua latihan taktis dengan pasukan tergantung
pada tujuan dan sasaran yang diinginkan.

8. Sifat Latihan. Dalam pelaksanaan latihanbaik teknis maupun taktis dapat


menggunakan sifat latihan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai meliputi
sebagai berikut:

a. Latihan Teknis. Tidak mencantumkan sifat latihan karena pada dasarnya


latihan teknis dikendalikan sesuai prosedur teknis yang berlaku.

b. Latihan Taktis.

1) Satu pihak dikendalikan. Kegiatan musuh digambarkan melalui


rencana kegiatan latihan atau ramalan operasi yang disampaikan oleh
pelatih/pengendali melalui penimbul situasi. Tindakan pelaku diarahkan
kepada rencana yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

2) Satu pihak tidak dikendalikan. Kegiatan musuh digambarkan


melalui rencana kegiatan latihan atau ramalan operasi yang disampaikan
oleh pelatihpengendali melalui penimbul situasi, sedangkan pelaku diberi
kebebasan bergerak dalam batas-batas yang telah ditentukan.

3) Dua pihak dikendalikan. Pelaku terdiri dari dua pihak, yaitu


pasukan biru dan pasukan merah, masing-masing memerankan pasukan
sendiri dan pasukan musuh yang saling berhadapan. Tindakan pelaku
diarahkan kepada rencana yang telah ditetapkan.

4) Dua pihak tidak dikendalikan. Pelaku terdiri dari dua pihak, yaitu
pasukan biru dan pasukan merah, masing-masing memerankan pasukan
sendiri dan pasukan musuh yang saling berhadapan. Pelaku diberi
kebebasan menentukan tindakan dalam batas-batas yang telah ditentukan.

Catatan: Sifat latihan hanya digunakan pada latihan taktis yang


menggunakan metode Latihan taktis, Latihan tempur dan geladi lapangan
serta manuver lapangan.
9
9. Tingkat Latihan.

a. Satu Tingkat. Apabila yang dilatihkan satu markas Komando.

b. Dua Tingkat. Apabila yang dilatihkan satu markas Komando dan satu
markas Komando dibawahnya.

c. Tiga Tingkat. Apabila yang dilatihkan satu markas Komando sampai dua
tingkat markas Komando dibawahnya.

Catatan: Tingkat latihan hanya digunakan untuk melatih markas Komando satuan
pada metode geladi Posko.

10. Bentuk Latihan. Digunakan jika satuan yang dilatih lebih dari 1 (satu) satuan.

a. Seri. Bentuk latihan yang dilaksanakan bila satuan pelaku yang dilatih
dalam waktu yang berbeda, medan latihan yang digunakan sama dan persoalan
yang disampaikan sebagian atau seluruhnya sama.

b. Paralel. Bentuk latihan yang dilaksanakan bila satuan pelaku yang dilatih
dalam waktu yang bersamaan, medan latihan yang digunakan tidak sama dan
persoalan yang disampaikan sebagian atau seluruhnya sama.

11. Latihan bagi Satuan berkekuatan penuh, di bawah kekuatan minimum dan
tersebar.

a. Satuan yang berkekuatan penuh. Adalah satuan yang ditinjau dari


kuantitas personel, materiil dan pangkalan telah memenuhi TOP/DSPP.
Kedudukan pangkalan dari satuan jajarannya berada pada satu lokasi yang tidak
tersebar. Perencanaan dan pengendalian dalam penyelenggaraan latihan dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (normatif).

b. Satuan di bawah kekuatan minimum. Adalah satuan yang ditinjau dari


kuantitas personel, materiil dan pangkalan belum memenuhi TOP/DSPP, sehingga
salah satu unsur dari satuan tersebut tidak berfungsi lagi dan sulit untuk menjamin
standar hasil latihan yang ingin dicapai. Perencanaan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan latihan dapat dilaksanakan dengan cara menyusun kembali
organisasi satuan tersebut (reorganisasi). Dalam penggantian anggota diupayakan
dari personel yang jabatannya mempunyai relevansi dengan personel yang akan
diganti. Apabila sudah tidak ada lagi personel yang jabatannya relevan dengan
personel yang akan diganti, maka anggota yang jabatannya satu tingkat di bawah
personel yang akan diganti dapat menggantikannya, sehingga latihan tetap dapat
dilaksanakan walaupun organisasi satuannya tidak sesuai TOP/DSPP.

c. Satuan Tersebar. Adalah satuan yang kedudukan pangkalan satuan


jajarannya tidak berada pada satu lokasi (tersebar) sehingga tidak dapat
melakukan latihan satuan dasar secara kompak. Perencanaan dan pengendalian
dalam penyelenggaraan latihan dapat dilaksanakan dengan cara
menghimpun/mengelompokkan beberapa satuan yang jaraknya berdekatan
kemudian ditunjuk salah satu Dansatnya sebagai Komandan latihan untuk
mengendalikan dan menyelenggarakan latihan.
10
12. Ketentuan Administrasi. Kegiatan administrasi dalam penyelenggaraan latihan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku di lingkungan TNI AD serta diarahkan untuk
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran latihan yang telah ditetapkan. Ketentuan
administrasi yang dijadikan arahan dalam penyelenggara latihan adalah:

a. Personel.

1) Personel penyelenggara latihan.

a) Satuan penyelenggara latihan.

(1) Satuan penyelenggara latihan adalah satuan satu


tingkat diatas satuan pelaku dengan pertimbangan bahwa
tingkat terendah kegiatan perencanaan latihan yang bersifat
pelaksanaan adalah setingkat Kompi, dimana peran pelatih
sekaligus sebagai penilai dan Bulsi di bawah kendali
koordinator materi.

Catatan: Untuk latihan perorangan, latihan perorangan


jabatan Regu sampai dengan tingkat Kompi di satuan tempur
dan satuan Banpur serta satuan di luar Satpur dan Banpur
yang memiliki organisasi setingkat Regu s.d. Kompi,
penyelenggara latihan adalah Kompi atau yang setingkat,
sedangkan untuk satuan Kowil, satuan Intelijen dan Satbanmin
disesuaikan dengan organisasi yang ada di satuan nya.

(2) Penyelenggara latihan yang bersifat uji (baik UTP


maupun UST) adalah satuan dua tingkat di atas pelaku,
dimana peran Wasit dan pengendali serta Bulsi di bawah
kendali Kawasdal. Sedangkan untuk penilai langsung dibawah
tim pengawas dan evaluasi yang dikeluarkan oleh Pimpinan
Umum Latihan/penanggungjawab latihan.

Catatan: Tim pengawas dan evaluasi latihan yang dikeluarkan


oleh penanggungjawab latihan/Pimpinan umum latihan atau
dari Komando atas melaksanakan pengawasan dan evaluasi
terhadap peserta latihan, sarana dan prasarana latihan.
Satuan penyelenggara latihan satu tingkatdi atas satuan
pelaku dengan pertimbangan bahwa tingkat terendah kegiatan
perencanaan latihan yang bersifat pelaksanaan adalah satuan
setingkat Kompi. Penguji/penilai adalah dua tingkat di atas
satuan pelaku, dalam organisasi penyelenggaraan latihan
dilaksanakan oleh tim penguji/penilai, penilaian dilakukan
terhadap seluruh pelaku latihan mulai dari Komandan latihan
sampai dengan pelaku dan pendukung latihan.

b) Personel penyelenggara latihan dapat berasal dari anggota


organik satuan atau diambil dari personel Komando atas satuan
tersebut.

2) Pelaku latihan. Pelaku latihan merupakan prajurit perorangan untuk


latihan dasar/lanjutan dan prajurit yang telah bergabung dalam satu satuan
sesuai jabatannya untuk latihan satuan.
11
Personel pelaku latihan perlu diketahui standar kemampuan prajurit dan
satuan yang dimiliki sehingga akan dapat ditentukan metode guna mencapai
tujuan dan sasaran latihan.

3) Pendukung latihan. Merupakan personel dalam organisasi


penyelenggaraan latihan yang bertugas untuk mendukung kelancaran
administrasi dan logistik latihan, sehingga seluruh kegiatan penyelenggara
dan pelaku lebih terfokus pada pengoperasionalan rencana latihan.
Personel pendukung pada umumnya berasal dari satuan yang memiliki
spesialisasi kemampuan teknis sesuai fungsinya.

b. Dukungan Operasional Latihan. Adalah dukungan dana latihan yang


ditentukan atas dasar kebijakan Kasad dan dituangkan dalam Petunjuk
Pelaksanaan Program dan Anggaran (PPPA) bidang latihan. Penentuan alokasi
dana disesuaikan dengan tingkat latihan, jumlah personel dan lama latihan yang
dilaksanakan, meliputi:

1) kebutuhan Komando latihan;


2) pembuatan/perbaikan/sarana dan prasarana latihan;
3) administrasi latihan/ATK;
4) uang saku/honor pelatih;
5) dana taktis; dan
6) ganti rugi kerusakan di daerah latihan.

c. Dukungan Logistik Latihan. Adalah dukungan dana dan bekal logistik


latihan yang ditentukan atas dasar kebijakan Kasad dan dituangkan dalam
Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran (PPPA) bidang latihan. Penentuan
alokasi dana disesuaikan dengan jumlah personel latihan, waktu latihan dan
penggunaan peralatan/materiil untuk mendukung pelaksanaan latihan.
Penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat logistik latihan berupa
makan personel latihan (Bekal kelas I), Alkap perorangan/satuan/Sus (Bekal kelas
II/IV), bahan bakar minyak (Bekal kelas III) serta munisi latihan (Bekal kelas V).

13. Standar Kemampuan Latihan dan Metode Pencapaiannya.

a. Standar Kemampuan.

1) Bidang pengetahuan.

a) Mengetahui. Standar kemampuan yang dicapai jika minimal


dapat menyebutkan/mengidentifikasi, memilih/menyalahkan atau
membenarkan/mencocokkan bagian besar serta kegunaannya
secara garis besar.

b) Mengerti. Standar kemampuan yang dicapai jika minimal


dapat menjelaskan/menerangkan/menguraikan tidak mendalam
tentang apa dan bagaimana mengerjakan walaupun hanya teori.

c) Memahami. Standar kemampuan yang dicapai jika minimal


dapat menjelaskan/menerangkan cukup mendalam tentang apa,
mengapa perlu, apa akibatnya jika dilakukan atau tidak dilakukan dan
tahu bagaimana mengerjakan/melaksanakannya.
12
d) Menguasai. Standar kemampuan yang dicapai bila seseorang
minimal dapat menjelaskan/menerangkan/menguraikan secara jelas
dan mendalam tentang apa, mengapa perlu, apa akibatnya jika
dilakukan atau tidak dilakukan, apa latar belakang, apa faktor yang
berpengaruh, serta dapat memberi contoh.

2) Bidang keterampilan.

a) Dapat terbatas. Suatu kemampuan yang dicapai jika bisa


secara terbatas melakukan/melaksanakan suatu kegiatan/proses
kegiatan, pekerjaan atau tindakan dengan bimbingan/bantuan orang
lain/bantuan buku petunjuk atau jika tanpa bantuan bisa melakukan
kegiatan secara garis besar (prosedur rutin). Pekerjaan/kegiatan
yang detail pada umumnya belum bisa dilakukan.

b) Dapat. Standar kemampuan yang dicapai jika bisa melakukan


suatu kegiatan/proses kegiatan, pekerjaan atau tindakan dengan
benar dan mungkin ada beberapa kesalahan kecil tetapi hasil
pekerjaannya sudah dapat dibenarkan. Kegiatan dilakukan tanpa
bantuan, kesalahan yang dilakukan dapat diketahui dan diperbaiki
sendiri. Waktu untuk melaksanakan kegiatan ini di bawah kecepatan
waktu standar. Dapat berarti bisa mengerjakan sendiri walau tidak
cepat dan belum sempurna tetapi masih dapat diterima.

c) Mampu. Standar kemampuan yang dicapai jika bisa


melakukan/melaksanakan suatu kegiatan/proses kegiatan, pekerjaan
atau tindakan dengan cepat dan tepat tanpa ada kesalahan yang
berarti. Kegiatan tersebut dilakukan tanpa bantuan dan dalam waktu
standar yang ditentukan. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan
kecepatan kerja normal, mampu juga berarti bisa mengerjakan sendiri
tanpa bantuan serta mengetahui mana yang salah dan mana yang
benar.

d) Mahir. Standar kemampuan yang dicapai jika bisa


melakukan/ melaksanakan kegiatan/proses kegiatan, pekerjaan atau
tindakan dengan cepat dan tepat tanpa ada kesalahan sekecil
apapun. Cepat berarti kecepatan melakukan kegiatan tersebut dapat
melebihi kecepatan kerja normal dan dilakukan sekali jadi dalam
waktu standar yang ditentukan. Mahir juga berarti dapat memberikan
contoh, mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain, memberi
supervisi, melatihkannya kepada orang lain dan memberi koreksi.

b. Metode Pencapaiannya.

1) Materi yang bersifat pengetahuan.

a) Untuk mencapai tingkat Mengetahui, dengan menggunakan


metode ceramah.

b) Untuk mencapai tingkat Mengerti, dengan menggunakan


metode ceramah dan audio visual.

c) Untuk mencapai tingkat Memahami, dengan menggunakan


metode ceramah, audio visual dan diskusi.
13
d) Untuk mencapai tingkat Menguasai, dengan menggunakan
metode ceramah, audio visual, diskusi danpeninjauan yang
dilanjutkan praktek lapangan dan aplikasi.

2) Materi yang bersifat keterampilan teknis.

a) Untuk mencapai tingkat Dapat Terbatas dengan


menggunakan metode peragaan/demonstrasi dilanjutkan dengan
mencoba yang diperagakan secara terbatas.

b) Untuk mencapai tingkat Dapat dengan menggunakan metode


peragaan/demonstrasi dilanjutkan dengan mencoba yang
diperagakan secara utuh.

c) Untuk mencapai tingkat Mampu dengan menggunakan


metode peragaan/demonstrasi, mencoba yang diperagakan secara
utuh dilanjutkan dengan menguji keterampilan yang diperagakan.

d) Untuk mencapai tingkat Mahir, dengan menggunakan metode


peragaan/demonstrasi, mencoba yang diperagakan secara utuh,
menguji keterampilan yang diperagakan dilanjutkan dengan memberi
kesempatan untuk memperagakan (mendemonstrasikan).

3) Materi yang bersifat keterampilan taktis.

a) Untuk mencapai tingkat Dapat Terbatas, dengan


menggunakan metode peragaan/demonstrasi dilanjutkan dengan
mencoba yang diperagakan secara terbatas.

b) Untuk mencapai tingkat Dapat, dengan menggunakan metode


peragaan/demonstrasi, mencoba yang diperagakan secara utuh,
mempraktekkan materi yang diperagakan dilanjutkan dengan dril
teknis.

c) Untuk mencapai tingkat Mampu, dengan menggunakan


metode peragaan/demonstrasi, mencoba yang diperagakan secara
utuh, mempraktekkan materi yang diperagakan secara dril teknis
dilanjutkan dengan Latihan taktis.

d) Untuk mencapai tingkat Mahir, dengan menggunakan metode


peragaan/demonstrasi, mencoba yang diperagakan secara utuh,
mempraktekkan materi yang diperagakan secara latihan teknis,
Latihan taktis dilanjutkan dengan latihan tempur sampai dengan
geladi lapangan.
14
BAB III
ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

14. Umum. Dalam menyelenggarakan latihan perlu adanya pembentukan


organisasi penyelenggaraan serta uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing
pejabat dalam organisasi. Latihan perorangan dan latihan satuan dalam menyusun
organisasi tidak sama. Dalam menentukan organisasi latihan berpedoman kepada
pentahapan dan tingkat latihan yang meliputi latihan perorangan dasar sampai latihan
satuan antar angkatan, semakin tinggi tingkat satuan yang dilatih maka semakin lengkap
bagian dan staf dari organisasi latihan yang dibentuk.

15. Organisasi Penyelenggaraan Latihan. Dalam penyelenggaraan latihan dapat


disusun dalam bentuk organisasi latihan teknis dan organisasi latihan taktis.

a. Struktur Organisasi (terlampir).

b. Susunan Organisasi.

1) Organisasi pada latihan teknis.

a) Pimpinan umum latihan.


b) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.
c) Komandan latihan.
d) Wakil Komandan latihan.
e) Sipamops.
f) Siminlog.
g) Simalat.
h) Koordinator materi.
i) Pelatih.
j) Katim penguji.Untuk UTP/UTJ dan USJM.
k) Penguji. Untuk UTP/UTJ dan USJM.
l) Pelaku.

Catatan:

Katim penguji dan penguji digunakan pada struktur


organisasilatihan teknis yang bertujuan menguji kemampuan
(UTP Umum dan Jabatan).

Koordinator materi dan pelatih digunakan pada struktur


organisasi latihan teknis yang bertujuan memberi/memelihara/
meningkatkan kemampuan.

2) Organisasi pada latihan taktis.

a) Latihan taktis untuk Kompi ke bawah:


(1) Pimpinan umum latihan.
(2) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.
(3) Komandan latihan dan Wakil Komandan latihan.
(4) Bintara seksi pengamanan.
(5) Bintara seksi operasi.
(6) Bintara seksi administrasi dan logistik.
(7) Komandan seksi markas latihan.
(8) Koordinator Materi.
15
(9) Pelatih (metode Drilnis/Tis/Pur).
(10) Kawasdal.
(11) Wasit (metode Glalap).
(12) Pengendali (metode Glalap).
(13) Penilai (metode Glalap).
(14) Penimbul situasi.
(15) Pelaku.

Catatan:

Penilai, Kawasdal, wasit dan pengendali digunakan pada


struktur organisasi latihan taktis yang bertujuan menguji
kemampuan (UST).
Koordinator materi dan pelatih digunakan pada struktur
organisasi latihan taktis yang bertujuan memberi/memelihara/
meningkatkan kemampuan.

b) Latihan taktis untuk Batalyon/Detasemen ke atas dengan


menggunakan metode dril tempur:

(1) Pimpinan umum latihan.


(2) Penasihat latihan.
(3) Tim pengawas dan evaluasi latihan.
(4) Komandan latihan dan Wakil Komandan latihan.
(5) Sekretaris latihan.
(6) Kepala seksi pengamanan.
(7) Kepala seksi operasi.
(8) Kepala seksi administrasi logistik.
(9) Koordinator umum.
(10) Katim Lai.
(11) Koordinator materi.
(12) Detasemen markas latihan.
(13) Penimbul situasi.
(14) Pelaku.

Catatan:

Fungsi penilai dapat dirangkap oleh pelatih.


Susunan organisasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

16. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Pada Latihan Teknis.

1) Pimpinan umum latihan.

a) Menerbitkan Direktif sesuai program latihan.


b) Menentukan tim pengawasan dan evaluasi latihan.
c) Menerima paparan Rencana Garis Besar (RGB) dari Danlat.
d) Menerima paparan rencana kesiapan evaluasi dan penilaian
latihan dan laporan hasil pelaksanaan latihan dari tim Evlat.
e) Menerima laporan kesiapan dan hasil pelaksanaan latihan dari
Danlat.
f) Membuat laporan evaluasi latihan.
16
g) Bertanggungjawab langsung kepada Komando atas.
2) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.

a) Mengkoordinir dan meneliti serta mengoreksi jalannya latihan.


b) Mengkoordinir semua laporan hasil latihan.
c) Melaksanakan pengawasan terhadap pelatih dan pelaku
selama latihan.
d) Memberikan laporan hasil pengawasan dan evaluasi latihan
kepada Pimpinan umum latihan.
e) Bertanggungjawab langsung kepada Pimpinan umum latihan.

