Anda di halaman 1dari 14

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT


BIRO SARANA DAN PRASARANA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGGUNAAN LISTRIK PLN & AIR PDAM, TATA CARA
PELAKSANAAN SEWA BMN, PROSEDUR PENGHAPUSAN,
PEMINDAHTANGANAN DAN PENGGUNAAN BMN SERTA
BANGUNAN POLRI POLDA NTB
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
BIRO SARANA DAN PRASARANA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGGUNAAN LISTRIK PLN & AIR PDAM, TATA CARA PELAKSANAAN SEWA
BMN, PROSEDUR PENGHAPUSAN, PEMINDAHTANGANAN DAN PENGGUNAAN
BMN SERTA BANGUNAN POLRI POLDA NTB

I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

a. Dalam rangka mewujudkan upaya reformasi birokrasi Polri yang mencakup


fungsi bidang Sarpras khususnya fasilitas dan konstruksi (faskon) yang
mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting bagi organisasi yang
ada pada institusi Polri dimana fungsi bidang ini merupakan salah satu
penunjang kelancaran tugas-tugas Polri dilapangan dalam pemenuhan
kebutuhan Sarpras bagi personil-personil Polri di jajaran Polda NTB.

b. Dalam memberikan pelayanan Sarpras kepada personil-personil Polri di


lapangan dan kewilayahan tentunya harus didukung dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang jelas sehingga hal tersebut bisa menjadi
pedoman dan petujuk bagi personil Sarpras dalam menjalankan tugas
secara professional, akuntabel dan tertib dalam bekerja sehingga visi dan
misi Polri Polda NTB bisa terwujud dan tercapai sesuai dengan harapan
pimpinan Polri.

2. Dasar

1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia;

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 57/PMK.06/2016 tentang tata cara


pelaksanaan sewa Barang Milik Negara;

3. Keputusan Kapolri Nomor: Kep/491/VIII/2012 tanggal 31 Agustus 2012


tentang pelimpahan sebagian wewenang Kapolri kepada Assarpras Kapolri
dan para Kapolda untuk dan atas nama Kapolri mengusulkan dan
menandatangani keputusan Kapolri tentang penetapan status penggunaan,
pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan barang Milik Negara
(BMN) di lingkungan Polri;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 83/PMK.06/2012 tentang tata cara


pelaksanaan pemusnahan dan penghapusan BMN.

4. Ruang lingkup ….
2

3. Maksud dan tujuan

a. Memberikan penyatuan persepsi dalam pelaksanaan tugas dan dijadikan


pedoman sebagai kerangka kerja anggota dalam pelaksanaan tugas pada
fungsi bidang Sarpras di jajaran Polda NTB yang sesuai dengan prosedur
kerja.
b. Tercapainya pelayanan dan tertib aturan kerja bagi personil-personil
Sarpras yang sesuai dengan Standar Oprasional Prosedur.

4. Ruang lingkup

Subbag Prasintal dalam pelaksanaan tugasnya memiliki ruang lingkup, meliputi:

a. Melakukan pencocokan dan penelitian pemakaian listrik Polda NTB;

b. Melakukan pencocokan dan penelitian pemakaian air PDAM Polda NTB;

c. Legislasi tagihan listrik dan air Polda NTB;

d. Rekapitulasi pemakaian listrik dan air Polda NTB setiap bulannya;

e. Pemanfaatan aset Polri oleh pihak ketiga;

Subbag Konbangta dalam pelaksanaan tugasnya memiliki ruang lingkup,


meliputi:

a. Pembangunan Konstruksi;

b. Penetapan Status BMN Polri;

c. Penghapusan dan Pemusnahan BMN Polri;

d. Pensertifikatan tanah Polri

B. Sistematika.

I. PENDAHULUAN
II. TUGAS POKOK
III. PELAKSANAAN
IV. ADMINISTRASI
V. PENUTUP

II. TUGAS POKOK

a. Prosedur Penyelesaian tagihan rekening listrik dan penertiban Pemakaian Tenaga


Listrik PT. PLN (Persero) di Lingkungan Polri sesuai dengan Keputusan Bersama
Kapolri dan Direktur Utama PT. PLN (Persero) tentang Prosedur penyelesaian
tagihan rekening dan penertiban pemakaian tenaga listrik PT PLN (persero) di
lingkungan Polri antara lain:

1. PROSEDUR PENYELESAIAN TAGIHAN REKENING LISTRIK


a. Pembayaran tagihan rekening tenaga listrik yang menjadi beban
Negara dilingkungan Polri dilaksanakan secara terpusat
2. Rekapitulasi pemakaian listrik PDAM Polda NTB;
3. Pemanfaatan asset Polri oleh pihak ketiga;
4. Pembangunan Konstruksi;
5. Penetapan status penggunaan BMN Polri;
6. Penghapusan BMN;
7. Pensertifikatan tanah Polri.

III. Pelaksanaan

a. Melakukan pencocokan dan penelitian pemakaian listrik Polda NTB, pencocokan


dan penelitian listrik dilakukan dengan mencocokan tagihan listrik dari PLN dengan
3

meteran yang ada di lapangan dengan merujuk kepada tagihan yang kenaikannya
cukup siginifikan pada dokumen tagihan.

b. Melakukan pencocokan dan penelitian pemakaian air PDAM Polda NTB, pencocokan
dan penelitian air PDAM dilakukan dengan mencocokan tagihan air dari PDAM
dengan meteran air yang ada di lapangan dengan merujuk kepada tagihan yang
kenaikannya cukup siginifikan pada dokumen tagihan.

c. Legislasi tagihan listrik dan air Polda NTB, setelah melakukan Coklit tagihan listrik
dan air dari PLN dan PDAM selanjutnya diajukan legislasi kepada Kabag/kasubbag
Prasintal dan Karo sarpras Polda NTB.

d. Rekapitulasi pemakaian listrik dan air Polda NTB, dilakukan rekapitulasi pemakaian
listrik dan air setiap bulannya.

e. Pemanfaatan aset Polri oleh pihak ketiga, dalam pelaksanaan sewa- menyewa asset
Polri oleh pihak ketiga, penyewa mengajukan permohonan sewa kepada
kasatker/Kasatwil melalui surat permohonan sewa, selanjutnya Kasatker/Kasatwil
mengajukan permohonan dengan tanda tangan Kapolda NTB kepada KPKNL
wilayah masing-masing dengan melengkapi dokumen-dokumen persyaratan antara
lain:

1. Pertimbangan dan hasil penelitian kelayakan sewa;


2. Calon Penyewa.
3. Nilai sewa.
8. Data Transaksi Sebanding dan Sejenis.
9. Bukti Kepemilikan.
10.Gambar lokasi.
11.Luas tanah/bangunan yang disewa.
12.Nilai perolehan.
13.NJOP.
14.Jangka waktu sewa.
f. Pembangunan Konstruksi

pembangunan Konstruksi dilakukan apabila ada anggaran proyek pembangunan


Sarana dan prasarana berdasarkan DIPA dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Staf Ren Biro Sarpras bersama Bang Faskon membuat perencanaan
pembangunan Mako /Rumdin dengan kelengkapan gambar, RAB dan TOR
2) Koordinasi dengan Dinas PU untuk memperoleh Clearance perhitungan
bangunan Mako dan Rumdin/RAB
3) Pembangunan Mako dan Rumdin diusulkan Ke Mabes Polri melalui Biro Rena
disertai kelengkapan berupa Gambar, RAB, photo lokasi pembangunan dan
dokumen clearance dari dinas PU.
4) Apabila DIPA pembangunan konstruksi terealisasi, dilakukan persiapan tender
perencanaan konstruksi dengan membentuk Tim POKJA.
5) Pengumuman Tender perencanaan pembangunan melalui LPSE Polri.
6) Pelaksanaan Tender perencanaan konstruksi oleh Tim POKJA.
7) Pemenang Tender (Konsultan perencana) berdasarkan Kontrak melakukan
Perencanaan dengan produk berupa dokumen perencanaan
4

8) Berdasarkan dokumen perencanaan selanjutnya dilakukan tender pelaksanaan


pembangunan Konstruksi (tender kontraktor Pelaksana) dan Pengawasan
(Konsultan Pengawas)
9) Pemenang tender (Kontraktor Pelaksana) melaksanakan proyek pembangunan
konstruksi demikian juga dengan Konsultan Pengawas melakukan pengawasan
pembangunan sesuai kontrak.
10) Bag Faskon melaporkan Kemajuan fisik pembangunan kepada Aslog Kapolri
sebagai bahan anev.

g. Penetapan status penggunaan Aset BMN,

Penetapan status penggunaan Aset (tanah dan bangunan) pada Pengguna


barang/kuasa pengguna barang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Kasatker selaku Kuasa pengguna barang mengajukan usulan penetapan status


penggunaan BMN (tanah & bangunan) melalui Pengguna barang/Kapolda
(Kapolda selaku yang diberi pelimpahan wewenang oleh Kapolri) dengan
melampirkan dokumen/surat-surat:

a). Detail BMN Tanah yang akan di PSP (NUP,Kode barang,lokasi,luas nilai
perolehan,Dokumen kepemilikan/SHP/Akte dan KIB)

b) Detail BMN Bangunan yang akan di PSP (NUP,Kode barang,lokasi,luas nilai


perolehan,Dokumen kepemilikan/SHP/Akte dan KIB)
c) Foto copy sertifikat tanah
d) Surat Perrnyataan Tanggung Jawab (SPTJ) bermaterai untuk tanah yang
belum sertifikat
e) Surat permohonan pendaftaran Hak atas tanah dari Kasatker kepada BPN
untuk tanah yang dalam proses setifikat
f) IMB (untuk PSP bangunan)
g) Surat Perrnyataan Tanggung Jawab (SPTJ) bermaterai untuk bangunan
yang belum memiliki IMB
h) Berita acara serah terima (untuk PSP bangunan)

2) Kapolda selaku Pengguna barang yang diberi pelimpahan wewenang oleh


Kapolri untuk mengusulkan penetapan status BMN kepada Pengelola Barang
(KPKNL) berdasarkan nilai barang sesuai kewenangannya (Keputusan Kapolri
No.Pol.: Kep/491/VIII/2012 tanggal 31 Agustus 2012)

3) Akan terbit surat dari Pengelola Barang (DJKN/KPKNL) tentang keputusan


penetapan status

h. Penghapusan BMN
Bag Faskon Ro Sarpras selaku Pembina fungsi mengarahkan Kasatker selaku Kuasa
pengguna barang untuk melakukan Proses Penghapusan BMN tanah dan
bangunan karena sebab penyerahan kepada Pengelola barang, pemindahtanganan,
alih status kepada pengguna barang lain dan pemusnahan.
5

Proses pelaksanaan penghapusan karena sebab pemindahtanganan dilakukan


sebagai berikut :
1). Satker mengajukan usulan penghapusan BMN (bangunan) melalui Pengguna
barang/Kapolda (Kapolda selaku yang diberi pelimpahan wewenang oleh
Kapolri) disertai alasan penghapusan dan melampirkan dokumen/surat-surat:
a) detail barang yang akan dihapus (NUP,Kode barang,lokasi,Nilai
perolehan,Dokumen kepemilikan/SHP/Akte)
b) surat keterangan Nilai Limit dari KPKNL (bisa sambil berjalan)
c) foto kopi DIPA tentang pembangunan baru di lokasi bangunan lama (DIPA
bangunan pengganti)
d) surat keterangan BMN tidak mengganggu tugas fungsi dan harus
dilakukan penghapusan (tanda tangan Kasatker)
e) Foto BMN yang akan dihapus
f) KIB Bangunan yang dihapus (tanda tangan Kasatker)
g) Daftar barang rusak berat (tanda tangan kasatker)
h) Surat Keputusan tim Penghapusan (tanda tangan kasatker)
i) Berita Acara hasil Peneletian
j) Keputusan Penetapan status Penggunaan Barang (PSP) dari pengelola
barang (KPKNL)
k) Apabila BMN yang akan diusulkan untuk dihapus belum ada Kep
penetapan status penggunaannya dari Pengelola Barang/KPKNL, maka
usulan penghapusan sekaligus juga usulan penetapan statusnya.

2) Kapolda selaku yang diberi pelimpahan wewenang oleh Kapolri untuk


mengusulkan penghapusan akan menindaklanjuti surat permohonan Kasatker
dengan mengajukan usulan penghapusan BMN kepada Pengelola Barang
(KPKNL) berdasarkan nilai barang sesuai kewenangannya (Keputusan Kapolri
No.Pol.: Kep/491/VIII/2012 tanggal 31 Agustus 2012)
3) Akan terbit surat dari Pengelola Barang (DJKN/KPKNL) tentang setuju/tidak
setuju dilakukan penghapusan .

4) Setelah terbit persetujuan dari KPKNL, Pengguna barang selanjutnya


melakukan penmbongkaran dan mengajukan usul pelelangan bongkaran ke
KPKNL dengan dasar nilai limit dari KPKNL dilengkapi sprin penunjukan Tim
pelelangan.

5) Hasil Pelelangan diantaranya berupa:


a) Risalah lelang (dibuat oleh KPKNL)
b) Berita Acara Serah terima Barang dari pengguna barang (Satker) kepada
pemenang lelang.
c) Bukti setor ke Kas Negara
Kelangkapan Ketiga poin tsb merupakan tanggungjawab Satker yang
melakukan penghapusan sbg kelengkapan administrasi permohonan Kep
Penghapusan kepada Kapolri (Pengguna Barang).
6

6) Segera setelah dilakukan pelelangan dengan hasil sebagaimana tersebut poin


5), Pengguna barang (Kapolda) akan mengirimkan surat permohonan
Keputusan penghapusan kepada Kapolri dengan melampirkan Risalah lelang,
BAST Barang dan Bukti Setor ke Kas Negara ( diusahakan paling lama 2 bulan
sejak tanggal surat persetujuan penghapusan dari pengelola barang,
Keputusan penghapusan diterbitkan)

7) Setelah terbit Keputusan Penghapusan dari Kapolri, selanjutnya BMN dihapus


dari SIMAK BMN satker dan salinan keputusan penghapusan ditembuskan
kepada pengelola barang.

i. Pensertifikatan tanah Polri

Pensertifikatan aset tanah BMN Polri diusulkan melalui dua mekanisme yakni:
1) melalui usulan langsung dan anggaran terpusat dari Kemenkeu (KPKNL)
2) melalui anggaran DIPA Polri.

Pensertifikatan melalui anggaran terpusat oleh KPKNL ke BPN apabila data asset
tanah Polri yang belum sertifikat telah dilaporkan sebelumnya kepada Pengelola
Barang/Kemenkeu (KPKNL) melalui laporan aplikasi SIMANTAP dan selanjutnya
Pengguna Barang/Satker selaku kuasa pengguna barang menindaklanjuti dengan:
1) Koordinasi dengan KPKNL untuk rencana proses pensertifikatan
2) melengkapi dokumen pensertifikatan diantaranya dokumen kepemilikan/alas
hak berupa Surat Keputusan Hibah tanah, BAST hibah tanah, SPPT, kwitansi
pembelian/Akta dan Surat Kuasa pengurusan sertifikat dari Pengguna Barang.
3) Koordinasi dengan BPN setempat untuk kelengkapan/verifikasi administrasi
pensertifikatan.
4) Pengukuran luas tanah oleh BPN didampingi staf Satker yang menguasai aset
selaku penunjuk batas di lapangan.
5) Memenuhi Panggilan BPN untuk menandatangani penyerahan sertifikat.
Pensertifikatan melalui anggaran DIPA Polri dilakukan dengan prosedur:
1) Satker koordinasi dengan BPN setempat untuk mendapatkan rincian biaya
pembuatan sertifikat.
2) Berdasarkan rincian biaya dari BPN kemudian Satker mengusulkan anggaran
biaya sertifikat tersebut melalui Biro Rena Polda.
2) satker melengkapi dokumen pensertifikatan tanah diantaranya dokumen
kepemilikan/alas hak berupa Surat Keputusan Hibah tanah, BAST hibah tanah,
SPPT, kwitansi pembelian/Akta dan Surat Kuasa pengurusan sertifikat dari
Pengguna Barang.
3) Koordinasi dengan BPN setempat untuk kelengkapan/verifikasi administrasi
pensertifikatan.
4) Pengukuran luas tanah oleh BPN didampingi staf Satker yang menguasai aset
selaku penunjuk batas di lapangan.
5) Memenuhi Panggilan BPN untuk menandatangani penyerahan sertifikat.

3. PENUTUP

b. Demikian penyusunan pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Bag Faskon


Biro Sarpras Polda NTB tentang Prosedur Prasarana listrik PLN dan air PDAM,
Pemanfaatan asset Polri oleh pihak ketiga, penghapusan, penetapan status dan
pemindahtanganan BMN;

c. SOP ini sebagai pedoman, acuan dan kerangka kerja bagi unsure pengemban
pelaksana rehabilitasi terhadap Anggota/PNS Polri;

d. Pedoman Standar Oprasional Posedur (SOP) Faskon ini diberlakukan sebagai


pedoman kerja dilingkungan Bag Faskon Biro sarpras Polda NTB, pedoman lain
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman ini dan
apabila ada hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian;

e. Pedoman Standar Oprasional Prosedur (SOP) Faskon ini tetap berlaku sejak tanggal
di tetapkan.

Mataram, Januari 2018

a.n. KARO SARPRAS POLDA NTB


KABAG FASKON

NANANG KUSWANTORO, S.H.


AKBP NRP 74030672
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
BIRO SARANA DAN PRASARANA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA

PENGAJUAN SEWA

1. PERMOHONAN/USULAN SEWA

Terhadap Tanah/bangunan

a. Terhadap Tanah/bangunan, calon penyewa menyampaikan dokumen


permohonan sewa langsung kepada Pengelola Barang (KPKNL/DJKN).
b. Pengelola Barang melakukan penelitian atas kelayakan penyewaan.

Terhadap sebagian tanah/bangunan

a. Terhadap sebagian tanah/bangunan, calon penyewa menyampaikan dokumen


permohonan sewa kepada Pengguna Barang.
b. Untuk nilai BMN dibawah 500 juta Pengguna Barang menghitung nilai BMN
untuk dihitung dalam formula sewa dan kemudian diajukan kepada Pengelola
Barang (KPKNL).
c. Untuk nilai BMN diatas 500 juta Pengguna barang mengajukan langsung kepada
Pengelola Barang untuk dilakukan penelitian atas kelayakan penyewaan.
d. Pengelola Barang melakukan penelitian atas kelayakan penyewaan.

Terhadap selain tanah/bangunan

a. Terhadap selain tanah/bangunan, calon penyewa menyampaikan dokumen


permohonan sewa kepada Pengguna Barang.
b. Pengguna Barang menghitung besaran sewa BMN untuk dihitung dalam formula
sewa.
c. Pengguna Barang mengajukan usulan sewa kepada Pengelola Barang
(KPKNL/DJKN) untuk menyewakan BMN berdasarkan Kajian pengguna barang
dan atau permohonan dari calon penyewa.
d. Pengelola Barang melakukan penelitian atas kelayakan penyewaan.

PENILAIAN DALAM RANGKA SEWA BMN

BMN Sebagian Tanah dan/atau Bangunan


- Nilai Buku sampai dengan Rp. 500.000.000,- tidak perlu dilakukan penilaian oleh
penilai DJKN.
- Penaksiran oleh Pengguna Barang dengan Formula Tarif sewa dengan syarat:
1. Nilai Buku tercatat dalam daftar/Laporan Barang Pengguna/Kuasa
pengguna sepanjang nilai wajar atas tanah tidak ada; atau
2. Indikasi nilai yang mencerminkan perkiraan nilai tanah sepanjang nilai wajar
dan nilai buku tidak ada.
PENELITIAN USULAN SEWA
Kajian atas permohonan/usulan sewa

Terhadap Tanah/Bangunan

1. Pengelola Barang melakukan Penelitian atas kelayakan penyewaan.


2. Dalam melakukan penelitian, Pengelola Barang dapat meminta keterangan kepada
Pengguna barang yang menyerahkan BMN yang diajukan untuk disewakan.
3. Pengelola Barang menugaskan penilai untuk melakukan penilaian.
4. Pengelola Barang menghitung besaran sewa.
5. Pengelola Barang melakukan kajian kelayakan penyewaan, dalam hal terdapat
usulan sewa ddari beberapa calon penyewa dalam waktu yang bersamaan,
Pengelola Barang menentukan penyewa dengan didasarkan pada pertimbangan:
- Aspek pengamanan dan pemeliharaan BMN
- usulan sewa yang paling menguntungkan
6. Persetujuan/penolakan.

Terhadap sebagian Tanah/Bangunan

1. Pengelola Barang melakukan Penelitian atas kelayakan penyewaan.


2. Pengelola Barang menugaskan penilai untuk melakukan penilaian.
3. Pengelola Barang menghitung besaran sewa.
4. Pengelola Barang melakukan kajian kelayakan penyewaan, dalam hal terdapat
usulan sewa ddari beberapa calon penyewa dalam waktu yang bersamaan,
Pengelola Barang menentukan penyewa dengan didasarkan pada pertimbangan:
- Aspek pengamanan dan pemeliharaan BMN
- usulan sewa yang paling menguntungkan
5. Persetujuan/penolakan.

Terhadap selain Tanah/Bangunan

1. Pengelola Barang melakukan Penelitian atas kelayakan penyewaan.


2. Pengelola Barang menugaskan penilai untuk melakukan penilaian Besaran Sewa.
3. Pengelola Barang melakukan kajian formula sewa.
4. Pengelola Barang melakukan kajian kelayakan penyewaan, dalam hal terdapat
usulan sewa dari beberapa calon penyewa dalam waktu yang bersamaan, Pengelola
Barang menentukan penyewa dengan didasarkan pada pertimbangan:
- Aspek pengamanan dan pemeliharaan BMN
- usulan sewa yang paling menguntungkan
5. Persetujuan/penolakan.

PERJANJIAN SEWA
Prosedur sewa Barang Milik Negara
Terhadap Tanah/Bangunan

- Persetujuan Sewa, Pengelola Barang melakukan Penandatanganan sewa dengan


penyewa.

Terhadap sebagian Tanah/Bangunan

1. Pengguna Barang menerbitkan keputusan Sewa pertahun/perbulan.


2. Pengguna Barang melakukan penandatanganan sewa dengan penyewa.

Terhadap selain Tanah/Bangunan

1. Pengguna Barang menerbitkan keputusan Sewa perhari/perjam.


2. Calon penyewa menyampaikan dokumen permohonan.
3. Pengguna Barang melakukan penandatanganan sewa dengan penyewa.

JANGKA WAKTU SEWA


Periodesitas sewa

Sebagian Tanah/Bangunan

- Untuk sebagian tanah dan bangunan jangka waktu sewa paling lama 5 (lima) tahun
sejak ditandatanganinya perjanjian ( priodesitas sewannya per tahun dan perbulan).

Terhadap selain Tanah/Bangunan

- Untuk sebagian tanah dan bangunan jangka waktu sewa selama 5 (lima) tahun
sejak ditandatanganinya perjanjian (priodesitas sewanya per hari dan per jam).

PERJANJIAN
Sewa BMN

a. Penyewaan BMN sebagian tanah/bangunan dan selain tanah dan bangunan


dituangkan dalam perjanjian sewa menyewa:
- Ditandatangani oleh pihak penyewa dan dengan persetujuan pengelola barang
dilakukan di kertas bermatreai cukup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (UU 13 Tahun 1985 dan PP 42 tahun 2000) Pasal 12
PP42/2000.
b. Salinan perjanjian sewa disampaikan kepada Pengelola Barang paling lambat 7
(tujuh) hari kerja sejak ditandatangani.
c. Seluruh biaya yang timbul dalam rangka pembuatan perjanjian ditanggung oleh
penyewa.
d. Perjanjian sewa-menyewa paling kurang memuat:
- Dasar perjanjian;
- Para pihak yang terikat dalam perjanjian;
- Jenis, luas atau jumlah barang;
- Besaran sewa, dan jangka waktu, termasuk periodesitas sewa;
- Peruntukan sewa termasuk kelompok jenis kegiatan usaha dan kategori bentuk
kelmbagaan penyewa
- Tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selam
jangka waktu penyewaan.
- Hak dan kewajiban para pihak.
- Dan hal lian yang diatur dalam persetujuan Pengelola Barang dan Keputusan
Pengguna Barang.

PEMBAYARAN SEWA
Sewa BMN
a. Pertahun, waktu pembayaran 2 (dua) hari kerja sebelum penandatanganan
perjanjian dengan cara menyetor ke Kas Umum Negara yang dibuktikan
dengan bukti setor.
b. Perbulan, waktu pembayaran 2 (dua) hari kerja sebelum penandatanganan
perjanjian dengan cara menyetor ke Kas Umum Negara yang dibuktikan
dengan bukti setor.
c. Perhari, waktu pembayaran sebelum penandatanganan perjanjian dengan
cara tunai kepada pejabat pengurus BMN dan dengan cara setor ke rekening
kas bendahara penerimaan yang dibuktikan dengan bukti setor/kwitansi.
d. Per jam, waktu pembayaran sebelum penandatanganan perjanjian dengan
cara tunai kepada pejabat pengurus BMN dan dengan cara setor ke rekening
kas bendahara penerimaan yang dibuktikan dengan bukti setor/kwitansi.
e. BMN luar Negeri dengan pembayaran di luar negeri pembayarannya 1 (satu)
hari sebelum penandatanganan perjanjian dengan cara menyetor ke rekening
Kas bendahara penerimaan yang dibuktikan dengan bukti setor.

PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN


SEWA BMN

PENGAMANAN

Penyewa wajib melakukan pengamanan atas BMN yang disewa baik untuk
mencegah terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang maupun
hilangnya barang.
Penyewwa dilarang menggunakan BMN yang disewakan diluar peruntukan sewa.

PEMELIHARAAN

Penyewa wajib melakukan pemeliharaan atas BMN yyang disewa untuk menjaga
kondisi dan memperbaiki barang agar selalu dalam keadaan baik dan siap untuk di
gunakan ecara berdaya guna dan berhasil guna, termasuk biaya yang timbul dari
pemakaian dan pemanfaatan BMN sesaui ketentuan peraturan perundang-udangan.
Penyewa wajib memperbaiki seluruh kerusakan yang terjadi atas BMN yang di
sewakan yang terjadi selama masa sewa hingga kemballi ke kondisi pada saat awal
sewa.

PERUBAHAN BENTUK

Selam masa sewa, piihak penyewa atas perssetujuan pengelola/pengguna barang


hanya dapat mengubah bentuk BMN tanpa mengubah konstriuksi dasar bangunan,
dengan ketentuan bagian yang ditambahkan pada bangunan tersebut menjadi BMN.

PENATA USAHAAN
SEWA BMN
a. Penatausahan pelaksanaan sewa dilakukan oleh Pengguna dan pengelola.
b. Pengguna/kuasa pengguna barang menyampaikan laporan perkembangan
pelaksanaan sewa BMN kepada Pengelola Barang paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum perhitungan satu tahun sejak diterbitkannya persetujuan sewa oleh
pengelola barang.
c. Pengguna/kuasa pengguna Barang melaporkan berakhirnya pelaksanaan sewa BMN
kepada pengelola barang pada akhir masa sewa dengan dilampiri BAST barang.
d. Pengguna/Kuasa Pengguna Barang mengungkapkan informasi mengenai BMN yang
disewakan kedalam Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna, sesuai dengan
kewenangannya

PENGAKHIRAN
SEWA BMN

Berakhirnya sewa
- Berakhirnya jangka waktu sewa.
- Pengelola Barang Mencabut Perstujuan sewa dalam rangka pengawasan dan
pengendalian.
- Ketentuan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

Berakhirnya perjanjian sewa


- Jangka waktu sewa berakhir.
- Berlakunya syarat batal sesuai perjanjian.
- Ketentuan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

a. Penyewa wajib menyerahkan BMN pada saat berkahirnya sewa dalam keadaan baik
dan layak digunakan secara optimal sesuai fungsi dan peruntukannya, dan
dituangkan dalam BAST.
b. Pengelola/pengguna melakukan pengecekan BMN yang disewakan sebelum BAST
ditandatangani guna memastikan kelayakan kondisi BMN.
c. Penandatanganan BAST dilakukan setelah kewajiban penyewa di penuhi.

BESARAN TARIF SEWA


FORMULA DASAR

- Perhitungan, pengajuan usulan, persetujuan, penetapan, perjanjian dan


pembayaran besaran tarif sewa menggunakan mata uang setempat.
- Jika nilai usulan lebih besar dari hasil perhiitungan, nilai yang dicantumkan dalam
surat persetujuan sewa addalah sebesar usulan sewa.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


PELAKSANAAN SEWA BMN

- Pengelola barang/Pengguna Barang/Kuasa pengguna Barang melakukan


pengawasan terhadap pelaksanaan perjanjian sewa BMN yang berada ddi bawah
penguasaannya masing-masing sesaui denga perjanjian yang di tandatangani.
- Pengelola Barang melakukan pembinaan dan pengawasan tterhadap pengguna
barang/Kuasa pengguna Barang atas pelasanaan sewa BMN.
- Pengguna barang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Kuasa
Pengguna Barang yan berada di wilayah kerjanya attas pelasanaan sewa BMN.
- Pengelola barang/pengguna barang dapat meminta bantuan aparat pengawasan
fungsional dalam melakukan pembinaan dan pengawasan.

a. Sebagai tindaklanjut atas pengawasan, pengelola barang/pengguna barang/kuasa


pengguna barang menerbitkan surat peringatan/teguran kepada penyewa atas
dilakukannya pelanggaran tterhadap perjanjian sewa dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Pengelola/pengguna Barang/ Kuasa Pengguna Barang dapat menghentikan kegiatan
sewa apabila surat peringatan/teguran tidak di indahkan oleh penyewa.

PENGENDALIAN
PELAKSANAAN SEWA bmn

Anda mungkin juga menyukai