Anda di halaman 1dari 23

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Keputusan Dirbekangad

DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN Nomor Kep/ / /2019


Tanggal 2019

DUKUNGAN LOGISTIK TNI AD

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Tugas pokok Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yaitu menegakkan


kedaulatan negara dan keutuhan wilayah darat Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan
tumpah darah Indonesia diwilayah daratan dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bagsa dan negara untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, TNI AD
menyelenggarakan fungsi-fungsi yang meliputi fungsi utama, organik pembinaan,
organik militer, tehnis militer umum, tehnis militer khusus dan fungsi khusus.

b. Pembinaan logistik dilaksanakan terus menerus dan berlanjut secara


profesional mengadakan dan menjaga ketersediaan materiil, fasilitas dan jasa agar
selalu dapat terpenuhinya kebutuhan bagi pembangunan dan pengembangan
kekuatan angkatan darat. Penyelenggaraan pembinaan logistik digolongkan melalui
kegiatan pembinaan pembekalan, pemeliharaan angkutan, konstruksi dan kesehatan
serta melalui administrasi logistik agar selalu dapat terjamin terlaksananya pelayanan
dan dukungan logistik bagi jajaran satuan angkatan darat.

c. Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan fungsi-fungsi logistik yang


meliputi fungsi pembekalan, pemeliharaan angkutan, konstruksi dan kesehatan serta
pembinaan logistik kepada para perwira siswa pendidikan lanjutan perwira II
Kecabangan Bekang sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas.

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan


salah satu bahan ajaran pada pendidikan lanjutan Perwira II.

b. Tujuan. Agar Perwira siswa memahami tentang dukungann logistik TNI


AD sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas.

3. Ruang Lingkup dan Tata urut.

a. Pendahuluan.

b. Pembekalan.

c. Angkutan.

d. Pemeliharaan.

e. Konstruksi.
2

f. Kesehatan.

f. Penutup.

4. Pengertian.

a. Pembinaan logistik tingkat pusat. Pembinaan logistik tingkat pusat


dilaksanakan dalam satu siklus pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan
terhadap semua aspek logistik yang berpengaruh terhadap pencapaian tugas.
Pembinaan logistik dilakukan berpedoman pada sistem penbinaan yang berlaku di
lingkungan TNI AD yang berkaitan dengan penentuan kebijakan, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian terhadap
terpenuhinya materiil, fasilitas dan jasa di seluruh satuan TNI AD.

b. Pembinaan logistik tingkat daerah. Pembinaan logistik tingkat daerah


dilakukan berpedoman pada sistem pembinaan yang berlaku di lingkungan TNI AD
yang berkaitan dengan perencanaan kebutuhan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan serta pengendalian terhadap terpenuhinya materiil, fasilitas dan jasa di
daerah.

BAB II
PEMBEKALAN

5. Umum. Pembinaan pembekalan dilaksanakan dalam upaya menjamin


terpenuhinya kebutuhan materiil dan bekal dalam rangka mendukung terlaksananya tugas
TNI AD dengan cara melalui kegiatan :

a. Penentuan kebutuhan.
b. Pengadaan.
c. Penimbunan.
d. Distribusi.
e. Pemeliharaan.
f. Penghapusan.

6. Pelaksanaan Pembinaan Pembekalan. Penyelenggaraan pembinaan


pembekalan dilaksanakan sebagai berikut :
a. Metode. Pembinaan fungsi pembekalan dilaksanakan melalui penelitian,
pengkajian, evaluasi secara terus menerus, dan berlanjut agar senantiasa
terjaminterpenuhinya kebutuhan materil bagi satuan-satuan Angkatan Darat dalam
mendukung tugas pokoknya.

b. Proses. Pembinaan pembekalan dilaksanakan melalui kegiatan :

1) Perencanaan. Pembinaan pembekalan disusun dan disiapkan


mulai dari tingkat Pusat, Balakpus pembina fungsi dan Kotama-Kotama secara
terintegrasi terpadu dan terkoordinasi.

2) Pengorganisasian.
3

a) Mabesad. Selaku penentu dan perumus kebijakan pembinaan


pembekalan di tingkat pusat.

b) Balakpus. Pembina fungsi. Selaku pelaksanaan teknis


pembinaan pembekalan sesuai komoditi yang dibinanya.

c) Kotama. Selaku penentu kebijakan pembinaan pembijakan


tingkat daerah.

d) Satuan. Selaku pelaksana pembinaan pembekalan di satuan.

3) Pelaksanaan. Penyelenggaraan pembinaan pembekalan dilaksanakan


melalui kegiatan :

a) Penentuan kebutuhan. Merencanakan kebutuhan materil dan


bekal dengan cara penetuan jenis, jumlah dan persyaratan teknis
materil/bekal yang diperlukan untuk melengkapi dan mendukung
organisasi dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya.

b) Pengadaan. Mengusahakan ketersediaan materil/bekal


berdasarkan jenis dan jumlah yang diperlukan melalui kegiatan
pembelian dengan cara yang paling ekonomis guna memenuhi
kebutuhan organisasi.

c) Penimbunan. Melaksanakan penyimpanan materil/bekal hasil


pengadaan agar selalu dalam keadaan baik sebelum materil
didistribusikan kepada satuan.

d) Distribusi. Menyalurjkan materil/bekal hasil pengadaan, termasuk


pengangkutan dan pemindahan bekal ke/di dalam dan dari depo-depo
yang telah ditentukan.

e) Pemeliharaan. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan untuk


mempertahankan kondisi kegiatan materil/bekal agar tetap berfungsi
sebagaimana mestinya dengan menghindarkan terjadi kerusakan dan
melakukan perbaikan kerusakan yang terjadi.

f) Penghapusan. Melaksanakan penghapusan materil/ bekal


yang tidak memenuhi syarat lagi berdasarkan kebijakan komando atas
sehingga membebaskan bendaharawan dari pertanggung jawaban
perbendaharaan negara menurut peraturan yang berlaku.

4) Pengawasan.

a) Aslog Kasad atas nama Kasad. Melaksanakan pengawasan


secara umum atas pelaksanaan pembinaan pembekalan terhadap
komoditi logistik Angkatan Darat.

b) Ka Balakpus pembina fungsi. Melaksanakan pengawasan atas


pelaksanaan pembinaan pembekalan terhadap komoditi yang
dibinanya.
4

c) Pangkotama. Melaksanakan pembinaan atas pelaksanaan


pembinaan pembekalan di wilayah areal servicenya.

d) Kabalak Kotama pembina fungsi. Melaksanakan


pengawasan secara teknis terhadap pelaksanaan bekal di daerah.

e) Komandan satuan. Melaksanakan pembinaan atas


pelaksanaan pembinaan pembekalan di satuan.

c. Prosedur. Pembinaan pembekalan dilaksanakan melalui prosedur sebagai


berikut :

1) Tingkat pusat. Mabesad merumuskan dan menetapkan kebijakan


terhadap pelaksanaan pembinaan pembekalan bagi seluruh komoditi logistik
(Balakpus) :

a) Bertanggung jawab atas terselenggaranya pembinaan


pembekalan sesuai komoditi yang dibinanya.

b) Menyusun program pembinaan pembekalan sesuai komoditinya.

c) Melaksanakan pembinaan pembekalan terhadap komoditi yang


dibinanya.

d) Melaksanakan pengawasan pembinaan pembekalan terhadap


komoditi yang dibinanya.

e) Mengadakan pengkajian dan evaluasi terhadap pembinaan bekal


yang dibinanya.

2. Tingkat daerah.

a) Kotama. Merumuskan dan menetapkan kebijakan terhadap


pelaksanaan pembinaan pembekalan bagi seluruh komoditi logistik di
wilayahnya.

b) Balak Kotama. Bertanggung jawab atas terselenggaranya


pembinaan pembekalan di wilayah areal servicenya.

1) Melaksanakan pembinaan pembekalan di wilayah areal


servicenya.

2) Melaksanakan pembinaan pembekalan di wilayah areal


servicenya.

c) Tingkat satuan. Bertanggung jawab atas terhadap pelaksanaan


pembinaan pembekalan di satuannya.

b. Tataran kewenangan dan komando pengendalian.

1) Tataran kewenangan.
5

a) Tingkat pusat.

1) Kasad memiliki kewenangan dalam menetapkan dan


menentukan kebijakan pembinaan pembekalan.

2) Aslog Kasad menyelenggarakan dan melaksanakan


pengawasan kegiatan pembinaan pembekalan sesuai kebijakan
Kasad.

3) Ka Balakpus pembina fungsi memiliki wewenang dan


tanggung jawab atas penyelenggaraan teknis pembinaan
pembekalan sesuai komoditi dan bidang tugasnya masing-
masing.

b) Tingkat daerah.

1) Pangkotama memiliki wewenang dalam menetapkan dan


menentukan kebijakan pembinaan pembekalan di daerah.

2) Aslog Kotama menyelenggarakan dan melaksanakan


pengawasan kegiatan pembekalan sesuai kebijakan Pangkotama
di wilayah areal servicenya.

3) Kabalak Kotama pembina fungsi memiliki wewenang dan


tanggung jawab atas pelaksanaan teknis pembinaan pembekalan
sesuai komoditinya di daerah.

c) Tingkat satuan. Komandan satuan melaksanakan pengawasan


dan pengendalian kegiatan pembekalan di Satuanya.

2) Komando dan pengendalian.

a) Tingkat pusat.

1) Kasad menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian atas kegiatan pembinaan pembekalan.

2) Aslog Kasad menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan pembekalan.

3) Ka Balakpus pembina fungsi memiliki komando


pengendalian atas pelaksanaan teknis pembinaan pembekalan.

b) Tingkat daerah.

1) Pangkotama menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian atas kegiatan pembinaan pembekalan didaerah.
6

2) Aslog Kotama menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan pembekalan di wilayah areal
servicenya.

c) Tingkat satuan. Komandan satuan melaksanakan pengendalian


kegiatan pembekalan di Satuanya.

7. Sistem Penyelenggaraan Pembekalan Logistik Wilayah. Diselenggarakan


sesuai dengan fungsi logistik TNI AD yang mengacu kepada kondisi wilayah geografi,
demografi serta kondisi sosial setempat. Sistem pembekalan logistik wilayah anatara lain :

a. Titik berat pada pengadaan adalah :

1) Pembelian setempat tanpa mengurangi kebutuhan masyarakat.

a) Kemungkinan pembelian barang dari luar daerah yang


bersangkutan divisualisasikan tidak banyak sehingga sumber barang
diandalkan pada apa yang dihasilkan oleh daerah lingkungan.

b) Tetap harus dijaga agar tindakan pembelian tidak menimbulkan


perbedaan antara persediaan untuk unsur tempur dan masyarakat,
khususnya bekal kelas I.

2) Produksi dengan bahan-bahan serta alat yang tersedia.

a) Bahan mentah dan alat produksi serta suku cadang sulit untuk
didatangkan dari luar daerah, bahan baku serta alat yang masih dapat
diselamatkan dan dikuasai termasuk yang dapat diperoleh dari sumber
daerah hendaknya dimanfaatkan untuk produksi barang kebutuhan.

b) Barang yang akan dihasilkan mungkin akan bersifat lebih


sederhana dan kurang sophisticated akan tetapi tetap mempunayi nilai
pakai yang cukup tinggi untuk tujuan perlawanan.

b. Peningkatan persyaratan penyimpangan dan distribusi. Prinsip ini sangat erat


hubungannya dengan penghematan yang menghendaki pengamanan barang yang
sedang disimpan terhadap kerusakan dan kehilangan melalui tindakan pemeliharaan
dalam penyimpanan serta perhitungan yang tepat dalam pendistribusian yang hanya
ditujukan pada unsur-unsur yang benar-benar memerlukan.

BAB III
ANGKUTAN

8. Umum. Pembinaan Angkutan dilaksanakan dalam upaya menjamin terwujudnya


sarana dan pelayanan angkutan guna melayani jasa pemindahan personel dan materiil
dalam rangka mendukung terselenggaranya tugas TNI AD dengan menggunakan macam
dan modus angkutan yang ada :
7

a. Angkutan Darat.
b. Angkutan Air.
c. Angkutan Udara.
d. Angkutan Saluran Pipa.

9. Pembinaan Angkutan. Penyelenggaraan pembinaan angkutan dilaksanakan


sebagai berikut :

a. Metode. Pembinaan fungsi angkutan dilaksanakan melalui penelitian,


pengkajian dan evaluasi secara terus menerus, bertahap dan berlanjut terhadap
penyelenggaraan jasa angkutan agar senantiasa terpeliharanya dan terjaminnya
kesiapan fungsi jasa angkutan secara optimal dalam rangka pelaksanaan bantuan
angkutan pada satuan-satuan Angkatan Darat.

b. Proses.

1) Perencanaan. Pembinaan fungsi angkutan disusun dan disiapkan


mulai dari tingkat pusat, balakpus pembinaan fungsi dan Kotama-Kotama
hingga tingkat Satuan secara terintegrasi, terpadu dan terkoordinasi.

2) Pengorganisasian.

a) Mabesad. Selaku penentu dan perumus kebijakan pembinaan


angkutan.

b) Balakpus Pembina fungsi. Selaku pelaksana pembinaan jasa


angkutan tingkat pusat.

c) Kotama. Selaku penentu kebijakan pembinaan angkutan


tingkat daerah.

d) Balak Kotama. Selaku pelaksana teknis pembinaan jasa


angkutan di daerah.

e) Satuan. Selaku pelaksana pembinaan angkutan di satuan.

3) Pelaksanaan.

a) Angkutan pendahuluan, melaksanakan angkutan dari pangkalan


satuan ke ttitik embarkasi.

b) Angkutan pokok, melaksanakan angkutan dari titik embarkasi ke


titik debarkasi.

c) Angkutan lanjutan, melaksanakan angkutan dari titik debarkasi.

4) Pengawasan.

a) Aslog Kasad atas nama Kasad. Melaksanakan pengawasan


secara umum atas pelaksanaan pembinaan jasa angkutan Angkatan
Darat.
8

b) Ka Balakpus pembina fungsi. Melaksanakan pengawasan


teknis atas pelaksanaan pembinaan jasa angkuta tingkat pusat.

c) Pangkotama. Melaksanakan pengawasan atas


pelaksanaan pembinaan jasa angkutan di wilayah areal service.

d) Kabalak Kotama pembina fungsi. Melaksanakan pengawasan


secara teknis terhadap pelaksanaan pembinaan angkutan.

e) Dan Satuan. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan


pembinaan angkutan di Satuan.

c. Prosedur. Penyelenggaraan kegiatan angkutan dilaksanakan dengan


metode angkutan darat, air, udara dan saluran pipa. Pelaksanaannya melalui
pentahapan kegiatan angkutan yang meliputi :

1) Tingkat pusat.

a) Mabes TNI melaksanakan garis angkutan IV, yaitu kegiatan


angkutan ke luar wilayah Indonesia dengan menggunakan sarana dan
fasilitas angkutan TNI, pemerintah dan Swasta dan menjadi tanggung
jawab Mabes TNI.

b) Mabesad. Garis angkutan III, melaksanakan kegiatan


angkutan dari pusat ke daerah/Kodam yang diselenggarakan oleh
pelaksana angkutan tingkat pusat dan menjadi tanggung jawab
Mabesad.

2) Tingkat daerah. Melaksanakan garis angkutan II, yaitu kegiatan


angkutan dalam wilayah Kodam termasuk instalasi-instalasinya sampai ke titik
perbekalan yang diselenggarakan dengan sarana angkutan yang menjadi
tanggung jawab Pangdam.

3) Tingkat satuan. Melaksanakan garis angkutan I oleh Satuan, yaitu


kegiatan angkutan yang diselenggarakan dengan menggungkan sarana
angkutan organik satuan dan menjadi tanggung jawab Komando Satuan.

d. Tataran kewenangan dan komando pengendalian.

1) Tataran kewenangan.
a) Tingkat pusat.

(1) Kasad memiliki wewenang dalam menetapkan dan


menentukan kebijakan pembinaan angkutan.

(2) Aslog Kasad menyelenggarakan dan melaksnakaan


pengawasan kegiatan pembinaan angkutan sesuai kebijakan
Kasd.

(3) Kabalak pembina fungsi memiliki wewenang dan tanggung


jawab atas penyelenggaraan teknis pembinaan angkutan
9

b) Tingkat daerah

(1) Pangkotama memiliki wewenang dalam menetapkan dan


menentukan kebijakan pembinaan angkutan di daerah.

(2) Aslog Kotama menyelenggarakan dan melaksanakan


pengawasan kegiatan pembinaan angkutan sesuai kebijakan
Pangkotama di wilayah areal servicenya.

(3) Kabalak Kotama pembina fungsi memiliki wewenang dan


tanggung jawab atas pelaksanaan teknis pembinaan angkutan di
wilayah areal servisnya.

c) Tingkat satuan. Komandan satuan melaksanakan


pengawasan dan pengendalian kegiatan angkutan di satuannya.

2) Komando dan pengendalian.

a) Tingkat pusat.

(1) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian atas kegiatan pembinaan angkutan.

(2) Aslog Kasad menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan angkutan sesuai kebijakan
Kasd.

(3) Ka Balakpus pembina fungsi memiliki komando


pengendalian atas pelaksanaan teknis pembinaan angkutan.

b) Tingkat daerah.

(1) Pangkotama menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian atas kegiatan pembinaan angkutan di daerah.

(2) Aslog Kotama menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan angkutan sesuai kebijakan
Pangkotama di wilayah areal servicenya.

(3) Kabalak Kotama pembin fungsi memiliki komando


pengendalian atas pelaksanaan angkutan di wilayah areal
servicenya.

c) Tingkat satuan. Komandan Satuan melaksanakan


pengendalian kegiatan angkutan di satuannya.

10. Sistem Penyelenggaraan Angkutan Logistik Wilayah. Diselenggarakan sesuai


dengan fungsi logistik TNI AD yang mengacu kepada kondisi wilayah geografi, demografi
serta kondisi sosial setempat. Angkutan disini meliputi pencarian dan penentuan rute-rute
angkutan baru meliputi kegiatan sebagai berikut :
10

a. Mencari jaringan jalan raya, kereta api dan sebagainya telah dikuasai lawan,
maka perlu dicari rute-rute baru baik untuk tujuan pertempuran maupun pembekalan.

b. Mencari pengganti sarana angkutan dengan menititberakan sarana angkutan


yang sederhana. Rute angkutan baru banyak akan tidak memungkinkan penggunaan
sarana angkutan bermotor oleh karena itu perlu dicarikan sarana angkutan lain
sebagai penggantinya, umpamanya tenaga manusia, hewan (kuda beban), perahu,
sepeda, pedati dan lain-lain.

BAB IV
PEMELIHARAAN

11. Umum. Pembinaan pemeliharaan dilaksanakan dalam upaya menjamin agar


materiil selalu dalam kondisi siap operasional dan layak pakai dalam rangka mendukung
terselengaranya tugas pokok TNI AD yang dilaksanakan melalui kegiatan :

a. Pemeliharaan dan pencegahan.


b. Perbaikan.
c. Modifikasi.
d. Pembangunan kembali (rebuild) dan overhaul.
e. Uji fungsi.

12. Pembinaan Pemeliharaan. Penyelenggaraan pembinaan pemeliharaan


dilaksanakan sebagai berikut :

a. Metode. Pembinaan fungsi pemeliharaan dilaksanakan melalui


penelitian, pengkajian dan evaluasi secara terus menerus, bertahap dan berlanjut
terhadap penyelenggaraan fungsi pemeliharaan agar senantiasa terpeliharanya dan
terjaminnya kondisi materiil angkatan darat dalam kondisi siap pakai.
b. Proses.

1) Perencanaan. Pembinaan pemeliharaan disusun dan disiapkan


mulai dari tingkat pusat, Balakpus pembina fungsi logistik, Kotama-Kotama dan
Satuan secara terintegrasi, terpadu dan terkoordinasi.

2) Pengorgansiasian.

a) Mabesad. Selaku penentu dan perumus kebijakan pembinaan


pemeliharaan.

b) Balakpus pembina fungsi. Selaku pelaksana teknis


pembinaan pemeriharaan materiil tingkat pusat.

c) Kotama. Selaku penentu kebijakan pembinaan pemeliharaan


tingkat daerah.

d) Balak Kotama pembina fungsi. Selaku pelaksana teknis


pembinaan pemeliharaan tingkat daerah.
11

e) Satuan. Selaku pembinaan pemeliharaan tingkat daerah.

3) Pelaksanaan. Pembinaan pemeliharaan materiil dilaksanakan


melalui kegiatan.

a) Harcegah. Melaksanakan kegiatan teknis yang harus


dilakukan pada semua tahap pengembangan alat-alat, terutama pada
tahap penggunaan guna mencegah kerusakan-kerusakan yang lebih
besar/berat pada materiil alat peralatan angkatan darat yang
dipertanggung jawabkan kepada Komandan Satuan.

b) Perbaikan. Melaksanakan penggantian atau memperbaiki


komponen-komponen tertentu yang mengalami kerusakan agar kondisi
menjadi baik sehingga siap operasional.

c) Modifikasi. Melaksanakan kegiatan dan pekerjaan mengganti


komponen lain agar berhasil dan berdaya guna dengan tidak merubah
fungsi.

d) Pembangunan kembali (rebuild) dan overhaul. Melaksanakan


kegiatan perbaikan yang dilakukan hanya pada mesin/komponen lain
secara lengkap sehingga dapat berfungsi seperti semula.

e) Uji fungsi. Melaksanakan kegiatan ilmiah yang bersifat


teknis di bidang materiil yang meliputi fungsi pemeriksaan, percobaan
dan perbandingan guna menilai dan menentukan kualifikasi materiil
sesuai dengan persyaratan standar operasional yang telah ditetapkan.

4) Pengawasan.

a) Aslog Kasad atas nama Kasad. Melaksanakan pengawasan


secara umum atas pelaksanaan pembinaan materiil angkatan darat.

b) Ka Balakpus pembina fungsi. Melaksanakan pengawasan


teknis atas pelaksanaan pembinaan pemeliharaan tingkat pusat.

c) Pangkotama. Melaksanakan pengawasan atas


pelaksanaan pembinaan pemeliharaan materiil di wilayah areal service.

d) Kabalak Kotama pembina fungsi. Melaksanakan pengawasan


secara teknis terhadap pelaksanaan pemeliharaan materiil yang dibina.

e) Dan Satuan. Melaksanakan pengawasan atas


pelasksanaan pembinaan pemeliharaan materiil di satuan.

c. Prosedur. Pembinaan pemeliharaan dilaksanakan melalui prosedur


sebagai berikut :

1) Tingkat pusat.
12

a) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan kebijakan terhadap


pelaksanaan pembinaan pemeliharaan bagi seluruh komoditi logistik.

b) Balakpus.

(1) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan tingkat berat


(tingkat V).

(2) Melaksanakan perbaikan materiil Angkatan Darat yang


tidak dapat dilaksanakan oleh instalasi pemeliharaan
daerah/satuan.

(3) Membuat komponen/suku cadang secara terbatas sesuai


kemampuannya.

(4) Memberikan bimbingan teknis/asistensi teknis kepada


Satuan yang ditunjuk.

2) Tingkat daerah.

a) Kotama.

(1) Menyelenggarakan pemeliharaan materiil Angkatan Darat


yang berada pada areal servicenya.

(2) Menyelenggarakan pemeliharaan materiil Tingkat I s.d


Tingkat III serta tingkat IV secara terbatas melalui asistensi teknis
Tingkat Pusat.

(3) Melaksanakan perbaikan materiil Angkatan Darat yang tidak


dapat dilaksanakan oleh Instalasi Pemeliharaan Tingkat II (yang
tidak mampu diperbaiki oleh Instalasi Har Satuan).

(4) Memberikan bimbingan teknis/asistensi teknis pemeliharaan


kepada Satuan dalam wilayahnya.

b) Balak Kotama.

(1) Menyelenggarakan pemeliharaan materiil kepada satuan-


satuan yang berada dalam areal servicenya dengan
melaksanakan pemeliharaan tingkat I sampai dengan tingkat II
dan tingkat III secara terbatas melalui eksistensi teknis tingkat
daerah.

(2) Memberikan bimbingan teknis/asistensi teknis


pemeliharaan kepada Satuan-Satuan yang berada pada areal
servicenya.

3) Satuan.

a) Menyelenggarakan pemeliharaan dan pencegahan (Harcegah)


secara terbatas.
13

b) Melaksanakan pemeliharaan materiil di lingkungan satuannya.

c) Kegiatan pemeliharaannya bersandar kepada instalasi


pemeliharaan lapangan/daerah.
d. Tataran kewenangan dan komando pengendalian.

1) Tataran kewenangan.

a) Tingkat pusat.

(1) Kasad memiliki wewenang dalam menetapkan dan


menentukan kebijakan pembinaan pemeliharaan.

(2) Aslog Kasad menyelenggarakan dan melaksanakan


pengawasan kegiatan pembinaan pemeliharaan sesuai kebijakan
Kasad.

(3) Ka Balakpus pembina fungsi memiliki wewenang dan


tanggung jawab atas penyelenggaraan teknis pembinaan
pemeliharaan materiil yang dibinanya.

b) Tingkat daerah.

(1) Pangkotama memiliki wewenang dalam menetapkan dan


menentukan kebijakan pembinaan pemeliharaan di daerah.

(2) Aslog Kotama menyelenggarakan dan melaksanakan


pengawasan kegiatan pembinaan pemeliharaan sesuai kebijakan
Pangkotama di wilayah areal servicenya.

(3) Kabalak Kotama pembina fungsi memiliki wewenang dan


tanggung jawab atas pelaksanaan teknis pembinaan
pemeliharaan di wilayah areal servicenya.

c) Tingkat satuan. Komandan satuan melaksanakan pengawasan


dan pengndalian kegiatan pembinaan pemeliharaan di satuannya.

2) Komando dan pengendalian.

a) Tingkat pusat.

(1) Kasad menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian atas kegiatan pembinaan pemeliharaan.

(2) Aslog Kasad menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan pemeliharaan sesuai
kebijakan Kasad.
14

(3) Ka Balakpus pembina fungsi memiliki komando


pengendalian atas pelaksanaan teknis pembinaan pemeliharaan
sesuai materiil yang dibinanya.

b) Tingkat daerah.

(1) Pangkotama menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian atas kegiatan pembinaan pemeliharaan di daerah.

(2) Aslog Kotama menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan pemeliharaan sesuai
kebijakan Pangkotama di wiilayah areal servicenya.

(3) Kabalak Kotama pembina fungsi memiliki komando


pengendalian atas pelaksanaan teknis pembinaan pemeliharaan
di wilayah areal servicenya.

c) Tingkat satuan. Komandan Satuan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan pemeliharaan di Satuannya.

13. Sistem Penyelenggaraan Pemeliharaan Logistik Wilayah. Diselenggarakan


sesuai dengan fungsi logistik TNI AD yang mengacu kepada kondisi wilayah geografi,
demografi serta kondisi sosial setempat meliputi :

a. Peningkatan persyaratan pemeliharaan dan penggunaan materiil pemeliharaan


dan penggunaan materiil terutama alat utama yang tidak/sukar diadakan, harus
didasarkan pada pengetahuan dan keahlian yang luas serta disiplin dan kesadaran.

b. Mencari pengganti sarana pemeliharaan melalui cara kreatif dengan


menanfaatkan bahan-bahan yang tersedia. Meskipun sarana dan bahan
pemeliharaan tidak dapat diperoleh, namun pemeliharaan materiil harus tetap
diselenggarakan. Harus diusahakan tetap ada penggantinya melalui modifikasi suku
cadang, pengolahan bahan, alat setempat dan sebagainya.

BAB V
KONSTRUKSI

14. Umum. Pembinaan konstruksi dilaksanaikan dalam upaya menjamin


tersedianya kebutuhan bangunan fasilitas dan jasa konstruksi dalam rangka mendukung
terselenggaranya tugas pokok TNI AD melalui pendekatan :

a. Bangunan militer.
b. Bangunan non militer.

15. Pembinaan Konstruksi. Penyelenggaraan pembinaan konstruksi dilaksanakan


sebagai berikut :

a. Metode. Pembinaan fungsi kontruksi diselenggarakan melalui penelitian,


pengkajian dan evaluasi secara terus-menerus, bertahap, bertingkat dan berlanjut
terhadap penyelenggaraan fungsi kontruksi agar senantiasa dan terjaminnya
dukungan kontruksi dalam rangka pelaksanaan tugas satuan-satuan angkatan darat.
15

b. Proses.

1) Perencanaan. Pembinaan kontruksi disusun dan disiapkan


mulai dari tingkat pusat, Balakpus pembina kontruksi dan kotama-kotama
hingga tingkat Satuan secara terintregasi, terpadu dan terkoordinasi.

2) Pengorganisasian.

a) Mabesad. Selaku penetu dan perumus kebijakan pembinaan


kontruksi.

b) Balakpus pembina fungsi. Selaku pelaksana teknis pembinaan


kontruksi tingkat pusat.

c) Kotama. Selaku penentu kebijakan pembinaan kontruksi tingkat


daerah.

d) Balak Kotama. Selaku pelaksanaan teknis pembinaan kontruksi di


daerah.

e) Satuan. Selaku pelaksanaan pembinaan kontruksi di Satuan.

3) Pelaksanaan.

a) Penentuan kebutuhan. Merencanakan kebutuhan fasilitas


bangunan dan prasarana dengan cara penentuan organnisasi ruang
bangunan dan persyaratan teknis yang diperlukan untuk melengkapi
dan mendukung organisasi dalam rangka melaksanakan tugas
pokoknya.

b) Pengandaan. Mengusahakan ketersediaan fasilitas bangunan


dan prasarana guna memenuhi kebutuhan organisasi melalui kegiatan
pengadaan jasa kontruksi militer atau swakelola dengan cara paling
ekonomis sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c) Pemeliharaan. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan fasilitas


bangunan dan prasarananya untuk mempertahankan kondisi sehingga
berfungsi sebagaimana mestinya melalui kegiatan perbaikan kerusakan
fasilitas bangunan dan prasarananya.

d) Penghapusan. Melaksanakan penghapusan fasilitas bangunan


dan prasarana yang tidak memenuhi persyaratan teknis berdasarkan
ketentuan sehingga membebaskan bendaharawan dari pertanggung
jawaban pembendaharaan negara menurut peraturan yang berlaku.

4) Pengawasan.

a) Aslog Kasad atas nama Kasad. Melaksanakan pengawasan


secara umum atas pelaksanaan pembinaan kontruksi.
16

b) Ka Balakpus pembina fungsi. Melaksanakan pengawasan


teknis atas pelaksanaan pembinaan konrtuksi tingkat pusat.

c) Pangkotama. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan


pembinaan kontruksi di wilayah areal servicenya.

d) Kabalak Kotama pembina fungsi. Melaksanakan pengawasan


secara teknis terhadap pelaksanaan pembinaan kontruksi didaerah.

e) Dan Satuan. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan


pembinaan kontruksi di satuan.

c. Prosedur. Pembinaan Kesehatan dilaksanakan melalui prosedur sebagai


berikut :

1) Tingkat pusat.

a) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan kebijakan terhadap


pelaksanaan pembinaan konstruksi Angkatan Darat.

b) Balakpus.

(1) Pembina fungsi kontruksi tingkat pusat berwenang dan


bertanggung jawab atas terselenggaranya pembina fungsi
kontruksi tingkat pusat.

(2) Penyelenggaraan kegiatan pembinaan fungsi kontruksi


tingkat pusat dilaksanakan oleh badan pelaksana fungsi kontruksi
pusat.

2) Tingkat daerah.

a) Kotama. Merumuskan dan menetapkan kebijakan terhadap


pelaksanaan pembinaan kontruksi daerah.

b) Balak Kotama.

(1) Pembina fungsi kontruksi tingkat daerah berwenang dan


bertanggung jawab atas terselenggaraanya pembinaan fungsi
kontruksi di masing-masing tingkat daerah.

(2) Penyelenggaraan kegiatan pembinaan fungsi kontruksi


tingkat daerah.

3) Tingkat satuan.

a) Kotama dan satuan berwenang dan bertanggung jawab atas


terselenggaraanya pembinaan kontruksi disatuannya.

b) Penyelenggaraan kegiatan pembinaan fungsi kontruksi tingkat


satuan dilaksanakan oleh satuan bawah badan pelaksana fungsi
kontruksi daerah.
17

d. Tataran kewenangan dan komando pengendalian.

1) Tataran kewenangan.

a) Tiingkat pusat.

(1) Kasad memiliki wewenang dalam menetapkan dan


menetukan kebijakan pembinaan kontruksi.

(2) Aslog Kasad menyelenggarakan dan melaksanakan


pengawasan kegiatan pelaksanaan kontruksi sesuai kegiatan
Kasad.

(3) Kabalakpus pembina fungsi memiliki wewenang dan


tanggung jawab atas penyelenggaraan teknis pembinaan
kontruksi.

b) Tingkat daerah.

(1) Pankotama menetapkan dan menetukan kebijakan


pengendalian atas kegiatan pembinaan konstruksi daerah.

(2) Aslog Kotama menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan konstruksi sesuai kebijakan
Pangkotama di wilayah areal servicenya.
(3) Kabalak Kotama pembina fungsi memiliki komando
pengendalian atas pelaksanaan teknis pembinaan kontruksi di
daerah.

c) Tingkat satuan. Komandan Satuan melaksanakan pengendalian


kegiatan pembinaan konstrksi di Satuannya.

16. Sistem Penyelenggaraan Konstruksi Logistik Wilayah. Diselenggarakan


sesuai dengan fungsi logistik TNI AD yang mengacu kepada kondisi wilayah geografi,
demografi serta kondisi sosial setempat. Penyelenggaraan konstruksi logistik wilayah
meliputi pemanfaatan bahan-bahan sumber kekayaan alam untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Dalam hal ini digambarkan bahwa pekerjaan konstruksi akan lebih ditiik beratkan
pada penggunaan bahan seperti bambu, rotan, dan jenis daun-daun tertentu.

BAB VI
KESEHATAN

17. Umum. Pembinaan kesehatan dilaksanakan dalam upaya menjamin


tersedianya pelayanan jasa kesehatan para Prajurit dan PNS dalam rangka mendukung
terselenggaraanya tugas pokok TNI AD melalui kegiatan pelayanan :

a. Pencegahan.
b. Perawatan.
c. Pengobatan.
d. Evakulasi.
e. Hospitalisasi.
18

f. Rehabilitasi.
g. Pembekalan kesehatan.

18. Pembinaan Kesehatan. Penyelenggaraan pembinaan kesehatan dilaksanakan


sebagai berikut :

a. Metode. Pembinaan fungsi kesehatan dilaksanakan melalui penelitian,


pengkajian dan evaluasi secara terus menerus, bertahap dan berlanjut agar
senantiasa terpenuhi dan terjaminya penyelenggaraan fungsi kesehatan prajurit dan
PNS TNI AD beserta keluarganya.

b. Proses.

1) Perencanaan. Pembinaan kesehatan disusun dan disiapkan mulai


dari tingkat pusat Balakpus pembina fungsi kesehatan dan Kotama-kotama
hingga tingkat Satuan secara terintegrasi, terpadu dan terkoordinasi.

2) Pengorganisasian.

a) Mabesad. Selaku penentu dan perumus kebijakan pembinaan


kesehatan.

b) Balakpus pembina fungsi. Selaku pelaksana teknis pembinaan


kesehatan di tingkat pusat.

c) Kotama selaku penentu kebijakan pembinaan kesehatan di


tingkat daerah.

d) Balak Kotama pembina fungsi. Selaku pelaksana teknis


pembina kesehatan di tingkat daerah.

e) Satuan. Selaku pelaksana pembina kesehatan di Satuan.

3) Pelaksanaan. Pembinaan kesehatan diselenggarakan dalam rangka


menjamin terwujudnya pemenuhan, penyiapan kebutuhan dukungan dan
pelayanan kesehatan dan pelaksananya melalui kegiatan :

a) Pencegahan. Melaksanakan pekerjaan dan kegiatan untuk


mencegah terjangkitnya penyakit pada prajurit dan PNS TNI AD beserta
keluarganya.

b) Perawatan. Melaksanakan pekerjaan kegiatan dalam upaya


pencegah penyakit dan penderitaan, peningkatan taraf kesehatan dan
memperpanjang masa hidup dengan cara pemeliharaan, pengobatan,
pengungsian, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan di
rumah sakit.

c) Pengobatan. Melaksanakan pekerjaan dan kegiatan untuk


penyembuhan penderita yang sakit serta mencegah terjangkitnya
penyakit pada prajurit dan PNS TNI AD beserta keluarganya yang
dalam pelaksanaanya menggunakan materiil kesehatan dalam bentuk
obat-obatan suplai medis dan alat kesehatan.
19

d) Evakuasi. Melaksanakan kegiatan pengungsian penderita


atau korban dari daerah pertempuran ke daerah belakang melalui
rantai evakuasi dari satuan kesehatan terdepan melalui satuan
kesehatan yang lebih tinggi, serta berturut-turut sampai ke satuan
kesehatan tertinggi di garis belakang/instalasi kesehatan dibelakangnya.

e) Hospitalisasi. Melaksanakan pekerjaan dan kegiatan


pengobatan dan perawatan penderita/orban yang dilakukan di rumah
sakit yang umumnya ditujukan untuk penderita/korban yang parah atau
yang membutuhkan tindakan pengobatan/perawatan khusus yang lama,
dengan tujuan untuk mengembalikan semaksimal mungkin penderita
dapat bertugas kembali dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Dilaksanakan oleh Rumkit tingkat pusat dan tingkat daerah mulai dari
Rumkit tingkat II, III, IV, Rumkit pembantu dan Poliklinik serta Rumkitlap.

f) Rehabilitasi. Melaksanakan pekerjaan dan kegiatan pemulihan


penderita yang sakit atau cedera agar sejauh mungkin dapat kembali ke
keadaan kesehatan yang optimal untuk dapat melanjutkan tugas
keprajuritan atau kembali ke masyarakat tanpa membebani masyarakat
atau keluarganya.

g) Pembinaan bekal kesehatan. Melaksanakan pekerjaan dan


kegiatan penggunaan materil/bekal kesehatan guna mewujudkan
tersedianya materil/bekal kesehatan yang siap di operasikan.

4) Pengawasan.

a) Aslog Kasad atas nama Kasad. Melaksanakan pengawasan


secara umum atas pelaksanaan pembinaan kesehatan.

b) Ka Balakpus pembina fungsi. Melaksanakan kegiatan teknis atas


pelaksanaan pembinaan kesehatan tingkat pusat.

c) Pangkotama. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan


pembinaan kesehatan di daerah.

d) Kabalak Kotama pembina fungsi. Melaksanakan pengawasan


secara teknis terhadap pelaksanaan pembinan kesehatan di daerah.

e) Dan Satuan. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan


pembinaan kesehatan di Satuan.

c. Prosedur. Pembinaan kesehatan dilaksanakan melalui prosedur sebagai


berikut :

1) Tingkat pusat.

a) Mabesad. Merumuskan dan menetapkan kebijakan terhadap


pelaksanaan pembinaan kesehatan angkatan darat.
20

b) Balakpus.

(1) Menyiapkan sarana dan fasilitas kesehatan meliputi :

(a) Penyediaan sarana dan fasilitas kesehatan sebagai


rujukan tertinggi (RSPAD Gatot Soebroto).

(b) Penyebaran instalasi rujukan tertinggi di kawasan


barat dan timurdengan mengembangkan salah satu
Rumkit tingkat II sebagai Rumkit kawasan.

(2) Menyiapkan sarana dan prasarana evakuasi darat dalam


rangka evakuasi kasus maupun evakuasi medis meliputi :

(a) Instalasi. Rujukan evakuasi utama dan sandaran.

(b) Jaringan/rantai evakuasi.

(c) Sarana angkut evakuasi.

(3) Merencanakan dan menyiapkan bantuan kesehatan


tingkat pusat baik merupakan gabungan bantuan administrasi
maupun bantuan kesehatan yang bersifat utuh.

(4) Pembina fungsi kesehatan tingkat pusat berwenang dan


bertanggung jawab atas terselenggaranya logistik kesehatan
tingkat pusat meliputi :

(a) Pengadaan bekal kesehatan (obat dan supply medis)


melalui proses pengadaan serta produksi dari lembaga
produksi.

(b) Pengadaan alat kesehatan melalui proses pengadaan


serta produksi dari lembaga produksi.

2) Tingkat daerah.

a) Kotama. Merumuskan dan menetapkan kebijakan terhadap


pelaksanaan pembinaan kesehatan di daerahnya.

b) Balak Kotama.

(1) Menyiapkan sarana dan fasilitas kesehatan meliputi :

(a) Menyiapkan sarana dan fasilitas berupa Rumkit Tk.


II, III dan IV serta poliklinik dan Rumkitban.

(b) Fasilitas dan instalasi kesehatan daerah merupakan


sandaran bagi Satkeslap satuan operasional (pelayanan
daerah).
21

(2) Merencanakan sarana dan prasarana evakuasi darat di


daerah masing-masing dalam rangka evakuasi kasus maupun
evakuasi medis meliputi :

(a) Instalasi rujukan evakuasi utama dan sandaran.


(b) Jaringan/rantai evakuasi.
(c) Sarana evakuasi.

(3) Merencanakan dan menyiapkan bantuan kesehatan


tingkat daerah baik yang merupakan gabungan bantuan
administrasi maupun bantuan kesehatan yang bersifat utuh.

(4) Pembinaan fungsi kesehatan tingkat daerah berwenang


dan bertanggung jawab atas terselenggarananya logistik
kesehatan di masing-masing daerah meliputi :

(a) pengandaan bekal kesehatan (obat dan suppli


medis) melalui proses pengadaan daerah.

(b) Pemeliharaan alat kesehatan agar mampu


mendukung kegiatan di daerah.

(5) Penyelenggaraan kegiatan pembinaan gungsi kesehatan


tingkat daerah dilaksanakan oleh badan pelaksana fungsi
kesehatan daerah.

3) Tingkat satuan.

a) Komandan Satuan berwenang dan bertanggung jawab atas


terselenggaranya pembinaan kesehatan di Satuannya.

b) Penyelenggara kegiatan pembinaan fungsi kesehatan di tingkat


Satuan dilaksanakan oleh Dansatkes.

d. Tataran kewenangan dan komando pusat.

1) Tataran kewenangan.

a) Tingkat pusat.

(1) Kasad memiliki wewenang dalam menetapkan dan


menentukan kebijakan pembinaan kesehatan.

(2) Aslog Kasad menyelenggarakan dan melaksanakaan


pengawasan kegiatan pembinaan kesehatan sesuai kebijakan
Kasad.

(3) Kabalak pembina fungsi memiliki wewenang dan tanggung


jawab atas penyelenggaraan teknis pembinaan kesehatan.

b) Tingkat daerah.
22

(1) Pangkotama memiliki wewenang dalam menetapkan dan


menentukan kebijakan pembinaan kesehatan di daerah.

(2) Aslog Kotama menyelenggarakan dan melaksanakan


pengawasan kegiatan pembinaan kesehatan sesuai kebijakan
Pangkotama di wilayah areal servicenya.

(3) Kabalak Kotama pembina fungsi memiliki wewenang dan


tanggung jawab atas pelaksanaan teknis pembinaan kesehatan
di wilayah areal servicenya.

c) Tingkat satuan komandan. Satuan melaksanakan


pengawasan dan pengendalian kegiatan kesehatan di satuannya.

2) Komando pengendalian.

a) Tingkat pusat.

(1) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian atas kegiatan pembinaan kesehatan.

(2) Aslog Kasad menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan kesehatan sesuai kebijakan
Kasad.

(3) Ka Balakpus pembina fungsi memiliki komando


pengendalian atas pelaksanaan teknis pembinaan kesehatan.

b) Tingkat daerah.

(1) Pangkotama menetapkan dan menentukan kebijakan


pengendalian atas kegiatan pembinaan kesehatan di daerah.

(2) Aslog Kotama menyelenggarakan dan melaksanakan


pengendalian kegiatan pembinaan kesehatan sesuai kebijakan
Pangkotama di wilayah areal servicenya.

(3) Kabalak Kotama pembin fungsi memiliki komando


pengendalian atas pelaksanaan kesehatan di wilayah areal
servicenya.

c) Tingkat satuan. Komandan satuan melaksanakan


pengendalian kegiatan kesehatan di satuannya.

19. Sistem Penyelenggaraan Perwatan Kesehatan Logistik Wilayah.


Diselenggarakan sesuai dengan fungsi logistik TNI AD yang mengacu kepada kondisi
wilayah geografi, demografi serta kondisi sosial setempat. Perawatan kesehatan meliputi .
Peningkatan kemampuan perawatan kesehatan perorangan.

BAB VII
23

PENUTUP

20. Penutup. Naskah Sekolah ini disusun sebagai bahan ajaran untuk pedoman bagi
Gadik dan Perwira siswa dalam proses belajar pada dukungan logistik TNI AD.

Direktur Pembekalan Angkutan Darat,

Helly Guntoro, S.Sos.


Brigadir Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai