Anda di halaman 1dari 15

- MANAJEMEN KEUANGAN -

3 sks
Urip Sudiana

Materi Perkuliahan MK :
• RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN
• PENGELOLAAN MODAL KERJA
• PENGELOLAAN PIUTANG
• PENGELOLAAN KAS
• PENGELOLAAN PERSEDIAAN
• UTS
• PENILAIAN SURAT BERHARGA
• KONSEP TIME VALUE OF MONEY
• KEPUTUSAN INVESTASI
• FAKTOR RISIKO DALAM INVESTASI
• KONSEP BIAYA MODAL
• UAS
Buku Referensi :
 James C. Van Horne, 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Buku Satu,
Edisi ke-13, Edisi Indonesia, PT Salemba Empat, Jakarta
 Sutrisno, 2012. Manajemen Keuangan : Teori Konsep & Aplikasi. Ekonisia FE UII,
Yogyakarta.
 Brigham, Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku Satu, Edisi
11, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
 J. Fred Weston & Copeland, 2010. Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh, Jilid
1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
 Ahmad Rodoni & Herni Ali, 2010. Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media,
Jakarta.
 Agus Sartono, 2006. Manajemen Keuangan, Teori & Aplikasi. BPFE, Yogyakarta.
 dll…

urip.sudiana@yahoo.com -1
MATERI KE - I :
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
 Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan
keputusan.
 Keputusan yang dibuat berkaitan dengan keuangan yaitu berapa besar asset
yang dibutuhkan oleh suatu usaha, bagaimana sebaiknya komposisi dari
masing-masing asset tersebut, serta dari mana sumber pembiayaan atas
investasi tersebut.
 Manajemen Keuangan berhubungan dengan tugas sebagai manajer keuangan
dalam suatu perusahaan bisnis.
 Manajer keuangan secara aktif mengelola urusan keuangan dari berbagai jenis
usaha, yang berkaitan dengan keuangan atau non keuangan, pribadi atau
publik, besar atau kecil, profit atau non profit.
 Kegiatan manajer keuangan seperti : anggaran, perencanaan keuangan,
manajemen kas, administrasi kredit, analisa investasi dan usaha memperoleh
dana.

Apakah Manajemen Keuangan ?


 Manajemen Keuangan (Pembelanjaan) adalah semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan
biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana
tersebut secara efisien. (Sutrisno, 2012)
 Manajemen Keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan
perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan
menyeluruh. (Van Horne, 2012).

Ruang Lingkup Kegiatan Manajemen Keuangan :


 Pembelanjaan Pasif (Sisi Pasiva)
 Pembelanjaan Aktif (Sisi Aktiva)

Tujuan Manajemen Keuangan : meningkatkan Kesejahteraan Para Pemegang Saham


(Pemilik), melalui :
 Memaksimumkan Laba
 Meningkatkan Nilai asset Perusahaan
 Meningkatkan Harga Per Lembar Saham
 dll

Fungsi Manajemen Keuangan:


Fungsi Manajemen keuangan secara garis besar digambarkan dengan memperhatikan
peran dalam organisasi, hubungannya dengan ekonomi dan akuntansi, aktivitas utama
dari manajer keuangan dan peran manajer keuangan dalam Manajemen kualitas total,
diantaranya :
 Mengelola Dana
 Mencari Dana
 Mengelola Kredit/Piutang

urip.sudiana@yahoo.com -2
 Membayar Deviden
 Mengansuransikan
 Mengelola Dana / Tunjangan Pensiun

Secara Garis Besar Fungsi Manajemen Keuangan adalah :


 Keputusan Investasi : Manajer Keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam
investasi yang dapat mendatangkan keuntungan
 Keputusan Pendanaan : Manajer Keuangan dituntut untuk mempertimbangkan
dan menganalisa sumber dana yang ekonomis untuk kegiatan investasi dan
operasional perusahaan
 Keputusan Dividen : memutuskan jumlah deviden yang harus dibayarkan

Sumber Dana :
Sumber dana perusahaan berdasarkan sumbernya dibagi dua, yaitu :
1. Sumber Dana Intern (dari dalam perusahaan), terdiri dari :
 Laba,
 Cadangan-cadangan,
 Laba ditahan / Laba tidak dibagi,
 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
2. Sumber Dana Ekstern (dari Luar Perusahaan)
 Pembelanjaan Sendiri / Modal Sendiri (Saham & Agio Saham)
 Pembelanjaan Asing / Pinjaman (Bank, Lembaga Keuangan Lain, Obligasi dll)

Laporan Keuangan (Financial Statement) :


1. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
3. Laporan Perubahan Modal (Owner’s Equity Statement)
4. Laporan Neraca (Balance Sheet)

Uraian :
1. Laporan Arus Kas (Cashflow Statement)
Merupakan suatu laporan yang menggambarkan arus kas masuk (cash inflow) dan
arus kas keluar (cash outflow) selama periode akuntansi dari berbagai aktivitas yang
dilakukan perusahaan.

2. Laporan Laba-Rugi (L/R) :


Merupakan jenis laporan keuangan yang dibuat setiap akhir periode akuntansi,
berisi mengenai semua pendapatan dan semua beban yang terjadi selama satu
periode akuntansi.

Elemen Dalam Laporan L/R :


– Pendapatan (Revenues)
– Beban-Beban (Expenses)

urip.sudiana@yahoo.com -3
Kemungkinan yang terjadi ada tiga, yaitu :
– Total Pendapatan  Total Beban maka Laba (Net)
– Total Pendapatan  Total Beban maka Rugi (Loss)
– Total Pendapatan = Total Beban maka Titik Impas

3. Laporan Perubahan Modal


Merupakan jenis laporan keuangan yang dibuat setiap akhir periode akuntansi,
berisi mengenai Modal Awal, Investasi Tambahan dari Pemilik, L/R Periode berjalan,
Prive (Drawing) dan Jumlah Modal Akhir.
Elemen Laporan Perubahan Ekuitas :
 Investment Owner
 Net Income (Loss)
 Distribution to Owner (Prive)

4. Neraca
Merupakan laporan keuangan yang berisi jumlah harta (assets), kewajiban/hutang
(liability) dan modal (owner’s equity) pada akhir suatu periode akuntansi.
 Elemen Neraca, terdiri dari :
• Assets
• Liabilities
• Owners Equity

Penggolongan Biaya :
Biaya dapat digolongkan berdasarkan :
 Objek pengeluaran
 Fungsi pokok dalam perusahaan
 Hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai
 Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
 Jangka waktu manfaatnya

Penilaian Kesehatan :
Penilaian Kesehatan / Kinerja Perusahaan secara sederhana diketahui melalui tiga
aspek berikut :
• Likuiditas : kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (hutang) yang
segera harus dipenuhi/ hutang jangka pendek.
• Solvabilitas : kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya /
hutangnya, jangka pendek maupun jangka panjang jika perusahaan dilikuidasi.
• Rentabilitas : kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan
dengan semua modal yang dimiliki.

urip.sudiana@yahoo.com -4
MATERI KE-II
MANAJEMEN MODAL KERJA
 Modal kerja didefinisikan sebagai dana yang diperlukan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, terutama
kebutuhan jangka waktu pendek.
 Sedangkan Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi
perusahaan dalam asset jangka pendek.
 Manajemen modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan pasiva
lancar.
 Pentingnya manajemen Modal kerja

Manajemen modal kerja meliputi berbagai aspek yang sering dijadikan sebagai topik
yang penting, karena :
 Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar waktu manajer tersita untuk
kegiatan operasi perusahaan,
 Lebih dari separuh jumlah aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar .
Sebagai bagian investasi yang besar & mudah diuangkan, aktiva lancar
memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan.
 Manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan kecil. Walaupun
perusahaan kecil ini dapat mengurangi investasi aktiva tetapnya melalui sewa
atau leasing, mereka tidak dapat menghindari kebutuhan kas, piutang, dan
persediaan. Oleh karena itu, aktiva lancar sangat penting bagi perusahaan kecil.
 Konsep modal kerja

Ada tiga macam konsep modal kerja yang biasa digunakan untuk analisis, yaitu :
 Modal Kerja Kuantitatif : menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang
tertanam dalam aktiva lancar. Modal kerja menurut konsep ini adalah
keseluruhan elemen aktiva lancar.
 Modal Kerja Kualitatif : pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva
lancar, tetapi mempertimbangkan kewajiban/hutang yang harus segera
dibayar. Dana operasi tidak terganggu oleh pembayaran hutang jangka pendek.
 Modal Kerja Fungsional : menitikberatkan pada fungsi dana dalam
menghasilkan penghasilan langsung (current income), sesuai dengan tujuan
didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu. (kas, piutang dagang,
persediaan, persediaan, aktiva tetap)

Jenis-jenis modal kerja :


Modal kerja dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis sbb :
 Modal Kerja Permanen adalah modal kerja yang harus selalu ada dalam
perusahaan untuk dapat menjalankan kegiatannya guna memenuhi kebutuhan
konsumen. Modal kerja permanen dibagi dua macam :
 Modal kerja primer : modal kerja minimal yang harus ada
 Modal kerja normal : modal kerja yang harus ada agar perusahaan dapat
beroperasi pada produksi normal.

urip.sudiana@yahoo.com -5
 Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah sesuai
dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi
perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari :
 Modal kerja musiman : dana yang dibutuhkan untuk antisipasi jika ada
fluktuasi kegiatan perusahaan
 Modal kerja siklis : dana yang dibutuhkan, dimana jumlahnya dipengaruhi
fluktuasi konjungtur
 Modal kerja darurat : dana yang dibutuhkan untuk antisipasi keadaan-
keadaan di luar kendali perusahaan.

Kebijaksanaan modal kerja


 Kebijaksanaan modal kerja yang harus diambil perusahaan tergantung pada
keberanian manajer dalam mengambil resiko.
 Kebijaksanaan modal kerja yang bisa diambil, diantaranya :
 Kebijaksanaan konservatif (hati-hati) : rencana pemenuhan modal kerja lebih
banyak menggunakan sumber dana jangka panjang. Alasannya karena
memiliki jatuh tempo yang lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan
dalam pelunasannya, artinya perusahaan mempunyai tingkat keamanan
(margin of safety) yang besar.
 Kebijaksanaan moderat : kebijakan ini didasarkan pada matching principle
yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana disesuaikan dengan
lamanya dana tersebut diperlukan. Modal kerja permanen didanai sumber
dana jangka panjang & modal kerja variabel didanai sumber dana jangka
pendek.
 Kebijaksanaan agresif : pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung
risiko yang cukup besar, sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan
dipenuhi oleh sumber dana jangka pendek.

Penentuan kebutuhan modal kerja


 Perusahaan harus menentukan besarnya kebutuhan modal kerja, tidak boleh
terlalu besar dan juga tidak boleh terlalu kecil.
 Ada dua metode penentuan besarnya modal kerja, yaitu :
 Metode Keterikatan Dana dipengaruhi oleh dua faktor :
 Periode terikatnya modal kerja : jangka waktu yang diperlukan dari mulai
kas ditanamkan ke dalam elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi
 Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari untuk pembelian bahan baku,
bahan penolong, biaya upah, biaya pemasaran dan pembayaran tunai
lainnya.
 Metode Perputaran Modal Kerja : besarnya modal kerja ditentukan dengan
cara menghitung perputaran elemen modal kerja (perputaran kas,
perputaran piutang & perputaran persediaan)

urip.sudiana@yahoo.com -6
Contoh soal :
 Untuk tahun depan CV.Garda Bumi mempunyai rencana akan memproduksi
barang sebanyak 6.000 unit per bulan. Satu unit barang membutuhkan 3kg BB
dengan harga Rp.1.250,- per kg. BB tersebut rata-rata disimpan di gudang
selama 12 hari. Lamanya proses produksi 5 hari. Proses penyimpanan sampai
terjual biasanya 16 hari. Rata-rata piutang tertagih 40 hari. Upah langsung per
unit Rp.2.000,- Biaya pemasaran tunai sebulan Rp.13.200.000,- Biaya adum
sebulan Rp.9.600.000,- dan kas minimal ditentukan sebesar Rp.3.000.000,-
 Berdasarkan data di atas, hitunglah periode terikatnya modal kerja dan berapa
kebutuhan modal kerja per hari serta total kebutuhan modal kerja CV.Garda
Bumi tersebut !

Pembahasan :
 Periode terikatnya modal kerja :
 Lamanya BB disimpan : 12 hari
 Lamanya proses produksi : 5 hari
 Lamanya BJ disimpan : 16 hari
 Lamanya piutang tertagih : 40 hari
Periode terikatnya MK : 73 hari

 Kebutuhan kas per hari :


 Pembelian BB = (6000:30) x 3kg x Rp.1.250,- = Rp. 750.000,-
 Pembayaran UL = (6000:30) x Rp.2000,- = Rp.
400.000,-
 Pembayaran Bi. Pemasaran = Rp.13.200.000 : 30 = Rp. 440.000,-
 Pembayaran Bi. Adum = Rp.9.600.000,- : 30 = Rp. 320.000,-
 Jumlah Kebutuhan Kas per hari = Rp.1.910.000,-

 Total kebutuhan modal kerja Cv. Garda Bumi, yaitu :


= 73 hari x Rp.1.910.000,- + Rp.3.000.000,-
= Rp.142.430.000,-

urip.sudiana@yahoo.com -7
MATERI KE- III
MANAJEMEN PIUTANG

Piutang (Account Receivable) adalah klaim / tuntutan perusahaan atas uang, barang-
barang dan atau jasa terhadap pihak-pihak lain.

Jenis-jenis Piutang :
 Piutang Dagang
 Piutang Bukan Dagang (contohnya : perskot pembelian, klaim terhadap pihak
ketiga, DP, piutang deviden, piutang pesanan, piutang khusus pada pelanggan
dll)
 Piutang Penghasilan

Piutang penting karena :


 Persaingan usaha sangat ketat dan para pesaing memberikan kemudahan
dalam persyaratan pembayaran
 Penjualan kredit menjadi kebutuhan untuk meningkatkan volume penjualan
 Dalam piutang ada dana khusus yang disisihkan perusahaan, termasuk resiko
piutang tidak tertagih

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya Investasi Dalam Piutang, adalah


sbb :
 Besarnya volume penjualan : semakin besar volume penjualan kredit maka
semakin besar investasi pada piutang
 Syarat pembayaran : semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar
investasi pada piutang
 Plafond Kredit : semakin besar plafon kredit maka semakin besar investasi pada
piutang
 Kebiasaan pembayaran pelanggan : semakin lama pembayaran pelanggan maka
semakin besar investasi pada piutang
 Kebijakkan dalam pengumpulan piutang : semakin longgar kebijakkan
pengumpulan piutang maka semakin besar investasi pada piutang

Prinsip Pemberian Kredit :


Ada tiga jenis prinsip pemberian kredit yang biasa digunakan untuk mengantisipasi
terjadinya resiko kredit, dengan cara menganalisa calon pelanggan dengan melalui :
 Prinsip 3R : Returns, Repayment, Risk Bearing Ability
 Prinsip 5C : Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy
 Prinsip 7P : Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability,
Protection.
 Prinsip Pemberian Kredit :

urip.sudiana@yahoo.com -8
Prinsip 3R, terdiri dari :
 Returns : Kemampuan calon pelanggan untuk memperoleh penghasilan yang
akan digunakan untuk membayar kembali kredit beseta bunga dan biaya lain-
lainnya.
 Repayment : Kemampuan calon pelanggan untuk melunasi hutangnya secara
tepat waktu
 Risk Bearing Ability : kemampuan calon pelanggan dalam menanggung resiko
jika suatu hari nanti piutang bermasalah (jaminan, asuransi dll)
 Prinsip Pemberian Kredit :

Prinsip 5C, terdiri dari :


 Character : sifat atau watak calon pelanggan melalui data pribadinya seperti
kebiasaan, hobby, kedaan keluarga, dll. Melalui karakter dapat diketahui
willingness to pay.
 Capacity : Kemampuan calon pelanggan dalam mengelola usahanya (ability to
pay).
 Capital : Kondisi kekayaan yang dimiliki / dikelolanya
 Collateral : Jaminan yang mungkin bisa disita jika calon pelanggan tidak mampu
membayar hutangnya
 Condition of economy : Kondisi ekonomi yang terkait dengan prospek usaha
calon pelanggan
 Prinsip Pemberian Kredit :

Prinsip 7P, terdiri dari : Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability,
Protection.
 Personality : penilaian kepribadian calon pelanggan, tingkah laku sekarang dan
di masa lalu
 Party : Pengklasifikasian calon pelanggan seperti modal, loyalitas dan
karakternya
 Purpose : Tujuan calon pelanggan melakukan kredit
 Prospect : Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
 Payment : cara dan sumber dana calon pelanggan dalam membayar hutangnya
 Profitability : Kemampuan calon pelanggan dalam mencari laba
 Protections : perlindungan kredit yang diberikan, seperti jaminan kebendaan,
jaminan orang, asuransi dll.
 Pengukuran efisiensi piutang

urip.sudiana@yahoo.com -9
Piutang yang diberikan harus memberikan manfaat buat perusahaan, untuk itu perlu
diukur efisiensi piutang. Untuk mengukur efisiensi piutang bisa menggunakan 2 ukuran
sbb :
 Perputaran Piutang (Receivable Turnover) : tingkat perputaran piutang
tergantung pada syarat pembayaran, semakin lama syarat pembayaran maka
semakin lama dana yang terikat dalam piutang dan berarti semakin rendah
tingkat perputaran piutang

Perputaran Piutang = Penjualan Kredit


Rata-rata Piutang

 Periode Terikatnya Dana adalah periode pengumpulan piutang (Average Coll


Period)
Periode Pengumpulan Piutang = 360
Perputaran Piutang

Anggaran pengumpulan piutang


 Piutang merupakan Aktiva Lancar yang kurang likuid (tidak bisa dimanfaatkan
sewaktu-waktu)
 Perusahaan lebih menginginkan aliran uang tunai (cashflow) daripada jumlah
piutang yang besar karena kas bisa segera dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan
 Perlu dibuat perencanaan yang matang kapan sebuah piutang bisa diterima
secara kas.
 Kegiatan perencanaan penerimaan piutang menjadi uang tunai (kas) disebut
anggaran pengumpulan piutang (receivable collection budget)
 Anggaran pengumpulan piutang disusun berdasarkan anggaran penjualan
kredit dengan memperhatikan kebiasaan pembayaran pelanggan dalam
melunasi piutang.

Analisis kebijaksanaan piutang


 Perusahaan menjual barang secara kredit dengan tujuan untuk meningkatkan
volume penjualan, yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan.
 Secara tidak langsung kebijaksanaan pemberian piutang harus dapat
meningkatkan laba perusahaan.
 Analisis kebijakasanaan piutang adalah mencari dan membandingkan antara
manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang akan ditanggung
perusahaan (cost of capital).
 Sejauh manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding dengan pengorbanannya,
maka kebijaksanaan pemberian piutang (penjualan secara kredit) dapat
dibenarkan secara finansial.
 Dalam analisis kebijaksanaan piutang, turut dipertimbangkan juga mengenai
pemberian diskon (discount) dan piutang tidak tertagih (bad debt)

urip.sudiana@yahoo.com -10
MATERI KE - IV
MANAJEMEN KAS

 Kas adalah Suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam
akuntansi. Dalam Neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar dalam arti
paling sering berubah karena hampir semua transaksi dengan pihak luar selalu
mempengaruhi posisi kas.
 Kas adalah harta yang paling liquid yang setiap saat digunakan untuk
operasional perusahaan
 Kas terdiri dari : uang kertas, uang logam, check yang belum disetorkan,
simpanan dlm bentuk giro, bilyet, traveler cheque dll.

Manajemen Kas penting karena :


 Ada pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis
bila dibayar dengan check.
 Kas tidak boleh terlalu kecil karena dapat mengganggu kegiatan operasional
perusahaan
 Kas tidak boleh terlalu besar karena kas adalah aktiva tidak produktif
 Aliran Kas Dalam Perusahaan :

Aliran Kas (cash Flow) ada dua macam :


 Kas Keluar (Cash Outflow), dibagi dua :
 Pengeluaran Kas Kontinyu : untuk biaya adum, biaya upah, bahan baku,
pembayaran hutang, biaya lain-lain
 Pengeluaran Kas Intermitten : untuk pembayaran pajak, deviden,
pembelian aktiva tetap dll
 Kas Masuk (Cash Inflow) : dari Penjualan tunai, pelunasan piutang, pendapatan
sewa, pendapatan deviden dan penerimaan lain-lain…

Motif memiliki kas :


Ada 3 motif memiliki kas, yaitu :
 Motif Transaksi (transaction motive) : Seseorang atau perusahaan memegang
uang tunai untuk keperluan realisasi dari berbagai transaksi bisnisnya. Seperti
Pembayaran Upah, Pembayaran Hutang, Pembelian BB dll
 Motif Berjaga-jaga (Precautionary motive) : Seseorang atau perusahaan
memegang uang tunai dengan maksud untuk mengantisipasi adanya
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat mendadak. (menjadi dasar penetapan kas
minimum)
 Motif Spekulasi (speculatif motive) : Seseorang atau perusahaan memegang
uang tunai karena adanya keinginan memperoleh keuntungan yang besar dari
suatu kesempatan investasi. Misal untuk pembelian saham dll..

urip.sudiana@yahoo.com -11
Anggaran kas:
 Perusahaan harus bisa menyediakan kas yang cukup agar perusahaan bisa
berproduksi dengan baik
 Perusahaan harus membuat anggaran kas (cash budgeting)
 Anggaran kas dibedakan dalam 2 bagian :
 Estimasi penerimaan-penerimaan kas : proyeksi penerimaan pada periode
tertentu
 Estimasi pengeluaran kas : proyeksi pengeluaran - pengeluaran yang
dilakukan perusahaan

Model manajemen kas :


Model Manajemen Kas ada dua, yaitu
 Model Baumol (Dicetuskan oleh William J. Baumol)
Sering disebut Model Persediaan, karena dilihat dari aspek keuangan hampir
sama. Dalam Manajemen Persediaan ada biaya pesan dan biaya simpan.
Dalam Manajemen Kas juga ada biaya komisi penjualan sekuritas dan ada biaya
bunga. Perusahaan harus menentukan berapa sekuritas yng harus dijadikan
uang tunai pada saat saldo kas mendekati nol, dengan asumsi pemakaian kas
selalu konstan.
 Model Miller dan Orr (Dicetuskan oleh Merton H. Miller dan Daniel Orr)
Model Miller dan Orr menentukan batas atas dan batas bawah saldo kas, juga
menentukan saldo kas optimal yang perlu dimiliki Perusahaan. (dengan asumsi
kas berfluktuasi secara random).

MATERI KE - V
MANAJEMEN PERSEDIAAN

 Persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki


untuk dijual kembali atau bahan-bahan yang akan digunakan memproduksi
barang-barang jadi (diolah kembali).
 Perusahaan Dagang memiliki satu jenis persediaan utama yaitu persediaan
barang dagangan (merchandise inventory). Dalam Perusahaan Dagang ada juga
persediaan perlengkapan kantor dan bahan penolong/pembantu lainnya.
 Perusahaan Jasa biasanya memiliki persediaan bahan penolong/pembantu dan
persediaan perlengkapan kantor.
 Perusahaan Pabrik (manufaktur) minimal memiliki tiga jenis persediaan utama,
yaitu :
 Persediaan Bahan Mentah / Bahan Baku (Raw Material Inventory)
 Persediaan Barang Setengah Jadi (Goods in Process Inventory)
 Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory)
 Persediaan Bahan Penolong/Pembantu (Supplies Inventory)

urip.sudiana@yahoo.com -12
Manajemen Persediaan penting karena :
 Semua jenis perusahaan (jasa, dagang & manufaktur) memiliki Persediaan.
 Persediaan merupakan bagian terbesar (utama) dari modal kerja.
 Persediaan faktor penting dalam menjaga kelancaran kegiatan operasional
perusahaan
 Persediaan yang cukup memungkinkan perusahaan dapat memenuhi
kebutuhan yang mendadak (antisipasi kenaikkan permintaan).
 Untuk itu perlu dibuat perencanaan perhitungan dengan tepat mengenai
jumlah persediaan minimal yang harus ada, modal yang harus disiapkan untuk
pengadaan persediaan, jadwal pemesanan, biaya persediaan dll.

Biaya persediaan:
Dalam pembahasan selanjutnya akan dibahas tentang Persediaan Bahan Baku. Ada 2
jenis Biaya yang dipertimbangkan untuk menentukan jumlah persediaan yang optimal,
yaitu :
 Biaya Pesan (ordering cost),
 yaitu : semua biaya yang timbul akibat pemesanan (mulai dari bahan
dipesan s/d bahan tersebut masuk ke gudang). Biaya ini bersifat variabel
sesuai dengan frekuensi pesanan.
 Contoh Biaya Pemesanan ; Biaya persiapan pemesanan, biaya angkut, biaya
penerimaan, biaya pengecekan, penimbangan ulang, dan biaya lain-lain.

Biaya Pesan = R/Q x O

dimana : R = Jumlah BB yang dibutuhkan


Q = Jumlah BB yang dibeli
O = Biaya setiap kali pesan

 Biaya Simpan (carrying cost), yaitu : biaya yan dikeluarkan perusahaan untuk
menyimpan persediaan selama periode tertentu agar BB yang disimpan tetap
terjaga kualitasnya.
 Biaya penyimpanan juga termasuk biaya variabel, dimana perubahannya
tergantung pada jumlah bahan baku yang disimpan.
 Contoh Biaya Penyimpanan : Biaya sewa gudang, biaya pemeliharaan BB,
biaya asuransi, biaya penurunan kualitas BB, biaya pajak, dll.
 Biaya penyimpanan dihitung dari rata-rata jumlah BB yang disimpan,
dengan asumsi tingkat pemakaian BB konstan.

Biaya Simpan = Q/2 x C

Dimana : Q = Jumlah BB yang dibeli, C = Biaya simpan dari rata-rata bahan yang
disimpan.

urip.sudiana@yahoo.com -13
Economic Order Quantity (EOQ) :

 EOQ adalah : jumlah kuantitas bahan yang dibeli pada setiap kali pembelian
dengan biaya paling minimal.
 EOQ adalah metode untuk menentukan persediaan yang paling optimal.
 Perusahaan selalu berusaha menekan biaya seminimal mungkin agar
keuntungan yang diperoleh semakin besar. Begitu juga dengan Manajemen
Persediaan akan selalu mengupayakan agar biaya persediaan menjadi minimal.
 EOQ tercapai pada saat Biaya Pesan sama dengan Biaya Simpan.

EOQ = √2.R.O
C

Reorder point :
 Setelah jumlah bahan yang dibeli dengan biaya minimal ditentukan, masalah
selanjutnya adalah kapan perusahaan harus memesan kembali agar sampai
tidak kehabisan bahan.
 Reorder point adalah tiik dimana perusahaan harus memesan kembali agar
kedatangan BB tepat pada saat persediaan bahan di atas safety stock sama
dengan nol.
 Yang perlu diperhatikan dalam menentukan reorder point, adalah :
 Kebutuhan Bahan selama tenggang waktu menunggu (lead time)
 Besarnya Safety Stock

Pengaruh diskon pada EOQ :


 Dalam analisis EOQ, belum dimasukkan unsur Harga dari suatu bahan, karena
harga dianggap konstan selama setahun, sehingga tidak relevan untuk
dimasukkan.
 Pada kenyataannya, kadang-kadang terjadi perbedaan harga antara pembelian
partai kecil dengan partai besar (quantity discount).
 Quantity discount diberikan sebagai insentif pada perusahaan yang membeli
dalam partai besar.
 Unsur harga menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan dalam Analisis
EOQ.

Contoh soal
 Perusahaan Buana selama Tahun 2015, mempunyai rencana pembelian BB
sebanyak 12.000 unit. Biaya pada setiap kali pesan Rp.75.000,- dan Biaya
simpan Rp.200,- dari rata-rata bahan yang disimpan.
 Misal unit yang dipesan setiap kali pesan (Q) masing-masing 1000 unit, 2000
unit, 3000 unit, 4000 unit, 6000 unit dan 12000 unit.
 Berdasarkan data di atas, carilah Q yang paling ekonomis dan hitunglah EOQ !

urip.sudiana@yahoo.com -14
Pembahasan
EOQ = √2 x R x O
C

EOQ = √2 x 12.000 x 75.000


200

EOQ = 3.000 unit

Frekuansi 12X 6X 4X 3X 2X 1X
Pembelian
Q 1000 2000 3000 4000 6000 12000
Biaya Pesan Rp.900.000 Rp.450.000 Rp.300.000 Rp.225.00 Rp.150.000 Rp.75.000
0
Biaya Simpan Rp.100.000 Rp.200.000 Rp.300.000 Rp.400.00 Rp.600.000 Rp.1.200.000
0
Total Biaya Rp.1.000.000 Rp.650.000 Rp.600.000 Rp.625.00 Rp.750.000 Rp.1.275.000
0

- Selamat Belajar, Semoga Lancar UTS nya -

urip.sudiana@yahoo.com -15

Anda mungkin juga menyukai