BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. Tata Urut. Doktrin ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:
1) Bab I Pendahuluan.
2) Bab II Pokok-Pokok Operasi Gabungan TNI.
3) Bab III Penyelenggaraan Operasi Gabungan TNI.
4) Bab IV Komando dan Kendali.
5) Bab V Penutup.
5. Dasar.
BAB II
POKOK-POKOK OPERASI GABUNGAN TNI
6. Umum. Operasi Militer yang harus diselenggarakan oleh TNI sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 adalah dengan menyelenggarakan Operasi
Militer Perang dan Operasi Militer Selain Perang. Dalam dinamika penyelenggaraan
operasi militer baik untuk perang maupun selain perang cakupan keterkaitannya sangat
luas dan mendasar yang menjadi pokok-pokok operasi gabungan TNI. Pokok-pokok
operasi gabungan TNI tersebut merupakan ajaran fundamental yang harus dipahami dan
dipedomani oleh seluruh personel yang terlibat dalam operasi TNI, agar keberhasilan
penyelenggaraan operasi TNI dapat dicapai secara optimal.
7. Definisi Operasi Gabungan TNI. Operasi gabungan TNI adalah sebagai operasi
militer yang dilaksanakan olehdua angkatan atau lebih dibantu dengan operasi lainnya
sesuai kebutuhan, di bawah satu komando dan direncanakan oleh staf gabungan dalam
rangka melaksanakan tugas pokok TNI untuk melindungi kepentingan nasional.
13) Asas Massal. Kegunaan dari asas massal, adalah untuk memperoleh
dampak dari pemusatan kekuatan tempur pada tempat dan waktu tertentu,
dalam rangka memperoleh hasil yang menentukan. Untuk mencapai massal
dilakukan dengan mensinkronisasikan dan mengintegrasikan secara tepat
semua kemampuan yang dimiliki pasukan gabungan, sehingga dalam waktu
singkat dapat diperoleh hasil yang menentukan.
15) Asas Tidak Mengenal Menyerah. Setiap Pasukan atau personel yang
terlibat dalam penyelenggaraan operasi gabungan TNI harus memiliki
semangat pantang menyerah.
secara rinci diatur dalam Doktrin tentang Operasi pada Operasi Laut
Gabungan DT 021102.
BAB III
PENYELENGGARAAN OPERASI GABUNGAN TNI
20. Umum. Penyelenggaraan operasi gabungan TNI meliputi seluruh strata, mulai
dari strata strategis (Grand Strategy dan Sub-Grand Strategy), strata operasional sampai
dengan strata taktis. Pada strata grand strategy diawali dengan dikeluarkannya direktif
Presiden RI, pada strata sub-grand strategy ditindaklanjuti dengan direktif Panglima TNI,
pada strata operasional ditindaklanjuti dengan direktif Panglima Komando Gabungan TNI
(Pangkogab TNI) dan pada strata taktis ditindaklanjuti dengan direktif Panglima Komando
Tugas Gabungan (Pangkogasgab) sesuai bentuk, macam dan jenis operasi kepada para
Komandan Satuan Tugas sampai dengan Komandan Unsur Pelaksana di tingkat paling
bawah. Oleh karena itu pada setiap strata tersebut harus ditentukan secara jelas dan
tegas organisasinya, kegiatan operasinya, serta wewenang tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pedoman berpikir dalam penyelenggaraan operasi gabungan TNI.
23. Operasi Gabungan Utama (Major Joint Operation). Operasi Gabungan Utama
merupakan Komando tugas gabungan TNI yang dipimpin oleh Panglima Komando Tugas
Gabungan (Pangkogasgab).
d. Operasi Amfibi.
BAB IV
KOMANDO DAN KENDALI
28. Umum. Komando dan kendali dalam operasi gabungan TNI merupakan fungsi
komando seorang Panglima/Komandan atas semua satuan yang terlibat dalam
penyelenggaraan operasi gabunganTNI. Sistem Komando dan kendali yang baik dapat
meniadakan duplikasi atau saling intervensi antar komponen yang terlibat dalam
penyelenggaraan operasi gabunganTNI, sehingga benar-benar dapat terjamin
terlaksananya tugas yang harus dikerjakan mengalir dari atas sampai kepada unsur yang
paling bawah dalam rangka mencapai terwujudnya keberhasilan tugas pokok TNI.
BAB V
PENUTUP
30. Perlakuan. Doktrin Operasi gabungan TNI ini yang berisi ajaran-ajaran
fundamental tentang pokok-pokok operasi dan penyelenggaran operasi harus dipedomani
dalam setiap penyelenggaraan operasi gabungan TNI.
31. Pengamalan.
Hambali Hanafiah
Mayor Jenderal TNI