b. Cash Ratio, yaitu kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan KAS yang tersedia dan EFEK yang dapat segera diuangkan.
RUMUS :
KAS+EFEK
UTANG LANCAR
Contoh : Diketahui jumlah kas Rp. 500.000,- ; efek Rp. 100.000,- dan utang lancar
Rp. 400.000,-
Jawab : Rp 500.000+Rp 100.000
Rp 400.000
= 150% (1,5 :1)
Analisa : jumlah kas+efek adalah 1,5 kali utang lancar sehingga apabila
perusahaan mempunyai hutang Rp1,- dan dijamin dengan kas dan efek sebesar Rp 1,5,
sehingga perusahaan kondisi likuid.
2. Solvabilitas
Kemampuan dari suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansiilnya pada saat perusahaan dilikuidasi (dibubarkan) atau kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi segala kewajibannya baik kewajiban jangka pendek atau
kewajiban jangka panjang.
Perhitungan Solvabilitas
a. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑜 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = jumlah aktiva
jumlah hutang
b. 𝑁𝑒𝑡 𝑤𝑜𝑟𝑡ℎ 𝑡𝑜 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = Modal Sendiri
jumlah utang
c. modal sendiri = jumlah aktiva – jumlah utang
Contoh :
Diketahui jumlah aktiva Rp. 450.000,-, jumlah utang Rp. 300.000,- maka berapa
besarnya solvabilitas?
Jawab :
a. Total Assets to debt rasio = Rp450.000/Rp300.000
= 150% (1,5:1)
Analisa : jumlah aktiva 1,5 kali dari jumlah hutang, dimana perusahaan mampu
membayar total hutang Rp 1 dijamin dengan Rp 1,5 jumlah aktiva, sehingga perusahaan
solvabel.
b. Net Worth to debt ratio = (Rp 450.000-Rp300.000)/Rp 300.000
= Rp 150.000/Rp 300.000
= 50% (1:2)
Analisa : modal sendiri dapat digunakan untuk membayar 50% dari hutang
perusahaan.
3. Rentabilitas
Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
a. Rentabilitas Ekonomi (Earning Power)
Perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang
dinyatakan dalam persentase.
Contoh:
Sebuah perusahaan mempunyai jumlah modal sebesar Rp. 200.000,- yang terdiri
dari utang Rp. 100.000,- dengan bunga 10% per tahun, modal sendiri Rp. 100.000,-
Keuntungan yang diperoleh selama setahun Rp. 40.000,-
Jawab = Rp40.000/Rp200.000)
= 20%
Analisa: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal sendiri dan
asing sebesar 20%.
b. Rentabilitas Modal Sendiri atau Rentabilitas Usaha
Perbandingan antara jumlah laba bersih dengan jumlah modal sendiri.
Contoh:
Sebuah perusahaan mempunyai jumlah modal sebesar Rp. 200.000,- yang terdiri
dari utang Rp. 100.000,- dengan bunga 10% per tahun, modal sendiri Rp. 100.000,-
Keuntungan yang diperoleh selama setahun Rp. 40.000,- dan jika diketahui pajak
pendapatan sebesar Rp. 12.000,-
Jawab: (Rp 40.000-Rp 12.000)/Rp 100.000
= Rp 22.000/Rp 100.000
= 22%
Analisa: Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri
sebesar 22%.
BAGIAN II : INVESTASI MODAL KERJA
1. Pengertian & Jenis – Jenis Modal Kerja
Modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas,
sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Modal kerja yaitu
keseluruhan aktiva lancar yang dimilki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai
dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan
menyatakan bahwa: “Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk lebih lanjut”.
(2001:17). Bambang Riyanto (1997:57) mendefinisikan modal kerja adalah totalitas terus
menerus setiap periode selama hidupnya perusahaan.
Jenis-jenis modal kerja:
1) Modal kerja permanen (permanent working capital), merupakan modal kerja yang harus
tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain
modal kerja harus terus menerus dierlukan untuk kelancaran usaha .
2) Modal kerja variabel (variable working capital), merupakan jumlah modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
2. Perputaran Modal Kerja
Menurut teori Brigham dan Houston (2011) apabila semakin tinggi tingkat perputaran
modal kerja maka semakin tinggi perolehan laba perusahaan, sehingga tingkat
profitabilitas yang dihasilkan perusahan semakin besar.
Tingkat perputaran modal kerja dapat juga dihitung dari neraca dan laporan laba rugi
pada suatu saat tertentu dengan cara:
Current Assets Turnover = Net sales : Current Assets
Atau
Net sales : Average current assets
Contoh perhitungan :
Diketahui data-data sebagai berikut :
1. Lamanya proses produksi 10 hari
2. Lamanya barang disimpan digudang 10 hari
3. Jangka waktu penerimaan piutang 10 hari
4. Pengeluaran setiap hari untuk:
- Bahan mentah Rp. 4.000,-
- Bahan pembantu Rp. 2.000,-
- Upah buruh Rp. 3.000,-
- Lain-lain Rp. 1.000,-
Ditanyakan :
a. Lamanya periode perputaran modal kerja
b. Jumlah pengeluaran setiap hari
c. Besarnya kebutuhan modal kerja
JAWABAN :
a. Lamanya periode modal kerja =10 hari +10 hari +10 hari = 30 hari
b. Jumlah pengeluaran setiap hari = Rp. 4.000,- + Rp. 2.000,- + Rp. 3.000,- + Rp.
1.000,- = Rp. 10.000,-
c. Besarnya kebutuhan modal kerja = Rp. 10.000,- X 30 = Rp. 300.000,-
Modal kerja selalu dalam keadaan berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang
bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat kas
diinvetasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi
menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin
tinggi tingkat perputarannya.
Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai
keefektifan modal kerja perusahaan selama periodetertentu, artinya seberapa banyak modal
kerja berputar selama satu periode atau dalam satuperiode. Berapa lama perputaran modal kerja
adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen
modal kerja tersebut (bambang riyanto 2001:62).
Metode perputaran modal kerja:
a. Perputaran Persediaan
Penjualan
Persediaan awal+persediaan akhir∶2
b. Perputaran Kas
Penjualan
Kas awal+kas akhir∶2
c. Perputaran Piutang
Penjualan kredit
Piutang awal+piutang akhir∶2
d. Kebutuhan Modal Kerja
Penjualan
Perputaran modal kerja
2. Rumus EOQ
Terdiri dari 3 variabel :
a. Biaya penyimpanan (H)
b. Permintaan tahunan (D)
c. Biaya pemesanan (S)
√2𝑆𝐷
Q=
𝐻
Ket :
PT Berkah Utama menilai penjualan tahun ini sama dengan tahun atau periode
sebelumnya pada tahun 2020. Di tahun 2020 PT Berkah Utama membutuhkan
500.000 unit bahan baku untuk proses produksinya.Harga bahan baku per unit
sebesar Rp10.000. dalam sekali pengiriman PT Berkah Utama membutuhkan
biaya sebesar Rp20.000 untuk dokumen, kurir dan lain sebagainya. Jadi,
berapakah biaya penyimpanan sebesar 20% untuk setiap barang yang akan
disimpan? Berapa pemesanan ulang EOQ yang dimiliki PT Berkah Utama dalam
setahun?
√2𝑆𝐷
EOQ =
𝐻
√2 𝑥 20.000 𝑥 500.000
EOQ =
10.000 𝑥 20%
Jawaban:
Diketahui:
Ditanya :
Berapakah reorder point' untuk melakukan pemesanan kembali?
Jadi, perusahaan BCL akan melakukan reorder point atau titik pemesanan kembali jika bahan
baku tersebut jumlahnya di angka 23.100 pcs.
6. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
- Kepercayaan kepada pemerintah
- Stabilitas sosial politik
- Stabilitas ekonomi makro
- Keuntungan yang Diharapkan
- Risiko
- Demogкaf
- Kualitas Sumber Daya Manusia
- Kelembagaan/Tata Kelola yang Baik
- Kemudahan untuk mencari lahan
- Suku Bunga
- Nilai Tukar
- Tingkat iniast
- Infrastruktur
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sebuah investasi yaitu:
1) Suku Bunga
Suku bunga sendiri adalah persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal
jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Dari sinilah maka suku bunga ini sangat
penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari
pinjaman bank. Maka jika suku bunga pinjaman turun biasanya akan mendorong investor
untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut mereka akan melakukan
investasi.
2) Pendapatan Nasional Per Kapita
Pendapatan nasional per kapita suatu negara dan PDRB per kapita untuk tingkat provinsi
dan Kabupaten atau Kota juga bisa mempengaruhi investasi. Hal ini dikarenakan
pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita adalah cermin dari daya beli
masyarakat atau pasar. Jadi semakin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah
(yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan
semakin menarik para investor untuk menghadirkan berinvestasi.
3) Kondisi Sarana dan Prasarana
Seperti sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan
lain-lain. Investasi memang membutuhkan sarana dan prasarana pendukung. Semakin
bak kondisi sarana dan prasarana di sebuah negara maka akan semakin berkembang
investasi.
4) Birokrasi Perijinan
Biasanya negara yang memiliki birokrasi perijinan yang berbelit akan sulit bagi investor
untuk datang. Sebab menurut investor birokrasi yang panjang akan membuat mereka
harus mengeluarkan biaya lebih besar. Padahal bagi seorang pengusaha atau investor
waktu adalah uang yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Di beberapa kasus,
birokrasi yang panjang juga diselipi oleh oknum aparat pemerintah yang menarik suap
dari pengusaha.
5) Kualitas Sumberdaya Manusia
Seperti kita tahu bahwa semakin hari teknologi semakin maju pesat. Dari sinilah investasi
membutuhkan sumberdaya manusia yang mumpuni. Jadi semakin berkualitas
sumberdaya manusia yang dimiliki negara dalam mengoperasikan teknologi, maka
investasi akan semakin berkembang pesat.
6) Peraturan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan
Dalam investasi maka pengusaha pastinya membutuhkan karyawan. Nah dari sinilah
kemudian peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan akan memiliki pengaruh.
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan yang bisa mempengaruhi investasi sendiri
antara lain menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah
Minimum, kontrak kerja dan lain-lain.
Stabilitas Politik dan Keamanan
7) Negara yang memiliki stabilitas politik dan keamanan yang bagus maka akan membuat
banyak investor berdatangan. Sebaliknya, negara yang stabilitas politik dan
keamanannya sedang kacau maka akan dijauhi oleh para investor.
7. Penilaian Resiko Kredit
Penilaian ini harus sangat jelas, misalkan bagaimana penjaminnya. Bila memiliki
penjamin, maka risiko kreditnya semakin kecil. Penilaian risiko kredit ini tergantung juga
pada aset yang dijaminkan atas instrumen tersebut.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian risiko kredit diterapkan dengan 5
(lima) C:
1) Character
Karakter pelanggan tentu menjadi pengamatan dari perusahaan, apakah pelanggan ini
bersifat jujur atau tidak dalam melakukan kebiasaan membayar kewajibannya Hal ini
dianggap penting. karena kredit harus dimbangi dengan kesanggupan membayar dari
pelanggan.
2) Capacity
Kemampuan pelanggan harus diukur oleh perusahaan, bagaimana kemampuan
membayar kewajibannya diwaktu yang lalu, dan bagaimana kondisi pelanggan tentang
tempat usaha pelanggan tersebut.
3) Capital
Perusahaan mengukur posisi finansial pelanggan dengan melihat laporan keuangannya,
terutama permodalan perusahaan.
4) Colleteral
Untuk keamanan kredit yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, biasanya
pelanggan bisa juga menyampaikan uatu jaminan kepada perusahaan, misalnya aktiva
tetap
5) Conditional
Kondisi perekonomian di suatu negara atau daerah dalam waktu-waktu tertentu dapat
merupakan pertimbangan bagi perusahaan untuk memberikan kredit
kepada pelanggannya
8. Anggaran Kas
Bambang Riyanto menyatakan bahwa anggaran kas (cash budget) adalah estimasi terhadap
posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang.
BAGIAN III : INVESTASI DALAM MODAL AKTIVA TETAP
1. Faktor Bunga Dalam Pembelanjaan
Pengaruh waktu terhadap nilai uang (the time value of money) di masa yang akan datang
menyangkut penanaman dana ke dalam suatu investasi baik investasi jangka pendek
maupun jangka panjang. Berdasarkan pengaruh waktu nilai uang akan berubah di waktu
yang akan datang kalau jumlahnya sama, hal ini disebabkan karena perkembangan
perekonomian di mana masyarakat semakin tahu arti perkembangan perekonomian dan
bagaimana dampaknya terhadap harga-harga secara umum.
Oleh karena itu pengertian dari nilai uang terhadap waktu adalah suatu konsep yang
menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang
akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan
karena perbedaaan waktu.
Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Uang
a. inflasi
b. suku bunga
c. stabilitas politik
Konsep Nilai Waktu Dari uang
1) Nilai Majemuk (Compound Value)
Merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan periode atau jumlah modal pokok
dengan jumlah bunga yang diperoleh selama periode tersebut. bisa dikatakan nilai
majemuk ini menujukan nilai uang yang akan di terima di masa yang akan datang dari
sejumlah modal yang di tanamkan sekarang dengan tingkat discount rate (bunga)
tertentu yang dirumuskan sebagai berikut yang dirumuskan sebagai berikut:
V = P (1+i) n
Dimana :
V = Jumlah bunga dalam uang yg diperoleh selama periode tertentu
P = Jumlah uang permulaan periode / modal pokok
i = tingkat suku bunga
n = lama / jangka waktu
V = P (IF)
2) Nilai Sekarang (Present Value)
Nilai sekarang (Present Value) digunakan untuk mengetahui nilai investasi sekarang
dari suatu nilai dimasa yang akan datang ataupun lebih sederhananya lagi menghitung
nilai tunai sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima dalam suatu periode di masa
yang akan datang. Nilai sekarang merupakan penilaian terhadap jumlah satuan uang
dimasa yang akan datang untuk mencarai besarnya nilai saat ini (sekarang). Biasanya
dipergunakan untuk penilaian terhadap rencana investasi jangka panjang. Nilai
sekarang dapat dirumuskan sebagai berikut :
P=V/(1+i)n
P = V (IF)
2. Capital Budgeting
Capital budgeting adalah sebuah proses evaluasi bisnis guna menilai layak tidaknya sebuah
proyek/rencana besar perusahaan dilaksanakan. Sementara itu, pengertian capital
budgeting dalam manajemen keuangan adalah proses menganalisa input dan output sebuah
proyek dari segi finansial guna memastikan proyek tersebut mencapai profit diharapkan.
a. Net Present Value
NPV merupakan salah satu metode analisis capital budgeting yang berguna agar dapat
mengukur nilai profitabilitas rencana investasi proyek dengan menggunakan faktor
nilai waktu dan juga keuangan.
Nilai NPV positif berarti selisih nilai investasi lebih besar dari arus kas keluar sehingga
pendapatan lebih besar daripada nilai yang diinvestasikan. Sementara nilai NPV negatif
berarti tingkat pendapatan dari investasi tersebut lebih kecil daripada pengeluaran.
Secara teori, nilai NPV = 0 mungkin saja terjadi, yaitu tidak terjadi untung atau rugi,
hanya balik modal.
b. Internal Rate of Return
IRR sendiri memiliki artian discount rate atau faktor pendiskontoan lain yang
digunakan untuk mendiskonto seluruh cash inflows dan salvage value yang jelas
menghasilkan banyak jumlah present value yang sama dalam jumlah investasi yang
ada.
Nilai PI yang lebih besar dari 1 berarti investasi tersebut menguntungkan. Jika lebih
kecil dari 1, investasi tersebut tidak layak.
d. Payback Period
Metode ini berarti waktu yang dibutuhkan suatu proyek investasi untuk bisa
mengembalikan semua dana yang sudah diinvestasikan dalam proyek yang dimaksud.
Cara ini terbilang sederhana untuk melakukan evaluasi apakah pantas atau tidak proyek
investasi dilakukan.
Nilai ARR menyatakan persentase laba bersih tahunan terhadap jumlah modal investasi
awal. Semakin tinggi nilai ARR, investasi tersebut semakin menguntungkan.
3. Pemilihan Alternatif Investasi
a. Pembahasan
• Pemilihan alternatif merupakan kegiatan untuk menjawab pertanyaan apakah
suatu rencana investasi yang akan dilaksanakan tersebut sudah merupakan
pilihan yang terbaik (optimal) atau belum.
• Suatu rencana sudah layak belum berarti sudah optimal jika alternatif yang
disediakan baru satu-satunya. Untuk menjamin suatu pilihan sudah optimal,
tentu setidaknya tersedia sejumlah alternatif layak yang perlu dipilih salah satu
yang terbaik diantaranya. Oleh karena itu perlu disiapkan alternatif-alternatif
yang cukup untuk dipilih
• Dalam suatu proses pemilihan alternatif investasi, hanya dapat dilakukan bila
disertai dengan pemahaman yang baik terhadap permasalahan teknis pada
bidang investasi yang direncanakan.
• Dalam pemilihan alternatif, kelima metode evaluasi investasi yang telah
dibicarakan (NP, AE, IIR, BCR, dan PBP) dapat dipergunakan dan akan
konsisten satu sama lainnya, kecuali untuk metode playback period. Namun,
dalam penerapannya perlu pula diperhatikan umur dari masing-masing alternatif
sehingga dalam membandingkan terpenuhi kaidah-kaidah indikator
perbandingan, yaitu:
a. Indikator harus sama
b. Bernilai tunggal
1. Pemilihan Alternatif dengan Metode Net Present Value (NPV)
Pemilihan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif dengan metode
NPV, umumnya alternatif tersebut harus sama. Jadi, nilai NPV dari setiap
alternatif belum bisa dipakai sebagai indikator perbandingan antara alternatif
kecuali jika umur setiap alternatif sudah sama. Oleh karena itu, sebelum analisis
dilakukan perlu terlebih dahulu diperhatikan umur dari masing-masing alternatif,
yaitu :
(a) Umur masing-masing alternatif sama
(b) Umur masing-masing alternatif berbeda
(c) Umur alternatif tidak berhingga (Giatman, 101).
Metode ini dianggap sebagai metode penilaian investasi yang paling baik.
Pasalnya, investor dapat menghitung nilai arus investasi masa depan di masa
sekarang. Namun, kelemahannya, segala sesuatu di masa depan yang
diperhitungkan hanyalah asumsi yang tidak bisa dipastikan.
Rumusnya yaitu:
5. Biaya Penggunaan Dana Dari Berbagai Sumber Individual (Utang Jangka Pendek,
Saham Prefer, Laba Ditahan, Emisi Saham Baru)
1) Utang Jangka Pendek
Hutang Jangka Pendek (Short Ter Debt) adalah kcwajiban yang harus dibayarkan
perusahaan dengan jangka waktu pelunasan tidak lebih dari satu tahun (Kasmir, 2010).
Atau dapat di definisikan sebagai kewajiban perusahaan yang diharapkan dapat dilunasi
dalam waktu satu tahun dengan memakai sumber-sumber yang termasuk didalam aktiva
lancar. Aktiva lancar yaitu aset yang dimiliki perusahaan dengan nilai waktu ekonomis
kurang dari satu tahun.
2) Saham Prefer
Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang
diisyaratkan oleh pemegang saham preferen. Biaya modal saham preferen berupa
deviden yang besarnya tetap.
Rumus : Kp = Dp / Pn
Dimana :
Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen saat penjualan (biaya penerbitan)
3) Laba Ditahan
Bila penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan (retained earning) juga ada
biayanya. Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan adalah
sebesar biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa.
4) Emisi Saham Baru
𝑫𝟏
𝑲𝒆 = +𝒈
𝑷𝟎(𝟏 − 𝑭)
Dimana :
Ke = Biaya modal saham biasa
D = deviden yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga pasar saham sekarang
g = pertumbuhan deviden saham per tahun
F = Biaya emisi
6. Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan (Overall Cost Of Capital)
Biaya modal keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya
atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan
biaya modal dari seluruh jenis yang digunakan. Biaya modal keseluruhan bermanfaat
dalam kaitannya dengan penilaian usulan investasi jangka panjang. Karena biaya modal
dari masing-masing sumber dana berbeda, maka menetapkan biaya modal perusahaan
secara keseluruhan dihitung dengan WACC.
Net profit margin = Laba bersih setelah bunga dan pajak ÷ penjualan
BEP = Biaya tetap produksi/(Harga jual per unit - Biaya variabel per unit)
Atau
BEP = Biaya tetap produksi/Margin kontribusi per unit
Contoh:
Diketahui sebuah bisnis coffee shop mengeluarkan biaya tetap operasional sebesar Rp50
juta per bulan dengan biaya tidak tetap atau biaya variabel Rp l0ribu perunit dan harga jual
produk Rp.30 ribu perunit. Berapakah unit produk yang harus dijual perusahaan agar balik
modal atau mencapaititik impas (breakeven point/BEP)?
Jawaban pehitungan BEP:
BEP = Biaya tetap / (Harga jual produk per unit – Biaya variabel per unit)
BEP = Rp 50 juta (Rp 30 ribu – Rp 10 ribu)
BEP = Rp 50 juta /Rp 20 ribu
BEP = 2500 unit
Dengan demikian, untuk mencapai break even point perusahaan cofee shop harus menjual
sebanyak 2.500 unit produk untuk satu.periode tertentu.
Grafik BEP
Sebagai contoh sederhana, PT Jiwa Sentosa berencana membeli mesin baru seharga Rp
500.000.000. PT Jiwa Sentosa hendak membeli dengan skema cicilan alias utang. Uang
muka yang diberikan sebesar 10 persen dengan bunga 5 persen per tahun. Setelah setahun,
PT Jiwa Sentosa berhasil membukukan laba Rp 550.000.000 dari penggunaan mesin
tersebut.
Maka rincian hitungannya:
Uang muka : Rp 50.000.000
Utang. : Rp 450.000.000
Beban utang : Rp 22.500.000
Penghasilan : Rp 550.000.000
Keuntungan setelah utang dibayar : Rp 550.000.000 – (Rp 50.000.000 + Rp 450.000.000
+ Rp 22.500.000) = Rp 22.500.000
Dalam hal ini, PT Jiwa Sentosa untung Rp 22.500.000 dalam setahun dari strategi financial
leverage yang diterapkan.
Financial leverage suatu perusahaan dapat dihitung dengan melihat rasio nilai buku semua
utang terhadap total aset atau aktiva sesuai dengan pencatatan akuntansi. Rumus yang
digunakan untuk menghitung financial leverage adalah total utang/total aset.
Untuk perusahaan yang telah melantai di bursa saham, caranya hitung dulu semua utang
yang dimiliki perusahaan, termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang. Lalu hitung
total ekuitas pemegang saham perusahaan dengan cara mengalikan jumlah saham
perusahaan yang beredar dengan harga saham perusahaan.
Kemudian bagi total utang dengan total ekuitas. Hasilnya adalah rasio financial leverage
perusahaan tersebut. Bila angkanya tinggi, berarti risiko bisnis perusahaan juga tinggi.
Demikian pula sebaliknya.
BUKU REFERENSI
1. Dasar – Dasar Pembelajaran Perusahaan
Pengarang : Prof. Dr. Bambang Riyanto
Penerbit : BPFE UGM Yogyakarta
2. Manajemen Keuangan
Pengarang : Brighman Houston
Penerbit : Erlangga
3. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan
Pengarang : Arthur J. Keown, David F.Scout, Jr (diterjemahkan oleh : Chaerul D,
Djakman, Dwi Sulistiyani0
Penerbit : Salemba Empat
KISI – KISI SIDANG KOMPREHENSIP
B. MANAJEMEN PEMASARAN
MATERI I
MATERI II :
1. Pengertian SIM
Sistem Informasi Pemasaran menurut Kotler & Armstrong (2008) adalah perangkat yang
terdiri dari orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilih, menganalisis,
mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang diperlukan dengan segera, dan akurat
untuk pembuat keputusan pemasaran.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009), “Sistem informasi pemasaran terdiri
atas orang, peralatan, dan prosedur yang ditujukan untuk mengumpulkan, menganalisis,
dan membagi-bagikan apa-apa yang dibutuhkan, secara tepat waktu dan informasi akurat
yang digunakan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen pemasaran.
2. Mengelola Sistem Informasi Pemasaran
1) Analisis, yaitu melakukan pengumpulan data telebh dahulu
2) Desain, memilih peralatan, merinci program, dan merancang sistem
3) Coding, membangun sistem informasi
4) Testing, Uji coba da pengisian sistem
5) Maintenance, pemeliharaan sistem agar selalu berjalan efektif
3. Pendekatan Riset Pemasaran
Pendekeatan riset pemasaran terdiri dari 3 metode yaitu kuisioner, riset grup dan survei
4. Tahap Proses Riset Pemasaran
- Tahap 1: Definisi masalah
- Tahap 2: Perumusan kerangka teori
- Tahap 3: Formulasi desain riset
- Tahap 4: Pengumpulan data dan Kegiatan lapangan
- Tahap 5: Persiapan dan analisis data
- Tahap 6: Pembuatan laporan dan presentasi
BAGIAN IV : KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN (NANA HERDIANA AB.
2015. MANAJEMEN STRATEGI PEMASARAN. PUSTAKA SETIA BANDUNG)
1. Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk dapat dibedakan berdasarkan karakteristik/sifat, wujud dan berdasarkan
tujuan atau pemakaian.
Menurut Saladin (1994) dan Kotler & Keller (2012) berdasarkan karakteristiknya/sifat
bahwa produk terdiri dari:
4) Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan
lama dengan banyak sekali pemakaian. Contoh: Mobil, Lemari Es, dan lain sebagainya.
5) Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi satu atau beberapa kali. Contohnya: Sabun, minuman, makanan, dan lain
sebagainya.
6) Jasa (Service), yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
Contohnya: Salon kecantikan tukang cukur, tukang binatu, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pada wujudnya, bahwa produk dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
3) Barang nyata atau berwujud (tangible goods)
4) Barang tidak nyata atau tidak berwujud (intangible goods)
Sedangkan berdasarkan tujuan atau pemakaianya, produk dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
3) Barang konsumsi (Consumer's Goods)
Barang konsumsi adalah barang yng dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah
tangga dan tidak untuk dikomersilkan Artinya barang konsumsi hanya untuk keperluan
konsumsi akhir dan tidak untuk dibisniskan.
4) Barang Industri (Industrial Goods)
Barang industri adalah barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang lain atau
menjalankan suatu organisasi dan suatu usaha bisnis. Artinya bahwa barang-barang
industri ini diproduksi untuk membuat barang lain dan untuk dibisniskan
atau dijual kembali.
2. Keputusan Produk Dan Jasa
Ada tiga tingkatan keputusan produk dan jasa yang dibuat oleh pemasar yaitu:
keputusan produk individual, keputusan lini produk dan keputusan bauran produk
(Kotler dan Armstrong, 2008:272)
1) Keputusan Produk dan Jasa Individual
Hal penting dalam pengembangan dan pemasaran produk danmjasa individual
adalah perhatian tentang atribut produk, penetapan merek, kemasan, pelabelan dan
jasa pendukung produk.
2) Keputusan lini produk
Keputusan Lini Produk adalah sekelompok produk yang saling terkait karena
melakukan fungsi yang sama (mirip ), dijual kepada kelompok pelanggan yabg
sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau memiliki kisaran harga
tertentu.
3) Keputusan Bauran Produk
Bauran produk (portofolio produk) (product mix/product portfolio) terdiri dari
semua lini produk dan barang yang dijual oleh penjual tertentu. Bauran produk
perusahaan mempunyai empat dimensi: lebar, panjang, kedalaman, dan konsistensi.
Lebar bauran produk mengacu pada jumlah ini produk berbeda yang dibawa
perusahaan.
1. Karakteristik Jasa
Adapun karakteristik daripada jasa menurut Kotler Keler dalam Saladin (1994) adalah:
1) Tidak berwujud (intangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba,
didengar atau dicium sebelum transaksi pembelian.
2) Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu
merupakan orang atau mesin, apakah sumber itu hadir atau tidak, produk fisik yang
berwujud tetap ada.
3) Berubah-ubah (variabiliy)
Jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, karena jasa ini sangat bergantung
pada siapa yang menyajikan, kapan dan di mana disajikan.
4) Daya tahan (perishability)
Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan selalu ada dan
mantap, karena menghasilkan jasa di muka dengan mudah. Bila permintaan naik atau
turun maka masalah yang sulit akan segera muncul.
2. Strategi Pemasaran Jasa
Kotler (2003) menjelaskan bahwa terdapat 6 (enam) strategi yang bisa dilakukan dalam
memposisikan jasa, antara lain: Place, People, Equipment, Communication material,
Symbols, Price.
a. Pengertian Kompensasi
Merupakan segala sesuatu yang diterima baik berupa fisik maupun non fisik.
Kompensasi juga berarti seluruh imbalan yang diterima oleh seorang pekerja/karyawan
atas jasa atau hasil pekerjaan yang berbentuk barang ataupun uang.
b. Jenis – Jenis Kompenasi
- Kompensasi langsung: kompensasi finansial yang diberikan perusahaan secara
langsung , contoh insentif, komisi, bonus, laba, dan pembayaran tertangguh.
- Kompensasi tidak langsung: kompensasi finansial yang diberikan berupa program
proteksi seperti asuransi jiwa, pensiunan, asuransi tenaga kerja.
- Kompensasi non-finansial: diberikan berupa pekerjaan atau proyek yang menarik,
mendapat lingkungan kerja yang nyaman dll.
c. Metode Kompensasi
- Metode tunggal: Metode Tunggal yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji
pokok hanya didasarkan atas ijasah terakhir dari pendidikan formal yang dimiliki
pegawai. Jadi, tingkat golongan dan gaji pokok seseorang hanya ditetapkan atas
ijasah terakhir yang dijadikan standarnya.
- Metode jamak: Metode jamak yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok
didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti ijasah, sifat pekerjaan, pendidikan
informal, bahkan hubungan keluarga ikut menentukan besarnya gaji pokok
seseorang. Jadi standar gaji pokok yang pasti tidak ada. Ini terdapat pada
perusahaan-perusahaan swasta yang di dalamnya masih sering terdapat
diskriminasi.
d. System Kompensasi
Perusahaan mempertimbangkan prestasi yang telah diraih oleh karyawan untuk
memberikan motivasi bagi para karyawan dalam meningkatkan performa kinerja.
Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan bahwa kompensasi
yang diberikan sesuai dengan kerja keras atau usaha yang dikerahkan oleh karyawan
dalam menyelesaikan tugasnya.
e. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
- Penawaran dan permintaan kerja: jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak dari
pada lowongan kerja (permintaan) maka kompensasi relatif kecil begitupun
sebaliknya.
- Kemampuan dan kesediaan perusahaan: kemampuan dan kesediaan perusahaan
untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi semakin besar.
- Serikat buruh/Organisasi perusahaan: apabila serikat buruhnya kuat dan
berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar begitupun sebaliknya.
- Produktivitas kerja karyawan: Jika produktivitas karyawan semakin baik maka
tingkat komppensasi meningkat begitupun sebaliknya.
- Pemerintah dengan undang-undang dan keppres: pemerintah menetapkan peraturan
tentang batasan upah jasa minimum.
- Biaya hidup/cost living: Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat
kompensasi semakin besar begitupun sebaliknya.
- Posisi jabatan karyawan: Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan
menerima kompensasi yang lebih besar begitupun sebaliknya.
- Pendidikan dan pengalaman kerja: Jika pendidikan tinggi dan pengalaman kerja
lebih lama maka gaji jasanya lebih besar begitupun sebaliknya.
- Kondisi perekonomian nasional: Apabila kondisi perekonomian nasional sedang
maju (boom) maka tingkat upah semakin besar begitupun sebaliknya.
- Jenis dan sifat pekerjaan: Jika jenis pekerjaan dan sifat yang sulit maka kompensasi
lebih besar begitupun sebaliknya.
f. Teori Upah Insentif
- Menurut Hasibuan (2007:117) mengemukakan bahwa insentif adalah tambahan
balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi
standar.
- Menurut Mangkunegara (2002:89) mengemukakan bahwa insentif adalah suatu
bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi
dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja
karyawan dan kontribusi terhadap organisasi (perusahaan).
- Menurut Danim (2004:9) insentif adalah imbalan organisasi atas prestasi individu
atau kelompok kerja.
BAGIAN V : PENGINTEGRASIAN
a. Pengertian Pengintegrasian
Kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar
tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan. Merupakan kegiatan menyatukan
keinginan karyawan dan kepentingan organisasi, agar tercipta kerja sama yang serasi
serta saling menguntungkan.
b. Tujuan Pengintegrasian
- Membuat para karyawan mampu membantu dalam menunjang tercapainya tujuan
dari perusahaan.
- Membuat karyawan menjadi aktif berpartisipasi dalam perusahaan.
- Untuk memenuhi kebutuhan para karyawan yang bersangkutan.
- Untuk memelihara keberlangsungan dari perusahaan atau organisasi.
c. Prinsip Pengintegrasian
Menciptakan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan, dengan terwujudnya
kerja sama yang baik diantara keduanya didalam perusahaan sifatnya akan saling
menguntungkan karena, kedua belah pihak akan bergerak bersama menuju satu tujuan.
d. Metode Pengintegrasian
1) Hubungan Antar Manusia
Hubungan harmoni yang dihasilkan atas dasar meningkatkan kesadaran dan
kesediaan untuk menyatukan keinginan individu yang berintegriti dan kepentingan
bersama.
2) Metode Pengintegrasian :
a. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kecendrungan seseorang yang menghasilkan dukungan dan
membawa tingkah laku atau tindakannya.
b. Tujuan Motivasi
Meningkatkan semangat pekerja, meningkatkan produktivitas pekerja,
memastikan kestabilan pekerja, menigkatkan disiplin kerja, menyelaras
pengambilalihan pekerja, mewujudkan suasana yang baik dan hubungan
pekerja, meningkatkan kesetiaan, kreativitas dan penyertaan pekerja, rasa
tanggung jawab pekerja diperbaiki dalam usaha menyelesaikan tugas,
kecakapan yang baik dalam penggunaan bahan mentah.
c. Asas Motivasi
1. Asas mengikutsertakan, Asas mengikutsertakan maksudnya mengajak
bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada
mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Asas komunikasi, Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara
jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala
yang dihadapi. Dengan asas komunikasi, motivasi kerja bawahan akan
meningkat. Sebab semakin banyak seseorang mengetahui suatu soal,
semakin besar pula minat dan perhatiannya terhadap hal tersebut.
3. Asas pengakuan, Asas pengakuan maksudnya memberikan penghargaan
dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja
yang dicapainya. Bawahan akan bekerja keras dan semakin rajin, jika
mereka terus-menerus mendapat pengakuan dan kepuasan dari usaha-
usahanya.
4. Asas wewenang yang didelegasikan, Asas wewenang yang didelegasikan
adalah mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan
untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-
tugas atasan atau manajer. Dalam pendelegasian ini, manajer harus
meyakinkan bawahan bahwa karyawan mampu dan dipercaya dapat
menyelesaikan tugas-tugas itu dengan baik. Asas perhatian timbal balik.
5. Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan
mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan di samping berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari
perusahaan. Misalnya, manajer minta supaya karyawan meningkatkan
prestasi kerjanya sehingga perusahaan memperoleh laba yang lebih banyak.
d. Model – Model Motivasi
1. Model Tradisional, bagaimana membuat para karyawan bisa menjalankan
pekerjaan mereka yang membosankan dan berulang-ulang dengan cara yang
paling efisiensi.
2. Model Hubungan Manusiawi, para karyawan diberi berbagai kebebasan
untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya. Perhatian yang lebih
besar diarahkan pada kelompok-kelompok kerja organisasi informal.
3. Model Sumber Daya Manusia, para karyawan lebih menyukai pemenuhan
kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik. Jadi, para karyawan dapat
diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuat keputusan dan
pelaksana tugas-tugas.
e. Metode Motivasi
1. Motivasi langsung (direct motivation): motivasi, baik material maupun
nonmaterial langsung dihadiahkan kepada setiap individu yang dapat
memberikan kepuasaan dan pemenuhan kebutuhan mereka.
2. Motivasi tak langsung (indirect motivation): motivasi berupa fasilitas-
fasilitas penunjang serta mendorong semangat kerja atau kelancaran tugas
menjadikan karyawan merasa betah dan semangat bekerja.
f. Alat – Alat Motivasi
1. Material Insentif, Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau
barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebutuhan ekonomis.
Misalnya : Kendaraan, Rumah, dan lain-lain.
2. Nonmaterial Insentif, Alat motivasi yang diberikan itu berupa barang/benda
yang tidak ternilai, jadi hanya memberikan kepuasan/kebanggaan rohani
saja. Misalnya: Medali, Piagam, Bintang Jasa dan lain-lain.
3. Kombinasi Materil dan Nonmateril, Alat motivasi yang diberikan itu berupa
materil (uang dan barang) dan nonmateril (medali, piagam), jadi memenuhi
kebutuhan ekonomis dan kepuasan/ kebanggaan rohani.
g. Jenis – Jenis Motivasi
1. Motivasi positif. Dalam motivasi positif pimpinan memotivasi
(merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi di atas prestasi standar, dengan motivasi positif ini semangat
kerja bawahan akan meningkat. Insentif yang diberikan kepada karyawan di
atas standar dapat berupa uang, fasilitas, barang, dan lain-lain.
2. Motivasi negatif. Dalam motivasi negatif, pimpinan memotivasi dengan
memberikan hukuman bagi mereka yang bekerja di bawah standar yang
ditentukan. Dengan motivasi negatif semangat bawahan dalam jangka
waktu pendek akan meningkat karena takut dihukum, tetapi untuk jangka
waktu yang panjang dapat berakibat kurang baik.
h. Teori – Teori Motivasi
Teori motivasi klasik: Oleh Frederick Winslow Taylor (1974), dalam teori ini
manusia dianggap aktif dalam bekerja untuk memenuhi keperluan fisik atau
biologi mereka, yang dapat berupa uang atau barang dari hasil kerja mereka.
Hierarki teori keperluan maslow: Oleh Abraham Maslow (2010), keperluan
yang diinginkan seseorang mempunyai jenjang , bahwa kebutuhan yang paling
pertama sekali sudah bisa dicukupi, kebutuhan ditingkat kedua kemudian akan
muncul menggantikan kebutuhan yang paling pertama tadi, selanjutnya dengan
terpenuhinnya kebutuhan tingkat keempat dan seterusnya hingga kebutuhan
pada tingkat teratas yaitu tingkat lima.
Hirarki keperluan ini mengikuti teori jamak yaitu seseorang berperilaku atau
bekerja sebagai tindak balas terhadap desakan untuk memenuhi berbagai jenis
keperluan yang mereka miliki.
3) Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Adalah seorang pemimpin untuk memberikan pengaruh terhadap perilaku
karyawan atau bawahannya supaya mempunyai kehendak untuk bekerja sama
dan bekerja produktif demi mencapai sebuah tujuan.
b. Gaya Kepemimpinan
Ada tiga pokok gaya kepemimpinan yaitu:
1. Kepemimpinan Otoriter, gaya kepemimpinan yang memiliki kriteria atau
ciri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan,
mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap
bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu
tergantung pada kekuasaan.
2. Kepemimpinan Partisipatif, Gaya kepemimpinan yang mampu
memunculkan kerja sama yang harmonis, menumbuhkan kesetiaan terhadap
rekan dan pimpinan, serta partisipasi para karyawan atau bawahan.
3. Kepemimpinan Delegatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai prinsip
bahwa pemimipin bersikap menyerahkan pada karyawan tanggung jawab
atas pelaksanaan pekerjaan yang dimaksudkan untuk mengontrol diri
seorang karyawan dalam upaya menuntaskan job mereka masing-masing.
e. Disiplin Kerja
1) Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah suatu tindakan yang digunakan para atasan untuk
berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan
pegawai untuk menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.
2) Macam – Macam Disiplin Kerja
Menurut Mangkunegara (2013) ada 2 macam disiplin kerja, yaitu disiplin preventif
dan disiplin korektif.
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti
dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh
perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai berdisiplin
diri. Dengan cara preventif, pegawaidapat memelihara dirinya terhadap
peraturan-peraturan perusahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung
jawab dalam membangun iklim organisasi dengan disiplin reventif. Begitu pula
pegawai harus da wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta
peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Disiplin preventif merupakan
suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian
sistem yang ada dalam 40 organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka
diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
2. Displin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam menyatukan
suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai
dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai
yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah memperbaiki pegawai pelanggar,
memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada
pelanggar.
3) Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja
Beberapa teknik dalam melaksanakan disiplin kerja adalah teknik pertimbangan
sedini mungkin, teknik disiplin pencegahan yang efektif, teknik mendisiplinkan
diri, teknik kesediaan penyelia berdisiplin, teknik menimbulkan kesadaran diri
Mangkunegara, 2004:132.
1. Teknik pertimbangan sedini mungkin
Tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan jauh lebih banyak terletak pada
manajer dibandingkan pada mereka yang dimanajemeni. Pelatihan yang kurang
sempurna atau tidak ada pelatihan sama sekali, tingkah laku yang tidak pantas,
kebiasaan kerja yang kurang baik, atau kesalahan lain dari bawahan hendaknya
pertama-tama diatasi dengan usaha penuh pengertian guna memperbaikinya.
Orang-orang muda, terutama mereka yang dipekerjakan secara tetap untuk
pertama kali, harus selekas mungkin dibimbing untuk berperilaku secara tepat
dalam pekerjaanya.
2. Teknik disiplin pencegahan yang efektif
Teknik yang biasa digunakan manajer yang efektif dalam bidang disiplin
pencegahan ini, misal dengan mengadakan hubungan kerja yang erat dengan
setiap bawahan, manajer dapat memberikan pujian tentang pekerjaan yang
dilaksanakan dengan baik. Jika bawahan merasa bahwa mereka tidak
diperhatikan, mereka mungkin tidak akan berusaha lebih keras dimasa
mendatang. Misalnya bila seorang manajer minta bantuan dari bawahan untuk
memecahkan suatu masalah, dengan memakai saran- saran mereka dan
melibatkan mereka dalam rencana-rencana yang diperlukan untuk memecahkan
masalah itu, para bawahan itu ikut menjadi pemilik strategi dan akan bekerja dua
kali lebih keras agar pekerjaan mereka berhasil, inilah pelatihan disiplin yang
konstruktif.
3. Teknik disiplin dengan mendisiplinkan diri.
Tak dapat disangkal lagi bahwa teknik disiplin yang paling penting dipelajari oleh
setiap manajer adalah teknik mendisiplinkan diri. Kita semua mempunyai
kesukaan dan kebencian terhadap orang, kebiasaan, kaidah, peraturan, dan
pekerjaa kita. Namun, disiplin diri membedakan manajer yang dewasa dan efektif
dengan manajer yang belum dewasa dan masih harus berjuang. Disiplin diri
adalah usaha seseorang untuk mengendalikan reaksi mereka terhadap keadaan
yang tidak mereka senangi, dan usaha seseorang untuk mengatasi
ketidaksenangan itu.
4. Teknik disiplin inventori penyelia Inventori penyeliaan terhadap disiplin
memberikan pengetahuan pada seorang manajer tentang kesadaran dan
pemahaman manajer atau penyelia lain tentang bidang-bidang kritis dalam
disiplin,sehingga dapat memberikan latihan tambahan dan penyuluhan ditempat
kerja pada bawahanya. Ini sangat berguna dalam pembicaraan rapat kelompok,
jika seorang kelompok manajer bawahan dan penyelia telah mengisi kesediaan
itu, mereka diminta menghitung angka kesediaan mereka sendiri, lalu
membicarakan perbedaan pendapat tentang jawaban-jawaban tertentu,
pembicaraan tentang jawaban yang berbeda-beda dan tukar pikiran sehingga
saling memperkaya gagasan, akan memperluas ancangan seseorang dalam
menerapkan disiplin.
5. Teknik disiplin menimbulkan kesadaran diri
Suatu teguran lunak dapat diberikan secara halus melalui pertanyaan tertentu pada
pegawai yang menjawabnya merupakan suatu teguran otomatis bagi dirinya
sendiri. Suatu pertanyaan tidak langsung seperti, “ beberapa kali sabuk pengaman
harus diperiksa kembali ?” dan ini akan memaksa bawahan anda memberikan
jawaban yang mengandung pendapat. Pertanyaan semacam ini menyindir secara
halus untuk menyatakan ketidak setujuan terhadap tindakanya dan sekaligus
memberikan pendapat kepada bawahan mengenai maksut pertanyaan tersebut.
Proses pendisiplinan sebaiknya dilakukan bila seorang pegawai melakukan
kesalahan dan tidak seorangpun dapat mempengaruhi yang lainya yang berada
dalam suatu lingkungan kelompok kerja, sehingga pendisiplinan yang tepat dapat
membantu pengembangan perilaku yang dapat diterima pada suatu anggota
kelompok.
f. Kepuasan Kerja
1) Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi
kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi
dalam dan luar pekerjaan.
2) Variabel – Variabel Kepuasan Kerja
1. Turnover
Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan dengan turnover pegawai yang
rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya turnovernya
lebih tinggi.
2. Tingkat ketidakhadiran (absen) kerja
Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya
(absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alas an yang tidak logis
dan subjektif.
3. Umur
Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas daripada pegawai yang
berumur relative muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih
berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan
pegawai usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang dunia
kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan realitakerja terdapat
kesenjangan atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak
puas.
4. Tingkat Pekerjaan
Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi
cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang
lebih rendah. Pegawai-pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi
menunjukkkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan
ide-ide serta kreatif dalam bekerja.
5. Ukuran organisasi Perusahaan
Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan pegawai. Hal ini
karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan koordinasi,
komunikasi, dan partisipasi pegawai.
3) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
1. Kompensasi dan Kondisi kerja : Salah satu faktor terbesar dari kepuasan kerja
adalah kompensasi dan tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada
seorang karyawan. Seorang karyawan dengan gaji yang baik, insentif, bonus,
perawatan kesehatan dan lain-lainya akan lebih bahagia dan puas dengan
pekerjaannya dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki pekerjaan
dengan fasilitas yang sama. Lingkungan tempat kerja yang sehat juga
menambah nilai bagi seorang karyawan.
2. Keseimbangan kehidupan kerja : Setiap individu ingin memiliki tempat kerja
yang baik serta pekerjaan yang dapat memungkinkan mereka menyisakan waktu
yang cukup bersama keluarga dan teman. Kepuasan kerja bagi karyawan sering
kali juga disebabkan oleh kebijakan keseimbangan hidup dan kerja (work life
balance) yang baik, yang memastikan bahwa karyawan menghabiskan waktu
berkualitas bersama keluarga di samping melakukan pekerjaannya. Dengan
keseimbangan hidup dan kerja yang baik, kualitas hidup karyawan dapat
ditingkatkan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja seorang karyawan.
3. Dihormati dan Diakui (Respect & Recognition) : Setiap individu menghargai
dan merasa termotivasi jika mereka dihormati di tempat kerja mereka. Seorang
karyawan tentunya akan semakin termotivasi apabila diberikan penghargaan
atas kerja kerasnya. Karenanya, pengakuan merupakan salah satu faktor
kepuasan kerja.
4. Keamanan kerja : Jika seorang karyawan yakin bahwa perusahaan akan
berusaha mempertahankan mereka meskipun dalam kondisi pasar sedang
bergejolak, itu akan memberi kepercayaan yang sangat besar. Keamanan kerja
adalah salah satu alasan utama kepuasan kerja bagi karyawan.
5. Tantangan : Aktivitas kerja yang monoton dapat menyebabkan karyawan tidak
puas. Oleh karena itu, hal-hal seperti rotasi pekerjaan, memberikan kesempatan
untuk bekerja di proyek baru dan lain sebagainya dapat membantu
meningkatkan kepuasan kerja karyawan juga.
6. Pertumbuhan Karir : Karyawan juga selalu berharap dan berusaha untuk
mendapatkan pertumbuhan karir yang dapat membawa mereka ke tingkatan ke
lebih tinggi. Oleh karena itu, jika sebuah perusahaan memberikan peran
pekerjaan yang lebih baru, tentunya juga akan meningkatkan kepuasan kerja
karena karyawan tersebut tahu bahwa mereka akan mendapatkan kesempatan
untuk peningkatan dalam karirnya.
4) Pengukuran Kepuasan Kerja
Menurut Mangkunegara (2013:126) ada tiga cara pengukuran kepuasan kerja, yaitu:
1. Pengukuran dengan skala indeks jabatan ada lima skala pengukuran sikap
pegawai yakni: kerja, pengawasan, upah, promosi, dan co-worker. Setiap
pertanyaan yang diajukan harus dijawab dengan opsi menandai jawaban ya,
tidak, atau tidak ada jawaban.
2. Pengukuran kepuasan kerja dengan berdasarkan ekspresi wajah terdiri dari
gambar wajah-wajah orang dengan ekspresi sangat gembira, gembira, netral,
cemberut, dan sangat cemberut. Pegawai akan diminta untuk memilih ekspresi
wajah yang cocok dengan kondisi pekerjaan yang dirasakan saat ini.
3. Pengukuran kepuasan kerja dengan kuersioner minnesota terdiri dari pekerjaan
yang dirasakan sangat tidak puas, tidak puas, netral, memuaskan, dan sangat
memuaskan. Pegawai diminta memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan
kondisi pekerjaanya.
BAGIAN VI : PEMELIHARAAN TENAGA KERJA
a. Kesejahteraan Karyawan
1) Pengertian Kesejahteraan
Adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang di berikan
berdasarkan kebijaksanaan, tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki
kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat.
2) Tujuan Pemberian Kesejahteraan
Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan karyawan kepada perusahaan,
Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan beserta
keluarganya, Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktifitas karyawan.
3) Jenis – Jenis Kesejahteraan
Ekonomi: Tunjangan, Uang pensiun, uang makan, uang transportasi, uang lebaran,
bonus, uang duka, pakaian dinas, uang pengobatan, dan remuniresasi, asuransi.
Fasilitas: tempat ibadah, kafetaria, sarana olahraga, kesenian, pendidikan seminar,
cuti, koperasi dan izin.
Layanan: klinik, dokter, jemputan pegawai, penitipan bayi, kredit rumah.
b. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas
kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan dan
defisiensi produktivitas kerja.
c. Komunikasi Kerja
Komunikasi di tempat kerja adalah sebuah proses pertukaran informasi dan ide, baik
dilakukan secara verbal maupun non-verbal antara satu orang ataupun kelompok
dengan orang tau kelompok lain dalam sebuah organisasi eksternal maupun internal.
BUKU SUMBER :