Anda di halaman 1dari 28

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/681/ XII /2014


Tanggal 5 Desember 2014

PETUNJUK INDUK

tentang

JASMANI MILITER

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer merupakan jabaran dari Doktrin TNI
AD “Kartika Eka Paksi” yang berisi penjelasan fungsi teknis khusus TNI AD yaitu
fungsi jasmani militer. Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer berisi uraian fungsi
jasmani militer yang menyelenggarakan pembentukan, peningkatan dan
pemeliharaan meliputi postur tubuh, kesegaran jasmani dan ketangkasan jasmani
serta olahraga dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

b. Dalam pembinaan dan penggunaan fungsi jasmani militer saat ini masih
berpedoman pada Buku Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer yang disahkan
dengan Peraturan Kasad nomor Perkasad/7/II/2011 tanggal 14 Februari 2011,
yang berisi fungsi utama jasmani militer meliputi postur tubuh, kesegaran dan
ketangkasan jasmani, namun fungsi olahraga belum dicantumkan sebagai salah
satu fungsi utama. Sedangkan berdasarkan Perkasad Nomor Kep/37/X/2006
tanggal 30 Oktober 2006 tentang Organisasi dan Tugas Dinas Jasmani TNI AD
pada Susunan Orgas terdapat Sub Dinas Pembinaan Olahraga (Subdisbinor)
sebagai eselon pembantu pimpinan.Disamping itu dihadapkan pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan Doktrin TNI AD
“Kartika Eka Paksi”(KEP) sesuai Keputusan Kasad Nomor Kep/480/XII/2013
tanggal 4 Desember 2013 tentang Naskah Sementara Doktrin “Kartika Eka Paksi”
yang berisi penjelasan fungsi teknis khusus TNI AD diantaranya yaitu fungsi
jasmani militer yang meliputi fungsi postur tubuh, kesegaran jasmani dan
ketangkasan jasmani serta olahraga, sehingga Buku Petunjuk Induk tentang
Jasmani Militer sudah tidak valid.

c. Agar Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer dapat digunakan sebagai


pedoman dalam pelaksanaan tugas bagi satuan, sumber bahan ajaran bagi
lembaga pendidikan di lingkungan TNI AD, dan rujukan bagi petunjuk pada strata di
bawahnya, maka Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer yang ada saat ini perlu
direvisi.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Petunjuk induk ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran


dan penjelasan tentang fungsi jasmani militer dalam rangka pembinaan dan
penggunaan jasmani militer.
4

b. Tujuan. Petunjuk induk ini agar dapat dijadikan pedoman dalam


mewujudkan kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak keselarasan
pembinaan dan penggunaan fungsi jasmani militer baik perorangan maupun
satuan di lingkungan TNI AD.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan petunjuk induk ini meliputi


ketentuan pokok, dasar penyelenggaraan jasmani militer, pembinaan dan
penggunaanjasmani militer serta tataran kewenangan sesuai dengan peran, tugas
dan fungsi jasmani militer.

b. Tata Urut. Petunjuk induk ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Pokok Penyelenggaraan Jasmani Militer.

3) Bab III Dasar Penyelenggaraan Jasmani Militer.

4) Bab IV Pembinaan Jasmani Militer.

5) Bab V Penggunaan Jasmani Militer.

6) Bab VI Tataran Kewenangan.

7) Bab VII Penutup.

4. Dasar.

a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 27


Maret 2010 tentang Pembentukan Satlak Prima dalam rangka menuju Indonesia
Emas;

b. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/7/II/2011 tanggal 14 Pebruari 2011


tentang Buku Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer;

c. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/24-02/IX/2011 tanggal 1 September


2011 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan, Penerbitan Doktrin
dan Buku Petunjuk TNI AD;

d. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/56-02/XII/2012 tanggal 28 Desember


2012 tentang Buku Petunjuk Teknis tentang Tentang Tata Cara Penyusunan Buku
Petunjuk TNI AD;

e. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/63-02/XII/2013 tanggal 24 Desember


2013 tentang Buku Petunjuk Teknis tentang Stratifikasi Bujuk TNI TNI AD;

f. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013


tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Administrasi
Umum TNI AD; dan
5

g. Keputusan Kasad Nomor Kep/480/XII/2013 tanggal 4 Desember 2013


tentang Naskah Sementara Doktrin “Kartika Eka Paksi”.

5. Pengertian (Sublampiran A).

BAB II
KETENTUAN POKOK PENYELENGGARAAN
JASMANI MILITER

6. Umum. Penyelenggaraan jasmani militer pada dasarnya merupakan suatu


upaya pekerjaan dan kegiatan untuk membentuk, meningkatkan dan memelihara postur
tubuh, kesegaran jasmani dan ketangkasan jasmani serta olahraga prajurit. Agar
penyelenggaraan jasmani militer dapat mencapai hasil yang optimal diperlukan kesamaan
persepsi tentang ketentuan pokok meliputi peran, tugas, fungsi dan asas.

7. Peran. Jasmani Militer sebagai salah satu fungsi teknis khusus TNI AD,
berperan dalam pembentukan jasmani prajurit yang dilaksanakan melalui kegiatan
pembentukan, peningkatan dan pemeliharaan serta pengujian postur tubuh, kesegaran
jasmani dan ketangkasan jasmani serta olahraga baik perorangan maupun satuan dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas dan pembinaan karier prajurit TNI AD.

8. Tugas.

a. Tugas Pokok. Jasmani Militer melaksanakan pembinaan dan penggunaan


fungsi jasmani militer baik perorangan maupun satuan dalam rangka mendukung
tugas pokok TNI AD.

b. Tugas-tugas:

1) membina dan menggunakan postur tubuh prajurit;

2) membina dan menggunakan kesegaran jasmani prajurit ;

3) membina dan menggunakan ketangkasan jasmani prajurit;dan

4) membina dan menggunakan olahraga.

9. Fungsi. Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut maka jasmani militer


melaksanakan fungsi sebagai berikut:

a. Postur Tubuh. Menyelenggarakan kegiatan pembentukan,


peningkatan, pemeliharaan postur tubuh sehingga setiap prajurit memiliki
perbandingan tinggi badan dan berat badan secara proporsional, dan
menampilkan sosok prajurit yang berwibawa serta sikap gerak yang terampil,
serasi dan menarik.

b. Kesegaran Jasmani. Menyelenggarakan kegiatan pembentukan,


peningkatan, pemeliharaan kemampuan daya tahan jantung dan paru, kekuatan
dan daya tahan otot, sehingga setiap prajurit dalam melaksanakan tugas tidak
mengalami kelelahan yang berarti dan dapat terhindar dari cedera.

c. Ketangkasan Jasmani. Menyelenggarakan kegiatan pembentukan,


peningkatan, pemeliharaan kesanggupan tubuh yang meliputi keterampilan dan
6

ketrengginasan dalam melakukan gerakan umum dan khusus baik yang sulit
maupun berat dilaksanakan dengan cepat dan tepat.

d. Olahraga. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan peningkatan


kebugaran jasmani prajurit secara teratur dan terencana sehingga memilki
kemampuan olahraga dan prestasi olahraga yang mampu berkompetisi baik secara
nasional maupun intenasional.

10. Asas.

a. Pembinaan Jasmani Militer sebagai fungsi komando.Pembinaan jasmani


militer merupakan tanggung jawab setiap Komandan/Kepala di satuan jajaran TNI
AD yang harus menjamin terselenggara dan tercapainya sasaran dalam
pembinaan jasmani militer sesuai dengan kepasitasnya.

b. Tujuan. Penyelenggaraan jasmani militer harus mengarah dalam


mempersiapkan, mendukung pelaksanaan tugas pokok dan menunjang kehidupan
prajurit sehari-hari.

c. Manfaat. Penyelenggaraan Jasmani Militer harus dapat memberikan


manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembinaan kekuatan TNI AD.

d. Fleksibel. Prosedur dan mekanisme penyelenggaraan Jasmani Militer


harus mudah menyesuaikan dengan perkembangan ilmu keolahragaan (sport
science) dan perkembangan teknologi keolahragaan (sport technology) serta
kegiatan riset ilmu Jasmani olahraga (sport medicine) dan organisasi TNI AD.

e. Kesatuan Komando. Dalam setiap penyelenggaraan kegiatan jasmani


militer di jamin adanya kesatuan usaha dan kegiatan oleh setiap tingkat komando
pembina latihan jasmani militer, agar pelaksanaan latihan jasmani militer dapat
terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik.

f. Keamanan. Dalam setiap penyelenggaraan kegiatan jasmani militer harus


selalu memperhatikan faktor dan tindakan keamanan tanpa mengabaikan
pencapaian hasil sesuai dengan yang diharapkan.
g. Berkesinambungan. Pembinaan jasmani militer harus dilaksanakan
secara terencana, terprogram dan terus menerus sesuai dengan prinsip-prinsip
tahapan latihan sehingga diperoleh hasil pembinaan yang optimal.
h. Legalitas. Penyelenggaraan jasmani militer berpegang teguh pada
ketentuan-ketentuan dan atau norma-norma yang ditentukan.
i. Dapat dipertanggungjawabkan. Penyelenggaraan pembinaan
jasmani militer sesuai ketentuan yang berlaku melalui serangkaian proses latihan
secara bertahap yang hasilnya harus dapat dipertanggungjawabkan secara
langsung baik perorangan maupun satuan melalui pemeriksaan dan pengujian.
j. Totalitas. Penyelenggaraan jasmani militer dilakukan secara
komprehensif dengan mengembangkan seluruh potensi kemampuan jasmani guna
meningkatkan kesamaptaan dan kesehatan tubuh serta mental kejuangan.
k. Realistis. Sasaran pembinaan jasmani militer baik secara perorangan
maupun satuan adalah untuk mencapai standar kemampuan jasmani yang telah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan dan tidak menargetkan tujuan diluar
kemampuan prajurit.
7

BAB III
DASAR PENYELENGGARAAN JASMANI MILITER

11. Umum. Penyelenggaraan Jasmani Militer merupakan bagian dari


penyelenggaraan fungsi teknis khusus TNI AD. Agar dalam pelaksanaan jasmani militer
dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka diperlukan adanya suatu
dasar penyelenggaraan fungsi jasmani militer yang meliputi tujuan dan sasaran, subjek,
objek, metode, sarana dan prasarana serta pedoman penyelenggaraan dalam pembinaan
dan penggunaan jasmani militer.

12. Tujuan dan sasaran.

a. Tujuan. Terwujudnya kemampuan jasmani prajurit yang samapta baik


secara perorangan maupun satuan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI
AD.

b. Sasaran.

1) Postur Tubuh. Terbentuknya postur tubuh yang memiliki


perbandingan tinggi badan dengan berat badan secara proporsional,
sehingga dapat menampilkan sosok prajurit yang berwibawa dan sikap
gerak yang terampil serasi dan menarik.

2) Kesegaran Jasmani. Terbentuknya prajurit TNI AD yang


memilki kesegaran jasmani yang baik meliputi daya tahan jantung dan paru,
kekuatan dan daya tahan otot, sehingga setiap prajurit dalam melaksanakan
tugas tidak mengalami kelelahan yang berarti dan dapat terhindar dari
cedera.

3) Ketangkasan Jasmani. Terbentuknya prajurit TNI AD yang


memiliki kesanggupan tubuh yang meliputi keterampilan dan ketrengginasan
dalam melakukan gerakan umum dan khusus baik yang sulit maupun berat
dilaksanakan dengan cepat dan tepat.

4) Olahraga. Terbentuknya prajurit TNI AD yang memiliki kebugaran


jasmani sehingga memiliki kemampuan olahraga dan prestasi olahraga yang
mampu berkompetisi baik secara nasional maupun Internasional.

13. Subjek,Objek,Metode, dan Sarpras.

a. Subjek.

1) Pusat. Kasad sebagai penentu kebijakan penyelenggaraan fungsi


jasmani militer yang dalam pelaksanaan sehari-hari oleh Kadisjasad selaku
Staf Khusus Kasad.

2) Kotama/Balakpus. Pang/Gub/Dan/Dir/Ka sebagai penanggung


jawab penyelenggaraan fungsi Jasmani Militer di satuan jajarannya yang
dalam pelaksanaan sehari-hari oleh Kajas Kotama/Pajas Balakpus sebagai
staf khusus Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.

3) Satuan. Dan/Ka satuan sebagai Penanggung jawab


penyelenggaraan fungsi jasmani militer di satuannya yang dalam
8

pelaksanaan sehari-hari oleh Perwira jasmani dan atau Perwira/ Bintara


jasmani satuan yang memiliki kualifikasi jasmani militer.

b. Objek. Penyelenggaraan fungsi Jasmani militer ditujukan kepada


seluruh prajurit TNI AD baik perorangan maupun hubungan satuan.

c. Metode. Untuk mewujudkan pencapaian tugas pokok dan fungsi


jasmani menggunakan metode, sebagai berikut:

1) Pembinaan fungsi.

a) Pendidikan . Dalam mewujudkan tercapainya penyelenggara-


an pembinaan jasmani militer maka dibutuhkan pengembangan
pendidikan guna percepatan penyerapan ilmu dan pengembangan
teknologi keolahragaan (sport technology) dan kegiatan riset ilmu
keolahragaan serta ilmu kesehatan olahraga (sport medicine),
sehingga proses penyelenggaraan pembinaan jasmani militer dapat
sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

b) Latihan . Penyelenggaraan jasmani militer dilaksanakan


melalui kegiatan latihan (Latihan dalam rangka Uji Siap Jasmani
Militer ( USJM ) dimulai dari tingkat perorangan sampai dengan
satuan agar prajurit memiliki kemampuan jasmani dalam rangka
mendukung tugas pokok satuan

c) Asistensi. Kegiatan yang dilaksanakan dengan cara


melakukan bantuan dan bimbingan teknis secara langsung terhadap
pelaksanaan pembinaan postur tubuh, kesegaran jasmani,
ketangkasan jasmani dan olahraga sehingga tujuan dan sasaran
dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

d) Supervisi. Kegiatan pengawasan utama yang dilaksanakan


secara langsung terhadap pelaksanaan pembinaan dan evaluasi
kemampuan jasmani militer, sehingga proses penyelenggaran dapat
berjalan secara maksimal.

e) Pengkajian dan pengembangan. Peningkatan peran


dan fungsi jasmani militer dapat dilaksanakan melalui kegiatan
pengkajian dan pengembangan terhadap insani, sistem, metode dan
materiil jasmani militer dengan menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan lingkungan strategis.

f) Sosialisasi dan Publikasi. Digunakan untuk mensosialisasikan


fungsi jasmani militer kepada prajurit TNI AD, dengan harapan setiap
prajurit mengetahui maksud, tujuan dan sasaran penyelenggaraan
jasmani militer serta meyakini latihan jasmani menjadi suatu
kebutuhan.

g) Evaluasi. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengumpulan


data, untuk diolah dan dianalisa sebagai bahan tolok ukur
keberhasilan pembinaan setiap komponen kesamaptaan jasmani dan
kemampuan olahraga maupun sebagai penyempurnaan serta
penyusunan program pembinaan kemampuan jasmani.
9

2) Penyelenggaraan jasmani militer.

a) Tes / Uji . Kegiatan yang dilaksanakan meliputi


pemeriksaan, pengukuran dan penilaian untuk mengetahui seluruh
hasil kegiatan pembinaan dari tiap komponen kesamaptaan jasmani
dan kemampuan olahraga sebagai upaya penyiapan prajurit dalam
melaksanakan tugas (OPM dan OMSP) maupun dalam rangka
pembinaan karir prajurit TNI AD .

b) Evaluasi. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengumpulan


data, untuk diolah dan dianalisa sebagai bahan atas pelaksanaan
pengujian kemampuan jasmani baik perorangan maupun satuan .

d. Sarana dan Prasarana. Penyelenggaraan jasmani militer dilaksanakan


dengan menggunakan sarana dan prasarana yang merupakan komponen
pendukung dalam penyelenggaraan jasmani militer yang sangat penting
keberadaannya sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai maksud dan tujuan
yang meliputi:

1) Peranti lunak meliputi petunjuk dan norma jasmani sesuai Stratifikasi


Doktrin Jasmani.

2) Sarana.

a) tes kesamaptaan jasmani;

b) olahraga;

c) fitness;

d) rawa, laut, sungai dan pantai;

e) medan tangkas;

f) renang militer;

g) perkelahian militer; dan

h) senam militer.

3) Prasarana.

a) medan alam; dan

b) medan buatan.

14. Pedoman Penyelenggaraan Jasmani Militer. Penyelenggaraan jasmani militer


dilaksanakan melalui pembinaan dan penggunaan jasmani militer dalam rangka
mendukung tugas pokok TNI AD.

a. Pembinaan Jasmani Militer. Pembinaan jasmani militer diarahkan pada


penyelenggaraan jasmani militer melalui pembinaan fungsi postur tubuh,
kesegaran jasmani, ketangkasan jasmani dan olahraga dengan tahapan
10

pembentukan, peningkatan dan pemeliharaan kemampuan prajurit secara


perorangan sampai dengan tingkat satuan jajaran Angkatan Darat.

b. Penggunaan Jasmani Militer. Penggunaan jasmani militer diarahkan pada


penyelenggaraan jasmani militer melalui tes/pengujian untuk mengetahui
kemampuan jasmani prajurit TNI AD guna penyiapan prajurit TNI AD dalam
melaksanakan tugas perorangan maupun satuan dan pembinaan karier.

BAB IV
PEMBINAAN FUNGSI JASMANI MILITER

15. Umum. Dalam rangka mewujudkan sasaran pencapaian tugas pokok dan
fungsi organisasi jasmani Angkatan darat perlu melaksanakan pembinaan fungsi-fungsi
jasmani meliputi fungsi postur tubuh, kesegaran jasmani, ketangkasan jasmani dan olah
raga dan pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di
lingkungan TNI AD dan selaras dengan kebijakan Pimpinan. Untuk menjamin kelancaran
penyelenggaraan pembinaan fungsi jasmani militer, maka diperlukan tata cara pembinaan
meliputi, proses dan prosedur.

16. Postur Tubuh. Pembinaan fungsi Postur tubuh bagi organisasi jasmani
Angkatan Darat dalam rangka pembentukan postur tubuh bagi prajurit agar memiliki
perbandingan tinggi badan dan berat badan proporsional, serta penampilan yang
berwibawa dan sikap gerak yang terampil serasi dan menarik. Dalam melaksanakan
pembinaan postur tubuh harus memperhatikan :

a. Proses.

1) Perencanaan.

a) merencanakan usulan program dan anggaran pembinaan


postur tubuh dan kegiatan asistensi serta supervisi pembinaan postur
tubuh ;

b) merencanakan materi pembinaan postur tubuh ;

c) merencanakan peranti lunak yang dibutuhkan dalam


pembinaan postur tubuh; dan

d) merencanakan jumlah pelatih, pendukung, pelaku dan sarana


prasarana pembinaan postur tubuh.

2) Pengorganisasian.

a) Tingkat Pusat.

(1) Kasad bertanggung jawab secara umum tentang


kebijakan dalam pembinaan postur tubuh di tingkat Angkatan
Darat.

(2) Kadisjasad bertanggung jawab secara teknis dalam


pembinaan postur tubuh di tingkat Angkatan Darat.

b) Tingkat Kotama/Balakpus.
11

(1) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka. Bertanggung jawab secara


umum tentang kebijakan dalam pembinaan postur tubuh di
tingkat Kotama/Balakpus

(2) Kajas/PajasKotama/Balakpus bertanggung jawab


secara teknis terhadap pembinaan postur tubuh di tingkat
Kotama/Balakpus.

c) Tingkat Satuan.

(1) Komandan satuan bertanggung jawab terhadap


pimbinaan postur tubuh di tingkat satuan.

(2) Kajas/Pajas bertanggung jawab secara teknis terhadap


pimbinaan postur tubuh di tingkat satuan.

3) Pelaksanaan.

a) Kegiatan Awal.

(1) menyiapkan sarana dan prasarana;

(2) menyiapkan pelatih, pelaku dan pendukung sesuai


surat perintah;dan

(3) pemanasan (warming up).

b) Kegiatan Inti. Melaksanakan kegiatan pembinaan postur


tubuh yang berhubungan dengan aerobik dan anaerobik melalui
bentuk-bentuk latihan beban, latihan senam berupa senam kerja,
senam senapan, senam praktek dan senam barbel.

c) Kegiatan Akhir.

(1) penenangan dilaksanakan untuk memulihkan kondisi


fisik dengan melakukan gerakan relaksasi;dan

(2) melaksanakan kaji ulang dan pengecekan personel


serta alat peralatan yang digunakan.

4) Pengawasan dan Pengendalian. Pengawasan dan pengendalian


dilaksanakan secara terus menerus oleh Kasad, Kadisjasad dan
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka serta para pembina jasmani militer sesuai dengan
tataran kewenangan. Pengawasan dilaksanakan secara langsung sebelum,
selama dan sesudah kegiatan pembinaan fungsi postur tubuh berdasarkan
pada rencana/program yang sudah disusun agar pelaksanaannya berjalan
dengan lancar, sedangkan pengendalian dilaksanakan baik secara langsung
maupun tidak langsung sebelum, selama dan sesudah kegiatan pembinaan
postur tubuh dengan tujuan untuk menghindari penyimpangan dari
rencana/program. Adapun sasaran pengawasan dan pengendalian meliputi
sebagai berikut:
12

a) kualitas dan kuantitas personel, materiil serta validitas peranti


lunak yang dijadikan pedoman;

b) menjamin kesesuaian antara perencanaan dengan


pelaksanaan pembinaan postur tubuh;

c) mengetahui permasalahan dan hambatan yang terjadi serta


cara mengatasi;dan

d) mengadakan evaluasi terhadap pembinaan postur tubuh


sebagai bahan perbaikan pada program selanjutnya.

b. Prosedur.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad. memberi petunjuk secara umum tentang


penyusunan rencana program dan anggaran pembinaan postur
tubuh.

b) Kadisjasad.

(1) memberi petunjuk secara teknis tentang penyusunan


rencana program dan anggaran pembinaan postur tubuh;dan

(2) melaporkan hasil pembinaan postur tubuh kepada


Kasad.

2) Tingkat Kotama/Balakpus.

a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.

(1) memberi petunjuk tentang penyusunan rencana


program dan anggaran pembinaan postur tubuh.

(2) membuat laporan hasil pembinaan postur tubuh kepada


Kasad dengan tembusan kepada Kadisjasad.

b) Kajas/Pajas.

(1) menyusun rencana program dan anggaran pembinaan


postur tubuh di wilayahnya;

(2) menerima program pembinaan postur tubuh dari tingkat


pusat dan menjabarkan dalam penyusunan program
pembinaan postur tubuh di wilayahnya;

(3) menyelenggarakan pembinaan postur tubuh di


wilayahnya;

(4) melaksanakan evaluasi pembinaan postur tubuh di


wilayahnya;
13

(5) menyelenggarakan supervisi dan asistensi pembinaan


postur tubuh di wilayahnya;dan

(6) membuat konsep laporan hasil pembinaan postur tubuh.

3) Tingkat Satuan.

a) Dansat.

(1) memberi petunjuk kepada Pajas tentang penyusunan


rencana program dan anggaran pembinaan postur tubuh;dan

(2) membuat laporan hasil pembinaan postur tubuh


kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka dengan tembusan kepada
Kajasdam.

b) Pajas.

(1) menyusun rencana program dan anggaran pembinaan


postur tubuh di satuannya;

(2) menerima program pembinaan postur tubuh dari tingkat


Kotama/Balakpus dan menjabarkan dalam penyusunan
program pembinaan postur tubuh di satuannya;

(3) menyelenggarakan pembinaan postur tubuh di


satuannya;

(4) melaksanakan evaluasi pembinaan postur tubuh di


satuannya;

(5) menyelenggarakan supervisi dan asistensi pembinaan


postur tubuh di satuannya;dan

(6) membuat konsep laporan hasil pembinaan postur tubuh.

17. Kesegaran Jasmani. Pembinaan fungsi Kesegaran Jasmani bagi organisasi


TNI AD dalam rangka pembentukan, pemeliharaan dan peningkatan kesegaran prajurit
TNI AD agar memiliki kesegaran jasmani yang baik sehingga setiap prajurit dalam
melaksanakan pekerjaan atau tugas tertentu tidak mengalami kelelahan yang berarti dan
dapat terhindar dari cidera.Dalam melaksanakan pembinaan kesegaran jasmani harus
memperhatikan :

a. Proses.

1) Perencanaan.

a) merencanakan usulan program dan anggaran pembinaan


kesegaran jasmani dan kegiatan asistensi serta supervisi pembinaan
kesegaran jasmani;

b) merencanakan materi pembinaan kesegaran jasmani;


14

c) merencanakan peranti lunak yang dibutuhkan pembinaan


kesegaran jasmani; dan

d) merencanakan jumlah pelatih, pendukung, pelaku dan sarana


prasarana pembinaan kesegaran jasmani;

2) Pengorganisasian.

a) Tingkat Pusat.

(1) Kasad bertanggung jawab secara umum tentang


kebijakan dalam pembinaan kesegaran jasmani di tingkat
Angkatan Darat.

(2) Kadisjasad bertanggung jawab secara teknis dalam


pembinaan kesegaran jasmani di tingkat Angkatan Darat.

b) Tingkat Kotama/Balakpus.

(1) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka. Bertanggung jawab secara


umum tentang kebijakan dalam pembinaan kesegaran jasmani
di tingkat Kotama/Balakpus

(2) Kajas/PajasKotama/Balakpus bertanggung jawab


secara teknis terhadap pembinaan kesegaran jasmani di
tingkat Kotama/Balakpus.

c) Tingkat Satuan.

(1) Komandan satuan bertanggung jawab terhadap


pimbinaan kesegaran jasmani di tingkat satuan.

(2) Kajas/Pajas bertanggung jawab secara teknis terhadap


pimbinaan kesegaran jasmani di tingkat satuan.

3) Pelaksanaan.

a) Kegiatan Awal.

(1) menyiapkan sarana dan prasarana;

(2) menyiapkan pelatih, pelaku dan pendukung sesuai surat


perintah;

(3) mengecek denyut nadi awal;

(4) tes vanderlay;dan

(5) pemanasan statis dan dinamis sesuai dengan latihan


yang akan dilaksanakan.
15

b) Kegiatan Inti. Melaksanakan kegiatan pembinaan


kesegaran jasmani melalui latihan aerobik dan anaerobik yang terdiri
dari :
(1) latihan kesegaran jasmani “A” dengan titik berat lari dan
atau jalan;dan

(2) latihan kesegaran jasmani “B” dengan titik berat


penguatan otot-otot lokal meliputi otot lengan , otot perut dan
otot kaki.

c) Kegiatan Akhir.

(1) penenangan dengan melakukan gerakan relaksasi;dan

(2) melaksanakan kaji ulang dan pengecekan personel


serta alat peralatan yang digunakan.

4) Pengawasan dan Pengendalian. Pengawasan dan pengendalian


dilaksanakan secara terus menerus oleh Kasad, Kadisjasad dan
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka serta para pembina jasmani militer sesuai dengan
tataran kewenangan. Pengawasan dilaksanakan secara langsung sebelum,
selama dan sesudah kegiatan pembinaan fungsi kesegaran jasmani
berdasarkan pada rencana/program yang sudah disusun agar
pelaksanaannya berjalan dengan lancar, sedangkan pengendalian
dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung sebelum,
selama dan sesudah kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dengan tujuan
untuk menghindari penyimpangan dari rencana/program. Adapun sasaran
pengawasan dan pengendalian meliputi sebagai berikut:

a) kualitas dan kuantitas personel, materiil serta validitas peranti


lunak yang dijadikan pedoman;

b) menjamin kesesuaian antara perencanaan dengan


pelaksanaan pembinaan kesegaran jasmani;

c) mengetahui permasalahan dan hambatan yang terjadi serta


cara mengatasi; dan

d) mengadakan evaluasi terhadap pembinaan kesegaran jasmani


sebagai bahan perbaikan pada program selanjutnya.

b. Prosedur.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad. memberi petunjuk secara umum tentang penyusunan


rencana program dan anggaran pembinaan kesegaran jasmani.

b) Kadisjasad.

(1) memberi petunjuk secara teknis tentang penyusunan


rencana program dan anggaran pembinaan kesegaran
jasmani;dan
16

(2) melaporkan hasil pembinaan kesegaran jasmani


kepada Kasad.

2) Tingkat Kotama/Balakpus.

a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.

(1) Memberi petunjuk tentang penyusunan rencana


program dan anggaran pembinaan kesegaran jasmani.

(2) membuat laporan hasil pembinaan kesegaran jasmani


kepada Kasad dengan tembusan kepada Kadisjasad.

b) Kajas/Pajas.

(1) menyusun rencana program pembinaan dan anggaran


kesegaran jasmani di wilayahnya;

(2) menerima program pembinaan kesegaran jasmani dari


tingkat pusat dan menjabarkan dalam penyusunan program
pembinaan kesegaran jasmani di wilayahnya;

(3) menyelenggarakan pembinaan kesegaran jasmani di


wilayahnya;

(4) melaksanakan evaluasi pembinaan kesegaran jasmani


di wilayahnya;

(5) menyelenggarakan supervisi dan asistensi pembinaan


kesegaran jasmani di wilayahnya;dan

(6) membuat konsep laporan hasil pembinaan kesegaran


jasmani.

3) Tingkat Satuan.

a) Dansat.

(1) memberi petunjuk kepada Pajas tentang penyusunan


rencana program dan anggaran pembinaan kesegaran
jasmani;dan

(2) membuat laporan hasil pembinaan kesegaran jasmani


kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka dengan tembusan kepada
Kajasdam.

b) Pajas.

(1) menyusun rencana program dan anggaran pembinaan


kesegaran jasmani di satuannya;
17

(2) menerima program pembinaan kesegaran jasmani dari


tingkat Kotama/Balakpus dan menjabarkan dalam penyusunan
program pembinaan kesegaran jasmani di satuannya;

(3) menyelenggarakan pembinaan kesegaran jasmani di


satuannya;

(4) melaksanakan evaluasi pembinaan kesegaran jasmani


di satuannya;

(5) menyelenggarakan supervisi dan asistensi pembinaan


kesegaran jasmani di satuannya;dan

(6) membuat konsep laporan hasil pembinaan kesegaran


jasmani.

18. Ketangkasan Jasmani. Pembinaan fungsi Ketangkasan Jasmani bagi organisasi


TNI AD dalam rangka pembentukan, pemeliharaan dan peningkatan ketangkasan prajurit
TNI AD agar memiliki kesanggupan tubuh yang meliputi keterampilan dan ketrengginasan
dalam melakukan gerakan umum dan khusus baik yang sulit maupun berat dilaksanakan
dengan cepat dan tepat. Dalam melaksanakan pembinaan ketangkasan jasmani harus
memperhatikan:

a. Proses.

1) Perencanaan.

a) merencanakan usulan program dan anggaran pembinaan


ketangkasan jasmani dan kegiatan asistensi serta supervisi
pembinaan ketangkasan jasmani;

b) merencanakan materi pembinaan ketangkasan jasmani;

c) merencanakan peranti lunak yang dibutuhkan pembinaan


ketangkasan jasmani; dan

d) merencanakan jumlah pelatih, pendukung, pelaku dan sarana


prasarana pembinaan ketangkasan jasmani;

2) Pengorganisasian.

a) Tingkat Pusat.

(1) Kasad bertanggung jawab secara umum tentang


kebijakan dalam pembinaan ketangkasan jasmani di tingkat
Angkatan Darat.

(2) Kadisjasad bertanggung jawab secara teknis dalam


pembinaan ketangkasan jasmani di tingkat Angkatan Darat.
18

b) Tingkat Kotama/Balakpus.

(1) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka. Bertanggung jawab secara


umum tentang kebijakan dalam pembinaan ketangkasan
jasmani di tingkat Kotama/Balakpus

(2) Kajas/PajasKotama/Balakpus bertanggung jawab


secara teknis terhadap pembinaan ketangkasan jasmani di
tingkat Kotama/Balakpus.

c) Tingkat Satuan.

(1) Komandan satuan bertanggung jawab terhadap


pimbinaan ketangkasan jasmani di tingkat satuan.

(2) Kajas/Pajas bertanggung jawab secara teknis terhadap


pimbinaan ketangkasan jasmani di tingkat satuan.

3) Pelaksanaan.

a) Kegiatan Awal.

(1) menyiapkan program latihan;

(2) menyiapkan sarana dan prasarana;

(3) menyiapkan pelatih, pelaku dan pendukung yang


terlibat melalui surat perintah;

(4) mengecek denyut nadi awal;

(5) tes vanderlay;dan

(6) Pemanasan (statis dan dinamis).

b) Kegiatan Inti. Kegiatan pembinaan ketangkasan jasmani


yang dilaksanakan melalui latihan keterampilan dan ketrengginasan
dalam melakukan gerakan umum dan khususdengan titik berat
latihan medan tangkas, ralasuntai, mountaineering,renang militer dan
beladiri militer.

c) Kegiatan Akhir.

(1) penenangan dengan melakukan gerakan relaksasi;dan

(2) melaksanakan kaji ulang dan pengecekan personel


serta alat peralatan yang digunakan.

4) Pengawasan dan Pengendalian. Pengawasan dan pengendalian


dilaksanakan secara terus menerus oleh Kasad, Kadisjasad dan
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka serta para pembina jasmani militer sesuai dengan
tataran kewenangan. Pengawasan dilaksanakan secara langsung sebelum,
selama dan sesudah kegiatan pembinaan fungsi ketangkasan jasmani
19

berdasarkan pada rencana/program yang sudah disusun agar


pelaksanaannya berjalan dengan lancar, sedangkan pengendalian
dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung sebelum,
selama dan sesudah kegiatan pembinaan ketangkasan jasmani dengan
tujuan untuk menghindari penyimpangan dari rencana/program. Adapun
sasaran pengawasan dan pengendalian meliputi sebagai berikut:

a) kualitas dan kuantitas personel, materiil serta validitas peranti


lunak yang dijadikan pedoman;

b) menjamin kesesuaian antara perencanaan dengan


pelaksanaan pembinaan ketangkasan jasmani;

c) mengetahui permasalahan dan hambatan yang terjadi serta


cara mengatasi;dan

d) mengadakan evaluasi terhadap pembinaan ketangkasan


jasmani sebagai bahan perbaikan pada program selanjutnya.

b. Prosedur.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad. memberi petunjuk secara umum tentang


penyusunan rencana program dan anggaran pembinaan ketangkasan
jasmani.

b) Kadisjasad.

(1) memberi petunjuk secara teknis tentang penyusunan


rencana program dan anggaran pembinaan ketangkasan
jasmani;dan

(2) melaporkan hasil pembinaan ketangkasan jasmani


kepada Kasad.

2) Tingkat Kotama/Balakpus.

a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.

(1) memberi petunjuk tentang penyusunan rencana


program dan anggaran pembinaan ketangkasan jasmani;dan

(2) membuat laporan hasil pembinaan ketangkasan


jasmani kepada Kasad dengan tembusan kepada Kadisjasad.

b) Kajas/Pajas.

(1) menyusun rencana program pembinaan dan anggaran


ketangkasan jasmani di wilayahnya;
20

(2) menerima program pembinaan ketangkasan jasmani


dari tingkat pusat dan menjabarkan dalam penyusunan
program pembinaan ketangkasan jasmani di wilayahnya;

(3) menyelenggarakan pembinaan ketangkasan jasmani di


wilayahnya;

(4) melaksanakan evaluasi pembinaan ketangkasan


jasmani di wilayahnya;

(5) menyelenggarakan supervisi dan asistensi pembinaan


ketangkasan jasmani di wilayahnya;

(6) membuat konsep laporan hasil pembinaan ketangkasan


jasmani.

3) Tingkat Satuan.

a) Dansat.

(1) memberi petunjuk kepada Pajas tentang penyusunan


rencana program dan anggaran pembinaan ketangkasan
jasmani;dan

(2) membuat laporan hasil pembinaan ketangkasan


jasmani kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka dengan tembusan
kepada Kajasdam.

b) Pajas.

(1) menyusun rencana program dan anggaran pembinaan


ketangkasan jasmani di satuannya;

(2) menerima program pembinaan ketangkasan jasmani


dari tingkat Kotama/Balakpus dan menjabarkan dalam
penyusunan program pembinaan ketangkasan jasmani di
satuannya;

(3) menyelenggarakan pembinaan ketangkasan jasmani di


satuannya;

(4) melaksanakan evaluasi pembinaan ketangkasan


jasmani di satuannya;

(5) menyelenggarakan supervisi dan asistensi pembinaan


ketangkasan jasmani di satuannya;dan

(6) membuat konsep laporan hasil pembinaan ketangkasan


jasmani.
21

19. Olahraga. Pembinaan fungsi olahraga bagi organisasi TNI AD dalam rangka
pembentukan, pemeliharaan dan peningkatan untuk membentuk prajurit TNI AD agar
memiliki kemampuan olahraga dan prestasi olahraga yang mampu berkompetisi baik
secara nasional maupun internasional. Dalam melaksanakan pembinaan olahraga harus
memperhatikan:

a. Proses.

1) Perencanaan.

a) merencanakan usulan program dan anggaran pembinaan


olahraga dan kegiatan asistensi serta supervisi pembinaan olahraga;

b) merencanakan materi pembinaan olahraga;

c) merencanakan peranti lunak yang dibutuhkan pembinaan


olahraga; dan

d) merencanakan jumlah pelatih, pendukung, pelaku dan sarana


prasarana pembinaan olahraga;

2) Pengorganisasian.

a) Tingkat Pusat.

(1) Kasad bertanggung jawab secara umum tentang


kebijakan dalam pembinaan olahraga di tingkat Angkatan
Darat.

(2) Kadisjasad bertanggung jawab secara teknis dalam


pembinaan olahraga di tingkat Angkatan Darat.

b) Tingkat Kotama/Balakpus.

(1) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka. Bertanggung jawab secara


umum tentang kebijakan dalam pembinaan olahraga di tingkat
Kotama/Balakpus

(2) Kajas/PajasKotama/Balakpus bertanggung jawab


secara teknis terhadap pembinaan olahraga di tingkat
Kotama/Balakpus.

c) Tingkat Satuan.

(1) Komandan satuan bertanggung jawab terhadap


pimbinaan olahraga di tingkat satuan.

(2) Kajas/Pajas bertanggung jawab secara teknis terhadap


pimbinaan olahraga di tingkat satuan.
22

3) Pelaksanaan.

a) Kegiatan Awal.

(1) menyiapkan program latihan;

(2) menyiapkan sarana dan prasarana;

(3) menyiapkan pelatih, pelaku dan pendukung sesuai


dengan surat perintah;

(4) mengecek denyut nadi awal;

(5) tes vanderlay;dan

(6) pemanasan statis dan dinamis sesuai cabang olahraga


yang akan dilatihkan.

b) Kegiatan Inti. Pembinaan olahraga terukur, olahraga


akurasi, olahraga permainan dan beladiri dilaksanakan dalam bentuk
teori dan praktek yang meliputi latihan fisik, teknik, taktik dan mental.

c) Kegiatan Akhir.

(1) penenangan dengan melakukan gerakan relaksasi;dan

(2) melaksanakan kaji ulang dan pengecekan personel


serta alat peralatan yang digunakan.

4) Pengawasan dan Pengendalian. Pengawasan dan pengendalian


dilaksanakan secara terus menerus oleh Kasad, Kadisjasad dan
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka serta para pembina jasmani militer sesuai dengan
tataran kewenangan. Pengawasan dilaksanakan secara langsung sebelum,
selama dan sesudah kegiatan pembinaan fungsi olahraga berdasarkan pada
rencana/program yang sudah disusun agar pelaksanaannya berjalan
dengan lancar, sedangkan pengendalian dilaksanakan baik secara langsung
maupun tidak langsung sebelum, selama dan sesudah kegiatan pembinaan
olahraga dengan tujuan untuk menghindari penyimpangan dari
rencana/program. Adapun sasaran pengawasan dan pengendalian meliputi
sebagai berikut:

a) kualitas dan kuantitas personel, materiil serta validitas peranti


lunak yang dijadikan pedoman;

b) menjamin kesesuaian antara perencanaan dengan


pelaksanaan pembinaan olahraga;

c) mengetahui permasalahan dan hambatan yang terjadi serta


cara mengatasi;dan

d) mengadakan evaluasi terhadap pembinaan olahraga sebagai


bahan perbaikan pada program selanjutnya.
23

b. Prosedur.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad. memberi petunjuk secara umum tentang


penyusunan rencana program dan anggaran pembinaan olahraga.

b) Kadisjasad.

(1) memberi petunjuk secara teknis tentang penyusunan


rencana program dan anggaran pembinaan olahraga;dan

(2) melaporkan hasil pembinaan olahraga kepada Kasad.

2) Tingkat Kotama/Balakpus.

a) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.

(1) Memberi petunjuk tentang penyusunan rencana


program dan anggaran pembinaan olahraga.

(2) membuat laporan hasil pembinaan olahraga kepada


Kasad dengan tembusan kepada Kadisjasad.

b) Kajas/Pajas.

(1) menyusun rencana program pembinaan dan anggaran


olahraga di wilayahnya;

(2) menerima program pembinaan olahraga dari tingkat


pusat dan menjabarkan dalam penyusunan program
pembinaan olahraga di wilayahnya;

(3) menyelenggarakan pembinaan olahraga di wilayahnya;

(4) melaksanakan evaluasi pembinaan olahraga di


wilayahnya;

(5) menyelenggarakan supervisi dan asistensi pembinaan


olahraga di wilayahnya;dan

(6) membuat konsep laporan hasil pembinaan olahraga.

3) Tingkat Satuan.

a) Dansat.

(1) memberi petunjuk kepada Pajas tentang penyusunan


rencana program dan anggaran pembinaan olahraga;dan

(2) membuat laporan hasil pembinaan olahraga kepada


Pang/Gub/Dan/Dir/Ka dengan tembusan kepada Kajasdam.
24

b) Pajas.

(1) menyusun rencana program dan anggaran pembinaan


olahraga di satuannya;

(2) menerima program pembinaan olahraga dari tingkat


Kotama/Balakpus dan menjabarkan dalam penyusunan
program pembinaan olahraga di satuannya;

(3) menyelenggarakan pembinaan olahraga di satuannya;

(4) melaksanakan evaluasi pembinaan olahraga di


satuannya;

(5) menyelenggarakan supervisi dan asistensi pembinaan


olahraga di satuannya;dan

(6) membuat konsep laporan hasil pembinaan olahraga.

BAB V
PENGGUNAAN JASMANI MILITER

20. Umum. Penggunaan jasmani militer merupakan salah satu kegiatan yang
diarahkan untuk penyelenggaraan pengujian/pemeriksaan dari hasil pembinaan, oleh
karena itu pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di
lingkungan Angkatan Darat dan selaras dengan kebijakan Pimpinan. Untuk menjamin
kelancaran penyelenggaraan pengujian/pemeriksaan terhadap postur tubuh, kesegaran
jasmani, ketangkasan jasmani dan olahraga,maka diperlukan tata cara
pengujian/pemeriksaan meliputi, sasaran dan penyelenggaraan.

21. Postur Tubuh.

a. Sasaran. Diperolehnya datayang akurat tentang postur tubuh yang


memiliki perbandingan tinggi badan dan berat badan secara proporsional,
sehingga dapat menampilkan sosok prajurit yang berwibawa sesuai dengan norma
penilaian postur tubuh.

b. Penyelenggaraan.

1) Perencanaan.

a) pembuatan rencana garis besar sesuai direktif dari komando


atas;

b) penentuan materi kegiatan pemeriksaan postur tubuh;

c) penentuan peranti lunak berupa petunjuk norma pemeriksaan


postur tubuh;

d) penentuan jumlah Pelatih, pendukung, pelaku dan sarana


prasarana;
25

e) penyusunan rencana kegiatan pemeriksaan postur tubuh;dan

f) pendistribusian rencana kegiatan pemeriksaan postur tubuh.

2) Persiapan.

a) pengecekan personel;

b) pengecekan sarana dan prasarana;

c) pengecekan referensi/peranti lunak;dan

d) pelaksanaan briefing awal.

3) Pelaksanaan.

a) pengukuran tinggi badan dan berat badan;

b) pemeriksaan kelainan struktur anatomi;

c) pengamatan tipe tubuh;dan

d) pengamatan sikap gerak dan penampilan.

4) Pengakhiran.

a) melaksanakan evaluasi kegiatan penyelenggaraan


pemeriksaan postur tubuh;dan

b) membuat laporan pelaksanaan penyelenggaraan pemeriksaan


postur tubuh.

22. Kesegaran Jasmani.

a. Sasaran. Diperolehnya data yang akurat tentang kesegaran jasmani


prajurit TNI AD yang baik meliputi dayatahan jantung dan paru,kekuatan dan
dayatahan otot dan mampu melaksanakan tugas tertentu tampa mengalami
kelelahan yang berarti, sesuai dengan norma penilaian kesegaran jasmani yang
berlaku.

b. Penyelenggaraan

1) Perencanaan.

a) pembuatan rencana garis besar sesuai direktif dari komando


atas;

b) penentuan materi kegiatan tes kesegaran jasmani;

c) penentuan peranti lunak berupa petunjuk norma tes


kesegaran jasmani;

d) penentuan jumlah Pelatih, pendukung, pelaku dan sarana


prasarana;
26

e) penyusunan rencana kegiatan;dan

f) pendistribusian rencana kegiatan.

2) Persiapan.

a) pengecekan personel;

b) pengecekan sarana dan prasarana;

c) pengecekan referensi/peranti lunak;dan

d) pelaksanaan briefing awal.

3) Pelaksanaan.

a) tes kesegaran “A” lari 3200 meter;dan

b) tes kesegaran “B” (pull ups/chinning, sit ups/modified sit up,


push ups/modified push up dan shutlle run).

4) Pengakhiran.

a) melaksanakan evaluasi kegiatan penyelenggaraan pengujian


kesegaran jasmani;dan

b) membuat laporan pelaksanaan penyelenggaraan pengujian


kesegaran jasmani.

23. Ketangkasan Jasmani.

a. Sasaran. Diperolehnya data yang akurat tentang prajurit TNI AD yang


memiliki kesanggupan tubuh meliputi keterampilan dan ketrengginasan dalam
melakukan gerakan umum dan khusus baik yang sulit maupun berat dilaksanakan
dengan cepat dan tepat sesuai norma penilaian ketangkasan jasmani.

b. Penyelenggaraan

1) Perencanaan.

a) pembuatan rencana garis besar sesuai direktif dari komando


atas;

b) penentuan materi kegiatan tes /uji ketangkasan jasmani;

c) penentuan peranti lunak berupa petunjuk norma tes/uji


ketangkasan jasmani;

d) penentuan jumlah pelatih, pendukung, pelaku dan sarana


prasarana;
e) penyusunan rencana kegiatan;dan
27

f) pendistribusian rencana kegiatan.

2) Persiapan.

a) pengecekan personel;

b) pengecekan sarana dan prasarana;

c) pengecekan referensi/peranti lunak;dan

d) pelaksanaan briefing awal.

3) Pelaksanaan.

a) pengujian materi halan rintang,jalan cepat,lintas medan dan


ketahanan jalan ;

b) pengujian materi Rawa ,laut,sungai dan pantai(ralasuntai);

c) pengujian materi mountaineering;

d) pengujian materi renang militer;dan

e) pengujian materi beladiri militer.

4) Pengakhiran.

a) melaksanakan evaluasi kegiatan penyelenggaraan pengujian


ketangkasan jasmani;dan
b) membuat laporan pelaksanaan penyelenggaran pengujian
ketangkasan jasmani.

24. Olahraga.

a. Sasaran. Diperolehnya data yang akurat tentang prajurit TNI AD yang


memiliki kemampuan olahraga dan prestasi olahraga yang mampu berkompetisi
ditingkat nasional maupun intenasional,sesuai dengan norma penilaian pengujian
olahraga.

b. Penyelenggaraan

1) Perencanaan.

a) pembuatan rencana garis besar sesuai direktif dari komando


atas;

b) penentuan materi kegiatan tes/uji kemampuan dan prestasi


olahraga;

c) penentuan peranti lunak berupa petunjuk norma tes/uji


kemampuan dan prestasi olahraga;
d) penentuan jumlah pelatih, pendukung, pelaku dan sarana
prasarana;
28

e) penyusunan rencana kegiatan;dan

f) pendistribusian rencana kegiatan.

2) Persiapan.

a) pengecekan personel;

b) pengecekan sarana dan prasarana;

c) pengecekan referensi/peranti lunak;dan

d) pelaksanaan briefing awal.

3) Pelaksanaan.

a) pengujianteori dan praktek;

b) pengujian tes kemampuan dasar sesuai cabang olahraga;

c) mengikutsertakan atlet-atlet TNI AD dalam kompetisi ditingkat


satuan, TNI, Nasional dan Internasional; dan

d) menyelenggarakan kompetisi cabang olahraga pada tingkat


satuan, TNI, Nasional dan Internasional.

4) Pengakhiran.

a) melaksanakan evaluasi kegiatan penyelenggaraan pengujian


olahraga;dan

b) membuat laporan pelaksanaan penyelenggaraan pengujian


olahraga.

BAB VI
TATARAN KEWENANGAN

25. Umum. Agar pembinaan dan penggunaan jasmani militer berdaya guna dan
berhasil guna diperlukan tataran kewenangan dan tanggung jawab dari masing-masing
tingkatan yang telah ditentukan, sesuai dengan batas kewenangan dan tanggung jawab
masing-masing eselon, tingkat pusat, Kotama/Balakpus dan tingkat satuan.

26. Wewenang dan Tanggung Jawab Tingkat Pusat.

a. Wewenang dan Tanggung Jawab Pembinaan dan PenggunaanJasmani


Militer. Wewenang dan tanggung jawab pembinaan dan penggunaan jasmani
militerdi tingkat pusat berada pada Kasad, meliputi:

1) menentukan kebijakan dan strategi pembinaan jasmani militer;dan

2) menentukan kebijakan umum penyelenggaraan jasmani militer.


29

b. Wewenang dan Tanggung Jawab Teknis. Wewenang dan tanggung


jawab teknis dalam pembinaan dan penggunaanjasmani militer di tingkat pusat
berada pada Kadisjasad, meliputi:

1) menyusun rencana dan program pembinaan jasmani militerbagi


kesiapan satuan;

2) melaksanakan pengawasan dan supervisi teknis jasmani militer;

3) menyelenggarakan pembinaan dan pengujian jasmani militer;

4) menyelenggarakan pengkajian dan pengembangan jasmani militer;

5) mengadakan koordinasi dengan institusi dari pihak terkait diluar TNI


ADatas persetujuan Kasad;dan

6) melaksanakan evaluasi pembinaan danpengujian jasmani militerdan


melaporkan hasilnya kepada Kasad.

c. Wewenang dan Tanggung Jawab Lapangan Kekuasaan Teknis.LKT


atas pembinaan dan penggunaan fungsi jasmani militerdi jajaran TNI AD berada
pada kadisjasad.

27. Wewenang dan Tanggung Jawab Tingkat Kotama/Balakpus.

a. Wewenang dan Tanggung Jawab Pembinaan dan PenggunaanJasmani


Militer. Wewenang dan tanggung jawab pembinaan dan penggunaan jasmani
militerdi tingkat Kotama/Balakpusberada pada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka, meliputi:

1) menentukan kebijakan umum pembinaan dan pengujianjasmani


militer;dan

2) melaksanakan evaluasi pembinaan dan pengujian jasmani militer


sebagai bahan laporan kepada Kasad.

b. Wewenang dan Tanggung Jawab Teknis. Wewenang dan tanggung


jawab teknis dalam pembinaan dan penggunaan jasmani militer di tingkat
Kotama/Balakpus pusat berada pada Kajas/Pajas Kotama/Balakpus,meliputi:

1) menyusun rencana dan program pembinaan jasmani militerbagi


kesiapan satuan;

2) melaksanakan pengawasan dan supervisi teknis jasmani militer;

3) menyelenggarakan pembinaan dan pengujian jasmani militer;

4) menyelenggarakan pengkajian dan pengembangan jasmani militer;

5) mengadakan koordinasi dengan institusi dari pihak terkait diluar TNI


ADatas persetujuanPang /Gub/Dan/Dir/Ka; dan

6) melaksanakan evaluasi pembinaan dan pengujian jasmani militer dan


melaporkan hasilnya kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.
30

c. Wewenang dan Tanggung Jawab Lapangan Kekuasaan Teknis. Secara


hirarki Kadisjasad mendelegasikan pelaksanaan LKT di Kotama/Balakpus kepada
Kajas Kotama/Pajas Balakpus.

28. Wewenang dan Tanggung Jawab Tingkat Satuan.

a. Wewenang dan Tanggung Jawab Pembinaan dan PenggunaanJasmani


Militer. Wewenang dan tanggung jawab pembinaan dan penggunaan
jasmani militerdi tingkat satuan berada pada Komandan satuan, meliputi:

1) memberikan petunjuk pembinaan dan pengujian jasmani militer;dan

2) melaksanakan evaluasi pembinaan dan pengujian jasmani militer


kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.

b. Wewenang dan Tanggung Jawab Teknis. Wewenang dan tanggung


jawab teknis dalam pembinaan dan penggunaan jasmani militer di tingkat Satuan
berada pada Pajas Satuan, meliputi:

1) menjabarkan rencana dan program pembinaan jasmani militer bagi


kesiapan satuan;

2) menyelenggarakan pembinaan dan pengujian jasmani militer;

3) mengadakan koordinasi dengan institusi dari pihak terkait diluar TNI


AD atas persetujuan Dansat;dan

4) melaksanakan evaluasi pembinaan dan pengujian jasmani militer dan


melaporkan hasilnya kepada Dansat.

BAB VII
PENUTUP

29. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam petunjuk
Induk ini oleh pembina dan pengguna akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan di
dalam pembinaan dan penggunaan fungsi teknis khusus jasmani militer di lingkungan TNI
AD.

30. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasa perlu dan berkaitan dengan adanya
tuntutan kebutuhan untuk penyempurnaan Petunjuk Induk tentang Jasmani Militer ini agar
disarankan kepada Kasad melalui Komandan Kodiklat TNI AD sesuai dengan mekanisme
umpan balik.

a.n. Kepala Staf TNI AD


Dankodiklat,

Lodewijk F. Paulus
Letnan Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai