Anda di halaman 1dari 13

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Peraturan Kasad

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad/ / /2008


Tanggal 2008

BUKU PETUNJUK INDUK


tentang
AJUDAN JENDERAL

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Ajudan Jenderal merupakan salah satu fungsi teknis militer umum Angkatan
Darat, dalam melaksanakan tugas pokoknya memerlukan Buku petunjuk Induk
yang merupakan penjabaran dari Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi sebagai
pedoman dalam pembinaan dan penyelenggaraan fungsi Ajudan Jenderal dalam
rangka mendukung tugas pokok Angkatan Darat.

b. Buku Petunjuk Induk tentang Ajudan Jenderal yang disahkan berdasarkan


Surat Keputusan Dirajenad Nomor Skep/26-A/X/2003 tanggal 15 Oktober 2003
bersifat sementara dan penyusunannya sudah tidak sesuai dengan ketentuan tata
cara penyusunan buku petunjuk di lingkungan Angkatan Darat yang baru sehingga
perlu disempurnakan agar dapat digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan
buku petunjuk lainnya sesuai stratifikasi doktrin Ajudan Jenderal.

c. Agar Buku Petunjuk Induk tentang Ajudan Jenderal dapat digunakan


sebagai pedoman dalam pembinaan dan penyelenggaraan fungsi Ajudan Jenderal
perlu adanya revisi sesuai ketentuan yang baru dan ditingkatkan statusnya menjadi
naskah tetap.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Buku Petunjuk Induk tentang Ajudan Jenderal ini dimaksudkan


untuk memberikan petunjuk tentang pembinaan dan penyelenggaraan fungsi
Ajudan Jenderal.

b. Tujuan. Tujuan Buku Petunjuk Induk tentang Ajudan Jenderal ini agar
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan Bujukbin, Bujukmin dan
Bujuknik fungsi Ajen, sehingga dapat mewujudkan keselarasan pembinaan dan
penyelenggaraan fungsi Ajudan Jenderal dalam rangka mendukung tugas pokok
Angkatan Darat.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.


4

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan Buku Petunjuk Induk tentang


Ajudan Jenderal ini meliputi tata cara penyelenggaraan pembinaan dan
penggunaan Ajudan Jenderal.

b. Tata Urut. Buku Petunjuk ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1) Bab I Pendahuluan.
2) Bab II Ketentuan Pokok Penyelenggaraan Ajudan Jenderal.
3) Bab III Konsepsi Dasar Penyelenggaraan Ajudan Jenderal.
4) Bab IV Pembinaan Ajudan Jenderal.
5) Bab V Penggunaan Ajudan Jenderal.
6) Bab VI Tataran Kewenangan.
7) Bab VII Penutup.

4. Landasan.

a. Keputusan Kasad Nomor Kep/23/IV/2007 tanggal 24 April 2007 tentang


Naskah Sementara Doktrin “Kartika Eka Paksi”.

b. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/24/II/2006 tanggal 3 Februari 2006


tentang Pengesahan berlakunya Buku Petunjuk Pembinaan tentang Doktrin TNI
AD.

c. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/2/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang


Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Bujuk AD.

d. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang


Buku Petunjuk Administrasi tentang Tulisan Dinas di Lingkungan Angkatan Darat.

5. Pengertian.

a. Autentikasi. Autentikasi adalah suatu pernyataan bahwa sebelum


digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu peraturan telah dicatat dan
diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab di bidang
administrasi umum.

b. Doktrin. Doktrin adalah prinsip-prinsip fundamental yang digunakan


sebagai pedoman dan rujukan bagi pelaksanaan kegiatan fungsi penggunaan dan
pembinaan, yang dikembangkan berdasarkan pengalaman dan/atau teori dari hasil
pemikiran terbaik dalam kurun waktu tertentu.

c. Dosir Personel. Dosir personel adalah himpunan data/dokumen autentik


personel sebagai bukti tindakan administrasi bagi personel yang menunjukkan
perjalanan karier personel sejak pengangkatan sampai dengan purna dinas.
5

d. Fungsi. Fungsi adalah sekelompok pekerjaan, kegiatan dan usaha yang


satu sama lain erat hubungannya untuk melaksanakan segi-segi tugas pokok.

e. Pos Militer. Pos Militer adalah kegiatan dinas pos yang diselenggarakan
oleh Angkatan Darat untuk menjamin kelancaran pengiriman dan penerimaan pos
dalam lingkungan Angkatan Darat.

BAB II
KETENTUAN POKOK PENYELENGGARAAN
AJUDAN JENDERAL

6. Umum. Ajudan Jenderal dalam menyelenggarakan fungsinya memiliki ketentuan


pokok yang harus dipedomani dalam penyelenggaraan dan pembinaannya. Ketentuan
pokok tersebut meliputi peran, tugas pokok, fungsi, sifat dan lingkup, stratifikasi doktrin
dan asas penyelenggaraan fungsi Ajudan Jenderal.

7. Peran. Ajudan Jenderal adalah bagian dari Angkatan Darat, berperan untuk
memberikan pelayanan dan atau dukungan administrasi dengan menyelenggarakan
fungsinya dalam rangka mendukung pembinaan dan penggunaan kekuatan TNI AD baik
dalam rangka OMP maupun OMSP.

8. Tugas Pokok. Ajudan Jenderal mempunyai tugas pokok membina dan


menyelenggarakan pengurusan administrasi personel, administrasi umum dan
pemeliharaan kesejahteraan moril prajurit dan PNS Angkatan Darat, dalam rangka
mendukung tugas pokok Angkatan Darat.

9. Fungsi. Dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya, Ajudan Jenderal


menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi Teknis.

1) Pengurusan administrasi personel. Menyelenggarakan segala


usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan
administrasi penyediaan, penggunaan, perawatan dan pemisahan prajurit
dan PNS Angkatan Darat.

2) Pembinaan administrasi umum. Menyelenggarakan segala usaha,


pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan administrasi
umum di lingkungan Angkatan Darat.
3) Pemeliharaan kesejahteraan moril. Menyelenggarakan segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan penyiapan penyaluran,
penyediaan lapangan kerja, transmigrasi, musik militer dan musik hiburan.

b. Fungsi Lapangan Kekuasaan Teknis (LKT).


6

1) Menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang


berkenaan dengan pembinaan organisasi, personel, materiil, peranti lunak,
pendidikan dan latihan serta pangkalan Ajudan Jenderal Angkatan Darat.

2) Menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang


berkenaan dengan pembinaan tradisi corps dan sejarah satuan Ajudan
Jenderal Angkatan Darat.

3) Menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang


berkenaan dengan penelitian dan pengembangan fungsi Ajudan Jenderal
sesuai perkembangan teknologi dan organisasi Angkatan Darat.

10. Sifat dan Lingkup Fungsi.

a. Sifat. Ajudan Jenderal sebagai salah satu fungsi teknis militer umum
Angkatan Darat, memiliki sifat sebagai berikut :

1) Teliti. Produk Ajudan Jenderal dikerjakan dengan teliti baik bentuk,


susunan, isi dan bahasa untuk menghindari kesalahan informasi.

2) Sederhana. Ketentuan dan aturan dalam penyelenggaraan fungsi


teknis Ajudan Jenderal bersifat sederhana dan mudah dimengerti untuk
menghindari salah tafsir dan keragu-raguan dalam pelaksanaannya.

3) Tulus. Tugas pelayanan Ajudan Jenderal dilaksanakan dengan tulus


dan ikhlas dengan tidak mengharapkan imbalan atau pujian.

4) Jujur. Penyelenggaraan pelayanan Ajudan Jenderal senantiasa


mengutamakan sifat jujur serta menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela.

5) Tanggung jawab. Penyelenggaraan pelayanan Ajudan Jenderal


dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab berpedoman pada
ketentuan yang berlaku.

b. Lingkup Fungsi. Lingkup Fungsi Ajudan Jenderal diselenggarakan mulai


dari tingkat Mabesad sampai dengan tingkat satuan.

11. Stratifikasi Doktrin Ajudan Jenderal. (Sublampiran B)

12. Asas. Asas dalam penyelenggaraan fungsi teknis Ajudan Jenderal adalah
sebagai berikut :

a. Tujuan. Penyelenggaraan fungsi teknis Ajudan Jenderal harus berorientasi


pada tujuan yang ingin dicapai sesuai tugas pokok.
7

b. Manfaat. Penyelenggaraan fungsi teknis Ajudan Jenderal harus dapat


memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembinaan dan penggunaan
kekuatan Angkatan Darat.

c. Fleksibel. Prosedur dan mekanisme penyelenggaraan fungsi teknis


Ajudan Jenderal harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan
organisasi Angkatan Darat.

d. Kecepatan dan Ketepatan. Penyelenggaraan fungsi teknis Ajudan


Jenderal senantiasa memperhatikan faktor kecepatan dan ketepatan dalam
memberikan pelayanan kepada personel dan satuan di lingkungan Angkatan Darat.

e. Berlanjut. Penyelenggaraan fungsi teknis Ajudan Jenderal dilaksanakan


secara terus menerus dan berlanjut untuk menghasilkan pelayanan yang
berkesinambungan.

f. Legalitas. Penyelenggaraan fungsi teknis Ajudan Jenderal selalu


berpedoman pada peraturan yang berlaku sehingga menghasilkan produk
pelayanan yang benar dan sesuai ketentuan.

BAB III
KONSEPSI DASAR PENYELENGGARAAN AJUDAN JENDERAL

13. Umum. Agar penyelenggaraan Ajudan Jenderal dapat terlaksana secara berdaya
guna dan berhasil guna, perlu dirumuskan konsepsi dasar penyelenggaraan Ajudan
Jenderal meliputi kebijakan, strategi dan penyelenggaraan dalam pembinaan dan
penggunaan Ajudan Jenderal.

14. Kebijakan. Kebijakan penyelenggaraan fungsi Ajudan Jenderal sejalan dengan


kebijakan fungsi personel yang diarahkan untuk terwujudnya peran dan fungsi Ajudan
Jenderal dalam rangka mendukung tugas Angkatan Darat, sebagai berikut :

a. Pembinaan Fungsi Teknis Ajudan Jenderal. Pembinaan fungsi teknis


Ajudan Jenderal diarahkan pada terwujudnya penyelenggaraan fungsi Ajudan
Jenderal secara optimal diseluruh satuan Angkatan Darat, meliputi :
8

1) Penyelenggaraan pengurusan administrasi personel, sejalan dengan


siklus pembinaan personel diarahkan pada peningkatan pelayanan kepada
personel dan satuan di lingkungan Angkatan Darat.

2) Penyelenggaraan administrasi umum diprioritaskan pada tertib


administrasi untuk mewujudkan penyelenggaraan administrasi yang tertata
dengan baik dalam pembinaan Angkatan Darat.

3) Penyelenggaraan pemeliharaan kesejahteraan moril diprioritaskan


pada upaya pemeliharaan kesejahteraan moril prajurit maupun PNS dan
keluarganya melalui penyelenggaraan musik militer dan musik hiburan,
pembekalan keterampilan serta penyiapan dan penyaluran tenaga kerja dan
transmigrasi.

b. Penggunaan Ajudan Jenderal. Penggunaan Ajudan Jenderal diarahkan


pada optimalisasi peran/penugasan fungsi Ajen dalam mendukung pelaksanaan
operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang.

15. Strategi. Penyelenggaraan pembinaan dan penggunaan Ajudan Jenderal sesuai


kebijakan yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya memerlukan strategi yang
dituangkan dalam tujuan, sasaran, subyek, obyek, metode, sarana dan prasarana.

a. Tujuan. Mewujudkan kekuatan dan kemampuan fungsi Ajudan Jenderal


yang profesional sehingga dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat, benar
dan absah dalam rangka mendukung tugas pokok Angkatan Darat.

b. Sasaran.

1) Sasaran penyelenggaraan administrasi personel, meliputi :

a) Terwujudnya penyelenggaraan administrasi penyediaan


prajurit dan pengadaan CPNS yang tertib dan benar sesuai ketentuan
yang berlaku.

b) Terselenggaranya administrasi penggunaan prajurit dan PNS


sesuai norma-norma yang berlaku meliputi pembinaan karier prajurit
dan PNS yang didukung data dan dosir personel yang benar,
lengkap, absah dan mutakhir (Blam).

c) Terpeliharanya perawatan personel berupa penyelenggaraan


administrasi pelayanan personel yang baik.

d) Terwujudnya penyelenggaraan administrasi pemisahan


personel secara terencana, tertib, cepat dan tepat.

2) Sasaran penyelenggaraan administrasi umum meliputi :

a) Terlaksananya penyelenggaraan tulisan dinas yang tertib dan


benar diseluruh satuan jajaran Angkatan Darat.
9

b) Terwujudnya tata laksana kantor yang tertib dan benar meliputi


surat menyurat, pengurusan arsip, tata naskah dan pendistribusian
surat.

3) Sasaran penyelenggaraan pemeliharaan kesejahteraan moril


personel, meliputi :

a) Terlaksananya musik militer dan musik hiburan dalam


mendukung tugas pokok Angkatan Darat.

b) Terwujudnya penyelenggaraan pembekalan keterampilan bagi


prajurit dan PNS Angkatan Darat.

c) Terwujudnya penyelenggaraan penyiapan dan penyaluran


tenaga kerja bagi purnawirawan Angkatan Darat.

d) Terwujudnya pelaksanaan transmigrasi dan pemukiman bagi


personel yang menjelang pensiun dan purnawirawan Angkatan Darat.

c. Subyek.

1) Dirajenad.
2) Kaajen Kotama/Balakpus
3) Dan/Ka satuan.

d. Obyek. Obyek penyelenggaraan Ajudan Jenderal meliputi seluruh prajurit


dan PNS Angkatan Darat.

e. Metode.

1) Edukatif. Pembinaan prajurit dan PNS penyelenggara fungsi Ajudan


Jenderal dilaksanakan melalui pendidikan yang berjenjang untuk
memperoleh personel yang profesional.

2) Integratif. Penyelenggaraan fungsi Ajudan Jenderal dilaksanakan


secara terpadu oleh seluruh penyelenggara fungsi Ajudan Jenderal daerah
dan pusat.

3) Sosialisasi. Untuk memberikan pemahaman tentang ketentuan


fungsi Ajudan Jenderal yang berlaku, kepada seluruh penyelenggara fungsi
Ajudan Jenderal dan prajurit serta PNS Angkatan Darat dilakukan sosialisasi
peranti lunak.

f. Sarana dan Prasarana.

1) Sarana. Sarana pendukung penyelenggaraan Ajudan Jenderal,


meliputi :
10

a) Peranti lunak.
b) Materiil khusus Ajudan Jenderal.
c) Mass media, baik cetak maupun elektronik dalam rangka
penyediaan prajurit.
d) Alat dan mesin perkantoran.
e) Kendaraan.

2) Prasarana. Prasarana yang diperlukan antara lain :

a) Pangkalan/Markas beserta pendukungnya.


b) Perumahan.

16. Penyelenggaraan Ajudan Jenderal. Ajudan Jenderal diselenggarakan melalui


pembinaan dan penggunaan Ajudan Jenderal dalam rangka mendukung tugas pokok
Angkatan Darat.

a. Pembinaan Ajudan Jenderal. Pembinaan Ajudan Jenderal diselenggara-


kan melalui pembinaan kecabangan dan fungsi teknis untuk mewujudkan
tersedianya kekuatan yang sesuai dengan tuntutan tugas dan memiliki kemampuan
untuk melaksanakan fungsi teknis Ajudan Jenderal.

b. Penggunaan Ajudan Jenderal. Penggunaan Ajudan Jenderal diprioritas-


kan dalam pemberian dukungan pelayanan/bantuan administrasi melalui
pengurusan administrasi personel, administrasi umum dan pemeliharaan
kesejahteraan moril yang dibutuhkan satuan dalam melaksanakan tugas operasi
baik operasi militer untuk perang (OMP) maupun operasi militer selain perang
(OMSP).

BAB IV
PEMBINAAN AJUDAN JENDERAL

17. Umum. Keberhasilan pelaksanaan tugas Ajudan Jenderal Angkatan Darat sangat
tergantung pada pelaksanaan pembinaan fungsinya, diantaranya melalui penentuan
tujuan dan pola pembinaan masing-masing fungsi yang akan dilaksanakan.

18. Pembinaan Pengurusan Administrasi Personel.

a. Tujuan. Kegiatan pembinaan pengurusan administrasi personel


ditujukan untuk mewujudkan pengurusan administrasi personel prajurit dan PNS
yang cepat, tepat, tertib, benar dan lancar dalam rangka mendukung tugas pokok
Angkatan Darat.

b. Pola. Pola pembinaan administrasi personel diselaraskan dengan siklus


pembinaan personel yang dimulai dari penyediaan/pengadaan sampai dengan
pemisahan dilaksanakan secara terencana, terpadu dan berkelanjutan meliputi :
11

1) Administrasi penyediaan calon prajurit dan pengadaan tenaga CPNS.


2) Administrasi pengangkatan prajurit dan CPNS.
3) Administrasi pembinaan karier prajurit dan PNS.
4) Administrasi pelayanan personel.
5) Administrasi pemisahan prajurit dan PNS.
6) Administrasi pemeliharaan dosir dan data personel.

19. Pembinaan Administrasi Umum.

a. Tujuan. Untuk mewujudkan administrasi umum secara seragam di seluruh


satuan Angkatan Darat.

b. Pola. Diarahkan pada terselenggaranya ketertiban administrasi umum di


lingkungan Angkatan Darat yang dilaksanakan melalui :

1) Pembinaan tulisan dinas.


2) Pembinaan surat menyurat dinas dan takah.
3) Autentikasi, verifikasi, dokumentasi dan publikasi.
4) Penyediaan formulir dan blanko.
5) Pengurusan arsip.
6) Pembinaan Pos Militer.

20. Pembinaan Pemeliharaan Kesejahteraan Moril.

a. Tujuan. Untuk mewujudkan terpeliharanya kesejahteraan moril prajurit,


PNS dan keluarganya.

b. Pola. Pola pembinaan kesejahteraan moril menyangkut pemberian


dorongan semangat dan menyiapkan moril prajurit/PNS dalam dinas aktif maupun
setelah purna dinas melalui :

1) Musik militer dan musik hiburan.


2) Pembekalan keterampilan.
3) Penyiapan dan Penyaluran tenaga kerja
4) Transmigrasi dan pemukiman.

BAB V
PENGGUNAAN AJUDAN JENDERAL
12

21. Umum. Penggunaan Ajudan Jenderal Angkatan Darat disesuaikan dengan


pola penggunaan kekuatan Angkatan Darat dalam penyelenggaraan operasi militer yaitu
operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang.
22. Penggunaan Administrasi Personel.
a. Penggunaan Dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP)..
1) Sasaran.
a) Terpeliharanya kesiapan satuan dari aspek kekuatan personel
sehingga mendukung kesiapan dalam melaksanakan tugas operasi.
b) Terwujudnya hak-hak prajurit korban tempur dan keluarganya
sehingga berpengaruh terhadap moril seluruh prajurit satuan yang
mendapat tugas operasi.

2) Penggunaan.

a) Pemberian dukungan pembuatan laporan kekuatan prajurit


dalam rangka operasi militer untuk perang.
b) Penyelenggaraan pencatatan korban tempur/penyiapan tenaga
pengganti.
c) Penyelenggaraan administrasi pengerahan personel untuk
keperluan OMP yang lebih besar.
d) Pengurusan administrasi kenaikan pangkat medan tempur/
kenaikan pangkat medan tempur anumerta (KPMT/KPMTA).

b. Penggunaan Dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

1) Sasaran.
a) Terpeliharanya kesiapan kekuatan personel dalam mendukung
kesiapan tugas operasi.
b) Terwujudnya hak-hak prajurit korban tempur secara tepat
waktu dan tepat sasaran sehingga berpengaruh terhadap moril
prajurit dan keluarganya.

2) Penggunaan.
a) Pembuatan laporan kekuatan prajurit dalam rangka operasi
militer selain perang.
b) Pendataan dan pencatatan korban tempur/penyiapan tenaga
pengganti.
c) Pengurusan administrasi kenaikan pangkat medan
tempur/kenaikan pangkat luar biasa (KPMT/KPLB).

23. Penggunaan Administrasi Umum

a. Penggunaan Dalam Operasi Militer Untuk Perang(OMP).


13

1) Sasaran. Penggunaan administrasi umum dalam operasi militer


untuk perang pada dasarnya diarahkan untuk terpeliharanya kelancaran
kegiatan pengiriman dan pengamanan surat menyurat dinas.

2) Penggunaan.

a) Pemberian dukungan dalam pemeliharaan dan pengamanan


surat.

b) Penggunaan dalam bentuk penyelenggaraan Pos Militer.

b. Penggunaan Dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

1) Sasaran. Penggunaan administrasi umum dalam operasi militer


selain perang pada dasarnya diarahkan untuk terpeliharanya kelancaran
kegiatan pendistribusian dan pengamanan surat menyurat dinas dan arsip
yang bersifat rahasia.

2) Penggunaan.

a) Pemberian dukungan dalam pemeliharaan dan pengamanan


surat.

b) Penggunaan dalam bentuk penyelenggaraan Pos Militer.

24. Penggunaan Kesejahteraan Moril.

a. Penggunaan Dalam Operasi Militer Untuk Perang (OMP).

1) Sasaran. Penggunaan kesejahteraan moril dalam operasi militer


untuk perang diarahkan untuk menjaga terpeliharanya moril prajurit/satuan
sehingga mampu melaksanakan tugas secara optimal.

2) Penggunaan.

a) Pemeliharaan moril prajurit berupa pemberian/


penganugerahan tanda kehormatan negara.

b) Pemberian dukungan berupa penyelenggaraan musik militer


dan musik hiburan.

b. Penggunaan Dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).


14

1) Sasaran. Penggunaan kesejahteraan moril dalam operasi militer


selain perang diarahkan untuk mewujudkan terpeliharanya moril
prajurit/satuan sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik.

2) Penggunaan.

a) Pemeliharaan moril prajurit berupa pemberian/peng-


anugerahan tanda kehormatan negara.

b) Pemberian dukungan berupa penyelenggaraan musik militer


dan musik hiburan.

BAB VI
TATARAN KEWENANGAN

25. Umum. Agar penyelenggaraan Ajudan Jenderal berdaya guna dan berhasil guna
diperlukan tataran kewenangan dan tanggung jawab dari masing-masing tingkatan yang
telah ditentukan, sesuai dengan batas kewenangan dan tanggung jawab masing-masing
eselon mulai dari tingkat pusat, Kotama/Balakpus sampai dengan tingkat satuan.

26. Wewenang dan Tanggung Jawab Tingkat Pusat.

a. Wewenang dan tanggung jawab dalam pembinaan dan penggunaan Ajudan


Jenderal tingkat pusat berada pada Kepala Staf Angkatan Darat.

b. Wewenang dan tanggung jawab dalam pembinaan teknis fungsi Ajudan


Jenderal tingkat pusat berada pada Dirajenad.

27. Wewenang dan Tanggung Jawab Tingkat Kotama/Balakpus.

a. Wewenang dan tanggung jawab dalam pembinaan dan penggunaan Ajudan


Jenderal tingkat Kotama/Balakpus berada pada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka.

b. Wewenang dan tanggung jawab pembinaan teknis dan penyelenggaraan


fungsi Ajudan Jenderal tingkat Kotama/Balakpus berada pada Kaajen
Kotama/Balakpus.

28. Wewenang dan Tanggung Jawab Tingkat Satuan. Wewenang dan tanggung
jawab penyelenggaraan Ajudan Jenderal tingkat satuan berada pada Komandan/Kepala
satuan.

BAB VII
PENUTUP
15

29. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam Buku Petunjuk
Induk tentang Ajudan Jenderal ini oleh pembina dan pengguna akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan di dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan fungsi Ajudan
Jenderal di lingkungan Angkatan Darat.

30. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasa perlu berkaitan dengan adanya tuntutan
kebutuhan untuk penyempurnaan buku petunjuk ini agar disarankan kepada Kasad
melalui Komandan Kodiklat TNI AD sesuai mekanisme umpan balik.

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Komandan Kodiklat

Syaiful Rizal psc, S.IP.


Letnan Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai