Anda di halaman 1dari 25

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

Lampiran II Keputusan Danpusterad


PUSAT TERITORIAL Nomor Kep / / VIII / 2022
Tanggal Agustus 2022

PEMBINAAN LOGISTIK WILAYAH

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Doktrin HANNAS yang menganut sistem Hanrata, hakekatnya


melibatkan wilayah dan isinya dalam perlawanan dan pembelaan umum
menghadapi ancaman. Oleh karena itu dalam sistem pembinaannya,
mengembangkan TNI sebagai kekuatan penangkal siap, sistem tersebut
mengembangkan pula kekuatan kewilayahan sebagai kekuatan pendukung
melalui usaha-usaha pembinaan teritorial. Diharapkan, dalam menghadapi
hakekat ancaman, penggunaan keseluruhan hasil pembinaan tersebut
menghasilkan perlawanan berlarut yang tidak mengenal menyerah dan
mewujudkan kemenangan akhir.
b. Salah satu unsur kekuatan kewilayahan yang harus dikembangkan
melalui usaha pembinaan teritorial tersebut adalah kemampuan logistik
wilayah yang penggunaannya kelak harus mampu mendukung kebutuhan
bagi penyelenggaraan Perata.

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Hanjar ini disusun dengan maksud untuk memberikan


gambaran dan penjelasan tentang ketentuan Binlogwil sebagai materi
pelajaran pada Pendidikan Perwira TNI AD.

b. Tujuan. Hanjar ini disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai


pedoman bagi Gumil dan Serdik dalam proses belajar mengajar pada
Pendidikan Perwira TNI AD.

3. Ruang lingkup.
a. Pendahuluan.
b. Ketentuan Umum.
c. Landasan dan Pemahaman Binlogwil.
c. Faktor yang Mempengaruhi.
2

d. Identifikasi Masalah.
e. Pokok-pokok Metoda dan Tehnik Binlogwil.
f. Penutup.

4. Referensi.

a. Perkasad No Perkasad/74/XII/2013 tanggal 31 Des 2013 ttg Bujukin


Logistik.
b. Kep Kasad No Kep/507/XII/2015 tanggal 31 Juli 2015 ttg Juknis
RTRW Hanrat.
c. Doktrin Induk Teritorial Kep Kasad No Kep/1055/XII/2018 tanggal 28
Des 2018.

5. Pengertian – pengertian
a. Logistik

1) Merupakan suatu proses yang mengubah kemampuan dan sumber


daya ekonomi nasional menjadi dukungan serba benda bagi kelangsungan
dan keberhasilan penyelenggaraan usaha pertahanan nasional.
2) Ilmu dan seni untuk menentukan dan menyediakan materiil,
fasilitas dan jasa menurut volume, jenis, kuantitas, kondisi, ruang dan
waktu serta memindahkan personel yang diperlukan dari suatu rencana
operasi militer.

b. Logistik Wilayah. Logistik Wilayah adalah sumber daya alam dan


sumber daya buatan, sarana dan prasarana serta cadangan materiil strategis
yang ada di wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung sistem
pertahanan semesta (perang berlarut).

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Logistik merupakan salah satu fungsi organik militer yang


mempunyai peran penting dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD.
Oleh karena itu logistik harus diselenggarakan dengan optimal agar mampu
memberikan dukungan secara berhasil dan berdaya guna dengan berpedoman
kepada peran, tugas, fungsi dan azas penyelenggaraan logistik.

7. Peran. Logistik sebagai bagian integral dari fungsi-fungsi TNI AD berperan


memberikan pembinaan materiil, fasilitas dan jasa kepada satuan-satuan jajaran
3

TNI AD dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas yang meliputi pembinaan dan
penggunaan kekuatan.

a. Peran dalam Pembinaan Kekuatan TNI AD. Menyiapkan,


mengadakan, membangun, memelihara dan memantapkan keberadaan
materiil, fasilitas dan jasa agar selalu dalam kondisi layak pakai baik
kuantitas maupun kualitas dalam rangka meningkatkan kemampuan Satuan
TNI AD, profesionalisme prajurit serta terpeliharanya moril dan kesejahteraan
prajurit dan keluarganya dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas
pokok TNI AD.

b. Peran dalam Penggunaan Kekuatan TNI AD. Memberikan


pelayanan dukungan logistik kepada satuan-satuan yang melaksanakan
tugas operasi. Dukungan yang diberikan berupa materiil, fasilitas dan jasa
sesuai kebutuhan dan kebijakan Komando Atas, disiapkan sebelum, selama
dan sesudah operasi dalam rangka meningkatkan kesiapan satuan jajaran
TNI AD.

c. Peran Sebagai Pembina Tunggal Komoditi Logistik TNI.


Memberikan pelayanan dukungan logistik TNI yang dibinatunggalkan kepada
TNI AD bagi matra lain, baik dalam rangka pembinaan maupun penggunaan
kekuatan bagi satuan-satuan matra lain dan dilaksanakan oleh Mabes TNI
sesuai prosedur dan aturan yang berlaku.

8. Tugas.

a. Tugas Pokok. Logistik di lingkungan TNI AD menyelenggarakan


pembinaan logistik untuk mendukung pelaksanaan pembinaan kekuatan
dan penggunaan kekuatan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

b. Tugas-tugas.

1) Menyelenggarakan perencanaan dan penentuan kebutuhan


materiil, fasilitas dan jasa di satuan-satuan TNI AD.

2) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan terhadap


materiil dan fasilitas secara berlanjut dan terus menerus di satuan-
satuan TNI AD sejak materiil dan fasilitas akan diadakan sampai
dengan akan dihapus.
4

3) Menyelenggarakan pengadaan materiil, fasilitas dan jasa di


satuan-satuan TNI AD.

4) Menyelenggarakan pendistribusian materiil, fasilitas dan jasa di


satuan-satuan TNI AD.

5) Menyelenggarakan pemeliharaan materiil, fasilitas dan jasa di


satuan-satuan TNI AD.

6) Menyelenggarakan penghapusan materiil dan fasilitas di satuan-


satuan TNI AD.

7) Menyelenggarakan kegiatan pengurusan umum dan pengurusan


kebendaharaan atas Barang Milik Negara di lingkungan TNI AD yang
berkaitan dengan pembinaan dan penggunaan logistik.

8) Menyelenggarakan kegiatan manajemen umum dalam setiap


pelaksanaan pembinaan logistik TNI AD yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

9. Fungsi. Logistik TNI AD menyelenggarakan fungsi-fungsi logistik dalam


rangka pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan berupa :

a. Pembekalan. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk


memenuhi jenis bekal dan materiil yang dibutuhkan guna kesiapan satuan-
satuan TNI AD.

b. Pemeliharaan. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang


dilakukan untuk menjamin agar materiil dan fasilitas selalu berada dalam
keadaan siap pakai setiap saat.

c. Angkutan. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk


memindahkan personel dan materiil ke tempat tujuan tepat waktu secara
berhasil dan berdaya guna sehingga dapat dicapai kesiapan satuan.

d. Konstruksi. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan


yang berkaitan dengan konstruksi bangunan beserta fasilitas dan konstruksi
5

bentuk fisik lainnya bagi satuan TNI AD sehingga dapat dicapai kesiapan
satuan.
e. Kesehatan. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk
memenuhi dan menyiapkan kebutuhan dukungan dan pelayanan kesehatan
dalam rangka menjaga dan menjamin tercapainya kondisi sehat bagi personel
TNI AD beserta keluarganya, sehingga mampu melaksanakan tugasnya serta
dapat dicapai kesiapan satuan.

f. Administrasi Logistik. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan


administrasi logistik berupa inventarisasi, standardisasi, kodifikasi, sistem
informasi pembinaan logistik, Akuntansi Barang Milik Negara, hibah,
pemanfaatan aset di Satuan-satuan TNI AD.

10. Fungsi Manajemen. Diterapkan dalam penyelenggaraan logistik TNI


AD, pada dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen yang bersifat umum,
meliputi :

a. Perencanaan. Merupakan dasar untuk pengarahan dan


pengoordinasian dalam pembinaan sumber-sumber serta pedoman bagi
setiap tindakan logistik. Secara umum perencanaan logistik didasarkan
pada :

1) Renstra dan kepentingan tugas pokok TNI AD.

2) Penyebaran/pemusatan kekuatan.

3) Hasil evaluasi data masukan dari satuan bawah dan fungsi-


fungsi terkait.

b. Pengorganisasian. Setiap kegiatan logistik harus merupakan


suatu sistem yang berorientasi pada tugas dan program yang jelas namun
kenyal. Secara umum pengorganisasian dilaksanakan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Diselenggarakan melalui pendekatan fungsi matra dan/atau


komoditi.
2) Rentang kendali sependek mungkin.
6

3) Mengikuti organisasi TNI AD yang berlaku yaitu oleh


penanggung jawab fungsi di Mabesad, Kotama dan Satker-satker.

c. Pelaksanaan. Diselenggarakan dengan memperhatikan hal-hal


berikut :

1) Berdasarkan hasil perencanaan yang telah ditetapkan.

2) Memperhatikan skala prioritas berkaitan dengan situasi taktis


dan kendala sumber daya yang tersedia.

3) Mengutamakan produk dan jasa dalam negeri.

d. Pengawasan dan Pengendalian. Merupakan hal penting untuk


mencocokan pelaksanaan kegiatan terhadap rencana yang telah
ditetapkan. Tujuannya adalah agar dapat mengurangi penyimpangan-
penyimpangan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan. Secara umum
pengawasan dan pengendalian diselenggarakan dengan memperhatikan
hal-hal berikut :

1) Dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.

2) Pengawasan dilaksanakan melalui jalur pengawasan


struktural maupun fungsional.

3) Pengendalian dilaksanakan terpusat sesuai dengan strata,


demi tercapainya kesatuan dan keterpaduan.

11. Azas Penyelenggaraan Logistik.

a. Terarah pada Tugas Pokok. Pembinaan dan dukungan logistik


harus diarahkan pada pencapaian tugas pokok TNI AD.

b. Sederhana. Logistik harus sederhana dalam tata cara, prosedur


dan mekanisme penyelenggaraannya dengan mengutamakan hasil dan daya
guna yang maksimal.

c. Tepat. Logistik harus memenuhi syarat 5 (lima) tepat (jenis, mutu,


jumlah, waktu dan sasaran).
7

d. Kenyal. Logistik harus mampu menyesuaikan dengan kebutuhan


dan perubahan keadaan yang terjadi.
e. Prioritas. Pembinaan dan dukungan logistik dilaksanakan dengan
pertimbangan skala prioritas.

f. Akuntabel. Penyelenggaraan logistik harus dapat dipertanggung


jawabkan sesuai peraturan yang berlaku.

g. Transparan. Semua ketentuan dan informasi bersifat jelas


dan dapat diketahui secara luas oleh masyarakat pada umumnya.

h. Objektif. Penyelenggaraan pembinaan logistik harus realistis antara


kebutuhan dan dukungan yang diberikan.

i. Efektivitas. Penyelenggaraan logistik harus berorientasi pada


tujuan yang tepat dan berdaya guna bagi satuan-satuan TNI AD.

j. Manfaat. Segala upaya penyelenggaraan logistik dapat memberikan


manfaat yang sebesar-besarnya bagi satuan-satuan di jajaran TNI AD.

BAB III
LANDASAN DAN PEMAHAMAN BINLOGWIL

12. Landasan Binlogwil.

a. Doktrin Hanrata.

1) Hakikinya melibatkan wilayah dan isinya dalam perang yang


akan datang, dimana :

a) Tanah air dalam arti fisik dan spiritual tak dapat


ditaklukkan musuh.
b) Segenap rakyat adalah pelawan musuh.

2) Strateginya, didasarkan atas kekuatan rakyat pelawan musuh,


dengan cara melarutkan perlawanan dalam daerah yang luas sampai
8

dicapai keunggulan diri. Dibangun, dikembangkan dan digunakan


dalam rangka strategi nasional.

3) Sistim perlawanan.
a) Memiliki kedalaman tak terbatas.

b) Diselenggarakan setelah musuh berada dalam wilayah


negara sendiri.
c) Menciptakan kondisi dalam mana musuh diperas terus
menerus dan diserang dari segala jurusan.

4) Ciri-cirinya.

a) Perbedaan TNI-rakyat kabur.


b) Memanfaatkan lingkungan dimana lingkungan berfungsi
sebagai air bagi segenap subyek/pelaku Hannas.
c) Bersifat defensif aktif.
d) Kedalaman tak terbatas.
e) Tak mengenal garis front.
f) Memiliki dinamika mencair dan membesar/kenyal.
g) Memiliki efek tangkalan kekuatan tangkalan.

b. Pembinaan Teritorial Nusantara.

1) Dengan menginduk kepada sistem Hanrata tersebut, terciptanya


kekuatan Hanrata sesuai ciri-ciri diatas, perlu pembangunan dan
pengembangan kekuatan serta pemeliharaan terus menerus dan
berlanjut.

a) Kekuatan TNI sebagai kekuatan siap melalui usaha-usaha


pembinaan satuan.
b) Kekuatan kewilayahan, sebagai kekuatan pendukung
melalui usaha-usaha pembinaan teritorial, meliputi :

(1) Sektor kekuatan fisik/Sistatek.

(a) Kekuatan rakyat terlatih


(b) Kekuatan logistik wilayah.
9

(c) Kekuatan 5 ( lima ) aspek medan, sehingga


medan memberikan kemudahan mobilitas,
pemindahan, pemusatan penyebaran, pengaman-an
pasukan dan lain-lain untuk kepentingan operasi-
operasi pertahanan.
(2) Sektor kekuatan mental spritual/Sistasos.

(a) Tingkat kemanunggalan yang tinggi antara TNI


– rakyat.
(b) Tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi
terhadap usaha-usaha pembelaan negara.
( c) Tingkat stabilitas kehidupan sosial yang
mantap.
Dalam rangka mewujudkan ketahanan mental,
kesediaan/rela berkorban, melakukan perlawanan
berlarut dan sebagainya.

c. Garis-garis Besar Haluan Negara. Strategi pembagunan kekuatan


Hannas mempersyaratkan :

1) Didasarkan dan bersumber dari rakyat dan wilayah.


2) Disusun secara mendalam.
3) Mengintegrasikan semua kekuatan dan unsur-unsur Hannas
yang ada.
4) Memiliki hubungan fungsional dan struktur antara kekuatan dan
unsur-unsur Hannas yang ada.
5) Mampu mengatasi hakekat ancaman.
6) Kebijaksanaan perencanaan dan pengendalian secara terpusat
serta pelaksanaan secara desentralisasi.

13. Pemahaman Pembinaan Logistik Wilayah.

a. Sistem logistik yang digunakan untuk mendukung operasi perlawanan


wilayah.
b. Sesuai doktrin, penggunaan sistim logistik ini dilakukan karena sistim
logistik pasukan yang bersifat konvensional dan reguler tak dapat
dipertahankan lagi.
c. Ruang lingkup permasalahannya mencakup sekaligus bidang-bidang
yang berkaitan dengan :
10

1) Rencana, kegiatan dan pengembangan usaha-usaha


memproduksi barang-barang logistik ( logistik penghasil ).
2) Rencana dan kegiatan pembekalan dan pelayanan wilayah
( logistik pemakai )

d. Sebagai kegiatan logistik penghasilan dapat ditempuh melalui :


1) Usaha-usaha dibidang perencana kegiatan dan pengembangan
potensi diwilayah untuk mampu berswasembada bagi pemenuh
kebutuhan barang-barang logistik, guna mendukung operasi
perlawanan wilayah kelak.
2) Usaha-usaha dibidang perencanaan dan kegiatan persiapan
untuk mampu berswasembada dibidang pembekalan serta pelayanan
logistik bagi penyelenggaraan operasi perlawanan kelak.

BAB IV
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

14. Program pembangunan daerah.


a. Pembinaan logistik wilayah yang merupakan bagian dari pembinaan
teritorial bukan semata-mata tugas dari Kowil tetapi harus dikoordinasikan
dengan pemerintah daerah. Hal tersebut disebabkan karena disamping
adanya keterbatasan dana juga keterbatasan kemampuan yang ada pada
Kowil. Oleh karena itu perlu dikoordinasikan dengan pemda agar dalam
perencanaan program pembanguan daerah, kepentingan Kowil/kodim
dibidang Han dapat terwadahi atau paling tidak pembagunan daerah yang
dilaksanakan tidak hanya untuk kepentingan kesejahteraan, tetapi juga
untuk kepentingan Han terutama dibidang logistik wilayah.
b. Dalam hal ini diperlukan adanya keterpaduan perencanaan
pembangunan mulai dari tingkat desa, dimana para Babinsa sangat berperan
dalam LKMD, khususnya dalam perencanaan pembangunan desa.

15. Partisipasi masyarakat. Dalam pembinaan logistik diperlukan adanya


partisipasi masyarakat terutama dibidang produksi, distribusi, jasa, karena tanpa
partisipasi masyarakat, Bin Logwil tidak mungkin akan berhasil, sebagai berikut :

a. Disektor produksi. Kurang partisipasi masyarakat terhadap


program pembangunan dibidang ekonomi, dimana masyarakat masih
menganggap bahwa penggunaan peralatan tradisional yang disertai dengan
upacara-upacara adat masih lebih baik dari pada menggunakan
11

peralatan/teknologi baru karena menganggap akan lebih aman, hal ini


ditemui terutama diderah-daerah yang masyarakatnya masih tradisionil.

b. Disektor distribusi kurangnya partisipasi masyarakat dalam ikut


memelihara sarana jalan akan berpengaruh terhadap kelancaran arus
penyaluran/pemasaran hasil produksi.

c. Disektor jasa. Kurangnya partisipasi masyarakat dibidang jasa


angkutan juga akan berpenagruh terhadap pemasaran hasil produksi.

BAB V
IDENTIFIKASI MASALAH

16. Tujuan. Dengan mengenal pengertian dan dasar-dasar pembinaan


sebagaimana diuraikan diatas, maka tujuan pembinaan teritorial dibidang logistik
wilayah adalah : “ Membangun dan mengembangkan sumber dan potensi wilayah
dan rakyat, agar tercipta kemampuan berswasembada dibidang logistik wilayah,
guna dapat mendukung perlawanan wilayah melalui usaha-usaha terpadu antara
kepentingan Han dan kesejahteraan masyarakat, dengan memanfaatkan dan
mendinamisasikan program-program pembangunan nasional daerah/desa.

17. Sumber dan Potensi Wilayah/Rakyat Yang Berkaitan dengan Logistik


Wilayah. Untuk dapat mencapai tujuan pembinaan Teritorial dibidang logistik
wilayah tersebut diatas, perlu dikenali lebih dahulu jenis bentuk sumber/potensi
wilayah dan rakyat, yaitu objek yang harus dibina dan dikembangkan yang
umumnya meliputi :
a. Sumber Daya Alam.
1) Air, antara lain mata air, sungai, waduk, rawa dan pantai.
a) Lahan-lahan bagi kawasan pertanian.
b) Lahan-lahan bagi kawasan industri.
c) Lahan-lahan bagi kawasan pemukiman.
2) Flora dan fauna.
3) Mineral tambang dan batu-batuan.

b. Sumber daya tenaga manusia/rakyat.


Antara lain :

1) Jumlah angkutan kerja.


12

2) Penyebaran dan lapangan kerja.


3) Tingkat pendidikan dan keahliannya.
4) Tingkat kesehatannya.
c. Kemampuan produksi daerah.
Antara lain dibidang :
1) Produksi pertanian ( pertanian pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan, kerajinan )
2) Produksi pertambangan.
3) Produksi industri.

d. Tersedianya sarana/prasarana ekonomi.


Antara lain :
1) Dibidang produksi misalnya pabrik-pabrik, pusat-pusat usaha
dan lain-lain.
2) Dibidang distribusi misalnya jalan perhubungan, terminal, jenis
dan kualitas transportasi.
3) Dibidang jasa, misalnya Perbankan, modal, proteksi-proteksi dan
lain-lain.

18. Sasaran-sasaran Pembinaan. Konsisten terhadap titik 10 dan 11, maka


sasaran-sasaran pembinaan akan meliputi :

a. Dibidang Swasembada produksi daerah.

1) Pemeliharaan kelestarian sumber-sumber alam, agar sumber-


sumber alam tidak punah/habis dan mampu mendukung keperluan
produksi, baik disektor pertanian, pertambangan maupun sektor
industri seoptimal mungkin.
2) Pengembangan kempuan produksi daerah agar produksi daerah
meningkat dari waktu-kewaktu baik dari segi kuantitas maupun
kualitas.
3) Pengembangan sarana-sarana produksi guna mendukung usaha-
usaha pengembangan kemampuan produksi daerah.
4) Pengembangan sarana-sarana distribusi guna mampu menjamin
kelancaran distribusi baik disektor jalan perhubungan, terminal
maupun disektor transportasi.

b. Dibidang keswasembadaan sistem pembekalan dan pelayan logistik.


13

1) Sistem mobilitas/pengerahan kegiatan-kegiatan logistik bagi


keperluan mendukung pelaksanaan operasi perlawanan wilayah.
2) Sistem distribusi.
3) Sistem pemeliharaan, evakuasi dan komunikasi.
4) Sistem pengendalian dan pengawasan/Kodal Logwil.

19. Masalah-masalah Pembinaan yang Perlu Dipecahkan. Dari sejumlah


sasaran-sasaran tersebut diatas, maka dapatlah di iventarisasikan permasalahan-
permasalahan pembinaan yang perlu pemecahannya oleh pembinaan teritorial
yaitu :

a. Bagaimana sumber-sumber alam dapat terpelihara kelestariannya.

1) Yang menyangkut tanah/lahan.

a) Lahan untuk kawasan pertanian.


b) lahan untuk kawasan industri.
c) Lahan untuk kawasan pemukiman.
d) Keseimbangan rasional antar kebutuhan kawasa-kawasan
tersebut sehingga tidak terjadi kanibalisme antar kawasan.

2) Yang menyangkut sumber air.

a) Kelestarian penyediaan kebutuhan air untuk minum,


mandi dan cuci.
b) Kelestarian penyediaan air bagi kebutuhan pertanian (
dalam arti luas ).
c) Kelestarian penyediaan air sebagai kebutuhan
industri/energi.
d) Kelestarian penyediaan air sebagai prasarana/
Transportasi.

3) Yang menyangkut kehidupan flora dan fauna.

a) Kelestarian bagi penyediaan kebutuhan pangan sandang.


b) Kelestarian bagi penyediaan kebutuhan industri.
c) Kelestarian keseimbangan ekologi/lingkungan hidup.
14

4) Yang menyangkut sumber-sumber mineral tambang dan batu-


batuan.

a) Kehematan penggunaan sumber-sumber agar tidak lekas


habis.
b) Tersedianya bahan dasar yang bermutu tinggi dan tersedia
bahan-bahan pengganti guna menunjang kebutuhan industri
dari waktu kewaktu.

b. Bagaimana mengembangkannya.

1) Bidang produksi pertanian, ( dalam arti luas ) sehingga mampu


mencapai tingkatan swasembada.
2) Bidang produksi Industri, sehingga mampu mencapai
swasembada.
3) Bidang keahlian dan keterampilan tenaga kerja baik dibidang
ilmu penegtahuan, teknologi, maupun penyebarannya sehingga
mampu mendukung usaha-usaha pengembangan produksi daerah
menuju ketingkat swasembada.
4) Bidang distribusi, sehingga tersedia sarana-sarana distribusi
yang memadai baik disektor transportasi jalan perhubungan, antara
lain :

a) Lembaga konsultan.
b) Lembaga proteksi, penyuluhan, bimbingan usaha dan lain-
lain.
c) Jasa perbankan.
d) Tabungan masyarakat dan lain-lain.

c. Bagaimana rencana-rencana kegiatan menstransportasikan


kemampuan swasembada dibidang produksi, distribusi dan
sarana/prasarana diatas bagi :

1) Keadaan-keadaan darurat yang memerlukan dukungan Logwil,


misalnya bencana alam dan lain-laian, yang meliputi :

a) Sistem mobilitasasi/pengerahan.
b) Sistem distribusi.
c) Sistem pemeliharaan evaluasi dan komunikasi.
15

d) Kodal Logwil.

2) Operasi perlawanan wilayah yang meliputi :

a) Sistem mobilisasi/pengerahan.
b) Sistem distribusi.
c) Sistem pemeliharaan evakuasi dan komunikasi.
d) Kodal Logwil.

d. Bagaimana bentuk atau kondisi yang harus dihasilkan oleh


pembinaan, agar dapat digunakan sebagai target/arah pembinaan yang akan
dikerjakan, serta dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam rangka
pengembangan hasil pada pembinaan kurun waktu berikutnya :

1) Untuk hasil pembinaan yang memiliki bentuk riil/konkrit


seharusnya dapat ditentukan besaran/ukurannya.
Contoh :

a) Produksi beras untuk tahun anggaran 20 A- 20 B yang


akan datang harus sudah berswasembada.
Target swasembada diatas perlu diberikan ukuran misalnya =
216 Kg/kapita.
b) Produksi sandang untuk tahun anggaran 20 a – 20 B yang
akan datang harus sudah swasemabada.
Target swasemabada untuk produksi sandang misalaanya
memiliki ukuran = 2= yard/kapita.

2) Untuk hasil pembinaan yang berwujud kondisi, membutuhkan


indikator-indikator ( sebab bagi kondisi sulit diukur dalam bentuk-
bentuk besaran-besaran ).
Contoh :

a) Tidak terdapat gangguan dalam daerah, disektor


perhubungan lalu lintas.
b) Harga-harga kebutuhan 9 bahan pokok dalam daerah
relatif stabil.
c) Tidak terdapat perbedaan menyolok antara harga-harga di
pertokoan dan di pedesaan.
16

d) Tidak ada kesulitan bagi masyarakat mendapatkan


barang-barang kebutuhan pokok di pasaran.
e) Dan lain-lain.
Dengan besaran/ukuran dan indikator-indikator sebagaimana
dicontohkan diatas, maka akan mudah mengarahkan pembinaan
e. Bagaiamana mengatur mekanisme untuk memadukan usaha
pemecahan dicontohkan tersebut titik 13 diatas dengan usaha-usaha
pembangunan daerah, sehingga diperoleh keterpaduan antara kepentingan
Hanneg dan kepentingan kesehjahteraan guna menjamin hasil pembinaan
yang optimal.

BAB VI
POKOK-POKOK METODA TEHNIK BINLOGWIL

20. Pemeliharaan Kelestarian sumber daya alam.

a. Tujuan. Mencegah kepunahan agar selalu tersedia sumber-sumber


alam bagi kepentingan produksi dan keseimbangan ekologi, rehabilitasi dan
penataan kembali :

b. Sasaran/bentuk pembinaan.

1) Terhadap sumber-sumber daya yang dapat diperbaiki.

a) Menggalakan usaha-usaha pembibitan/peremajaan


kerhidupan fauna/flora, penghijauan, penyuburan tanah kritis
dan lain-lain dengan menggunakan hasil-hasil penyelidikan
teknologi.
b) Penggalakkan usaha-usaha penyelidikan untuk
menemukan jenis-jenis bibit unggul, tehnik-tehnik penyuburan
tanah dan lain-lain.
c) Pengatur pengamanan dan pengawasan secara terpadu
dalam rangka memelihara ditaatinya UU….,/organisasi
perlindungan alam dan pencegahan perusakan serta eksploitasi
diluar batas.
d) Pembinaan kesadaran dan keikut sertaan masyarakat
dalam memelihara keseimbangan ekologi.
e) Menggalakkan pengadaan program-program yang serasi
dan terpadu antara aparat pemerintah dalam rangka memelihara
17

keseimbangan ekosistem dengan mencegah kanabalisme antara


lingkungan.
f) Pembiaan kiss antara kegiatan-kegiatan/fungsional Aparat
pemerintah didaerah guna mencegah kesimpang-siuran,
kontradiksi usaha dan lain-lain.

2) Terhadap sumber-sumber daya alam yang tak dapat diperbaiki.

a) Pengaturan pengamanan, pengawasan penggunaan secara


terpadu guna pencegahan exploitasi diluar batas.
b) Penggalakan usaha-usaha penyelidikan guna menemukan
bahan-bahan pengganti dalam rangka memperpanjang umur
pakai dari sumber-sumber alam yang tersedia.
c) Pembinaan kesadaran masyarakat dan keikut-sertaan
masyarakat dalam pemeliharaan umur pakai sumber-sumber
alam.
d) Menggalakkan pengadaan program-program yang serasi
dan terpadu melalui usaha-usaha kiss antara aparat pemerintah
didaerah guna mencapai hasil-hasil yang optimal dalam rangka
pemeliharaan umur pakai sumber-sumber daya alam.

c. Forum. Masyarakat, Tokoh-tokoh/Lembaga-lembaga baik formal


maupun non formal Aparat-aparat pemerintah, LKMD/LSD, forum-forum
pertemuan dan komunikasi, program-program TNI ( Bhakti TNI/TMMD ),
Muspida/Muspika, Badan-badan koordinasi, fraksi TNI di DPRD dan lain-
lain.

d. Metoda / tehnik.

1) Langsung.
Dengan melaksanakan program-program TNI yang dialokasikan
diwilayah Kowil, misalnya :

a) Bhakti TNI/operasi BHAKTI.


b) TMMD.
c) KKS.

2) Tak langsung.
18

a) Penyampaian ide/saran bagi tercapainya tujuan dan


sasaran pembinaan tersebut diatas kepada forum yang tersedia
didaerah.
b) Model peneladanan/percontohan sehingga dapat di lihat,
dihayati dan ditiru oleh masyarakt.

21. Pengembangan Sumber-Sumber Daya Alam.

a. Tujuan. Mendapatkan manfaat yang optimal dari penggunaan


sumber - sumber daya alam bagi produksi dibidang pertanian (dalam arti
luas), industri dan pertambangan serta perdagangan sehingga mampu
mengembangkan produksi daerah/laju pendapatan daerah perkapita, tanpa
merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
b. Sasaran/bentuk pembinaan.

1) Dibidang pertania.

a) Menggalakkan dan membantu usaha-usaha


mempertahankan perimbangan rasio antara luas lahan pertanian
dengan jumlah penduduk yang mayoritas hidup dari sektor
pertanian. Sehingga menjamin tersedianya lapangan kerja
petani.
b) Menggalakkan program-program pemerintah dibidang
peningkatan sarana/prasarana produksi pertanian dalam rangka
mencapai keswasembadaan dibidang pangan, mutu makanan
dan laju pendapatan per kapita.
c) Menggugah partisipasi masyarakat dalam bidang
pembanguna pertanian baik sektor pertanian pangan,
perkebunan, perikanan, peternakan dan kerajinan.
d) Pembinaan kerja sama/kiss antara fungsional aparat
pemerintah dalam rangka memelihara kelancaran pelaksanaan
usah-usaha pengembangan pertanian tanpa merusak mutu dan
keseimbangan lingkungan hidup.

2) Bidang produksi industri.

a) Tujuan. Mengembangkan produksi industri menuju


kemampuan swasembada daerah yang memenuhi prinsip-
prinsip.
19

(1) Menunjang kebutuhan hidup rakyat banyak.


(2) Keseimbangan antara padat modal/teknologi dan
padat karya demi tercapainya kesempatan kerja.
(3) Tidak berakibat rusaknyan lingkungan hidup dan
pemborosan penggunaan sumber daya alam yang tersedia.
(4) Tingkat hasil produksi diarahkan dalam bentuk
barang setengah jadi dan barang jadi.

b) Sasaran/bentuk pembinaan.

(1) Terhadap masyarakt.

(a) Menggalakkan prakarsa, swadaya dan usaha-


usaha wiraswasta dibidang produksi barang dan
jasa, kerajinan tangan, home industri, perbengkelan,
konveksi dan lain-lain dengan memanfaatkan
sumber daya potensi wilayah yang tersedia.
(b) Menggalakkan pola sikap hidup ulet, hemat
rajin, kehendak maju untuk memciptakan
kehidupan masa depan yang lebih baik dengan cara-
cara memperbesar tabungan masyarakat dan
menghindari kebiasaan hidup boros.
(c) Mendinamisasikan intensifikasi dan
extensifikasi usaha-usaha wiraswasta, koperasi-
koperasi produksi melalui pengetrapan kemajuan
teknologi, kemahiran managemen dan lain-lain
dengan memanfaatkan semaksimal.

(2) Terhadap usaha-usaha pemerintah daerah.

(a) Ikut serta mengamankan dan menggalak-kan


usaha-usaha pemda dibidang pengamanan kegiatan
ekonomi, bimbingan, proteksi, bantuan permodalan,
pemasaran dan lain-lain dalam rangka memacu
kemampuan produksi daerah.
(b) Membina kiss antar aparat pemerintah agar
diperoleh hasil-hasil usaha pembinaan optimal.
20

c. Forum. Masyarakat, tokoh-tokoh/lembaga-lembaga baik formal


maupun non formal aparat-aparat pemerintah. LKMD/LSD, PKK, forum-
forum pertemuan dan komunikasi, program-program TNI ( Bhakti TNI/TMMD
) Muspida/Muspika, Badan-badan koordinasi, Fraksi TNI di DPRD, dan lain-
lain

d. Metoda/teknik.

1) Langsung : Dengan melaksanakan program-program TNI yang


dialokasikan diwilayah kota, misalnya :

a) KKS.
b) TMMD.
b) Bhakti TNI / Operasi Bhakti.

2) Tak langsung

a) Penyampaian ide/saran bagi tercapainya tujuan dan


sasaran tersebut diatas kepada forum yang tersedia di daerah.
b) Modal peneladanan/percontohan sehingga dapat dilihat,
dihayati dan ditiru oleh masayarakt.

22. Pengembangan Sistem Distribusi.

a. Tujuan.

1) Kelancaran arus penyaluran sarana-sarana produksi dan


pemasaran hasil-hasil produksi, dalam rangka pengembangan
produktifitas daerah.
2) Kelancaran pembekalan dan pelayanan logistik bagi keperluan
operasi perlawanan wilayah dan atau keperluan darurat lain yang
sangat mendesak/bencana alam nasional.

b. Sasaran/bentuk-bentuk pembinaan.

1) Dalam rangka pengembangan produktifitas daerah.


21

a) Membantu usaha-usaha pemeliharaan meningkatkan


mutu jalan perhubungan serta pengamanannya baik darat, laut,
sungai maupun udara.
b) Membantu usaha-usaha pemeliharaan, peningkatan dan
pengamanan jenis dan kepadatan yang memadai sesuai identitas
kegiatan ekonomi dan perdangan, baik transportasi darat,
laut/sungai maupun udara.
c) Pembinaan, penyuluhan dan bimbingan badan-badan
usaha yang bergerak dibidang jasa transportasi.

2) Dalam rangka pembekalan dan pelayanan logistik bagi keperluan


operasi perlawanan wilayah dan atau keperluan darurat lain.

a) Pada dasarnya sistim pembekalan dan pelayanan untuk


keperluan di atas, diatur dan ditetapkan berdasarkan
kebijaksanaan Komando atasan dalam rangka mendukung
rencana-rencana operasinya.
b) Berdasarkan asumsi di atas,bentuk-bentuk pembinaan
yang dapat di kerjakan Kowil dalam rangka persiapan wilayah,
adalah :

(1) Pendataan terus menerus tentang jenis lokasi dan


kemampuan usaha :

(a) Dibidang produksi.


(b) Depot-depot perdagangan/pergudangan.
( c) Transportasi.
(d) Jasa kesehatan dan lain-lain.

(2) Membantu usaha-usaha pemda dibidang


pemeliharaan, peningkatan dan pengamanan terhadap
jalan perhubungan, transportasi, usaha-usaha produksi
barang dan jasa.
(3) Merangsang tumbuhnya gabungan/serikat-serikat
usaha sejenis ( misal : ORGANDA, GAB PENGUSAHA
TEKSTIL DAN LAIN-LAIN. ), sentra-sentra usaha yang
hubungan produknya saling isi-mengisi ( antara usaha
besar dan kecil ), penyebarannya di seluruh wilayah, guna
22

memudahkan pembinaan dan pengendalian dalam rangka


mobilisasi kelak.
(4) Menggalakkan adanya prosedur-prosedur operasi
tetap sebagai produk pimpinan daerah secara terpadu
dalam rangka menciptakan reaksi cepat terhadap
pengendalian krisis yang mungkin timbul serta
pemanfaatan latihan-latihan pemantapannya untuk
mendapatkan modal sistim mobilisasi, sistim kodal serta
pengorganisasian yang tetap guna.
(5) Pembinaan kiss antar Aparat pemerintah guna
kelancaran pembinaan.

c. Forum. Masyarakat, tokoh-tokoh/lembaga-lembaga baik formal


maupun non formal aparat-aparat pemerintah. LKMD/LSD, PKK, forum-
forum pertemuan dan komunikasi, Kadin, program-program TNI ( Bhakti
TNI/TMMD ) Muspida/Muspika, Badan-badan koordinasi, Fraksi TNI di
DPRD, dan lain-lain

d. Metoda/teknik.

1) Langsung : Dengan melaksanakan program-program TNI yang


dialokasikan diwilayah kota, misalnya :

a) Bhakti TNI /operasi Bhakti.


b) TMMD.
c) KKS.

2) Tak langsung

a) Penyampaian ide/saran bagi tercapainya tujuan dan


sasaran tersebut diatas kepada forum yang tersedia di daerah.

b) Modal peneladanan/percontohan sehingga dapat dilihat,


dihayati dan ditiru oleh masayarakt.

23. Pengembangan Tenaga Kerja untuk Produksi.


23

a. Tujuan. Tersedianya tenaga kerja yang merata diseluruh wilayah


yang memenuhi persyaratan kesehatan, keahlian dan keterampilan yang
memadai bagi perkembangan produksi daerah.

b. Sasaran/bentuk pembinaan.

1) Terhadap masyarakat.

a) Pendataan terus-menerus terhadap perkembangan


Angkatan kerja, Unit-unit profesi dan kelompok-kelompok
masyarakat guna memudahkan pembinaan.
b) Merangsang, menggalakkan partisipasi masyarakat
terhadap program-program pemerintah dibidang perbaikan
lingkungan dan mutu kehidupan, antara lain :

(1) Transmigrasi dan pemukiman.


(2) Keluarga berencana dan kesehatan lingkungan.
(3) Gaji.
(4) Bimbingan-bimbingan masyarakat.
(5) BUUD/KUD.
(6) Panca usaha tani.
(7) UDKP.
(8) Pemberantasan Buta Hurup dan lain-lain.

Dalam rangka penyebaran, peningkatan nutu kehidupan dan


penciptaan kesempatan kerja.
c) Merangsang, menggalakkan penggunaan waktu-waktu
luang misalnya :

(1) Bagi nelayan : waktu musim ombak, dimana nelayan


istirahat tidak turun kelaut.
(2) Bagi petani : waktu lepas panen dan waktu lepas
tandur.
(3) Bagi ibu-ibu rumah tangga : waktu habis masak.
(4) Bagi anak-anak : waktu libur sekolah.

Untuk pekerjaan-pekerjaan produktif dan membawa hasil antara


lain kerajinan tangan, jahit-menjahit, montir, pertukangan dan
lain-lain.
24

2) Terhadap Aparat pemerintah.

a) Partisipasi dalam mensukseskan program-program


pemerintah yang menyangkut masalah kependudukan, lapangan
kerja, transmigrasi dan kesehatan lingkungan.
b) Pembinaan Kiss Antar Aparat Pemerintah guna mencapai
mutu hasil pembinaan yang optimal.
c. Forum. Masyarakat, tokoh-tokoh/lembaga-lembaga baik formal
maupun non formal aparat-aparat pemerintah. LKMD/LSD, PKK, forum-
forum pertemuan dan komunikasi, program-program TNI ( Bhakti
TNI/TMMD ) Muspida/Muspika, LKMD/LSD dan koordinasi, Fraksi TNI di
DPRD, dan lain-lain.

d. Metoda/teknik.

1) Langsung : Dengan melaksanakan program-program TNI yang


dialokasikan diwilayah Kowil misalnya :

a) Bhakti TNI /operasi Bhakti.


b) TMMD.
c) KKS.

2) Tak langsung

a) Penyampaian ide/saran bagi tercapainya tujuan dan


sasaran tersebut diatas kepada forum yang tersedia di daerah.
b) Modal peneladanan/percontohan sehingga dapat dilihat,
dihayati dan ditiru oleh masayarakt.

BAB VII
PENUTUP

24. Penutup. Demikian Naskah Sekolah (NS) ini disusun sebagai bahan ajaran
untuk pedoman bagi Tenaga Pendidik (Gadik) dan Peserta Didik (Serdik) dalam
proses belajar mengajar Binlogwil pada Pendidikan Perwira TNI AD.

Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat,


25

.........................

RAHASIA

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai