Anda di halaman 1dari 96

KISI – KISI SIDANG KOMPREHENSIF

(MANAJEMEN KEUANGAN, MANAJEMEN


PEMASARAN, MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH
2023
KISI – KISI SIDANG KOMPREHENSIP
A. MANAJEMEN KEUANGAN
MATERI 1
BAGIAN I : FUNGSI PEMBELANJAAN DAN PENGERTIAN – PENGERTIAN
DASAR DALAM PEMBELANJAAN / MANAJEMEN KEUANGAN
1. Pengertian Dan Fungsi Pembelanjaan
Pembelanjaan perusahaan adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha
untuk mendapatkan dana dan menggunakan mengalokasikan dana tersebut.
Fungsi pembelanjaan perusahaan Menurut Bambang Riyanto 2007:30 adalah sebagai
berikut :
1) Fungsi penggunaan dana atau pengalokasian dana
Fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien agar dapat menghasilkan tingkat
keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi
perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva lancer dan aktiva tetap.
2) Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan
Manager keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang
diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat paling yang menguntungkan.
2. Perkembangan Manajemen Keuangan Sebagai Disiplin Akademik
- Pembelanjaan perusahaan sebagai suatu disiplin akademik mengalami perkembangan
secara evolusioner dari waktu ke waktu. Pada mulanya studi pembelanjaan perusahaan
lebih menekankan pada perolehan dana perusahaan. Studi pembelajaran banyak
bersangkutan dengan masalah instrument dan isnstitusi terutama mendapatkan dana
jangka panjang melalui pasar modal yang waktu itu masih dikuasai oleh studi diskriptif
tentang instrument, institusi dan aspek- aspek legalistic saja.
- Sebelum tahun lima puluhan studi pembelajaran lebih menekankan pada masalah
mendapatkan dana, maka dalam tahun lima puluhan perhatian yang lebih besar adalah
diberikan kepada masalah penggunaan atau pengalokasian dana. Salah satu
perkembangan dasawarsa tersebut ialah adanya prosedur analisis yang sistematis
terhadap manajeman internal di dalam perusahaan dengan focus pada aliran dana
didalam perusahaan itu sendiri.
- Model-model matematika dikembangkan dan diterapkan dalam analisis unsur-unsur
aktiva dalam neraca. Analisa rasio finansial dan biaya modal terus dikembangkan.
Masalah penilaian perusahaan mulai menonjol pada akhir tahun 50an. Masalah
bagaimana investor dan kreditr melakukan penilaian terhadap perusahaan, dan
bagaimna pengaruh suatu kebijakan tertentu dalam pembelanjaan terhadap penilaian
investor dan kreditur terhadap perusahaan yang bersangkutan merupakan hal-hal yang
harus dipahami oleh manajer keuangan.
- Dengan demikian maka apabila pada permulaannya, pembelanjaan perusahaan
mempelajari pasar modal hanya dari sudut institusi, prosedur dan aspek-aspek hokum
yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana dari pasar modal, maka tampak
kemudian bahwa bwlanjaan perusahaan memperluas studinya mengenai pasar modal
sehingga meliputi juga cara penilaian perusahaan oleh investor melalui mekanisme
pasar modal. Dipelajari bagaimana pengaruh dari suatu kebijakan investasi, kebijakan
pemenuhan kebutuhan dana dan kebijakan dividen tertentu bagi penilaian investor
terhadap perusahaan yang bersangkutan yang dicerminkan oleh harga pasar dari saham
perusahaan tersebut.
3. Peranan Manajer Keuangan
Manajer Keuangan di dalam perusahaan memiliki peran besar dalam menentukan arah
perkembangan perusahaan. Terdapat tiga fungsi dan peranan penting manajer keuangan
dalam perusahaan yaitu:
1. Mencari Sumber-sumber Pendanaan (Financing)
Seorang manajer keuangan harus mencari berbagi alternatif sumber dana yang akan
digunakan dalam perusahaan. Beberapa alternatif pendanaan dapat digunakan
diantaranya sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan (internal financing) dan
sumber dana yang berasal dari luar perusahaan (external financing). Sumber dana yang
berasal dari dalam perusahaan diantaranya adalah Laba Ditahan (Retained Earnings)
yang merupakan hasil keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan. Sementara sumber
dana yang berasal dari luar perusahaan, dapat berupa utang atau pinjaman, baik melalui
pinjaman bank (bank loans), maupun dengan menerbitkan obligasi (bonds). Sumber
dana eksternal lain adalah penerbitan saham baik saham preferen (preferred stock)
maupun saham biasa (common stock). Jika kita melihat aktivitas pendanaan
perusahaan, maka kita bisa melihat dari Neraca (Balance Sheet) Perusahaan di bagian
kanan atau pada bagian Kewajiban dan Modal Sendiri (Liabilities and Equity).
2. Mengalokasikan Dana dalam Perusahaan (Investment)
Tugas pokok kedua dari manajer keuangan adalah mengalokasikan dana yang telah
dihimpun ke dalam berbagai pos alokasi dana. Kegiatan ini dikenal dengan kegiatan
investasi. Melalui kegiatan ini manajer keuangan diharuskan melakukan alokasi dana
ke berbagai pos yang ada, diantaranya alokasi ke aktiva lancar (current assets), dan
aktiva tetap (fixed assets). Alokasi dana ini dapat berupa alokasi dana modal kerja yang
dapat digunakan untuk kegiatan operasional sehari hari pada aktiva lancar (current
assets) diantaranya pada pos kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan.
Sementara alokasi dana terhadap aktiva tetap (fixed assets) dikenal dengan alokasi
investasi untuk kegiatan yang jangka waktu pengembaliannya lebih dari satu tahun.
Alokasi investasi dapat dilakukan pada mesin, kendaraan, bangunan, dan tanah.
Aktivitas investasi perusahaan dapat dilihat pada sisi kiri dari neraca. Komposisi alokasi
investasi ini akan sangat menentukan kinerja perusahaan dilihat dari sisi likuiditas dan
profitabilitasnya.
3. Membagikan Hasil Keuntungan (Dividend)
Dari hasil operasi perusahaan, diharapkan perusahaan akan menghasilkan keuntungan
(profit). Dari keuntungan yang diperoleh, manajer keuangan harus memproyeksikan
berapa bagian dari laba tersebut yang akan dibagikan ke pemegang saham. Sedangkan
sisanya akan dimasukkan kembali dalam bentuk laba ditahan (retained earnings). Hasil
operasi perusahaan dapat dilihat pada Laporan Laba-Rugi (Income Statement) yang
memuat tentang total pendapatan (total revenues) dikurangi dengan total biaya (total
expenses). Sementara berapa dana yang dialokasikan untuk dibagikan sebagai dividen
akan dapat terlihat pada laporan laba-ditahan (Statement of Retained Earnings). Ketiga
aktivitas tersebut yang sekaligus juga merupakan fungsi dan peran utama yang harus
dijalankan oleh seorang manajer keuangan merupakan hal yang mendasar yang perlu
dilakukan agar tujuan perusahaan bisa tercapai. Sebagaimana disampaikan di atas,
bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan pemegang
saham (to maximize the shareholder’s wealth).
4. Modal Dalam Perusahaan
Modal adalah kumpulan dari uang atau barang yang digunakan untuk menjalankan suatu
usaha.
a. Bambang Riyanto, pengertian modal yang klasik adalah dalam artian modal sebagai
hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam
perkembangannya kemudian ternyata pengertian dari modal ditekankan pada nilai,
daya beli, kekuasaan mengenai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-
barang modal. Meskipun dalam hal ini sebenarnya belum ada persesuaian pendapat di
antara para ahli ekonomi sendiri.
b. Modal adalah uang, ataumodal itu meliputi modal dalam bentukuang(geldkapital)
maupun dalam bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagang,
dsb
c. Modal ada 2:
1. Modal Aktif: Modal yang menunjukkan bentuknya atau modal yang tertera di
sebelah debit dari neraca
2. Modal Pasif: Modal yang menunjukkan sumber/asalnya atau modal yang
terteradisebelah kredit dari neraca.
d. Penggolongan Modal Aktif
1. Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal aktif atau kekayaan perusahaan,
yaitu:
- Aktiva Lancar
- Aktiva Tetap
2. Berdasarkan fungsi bekerjanya dalam perusahaan, modal aktif dibagi menjadi:
- Modal Kerja ( Working Capital Assets)
- Modal Tetap (Fixed Capital Assets)
e. Perbedaan Fungsional antara Modal Kerja dengan Modal Tetap:
Indikator Modal Kerja Modal Tetap
Jumlah modal Fleksibel mudah Sekali dibeli tidak
diperbesar/diperkecil mudah dikurangi atau
diperkecil
Susunan modal relatif variabel artinya relatif permanen
elemen-elemen modal dalam jangka waktu
kerja akan berubah-ubah tertentu
sesuai dengan kebutuhan
Proses Perputaran jangka waktu yang pendek jangka waktu yang
panjang

f. Pembagian Modal Pasif


1. Berdasarkan asalnya modal pasif dibedakan atas:
- Modal sendiri atau modal badan usaha
- Modal asing atau modal kreditur/utang
2. Ditinjau dari lamanya penggunaan, modal pasif dibedakan:
- Modal jangka panjang
- Modal jangka pendek
5. Struktur Kelayakan Dan Struktur Finansial / Struktur Modal
Struktur finansial / Struktur modal adalah pembelanjaan permanen didalam mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri.
a. Struktur Kekayaan
1. Perimbangan atau perbandingan , baik dalam artian absolut maupun dalam artian
relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.
2. Misalnya aktiva lancar Rp 80.000, aktiva tetap Rp 120.000; absolut = 8: 12; relatif
40%:60%.
b. Struktur Finansial
Mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai, struktur finansiil
akan tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Struktur finansiil mencerminkan
juga perimbangan baik dalam artian absolut maupunrelativeantarakeseluruhanmodal
asing (baikjangkapendek maupun menengah) dengan jumlah modal sendiri.
c. Struktur Modal
Pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara utang jangka
panjang dengan dengan modal sendiri dimana kedua golongan tersebut merupakan dana
permanen atau dana jangka penjang.
6. Likuiditas, Solvabilitas Dan Rentabilitas
1. Likuiditas
Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang
segera harus dipenuhi atau kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan
alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada
saat ditagih, atau dengan kata lain likuiditas adalah mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya.
a. Current Ratio, yaitu kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimiliki.
Rumus:
AKTIVA LANCAR/UTANG LANCAR
Atau
CURRENT ASSETS/CURRENT LIABILITIES
Contoh : Diketahui total aktiva lancar Rp. 2.000.000,- dan total utang lancar
Rp.500.000,-
Jawab: Rp 2.000.000/Rp 500.000 = 4:1 atau 400%
Analisa: jumlah aktiva lancar adalah 4 kali utang lancar, dimana setiap utang lancar
Rp 1,- dijamin dengan Rp 4,- aktiva lancar, perusahaan dalam kondisi likuid.

b. Cash Ratio, yaitu kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan KAS yang tersedia dan EFEK yang dapat segera diuangkan.
RUMUS :
KAS+EFEK
UTANG LANCAR

Contoh : Diketahui jumlah kas Rp. 500.000,- ; efek Rp. 100.000,- dan utang lancar
Rp. 400.000,-
Jawab : Rp 500.000+Rp 100.000
Rp 400.000
= 150% (1,5 :1)
Analisa : jumlah kas+efek adalah 1,5 kali utang lancar sehingga apabila
perusahaan mempunyai hutang Rp1,- dan dijamin dengan kas dan efek sebesar Rp 1,5,
sehingga perusahaan kondisi likuid.

2. Solvabilitas
Kemampuan dari suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansiilnya pada saat perusahaan dilikuidasi (dibubarkan) atau kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi segala kewajibannya baik kewajiban jangka pendek atau
kewajiban jangka panjang.
Perhitungan Solvabilitas
a. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑜 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = jumlah aktiva
jumlah hutang
b. 𝑁𝑒𝑡 𝑤𝑜𝑟𝑡ℎ 𝑡𝑜 𝑑𝑒𝑏𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = Modal Sendiri
jumlah utang
c. modal sendiri = jumlah aktiva – jumlah utang
Contoh :
Diketahui jumlah aktiva Rp. 450.000,-, jumlah utang Rp. 300.000,- maka berapa
besarnya solvabilitas?
Jawab :
a. Total Assets to debt rasio = Rp450.000/Rp300.000
= 150% (1,5:1)
Analisa : jumlah aktiva 1,5 kali dari jumlah hutang, dimana perusahaan mampu
membayar total hutang Rp 1 dijamin dengan Rp 1,5 jumlah aktiva, sehingga perusahaan
solvabel.
b. Net Worth to debt ratio = (Rp 450.000-Rp300.000)/Rp 300.000
= Rp 150.000/Rp 300.000
= 50% (1:2)
Analisa : modal sendiri dapat digunakan untuk membayar 50% dari hutang
perusahaan.

3. Rentabilitas
Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
a. Rentabilitas Ekonomi (Earning Power)
Perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang
dinyatakan dalam persentase.
Contoh:
Sebuah perusahaan mempunyai jumlah modal sebesar Rp. 200.000,- yang terdiri
dari utang Rp. 100.000,- dengan bunga 10% per tahun, modal sendiri Rp. 100.000,-
Keuntungan yang diperoleh selama setahun Rp. 40.000,-
Jawab = Rp40.000/Rp200.000)
= 20%
Analisa: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal sendiri dan
asing sebesar 20%.
b. Rentabilitas Modal Sendiri atau Rentabilitas Usaha
Perbandingan antara jumlah laba bersih dengan jumlah modal sendiri.
Contoh:
Sebuah perusahaan mempunyai jumlah modal sebesar Rp. 200.000,- yang terdiri
dari utang Rp. 100.000,- dengan bunga 10% per tahun, modal sendiri Rp. 100.000,-
Keuntungan yang diperoleh selama setahun Rp. 40.000,- dan jika diketahui pajak
pendapatan sebesar Rp. 12.000,-
Jawab: (Rp 40.000-Rp 12.000)/Rp 100.000
= Rp 22.000/Rp 100.000
= 22%
Analisa: Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri
sebesar 22%.
BAGIAN II : INVESTASI MODAL KERJA
1. Pengertian & Jenis – Jenis Modal Kerja
Modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas,
sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan. Modal kerja yaitu
keseluruhan aktiva lancar yang dimilki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai
dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan
menyatakan bahwa: “Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk lebih lanjut”.
(2001:17). Bambang Riyanto (1997:57) mendefinisikan modal kerja adalah totalitas terus
menerus setiap periode selama hidupnya perusahaan.
Jenis-jenis modal kerja:
1) Modal kerja permanen (permanent working capital), merupakan modal kerja yang harus
tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain
modal kerja harus terus menerus dierlukan untuk kelancaran usaha .
2) Modal kerja variabel (variable working capital), merupakan jumlah modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
2. Perputaran Modal Kerja
Menurut teori Brigham dan Houston (2011) apabila semakin tinggi tingkat perputaran
modal kerja maka semakin tinggi perolehan laba perusahaan, sehingga tingkat
profitabilitas yang dihasilkan perusahan semakin besar.
Tingkat perputaran modal kerja dapat juga dihitung dari neraca dan laporan laba rugi
pada suatu saat tertentu dengan cara:
Current Assets Turnover = Net sales : Current Assets
Atau
Net sales : Average current assets

𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝐶𝐴 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎𝑎𝑛 + 𝐶𝐴 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢n


2

Contoh perhitungan :
Diketahui data-data sebagai berikut :
1. Lamanya proses produksi 10 hari
2. Lamanya barang disimpan digudang 10 hari
3. Jangka waktu penerimaan piutang 10 hari
4. Pengeluaran setiap hari untuk:
- Bahan mentah Rp. 4.000,-
- Bahan pembantu Rp. 2.000,-
- Upah buruh Rp. 3.000,-
- Lain-lain Rp. 1.000,-
Ditanyakan :
a. Lamanya periode perputaran modal kerja
b. Jumlah pengeluaran setiap hari
c. Besarnya kebutuhan modal kerja

JAWABAN :
a. Lamanya periode modal kerja =10 hari +10 hari +10 hari = 30 hari
b. Jumlah pengeluaran setiap hari = Rp. 4.000,- + Rp. 2.000,- + Rp. 3.000,- + Rp.
1.000,- = Rp. 10.000,-
c. Besarnya kebutuhan modal kerja = Rp. 10.000,- X 30 = Rp. 300.000,-

Modal kerja selalu dalam keadaan berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang
bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat kas
diinvetasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi
menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin
tinggi tingkat perputarannya.
Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai
keefektifan modal kerja perusahaan selama periodetertentu, artinya seberapa banyak modal
kerja berputar selama satu periode atau dalam satuperiode. Berapa lama perputaran modal kerja
adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen
modal kerja tersebut (bambang riyanto 2001:62).
Metode perputaran modal kerja:
a. Perputaran Persediaan
Penjualan
Persediaan awal+persediaan akhir∶2
b. Perputaran Kas
Penjualan
Kas awal+kas akhir∶2
c. Perputaran Piutang
Penjualan kredit
Piutang awal+piutang akhir∶2
d. Kebutuhan Modal Kerja
Penjualan
Perputaran modal kerja

3. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja


Jumlah kebutuhan modal kerja menurut Bambang Riyanto tergantung pada 2 faktor, yaitu:
1) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Periode perputaran modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dari
periode-periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan
bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di
gudang dan jangka waktu penerimaan piutang. Makin lamanya periode perputarannya,
maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah makin besar.
2) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Pengeluaran kas setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan
pembantu, pembayaran upah buruh, dan biaya-biaya lain. Makin besar jumlah
pengeluaran kas setiap harinya, kebutuhan modal kerjapun makin besar
4. Hubungan Skedul Aliran Kas Dengan Skedul Penerimaan Bahan Mentah Dan
Pengiriman Barang Jadi
Apabila pembelian bahan mentah dilakukan dengan tuni maka saat masuknya bahan
mentah secara fisik ke dalam perusahaan bersamaan dengan saat aliran kas keluar.
Demikian pula apabila penjualan barang jadi dilakukan dengan tunai maka saat keluarnya
barang jadi dari gudang adalah bersamaan dengan saat aliran kas masuk.
Tetapi apabila pembelian bahan mentah maupuun penjualan barang jadi dilakukan dengan
kredit maka saat masuk atau keluarnya barang secara fisik tidak bersamaan dengan saat
aliran kas masuk atau keluar.Dalam hubungan ini financial officer lebih berkepentingan
pada saat terjadinya aliran uang keluar atau aliran uang masuk daripada saat masuk atau
keluarnyabarang secara fisik. Dalam pembelian kredit, saat aliran kas keluarnya (cash
outflow) adalah lebih kemudian daripada saat datangnya barang secara fisik. Estimasi
aliran kas keluar yang terjadi karena pembelian bahan mentah secara kredit dapat disusun
dalam skedul pembayaran utang atau “schedule of future payments.
Pada perusahaan besar pada umumya menjual produk akhirnya dengan kredit, yang berarti
bahwa saat penjualan adalah berbeda dengan saat penerimaan kas atau “cash inflows”.
Cash inflow yang terjadi kerena penjualan barang jadi dapat direncanakan dengan
menyusun”Schedule of future receipt” atau skedul penerimaan piutang.
5. Economical Order Quantity & Re Order Point
a. Economical order quantity (EOQ)
1. Pengertian EOQ
• Adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang
minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelianyang optimal. Dalam
menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal ini kitahanya
memperhatikan biaya variable dari penyediaan persediaan tersebut, baik
biayavariabel yang sifat perubahannya searah dengan perubahan jumlah
persediaan yangdibeli/disimpan maupun biaya variabel yang sifat perubahannya
berlawanan dengan perubahan jumlah inventory tersebut.
• EOQ adalah alat yang digunakan untuk menentukan volume dan frekuensi
pesanan yang diperlukan untuk memenuhi tingkat permintaan tertentu sambil
meminimalkan biaya per pesanan.
• Economic Order Quantity adalah set point yang dirancang untuk membantu
perusahaan meminimalkan biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan
• Biaya variable dari inventory pada prinsipnya dapat digolongkan dalam:
1. Biaya -biaya yang berubah-
ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang kini sering dinamakan
“procurement costs” atau “setup costs”
2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya “average
inventory” yang ini sering disebut “storage” atau “carrying costs”
3. Procurement costs adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai
dengan“frekuensi pesanan”, yang ini terdiri dari:
a. Biaya selama proses persiapan
- Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pesanan
- Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan
b. Biaya pengiriman pesanan
c. Biaya pengiriman barang yang dipesan
- Pembongkaran dan pemasukan ke gudang
- Pemeriksaan material yang diterima
- Mempersiapkan laporan penerimaan
- Mencatat ke dalam “material record cards”
d. Biaya-biaya processing pembayaran
- Auditing dan pembandingan antara laporan penerimaan
dengan pesanan yang asli
- Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaran
- Pengiriman cheque dan kemudian auditingnya
4. Carrying cost adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya
inventory. Penentuan besarnya carrying cost di dasarkan pada“ average
inventory” , dan biaya ini dinyatakan dalam presentase dari nilai dalam
rupiah dari average inventory.
Biaya-biaya yang termasuk dalam carrying cost adalah:
a. Biaya penggunaan /sewa ruanagan gudang
b. Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan ru
sak
c. Biaya untuk menghitung/ menimang barang yang dibeli
d. Biaya asuransi
e. Biaya Absolescence
f. Biaya modal
g. Pajak dari persediaan dalam gudang

2. Rumus EOQ
Terdiri dari 3 variabel :
a. Biaya penyimpanan (H)
b. Permintaan tahunan (D)
c. Biaya pemesanan (S)

√2𝑆𝐷
Q=
𝐻
Ket :

• S = Biaya penyiapan (per pesanan, umumnya termasuk pengiriman dan


penanganan)
• D = Tingkat permintaan (jumlah yang terjual per tahun)
• H = Biaya penyimpanan (per tahun, per unit)

3. Contoh Kasus Penghitungan EOQ

PT Berkah Utama menilai penjualan tahun ini sama dengan tahun atau periode
sebelumnya pada tahun 2020. Di tahun 2020 PT Berkah Utama membutuhkan
500.000 unit bahan baku untuk proses produksinya.Harga bahan baku per unit
sebesar Rp10.000. dalam sekali pengiriman PT Berkah Utama membutuhkan
biaya sebesar Rp20.000 untuk dokumen, kurir dan lain sebagainya. Jadi,
berapakah biaya penyimpanan sebesar 20% untuk setiap barang yang akan
disimpan? Berapa pemesanan ulang EOQ yang dimiliki PT Berkah Utama dalam
setahun?

√2𝑆𝐷
EOQ =
𝐻

√2 𝑥 20.000 𝑥 500.000
EOQ =
10.000 𝑥 20%

EOQ = 3.162 Unit

4. Manfaat utama penghitungan EOQ


1. Minimalkan biaya persediaan
2. Minimalkan kehabisan stok
3. Meningkatkan efisiensi keseluruhan

b. Re Order Point (Titik Pemesanan Kembali)


1. Pengertian ROP
• ROP adalah meminimumkan biaya persediaan dan menjamin tidak terjadi
kekurangan persediaan.
• Titik pemesanan kembali merupakan suatu batas dari jumlah persediaan yang
ada pada saat pesanan harus dilakukan kembali.
• Model ROP terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat dalam stok
berkurang terus sehingga perusahaan harus menentukan berapa banyak batas
minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi
kekurangan persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama
masa tenggang, mungkin juga dapat ditambah dengan safety stock yang
biasanya mengacu pada probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan
stok selama masa tenggang
.
2. Rumus ROP

RoP = leadtime + safety stock


ROP = (d x L) + SS
Ket:
ROP = Re-Order Point (kg)
D = Rata-rata permintaan (kg/tahun)
L = Waktu tunggu (bulan)
SS = Persediaan pengaman (kg)

3. Contoh Perhitungan ROP


Contoh Srudi Kasus:
PT. Bangun Cakra Lestari (BCL) sebagai perusahaan jasa konveksi ingin
melakukan pemesanan kain untuk keperluan produksi. Dan kapasitas produksi
yang mampu dihasilkan per harinya adalah 1500 pcs baju, leadtime atau jangka
waktu yang dibutuhkan dalam memesan barang ke supplier adalah 14 hari.
Perusahaan memiliki kebijakan untuk melebihkan persediaan bahan baku
sebanyak 10%. Berapakah reorder point (RoP) yang tepat untuk melakukan
pemesanan kain kembali?

Jawaban:

Diketahui:

Kapasitas perhari = 1500 pcs baju


Leadtime = 14 hari
Safety Stock (SS) = 10%

Ditanya :
Berapakah reorder point' untuk melakukan pemesanan kembali?

Sebelumnya kita cari dahulu leadtime per pcs:

Leadtime = 14 hari x 1500 pcs = 21.000 pcs


Cari safety stocknya:

Safety stock = 10% x 21.000 pcs = 2.100 pcs

RoP = leadtime + safety stock


= 21.000 pcs + 2.100 pcs = 23.100 pcs.

Jadi, perusahaan BCL akan melakukan reorder point atau titik pemesanan kembali jika bahan
baku tersebut jumlahnya di angka 23.100 pcs.
6. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
- Kepercayaan kepada pemerintah
- Stabilitas sosial politik
- Stabilitas ekonomi makro
- Keuntungan yang Diharapkan
- Risiko
- Demogкaf
- Kualitas Sumber Daya Manusia
- Kelembagaan/Tata Kelola yang Baik
- Kemudahan untuk mencari lahan
- Suku Bunga
- Nilai Tukar
- Tingkat iniast
- Infrastruktur
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sebuah investasi yaitu:
1) Suku Bunga
Suku bunga sendiri adalah persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal
jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Dari sinilah maka suku bunga ini sangat
penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari
pinjaman bank. Maka jika suku bunga pinjaman turun biasanya akan mendorong investor
untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut mereka akan melakukan
investasi.
2) Pendapatan Nasional Per Kapita
Pendapatan nasional per kapita suatu negara dan PDRB per kapita untuk tingkat provinsi
dan Kabupaten atau Kota juga bisa mempengaruhi investasi. Hal ini dikarenakan
pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita adalah cermin dari daya beli
masyarakat atau pasar. Jadi semakin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah
(yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan
semakin menarik para investor untuk menghadirkan berinvestasi.
3) Kondisi Sarana dan Prasarana
Seperti sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan
lain-lain. Investasi memang membutuhkan sarana dan prasarana pendukung. Semakin
bak kondisi sarana dan prasarana di sebuah negara maka akan semakin berkembang
investasi.
4) Birokrasi Perijinan
Biasanya negara yang memiliki birokrasi perijinan yang berbelit akan sulit bagi investor
untuk datang. Sebab menurut investor birokrasi yang panjang akan membuat mereka
harus mengeluarkan biaya lebih besar. Padahal bagi seorang pengusaha atau investor
waktu adalah uang yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Di beberapa kasus,
birokrasi yang panjang juga diselipi oleh oknum aparat pemerintah yang menarik suap
dari pengusaha.
5) Kualitas Sumberdaya Manusia
Seperti kita tahu bahwa semakin hari teknologi semakin maju pesat. Dari sinilah investasi
membutuhkan sumberdaya manusia yang mumpuni. Jadi semakin berkualitas
sumberdaya manusia yang dimiliki negara dalam mengoperasikan teknologi, maka
investasi akan semakin berkembang pesat.
6) Peraturan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan
Dalam investasi maka pengusaha pastinya membutuhkan karyawan. Nah dari sinilah
kemudian peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan akan memiliki pengaruh.
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan yang bisa mempengaruhi investasi sendiri
antara lain menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah
Minimum, kontrak kerja dan lain-lain.
Stabilitas Politik dan Keamanan
7) Negara yang memiliki stabilitas politik dan keamanan yang bagus maka akan membuat
banyak investor berdatangan. Sebaliknya, negara yang stabilitas politik dan
keamanannya sedang kacau maka akan dijauhi oleh para investor.
7. Penilaian Resiko Kredit
Penilaian ini harus sangat jelas, misalkan bagaimana penjaminnya. Bila memiliki
penjamin, maka risiko kreditnya semakin kecil. Penilaian risiko kredit ini tergantung juga
pada aset yang dijaminkan atas instrumen tersebut.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian risiko kredit diterapkan dengan 5
(lima) C:
1) Character
Karakter pelanggan tentu menjadi pengamatan dari perusahaan, apakah pelanggan ini
bersifat jujur atau tidak dalam melakukan kebiasaan membayar kewajibannya Hal ini
dianggap penting. karena kredit harus dimbangi dengan kesanggupan membayar dari
pelanggan.
2) Capacity
Kemampuan pelanggan harus diukur oleh perusahaan, bagaimana kemampuan
membayar kewajibannya diwaktu yang lalu, dan bagaimana kondisi pelanggan tentang
tempat usaha pelanggan tersebut.
3) Capital
Perusahaan mengukur posisi finansial pelanggan dengan melihat laporan keuangannya,
terutama permodalan perusahaan.
4) Colleteral
Untuk keamanan kredit yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, biasanya
pelanggan bisa juga menyampaikan uatu jaminan kepada perusahaan, misalnya aktiva
tetap
5) Conditional
Kondisi perekonomian di suatu negara atau daerah dalam waktu-waktu tertentu dapat
merupakan pertimbangan bagi perusahaan untuk memberikan kredit
kepada pelanggannya
8. Anggaran Kas
Bambang Riyanto menyatakan bahwa anggaran kas (cash budget) adalah estimasi terhadap
posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang.
BAGIAN III : INVESTASI DALAM MODAL AKTIVA TETAP
1. Faktor Bunga Dalam Pembelanjaan
Pengaruh waktu terhadap nilai uang (the time value of money) di masa yang akan datang
menyangkut penanaman dana ke dalam suatu investasi baik investasi jangka pendek
maupun jangka panjang. Berdasarkan pengaruh waktu nilai uang akan berubah di waktu
yang akan datang kalau jumlahnya sama, hal ini disebabkan karena perkembangan
perekonomian di mana masyarakat semakin tahu arti perkembangan perekonomian dan
bagaimana dampaknya terhadap harga-harga secara umum.
Oleh karena itu pengertian dari nilai uang terhadap waktu adalah suatu konsep yang
menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang
akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan
karena perbedaaan waktu.
Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Uang
a. inflasi
b. suku bunga
c. stabilitas politik
Konsep Nilai Waktu Dari uang
1) Nilai Majemuk (Compound Value)
Merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan periode atau jumlah modal pokok
dengan jumlah bunga yang diperoleh selama periode tersebut. bisa dikatakan nilai
majemuk ini menujukan nilai uang yang akan di terima di masa yang akan datang dari
sejumlah modal yang di tanamkan sekarang dengan tingkat discount rate (bunga)
tertentu yang dirumuskan sebagai berikut yang dirumuskan sebagai berikut:

V = P (1+i) n

Dimana :
V = Jumlah bunga dalam uang yg diperoleh selama periode tertentu
P = Jumlah uang permulaan periode / modal pokok
i = tingkat suku bunga
n = lama / jangka waktu
V = P (IF)
2) Nilai Sekarang (Present Value)
Nilai sekarang (Present Value) digunakan untuk mengetahui nilai investasi sekarang
dari suatu nilai dimasa yang akan datang ataupun lebih sederhananya lagi menghitung
nilai tunai sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima dalam suatu periode di masa
yang akan datang. Nilai sekarang merupakan penilaian terhadap jumlah satuan uang
dimasa yang akan datang untuk mencarai besarnya nilai saat ini (sekarang). Biasanya
dipergunakan untuk penilaian terhadap rencana investasi jangka panjang. Nilai
sekarang dapat dirumuskan sebagai berikut :

P=V/(1+i)n
P = V (IF)
2. Capital Budgeting
Capital budgeting adalah sebuah proses evaluasi bisnis guna menilai layak tidaknya sebuah
proyek/rencana besar perusahaan dilaksanakan. Sementara itu, pengertian capital
budgeting dalam manajemen keuangan adalah proses menganalisa input dan output sebuah
proyek dari segi finansial guna memastikan proyek tersebut mencapai profit diharapkan.
a. Net Present Value
NPV merupakan salah satu metode analisis capital budgeting yang berguna agar dapat
mengukur nilai profitabilitas rencana investasi proyek dengan menggunakan faktor
nilai waktu dan juga keuangan.

NPV== (cash flow x periode) - discount rate (cash flow x periode)

Nilai NPV positif berarti selisih nilai investasi lebih besar dari arus kas keluar sehingga
pendapatan lebih besar daripada nilai yang diinvestasikan. Sementara nilai NPV negatif
berarti tingkat pendapatan dari investasi tersebut lebih kecil daripada pengeluaran.
Secara teori, nilai NPV = 0 mungkin saja terjadi, yaitu tidak terjadi untung atau rugi,
hanya balik modal.
b. Internal Rate of Return
IRR sendiri memiliki artian discount rate atau faktor pendiskontoan lain yang
digunakan untuk mendiskonto seluruh cash inflows dan salvage value yang jelas
menghasilkan banyak jumlah present value yang sama dalam jumlah investasi yang
ada.

IRR = i1 + NPV1 NPV1-NPV2 i2- i1


Keterangan:
i1 adalah tingkat diskonto yang menghasilkan NPV+ i2. i1 juga sama dengan tingkat
diskonto yang menghasilkan NPV – NPV 1 = net present value positif.

Sementara NPV 2 adalah Net present value negatif

IRR = rk + (NPV rk/(TPV rk – TPV rb)) x (rb – rk)


Dimana:
rk = tingkat bunga yang lebih kecil
rb = tingkat bunga yang lebih besar
NPV rk = NPV pada tingkat bunga yang kecil
TPV rk = Total Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang kecil
TVP rb = Total Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang besar
Semakin tinggi nilai IRR, investasi tersebut sangat layak dijalankan. Ini berarti nilai
IRR lebih besar daripada modal yang dikeluarkan. Namun jika nilai IRR lebih kecil
daripada modal, investasi tersebut tidak layak.
c. Profitability Index
Pengertian PI itu sendiri adalah rasio dari present value dan cash flow setelah dilakukan
kegiatan investasi awal pada tahun ke 0 dengan jumlah investasi pada awal tahun ke 0.
Sementara, jika nilai PI lebih kecil dari 1, maka proyek tersebut harus bisa ditolak.

Profitability Index = 1 + (Net Present Value / Initial Investment)


Rumus PI = nilai sekarang dari arus kas di masa depan : investasi awal

Nilai PI yang lebih besar dari 1 berarti investasi tersebut menguntungkan. Jika lebih
kecil dari 1, investasi tersebut tidak layak.
d. Payback Period
Metode ini berarti waktu yang dibutuhkan suatu proyek investasi untuk bisa
mengembalikan semua dana yang sudah diinvestasikan dalam proyek yang dimaksud.
Cara ini terbilang sederhana untuk melakukan evaluasi apakah pantas atau tidak proyek
investasi dilakukan.

Rumus periode pengembalian jika arus per tahun jumlahnya sama:


Payback period = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝐴𝑤𝑎𝑙/𝐴𝑟𝑢𝑠𝐾𝑎𝑠 𝑥 1 tahun
Rumus periode pengembalian jika arus per tahun jumlahnya berbeda:
Payback period = 𝑛+(𝑎−𝑏)/(𝑐−𝑏) 𝑥 1 tahun
Dimana:
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bias menutup investasi mula-
mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

Rumusnya PP = nilai investasi : kas masuk bersih.


Semakin pendek periode waktu pengembalian (payback), investasi tersebut layak
dilakukan. Investor akan tertarik pada waktu pengembalian yang sebentar dibandingkan
payback yang lama meskipun keuntungannya cukup besar.
e. Average Rage of Return
ARR disebut juga financial statement atau accounting rate of return. ARR adalah
metode penilaian investasi untuk mengukur besarnya keuntungan bersih rata-rata
tahunan dari sebuah investasi. Ini untuk memberikan gambaran kepada investor tentang
potensi pendapatan yang diterima selama masa investasi.

Rumus ARR = (rata-rata laba setelah pajak : rata-rata investasi) x 100%

Nilai ARR menyatakan persentase laba bersih tahunan terhadap jumlah modal investasi
awal. Semakin tinggi nilai ARR, investasi tersebut semakin menguntungkan.
3. Pemilihan Alternatif Investasi
a. Pembahasan
• Pemilihan alternatif merupakan kegiatan untuk menjawab pertanyaan apakah
suatu rencana investasi yang akan dilaksanakan tersebut sudah merupakan
pilihan yang terbaik (optimal) atau belum.
• Suatu rencana sudah layak belum berarti sudah optimal jika alternatif yang
disediakan baru satu-satunya. Untuk menjamin suatu pilihan sudah optimal,
tentu setidaknya tersedia sejumlah alternatif layak yang perlu dipilih salah satu
yang terbaik diantaranya. Oleh karena itu perlu disiapkan alternatif-alternatif
yang cukup untuk dipilih
• Dalam suatu proses pemilihan alternatif investasi, hanya dapat dilakukan bila
disertai dengan pemahaman yang baik terhadap permasalahan teknis pada
bidang investasi yang direncanakan.
• Dalam pemilihan alternatif, kelima metode evaluasi investasi yang telah
dibicarakan (NP, AE, IIR, BCR, dan PBP) dapat dipergunakan dan akan
konsisten satu sama lainnya, kecuali untuk metode playback period. Namun,
dalam penerapannya perlu pula diperhatikan umur dari masing-masing alternatif
sehingga dalam membandingkan terpenuhi kaidah-kaidah indikator
perbandingan, yaitu:
a. Indikator harus sama
b. Bernilai tunggal
1. Pemilihan Alternatif dengan Metode Net Present Value (NPV)
Pemilihan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif dengan metode
NPV, umumnya alternatif tersebut harus sama. Jadi, nilai NPV dari setiap
alternatif belum bisa dipakai sebagai indikator perbandingan antara alternatif
kecuali jika umur setiap alternatif sudah sama. Oleh karena itu, sebelum analisis
dilakukan perlu terlebih dahulu diperhatikan umur dari masing-masing alternatif,
yaitu :
(a) Umur masing-masing alternatif sama
(b) Umur masing-masing alternatif berbeda
(c) Umur alternatif tidak berhingga (Giatman, 101).
Metode ini dianggap sebagai metode penilaian investasi yang paling baik.
Pasalnya, investor dapat menghitung nilai arus investasi masa depan di masa
sekarang. Namun, kelemahannya, segala sesuatu di masa depan yang
diperhitungkan hanyalah asumsi yang tidak bisa dipastikan.
Rumusnya yaitu:

NPV = nilai bersih di masa sekarang


Rt = Arus kas bersih (masuk-keluar) selama periode t investasi ($)
I = suku bunga (%)
T = jangka waktu investasi
Dalam bentuk sederhana, NPV juga dapat dihitung seperti berikut:
NPV = nilai saat ini dari arus kas yang diharapkan – nilai saat ini dari uang
yang diinvestasikan.
2. Memilih Alternatif dengan Metode Internal Rate of Return (IRR)
• IRR adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan profitabilitas
dari investasi bersangkutan. Nilai IRR diperoleh dengan trial-
error tingkat diskon agar nilai NPV dari semua arus kas sama dengan nol.
Semakin tinggi nilai IRR, maka investasi tersebut akan semakin
direkomendasikan.
• Nilai IRR dapat dihitung dengan rumus berikut:

IRR= tingkat pengembalian internal


NPV= nilai bersih di masa sekarang
Ct= nilai bersih di masa sekarang
C0= modal awal investasi($)
t= periode investasi

3. Pemilihan Alternatif dengan Metode Benefit and Cost Ratio


• Analisis manfaat biaya (B/C ratio) adalah rasio atau perbandingan dari
nilai ekuivalen manfaat-manfaat terhadap nilai ekuivalen biaya-biaya
(Suryaningrat, 58-59).B/C ratio digunakan sebagai kriteria keputusan
dalam pemilihan alternatif proyek kepentingan umum (Public Works)
dimana di dalam penerapannya, manfaat proyek dinikmati masyarakat
luas, biaya ditanggung pemilik proyek (pemerintah, badan sosial) dan
dinyatakan dalam persamaan :
B/C = manfaat ekuivalen
Ongkos ekuivalen
• Dimana :
Manfaat ekuivalen = semua manfaat setelah dikurangi dengan
dampak negatif, dinyatakan dengan nilai uang.
Ongkos ekuivalen = semua ongkos setelah dikurangi dengan besarnya
penghematan yang bisa didapatkan oleh sponsor proyek, dalam hal ini
pemerintah (Suryaningrat, 59).

4. Metode Payback Period


5. Metode Present Value
6. Metode Internal Rate Of Return
7. Hubungan Antara NPV – Profitability Index – Internal Rate Of Return
Ada 3 metode yang cukup baik digunakan dalam menilai investasi yaitu metode Net
Present Value (NPV), metode Profitability Index (PI), dan metode Internal Rate of Return
(IRR). Hal ini terutama karena ketiga metode tersebut memperhatikan nilai waktu uang
dalaman alisis penilaiannya. Dengan demikian, perhitungan metode NPV, PI, dan IRR
semuanya menggunakan basis konsep yang sama yaitu present value dari aliran kas yang
terjadi, baik aliran kas keluar (initial cash outlays) maupun aliran kas masuk (proceeds).
Keputusan yang diambil dengan menggunakan ketiga metode tersebut juga tidak berbeda.
Oleh karena itu antara NPV, PI, dan IRR memiliki hubungan yang selaras. Artinya suatu
usulan proyek investasi yang layak dilaksanakan jika dinilai dengan metode NPV, maka
layak pula jika dinilai dengan metode PI dan IRR. Namun demikian, kadang-kadang
terjadi konflik antara hasil keputusan metode NPV dan IRR. Dalam kasus tertentu hasil
keputusan kedua metode tersebut saling berlawanan. Hubungan antara NPV dengan PI
terlihat pada parameter atau ukuran yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu usulan
proyek investasi. Apabila suatu investasi memiliki nilai NPV positif (NPV > 0) berarti
besarnya PV of Proceeds lebih besar daripada PV of Outlays. Ingat bahwa NPV = PV of
Proceeds – PV of Outlays. Jika PV of Proceeds lebih besar daripada PV of Outlays maka
akan menghasilkan PI > 1. Ingat pula bahwa PI = PV of Proceeds dibagi PV of Outlays.
Suatu usulan investasi akan diterima apabila NPV > 0 atau PI > 1. Dengan demikian antara
NPV dan PI memiliki keputusan yang sama jika digunakan untuk menilai usulan proyek
investasi. Hubungan antara NPV dengan IRR terlihat pada faktor diskonto (discount rate)
yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang (present value) dari suatu investasi. IRR
merupakan tingkat pengembalian (rate of return) yang disyaratkan oleh investor
(perusahaan) ketika melakukan investasi. IRR merupakan “discount rate” yang
menjadikan NPV sama dengan nol. Artinya, pada saat NPV sama dengan nol maka
besarnya tingkat pengembalian investasi yakni sebesar IRR. Apabila tingkat pengembalian
(rate of return) yang diinginkan perusahaan dari suatu investasi lebih rendah daripada IRR,
maka investasi tersebut diterima. Sebaliknya apabila rate of return yang diinginkan lebih
tinggi daripada IRR, maka investasi tersebut tidak layak diterima baik menurut metode
NPV daripada IRR. Dengan kata lain, apabila IRR lebih tinggi daripadar ate of return yang
disyaratkan (diinginkan), maka investasi diterima dan terjadi sebaliknya.
8. Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis)
Analisis sensitivitas adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana ketidakpastian
dalam model atau sistem matematika dapat di bagi ke berbagai sumber ketidakpastian
dalam inputnya. Atau bisa disebut juga penelitian tentang kemungkinan perubahan dan
kesalahan potensial dan pengaruh terhadap kesimpulan yang di tarik dari model analisis
sensitivitas, analisis sensitivitas bisa dilakukan dengan mudah karena mudah di mengerti.
Ini mungkin teknik yang paling berguna dan paling banyak digunakan untuk peneliti yang
ingin mendukung pengambilan keputusan.
Analisis sensitivitas adalah teknik yang digunakan untuk menentukan bagaimana
perbedaan nilai variabel independen mempengaruhi variabel dependen tertentu
berdasarkan seperangkat asumsi yang diberikan. Teknik ini digunakan dalam batas-batas
tertentu yang bergantung pada satu atau lebih variabel input, seperti efek perubahan suku
bunga terhadap harga obligasi.
Model keuangan yang menggabungkan analisis sensitivitas dapat memberi berbagai
umpan balik yang berguna dalam berbagai skenario. Berikut ini adalah kegunaaan analisis
sensitivitas.
1) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
Ini termasuk apa dan bagaimana berbagai faktor eksternal berinteraksi dengan proyek
atau usaha tertentu. Hal ini memungkinkan manajemen untuk lebih memahami variabel
input apa yang dapat memengaruhi variabel output.
2) Mengurangi ketidakpastian
Model analisis sensitivitas kompleks mengedukasi pengguna tentang berbagai elemen
yang memengaruhi proyek; ini pada gilirannya memberi tahu anggota proyek apa yang
harus diwaspadai atau apa yang harus direncanakan sebelumnya.
3) Menangkap kesalahan
Asumsi asli untuk analisis dasar mungkin memiliki beberapa kesalahan yang tidak
diketahui. Dengan melakukan iterasi analitik yang berbeda, manajemen dapat
menemukan kesalahan dalam analisis awal.
4) Menyederhanakan model
Model yang terlalu rumit dapat mempersulit analisis masukan. Dengan melakukan
analisis sensitivitas, pengguna dapat lebih memahami faktor apa yang sebenarnya tidak
penting dan dapat dihapus dari model karena kurangnya materialitas.
5) Mengkomunikasikan hasil
Manajemen atas mungkin sudah bersikap defensif atau ingin tahu tentang suatu usaha.
Menyusun analisis pada situasi yang berbeda membantu menginformasikan pembuat
keputusan tentang hasil lain yang mungkin ingin mereka ketahui.
6) Mencapai tujuan
Manajemen dapat menyusun rencana strategis jangka panjang yang harus memenuhi
tolok ukur tertentu. Dengan melakukan analisis sensitivitas, perusahaan dapat lebih
memahami bagaimana sebuah proyek dapat berubah dan kondisi apa yang harus ada
agar tim dapat memenuhi target metriknya.
Berikut adalah dua metode yang digunakan untuk analisis sensitivitas:
1) Metode langsung
Dalam metode langsung, Anda akan mengganti angka yang berbeda menjadi asumsi
dalam model. Misalnya, asumsi pertumbuhan pendapatan Anda adalah 20% dari tahun
ke tahun, maka rumus pendapatannya adalah:
(Pendapatan tahun lalu) x (1 + 20%)
Dengan menggunakan metode langsung, kami mengganti angka yang berbeda untuk
menggantikan tingkat pertumbuhan untuk melihat jumlah pendapatan yang dihasilkan.
2) Metode tidak langsung
Dalam metode tidak langsung, Anda akan memasukkan perubahan persen ke dalam
rumus alih-alih mengubah nilai asumsi secara langsung. Misalnya, jika asumsi
pertumbuhan pendapatan Anda adalah 20% dari tahun ke tahun dan kita tahu bahwa
rumus pendapatan adalah:

(Pendapatan tahun lalu) x (1 + 20%)


Alih-alih mengubah 20% ke angka lain, kami mengubah rumus menjadi:
(Pendapatan tahun lalu) x (1 + (20% + X))
di mana X adalah nilai di area analisis sensitivitas model.

9. Investasi Dalam Efek (Obligasi, Saham Prefer, Saham Biasa)


a. Obligasi
Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk
membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok
utang pada akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Obligasi merupakan salah satu investasi Efek berpendapatan tetap yang bertujuan untuk
memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang
relatif lebih stabil juga, dibandingkan dengan saham.
Jenis-jenis obligasi
1) Obligasi Pemerintah, yaitu obligasi dalam bentuk Surat Utang Negara yang
diterbitkan oleh Pemerintah RI. Pemerintah menerbitkan obligasi dengan kupon
tetap (seri FR- Fixed Rate), obligasi dengan kupon variable (seri VR –Variable
Rate) dan obligasi dengan prinsip syariah/ Sukuk Negara.
2) Obligasi Korporasi, yaitu obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh
Korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya. Sama seperti obligasi
pemerintah, obligasi korporasi terbagi atas obligasi dengan kupon tetap, obligasi
dengan kupon variabel dan obligasi dengan prinsip syariah. Ada Obligasi
Korporasi yang telah diperingkat atau ada yang tidak diperingkat
3) Obligasi Ritel, yang diterbitkan oleh Pemerintah yang dijual kepada individu atau
perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk oleh Pemerintah. Biasanya ada
beberapa jenis yaitu ORI atau Sukuk Ritel.
b. Saham Prefer
Saham preferen adalah salah satu jenis penanaman modal yang memberikan prioritas
lebih kepada pemiliknya atas aset dan laba perusahaan. Secara sederhana, pengertian
saham preferen adalah gabungan antara obligasi dan penanaman modal biasa yang
nantinya bisa menghasilkan keuntungan tetap bagi para pemegangnya.
Jenis saham preferen
1) Saham Preferen Partisipasi (Participating Preferred Stock)
Arti partisipasi dalam saham preferen adalah dividen tambahan akan diberikan
kepada para pemegangnya berdasarkan kondisi yang sudah ditentukan. Misalnya,
ketika jumlah dividen pemilik saham biasa melebihi nominal per lembar yang
sudah ditetapkan sebelumnya.
2) Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock)
Jenis lain pada saham preferen adalah konvertibel atau juga biasa disebut sebagai
penanaman modal yang dapat dikonversikan. Artinya, kegiatan penanaman modal
ini menyertakan opsi bagi para pemilik untuk mengubah preferred stock menjadi
beberapa saham biasa setelah jangka waktu yang ditentukan.
3) Saham Preferen Disesuaikan (Adjustable Rate Preferred Stock)
Maksud disesuaikan dalam saham preferen adalah kegiatan penanaman modal di
mana dividen yang dibayarkan jumlahnya bervariasi. Perlu diketahui bahwasannya
penentu besaran dividen pada saham preferen adalah kurs dan suku bunga acuan.
Jadi, jumlah dividen yang dibayarkan nantinya tidak tetap dan dapat disesuaikan
dengan nilai dari suku bunga acuan, apakah sedang naik atau turun.
4) Saham Preferen yang Dapat Ditembus (Callable Preferred Stock)
Jenis saham preferen selanjutnya adalah callable preferred stock atau bisa
ditembus. Artinya, kegiatan penanaman modal bisa dilewati oleh penerbit atau
perusahaan pada nilai yang ditetapkan sebelum jatuhnya tempo. Biasanya, kegiatan
ini dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan karena
menggabungkan antara ekuitas dan juga utang.
5) Saham Preferen Kumulatif (Cumulative Preferred Stock)
Jenis saham preferen kumulatif adalah penanaman modal yang mengharuskan
perusahaan untuk membayar semua dividen, termasuk tunggakan sebelumnya pada
pemilik saham. Pembayarannya pun harus mendahulukan pemilik saham preferen
baru setelahnya dilanjut dengan pemegang biasa.
c. Saham Biasa
Sedangkan saham biasa adalah jenis penanaman modal yang keseluruhannya bisa
diperjualbelikan secara bebas.
Saham jenis ini juga menempatkan pemiliknya di tingkat paling akhir ketika pembagian
dividen serta hak atas harta kekayaan perusahaan.
Hal tersebut karena pemegang saham biasa tidak memiliki hak-hak istimewa seperti
yang dimiliki oleh pemilik preferen.
- Perbedaan Saham Referen dan Saham Biasa
o Saham preferen adalah salah satu jenis penanaman modal yang memberikan prioritas
lebih kepada pemiliknya atas aset dan laba perusahaan. Secara sederhana, pengertian
saham preferen adalah gabungan antara obligasi dan penanaman modal biasa yang
nantinya bisa menghasilkan keuntungan tetap bagi para pemegangnya.
o Sedangkan saham biasa adalah jenis penanaman modal yang keseluruhannya bisa
diperjualbelikan secara bebas. Saham jenis ini juga menempatkan pemiliknya di tingkat
paling akhir ketika pembagian dividen serta hak atas harta kekayaan perusahaan. Hal
tersebut karena pemegang saham biasa tidak memiliki hak-hak istimewa seperti yang
dimiliki oleh pemilik preferen.
Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan saham biasa dan saham
preferen.
▪ Karakteristik Saham Preferen
Penjelasan mengenai karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:
1. Memiliki prioritas tinggi dalam pembagian dividen.
2. Bisa ditukar dengan saham biasa dalam kondisi tertentu.
3. Memiliki hak untuk menerima pembayaran dividen yang sempat ditangguhkan lebih
dulu dibandingkan pemegang saham biasa.
▪ Karakteristik Saham Biasa
Penjelasan mengenai karakteristik saham biasa adalah sebagai berikut:
1. Memiliki hak suara, sehingga dapat memilih jajaran manajemen perusahaan serta
melakukan kontrol atas kebijakan yang ada.
2. Memiliki potensi besar dalam memberikan keuntungan jangka panjang. Selama kinerja
perusahaan bagus dan harga saham naik.
3. Tidak bisa dikonversi atau ditukar menjadi saham preferen.
4. Hal perolehan aset baru bisa didapat ketika perusahaan sudah membayarkan bagian
pemilik saham preferen terlebih dahulu.
▪ Keunggulan Saham Preferen
Saham preferen adalah jenis penanaman modal yang memiliki beberapa hak istimewa,
antara lain sebagai berikut:
1. Didahulukan dalam pembagian dividen dibandingkan pemilik saham biasa.
2. Memiliki hak pembayaran dividen tetap yang besarannya sama dengan bunga deposito.
3. Jika perusahaan tersebut bangkrut atau dilikuidasi, pemilik saham preferen akan
diprioritaskan dalam mendapat aset maupun pembayaran kembali permodalan.
4. Penanaman modal ini bisa ditukar dengan saham biasa.
▪ Persamaan Obligasi dan Saham
1. Memiliki klaim atas laba dan aktiva
Pemilik saham dan obligasi memiliki klaim atas laba dan aktiva. Kedua instrumen
investasi ini menjanjikan kepada para pemiliknya pendapatan yang berupa aset yaitu
uang dan aset-aset lainnya. Klaim tersebut terjadi pada tanggal transaksi atau saat
pembelian saham dan penandatanganan obligasi yang kemudian dapat dieksekusi saat
jatuh tempo. Intinya saham dan obligasi menjanjikan pendapatan bagi para pemiliknya.
2. Memiliki hak tebus
Para pemilik saham maupun obligasi juga memiliki hak tebus yaitu, pilihan untuk
menukar saham dan obligasi mereka dengan uang.
3. Surat berharga
Dalam hal ini, para pemilik saham maupun obligasi memiliki surat berharga. Keduanya
merupakan bentuk perjanjian hitam diatas putih yang berupa perjanjian dan telah
disetujui oleh kedua belah pihak. Nantinya surat berharga tersebut sama-sama dapat
diperjualbelikan di bursa efek maupun pasar modal.
▪ Perbedaan Obligasi dan Saham
1. Obligasi memiliki keuntungannya sendiri karena jangka waktu yang sudah ditentukan.
Karena Anda bisa berpindah ke investasi lainnya apabila jangka waktu perjanjian telah
habis. Sehingga, jika perusahaan mengalami kerugian tetapi jangka waktu perjanjian
telah berakhir, Anda tidak terlibat apa-apa lagi.
2. Tingkat Keuntungan. Perbedaan saham dan obligasi lainnya adalah tingkat keuntungan
yang didapat. Keuntungan dari investasi bersifat fluktuatif, artinya tidak bisa
diperkirakan dan bisa berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan perusahaan.
Berbeda dengan obligasi, perbedaan saham dan obligasi keuntungan dan kepemilikan
obligasi, biasanya bisa didapatkan setiap bulan dengan jumlah yang tetap stabil sampai
masa berlaku surat perjanjian berakhir. Jika Anda suka dan berani dalam mengambil
resiko, mungkin saham menjadi pilihan yang tepat. Tetapi, jika Anda ingin
mendapatkan hasil yang stabil, obligasi menjadi pilihan yang aman.
3. Pajak yang Dikenakan. Perbedaan saham dan obligasi yang ketiga adalah pajak yang
dikenakan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa hasil yang diterima dari saham
adalah dividen atau keuntungan dari saham yang Anda miliki adalah jumlah total
setelah dipotong pajak. Sebaliknya perbedaan saham dan obligasi, bunga obligasi lebih
dulu dikeluarkan sebagai biaya, jadi bisa dianggap tidak kena pajak.
BAGIAN IV : PEMBELANJAAN JANGKA PENDEK – MENENGAH – PANJANG &
POLITIK DIVIDEN
1. Pemenuhan Kebutuhan Dana
Pendanaan yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan baik yang bersifat
operasional maupun non operasional.
2. Sumber – Sumber Penawaran Modal
Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan (modal
sendiri) maupun luar perusahaan (modal asing). Semakin besar pemenuhan pendanaan
yang berasal dari internal perusahaan maka akan semakin mengurangi ketergantungan
perusahaan dengan pihak luar.
Menurut Bambang Riyanto “menyatakan bahwa sumber dana perusahaan dapat dibedakan
menjadi sumber intern dan sumber ekstern”. Dana yang diperoleh dari sumber intern
adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri oleh perusahaan, yaitu laba ditahan dan
penyusutan. Sedangkan dana yang diperoleh dari pihak ekstern adalah dana yang berasal
dari kreditur, pemilik, dan peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Modal
yang berasal dari kreditur adalah merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan
dan modal yang berasal dari para kreditur disebut modal asing.
3. Jenis – Jenis Modal (Modal Asing, Modal Sendiri, Modal Saham, Laba Ditahan)
- Modal asing adalah modal yang asalnya dari luar perusahaan dan bersifat sementara
bekerja di perusahaan dan untuk perusahaan yang menggunakan modal dari utang itu
harus mengembalikan sesuai jatuh temponya.
- Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya
setoran dari pemilik perusahaan.
- Modal saham adalah capital/stock yaitu modal perusahnan yang berasal dari penjualan
saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan, dana yang diperoleh dari hasil
penjualan saham ini adalah menjadi modal pokok dari perusahaan.
- Laba ditahan adalah jenis laba hasil penjualan barang dan jasa yang kernudian
dibagikan sehingga juga menjadi tarbahan bagi para pemegang saham. Laba ditahan
adalah jumlah nominal uang yang dapat dipaklj untuk membagikan dividen.
4. Cost Of Capital
Cost Of Capital Cost of capital adalah perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengetahui tingkat pengembalian minimum yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan
terkait pelaksanaan proyek yang melibatkan penganggaran modal.
Cost of Capital = cost of debt + cost of equity
Pada umumnya ketika menghitung cost of capital, perusahaan akan menggunakan rumus
weight of cost capital (WACC) yang juga mempertimbangkan bobot dari tiap kategori
modal secara proporsianal. Rumus WACC adalah sebagai berikut.

WACC = (bobot utang x cost of debt) + (bobot ekuitas x cost of equity)

5. Biaya Penggunaan Dana Dari Berbagai Sumber Individual (Utang Jangka Pendek,
Saham Prefer, Laba Ditahan, Emisi Saham Baru)
1) Utang Jangka Pendek
Hutang Jangka Pendek (Short Ter Debt) adalah kcwajiban yang harus dibayarkan
perusahaan dengan jangka waktu pelunasan tidak lebih dari satu tahun (Kasmir, 2010).
Atau dapat di definisikan sebagai kewajiban perusahaan yang diharapkan dapat dilunasi
dalam waktu satu tahun dengan memakai sumber-sumber yang termasuk didalam aktiva
lancar. Aktiva lancar yaitu aset yang dimiliki perusahaan dengan nilai waktu ekonomis
kurang dari satu tahun.
2) Saham Prefer
Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang
diisyaratkan oleh pemegang saham preferen. Biaya modal saham preferen berupa
deviden yang besarnya tetap.

Rumus : Kp = Dp / Pn
Dimana :
Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen saat penjualan (biaya penerbitan)
3) Laba Ditahan
Bila penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan (retained earning) juga ada
biayanya. Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan adalah
sebesar biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa.
4) Emisi Saham Baru
𝑫𝟏
𝑲𝒆 = +𝒈
𝑷𝟎(𝟏 − 𝑭)
Dimana :
Ke = Biaya modal saham biasa
D = deviden yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga pasar saham sekarang
g = pertumbuhan deviden saham per tahun
F = Biaya emisi
6. Biaya Penggunaan Modal Secara Keseluruhan (Overall Cost Of Capital)
Biaya modal keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya
atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan
biaya modal dari seluruh jenis yang digunakan. Biaya modal keseluruhan bermanfaat
dalam kaitannya dengan penilaian usulan investasi jangka panjang. Karena biaya modal
dari masing-masing sumber dana berbeda, maka menetapkan biaya modal perusahaan
secara keseluruhan dihitung dengan WACC.

Rumus WACC = Wd.Kd (1-T) + Wp.Kp + We.Ke

7. Pembelanjaan Intern & Kebijakan Dividen (Stock Dividen, Stock Split,


Repurchasing Of Stock)
▪ Stock dividend merupakan pembayaran dividen dalam bentuk saham kepada para
pemegang saham. Stock dividend dapat meningkatkan jumlah lembar saham dan
diimbangi dengan turunnya harga saham dengan proporsi yang sama yang dapat
mengakibatkan kekayaan para pemegang saham tidak meningkat.
▪ Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham sehingga nilai nominal saham menjadi
lebih rendah yang dampaknya adalah meningkatkan jumlah saham beredar suatu
perusahaan. Nilai nominal saham yang lebih rendah diikuti dengan harga saham yang juga
lebih rendah sebelum stock split. Tujuan stock split, diantaranya likuiditas perdagangan
saham diharapkan akan meningkat seiring dengan harga saham yang lebih rendah. Ada
juga signalling theory yang menyebutkan stock split digunakan sebagai signal kepada
pasar bahwa perusahaan memiliki pertumbuhan prospektif untuk menarik pemegang
saham. Jika kondisi perusahaan tidak bagus, stock split tidak mungkin dilakukan karena
stock split membutuhkan biaya dalam pelaksanaannya.
▪ Repurchasing Of Stock, Stock repurchase merupakan salah satu cara yang dilakukan
perusahaan untuk mendistribusikan cashflow yang dimiliki perusahaan kepada para
pemegang sahamnya selain dalam bentuk dividen. Pada saat membelikembali sahamnya,
biasanya perusahaan akan membelinya pada harga di atas harga pasar.
BAGIAN V : ALAT - ALAT ANALISA FINANSILL
1. Penerapan Analisa Ratio Finansill
Rasio keuangan adalah analisis keuangan yang membandingkan data berdasarkan laporan
keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas) untuk menilai kinerja suatu
perusahaan. Dalam bahasa Inggris, rasio keuangan adalah Financial Ratio. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio keuangan bisa digolongkan menjadi
empat kelompok tergantung dari kebutuhan perusahaan, yaitu:
1) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Ratio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan untuk perusahaan. Rasio profitabilitas dianggap memiliki
peranan yang krusial bagi kelangsungan perusahaan karena “urat nadi” suatu
perusahaan akan bergantung dari sejauh mana perusahaan bisa mendapatkan
keuntungan.
Berikut ini beberapa ukuran ratio profitabilitas yang digunakan, diantaranya adalah :
1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Membandingkan Laba Kotor dengan Penjualan. Semakin besar persentase atau
rasionya, artinya semakin baik kondisi keuangan perusahaan.

Gross Profit Margin = Laba kotor ÷ Penjualan

2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)


Ukuran dari Laba yang telah dikurangi dengan semua biaya dan pengeluaran kecuali
bunga dan pajak, dibagi dengan Pendapatan. Hasil dari perhitungan tersebut merupakan
gambaran laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari setiap rupiah
penjualan atau pendapatan.

Operating profit margin = Laba sebelum bunga dan pajak ÷ Penjualan

3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah dikurangi bunga
dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan. Semakin tinggi
rasionya berarti semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba.

Net profit margin = Laba bersih setelah bunga dan pajak ÷ penjualan

4. Return On Assets (ROA)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva atau asset yang dimilikinya. Laba yang dihitung adalah laba sebelum
bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).

Return on asset = Laba sebelum bunga dan pajak ÷ Total asset

5. Return On Investment (ROI)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
terhadap investasi yang telah dikeluarkan. Laba yang digunakan adalah laba yang telah
dikurangi pajak atau EAT ( Earning After Tax )

Return on investment = Laba setelah pajak ÷ Investasi

2) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)


Ratio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
atau melunasi utang atau kewajiban dalam skala jangka pendek yang harus segera
dipenuhi.
Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio likuiditas yang dapat digunakan,
yaitu :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar
kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya. Sebagai ilustrasi, apabila
perbandingannya adalah 1:1 dimana artinya Current Ration-nya adalah 100%, berarti
aktiva lancarnya memiliki jumlah yang sama banyak untuk melunasi semua kewajiban
lancarnya. Semakin lebih besar dari 100% artinya semakin baik.

Current ratio = Aktiva lancar ÷ Hutang lancar x 100%

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar
kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memasukan nilai
persediaannya.

Quick ratio = (Aktiva lancar – persedian) ÷ Hutang lancar x 100%

3. Rasio Kas (Cash Ratio)


Digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas dengan
kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan aktiva lancar setara kas adalah aktiva yang
dapat dengan mudah dan segera diuangkan.

Cash ratio = (Kas + Aktiva setara kas ÷ Hutang lancar) x 100%


3) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Ratio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi
semua kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek, utamanya
apabila disaat perusahaan yang bersangkutan harus dilikuidasi.
Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio solvabilitas yang dapat digunakan,
yaitu :
1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang, baik
hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin rendah rasio ini artinya
semakin baik bagi keuangan perusahaan, sebab keamanan dananya semakin baik.

Debt assets ratio = (Total hutang ÷ Total aktiva) x 100%

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)


Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin kecil
ratio ini maka akan semakin baik untuk perusahaan. Sebaiknya besarnya hutang tidak
melebihi modal perusahaan itu sendiri.

Total debt to equity ratio = (Total hutang ÷ Modal) x 100%

4) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan dalam
menggunakan aktiva – aktiva yang dimilikinya.
Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio aktivitas yang dapat digunakan,
yaitu :
1. Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi
perputarannya maka semakin baik pula bagi perusahaan.

Perputaran piutang = Penjualan kredit ÷ Rata-rata piutang

2. Rasio Perputaran Persediaan


Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio
perputaran persediaan maka semakin baik pula pengelolaan persediaannya.

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan ÷ Persediaan

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap


Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan
penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar rasio maka semakin baik
bagi perusahaan.

Perputaran aktiva = Penjualan


Perputaran aktiva tetap = Penjualan ÷ Aktiva tetap

4. Rasio Perputaran Total Aktiva


Hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja yang bedakan adalah
pada perhitungan kali ini, yang dihitung adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Perputaran total aktiva = Penjualan ÷ Total aktiva

▪ Fungsi dari rasio keuangan


Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat
keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa
datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang
dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu
antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar
penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio
keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang.
Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak
dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan
tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat
rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan
yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan
dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis
kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.
▪ Analisis utama yang digunakan dalam menilai profitabilitas antara lain mencakup:
• Margin Laba atas Penjualan
• Pengembalian atas Total Aset
• Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba
• Pengembalian Ekuitas Biasa
• Laba Per Saham Biasa
• Rasio Harga Terhadap Laba
• Dividen Pada Saham
• Hasil Dividen
• Catatan Ringan Rasio Profitabilitas – Strategi investasi
▪ Berdasarkan dari data atau laporan yang diperlukan oleh rasio keuangan
Angka-angka yang ditemukan dan berdasar dari laporan keuangan perusahaan, seperti:
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas digunakan untuk melakukan analisis
kuantitatif dan menilai likuiditas, leverage, pertumbuhan, margin, profitabilitas, tingkat
pengembalian, penilaian, dsb..
2. Penggunaan Ratio Finansill Utuk Penyusunan Proyeksi Laporan Finansill

3. Analisa Sumber Dan Penggunaan Dana


Analisa sumber-sumber dan penggunaan dana (analisa aliran dana) merupakan alat analisa
finansial yang sangat penting bagi manager keuangan. Tujuan dari analisa sumber aliran
dana tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana
kebutuhan dana tersebut dibelanjai. Dengan kata lain dengan analisa aliran dana itu akan
dapat diketahui dari mana datangnya dana dan untuk apa dana itu digunakan. Suatu laporan
yang menggambarkan dari mana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan disebut
laporan sumber-sumber dan penggunaan dana.
Laporan sumber-sumber dan penggunaan dana merupakan suatu laporan yang
menggambarkan dari mana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan. Laporan sumber-
sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting artinya bagi Bank dalam
menilai permintaan kredit. Dengan mengadakan analisa terhadap laporan tersebut dapat
diketahui bagaimana perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya. Jenis laporan
keuangan selain neraca, laporan laba rugi, dan laba yang ditahan adalah laporan sumber
dan penggunaan dana.
4. Analisa Break Even Point (Gambar & Perhitungan BEP)
Break event point atau biasa disebut BEP merupakan suatu kondisi pada operasi entitas
bisnis yang tidak menghasilkan laba ataupun kerugian tertentu. Dalam kata lain BEP
adalah impas (pendapatan=beban).
Rumus BEP Menghitung jumlah unit yang harus dijual agar BEP

BEP = Biaya tetap produksi/(Harga jual per unit - Biaya variabel per unit)
Atau
BEP = Biaya tetap produksi/Margin kontribusi per unit
Contoh:
Diketahui sebuah bisnis coffee shop mengeluarkan biaya tetap operasional sebesar Rp50
juta per bulan dengan biaya tidak tetap atau biaya variabel Rp l0ribu perunit dan harga jual
produk Rp.30 ribu perunit. Berapakah unit produk yang harus dijual perusahaan agar balik
modal atau mencapaititik impas (breakeven point/BEP)?
Jawaban pehitungan BEP:
BEP = Biaya tetap / (Harga jual produk per unit – Biaya variabel per unit)
BEP = Rp 50 juta (Rp 30 ribu – Rp 10 ribu)
BEP = Rp 50 juta /Rp 20 ribu
BEP = 2500 unit
Dengan demikian, untuk mencapai break even point perusahaan cofee shop harus menjual
sebanyak 2.500 unit produk untuk satu.periode tertentu.
Grafik BEP

5. Efek Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP


Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi Break even point, yaitu:
1) Peningkatan Volume Produksi
Permintaan pasar atau demand yang semakin tinggi pasti akan membuat perusahaan
meningkatkan produksi barang. Pada kondisi ini, break even point (BEP) akan menjadi
lebih besar dari sebelumnya karena biaya produksi yang juga meningkat.
2) Semakin Mahalnya Harga Bahan Baku
Tidak hanya volume produksi, harga bahan baku juga dapat mempengaruhi BEP
perusahaan. Hal ini dikarenakan harga bahan baku yang semakin mahal setiap tahunnya
Seperti volume produksi, kenaikan harga bahan baku ini, Juga akan mempengaruhi
biaya produksi, yang nantinya akan meningkalkan BEP perusahaan.
3) Pemeliharaan Alat-Alat
Jika perusahaan Anda menggunakan alat-alat yang mendukung produksi re Anda. Anda,
maka suatu saat mesin tersebut pasti perlu dipcrbaiki. Untuk memperbaiki alat produksi
tersebut, tentunya perusahaan Anda perlu mengeluarkan biaya Biaya tambahan inilah
yang nantinya akan berdampak pada BEP perusahaan Anda.
4) Biaya Tambahan Tak Terduga
Selain semua biaya yang disebutkan duatas. terdapat beberapa biaya yang dapat
dikelompokkan sebagai biaya tak terduga Harga sewa gedung. gaji, dan biaya-biaya
sejeni snya dapat mengalami peningkatan yang tak terduga yang dapat membuat break
even point lebih tinggi dari sebelumnya.
6. Analisis Financial Leverage
Financial leverage adalah strategi keuangan yang penting untuk menjaga kelangsungan
hidup suatu usaha. Financial leverage adalah hubungan antara jumlah uang yang diimliki
perusahaan dengan nilai perusahaan tersebut.

Sebagai contoh sederhana, PT Jiwa Sentosa berencana membeli mesin baru seharga Rp
500.000.000. PT Jiwa Sentosa hendak membeli dengan skema cicilan alias utang. Uang
muka yang diberikan sebesar 10 persen dengan bunga 5 persen per tahun. Setelah setahun,
PT Jiwa Sentosa berhasil membukukan laba Rp 550.000.000 dari penggunaan mesin
tersebut.
Maka rincian hitungannya:
Uang muka : Rp 50.000.000
Utang. : Rp 450.000.000
Beban utang : Rp 22.500.000
Penghasilan : Rp 550.000.000
Keuntungan setelah utang dibayar : Rp 550.000.000 – (Rp 50.000.000 + Rp 450.000.000
+ Rp 22.500.000) = Rp 22.500.000
Dalam hal ini, PT Jiwa Sentosa untung Rp 22.500.000 dalam setahun dari strategi financial
leverage yang diterapkan.
Financial leverage suatu perusahaan dapat dihitung dengan melihat rasio nilai buku semua
utang terhadap total aset atau aktiva sesuai dengan pencatatan akuntansi. Rumus yang
digunakan untuk menghitung financial leverage adalah total utang/total aset.
Untuk perusahaan yang telah melantai di bursa saham, caranya hitung dulu semua utang
yang dimiliki perusahaan, termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang. Lalu hitung
total ekuitas pemegang saham perusahaan dengan cara mengalikan jumlah saham
perusahaan yang beredar dengan harga saham perusahaan.
Kemudian bagi total utang dengan total ekuitas. Hasilnya adalah rasio financial leverage
perusahaan tersebut. Bila angkanya tinggi, berarti risiko bisnis perusahaan juga tinggi.
Demikian pula sebaliknya.

BUKU REFERENSI
1. Dasar – Dasar Pembelajaran Perusahaan
Pengarang : Prof. Dr. Bambang Riyanto
Penerbit : BPFE UGM Yogyakarta
2. Manajemen Keuangan
Pengarang : Brighman Houston
Penerbit : Erlangga
3. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan
Pengarang : Arthur J. Keown, David F.Scout, Jr (diterjemahkan oleh : Chaerul D,
Djakman, Dwi Sulistiyani0
Penerbit : Salemba Empat
KISI – KISI SIDANG KOMPREHENSIP
B. MANAJEMEN PEMASARAN
MATERI I

1. Pengertian Manajemen Pemasaran


Manajemen pemasaran menurut Kotler & Amstrong (2008) menyatakan bahwa
manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun
hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu.
2. Macam – Macam Tingkat Permintaan Dan Tugas Pemasaran
Menurut Kotler & Keller (2012) pada dasarnya tingkat permintaan dan tugas pemasaran
terbagi dalam 8 (delapan) macam yaitu:
1) Permintaan Negatif (Negative Demand)
Pasar berada dalam keadaan permintaan negatif artinya sebagian besar pasar tersebut
tidak menyukai produk bahkan mungkin bersedia membayar untuk menghapus produk
itu. Jika terjadi permintaan negatif maka tugas pemasaran adalah menganalisis mengapa
pasar tidak menyukai produk, dan bagaimana dapat mengendalikan kepercayaan dan
sikap konsumen
2) Tidak Ada Permintaan (No Demand)
Para konsumen tidak tertarik atau mengacuhkan produk. Jika terjadi tidak ada
permintaan maka tugas pemasaran adalah menemukan guna menghubungkan
keuntungan dari produk dengan kebutuhan dan minat alamiah seseorang.
3) Permintaan yang Terpendam (Latent Demand)
Permintaan terpendam adalah di mana para konsumen mempunyai kebutuhan yang kuat
yang tidak dapat dipuaskan oleh produk yang telah ada. Jika terjadi permintaan yang
terpendam maka tugas pemasaran adalah mengukur besar kecilnya pasar potensial dan
mengembangkan barang dan jasa yang bisa memuaskan permintaan itu.
4) Permintaan Menurun (Declining Demand)
Maksudnya adalah bahwa permintaan mengalami masa penurunan. Jika terjadi
permintaan menurun maka tugas pemasaran adalah meningkatkan kembali menurunnya
permintaan melalui berbagai penyempurnaan dan perbaikan pemasaran ulang produk
secara kreatif.
5) Permintaan Tak Beraturan (Irregular Demand)
Maksudnya adalah permintaan barang atau jasa itu kadang-kadang berubah-ubah
menurut musim, sehingga menyulitkan bagi perusahaan dalam mengatur produksinya.
Jika terjadi permintaan tak beraturan maka tugas pemasaran adalah menemukan cara-
cara untuk mengubah pola waktu permintaan melalui penetapan harga yang luwes,
promosi dan berbagai perangsang.
6) Permintaan Penuh (Full Demand)
Adalah bilamana perusahaan merasa puas dengan volume penjualan yang dicapai. Jika
terjadi permintaan penuh, maka tugas pemasaran adalah memperhatikan tingkat
permintaan dalam menghadapi perubahan selera konsumen dan meningkatkan
persaingan kualitas dengan menjaga kepuasan konsumen.
7) Permintaan berlimpah (Overfull Demand)
Sering terjadi permintaan terlalu banyak dan tidak sesuai dengan jumlah yang tersedia
dan bisa diproduksi perusahaan. Jika terjadi permintaan berlimpah, maka tugas
pemasaran adalah demarketing artinya menurunkan kembali laju pemasaran,
membutuhkan penemuan cara-cara untuk mengurangi permintaan.
8) Permintaan tidak sehat (Unwholesome Demand)
Maksudnya adalah banyak orang mendorong permintaan terhadap produk-produk yang
merusak misalnya alkohol, obat bius dsb. Jika terjadi permintaan tidak sehat, maka
tugas pemasaran adalah menyadarkan orang yang menyukai produk semacam itu untuk
berhenti menyukainya, berhenti menggunakan alat-alat semacam itu sebagai
komunikasi yang membahayakan, menaikan kualitas harganya dan mengurangi
penyediaannya.
3. Filosofi Pemasaran
Filosofi pemasaran adalah dasar pemikiran bagaimana caranya aktivitas pemasaran dapat
dilaksanakan berdasarkan suatu filsafat yang mantap, yang mengungkapkan pemasaran
yang tanggap dan bertanggung jawab.
4. Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan
Kotler menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil)
suatu produk dan harapan-harapannya.
Loyalitas pelanggan adalah kecenderungan pelanggan untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan jasa yang diberikan oleh suatu perusahaan dengan tingkat konsistensi yang
tinggi.
5. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan penentu dalam proses pengambilan keputusan dalam
pembelian produk. Sehebat strategi yang dikembangkan oleh perusahaan pada akhirnya
akan ditentukan oleh perilaku konsumen itu sendiri. Perilaku konsumen telah mengalami
perubahan sejalan dengan berubahnya zaman, dan perubahan tingkat pendidikan dan
pengetahuan pelanggan itu sendiri. Pelanggan saat ini memiliki tingkat kecerdasan yang
tinggi dibandingkan dengan beberapa puluh tahun silam. Selain itu menurut Kotler &
Keller (2012) bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis. Dari faktor-faktor tersebut yang memiliki pengaruh paling
dominan terhadap perilaku konsumen adalah faktor budaya.
6. Macam – Macam Kekuatan Dalam Lingkungan Perusahaan
1) Faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable factor’s)
Perusahaan dan pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, pesaing, dan
masyarakat/konsumen semuanya bekerja di bawah kendala kekuatan dan tren
lingkungan makro yang membentuk peluang dan menimbulkan ancaman. Sejumlah
kekuatan itu bersifat tidak dapat dikendalikan, dan hal ini harus dipantau serta
ditanggapi oleh semua perusahaan tertentu. Dalam arena ekonomi, perusahaan dan para
konsumen semakin dipengaruhi oleh sejumlah kekuatan global. Menurut Kotler &
Keller (2012) kekuatan global ini terdiri dari:
a. Percepatan yang sangat besar dalam transportasi, komunikasi, dan transaksi
keuangan internasional, yang akan mengakibatkan pertumbuhan perdagangan dan
investasi dunia yang pesat terutama perdagangan tiga poros (Amerika Utara, Eropa
Barat, Timur Jauh).
b. Berpindahnya kapasitas dan keterampilan manufacturing ke negara-negara yang
biayanya lebih rendah.
c. Munculnya sejumlah blok perdagangan, seperti Uni Eropa dan sejumlah Negara
penandatangan NAFTA.
d. Masalah utang yang sulit dipecahkan, disertai dengan peningkatan kerentanan sistem
keuangan internasional.
e. Meningkatnya penggunaan barter dan imbal dagang dalam guna mendukung
transaksi internasional.
f. Bergeraknya sejumlah negara bekas sosialis ke arah perekonomian pasar yang
diikuti oleh swastanisasi yang pesat atas perusahaan negara.
g. Menyebarnya gaya hidup global yang pesat.
h. Terbukanya secara perlahan-lahan pasar utama baru, seperti Cina, India, Eropa
Timur, Negara-negara Arab, dan Amerika Latin.
i. Meningkatnya tren perusahaan multinasional untuk melampaui ciri lokal dan
nasional mereka, yang kemudian berubah menjadi perusahaan trans-nasional.
j. Meningkatnya jumlah aliansi trategis perusahaan lintas batas Negara-contohnya
MCI dan British Telecom, Texas Instrumens, Hitachi.
k. Meningkatnya konflik etnik dan agama di sejumlah Negara dan wilayah tertentu.
l. Bertumbuhnya merek global di bidang otomotif, makanan pakaian, elektronik.
2) Faktor yang dapat dikendalikan (controllable factor’s)
Faktor yang dapat dikendalikan yaitu lingkungan internal perusahaan yaitu faktor-
faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang dikenal dengan istilah 4P (untuk
produk) yaitu Product, Price, Place, dan Promotion, atau yang disebut dengan istilah
marketing mix (pemasaran campuran), hal ini akan dibahas dalam bab-bab berikutnya
dalam buku ini. Selain 4P faktor lingkungan intern perusahanan yaitu:
a. sistem informasi pemasaran
b. sistem perencanaan pemasaran
c. sistem pelaksanaan dan pengorganisasian pemasaran
d. sistem pengendalian pemasaran
7. Analisis Pasar
1) Pasar Konsumen/Pasar Individu
Pasar konsumen terdiri dari semua individu dan rumah tangga yang membeli atau
memperoleh barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.
2) Pasar Industri (Industrial Market)
Pasar industri yang disebut juga pasar produsen atau pasar bisnis, terdiri dari
perorangan dan organisasi yang memerlukan barang dan jasa untuk diproduksikan
menjadi barang dan jasa dalam bentuk lain, dan kemudian dijual, disewakan atau
diserahkan kepada pihak-pihak lain.
3) Pasar Penjualan Kembali (Resseler Market)
Pasar penjualan kembali (penyalur) atau reseller market terdiri dari semua perorangan
dan organisasi yang membeli barang untuk dijual kembali atau disewakan dengan
tujuan memperoleh laba.
4) Pasar Pemerintah (The Government Market)
Pasar pemerintah terdiri dari unit-unit pemerintah pusat, propinsi, lokal dan seterusnya
yang membeli atau menyewa barang yang diperlukan dalam menunaikan tugas-
tugas pemerintah.
8. Pengertian Information System (MIS)
Sistem Informasi Pemasaran menurut Kotler & Armstrong (2008) adalah perangkat yang
terdiri dari orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilih, menganalisis,
mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang diperlukan dengan segera, dan akurat
untuk pembuat keputusan pemasaran.
9. Faktor – Faktor Untuk Mencapai Suksesnya MIS
Terdapat 3 (tiga) faktor untuk mencapai suksesnya sistem informasi pemasaran yaitu:
1) Jenis dan kualitas data benar-benar dibutuhkan
2) Realisasi dan teknik pengolahan data benar-benar akurat
3) Kesinambungan hubungan antara operator Sistem Informasi Pemasaran yang mampu
memecahkan masalah
10. Riset Pemasaran
Riset Pemasran adalah studi penelusuran yang sistematis dan analisis tentang desain,
kumpulan, dan laporan secara sistematis tentang data yang berhubungan dengan situasi
pemasaran tertentu yang dihadapi oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Riset
pemasaran mencakup: lingkup riset pemasaran, prosedur yang biasa dilakukan dalam studi
riset pemasaran, struktur organisasi riset pemasaran, status riset pemasaran saat ini.
11. Perbedaan Riset Pemasaran Dengan Sistem Informasi Pemasaran
No. Sistem Informasi Pemasaran No. Riset Pemasaran
1. Mengenai data internal dan eksternal 1. Mengenai informasi eksternal saja
Berhubungan dengan pencegahan Berhubungan dengan pemecahan
2. 2.
sekaligus pemecahan masalah masalah
Beroperasi secara berkesinambu- Beroperasi secara terpisah-pisah dan
3. 3.
ngan dan merupakan sebuah sistem atas dasar proyek demi proyek
Cenderung berpotensi ke masa Cenderung memusatkan pada
4. 4.
depan informasi yang lalu
Merupakan proses berdasarkan
5. 5. Tidak berdasarkan komputer
komputer
Bukan hanya riset pemasaran tapi
Merupakan satu sumber informasi
6. juga juga mencakup subsistem yang 6.
bagi sistem informasi pemasaran
lain
Dari tabel tersebut diketahui bahwa sistem informasi pemasaran memiliki perbedaan yang
tampak jelas, di antaranya dari sisi cara memperoleh data, ruang lingkup permasalahan,
manfaat dari data yang dihasilkan, media pengumpulan data, dan waktu. Secara sederhana
riset pemasaran merupakan bagian atau alat untuk membuat sistem informasi pemasaran.
12. Konsep Dasar Pengukuran Permintaan
Permintaan dapat diukur berdasarkan tingkat produk yang berbeda, wilayah waktu yg
berbeda. Masing-masing pengaturan permintaan jangka pendek suatu jenis produk
tertentu untuk tujuan pemasaran, bahan baku, perencanaan produksi dan untuk meminjam
uang tunai.
13. Pengertian Pasar Sasaran Dan Segmentasi Pasar
Pasar sasaran adalah sekelompok konsumen/pelanggan yang secara khusus menjadi
sasaran usaha pemasaran.
Segmentasi pasar adalah proses dari keseluruhan pasar yang heterogen untuk suatu produk
atau jasa, dibagi dalam beberapa segmen, setiap segmen atau pangsa cenderung serupa
dalam seluruh aspeknya yang penting.
Dengan memperhatikan dua pengertian di atas jelas bahwa antara pasar saaran dengan
segmentasi pasar memiliki hubungan yang sangat erat dan satu sama lainnya
saling berpengaruh
14. Komponen Pasar Sasaran
Menurut Saladin (1994) ada perusahaan yang mempunyai pola berpikir melewati tiga
tahap, yaitu:
1) Pemasaran massal (mass marketing)
Pada tahap ini perusahaan memproduksi secara besar-besaran, mendistribusikan secara
besar-besaran dan juga mempromosikan secara besar-besaran. Akan tetapi hanya satu
jenis produk untuk seluruh pembeli.
2) Pemasaran aneka produk (product differentiated marketing)
Pada tahap ini perusahaan memproduksi dua atau produk, yang masing-masing
berlainan dalam mode, ukuran, lebih jenis kualitas dan sebagainya.
3) Pemasaran Sasaran (target marketing)
Pada tahap ini pasar mulai dipisahkan secara jelas kedalam banyak segmen pasar,
kemudian memilih satu atau lebih segmen, memproduksi dan mengembangkannya
dengan bauran pemasaran yang dirancang khusus untuk masing-masing segmen.
15. Persyaratan Segmentasi Pasar Yang Efektif
Menurut Saladin (1994) menyatakan terdapat beberapa yang harus dipenuhi oleh
perusahaan alam persyaratan melaksanakan segmentasi pasarnya yaitu:
1) Dapat diukur (Measurable), artinya karakteristik yang dipergunakan untuk
mengkategorikan konsumen/pelanggan harus dapat dikuantifikasikan.
2) Mudah diperoleh/dicapai (accesible), artinya perusahaan harus dapat menembus dan
mengkoordinasikan pada segmen tertentu.
3) Cukup besar dan menguntungkan (large enoug/substantible), artinya setiap segmen
yang hendak ditembus atau dicapai cukup luas dan benar-benar menguntungkan.
4) Dapat dilaksanakan (actionable), yaitu pasar sasaran dan segmen pasar yang bisa
dicapai atau ditembus tersebut harus mampu diimplementasikan oleh perusahaan,
sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki.
16. Dasar – Dasar Segmentasi Pasar
Menurut Kotler & Amstrong (2008) segmentasi pasar konsumen terdiri dari:
1) Segmentasi Geografis yaitu membagi pasar menjadi unit geografis yang berbeda
seperti: negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau lingkungan sekitar.
2) Segmentasi Demografis yaitu membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel
seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan.
3) Segmentasi Psikografis yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan
kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian.
4) Segmentasi Perilaku yaitu membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan,
sikap, penggunaan, atau respons konsumen terhadap sebuah produk.
5) Segmentasi Kejadian yaitu membagi pasar menjadi kelompok menurut kejadian saat
pembeli mendapatkan ide untuk membeli, benar-benar melakukan pembelian, atau
menggunakan barang yang dibeli.
6) Segmentasi Manfaat yaitu membagi Jesed menjadi kelompok menurut manfaat berbeda
yang dicari konsumen dari produk.
7) Segmentasi Antar Pasar yaitu membentuk segmen konsumen yang mempunyai
kebutuhan uep perilaku pembelian yang sama meskipun mereka berada
di negara berbeda.
17. Strategi Pasar Sasaran
Strategi pasar sasaran terbagi atas 3 (tiga) strategi yaitu:
1) Strategi kesatuan pasar (market aggregation strategy/Undiffrentiated market strategy)
Strategi kesatuan pasar atau disebut juga strategi pasar tidak dibedakan (undiffrentiated
market strategy), yaitu pemasran pada strategi ini lebih menitikberatkan pada kesamaan
kebutuhan konsumen dan bukan pada perbedaannya, dan hanya memproduksi satu
macam produk untuk semua konsumen. Strategi ini merupakan strategi ang berorientasi
ada produksi, dengan mengembangkan satu bauran pemasaran yang ditujukan untuk
seluruh pasar. Contohnya: Coca-cola pada mulanya hanya memproduksi satu macam
produk dengan kemasan yang sama.
2) Strategi segmentasi terpusat (Single-Segment Concentration Strategy)
Perusahaan mengoonsentrasikan pada satu atau dua macam produk dengan kegiatan
pemasaran hanya dikonsentrasikan pada satu segmen saja. Hal ini dilakukan karena
biaya dan kemampuan terbatas. Risikonya: pada saat segmen pasar berubah, maka bisa
membahayakan pendapatan perusahaan Contohnya: Perusahaan mobil Mercedez-benz
mengonsentrasikan pada mobil sedan saja, dan pada kelompok konsumen
berpenghasilan tinggi.
3) Strategi segmentasi aneka ragam (Multiple Segment Strategy/Diffrentiated Marketing)
Perusahaan merancang dan memproduksi bermacam-macam jenis produk untuk
dipasarkan ke beberapa segmen.
18. Pengertian Produk
Secara sederhana produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi/ memuaskan
kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
Secara umum menurut Kotler & Armstrong (2008) produk adalah semua hal yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisi, penggunaan, atau konsumsi
yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
19. Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk dapat dibedakan berdasarkan karakteristik/sifat, wujud dan berdasarkan
tujuan atau pemakaian.
Menurut Saladin (1994) dan Kotler & Keller (2012) berdasarkan karakteristiknya/sifat
bahwa produk terdiri dari:
1) Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan
lama dengan banyak sekali pemakaian. Contoh: Mobil, Lemari Es, dan lain sebagainya.
2) Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi satu atau beberapa kali. Contohnya: Sabun, minuman, makanan, dan lain
sebagainya.
3) Jasa (Service), yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
Contohnya: Salon kecantikan tukang cukur, tukang binatu, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pada wujudnya, bahwa produk dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Barang nyata atau berwujud (tangible goods)
2) Barang tidak nyata atau tidak berwujud (intangible goods)
Sedangkan berdasarkan tujuan atau pemakaianya, produk dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Barang konsumsi (Consumer's Goods)
Barang konsumsi adalah barang yng dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah
tangga dan tidak untuk dikomersilkan Artinya barang konsumsi hanya untuk keperluan
konsumsi akhir dan tidak untuk dibisniskan.
2) Barang Industri (Industrial Goods)
Barang industri adalah barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang lain atau
menjalankan suatu organisasi dan suatu usaha bisnis. Artinya bahwa barang-barang
industri ini diproduksi untuk membuat barang lain dan untuk dibisniskan
atau dijual kembali.
20. Pengembangan Produk
Menurut Kotler & Armstrong (2008) pengembangan produk baru adalah pengembangan
dari produk orisinal, peningkatan produk, modifikasi produk, dan merek baru melalui
usaha R&D perusahaan itu sendiri.
21. Bauran Produk Dan Produk Line
Bauran produk adalah kumpulan seluruh line produk yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan kepada pembeli.
Product line adalah kumpulan dari produk-produk yang berhubungan erat, karena
memiliki fungsi yang serupa, dijual kepada konsumen yang sama, dipasarkan melalui
saluran distribusi yang sejenis, atau dengan harga jual dalam skala tertentu.
22. Daur Hidup Produk
Daur hidup produk merupakan perkembangan setiap produk di pasar. Perkembangan daur
hidup ada yang cepat tapi ada pula yang lambat. Menurut Kotler & Armstrong (2008)
Siklus daur hidup produk adalah perjalanan dari penjualan dan keuntungan produk selama
masa hidupnya. Mencakup lima tahap yang berbeda yaitu: pengembangan produk,
pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan
23. Merek
Merek merupakan sesuatu yang selalu ada dalam benak konsumen. Banyak konsumen
yang loyal terhadap merek, sehingga merek merupakan tanda dari suatu barang. Istilah
merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau gabungan semua yang
diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok
penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.
24. Kemasan
Kemasan dalam pelaksanaannya melibatkan perancangan dan produksi wadah atau
pembungkus untuk sebuah produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Kemasan pada
dasarnya memiliki fungsi ang utama, yaitu kemasan sebagai alat untuk menyimpan dan
melindungi produk. Di era sekarang ini kemasan merupakan alat untuk
melindungi produk.
25. Label
Label merupakan sebuah tanda yang ditempelkan dalam sebuah produk sampai rangkaian
huruf rumit yang menjadi bagian dari sebuah kemasan. Label memiliki beberapa fungsi di
antaranya label dapat menunjukkan produk atau merek, seperti nama Sunkist yang
tercantum pada sebuah jeruk atau Wasington Dc yang nempel pada sebuah apel. Label juga
dapat menggambarkan beberapa hal yang terkandung dalam sebuah produk, misalnya
siapa yang membuatnya, di mana produk itu dibuat, kapan produkn itu dbuat, apa
kandungan yang ada di produk itu, bagaimana cara pemakaiannya, dan bagaimana cara
menggunakan produk itu. Yang paling akhir bahwa label dapat mempromosikan produk
tersebut serta mendukung positioning dari produk.
26. Pengertian Harga
Pengertian harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau
jasa. Sedangkan kebijakan harga adalah keputusan-keputusan mengenai harga yang
ditetapkan oleh manajemen.
27. Metode Penetapan Harga
Ada beberapa metode penetapan harga yang bisa digunakan oleh perusahaan menurut
Saladin (1994) antar alain:
1) Cost Oriented Pricing. Cost oriented pricing adalah penetapan harga yang semata-mata
memperhitungkan biaya-biaya dan tidak berorientasi pada pasar.
2) Demand Oriented Pricing. Penentuan harga dengan mempertimbangkan permintaan,
keadaan pasar dan keinginan konsumen.
3) Competition Oriented Pricing. Yaitu penetapan harga jual yang
berorientasi pada pesaing.
28. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga
Menurut Saladin (1994) terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi harga, yaitu:
1) Demand for the product, di mana perusahaan perlu memperkirakan permintaan
terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga suatu produk.
2) Target share of the market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan.
3) Competitive reactions, yaitu reaksi dari pesaing.
4) Use of creams-skimming pricing of penetration pricing, yaitu mempertimbangkan
langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan
harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah.
5) Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan
marketing mix (kebijakan produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi)
6) Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.
29. Produk Line Pricing
Product line pricing adalah penetapan harga terhadap produk yang saling berhubungan
dalam biaya, permintaan, maupun tingkat persaingan.
30. Modifiksi Harga
Modifikasi harga dilakukan agar perusahaan memperoleh keuntungan bersih yang
makimal dengan harga yang bersaing. Cara-cara memodifikasi harga antara lain:
penetapan harga per wilayah geografis, potongan harga dan imbalan khusus, penetapan
harga promosi, penetapan harga diskriminatif, penetapan harga produk baru, penetapan
harga dalam bauran produk. Sedangkan komponen-komponen price mix antara lain: List
Price, Discounts, Allowances, Payment, Credit Turn.
31. Pengertian Saluran Distribusi
Menurut Kotler & Keller (2012) saluran pemasaran didefinisikan secara formal adalah
organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat
produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Dalam perantara
pemasaran ada yang disebut pedagang, agen,dan fasilitator.
Kotler& Armstrong (2008) menyatakan bahwa saluran pemasaran (saluran distribusi)
adalah sekelompok organisasi yang saling tergantung yang membantu membuat produk
atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.
32. Manfaat Perantara Pemasaran
Menurut Saladin (1994) terdapat beberapa manfaat perantara pemasaran bagi produsen
yaitu:
1) Produsen mendapat keuntungan tertentu dengan menggunakan jasa perantara.
2) Produsen kekurangan sumber keuangan untuk melaksanakan pemasaran langsung.
3) Penggunaan perantara akan sangat mengurangi pekerjaan perusahaan sehingga
mencapai efisiensi sangat tinggi dalam membuat barang.
4) Dari sudut pandang sistem ekonomi, peranan dasar perantara pemasaran adalah
mengubah bentuk suplai yang heterogen
menjadi berbagai barang yang diinginkan oleh masyarakat.
33. Memilih Saluran Distribusi
- Jenis produk. Jika yg dijual merupakan produk fisik seperti makanan atau barang
kesenian, perlu mempertimbangkan menggunakan perantaran. Hal ini dikarenakan
dapat memudahkan konsumen untukmelihat dan meraskan produk secar langusung
- Persaingan. Harus melihat saluran distribusi yg dipillih pesaing
- Biaya.
34. Tipe – Tipe Arus Saluran
Menurut Kotler dalam Saladin (1994) terdapat beberapa tipe arus saluran antara lain:
1) The physical flow (arus fisik), menggambarkan perjalanan produk secara fisik dari
bahan mentah sampai ke pelanggan akhir.
2) The title flow (arus pemilikan), menggambarkan perpindahan hak milik yang
sebenarnya dari lembaga itu ke badan usaha lain. Pemilikan berpindah dari konsumen.
3) The payment flow (arus pembayaran), menggambarkan para pelanggan membayar
faktur mereka lewat bank atau lembaga keuangan lainnya kepada penyalur, dan
penyalur membayarkan kepada produsen (dipotong komisi), dan produsen membayar
kepada berbagai penyuplai.
4) The information flow (arus informasi), menggambarkan arus pengaruh yang terarah
(periklanan, penjualan, perseorangan, promosi penjualan dan publisitas) dari satu
bagian ke bagian lainnya dalam sistem yang sama.
5) The promotion low (arus informasi), menggambarkan bentuk-bentuk promosi
yang dipergunakan.
35. Sistem Pemasaran Dengan Saluran Vertikan, Horizontal Dan Saluran Ganda
- Menurut Kotler & Armstrong (2008) sistem pemasaran vertikal (vertical marketing
system/VMS), yaitu saluran struktur saluran distribusi di mana produsen, pedagang,
grosir, dan pengecer bertindak sebagai sistem terpadu. Satu anggota saluran memiliki
aluran lain, mempunyai kontrak dengan mereka, atau mempunyai kekuatan yang
begitu besar sehingga mereka semua bekerja sama.
- Sedangkan sistem pemasaran horizontal merupakan sistem pemasaran di mana
perusahaan membentuk adanya kerja sama antara dua atau lebih perusahaan yang
bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.
- Sistem pemasaran dengan saluran ganda menurut Kotler dalam Saladin (1994) yaitu
menggabungkan beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan
manajemen dan memimpinnya dari belakang secara sentral.
36. Sifat Dan Jenis Konplik Dalam Saluran Distribusi
Menurut Kotler & Keller (2012) bahwa jenis konflik dan persaingan dalam aluran
pemasaran terdiri dari: Konflik saluran vertikal, konflik saluran horizontal, dan konflik
multi-saluran.
Konflik dalam saluran distribusi adalah Tidak peduli seberapa bagus saluran dirancang dan
dikelola, tetap akan menimbulkan sbuah konflik, hal ini akan terjadi apabila kepentingan
entitas-entitas bisnis independen tidak selalu bertemu, tetapi penyebabnya bukan karena
alasan lain. Saluran konflik akan terjadi apabila satu anggota saluran mencegah saluran
lain untuk tidak mencapai tujuannya. Maka untuk menghindari terjadinya konflik dalam
saluran perlu adanya koordinasi saluran. Jenis-jenis konflik vertikal terdiri dari: produsen
dengan pedagang besar, dan produsen dengan konsumen.
37. Distribusi Fisik
Distribusi fisik adalah mencakup perencanaan dan pengawasan arus bahan dan produk
final dari tempat asal ke tempat pemakai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
memperoleh keuntungan. Sedangkan komponen distribusi fisik terdiri dari Transportasi,
Pergudangan, Pengendalian persediaan, Penanganan bahan, Pemrosesan pesanan, Analisis
lokasi, Pengemasan barang industri.
38. Pengertian Promosi
Promosi merupakan kegiatan suatu perusahaan maupun lembaga/instansi pemerintahan
dalam memperkenalkan suatu produk barang atau jasa kepada masyarakat.
39. Bauran Promosi
Menurut Kotler & Armstrong (2008) bauran promosi adalah paduan spesifik periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal dan sarana pemasaran
langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara
persuasif dan membangun hubungan pelanggan.
40. Periklanan
Iklan menurut Kotler & Keller (2012) adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan
promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat
merupakan cara yang berbiaya efektif guna menyebarkan pesan, pakah untuk membangun
preferensi merek atau untuk mendidik konsumen.
41. Promosi Penjualan
Menurut Kotler & Armstrong (2008) yang dimaksud dengan promosi penjualan atau sales
promotion adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
produk atau jasa.
42. Penjualan Tatap Muka
Penjualan tatap muka atau penjualan pribadi (personal selling) merupakan metode
penjualan yang kuno. Dalam konsep penjualan ini perusahaan membutuhkan banyak
tenaga wiraniaga yang efektif yaitu yang memiliki naluri dan memiliki keterampilan dalam
menganalisis atau metode-metode analisis serta memiliki kemampuan tentang cara
memanajemen pelanggan.
Menurut Kotler dalam Saladin (1994) personal selling adalah presentasi lisan dalam suatu
percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan menciptakan penjualan.
Sedangkan menurut Kotler & Armstrong (2008) personal selling adalah presentasi pribadi
oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun
hubungan pelanggan.
43. Publistas
Publisitas disebut juga hubungan masyarakat (public relation). Menurut Kotler &
Armstrong (2008) hubungan masyarakat (publicity) adalah membangun hubungan baik
dengan berbagai masyarakat perusahaan dengan memperoleh publisitas yang diinginkan,
membangun citra perusahaan ang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, ceritra,
dan kejadian yang tidak menyenangkan.
44. Pemasaran Langsung
Direct Marketing atau pemasaran langsung adalah suatu sistem pemasaran interaktif yang
menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk "respons yang terukur" dan atau
transaksi di lokasi mana pun.
Menurut Kotler & Keller (2012) pemasaran langsung (direct marketing) adalah
penggunaan saluran-saluran langsung-konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan
barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemaaran. Saluran-
saluran tersebut adalah mencakup surat langsung (direct mail), catalog, dan telemarketing.
Konsep pemasaran ini merupakan salah atu cara yang tumbuh paling pesat di era saat ini
untuk melayani konsumen.
45. Poin Of Purchase
POPC adalah segala bentuk komunikasi yang diberikan oleh perusahaan pada "titik
pembelian" dengan tujuan memengaruhi keputusan pembeli konsumen.
BUKU SUMBER :
1. MARKETING MANAGEMENT. KOTLER KELLER EDISI 14e TAHUN 2012
2. MANAJEMEN PEMASARAN. APRI BUDIANTO EDISI REVISI TAHUN 2014

MATERI II :

BAGIAN I : PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PEMASARAN


(APRI BUDIANTO. 2013. MANAJEMEN PEMASARAN. GALUH NURANI. CIAMIS)

1. Konsep Inti Pemasaran


Konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk (barang,
jasa dan gagasan); nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; serta hubungan dan
jaringan.
Kesimpulan pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis dalam menciptakan,
mengomunikasikan, pengiriman, dan penciptaan nilai baik bagi konsumen, pelanggan,
rekanan dan masyarakat yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi
dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai
pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
2. Pemasaran Holistic
Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan perancangan, dan
implementasi program, proses, dan kegiatan pemasaran yang mengakui keleluasaan dan
kesaling-tergantungan. Konsep pemasaran holistik mengakui bahwa segala sesuatu akan
terjadi dengan pemasaran. Sedangkan komponen dari pemasaran holistik adalah
pemasaran relasi pemasaran terpadu, pemasaran internal, dan pemasaran yang
bertanggung jawab sosial.
3. Tugas Manajemen Pemasaran
Tugas manajemen pemasaran dalam memasarkan produk perusahaan agar mencapai
tingkat keuntungan jangka panjang perusahaan untuk menjamin kelangsungan hidup dan
pengembangan/pertumbuhan, adalah menciptakan permintaan akan produk perusahaan itu
dan memenuhi permintaan tersebut.
BAGAN II : PERENCANAAN STRATEGIS PEMASARAN (HERRY ACHMAD B.
2010. MANAJEMEN PEMASARAN. TEORI, APLIKASI DAN TANYA JAWAB. LINDA
KARYA. BANDUNG)

1. Langkah – Langkah Perencanaan Strategis


Langkah langkah perencanaan strategis terdiri dari 4 tahap yaitu: menganalisis,
merencanakan, mengimplementasikan serta mengukur.
2. Manfaat Perencanaan Pemasaran Strategis
1) Mendorong organisasi untuk terus berkembang baik dari aspek pemberdayaan
anggota maupun pencapaian tujuan organisasi
2) Merangsang organisasi sehingga mampu merespon dinamika internal maupun
eksternal organisasi
3) Organisasi akan fokus proses, hasil serta manfaat
4) Anggota organisasi akan terlatih dalam mendimulasikan masa depan mereka baik
secara individual maupun organisasi
5) Terbiasa dalam menetapkan tujuan dan sasaran
6) Kegiatan kegiatan akan lebih efisien sehingga mampu meningkatkan kompetensi
manajemen
7) Terbiasa menjalankan organisasi dengan pendekatan sistem sehingga bisa melakukan
proyeksi dan menganlisa konsekuensi
3. Strategi Pemasaran Dan Bauran Promosi
Pengertian strategi pemasaran adalah upaya memasarkan suatu produk, baik itu barang
atau jasa, dengan menggunakan pola rencana dan taktik tertentu sehingga jumlah
penjualan menjadi lebih tinggi. Pengertian strategi pemasaran juga dapat diartikan sebagai
rangkaian upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan tertentu,
karena potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah orang yang mengetahui hal
tersebut.
Djaslim Saladin dan Herry Achmad Buchory (2012:213) mendefinisikan bauran promosi
sebagai Salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan
oleh perusahaan dalam memasarkan produk untuk mencapai tujuan program penjualan.
BAGIAN III : SISTEM INFORMASI PEMASARAN (SIM) DAN RISET PEMASARAN
(KOTLER & KELLER.2009. MANAJEMEN PEMASARAN. EDISI 13. JILID 1 DAN 2.
ERLANGGA.JAKARTA)

1. Pengertian SIM
Sistem Informasi Pemasaran menurut Kotler & Armstrong (2008) adalah perangkat yang
terdiri dari orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilih, menganalisis,
mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang diperlukan dengan segera, dan akurat
untuk pembuat keputusan pemasaran.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009), “Sistem informasi pemasaran terdiri
atas orang, peralatan, dan prosedur yang ditujukan untuk mengumpulkan, menganalisis,
dan membagi-bagikan apa-apa yang dibutuhkan, secara tepat waktu dan informasi akurat
yang digunakan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen pemasaran.
2. Mengelola Sistem Informasi Pemasaran
1) Analisis, yaitu melakukan pengumpulan data telebh dahulu
2) Desain, memilih peralatan, merinci program, dan merancang sistem
3) Coding, membangun sistem informasi
4) Testing, Uji coba da pengisian sistem
5) Maintenance, pemeliharaan sistem agar selalu berjalan efektif
3. Pendekatan Riset Pemasaran
Pendekeatan riset pemasaran terdiri dari 3 metode yaitu kuisioner, riset grup dan survei
4. Tahap Proses Riset Pemasaran
- Tahap 1: Definisi masalah
- Tahap 2: Perumusan kerangka teori
- Tahap 3: Formulasi desain riset
- Tahap 4: Pengumpulan data dan Kegiatan lapangan
- Tahap 5: Persiapan dan analisis data
- Tahap 6: Pembuatan laporan dan presentasi
BAGIAN IV : KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN (NANA HERDIANA AB.
2015. MANAJEMEN STRATEGI PEMASARAN. PUSTAKA SETIA BANDUNG)

1. Mengukur Kepuasan Pelanggan


- Menggunakan kuisioner
- Menggunakan indeks kepuasan pelanggan (CSI)
- Menggunakan survei pelanggan
- Net Promoter Score (NPS)
- Costumer Satisfaction Score (CSAT)
- Customer Effore Score (CES
2. Proses Pengembangan Pelanggan
- Tingkatkan komunikasi dengan pelanggan
- Berikan pelayanan terbaik
- Minta umpan balik secara teratur
- Memberikan apresiasi kepada pelanggan
- Menggunakan CRM
3. Manajemen Hubungan Pelanggn (CRM)
Manajemen hubungan pelanggan atau CRM adalah kegiatan pengelolaan hubungan antar
pelanggan dan perusahaan yg bertujuan untuk memelihara dan membangun hubungan baik
dengan pelanggan agar kegiatan bisnis yg terjadi dengan pelanggan dapat terus berjalan
berkelanjutan.
4. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan adalah kecenderungan pelanggan untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan jasa yg diberikan oleh suatu perusahaan dengan tingkat konsistens yg tinggi.

BAGIAN V : ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN

1. Tujuan Analisis Pasar


Tujuan analisis pasar yaitu:
- Mengenal lingkungan pasar
- Mengenal tipe-tiper pasar
- Mengetahui karakteristik Pasar
- Menentukan keputusan yg tepat
- Menghadapu para pesaing
- Melaksanakan kebijakan dalam pemasaran
- Membuat program dalam bidang pemasaran
- Mengenal ciri ciri pasar
2. Karakteristik Pasar Konsumen Dan Pasar Industry
Karakteristik pasar konsumen:
- Pasar yg berfokus pada konsumen
- Pemasran di pasar konsumen melibatkan pembagian konsumen sesuai dengan
kesukaan, minat, Ketidaksukaan, Nilai, dan pendapat mereka
- Branding dilakukan untuk mengubah atau meningkatkan persepsi konsumen
terhadap produk
- Pengemasan dilakukan dengan baik dan memerhatikan kualitas untuk menarik
pembeli di pasar
- Promosi menggunakan berbagai alat promosi yg berbeda untuk meningkatkan
penjualan
- Permintaan Produk konsumen bersifat elastis karena dipengaruhi oleh pendapatan
dan harga

Karakteristik pasar industri yaitu:


- Pembeli lebih sedikit
- Pembeli dengan skala besar
- Hubungan pemasok-pelanggan yg erat
- Pembeli yg terpusat secar geografis
- Permintaan turunan
- Permintaan inelastik
- Permintaan Berfluktuasi
- Pembelian Profesial
- Beberapa pengaruh pembelian
3. Proses Keputusan Membeli
- Pengenalan Kebutuhan
- Pencarian Informasi
- Evaluasi Alternatif
- Keputusan Pembelian
- Perilaku pascarpembelia
4. Perilaku Konsumen
Pengertian prilaku konsumen adalah studi tentang bagaimaana individu, kelompok, dan
organisasi memilih membeli, menggunakanm dan bagaimana barang, jasa, ide atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
5. Permintaan Pasar Dan Potensi Pasar
Permintaan pasar adalah penjumlahan permintaan individu di pasar pada harga yg
diberikan. Sedangkan potensi pasar adalh batas yg didekati oleh permintaan ketika
pengeluaran pemasaran industri mendekati tak terhingga untuk lingkungan yg telah
ditentukan.

BAGIAN VI : PRODUK DAN STRATEGI PENENTUAN MEREK

1. Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk dapat dibedakan berdasarkan karakteristik/sifat, wujud dan berdasarkan
tujuan atau pemakaian.
Menurut Saladin (1994) dan Kotler & Keller (2012) berdasarkan karakteristiknya/sifat
bahwa produk terdiri dari:
4) Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan
lama dengan banyak sekali pemakaian. Contoh: Mobil, