Anda di halaman 1dari 70

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK


MODUL POLRI
02
4 JP (180 menit)

Pengantar
Didalam modul ini membahas tentang pengertian-pengertian yang
berkait dengan Logistik Polri, Tugas dan fungsi Logistik, asas dan
prinsip Logistik, mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai
Perpres No 54 tahun 2010, Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik
Negara sesuai Perpres Nomor 6 tahun 2006, proses administrasi
penerimaan, pengeluaran, dan penghapusan materiil Polri.
Tujuan diberikannya materi ini agar peserta didik memahami tentang
manajemen pengelolaan serta siklus sarana dan prasarana.

Kompetensi Dasar
Memahami manajemen pembinaan logistik Polri.
Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkait dengan Logistik
Polri;
2. Menjelaskan tentang Tugas Logistik;
3. Menjelaskan asas dan prinsip Logistik;
4. Menjelaskan siklus pembinaan Logistik Polri;
5. Menjelaskan penerapan manajemen pembinaan Logistik;
6. Menjelaskan metode pembinaan logistik;
7. Menjelaskan mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah;
8. Menjelaskan tentang Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik
Negara;
9. Menjelaskan administrasi penerimaan, pengeluaran, dan
penghapusan materiil Polri.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 36


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Manajemen Pembinaan logistik Polri.
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian-pengertian yang berkait dengan Logistik Polri;
2. Tugas dan fungsi Logistik;
3. Asas dan prinsip Logistik;
4. Siklus pembinaan Logistik Polri;
5. Penerapan manajemen pembinaan Logistik;
6. Metode pembinaan logistik;
7. Mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah;
8. Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik Negara;
9. Administrasi penerimaan, pengeluaran, dan penghapusan materiil
Polri.

Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah.
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang
manajemen pembinaan perencanaan.
2. Metode Brain storming (curah pendapat).
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik membahas persoalan yang berkaitan dengan
manajemen perencanaan anggaran Polri
3. Metode tanya jawab.
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menanyakan ha-hal yang belum dipahami.
4. Metode penugasan.
Metode ini digunakan untuk memberikan tugas kepada peserta
didik untuk membuat resume.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 37


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar


1. Alat/Media:
a. Whiteboard;
b. Papan Flipchart;
c. Kertas Flipchart;
d. Slide;
e. Laptop;
f. LCD dan screen.
2. Bahan:
a. Kertas;
b. Alat Tulis.
3. Sumber Belajar:
a. Keputusan Presiden RI Nomor 80 tahun 2003 tentan
pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah
beserta perubahannya.
b. Peraturan Presiden RI Nomor 70 Th. 2012 dan petunjuk
teknisnya perubahan kedua atas Perpres RI No. 54 Th 2010
tentang tata cara pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2006 tanggal 30
Januari 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan /
atau penerimaan hibah serta penerusan pinjaman dan / atau
hibah luar negeri.
d. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/330/V/2005 tanggal
30 mei 2005 tentang tata cara pengelolaan barang milik
Negara.
e. Peraturan Kapolri Nomor 12 tahun 2012 tentang tata cara
pengadaan barang/jasa dilingkungan Polri.
f. Peraturan Kapolri Nomor 06 tahun 2017 tentang SOTK
Tingkat Mabes Polri.

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal : 10 menit
a. Pendidik memperkenalkan diri kepada peserta didik;
b. Pendidik melakukan pencairan kelas;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, pengantar
mata pelajaran, kompetensi dan tugas peserta didik pada
mata pelajaran ini;
2. Tahap inti : 160 menit

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 38


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a. Pendidik menyampaikan materi pelajaran.


b. Peserta didik memperhatikan, menyimak dan mencatat
materi pelajaran;
c. Pendidik memberikan kesempatan kepada para peserta
pendidikan untuk bertanya/berkomentar terkait materi yang
disampaikan;
d. Pendidik memfasilitasi jalannya praktik;
e. Pendidik menyimpulkan hasil praktik.
3. Tahap akhir : 10 menit
a. Cek penguatan materi
Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara
umum.
b. Cek penguasaan materi
Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya
secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas
Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari materi
pelajaran.

Tagihan/Tugas

Peserta didik mengumpulkan tugas individu tentang sejauh mana


pandangan dan pendapat peserta didik tentang keberadaan Fungsi
Pembinaan Sarana dan Prasarana (Logistik) di daerah masing-masing
dan berperan secara optimal.

Lembar Kegiatan
Peserta didik membuat tugas individu tentang sejauh mana pandangan
dan pendapat peserta didik tentang keberadaan Fungsi Pembinaan
Sarana dan Prasarana (Logistik) di daerah masing-masing dan
berperan secara optimal.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 39


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK POLRI

1. Pengertian yang berkaitan dengan Logistik Polri

a. Logistik Polri adalah proses dan kegiatan penentuan


kebijaksanaan, pengorganisasian, penggantian dan
pengendalian serta pengawasan seluruh fungsi dalam
lingkup logistik Polri yang bulat dan utuh terpadu dan
terarah, dalam rangkaian upaya pengusahaan dan
penyediaan serta pendayagunaan/pengarahan materiil,
fasilitas dan jasa secara tepat, agar fungsi logistik Polri
dapat diselenggarakan secara mantap, efektif dan efisien.
b. Pembinaan logistik Polri adalah segala usaha, tindakan,
kegiatan yang terpadu dan terarah yang berhubungan
dengan penentuan kebijaksanaan, perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian/pelaksanaan dan
pengendalian/pengawasan yang mencakup pembinaan
materiil Polri dan pembinaan fungsi logistik Polri secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan menganut tatanan
strategis, dukungan dan operasional.
c. Barang Milik Negara adalah semua barang yang berasal
atau dibeli dengan dana yang bersumber dari seluruhnya
maupun sebagian dari APBN, APBD dan Hibah yang
dikuasai oleh Polri.
d. Barang adalah bagian dari kekayaan Negara yang terdiri
dari satuan-satuan tertentu yang dapat dihitung, diukur,
ditimbang dan dinilai yang diperlukan untuk pembekalan,
har dan dukungan bagi kegiatan Polri untuk menunjang
operasional dan administrasi.
e. Barang Inventaris adalah barang yang merupakan bagian
dari kekayaan Negara baik yang berupa barang bergerak
maupun barang yang tidak bergerak serta hewan yang
mendukung pelaksanaan tugas.
f. Barang bergerak adalah barang yang menurut sifat dan
penggunaannya dapat dipindah-pindahkan, misalnya
kendaraan bermotor, kendaraan tempur, kapal, pesawat
terbang, senjata api dan amunisi.
g. Barang tidak bergerak adalah barang yang menurut sifat
dan penggunaannya tidak dapat dipindah-pindahkan atau
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
misalnya tanah dan bangunan.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 40


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

h. Materiil Top adalah materiil yang masuk dalam tabel


organisasi dan peralatan yaitu materiil yang merupakan
standar satuan untuk pelaksanaan tugas pokok sesuai
spesifikasi /design dari satuan yang bersangkutan.
i. Bendaharawan materiil adalah orang yang karena jabatan
diangkat dan diberhentikan oleh ordonatur materiil untuk
melaksanakan pengurusan kebendaharaan dengan
kewajiban untuk melaksanakan tugas yang dibebankan oleh
ordonatur materiil dan mempertanggung jawabkan tugas
dan kepengurusannya berdasarkan undang-undang
perbendaharaan, membuat dan mengirimkan perhitungan
dan pertanggung jawaban serta melaporkan
pelaksanaannya kepada ordonatur materiil atau instansi lain
yang ditunjuk.
j. Ordonatur materiil adalah seseorang yang karena
jabatannya diberi tugas pengurusan umum materiil dengan
mendapatkan wewenang untuk menetapkan, memberi
kuasa serta memerintahkan tindakan yang dapat
mengakibatkan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran
materiil serta pertanggung jawaban dalam pemakaian dan
penghapusan.
k. Pengawasan materiil adalah pejabat-pejabat yang sengaja
diangkat untuk mengadakan pengawasan dalam
pelaksanaan tugas pengurusan kebendaharaan materiil
atau pejabat yang ditetapkan oleh peratuaran perundang-
undangan.
l. Administrasi pergudangan adalah penyelenggaraan
pengurusan kebendaharaan beserta administrasi
pendukungnya, meliputi kegiatan-kegiatan penerimaan,
penyimpanan/penimbunan, pengangkutan/ pengiriman,
pengeluaran/penyaluran dan penghapusan materriil.
m. Barang Inventaris Polri adalah semua barang yang dibina
dan digunakan oleh Polri berupa Barang Bergerak (BB) dan
Barang Tidak Bergerak (BTB) seperti tanah bangunan dan
konstruksi yang didapat melalui pengadaan dengan
menggunakan dana APBN dan APBD serta hibah sebagai
perlengkapan untuk pelaksanaan tugas pokok Polri.
n. Pencelaan adalah suatu pernyataan terhadap suatu kondisi
atau kegunaan suatu barang karena barang tersebut sudah
tidak lagi memenuhi fungsinya.
o. Penghapusan adalah segala usaha dan kegiatan untuk
membebaskan barang inventaris dari pertanggung jawaban
perbendaharaan Negara menurut ketentuan yang berlaku.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 41


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Tugas Pokok Logistik Polri

a. Penyiapan atau perumusan kebijakan Kapolri,


pengkajiandan penyusunan strategi bidang logistik
termasuk sarana/prasarana kesehatan, telekomunikasi dan
informasi.
b. Perumusan dan pengembangan sistem metode dan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan fungsi pembinaan logistik
termasuk sarana/prasarana kesehatan, telekomunikasi dan
informatika sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Polri
serta pengawasan dan pengarahan atas pelaksanaannya.
c. Perencanaan kebutuhan pembangunan logistik bagi seluruh
jajaran Polri dan pengendalian pelaksanaan program kerja
dan anggaran bidang logistik oleh satuan kerja dalam
lingkungan Polri.
d. Pelaksanaan program-program pengadaan, pemeliharaan,
pendistribusian dan penghapusan, perbekalan umum,
peralatan, fasilitas dan konstruksi sesuai lingkup tugas
tanggung jawabnya.
e. Penyelenggraan pengawasan/pengendalian termasuk
analisa dan evaluasi pelaksanaan program-program dan
kegiatan bidang logistik dengan melakukan supervisi serta
kegiatan lainnya.

3. Azas Dan Prinsip Logistik

a. Azas Logistik

Azas Logistik secara universal meliputi tiga hal yaitu :


1) Bahwa logistik akan senantiasa mengikuti dan
menyesuaikan secara terus menerus terhadap
kebutuhan operasional dan perkembangan teknologi.
2) Bahwa logistik harus senantiasa tertumpu pada
kemampuan ekonomi atau mendasarkan pada
anggaran yang disediakan oleh pemerintah.
3) Bahwa logistik harus senantiasa patuh dan
mengikuti/mempedomani ketentuan/perundang-
undangan yang berlaku.

b. Prinsip Logistik

1) Tepat Mutu : sebagai tolak ukur diperolehnya meteril,


fasilitas dan jasa memenuhi persyaratan teknis dan
operasional berdasarkan standar mutu yang telah
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 42
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

ditetapkan.
2) Tepat Jenis : Setiap jenis kegiatan pembinaan Logistik
harus memenuhi yang dibutuhkan Polri baik dalam
tugas operasional maupun pembinaan.
3) Tepat Jumlah : dalam pembinaan dukungan persiapan
dan ketersediaan barang/jasa harus realitas dan
sesuai dengan anggaran yang tersedia dan sesuai
dengan kebutuhan dalam mendukung tugas
operasional di lapangan.
4) Tepat Waktu : bahwa kesiapan dan tersedianya
materil hasil pengadaan maupun dalam pelaksanaan
pendistribusian harus tepat harus sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.
5) Tepat Tempat : Teralokasinya materiil hasil
pengadaan maupun dalam pelaksanaan
pendistribusian harus tepat sasaran sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan.
6) Tepat Harga : Sebagai tolak ukur diperolehnya materiil
dengan harga yang kompetitif dan sebanding dengan
harga standar yang telah ditetapkan serta dapat
dipertanggung jawabkan.
7) Tepat Guna : Pemakai yang tepat dan sesuai prosedur
penggunaan sesuai dengan kebutuhan dilapangan
guna terwujudnya dukungan logistik yang optimal.

4. Siklus Pembinaan Logistik Polri

a. Didalam penyelenggaraan logistik Polri keseluruhan proses


pembinaaan dilakukan melalui siklus logistik yang saling
berkaitan sebagai berikut :

1) Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan untuk


mengindentifikasi kebutuhan yang diperlukan guna
pelaksanaan dukungan logistik dalam pelaksanaan
tugas yang dibebankan.Untuk perhitungan penentuan
kebutuhan yang diperlukan adanya DSPP, indeks
jatah yang ditentukan dan standarisasi. Perencanaan
kebutuhan akan berlanjut kepada pembuatan rencana
anggaran.
2) Pengadaan adalah segala usaha dan kegiatan untuk
menambah dan memenuhi kebutuhan barang/jasa dan
fasilitas berdasarkan pedoman yang berlaku dan
menciptakan sesuatu yang baru (yang tadinya belum
ada menjadi ada) pengadaan dapat dilakukan dengan
cara : Pembelian, Penyewaan, Peminjaman,
Pemberian (hibah), penukaran, pembuatan dan
perbaikan.
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 43
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan dan


pemeliharaan selama dalam penyimpanan terhadap
materiil dengan memperhatikan sifatnya masing-
masing, didalam penyimpanan perlu adanya
pencatatan yang baik dan perawatan serta
pemeliharaan selama dalam penyimpanan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan agar materiil
yang ada selalu dalam siap pakai.
4) Penyaluran/Distribusi adalah kegiatan pengeluaran
materiil dari titik penyimpanan kepemakai guna
pemenuhan kebutuhan sesuai DSP indeks jatah yang
ditentukan.
5) Pemanfataan adalah kegiatan pemanfaatan sarana
prasarana, bekal dan jasa oleh personil perorangan,
badan-badan, komando satuan untuk pelaksanaan
tugasnya, sampai kepada suatu tahap tertentu untuk
mendapatkan penggantian atau pemeliharaan.
Didalam pemakai ini serta, perlu diperhatikan
pengetahuan pemakaian agar materiil tersebut dapat
mencapai usia guna yang optimal.
6) Pemeliharaan/perawatan adalah merupakan kegiatan
untuk mempertahankan atau mengusahakan sarana
prasarana, bekal dan jasa dalam suatu kondisi siap
pakai sampai kepada suatu tahap dimana dinyatakan
tidakan ekonomis untuk diperbaiki/dipertahankan.
7) Penghapusan adalah kegiatan pengeluaran dari daftar
inventaris dan pembebasan dari pertanggung
jawaban atas materiil yang tidak dapat dimanfaatkan
lagi ataupun sudah tidak ekonomis lagi untuk
diperbaiki/dipelihara, sesuai kebutuhan yang berlaku.
Penghapusan akan memberikan data-data untuk
perencanaan kebutuhan yang akan datang.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 44


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SIKLUS PEMBINAAN LOGISTIK POLRI

REN

HAPUS ADA

DAL

PERAWATAN SIMPAN

PAKAI LUR/DISI

b. Pengelompokkan Materiil dalam pembinaan Logistik Polri

1) Kelompok Materiil Bekum


a) Gol I: Bekal Makanan
b) Gol II : Bekal perlengkapan Perorangan
dan lapangan (Kaporlap)
c) Gol III : Bekal Perminyakan
d) Gol IV : Bekal Kantor
e) Gol V : Bekal Inventaris Kantor
f) Gol VI : Perbekalan umum lainnya
2) Kelompok Materiil Peralatan
a) Gol I : Kendaraan
b) Gol II : Kapal dan alat apung
c) Gol III : Pesawat terbang
d) Gol IV : Senjata api
e) Gol V : Amunisi
f) Gol VI : Alat peralat khusus Polri
g) Gol VII : Mesin Stationer
h) Gol VIII : Alat berat
i) Gol IX : Alat peralatan bengkel
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 45
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

j) Gol X : Peralatan lainnya

3) Kelompok Materiil Fasilitas konstruksi


a) Gol I : Tanah
b) Gol II: Bangunan gedung
c) Gol III: Bangunan Instalasi
d) Gol IV: Bangunan prasarana
e) Gol V : Peralatan dan bekal konstruksi
4) Kelompok Materiil Bekal kesehatan
1) Gol I : Obat dan bahan kimia
2) Gol II: Alat kesehatan

5) Kelompok Meriilt Bekal Komlek


a) Gol I : Radar dan alat deteksi bawah tanah.
b) Gol II: Radio
c) Gol III : Radio Direction Finder
d) Gol IV : Peralatan Telepon
e) Gol V : Telex dan Facsimile
f) Gol VI : Sound System
g) Gol VII : Generating Set
h) Gol VIII : Alat ukur
i) Gol IX : Alat komplek
j) Gol X : Alat-alat penunjang

c. Sasaran Pembinaan fungsi Logistik Polri

Sasaran pembinaan fungsi logistik dilakukan agar upaya


memenuhi kebutuhan logistik untuk mendukung tugas-tugas
kepolisian baik operasional maupun pembinaan dapat
diwujudkan secara maksimal. Adapun pendekatan dalam
pembinaan disesuaikan dengan kelompok komoditas
materiil logistik Polri

1) Perbekalan

a) Pembinaan fungsi pembekalan ditujukan untuk


terselenggaranya kegiatan perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian atas
materiil bekal yang diperlukan untuk mendukung
pembinaan kekuatan dan penggunaan Polri.

b) Termasuk bekal atau materiil bekal adalah


semua barang yang diperlukan untuk
kelengkapan, pemeliharaan dan operasi yang
pengelompokan dan penggolongannya
ditetapkan berdasarkan keputusan Ordonatur.
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 46
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Pemeliharaan

a) Pembinaan fungsi pemeliharaan ditujukan untuk


terselenggaranya kegiatan pemeliharaan materiil
agar minimal dapat digunakan dalam usia pakai
yang layak.

b) Sasaran utama adalah terpeliharanya asset Polri


yang berupa barang tidak bergerak dan barang
bergerak, baik yang berstatus sebagai “Barang
Komtabel” maupun sebagai “barang dalam
pemakaian” (materiil in used).

3) Konstruksi

a) Pembinaan fungsi konstruksi ditujukan untuk


terselenggaranya kegiatan pemeliharaan materiil
agar minimal dapat digunakan dalam usia pakai
yang layak.
b) Sasaran utamanya adalah tercukupinya fasilitas
tanah, bangunan dan fasilitas umum serta
instalasi yang diperlukan oleh Polri.
4) Kesehatan

a) Pembinaan fungsi kesehatan dalam kaitannya


dengan pembinaan logistik ditujukan untuk
terselenggaranya fungsi kedokteran Kepolisian
dan kesehatan polisi.
b) Sasaran utamanya adalah tercukupinya sarana
dan fasilitas yangdiperlukan untuk
terselenggaranyafungsi kedoktreran kepolisian
dan kesehatan.
5) Angkutan

a) Pembinaan fungsi angkutan ditujukan untuk


terselenggaranya kegiatan angkutan secara
hemat, cepat, tepat, selamat, berdaya dan
berhasil guna.
b) Sasaran utamanya adalah terlaksananya
pemindahan perorang/personel/pasukan maupun
barang / materiil peralatan atau bekal dari suatu
tempat tertentu ke tempat lain yang ditempuh
baik melalui darat, laut, dan udara
6) Perawatan Personil

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 47


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Berbagai upaya yang bertujuan mempertahankan


kondisi mental fisik personil, agar tetap berfungsi
sesuai dengan penugasannya.

Secara umumnya pengertiannya mempunyai ruang


lingkup mengenai, penyediaan makanan/ransum,
perlengkapan dan tempat tinggal personil, namun
secara teknis dititik beratkan pada bidang penyediaan
makanan.

5. Penerapan Manajemen Pembinaan Logistik

a. Penyelenggaraan fungsi logistik Polri senantiasa berkaitan


dengan proses yang didalamnya akan melibatkan orang-
orang/badan yang harus melakukan kegiatan/usaha secara
efektif dan efisien selama jangka waktu tertentu untuk
tercapainya suatu sasaran yang ditetapkan, dengan
demikian maka misi ini tidak dapat direalisasikan tanpa
ditetapkannya fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
logistik Polri.

b. Pada dasarnya fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan


dalam penyelenggaraan logistik Polri adalah fungsi-fungsi
manajemen yang bersifat umum dan mutlak diperlukan
pada seluruh aspek kegiatan, meliputi :

1) Perencanaan

Perencanaan logistik merupakan dasar untuk


pengarahan dan pengkoordinasian dalam pembinaan
sumber-sumber dan pedoman bagi setiap tindak
logistik, secara umum perencanaan logistik didasarkan
pada :

a) Program pembangunan kekuatan jangka panjang


(25 tahun)
b) Program pembangunan kekuatan jangka sedang
(5 tahun)
c) Penajaman prioritas sasaran yang
dikonsentrasikan pada kemampuan operasional
yang diharapkan.
d) Hasil evaluasi data masukan dari satuan bawah
dan fungsi-fungsi terkait yang diakomodasikan
dalam evaluasi penyelenggaraan logistik Polri.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian setiap kegiatan pada dasarnya


MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 48
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

merupakan satu sistem atau tatanan yang harus


berorientasi kepada tugas dengan proram yang jelas
namun kenyal. Pengorganisasian logistik Polri
dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai hal
serta dengan pendekatan sebagai berikut :

a) Pengorganisasian yang diselenggarakan


berdasarkan pendekatan fungsi Matra.
b) Pengorganisasian yang diselenggarakan
berdasarkan pendekatan komoditi.
c) Pengorganisasian yang diselenggarakan dengan
rentan kendali sependek mungkin.
d) Pengorganisasian yang diselenggarakan
berdasarkan eselonisasi penanggung jawab
pengemban fungsi logistik dilingkungan Polri
sesuai struktur organisasi yang berlaku.

3) Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan logistik Polri


yang merupakan rangkaian upaya perusahaan dan
penyediaan serta pendayagunaan/pengarahan
materiil, fasilitas dan jasa secara tepat agar fungsi
Polri dapat diselenggarakan secara mantap, efektif
dan efisien maka perlu diperhatikan sebagai berikut :

a) Pelaksanaan harus berdasarkan pada hasil


perencanaan yang telah ditetapkan
b) Pelaksanaan harus antisipatif terhadap
kemungkinan adanya perubahan perencanaan
yang telah ditetapkan.
c) Pelaksanaan harus memperhatikan skala
prioritas berkaitan dengan situasi taktis dan
kendali sumber daya yang tersedia.
d) Dalam pelaksanaan pengadaan harus
mengutamakan produk dan jasa dalam negeri.

4) Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian sebagai fungsi organik


pembinaan, penyelenggaraan usaha, kegiatan dan
pekerjaan untuk menjamin tercapainya tujuan secara
efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan/peraturan
yang berlaku melalui pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan, pemeriksaan dan tindakan pengendalian
yang diperlukan sehingga penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dapat ditekan sekecil
mungkin atau minimum dapat dikurangi. Dalam
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 49
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian


perlu memperhatikan hal - hal sebagai berikut :

a) Pengawasan dan pengendalian harus


berdasarkan pada rencana yang telah
ditetapkan.
b) Pengawasan dilaksanakan melalui jalur
pengawasan struktural maupun fungsional.
c) Pengendalian dilaksanakan terpusat sesuai
dengan strata demi tercapainya kesatuan dan
keterpaduan upaya.

6. Metode Pembinaan Logistik

Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan logistik Polri


berdasarkan kepentingannya dapat dibedakan :

a. Dalam rangka pembinaan logistik dipergunakan:


1) Metoda dipusatkan
2) Metoda organik
b. Dalam rangka dukungan-dukungan logistik dipergunakan:
1) Dukungan logistik untuk pembinaan kekuatan meliputi:
a) Metoda dipusatkan
b) Metoda organik
c) Metoda bina tunggal
2) Dukungan logistik untuk penggunaan kekuatan meliputi:

a) Metoda dipusatkan
b) Metoda organik
c) Metoda bina tunggal
d) Metoda dukungan lintas sektoral

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 50


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENDEKATAN PEMBINAAN FUNGSI LOGISTIK POLRI

a. Pembekalan
b. Angkutan
Penyelenggaraan c. Pemeliharaan
d. Konstruksi
e. Wat pers

Metode

a. Perencanaan
Pendekatan b. Organisasi
c. Koordinasi
Manajemen d. Pelaksanaan
e. Was / Dal

7. Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

a. Pengertian dalam pengadaan barang/jasa pemerintah :

1) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya


disebut dengan pengadaan Barang/Jasa adalah
kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
daerah/Istitusi lainnya yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.
2) Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 51
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Daerah/Institusi lainnya, yang selanjutnya disebut


K/L/D/I adalah instansi/istitusi yang menggunakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
dan atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD).
3) Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan Barang dan/atau Jasa milik
Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.
4) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah
Lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan
dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
sebagimana dimaksud dalam Peraturan Presiden
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan barang/Jasa Pemerintah.
5) Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA
adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja
perangkat daerah/atau pejabat yang disamakan pada
institusi lain pengguna APBN/APBD.
6) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA adalah Pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk
menggunakan APBN atau ditetapkan oleh kepala
Daerah unntuk menggunakan APBD.
7) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut
PPK adalah Pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
8) Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut
ULP adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I
yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau
melekat pada unit yang sudah ada.
9) Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki
Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang
melaksanakan Pengadaan barang/Jasa.
10) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
11) Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas
intern pada institusi lain yang selanjutnya disebut APIP
adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui
audit, reviu, evaluasi,pemantauan dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas
dan fungsi organisasi.
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 52
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

12) Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau


orang perseorangan yang menyediakan
barang/Pekerjaan Konstruksi/jasa Konsultansi/Jasa
lainnya.
13) Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi
ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi,
korupsi dan nepotisme dalam pengadaan
barang/Jasa.
14) Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun
tidak berwujud,bergerak maupun tidak bergerak yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh pengguna Barang.
15) Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang
berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi
bangunan atau pembuatan fisik lainnya.
16) Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang
keilmuan yang mengutamakan adanya olah piker
(brainware).
17) Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan
kemampuan tertentu yang mengutamakan
keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola
yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan
dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi,
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan
Barang.
18) Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari
pemanfaatan kreatifitas, gagasan orisinal,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui
penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya
cipta.
19) Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah
tanda bukti pengakuan dari pemerintah atas
kompetensi dan kemampuan profesi dibidang
Pengadaan Barang/Jasa.
20) Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana
pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau
diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung
jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau
kelompok masyarakat.
21) Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 53
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

ditetapkan oleh ULP/ Pejabat Pengadaan yang


memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati
oleh para pihak dalam proses Pengadaan
Barang/Jasa.
22) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK
dengan Penyedia Barang/jasa atau pelaksana
Swakelola.
23) Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk
semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya
yang memenuhi syarat.
24) Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan
Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan
yang komplek.
25) Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan
Penyedia Barang/ Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang
bernilai paling tinggi Rp. 5,000.000.000,00 (Lima
Miliar rupiah).
26) Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan
Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang
bernilai paling tinggi Rp. 5,000,000,000,00 (Lima
Miliar rupiah).

27) Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia


Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti
oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang
memenuhi syarat.
28) Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia
Jasa Konsultansi untuk Jasa Konsultansi yang bernilai
paling tinggi Rp.200,000,000,00 (dua ratus juta
rupiah).
29) Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa
yang memperlombakan gagasan orisinal,kreatifitas
dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat
ditetapkan berdasarkan harga satuan.
30) Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang
yang memperlombakan Barang/benda tertentu yang
tidak mempunyai harga pasar dan yang
harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan
harga satuan.
31) Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan
Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 54
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.


32) Pengadaan Langsung adalah Pengadaan
Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa
tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan
langsung.
33) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perseorangan dan/atau badan usaha yang memenuhi
criteria usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah.
34) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perseorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai Usaha Mikro,kecil dan menengah.
35) Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan
oleh Bank umum/perusahaan penjamin/perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) yang diserahkan oleh penyedia
Barang/Jasa kepada PPK/ULP untuk menjamin
terpenuhinya kewajiban penyedia Barang/Jasa.
36) Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang
memerlukan teknologi tinggi , mempunyai risiko tinggi,
menggunakan peralatan yang didesain khusus
dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas Rp.
100,000,000,000,00 (seratus miliar rupiah).
37) Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement
adalah Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan
dengan menggunakan teknologi informasi dan
transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
38) Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang
selanjutnya disebut LPSE adalah unit kerja K/L/D/I
yang dibentuk untuk menyelenggarakan system
pelayanan pengadaan Barang/jasa secara elektronik.
39) E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia
Barang/Jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat
diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang
terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik
dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran
dalam waktu yang telah ditentukan.
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 55
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

40) Katalog elektronik atau E-Catalogue adalah sistem


informasi elektronik yang memuat daftar, jenis,
spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari
berbagai Penyedia barang/Jasa pemerintah.
41) E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa
melalui system catalog elektronik.
42) Portal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang
system informasi elektronik yang terkait dengan
informasi Pengadaan Barang/Jasa secara nasional
yang dikelola oleh LKPP.

b. Tujuan

1) Mengatur pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang


sebagian atau seluruhnya dibiayai dari dana
APBN/APBD.
2) Agar pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, dilakukan
secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing,
transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.

c. Prosedur

1) Organisasi Pengadaan barang/Jasa untuk pengadaan


melalui penyedia Barang/Jasa terdiri atas : PA/KPA,
PPK,ULP/Pejabat Pengadaan (Panitia) dan
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).
2) Organisasi Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola
terdiri atas : PA/KPA, PPK dan Panitia/Pejabat
penerima hasil Pekerjaan (PPHP).
3) Perangkat Organisasi ULP ditetapkan sesuai
kebutuhan yang paling kurang terdiri atas :
Kepala,Sekretariat,Staf pendukung dan kelompok
kerja.
4) Setiap Pengadaan Barang / Jasa mengacu ketentuan
Perpres No. 70 Tahun 2012 perubahan kedua atas
Perpres No. 54 Tahun 2010.
5) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mengeluarkan
Surat Keputusan pengangkatan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
6) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) membentuk
Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan atau Tim Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan (disesuaikan dengan
kompleksitas pekerjaan bukan besarnya anggaran).
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 56
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

7) Kuasa Pengguna Anggaran membentuk Panitia yang


berjumlah gasal/ganjil disesuaikan dengan
kompleksitas pekerjaan (bukan besarnya anggaran)
dan membentuk pejabat Pengadaan untuk pekerjaan
dengan nilai dibawah Rp. 200,000,000,00 ( dua ratus
juta rupiah).
8) Setelah DIPA turun maka Pejabat Pembuat Komitmen
dan Panitia akan memisahkan paket pekerjaan yang
nilainya dibawah Rp. 200,000,000.00 dengan
pengadaan langsung sedangkan nilai diatas Rp.
200.000.000.00 dengan pelelangan sederhana/seleksi
sederhana/pelelangan umum dan dibuat rencana
umum pengadaan untuk di umumkan pada Portal
Pengadaan nasional /Website LPSE Polri.
9) Pejabat Pembuat Komitmen melakukan survey harga
pasar minimal 3 (tiga) sebagai pembanding untuk
digunakan sebagai dasar pembuatan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS),membuat Spesifikasi teknis barang/jasa
dan membuat Rancangan kontrak.
10) ULP/Panitia membuat RKS, IKPP, Undangan kepada
Peserta Lelang, contoh isian kualifikasi, Pakta
Integritas dan ditayangkan di Portal pengadaan
nasional/ Website LPSE Polri.
11) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia
pengadaan/Pejabat pengadaan, tim pejabat penerima
hasil pekerjaan dan penyedia jasa yang akan ikut
lelang menandatangani Pakta Integritas.
12) ULP/Panitia memberikan Penjelasan kepada peserta
lelang tentang spektek barang/jasa bila diperlukan
dibantu oleh aanwijzer (tenaga ahli pemberi
penjelasan pekerjaan).
13) ULP/Panitia melakukan pemilihan penyedia barang /
jasa terbuka untuk umum yang memenuhi syarat
sesuai paket pekerjaan yang di lelang.
14) ULP/Panitia lelang menyeleksi penyedia barang / jasa
sesuai prosedur yang diatur dalam Perpres No. 70
Tahun 2012 perubahan kedua atas Perpres Nomor 54
Tahun 2010.
15) Setelah dilakukan evaluasi administrasi, teknis dan
harga maka panitia akan menyusun peringkat untuk
diundang evaluasi kualifikasi/pembuktian kualifikasi
antara dok copy penawaran dengan dok asli
perusahaan, kemudian akan disusun calon pemenang
mulai dari penawaran terendah yang reponsif untuk
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 57
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

ditetapkan sebagai calon pemenang dan bisa dengan


cadangan calon pemenang 1 dan 2 .
16) ULP/Panitia menjawab sanggahan dari peserta lelang
yang tidak puas atas putusan panitia pengadaan
secara tertulis.
17) Pemenang lelang yang sudah ditetapkan oleh ULP/
Panitia lelang diumumkan di papan pengumuman
resmi, website LPSE Polri dengan masa sanggah 3
(tiga) hari kerja, apabila dalam masa sanggah tidak
ada peserta lelang yang menyanggah dan waktu
sudah habis maka Pejabat Pembuat Komitmen
mengeluarkan Keputusan Penunjukan Pemenang
lelang (SPPBJ) paling lambat 4 (empat) hari kerja
setelah pengumuman penetapan pemenang dan 2
(dua) hari kerja setelah adanya jawaban sanggahan
banding dari menteri/pimpinan lembaga/kepala
daerah/pimpinan istitusi (untuk lelang sederhana &
pemilihan langsung) , kemudian penandatanganan
kontrak paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya SPPBJ, dengan tetap mengacu
pada pasal 1338 KUH Perdata,dilanjutkan dengan
Surat Perintah Mulai Kerja. (SPMK).
18) Pejabat pembuat Komitmen sebelum tandatangan
kontrak meminta kepada penyedia Barang/Jasa untuk
menyerahkan jaminan pelaksanaan untuk nilai
terkoreksi antara 80% (delapan puluh perseratus) s/d
100% (seratus perseratus) dari nilai total HPS sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai kontrak, sedangkan
untuk pengadaan Barang/Jasa nilai terkoreksi dibawah
80% (delapan puluh perseratus) dari nilai total HPS
besarnya jaminan pelaksanaan 5% (lima Perseratus)
dari nilai total HPS, dan untuk pekerjaan konstruksi
menyerahkan jaminan pemeliharaan 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak.
19) Bila terjadi hal – hal yang tidak diinginkan dalam
kontrak baik penghentian dan pemutusan kontrak
mengacu pasal 93 Perpres No. 70 tahun 2012
perubahan kedua atas Perpres No. 54 Tahun 2010.
20) Setelah tandatangan kontrak dan dikeluarkannya
SPMK maka dilakukan serah terima lapangan /
pekerjaan dan untuk pekerjaan pengadaan barang
dengan surat pesanan barang.
21) Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi
keterlambatan penyelesaian mengacu pasal 91
Perpres No. 70 Tahun 2012 perubahan kedua atas
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 58
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Perpres No. 54 tahun 2010.


22) Apabila dalam perjanjian kontrak terjadi perselisihan
maka diselesaikan dengan jalan musyawarah,
mengacu pasal 94 Perpres No. 70 Tahun 2012
perubahan kedua atas Perpres No. 54 tahun 2010.
23) Setiap kegiatan lelang / hasil lelang maka adanya tim
pengawas / Panitia/Pejabat penerima hasil pekerjaan
yang dibentuk oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
pasal 18 Perpres No. 70 tahun 2012 perubahan kedua
atas Perpres No. 54 tahun 2010.
24) Setiap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
penyedia barang/jasa dibuatkan Berita Acara
penyerahan pekerjaan yang ditandatangani oleh tim
panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dan
dilaporkan kepada PPK.

d. Proses secara Makro

1) Bentuk ULP/panitia lelang dan Pejabat Pengadaan


a) Pengumuman pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah secara elektronik dilakukan dengan
cara e-tendering atau e-purchasing, bertujuan
untuk :
(1) Meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas;
(2) Meningkatkan akses pasar dan persaingan
usaha yang sehat;
(3) Memperbaiki tingkat efisiensi proses
pengadaan;
(4) mendukung proses monitoring dan audit;
(5) (5) Memenuhi kebutuhan akses informasi
yang real time.
b) Fungsi pelayanan LPSE paling kurang meliputi:
(1) administrator sistem elektronik;
(2) unit registrasi dan verifikasi pengguna;
(3) unit layanan pengguna.

c) Pengadaan Barang/pekerjaaan konstruksi nilai


dibawah Rp. 200,000,000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan pengadaan jasa kolsultansi nilai
dibawah Rp. 50,000,000,00 (lima puluh juta
rupiah) dengan sistem pengadaan langsung
dilaksanakan dengan cara Pascakualifikasi
sebagai berikut:
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 59
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) Membuat RKS, IKPP, HPS,Spektek dan


gambar-gambar, pakta integritas dan
rancangan SPK;
(2) Mengundang peserta terpilih untuk
Aanwijzing dan memasukan dokumen
penawaran;
(3) Melakukan negosiasi teknis dan harga
penawaran;
(4) Menetapkan pemenang dan diumumkan
lewat papan pengumuman resmi dan portal
pengadaan Nasional /website LPSE
Polri;
(5) Menerbitkan SPPBJ;
(6) Penandatanganan SPK dan diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
(7) Membuat surat pesanan barang untuk
Pengadaan Barang;
(8) Melakukan Pemeriksaan barang hasil
pelaksanaan pekerjaan dan BA
pemeriksaan dilakukan oleh PPHP.

d) Pengadaan Barang/pekerjaan konstruksi Nilai


diatas Rp. 200,000,000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan pengadaan jasa konsultansi Nilai
diatas Rp. 50,000,000,00 (lima puluh juta rupiah)
dengan sistem pelelangan umum/pelelangan
sederhana/seleksi sederhana dan pemilihan
langsung dilaksanakan dengan cara
Pascakualifikasi sebagai berikut :

(1) Membuat RKS, IKPP,HPS, Spektek,


gambar-gambar dan rancangan kontrak;
(2) Mengumumkan pelelangan lewat Portal
pengadaan Nasional/Website LPSE Polri;
(3) Mengundang peserta untuk melakukan
Aanwijzing dan memasukan penawaran;
(4) Melakukan Evaluasi penawaran dan
menetapkan calon pemenang, cadangan
pemenang 1 dan 2;
(5) Membuat undangan kepada calon
pemenang, cadangan calon pemenang 1
dan 2 untuk dilakukan evaluasi kualifikasi/
pembuktian kebenaran dokumen, bisa
dilakukan klarifikasi kepada pihak penjamin;
(6) Mengumumkan Calon pemenang lelang,
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 60
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

cadangan pemenang 1 dan 2 pada Portal


pengadaan Nasional/
(7) Website LPSE Polri;
(8) Menjawab sanggahan apabila ada peserta
yang tidak puas atas putusan panitia secara
tertulis;
(9) Menerbitkan SPPBJ ;
(10) Meminta kepada pemenang untuk
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan;
(11) Penandatangan kontrak dan menerbitkan
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
(12) Melakukan Pemeriksaan barang hasil
pelaksanaan pekerjaan dan BA
pemeriksaan dilakukan oleh PPHP.

2) Sistem Pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan


konstruksi /Jasa lainnya :

a) Pemilihan penyedia Barang/Jasa Lainnya


dengan:
(1) Pelelangan Umum;
(2) Pelelangan Terbatas;
(3) Pelelangan sederhana;
(4) Penunjukan Langsung;
(5) Pengadaan Langsung;atau
(6) Kontes.
b) Pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi
dilakukan dengan:
(1) Pelelangan umum;
(2) Pelelangan Terbatas;
(3) Pemilihan Langsung;
(4) Penunjukan Langsung;
(5) Pengadaan langsung.

c) Pemilihan Penyedia jasa konsultansi dilakukan


dengan :

(1) Seleksi umum;


(2) Seleksi Sederhana;
(3) Penunjukan Langsung;
(4) Pengadaan Langsung.

d) Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya dilakukan


dengan :

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 61


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) Pelelangan Umum;


Pelelangan Sederhana;
(2) Penunjukan Langsung;
(3) Pengadaan Langsung;atau
(4) Sayembara.

e) Metode Penyampaian Dokumen Penawaran:

(1) Metode 1 (satu) sampul;


(2) Metode dua sampul;
(3) Metode 2 (dua) Tahap.

f) Metode Evaluasi Penawaran dalam pemilihan


penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya terdiri atas :

(1) Sistem Gugur;


(2) Sistem Nilai;
(3) Sistem Penilaian Biaya Selama Umur
Ekonomis.

g) Metode Evaluasi Penawaran dalam pemilihan


penyedia barang/jasa, Konstruksi dan jasa
Lainnya dengan:

(1) Sistem Gugur;


(2) Metode evaluasi berdasarkan sistem nilai
keunggulan teknis sepadan dengan harga,
sangat dipengaruhi oleh kualitas teknis;
(3) Sistem penilaian selama umur ekonomis
yang memperhitungkan faktor-faktor umur
ekonomis, harga, biaya operasional, biaya
pemeliharaan dan jangka waktu operasi
tertentu;
(4) Sistem nilai dengan bobot 70% s/d 90%
dengan unsur yang dinilai harus bersifat
kuantitatif atau yang dapat dikuantitatifkan.

h) Metode Evaluasi Penawaran dalam pemilihan


Penyedia jasa Konsultansi dengan:

(1) Metode Evaluasi dengan berdasarkan


kualitas;
(2) Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan
biaya;
(3) Metode evaluasi berdasarkan Pagu
Anggaran;atau
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 62
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(4) Metode evaluasi berdasarkan biaya


terendah.

e. Jenis - jenis Kontrak

1) Kontrak pengadaan Barang/Jasa meliputi :

a) Kontrak berdasarkan cara pembayaran;


b) Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun
Anggaran;
c) Kontrak berdasarkan sumber pendanaan;dan
d) Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan.

2) Kontrak pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara


pembayaran terdiri atas :

a) Kontrak Lump Sum;


b) Kontrak Harga Satuan;
c) Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga
Satuan;
d) Kontrak Persentase;dan
e) Kontrak Terima Jadi (Turnkey)

3) Kontrak pengadaan barang/Jasa berdasarkan


pembebanan Tahun Anggaran terdiri atas :

a) Kontrak Tahun Tunggal;dan


b) Kontrak Tahun Jamak.

4) Kontrak pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber


pendanaan terdiri atas :

a) Kontrak Pengadaan Tunggal;


b) Kontrak Pengadaan Bersama;dan
c) Kontrak Payung (Framework Contract)

5) Kontrak pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis


pekerjaan terdiri atas :

a) Kontrak pengadaan pekerjaan tunggal;dan


b) Kontrak pengadaan pekerjaan terintegrasi.

6) Tanda Bukti Pembelian terdiri dari :

a) Bukti pembelian untuk pengadaan barang/jasa


yang nilainya sampai dengan Rp. 10.000,000.00
(sepuluh juta Rupiah)

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 63


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b) Kuitansi untuk pengadaan barang/jasa yang


nilainya sampai dengan Rp. 50,000,000.00 (lima
puluh juta rupiah);
c) SPK untuk pengadaan barang/jasa sampai
dengan Rp. 200,000,000.00 (dua
ratus juta rupiah) dan jasa konsultansi sampai
dengan Rp. 50,000,000.00 (lima puluh juta
rupiah);
d) Surat Perjanjian untuk pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya
dengan nilai diatas Rp.
200,000,000.00 (dua ratus juta rupiah) dan jasa
konsultansi diatas Rp. 50,000,000.00 (lima
puluh juta rupiah).

f. Pengadaan barang/jasa dengan Swakelola adalah


pengadaan barang/jasa yang direncanakan, dikerjakan
dan/atau diawasi sendiri K/L/D/I sebagai penanggung jawab
anggaran,instansi pemerintah lain dan/atau Kelompok
Masyarakat/LSM penerima Hibah.Dengan ketentuan yang
dapat di swakelolakan meliputi kegiatan
Perencanaan,Pelaksanaan,Pengawasan,penyerahan ,
Pelaporan dan pertanggung jawaban pekerjaan.

g. Pengadaan Barang/Jasa gagal bila :

1) Peserta lelang yang lulus kualifikasi pada proses


prakualifikasi kurang dari 3 (tiga);
2) Peserta Peserta lelang yang memasukkan penawaran
kurang dari 3 (tiga);
3) Sanggahan dari peserta terhadap hasil prakualifikasi
ternyata benar;
4) Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
5) Dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi
terjadi persaingan tidak sehat;
6) Harga penawaran terendah terkoreksi untuk kontrak
harga satuan dan kontrak gabungan lump sum dan
harga satuan lebih tinggi dari HPS;
7) Seluruh harga penawaran yang masuk untuk kontrak
lump sum diatas HPS;
8) Sanggahan hasil pelelangan dari peserta ternyata
benar;atau
9) Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja
tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian
kualifikasi.

h. PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, apabila:


MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 64
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1) PA/KPA sependapat dengan PPK yang tidak bersedia


menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan
tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No 70 tahun
2012;
2) Pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan ULP/panitia dan/atau PPK ternyata benar;
3) Dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat
dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan benar oleh
pihak berwenang;
4) Sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas
kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;
5) Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012;
6) Pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau
menyimpang dari Dokumen pengadaan;
7) Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 mengundurkan diri; atau
8) Pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012.

i. Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, maka


ULP meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, untuk menentukan langkah selanjutnya,
yaitu melakukan:

1) evaluasi ulang;
2) penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
3) pelelangan ulang; atau
4) penghentian proses pelelangan.

j. Tindak Lanjut Pelelangan Gagal

1) PA/KPA, PPK dan/atau ULP melakukan evaluasi


penyebab terjadinya pelelangan gagal, antara lain:

a) kemungkinan terjadinya persekongkolan;


b) adanya persyaratan yang diskriminatif;
c) spesifikasi teknis terlalu tinggi;
d) spesifikasi mengarah pada satu merek/produk
tertentu, kecuali suku cadang;
e) nilai total HPS pengadaan terlalu rendah;
f) nilai dan/atau ruang lingkup pekerjaan terlalu
luas/besar; dan/atau
g) kecurangan dalam pengumuman.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 65


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya


pelelangan gagal,mengharuskan adanya perubahan
Dokumen Pengadaan, maka pelelangan diproses
seperti pelelangan baru.

k. ULP/panitia menindaklanjuti pelelangan gagal dengan


ketentuan sebagai berikut:

1) apabila jumlah peserta yang lulus prakualifikasi


kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan pengumuman
ulang prakualifikasi untuk mencari peserta baru selain
peserta yang telah lulus penilaian kualifikasi.Peserta
yang sudah lulus penilaian kualifikasi tidak perlu
dilakukan penilaian kembali, kecuali ada perubahan
Dokumen Kualifikasi;
2) Apabila jumlah peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan
pengumuman ulang untuk mengundang peserta baru
selain peserta yang telah memasukkan penawaran;
3) Apabila sanggahan dari peserta terhadap hasil
prakualifikasi ternyata benar, maka dilakukan
penilaian kualifikasi ulang dan mengumumkan kembali
hasil penilaian kualifikasi ulang;
4) Melakukan pelelangan ulang, apabila :

a) Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi


penawaran;
b) Dalam kontrak harga satuan serta kontrak
gabungan lump Sum dan harga satuan, semua
penawaran terkoreksi yang disampaikan peserta
melampaui HPS;
c) Dalam kontrak lump sum, semua penawaran di
atas HPS;
d) Pelaksanaan pelelangan melanggar Peraturan
Presiden No 70 Tahun 2012;

5) Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan


tidak sehat, maka dilakukan evaluasi ulang atau
pengumuman ulang untuk mengundang peserta baru
selain peserta yang telah memasukkan penawaran.
Peserta yang terlibat terjadinya persaingan tidak
sehat, dikenakan sanksi dimasukkan dalam daftar
hitam;

6) Apabila pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan


ketentuan dalam dokumen pengadaan, maka
dilakukan evaluasi ulang;

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 66


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

7) Apabila sanggahan dari peserta atas kesalahan


substansi Dokumen pengadaan ternyata benar, maka
setelah memperbaiki Dokumen Pengadaan, dilakukan
pelelangan ulang dengan mengumumkan kembali
dan mengundang peserta baru selain peserta lama
yang telah masuk dalam daftar peserta;

8) Apabila calon pemenang dan calon pemenang


cadangan 1 dan 2 setelah dilakukan evaluasi, tidak
hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi
dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka
ULP/Panitia:

a) Mengundang ulang semua peserta yang


tercantum dalam daftar peserta kecuali peserta
yang tidak hadir tersebut, untuk mengajukan
penawaran ulang secara lengkap (administrasi,
teknis dan harga); dan/atau
b) Melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk
mengundang peserta baru; dan
c) Memberikan sanksi kepada peserta yang tidak
hadir tersebut berupa:
d) Jaminan Penawaran disita dan dicairkan untuk
negara; dan
e) Dimasukkan dalam daftar hitam, baik badan
usaha beserta pengurusnya.

9) Apabila pelelangan gagal karena pengaduan


masyarakat atas terjadinya KKN dari calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 ternyata
benar, diatur ketentuan sebagai berikut :

a) Apabila PA, KPA, PPK dan anggota ULP tidak


terlibat KKN, maka ULP/Panitia:

(1) Mengundang ulang semua peserta yang


tercantum dalam daftar peserta yang tidak
terlibat KKN, untuk mengajukan penawaran
ulang secara lengkap (administrasi, teknis
dan harga);
(2) Melakukan pengumuman pelelangan ulang
untuk mengundang peserta baru.

b) Apabila PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP


terlibat KKN, maka dilakukan penggantian
pejabat dan/atau anggota ULP /Panitia yang
terlibat KKN, kemudian:
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 67
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) Mengundang ulang semua peserta yang


tercantum dalam daftar peserta yang tidak
terlibat KKN, untuk mengajukan penawaran
ulang secara lengkap (administrasi, teknis
dan harga);
(2) Melakukan pengumuman pelelangan ulang
untuk mengundang peserta baru.

c) Dalam hal ULP/panitia menemukan indikasi kuat


adanya KKN diantara para peserta, maka
ULP/panitia:

(1) Meneliti kewajaran penawaran dengan


cara memeriksa koefisien dan harga
satuan dasar upah, bahan dan alat serta
membandingkan dengan harga satuan
pekerjaan sejenis terdekat;
(2) Memeriksa dokumentasi yang mendukung
adanya KKN; dan
(3) Menghentikan proses pelelangan, apabila
hasil penelitian dan pemeriksaan
mengarah kepada terjadinya KKN.

d) Peserta yang terlibat KKN dikenakan sanksi :

(1) Jaminan Penawaran disita dan dicairkan


untuk negara;
(2) Dimasukkan dalam daftar hitam, baik
badan usaha beserta pengurusnya; dan
(3) Pidana sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

e) PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP/panitia


yang terlibat KKN, dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

10) Apabila pelelangan gagal karena pengaduan


masyarakat atas terjadinya pelanggaran prosedur
ternyata benar, maka dilakukan Penggantian pejabat
dan/atau anggota ULP/panitia yang terlibat,
kemudian:

a) mengundang ulang semua peserta untuk


mengajukan penawaran ulang secara lengkap
(administrasi, teknis dan harga); dan
b) PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP yang
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 68
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

terlibat, dikenakan sanksi sesuai ketentuan


peraturan perundang-undangan.

11) Pelelangan gagal karena calon pemenang dan calon


pemenang Cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri,
dilakukan pelelangan ulang dengan cara sebagai
berikut :

a) Mengundang peserta yang memenuhi syarat


untuk menyampaikan penawaran harga yang
baru, apabila yang memenuhi syarat sama
dengan atau lebih dari 3 (tiga) peserta (tidak
termasuk yang mengundurkan diri);
b) Mengundang peserta lama dan mengumumkan
kembali untuk mendapatkan peserta baru yang
memenuhi syarat supaya mengajukan
penawaran, apabila yang memenuhi syarat
kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk yang
mengundurkan diri);dan
c) Memberikan sanksi kepada peserta yang
mengundurkan diri berupa:

(1) jaminan penawarannya disita dan dicairkan


untuk negara;
(2) dimasukkan dalam daftar hitam, baik
badan usaha beserta pengurusnya.

12) Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang


dari 3 (tiga),maka :
a) proses pelelangan dilanjutkan dengan
melakukan negosiasi harga,dalam hal peserta
yang memasukan penawaran hanya 2 (dua);atau
b) proses pelelangan dilanjutkan seperti proses
Penunjukan langsung, dalam hal peserta yang
memasukan penawaran hanya 1 (satu).

13) Apabila pelelangan ulang mengalami kegagalan,


maka:

a) anggaran dikembalikan ke negara dalam hal


waktu sudah tidak mencukupi;
b) dapat dilakukan pelelangan kembali dengan
terlebih dahulu melakukan pengkajian ulang
penyebab pelelangan ulang gagal apabila waktu
masih mencukupi; atau
c) PA/KPA mengusulkan perubahan alokasi
dananya (revisi anggaran) untuk pekerjaan lain.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 69


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

14) PA/KPA, PPK dan/atau ULP/panitia dilarang


memberikan ganti rugi kepada peserta pelelangan
apabila penawarannya ditolak atau pelelangan
dinyatakan gagal.

l. Tugas dan wewenang Kuasa Pengguna Anggaran sebagai


berikut:

1) Menetapkan Rencana Umum Pengadaan;


2) Mengumumkan secara luas Rencana Umum
Pengadaan paling kurang di website K/L/D/I (portal
pengadaan nasional/ LPSE Polri);
3) Menetapkan PPK;
4) Menetapkan panitia dan Pejabat Pengadaan;
5) Menetapkan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
6) Menetapkan pemenang pada Pelelangan atau
penyedia pada penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya dengan nilai diatas Rp.100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah); atau
7) Pemenang pada Seleksi atau penyedia pada
Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi dengan nilai diatas Rp.10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
8) Mengawasi pelaksanaan anggaran;
9) Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
10) Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan
ULP/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan
pendapat;dan
11) Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh
Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.

Selain tugas pokok dan kewenangan diatas dalam hal


diperlukan KPA dapat:

1) menetapkan tim teknis;


2) menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan
Pengadaan melalui Sayembara/Kontes.
3) mengangkat Tim/tenaga ahli untuk membantu PPHP.

m. PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai


berikut:

1) menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa yang meliputi :
a) spesifikasi teknis Barang/Jasa;
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 70
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan


c) rancangan Kontrak.

2) menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia


Barang/Jasa;
3) menandatangani Kontrak;
4) melaksanakan Kontrak dengan Penyedia
Barang/Jasa;
5) mengendalikan pelaksanaan Kontrak;
6) melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan
Barang/Jasa kepada PA/KPA;
7) menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara
Penyerahan;
8) melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk
penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan
pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan
9) menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

Selain tugas pokok dan kewewenangan Pejabat Pembuat


Komitmen dalam hal diperlukan PPK dapat :

1) Mengusulkan kepada PA/KPA:


a) perubahan paket pekerjaan; dan/atau
b) perubahan jadwal kegiatan pengadaan;

2) Menetapkan tim pendukung;


3) Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan
teknis (aanwijzer) untuk membantu pelaksanaan tugas
ULP;
4) Menetapkan besaran Uang Muka yang akan
dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa;
5) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.

n. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai


tugas pokok dan kewenangan untuk:

1) Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan


Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam kontrak;
2) Menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah
melalui pemeriksaan/ pengujian;
3) Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah
Terima Hasil pekerjaan untuk selanjutnya diserahkan
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 71
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kepada PPK untuk ditindaklanjuti;


4) Melaksanakan tugas yang dibebankan oleh PPK
untuk melakukan pemeriksaan, pengujian, menerima
dan melaporkan hasil pekerjaan kepada PPK untuk
selanjutnya diserahterimakan kepada PA/KPA;dan
5) PPHP bertugas untuk memastikan barang/jasa yang
diterima sesuai dengan Spesifikasi dan waktu yang
telah ditetapkan sebagaimana ketentuan didalam
kontrak beserta lampirannya.

o. Tugas pokok dan kewenangan ULP/Pejabat Pengadaan


meliputi:

1) Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;


2) Menetapkan Dokumen Pengadaan;
3) Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
4) Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
di website K/L/D/I masing-masing dan papan
pengumuman resmi untuk masyarakat serta
menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam
Portal Pengadaan Nasional;
5) Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui
Prakualifikasi atau pascakualifikasi;
6) Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga
terhadap penawaran yang masuk.

Khusus untuk ULP/Panitia:

1) Menjawab sanggahan;
2) Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:

a) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk


paket pengadaan Barang /Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling
tinggi Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah);atau
b) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket
pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling
tinggi Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah).

3) Menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia


Barang/jasa kepada PPK;
4) Menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia
Barang/Jasa.

Khusus Pejabat Pengadaan:

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 72


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:

a) Penunjukan Langsung atau Pengadaan


Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp.200.000.000,00 ( dua
ratus juta rupiah);
b) Penunjukan Langsung atau Pengadaan
Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

2) Menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia


Barang/Jasa kepada PA/KPA;
3) Membuat laporan mengenai proses dan hasil
Pengadaan kepada Menteri /Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi; dan
4) Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA.

p. Tahap pelaksanaan kontrak

1) Pengujian penerimaan materiil.

a) Pengadaan materiil dalam negeri

(1) Pengujian penerimaan materiil


dilaksanakan oleh panitia pengujian
penerimaan materiil atau seorang PPHP
berdasarkan surat perintah PA/KPA.
(2) Berita Acara pengujian penerimaan
materiil merupakan salah satu persyaratan
didalam proses penagihan.

b) Pengadaan materiil luar negeri

(1) Pengujian penerimaan materiil


dilaksanakan oleh panitia pengujian
penerimaan materiil atau oleh PPHP
berdasarkan surat perintah dari PA/KPA
materiil.
(2) Berita Acara pengujian penerimaan
materiil hanya merupakan dasar untuk
diadakannya suatu claim (tuntutan)
apabila ketidakcocokan dalam
pelaksanaan suatu kontrak.

c) Pengadaan materiil luar negeri


MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 73
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) Proses pembayaran tagihan untuk


pengadaan materiil luar negeri dapat
dilakukan dengan pencairan L/C oleh
pihak Supplier 7 (tujuh) hari setelah
penyerahan dokumen pengapalan kepada
Bank Koresponden.
(2) Berita Acara pengujian penerimaan
materiil hasil pengadaan luar negeri bukan
merupakan dasar-dasar penagihan,
melainkan hanya sebagai dasar untuk
dapatnya diadakan/dilakukannya suatu
Claim (tuntutan) apabila ada
ketidakcocokan antara bunyi kontrak
dengan penerimaan / penyerahan materiil.

q. Penggolongan Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan Barang jasa dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Berdasarkan pengalokasian anggaran yaitu :


a) Pengadaan dipusatkan pada Mabes Polri.
b) Pengadaan disalurkan kepada Satker Polri.

2) Berdasarkan sumber anggaran:


a) Pengadaan dalam negeri terdiri dari :
(1) sumber APBN/APBD
(2) Hibah

b) Pengadaan luar negeri terdiri dari : Hibah atau


pinjaman.

3) Pengadaan Barang/Jasa menurut jenisnya meliputi:

a) Barang;
b) Pekerjaan Konstruksi;
c) Jasa Konsultansi; dan
d) Jasa Lainnya

r. Prinsip dan Etika dalam Pengadaan

1) Prinsip Pengadaan
a) efisien;
b) efektif;
c) transparan
d) terbuka;
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 74
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e) bersaing;
f) adil/tidak diskriminatif; dan
g) akuntabel.

2) Etika Pengadaan

Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan


Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika
sebagai berikut:

a) melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa


tanggung jawab untuk mencapai sasaran,
kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan
Pengadaan Barang/Jasa;
b) bekerja secara profesional dan mandiri, serta
menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus
dirahasiakan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
c) tidak saling mempengaruhi baik langsung
maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya
persaingan tidak sehat;
d) menerima dan bertanggung jawab atas segala
keputusan yang ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan tertulis para pihak;
e) menghindari dan mencegah terjadinya
pertentangankepentingan para pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;
f) menghindari dan mencegah terjadinya
pemborosan dan kebocoran keuangan negara
dalam Pengadaan Barang/Jasa;
g) menghindari dan mencegah penyalahgunaan
wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain
yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara; dan
h) tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak
menjanjikan untuk memberi atau menerima
hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa
saja dari atau kepada siapapun yang diketahui
atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan
Barang/Jasa.

s. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa

1) Pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa terdiri atas:


MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 75
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) PA/KPA;
b) PPK;
c) ULP/Pejabat Pengadaan; dan
d) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

2) Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui


swakelola terdiri atas:
a) PA/KPA;
b) PPK; dan
c) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

t. Tugas dan tanggung jawab PPK/Panitia Pengadaan

Pejabat pembuat komitmen bertanggung jawab dari segi


administrasi, fisik, keuangan dan fungsional atas
pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan.

1) Pejabat pembuat komitmen

Dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan


penyedia barang/jasa apabila belum tersedia
anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang
akan mengakibatkan dilampuinya batas anggaran
yang tersedia untuk kegiatan/proyek/yang dibiayai dari
APBN/APBD.

2) Tugas pemilik pekerjaan (pejabat pembuat komitmen)

a) Tahap persiapan :
(1) Penyusunan rencana.
(2) Mengangkat panitia (perpres 8/2006
dihapus).
(3) Menetapkan paket pekerjaan.
(4) Menetapkan HPS, rencana pelaksanaan
pengadaan.

b) Tahap pelaksanaan :
(1) Menetapkan hasil pengadaan.
(2) Menetapkan besar uang muka.
(3) Tanda tangan kontrak.
(4) Melaporkan pada atasan.
(5) Mengendalikan pekerjaan.
(6) Menyerahkan asset.
(7) Menandatangani fakta integrasi.

3) Panitia Pengadaan

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 76


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) Tim yang diangkat pengguna untuk


memilihpenyedia:
(1) Wajib untuk mengadakan > Rp. 200 juta.
(2) PNS dari instansi pengguna/instansi lain.
(3) Memenuhi persyaratan sebagai anggota
panitia.

b) Pengadaan s/d Rp.200 juta dapat dilakukan oleh


seorang pejabat pengadaan.

4) Anggota Panitia Pengadaan

a) 3 orang anggota : sampai dengan Rp. 500 juta


untuk barang/jasa pemborong, sampai dengan
Rp. 200 juta untuk jasa konsultansi.
b) 5 orang anggota :> Rp. 500 juta untuk
barang/jasa pemborong, > Rp. 200 juta untuk
jasa konsultasi.
c) Optional : 1 orang pejabat pengadaan untuk
pengadaan di bawah Rp. 100 juta.

5) Tugas wewenang dan tanggung jawab panitia/pejabat


pengadaan

a) Menyusun jadwal dan menetapkan cara


pelaksanaan serta lokasi pengadaan
b) Menyusun dan menyiapkan harga perkiraan
sendiri (HPS)
c) Menyiapkan dokumen pengadaan
d) Mengumumkan barang atau jasa melalui media
cetak dan papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum, dan jika memungkinkan
melalui media elektronik
e) Menilai kualifikasi penyedia melalui pasca
kualifikasi atau prakualifikasi
f) Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang
masuk
g) Mengusulkan calon pemenang
h) Membuat laporan mengenai proses dan hasil
pengadaan kepada pengguna barang/jasa
i) Menandatangani Fakta integritas sebelum
pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai.

6) Larangan menambah persyaratan di antaranya:

a) Panitia dilarang menambah persyaratan diluar


yang telah ditetapkan dalam Keppres atau

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 77


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

perundang-undangan yang lebih tinggi.


b) Larangan membuat kriteria dan persyaratan yang
diskriminatif dan tidak objektif.
c) Larangan kepada departemen /lembaga
/pemerintah daerah menambah persyaratan
yang bertentangan dengan keppres.

u. Metode pengadaan barang/jasa

1) Cara pemilihan penyedia pengadaan barang jasa

a) Pengadaan yang dilaksanakan oleh penyedia


barang/jasa:

(1) Jasa konstruksi:


(a) Pelelangan umum.
(b) Pelelangan terbatas.
(c) Pemilihan langsung.
(d) Penunjukan langsung.

(2) Jasa konsultan :


(a) Seleksi umum.
(b) Seleksi terbatas.
(c) Seleksi langsung.
(d) Penunjukan langsung.

b) Pengadaan dengan swakelola


(1) Swakelola oleh pengguna barang/jasa
(2) Swakelola oleh instansi pemerintah lain
(3) Swakelola oleh kelompok masyarakat/LSM
Penerima Hibah

2) Pemaketan Pekerjaan

a) Memaksimalkan penggunaan produksi dalam


negeri.
b) Perluasan kesempatan bagi usaha kecil.
c) Menetapkan sebanyak-banyaknya paket untuk
usaha kecil.
d) Dilarang memecah paket agar tidak lelang.
e) Dilarang menyatukan atau memusatkan yang
tersebar di beberapa daerah.
f) Dilarang menyatukan atau menggabungkan
paket pekerjaan yang menurut sifat dan
besarannya seharusnya untuk usaha kecil.

3) Metode penyampaian dokumen penawaran

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 78


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) Barang/jasa pemborongan/jasa lainnya :


(1) Metode satu sampul.
(2) Metode dua sampul.
(3) Metode dua tahap.

b) Jasa konsultan
(1) Metode sepatu sampul.
(2) Metode dua sampul.
(3) Metode dua tahap.

4) Metode evaluasi penawaran

a) Barang/jasa pemborongan atau jasa lainnya


(1) Sistem gugur.
(2) Sistem nilai.
(3) Sistem penilaian biaya selama umur
ekonomis.

b) Jasa konsultan
(1) Metode evaluasi kualitas.
(2) Metode evaluasi kualitas dan biaya.
(3) Metode evaluasi pagu anggaran.
(4) Metode evaluasi biaya terendah.
(5) Metode evaluasi penunjukan langsung.

5) Jenis kontrak

a) Berdasarkan bentuk imbalan :


(1) Lump sum.
(2) Harga satuan.
(3) Gabungan lump sum dan harga satuan.
(4) Terima jadi (trun-key).
(5) Presentasi.

b) Berdasarkan jangka waktu :


(1) Tahun tunggal.
(2) Tahun jamak (multiyear).

c) Berdasarkan jumlah penggunaan :


(1) Kontrak pengadaan tunggal.
(2) Kontrak pengadaan bersama.

6) Alokasi waktu

a) Pengumuman minimal 7 hari kerja


b) Ambil dokumen minimal 1 hari sebelum akhir

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 79


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pemasukan dokumen
c) Pemasukan dokumen kualifikasi minimal 3 hari
setelah akhir penayangan pengumuman.
d) Penjelasan minimal 7 hari sejak tanggal
pengumuman.
e) Pengambilan dokumen penawaran 1 hari setelah
dikeluarkan undangan, sampai dengan 1 hari
sebelum pemasukan
f) Pemasukan penawaran dimulai 1 hari setelah
penjelasan dan minimal 7 hari setelah
pengumuman

v. Persyaratan penyediaan barang/jasa

1) Memenuhi persyaratan aspek hukum

a) Memenuhi ketentuan menjalankan usaha


b) Secara hukum dapat menandatangani kontrak
c) Memiliki NPWP
d) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
tidak sedang dihentikan, tidak kena sanksi
pidana

2) Memenuhi persyaratan kompentensi

a) Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan


teknis dan manajerial.
b) Tidak kena backlist.
c) Memeliki SDM, modal, peralatan, dan fasilitas
yang diperlukan.
d) Pernah memiliki kontrak/sub kontrak dalam 4
tahun terakhir.
e) Memiliki alamat tetap.

3) Persyaratan Dasar Penyedia Jasa Konstruksi

a) Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang


diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten.
b) Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang diterbitkan
oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.
c) Sertifikat tenaga ahli/terampil yang diterbitkan
oleh Lembaga Jasa Konstruksi.
d) Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi
tinggi/kompleks Pejabat Eselon I dapat
menambahkan persyaratan memilki sertifikat
manajemen mutu ISO. Persyaratan ini harus
ditetapkan pada awal proses pengadaan.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 80


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

w. Tahapan dalam Pengadaan Barang/Jasa

1) Merencanakan pengadaan

a) Merencanakan pemaketan pekerjaan.


b) Melaksanakan jadwal pelaksanaan.
c) Biaya pengadaan.
d) Pelaksanaan pengadaan.
e) Mengumumkan paket-paket pengadaan.

2) Membentuk panitia

a) Panitia pengadaan diangkat oleh pengguna jasa


b) Unsur panitia:
(1) Personel yang memahami tatacara
pengadaan
(2) Subtansi pekerjaan dan
(3) Hukum-hukum perjanjian/kontrak

3) Menetapkan system pengadaan

a) Metode pemilihan penyedia barang/jasa


b) Metode penyampaian dokumen penawaran
c) Metode evaluasi penawaran
d) Ringkasan pengadaan barang/jasa

4) Menyusun jadwal pengadaan

a) Pembuatan jadwal disesuaikan dengan waktu


yang diperlukan dan memperhatikan alokasi
waktu yang diperlukan untuk tiap tahapan proses
pengadaan.
b) Jadwal pengadaan mulai dari pengumuman s/d
penunjukan penyedia barang/jasa.

5) Menyusun HPS/Owners’Estimate

a) Pembuatan/penyusunan oleh panitia personel


yang memahami dan disahkan oleh pengguna
jasa.
b) Sudah harus diperhitungkan penggunaan
produksi dalam negeri.

6) Menyusun Dokumen Pengadaan

a) Dokumen pengadaan disiapkan oleh panitia dan

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 81


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

disahkan oleh pengguna jasa.


b) Nilai jaminan penawaran ditetapkan panitia (1% -
3%).
c) Kepmen 257 pengadaan jasa konstruksi.

7) Melaksanakan Pengadaan

a) Fakta integrasi.
b) Pengumuman pengadaan disurat kabar
kabupaten/kota untuk paket kecil dan surat kabar
propinsi untuk paket besar.
c) Menghapuskan segmentasi.
d) Memperluas kompetisi.

8) Menyusun Kontrak

a) Dokumen kontrak harus berbahasa Indonesia


b) Kontrak > Rp. 50 milyar perlu pertimbangan ahli
hukum kontrak
c) Jangka waktu pelaksanaan tidak boleh
melampaui akhir tahun anggaran
d) Untuk kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya
melampaui akhir tahun anggaran perlu izin
multiyear dari Menkeu cq. DJ Anggaran
e) Masa pemeliharaan boleh melampaui tahun
anggaran

9) Melaksanakan Kontrak

a) Penandatanganan kontrak.
b) Pelaksanaan kontrak barang/jasa.

10) Biaya Pengadaan

Departemen/pemda dan lain-lain wajib menyediakan


biaya untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa :

a) Honorarium penggunaan barang/jasa,


panitia/pejabat pengadaan. Bendaharawan dan
staf proyek.
b) Pengumumman pengadaan barang/jasa.
c) Penggandaan dokumen pengadaan dan atau
dokumen prakualifikasi.
d) Administrasi lainnya.

11) Pengumuman Rencana Pengadaan

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 82


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Penggunaan b/j wajib mengumumkan secara luas


paket pekerjaan dan rencana pelaksanaan pengadaan
sebelum proses pemilihan penyedia b/j dimulai :

a) Pengumuman sekurang-kurangnya memuat :

(1) Jenis pekerjaan yang akan diadakan


(barang/kontraktor/konsultan)
(2) Pekiraan nilai pekerjaaan
(3) Sumber dana
(4) Rencana waktu pengadaan (pemilihan
penyedia b/j)
(5) Metode pemilihan penyedia b/j

b) Dalam pengumuman rencana pengadaan :

(1) Didalam pelaksanaan pengumuman


rencana pengadaan jasa konstruksi secara
terbuka melalui media elektronik, media
cetak dan papan pengumuman resmi untuk
menerangkan umum.
(2) Untuk dilingkungan Departemen
Pemukiman dan Prasarana Wilayah
pengumuman tersebut juga harus
ditayangkan dalam website
www.kimpraswil.go.id dan untuk instansi
lain menggunakan website yang ada
diinstansi yang bersangkutan.

c) Pengumuman Rencana Pengadaan APBN Th


……. pada Kantor/Satuan Kerja/proyek/unit
kerja………………….

No Uraian Nilai Rencana Metode Pengadaan


Pekerjaan Rp juta Pengadaan
1 Paket A 1.000 1 April Lelang pasca kwalifikasi
2 Paket B 400 1 April Lelang pasca kwalifikasi
3 Paket C 900 31 Maret Lelang pasca kwalifikasi
4 Paket D 6.000 1 April Penunjukan langsung
5 Paket E 300 5 Juli Lelang pasca kwalifikasi
6 Paket F 50.000 31 Maret Lelang terbatas
7 ……….DST ……… ………. ………….

12) Pengumuman Lelang

a) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya


selama 7 (tujuh) hari kerja di :

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 83


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) Papan pengumuman resmi untuk


penerangan umum.
(2) Internet.

b) Penayangan pengumuman lelang yang


dilaksanakan melalui media cetak, radio atau
televisi minimal dilakukan 1 (satu) kali.
c) Nama dan alamat penggunaan barang/jasa yang
akan mengadakan pelelangan umum.
d) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan atau barang yang akan dibeli.
e) Perkiraan nilai pekerjaan.
f) Syarat-syarat peserta lelang umum.
g) Tempat, tanggal, lahir dan waktu untuk
mengambil dokumen pengadaan.

x. Dokumen Kontrak Pengadaan

1) Isi Dokumen Kontrak

a) Surat perjanjian
b) Surat penunjukan penyedia jasa
c) Surat penawaran
d) Addendum dokumen lelang (bila ada)
e) Syarat-syarat khusus kontrak
f) Syarat-syarat umum kontrak
g) Spesifikasi teknis
h) Gambar-gambar
i) Daftar kuantitas dan harga
j) Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran
kontrak

Instruksi kepada peserta lelang dan analisis harga


satuan mata pembayaran utama tidak menjadi bagian
dari dokumen kontrak.

2) Surat Perjanjian

Kerangka surat perjanjian terdiri dari :

a) Pembukaan (Komparisi), meliputi :

(1) Judul kontrak


(2) Nomor kontrak
(3) Tanggal kontrak
(4) Kalimat pembuka
(5) Para pihak dalam kontrak

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 84


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(6) Penandatanganan kontrak

b) Isi, meliputi :

(1) Pernyataan bahwa para pihak sepakat


untuk mengadakan kontrak
(2) Pernyataan bahwa para pihak menyetujui
besarnya harga kontrak
(3) Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan
dalam perjanjian harus mempunyai arti dan
makna yang sama seperti yang tercantum
dalam kontrak
(4) Pernyataan bahwa kontrak meliputi
beberapa dokumen dan merupakan satu
kesatuan kontrak
(5) Pernyataan bahwa apabila terjadi
pertentangan antara ketentuan yang ada
dalam dokumen kontrak, yang dipakai
dokumen urutannya lebih dulu
(6) Pernyataan mengenai persetujuan para
pihak untuk melaksanakan kewajiban
masing-masing
(7) Pernyataan mengenai jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan, kapan dimulai dan
diakhirinya pekerjaan tersebut
(8) Pernyataan mengenai kapan mulai efektif
berlakunya kontrak

c) Penutup, meliputi :

(1) Pernyataan bahwa para pihak dalam


perjanjian ini telah menyetujui untuk
melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia pada hari dan tanggal
penandatanganan perjanjian tersebut
(2) Tandatanganan para pihak dalam surat
perjanjian bermeterai dan tanggal pada
materai.

d) PenandatangananKontrak

Setelah SPPJ diterbitkan, dananya cukup


tersedia dalam dokumen anggaran, dengan
ketentuan sebagai berikut :

(1) Penandatanganan kontrak dilakukan paling

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 85


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

lambat 14 hari setelah SPPJ dan setelah di


serahkan jaminan pelaksanaan dengan
ketentuan sebagai berikut :

(a) Nilai jaminan dalam bentuk jaminan


bank atau surety bond sesuai
ketentuan dokumen Kontrak.
(b) Masa berlakunya jaminan sekurang-
kurangnya sejak tanggal
penandatanganan kontrak s/d 14 hari
setelah tanggal masa pemeliharaan
terakhir.

(2) Apabila penyediaan jasa yang ditunjuk


menolak atau mengundurkan diri dengan
alasan yang tidak dapat diterima atau gagal
untuk menandatangani kontrak, maka
pengguna jasa membatalkan SPPJ,
mencairkan jaminan penawaran dan
penyedia jasa dikenakan sanksi dilarang
mengikuti pengadaan jasa di instansi
pemerintah selama 2 (dua) tahun.

e) Pelaksanaan Kontrak

(1) Direksi pekerjaan, Direksi teknis, wakil


penyedia jasa, panitia peneliti pelaksanaan
kontrak dan panitia penerima pekerjaan
(2) Wewenang dan keputusan pengguna jasa
(3) Hak dan kewajiban para pihak
(4) Resiko pengguna jasa dan penyedia jasa
(5) Jaminan
(6) Asuransi
(7) Perpajakan
(8) Pembayaran
(9) Penyerahan lapangan
(10) Surat perintah mulai kerja
(11) Rapat persiapan pelaksanaan kontrak (Pre
Construction Meeting)
(12) Proram mutu
(13) Pemeriksaan lapangan bersama
(14) Perubahan kegiatan pekerjaan
(15) Pembayaran untuk perubahan
(16) Amandemen kontrak
(17) Mobilisasi
(18) Pelaksanaan pekerjaan

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 86


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

f) Tahap setelah pelaksanaan kontrak

(1) Pengujian penerimaan materiilPengadaan


dalam negeri

(a) Pengujian penerimaan materiil


dilaksanakan oleh panitia pengujian
penerimaan materiil atau seorang
GECOMMINTEERDE berdasarkan
surat perintah KPA materiil.
(b) Berita acara pengujian penerimaan
materiil merupakan salah satu
persyaratan didalam proses
penagihan.

(2) Pengadaan materiil luar negeri

(a) Pengujian penerimaan materiil


dilaksanakan oleh panitia pengujian
penerimaan materiil atau oleh
GECOMMINTERRDE berdasarkan
surat perintah dari KALAKBINGAL
materriil.
(b) Beriata acara pengujian penerimaan
materiil hanya merupakan dasar
untuk diadakannya suatu klaim
(tuntutan) apabila ketiadak cocokan
dalam pelaksanaan suatu kontrak.

g) Pembayaran tagihan

Pengadaan materiil dalam negeri

(1) Pembayaran tagihan dapat dilaksanakan


apabila materiil yang dimaksud dalam
kontra/SPK telah selesai diserahkan dari
pihak kedua (pelaksana pekerjaan)
kepada pihak kesatu (Polri) berdasarkan
BeritaAcara Pengujian materiil atau
system termin bahwa pembayaran
dilaksanakan sesuai dengan pekerjaan
yang telah diselesaikan dibuktikan dengan
Berita Acara penerimaan materiil/penguji
materiil.

(2) Persyaratan lain dalam tagihan adalah :

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 87


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(a) Kontrak / SPK yang asli.


(b) Faktur.
(c) Kwintansi.
(d) Dokumen lainnya yang dianggap
perlu.

8. Pengelolaan dan Inventarisasi Barang Milik Negara

a. Pengertian

1) Barang milik negara adalah semua barang yang


dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah.
2) Barang milik daerah adalah semua barang yang
dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah.

b. Barang milik negara/daerah meliputi:

1) Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban


APBN/APBD;
2) Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang
sah;

c. Perolehan barang milik negara meliputi:

1) Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan


atauyang sejenis;
2) Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan
dariperjanjian/kontrak;
3) Barang yang diperoleh berdasarkan
ketentuanundang-undang; atau
4) Barang yang diperoleh berdasarkan
putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukumtetap.

d. Asas-asas dalam pengelolaan barang milik Negara

Dalam rangka menjamin terlaksananya tertib administrasi


dan tertib pengelolaan barang milik negara/daerah
diperlukan adanya kesamaan persepsi dan langkah secara
integral dan menyeluruh dari unsur-unsur yang terkait
dalam pengelolaan barang milik negara/daerah.
Pengelolaan barang milik negara/daerah sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2006
dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas sebagai
berikut:
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 88
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

1) Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan


pemecahan masalahmasalah di bidang pengelolaan
barang milik negara/daerah yang dilaksanakan oleh
kuasa pengguna barang, pengguna barang,
pengelola barang dan gubernur/bupati/walikota
sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab
masing-masing;
2) Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang
milik negara/daerah harus dilaksanakan berdasarkan
hukum dan peraturan perundangundangan;
3) Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan
pengelolaan barang milik negara/daerah harus
transparan terhadap hak masyarakat dalam
memperoleh informasi yang benar.
4) Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik
negara/daerah diarahkan agar barang milik
negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasan
standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka
menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
pemerintahan secara optimal;
5) Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan
barang milik negara/daerah harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
6) Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik
negara/daerah harus didukung oleh adanya
ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka
optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan
barang milik negara/daerah serta penyusunan
Neraca Pemerintah

e. Lingkup Pengelolaan Barang milik negara

1) Pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi:

a) perencanaan kebutuhan dan penganggaran;


b) pengadaan;
c) penggunaan;
d) pemanfaatan;
e) pengamanan dan pemeliharaan;
f) penilaian;
g) penghapusan;
h) pemindahtanganan;
i) penatausahaan;
j) pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

2) Perencanaan Kebutuhan, Penganggaran, dan

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 89


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Pengadaan Barang Milik Negara/Daerah

Perencanaan kebutuhan barang milik negara/daerah


harus mampu menghubungkan antara ketersediaan
barang sebagai hasil dari pengadaan yang telah lalu
dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai
dasar tindakan yang akan datang dalam rangka
pencapaian efisiensi dan efektivitas pengelolaan
barang milik negara/daerah. Hasil perencanaan
kebutuhan tersebut merupakan salah satu dasar
dalam penyusunan perencanaan anggaran pada
kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.
Perencanaan anggaran yang mencerminkan
kebutuhan riil barang milik negara/daerah pada
kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah
selanjutnya menentukan pencapaian tujuan
pengadaan barang yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintah

3) Penggunaan Barang Milik Negara/Daerah

Pada dasarnya barang milik negara/daerah


digunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi kementerian negara/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004. Oleh karena itu, sesuai Pasal 45 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 barang milik
negara/daerah yang diperlukan bagi
penyelenggaraan tugaspemerintahan negara/daerah
tidak dapat dipindahtangankan. Dalam rangka
menjamin tertib penggunaan, pengguna barang
harus melaporkan kepada pengelola barang atas
semua barang milik negara/daerah yang diperoleh
kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah
untuk ditetapkan status penggunaannya.

4) Penatausahaan Barang Milik Negara/Daerah

Penatausahaan barang milik negara/daerah meliputi


pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan. barang
milik negara/daerah yang berada di bawah
penguasaan pengguna barang/kuasa pengguna
barang harus dibukukan melalui proses pencatatan
dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna oleh kuasa
pengguna barang, Daftar Barang Pengguna oleh
pengguna barang dan Daftar Barang Milik

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 90


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Negara/Daerah oleh pengelolabarang.

Proses inventarisasi, baik berupa pendataan,


pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang
milik negara/daerah merupakan bagian dari
penatausahaan. Hasil dari proses pembukuan dan
inventarisasi diperlukan dalam melaksanakan proses
pelaporan barang milik negara/daerah yang
dilakukan oleh kuasa pengguna barang, pengguna
barang, dan pengelola barang.

Hasil penatausahaan barang milik negara/daerah


digunakan dalamrangka:

a) penyusunan neraca pemerintah pusat/daerah


setiap tahun;
b) perencanaan kebutuhan pengadaan dan
pemeliharaan barang milik negara/daerah
setiap tahun untuk digunakan sebagai bahan
penyusunan rencana anggaran ;
c) pengamanan administratif terhadap barang
milik negara/daerah.

5) Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik


Negara/Daerah

Pengamanan administrasi yang ditunjang oleh


pengamanan fisik danpengamanan hukum atas
barang milik negara/daerah merupakanbagian
penting dari pengelolaan barang milik negara/daerah.
Kuasapengguna barang, pengguna barang dan
pengelola barang memilikiwewenang dan tangung
jawab dalam menjamin keamanan barang
miliknegara/daerah yang berada di bawah
penguasaannya dalam rangkamenjamin pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi pemerintah.

f. Ketentuan dalam Inventarisasi barang milik negara

1) Merupakan kegiatan untuk melakukan pendataan,


pencatatan,dan pelaporan hasil pendataan BMN/D,
meliputi :

a) Penggunaan barang = sekurang-kurangnya


sekali dalam 5 tahun (kecuali berupa
persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan,
dilakukan setiap tahun).

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 91


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b) Penggunaan barang = menyampaikan laporan


hasil inventarisasi tersebut kepada pengelola
barang selambat-lambatnya 3 bulan setelah
selesainya inventarisasi.
c) Pengelola barang = khusus berupa tanah dan
bangunan yang berada dalam penguasaannya
sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun.

2) Ketentuan umum inventarisasi barang milik negara

a) Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam


waktu sekurang-kurangnya sekali dalam 5
(lima) tahun adalah sensus barang, dan yang
dimaksud dengan inventarisasi terhadap
persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan
antara lain adalah opname fisik.
b) Jika diperlukan, dalam pelaksanaan
inventarisasi dapat dibentuk tim Inventarisasi
pada masing-masing tingkat unit
peñatausahaan pada Penggunaan Barang dan
Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit
kerja lain pada Pengguna Barang dan
Pengelola Barang.
c) Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN
atas Tanah dan / atau Bangunan
Idel,Penggunaan/Kuasa Penggunaan Barang
yang sebelumnya menyerahkan tanah dan/atau
bangunan dimaksud tetap berkewajiban
membantu pelaksanaan hasil inventarisasi
BMN atas Tanah danatau Bangunan Idel.
d) Dalam pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila
BMN yang diinventarisasi bukan berada dalam
penguasaan masing-masing unit
penatausahaan pada penggunabarang, maka
dapat dibuat Berita Acara Inventarisasi antara
unit penatausahaan dengan pihak yang
menguasai barang dimaksud.
e) Pihak yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan inventarisasi harus menyertakan
penjelasan atas setiap perbedaan antara data
BMN dalam daftar barang dan hasil
inventarisasi.
f) Penaggungjawab pelaksanaan inventarisasi
BMN pada pengguna barang adalah
Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang
dikuasakan, dan penanggungjawab
pelaksanaan inventarisasi BMN berupa tanah

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 92


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

danatau bangunan Idelpada pengelola barang


adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara,
atau pejabat yang dikuasakan.

g. Tujuan dan Sasaran Inventarisasi Barang Milik Negara

1) Tujuan

a) Agar semua BMN dapat terdata dengan baik


dalam upaya mewujudkan tertib administrasi.
b) Mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN.

2) Sasaran

a) Seluruh BMN merupakan sasaran inventarisasi


yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah, baik yang berada dalam
penguasaan Kuasa Pengguna
Barang/Pengguna Barang maupun yang
berada dalam pengelolaan Pengelola Barang.

(1) Prosedur Inventarisasi Barang


MilikNegara

(2) Dokumen Sumber Inventarisasi BMN


Pada UPKPB
(a) Daftar Barang Kuasa Pengguna
(b) Buku Barang
(c) Kartu Identitas Barang
(d) Daftar Barang Ruangan
(e) Daftar Barang Lainnya
(f) Laporan barang kuasa pengguna
semesteran dan tahunan
(g) Dokumen kepemilikan BMN
(h) Dokumen pengelolaan dan
panatausahaan
(i) Dokumen lainnya yang dianggap
perlu

b) Produk Keluaran Inventarisasi Barang Milik


Negara

(1) Laporan hasil inventarisasi BMN


(2) Surat pernyataan kebenaran hasil
pelaksanaan

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 93


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(3) Blanko label semestreran dan permanen


(4) Kertas kerja inventarisasi
(5) Daftar barang hasil inventarisasi

(a) Baik dan rusak ringan


(b) Rusak berat
(c) Tidakdiketemukan/hilang
(d) Berlebih

c) Prosedur dan Tahapan Inventarisasi BMN pada


UPKPB

(1) Persiapan dalam pelaksanaan


inventarisasi, dapat dibentuk tim
inventarisasi di bawah koordinasi UPPB-
W, UPPB-E1 atau UPPB, dan dapat
dibantu oleh unit kerja lain pada
penggunaan barang dan pengelolaan
barang.

(a) Menyusunrencanakerjapelaksanaan
inventarisasi.
(b) Mengumpulkan dokumen sumber.
(c) Melakukan pemetaan pelaksanaan
inventarisasi, antara lain :
(d) Menyiapkan denah lokasi.
(e) Memberi nomor/nama ruangan dan
penanggung jawab ruangan pada
denah lokasi.
(f) Menyiapkan blanko label sementara
(dari kertas) yang akan ditempelkan
pada BMN yang bersangkutan.
(g) Menyiapkan data awal.
(h) Menyiapkan kertas kerja inventarisasi
beserta tata cara pengisiannya.

(2) Pelaksanaan

(a) Tahap pendataan.


(b) Menghitung jumlah barang.
(c) Meneliti kondisi barang.
(d) Menempelkan label registrasi,
sementara pada BMN yang telah
dihitung
(e) Mencatat hasil inventarisasi tersebut
pada kertas kerja inventarisasi

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 94


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(3) Tahap identifikasiPemberian nilai BMN


sesuai standar akuntasipemerintahan.
Berikutnya yaitu pengelompokan barang
dan memberikan kode barang sesuai
penggolongan dan kodefikasi barang serta
pemisahan barang-barang berdasarkan
kategori kondisi :

(a) Barang dan baik rusak ringan.


(b) Barang rusak berat/tidak dapat
dipakai lagi.
(c) Meneliti kelengkapan/ eksistensi
barang dengan membandingkan data
hasil inventarisasi dan data
awal/dokumen sumber barang yang
tidak diketemukan/hilang barang
yang berlebih.

(4) Pelaporan

(a) Menyusun daftar barang hasil


inventarisasi (DBHI) yang telah
diinventarisasikan berdasarkan data
kertas kerja dan hasil identifikasi,
dengan kriteria : barang dan baik
rusak ringan, barang rusak
berat/tidak dapat dipakai lagi, barang
yang tidak diketemukan/hilang dan
barang yang berlebih.
(b) Membuat surat pernyataan
kebenaran hasil pelaksanaan
inventarisasi
(c) Menyusun laporan hasil inventarisasi
BMN
(d) Meminta pengesahan atas laporan
hasil inventarisasi BMN beserta DBHI
dan surat pernyataan kepada
penanggung jawab UPKPB
(e) Menyampaikan laporan hasil
inventarisasi beserta
kelengkapannya kepada UPPB-W,
UPPB-E1, atau UPPB dengan
tembusan kepada KPKNL.

d) Tindak lanjut

(1) Membukukan dan mendaftarkan data hasil

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 95


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

invetarisasi pada buku barang, kartu


identitas barang (KIB) dan daftar barang
kuasa pengguna.
(2) Memperbaharui DBR dan DBL sesuai
dengan hasil inventarisasi yang telah
ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga atau pejabat yang dikuasakan.
(3) Menempelkan blanko label permanen
pada masing-masing barang yang
diinventarisasi sesuai hasil inventarisasi.
(4) Jika diperlukan, UPKPB dapat melakukan
rekonsiliasi atau pemuktakhiran data hasil
inventarisasi dengan UPPBUPPB-W,
UPPB-E1 atau UPPB dan KPKNL.
(5) Untuk barang yang hilang/tidak
diketemukan agar ditindaklanjuti sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

9. Proses Administrasi Penerimaan, Pengeluaran dan


Penghapusan Materiil Polri

a. Administrasi dibidang Peralatan

Administrasi Penerimaan dan pendistribusian peralatan


(Ranmor, Alsus, Senpi).

1) Tata cara pengelolaan administrasi penerimaan


barang/materiil dan pendistribusian mencakup:

a) Penerimaan materiil dari Mabes Polri: Sprin


Kapolri, SPPM (Surat Penerima/Pengeluaran
Materiil), Bukti pengeluaran materiil.

b) Penerimaan di Polda: BA komisi pengujian


materiil sari pengiriman

(1) Bila barang/materiil yang diterima cocok


buat bentuk 005/Log/Polri
(2) Bila barang/materiil yang diterima kurang
buat bentuk 006/Log/Polri
(3) Materiil diserahkan kepada KA gudang
(4) SPPM penerimaan barang

c) Pendistribusian di Polda

(1) Rencana ditribusi yang ditanda tangani


oleh Karo Logistik
MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 96
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(2) Prin Log pelaksanaan pendistribusian


materiil oleh Kapolda
(3) SPPM pengeluaran barang
(4) Bukti pengeluaran materiil

d) Penerimaan materiil di Satwil

(1) BA Komisi pengujian materiil dari


pengiriman: Bila barang/materiil yang
diterima cocok buat bentuk 005/Log/Polri,
Bila barang/materiil yang diterima
kurang/rusak buat bentuk 006/Log/Polri

(2) BA kirim ke : Koro Log sebagai laporan,


Untuk Polres tembusan ke Polwil,
(3) Print Log distribusi : materiil oleh Ka
Satker, buat nominatife kepada anggota
yang menerima barang/materiil baik
barang/materiil yang pakai habis maupun
barang inventaris perorangan
(4) Khusus bagi Satwil yang menerima
Senpil/Amonisi agar dalam
pengambilannya membawa kendaraan
dinas dan dikawal
(5) Memasukan dalam Simak BMN bagi
barang yang tidak pakai habis/inventaris

b. Administrasi materiil Swadaya

1) Materiil Swadaya Kesatuan

a) Surat kontrak pengadaan barang/materiil


antara Kasatker dan rekanan
b) BA penyerahan barang/materiil dari rekanan
c) BA penerimaan barang/materiil dari Kasatker
d) Foto kopy surat tersebut diatas dilampiri surat
pengantar Kasatker dikirim ke Kapolda Cq.Karo
Logistik. sebagai laporan. bagi Polres yang
mengadakan barang/materiil serta memasukan
dalam Simak BMN bagi barang atau materiil
yang tidak pakai habis

2) Materiil Swadaya Masyarakat

a) BA penyerahan barang/materiil
b) BA penerimaan barang/materiil
c) Foto kopy surat tersebut diatas dilampiri surat

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 97


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pengantar Kasatker dikirim ke Kapolda Cq.


Karo Logistik sebagai laporan. bagi Polres yang
menerima barang memasukan dalam Simak
BMN

3) Buku-buku sebagai catatan administrasi logistik

a) Buku penerimaan materiil


b) Buku pengeluaran materiil
c) Kartu stock gudang
d) Buku pertanggung jawaban materiil (buku
gabungan penerimaan dan pengeluaran
materiil)

c. Administrasi Perbekalan umum (Bekum)

1) Penerimaan dan Pendistribusian Kaporlap

a) Penerima dari Mabes Polri

(1) Barang datang per ex pedisi/diambil ke


gudang Logistik Mabes Polri
(2) Ordonatur menunjuk Team Komisi yang
terdiri dari Ketua Team dan 2 orang
anggota
(3) Setelah barang datang Team Komisi
bersama-sama Bendaharawan Materiil/Ka
Gudang mengadakan penghitungan,
memeriksa dan mencocokan jumlah barang
dengan Dokumen peserta (SPPM) dari
Domat
(4) Dibuatkan Berita Acara dalam penerimaan
055/Log/Polri apabila barang yangditerima
sesuai dengan dokumen yang menyertai
(dalam BA harus ada tanda tangan)

(a) Anggota Team Komisi


(b) Ka Gudang
(c) Kasatker An. Ordonatur

(5) Apabila barang yang diterima tidak sesuai


maka dituangkan dalam BA
(6) Team Komisi dan disahkan oleh Karo
Logistik. An. Ordonatur
(7) BA dikirimkan ke Domat Polri (Depo
materiil) dengan Surat Pengantar yang
ditanda tangani oleh Karo Logistik

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 98


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b) Penyaluran Kaporlap

(1) Dibuatkan Rendis yang ditanda tangani


Karo Logistik
(2) Dibuatkan Sprin (surat perintah) oleh
Kapolda untuk Kadit Log dan Kasatwil/Res
dengan dilampiri Rendis tersebut
(3) Dibuatkan SPPM (Surat Perintah
Penerima/Pengeluaran Materiil 3, bentuk
007/Log/Polri rangkap 5 ditanda tangani
Ordonatur /Kredit Log :

(a) Lembar I : Untuk Ka Gudang


(b) Lembar II : Untuk Kasatwil/Res
(c) Lembar III/IV : Untuk Tembusan
(d) Lembar V : Untuk arsip

(4) Membuat Bukti Pengeluaran (BP) bentuk


001/Log/Polri untuk pengiriman ke
Satwil/Res dilengkapi dengan surat jalan
dan BA Penyertaan Materiil.

c) Penerimaan

(1) Barang diantar dari Polda ke Polwil


(2) Barang dicocokan dengan jumlah SPPM
dari Polda bentuk 007/Log/Polri
(3) Dibuatkan Berita Acara dalam bentuk
055/Log/Polri, apabila barang yang diterima
sesuai dengan dokumen yang menyertai
dan dikirim ke Polda Up.Karo Logistik ,
dalam BA harus ada tanda tangan: Anggota
Team Komisi, Ka Gudang, Ordonatur
(Kapolwil/Kapolres An. Ordonatur)

(4) Apabila barang yang diterima tidak sesuai,


maka dibuat BA sesuai dengan bentuk
006/Log/Polri dan dikirim ke Polda Up. Karo
Logistik, BA tersebut harus ditanda tangani
oleh Team Komisi, Kapolres selaku
ordonatur, Kasubbag Logistik

(5) Dibuatkan Sprin Kapolwil/Kapolres untuk


memerintahkan Kabag Min/Kabag Min
(untuk menertibkan SPPM), Kasat Fung dan
Kapolsek (menerima Kaporlap dimaksud)

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 99


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(6) Surat perintah tersebut dilampiri dengan


Rendis untuk tiap-tiap Satfung/Kapolsek
dan per jenis materiil yang diterima ditanda
tangani oleh Kabag Min dan diketahui oleh
Kasatker.

(7) Membuat bukti pengeluaran (BP) bentuk


001/Log/Polri yang ditanda tangani oleh
Anggota yang menerima barang, Team
Komisi, Ordonatur.

(8) Penyaluran kepada anggota Polres


dibuatkan daftar nama-nama anggota untuk
ditanda tangani

d) Penyaluran ke Polsek

(1) Dibuatkan, Sprin Kapolres untuk para


Kapolsek dengan dilampiri Rendis per
Polsek untuk tiap-tiap jenis materiil yang
diterima
(2) Dibuatkan SPPM (Surat Perintah
Pengeluaran Materiil) bentuk 007/Log/Polri
yang ditanda tangani oleh Kapolres selaku
Ordonatur

2) Proses Penerimaan dan Penyaluran BMP

a) Penerima dan Penyaluran BMP

(1) Satkai I Polda membuat SP2M BBM dan


Pelumas
(2) Surat perintah penyaluran BMP (SP2M) dari
Satkai I kemudian dilaporakan kepada
Kasatker selaku Ka Satkai
(3) Memasukan kedalam Buku Penerimaan
dan Pengeluaran BMP
(4) Membuat Rendis per Triwulan untuk seluruh
Satkai III & Jajaran
(5) Membuat Surat Perintah pengeluaran BMP
yang dilampiri Rendis per triwulan ditanda
tangani Kapolda
(6) Membuat Daftar Penyaluran SP3M untuk
Satkai II BMP per bulan ditanda tangani Ka
Satkai II
(7) Membuat Surat Perintah pelaksanaan

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 100


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pengambilan BMP ditanda tangani Ka


Satkai
(8) Memasukan nomor SP3M kedalam buku
penyaluran untuk Satkai III
(9) Pelaksanaan BMP Satkai III mengambil
SP3M dan ditanda tangani pada buku
penyaluran SP3M

b) Penerimaan dan Penyaluran Satkai III

(1) Satkai III BMP menerima Surat Perintah


pelaksanaan pengambilan BMP (SP3M)
dari Satkai II
(2) Memasukan kedalam buku penerima dan
pengeluaran BMP
(3) SP3M dibawa ke Pertamina untuk
mendapatkan pengesahan bahwa SP3M
tersebut dapat ditukar dengan DO/Faktur
(PNBP-Log) Faktur Nota Bom penyerahan
Log
(4) Berdasarn PNBP Log tersebut Depot
Pertamina menyerahkan BMP kepada
petugas yang ditunjuk oleh Satkai III yang
bersangkutan
(5) Selesai penyerahan dan penerimaan BMP,
petugas Depot Pertamina dan petugas
Satkai III menandatangani PNBP Log dan
menyerahkan (dua) lembar kepada Satkai
untuk lembar kedua dan kelima
(6) Lembar kedua dipakai sebagai dasar
pembukuan, lembar kelima dikirim ke Satkai
II sebagai Lampiran Lap Kal SP3M dan
formulir pengawasan SP3M
(7) Membuat Berita Acara Pengujian
penerimaan BMP
(8) Memasukan ke dalam daftar bukti
penerimaan/penyaluran BMP
(9) Satkai III Res membuat rencana
pendistribusian BMP milik ABRI di Satkai III
sebagai berikut :

(a) Dilayani dengan bentuk Kartu Rajen


BMP dan berlaku hanya satu bulan
(b) Untuk mendukung tambahan kegiata
rutin/Operasi dengan menggunakan
kupon dukungan
(c) Pemakai kendaraan bermotor

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 101


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

menumbuhkan tanda tangan pada


bukti pengeluaran harian BBM

c) Laporan dan Pertanggung jawaban

(1) Pelaksanaan pelayanan harian BMP


kepada Pa perminyakan Satkai III setiap
hari
(2) Dibuat rekapitulasi yang disampaikan
kepada Pimpinan Satkai III
(3) Satkai III membuat laporan kepada Satkai
II:

(a) Laporan Mingguan yang merupakan


rekapitulasi dari Laporan Harian dibuat
setiap hari pertama minggu berikutnya
(b) Laporan Triwulan tentang
pelaksanaan SP3M dengan dilampiri
bentuk 32-1200 dan PNBP 109 paling
lambat diterima tanggal 15 bulan
pertama triwulan berikutnya

(4) Satkai II membuat laporan kepada Satkai I:

(a) Laporan Bulanan yang merupakan


rekapitulasi dari Laporan Mingguan
Satkai III
(b) Laporan Triwulan tentang
pelakasanaan SP2M.

(5) Setiap hari petugas Pompa membuat


pertanggung jawaban pengelolaan BMP
sebagai bahan pembukuan
(6) Buku pertanggung jawaban BMP di tutup
dalam 1 tahun Anggaran ( akhir bulan
Desember).

d. Penghapusan

1) Penghapusan meliputi segala usaha, kegiatan dan


pekerjaan untuk membebbasakan materiil yang telah
berubah keadaannya dan atau tidak memenuhi syarat
lagi dari pertanggung jawaban bendaharawan Negara
menurut peraturan yang berlaku. Dalam pembinaan
materiil, penghapusan merupakan salah satu tahap
yang perlu diatur secara cermat mengingat bahwa
setiap materiil mempunyai nilai ekonomis yang

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 102


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

berkaitan dengan usia barang. Hal ini akan


meningkatkan tercapainya sasaran berupa kesiapan
dan kesiagaan Polri secara efektif dan efisien.
2) Tujuan penghapusan adalah untuk membebasakan
bendaharawan atau pengurtus perlengkapan dari
pertanggung jawaban atau materiil yang
bersangkutan.
3) Matreriil dapat dihapuskan dengan ketentuan sebagai
berikut :

a) Telah dinyatakan rusak dan tidak dapat


diperbaiki lagi
b) Sudah tidak mmemenuhi syarat dari segi teknis
dan ekonomis
c) Berlebih (surplus dan ekses)
d) Hilang dan atau susut
e) Tua / cacat / mati (bagi hewan ternak)
f) Terjadi keadaan memaksa (force majeur)
g) Adanya peraturan khusus
h) Hal-hal lain berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Rangkuman
1. Pembinaan logistik Polri adalah segala usaha, tindakan, kegiatan
yang terpadu dan terarah yang berhubungan dengan penentuan
kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian/pelaksanaan dan pengendalian/pengawasan yang
mencakup pembinaan materiil Polri dan pembinaan fungsi logistik
Polri secara berdaya guna dan berhasil guna dengan menganut
tatanan strategis, dukungan dan operasional.

2. Barang Milik Negara adalah semua barang yang berasal atau


dibeli dengan dana yang bersumber dari seluruhnya maupun
sebagian dari APBN, APBD dan Hibah yang dikuasai oleh Polri.

3. siklus logistik yang saling berkaitan sebagai berikut:

a. Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan untuk


mengindentifikasi kebutuhan yang diperlukan guna
pelaksanaan dukungan logistik dalam pelaksanaan tugas
yang dibebankan.Untuk perhitungan penentuan kebutuhan
yang diperlukan adanya DSPP, indeks jatah yang ditentukan
dan standarisasi. Perencanaan kebutuhan akan berlanjut

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 103


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kepada pembuatan rencana anggaran.


b. Pengadaan adalah Segala usaha dan kegiatan untuk
menambah dan memenuhi kebutuhan barang/jasa dan
fasilitas berdasarkan pedoman yang berlaku dan
menciptakan sesuatu yang baru (yang tadinya belum ada
menjadi ada) pengadaan dapat dilakukan dengan cara :
Pembelian, Penyewaan, Peminjaman, Pemberian (hibah),
penukaran, pembuatan dan perbaikan.
c. Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan dan pemeliharaan
selama dalam penyimpanan terhadap materiil dengan
memperhatikan sifatnya masing-masing, didalam
penyimpanan perlu adanya pencatatan yang baik dan
perawatan serta pemeliharaan selama dalam penyimpanan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan agar materiil
yang ada selalu dalam siap pakai.
d. Penyaluran/Distribusi adalah kegiatan pengeluaran materiil
dari titik penyimpanan kepemakai guna pemenuhan
kebutuhan sesuai DSP indeks jatah yang ditentukan.
e. Pemanfataan adalah kegiatan pemanfaatan sarana
prasarana, bekal dan jasa oleh personil perorangan, badan-
badan, komando satuan untuk pelaksanaan tugasnya,
sampai kepada suatu tahap tertentu untuk mendapatkan
penggantian atau pemeliharaan. Didalam pemakai ini serta,
perlu diperhatikan pengetahuan pemakaian agar materiil
tersebut dapat mencapai usia guna yang optimal.
f. Pemeliharaan/perawatan adalah merupakan kegiatan untuk
mempertahankan atau mengusahakan sarana prasarana,
bekal dan jasa dalam suatu kondisi siap pakai sampai
kepada suatu tahap dimana dinyatakan tidakan ekonomis
untuk diperbaiki/dipertahankan.
g. Penghapusan adalah kegiatan pengeluaran dari daftar
inventaris dan pembebasan dari pertanggung jawaban atas
materiil yang tidak dapat dimanfaatkan lagi ataupun sudah
tidak ekonomis lagi untuk diperbaiki/dipelihara, sesuai
kebutuhan yang berlaku. Penghapusan akan memberikan
data-data untuk perencanaan kebutuhan yang akan datang.

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 104


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Latihan
1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkait dengan Logistik Polri!
2. Jelaskan tentang Tugas dan fungsi Logistik!
3. Jelaskan asas dan prinsip Logistik!
4. Jelaskan mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai
Perpres No. 54 tahun 2010!
5. Jelaskan tentang Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik
Negara sesuai Perpres Nomor 6 tahun 2006!
6. Jelaskan proses administrasi penerimaan, pengeluaran, dan
penghapusan materiil Polri!

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI 105


PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Anda mungkin juga menyukai