PETUNJUK INDUK
tentang
JASMANI MILITER
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer merupakan jabaran dari Doktrin TNI
AD “Kartika Eka Paksi” yang berisi penjelasan fungsi teknis khusus TNI AD yaitu
fungsi jasmani militer. Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer berisi uraian fungsi
jasmani militer yang menyelenggarakan pembentukan, peningkatan dan
pemeliharaan meliputi postur tubuh, kesegaran jasmani dan ketangkasan jasmani
serta olahraga dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.
b. Dalam pembinaan dan penggunaan fungsi jasmani militer saat ini masih
berpedoman pada Buku Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer yang disahkan
dengan Peraturan Kasad nomor Perkasad/7/II/2011 tanggal 14 Februari 2011,
yang berisi fungsi utama jasmani militer meliputi postur tubuh, kesegaran dan
ketangkasan jasmani, namun fungsi olahraga belum dicantumkan sebagai salah
satu fungsi utama. Sedangkan berdasarkan Perkasad Nomor Kep/37/X/2006
tanggal 30 Oktober 2006 tentang Organisasi dan Tugas Dinas Jasmani TNI AD
pada Susunan Orgas terdapat Sub Dinas Pembinaan Olahraga (Subdisbinor)
sebagai eselon pembantu pimpinan.Disamping itu dihadapkan pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan Doktrin TNI AD
“Kartika Eka Paksi”(KEP) sesuai Keputusan Kasad Nomor Kep/480/XII/2013
tanggal 4 Desember 2013 tentang Naskah Sementara Doktrin “Kartika Eka Paksi”
yang berisi penjelasan fungsi teknis khusus TNI AD diantaranya yaitu fungsi
jasmani militer yang meliputi fungsi postur tubuh, kesegaran jasmani dan
ketangkasan jasmani serta olahraga, sehingga Buku Petunjuk Induk tentang
Jasmani Militer sudah tidak valid.
b. Tata Urut. Petunjuk induk ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :
1) Bab I Pendahuluan.
4. Dasar.
BAB II
KETENTUAN POKOK PENYELENGGARAAN
JASMANI MILITER
7. Peran. Jasmani Militer sebagai salah satu fungsi teknis khusus TNI AD,
berperan dalam pembentukan jasmani prajurit yang dilaksanakan melalui kegiatan
pembentukan, peningkatan dan pemeliharaan serta pengujian postur tubuh, kesegaran
jasmani dan ketangkasan jasmani serta olahraga baik perorangan maupun satuan dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas dan pembinaan karier prajurit TNI AD.
8. Tugas.
b. Tugas-tugas:
ketrengginasan dalam melakukan gerakan umum dan khusus baik yang sulit
maupun berat dilaksanakan dengan cepat dan tepat.
10. Asas.
BAB III
DASAR PENYELENGGARAAN JASMANI MILITER
b. Sasaran.
a. Subjek.
1) Pembinaan fungsi.
2) Sarana.
b) olahraga;
c) fitness;
e) medan tangkas;
f) renang militer;
h) senam militer.
3) Prasarana.
b) medan buatan.
BAB IV
PEMBINAAN FUNGSI JASMANI MILITER
15. Umum. Dalam rangka mewujudkan sasaran pencapaian tugas pokok dan
fungsi organisasi jasmani Angkatan darat perlu melaksanakan pembinaan fungsi-fungsi
jasmani meliputi fungsi postur tubuh, kesegaran jasmani, ketangkasan jasmani dan olah
raga dan pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di
lingkungan TNI AD dan selaras dengan kebijakan Pimpinan. Untuk menjamin kelancaran
penyelenggaraan pembinaan fungsi jasmani militer, maka diperlukan tata cara pembinaan
meliputi, proses dan prosedur.
16. Postur Tubuh. Pembinaan fungsi Postur tubuh bagi organisasi jasmani
Angkatan Darat dalam rangka pembentukan postur tubuh bagi prajurit agar memiliki
perbandingan tinggi badan dan berat badan proporsional, serta penampilan yang
berwibawa dan sikap gerak yang terampil serasi dan menarik. Dalam melaksanakan
pembinaan postur tubuh harus memperhatikan :
a. Proses.
1) Perencanaan.
2) Pengorganisasian.
a) Tingkat Pusat.
b) Tingkat Kotama/Balakpus.
11
c) Tingkat Satuan.
3) Pelaksanaan.
a) Kegiatan Awal.
c) Kegiatan Akhir.
b. Prosedur.
1) Tingkat Pusat.
b) Kadisjasad.
2) Tingkat Kotama/Balakpus.
a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.
b) Kajas/Pajas.
3) Tingkat Satuan.
a) Dansat.
b) Pajas.
a. Proses.
1) Perencanaan.
2) Pengorganisasian.
a) Tingkat Pusat.
b) Tingkat Kotama/Balakpus.
c) Tingkat Satuan.
3) Pelaksanaan.
a) Kegiatan Awal.
c) Kegiatan Akhir.
b. Prosedur.
1) Tingkat Pusat.
b) Kadisjasad.
2) Tingkat Kotama/Balakpus.
a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.
b) Kajas/Pajas.
3) Tingkat Satuan.
a) Dansat.
b) Pajas.
a. Proses.
1) Perencanaan.
2) Pengorganisasian.
a) Tingkat Pusat.
b) Tingkat Kotama/Balakpus.
c) Tingkat Satuan.
3) Pelaksanaan.
a) Kegiatan Awal.
c) Kegiatan Akhir.
b. Prosedur.
1) Tingkat Pusat.
b) Kadisjasad.
2) Tingkat Kotama/Balakpus.
a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.
b) Kajas/Pajas.
3) Tingkat Satuan.
a) Dansat.
b) Pajas.
19. Olahraga. Pembinaan fungsi olahraga bagi organisasi TNI AD dalam rangka
pembentukan, pemeliharaan dan peningkatan untuk membentuk prajurit TNI AD agar
memiliki kemampuan olahraga dan prestasi olahraga yang mampu berkompetisi baik
secara nasional maupun internasional. Dalam melaksanakan pembinaan olahraga harus
memperhatikan:
a. Proses.
1) Perencanaan.
2) Pengorganisasian.
a) Tingkat Pusat.
b) Tingkat Kotama/Balakpus.
c) Tingkat Satuan.
3) Pelaksanaan.
a) Kegiatan Awal.
c) Kegiatan Akhir.
b. Prosedur.
1) Tingkat Pusat.
b) Kadisjasad.
2) Tingkat Kotama/Balakpus.
a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.
b) Kajas/Pajas.
3) Tingkat Satuan.
a) Dansat.
b) Pajas.
BAB V
PENGGUNAAN JASMANI MILITER
20. Umum. Penggunaan jasmani militer merupakan salah satu kegiatan yang
diarahkan untuk penyelenggaraan pengujian/pemeriksaan dari hasil pembinaan, oleh
karena itu pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di
lingkungan Angkatan Darat dan selaras dengan kebijakan Pimpinan. Untuk menjamin
kelancaran penyelenggaraan pengujian/pemeriksaan terhadap postur tubuh, kesegaran
jasmani, ketangkasan jasmani dan olahraga,maka diperlukan tata cara
pengujian/pemeriksaan meliputi, sasaran dan penyelenggaraan.
b. Penyelenggaraan.
1) Perencanaan.
2) Persiapan.
a) pengecekan personel;
3) Pelaksanaan.
4) Pengakhiran.
b. Penyelenggaraan
1) Perencanaan.
2) Persiapan.
a) pengecekan personel;
3) Pelaksanaan.
4) Pengakhiran.
b. Penyelenggaraan
1) Perencanaan.
2) Persiapan.
a) pengecekan personel;
3) Pelaksanaan.
4) Pengakhiran.
24. Olahraga.
b. Penyelenggaraan
1) Perencanaan.
2) Persiapan.
a) pengecekan personel;
3) Pelaksanaan.
4) Pengakhiran.
BAB VI
TATARAN KEWENANGAN
25. Umum. Agar pembinaan dan penggunaan jasmani militer berdaya guna dan
berhasil guna diperlukan tataran kewenangan dan tanggung jawab dari masing-masing
tingkatan yang telah ditentukan, sesuai dengan batas kewenangan dan tanggung jawab
masing-masing eselon, tingkat pusat, Kotama/Balakpus dan tingkat satuan.
BAB VII
PENUTUP
29. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam petunjuk
Induk ini oleh pembina dan pengguna akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan di
dalam pembinaan dan penggunaan fungsi teknis khusus jasmani militer di lingkungan TNI
AD.
30. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasa perlu dan berkaitan dengan adanya
tuntutan kebutuhan untuk penyempurnaan Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer ini agar
disarankan kepada Kasad melalui Komandan Kodiklat TNI AD sesuai dengan mekanisme
umpan balik.
Lodewijk F. Paulus
Letnan Jenderal TNI