3) Komandan latihan.

a) Menyusun staf perancang latihan.


b) Memberi petunjuk kepada staf perancang latihan.
c) Membuat RGB tentang latihan yang akan dilaksanakan.
d) Memberi petunjuk secara umum kepada staf latihan.
e) Membuat rencana latihan.
f) Menerima paparan dari koordinator materi.
g) Memberikan briefing pelaku dan penyelenggara latihan.
h) Melaporkan kesiapan pelaksanaan latihan kepada Pimpinan
umum latihan.
i) Membuat laporan pelaksanaan latihan.
j) Bertanggungjawab kepada Pimpinan umum latihan.

4) Wakil Komandan latihan.

a) Mengkoordinir pekerjaan staf.


b) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai petunjuk Komandan
latihan.
c) Bertindak sebagai Komandan latihan apabila Komandan
latihan berhalangan.
d) Bertanggungjawab kepada Komandan latihan.

5) Sipamops.

a) Membuat rencana pengamanan dalam rangka latihan.


b) Memelihara keamanan dan ketertiban sebelum, selama dan
sesudah latihan.
c) Melaporkan semua perkembangan situasi keamanan yang
berhubungan dengan latihan.
d) Memeriksa tempat latihan dan menghitung kerusakan daerah
latihanuntuk memberikan ganti rugi (jika menggunakan daerah latihan
milik masyarakat/pihak lain).
e) Koordinasi dengan aparat setempat tentang penggunaan
daerah latihan.
f) Menyusun jadwal kegiatan latihan.
g) Menyiapkan sarana dan prasarana latihan baik peranti lunak
maupun peranti keras yang dibutuhkan.
h) Membantu Komandan latihan dalam menyusun Rencana Garis
Besar, rencana latihan dan mengendalikan serta mengawasi
kelancaran latihan sesuai dengan rencana latihan.
i) Membuat dan menata pos Komando latihan.
j) Melaksanakan koordinasi terus menerus dengan staf
penyeleggara latihan lainnya.
17
k) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
6) Siminlog.

a) Menyiapkan personel-personel yang diperlukan untuk latihan.


b) Membuat konsep kebutuhan personel dan materiil yang
digunakan dalam latihan.
c) Koordinasi dengan Sipamops tentang penyiapan
penyelenggaraan latihan.
d) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

7) Simalat.

a) Membantu Komandan dalam urusan dalam, dukungan


bantuan administrasi dan logistik serta ketertiban.
b) Mengawasi para pembantu latihan agar latihan berjalan lancar
sesuai dengan rencana.
c) Koordinasi dengan Komando kewilayahan setempat dalam
rangka membantu terjaminnya kelancaran latihan.
d) Koordinasi dengan Staf operasi latihan dalam mendukung
kebutuhan fasilitas Komando latihan.
e) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

8) Koordinator materi/pelatih.

a) Mengkoordinasikan jalannya latihan antara pelaku dan pelatih.


b) Memberikan materi latihan sesuai tanggung jawab.
c) Memberikan koreksi-koreksi jalannya latihan.
d) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

9) Katim penguji.

a) Mengkoordinir kegiatan pengujian.


b) Menghimpun data hasil pengujian dari para penguji.
c) Membuat laporan hasil pengujian kepada Komandan latihan.
d) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

10) Penguji.

a) Melaksanakan tugas-tugas pengujian dan penilaian terhadap


pelaku tentang pelaksanaan tugas sesuai persoalan yang diujikan.
b) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan penguji yang lain
dan Katim penguji.
c) Melaporkan hasil pengujian dan penilaian kepada Katim
penguji.
d) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

11) Pelaku.

a) Melaksanakan sesuai instruksi/perintah yang dikeluarkan oleh


Komandan latihan.
b) Menerima dan melaksanakan seluruh materi latihan yang
diberikan oleh pelatih.
c) Tanggap terhadap setiap permasalahan yang ditimbulkan oleh
pelatih.
18

b. Pada Latihan taktis.

1) Latihan taktis untuk Kompi/Baterai ke bawah.

a) Pimpinan umum latihan.

(1) Menerbitkan direktif sesuai program latihan.


(2) Menentukan tim pengawasan dan evaluasi latihan.
(3) Menerima paparan RGB dari Danlat.
(4) Menerima paparan kesiapan rencana evaluasi dan
penilaian latihan dari tim evaluasi latihan.
(5) Menerima laporan kesiapan dan hasil pelaksanaan
latihan dari Danlat.
(6) Membuat laporan evaluasi latihan.
(7) Bertanggung jawab langsung kepada Komando atas.

b) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.

(1) Mengkoordinir dan meneliti serta mengoreksi jalannya


latihan.
(2) Mengkoordinir semua laporan hasil latihan.
(3) Melaksanakan pengawasan terhadap pelatih dan
pelaku selama latihan.
(4) Memberikan evaluasi tentang latihan yang
dilaksanakan.
(5) Membuat laporan pengawasan dan evaluasi latihan.
(6) Bertanggungjawab langsung kepada Pimpinan umum
latihan.

c) Komandan latihan.

(1) Membentuk staf perancang latihan.


(2) Memberi petunjuk kepada staf perancang latihan.
(3) Membuat RGB tentang latihan yang akan dilaksanakan.
(4) Memaparkan RGB latihan kepada Pimpinan umum
latihan.
(5) Membuat Rencana Latihan (Renlat).
(6) Menerima paparan dari koordinator materi.
(7) Memberikan briefing pelaku dan penyelenggara latihan.
(8) Melaporkan kesiapan pelaksanaan latihan.
(9) Membuat laporan pelaksanaan latihan beserta hasil
yang dicapai.
(10) Bertanggungjawab kepada Pimpinan umum latihan.

d) Wakil Komandan latihan.

(1) Mengkoordinir pekerjaan staf.


(2) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai petunjuk
Komandan latihan.
(3) Bertindak sebagai Komandan latihan apabila Komandan
latihan berhalangan.
(4) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.
19

e) Bintara seksi pengamanan.

(1) Menyusun rencana pengamanan, memelihara dan


menjaga keamanan sebelum, selama dan sesudah latihan
berlangsung.
(2) Memberikan data-data yang berhubungan dengan
bidangnya.
(3) Koordinasi dengan aparat setempat tentang daerah
latihan yang digunakan.
(4) Mengecek tempat latihan dan menghitung kerusakan
untuk pelaksanaan ganti rugi.
(5) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

f) Bintara seksi operasi.

(1) Menyusun kelengkapan rencana latihan lengkap


dengan lampirannya.
(2) Menyusun rencana penggunaan waktu penyelengga-
raan latihan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan
dan pengakhiran.
(3) Mengkoordinir tugas dan tanggung jawab koordinator
materi.
(4) Menentukan daerah latihan yang digunakan secara
umum dan daerah latihan untuk setiap materi.
(5) Menyiapkan dan menata Kolat.
(6) Menyusun jadwal latihan.
(7) Melaksanakan pencatatan, pengawasan dan
pengendalian selama berlangsungnya latihan.
(8) Menghimpun catatan dan laporan dari koordinator
materi.
(9) Menyiapkan bahan kaji ulang pelaksanaan latihan
secara umum.
(10) Menyusun laporan hasil pelaksanaan latihan.
(11) Selalu koordinasi dengan staf penyelenggara latihan
lainnya.
(12) Bertanggungjawab kepada Komandan latihan.

g) Bintara seksi administrasi dan logistik.

(1) Menyiapkan personel-personel yang diperlukan untuk


latihan.
(2) Menyusun konsep bagian rencana latihan meliputi
susunan personel, materil, urusan dalam dan protokoler.
(3) Memberikan pelayanan administrasi tentang surat
menyurat.
(4) Bertindak sebagai sekretaris latihan.
(5) Menyiapkan dan mendistribusikan bahan logistik, alat
dan perlengkapan yang diperlukan untuk latihan.
(6) Bertanggungjawab kepada Komandan latihan.

h) Komandan seksi markas latihan.


20
(1) Membantu dalam urusan dalam, dukungan logistik,
keamanan dan ketertiban.
(2) Melayani para peserta latihan agar latihan berjalan
lancar sesuai rencana.
(3) Menyiapkan sarana dan prasarana dibidang
kemarkasan.
(4) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

i) Koordinator Materi.

(1) Mengkoordinasikan jalannya latihan antara pelaku,


pelatih dan pendukung.
(2) Memberikan koreksi-koreksi jalannya latihan.
(3) Memberi kaji ulang dan resume tentang materi latihan
yang diberikan.
(4) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

j) Pelatih.

(1) Mengkoordinasikan jalannya latihan antara pelaku dan


pelatih.
(2) Bertanggung jawab terhadap materi yang dilatihkan.
(3) Memberikan materi latihan sesuai tanggungjawabnya.
(4) Memberikan koreksi-koreksi jalannya latihan tentang
materinya.
(5) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

k) Wasit dan pengendali.

(1) Melaksanakan perwasitan dan pengendalian kepada


pelaku.
(2) Mengambil keputusan dan menyampaikan kepada
pelaku dengan cara pengendalian terhadap hal-hal yang
memerlukan penyelesaian sesuai skenario latihan.
(3) Membuat laporan hasil latihan disertai dengan saran
yang diajukan kepada pemimpin umum latihan.
(4) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

l) Penilai.

(1) Melaksanakan tugas penilaian terhadap pelaku tentang


pelaksanaan tugas sesuai pelemparan masalah yang
ditimbulkan.
(2) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan para wasit
dan pengendali.
(3) Membuat laporan hasil penilaian kepada kepala wasit/
pengendali.
(4) Bertanggung jawab kepada Komandan latihan.

m) Penimbul situasi.

(1) Melaksanakan semua ketentuan dan perintah yang


diberikan oleh pelatih/koordinator materi.
21
(2) Selama latihan berperan sebagai musuh, tokoh maupun
pejabat di lingkungan latihan.
(3) Membantu memperlancar jalannya latihan.
(4) Untuk latihan dengan metode geladi peta, geladi model,
geladi medan penimbul situasi dipraanggapkan.
(5) Bertanggungjawab kepada Kawasdal.

n) Pelaku.

(1) Melaksanakan sesuai instruksi/perintah yang


dikeluarkan oleh Komandan latihan.
(2) Melaksanakan seluruh materi yang diberikan oleh
pelatih.
(3) Tanggap terhadap setiap permasalahan yang
ditimbulkan oleh pelatih.
(4) Melaksanakan semua ketentuan yang diberlakukan oleh
Komando latihan selama latihan berlangsung.

2) Latihan taktis untuk Batalyon ke atas dengan metode Latihan tempur.

BAB IV
RENLAT DAN RENLAP

17. Rencana latihan (Renlat) adalah bentuk tulisan yang dibuat oleh Komandan
latihan pada saat perencanaan latihan, memuat petunjuk tentang pelaksanaan
penyelenggaraan latihan dan penjelasan tentang materi latihan yang akan dikembangkan
oleh koordinator materi latihan dalam membuat rencana lapangan (Renlap).
a. Tujuan.

1) Sebagai pertanggungjawaban dari Komando penyelenggara latihan


dalam perencanaan latihan.

2) Sebagai pedoman bagi koordinator materi latihan dalam membuat


Rencana Lapangan (Renlap).

b. Bentuk.

1) Bagian Kepala.

a) Klasifikasi:
(1) untuk rencana latihan yang sifatnya memberi, memelihara dan meningkatkan,
klasifikasi BIASA (tidak perlu dicantumkan); dan

(2) untuk rencanalatihan yang sifatnya menguji yang didalamnya terdapat jawaban
persoalan yang tidak boleh diketahui oleh pelaku, klasifikasi RAHASIA (dicantumkan pada
halaman pertama dan terakhir).

b) Kopstuk. Tulis pada bagian kiri atas baris pertama nama


satuan penanggungjawab, baris kedua ditulis Komando Latihan
dengan menggunakan huruf kapital.
22
c) Judul. Tulis judul rencana latihan di tengah atas dengan huruf
kapital.
2) Bagian Isi/Inti.

a) Penunjukan. Keterangan peta yang digunakan tentang peta,


Kedar, Tahun dan Lembaran peta.

b) Dasar. Diambil dari Direktif Latihan, Surat Perintah Latihan


atau Program Latihan Satuan.

c) Tujuan latihan. Diambil dari Program Latihan, Direktif Latihan,


untuk latihan dalam satuan dapat dirumuskan oleh Dansat dengan
mempelajari kebutuhan keterampilan/kemampuan satuannya yang
memuat:

(1) untuk latihan: Memberi, Memelihara, Meningkatkan....

(2) untuk uji : Menguji..........

d) Sasaran.

(1) Untuk latihan. Diambil dari program latihan atau direktif


latihan, apabila sasaran latihan masih bersifat umum maka
perlu dijabarkan dan dicantumkan sebagai sasaran latihan
pada rencana latihan atau pada lampiran acara latihan.

(2) Untuk uji. Lulus ………

e) Materi latihan. Dirumuskan dengan mempelajari tugas-tugas


pada sasaran latihan dan mengambil materi pelajaran dari tugas
terkait.

f) Macam, Metode, Sifat dan Bentuk Latihan. Sesuai dengan


macam, metode dansifat latihan yang akan dilaksanakan yaitu:

(1) macam Latihan: Memuat salah satu macam


latihan meliputi latihan teknis atau latihan taktis.

(2) metode Latihan: Disesuaikan dengan tujuan dan


sasaran latihan dengan memilih satu atau lebih metode latihan
teknis.

(3) sifat latihan : Digunakan untuk latihan taktis.

(4) bentuklatihan: Digunakan untuk latihan taktis tanpa


pasukan dan dengan pasukan.

g) Waktu dan tempat latihan. Diisi waktu dan tempat/daerah


yang akan digunakan.

h) Organisasi latihan. Berisi tentang struktur organisasi dan


peserta latihan mulai dari Pimpinan Umum Latihan, Komandan
latihan, Staf latihan, Pelatih dan Pendukung serta Pelaku.
23
i) Pelaksanaan latihan. Memuat garis besar tahapan
penyelenggaraan latihan yang akan dikembangkan, meliputi tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran latihan yaitu:

(1) Tahap perencanaan. Berisi kegiatan perencanaan


latihan dengan mencantumkan waktu dan tempat latihan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara sejak menerima direktif
sampai distribusi naskah.

(2) Tahap persiapan. Berisi kegiatan yang dilaksanakan


oleh penyelenggara dan pelaku.

(3) Tahap pelaksanaan. Berisi urutan pelaksanaan latihan


mulai dari sejak latihan dibuka sampai ditutup meliputi:

(a) Upacara pembukaan latihan.


i) Tanggal :
ii) Tempat :
iii) Peserta :
iv) Pakaian :

(b) Pentahapan latihan. Berisi tentang tahap-tahap


pengoperasionalan materi latihan yang akan
dilaksanakan. Dapat dilaksanakan dengan cara:

i) Blok materi. Maksudnya adalah dengan


cara menyelesaikan satu materi baru berlanjut
kemateri berikutnya.

ii) Blok metode. Maksudnya adalah men-


yelesaikan seluruh materi pada metode yang
sama baru berlanjut ke metode berikutnya.

iii) Blok tempat. Maksudnya adalah men-


yelesaikan seluruh materi di satu tempat latihan
baru berpindah ke daerah latihan berikutnya.

iv) Blok waktu. Maksudnya adalah men-


yelesaikan seluruh materi dalam kurun waktu
yang ditentukan baru beralih ke kurun waktu
berikutnya.

(c) upacara penutupan.


i) Tanggal :
ii) Tempat :
iii) Peserta :
iv) Pakaian :

(4) tahap pengakhiran. Berisi rangkaian kegiatan yang


berkaitan dengan evaluasi seluruh kegiatan latihan dan
penyusunan laporan.

j) Administrasi.
24
(1) Personel. Dibuat pengelompokan tugas peserta latihan
sesuai organisasi disertai kekuatannya.

(2) Logistik. Dibuat kebutuhan dukungan logistik berupa


dukungan operasional latihan dan dukungan logistik latihan.

(a) Dukungan operasional latihan. Dibuat dari hasil


rumusan kebutuhan yang diperlukan oleh kolat dan para
koordinator latihan pada tiap-tiap tahap latihan.

(b) Dukungan logistik latihan. Dibuat dari hasil


kebutuhan yang diperlukan oleh kolat dan koordinator
latihan pada tiap-tiap tahap latihan.

k) Komando dan Perhubungan. Dibuat alat perhubungan yang


digunakan serta tempat posko yang akan digunakan.

(1) Perhubungan. Dibuat rencana perhubungan yang


akan digunakan dan rencana operasional perhubungan yang
akan dimainkan.

(a) Komunikasi latihan menggunakan Protap


perhubungan latihan.
(b) Penggunaan alkom.

(2) Komando. Menjelaskan tempat yang akan digunakan.

(a) Komando Utama.


(b) Komando Latihan.
(c) Lain-lain. Hal-hal yang belum tercantum pada
rencana latihan disampaikan secara parsial/tertulis.

3) Bagian Akhir/Penutup.

a) Tempat Mako, Tanggal dan Waktu pembuatan serta Nama,


Pangkat, Korps serta NRP Komandan latihan, cantumkan di bagian
kanan bawah.

b) Lampiran. Cantumkan lampiran-lampiran yang diperlukan di


bagian kiri bawah, antara:

Contoh Format: Lampiran 3.

18. Rencana lapangan (Renlap). Adalah suatu bentuk tulisan yang dibuat
koordinator materi latihan, memuat tentang rencana kegiatan suatu materi latihan beserta
dukungannya secara rinci yang akan dioperasionalkan oleh pelatih.

a. Tujuan.

1) Sebagai alat kendali/pedoman pelatih dalam mengoperasionalkan


kegiatan latihan.

2) Sebagai bahan pertanggungjawaban Komandan latihan, koordinator


materi latihan dan pelatih dalam menyelenggarakan latihan.
25
3) Sebagai arsip penyelenggaraan latihan bagi satuan.

b. Bentuk.

1) Bagian Kepala.

a) Klasifikasi. Untuk rencana lapanganklasifikasi BIASA (tidak


perlu dicantumkan), apabila dalam rencana lapangan tersebut ada
jawaban persoalan yang tidak boleh diketahui oleh pelaku klasifikasi
RAHASIA (dicantumkan pada halaman pertama dan terakhir).

b) Kopstuk. Tulis pada bagian kiri atas baris pertama nama


satuan penanggungjawab, baris kedua ditulis Komando Latihan
dengan menggunakan huruf balok.

c) Judul. Tulis judul rencana lapangan di tengah atas dengan


huruf balok.

2) Bagian Isi/Inti.

a) Penunjukan. Keterangan peta yang digunakan tentang peta,


kedar, tahun dan lembar peta.

b) Dasar. Diambil dari Rencana Latihan, Program Kerja Satuan,


Surat Perintah dan lainnya.

c) Tujuan dan Sasaran latihan.

(1) Tujuan latihan. Diambil dari acara latihan pada rencana


latihan yang mendasari atau acara latihan pada Proglatsi yang
menjelaskan tujuan latihan dari materi latihan terkait.

(2) Sasaran latihan. Diambil dari acara latihan pada


Rencana Latihan yang mendasari atau dari acara latihan pada
Proglatsi yang menjelaskan tentang standar kemampuan yang
ingin dicapai dan materi latihan terkait.

d) Materi latihan. Diambil dari acara latihan pada Renlat


Komando atas atau dari acara latihan yang menjelaskan isi materi
latihan terkait.

e) Referensi. Buku petunjuk yang digunakan sebagai pedoman


dalam melatihkan materi terkait.

f) Macam, Metode, Sifat dan Bentuk Latihan. Sesuai dengan


Macam, Metode, Sifat dan Bentuk Latihan yang akan dilaksanakan.
g) Waktu dan Tempat Latihan. Diisi waktu dan tempat/daerah
yang akan digunakan.

h) Organisasi latihan. Dibuat sesuai kebutuhan, pada dasarnya


meliputi, Komandan latihan, Staf latihan, Koordinator materi, Pelatih,
Bulsi dan Pendukung serta pelaku dibuat pengelompokan tugas
masing-masing.
26
i) Pakaian dan Perlengkapan. Diisi pakaian dan perlengkapan
yang digunakan oleh pelatih, Bulsi, pendukung dan pelaku.

j) Pelaksanaan Latihan. Memuat tahapan penyelenggaraan


latihan yang akan dikembangkan, meliputi tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran latihan yang disusun
secara terperinci.

k) Administrasi.

(1) personel. Dibuat pengelompokan kekuatan sesuai


organisasi latihan.

(2) logistik. Dibuat rencana kebutuhan alat perlengkapan


yang digunakan dalam pelaksanaan latihan secara terperinci.

l) Lain-lain. Hal-hal yang belum tercantum pada rencana


lapangan disampaikan secara parsial/tertulis.

3) Bagian Akhir/Penutup.

a) Tempat Mako, Tanggal dan Waktu pembuatan serta Nama,


Pangkat, Korps serta NRP Koordinator Materi Latihan, cantumkan
dibagian kanan bawah sedangkan bagian kiri bawah mengetahui
Komandan latihan.

b) Lampiran. Cantumkan lampiran-lampiran yang diperlukan


dibagian kiri bawah, antara lain:
- Latnis - Lattis

1. Struktur organisasi 1. Struktur Organisasi Latihan


2. Jadwal latihan 2. Jadwal latihan
3. Pembagian Tugas Pelatih 3. Bagan Daerah Latihan
4. Bagan Daerah Latihan 4. Pembagian Tugas Pelatih
5. Jaring Komunikasi 5. Rencana Kegiatan Latihan
6. Rencana Pengamanan 6. Kaum, Kasus dan Kalan (untuk
7. Petunjuk Tata tertib metode latihan GPMM)
8. Checklist 7. Lembar Keadaan (untuk metode
latihan Dril Tis dan Dril Pur)
8. Perintah Operasi (untuk metode
latihan Dril Tis dan Dril Pur)
9. Jaring Komunikasi
10. Rencana Pengamanan
11. Petunjuk Tata Tertib
12. Checklist

19. Perbedaan Renlat dengan Renlap.

a. Rencana Latihan.

1) Memuat petunjuk tentang pelaksanaan penyelenggaraan latihan dan


penjelasan tentang materi latihan secara garis besar.
27

2) Sebagai pertanggungjawaban dari Komando penyelenggara latihan


dalam perencanaan latihan.

3) Dibuat oleh Dan Lat.

4) Sebagai pedoman bagi koordinator materi latihan dalam membuat


Rencana Lapangan.

b. Rencana Lapangan.

1) Memuat tentang rencana kegiatan suatu materi latihan beserta


dukungannya secara rinci.

2) Sebagai alat kendali/pedoman pelatih dalam mengoperasionalkan


kegiatan latihan.
3) Dibuat oleh Koordinator materi dan diketahui oleh Dan Lat.

4) Sebagai bahan pertanggungjawaban Komandan Latihan, koordinator


dan pelatih dalam menyelenggarakan latihan.

BAB V
PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN LATIHAN

20. Umum. Untuk mendapatkan suatu ketepatan, keteraturan, ketertiban dan


keamanan yang efektif serta efisien dalam suatu penyelenggaraan latihan perlu
pengaturan tata kerja yang berlaku. Tata cara tersebut diatur dalam proses kegiatan
dimulai dari perencanan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran latihan.

21. Pelaksanaan Kegiatan Latihan Teknis. Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
penyelenggara agar penyelenggaraan latihan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan dengan menggunakan metode latihan ceramah, audio visual, diskusi,
peninjauan (pengamatan), peragaan (demonstrasi) praktek lapangan dan aplikasi melalui:

a. Perencanaan. Setelah menerima direktif latihan, maka komandan latihan


yang ditunjuk membentuk staf perancang latihan dengan kegiatan :

1) Mempelajari direktif latihan.


2) Mempelajari referensi sesuai materi latihan.
3) Menyusun organisasi latihan.
4) Koordinasi dengan satuan/instansi terkait.
5) Peninjauan medan.
6) Membuat rencana garis besar.
7) Paparan rencana garis besar kepada pimpinan umum latihan.
8) Menyempurnakan rencana garis besar.
9) Menyusun rencana latihan.
10) Membuat rencana lapangan oleh koordinator materi.
11) Distribusi rencana latihan dan rencana lapangan.

Catatan :
- Staf perancang latihan bertugas menyusun naskah latihan sekaligus masuk
dalam organisasi Komando Latihan (Kolat).
28
b. Persiapan.

1) Persiapan penyelenggara.

a) Penyiapan komando latihan.


b) Briefing kepada pelaku dan pelatih.
c) Penataran pelatih.
d) Latihan pendahuluan (apabila menggunakan tim peraga).
e) Penyiapan tempat/medan latihan.
f) Pengecekan akhir personel dan sarana prasarana latihan.

2) Persiapan pelaku.

a) Penyiapan personel dan Alpal/materiil.


b) Menerima briefing dari komandan latihan.
c) Mengecek personel dan perlengkapan yang akan digunakan
dalam latihan.
d) Pengecekan akhir.

c. Pelaksanaan.
a) Pembukaan. Pimumlat/Danlat menyampaikan penekanan kembali
tentang tujuan, sasaran dan keamanan latihan.
b) Mekanisme latihan. Sesuai dengan tahap latihan yang dilaksanakan
oleh pelaku dengan pelatih/Wasdal.
c) Debriefing/kaji ulang selesai pelaksanaan latihan.
d) Penutupan latihan oleh Pimumlat/Danlat.

d. Pengakhiran.

1) Rapat pelatih dipimpin Danlat.


2) Pemeriksaan personel dan materiil.
3) Kaji ulang secara keseluruhan tentang pelaksanaan latihan.
4) Perhitungan ganti rugi.
5) Laporan hasil latihan kepada Pimumla

22. Kegiatan Latihan Taktis.

a. Latihan taktis untuk Kompi/Baterai ke bawah yang menggunakan metode


Geladi peta, Geladi model, Geladi medan, Dril teknis, Dril taktis, Dril tempur.

1) Perencanaan. Setelah menerima direktif latihan maka komandan


latihan yang ditunjuk membentuk staf perancang latihan dengan kegiatan :

a) Mempelajari direktif latihan.


b) Mempelajari referensi sesuai materi latihan.
c) Menyusun organisasi latihan.
d) Koordinasi dengan satuan/instansi terkait.
e) Peninjauan medan.
f) Membuat rencana garis besar.
g) Paparan rencana garis besar kepada pimpinan umum latihan.
h) Menyempurnakan rencana garis besar.
i) Menyusun rencana latihan.
j) Membuat rencana lapangan oleh koordinator materi.
k) Pendistribusian rencana latihan dan rencana lapangan.
29
2) Persiapan.

a) Persiapan penyelenggara.
(1) Penyiapan komando latihan.
(2) Briefing kepada pelaku dan pelatih/Wasdal.
(3) Penataran pelatih/Wasdal.
(4) Latihan pendahuluan.
(5) Penyiapkan tempat/medan latihan.
(6) Pengecekan akhir personel sarana dan prasarana
latihan.

b) Persiapan pelaku.

(1) Menerima briefing dari komandan latihan.


(2) Pengecekan personel dan perlengkapan yang akan
digunakan dalam latihan.
(3) Pengecekan akhir.
(4) Pemindahan pasukan.
.
3) Pelaksanaan.

a) Pembukaan. Pimumlat/Danlat menyampaikan penekanan


kembali tentang tujuan, sasaran dan keamanan latihan.
b) Mekanisme latihan. Sesuai dengan tahap latihan yang
dilaksanakan oleh pelaku dengan pelatih/Wasdal.
c) Debriefing/kaji ulang selesai pelaksanaan latihan.
d) Penutupan latihan oleh Pimumlat/Danlat.

4) Pengakhiran.

a) Rapat pelatih dipimpin Danlat.


b) Pemeriksaan personel dan materiil.
c) Kaji ulang.
d) Perkiraan ganti rugi.
e) Laporan hasil latihan kepada Pimumlat.

Catatan :
- Pada saat menyusun Rencana Garis Besar (RGB) harus dilengkapi
dengan skenario yang meliputi pemeran latihan, latar belakang setting
strategis dan rencana setting taktis.
- Untuk UST tingkat Regu sampai dengan tingkat Kompi cukup
membuat rencana latihan.
30
BAB VI
LAPORAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN LATIHAN

26. Umum. Laporan latihan adalah suatu rangkuman dari hasil penyelenggaraan
latihan yang disampaikan oleh penyelenggara latihan kepada Komando Atas.

27. Tujuan. Laporan latihan adalah sebagai pertanggungjawaban dan bahan


masukan kepada pimpinan tentang data/fakta dari kegiatan yang telah dilaksanakan guna
kepentingan penentuan kebijakan dalam bidang pembinaan latihan yang akan datang.

28. Syarat.

a. Benar, objektif, lengkap dan jelas.


b. Tepat waktu.
c. Menurut bentuk yang telah ditentukan.
d. Berisi data dan fakta yang benar diperlukan bagi pembina latihan.

29. Bentuk.

a. Bagian Kepala.

1) Kopstuk. Tulis pada bagian kiri atas baris pertama (atas) nama
satuan penanggung jawab, baris kedua ditulis Komando latihan dengan
menggunakan huruf balok.

2) Judul. Judul ditulis ditengah dengan huruf balok nama laporan


latihan.

b. Bagian Isi/Inti.

1) Pendahuluan.

a) Umum. Penjelasan secara umum yang mengantarkan isi


laporan latihan.

b) Maksud dan Tujuan. Menjelaskan tentang maksud dan tujuan


pembuatan laporan.

c) Ruang Lingkup. Ruang lingkup laporan.

d) Dasar. Diambil dari Direktif Latihan, Rencana Latihan/Naskah


latihan.

2) Pokok-Pokok Penyelenggaraan Latihan.

a) Tujuan Latihan. Tujuan yang ingin dicapai pada pelaksanaan


latihan.

b) Sasaran Latihan. Sasaran kemampuan yang ingin dicapai.

c) Waktu Latihan. Waktu pelaksanaan latihan.

d) Peserta. Jumlah personel peserta latihan.


31
e) Macam, Sifat, Metode dan Tingkat latihan. Uraikan tentang
macam, sifat, metode dan tingkat yang dilatihkan.

f) Materi Latihan. Uraikan tentang materi latihan yang


dilaksanakan.

3) Pelaksanaan.

a) Penjelasan tentang pelaksanaan latihan yang memuat:

(1) mekanisme latihan;


(2) realisme pelaksanaan latihan; dan
(3) kesiapan pelaku/penguasaan materi.

b) Lain-lain. Tentang hal-hal yang dianggap perlu dan penting


untuk dicantumkan dalam laporan.

4) Hasil yang dicapai.

RAHASIA
32
a) Berisi hasil pelaksanaan latihan yang diperoleh dari
pencatatan latihan dan temuan Wasdal. Hasil yang diperoleh apakah
dapat mencapai sasaran latihan yang dikehendaki atau tidak.

b) Kendala dan upaya untuk mengatasi. Ditulis kendala-kendala


yang menghambat pelaksanaan latihan dan upaya yang dilakukan
untuk mengatasi kendala tersebut.

c. Bagian Akhir/Penutup.

1) Kesimpulan. Ditulis kesimpulan dari penyelenggaraan latihan,


apakah tujuan dan sasaran latihan tercapai atau tidak dihadapkan pada
kendala yang ada, sebagai bahan pertimbangan untuk di evaluasi oleh
Komando atasan penerima laporan.

2) Saran. Penyampaian hal-hal yang perlu mendapat perhatian atas


kendala-kendala yang dihadapi sesuai pada poin kesimpulan untuk
ditindaklanjuti oleh Komando atasan sebagai bahan pertimbangan pada
latihan yang akan datang.

3) Tempat Mako, tanggal dan waktu pembuatan, Nama, Pangkat, Korps


serta NRP Danlat.

Catatan:

1. Laporan pelaksanaan latihan dibuat oleh Komandan latihan paling


lambat 7 hari setelah selesai menyelenggarakan latihan.

2. Pimpinan umum latihan melaporkan hasil pelaksanaan latihan ke


Komando atas dalam bentuk surat biasa yang dilampiri dengan laporan
pelaksanaan latihan dari Komando latihan.
32

BAB VIII
PENUTUP

30. Penutup. Demikian Naskah Sekolah tentang Nikgarlat ini disusun sebagai
pedoman bagi tenaga pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar pada
pendidikan Bintara TNI AD.

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri,

Tri Soewandono
Mayor Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai