RAHASIA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
RAHASIA
2
4. Dasar.
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia.
b. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang
Buku Petunjuk Administrasi tentang Tulisan Dinas di Lingkungan Angkatan Darat.
c. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/24-02/IX/2011 tanggal 1 September 2011
tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan, Penerbitan Doktrin dan
Buku Petunjuk Angkatan Darat.
d. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/118/XII/2011 tanggal 8 Desember 2011
tentang Organisasi dan Tugas Direktorat Peralatan Angkatan Darat. (Uji Coba)
e. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/56-02/XII/2012 tanggal 28 Desember
2012 tentang Buku Petunjuk Teknis tentang Tata Cara Penyusunan Buku Petunjuk
Angkatan Darat.
f. Keputusan Kasad Nomor Kep/480/XII/2013 tanggal 4 Desember 2013
tentang Pengesahan Berlakunya Naskah Sementara Doktrin TNI AD Kartika Eka
Paksi.
g. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/24/II/2006 tanggal 3 Februari 2006
tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Doktrin TNI AD.
h. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/492/XII/2004 tanggal 24 Desember
2004 tentang Istilah-istilah Militer.
i. Surat Keputusan Dirpalad Nomor Skep/205/XII/2003 tanggal 30 Desember
2003 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Induk tentang Peralatan.
BAB II
KETENTUAN POKOK PENYELENGGARAAN PERALATAN
6. Umum. Peralatan merupakan salah satu fungsi teknis militer umum TNI AD
dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD, agar penyelenggaraan pembinaan
fungsi peralatan dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang optimal, perlu diatur
ketentuan-ketentuan pokok yang meliputi peran, tugas, fungsi dan asas sehingga mampu
memberikan pembekalan dan pemeliharaan (Bekhar) materiil peralatansecara berhasil
guna dan berdaya guna dalam rangka pembinaan maupun penggunaan kekuatan TNI
AD.
8. Tugas.
b. Tugas-Tugas.
1) Menyelenggarakan pembinaan pembekalan dan pemeliharaan
senjata dan optik serta elektronik sistem senjata dalam rangka kesiapan
operasional satuan jajaran TNI AD.
2) Menyelenggarakan pembinaan pembekalan dan pemeliharaan munisi
dan bahan peledak dalam rangka mendukung kesiapan operasional satuan
jajaran TNI AD.
3) Menyelenggarakan pembinaan pembekalan dan pemeliharaan
kendaraan bermotor dalam rangka kesiapan operasional satuan jajaran
TNI AD.
4) Menyelenggarakan pembinaan pembekalan dan pemeliharaan
teknologi mekanik dalam rangka kesiapan operasional satuan jajaran TNI
AD.
4
9. Fungsi.
a. Pembekalan. Menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan pembekalan untuk memberikan dukungan materiil peralatan yang
dibutuhkan oleh komando/kesatuan dalam rangka melaksanakan tugas sesuai
kebutuhan organisasi guna kesiapan penggunaan kekuatan.
b. Pemeliharaan. Menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan
kegiatan pemeliharaan yang dilakukan guna menjamin materiil peralatan selalu
dalam kondisi siap pakai atau kegiatan untuk memulihkan kembali kondisi siap
pakai sehingga materiil peralatan tersebut selalu dalam keadaan siap untuk
digunakan.
10. Asas.
a. Akuntabel. Segala kegiatan dukungan fungsi peralatan dilaksanakan
sesuai dengan aturan yang berlaku melalui perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pencatatan/pelaporan secara cepat, tepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Prioritas. Pemberian dukungan dan pelayanan fungsi peralatan
dilaksanakan dengan pertimbangan skala prioritas.
c. Kenyal. Penyelenggaraan fungsi peralatan harus mampu
menyesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan keadaan yang terjadi.
d. Sederhana. Penyelenggaraan fungsi peralatan harus sederhana dalam
tata cara, prosedur dan mekanisme penyelenggaraannya, dengan mengutamakan
hasil guna dan daya guna yang maksimal.
e. Terintegrasi. Penyelenggaraan fungsi peralatan dilaksanakan secara
terpadu yang meliputi antar aspek dalam fungsi peralatan dan aspek logistik
lainnya.
f. Sesuai Tuntutan Perkembangan. Penyelenggaraan fungsi peralatan
dilaksanakan sesuai dengan tuntunan perkembangan organisasi dan sistem dari ke
satuan yang dilayani, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
g. Pelayanan Aktif. Penyelenggaraan fungsi peralatan dilaksanakan
dengan cara pelayanan aktif untuk menjamin kesiapan materiil peralatan pada
kesatuan-kesatuan yang dilayani.
h. Memanfaatkan Potensi Yang Ada. Semua potensi yang ada
dimanfaatkan untuk pembinaan kemampuan personel dalam rangka mendukung
fungsi peralatan.
5
BAB III
DASAR PENYELENGGARAAN PERALATAN
11. Umum. Dasar penyelenggaraan peralatan sebagai bagian dari fungsi teknis
militer umum TNI AD dilaksanakan dengan tetap berpedoman pada tujuan dan sasaran,
subjek, objek, metode dan sarana prasarana serta pedoman dalam penyelenggaraannya
agar mampu secara optimal mendukung tugas pokok TNI AD.
6) Dirpalad.
7) Dan/Ka peralatan.
b. Objek.
1) Personel peralatan.
2) Satuan peralatan.
3) Materiil peralatan.
c. Metode. Metode yang digunakan adalah pengamatan, pengujian,
pengkajian, penelitian, pengembangan, pengawasan, pemeliharaan, observasi,
studi banding, latihan, pendidikan dan penugasan.
d. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana yang dapat digunakan
dalam pembinaan dan penggunaan fungsi peralatan sebagai berikut :
1) Sarana.
a) Peranti lunak (doktrin, Bujuk dan Protap peralatan).
0 b) Fasilitas pendidikan dan latihan.
1 c) Fasilitas perkantoran dan perumahan.
1 d) Materiil peralatan.
2 2) Prasarana.
a) Instalasi peralatan.
b) Lembaga pendidikan dan latihan.
c) Markas/fasilitas.
d) Gudang peralatan pusat/daerah.
e) Instalasi milik negara dan bukan milik negara (di luar
lingkungan TNI) yang diizinkan untuk digunakan.
BAB IV
PEMBINAAN PERALATAN
lingkungan TNI AD, sehingga penyelenggaraannya akan berhasil dan berdaya guna
dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Objek pembinaannya diarahkan kepada
pembinaan kekuatan, kemampuan dan gelar satuan peralatan dengan tetap
memperhatikan skala prioritas.
a) Pengorganisasian.
(1) Organisasi peralatan dibentuk berdasarkan kebutuhan
organisasi yang mampu memberikan dukungan peralatan
kepada seluruh kekuatan TNI AD baik meliputi kekuatan
terpusat, kekuatan kewilayahan maupun kekuatan pendukung.
(2) Organisasi disusun dalam bentuk tabel organisasi dan
perlengkapan (TOP) dan daftar susunan personel dan
perlengkapan (DSPP) sesuai dengan tingkat dan jenisnya
(pusat, daerah dan satuan).
(3) Penyusunan organisasi peralatan disesuaikan dengan
dasar-dasar organisasi dan persyaratan umum organisasi TNI
AD.
(a) Tingkat pusat.
i) Organisasi disusun atas dasar kebutuhan
organisasi yang mampu menyelenggarakan
sistem dukungan pembekalan dan pemeliharaan
materiil peralatan, baik ditingkat pusat, tingkat
daerah maupun tingkat satuan.
ii) Organisasi yang mampu memberikan
dukungan pembekalan dan pemeliharaan materiil
peralatan di daerah pada saat damai, situasi krisis
darurat maupun perang.
iii) Organisasi yang mempunyai kemampuan
dapat menjamin terpeliharanya bekal dan
pemeliharaan peralatan dalam penyelenggaraan
sistem organik wilayah.
iv) Organisasi yang mampu menyelenggara-
kan serta mengembangkan fungsi peralatan
secara berhasil dan berdaya guna.
(b) Tingkat Kotama.
i) Organisasi disusun atas dasar kebutuhan
organisasi yang mampu menyelenggarakan
sistem pembekalan dan pemeliharaan materiil
peralatan di tingkat daerah dan tingkat satuan.
ii) Organisasi yang mampu memberikan
penyaluran dukungan pembekalan dan
13
e) Likuidasi organisasi.
(1) Melaksanakan evaluasi dan pengkajian organisasi
peralatan TNI AD dihadapkan kepada perkembangan
organisasi TNI AD.
(2) Melaksanakan perubahan organisasi peralatan sesuai
dengan keputusan pimpinan TNI AD (Kasad).
(3)Memberlakukan organisasi satuan peralatan sesuai hasil
likuidasi organisasi.
c) Pelaksanaan.
(1) Menentukan kebutuhan fasilitas/bangunan dan
prasarana lainnya yang diperlukan untuk melengkapi dan
mendukung organisasi dalam rangka melaksanakan tugas
pokoknya.
(2) Mengusahakan ketersediaan fasilitas bangunan dan
prasarananya guna memenuhi kebutuhan organisasi melalui
kegiatan pengadaan jasa konstruksi militer atau swakelola
dengan cara paling ekonomis sesuai peraturan yang berlaku.
(3) Melaksanakan kegiatan pemeliharaan terhadap
ketertiban, kerapihan, kebersihan dan keamanan fasilitas
bangunan dan prasarana lainnya yang dipertanggungjawabkan
kepada masing-masing satuan sesuai rencana yang telah
disusun.
(4) Melaksanakan perawatan dan perbaikan terhadap
fasilitas-fasilitas yang mengalami kerusakan sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sesuai kemampuan masing-
masing satuan dan/atau alokasi dari komando atas.
(5) Melaksanakan inventarisasi terhadap dokumen
penghapusan fasilitas bangunan dan prasarana yang sudah
tidak memenuhi persyaratan teknis berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
(6) Membuat saran kepada komando atas tentang perlunya
diadakan kegiatan rehabilitasi, renovasi dan pembangunan
terhadap fasilitas bagi satuan-satuan peralatan.
d) Pengawasan. Melaksanakan pengawasan secara
langsung terhadap efektivitas pembinaan fasilitas melalui kunjungan,
inspeksi/pemeriksaan, uji petik dan wawancara secara langsung di
Satuan, serta pengawasan secara tidak langsung melalui kegiatan
pencatatan, pencocokan, penelitian dan evaluasi yang bersifat
administratif terhadap data hasil kegiatan pembinaan fasilitas di
satuan-satuan peralatan.
2) Prosedur.
a) Membuat rancangan tentang prototipe markas peralatan.
b) Membuat rencana akan kebutuhan prasarana peralatan di
satuan yang merupakan bagian integral dari prototipe fasilitas.
25
(2) Penerbitan.
(a) Penerbitan doktrin, peraturan dan buku-buku
petunjuk tentang peralatan dilaksanakan apabila telah
disetujui dan disahkan oleh pejabat yang ditunjuk sesuai
stratifikasinya.
(b) Doktrin, peraturan dan buku-buku petunjuk
tentang Peralatan yang telah mendapatkan pengesahan
selanjutnya didistribusikan ke satuan-satuan sesuai
dengan kepentingannya.
c) Penyempurnaan.
(1) Agar peranti lunak tetap terpelihara validitasnya, maka
dilakukan pengujian dan penelitian terhadap peranti lunak yang
sudah ada.
(2) Adanya masukan dan umpan balik dari satuan sebagai
saran penyempurnaan.
(3) Terhadap peranti lunak yang kurang valid diadakan
penyempurnaan seperlunya berdasarkan umpan balik yang
ada.
(4) Melaksanakan pengkajian dan penyempurnaan buku
petunjuk yang dipertanggungjawabkan oleh Ditpalad.
(2) Pengorganisasian.
(a) Memilih dan menentukan pejabat penyelenggara
fungsi pembekalan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, sehingga pelaksanaan penyelenggaraan
pembekalan dapat berjalan secara optimal.
(b) Menentukan tugas dan tanggung jawab pejabat
peralatan khususnya di bidang kemampuan
pembekalan.
(3) Pelaksanaan.
` (a) Melaksanakan kegiatan pemantauan bidang
pembekalan di satuan jajarannya.
(b) Memberikan kesempatan kepada personel yang
memiliki bakat kemampuan bidang pembekalan untuk
mengikuti pendidikan spesialisasi di bidang
penyelenggaraan pembekalan.
(c) Memberikan penugasan bidang fungsi
pembekalan kepada pejabat penyelenggara pembekalan
di satuan.
(4) Pengawasan.
(a) Melaksanakan pengawasan secara intensif
terhadap kegiatan pembinaan kemampuan pembekalan
secara perorangan maupun satuan.
(b) Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
permasalahan di bidang pembekalan dalam rangka
peningkatan dan penyempurnaan kegiatan yang akan
datang.
(c) Melaporkan semua permasalahan pembinaan
pembekalan yang timbul sebagai bahan masukan bagi
komando atas.
1) Proses.
a) Perencanaan.
(1) Menyusun perencanaan kegiatan pembinaan gelar
terpusat satuan-satuan peralatan sebagai kelanjutan hasil
pengamatan/observasi dan penelitian secara terus menerus
serta pengkajian terhadap gelar satuan-satuan peralatan
dalam mendukung pelaksanaan tugas.
(2) Mendata gelar satuan-satuan peralatan terpusat yang
dinilai perlu diadakan penataan atau pengembangan.
b) Pengorganisasian. Mengorganisir personel peralatan dalam
organisasi kelompok kerja (Pokja) yang akan melaksanakan
pembinaan gelar terpusat satuan peralatan serta menentukan tugas
dan tanggung jawabnya sesuai kemampuan dan latar belakang
pengalaman.
c) Pelaksanaan.
(1) Membuat kajian tentang perlunya penataan atau
pengembangan gelar satuan-satuan peralatan terpusat
sebagai saran masukan kepada staf operasi Angkatan Darat
sebagai staf pengelola kebijakan dalam penggelaran satuandi
jajaran TNI AD.
(2) Menyusun rencana pengembangan dan gelar satuan-
satuan peralatan setiap 5 tahun di dalam rencana strategis
Ditpalad dengan berpedoman pada Minimum Essential Force
(MEF) TNI AD dan rencana strategis TNI AD.
(3) Menentukan bentuk organisasi satuan peralatan yang
mobile dalam rangka mendukung fungsi pembekalan dan
pemeliharaan dengan mempertimbangkan faktor hakekat
ancaman, modernisasi dan kemampuan pendukung yang
tersedia guna mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD.
(4) Memonitor pelaksanaan kegiatan pembentukan,
pengembangan dan redislokasi satuan peralatan khususnya
untuk mendukung kegiatan satuan peralatan di perbatasan
sesuai dengan tahapan yang telah disusun dengan mengacu
kepada kebijakan/program dari komando atas.
44
BAB V
PENGGUNAAN PERALATAN
20. Penggunaan Pada Operasi Militer Untuk Perang (OMP). Penggunaan bantuan
peralatandalam pola Operasi Militer untuk Perang (OMP) adalah sebagai satuan bantuan
administrasi (Satbanmin) yang mengemban tugas melaksanakan dukungan fungsi
perbekalan dan pemeliharaan materiil peralatan kepada Satpur/Satbanpur dan satuan
lainnya baik dalam bentuk operasi gabungan, operasi darat maupun operasi bantuan.
a) Sasaran.
(1) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk mendukung
daya gerak dan daya tembak khususnya bagi satuan Angkatan
Darat yang terlibat dalam pelaksanaan operasi lintas udara.
(2) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk mendukung
daya gerak dan daya tembak khususnya bagi satuan Angkatan
Darat yang terlibat dalam pelaksanaan operasi lintas udara.
b) Penggunaan.
(1) Pelibatan satuan peralatan pada babak perencanaan
dan persiapan melaksanakan pembekalan kendaraan, senjata
dan optik serta munisi yang akan digunakan oleh satuan
Angkatan Darat selama pelaksanaan operasi lintas udara.
(2) Pelibatan satuan peralatan pada babak pemindahan
udara, membantu kelancaran pembekalan kendaraan, senjata
dan optik serta munisi satuan lintas udara Angkatan Darat.
(3) Pelibatan satuan peralatan pada babak serbuan untuk
menjamin pembekalan dan pemeliharan kendaraan, senjata
dan optik serta munisi satuan lintas udara Angkatan Darat
selama pelaksanaan serbuan.
(4) Pelibatan satuan peralatan pada babak pertahanan
tumpuan udara untuk menjamin pembekalan dan pemeliharan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi satuan Angkatan
Darat yang terlibat pada operasi lintas udara.
(5) Pengerahan personel maupun materiil peralatan dibatasi
oleh kapasitas daya angkut yang digunakan pada operasi lintas
udara.
2) Operasi pertahanan udara. Operasi pertahanan udara adalah operasi
gabungan TNI yang bersifat khusus dalam rangka menggagalkan serangan
musuh dan mewujudkan keunggulan udara serta pencegahan dan
penanggulangan akibat serangan udara lawan. Opshanud diselenggarakan
oleh Kohanudnas dengan satuan udara TNI AU sebagai kekuatan inti dan
satuan darat serta satuan laut sebagai usur perkuatan dalam keadaan
tertentu operasi ini dapat/perlu melibatkan unsur Polri dan instansi sipil
yang memiliki kemampuan Hanud Pasif.
48
a) Sasaran.
(1) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk mendukung
daya gerak dan daya tembak khususnya bagi satuan Angkatan
Darat yang terlibat dalam pelaksanaan operasi pertahanan
udara.
(2) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk mendukung
daya gerak dan daya tembak khususnya bagi satuan Angkatan
Darat yang terlibat dalam pelaksanaan operasi pertahanan
udara.
b) Penggunaan.
(1) Operasi pertahanan udara aktif.
(a) Pelibatan satuan peralatan pada tahap deteksi,
melaksanakan pembekalan dan pemeliharaan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi bagi satuan
Angkatan Darat yang terlibat dalam pelaksanaan operasi
pertahanan udara aktif.
(b) Pelibatan satuan peralatan pada tahap
identifikasi, melaksanakan pembekalan dan
pemeliharaan kendaraan, senjata dan optik serta munisi
bagi satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam
pelaksanaan operasi pertahanan udara aktif.
(c) Pelibatan satuan peralatan pada tahap
penindakan, menjamin pembekalan kendaraan, senjata
dan optik serta munisi satuan Angkatan Darat yang
terlibat pada operasi pertahanan udara aktif.
(2) Operasi pertahanan udara pasif.
(a) Pelibatan satuan peralatan pada tahap pemberian
bahaya udara, melaksanakan pembekalan dan
pemeliharaan kendaraan, senjata dan optik serta munisi
bagi satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam
pelaksanaan operasi pertahanan udara pasif.
(b) Pelibatan satuan peralatan pada tahap
penanggulangan akibat serangan udara, menjamin
pembekalan dan pemeliharaan kendaraan, senjata dan
49
(1) Sasaran.
(a) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk
mendukung daya gerak dan daya tembak khususnya
bagi satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam
pelaksanaan operasi selama operasi serangan.
(b) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam
meningkatkan daya tempur pasukan sendiri dan
memperlemah daya tempur musuh khususnya bagi
satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam pelaksanaan
operasi serangan.
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan pada saat pasukan
berada di daerah persiapan melaksanakan pembekalan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi untuk seluruh
satuan yang terlibat dalam operasi serangan, dengan
prioritas untuk pasukan penyerang.
(b) Pengerahan satuan peralatan mulai pasukan
penyerang bergerak dari daerah persiapan sampai
dengan serbuan, melaksanakan pembekalan dan
pemeliharaan kendaraan, senjata dan optik serta munisi
sesuai dengan titik berat dan dinamika operasi dalam
rangka mendukung keberhasilan serangan.
(a) Sasaran.
i) Terselenggaranya sistem pembekalan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi yang
handal untuk mendukung daya gerak dan daya
tembak khususnya bagi satuan Angkatan Darat
yang terlibat dalam pelaksanaan operasi
pertahanan daerah mulai pasukan pengaman
belum kontak dengan musuh sampai dengan
pelaksanaan serangan balas.
ii) Terselenggaranya sistem pembekalan dan
pemeliharaan kendaraan, senjata dan optik serta
munisi yang efektif dalam meningkatkan daya
tempur pasukan sendiri dan memperlemah daya
tempur musuh yang mendekat/menerobos daerah
pertahanan.
(b) Penggunaan.
i) Pengerahan satuan peralatan pada saat
pasukan pengaman sebelum kontak dengan
musuh, melaksanakan pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi untuk seluruh
satuan yang terlibat dalam operasi pertahanan.
ii) Pengerahan satuan peralatan mulai
pasukan pengaman kontak dengan musuh
sampai dengan serangan balas, melaksanakan
dukungan pembekalan dan pemeliharaan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi dengan
prioritas dukungan bagi pasukan di inti
pertahanan dalam rangka menggagalkan
serangan musuh.
(2) Operasi pertahanan mobil. Merupakan suatu
pertahanan yang menitikberatkan kepada suatu pertahanan di
daerah dengan mengutamakan mobilitas dan menghancurkan
musuh di daerah yang telah disiapkan.
(a) Sasaran.
i) Terselenggaranya sistem pembekalan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi yang
57
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan pada tingkat
menghancurkan pasukan keamanan dan pengawasan
musuh adalah menjamin pelaksanaan pembekalan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi bagi pasukan
penyerang dan unsur bantuan.
(b) Pengerahan satuan peralatan pada tingkat
Penerobosan sampai dengan bombardermen adalah
menjaga kelancaran pembekalan dan pemeliharaan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi untuk seluruh
pasukan bagi keberhasilan operasi secara keseluruhan.
e) Operasi dengan pengaruh Nubika. Operasi dengan pengaruh
Nubika merupakan bagian dari operasi tempur yang dilaksanakan untuk
menghindari pengaruh akibat ledakan atau penyebaran senjata-senjata
nuklir, biologi dan kimia.
(1) Sasaran.
(a) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk mendukung
satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam pelaksanaan
operasi dengan pengaruh Nubika.
(b) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam memelihara
dan meningkatkan daya tempur pasukan sendiri dan
memperlemah daya tempur musuh selama operasi dengan
pengaruh Nubika.
(2) Penggunaan.
(a) Pengerahan satuan peralatan pada tahap perencanaan
dan persiapan, melaksanakan pembekalan kendaraan, senjata
dan optik serta munisi untuk seluruh satuan.
(b) Pengerahan satuan peralatan pada tahap pengakhiran,
melaksanakan pemeriksaan materiil kendaraan, senjata dan
optik serta munisi kepada satuan yang terlibat dalam operasi
pengaruh Nubika.
f) Operasi Pernika. Operasi Pernika merupakan bagian operasi
tempur untuk mengadu kekuatan dan keahlian dengan pancaran
60
a) Sasaran.
(1) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk mendukung
satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam pelaksanaan
operasi bantuan perlindungan.
(2) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam meningkatkan
daya tempur pasukan sendiri dan memperlemah daya tempur
musuh.
b) Penggunaan.
(1) Pengerahan satuan peralatan pada tahap penyusupan
dan perembesan, melaksanakan pembekalan kendaraan,
senjata dan optik khusus bagi agen penggalangan dan
melaksanakan monitoring dan observasi terhadap obyek
penggalangan.
(2) Pengerahan satuan peralatan pada tahap pencerai-
beraian melaksanakan pengelabuan terhadap obyek
penggalangan.
(3) Pengerahan satuan peralatan pada tahap pengingkaran
sampai dengan penggabungan, melaksanakan propaganda
terhadap obyek penggalangan.
3) Operasi bantuan Raid. Operasi bantuan Raid adalah operasi yang
dilakukan oleh satuan TNI AD untuk melaksanakan penghancuran,
pembebasan tawanan, pelolosan (personel/materiil) dan penculikan
terhadap sasaran strategis terpilih diluar kemampuan satuan yang dibantu
sesuai dengan permintaan dari satuan yang melaksanakan operasi.
a) Sasaran.
(1) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk mendukung
satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam pelaksanaan
operasi bantuan Raid.
(2) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam meningkatkan
daya tempur pasukan sendiri dan memperlemah daya tempur
musuh.
67
b) Penggunaan.
(1) Pengerahan satuan peralatan dalam operasi bantuan
raider bersifat kenyal sesuai kebutuhan di lapangan.
(2) Penggunaan satuan peralatan diarahkan untuk
mendukung pendadakan sebagai ciri dari operasi raider.
4) Operasi bantuan tembakan. Operasi bantuan tembakan adalah
operasi yang dilakukan oleh satuanTNI AD berupa bantuan tembakan
kepada satuan lain yang melakukan operasi sesuai dengan permintaan.
a) Sasaran.
(1) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk mendukung
satuan Angkatan Darat yang terlibat dalam pelaksanaan
operasi bantuan tembakan.
(2) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam meningkatkan
daya tempur pasukan sendiri dan memperlemah daya tempur
musuh.
b) Penggunaan.
(1) Pengerahan satuan peralatan pada tahap penyusupan
dan perembesan melaksanakan pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi bagi agen penggalangan dan
melaksanakan monitoring dan observasi terhadap obyek
penggalangan.
(2) Pengerahan satuan peralatan pada tahap pencerai-
beraian melaksanakan pembekalan dan pemeliharaan
kendaraan, senjata dan optik serta munisi.
(3) Pengerahan satuan peralatan pada tahap pengingkaran
sampai dengan penggabungan melaksanakan pembekalan dan
pemeliharaan kendaraan, senjata dan optik serta munisi.
5) Operasi bantuan SAR tempur. Operasi bantuan SAR tempur
merupakan operasi bantuan yang dilakukan dalam rangka penyelamatan
dan evakuasi kepada satuan yang melaksanakan operasi.
a) Sasaran.
(1) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang handal untuk mendukung
68
a) Sasaran.
(1) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi khususnya bagi satuan
Angkatan Darat yang terlibat dalam operasi mengamankan
Presiden dan Wapres RI beserta keluarganya.
(2) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam meningkatkan
daya tempur pasukan sendiri dan memperlemah daya tempur
pihak-pihak yang menghambat pelaksanaan operasi
mengamankan Presiden dan Wapres RI beserta keluarganya.
b) Penggunaan.
(1) Pengerahan satuan peralatan untuk mendukung
pembekalan kendaraan, senjata dan optik serta munisi yang
akan digunakan oleh satuan Angkatan Darat yang terlibat
dalam operasi mengamankan Presiden dan Wapres RI beserta
keluarganya.
(2) Pengerahan satuan peralatan mendukung
pemeliharaan kendaraan, senjata dan optik serta munisi guna
kelancaran dan keberhasilan satuan Angkatan Darat yang
terlibat dalam operasi mengamankan Presiden dan Wapres RI
beserta keluarganya.
(3) Pengerahan satuan peralatan pada operasi
mengamankan Presiden dan Wapres RI beserta keluarganya
terbatas pada dukungan materiil peralatan dan pemeliharaan
sampai dengan tingkat II.
77
a) Sasaran.
(1) Terselenggaranya sistem pembekalan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi khususnya bagi satuan
Angkatan Darat yang terlibat dalam operasi membantu
pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan
terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.
(2) Terselenggaranya sistem pemeliharaan kendaraan,
senjata dan optik serta munisi yang efektif dalam meningkatkan
daya tempur pasukan sendiri dan memperlemah daya tempur
pihak-pihak yang menghambat pelaksanaan operasi membantu
pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan
terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.
b) Penggunaan.
(1) Pengerahan satuan peralatan untuk mendukung
pembekalan kendaraan, senjata dan optik serta munisi yang
akan digunakan oleh satuan Angkatan Darat yang terlibat
dalam operasi membantu pemerintah dalam pengamanan
pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan,
perompakan dan penyelundupan.
(2) Pengerahan satuan peralatan mendukung
pemeliharaan kendaraan, senjata dan optik serta munisi guna
kelancaran dan keberhasilan satuan Angkatan Darat yang
terlibat dalam operasi membantu pemerintah dalam
pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap
pembajakan, perompakan dan penyelundupan.
BAB VI
TATARAN KEWENANGAN
22. Umum. Guna menjamin kelancaran pelaksanaan tugas peralatan perlu diatur
tataran kewenangan dalam pelaksanaan pembinaan dan penggunaan peralatan AD diatur
sesuai dengan hierarki yang berlaku di lingkungan TNI AD mulai dari tingkat pusat,
Kotama sampai dengan tingkat satuan.
83
BAB IV
PENUTUP
26. Penutup. Demikian Naskah Sekolah ini disusun sebagai bahan ajaran dan
dijadikan pedoman bagi Gadik dan Serdik dalam proses belajar mengajar tentang
Pengetahuan Kecabangan Peralatan.
RAHASIA