Anda di halaman 1dari 125

RAHASIA

10
KODIKLAT ANGKATAN DARAT Lamp II Kep Danpussenif Kodiklatad
PUSAT KESENJATAAN INFANTERI Nomor Keputusan/56/XII/2018
Tanggal 6 Desember 2018

PEMBINAAN LATIHAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. TNI AD dalam melaksanakan tugas pokoknya menyelenggarakan fungsi-


fungsi TNI AD dan salah satu fungsi tersebut adalah fungsi organik pembinaan.
Latihan merupakan salah satu fungsi organik pembinaan dengan
menyelenggarakan pembinaan latihan perorangan dan satuan dalam rangka
pembinaan kemampuan TNI AD dan pelatihan dasar kemiliteran bagi warga
Negara yang diatur oleh undang-undang.

b. Pembinaan latihan merupakan suatu usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam


merencanakan dan menyusun program latihan, mengelola sumber daya latihan
dan mengatur serta mengendalikan kegiatan latihan oleh para pembina latihan
sehingga prajurit dan satuan TNI AD memiliki kemampuan yang handal sampai
tingkat kesiapan operasional dan siaga operasional serta dapat melaksanakan
tugas-tugas operasi baik Operasi Militer untuk Perang maupun Operasi Militer
Selain Perang.

c. Setiap pembina latihan di jajaran TNI AD bertanggung jawab terhadap


pelaksanaan latihan di lingkungan Komandonya, sehingga mampu menjamin
terselenggaranya latihan sesuai kebijaksanaan pimpinan TNI AD. Untuk
menyamakan pola pikir dan pola tindak dalam pembinaan latihan maka perlu
disusun naskah sementara buku petunjuk pembinaan tentang pembinaan latihan
sebagai pedoman para pembina latihan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan


salah satu bahan ajaran bagi Pendidikan Perwira TNI AD.

b. Tujuan. Sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar agar mencapai


tujuan pelajaran yang telah ditetapkan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup bahan ajaran Binlat ini, disusun
dengan tata urut sebagai berikut:

a. Pendahuluan.
b. Pemograman Latihan.
c. Penyelenggaraan Latihan.
d. Asistensi Pengawasan dan Pengendalian Latihan.
e. Sarana dan Prasarana.
f. Penutup.

RAHASIA
2

4. Pengertian. (Terlampir)

BAB II
PEMOGRAMAN LATIHAN

5. Umum. Pelaksanaan Pemrograman Latihan yang dibuat oleh pembina latihan di


satuan jajaran TNI AD didasari dengan ketentuan umum sebagai pedoman yang meliputi
tujuan dan sasaran pemrograman latihan, prinsip-prinsip pemrograman latihan dan
ketentuan administrasi.

6. Tujuan dan Sasaran Pemrograman Latihan.

a. Tujuan. Menentukan rencana dan penyusunan Pemrograman Latihan


tahun yang akan datang selama satu tahun anggaran dihadapkan pada kebijakan
Komando Atas dan kebutuhan peningkatan kemampuan satuan dalam rangka
pembinaan dan penggunaan kekuatan serta latihan dengan negara lain/latihan
bersama bilateral dengan negara sahabat.

b. Sasaran.

1) Tercapainya kegiatan perencanaan program latihan di tingkat


kebijakan, tingkat operasional, dan tingkat pelaksana, sebagai berikut:

a) Tingkat Kebijakan (Mabesad).

(1) tersusunnya RKA bidang latihan sebelum Tahun


Anggaran Berjalan (TAB-1), pada proses Bottom Up ke Mabes
TNI;

(2) tersusunnya konsep Petunjuk Pelaksanaan Program


dan Anggaran TNI AD bidang latihan;

(3) tersusunnya konsep MOU tentang pelaksanaan latihan


dengan instansi lain yang ada kaitannya dengan proyeksi
penugasan satuan; dan

(4) tersusunnya konsep MOU tentang pelaksanaan latihan


dengan Negara lain/latihan bersama bilateral dengan Negara
sahabat.

b) Tingkat Operasional (Kotama, Balakpus, dan Puscabfung).

(1) tersusunnya RKA Kotama, Balakpus dan Puscabfung


bidang latihan sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1),
pada proses Bottom Up ke Sopsad Mabesad; dan

(2) tersusunnya konsep Program Kerja dan Anggaran


Kotama, Balakpus dan Puscabfung bidang latihan.

c) Satuan Pelaksana.
3

(1) tersusunnya RKA bidang latihan satuan pelaksana


sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1), pada proses
Bottom Up ke Kotama, Balakpus, dan Puscabfung;

(2) Tersusunnya konsep program kerja satuan.

2) Tercapainya kegiatan penyusunan program latihan di tingkat


kebijakan, tingkat operasional, dan tingkat pelaksana, sebagai berikut:

a) Tingkat Kebijakan (Mabesad).

(1) tersusunnya Petunjuk Pelaksanaan Program dan


Anggaran TNI AD bidang latihan pada subsublampiran 1
sublampiran D anggaran bidang operasi;

(2) tersusunnya MOU tentang pelaksanaan latihan dengan


instansi lain yang ada kaitannya dengan proyeksi penugasan
satuan; dan

(3) tersusunnya MOU tentang pelaksanaan latihan dengan


Negara lain/latihan bersama bilateral dengan Negara sahabat.

b) Tingkat Operasional (Kotama, Balakpus, dan Puscabfung).


Tersusunnya Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus dan
Puscabfung bidang latihan yang merupakan penjabaran dari Petunjuk
Pelaksanaan Program dan Anggaran TNI AD sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1).

c) Satuan Pelaksana. Tersusunnya program kerja satuan yang


merupakan penjabaran dari Program Kerja dan Anggaran Kotama,
Balakpus dan Puscabfung.

7. Prinsip-Prinsip Pemrograman Latihan.

a. Merupakan Fungsi Komando.

1) setiap latihan harus berorientasi dan didasarkan pada tugas pokok


yang dipersyaratkan dan distandarkan bagi satuannya;

2) senantiasa melakukan identifikasi, evaluasi, dan penilaian terhadap


tingkat kemampuan standar prajurit dan satuannya untuk perencanaan dan
persiapan latihan selanjutnya;

3) mengembangkan dan melaksanakan rencana latihan sehingga


menghasilkan prajurit dan satuan yang mampu melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya; dan

4) mengembangkan dan melaksanakan program latihan dengan


menggunakan Alutsista yang terbaru sehingga menguasai dan mahir dalam
mengawaki Alutsista yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
4

b. Berkesinambungan. Pemrograman Latihan dilaksanakan secara kontinyu


dimulai pada tahun sebelumnya, tahun yang sedang berjalan dan berlanjut pada
program tahun berikutnya serta dihadapkan dengan tugas-tugas yang akan
melibatkan satuan tersebut.

c. Terintegrasi. Pemrograman Latihan dikoordinasikan dan diselaraskan


dengan melibatkan semua tingkat tataran kewenangan pembina latihan satuan
TNI AD dengan menggunakan sistem Bottom Up dan Top Down.

d. Efektif. Pencapaian sasaran Pemrograman Latihan sesuai dengan waktu


yang telah disediakan.

e. Efisien. Penggunaan anggaran/dana latihan yang tersedia dapat


dimaksimalkan dalam memenuhi kebutuhan sesuai sasaran Pemograman Latihan
yang ditetapkan.

f. Realistis. Pemrograman Latihan harus mengacu pada kondisi nyata


kekuatan dan kemampuan yang ada dengan berpedoman pada Sisbinlat TNI AD.

g. Fleksibel. Pemrograman Latihan harus dapat dilaksanakan oleh semua


fungsi TNI AD sesuai situasi dan kondisi.

h. Sesuai pentahapan latihan. Pemrograman Latihan dilaksanakan sesuai


dengan pentahapan latihan, bertahap, bertingkat, dan berlanjut yaitu mulai dari
latihan perorangan, latihan satuan, dan latihan antar kecabangan bahkan sampai
dengan latihan antar angkatan apabila satuan yang bersangkutan disiapkan untuk
latihan antar angkatan.

i. Sederhana. Pemrograman Latihan harus mudah dimengerti dan mudah


diterapkan/dilaksanakan oleh satuan pelaksana.

j. Ketaatan. Dipatuhinya ketentuan, peraturan Pemrograman Latihan,


prosedur, dan administrasi yang berlaku.

k. Sesuai dengan Tipologi Wilayah. Pemrograman Latihan harus mem-


perhatikan karakteristik wilayah satuan operasional dan satuan pelaksana
sehingga lebih adaptif, realistis, dan relevan.

l. Sesuai dengan tipe/jenis satuan. Pemrograman Latihan harus


memperhatikan tipe/jenis satuan seperti Satpur, Satbanpur, Satbanmin, Satkowil,
Satintel, dan Lemdik.

m. Akuntabel. Pemrograman Latihan harus dapat dipertanggungjawabkan, oleh


karena itu harus berpedoman kepada referensi atau ketentuan yang berlaku/sah.

n. Terencana. Pemrograman Latihan disusun melalui proses perencanaan


dengan memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi sehingga dapat
digunakan dalam Pemrograman Latihan dan sebagai pedoman satuan pelaksana.

8. Ketentuan Administrasi. Agar Pemrograman Latihan dapat berjalan dengan


benar dan tepat waktu, maka perlu memedomani hal-hal sebagai berikut:
5

a. Ketentuan administrasi sebagai referensi yang mendasari Pemrograman


Latihan:
1) Mabesad.

a) Rencana strategis yang tertuang dalam Postur TNI AD, yang


didasarkan transformasi TNI AD dalam membentuk grand design
TNI AD pada pengembangan kekuatan jangka sedang dan
pengerahan kekuatan jangka pendek.

b) Hasil evaluasi pelaksanaan program pembinaan latihan yang


diperoleh dari hasil pencatatan latihan, pengawasan latihan, dan
laporan latihan di jajaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung tahun
sebelumnya.

c) Rencana penugasan satuan-satuan TNI AD yang tertuang


dalam Rengunkuat TNI dengan penunjukan satuan yang akan
melaksanakan latihan pratugas dan latihan kesiapsiagaan
operasional yang penyelenggaraan latihannya akan dilaksanakan
oleh Komando Latihan yang ditunjuk oleh Mabes TNI.

d) Rencana pelaksanaan latihan dengan negara lain/latihan


bersama bilateral dengan negara sahabat yang meliputi latihan
bersama, latihan bersama gabungan dan rencana satuan yang
terlibat dalam latihan bersama.

e) Tingkat kesiapan yang akan dicapai oleh satuan-satuan


TNI AD guna menghadapi ancaman militer dan non militer.

f) Kebijakan Kasad dalam bidang pembinaan latihan TNI AD


pada tahun anggaran yang akan dilaksanakan.

g) Rencana pelaksanaan latihan gabungan antara TNI AD


dengan TNI AU, TNI AL, dan rencana satuan yang terlibat dalam
latihan gabungan.

h) Alokasi anggaran yang ditetapkan oleh Mabes TNI untuk


TNI AD pada tahun anggaran yang akan dilaksanakan (TAB) setiap
tahunnya.

2) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

a) Kebijakan perencanaan Kasad tentang penyusunan konsep


Pemrograman Latihan TNI AD.

b) Hasil evaluasi pelaksanaan program pembinaan latihan yang


diperoleh dari hasil pencatatan latihan, pengawasan latihan dan
laporan latihan satuan pelaksana tahun sebelumnya.

c) Perencanaan dan penyiapan satuan-satuan yang akan


melaksanakan tugas ke daerah penugasan mengacu pada tingkat
latihan yang telah dicapai, adapun penunjukan satuan untuk
6

penugasan dilakukan oleh Mabesad berdasarkan hasil evaluasi


penugasan sesuai situasi yang berkembang.
d) Kebijakan Pang/Dan/Dir/Ka di Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung dalam bidang pembinaan latihan di satuannya.

e) Anggaran bidang latihan yang dialokasikan oleh Mabesad


kepada Kotama, Balakpus, dan Puscabfung sesuai Petunjuk
Pelaksanaan Program dan Anggaran pertahunnya.

3) Satuan Pelaksana.

a) Petunjuk Perencanaan Pang/Dan/Dir/Ka di Kotama, Balak-pus,


dan Puscabfung tentang penyusunan konsep program latihan.

b) Hasil evaluasi pelaksanaan program kerja satuan bidang


latihan dan kondisi nyata satuan setiap tahun anggaran.

c) Hasil atensi dan temuan Komando Atas tentang pelaksanaan


program kerja bidang latihan.

d) Anggaran bidang latihan yang dialokasikan oleh Mabesad


kepada satuan pelaksana.

b. Waktu Pemrograman Latihan.

1) Top Down.

a) Kasad mengeluarkan kebijakan perencanaan bidang latihan


kepada Kotama, Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu II bulan
Januari sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

b) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengeluarkan Petunjuk


Perencanaan kepada satuan pelaksana untuk menyusun rancangan
rencana kerja pada Minggu III bulan Januari sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1).

c) Satuan Pelaksana menerima Petunjuk Perencanaan dari


Kotama, Balakpus, dan Puscabfung untuk menyusun rancangan
rencana kerja pada Minggu III bulan Januari sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1).

d) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung melaksanakan sosia-lisasi


RKA kepada satuan pelaksana pada Minggu IV bulan Januari
sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB -1).

e) Mabesad (Sopsad) memerintahkan kepada Kotama, Balakpus


dan Puscabfung untuk mengirimkan RKA bidang latihan Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III bulan April sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

f) Mabesad (Sopsad) menyetujui RKA bidang latihan satuan


jajarannya yang telah disempurnakan oleh Kotama, Balakpus, dan
7

Puscabfung pada Minggu I bulan Juli sebelum Tahun Anggaran


Berjalan (TAB-1).

g) Mabesad menyusun RKA bidang latihan TNI AD pada Minggu


II bulan Juli sampai dengan Minggu III bulan Nopember (dengan
kegiatan penelaahan RKA di Kementrian Keuangan pada Minggu II
Agustus dan Minggu III Oktober, pembahasan RKA di DPR pada
Minggu I September dan Minggu III Nopember) sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1). Proses pengajuan RKA bidang latihan
TNI AD ke satuan atas tetap berjalan.

h) Mabesad memerintahkan kepada Kotama, Balakpus, dan


Puscabfung untuk membuat konsep PPPA Bidang Latihan Kotama,
Balakpus dan Puscabfung pada Minggu III bulan Juli sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1).

i) Mabesad memerintahkan kepada Kotama, Balakpus, dan


Puscabfung untuk mengirimkan konsep PPPA bidang latihan Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III bulan Agustus sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

j) Mabesad menurunkan PPPA TNI AD yang telah disahkan


kepada Kotama, Balakpus, dan Puscabfung untuk dijadikan pedoman
dalam pembuatan Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus,
dan Puscabfung untuk Tahun Anggaran Berjalan (TAB) pada Minggu
IV bulan Desember (TAB-1).

k) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengesahkan dan


menurunkan Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus dan
Puscabfung untuk Tahun Anggaran Berjalan (TAB) berpedoman pada
PPPA TNI AD kepada satuan pelaksana pada Minggu IV bulan
Desember sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB -1).

l) Satuan Pelaksana membuat dan melaksanakan program kerja


satuan untuk Tahun Anggaran Berjalan (TAB) dengan memedomani
Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus dan Puscabfung
pada Minggu IV bulan Desember sebelum Tahun Anggaran Berjalan
(TAB-1).

2) Bottom Up.

a) Satuan Pelaksana menerima Petunjuk Perencanaan dari


Kotama, Balakpus, dan Puscabfung untuk menyusun rancangan
rencana kerja pada Minggu III bulan Januari sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1).

b) Satuan Pelaksana membuat RKA bidang latihan pada Minggu I


sampai dengan Minggu IV bulan Februari sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1).

c) Satuan Pelaksana mengirimkan RKA bidang latihan ke


Kotama, Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu I bulan Maret
sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).
8

d) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung menerima RKA bidang


latihan dari satuan pelaksana pada Minggu I bulan Maret sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).
e) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung melaksanakan proses
penyusunan RKA bidang latihan pada Minggu II sampai dengan
Minggu IV Maret sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

f) Pang/Dan/Ka satuan pelaksana memaparkan kepada Pang/


Dan/Dir/Ka Kotama, Balakpus, dan Puscabfung untuk mendapatkan
persetujuan pada Minggu I bulan April sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1).

g) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengajukan RKA bidang


latihan ke Mabesad (Sopsad) pada Minggu III bulan April sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

h) Mabesad menerima RKA bidang latihan Kotama, Balakpus,


dan Puscabfung pada Minggu III bulan April ke Sopsad sebagai dasar
proses penyusunan RKA bidang latihan TNI AD sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1).

i) Pang/Dan/Dir/Ka Kotama, Balakpus, dan Puscabfung paparan


kepada Kasad tentang RKA bidang latihan pada Minggu IV bulan
April sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

j) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung menyempurnakan RKA


bidang latihan pada Minggu I Mei s.d. IV Juni sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1) dari hasil paparan ke Mabesad (Sopsad).

k) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengirimkan konsep


PPPA kepada Sopsad pada Minggu III bulan Agustus sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1) sebagai pedoman awal dalam
penyusunan PPPA TNI AD disesuaikan dengan turunnya DIPA TNI
AD.

c. Pedoman Penghitungan Program Anggaran pada RKA bidang latihan.

1) RKA bidang latihan yang harus diisi Kotama, Balakpus, dan


Puscabfung terdiri dari:

a) RKA untuk usulan Program Latihan;

b) RKA untuk usulan anggaran Operasional Latihan (Opslat) MA


521119;

c) RKA untuk usulan anggaran Uang Saku Latihan (USL) MA


521119;

d) RKA untuk usulan anggaran Uang Makan Latihan (UML) MA


521119;
e) RKA untuk usulan anggaran Serpas MA 521119; dan
9

f) RKA untuk usulan anggaran Dalwaslat MA 521119.

2) Data yang di isi pada masing-masing RKA di atas adalah sebagai


berikut:
a) RKA usulan program latihan, data yang diisi adalah nomor,
nama satuan, materi latihan, isi materi latihan, tujuan, sasaran
(kuantitas dan kualitas), waktu, tempat, peserta, dan keterangan;

b) RKA usulan anggaran Opslat, data yang diisi adalah nomor,


sub kegiatan, mata anggaran (MA), perhitungan yang meliputi nama
satuan, jumlah orang, jumlah hari, indeks, jumlah, dan jumlah total;

c) RKA usulan anggaran USL, data yang di isi adalah nomor, sub
kegiatan mata anggaran, mata anggaran, perhitungan yang meliputi
nama satuan, jumlah orang, jumlah hari, indeks, jumlah, dan jumlah
total;

d) RKA usulan anggaran UML, data yang di isi adalah sub


kegiatan mata anggaran, mata anggaran, perhitungan yang meliputi
nama satuan, jumlah orang, jumlah hari, indeks, jumlah, dan jumlah
total;

e) RKA usulan anggaran Serpas, data yang diisi adalah nomor,


materi latihan, jarak tempuh, jenis kendaraan, indeks BBM
kendaraan, jumlah kendaraan, harga BBM nonsubsidi, dan jumlah
harga BBM yang digunakan;

f) RKA usulan anggaran Dalwaslat sesuai dengan anggaran


kegiatan latihan satuan dan kebijakan Mabesad.

Catatan. Format usulan RKA terlampir.

3) Besaran dukungan Uang Makan Latihan (UML) dibedakan dalam lima


wilayah (sesuai Latihan Matra Darat setiap tahunnya), sebagai berikut:

a) wilayah I (Jawa);

b) wilayah II (Sumatera);

c) wilayah III (Kalimantan dan Sulawesi);

d) wilayah IV (Bali, NTT/NTB); dan

e) wilayah V (Maluku dan Papua).

Catatan. Apabila ada perubahan dukungan UML menyesuaikan.


4) UML diberikan pada jenis latihan tertentu baik di Lator maupun
Latsat. Dukungan UML disesuaikan dengan Latihan Matra Darat setiap
tahunnya.
10

5) Uang Saku Latihan (USL) harus diberikan kepada anggota, Indeks


sesuai dengan Latihan Matra Darat dipotong PPh-21 sesuai aturan yang
berlaku (Pamen 15 % dan Pama 5 %).

Catatan. Apabila ada perubahan potongan prosentase menyesuaikan.

6) Cara penghitungan.

a) Biaya Serpas Darat (MA 521119).

(1) jumlah Ran x (Jarak tempuh : indeks BBM Ran x 1 liter)


x harga BBM = Biaya Serpas;

(2) biaya Serpas + 10 % = Total biaya Serpas;dan

(3) catatan : 10 % adalah untuk biaya lain-lain.

Catatan. Penghitungan biaya Serpas melalui Laut dan Udara


menyesuaikan ketentuan cara penghitungan biaya Serpas
melalui Laut dan Udara.

b) UML (MA 521119). Satuan x jumlah personel (pelaku/


penyelenggara) x jumlah hari x Indeks UML = Jumlah Total.

c) USL (MA 521119). Jumlah personel (pelaku/penyelenggara) x


jumlah hari x Indeks USL = Jumlah Total.

d) Opslat. Dukungan anggaran jenis belanja barang (MA 521119)


digunakan ATK Garlat, Alins/Alongins, transportasi lokal, Kodal, dan
kebutuhan lain secara prioritas.

e) Dalwaslat. Dukungan anggaran disesuaikan dengan latihan


satuan dan kebijakan Mabesad.

7) Jumlah indeks UML, USL, Opslat, Serpas, dan Dalwaslat disesuaikan


dengan kebijakan pimpinan TNI AD.

9. Organisasi Penyelenggara Pemrograman Latihan.

a. Struktur Organisasi.

1) Tingkat Kebijakan.

KASAD

WAKASAD

ASRENA ASOPS
11

PABAN I/REN PABAN II/BINLAT PABAN III/SIAPSAT PABAN V/KERMAMIL

Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Staf
: Garis Koordinasi

2) Tingkat Operasional.

PANG/DAN/DIR/KA
KOTAMA/BALAKPUS/PUSCABFUNG

KAS/WADAN/DIR/KA
KOTAMA/BALAKPUS/PUSCABFUNG

ASRENA/DIR/KASUBDIT ASOPS/SES

PABANDYA /
KABAG

Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Staf
: Garis Koordinasi

3) Tingkat Pelaksana.

PANGDIV/DAN/KA
SATUAN

KAS/WADAN/WAKA
SATUAN

KATUUD/PROGGAR/ ASOPS/KABAGLAT/
KASIMIN KASI/PASI BIDLAT

Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Staf
: Garis Koordinasi

b. Susunan organisasi.
12

1) Tingkat Kebijakan.

a) Kasad.
b) Wakasad.
c) Asrena Kasad.
d) Asops Kasad.
(1) Paban I/Ren Sopsad.
(2) Paban II/Binlat.
(3) Paban III/Siapsat.
(4) Paban V/Kermamil.

2) Tingkat Operasional.

a) Pang/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus/Puscabfung.
b) Kas/Wadan Kotama/Balakpus/Puscabfung.
c) Asren/Dir/Kasubdit.

d) Asops/Ses Kotama/Balakpus/Puscabfung.
- Pabandya/Kabag.

3) Tingkat Pelaksana.

a) Pangdiv/Dan/Ka Satuan.
b) Kas/Wadan/Waka Satuan.
c) Katuud/Proggar/Kasimin.
d) Asops/Kabaglat/Kasi/Pasi.

10. Tugas dan Tanggung Jawab. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam
pemrograman latihan disesuaikan dengan tataran kewenangan sebagai berikut:

a. Tingkat Kebijakan.

1) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan.

a) menentukan kebijakan umum pembinaan latihan TNI AD dalam


rangka mewujudkan kualitas latihan, menentukan standar
kemampuan latihan, program pembinaan kekuatan disesuaikan
dengan pemantapan satuan TNI AD yang penyelenggaraannya
didasarkan pada pentahapan siklus latihan dan proglatsi satuan
dengan pengelompokan untuk latihan perorangan, latihan satuan,
latihan antar kecabangan, dan latihan gabungan TNI;

b) menentukan materi latihan mulai dari latihan perorangan,


latihan antar kecabangan (BTP) sampai dengan latihan gabungan
antar matra (khususnya TNI AD) dalam satu tahun anggaran dengan
memperhatikan tipologi wilayah dan tipe/jenis satuan;

c) menentukan dan menyusun latihan spesialisasi pengem-


bangan satuan (misalnya: Raider, Mekanis, Linud, dan Komposit)
sesuai dengan grand design TNI AD melalui program pengembangan
kekuatan TNI AD baik jangka pendek maupun jangka panjang;
13

d) menentukan dukungan anggaran pada setiap jenis latihan


yang akan dilaksanakan oleh satuan jajaran TNI AD termasuk sarana
dan prasarana serta dukungan anggaran Serpas dari home base ke
daerah latihan dan Serpas kegiatan di daerah latihan, dalam satu
tahun anggaran;

e) menyusun program dukungan pemeliharaan dan pengem-


bangan Sarpras latihan sesuai kebijakan Kasad atas dasar
pengajuan dari Kotama;

f) menyusun program asistensi dan pengawasan latihan dalam


rangka pembinaan kekuatan di seluruh satuan jajaran TNI AD guna
menjamin terwujudnya arah dan kebijakan pembinaan di satuan serta
kesesuaian pelaksanaan latihan dengan program latihan yang telah
ditentukan;

g) menyusun program evaluasi kemampuan dan kesiapan satuan


di bidang latihan dalam bentuk pengujian dan penilaian bagi satuan
yang sudah memenuhi tingkat latihan sesuai standar kemampuan
latihan yang telah ditentukan sebagai acuan penunjukan satuan
dalam rangka penugasan maupun kesiap-siagaan operasional; dan

h) menyusun program pengkajian, penelitian dan pengem-


bangan latihan terkait dihadapkan dengan pelaksanaan program
yang telah dilaksanakan oleh satuan jajaran TNI AD dan modernisasi
Alutsista.

2) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan.

a) mabesad dalam hal ini Staf Umum Operasi Angkatan Darat


menentukan satuan yang akan disiapkan untuk melaksanakan tugas
operasi baik dalam negeri maupun luar negeri atas dasar rencana
penggunaan kekuatan Mabes TNI. Namun dalam hal menentukan
dan merencanakan pelaksanaan latihan pratugas menjadi
kewenangan dari Mabes TNI dalam hal ini Sops TNI;

b) dalam hal pelaksanaan latihan pratugas bagi satuan yang


akan melaksanakan tugas operasi, Mabesad dalam hal ini Staf
Umum Operasi Angkatan Darat tidak melakukan penyusunan
program latihan dalam rangka pratugas, melainkan hanya
memberikan masukan kepada Mabes TNI tentang materi-materi yang
kiranya diperlukan oleh satuan bawah dalam pelaksanaan latihan
pratugas berdasarkan evaluasi yang dilakukan selama pelaksanaan
operasi; dan

c) menyiapkan satuan untuk latihan kesiapsiagaan operasional


guna menghadapi kontinjensi, Pam Pulau terluar, Pam Obvit, dan
Pam VVIP dalam rangka OMP dan OMSP yang disiapkan oleh
Kotama dan dilaksanakan oleh Komando Latihan yang ditunjuk oleh
Mabes TNI.
14

3) Latihan dengan negara lain/latihan bersama bilateral.

a) merencanakan latihan dengan Negara lain/latihan bersama


bilateral untuk peningkatan profesionalitas prajurit TNI AD melalui
pertukaran ilmu dan pengalaman dalam kegiatan interaksi dengan
Angkatan Darat Negara sahabat dalam bentuk latihan bersama
ataupun dialog tenaga ahli (Subject Matter Expert Exchange);

b) merumuskan macam latihan, tujuan dan sasaran latihan, lama


waktu latihan, daerah dan tempat latihan, metode, serta materi latihan
yang ditentukan dalam organisasi kelompok perancang latihan
bersama antara kedua Angkatan Darat;
c) merencanakan dan menyusun organisasi latihan matra darat,
program latihan serta materi latihan bersama melalui kerjasama
sesuai MOU dengan negara sahabat; dan

d) menentukan kelompok perancang latihan bersama dengan


melibatkan pejabat-pejabat latihan kedua Angkatan Darat.

b. Tingkat Operasional.

1) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan.

a) merencanakan program pembinaan latihan satuan jajaran-nya


berdasarkan kebijakan Kasad;

b) merencanakan program dan evaluasi latihan antar kecaba-


ngan dalam bentuk pengujian kemampuan bagi satuan yang telah
memenuhi persyaratan;

c) merencanakan program latihan dengan memperhatikan tipe/


jenis satuan yang berdasarkan tipologi wilayah masing-masing;

d) menyiapkan satuan pelaksana yang akan mengikuti latihan


pengembangan spesialisasi satuan (Raider, Mekanis, Linud, dan
Komposit) sesuai dengan program pengembangan kekuatan TNI
AD;

e) merencanakan program asistensi dan pengawasan latihan


sesuai dengan tataran kewenangan baik bidang sistem dan metode
latihan, teknik dan taktik kecabangan, serta teknik penyelenggaraan
latihan;

f) merencanakan program pengendalian latihan untuk menja-min


keselarasan pelaksanaan latihan dengan direktif latihan;

g) menyusun dan atau merevisi Proglatsi sesuai kecabangan


masing-masing disesuaikan dengan transformasi TNI AD;

h) menyusun program evaluasi, penelitian dan pengembangan


latihan; dan
15

i) menyusun rencana penilaian dan uji petik bagi satuan yang


telah mencapai persyaratan yang telah ditentukan mulai dari latihan
perorangan dasar sampai dengan latihan satuan antar angkatan.

2) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan.

a) menyiapkan satuan yang akan melaksanakan tugas operasi


sesuai dengan rencana penggunaan kekuatan Mabes TNI;

b) menyusun satuan yang akan dilibatkan dalam penugasan


sesuai petunjuk program kerja dan direktif latihan dari Mabes TNI
yang disesuaikan dengan kriteria daerah penugasan.

c) merencanakan penyiapan latihan sesuai dengan direktif latihan


melalui latihan pratugas yang dilaksanakan oleh Komando Latihan
yang telah ditunjuk oleh Kotama, Balakpus, dan Puscabfung; dan

d) merencanakan penyiapan latihan sesuai dengan Direktif


Latihan untuk menghadapi kontinjensi, Pam Daerah Perbatasan, Pam
Daerah Rawan, Pam Pulau Terluar, Pam Obvit, dan Pam VVIP dalam
rangka OMP dan OMSP yang dilaksanakan oleh Komando Latihan
yang telah ditunjuk oleh Mabes TNI AD.

3) Latihan dengan negara lain/latihan bersama bilateral.

a) merencanakan macam latihan, tujuan dan sasaran latihan,


lama waktu latihan, daerah dan tempat latihan, metode serta materi
latihan sesuai dengan arahan Mabes TNI AD dalam latihan bersama
matra darat tahunan dengan Negara lain/latihan bersama bilateral
dengan Negara sahabat;

b) mengoordinir kelompok Staf Perancang Latihan bersama yang


melibatkan personel di satuannya sesuai dengan arahan Mabesad;

c) merencanakan penyelenggaraan latihan yang ditentukan


dalam organisasi kelompok perancang latihan bersama tahunan
antara kedua Angkatan Darat sesuai dengan arahan Mabesad; dan

d) merencanakan, menyusun, dan menyiapkan satuan jajaran-


nya yang akan dilibatkan dalam latihan bersama sesuai dengan
arahan Mabesad.

c. Tingkat Pelaksana.

1) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan.

a) merencanakan program latihan satuannya sesuai dengan


skala prioritas yang penyelenggaraannya mengikuti siklus latihan dan
Proglatsi berdasarkan pokok-pokok kebijakan Komando Atas,
kebutuhan peningkatan kemampuan satuan, hasil koordinasi dengan
LKT masing-masing dan kondisi objektif satuan dengan membuat dan
16

mengajukan RKA bidang latihan ke Kotama, Balakpus dan


Puscabfung;

b) menyusun program kerja satuan atas dasar program latihan


yang ditetapkan dari hasil Petunjuk Pelaksanaan Program dan
Anggaran (PPPA) tahun anggaran dan selanjutnya menyusun
rencana kerja bidang latihan satuan;

c) merencanakan penyelenggaraan latihan berdasarkan ren-cana


kerja bidang latihan yang telah disusun sesuai kalender latihan;

d) merencanakan prosedur dan mekanisme program latihan;

e) merencanakan pengendalian dan pengawasan latihan


terhadap latihan yang dilaksanakan; dan
f) menyusun rencana evaluasi latihan setiap program latihan
yang telah dilaksanakan dengan waktu satu tahun anggaran.

2) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan.

a) menyiapkan satuan yang akan dilibatkan dalam latihan


pratugas sesuai daerah penugasan;

b) melaksanakan program latihan untuk pratugas dengan diawali


peninjauan ke daerah penugasan atas dasar rencana Mabes TNI;
dan

c) melaksanakan latihan kesiapsiagaan operasional untuk


menghadapi kontinjensi, Pam Pulau Terluar, Pam Obvit, Pam VVIP,
Pam Perbatasan dan Pam Daerah Rawan dalam rangka OMP dan
OMSP sesuai dengan program kerja dengan mengacu pada direktif
latihan disesuaikan dengan tipologi/karakteristik daerah penugasan.

3) Latihan dengan negara lain/latihan bersama bilateral.

a) menyiapkan satuan yang akan dilibatkan dalam latihan


bersama sesuai penunjukan dari Komando Atas;

b) menyiapkan satuan meliputi organisasi dan perlengkapannya


untuk melaksanakan latihan dengan Negara lain/latihan bersama
bilateral sesuai dengan arahan Komando Atas; dan

c) menyiapkan sarana dan prasarana serta perangkatnya dalam


latihan bersama bilateral sesuai dengan arahan Komando Atas.

11. Perencanaan Program Latihan. Suatu kegiatan yang dimulai dari keluarnya
kebijakan Kasad tentang Perencanaan Program Latihan kepada Kotama, Balakpus dan
Puscabfung selanjutnya agar membuat/menyusun perencanaan program latihan tahun
yang akan datang (TAB+) dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) bidang
latihan pada Minggu III bulan April sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) untuk
dikirimkan ke Sopsad dengan tembusan Dankodiklat TNI AD yang bersifat koordinasi
17

lanjutan guna penyempurnaan perencanaan dan penyusunan program latihan di satuan-


satuan.
a. Perencanaan. Suatu kegiatan dalam Pemrograman Latihan melalui proses
pembuatan RKA bidang latihan sesuai tataran kewenangan yaitu:

1) Tingkat Kebijakan.

a) Mabesad mempelajari dan menganalisa tugas TNI AD sebagai


pedoman dalam penyusunan kebijakan Kasad kurun waktu satu
tahun kedepan (TAB+), yang meliputi:

(1) postur TNI AD;

(2) evaluasi hasil pelaksanaan program pembinaan latihan


tahun sebelumnya di satuan jajaran TNI AD;

(3) rencana Probangkuat dan penggunaan kekuatan dari


Mabes TNI sesuai daerah penugasan operasi serta
menghadapi kontinjensi di wilayah;

(4) tingkat kesiapan satuan yang akan dicapai dalam


pembinaan satuan;

(5) kebijakan khusus Kasad sesuai dengan perkembangan


Alutsista yang akan diserahterimakan sesuai kecabangan di
TNI AD;

(6) alokasi anggaran yang akan diterima TNI AD disetiap


tahun anggaran;

(7) transformasi TNI AD guna membentuk grand design


pada tahun yang akan datang;

(8) penelitian dan pengembangan tentang bidang latihan;


dan

(9) strandarisasi dukungan anggaran setiap jenis latihan


dihadapkan pada situasi dan kondisi satuan.

b) Kasad mengeluarkan pokok-pokok kebijakan pada bidang


latihan dalam pelaksanaan latihan TNI AD bagi satuan-satuan mulai
dari latihan perorangan, latihan satuan, latihan antar kecabangan
sampai dengan latihan gabungan termasuk dukungan anggarannya
pada bulan Januari sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1)
sebagai pedoman dalam perencanaan Tahun Anggaran Berjalan
(TAB).

c) Merencanakan dan menyusun personel yang akan dilibatkan


dalam Pokja penyusunan RKA bidang latihan.

d) Menginventarisasi referensi dan mengumpulkan data berupa:


18

(1) renstra TNI;


(2) rancangan rencana kerja; dan
(3) rencana kerja TNI AD.

e) Merencanakan dan memperkirakan dukungan anggaran yang


diperkirakan diterima oleh TNI AD (DIPA TNI AD).

f) Mengeluarkan perintah kepada Kotama/Balakpus/ Puscab-


fung untuk membuat rancangan rencana kerja bidang latihan Tahun
yang akan datang pada Minggu II bulan Januari sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1).

g) Membuat diagram waktu penyusunan RKA TNI AD sebelum


Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) mulai dari menghimpun RKA
Kotama, Balakpus dan Puscabfung sampai dengan pengajuan ke
Mabes TNI.

2) Tingkat Operasional.

a) Merencanakan dan mempelajari serta menganalisa program


perencanaan pelaksanaan latihan bagi satuan jajarannya mulai dari
latihan perorangan, latihan satuan, latihan antar kecabangan sampai
dengan latihan gabungan termasuk dukungan anggarannya pada
bulan Januari sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

b) Kotama, Balakpus dan Puscabfung mengeluarkan Jukcan


kepada satuan pelaksana untuk menyusun Rancangan Rencana
Kerja pada Minggu III bulan Januari sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1) sebagai pedoman dalam perencanaan Tahun
Anggaran Berjalan (TAB).

c) Merencanakan satuan yang terlibat penugasan dan latihan


dengan Negara lain/latihan bersama bilateral dengan Negara sahabat
serta satuan yang disiapkan untuk menghadapi kontinjensi.

d) Mempelajari dan merencanakan program Dalwaslat/Aswaslat


TNI AD dengan memedomani jadwal waktu pelaksanaan latihan
masing-masing kecabangan.

e) Merencanakan program penelitian dan pengembangan


Alutsista terbaru yang dilatihkan sesuai kecabangan/fungsi satuan
TNI AD.

f) Merencanakan/menyusun dan menghimpun Rencana Kerja


dan Anggaran (RKA) bidang latihan di jajaran satuan pelaksana.

g) Menyusun personel yang akan dilibatkan dalam kegiatan Pokja


penyusunan RKA bidang latihan.

h) Menginventarisasi referensi dan mengumpulkan data berupa:

(1) renstra Kotama, Balakpus dan Puscabfung;


19

(2) rencana Kerja Kotama yang bersangkutan; dan

(3) hasil evalusi latihan tahun lalu:

(a) latihan dalam rangka pembinaan kekuatan;

(b) latihan dalam rangka penggunaan kekuatan; dan

(c) latihan dengan negara lain/Latma bilateral


dengan negara sahabat.

i) Membuat diagram waktu penyusunan RKA Kotama, Balakpus


dan Puscabfung sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) mulai
dari menghimpun RKA satuan pelaksana sampai dengan pengajuan
ke Mabesad.

3) Tingkat Pelaksana.

a) Merencanakan dan mempelajari serta menganalisa program


perencanaan pelaksanaan latihan bagi satuannya mulai dari latihan
perorangan, latihan satuan, latihan antar kecabangan sampai dengan
latihan gabungan serta mata anggarannya pada bulan Januari
sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) sebagai pedoman dalam
perencanaan satu tahun kedepan (TAB).

b) Menyusun personel yang akan dilibatkan dalam Pokja


penyusunan program latihan.

c) Merencanakan/menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)


bidang latihan di satuan jajarannya.

d) Mengiventarisasi Pinak latihan dan referensi serta


mengumpulkan program latihan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembinaan latihan di satuan antara lain:
(1) latihan dalam rangka pembinaan kekuatan;
(2) latihan dalam rangka penggunaan kekuatan; dan

(3) latihan dengan Negara lain/Latma bilateral dengan


Negara sahabat.

e) Membuat jadwal kegiatan penyusunan RKA bidang latihan


Sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) mulai dari menghimpun
RKA satuan jajarannya sampai dengan pengajuan ke Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung.

b. Persiapan. Suatu kegiatan lanjutan dalam mempersiapkan Pemrograman


Latihan melalui proses pembuatan RKA bidang latihan sesuai tataran kewenangan
yaitu:
1) Tingkat Kebijakan.
20

a) Mabesad menyiapkan rancangan rencana kerja TNI AD bidang


latihan yang dibutuhkan oleh Kotama, Balakpus, dan Puscabfung
pada Minggu I bulan Februari sebagai dasar proses penyusunan RKA
bidang latihan TNI AD sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

b) Mabesad menyiapkan program latihan TNI AD sesuai


pembinaan dan pengembangan kekuatan serta kebutuhan mendesak
dalam rangka penyiapan dan penggunaan kekuatan khususnya
menyiapkan Rencana tindakan kontinjensi dalam rangka OMP dan
OMSP.

c) Mabesad menyiapkan dan menentukan satuan yang terlibat


latihan dengan Negara lain/latihan bersama bilateral dengan Negara
sahabat.

d) Mabesad (Sopsad) memberikan arahan program latihan dan


pemantauan dalam pembuatan RKA Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung pada bulan Januari sebelum Tahun Anggaran Berjalan
(TAB-1).
e) Mabesad mengeluarkan surat perintah pokja penyusunan
konsep naskah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) TNI AD bidang
latihan.

f) Mabesad melaksanakan rapat awal kelompok kerja


penyusunan RKA TNI AD bidang latihan.

g) Mabesad melaksanakan pemutakhiran data terkait dengan


program latihan ke Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

h) Mempelajari referensi seperti:

(1) Renstra TNI AD;

(2) hasil evaluasi program latihan jajaran satuan TNI AD


pada tahun lalu;

(3) pagu indikatif/sementara/definitif TNI AD yang telah


ditetapkan oleh kementrian keuangan; dan

(4) latihan dengan negara lain/Latma bilateral dengan


Negara sahabat:

(a) Latihan Bersama (Latma) Matra Darat; dan


(b) Latihan Bersama Gabungan (Latmagab) Antar
Matra.

i) Membuat rencana persiapan pembagian waktu dimulai dari


keluarnya surat perintah Pokja sampai dengan tersusunnya RKA
TNI AD bidang latihan.

2) Tingkat Operasional.
21

a) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung menyiapkan rancangan


rencana kerja Kotama, Balakpus, dan Puscabfung bidang latihan
yang dibutuhkan oleh satuan pelaksana pada Minggu IV bulan
Januari sebagai dasar proses penyusunan RKA bidang latihan
Kotama/Balakpus/Puscabfung sebelum Tahun Anggaran Berjalan
(TAB-1).

b) Mengeluarkan surat perintah Pokja penyusunan naskah


Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) bidang latihan.

c) Melaksanakan rapat awal kelompok kerja dalam kesiapan


penyusunan RKA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

d) Melaksanakan pemutakhiran data terkait dengan program


latihan di jajaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung masing-masing
dengan supervisi dari Tim yang dikirim dari Mabesad.

e) Mempelajari referensi seperti:

(1) mempelajari dan memedomani Program pembinaan


latihan secara umum pada aspek sistem dan metode sebagai
dasar perumusan dan pedoman kebijakan Kasad;

(2) mempelajari dan memedomani Program latihan antar


kecabangan antara lain BTP tingkat Batalyon, Brigade dan
yang lainnya, latihan antar angkatan dan latihan bersama
bilateral yang melibatkan TNI AD satuan di jajaran Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung;

(3) mempelajari dan memedomani Program Dalwaslat/


Aswaslat di jajaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung yang
dilaksanakan pertriwulan sepanjang tahun;

(4) mempelajari dan memedomani program evaluasi latihan


dalam bentuk pengujian dan penilaian latihan satuan antar
kecabangan, latihan antar angkatan, dan latihan bersama
bilateral yang melibatkan satuan TNI AD di jajaran Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung;

(5) mempelajari dan memedomani Program pengem-


bangan sistem dan metode latihan satuan TNI AD di jajaran
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung yang dikaji sepanjang
tahun dari hasil pelaksanaan latihan;

(6) mempelajari dan memedomani Program pembinaan


latihan secara umum pada aspek taktik/teknik sesuai
kecabangan dan secara khusus terhadap Alutsista terbaru
untuk satuan di jajaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung;

(7) memedomani dan menyiapkan program latihan


standarisasi kecabangan satuan di jajaran Kotama, Balakpus,
dan Puscabfung yang belum ada;
22

(8) mempelajari dan menyiapkan satuan di jajaran Kotama,


Balakpus, dan Puscabfung yang terlibat penugasan dan
latihan bersama bilateral dengan Negara sahabat serta satuan
yang disiapkan untuk menghadapi kontinjensi, Pam Pulau
terluar, Pam Obvit, Pam VVIP, Pam Daerah Perbatasan, dan
Pam Daerah Rawan; dan

(9) mempelajari dan menyiapkan program asistensi dan


pengawasan latihan di satuan jajarannya dengan meme-
domani sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan latihan
masing-masing satuan di jajaran Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung.

f) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengeluarkan surat


perintah kepada satuan jajarannya yang berisi tentang dasar, tujuan
dan sasaran latihan yang ditetapkan, hasil evaluasi latihan satuan
tahun sebelumnya dan kondisi obyektif satuan (tingkat latihan yang
harus dicapai, kesiapan personel baik kuantitas maupun kualitas,
sarana dan prasarana, rencana penugasan, serta jarak antara home
base dan tempat latihan dengan memedomani ketentuan cara
penghitungannya).
g) Membuat rencana pembagian waktu dimulai dari diterimanya
surat perintah dari Mabesad tentang penyusunan RKA TNI AD bidang
latihan sampai dengan diajukan ke Mabesad.

h) Penyiapan awal hasil RKA sementara yang telah dikirimkan


oleh satuan pelaksana jajaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung
dan mengoordinir secara berkelanjutan sesuai program latihan
masing-masing satuan.

3) Tingkat Pelaksana.

a) Satuan pelaksana menindak lanjuti petunjuk perencanaan


Kotama, Balakpus, dan Puscabfung dalam penyiapan rencana kerja
dan anggaran (RKA) satuan bidang latihan yang dibutuhkan oleh
satuan jajarannya pada Minggu III bulan Januari sebagai dasar
proses penyusunan RKA bidang latihan sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1).

b) Mempelajari dan memedomani program pembinaan latihan


secara umum pada aspek taktik/teknik sesuai kecabangan/fungsi dan
secara khusus terhadap Alutsista terbaru sesuai kecabangan
masing-masing satuan pelaksana.

c) Memedomani dan menyiapkan program latihan standarisasi


kecabangan/fungsi masing-masing satuan pelaksana yang belum
ada.

d) Mempelajari dan menyiapkan sebagai satuan pelaksana yang


terlibat penugasan dan latihan bersama bilateral dengan Negara
sahabat serta satuan yang disiapkan untuk menghadapi kontinjensi,
23

Pam Pulau terluar, Pam Obvit, Pam VVIP, Pam Daerah Perbatasan,
dan Pam Daerah Rawan.

e) Mempelajari dan menyiapkan program Dalwaslat/Aswaslat di


satuan pelaksana dengan memedomani sesuai dengan jadwal waktu
pelaksanaan latihan masing-masing satuan.

f) Mengeluarkan surat perintah Pokja penyusunan naskah


Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) satuan bidang latihan.

g) Melaksanakan rapat awal kelompok kerja pembuatan RKA


satuan kerja.

h) Menyiapkan program latihan sebagai bahan yang disesuaikan


dalam pembinaan latihan satuan melalui dengan penyusunan naskah
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan dikoordinasikan ke Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung.

i) Melaksanakan pemutakhiran data terkait dengan program


latihan di satuan.

j) Mempelajari referensi seperti:

(1) hasil evalusi kegiatan program latihan tahun yang lalu;

(2) rencana Kerja Kotama, Balakpus dan Puscabfung; dan

(3) referensi lain yang dibutuhkan dalam pembuatan RKA.

(a) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan:

i. Latihan Perorangan;
ii. Latihan Satuan;
iii. Latihan Antar Kecabangan; dan
iv. Latihan Gabungan TNI.

(b) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan:

i. Latihan Pratugas; dan


ii. Latihan Kesiapsiagaan Operasional.

(c) Latihan dengan Negara lain/Latma bilateral


dengan Negara sahabat:

i. Latma Matra Darat; dan


ii. Latmagab antar Matra.

k) Membuat rencana pembagian waktu dimulai dari diterimanya


surat perintah dari Kotama tentang penyusunan RKA sampai dengan
RKA diajukan ke Kotama, Balakpus dan Puscabfung.
24

c. Pelaksanaan. Suatu kegiatan lanjutan dalam melaksanakan Pemrograman


Latihan melalui proses pembuatan RKA TNI AD bidang latihan sesuai tataran
kewenangan yaitu:

1) Tingkat Kebijakan. Melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:

a) Asops Kasad menyusun konsep program latihan TNI AD untuk


tahun anggaran yang akan datang dengan mengacu pada rencana
strategis, program pengembangan kekuatan TNI AD, rencana
kontinjensi dan masukan-masukan lain dari para Asisten Kasad,
Irjenad, para Pangkotama, Dankodiklat TNI AD serta para Dan, Dir,
Ka Kotama, Balakpus, dan Puscabfung;

b) Konsep program latihan didistribusikan kepada Itjenad, para


Asisten Kasad, Kodiklat TNI AD, Kotama, Balakpus, dan Puscabfung
untuk mendapatkan bahan masukan dan penyempurnaan;

c) Mabesad (Sopsad) memerintahkan kepada Kotama, Balakpus,


dan Puscabfung untuk mengirimkan RKA Bidang Latihan Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III bulan April sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);

d) Mabesad menerima RKA bidang latihan Kotama, Balakpus,


dan Puscabfung pada Minggu III bulan April sebagai dasar proses
penyusunan RKA bidang latihan TNI AD sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1);

e) Mabesad (Sopsad) menyetujui RKA bidang latihan satuan


jajarannya yang telah disempurnakan oleh Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung pada Minggu I bulan Juli sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1);

f) Mabesad menyusun RKA bidang latihan TNI AD pada


Minggu II bulan Juli sampai dengan Minggu III bulan Nopember
sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) dengan kegiatan:

(1) penelaahan RKA di Kementrian Keuangan pada


Minggu II Agustus dan Minggu III Oktober sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1); dan

(2) pembahasan RKA di DPR pada Minggu I September


dan Minggu III Nopember sebelum Tahun Anggaran Berjalan
(TAB-1).

g) Mabesad memerintahkan kepada Kotama, Balakpus, dan


Puscabfung untuk membuat konsep PPPA Bidang Latihan Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III bulan Juli sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1);
25

h) Mabesad menyelenggarakan Rakorops yang membahas RKA


Kotama, Balakpus, dan Puscabfung untuk disinkronkan dengan RKA
TNI AD bidang latihan pada Minggu IV bulan Nopember sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1); dan

i) Mabesad melaporkan RKA TNI AD ke tingkat Mabes TNI dan


selanjutnya diproses sampai dengan turunnya PPPA TNI bidang
operasi.

2) Tingkat Operasional. Memedomani beberapa hal sebagai berikut:

a) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengeluarkan Jukcan


kepada satuan pelaksana untuk menyusun Rancangan Rencana
Kerja pada Minggu III bulan Januari sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1);

b) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung melaksanakan sosia-lisasi


RKA kepada satuan pelaksana pada Minggu IV bulan Januari
sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB -1);

c) Kotama menerima RKA bidang latihan dari satuan pelaksana


pada Minggu I bulan Maret sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-
1);

d) Melaksanakan proses penyusunan RKA Kotama, Balakpus


dan Puscabfung pada Minggu II sampai dengan Minggu IV bulan
Maret sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);

e) Asops Kotama bersama pejabat fungsi latihan di jajaran


masing-masing satuan melaksanakan Rakorops bidang latihan untuk
membuat RKA program latihan ditingkat Kotama dengan melibatkan
Balakdam di tingkat Balakpus dan Puscabfung melibatkan Dan/Ka di
satuan jajarannya sesuai tataran kewenangan pada Minggu IV bulan
Maret sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);

f) Pejabat terkait Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mema-


parkan kepada Pang/Dan/Dir/Ka Kotama, Balakpus, dan Puscab-fung
untuk mendapatkan persetujuan RKA satuan masing-masing pada
Minggu I bulan April sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);

g) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengkoordinasikan saran


program latihan dalam bentuk RKA bidang latihan yang telah disusun
kepada Kodiklat TNI AD sebagai Staf Khusus Kasad pada Minggu II
bulan April sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) sebelum
dikirim ke Mabesad;

h) Kodiklat TNI AD sebagai staf khusus Kasad menerima RKA


bidang latihan dari jajaran Kotama, Balakpus dan Puscabfung untuk
diberikan masukan-masukan sebelum dikirim ke SUAD pada Minggu
III bulan April sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);
26

i) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengirimkan RKA


program latihan ke Mabesad pada Minggu III bulan April sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) dengan tembusan Kodiklat TNI
AD;

j) Pang/Dan/Dir/Ka Kotama, Balakpus, dan Puscabfung paparan


kepada Kasad tentang RKA bidang latihan pada Minggu IV bulan
April sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);

k) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung menyempurnakan RKA


bidang latihan yang dilaporkan ke Mabesad dari hasil paparan pada
Minggu I bulan Mei sampai dengan Minggu IV bulan Juni sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

l) Setelah Kasad menyetujui RKA bidang latihan satuan


jajarannya, selanjutnya RKA tersebut diturunkan kembali kepada
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung yang kemudian dijadikan dasar
penyempurnaan penyusunan konsep PPPA Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung pada Minggu III bulan Juli sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1);

m) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung menyarankan berupa


penyusunan konsep PPPA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung yang
telah disinkronisasikan sebagai bahan bagi Mabesad dalam
penyusunan Konsep PPPA TNI AD pada Minggu III bulan Agustus
sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1); dan
n) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengikuti kegiatan
Rakorops yang diselenggarakan Mabesad pada Minggu IV bulan
Nopember sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) untuk
mensinkronkan program yang telah di buat oleh para Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung.

3) Tingkat Pelaksana. Suatu kegiatan lanjutan dalam pelaksanaan


untuk pemrograman latihan melalui proses pembuatan RKA bidang latihan
sesuai tataran kewenangan yaitu:

a) satuan pelaksana menerima Jukcan dari Kotama, Balakpus,


dan Puscabfung untuk menyusun konsep Rancangan Rencana Kerja
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III bulan Januari
sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);

b) satuan pelaksana membuat rencana program latihan satuan


atas dasar tujuan dan sasaran latihan yang ditetapkan Kotama,
Balakpus dan Puscabfung hasil evaluasi latihan satuan tahun
sebelumnya dan kondisi obyektif satuan (tingkat latihan yang harus
dicapai, kesiapan personel baik kuantitas maupun kualitas, sarana
dan prasarana, rencana penugasan, serta jarak antara home base
dan tempat latihan dengan memedomani ketentuan cara
penghitungannya);

c) satuan pelaksana setingkat Yon/Den Satdik, Ki/Rai BS ke


bawah menentukan sasaran-sasaran pada setiap jenis latihan lebih
27

terperinci selanjutnya unsur Komandan Satuan dibawahnya


menjabarkan lagi sasaran-sasaran tersebut lebih detail pada setiap
jenis latihan yang akan dimasukkan dalam program latihan yaitu
konsep RKA. Sasaran inilah yang akan dikomunikasikan kepada
seluruh prajurit jajarannya pada bulan Februari sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1). Selanjutnya menentukan kegiatan latihan
bertahap, bertingkat dan berlanjut yang akan dilaksanakan:

(1) Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan:

(a) Latihan Perorangan.

i. Latihan Perorangan Dasar; dan


ii. Latihan Perorangan Lanjutan.

(b) Latihan Satuan.

i. Latihan Satuan Dasar; dan


ii. Latihan Satuan Lanjutan.

(c) Latihan antar Kecabangan.

(d) Latihan antar Angkatan/Latihan gabungan.

(2) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan:

(a) Latihan Pratugas; dan

(b) Latihan Kesiapsiagaan Operasional.

(3) Latihan dengan Negara lain/Latma bilateral dengan


Negara sahabat.

d) satuan pelaksana membuat RKA bidang latihan satuan


sekaligus menjadi konsep program latihan Tahun Anggaran yang
akan datang (pada Minggu I sampai dengan Minggu IV bulan
Februari) sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);

e) satuan pelaksana mengirimkan RKA bidang latihan ke Kotama,


Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu I bulan Maret sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);

f) satuan pelaksana bersama pejabat fungsi latihan mengikuti


Rakorops bidang latihan yang diselenggarakan oleh Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung, sebagai satuan pelaksana memaparkan
kepada Pang/Dan/Ka Kotama, Balakpus, dan Puscabfung tentang
RKA masing-masing satuan kerja, kegiatan selanjutnya bersama
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung membuat RKA program latihan
ditingkat Kotama, Balakpus dan Puscabfung pada Minggu IV bulan
Maret sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);
28

g) satuan pelaksana bersama pejabat fungsi latihan mengikuti


kegiatan penyusunan konsep PPPA Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung sebagai bahan bagi Kotama, Balakpus, dan Puscabfung
dalam penyusunan Konsep PPPA Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung pada Minggu III bulan Agustus sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1); dan

h) satuan pelaksana memonitor hasil pengajuan RKA program


latihan dan konsep PPPA satuan kerja yang dilaksanakan pada saat
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengikuti Rakoorops di
Mabesad pada Minggu IV bulan November sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1).

d. Pengakhiran. Suatu kegiatan lanjutan dalam pelaksanaan Pemrograman


Latihan pada proses pembuatan RKA bidang latihan sesuai tataran kewenangan
yaitu:
1) Tingkat Kebijakan.

a) mencetak, menjilid, dan memperbanyak RKA TNI AD;

b) mendistribusikan RKA TNI AD ke Komando Atas dan satuan


jajaran TNI AD;

c) memonitor hasil konsep PPPA satuan jajaran TNI AD;

d) melaporkan hasil RKA satuan jajaran TNI AD; dan

e) memonitor perkembangan pembahasan/penelahaan RKA di


Kemkeu DPR dan DIPA TNI AD.
2) Tingkat Operasional.

a) mencetak, menjilid, dan memperbanyak RKA Kotama,


Balakpus, dan Puscabfung;

b) mendistribusikan RKA Kotama ke Komando Atas dan satuan


jajaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung;

c) Menyelesaikan dan mengoordinir konsep PPPA satuan jajaran


Kotama, Balakpus, dan Puscabfung; dan

d) Melaporkan hasil konsep PPPA satuan jajaran Kotama,


Balakpus, dan Puscabfung ke Mabesad.

3) Tingkat Pelaksana.

a) membuat program kerja sementara khususnya bidang latihan


berdasarkan RKA yang dibuat;

b) mencetak, menjilid dan memperbanyak RKA Satker;

c) mendistribusikan RKA Satker ke Komando Atas dan satuan


bawah; dan
29

d) menyelesaikan dan melaporkan konsep PPPA satuan kerja ke


Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

12. Penyusunan Program Latihan. Suatu kegiatan penentuan dalam pemro-graman


latihan satuan jajaran TNI AD oleh Mabesad (Top Down) yang diawali dalam proses
pembuatan RKA yang telah dikirim oleh Kotama, Balakpus, dan Puscabfung kepada
Mabesad/Sopsad (Bottom Up) pada Minggu III bulan April pada sebelum Tahun Anggaran
Berjalan ke depan (TAB-1) untuk dipedomani guna melanjutkan dalam penyusunan
konsep PPPA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III bulan Agustus pada
Sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) sampai dengan dikeluarkan PPPA TNI AD
pada Minggu IV bulan Desember pada sebelum Tahun Anggaran Berjalan ke depan (TAB-
1).

a. Perencanaan. Suatu kegiatan dalam Pemrograman Latihan melalui proses


pembuatan PPPA TNI AD bidang latihan sesuai tataran kewenangan yaitu:

1) Tingkat Kebijakan.

a) Mabesad mempelajari dan menganalisa program agar dapat


menentukan kegiatan yang lebih rinci berkaitan dengan penyusun-an
naskah Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran (PPPA) TNI
AD (Sublampiran bidang operasi).

b) Mabesad (Kasad) menyetujui RKA bidang latihan satuan


jajarannya, selanjutnya RKA tersebut diturunkan kembali kepada
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung yang kemudian dijadikan dasar
penyempurnaan penyusunan PPPA TNI AD pada Tahun Anggaran
Berjalan (TAB).

c) Mabesad membuat rencana pembagian waktu mulai dari


menghimpun RKA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung, penerimaan
konsep PPPA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung, pelaksanaan
Rakorops, penyusunan PPPA TNI AD ke Mabes TNI, pelaksanaan
Rakernis sampai dengan proses distribusi PPPA TNI AD ke Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung.

2) Tingkat Operasional.

a) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung menginventarisasi dan


menyusun personel yang akan dilibatkan dalam Pokja penyusunan
Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung
bidang latihan.

b) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung membuat rencana


diagram waktu mulai dari menghimpun RKA satuan pelaksana,
membuat konsep PPPA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung
pelaksanaan Rakorops, pelaksanaan Rakernis, sampai dengan
proses penerimaan PPPA TNI AD.

c) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung membuat rencana kerja


mulai dari diterimanya PPPA TNI AD, Penyusunan Program Kerja dan
Anggaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung sampai dengan
30

pendistribusian Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus, dan


Puscafung ke satuan atas dan satuan bawah.

3) Tingkat Pelaksana.

a) Satuan pelaksana menginventarisasi dan menyusun personel


yang akan dilibatkan dalam Pokja penyusunan program kerja satuan
pelaksana/Satker bidang latihan.

b) Satuan pelaksana membuat rencana diagram waktu mulai dari


penyusunan RKA satuan pelaksana, membuat konsep PPPA
satuan pelaksana, pelaksanaan Rakorops Kotama, Balakpus,
Puscabfung pelaksanaan Rakernis Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung sampai dengan proses penerimaan Program Kerja dan
Anggaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

c) Satuan pelaksana membuat rencana kerja mulai dari


diterimanya Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung, Penyusunan Program Kerja Satuan sampai dengan
pendistribusian Program Kerja Satuan ke satuan bawah.

b. Persiapan. Suatu kegiatan lanjutan dalam mempersiapkan penyusunan


program latihan melalui proses pembuatan PPPA TNI AD bidang latihan sesuai
tataran kewenangan yaitu:

1) Tingkat Kebijakan.

a) Mabesad memerintahkan untuk mempersiapkan penyusunan


konsep PPPA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

b) Mabesad menghimpun RKA Kotama, Balakpus, dan Puscab-


fung yang telah dikirimkan oleh Kotama, Balakpus, dan Puscabfung
sebagai RKA TNI AD, selanjutnya menyiapkan draf PPPA TNI AD
untuk Kotama, Balakpus, dan Puscabfung dalam memberikan saran
masukan guna penyusunan konsep PPPA TNI AD.

c) Mempelajari referensi seperti:

(1) pagu indikatif;

(2) alokasi anggaran;

(3) pagu anggaran;

(4) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TNI AD;

(5) Kemhan mengeluarkan Amanat Anggaran (AA) Menhan


kepada Mabes TNI, Kas Angkatan; dan

(6) TNI/Angkatan dan Kotama/Satker Mabes TNI menyusun


PPPA dan Program Kerja (PPPA TNI).
31

d) Penyiapan sarana Sisfo Ops. Penyiapan ini untuk


menghindari terjadinya kesalahan teknis dalam proses penyusunan
PPPA TNI AD, Sopsad membuat aplikasi yang dinamakan APKOM
(Aplikasi komputer membidangi Aplikasi anggaran Kotama) untuk
mempermudah proses input data yang dapat diakses secara online
dari satuan masing-masing oleh Sopsad melalui Sisfo Ops (Sistem
Informasi Operasi) masing-masing satuan yang dikoordinir/diwadahi
oleh Infolahta satuan (Browsing ke 10.2.24.6/ sopsad).

2) Tingkat Operasional.

a) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung menerima perintah dari


Mabesad untuk mempersiapkan penyusunan konsep PPPA Kotama,
Balakpus dan Puscabfung pada Minggu III bulan Juli sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1).

b) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung menghimpun RKA satuan


pelaksana yang dikirimkan sebagai bahan pembuatan RKA Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung, selanjutnya menyiapkan draf PPPA
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung untuk satuan pelaksana dalam
memberikan saran masukan guna penyusunan konsep PPPA
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III bulan Agustus
sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1) ke Mabesad.

c) Mempelajari referensi seperti:

(1) Rencana kerja TNI AD;


(2) RKA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung; dan
(3) PPPA TNI AD.

d) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung. Memanfaatkan kesiap-


an sarana Sisfo Ops untuk menghindari terjadinya kesalahan teknis
dalam proses penyusunan PPPA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung
dengan pengiriman melalui aplikasi yang dinamakan APKOM
(Aplikasi Komputer membidangi Aplikasi anggaran Kotama) untuk
mempermudah proses input data yang dapat diakses secara online
dari Kotama, Balakpus, dan Puscabfung ke Sopsad melalui Sisfo Ops
(Sistem Informasi Operasi) dengan memanfaatkan yang berada di
Infolahta satuan (Browsing ke 10.2.24.6/sopsad).

3) Tingkat Pelaksana.

a) Satuan pelaksana menerima perintah dari Kotama, Balakpus,


dan Puscabfung untuk mempersiapkan penyusunan konsep PPPA
satuan pelaksana pada Minggu III bulan Juli sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1).
32

b) Satuan pelaksana memedomani RKA satuan, selanjutnya


menyiapkan draf PPPA satuan pelaksana dalam memberikan saran
masukan guna penyusunan konsep PPPA satuan pelaksana ke
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III bulan Agustus
sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1).

c) Mempelajari referensi seperti:

(1) Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus, dan


Puscafung; dan

(2) Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) satuan pelaksana.

d) Satuan pelaksana. Memanfaatkan kesiapan sarana Sisfo Ops


untuk menghindari terjadinya kesalahan teknis dalam proses
penyusunan PPPA satuan kerja dengan pengiriman melalui aplikasi
yang dinamakan APKOM (Aplikasi Komputer membidangi Aplikasi
anggaran Kotama) untuk mempermudah proses input data yang
dapat diakses secara online dari satuan kerja langsung ke Infolata
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung dan tembusan ke Sopsad melalui
Sisfo Ops (Sistem Informasi Operasi) dengan memanfaatkan yang
berada di Infolahta satuan (Browsing ke 10.2.24.6/sopsad)

c. Pelaksanaan. Suatu kegiatan lanjutan dalam Pemrograman Latihan melalui


proses pembuatan PPPA TNI AD bidang latihan sesuai tataran kewenangan yaitu:

1) Tingkat Kebijakan.

a) Mabesad memerintahkan kepada Kotama, Balakpus, dan


Puscabfung untuk membuat konsep PPPA Bidang Latihan Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III bulan Juli sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1);

b) Mabesad memerintahkan kepada Kotama, Balakpus, dan


Puscabfung untuk melaporkan konsep PPPA Bidang Latihan Kotama,
Balakpus dan Puscabfung pada Minggu III bulan Agustus sebelum
Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);
c) Mabesad (Sopsad) menyelenggarakan Rakorops pada Minggu
IV bulan Nopember sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1),
Asops Kasad menyelenggarakan Rakorops bidang latihan dalam
rangka menyempurnakan RKA bidang latihan Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung yang telah disusun menjadi konsep PPPA TNI AD
sebelum diserahkan ke Mabes TNI, serta merumuskan cara
mengelola dan mempertanggungjawabkan Program dan Anggaran
tersebut agar semakin efektif, efisien, dan akuntabel, selanjutnya
PPPA TNI AD tersebut di kirim ke Mabes TNI untuk mendapatkan
pengesahan;

d) Mabesad menurunkan PPPA TNI AD yang telah disahkan


kepada Kotama, Balakpus, dan Puscabfung untuk dijadikan pedoman
dalam pembuatan Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus,
33

dan Puscabfung untuk Tahun Anggaran Berjalan (TAB) pada Minggu


IV bulan Desember sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1); dan

e) Asops Kasad menyelenggarakan Rakernis dalam rangka


mensosialisasikan pokok-pokok kebijakan Program dan Anggaran
TNI AD serta sasaran pembinaan latihan yang hendak dicapai, pada
Minggu I bulan Januari Tahun Anggaran Berjalan (TAB).

2) Tingkat Operasional. Memedomani beberapa hal sebagai berikut:

a) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengirimkan konsep


PPPA kepada Sopsad pada Minggu III bulan Agustus sebelum Tahun
Anggaran Berjalan (TAB-1) sebagai pedoman awal dalam
penyusunan PPPA TNI AD disesuaikan dengan turunnya DIPA TNI
AD;

b) setelah diterimanya RKA Kotama, Balakpus, dan Puscabfung


dari hasil Rakorops yang diselenggarakan oleh Mabesad pada
Minggu IV bulan November sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-
1), Kodiklat TNI AD, Asops Kotama dan para Dirbindiklat/
Kasubditbindiklat Kotama, Balakpus, dan Puscabfung segera
menjabarkan untuk dijadikan Program Kerja dan Anggaran Kotama,
Balakpus, dan Puscabfung;

c) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu IV bulan


Desember (TAB-1) membuat Program Kerja dan Anggaran
berdasarkan PPPA TNI AD untuk didistribusikan kepada satuan
pelaksana sebagai pedoman dalam pembuatan Program Kerja
Satuan dan Kalender Latihan Tahun Anggaran Berjalan (TAB); dan

d) Kotama, Balakpus, dan Puscabfung menyelenggarakan


kegiatan Rakernis yang dihadiri satuan pelaksana dalam rangka
menerima Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung pada Minggu II bulan Januari Tahun Anggaran Berjalan
(TAB).

3) Tingkat Pelaksana. Melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:

a) satuan pelaksana menerima perintah dari Kotama, Balakpus,


dan Puscabfung melaksanakan penyusunan konsep PPPA satuan
pelaksana pada Minggu III bulan Juli sebelum Tahun Anggaran
Berjalan (TAB-1);

b) satuan pelaksana memedomani RKA satuan, selanjutnya


menyusun konsep PPPA satuan pelaksana guna memberikan saran
masukan ke Kotama, Balakpus, dan Puscabfung pada Minggu III
bulan Agustus sebelum Tahun Anggaran Berjalan (TAB-1);
34

c) satuan pelaksana memonitor hasil pengajuan RKA program


latihan dan konsep PPPA satuan kerja yang dilaksanakan pada saat
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung mengikuti Rakorops di Mabesad
pada Minggu IV bulan Nopember sebelum Tahun Anggaran Berjalan
(TAB-I);

d) satuan pelaksana menerima PPPA Kotama, Balakpus, dan


Puscabfung sebagai bahan untuk menyempurnakan Program Kerja
Satuan;

e) satuan pelaksana menghadiri kegiatan Rakernis yang


diselenggarakan oleh Kotama, Balakpus, dan Puscabfung dalam
rangka menerima Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus,
dan Puscabfung pada Minggu II bulan Januari Tahun Anggaran
Berjalan (TAB); dan

f) satuan pelaksana membuat Program Kerja satuan


memedomani Program Kerja dan Anggaran Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung selanjutnya dijabarkan lebih rinci oleh satuan setingkat
Balakdam/ Pusdik/Yon/Den/Skuadron/Lanudad, Ki/Rai BS melalui
Kalender Latihan, untuk satuan Ki/Rai dibawah Yon/Den dan Satdik
menjabarkan lebih detail melalui jadwal kegiatan latihan.

d. Pengakhiran. Suatu kegiatan lanjutan dalam Pemrograman Latihan melalui


proses pembuatan PPPA TNI AD bidang latihan sesuai tataran kewenangan yaitu:

1) Tingkat Kebijakan.

a) mencetak, menjilid, dan memperbanyak PPPA TNI AD;

b) mendistribusikan PPPA TNI AD ke Kotama, Balakpus, dan


Puscabfung; dan

c) melaporkan hasil PPPA TNI AD ke Mabes TNI.

2) Tingkat Operasional.

a) menjabarkan hasil PPPA TNI AD untuk dilakukan pencetakan,


Penjilidan dan memperbanyak dijadikan Program Kerja dan Anggaran
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung;

b) mendistribusikan Program Kerja dan Anggaran Kotama,


Balakpus dan Puscabfung ke Komado Atas dan jajaran satuannya
pada Minggu II bulan Januari Tahun Anggaran Berjalan (TAB); dan

c) melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Program Kerja dan


Anggaran Kotama, Balakpus, dan Puscabfung ke Komado Atas.

3) Tingkat Pelaksana.
35

a) menjabarkan hasil Program Kerja dan Anggaran Kotama,


Balakpus dan Puscabfung untuk dilakukan pencetakan, penjilidan
dan memperbanyak dijadikan Program Kerja Satuan;

b) mendistribusikan Program Kerja Satuan ke Kotama, Balakpus,


dan Puscabfung dan jajaran satuannya pada Minggu III bulan Januari
Tahun Anggaran Berjalan (TAB); dan

c) mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan Program


Kerja Satuan.

13. Pengawasan.

a. Mabesad.

1) Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan pengawasan pada


perencanaan dan penyusunan program latihan di lingkungan Angkatan
Darat.

2) Para Asisten Kasad. Melaksanakan pengawasan kegiatan sesuai


dengan fungsi masing-masing yang berkaitan dengan perencanaan dan
penyusunan program latihan.

b. Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

1) Pimpinan Kotama, Balakpus, dan Puscabfung. Menetapkan dan


menentukan kebijakan setingkat pengawasan pada perencanaan dan
penyusunan program latihan di jajarannya.

2) Para Asisten/Pejabat terkait di Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.


Melaksanakan pengawasan kegiatan sesuai dengan fungsi masing-masing
sehubungan dengan kebijakan pimpinan Kotama, Balakpus, dan
Puscabfung.

c. Satuan Pelaksana. Kepala/Komandan Satuan melaksanakan pengawa-


san kegiatan proses perencanaan dan penyusunan program latihan yang
disesuaikan dengan Proglatsi satuan ataupun sesuai dengan kebutuhan pada
tingkat latihannya.

14. Pengendalian.

a. Mabesad.

1) Pengendalian Administrasi.

a) Kasad dalam hal ini Asops Kasad melaksanakan pengendalian


administrasi dengan mengeluarkan surat perintah sebagai dasar
dalam membuat perencanaan dan penyusunan program latihan yang
dilaksanakan oleh Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

b) Kasad dalam hal ini Asops Kasad mengeluarkan program


latihan definitif kepada Kotama.
36

2) Pengendalian Operasional.

a) Kasad dalam hal ini Asops Kasad menyelenggarakan rapat-


rapat (Rakornis) untuk mensinkronisasikan hasil perencanaan
program latihan dan membuat jadwal Rakernis dalam menetapkan
program latihannya.

b) Kasad dalam hal ini Asops Kasad berkoordinasi dengan para


Asisten Kasad, Irjenad, Dankodiklat TNI AD, para Pang, Dan, Dir, Ka
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung untuk menjadwalkan
pelaksanaan asistensi dan pengawasan terhadap latihan yang
dilaksanakan oleh Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

c) Sopsad memanfaatkan sarana Sisfo Ops (Sistem Informasi


Operasi) dengan pengiriman melalui aplikasi APKOM (Aplikasi
Komputer membidangi Aplikasi anggaran Kotama) untuk memper-
mudah proses input data yang dapat diakses secara online dari
Kotama, Balakpus, dan Puscabfung dengan memanfaatkan yang
berada di Infolahta jajaran TNI AD (Browsing ke 10.2.24.6/Sopsad).

b. Kotama, Balakpus, dan Puscabfung.

1) Pengendalian Administrasi.

a) mengeluarkan surat perintah sebagai petunjuk pelaksanaan


kepada satuan jajarannya untuk merencanakan dan menyusun
program latihan dengan cara mengadakan rapat-rapat koordinasi
melibatkan Balakdam untuk Kotama dan satuan masing-masing di
bawah Balakpus, dan Puscabfung; dan

b) menerbitkan buku Program Kerja dan Anggaran Kotama,


Balakpus, dan Puscabfung sebagai dasar penyusunan program kerja
satuan pelaksana jajarannya pada Minggu IV bulan Januari.

2) Pengendalian Operasional.

a) pejabat terkait/Asops Kotama, Balakpus, dan Puscabfung


menyelenggarakan Rakernis pada Minggu IV bulan Januari untuk
mensinkronisasikan rencana program latihan untuk Tahun Anggaran
yang akan datang (TAB +1);

b) menjadwalkan dan melaksanakan pengawasan dan


pengendalian dengan melibatkan LKT daerah terhadap kegiatan
pelaksanaan program latihan satuan Per Triwulan dan per-Semester;
c) melaksanakan program pengujian dengan metode uji petik
sebagai pembanding atas pelaksanaan dan laporan program latihan;

d) menjadwalkan dan melaksanakan evaluasi program latihan


Per Triwulan sebelum dan yang akan dilaksanakan program latihan
triwulan berikutnya;
37

e) memberikan evaluasi setiap selesai pelaksanaan program


latihan baik secara Per Triwulan maupun Per Semester;

f) membuat laporan hasil evaluasi latihan Per Triwulan dan Per


Semesteran serta laporan tahunan dengan memedomani waktu tujuh
hari setelah kegiatan berlangsung; dan

g) pemanfaatan sarana Sisfo Ops (Sistem Informasi Operasi)


dengan pengiriman melalui aplikasi APKOM (Aplikasi Komputer
membidangi Aplikasi anggaran Kotama) untuk mempermudah proses
input data yang dapat diakses secara online guna pengiriman
program latihan melalui jaringan di Infolahta satuannya (Browsing ke
10.2.24.6/ sopsad).

c. Satuan Pelaksana.

1) Pengendalian Administrasi. Menerbitkan Program Kerja Satuan yang


berisi rencana kerja bidang latihan sebagai dasar pelaksanaan latihan di
satuan.

2) Pengendalian Operasional.

a) menjadwalkan dan melaksanakan evaluasi program latihan


Per Triwulan sebelum dan yang akan dilaksanakan program latihan
triwulan berikutnya;

b) membuat laporan hasil evaluasi latihan Per Triwulan dan Per


Semester serta Laporan Tahunan dengan memedomani waktu tujuh
hari setelah kegiatan berlangsung;

c) memedomani mekanisme pelaporan sebelum dan sesudah


pelaksanaan Program Latihan dengan waktu tujuh hari dan
melaporkan hasil evaluasi latihan Per Triwulan dan Per Semester
serta Laporan Tahunan dengan memedomani maksimal waktu tujuh
hari setelah kegiatan berlangsung; dan

d) satuan pelaksana memanfaatkan sarana Sisfo Ops (Sistem


Informasi Operasi) dengan pengiriman melalui aplikasi APKOM
Aplikasi Komputer membidangi Aplikasi anggaran Kotama) untuk
mempermudah proses input data yang dapat diakses secara online
guna pengiriman program latihan melalui jaringan di Infolahta
satuannya (Browsing ke 10.2.24.6/sopsad).

BAB III
PENYELENGGARAAN LATIHAN

15. Umum. Untuk menjamin agar penyelenggaraan latihan di lingkungan TNI AD


dapat dievaluasi, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan maka harus sesuai dengan
ketentuan umum penyelenggaraan latihan yang meliputi tujuan dan sasaran latihan,
38

prinsip-prinsip penyelenggaraan latihan, pentahapan latihan,macam latihan, metode


latihan, sifat latihan, tingkat latihan, bentuk latihan, standar kemampuan dan metode
pencapaiannya serta ketentuan administrasi latihan.

16. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Memberikan kemampuan bagi penyelenggara latihan tentang


keseragaman prosedur dan produk administrasi serta penerapan sistem dan
metode dalam penyelenggaraan latihan teknis/taktisyang dinamis dan realistis,
sehingga pelaksanaan latihan berjalan secara efektif, efisien dan
dapatdipertanggungjawabkan.

b. Sasaran.

1) Pada pelaksanaan kegiatan latihan teknis.

a) Tercapainya penerapan sistem dan metode yang tepat pada


setiap penyelenggaraan latihan teknis.

b) Diperolehnya keseragaman prosedur penyelenggaraan latihan


dan produk administrasi latihan yang dihasilkan dalam latihan teknis.

c) Tercapainya tujuan dan sasaran latihan teknis sesuai dengan


metode latihan yang digunakan.

d) Tercapainya kemampuan standar prajurit dan satuan dalam


melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan aspek teknis.

e) Tercapainya pelaksanaan latihan teknis yang mempunyai


kemampuan standar baik bagi penyelenggara maupun pelaku secara
dinamis dan realistis.

f) Diperolehnya keseragaman dalam pencatatan dan pelaporan


serta evaluasi pelaksanaan latihan teknis.

2) Pada pelaksanaan kegiatan latihan taktis.

a) Tercapainya penerapan sistem dan metode yang tepat pada


setiap penyelenggaraan latihan taktis.

b) Diperolehnya keseragaman prosedur penyelenggaraan latihan


dan produk administrasi latihan yang dihasilkan dalam latihan taktis.

c) Tercapainya tujuan dan sasaran latihan taktis sesuai dengan


metode latihan yang digunakan.

d) Tercapainya kemampuan standar prajurit dan satuan dalam


melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan aspek taktis.
e) Tercapainya pelaksanaan latihan taktis yang mempunyai
kemampuan standar baik bagi penyelenggara maupun pelaku secara
dinamis dan realistis.
39

f) Diperolehnya keseragaman dalam pencatatan dan pelaporan


serta evaluasi pelaksanaan latihan taktis.

17. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Latihan.

a. Penyelenggaraan latihan harus direncanakan, disiapkan, dilaksanakan,


diawasi dan dikendalikan serta dievaluasi. Dalam setiap penyelenggaraan
latihan diperlukan proses kegiatan yang berurutan mulai dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran disesuaikan dengan tujuan dan sasaran
latihan yang ingin dicapai.

b. Penentuan metode harus sesuai dengan tujuan dan sasaran latihan yang
ingin dicapai. Pemilihan metode latihan disesuaikan dengan pentahapan latihan
mulai dari latihan perorangan sampai dengan latihan antar kecabangan.

c. Sarana dan prasarana latihan harus disiapkan dengan baik. Dalam setiap
penyelenggaraan latihan sarana dan prasarana latihan harus sesuai dengan
ketentuan sehingga dapat mendukung terselenggaranya latihan untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

d. Personel penyelenggara latihan harus menguasai teknik penyelenggaraan


latihan. Didalam proses penyelenggaraan latihan dapat melakukan urutan
kegiatan dengan benar mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pengakhiran latihan

e. Penganggaran harus dapat memenuhi kebutuhan penyelenggaraan latihan.


Dalam setiap penyelenggaraan latihan anggaran latihan harus sesuai dengan
kondisi wilayah guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

f. Hasil penyelenggaraan latihan harus dapatdievaluasi dan terukur. Untuk


mengetahui dan mengukur hasil penyelenggaraan latihan, perlu adanya evaluasi
latihan guna mengetahui tingkat pencapaian sasaran latihan dan untuk mendapatkan
bahan dalam merumuskan kebijakan selanjutnya.

g. Laporan pelaksanaanlatihan harus dapat dipertanggungjawabkan.Laporan


pelaksanaan latihan harus benar dan objektif sesuai dengan realita dan kaidah/norma
yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Komando Atas.

18. Pengelompokan Latihan.

a. Atas Dasar Sifat.

1) Latihan yang bertahap, bertingkat dan berlanjut. Adalah latihanbagi


prajurit yang dimulai dari latihan perorangan dasar sampai latihan antar
kecabangan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
standarmeliputi :

a) Latihan perorangan dasar. Adalah latihan untuk melatih prajurit


yang telah memiliki kemampuan dasar kemiliteran sehinggamemiliki
kemampuan dasar kecabangan masing-masing.
b) Latihan perorangan lanjutan. Adalah latihan untuk melatih
prajurit yang telah memiliki kemampuan dasar kecabangan sehingga
40

mempunyai kemampuan yang diperlukan sesuai dengan jabatannya


di satuan.

c) Latihan satuan dasar. Adalah latihan untuk melatih prajurit


agar dapat bertugas dalam hubungan satuan sehingga tercipta
kerjasama yang utuh guna menyelesaikan tugas satuan tersebut.

d) Latihan satuan lanjutan. Adalah latihan untuk melatih satuan


agar dapat tercipta kerjasama antar satuan dalam kecabangannya
guna menyelesaikan tugasnya.

e) Latihan antar kecabangan. Adalah latihan satuan yang terdiri


dari beberapa kesenjataan/kecabangan, tersusun dalam suatu
organisasi latihan yang terkoordinasi dengan baik dan saling
mengetahui kemampuan dan batas kemampuan masing-masing
satuan.

2) Latihan yang tidak bertahap, bertingkat dan berlanjut. Adalah latihan


yang dilaksanakan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan yang
telah dicapai oleh setiap prajurit atau satuan dari hasil pelaksanaan latihan
bertahap, bertingkat dan berlanjut, sehingga terbentuk kader yang
diperlukan oleh satuan dalam berbagai bidang tertentu yang meliputi :

a) Latihan dalam satuan. Adalah latihan di luar program yang


diselenggarakan oleh satuan sebagai upaya dan tanggungjawab
Komandan satuan untuk membentuk kader, melatih, memelihara dan
menatar keterampilan anggotanya agar memiliki kecakapan dan
keterampilan tertentu yang diperlukan satuan.

b) Latihan di lembaga pendidikan. Adalah latihan untuk melatih


prajurit agar memiliki pengetahuan dan keterampilan tertentu yang
karena sifatnya harus dilaksanakan di lembaga pendidikan.

c) Latihan di lembaga latihan.Adalah latihan untuk melatih prajurit


dan satuan agar memiliki kemampuan khusus perorangan/satuan
danatau untuk menguji kemampuan satuan.

d) Latihan dengan negara sahabat. Adalah latihan bersama yang


dilaksanakan dengan negara sahabat dengan maksud untuk
memelihara hubungan kerjasama antar angkatan bersenjata serta
bahan perbandingan kemampuan dan memberikan
pengetahuan/keterampilan kepada prajurit dan satuan.

b. Atas Dasar Macam.

1) Menurut kemampuan yang ingin dicapai.

a) Latihan teknis. Adalah semua latihan yang dilatihkan untuk


perorangan dalam hubungan satuan agar dicapai kemampuan
keterampilan teknis dalam menggunakan, melayani ataupun
mengerahkan senjata, perlengkapan dan materiil lain yang diperlukan
untuk dapat melaksanakan tugas.
41

b) Latihan taktis. Penerapan praktis dari doktrin dan prosedur


taktis guna mencapai tingkat kemampuan operasional satuan yang
ditetapkan dalam suatu situasi tempur yang dibuat atau
diperaanggapkan (mulai dari satuan taktis terkecil yang berada di
masing-masing kecabangan).

2) Menurut pesertanya.

a) Latihan taktis tanpa pasukan. Latihan yang diikuti oleh


perorangan dalam jabatan, baik secara perorangan maupun bersama
dengan personel lainnya tanpa menyertakan unsur pasukan.

b) Latihan taktis dengan pasukan. Latihan yang menyertakan


seluruh unsur-unsur satuan sebagai pelaku.

3) Menurut tempatnya.

a) Medan simulasi. Latihan yang diselenggarakan di suatu tempat


dengan mengumpamakan suatu bentuk medan yang dilengkapi
tanda-tanda untuk kepentingan latihan dan dapat berupa simulasi
tempur dengan menggunakan komputer.

b) Medan sebenarnya. Latihan yang diselenggarakan di suatu


tempat dengan menggunakan bentuk medan yang telah disesuaikan
dengan keadaan medan operasi.

c. Atas Dasar Metode.

1) Latihan perorangan.

a) Ceramah. Kegiatan yang dilakukan oleh pelatih secara lisan


tanpa banyak melibatkan pelaku untuk aktif berolah pikir dalam
latihan.

b) Audio visual. Suatu metode latihan yang digunakan oleh


seorang pelatih untuk menyampaikan suatu materi latihan dengan
menggunakan alat instruksi seperti film atau video. Metode ini dapat
digunakan untuk latihan perorangan maupun satuan sebelum
pelaksanaan dilapangan.

c) Diskusi. Pertukaran pikiran secara ilmiah yang dilakukan oleh


beberapa orang/kelompok (pelaku latihan) dibawah kendali seorang
moderator (pelatih) untuk membahas suatu makalah (materi latihan)
dengan menghasilkan suatu kesimpulan (menentukan inti pelajaran
dari hasil perumusan pelaku latihan sendiri). Metode ini tepat sekali
untuk mengajarkan “Dril”, tetapi kurang sesuai bila dipakai untuk
mengupas masalah taktik.

d) Peninjauan (pengamatan). Pengamatan terhadap orang,


tempat, benda, peristiwa dan kegiatan untuk memperoleh bahan
keterangan namun didahului dengan perencanaan yang matang
sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal.
42
43

e) Peragaan (demonstrasi). Mempertunjukkan kepada


orang/kelompok/satuan tentang cara melakukan suatu kegiatan
secara praktis dan realistis. Dilakukan oleh orang/kelompok/satuan
ataupun dengan bantuan alat instruksi, agar kegiatan peragaan
(demonstrasi) tersebut dapat dimengerti, dipahami dan dilaksanakan.

f) Praktek lapangan. Penerapan instruksional yang dilakukan di


suatu tempat yang disiapkan sebagai penjabaran materi
pembelajaran teoritis.

g) Aplikasi.Suatu metode latihan dimana para pelaku diberi


kesempatan untuk mempraktekan teori-teori yang telah diterima
sebelumnya dihadapkan pada aspek teknis dan taktis dengan medan
yang mendekati daerah operasi sebenarnya.

Catatan : Metode latihan yang bertujuan untuk menguji seperti


UTP umum dan UTP jabatan menyesuaikan dengan BPPP UTP U/J
masing-masing kecabangan, sedangkan untuk USJM menggunakan
metode sesuai dengan petunjuk tentang pelaksanaan USJM.

2) Latihan satuan tanpa pasukan.

a) Geladi peta.Metode latihan taktis di atas peta diberikan


serangkaian situasi dalam bentukyang saling berkaitan dan
mengandung berbagai kegiatan taktis yang harus dipecahkan baik
secara perorangan ataupun kelompok.

b) Geladi model. Metode latihan taktis berupa model pasir atau


kain sebagai petunjuk tentang medan atau petunjuk pelengkap
disamping peta. Pasukan musuh dan kawan digambarkan dengan
tanda gambar atau miniatur.

c) Geladi medan.Metode latihan taktis dalam mengaplikasikan


doktrin dan taktik dengan menggambarkan disposisi serta gerakan
dari pasukan yang diperumpamakan, direncanakan, didiskusikan
menggunakan medan tertentu.

d) Manuver peta.Metode latihan taktis yang menggambarkan


situasi operasi disajikan pada peta atau oleat serta diberikan
persoalan-persoalan yang memerlukan keputusan, perintah dan
tindakan dari pelaku yang berperan sebagai komandan dan staf.
Manuver peta dapat dilaksanakan secara terus menerus atau
bertahap sesuai dengan persoalan yang ingin dikembangkan.

e) Geladi Posko I.Metode latihan taktis yang diberikan


serangkaian keadaan, kejadian dan situasi taktis secara sambung
menyambung pada pelaku. Setiap keadaan dan kejadian
mengandung persoalan yang harus dipecahkan dan meminta
keputusan, rencana, perintah dan tindakan dari pelaku yang berperan
sebagai komandan dan perwira staf dari markas komando satuan
yang dilatih.
44

f) Geladi Posko II. Metode latihan taktis yang diberikan


serangkaian keadaan, kejadian dan situasi taktis secara sambung
menyambung pada pelaku. Setiap keadaan, kejadian dan situasi
taktis mengandung persoalan yang harus dipecahkan dan meminta
keputusan, rencana, perintah serta tindakan dari pelaku yang
berperan sebagai komandan, staf dan unsur pelayan markas satuan
yang dilatih.

g) Geladi Mako. Metode latihan taktis yang bertujuan untuk


melatihkan kemampuan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan di
suatu komando yang bersifat administratif dan pembinaan dalam
menyusun suatu rencana.Selama pelaksanaan Geladi Mako pelaku
bersifat statis dan gelar sesuai keadaan sebenarnya, sehingga tetap
dapat melaksanakan tugas rutin sehari-hari, dinamika yang terjadi
merupakan dinamika dalam proses perencanaan dalam berbagai
situasi yang berubah-ubah.

h) Geladi Posko simulasi tempur. Metode latihan taktis


menggunakan medan dan musuh yang disimulasikan dengan
komputer dan atau model medan yang dibuat menyerupai medan
sebenarnya. Latihan ini berguna bagi para komandan satuan dan
stafsebelum melaksanakan geladi lapangan, latihan bersama dan
yang akan melaksanakan tugas operasi.

3) Latihan satuan dengan pasukan.

a) Dril teknis. Metode latihan untuk membiasakan dan


mempermahir kemampuan teknis perorangan dalam hubungan
satuan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu atau dalam hal
menggunakan, melayani dan mengerahkan alat peralatan atau
perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk melakukan tugas,
dengan tujuan untuk melatih keterampilan teknis prajurit perorangan
sesuai jabatannya.

Catatan :

(1) Dril teknis dilaksanakan secara berurutan mulai dari


dikomentari seluruhnya, dikomentari sebagian dan selanjutnya
tanpa dikomentari.

(2) Pada proses pelaksanaan kegiatan dril teknis, setiap


perorangan dalam satuan tersebut menjelaskan tentang
kegiatan sesuai tugas jabatan masing-masing.

b) Dril taktis.Metode latihan untuk membiasakan dan


mempermahir kemampuan taktis satuan menurut urutan tertentu
yang sudah ditetapkan secara baku, dilaksanakan di medan yang
mempunyai nilai taktis. Dilaksanakan secara tahap demi tahap dan
diulangi sampai pelaku mahir melaksanakan suatu kegiatan sesuai
ketentuan yang berlaku,dengan tujuan untuk melatih keterampilan
taktis satuan dalam melaksanakan suatu tugas.
45

c) Dril tempur. Metode latihan untuk membiasakan dan


mempermahir kemampuan tempur satuan baik aspek taktis maupun
aspek teknis, dilakukan di medan sebenarnya. Dril tempur
dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan yang utuh, koreksi terhadap
kegiatan yang salah dan berakibat fatal maka kegiatan dihentikan
pada bagian tersebut selanjutnya diadakan perbaikan langsung pada
waktu itu dan dilaksanakan pengulangan.

d) Geladi lapangan. Metode latihan taktis dengan pasukan


dilakukan di medan sebenarnya dalam situasi tempur yang
disimulasikan dan menggambarkan realisme untuk menghadapi
situasi operasi di medan yang mendekati sebenarnya. Dengan tujuan
untuk menguji kemampuan/efektivitas satuan dalam melaksanakan
Kodal, taktik dan teknik dalam rangka menghadapi situasi operasi
sebenarnya. Geladi lapangan merupakan metode latihan pada
puncak dari siklus latihan satuan dan merupakan penyelenggaraan
program uji siap tempur satuan.

e) Manuver lapangan.Metode latihan taktis di luar siklus latihan


untuk melaksanakan latihan dalam suatu operasi militer lengkap.
Pasukan dan persenjataan kedua belah pihak dikerahkan seluruhnya
atau sebagian, kondisi pertempuran disimulasikan. Manuver
lapangan mencakup ruang, waktu dan daerah yang luas sampai
digaris batas belakang mandala operasi atau lebih serta berbagai
masalah taktis dan operasi yang bertahap, biasanya melibatkan
pasukan lebih dari satu Brigade yang membutuhkan banyak gerakan
pemindahan pasukan dalam wilayah yang luas. Manuver lapangan
dapat pula dipergunakan untuk pengujian terhadap satu atau lebih
pasukan dan suatu doktrin atau prosedur operasi.

Catatan : Metode dril teknis, dril taktis dan dril tempur dapat
digunakan untuk semua latihan taktis dengan pasukan tergantung
pada tujuan dan sasaran yang diinginkan.

19. Sifat Latihan. Dalampelaksanaan latihan baik teknis maupun taktis dapat
menggunakan sifat latihan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai meliputi
sebagai berikut :

a. Latihan Teknis.Tidak mencantumkan sifat latihan karena pada dasarnya


latihan teknis dikendalikan sesuai prosedur teknis yang berlaku.

b. Latihan Taktis.

1) Satu pihak dikendalikan.Kegiatan musuh digambarkan melalui


rencana kegiatan latihan atau ramalan operasi yang disampaikan oleh
pelatih/pengendali melalui penimbul situasi. Tindakan pelaku diarahkan
kepada rencana yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

2) Satu pihak tidak dikendalikan. Kegiatan musuh digambarkan melalui


rencana kegiatan latihan atau ramalan operasi yang disampaikan oleh
46

pelatih/pengendali melalui penimbul situasi, sedangkan pelaku diberi


kebebasan bergerak dalam batas-batas yang telah ditentukan.

3) Dua pihak dikendalikan. Pelaku terdiri dari dua pihak, yaitu pasukan
biru dan pasukan merah, masing-masing memerankan pasukan sendiri dan
pasukan musuh yang saling berhadapan. Tindakan pelaku diarahkan
kepada rencana yang telah ditetapkan.

4) Dua pihak tidak dikendalikan. Pelaku terdiri dari dua pihak, yaitu
pasukan biru dan pasukan merah, masing-masing memerankan pasukan
sendiri dan pasukan musuh yang saling berhadapan. Pelaku diberi
kebebasan menentukan tindakan dalam batas-batas yang telah ditentukan.

Catatan : Sifat latihan hanya digunakan pada latihan taktis yang menggunakan
metode dril taktis, dril tempur dan geladi lapangan serta manuver lapangan.

20. Tingkat Latihan.

a. Satu Tingkat. Apabila yang dilatihkan satu markas komando.

b. Dua Tingkat. Apabila yang dilatihkan satu markas komando dan satu
Markas Komando dibawahnya.

c. Tiga Tingkat. Apabila yang dilatihkan satu markas komando sampai dua
tingkat Markas Komando dibawahnya.

Catatan : Tingkat latihan hanya digunakan untuk melatih markas komando satuan
pada metode geladi Posko.

21. Bentuk Latihan. Digunakan jika satuan yang dilatih lebih dari 1 (satu) satuan.

a. Seri. Bentuk latihan yang dilaksanakan bila satuan pelaku yang dilatih
dalam waktu yang berbeda, medan latihan yang digunakan sama dan persoalan
yang disampaikan sebagian atau seluruhnya sama.

b. Paralel. Bentuk latihan yang dilaksanakan bila satuan pelaku yang


dilatihdalam waktu yang bersamaan, medan latihan yang digunakan tidak sama
dan persoalan yang disampaikan sebagian atau seluruhnya sama.

22. Standar Kemampuan Latihan dan Metode Pencapaiannya.

a. Standar Kemampuan.

1) Bidang pengetahuan.

a) Mengetahui. Standar kemampuan yang dicapai jika minimal


dapat menyebutkan/mengidentifikasi,memilih/menyalahkan atau
membenarkan/mencocokkan bagian besar serta kegunaannya
secara garis besar.
47

b) Mengerti. Standar kemampuan yang dicapai jika minimal


dapat menjelaskan/menerangkan/menguraikan tidak mendalam
tentang apa dan bagaimana mengerjakan walaupun hanya teori.

c) Memahami. Standar kemampuan yang dicapai jika minimal


dapat menjelaskan/menerangkan cukup mendalam tentang apa,
mengapa perlu, apa akibatnya jika dilakukan atau tidak dilakukan dan
tahu bagaimana mengerjakan/melaksanakannya.

d) Menguasai. Standar kemampuan yang dicapai bila seseorang


minimal dapat menjelaskan/menerangkan/menguraikan secara jelas
dan mendalam tentang apa, mengapa perlu, apa akibatnya jika
dilakukan atau tidak dilakukan, apa latar belakang, apa faktor yang
berpengaruh, serta dapat memberi contoh.

2) Bidang keterampilan.

a) Dapat terbatas. Suatu kemampuan yang dicapai jika bisa


secara terbatas melakukan/melaksanakan suatu kegiatan/proses
kegiatan, pekerjaan atau tindakan dengan bimbingan/bantuan orang
lain/bantuan buku petunjuk atau jika tanpa bantuan bisa melakukan
kegiatan secara garis besar (prosedur rutin). Pekerjaan/kegiatan
yang detail pada umumnya belum bisa dilakukan.

b) Dapat. Standar kemampuan yang dicapai jika bisa melakukan


suatu kegiatan/proses kegiatan, pekerjaan atau tindakan dengan
benar dan mungkin ada beberapa kesalahan kecil tetapi hasil
pekerjaannya sudah dapat dibenarkan. Kegiatan dilakukan tanpa
bantuan, kesalahan yang dilakukan dapat diketahui dan diperbaiki
sendiri. Waktu untuk melaksanakan kegiatan ini di bawah kecepatan
waktu standar. Dapat berarti bisa mengerjakan sendiri walau tidak
cepat dan belum sempurna tetapi masih dapat diterima.

c) Mampu.Standar kemampuan yang dicapai jika bisa


melakukan/melaksanakan suatu kegiatan/proses kegiatan, pekerjaan
atau tindakan dengan cepat dan tepat tanpa ada kesalahan yang
berarti. Kegiatan tersebut dilakukan tanpa bantuan dan dalam waktu
standar yang ditentukan. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan
kecepatan kerja normal, mampu juga berarti bisa mengerjakan sendiri
tanpa bantuan serta mengetahuimana yang salah dan mana yang
benar.

d) Mahir. Standar kemampuan yang dicapai jika bisa


melakukan/melaksanakan kegiatan/proses kegiatan, pekerjaan atau
tindakan dengan cepat dan tepat tanpa ada kesalahan sekecil
apapun. Cepat berarti kecepatan melakukan kegiatan tersebut dapat
melebihi kecepatan kerja normal dan dilakukan sekali jadi dalam
waktu standar yang ditentukan. Mahir juga berarti dapat memberikan
contoh, mengerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain, memberi
supervisi, melatihkannya kepada orang lain dan memberi koreksi.
48

b. Metode Pencapaiannya.

1) Materi yang bersifat pengetahuan :

a) Untuk mencapai tingkat Mengetahui, dengan menggunakan


metode ceramah.

b) Untuk mencapai tingkat Mengerti, dengan menggunakan


metode ceramah dan audio visual.

c) Untuk mencapai tingkat Memahami, dengan menggunakan


metode ceramah, audio visual dan diskusi.

d) Untuk mencapai tingkat Menguasai, dengan menggunakan


metode ceramah, audio visual,diskusi danpeninjauan yang
dilanjutkan praktek lapangan dan aplikasi.

2) Materi yang bersifat keterampilan teknis.

a) Untuk mencapai tingkat Dapat Terbatasdengan menggunakan


metode peragaan/demonstrasi dilanjutkan dengan mencoba yang
diperagakan secara terbatas.

b) Untuk mencapai tingkat Dapat denganmenggunakan metode


peragaan/demonstrasi dilanjutkan dengan mencoba yang
diperagakan secara utuh.

c) Untuk mencapai tingkat Mampudenganmenggunakan metode


peragaan/demonstrasi,mencoba yang diperagakan secara utuh
dilanjutkan dengan menguji keterampilan yang diperagakan.

d) Untuk mencapai tingkat Mahir,denganmenggunakan metode


peragaan/demonstrasi, mencoba yang diperagakan secara utuh,
menguji keterampilan yang diperagakan dilanjutkan dengan memberi
kesempatan untuk memperagakan (mendemonstrasikan).

3) Materi yang bersifat keterampilan taktis.

a) Untuk mencapai tingkat Dapat Terbatas,dengan


menggunakan metode peragaan/demonstrasidilanjutkan
denganmencoba yang diperagakan secara terbatas.

b) Untuk mencapai tingkat Dapat, dengan menggunakan metode


peragaan/demonstrasi, mencoba yang diperagakan secara
utuh,mempraktekkan materi yang diperagakan dilanjutkan dengan dril
teknis.

c) Untuk mencapai tingkat Mampu,dengan menggunakan


metode peragaan/demonstrasi, mencoba yang diperagakan secara
utuh, mempraktekkan materi yang diperagakan secara dril teknis
dilanjutkan dengan dril taktis.
49

d) Untuk mencapai tingkat Mahir, dengan menggunakan metode


peragaan/demonstrasi, mencoba yang diperagakan secara utuh,
mempraktekkan materi yang diperagakan secara dril teknis, dril taktis
dilanjutkan dengan dril tempur sampai dengan geladi lapangan.

23. Latihan Bagi Satuan Berkekuatan Penuh, di bawah Kekuatan Minimum dan
Tersebar.

a. Satuan yang Berkekuatan Penuh. Adalah satuan yang ditinjau dari


kuantitas personel, materiil dan pangkalan telah memenuhi TOP/DSPP.
Kedudukan pangkalan dari satuan jajarannya berada pada satu lokasi yang tidak
tersebar. Perencanaan dan pengendalian dalam penyelenggaraan latihan dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (normatif).

b. Satuan di bawah Kekuatan Minimum. Adalah satuan yang ditinjau dari


kuantitas personel, materiil dan pangkalan belum memenuhi TOP/DSPP, sehingga
salah satu unsur dari satuan tersebut tidak berfungsi lagi dan sulit untuk menjamin
standar hasil latihan yang ingin dicapai. Perencanaan dan pengendalian dalam
penyelenggaraan latihan dapat dilaksanakandengan caramenyusun kembali
organisasi satuan tersebut (reorganisasi).Dalam penggantian anggota diupayakan
dari personel yang jabatannya mempunyai relevansi dengan personel yang akan
diganti.Apabila sudah tidak ada lagi personel yang jabatannya relevan dengan
personel yang akan diganti, maka anggota yang jabatannya satu tingkat di bawah
personel yang akan diganti dapat menggantikannya, sehingga latihan tetap dapat
dilaksanakan walaupun organisasisatuannya tidak sesuai TOP/DSPP.

c. Satuan Tersebar. Adalah satuan yang kedudukan pangkalan satuan


jajarannya tidak berada pada satu lokasi (tersebar) sehingga tidak dapat
melakukan latihan satuan dasar secara kompak.Perencanaan dan pengendalian
dalam penyelenggaraan latihan dapat dilaksanakandengan
caramenghimpun/mengelompokkan beberapa satuan yang jaraknya berdekatan
kemudian ditunjuk salah satu Dansatnya sebagai Komandan latihan untuk
mengendalikan dan menyelenggarakan latihan.

24. Ketentuan Administrasi. Kegiatan administrasi dalam penyelenggaraan latihan


berpedoman pada ketentuan yang berlaku di lingkungan TNI AD serta diarahkan untuk
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran latihan yang telah ditetapkan. Ketentuan
administrasi yang dijadikan arahan dalam penyelenggara latihan adalah :

a. Personel.

1) Personel penyelenggara latihan.


a) Satuan penyelenggara latihan.
(1) Satuan penyelenggara latihan adalah satuan satu
tingkat diatas satuan pelaku dengan pertimbangan bahwa
tingkat terendah kegiatan perencanaan latihan yang bersifat
pelaksanaan adalah setingkat Kompi, dimana peran pelatih
sekaligus sebagai penilai dan Bulsi dibawah kendali
koordinator materi.
50

Catatan : Untuk latihan perorangan, latihan perorangan


jabatan Regu sampai dengan tingkat Kompi di satuan tempur
dan satuan Banpur serta satuan di luar Satpur dan Banpur
yang memiliki organisasi setingkat Regu s.d. Kompi,
penyelenggara latihan adalah Kompi atau yang setingkat,
sedangkan untuk satuan Kowil, satuan Intelijen dan Satbanmin
disesuaikan dengan organisasi yang ada di satuan nya.

(2) Penyelenggara latihan yang bersifat uji (baik UTP


maupun UST) adalah satuan dua tingkat diatas pelaku, dimana
peran Wasit dan pengendali serta Bulsi dibawah kendali
Kawasdal. Sedangkan untuk penilai langsung dibawah tim
pengawas dan evaluasi yang dikeluarkan oleh Pimpinan
Umum Latihan/penanggungjawab latihan.

Catatan : Tim pengawas dan evaluasi latihan yang


dikeluarkan oleh penanggungjawab latihan/Pimpinan Umum
Latihan atau dari Komando Atas melaksanakan pengawasan
dan evaluasi terhadap peserta latihan, sarana dan prasarana
latihan.Satuan penyelenggara latihan satu tingkat di atas
satuan pelaku dengan pertimbangan bahwa tingkat terendah
kegiatan perencanaan latihan yang bersifat pelaksanaan
adalah satuan setingkat Kompi. Penguji/penilai adalah dua
tingkat di atas satuan pelaku, dalam organisasi
penyelenggaraan latihan dilaksanakan oleh tim penguji/penilai,
penilaian dilakukan terhadap seluruh pelaku latihan mulai dari
komandan latihan sampai dengan pelaku dan pendukung
latihan.

b) Personel penyelenggara latihan dapat berasal dari anggota


organik satuan atau diambil dari personel komando atas satuan
tersebut.

2) Pelaku latihan. Pelaku latihan merupakan prajurit perorangan


untuk latihan dasar/lanjutan dan prajurit yang telah bergabung dalam satu
satuan sesuai jabatannya untuk latihan satuan. Personel pelaku latihan
perlu diketahui standar kemampuan prajurit dan satuan yang dimiliki
sehingga akan dapat ditentukan metode guna mencapai tujuan dan sasaran
latihan.

3) Pendukung latihan. Merupakan personel dalam organisasi


penyelenggaraan latihan yang bertugas untuk mendukung kelancaran
administrasi dan logistik latihan, sehingga seluruh kegiatan penyelenggara
dan pelaku lebih terfokus pada pengoperasionalan rencana latihan.Personel
pendukung pada umumnya berasal dari satuan yang memiliki spesialisasi
kemampuan teknis sesuai fungsinya.

b. Dukungan Operasional Latihan. Adalah dukungan dana latihan yang


ditentukan atas dasar kebijakan Kasad dan dituangkan dalam Petunjuk
Pelaksanaan Program dan Anggaran (PPPA) bidang latihan. Penentuan alokasi
dana disesuaikan dengan tingkat latihan, jumlah personel dan lama latihan yang
dilaksanakan, meliputi :
51

1) Kebutuhan komando latihan.


2) Pembuatan/perbaikan/sarana dan prasarana latihan.
3) Administrasi latihan/ATK.
4) Uang saku/honor pelatih.
5) Dana taktis.
6) Ganti rugi kerusakan di daerah latihan.
c. Dukungan Logistik Latihan. Adalah dukungan dana dan bekal logistik
latihan yang ditentukan atas dasar kebijakan Kasad dan dituangkan dalam
Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran (PPPA) bidang latihan. Penentuan
alokasi dana disesuaikan dengan jumlah personel latihan, waktu latihan dan
penggunaan peralatan/materiil untuk mendukung pelaksanaan
latihan.Penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat logistik latihan
berupa makan personel latihan (Bekal kelas I), Alkap perorangan/satuan/Sus
(Bekal kelas II/IV), bahan bakar minyak (Bekal kelas III) serta munisi latihan (Bekal
kelas V).

25. Organisasi Penyelenggaraan Latihan. Dalam penyelenggaraan latihan dapat


disusun dalam bentuk organisasi latihan teknis dan organisasi latihan taktis.

a. Struktur Organisasi (terlampir)

b. Susunan Organisasi.

1) Organisasi pada latihan teknis.

a) Pimpinan umum latihan.


b) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.
c) Komandan latihan.
d) Wakil komandan latihan.
e) Sipamops.
f) Siminlog.
g) Simalat.
h) Koordinator materi
i) Pelatih.
j) Katim penguji.Untuk UTP/UTJ dan USJM.
k) Penguji. Untuk UTP/UTJ dan USJM.
l) Pelaku.

Catatan:

(1) Katim penguji dan penguji digunakan pada struktur


organisasi latihan teknis yang bertujuan menguji kemampuan
(UTP Umum dan Jabatan).

(2) Koordinator materi dan pelatih digunakan pada struktur


organisasi latihan teknis yang bertujuan memberi/memelihara/
meningkatkan kemampuan.

2) Organisasi pada latihan taktis.


52

a) Latihan taktis untuk Kompi ke bawah.

(1) Pimpinan umum latihan.


(2) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.
(3) Komandan latihan dan wakil komandan latihan.
(4) Perwira seksi pengamanan.
(5) Perwira seksi operasi.
(6) Perwira seksi administrasi dan logistik.
(7) Komandan seksi markas latihan.
(8) Koordinator Materi.
(9) Pelatih. (metode Drilnis/Tis/Pur).
(10) Kawasdal.
(11) Wasit.(metode Glalap).
(12) Pengendali. (metode Glalap).
(13) Penilai. (metode Glalap).
(14) Penimbul situasi.
(15) Pelaku.

Catatan:

(1) Penilai,Kawasdal, wasit dan pengendali digunakan pada


struktur organisasi latihan taktis yang bertujuan menguji
kemampuan (UST).

(2) Koordinator materi dan pelatih digunakan pada struktur


organisasi latihan taktis yang bertujuan memberi/memelihara/
meningkatkan kemampuan.

b) Latihan taktis untuk Batalyon/Detasemen ke atas dengan


menggunakan metode dril tempur.

(1) Pimpinan umum latihan.


(2) Penasihat latihan.
(3) Tim pengawasdan evaluasi latihan.
(4) Komandan latihan danwakil komandan latihan.
(5) Sekretaris latihan.
(6) Kepalaseksi pengamanan.
(7) Kepalaseksi operasi.
(8) Kepalaseksi administrasi logistik.
(9) Koordinator umum
(10) Katim Lai
(11) Koordinator materi.
(12) Detasemen markaslatihan.
(13) Penimbul situasi.
(14) Pelaku.

Catatan :

(1) Fungsi penilai dapat dirangkap oleh pelatih.


(2) Susunan organisasi dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
53

c) Latihan taktis untuk Batalyon/Detasemen ke atas dengan


menggunakan metode Geladi Posko I, Geladi Posko Simpur, Geladi
Posko II, Geladi Mako, Manuver Peta, Geladi Lapangan dan
ManuverLapangan.

(1) Pimpinan umum latihan.


(2) Penasihat latihan.
(3) Tim pengawas dan evaluasi latihan.
(4) Komandan Latihan (Danlat) dan Wakil Komandan
Latihan (Wadanlat).
(5) Perwira Staf Strategi (Pastafstra).
(6) Perwira Staf Olah Yudha (Pastafoyu).
(7) Perwira Staf Administrasi Logistik (Pastafminlog).
(8) Perwira Staf Penelitian dan Pengembangan
(Pastaflitbang).
(9) Sekretaris Latihan (Setlat).
(10) Detasemen Markas Latihan (Denmalat).
(11) Kepala Wasit dan Pengendali (Kawasdal ).
(12) Wakil Kepala Wasit dan Pengendali (Waka Wasdal ).
(13) Wasit.
(14) Pengendali.
(15) Pelatih.
(16) Penilai.
(17) Penimbul Situasi.
(18) Pelaku.

Catatan:

- Susunan organisasi dapat disesuaikan dengan


kebutuhan.

26. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Pada Latihan Teknis.

1) Pimpinan umum latihan.

a) Menerbitkan direktif sesuai program latihan.


b) Menentukan timpengawasan dan evaluasi latihan.
c) Menerima paparan Rencana Garis Besar (RGB) dari Danlat.
d) Menerima paparan rencana kesiapan evaluasi dan penilaian
latihan dan laporan hasil pelaksanaan latihan dari tim Evlat.
e) Menerima laporan kesiapan dan hasil pelaksanaan latihan dari
Danlat.
f) Membuat laporan evaluasi latihan.
g) Bertanggung jawab langsung kepada komando atas.

2) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.


54

a) Mengkoordinir dan meneliti serta mengoreksi jalannya latihan.


b) Mengkoordinir semua laporan hasil latihan.
c) Melaksanakan pengawasan terhadap pelatih dan pelaku
selama latihan.
d) Memberikan laporan hasil pengawasan danevaluasilatihan
kepada pimpinan umum latihan.
e) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan umum latihan.

3) Komandan latihan.

a) Menyusun staf perancang latihan.


b) Memberi petunjuk kepada staf perancang latihan.
c) MembuatRGB tentang latihan yang akan dilaksanakan.
d) Memberi petunjuk secara umum kepada staflatihan.
e) Membuat rencana latihan.
f) Menerima paparan dari koordinator materi.
g) Memberikan briefing pelaku dan penyelenggara latihan.
h) Melaporkan kesiapan pelaksanaan latihan kepada pimpinan
umum latihan.
i) Membuat laporan pelaksanaan latihan.
j) Bertanggung jawab kepada pimpinan umum latihan.

4) Wakil komandan latihan.

a) Mengkoordinir pekerjaan staf.


b) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai petunjuk komandan
latihan.
c) Bertindak sebagai komandan latihan apabila komandan latihan
berhalangan.
d) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

5) Sipamops.

a) Membuat rencana pengamanan dalam rangka latihan.


b) Memelihara keamanan dan ketertiban sebelum, selama dan
sesudah latihan.
c) Melaporkan semua perkembangan situasi keamanan yang
berhubungan dengan latihan.
d) Memeriksa tempat latihan dan menghitung kerusakan daerah
latihan untuk memberikan ganti rugi (jika menggunakan daerah
latihan milik masyarakat/pihak lain).
55

e) Koordinasi dengan aparat setempat tentang penggunaan


daerah latihan.
f) Menyusun jadwal kegiatanlatihan.
g) Menyiapkan sarana dan prasarana latihan baik peranti lunak
maupun peranti keras yang dibutuhkan.
h) Membantu komandan latihan dalam menyusun Rencana Garis
Besar, rencana latihan danmengendalikan serta mengawasi
kelancaran latihan sesuai dengan rencana latihan.
i) Membuat dan menataposkomando latihan.
j) Melaksanakan koordinasi terus menerus dengan staf
penyeleggara latihan lainnya.
k) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

6) Siminlog.

a) Menyiapkan personel-personel yang diperlukan untuk latihan.


b) Membuat konsep kebutuhan personel dan materiil yang
digunakan dalam latihan.
c) Koordinasi dengan Sipamops tentang penyiapan
penyelenggaraan latihan.
d) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

7) Simalat.

a) Membantu komandan dalam urusan dalam, dukungan bantuan


administrasi dan logistik serta ketertiban.
b) Mengawasi para pembantu latihan agar latihan berjalan lancar
sesuai dengan rencana.
c) Koordinasi dengan komando kewilayahansetempat dalam
rangka membantu terjaminnya kelancaran latihan.
d) Koordinasi denganstaf operasi latihan dalam mendukung
kebutuhan fasilitas komando latihan.
e) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

8) Koordinator materi/pelatih.

a) Mengkoordinasikan jalannya latihan antara pelaku dan pelatih.


b) Memberikan materi latihan sesuai tanggung jawab.
c) Memberikan koreksi-koreksi jalannya latihan.
d) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

9) Katim penguji.

a) Mengkoordinir kegiatan pengujian.


56

b) Menghimpun data hasil pengujian dari para penguji.


c) Membuat laporan hasil pengujian kepada komandan latihan.
d) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

10) Penguji.

a) Melaksanakan tugas-tugas pengujian dan penilaian terhadap


pelaku tentang pelaksanaan tugas sesuai persoalan yang diujikan.
b) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan penguji yang lain
dan Katim penguji.
c) Melaporkan hasil pengujian dan penilaian kepada Katim
penguji.
d) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

11) Pelaku.

a) Melaksanakan sesuai instruksi/perintah yang dikeluarkan oleh


komandan latihan.
b) Menerima dan melaksanakan seluruh materi latihan yang
diberikan oleh pelatih.
c) Tanggap terhadap setiap permasalahan yang ditimbulkan oleh
pelatih.

b. Pada Latihan Taktis.

1) Latihan taktis untuk Kompi/Baterai ke bawah.

a) Pimpinan umum latihan.

(1) Menerbitkan direktif sesuai program latihan.


(2) Menentukan tim pengawasan dan evaluasi latihan.
(3) Menerima paparan RGB dari Danlat.
(4) Menerima paparan kesiapan rencana evaluasi dan
penilaian latihan dari tim evaluasi latihan.
(5) Menerima laporan kesiapan dan hasil pelaksanaan
latihan dari Danlat.
(6) Membuat laporan evaluasi latihan.
(7) Bertanggung jawab langsung kepada komando atas.

b) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.

(1) Mengkoordinir dan meneliti serta mengoreksi jalannya


latihan.
(2) Mengkoordinir semua laporan hasil latihan.
57

(3) Melaksanakan pengawasan terhadap pelatih dan


pelaku selama latihan.
(4) Memberikan evaluasi tentang latihan yang
dilaksanakan.
(5) Membuat laporan pengawasan dan evaluasi latihan.
(6) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan umum
latihan.

c) Komandan latihan.

(1) Membentuk staf perancang latihan.


(2) Memberi petunjuk kepada stafperancang latihan.
(3) Membuat RGB tentang latihan yang akan dilaksanakan.
(4) Memaparkan RGB latihan kepada pimpinan umum
latihan.
(5) Membuat Rencana Latihan (Renlat).
(6) Menerima paparan dari koordinator materi.
(7) Memberikan briefing pelaku dan penyelenggara latihan.
(8) Melaporkan kesiapan pelaksanaan latihan.
(9) Membuat laporan pelaksanaan latihan beserta hasil
yang dicapai.
(10) Bertanggung jawab kepada pimpinan umum latihan.

d) Wakil komandan latihan.

(1) Mengkoordinir pekerjaan staf.


(2) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai petunjuk
komandan latihan.
(3) Bertindak sebagai komandan latihan apabila komandan
latihan berhalangan.
(4) Bertanggung jawab kepadakomandan latihan.

e) Perwira seksi pengamanan.

(1) Menyusun rencana pengamanan, memelihara dan


menjaga keamanan sebelum, selama dan sesudah latihan
berlangsung.
(2) Memberikan data-data yang berhubungan dengan
bidangnya.
(3) Koordinasi dengan aparat setempat tentang daerah
latihan yang digunakan.
(4) Mengecek tempat latihan dan menghitung kerusakan
untuk pelaksanaan ganti rugi.
58

(5) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

f) Perwira seksi operasi.

(1) Menyusun kelengkapan rencana latihan lengkap


dengan lampirannya.
(2) Menyusun rencana penggunaan waktu penyelengga-
raan latihan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan
dan pengakhiran.
(3) Mengkoordinir tugas dan tanggung jawab koordinator
materi.
(4) Menentukan daerah latihan yang digunakan secara
umum dan daerah latihan untuk setiap materi.
(5) Menyiapkan dan menata Kolat.
(6) Menyusun jadwal latihan.
(7) Melaksanakan pencatatan, pengawasan dan
pengendalian selama berlangsungnya latihan.
(8) Menghimpun catatan dan laporan dari koordinator
materi.
(9) Menyiapkan bahan kaji ulang pelaksanaan latihan
secara umum.
(10) Menyusun laporan hasil pelaksanaan latihan.
(11) Selalu koordinasi dengan staf penyelenggara latihan
lainnya.
(12) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

g) Perwira seksi administrasi dan logistik.

(1) Menyiapkan personel-personel yang diperlukan untuk


latihan.
(2) Menyusun konsep bagian rencana latihan meliputi
susunan personel, materil, urusan dalam dan protokoler.
(3) Memberikan pelayanan administrasi tentang surat
menyurat.
(4) Bertindak sebagai sekretaris latihan.
(5) Menyiapkan dan mendistribusikan bahan logistik, alat
dan perlengkapan yang diperlukan untuk latihan.
(6) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

h) Komandan seksi markas latihan.

(1) Membantu dalam urusan dalam, dukungan logistik,


keamanan dan ketertiban.
59

(2) Melayani para peserta latihan agar latihan berjalan


lancar sesuai rencana.
(3) Menyiapkan sarana dan prasarana dibidang
kemarkasan.
(4) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

i) Koordinator Materi.

(1) Mengkoordinasikan jalannya latihan antara pelaku,


pelatih dan pendukung.
(2) Memberikan koreksi-koreksi jalannya latihan.
(3) Memberi kaji ulang dan resume tentang materi latihan
yang diberikan.
(4) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

j) Pelatih.

(1) Mengkoordinasikan jalannya latihan antara pelaku dan


pelatih.
(2) Bertanggung jawab terhadap materi yang dilatihkan.
(3) Memberikan materi latihan sesuai tanggung jawabnya.
(4) Memberikan koreksi-koreksi jalannya latihan tentang
materinya.
(5) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

k) Wasit dan pengendali.

(1) Melaksanakan perwasitan dan pengendalian kepada


pelaku.
(2) Mengambil keputusan dan menyampaikan kepada
pelaku dengan cara pengendalian terhadap hal-hal yang
memerlukan penyelesaian sesuai skenario latihan.
(3) Membuat laporan hasil latihan disertai dengan saran
yang diajukan kepada pemimpin umum latihan.
(4) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

l) Penilai.

(1) Melaksanakan tugas penilaian terhadap pelaku tentang


pelaksanaan tugas sesuai pelemparan masalah yang
ditimbulkan.
(2) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan para wasit
dan pengendali.
60

(3) Membuat laporan hasil penilaian kepada kepala


wasit/pengendali.
(4) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

m) Penimbul situasi.

(1) Melaksanakan semua ketentuan dan perintah yang


diberikan oleh pelatih/koordinator materi.
(2) Selama latihan berperan sebagai musuh, tokoh maupun
pejabat di lingkungan latihan.
(3) Membantu memperlancar jalannya latihan.
(4) Untuk latihan dengan metode geladi peta, geladi model,
geladi medan penimbul situasi dipraanggapkan.
(5) Bertanggung jawab kepada Kawasdal.

n) Pelaku.

(1) Melaksanakan sesuai instruksi/perintah yang


dikeluarkan oleh komandan latihan.
(2) Melaksanakan seluruh materi yang diberikan oleh
pelatih.
(3) Tanggap terhadap setiap permasalahan yang
ditimbulkan oleh pelatih.
(4) Melaksanakan semua ketentuan yang diberlakukan oleh
komando latihan selama latihan berlangsung.

2) Latihan taktis untuk Batalyon ke atas dengan metode dril tempur.

a) Pimpinan umum latihan.

(1) Menerbitkan direktif sesuai program latihan.


(2) Menentukan tim pengawasan dan evaluasi latihan.
(3) Menerima paparan RGB dari Danlat.
(4) Menerima paparan kesiapan rencana evaluasi dan
penilaian latihan dari tim evaluasi latihan.
(5) Menerima laporan kesiapan dan hasil pelaksanaan
latihan dari Danlat.
(6) Membuat laporan evaluasi latihan.
(7) Bertanggung jawab langsung kepada komando atas.

b) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.

(1) Mengkoordinir dan meneliti serta mengoreksi jalannya


latihan.
61

(2) Mengkoordinir semua laporan hasil latihan.


(3) Melaksanakan pengawasan terhadap pelatih dan
pelaku selama latihan.
(4) Memberikan evaluasi tentang latihan yang
dilaksanakan.
(5) Membuat laporan pengawasan dan evaluasi latihan.
(6) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan umum
latihan.

c) Komandan latihan.

(1) Membentuk staf perancang latihan.


(2) Memberi petunjuk kepada staf perancang latihan.
(3) Membuat RGB tentang latihan yang akan dilaksanakan.
(4) Memaparkan RGB latihan kepada pimpinan umum
latihan.
(5) Membuat Rencana Latihan (Renlat).
(6) Menerima paparan dari koordinator materi.
(7) Memberikan briefing pelaku dan penyelenggara latihan.
(8) Melaporkan kesiapan pelaksanaan latihan.
(9) Membuat laporan pelaksanaan latihan beserta hasil
yang dicapai.
(10) Bertanggung jawab kepada pimpinan umum latihan.

d) Wakil komandan latihan.

(1) Mengkoordinir pekerjaan staf.


(2) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai petunjuk
komandan latihan.
(3) Bertindak sebagai komandan latihan apabila komandan
latihan berhalangan.
(4) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

e) Kepala seksi pengamanan latihan.

(1) Menyusun rencana pengamanan, memelihara dan


menjaga keamanan sebelum, selama dan sesudah latihan
berlangsung.
(2) Memberikan data-data yang berhubungan dengan
bidangnya.
(3) Koordinasi dengan aparat setempat tentang daerah
latihan yang digunakan.
62

(4) Mengecek tempat latihan dan menghitung kerusakan


untuk pelaksanaan ganti rugi.
(5) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

f) Kepala seksi operasi latihan.

(1) Menyusun kelengkapan rencana latihan lengkap


dengan lampirannya.
(2) Menyusun rencana penggunaan waktu penyelengga-
raan latihan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan
dan pengakhiran.
(3) Mengoordinir tugas dan tanggung jawab koordinator
materi.
(4) Menentukan daerah latihan yang digunakan secara
umum dan daerah latihan untuk setiap materi.
(5) Menyiapkan dan menata Kolat.
(6) Menyusun jadwal latihan.
(7) Melaksanakan pencatatan, pengawasan dan
pengendalian selama berlangsungnya latihan.
(8) Menghimpun catatan dan laporan dari koordinator
materi.
(9) Menyiapkan bahan kaji ulang pelaksanaan latihan
secara umum.
(10) Menyusun laporan hasil pelaksanaan latihan.
(11) Selalu koordinasi dengan staf penyelenggara latihan
lainnya.
(12) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

g) Kepala seksi administrasidan logistik latihan.

(1) Menyiapkan personel-personel yang diperlukan untuk


latihan.
(2) Menyiapkan kebutuhan logistik dan sarana/prasarana
latihan.
(3) Menyusun konsep bagian rencana latihan meliputi
daftar personel dan rencana kebutuhan logistik.
(4) Menyiapkan dan mendistribusikan bahan logistik, alat
dan perlengkapan yang diperlukan untuk latihan.
(5) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

h) Sekretaris Latihan (Setlat).

(1) Memberikan pelayanan administrasi kepada Staf dan


pelaksana latihan.
63

(2) Bertanggung jawab mengenai lalu lintas surat menyurat,


dokumen-dokumen latihan, penerangan, undangan, produksi
naskah dan pengiriman naskah latihan kepada yang
bersangkutan.
(3) Bertanggung jawab kepada Danlat.

i) Komandan Detasemenmarkas latihan.

(1) Membantu dalam urusan dalam, dukungan logistik,


keamanan dan ketertiban.
(2) Melayani para peserta latihan agar latihan berjalan
lancar sesuai rencana.
(3) Menyiapkan sarana dan prasarana dibidang
kemarkasan.
(4) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

j) Koordinator umum.

(1) Menyusun skenario latihan meliputi keadaan umum,


keadaan khusus dan keadaan lanjutan bersama para
koordinator materi.
(2) Menginventarisir materi yang akan dilatihkan.
(3) Melaksanakan peninjauan medan latihan bersama para
koordinator materi.
(4) Mengkoordinir tugas-tugas para koordinator materi.
(5) Memberikan briefing pelatih/bulsi/pendukung dan
pelaku.
(6) Mengawasi dan mengendalian jalannya latihan secara
umum.
(7) Menghimpun hasil pencatatan latihan para koordinator
materi sebagai bahan kaji ulang.
(8) Menyampaikan kaji ulang tentang pelaksanaan latihan.
(9) Bertanggung jawab kepada Danlat.

k) Katim Lai.

(1) Menyusun dan menyiapkan konsep checklist penilaian.


(2) Menginventarisir materi yang akan dinilai.
(3) Mengkoordinir tugas-tugas para penilai
(4) Memberikan briefing kepada para penilai
(5) Menghimpun hasil penilaian latihan para penilai sebagai
bahan laporan.
(6) Bertanggung jawab kepada Danlat.
64

l) Koordinator materi.

(1) Membuat rencana lapangan sesuai materi yang menjadi


tanggung jawabnya
(2) Mengkoordinasikan jalannya latihan antara pelaku,
pelatih dan pendukung.
(3) Memberikan koreksi-koreksi jalannya latihan.
(4) Memberi kaji ulang dan resume tentang materi latihan
yang diberikan.
(5) Menghimpun hasil pencatatan dan penilaian para
pelatih selanjutnya diserahkan kepada koordinator umum.
(6) Bertanggung jawab kepada koordinator umum.

m) Pelatih.

(1) Mengkoordinasikan jalannya latihan antara pelaku dan


pelatih.
(2) Bertanggung jawab terhadap materi yang dilatihkan.
(3) Memberikan materi latihan sesuai tanggung jawabnya.
(4) Memberikan koreksi-koreksi jalannya latihan tentang
materinya.
(5) Melaksanakan pencatatan terhadap jalannya latihan.
(6) Bertanggung jawab kepada koordinator materi.

n) Penilai.

(1) Melaksanakan tugas penilaian terhadap pelaku tentang


pelaksanaan tugas sesuai pelemparan masalah yang
ditimbulkan.
(2) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan para wasit
dan pengendali.
(3) Membuat laporan hasil penilaian kepada kepala
komandan latihan.
(4) Bertanggung jawab kepada Katim Lai.

o) Penimbul situasi.

(1) Melaksanakan semua ketentuan dan perintah yang


diberikan oleh pelatih/koordinator materi.
(2) Selama latihan berperan sebagai musuh, tokoh maupun
pejabat di lingkungan latihan.
(3) Membantu memperlancar jalannya latihan.
65

(4) Untuk latihan dengan metode geladi peta, geladi model,


geladi medan penimbul situasi dipraanggapkan.
(5) Bertanggung jawab kepada koordinator materi/pelatih.

p) Pelaku.

(1) Melaksanakan sesuai instruksi/perintah yang


dikeluarkan oleh komandan latihan.
(2) Melaksanakan seluruh materi yang diberikan oleh
pelatih.
(3) Tanggap terhadap setiap permasalahan yang
ditimbulkan oleh pelatih.
(4) Melaksanakan semua ketentuan yang diberlakukan oleh
komando latihan selama latihan berlangsung.

3) Latihan taktis untuk Batalyon ke atas dengan metode Geladi Posko I,


Geladi Posko Simpur, Geladi Posko II, Geladi Mako, Manuver Peta, Geladi
Lapangan dan Manuver Lapangan.

a) Pimpinan umum latihan.

(1) Menerbitkan direktif sesuai program latihan.


(2) Menentukan timpengawasan dan evaluasi latihan.
(3) Menerima paparan RGB dari Danlat.
(4) Menerima paparan rencana kesiapan evaluasi dan
penilaian latihan dan laporan hasil pelaksanaan latihan dari tim
evaluasi latihan.
(5) Menerima laporan kesiapan dan hasil pelaksanaan
latihan dari Danlat.
(6) Bertanggung jawab langsung kepada komando
atassetingkat lebih tinggi.

b) Penasihat latihan.

(1) Memberikan saran pertimbangan baik diminta ataupun


tidak.
(2) Melaksanakan sidang bila timbul persoalan-persoalan
yang menyangkut kebijaksanaan pokok di dalam
pelaksanaanlatihan.
(3) Bertanggung jawab kepada pimpinan umum latihan.

c) Tim pengawas dan evaluasi latihan.

(1) Mengkoordinir, meneliti dan mengoreksi pekerjaan


pengawasan sesuai skenario latihan.
66

(2) Mengkoordinir semua penilaian, tanggapan guna


menjamin kelancaran latihan.
(3) Bertanggung jawab kepada pimpinan umum latihan.

d) Komandan Latihan (Danlat).

(1) Membuat RGBlatihan.


(2) Paparan RGBlatihan.
(3) Menentukan rencana latihan dan skenario latihan serta
mengeluarkan petunjuk-petunjuk latihan atas dasar :
(a) Kebijaksanaan, petunjuk, instruksi dan petunjuk
perencanaan dari pimpinan umum latihan.
(b) Penilaian keadaan dari lembaga-lembaga yang
bersangkutan.
(4) Selama latihan berlangsung Danlatbertanggung jawab
atas segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggara, pelaku dan pendukung.

(5) Sesudah latihan, Danlat atas dasar laporan yang masuk


dan atas dasar penilaian sendiri, membuat tanggapan dan
laporan latihan disertai saran-saran tindak lanjut pimpinan
umum latihan.
(6) Danlatdi dalam melaksanakan tugasnya sebelum,
selama dan sesudah latihan dibantu oleh staf latihan.
(7) Bertanggung jawab kepada pimpinan umum latihan
yang memerintahkan diselenggarakannya latihan.

e) Wakil Komandan Latihan (Wadanlat).

(1) Selama latihan berlangsung di samping tugas dan


jabatannya, Wadanlatdapat pula ditunjuk untuk bertugas
sebagai Kawasdal.
(2) Sesudah latihan berakhir, Wadanlat atas dasar laporan-
laporan yang masuk dan penilaian sendiri membuat laporan
disertai saran-saran mengenai hasil latihan kepada Danlat.
(3) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai petunjuk Danlat.
(4) Bertanggung jawab kepada Danlat.

f) Perwira StafStrategi (Pastafstra).

(1) Setelah mendapat petunjuk dari Danlat, perwira staf


strategi menyusun dan mengajukan konsep pengkajian strategi
kepada Danlat sesuai dengan arahan dan tujuan latihan.
67

(2) Setelah Danlat menentukan dan mengesahkan rencana


latihan dan skenario latihan, perwira staf strategi membantu
perwira staf OYU menyusun naskah-naskah lainnya dalam
bidang kegiatan musuh, perkiraan intelijen, perkiraan teritorial
dan analisa daerah operasi dalam usahanya guna melengkapi
naskah latihan.
(3) Selama latihan berlangsung perwira staf strategi
melaksanakan :
(a) Pengawasan ttaf.
(b) Mengumpulkan bahan-bahan hasil latihan guna
dinilai, ditanggapi dan dilaporkan ke Wadanlat serta
mengajukan saran-saran tindak lanjut yang dianggap
perlu.
(4) Sesudah latihan berlangsung, perwira staf
strategimeninjau kembali hasil latihan tersebut, khususnya
bidang strategis guna mengajukan saran-saran yang perlu
mengenai hal-hal dan bahan-bahan untuk latihan yang akan
datang.
(5) Perwira staf strategimengadakan kerja sama yang erat
dengan para perwira staf, penilai dan wasit.
(6) Dalam melaksanakan tugasnya perwira staf
strategidapat diberi pembantu seperlunya sesuai dengan luas
kegiatannya dan personel yang tersedia.
(7) Bertanggung jawab kepada Danlat.

g) Perwira StafOlah Yudha (Pastafoyu).

(1) Setelah mendapat petunjuk dariDanlat, perwira staf


OYU menyusun dan mengajukan konsep kepada
Danlatmengenai kelengkapan rencana latihan dan skenario
latihan atas dasar pengkajian strategi dan petunjuk Danlat.
(2) Setelah kelengkapan rencana latihan dan skenario
latihan ditentukan dan disetujui Danlat, perwira staf olah yudha
mengajukan kepada Danlatkonsep naskah latihan berupa
Buku I, IIA dan IIB.
(3) Setelah Danlatmengadakan penelitian dan perubahan
seperlunya dari konsep-konsep yang telah diajukan perwira
staf olah yudha dibantu oleh perwira staf lainnya
menyempurnakan naskah tersebut sesuai arahan Danlat.
(4) Selama berlangsungnya latihanperwira staf olah
yudhamelaksanakan :
(a) Pengawasan staf.
(b) Mengumpulkan bahan-bahan hasil latihan guna
dinilai, ditanggapi dan dilaporkan ke Wadanlat serta
mengajukan saran-saran tindak lanjut yang dianggap
perlu.
68

(5) Sesudah latihan berlangsung perwira staf olah yudha


meninjau kembali hasil latihan guna mengajukan saran-saran
yang perlu mengenai hal-hal serta tindak lanjut untuk latihan
yang akan datang.
(6) Perwira staf olah yudha melakukan kerja sama yang
erat dengan Perwira Staf lainnya, penilai dan Wasdal.
(7) Untuk melakukan tugas ini perwira staf olah yudha
dapat diberi pembantu-pembantu seperlunya sesuai dengan
luas kegiatan dan personel yang tersedia.
(8) Bertanggung jawab kepada Danlat.

h) Perwira StafAdministrasi Logistik (Pastafminlog).

(1) Setelah diberi petunjuk dari Danlat, perwira staf Minlog


mengajukan kepada Danlatpenilaian keadaan administrasi dan
logistik guna bahan Danlatguna untuk menentukan rencana
latihan yang lengkap.
(2) Perwira stafolah yudha meminta kepada perwira staf
Minlog untuk menyiapkan bahan-bahan persoalan Minlog yang
diperlukan dalam latihan.
(3) Setelah rencana latihan dan skenario latihan disetujui
Danlat, perwira staf Minlog juga membantu menyusun konsep
naskah lainnya dan Renbanmin meliputi personel,
administrasi, logistik, ruangan, tempat latihan, urusan latihan,
protokol dan sebagainya, sebagai kelengkapan dari naskah
latihan.
(4) Selama latihan berlangsung perwira staf Minlog
melaksanakan :
(a) Pengawasan staf khususnya dibidang Minlog dari
Denma latihan.

(b) Mengumpulkan bahan-bahan hasil latihan untuk


dinilai, ditanggapi dan dilaporkan kepada Danlatmelalui
Wadanlatserta mengajukan saran-saran tindak lanjut
yang dipandang perlu.
(5) Sesudah latihan selesai perwira staf Minlog meninjau
kembali hasil penyelenggaraan latihan itu, khususnya dibidang
administrasi dan logistik guna mengajukan saran-saran yang
dipandang perlu dalam usaha penyempurnaan.
(6) Perwira staf Minlog mengadakan kerjasama yang erat
dengan para perwira staf, penilai, Wasdal dan Denma latihan.
(7) Untuk melaksanakan tugas ini dapat diberi pembantu-
pembantu sesuai kebutuhan dan personel yang ada.
(8) Bertanggung jawab kepadaDanlat.

i) Perwira StafPenelitian dan Pengembangan (Pastaflitbang).


69

(1) Setelah ada petunjuk perencanaan dari Danlat, perwira


staf Litbang mengajukan kepada Danlat tentang penilaian
keadaan satuan mengenai tingkat pendidikan para anggota
yang akan dilatih serta pengetahuan-pengetahuan yang telah
dimiliki seperti latihan-latihan yang telah dialami serta
pengalaman-pengalamannya.
(2) Menyiapkan, meneliti dan mempelajari referensi yang
relevan dan tujuan latihan sesuai petunjuk Danlat.
(3) Sebelum latihan berlangsung, perwira staf Litbang
mengajukan kepada Danlat konsep masalah-masalah yang
akan diteliti, dinilai, ditanggapi dan dilaporkan selanjutnya.
(4) Setelah rencana dan skenario latihan disetujui dan
ditentukan Danlat, perwira staf Litbang membantu perwira staf
olah yudha menyusun naskah-naskah lainnya seperti :
(a) Mengecek pelaku terhadap latihan yang wajib
dilaksanakan sebelum pelaksanaan latihan ini.
(b) Checklist penilaian.
(c) Pengembangan yang perlu.
(d) Dan sebagainya.
(5) Selama latihan berlangsung perwira staf Litbang
melaksanakan:
(a) Pengawasan staf.
(b) Pengumpulan bahan-bahan hasil latihan guna
dinilai, ditanggapi dan dilaporkan kepada Danlat
melalui Wadanlat serta mengajukan saran-saran tindak
lanjut yang dianggap perlu.
(c) Pengumpulan hasil karya para pelaku dan
Wasdal guna bahan penelitian lebih lanjut.
(d) Mengumpulkan hasil penilaian dari kelompok
penilai.
(6) Sesudah latihan, perwira staf Litbang meneliti dan
meninjau kembali hasil latihan itu dalam suatu bidang guna
disampaikan hal-hal dan saran-saran yang perlu untuk
penyempurnaan latihan yang akan datang.
(7) Perwira staf Litbang melakukan kerjasama yang erat
dengan para perwira staf penilai dan para Wasdal.
(8) Untuk melaksanakan tugas ini perwira staf Litbang
dapat diberi pembantu seperlunya sesuai dengan luas
kegiatan dan personel yang tersedia.
(9) Bertanggung jawab kepada Danlat.

j) Sekretaris Latihan(Setlat).
70

(1) Memberikan pelayanan administrasi kepada staf dan


pelaksana latihan.
(2) Bertanggung jawab mengenai lalu lintas surat menyurat,
dokumen-dokumen latihan, penerangan, undangan, produksi
naskah dan pengiriman naskah latihan kepada yang
bersangkutan.
(3) Bertanggung jawab kepada Danlat.

k) Detasemen Markas Latihan(Denmalat).Denma latihan


merupakan unsur pelayanan dari komando yang sedang
melaksanakan latihan meliputi penyediaan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan oleh komando latihan seperti keprotokolan, keamanan,
dan ketertiban, pelayanan kesehatan dan kebersihan, perumahan,
pembekalan, konsumsi, perawatan, angkutan dan perhubungan.

(1) Dandenmalat adalah pelaksana dari kebijaksanaan


Danlat dalam hal urusan dalam, dukungan bantuan logistik dan
keamanan atau ketertiban.
(2) Mengawasi para pembantu latihan agar latihan berjalan
lancar sesuai rencana.
(3) Mengumpulkan hasillatihan guna dinilai, ditanggapi dan
dilaporkan kepada Danlat terutama masalah pelayanan.
(4) Koordinasikan dengan Dansat kewilayahan setempat
dimana latihan berlangsung sebelum selama dan sesudah
latihan dalam rangka membantu terjaminnya kelancaran
latihan.
(5) Bertanggung jawab kepada Danlat.

l) Kepala Wasit dan Pengendali (Kawasdal).

(1) Mengkoordinir, meneliti dan mengoreksi pekerjaan


Wasdal, penyampaian berita, data-data sesuai skenario
latihan.
(2) Mengkoordinir semua laporan hasil latihan yang dibuat
oleh Wasdal.
(3) Mengkoordinir semua penilaian tanggapan,
mengarahkan pada Wasdal serta mengambil keputusan guna
menjamin kelancaran latihan.
(4) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaku.
(5) Bertanggung jawab kepada Danlat.

m) Wakil Kepala Wasit dan Pengendali (WakaWasdal).

(1) Bertindak atas nama kepala wasit dan pengendali.


(2) Mewakili kepala wasit dan pengendali apabila
berhalangan.
71

(3) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung


jawabkepada kepala wasit danpengendali.
(4) Bertanggung jawab kepadaKawasdal.

n) Wasit.
(1) Wasit satuan.
(a) Wasit Dan/Wadan.

i) Menggambarkan dan menentukan akibat


suatu tindakan dari pelaku ditinjau dari segi
Kodal dan proses pengambilan keputusan.

ii) Mengadakan pencatatan, penilaian,


tanggapan dan pengarahan terhadap
pelaksanaan operasi/tindakan taktis dari para
pelaku yang dilatih.

iii) Mengatur agar para pelaku dapat


mengambil tindakan-tindakan yang wajar dalam
membuat persiapan, perencanaan, keputusan
sampai kepada pelaksanaan dan pengawasan
dalam bidang Kodal dan proses mengambil
keputusan, sesuai dengan Rencana Operasi
Latihan (ROL).
iv) Mengadakan kerjasama dan koordinasi
dengan wasit-wasit lainnya dalam rangka
perwasitan materi dan dalam rangka
memberikanketerangan/situasi/info/berita/tindaka
n kepada para pelaku yang disampaikan melalui
para pengendali yang bersangkutan.

v) Merupakan bagian dari wasit operasi yang


berada bersama Dan/Wadan. Oleh karenanya
seluruh pengembangan dari rencana operasi
latihan harus dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan wasit operasi.

vi) Bertanggung jawab kepada Kawasdal


dalam pelaksanaan tugasnya.

(b) Wasit Intelijen.

i) Menggambarkan dan menentukan akibat


suatu tindakan dari para pelaku ditinjau dari segi
intelijen.

ii) Mengadakan catatan-catatan, tanggapan


dan pengarahan terhadap pelaksanaan kegiatan
intelijen para pelaku yang dilatih.
72

iii) Mengatur agar para pelaku dapat


mengambil persiapan-persiapan, perencanaan,
keputusan dalam bidang kegiatan intelijen sesuai
dengan rencana operasi latihan.

iv) Memberikan informasi dan keterangan


tentang kejadian musuh berupa laporan
kejadian/peristiwa dan sebagainya kepada
pelaku melalui perantara pengendali sesuai
dengan ramalan operasi yang telah direncanakan
atau dibuat tambahan baru setelah
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan wasit
operasi atas nama Kawasdal.

v) Berperan juga selaku Pa staf intelijen


komando atasan satuan pelaku yang tertinggi
dan berperan juga selaku Pa staf pengendali
atas dibidang Intelijen.

vi) Membuat laporan hasil latihan dan disertai


dengan saran-sarannya diajukan kepada
Kawasdal.

vii) Mengadakan kerjasama dan koordinasi


dengan wasit-wasit lainnya, terutama dengan
wasit operasi. Karena secara operasional teknis
perwasdalan dikoordinasikan oleh wasit operasi
atas nama Kawasdal.
viii) Bila lingkup latihan sangat luas, wasit
intelijen dipisahkan dari wasit staf intelijen,
sedangkan bila latihan sederhana Wasit Intelijen
merangkap sebagai wasit staf intelijen.

ix) Bertanggung jawab kepada Kawasdal


dalam pelaksanaan tugasnya.

(c) Wasit operasi.

i) Menggambarkan dan menentukan akibat


suatu tindakan dari pelaku ditinjau dari segi
operasi taktis.

ii) Mengadakan catatan, penilaian,


tanggapan dan pengarahan terhadap
pelaksanaan operasi/tindakan taktis dari para
pelaku yang dilatih.

iii) Mengatur agar para pelaku dapat


mengambil tindakan-tindakan yang wajar dalam
membuat persiapan, perencanaan, keputusan
sampai kepada pelaksanaan dan pengawasan
73

dalam bidang operasi taktis sesuai dengan


rencana operasi latihan.

iv) Menangani secara keseluruhan jalannya


operasi sesuai rencana operasi latihandan
jawaban yang disiapkan serta berfungsi selaku
pembantu utama Kawasdal dalam
mengkoordinasikan teknis perwasdalan.

v) Mengkoordinasikanpelaksanaan
pemberian keterangan tentang kegiatan musuh,
situasi, kondisi, tindakan satuan
bawahan/samping/atasan kepada para pelaku,
dengan perantaraan para pengendali yang
bersangkutan sesuai dengan rencana operasi
latihan yang telah direncanakan dan atau dibuat
tambahan yang baru.

vi) Berperan juga selaku pejabat Pa staf


operasi komando atasan satuan pelaku yang
tertinggi dan berperan juga sebagai Pa staf
operasi pengendali atas.

vii) Mengadakan kerjasama dan koordinasi


dengan wasit-wasit lainnya dalam rangka
perwasitan materi dan dalam rangka pemberian
keterangan/situasi/info/berita/tindakankepada
para pelaku melalui para pengendali yang
bersangkutan.

viii) Bila lingkup latihan sangat luas, wasit


operasi dipisahkan dari wasit staf operasi,
sedangkan bila latihan sederhana wasit operasi
merangkap sebagai wasit staf operasi.

ix) Bertanggung jawab kepada Kawasdal


dalam pelaksanaan tugasnya.

(d) Wasit personel.

i) Menggambarkan dan memutuskan akibat


suatu tindakan dari pelaku ditinjau dari segi
personel.

ii) Mengadakan pencatatan, penilaian,


tanggapan dan pengarahan terhadap tindakan
pelaku pada bidang personel.

iii) Mengatur agar pelaku dapat mengambil


tindakan yang wajar pada bidang personel dalam
membuat persiapan, perencanaan, keputusan,
74

sampai pada pelaksanaan dan pengawasan


sesuai dengan rencana operasi latihan.

iv) Memberikan informasi dan keterangan


tentang tindakan satuan samping dan satuan
atas kepada pelaku dengan perantara
pengendali yang bersangkutan sesuai dengan
rencana operasi latihan yang telah direncanakan
atau dibuat tambahan baru.

v) Berperan juga selaku pejabat Pa staf


personel komando atasan dari satuan pelaku
yang tertinggi dan berperan juga selaku Pa staf
personel pengendali atas.
vi) Membuat laporan hasil latihan dan disertai
dengan saran-sarannya diajukan kepada
Kawasdal.

vii) Mengadakan kerjasama dan koordinasi


dengan wasit-wasit lainnya terutama dengan
wasit operasi. Karena secara operasional teknis
perwasdalan dikoordinasikan oleh wasit operasi
atas nama Kawasdal.

viii) Bila lingkup latihan sangat luas, wasit


personel dipisahkan dari wasit staf personel,
sedangkan bila latihan sederhana Wasit personel
merangkap sebagai wasit staf personel.

ix) Bertanggung jawab kepada Kawasdal


dalam pelaksanaan tugasnya.

(e) Wasit logistik.

i) Menggambarkan dan menentukan akibat


suatu tindakan dari para pelaku ditinjau dari segi
materiil/logistik.

ii) Mengadakan pencatatan, penilaian,


tanggapan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan tindakan pelaku pada bidang
logistik.

iii) Mengatur agar pelaku dapat mengambil


tindakan yang wajar pada bidang logistik dalam
membuat persiapan, perencanaan, keputusan,
sampai pada pelaksanaan dan pengawasan,
sesuai dengan rencana operasi latihan yang
sudah disiapkan.

iv) Memberikan informasi dan keterangan


tentang tindakan satuan samping dan satuan
75

atas kepada pelaku dengan perantara


pengendali yang bersangkutan sesuai dengan
rencana operasi latihan yang telah direncanakan
atau dibuat tambahan baru.

v) Berperan juga selaku pejabat Pa staf


materiil/logistik Komando Atasdari satuan pelaku
yang tertinggi dan berperan juga selaku Pa Staf
materiil dan logistik pengendali atas.

vi) Membuat laporan hasil latihan dan disertai


dengan saran-saran diajukan kepada Kawasdal.

vii) Mengadakan kerjasama dan koordinasi


dengan wasit lainnya terutama dengan wasit
operasi. Karena secara operasional teknis
perwasdalan dikoordinasikan oleh wasit operasi
atas nama Kawasdal.

viii) Wasit materiil/logistik dipisahkan dari wasit


staf materiil/logistik, bila latihan sederhana wasit
materiil/logistik merangkap sebagai wasit Pa staf
materiil/logistik.

ix) Bertanggung jawab kepada Kawasdal


dalam pelaksanaan tugasnya.

(f) Wasit teritorial.

i) Menggambarkan dan menentukan akibat


suatu tindakan dari para pelaku ditinjau dari
aspek teritorial.

ii) Mengadakan pencatatan, penilaian,


tanggapan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan tindakan pelaku pada bidang
teritorial.

iii) Mengatur agar pelaku dapat mengambil


tindakan yang wajar pada bidang teritorial dalam
membuat persiapan, perencanaan, keputusan,
sampai pada pelaksanaan dan pengawasan,
sesuai dengan rencana operasi latihan.

iv) Memberikan informasi dan keterangan


tentang tindakan satuan bawah, samping, atas
kepada pelaku dengan perantara pengendali
yang bersangkutan sesuai dengan rencana
operasi latihan yang telah direncanakan atau
dibuat tambahan baru.
76

v) Berperan juga selaku pejabat teritorial


komando atasan dari satuan pelaku dan
berperan juga selaku Pa staf pengendali atas
dibidang teritorial.

vi) Membuat laporan hasil latihan dan disertai


dengan saran-sarannya diajukan kepada
Kawasdal.

vii) Mengadakan kerjasama dan koordinasi


dengan wasit lainnya, terutama dengan wasit
operasi. Karena secara operasional teknis
perwasdalan dikoordinasikan oleh wasit operasi
atas nama Kawasdal.

viii) Bila lingkup latihan sangat luas, wasit


teritorial dipisahkan dari wasit staf teritorial,
sedangkan bila latihan sederhana wasit teritorial
merangkap sebagai wasit staf teritorial.

ix) Bertanggung jawab kepada Kawasdal


dalam pelaksanaan tugasnya.

(g) Wasit Satpur (Ki dan Ton).

i) Menentukan korban personel pelaku dan


menentukan pula kerusakan Alpal/materiil.

ii) Memberi tanda bagi personel yang


tertangkap untuk diperlakukan sebagai tawanan
perang.

iii) Memberikan kartu-kartu kepada simulasi


korban, tawanan perang dan perlengkapan yang
rusak atau hancur.
iv) Menghentikan tindakan pelaku apabila
dalam melaksanakan manuver Satpur, Banpur,
Bantem dan Banmin keluar dari pengendalian.

v) Melaporkan rencana dan disposisi satuan


pelaku kepada wasit satuan yang lebih atas.

vi) Mencegah kontak fisik antara kedua


pasukan yang berhadapan.

Wasit dan pengendali melaksanakan


pengendalian untuk mencegah kecelakaan atau
kejadian yang tidak diinginkan antara kedua
pasukan yang berhadapan.

vii) Mencegah kerusakan terhadap


Alpal/materiil.
77

viii) Memberikan instruksi kepada pelaku


dengan cara yang telah ditentukan dalam sistem
perwasitan.

ix) Menyiapkan kritik dan menyampaikan


laporan tertulis atau lisan tentang tindakan
pelaku.

x) Menyatakan adanya ledakan, apabila


bunyi-bunyian yang biasa terdengar dalam
pertempuran tidak dapat disimulasikan.

(h) Wasit Banpur.

i) Mempunyai tugas khusus untuk


menggambarkan dan menentukan akibat suatu
tindakan dari Satbanpur seperti Kavaleri, Armed
dan Satbanpur lainnya.

ii) Dalam melaksanakan tugasnya dibawah


koordinasi wasit operasi.

(i) Wasit Banmin.

i) Mempunyai tugas khusus untuk


menggambarkan dan menentukan akibat dari
suatu tindakan Satbanmin seperti satuan
Bekang, Peralatan, Kesehatan dan Satbanmin
lainnya.

ii) Dalam melaksanakan tugasnya di bawah


koordinasiwasit logistik.

(2) Wasit daerah.

(a) Bertugas untuk menilai semua faktor yang


berhubungan langsung dengan tindakan pelaku di
daerah-daerah yang dijadikan chek point pelaku dalam
melaksanakan operasi dan mengambil keputusan
sebagai hasil tindakan tersebut. Contohnya : wasit DP,
wasit GA dan wasit di tempat konsolidasi.

(b) Mewasiti semua tindakan taktis pelaku disuatu


daerah dalam waktu tertentu.

(c) Bertanggung jawab kepada Kawasdal dalam


pelaksanaan tugasnya.

(3) Wasit netral.


78

(a) Bertugas untuk memutuskan suatu perselisihan


antara pelaku dan Bulsi yang tidak dapat diputuskan
oleh wasit satuan dan wasit daerah.

(b) Putusan yang diberikan tidak merubah realisme


latihan.

(c) Bertanggung jawab kepada Kawasdal dalam


pelaksanaan tugasnya.

o) Pengendali.

(1) Secara umum, pengendalimemiliki tugas sebagai


berikut :

(a) Bertugas untuk menyampaikan informasi atau


situasi yang tertulis dalam melalui alat komunikasi.

(b) Bertugas untuk menyampaikan informasi atau


situasi tambahan kepada Bulsi sebagai akibat dari
informasi wasit atas tindakan dan rencana kegiatan
pelaku.

(c) Bertanggung jawab kepada Kawasdal dalam


pelaksanaan tugasnya, secara teknis pekerjaan
dikoordinir oleh wasit operasi atas nama Kawasdal.

(d) Membuat laporan hasil latihan dan disertai saran-


sarannya kemudian diajukan kepada Kawasdal.

(e) Mengadakan kerjasama yang erat dengan para


pengendali lainnya, pelaksanaan pekerjaan
perwasdalan secara teknis dikoordinasikan oleh wasit
operasi atas nama Kawasdal.

(f) Dalam hal-hal yang belum mendapatkan


persesuaian pendapat antara para Wasdal, maka
keputusan diserahkan kepada Kawasdal.

(g) Untuk pelaksanaan tugasnya petugas pengendali


diberi pembantu-pembantu sesuai luas kegiatan dan
personel yang tersedia.

(2) Secara fungsional, pengendali memiliki tugasnya


sebagai berikut :

(a) Pengendali atas.

i) Mengeluarkan perintah, instruksi-instruksi,


pengumuman-pengumuman dan rencana-
79

rencana kepada para pelaku sesuai


kewenangannya.

ii) Koordinasi secara terus menerus dengan


para wasit dan sesama pengendali.

(b) Pengendali samping. Melaksanakan pemberian


keterangan-keterangan kepada para pelaku. Dalam
hal ini petugas pengendali samping bertindak selaku
badan dan satuan tetangga yang berada di daerah
pelaku dan bertindak dengan pedoman dari instruksi-
instruksi yang tertulis dalam rencana operasi latihan.

(c) Pengendali bawah adalah staf yang mewakili


komando bawahan setingkat di bawah satuan yang
dilatih. Seperti pada pengendali atas, aktivitas yang
berasal dari semua satuan bawahan diberikan oleh
pengendali bawah yang mencakup aktivitas operasional
dan administrasi.

p) Penilai.

(1) Melaksanakan tugas penilaian terhadap pelaku tentang


pelaksanaan tugas sesuai pelemparan masalah yang
ditimbulkan.

(2) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan para


Wasit dan pengendali.

(3) Membuat laporan hasil penilaian kepada kepala


wasit/pengendali.

(4) Bertanggung jawab kepada kepala wasit/pengendali.

q) Penimbul situasi.

(1) Melaksanakan semua ketentuan dan perintah dari


wasit/pengendali.
(2) Selama latihan dapat berperan sebagai musuh, tokoh
maupun pejabat yang diperlukan dalam latihan.

(3) Membantu memperlancar jalannya latihan.

(4) Harus mengetahui skenario latihan.

(5) Hanya berlaku untuk latihan dengan metode geladi


lapangan/manuver lapangan satu pihak dikendalikan.

r) Pelaku.

(1) Melaksanakan sesuai instruksi/perintah yang


dikeluarkan oleh komandan latihan.
80

(2) Melaksanakan seluruh materi yang diberikan oleh


pelatih.

(3) Tanggap terhadap setiap permasalahan yang


ditimbulkan oleh pelatih.

(4) Melaksanakan semua ketentuan yang diberlakukan oleh


komando latihan selama latihan berlangsung.

27. Kegiatan Latihan Teknis. Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh


penyelenggara agar penyelenggaraan latihan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan dengan menggunakan metode latihan ceramah, audio visual, diskusi,
peninjauan (pengamatan), peragaan (demonstrasi) praktek lapangan dan aplikasi melalui:

a. Perencanaan.Setelah menerima direktif latihan, maka komandan


latihanyang ditunjukmembentuk staf perancang latihan dengan kegiatan :

1) Mempelajari direktif latihan.


2) Mempelajari referensi sesuai materi latihan.
3) Menyusun organisasi latihan.
4) Koordinasi dengan satuan/instansi terkait.
5) Peninjauan medan.
6) Membuat rencana garis besar.
7) Paparan rencana garis besar kepada pimpinan umum latihan.
8) Menyempurnakan rencana garis besar.
9) Menyusun rencana latihan.
10) Membuatrencana lapangan oleh koordinator materi.
11) Distribusi rencana latihan dan rencana lapangan.

Catatan :

- Staf perancang latihan bertugas menyusun naskah latihan sekaligus


masuk dalam organisasi KomandoLatihan (Kolat).

b. Persiapan.

1) Persiapan penyelenggara.
a) Penyiapan komando latihan.
b) Briefing kepada pelaku dan pelatih.
c) Penataran pelatih.
d) Latihan pendahuluan (apabila menggunakan tim peraga).
e) Penyiapan tempat/medan latihan.
f) Pengecekan akhir personel dan sarana prasarana latihan.

2) Persiapan pelaku.

a) Penyiapan personel dan Alpal/materiil.


b) Menerima briefing dari komandan latihan.
c) Mengecek personel dan perlengkapan yang akan digunakan
dalam latihan.
d) Pengecekan akhir.
81

c. Pelaksanaan.

1) Pembukaan.Oleh Pimumlat/Danlat menyampaikan penekanan


kembali tentang tujuan, sasaran dan keamanan latihan.

2) Mekanisme latihan.Sesuai dengan tahap latihan yang akan


dilaksanakan oleh pelaku dengan pelatih.

3) Debriefing dan kaji ulang tentang pelaksanaan latihan.

4) Penutupan latihan oleh Pimumlat/Danlat.

d. Pengakhiran.

1) Rapat pelatih dipimpin Danlat.


2) Pemeriksaan personel dan materiil.
3) Kaji ulang secara keseluruhan tentang pelaksanaan latihan.
4) Perhitungan ganti rugi.
5) Laporan hasil latihan kepada Pimumlat.

28. Kegiatan Latihan Taktis.

a. Latihan taktis untuk Kompi/Baterai kebawah yang menggunakan metode


Geladi peta, Geladi model, Geladi medan, Dril teknis, Dril taktis, Dril tempur.

1) Perencanaan.Setelah menerima direktif latihan maka komandan


latihan yang ditunjuk membentuk staf perancang latihan dengan kegiatan :

a) Mempelajari direktif latihan.


b) Mempelajari referensi sesuai materi latihan.
c) Menyusun organisasi latihan.
d) Koordinasi dengan satuan/instansi terkait.
e) Peninjauan medan.
f) Membuat rencana garis besar.
g) Paparan rencana garis besar kepada pimpinan umum latihan.
h) Menyempurnakan rencana garis besar.
i) Menyusun rencana latihan.
j) Membuat rencana lapangan oleh koordinator materi.
k) Pendistribusian rencana latihan dan rencana lapangan.
2) Persiapan.

a) Persiapan penyelenggara.

(1) Penyiapan komando latihan.


(2) Briefing kepada pelaku dan pelatih/Wasdal.

(3) Penataran pelatih/Wasdal.


(4) Latihan pendahuluan.
(5) Penyiapkan tempat/medan latihan.
(6) Pengecekan akhir personel sarana dan prasarana
latihan.
82

b) Persiapan pelaku.

(1) Menerima briefing dari komandan latihan.


(2) Pengecekan personel dan perlengkapan yang akan
digunakan dalam latihan.
(3) Pengecekan akhir.
(4) Pemindahan pasukan.

3) Pelaksanaan.

a) Pembukaan.Pimumlat/Danlat menyampaikan penekanan


kembali tentang tujuan, sasaran dan keamanan latihan.

b) Mekanisme latihan. Sesuai dengan tahap latihan yang


dilaksanakan oleh pelaku dengan pelatih/Wasdal.

c) Debriefing/kaji ulang selesai pelaksanaan latihan.

d) Penutupan latihan oleh Pimumlat/Danlat.

4) Pengakhiran.

a) Rapat pelatih dipimpin Danlat.

b) Pemeriksaan personel dan materiil.

c) Kaji ulang.

d) Perkiraan ganti rugi.

e) Laporan hasil latihan kepada Pimumlat.

Catatan :

1) Pada saat menyusun Rencana Garis Besar (RGB) harus dilengkapi


dengan skenario yang meliputipemeran latihan, latar belakang setting
strategis dan rencana setting taktis.

2) Untuk UST tingkat Regu sampai dengan tingkat Kompi cukup


membuat rencana latihan.
b. Latihan taktis untuk Batalyon/Detasemen ke atas Vyang menggunakan
metode dril tempur.

1) Perencanaan.

a) Setelah menerima direktif latihan dari satuan atas.

(1) Mempelajari direktif.

(2) Membentuk SPL.


83

(3) Petunjuk perencanaan komandan latihan kepada


SPLtentang :

(a) Tujuan yang ingin dicapai.


(b) Tema latihan.
(c) Waktu dan tempat latihan.
(d) Organisasi latihan.
(e) Peserta latihan.

(4) Mempelajari referensi.

(5) Membuat rencana garis besar.

(6) Meninjau medan.

(7) Paparan.Komandan latihan setelah meninjau medan


segera melengkapi Rencana Garis Besar (RGB) selanjutnya
dipaparkan kepada pimpinan umum latihan untuk meminta
persetujuan.

(8) Menyusun naskah latihan dan peninjauan medan


secara detail meliputi:

(a) Rencana latihan yang disusun oleh staf latihan

(b) Menyusun rencana lapangan oleh para


koordinator Materi yang dikoordinir oleh koordinator
umum.

(9) Paparan rencana lapangan oleh koordinator materi


kepada komandan latihan.

(10) Menyempurnakan naskah latihan.

(11) Distribusi naskah latihan.

b) Koordinasi dengan instansi atau satuan terkait.

2) Persiapan.

a) Persiapan penyelenggara.

(1) Penyiapan Komando latihan.

(2) Briefing kepada pelaku dan pelatih/penilai.

(3) Penataran pelatih/penilai.

(4) Latihan pendahuluan.

(5) Penyiapkan tempat/medan latihan.


84

(6) Pengecekan akhir personel sarana dan prasarana


latihan.

b) Persiapan pelaku.

(1) Menyusun gelar komando pelaku dengan


perlengkapannya.

(2) Menerima briefing dari komandan latihan.

(3) Pengecekan personel dan perlengkapan yang akan


digunakan dalam latihan.

(4) Pengecekan akhir.

(5) Pemindahan pasukan.

3) Pelaksanaan.

a) Pembukaan.Pimumlat/Danlat menyampaikan penekanan


kembali tentang tujuan dan sasaran latihanserta tindakan keamanan
latihan.

b) Mekanisme latihan. Sesuai dengan tahap latihan yang


dilaksanakan oleh pelaku dengan pelatih/penilai.Pelaksanaan latihan
dimulai dengan pemberian perintah pada satuan pelaku untuk
memecahkan persoalan pertama, dalam hal ini komandan dari satuan
pelaku membutuhkan informasi tentang musuh, medan dan cuaca.
Informasi ini dapat diminta kepada satuan atas, tetangga atau
memerintahkan kepada satuan bawahannya. Bila komandan satuan
pelaku mengikuti prosedur ini maka pelatih/penilai akan memberikan
informasi tersebut. Komandan satuan pelaku harus bertanggung
jawabterhadap keputusan taktis maupun perintah-perintah yang telah
dikeluarkan.Para pelatih/penilaitidak dibenarkan mengambil alih
inisiatif komandan satuan pelaku. Misalnya bila seorang Komandan
memerintahkan satuannya untuk melewati daerah yang terbuka dan
ada tembakan dari musuh, maka pelatih/penilai tidak dibenarkan
untuk membatalkan perintah tersebut. Cara mempengaruhi tindakan
pelaku tersebut antara lain dengan menciptakan situasi bahwa
tembakan musuh lebih padat, sehingga pasukan tidak dapat bergerak
maju. Tindakan pelaku mungkin akan merubah rencana manuvernya
atau meminta bantuan tembakan kesatuan atasnya.

c) Debriefing/kaji ulang selesai pelaksanaan latihan.

d) Penutupan latihan oleh Pimumlat/Danlat.

4) Pengakhiran.

a) Menerima laporan dan tanggapan dari peserta latihan tentang


penyelenggaraan latihan.
85

b) Mengkaji laporan dan tanggapan sebagai bahan untuk kaji


ulang dan penyusunan laporan.

c) Pengkajian latihan kepada peserta latihan. Dalam latihan


tingkat Kompi kebawah, pengkajian latihan dapat segera diberikan
setelah latihan selesai. Dalam latihan tingkat Batalyon keatas dan
persoalan sudah kompleks, pengkajian latihan sebaiknya diberikan
sekurang-kurangnya sehari setelah latihan selesai.Dengan demikian
Danlatakan mempunyai cukup waktu untuk meneliti dan
mempersiapkan pengkajian latihan yang lebih sempurna.

d) Penyelesaian administrasi ganti rugi terhadap kerusakan harta


benda milik rakyat dan hal-hal lainnya.

e) Pembuatan dan penyusunan laporan. Laporan harus dibuat


lengkap meliputi hal-hal positif dan negatif, hambatan-hambatan yang
terjadi, kesimpulan dari pencapaian tujuan dan sasaran latihan serta
saran perbaikan.

f) Pembubaran komandolatihan.

c. Latihan taktis untuk Batalyon/Detasemen ke atasyang menggunakan


metode Geladi Posko I, Geladi Posko Simpur, Geladi Posko II, Geladi Mako,
Manuver Peta, Geladi Lapangan dan Manuver Lapangan.

1) Perencanaan.

a) Setelah menerima direktif latihan dari satuan atas.

(1) Mempelajari direktif.

(2) Membentuk SPL.

(3) Petunjuk perencanaan komandan latihan kepada


SPLtentang :

(a) Tugas komando latihan.


(b) Tujuan yang ingin dicapai.
(c) Tema latihan.
(d) Waktu dan tempat latihan.
(e) Organisasi latihan.
(f) Peserta latihan.
(g) Keharusan dan pembatasan selama latihan.

(4) Mempelajari referensi.

(5) Membuat rencana garis besar.

(6) Meninjau medan.

(7) Paparan. Komandan latihan setelah meninjau medan


segera melengkapi Rencana Garis Besar (RGB)selanjutnya
86

dipaparkan kepadapimpinan umum latihan untuk meminta


persetujuan.

(8) Menyusun naskah latihan dan peninjauan medan


secara detail. Naskah latihan yang disusun meliputi :

(a) Buku I. Buku ini berwarna merah dengan


klasifikasi RAHASIA, didistribusikan kepada pimpinan
umum latihan, penasihat latihan, staf latihan, para wasit
dan pengendali / pelatih serta penilai. Buku ini berisi
antara lain :

i) Rencana latihan.
ii) Skenario latihan.
iii) Rencana operasi latihan.
iv) Ramalan operasi latihan.
v) Diagram rencana operasi latihan.
vi) Rencana informasi latihan.
vii) Jawaban persoalan.
viii) Petunjuk khusus wasit dan pengendali.

(b) Buku IIA. Buku ini berwarna biru dengan


klasifikasi BIASA, didistribusikan kepada semua peserta
latihan kecuali unsur-unsur pelayanan. Buku ini berisi
antara lain :

i) Lembar pendahuluan.
ii) Keadaan umum.
iii) Keadaan khusus.
iv) Analisa Daerah Operasi (ADO).
v) Ringkasan intelijen.
vi) Susunan bertempur musuh.
vii) Ikhtisar kejadian.
viii) Data pasukan sendiri.

(c) Buku IIB. Buku ini berwarna putih dengan


klasifikasi BIASA, didistribusikan kepada semua peserta
latihan. Buku ini berisi antara lain :

i) Petunjuk latihan.
ii) Petunjuk tata tertib.
iii) Petunjuk perhubungan.
iv) Komando dan pengendalian.
v) Petunjuk bantuan administrasi.
vi) Petunjuk keamanan.
(9) Paparan II. Komandan latihansetelah menyelesaikan
naskah latihan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan
memberikan paparan dihadapan pimpinan umum latihan untuk
mendapatkan koreksi.

(10) Menyempurnakan naskah latihan.


87

(11) Laporan dan paparan kepada komandan atasan yang


memerintahkan latihan.

(12) Merevisi dan memperbaiki kembali naskah sesuai


dengan tanggapan-tanggapan dan saran perbaikan.

(13) Distribusi naskah latihan.

b) Koordinasi dengan instansi atau satuan terkait.

2) Persiapan.

a) Persiapan penyelenggara.

(1) Penyiapankomando latihan.

(2) Briefing kepada pelaku dan pelatih/Wasdal.

(3) Penataran pelatih/Wasdal.

(4) Latihan pendahuluan.

(5) Penyiapkan tempat/medan latihan.

(6) Pengecekan akhir personel sarana dan prasarana


latihan.

b) Persiapan pelaku.

(1) Menyusun gelar komando pelaku dengan


perlengkapannya.

(2) Menerima briefing dari komandan latihan.

(3) Pengecekan personel dan perlengkapan yang akan


digunakan dalam latihan.

(4) Pengecekan akhir.

(5) Pemindahan pasukan.

3) Pelaksanaan.

a) Pembukaan. Pimumlat/Danlat menyampaikan penekanan


kembali tentang tujuan dan sasaran latihanserta tindakan keamanan
latihan.
b) Mekanisme latihan. Sesuai dengan tahap latihan yang
dilaksanakan oleh pelaku dengan pelatih/Wasdal.

(1) Dalam latihan yang menggunakan metode geladi peta,


geladi model dan geladi medan, satuan pelaku menerima
keadaan lanjutan dan persoalan sesuai dengan jadwal
88

waktu yang telah ditentukan. Sedangkan dalam latihan yang


menggunakan metode geladi posko, satuan pelaku menerima
persoalan dari para pengendali dalam bentuk Rencana
Informasi Latihan dengan interval waktu yang telah
ditentukan. Skenario salah satu alat utama untuk
mengendalikan latihan. Untuk memudahkan pengendalian
latihan, skenario bergambar perlu dibuat untuk
menggambarkan situasi yang timbul selama latihan
berlangsung, sehingga mudah diketahui tindakan pelaku
yang mungkin menyimpang. Para Wasit/pengendali harus
bertindak untuk mempengaruhi tindakan pelaku yang
melakukan penyimpangan dengan menciptakan dan
memberikan informasi baru kepada satuan pelaku.Kepala
Wasit dan pengendali harus tetap memelihara mobilitas,
kelancaran dan kelanjutan latihan.

(2) Dalam latihan yang menggunakan metode dril tempur


dan geladi lapangan, pelaksanaan latihan dimulai dengan
pemberian perintah pada satuan pelaku untuk memecahkan
persoalan pertama, dalam hal ini komandan dari satuan pelaku
membutuhkan informasi tentang musuh, medan dan cuaca.
Informasi ini dapat diminta kepada satuan atas, tetangga atau
memerintahkan kepada satuan bawahannya. Bila komandan
satuan pelaku mengikuti prosedur ini maka pengendali/pelatih
akan memberikan informasi tersebut. Para wasit/penilai/pelatih
harus mencegah timbulnya situasi yang lebih cepat dari
pertempuran, sehingga latihan berjalan dengan realistis.
Komandan satuan pelaku harus bertanggung jawab terhadap
keputusan taktis maupun perintah-perintah yang telah
dikeluarkan. Para wasit/penilai/ pelatih tidak dibenarkan
mengambil alih inisiatif komandan satuan pelaku. Misalnya bila
seorang komandan memerintahkan satuannya untuk melewati
daerah yang terbuka dan ada tembakan dari musuh, maka
wasit/penilai/ pelatih tidak dibenarkan untuk membatalkan
perintah tersebut. Cara mempengaruhi tindakan pelaku
tersebut antara lain dengan menciptakan situasi bahwa
tembakan musuh lebih padat, sehingga pasukan tidak dapat
bergerak maju. Tindakan pelaku mungkin akan merubah
rencana manuvernya atau meminta bantuan tembakan
kesatuan atasnya.

c) Debriefing/kaji ulang selesai pelaksanaan latihan.

d) Penutupan latihan oleh Pimumlat/Danlat.

4) Pengakhiran.

a) Menerima laporan dan tanggapan dari peserta latihan tentang


penyelenggaraan latihan.

b) Mengkaji laporan dan tanggapan sebagai bahan untuk kaji


ulang dan penyusunan laporan.
89

c) Pengkajian latihan kepada peserta latihan. Dalam latihan


tingkat Kompi ke bawah, pengkajian latihan dapat segera diberikan
setelah latihan selesai. Dalam latihan tingkat Batalyon ke atas dan
persoalan sudah kompleks, pengkajian latihan sebaiknya diberikan
sekurang-kurangnya sehari setelah latihan selesai.
Dengan demikian Danlat akan mempunyai cukup waktu untuk
meneliti dan mempersiapkan pengkajian latihan yang lebih sempurna.

d) Penyelesaian administrasi ganti rugi terhadap kerusakan harta


benda milik rakyat dan hal-hal lainnya.

e) Pembuatan dan penyusunan laporan. Laporan harus dibuat


lengkap meliputi hal-hal positif dan negatif, hambatan-hambatan yang
terjadi, kesimpulan dari pencapaian tujuan dan sasaran latihan serta
saran perbaikan.

f) Pembubaran komando latihan.

29. Pengawasan.

a. Tingkat Mabesad/Pusat.Pengawasan yang dilaksanakan oleh Kasad u.p.


Asops Kasad yaitu tentang keselarasan program latihan TNI AD.

b. Kodiklat TNI AD. Pengawasan yang dilaksanakan oleh Dankodiklat TNI


AD u.p. Dirlat Kodiklat TNI AD yaitu tentang sistem, metodedan sarana/prasarana
latihan serta latihan antar kecabangan.

c. Pus/Cab/Fung.Pengawasan yang dilaksanakan oleh Dan/Dir/Kau.p


Dirbindiklat/Dirbincab yaitu tentang penerapan teknik, taktik dan prosedur operasi
kecabangan/fungsi sesuai LKT.

d. Kotama.Pengawasan yang dilaksanakan oleh Pangkotama u.p. Asops yaitu


tentang penjabaran program latihan Kotama yaitu tentang tehnik, taktik, sistem,
metode, sarana/prasarana dan penyelenggaraan latihan di satuan jajaran
Kotamanya.

30. Pengendalian.

a. Tingkat Mabesad.Melaksanakan pengendalian administrasi pelaksanaan


program latihan TNI AD.

b. Kodiklat TNI AD.Melaksanakan pengendalian administrasi dan


operasionalpada aspek sistem, metode dan sarana/prasarana latihan.

c. Pus/Cab/Fung. Melaksanakan pengendalian administrasi dan


operasionalpada aspekteknis dan taktis serta prosedur operasional kecabangan
sesuai LKT.
d. Kotama.Melaksanakan pengendalian administrasi dan operasionalpada
aspek teknis, taktis dan penyelenggaraan latihan.
90

BAB IV
ASISTENSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN LATIHAN

31. Umum. Asistensi dan pengawasan latihan yang dilaksanakan oleh pemegang
fungsi latihan, sesuai dengan tataran kewenangan dan kebijaksanaan pimpinan TNI AD
agar dapat terlaksana secara optimal, maka perlu mempedomani ketentuan umum yang
meliputi tujuan, sasaran, sifat, peranan, pengorganisasian, tugas dan tanggung jawab,
persyaratan personel, teknik, metoda, obyek, bentuk dan prosedur, alat perlengkapan
serta faktor-faktor yang mempengaruhi.

32. Tujuan.

a. Asistensi Latihan. Bertujuan untuk memberikan bimbingan dan petunjuk


tentang sistem dan metoda, tehnik dan taktik LKT sesuai dengan program maupun
bagaimana tehnik penyelenggaraan latihan.

b. Pengawasan Latihan. Agar penyelenggaraan latihan dapat dilaksanakan


secara efektif dan efisien serta berdaya guna maupun berhasil guna sesuai dengan
program dan kebijakan pimpinan TNI AD, yaitu :

1) Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan materi dan


sasaransesuai program materi dari komando atas.

2) Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap


programlatihan dihadapkan dengan sistem dan metoda, tehnik dan taktik
LKT maupun tehnik penyelenggaraan latihannya.

3) Untuk mengetahui hambatan yang ditemui serta hasil yang dicapai.

4) Untuk memperoleh data/masukan guna kegiatan penelitian dan


pengembangan satuan jajaran TNI AD.

5) Untuk memperoleh data sebagai bahan evaluasi guna


penyempurnaan penyusunan program latihan berikutnya.

6) Untuk menjamin validitas sistem latihan.

7) Untuk menjamin relevansi program latihan dengan kebutuhan.

8) Untuk mendapatkan hasil guna dan daya guna latihan secara


maksimal.

33. Sasaran.

a. Asistensi Latihan.

1) Terlaksananya keselarasan program latihan yang telah ditentukan


oleh pimpinan TNI AD sampai dengan tingkat satuan pelaksana.

2) Terlaksananya penerapan sistem dan metoda latihan serta teknik dan


taktik kecabangan sesuai lapangan kekuatan teknis (LKT) dan tehnik
penyelenggaraan latihannya.
b. Pengawasan Latihan.

1) Terwujudnya rencana dan pelaksanaan latihan dapat konsisten


dengan kebijaksanaan latihan yang ditetapkan dalam program latihan yang
91

telah ditentukan dari Komando Atas.

2) Terukurnya validitas sistem dan metoda latihan yang ditetapkan


masih dapat digunakan atau tidak.

3) Terukurnya validitas peranti lunak bidang latihan yang digunakan


sebagai pedoman/rujukan dalam penyelenggaraan latihan.

4) Terukurnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana latihan serta


personel dalam penyelenggaraan latihan dapat mendukung tingkat
keberhasilan latihan sesuai kebutuhan latihan.

5) Kualitas dan kuantitas personel penyelenggara dan pendukung


latihan dapat dilihat tingkat keberhasilannya.

6) Kondisi pelaku latihan dapat dinilai sesuai dengan standarisasi yang


diterapkan.

34. Sifat.

a. Asistensi Latihan.

1) Obyektif. Asistensi latihan harus merupakan data yang dapat


menggambarkan keadaan obyek yang sebenarnya sehingga diperoleh hasil
yang maksimal, maka dalam melaksanakan asistensi latihan dituntut untuk
menguasai tentang teknik dan metoda dalam asistensi latihan.

2) Preventif. Asistensi latihan diberikan untuk mencegah terjadinya


penyimpangan dari rencana yang dibuat, penjabaran program, penerapan
sistem dan metoda, validitas, penerapan teknik dan taktik serta penggunaan
sarana dan prasarana latihan.

3) Representatif. Asistensi latihan harus dapat memberikan gambaran


secara menyeluruh dan utuh terhadap mekanisme latihan.
b. Pengawasan Latihan.

1) Korektif. Memberikan koreksi kepada penyelenggara dan pembina


latihan tentang keselarasan program, penerapan sistem dan metoda,
validitas penerapan teknik dan taktik serta penggunaan sarana dan
prasarana latihan.

2) Dapat dipercaya. Hasil pengawasan latihan harus dapat dipercaya


dan tidak meragukan karena akan dijadikan bahan masukan untuk kegiatan
penyempurnaan latihan selanjutnya.

3) Evaluatif. Mendapatkan data tentang penerapan program, penerapan


sistem dan metoda, penerapan teknik dan taktik serta penggunaan sarana
dan prasarana dalam penyelenggaraan latihan guna penyempurnaan latihan
yang akan datang.

4) Obyektif. Mendapatkan data yang sesuai dengan kenyataan di


lapangan.
35. Peranan.

a. Asistensi Latihan. Mencegah terjadinya penyimpangan dari penjabaran


92

program, penerapan sistem dan metoda, penerapan teknik dan taktik serta
penggunaan sarana dan prasarana latihan yang dilaksanakan oleh pembina
latihan.

b. Pengawasan Latihan. Mendapatkan data yang obyektif sesuai dengan fakta


tentang penerapan program, penerapan sistem dan metoda, penerapan teknik dan
taktik serta penggunaan sarana dan prasarana latihan guna penyempurnaan
latihan yang akan datang.

36. Pengorganisasian. Dalam penyelenggaraan asistensi dan pengawasan latihan


harus memperhatikan sasaran asistensi dan pengawasan latihan serta organisasi yang
melekat pada pemegang fungsi latihan sesuai kebutuhan dan disusun secara sederhana.

STRUKTUR ORGANISASI
PENANGGUNG JAWAB

STAF

KETUA TIM

ANGGOTA

37. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Penanggung jawab.

1) Tugas mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi secara utuh


dan menyeluruh terhadap pelaksanaan Asistensi dan Pengawasan Latihan.

2) Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan ketertiban dalam


penyelenggaraan asistensi dan pengawasan latihan.

b. Staf.

1) Tugas mendukung kegiatan administrasi dan logistik dalam


pelaksanaan Asistensi dan Pengawasan Latihan.
2) Memonitor jalannya pelaksanaan Asistensi dan Pengawasan Latihan.

3) Menyusun rencana penyelenggaraan aswaslat.

4) Menyiapkan personel yang akan melaksanakan aswaslat.

5) Bertanggung jawab kepada penanggung jawab.

c. Ketua Tim.

1) Tugasnya menyusun rencana kegiatan asistensi dan pengawasan


latihan serta mempelajari konsep penyelenggaraan latihan.
2) Melaksanakan koordinasi dengan Asops Kotama dan
Komandan/kepala satuan yang akan dikunjungi.
93

3) Mengatur pelaksanaan tugas anggota dan memberikan arahan di


lapangan.
4) Memimpin pelaksanaan asistensi dan pengawasan latihan.
5) Melaporkan hal-hal menonjol kepada atasan yang memberi perintah.

6) Menyusun laporan pelaksanaan Asistensi dan Pengawasan Latihan


setelah selesai melaksanakan tugasnya.

7) Bertanggung jawab kepada penanggung jawab/yang memberi


perintah.

d. Anggota.

1) Tugasnya membantu Ketua Tim dalam menyusun rencana kegiatan


dan laporan Asistensi dan Pengawasan Latihan.

2) Melaksanakan tugas sesuai perintah Ketua Tim.

3) Mengumpulkan data-data hasil temuan sebagai bahan laporan


Asistensi dan Pengawasan Latihan.

4) Bertanggung jawab kepada Ketua Tim.

38. Persyaratan Personel. Personel yang siap melaksanakan Asistensi dan


Pengawasan Latihan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Berdedikasi tinggi dan memiliki sikap mental baik serta berpengetahuan


luas.

b. Menguasai bidang latihan tentang taktik serta teknik sesuai LKT.

c. Membawa surat perintah untuk melaksanakan Asistensi dan Pengawasan


Latihan.

d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan bidang latihan (Nikgarlat).

e. Menguasai dan mahir dalam pengetahuan dan keterampilan yang akan


diberikan kepada penyelenggara latihan dalam penerapan sistem dan metoda
serta teknik dan taktik latihan sesuai LKT.

f. Memiliki wawasan yang luas sesuai bidangnya.

39. Teknik, Metoda, Obyek, Waktu, Bentuk dan Prosedur.

a. Teknik.

1) Asistensi latihan.

a) Asistensi tersebar. Dilaksanakan dengan mendatangi satuan


yang meminta atau dari hasil pengawasan latihan tahun sebelumnya
sehingga dianggap perlu adanya asistensi latihan.
94

b) Asistensi terpusat. Dilaksanakan dengan memanggil personel


yang membidangi fungsi latihan melalui penataran.

2) Pengawasan latihan.

a) Langsung.

(1) Dilaksanakan dengan mendatangi satuan dan melihat


produk-produk latihan yang dibuat satuan yang berhubungan
dengan program latihan dari pimpinan TNI AD.

(2) Dilaksanakan dengan mendatangi satuan dan melihat


produk-produk latihan yang dibuat satuan yang berhubungan
dengan sistem dan metoda serta sarana dan prasarana
latihan.

(3) Dilaksanakan dengan mendatangi satuan dan melihat


kegiatan latihan yang berhubungan dengan taktik dan teknik
sesuai LKT.

(4) Dilaksanakan dengan mendatangi satuan dan melihat


kegiatan latihan yang berhubungan dengan teknik
penyelenggaraan latihan.

b) Tidak langsung. Dilaksanakan dengan cara mempelajari


produk-produk latihan yang dibuat dan telah dikirim oleh satuan
penyelenggara latihan.

b. Metoda.

1) Asistensi latihan. Merupakan kegiatan pemberian bimbingan dan


petunjuk tentang sistem latihan dan teknik penyelenggaraan latihan Oleh
karena itu metoda yang digunakan adalah :

a) Dialog. Komunikasi antara tim asistensi dengan pejabat yang


berhubungan dengan latihan.

b) Penataran. Memanggil para pejabat yang berhubungan


dengan latihan untuk diberikan pengarahan di bidang latihan.

c) Diskusi. Membahas dan memecahkan berbagai persoalan


bidang latihan.

d) Studi dokumentasi. Menjelaskan berbagai referensi yang


digunakan sebagai pedoman/rujukan dalam latihan.

2) Pengawasan latihan. Merupakan suatu kegiatan untuk mengawasi


berlangsungnya penyelenggaraan latihan. digunakan adalah :

a) Secara langsung.

(1) Pengamatan/peninjauan terhadap berlangsungnya


penyelenggaraan latihan.\

(2) Dialog dengan pejabat yang berhubungan dengan


95

bidang latihan.
b) Tidak langsung. Dengan cara melihat dan meneliti dokumen
latihan.

c) Kombinasi dari kedua metoda tersebut.

c. Objek dan Waktu Pelaksanaan.

1) Objek asistensi latihan.

a) Tata cara penyusunan pada tahap perencanaan, persiapan,


pelaksanaan dan pengakhiran (aspek pembinaan latihan).

b) Penerapan sistem dan metoda latihan.

c) Penerapan taktik dan teknik suatu prosedur operasi


didasarkan kepada program latihan TNI AD.

d) Tata cara kerja pengujian dan penilaian hasil latihan (Aspek Uji
Nilai).

e) Penyiapan, penggunaan sarana dan prasarana latihan(aspek


sarana dan prasarana latihan).
2) Waktu pelaksanaan.

- Pada tahap perencanaan, persiapan dan pengakhiran latihan.

3) Objek pengawasan latihan.

a) Penerapan sistem dan metoda latihan.

b) Keselarasan program latihan.

c) Penerapan teknik dan taktik kecabangan sesuai LKT.

d) Penerapan teknik penyelenggaraan latihan, program latihan


dan aspek teknik lainnya.

e) Penggunaan sarana dan prasarana latihan.

4) Waktu pelaksanaan.

- Pada tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan


pengakhiran latihan.

d. Bentuk.

1) Asistensi latihan.

a) Asistensi latihan terpusat. Kegiatan bimbingan teknis tentang


latihan kepada para pejabat/personel yang membidangi fungsi latihan
melalui penataran yang diselenggarakan oleh Kodiklat TNI AD,
Puscab/Fung atau Kotama.

b) Asistensi latihan tersebar.


96

(1) Atas dasar hasil pengawasan latihan. Kegiatan


bimbingan teknis latihan oleh pemegang LKT tingkat pusat dan
daerah kepada badan/pejabat yang membidangi latihan atas
dasar hasil pengawasan latihan sebelumnya.

(2) Atas dasar permintaan. Kegiatan bimbingan teknis


latihan oleh pemegang LKT tingkat pusat atau daerah atas
dasar permintaan Kotama atau Satuan.

2) Pengawasan latihan.

a) Inspeksi Komando. Dilaksanakan oleh personel pemegang


komando terhadap satuannya. Dalam hal ini Panglima/Komandan
dapat melaksanakan kegiatan pengawasan dengan memberikan
instruksi dan petunjuk tentang pelaksanaan penyelenggaraan latihan.

b) Kunjungan Staf. Dilaksanakan oleh perwira staf dari Komando


Atasan penyelenggara latihan.

c) Pengawasan terpadu. Dilaksanakan oleh personel pemegang


LKT tingkat pusat, dikoordinir oleh Kodiklat TNI AD.

d) Pengawasan teknis. Dilaksanakan oleh perwira dari Komando


pemegang LKT.

e) Pengawasan dan Pemeriksaan (Wasrik). Kegiatan ini hanya


dilaksanakan oleh Tim Inspektorat baik tingkat Mabesad maupun
Kotama. Obyek pengawasan dan pemeriksaan adalah pelaksanaan
program :

(1) Materi kegiatan.


(2) Ketepatan waktu pelaksanaan latihan.

(3) Dukungan dana, sarana dan prasarana latihan.


(4) Hambatan-hambatan yang di temui dalam
penyelenggaraan latihan.

(5) Hasil kegiatan secara kualitatif dan kuantitatif.

e. Prosedur Permintaan dan Pemberian Aswaslat.

1) Asistensi Latihan.

a) Permintaan Asistensi Latihan.

(1) Pada awal penyelenggaraan latihan mengadakan


inventarisasi tentang kemampuan, sehingga data
penyelenggaraan suatu latihan kemampuan satuannya.
Apabila terdapat hal-hal yang diluar kemampuan
penyelenggara, maka satuan yang bersangkutan dapat
mengajukan permintaan asistensi kepada satuan atas secara
hirarki sampai dengan tingkat Kotama, Puscab/Fung, Kodiklat
97

TNI AD dan Mabesad.

(2) Apabila kemampuan yang diminta ada pada Kotama


yang bersangkutan maka asistensi latihan diselenggarakan
oleh Kotama masing-masing.

(3) Permintaan asistensi latihan dari Kotama kepada


pemegang LKT kecabangan/fungsi ditingkat pusat maupun
Kodiklat TNI AD dilakukan apabila di Kotama yang
bersangkutan tidak tersedia personel yang berkemampuan.

(4) Permintaan asistensi latihan, memuat hal-hal sebagai


berikut :

(a) Sesuai tingkat latihan yang diperlukan.

(b) Kemampuan yang ingin dicapai/tingkat


pengetahuan dan keterampilan yang ingin dicapai.

(c) Macam, tingkat, sifat dan metoda latihan yang


akan dilaksanakan.

(d) Waktu (kapan dan berapa lama).


(e) Jumlah personel yang diperlukan.
(f) Lain-lain yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana.

(5) Permintaan dari Kotama (dua minggu sebelum hari”H”)


dengan tembusan Asops Kasad, agar dapat memberikan
kesempatan kepada LKT untuk menyelesaikan administrasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan asistensi latihan.

b) Pemberian Asistensi Latihan.

(1) Setelah Mabesad, Kodiklat TNI AD, Kotama, Pemegang


LKT tingkat Pusat menerima permohonan asistensi latihan
maka Pang/Dan/Dir yang bersangkutan agar menyiapkan tim
asistensi latihan sesuai dengan permohonan.

(2) Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program dan


Anggaran TNI AD bidang latihan para pembina
Kecabangan/pungsi sudah dapat mempersiapkan
kemungkinan pemberian asistensi latihan baik melalui petunjuk
Komando Atas maupun dari hasil pelaksanaan pengawasan
latihan. Selain itu mengingat adanya alokasi program dari
Komando Atas kepada Mabesad, Kodiklat TNI AD atau
masing-masing kecabangan/pungsi LKT dibidang asistensi
latihan maka pembina kecabangan/fungsi LKT dapat
menentukan rencana kegiatan asistensi latihan.

(3) Tim asistensi latihan, menyiapkan rencana kegiatan


asistensi selanjutnya diajukan kepada Pang/Dan/Dir yang
98

bersangkutan untuk mendapat persetujuan.

(4) Pemberangkatan dan pengembalian tim asistensi


latihan dengan dukungan administrasi logistik menjadi
tanggung jawab satuan penyelenggara latihan.

2) Pengawasan latihan. Pengawasan latihan merupakan fungsi


Komando yang dilaksanakan oleh setiap pembina latihan, sehingga tidak
perlu adanya prosedur permintaan dan pemberian pengawasan latihan,
masing-masing Dansat harus bertanggung jawab terhadap pengawasan
latihan di satuannya.

40. Alat Perlengkapan.

a. Membawa Surat Perintah Asistensi dan Pengawasan Latihan dari Komando


atas.

b. Membawa referensi/Bujuk-bujuk sesuai materi latihan yang akan dikunjungi.

c. Membawa rencana kegiatan asistensi dan pengawasan latihan sesuai


satuan yang ditunjuk.

d. Membawa perlengkapan perorangan sesuai kebutuhan.

41. Faktor-faktor yang mempengaruhi.

a. Internal.

1) Jumlah personel yang melaksanakan Asistensi dan Pengawasan


Latihan dikaitkan dengan jumlah satuan yang akan dikunjungi tidak
sebanding.

2) Keterbatasan kemampuan personel yang melaksanakan Asistensi


dan Pengawasan Latihan dikaitkan dengan kualifikasi satuan yang akan
dikunjungi.

3) Alat transportasi yang tersedia untuk melaksanakan Asistensi dan


Pengawasan Latihan tidak memadai dan terbatas.

b. External.

1) Kemampuan sebagian personel yang akan dikunjungi belum memiliki


kualifikasi bidang latihan.

2) Dislokasi satuan yang akan dikunjungi berjauhan antar satuan


dengan satuan lain.

3) Dukungan anggaran yang dialoksasikan untuk pelaksanaan Asistensi


dan Pengawasan Latihan belum mencukupi dan tidak tepat waktu.

4) Terbatasnya referensi/Bujuk yang ada disatuan dalam mendukung


kegiatan latihan.
99

5) Terbatasnya Akomodasi di wilayah yang akan di kunjungi dihadapkan


dengan waktu dan anggaran yang tersedia.

6) Perubahan musim dan cuaca yang sulit diprediksi di wilayah satuan


yang akan dikunjungi termasuk adanya bencana alam.

42. Kegiatan Asistensi latihan. Pelaksanaan asistensi latihan dilaksanakan dengan


beberapa tahap mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran
latihan, dengan demikian asistensi latihan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Mabesad. (tingkat kebijaksanaan)

1) Tahap perencanaan. Mempelajari program kerja Kotama bidang


latihan.

2) Tahap Persiapan. Menunjuk dan memerintahkan Personel Kodiklat


TNI AD Puscab / Fung / Kotama untuk membentuk tim dan memberikan
asistensi latihan kepada satuan penyelenggara latihan sesuai dengan
tataran kewenangan.

3) Tahap Pelaksanaan. Memantau pelaksanaan Asistensi latihan yang


dilaksanakan oleh Kodiklat TNI AD/Puscab/Fung/Kotama.

4) Tahap Pengakhiran. Menerima laporan dan mengevaluasi hasil


pelaksanaan asistensi latihan oleh Kodiklat TNI AD/ Puscab/Fung/Kotama.

b. Kodiklat TNI AD dan Puscab/Fung (tingkat operasional).

1) Tahap perencanaan.

a) Menyusun dan membuat rencana asistensi latihan sesuai


dengan sasaran yang akan dituju.

b) Mengkoordinasikan pembentukan tim asistensi latihan sesuai


dengan tataran kewenangan.

c) Melaksanakan dan menetapkan koordinasi dengan pihak


penyelenggara latihan berkaitan dengan administrasi dan akomodasi
selama pelaksanaan asistensi latihan.

d) Merencanakan segala sesuatu yang mendukung kelancaran


pelaksanaan tugas.

2) Tahap Persiapan.

a) Menyelenggarakan penataran dan pembekalan kepada tim


asistensi latihan sesuai dengan materi dan tujuan asistensi latihan
oleh pemegang LKT bidang sistem dan metoda maupun teknik dan
taktik kecabangan.

b) Menyiapkan administrasi untuk kelancaran pelaksanaan


asistensi latihan.
100

c) Menyiapkan buku-buku referensi dan peranti lunak yang


diperlukan dalam menentukan materi asistensi latihan.

d) Laporan kesiapan tim asistensi latihan kepada atasan yang


mengeluarkan perintah tentang pelaksanaan tugas.
3) Tahap Pelaksanaan.

a) Tim asistensi latihan melapor kepada atasan penyelenggara


latihan serta menyampaikan hal-hal yang perlu dikoordinasikan dalam
pelaksanaan asistensi latihan.

b) Memberikan asistensi latihan kepada penyelenggara latihan


sesuai materi yang dibutuhkan baik sistem dan metoda maupun
teknik dan taktik kecabangan.

c) Tim asistensi latihan tidak boleh terlibat langsung sebagai


perencana/penyusun latihan atau duduk sebagai anggota
Kogla/Kolat. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
kepada Kotama untuk memegang prinsip latihan bahwa latihan
adalah fungsi Komando.

4) Tahap Pengakhiran.

a) Mengadakan evaluasi hasil asistensi latihan dengan instrumen


yang telah dipersiapkan untuk menentukan tingkat keberhasilan yang
ingin dicapai.
b) Selesai melaksanakan asistensi latihan, tim asistensi latihan
melaporkan hasil yang dicapai kepada atasan penyelenggara latihan
dan menyampaikan hal-hal guna penyempurnaan latihan yang akan
datang.

c) Setelah kembali dari tugas, tim asistensi latihan melapor


kepada atasan yang memerintahkan, selanjutnya paling lambat satu
minggu setelah kembali menyampaikan laporan tertulis.

c. Kotama (tingkat pelaksana).

1) Tahap perencanaan.

a) Menyusun rencana asistensi latihan (apabila personel ada)


kepada satuan penyelenggara latihan.

b) Mengajukan permohonan tim asistensi latihan dari Kodiklat TNI


AD, Puscab/Fung sesuai LKT kepada satuan atasan penyelenggara
latihan apabila di Kotama tidak ada personel yang dapat memberikan
asistensi latihan.

c) Menyiapkan buku-buku referensi/peranti lunak yang diperlukan


untuk mendukung pelaksanaan asistensi latihan.
101

BAB V
SARANA DAN PRASARANA LATIHAN

43. Umum. Sarana dan prasarana latihan merupakan bagian penting yang tidak
terpisahkan dalam suatu proses penyelenggaraan latihan, sehingga perlu adanya
standardisasi sarana dan prasarana latihan. Ketentuan ini diperlukan agar kegiatan yang
berkaitan dengan standardisasi sarana dan prasarana latihan memperoleh hasil yang
optimal. Ketentuan ini meliputi tujuan, sasaran, sifat, peranan, organisasi, tugas dan
tanggung jawab, syarat personel, teknis, sarana dan prasarana serta faktor-faktor yang
mempengaruhi.

44. Sifat.

a. Kenyal. Sarana dan prasarana latihan mudah disesuaikan dalam


rangka mendukung kegiatan latihan.

b. Sederhana. Mudah dirawat, digunakan, memberikan rasa nyaman dan


aman namun tidak terkesan mewah dalam rangka mendukung kegiatan latihan.

c. Manfaat. Berdaya dan berhasil guna dalam rangka mendukung kegiatan


latihan. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga
mampu menjawab kebutuhan sarana prasarana yang diperlukan.

d. Tepat Guna. Sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan secara efektif dan
efisien tepat waktu dapat mendukung kegiatan pelaksanaan latihan sesuai dengan
waktu yang ditetapkan.

e. Jangka Panjang. Sarana dan prasarana latihan dapat digunakan untuk


waktu yang relatif lama.

45. Organisasi.

a. Struktur Organisasi.

KASAD

JAK

DANKODIKLAT TNI AD PANGKOTAMA DAN/DIR/KA PUS/CAB/FUNG

OPS
102

LAKS DANSATMINKAL

b. Susunan Organisasi.

1) Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).

2) Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan


Dankodiklat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Dankodiklat TNI
AD).

3) Panglima Komando Utama (Pangkotama).

4) Komandan / Direktur / Kepala Pusat / Kecabangan / Fungsional


(Dan/Dir/Ka Pus/Cab/Fung).

5) Komandan Satuan Administrasi Pangkal (Dansatminkal).

46. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Tingkat Kebijakan (Kasad).

1) Menetapkan kebijakan umum dalam rangka pembinaan sarana dan


prasarana latihan yang diperlukan di jajaran TNI AD.

2) Menyusun rencana program dan anggaran standardisasi sarana dan


prasarana latihan satuan jajaran TNI AD atas dasar rencana yang
diajukan dari satuan bawah.

3) Memeriksa dan menganalisa kebutuhan fasilitas latihan serta


mengkaji, mengevaluasi dan mengembangkan untuk menentukan
standardisasi sarana dan prasarana latihan di jajaran TNI AD.

4) Menentukan kebutuhan sarana dan prasarana latihan dalam rangka


pengadaan, distribusi, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
latihan di jajaran TNI AD.

5) Mengawasi penggunaan sarana dan prasarana latihan di jajaran TNI


AD.

b. Tingkat Operasional.

1) Dankodiklat TNI AD.


a) Menyusun petunjuk teknis tentang standardisasi sarana dan
prasarana latihan.
103

b) Melaksanakan asistensi, pengawasan dan pendataan


terhadap penggunaan sarana dan prasarana latihan di satuan
Kotama.

2) Pangkotama.

a) Melaksanakan program pembinaan sarana dan prasarana


latihan yang bersifat rutin maupun berkala atas dasar rencana yang
telah disiapkan sesuai program, dilaksanakan oleh Asops Kaskotama.
b) Melaksanakan pengawasan terhadap badan pelaksana
Kotama dalam rangka pengadaan, distribusi, pemeliharaan dan
pengajuan kebutuhan sarana dan prasarana latihan.

c) Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap


penggunaan sarana dan prasarana latihan dijajarannya.

3) Dan/Dir/Ka Pus/Cab/Fung.

a) Sebagai supervisi terhadap distribusi, pemeliharaan sarana


dan prasarana latihan sesuai kecabangan.

b) Sebagai supervisi terhadap mutu, jenis, macam, jumlah,


bentuk, luas dan spesifikasi yang telah ditentukan dalam penggunaan
sarana dan prasarana latihan tersebut.

c) Melaksanakan pendataan dan asistensi terhadap penggunaan


sarana dan prasarana latihan di satuan pelaksana.

d) Melaksanakan evaluasi, pengkajian, penelitian dan


pengembangan terhadap sarana dan prasarana latihan yang berada
di satuan pelaksana serta mengajukan saran atas penggunaan
sarana dan prasarana latihan sesuai kecabangan masing-masing.

c. Tingkat Pelaksana (Dansatminkal).

1) Menerima, menggunakan sarana dan prasarana latihan sesuai


ketentuan yang berlaku.

2) Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan terhadap sarana dan


prasarana latihan sesuai dengan dukungan anggaran.

3) Membuat peraturan khusus tentang penggunaan sarana dan


prasarana latihan di satuannya.

4) Membuat laporan secara berkala tentang kondisi sarana dan


prasarana latihan sesuai ketentuan yang berlaku.
104

47. Syarat Personel. Syarat personel dibatasi hanya untuk Satuan Administrasi
Pangkal (Satminkal), sebagai berikut:

a. Memiliki kemampuan mengoperasionalkan, pengawasan dan pengendalian


sarana prasarana latihan.

b. Memiliki kemampuan administrasi tentang pendataan, pengajuan


pemeliharaan dan pengajuan kebutuhan sarana prasarana latihan.

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyiapkan sarana


prasarana latihan sesuai dengan macam dan jenis latihan.

d. Memiliki kemampuan pemeliharaan sarana dan prasarana latihan sebelum,


selama dan sesudah latihan.

1) Teknis. Penentuan standardisasi sarana dan prasarana latihan satuan


ditentukan berdasarkan klasifikasi satuan dalam pelaksanaan latihan yang
disesuaikan dengan program kerja dan anggaran dari Komando Atas.
Penentuan persyaratan teknis sebagai berikut:

a) Penentuan persyaratan teknis diperlukan untuk menentukan


mutu, spesifikasi teknis dan keseragaman. Dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan Pus/Cab/Fung yang terkait.

b) Penentuan persyaratan teknis didasarkan kepada:

(1) Kualitas dan spesifikasi konstruksi.

(2) Intensitas penggunaan sarana dan prasarana latihan


tersebut.

(3) Kepentingan latihan.

48. Sarana dan Prasarana. Standardisasi sarana prasarana latihan yang harus ada
di Satpur, Satbanpur, Satbanmin, Puslatpur dan Pussimpur Kodiklat TNI AD, meliputi
sarana prasarana umum, Binjasmil, khusus dan sarana prasarana lainnya dijelaskan pada
lampiran.

49. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.

a. Internal.

1) Sumber daya manusia. Disiplin dan kemampuan terhadap prosedur


penggunaan sarana dan prasarana latihan sangat berpengaruh terhadap
Kondisi, kualitas, kuantitas dan usia pakai.

2) Kondisi sarana dan prasarana latihan. Kualitas, kuantitas dan usia


pakai sarana prasarana latihan di satuan jajaran TNI AD berpengaruh
terhadap faktor keamanan dan pencapaian tujuan serta sasaran latihan.
105

3) Organisasi dan tugas. Validasi Orgas satuan akan berpengaruh


terhadap penyesuaian kesiapan sarana dan prasarana latihan.

4) Penggunaan dan pemeliharaan. Ketepatan penggunaan dan


pemeliharaan sarana dan prasarana latihan berpengaruh terhadap kondisi
materiil.

b. Eksternal.

1) Kebijakan. Perubahan kebijakan pimpinan Angkatan Darat tentang


standardisasi sarana dan prasarana latihan.

2) Anggaran. Dukungan anggaran sangat berpengaruh terhadap


standardisasi kualitas dan kuantitas sarana prasarana latihan di satuan.

3) Usia pakai. Penggunaan, pemeliharaan dan perawatan yang tepat


terhadap sarana dan prasarana latihan di satuan akan memperpanjang usia
pakai.

4) Kondisi alam. Bencana alam dan perubahan cuaca ekstrim


berpengaruh terhadap kondisi sarana prasarana latihan.

50. Kegiatan Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan sesuai tingkatan.

a. Tingkat Kebijakan (Kasad).

1) Perencanaan.

a) Menentukan kebijakan standardisasi sarana prasarana latihan


yang disosialisasikan ke Kotama, sebelum rapat koordinasi
penyusunan RKA (Sopsad).

b) Menghimpun kebutuhan standardisasi sarana prasarana


latihan untuk seluruh satuan jajaran TNI AD.

c) Menyusun perencanaan kebutuhan standardisasi sarana


prasarana latihan untuk seluruh satuan jajaran TNI AD yang dihimpun
dari pengajuan Kotama sesuai kebijakan yang diberikan dan
dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

d) Menuangkan kebijakan standardisasi sarana prasarana latihan


dalam Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran (PPPA).

e) Menghimpun pengajuan kebutuhan standardisasi sarana


prasarana latihan seluruh satuan jajaran TNI AD (Sopsad) dari
Kotama dan Pus/Cab/Fung.

f) Menyusun skala prioritas pemenuhan kebutuhan standardisasi


sarana prasarana latihan sesuai pengajuan dari Kotama dan
Pus/Cab/Fung.
106

g) Sopsad menyerahkan rencana pemenuhan kebutuhan


standardisasi sarana prasarana latihan kepada Slogad.

2) Persiapan.

a) Menyiapkan proses pengadaan standardisasi sarana


prasarana latihan yang dibutuhkan oleh seluruh satuan jajaran TNI
AD dengan pihak rekanan baik dari dalam maupun luar negeri sesuai
dengan kebijakan yang telah ditentukan.

b) Menentukan jumlah dan jenis standardisasi sarana prasarana


latihan yang akan dibangun untuk kebutuhan latihan satuan jajaran
TNI AD.

c) Memerintahkan Dankodiklat TNI AD, Pangkotama, Dan/Dir/Ka


Pus/Cab/Fung untuk melaksanakan tugas sesuai fungsinya yang
berkaitan dengan penggunaan sarana dan prasarana latihan.
3) Pelaksanaan.

a) Memerintahkan Dankodiklat TNI AD, Pangkotama, Dan/Dir/Ka


Pus/Cab/Fung untuk menerima sarana prasarana latihan di satuan.

b) Memerintahkan pendistribusian sarana dan prasarana latihan.

c) Memberikan persetujuan penggunaan, pemeliharaan dan


perawatan standardisasi sarana prasarana latihan.

4) Pengakhiran.

a) Mengeluarkan perintah administrasi kepada Dankodiklat TNI


AD, Pangkotama, Dan/Dir/Ka Pus/Cab/Fung untuk menerima
standardisasi sarana prasarana latihan.

b) Mengeluarkan persetujuan pengajuan standardisasi sarana


prasarana latihan.

b. Tingkat Operasional (Dankodiklat TNI AD, Pangkotama, Dan/Dir/Ka


Pus/Cab/Fung).

1) Kodiklat TNI AD.

a) Perencanaan.
(1) Membantu dan menyarankan kepada Kasad
tentang pembinaan Sarana dan Prasarana Latihan yang ada
di Kotama untuk menjamin kesiapan operasional.

(2) Membuat petunjuk teknis yang dapat dijadikan pedoman


tentang standardisasi sarana dan prasarana latihan bagi
satuan jajaran TNI AD.

b) Persiapan.
107

(1) Membantu Kasad dalam pendistribusian petunjuk teknis


untuk dipedomani dalam menstandardisasikan Sarana dan
Prasarana Latihan ke seluruh satuan jajaran TNI AD.

(2) Mensosialisasikan penggunaan petunjuk teknis


standardisasi sarana dan prasarana latihan ke seluruh satuan
jajaran TNI AD.

c) Pelaksanaan.

(1) Membantu Kasad dalam asistensi dan pengawasan


pelaksanaan Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan di
satuan jajaran TNI AD.

(2) Membantu Kasad dalam pelaksanaan pembinaan


latihan khususnya tentang Standardisasi Sarana dan
Prasarana Latihan.

d) Pengakhiran. Membuat laporan evaluasi tentang pelaksanaan


program TNI AD di bidang latihan khususnya tentang pelaksanaan
Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan di satuan jajaran TNI
AD.

2) Kotama.

a) Perencanaan.

(1) Menghimpun kebutuhan Sarana dan Prasarana latihan


dari seluruh satuan jajaran Kotama untuk dimasukkan ke
dalam RKA Kotama.

(2) Menyusun Renstra Kotama termasuk didalamnya


tentang pengajuan kebutuhan Sarana dan Prasarana Latihan
sesuai standardisasi yang telah ditentukan.

b) Persiapan.

(1) Mengajukan kebutuhan Sarana dan Prasarana Latihan


sesuai standardisasi yang telah ditentukan berdasarkan
Renstra Kotama masing-masing.

(2) Mengeluarkan Perintah Pelaksanaan Program setelah


menerima otorisasi pelaksanaan program dari Komando Atas,
tentang Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan ke
satuan bawah jajaran Kotama masing-masing.

c) Pelaksanaan.

(1) Menerima dan mendistribusikan Sarana dan Prasarana


Latihan sesuai standardisasi yang telah ditentukan.
108

(2) Melaksanakan pembinaan Standardisasi Sarana dan


Prasarana Latihan.

(3) Melaksanakan pemeliharaan terhadap Sarana dan


Prasarana Latihan sesuai tataran kewenangan.

(4) Melaksanakan asistensi dan pengawasan terhadap


pelaksanaan Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan.

d) Pengakhiran.

(1) Membuat laporan ke Komando Atas tentang penerimaan


dan pendistribusian Sarana dan Prasarana Latihan.

(2) Membuat laporan ke Komando Atas tentang


pelaksanaan pemeliharaan Sarana dan Prasarana Latihan
sesuai tataran kewenangan.

(3) Membuat laporan ke Komando Atas tentang hasil


asistensi dan pengawasan terhadap pelaksanaan
Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan.

3) Dan/Dir/Ka Pus/Cab/Fung.

a) Perencanaan.

(1) Menganalisa kebutuhan Standardisasi Sarana dan


Prasarana Latihan sesuai kecabangan dengan pertimbangan
persyaratan teknis untuk disarankan kepada Kasad dalam
rangka penyusunan program TNI AD di bidang latihan
khususnya tentang Standarisai Sarana dan Prasarana Latihan.

(2) Melaksanakan penelitian dan pengembangan tentang


pelaksanaan Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan
sesuai tataran kewenangan LKT masing-masing.

b) Persiapan.

(1) Membantu pendistribusian buku petunjuk untuk


dipedomani dalam menstandardisasikan Sarana dan
Prasarana Latihan ke seluruh satuan di bawah LKT masing-
masing.

(2) Melaksanakan sosialisasi tentang penggunaan Buku


Petunjuk Teknik Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan
ke seluruh satuan di bawah LKT masing-masing.
c) Pelaksanaan.

(1) Melaksanakan supervisi dalam rangka pengadaan,


pemeliharaan, perbaikan dan penghapusan Sarana dan
Prasarana Latihan sesuai LKT masing-masing.
109

(2) Melaksanakan uji coba standardisasi Sarana dan


Prasarana Latihan sesuai LKT masing-masing.

(3) Melaksanakan asistensi dan pengawasan pelaksanaan


Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan sesuai LKT
masingmasing.

d) Pengakhiran.

(1) Membuat laporan ke Komando Atas tentang hasil uji


coba pelaksanaan Standardisasi Sarana dan Prasarana
Latihan sesuai kewenangan LKT masing-masing.

(2) Membuat laporan ke Komando Atas tentang hasil


pelaksanaan asistensi dan pengawasan Standardisasi Sarana
dan Prasarana Latihan di satuan bawah sesuai LKT masing-
masing.

c. Tingkat Pelaksana (Dansatminkal).

1) Perencanaan.

a) Merencanakan kebutuhan standardisasi sarana prasarana


latihan yang akan digunakan dalam satuan.

b) Merencanakan prioritas kebutuhan standardisasi sarana dan


prasarana latihan yang diperlukan untuk dituangkan ke dalam RKA.

c) Membuat konsep RKA tentang pengajuan kebutuhan dan


pemeliharaan yang berkaitan dengan standardisasi sarana dan
prasarana latihan.

2) Persiapan.

a) Mendata kekurangan sarana prasarana latihan di satuan untuk


kepentingan pengajuan kebutuhan sesuai standar yang ditetapkan.

b) Menentukan prioritas kebutuhan standardisasi sarana dan


prasarana latihan yang diperlukan untuk dituangkan ke dalam RKA.

c) Mengajukan RKA kebutuhan dan pemeliharaan yang


berkaitan dengan standardisasi sarana dan prasarana latihan kepada
satuan atas.

3) Pelaksanaan.

a) Dansatminkal menerima pengadaan kebutuhan standardisasi


sarana prasarana latihan yang dibutuhkan di satuan.
b) Mengecek dukungan sarana prasarana latihan dari satuan
atas sesuai dengan jenis dan macam peruntukkannya.
110

c) Mengawasi dan mengendalikan serta menunjuk personel


dalam pelaksanaan penggunaan, pemeliharaan dan perawatan
standardisasi sarana prasarana latihan.

4) Pengakhiran.

a) Mencatat standardisasi sarana prasarana latihan yang diterima


dari Komando Atas dan mencocokkan spesifikasi dengan keadaan di
lapangan.

b) Mengecek penggunaan pemeliharaan dan perawatan secara


berkala terhadap standardisasi sarana prasarana latihan.

c) Menghimpun dan mendata sarana prasarana latihan sebelum,


selama dan sesudah pelaksanaan latihan.

d) Mengadakan pemeliharaan dan perawatan terhadap sarana


prasarana yang rusak pada saat digunakan guna mendapatkan
perbaikan.

e) Melaporkan penggunaan, pemeliharaan dan perawatan sarana


prasarana latihan.

51. Tindakan Pengamanan.

a. Pengamanan Personel. Tindakan pengamanan personel sangat


diperlukan agar setiap personel dalam kegiatan penggunaan sarana prasarana
latihan aman dan terhindar dari kemungkinan terjadinya kerugian personel,
tindakan pengamanan dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

1) Perencanaan.
a) Membuat rencana pengamanan personel.

b) Mendata jumlah personel yang terlibat, baik langsung ataupun


tidak langsung dalam kegiatan menggunakan sarana dan prasarana
latihan.

c) Mempelajari kemungkinan terjadinya ancaman dan kecelakaan


terhadap keselamatan personel.

d) Memperkirakan titik rawan atau tempat yang terdapat pada


sarana dan prasarana yang digunakan.

2) Persiapan.
a) Mengecek kesiapan masing-masing unit oleh kelompok
pengamanan.

b) Mengecek alat perlengkapan yang digunakan dalam


pengamanan.

c) Mengecek kesiapan pengamanan dan memperbaiki


kekurangan yang ada.
111

d) Mengoordinasikan dengan satuan yang terlibat.

3) Pelaksanaan.
a) Melaksanakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kerugian personel.

b) Melaksanakan dan membuat langkah antisipasi bila terjadi


gangguan terhadap keselamatan personel.

c) Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh personel


terutama bagi yang perlu mendapat perhatian khusus/mengandung
kerawanan tentang kemungkinan terjadinya jatuh korban.

d) Melaksanakan pengawasan terhadap titik rawan dan tempat


sarana dan prasarana yang dapat menimbulkan kerugian personel.

4) Pengakhiran.

a) Mengadakan evaluasi terhadap seluruh kegiatan

b) Melaporkan tentang pengamanan personel.

c) Mengarsipkan hasil administrasi personel tentang latihan yang


dilaksanakan.

b. Pengamanan Materiil. Tindakan pengamanan materiil diperlukan agar


sarana dan prasarana dapat berfungsi serta dapat dipergunakan secara optimal
sesuai peruntukkannya, adapun tindakan tersebut antara lain meliputi:

1) Perencanaan.

a) Membuat rencana pengamanan materiil.

b) Mendata jumlah dan jenis materiil yang diperlukan, baik


langsung ataupun tidak langsung.

c) Mempelajari kemungkinan terjadinya ancaman yang akan


berakibat terjadinya kerugian materiil.

d) Memperkirakan titik rawan dan tempat yang terdapat pada


sarana prasarana yang digunakan.

2) Persiapan.

a) Pengecekan kesiapan masing-masing unit oleh kelompok


pengamanan.

b) Mengecek alat perlengkapan yang akan digunakan dalam


latihan.

c) Mengecek kesiapan pengamanan dan memperbaiki


kekurangan yang ada.
112

d) Mengoordinasikan dengan satuan yang terlibat.

3) Pelaksanaan.

a) Melaksanakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya


kerugian materiil serta penyalahgunaan.

b) Melaksanakan pengamanan standardisasi sarana dan


prasarana yang sedang digunakan dari ancaman dan kemungkinan
terjadinya kerusakan dan kehilangan serta membuat langkah
antisipasi bila terjadi gangguan.

c) Melaksanakan pengamanan ruangan/tempat/lokasi kegiatan.

d) Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh materiil yang


sedang digunakan.

4) Pengakhiran.

a) Mengadakan evaluasi terhadap seluruh materiil.

b) Membuat laporan tentang pengamanan materiil.

c) Mengarsipkan hasil administrasi materiil tentang latihan yang


dilaksanakan.

c. Pengamanan Berita. Tindakan pengamanan berita dilakukan agar


bahan-bahan administrasi dan produk-produk berupa tulisan terhindar dari
kebocoran berita, kehilangan, kerusakan dan penyalahgunaan, adapun tindakan
sebagai berikut:

1) Perencanaan.

a) Membuat rencana pengamanan berita.

b) Mendata bentuk dan jenis alat komunikasi yang dipergunakan


baik langsung ataupun tidak langsung.

c) Mempelajari kemungkinan terjadinya kebocoran berita yang


akan berakibat terjadinya kerugian personel dan materiil.

d) Membuat perkirakan rencana antisipasi terhadap kemungkinan


tindakan sabotase.

2) Persiapan.
a) Menyiapkan pengecekan kesiapan masing-masing unit atau
kelompok agar tugas dapat dilaksanakan secara optimal.

b) Menyiapkan pengecekan alat perlengkapan yang digunakan


dalam pengamanan.

c) Menyiapkan pengecekan kesiapan pengamanan dan


113

memperbaiki kekurangan yang ada.

d) Menyiapkan bahan untuk koordinasi dengan satuan yang


terlibat.

3) Pelaksanaan.
a) Melaksanakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kebocoran berita serta penyalahgunaan alat komunikasi, surat-surat
dan dokumen rahasia.

b) Melaksanakan pengamanan sistem komunikasi yang


digunakan dari ancaman dan kemungkinan terjadinya kerusakan,
kehilangan serta penyadapan berita serta dokumen yang akan
digunakan dalam kegiatan.

c) Melaksanakan pengamanan ruangan/tempat/lokasi latihan.

d) Memberlakukan dokumen rahasia sesuai dengan derajat


klasifikasinya.

e) Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh berita yang


masuk dan keluar.

4) Pengakhiran.

a) Menghimpun dan memeriksa, pengamanan arsip/dokumen


serta keutuhan data.

b) Menghimpun hasil laporan evaluasi penyelenggaraan.

c) Menghimpun evaluasi terhadap arus berita.

d) Melaporkan tentang pengamanan berita dalam latihan.

d. Pengamanan Kegiatan. Tindakan pengamanan terhadap kegiatan yang


diperlukan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai rencana,
adapun tindakan sebagai berikut:

1) Perencanaan.

a) Mempelajari rencana kegiatan yang telah dibuat dalam bentuk


dokumen sebagai bahan pertimbangan penyusunan rancana
pengamanan.

b) Menyusun rencana pencegahan terhadap kemungkinan


terjadinya penyimpangan kegiatan.

c) Membuat perkirakan rencana antisipasi terhadap kemungkinan


tindakan sabotase.
2) Persiapan.

a) Menyiapkan pengecekan kesiapan masing-masing unit agar


tugas dapat dilaksanakan secara optimal.
114

b) Menyiapkan dan mengecek alat perlengkapan yang


digunakan dalam pengamanan.

c) Menyiapkan dan mengecek kesiapan pengamanan dan


memperbaiki kekurangan yang ada.

d) Menyiapkan bahan koordinasi dengan satuan yang terlibat.

3) Pelaksanaan.

a) Melaksanakan pengawasan secara terus menerus terhadap


seluruh kegiatan, untuk menjamin terlaksananya kegiatan dengan
aman dan tertib.

b) Melaksanakan pengamanan personel, materiil dan dokumen.

c) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka


menjamin keamanan dalam kegiatan standardisasi sarana dan
prasarana latihan.
d) Melaksanakan langkah antisipasi bila terjadi gangguan
terhadap rangkaian kegiatan.

4) Pengakhiran.
a) Pemeriksaan hasil pengamanan kegiatan.

b) Pembuatan laporan dan evaluasi hasil pelaksanaan


pengamanan.
52. Tindakan Administrasi. Tindakan administrasi dilaksanakan untuk mewujudkan
akuntabilitas melalui ketertiban, keteraturan, dan kelengkapan administrasi dalam
kegiatan standardisasi sarana dan prasarana latihan, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Perencanaan.

1) Merencanakan kegiatan administrasi standardisasi sarana dan


prasarana disesuaikan dengan kebutuhan.

2) Merencanakan kebutuhan personel dan materiil untuk standardisasi


sarana dan prasarana latihan.

3) Membuat lembar kontrol administrasi yang berkaitan dengan produk


standardisasi sarana dan prasarana latihan.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan administrasi standardisasi sarana dan prasarana latihan


disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Menyiapkan personel dan materiil untuk kegiatan standardisasi
sarana dan prasarana latihan.
115

3) Menyiapkan lembar kontrol administrasi yang berkaitan dengan


kegiatan standardisasi sarana dan prasarana latihan.

c. Pelaksanaan.

1) Melaksanakan kegiatan administrasi standardisasi sarana dan


prasarana latihan disesuaikan dengan kebutuhan.

2) Melaksanakan pengisian lembar kontrol administrasi yang berkaitan


dengan standardisasi sarana dan prasarana latihan.

3) Melaksanakan pendistribusian standardisasi sarana dan prasarana


latihan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

d. Pengakhiran.

1) Mengembalikan standardisasi sarana dan prasarana latihan


pendukung yang telah digunakan untuk dikembalikan pada tempatnya.

2) Mengarsipkan hasil produk administrasi penyelenggaraan


standardisasi sarana dan prasarana latihan.

3) Laporan standardisasi sarana dan prasarana latihan berpedoman


pada ketentuan penyelenggaraan administrasi yang berlaku di lingkungan
TNI AD.

4) Laporan penggunaan sarana dan prasarana latihan


dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan administrasi yang berlaku
di lingkungan TNI AD.

5) Laporan pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan sarana dan


prasarana latihan mengacu kepada Program dan Anggaran TNI AD.

a) Tindakan pemeliharaan dilaksanakan berdasarkan tataran


kewenangan yang berlaku di lingkungan TNI AD.

b) Pemeliharaan harus dilaksanakan secara berkala dan


berkelanjutan.

c) Pemeliharaan yang dilaksanakan memudahkan pengawasan


dan pengendalian.

53. pengawasan dan pengendalian. Standardisasi sarana dan prasarana


latihan agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, diperlukan tindakan
pengawasan dan pengendalian sesuai tataran kewenangan sebagai berikut:

a. Pengawasan.

1) Tingkat kebijakan.

a) Kasad melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


standardisasi sarana dan prasarana latihan di lingkungan TNI AD.
116

b) Asops Kasad melaksanakan pengawasan program dan


anggaran standardisasi sarana dan prasarana latihan di lingkungan
TNI AD.

c) Aslog Kasad melaksanakan pengawasan program dan


anggaran pembangunan, pendistribusian dan pemeliharaan sarana
prasarana latihan di lingkungan TNI AD.

2) Tingkat Operasional.

a) Dankodiklat TNI AD. Melaksanakan pengawasan kegiatan


sosialisasi Juknis standardisasi sarana dan prasarana latihan serta
asistensi dan pengawasan standardisasi sarana dan prasarana
latihan.

b) Pangkotama. Melaksanakan pengawasan kegiatan pembinaan


standardisasi sarana dan prasarana latihan di satuan jajaran Kotama
dan satuan yang berada di wilayah Kotama.

c) Pus/Cab/Fung. Selaku pembina fungsi teknis kecabangan


melakukan pengawasan, pengkajian, penelitian dan pengembangan
terhadap penggunaan standardisasi sarana dan prasarana latihan
sesuai LKT masing-masing.

3) Tingkat Pelaksana (Satminkal). Melaksanakan pengawasan terhadap


RAHASIAdan penggunaan standardisasi sarana
kegiatan pemeliharaan, perawatan
113 tanggung jawab satuannya.
dan prasarana latihan yang menjadi

b. Pengendalian.

1) Tingkat kebijakan (Kasad). Melaksanakan Pengendalian administrasi


dan operasional pelaksanaan standardisasi sarana dan prasarana latihan
dititikberatkan pada keselarasan Program dan Anggaran TNI AD.

2) Tingkat Operasional.

a) Dankodiklat TNI AD. Memberikan saran dan masukan kepada


Kasad untuk menentukan kebijaksanaan dalam pengendalian
pelaksanaan Standardisasi Sarana dan Prasarana Latihan di satuan
jajaran TNI AD.

b) Pangkotama. Melaksanakan pengendalian administrasi dan


operasional standardisasi sarana dan prasarana latihan meliputi
penerimaan, pendistribusian, pemeliharaan dan perawatan di satuan
jajaran Kotama dan satuan yang berada di wilayah Kotama.

c) Dan/Dir/Ka Pus/Cab/Fung. Memberikan saran dan masukan


secara teknis kepada Kasad untuk menentukan kebijaksanaan dalam
pengendalian pelaksanaan standardisasi sarana dan prasarana
latihan sesuai LKT masing-masing.
117

d) Tingkat Pelaksana (Satminkal). Melaksanakan pengendalian


terhadap kegiatan pemeliharaan, perawatan dan penggunaan
standardisasi sarana dan prasarana latihan yang menjadi tanggung
jawab satuannya.

BAB VI
PENUTUP

54 . Penutup. Demikian Naskah Sekolah ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Tenaga Pendidik dan Peserta Didik dalam proses belajar mengajar
Pembinaan Latihan pada Pendidikan Perwira TNI AD.

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri,

Tri Soewandono
Mayor Jenderal TNI

RAHASIA
RAHASIA

KODIKLAT ANGKATAN DARAT Lamp III Kep Danpussenif Kodiklatad


PUSAT KESENJATAAN INFANTERI Nomor Keputusan/56/XII/2018
Tanggal 6 Desember 2018

PENGERTIAN

1. Bottom Up (Bawah ke atas). Bottom Up (Bawah ke atas) adalah berupa saran


rencana program Kotama yang disusun berdasarkan pokok-pokok sasaran latihan yang
harus dicapai ditiap Kotama. Proses penyusunan saran program kerja dibidang
latihan harus dibuat bersama mulai dari tingkat satuan pelaksana.

2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA adalah dokumen pelaksanaan


anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga serta disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar
untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran Negara dan pencairan dana
atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah. DIPA
memuat informasi tentang program-program, kegiatan, jenis belanja (akun) baik dana
APBN, PNBP/BLU, hibah terikat/tidak terikat dan dana lainnya.
118

3. Grand Design. Grand Design adalah Rancangan rencana kerja induk untuk
kurun waktu yang telah ditentukan baik jangka pendek maupun jangka panjang, berisi
langkah-langkah umum perencanaan penyusunan program, penataan organisasi,
penataan tata laksana, penataan manajemen sumber daya manusia aparatur, penguatan
sistem asistensi, pengawasan dan pengendalian program, penguatan akuntabilitas, dan
peningkatan kualitas pelayanan publik.

4. Komposit. Komposit adalah merupakan kata sifat yang berarti susunan atau
gabungan, Komposit berasal dari kata ”to compose” yang berarti menyusun atau
menggabung. Jadi secara sederhana Komposit berarti gabungan dari dua atau lebih
kemampuan atau Alutsista yang berlainan.

5. Pembina Latihan. Pembina Latihan adalah seseorang yang mempunyai


tanggung jawab untuk merencanakan, menyusun, mengembangkan, mengarahkan,
menggunakan, serta mengendalikan segala sumber daya latihan dengan baik, tertib,
rapih, dan seksama menurut program pelaksanaan latihan guna mencapai tujuan dan
sasaran latihan.

6. Pemrograman Latihan TNI AD. Pemrograman Latihan TNI AD adalah salah


satu langkah dari manajemen latihan dengan kegiatan berupa perencanaan dan
penyusunan program latihan pada tahun berjalan untuk menentukan program latihan
pada satu Tahun Anggaran yang akan datang dalam rangka pembinaan latihan TNI AD.

7. Perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan


masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia.

8. Petunjuk Adminsitrasi (Jukmin). Jukmin adalah petunjuk mengenai administrasi


dalam pembinaan fungsi dilingkungan angkatan darat yang berhubungan dengan
personel, materil/perlengkapan, kegiatan,RAHASIA
atau sub fungsi tertentu dari suatu organisasi.
2
RAHASIA
9. Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran (PPPA) TNI AD. Petunjuk
Pelaksanaan Program dan Anggaran TNI AD adalah buku yang dikeluarkan oleh
Mabesad sebagai pedoman bagi Kotama untuk melaksanakan kegiatan pada kurun
waktu satu tahun disertai anggaran yang dialokasikan. Untuk program pembinaan
satuan berisi tentang pokok-pokok kebijaksanaan satuan, tujuan dan sasaran latihan,
petunjuk penyelenggaraan latihan, waktu penyelenggaraan latihan, dan materi latihan.

10. Petunjuk Pelaksanaan Program Kerja dan Anggaran (PPPA) Kotama.


Petunjuk Pelaksanaan Program Kerja dan Anggaran Kotama adalah buku yang
dikeluarkan oleh Kotama sebagai penjabaran dari Petunjuk Pelaksanaan Program dan
Anggaran TNI AD untuk dijadikan pedoman bagi satuan pelaksana jajaran Kotama dalam
melaksanakan kegiatan pada kurun waktu satu tahun disertai anggaran yang
dialokasikan.

11. Program. Program adalah suatu rencana yang telah diolah dengan
memperhitungkan faktor ruang dan waktu serta urutan penyelenggaraannya secara tegas
dan teratur.

12. Program Kerja Satuan Pelaksana. Program Kerja Satuan Pelaksana adalah
buku yang dibuat oleh satuan pelaksana sebagai penjabaran dari Petunjuk Pelaksanaan
119

Program Kerja dan Anggaran Kotama untuk dijadikan pedoman bagi satuan dalam
melaksanakan kegiatan pada kurun waktu satuan tahun anggaran. Didalam buku tersebut
tertuang rencana kerja dan fungsi-fungsi organik satuan termasuk Rencana Kerja Latihan
dan Kalender Latihan Satuan.

13. Program Kerja dan Anggaran. Program kerja dan anggaran adalah ketentuan
yang dikeluarkan oleh satuan setiap tahunnya yang berisi tugas, kebijakan, dalam
pelaksanaan anggaran tahunan serta ketentuan prioritas sasaran, dan kebijakan
anggaran sebagai rencana kerja satuan yang bersangkutan.

14. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Rencana Kerja dan Anggaran adalah
dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu unit
organisasi/Satker yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang
diperlukan untuk melaksanakannya.

15. Program Latihan. Program Latihan adalah petunjuk umum tentang kegiatan
menyelenggarakan latihan baik latihan perorangan maupun latihan satuan yang meliputi
materi latihan, isi materi latihan yang dilatihkan, tujuan, sasaran, waktu, tempat latihan,
dan peserta latihan.

16. Satuan Pelaksana. Satuan Pelaksana adalah suatu badan yang


menyelenggarakan kegiatan latihan baik program maupun nonprogram yang tercantum di
dalam PPPA TNI AD dan menerima P3 dari satuan atas serta memiliki tugas pokok untuk
merencanakan dan menyusun program latihan di satuannya.

17. TAB-1. TAB-1 adalah kurun waktu sebelum dalam satu tahun untuk melaksanakan
kegiatan sesuai Program dan Anggaran yang telah ditentukan yang dimulai 1 Januari
sampai dengan 31 Desember.

18. TAB+1. TAB+1 adalah kurun waktu setelah dalam satu tahun untuk melaksanakan
RAHASIA
kegiatan sesuai Program dan Anggaran yang 3 telah ditentukan yang dimulai 1 Januari
sampai dengan 31 Desember.
19. Tahun Anggaran Berjalan (TAB). Tahun Anggaran Berjalan (TAB) adalah kurun
waktu dalam satu tahun untuk melaksanakan kegiatan sesuai Program dan Anggaran
yang telah ditentukan yang dimulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

20. Top Down (Atas ke bawah ). Top Down (Atas ke bawah) adalah dalam arti
bahwa kebijakan latihan pada tahun yang akan datang dan pokok-pokok sasaran latihan
yang harus dicapai oleh Kotama ditentukan oleh Mabesad sebagai penentu kebijakan.

21. Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. Latihan dalam rangka pembinaan
kekuatan adalah latihan yang berorientasi pada pencapaian kemampuan standar
program pembinaan kekuatan sesuai dengan program pemantapan satuan TNI AD
yang penyelenggaraannya didasarkan pada siklus latihan dan proglatsi yang berlaku.

22. Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan. Latihan dalam rangka


penggunaan kekuatan adalah latihan yang ditujukan kepada satuan TNI AD yang disiap
tugaskan (Latihan Pratugas) serta latihan bagi satuan yang disiapkan untuk menghadapi
kontijensi dan tugas-tugas pengamanan objekvital nasional baik penugasan operasi
militer untuk perang maupun operasi militer selain perang.
120

23. Latihan Bersama. Latihan Bersama adalah latihan yang dilaksanakan oleh
satuan TNI AD dengan satuan Angkatan Darat Negara sahabat. Tujuan latihan ini pada
dasarnya untuk meningkatkan persahabatan antara TNI AD dengan Angkatan Darat
Negara sahabat serta berimplikasi pada peningkatan profesionalisme prajurit dan satuan
TNI AD.

24. Aplikasi. Aplikasi adalah suatu bentuk penerapan metode latihan teknis baik
perorangan maupun satuan dengan menggunakan medan latihan yang mendekati daerah
operasi sebenarnya.

25. Acara latihan. Acara latihan adalah salah satu segi program latihan TNI AD
yang memuat ketentuan tentang :

a. Materi latihandalam latihan yang diberikan.


b. Tujuan dari setiap materi latihan.
c. Isi dari setiap materi latihan.
d. Jumlah jam masing-masing.
e. Sumber referensi untuk bahan latihan.

26. Bertahap, bertingkat dan berlanjut.

a. Bertahap. Latihan dilaksanakan mulai dari tahap latihan perorangan


dasar sampai dengan tahap latihan antar angkatan.

b. Bertingkat. Sesuai tingkat latihan yang dicapai, meliputi objek (personel),


subjek (pengguna semua sarana yang diperlukan untuk pembinaan) dan metode
(penggunaan sistem dalam pelaksanaan pembinaan).

c. Berlanjut. Latihan dimulai dari latihan dasar yang bersifat teknis sampai
dengan latihan gabungan yang bersifat strategis (latihan dilaksanakan terus
menerus sampai tujuan latihan tercapai).
RAHASIA
27. Buku petunjuk. Buku petunjuk adalah suatu buku yang memuat petunjuk
4
secara teknis detail.
28. Dril. Dril adalah metode latihan untuk membiasakan melakukan sesuatu jenis
kegiatan menurut urutan yang telah ditetapkan secara baku.

29. Fungsi. Fungsi adalah sejenis pekerjaan, kegiatan dan upaya yang dilakukan
satu sama lain ada ketergantungan untuk melaksanakan segi-segi dari suatu sistem.

30. Fasilitas. Fasilitas adalah segala bentuk sarana dan prasarana baik materiil
maupun jasa untuk dapat digunakan oleh perorangan maupun organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi.

31. Geladi. Geladi adalah metode latihan untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan melakukan sesuatu kegiatan yang telah dipelajari atau dilakukan
sebelumnya.

32. Komandan. Komandan adalah seorang pejabat militer dalam suatu


komando/satuan yang mendapat kekuasaan pimpinan terhadap komando/satuan itu.

33. Komando. Komando adalah suatu istilah dengan pengertian sebagai berikut :
121

a. Suatu organisasi kemiliteran secara taktis dan administrasi yang berdiri


sendiri bertugas pokok untuk menyelenggarakan dalam membantu
penyelenggaraan operasi pertempuran atau pendidikan/latihan.
b. Kekuasaan pimpinan seorang komandan.
c. Pasukan tertentu dari pasukan Infanteri khusus.

34. Kondisi Satuan. Kondisi satuan adalah suatu keadaan yang mencakup dari
segi personel, materiil dan perlengkapannya serta sarana prasarana dalam suatu satuan.

35. Kader. Kader adalah seseorang yang menjadi cikal bakal untuk disiapkan
dalam menggantikan peran fungsi dan tugas dari pejabat lama.

36. LKT (Lapangan Kekuasaan Teknis). LKTadalah salah satu bidang kekuasaan
dalam kecabangan TNI AD yang meliputi :

a. Penentuan, pemberian petunjuk dan bimbingan.


b. Penentuan kebijaksanaan teknis.
c. Penentuan tata cara teknis.
d. Menyelenggarakan pengawasan teknis terhadap segala sesuatu yang
menyangkut dengan fungsi-fungsi kecabangan.

37. Lembaga Latihan. Lembaga latihan adalah badan yang mempunyai fungsi dan
tugas pokok menyelenggarakan latihan bagi satuan TNI AD untuk memberikan
kemampuan khusus kepada satuan yang bersangkutan.

38. Latihan.

a. Kegiatan yang diulang secara sistimatis dalam praktek untuk memperoleh


kemahiran dan keterampilan maksimal.

b. Pelaksanaan sejenis pendidikan yang ditekankan kepada keteraturan dan


RAHASIA
pengulangan (dril).
5
c. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan memelihara kondisi
jasmani seseorang serta meningkatkan prestasi.

39. Metode. Metode adalah tata cara melakukan sesuatu dalam suatu urutan-
urutan tertentu secara teratur untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.

40. Mako. Mako adalah suatu tempat yang terdiri dari komandan dan staf beserta
badan-badan pelayanannya yang merupakan susunan organisasi untuk penyelenggaraan
pimpinan terhadap satuan-satuan bawahan dalam satu komando.

41. Operasional. Operasional adalah segala usaha, kegiatan dan tindakan yang
dilakukan secara fisik yang terpimpin dan terarah pada suatu tujuan tertentu.

42. Pembinaan. Pembinaan adalah segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan,
pengerahan, penggunaan serta pengendalian sesuatu secara berdaya guna dan berhasil
guna. Pembinaan meliputi kegiatan melaksanakan dan dikerjakan dengan baik, tertib,
122

rapi dan saksama menurut rencana atau program pelaksanaan sesuatu ketentuan,
petunjuk, norma, sistem dan metode secara efektif dan efisien mencakup tujuan serta
memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.

43. Penyelenggaraan Latihan. Penyelenggaraan latihan adalah penerapan


praktis dari suatu metode latihan yang dimulai dari perencanaan sampai dengan
pengakhiran guna menjamin terselenggaranya latihan secara tepat untuk mencapai tujuan
dan sasaran latihan yang diharapkan.

44. Pelatih. Pelatih adalah seorang anggota militer yang berdasarkan


pengangkatan bertugas mendidik dan mengajarkan anggota TNI AD ke arah
pengembangan pribadi yang seimbang untuk mencapai tujuan berlandaskan pada aturan
pendidikan di TNI.

45. Pembina Latihan. Pembina latihan adalah seseorang yang mempunyai tanggung
jawab untuk merencanakan, menyusun, membangun, mengembangkan, mengerahkan,
menggunakan serta mengendalikan segala sumber daya latihan dengan baik, tertib,
teratur, rapi dan saksama menurut program pelaksanaan guna mencapai tujuan dan
sasaran latihan.

46. Pengendali Atas. Pengendali atas adalah staf yang bertindak sebagai komando
atasan dari satuan yang dilatih, yang memberikan perintah/informasi dan menerima
laporan dari satuan yang bersangkutan.

47. Pengendali Samping. Pengendali samping adalah staf yang mewakili tetangga
yang memiliki fungsi operasional dan administrasi.

48. Pengendali Bawah. Pengendali bawah adalah staf yang mewakili komando
bawahan setingkat di bawah satuan yang dilatih, meliputi aktivitas yang berasal dari
semua satuan bawahan diberikan oleh mereka yang mencakup aktivitas operasional dan
administrasi.

49. Posko. Posko adalah suatuRAHASIA


tempat yang dibuat untuk dapat mengendalikan
6 komandan disertai beberapa perwira staf
kegiatan dalam operasi taktis yang dipimpin oleh
dan badan-badan pelayanan.
50. Program. Program adalah suatu rencana yang telah diolah dengan
memperhitungkan faktor ruang dan waktu sesuaiurutan penyelenggaraannya secara
tegas dan teratur.

51. Prosedur. Proseduradalah tata cara kerja, cara pelaksanaan, menurut tata tertib
atau kegiatan yang meliputi penentuan tujuan, kedudukan, bentuk susunan dan struktur
organisasi, pembagian kekuasaan, tanggungjawab, tugas kewajiban dan hubungan kerja.

52. Sistem. Sistemadalah perangkat unsur yangsecara teratur saling berkaitan


sehingga membentuk suatu totalitas.

53. Simulasi. Simulasi adalah menirukan suatu keadaan, perlengkapan atau


kegiatan untuk kepentingan latihan oleh karena keadaan, perlengkapan atau kegiatan
sesungguhnya tidak dapat/mungkin diadakan.
123

54. Teknis. Teknis adalah cara pelaksanaan suatu tindakan, khususnya secara
terperinci dilakukan oleh pasukan atau para Komandan dalam pelaksanaan tugas militer.
Teknis khususnya adalah tata cara penggunaan perlengkapan dan personel.

55. Taktis. Taktis adalah suatu bagian dari ilmu pertempuran yang mempelajari,
mengolah, penggunaan satuan dan senjata untuk melakukan kegiatan militer yang
ditentukan dalam strategi militer.

56. Wasit Satuan. Wasit satuan adalah seseorang yang ditugaskan pada satuan
untuk mengikuti gerakan satuan dan melakukan pencatatan, penilaian, menengahi serta
memutuskan kegiatan pelaku/satuan maupun antara pelaku dan Bulsit.

57. Wasit Daerah. Wasit daerah adalah seseorang yang ditunjuk untuk
melakukan pencatatan, penilaian, menengahi serta memutuskan kegiatan pelaku/satuan
maupun antara pelaku dan Bulsit disuatu tempat dan tidak melekat dalam gerakan
satuan.

58. Wasit Netral. Wasit netral adalah seseorang pada sistem perwasitan yang
bisa memberikan keputusan pada suatu permasalahan dimana permasalahan tersebut
tidak bisa diputuskan oleh wasit satuan atau wasit daerah.

59. Evaluasi. Evaluasi adalah penentuan nilai (harga) terhadap suatu hal dengan
suatu tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat pencapaian tujuan.

60. Inventaris. Inventaris adalah daftar terperinci tentang persediaan barang-barang


kantor.

61. Inventarisasi. Inventarisasi adalah pencatatan atau pendataan barang-


barang secara terperinci misalnya barang-barang kantor.

62. Jasmani Militer TNI AD. Jasmani Militer TNI AD adalah salah satu fungsi
khusus TNI AD yang berperan menyelenggarakan segala usaha pekerjaan dan kegiatan
fungsi jasmani militer berkenaan dengan pembentukan, peningkatan dan pemeliharaan
jasmani perorangan maupun satuan dalam mewujudkan kesamaptaan jasmani guna
RAHASIA
mempertinggi daya tempur. 7
63. Juknis. Juknis adalah buku pedoman sebagai jabaran lebih lanjut dari Bujukmin
yang memuat penjelasan tentang tata cara teknik sarana prasarana dan pelaksanaan dari
suatu kegiatan atau pekerjaan, secara terinci dalam rangka pembinaan salah satu fungsi
TNI AD.

64. Kebijakan. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yg menjadi garis
besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak tentang pemerintahan, organisasi, organisasi Angkatan Darat dsb.

65. Kemampuan Jasmani. Kemampuan Jasmani adalah suatu kondisi dan


kesanggupan serta ketahanan tubuh dalam memberikan penampilan sikap dan gerak
untuk mengatasi dan menyelesaikan pekerjaan fisik dengan baik tanpa mengalami
kelelahan.
124

66. Lapangan Kekuasaan Teknik (LKT). Lapangan Kekuasaan Teknik (LKT)


adalah salah satu bidang kekuasaan dalam kecabangan TNI AD yang meliputi:

a. Penentuan, pemberian petunjuk dan bimbingan.


b. Penentuan kebijaksanaan teknis.
c. Penentuan tata cara teknis.
d. Menyelenggarakan pengawasan teknis terhadap segala sesuatu yang
menyangkut dengan fungsi kecabangan.

67. Latihan.

a. kegiatan yang diulang secara sistematis dalam praktek untuk memperoleh


kemahiran dan keterampilan maksimal.

b. pelaksanaan sejenis pendidikan yang ditekankan kepada keteraturan dan


pengulangan (drill).

c. suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan memelihara kondisi


jasmani seseorang serta meningkatkan prestasi.

68. Mountaineering. Mountaineering adalah suatu bentuk kegiatan teknik dalam


mengatasi rintangan medan berupa tebing, lembah dan gunung, dengan menggunakan
alat perlengkapan khusus untuk mendapatkan kemudahan dalam melintasinya.

69. Operasi.

a. Himpunan menyeluruh dari strategi taktik, logistik, intelijen dan K3I


(Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi) yang saling mengadakan interaksi
menurut perspektif Komando dan manajemen tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas Hankam negara.
b. Pekerjaan, gerakan, tindakan, aksi yang dilakukan secara fisik dan terpimpin
dengan waktu yang singkat pada satu tujuan tertentu guna memperoleh efek
penghancuran, melumpuhkan, mencegah, membinasakan atau meniadakan.

70. Pembina latihan. Pembina Latihan adalah seseorang yang mempunyai


tanggung jawab untuk merencanakan, menyusun, melaksanakan, mengembangkan,
mengerahkan, menggunakan serta mengendalikan segala sumber daya latihan dengan
RAHASIA
baik, tertib, teratur, rapih dan saksama menurut program pelaksanaan guna mencapai
8
tujuan dan sasaran latihan.

71. Pengawasan. Pengawasan adalah kegiatan untuk menjamin kelancaran


dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pekerjaan secara berhasil guna sesuai dengan
maksud dan tujuan suatu tugas.

72. Pengendalian. Pengendalian adalah kegiatan untuk menentukan hubungan


antara soal yang direncanakan dengan hasilnya dan mengambil tindakan-tindakan yang
diperlukan berdasarkan rencana.

73. Pengendalian Administrasi. Pengendalian Administrasi adalah tindakan yang


diadakan untuk menjaga agar pembukuan yang diadakan selalu memberi gambaran
tentang jalannya dan keadaan rencana-rencana, program agar tidak melampaui jumlah
yang ditentukan dan dapat memberi gambaran serta siapa yang bertanggung jawab.
125

74. Prasarana Latihan. Prasarana Latihan adalah segala fasilitas yang tidak dapat
digerakkan/ dipindahkan untuk menunjang terlaksananya suatu proses usaha dan
kegiatan latihan.

75. Program. Program adalah suatu rencana yang telah diolah dengan
memperhitungkan faktor ruang dan waktu serta urutan penyelenggaraannya secara tegas
dan teratur.

76. Sarana Latihan. Sarana Latihan adalah segala fasilitas yang dapat dipakai,
dipergunakan (digerakkan/dipindahkan) sebagai alat dalam pencapaian maksud dan
tujuan latihan.

77. Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal). Satuan Administrasi Pangkal adalah


satuan terkecil yang menyelenggarakan kegiatan administrasi dan menjadi satuan
pangkal bagi satuan-satuan di bawahnya. Setiap satuan dapat dinyatakan sebagai
Satminkal apabila mempunyai pejabat pengurus personel, materiil, keuangan dan
administrasi umum.

78. Standardisasi. Standardisasi adalah penentuan penggolongan secara khusus


mengenai jenis/tipe materiil yang memenuhi syarat-syarat tertentu baik ditinjau dari
pemakaian, pemeliharaan dan masalah logistik pada umumnya.

Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri,

Tri Soewandono
Mayor Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai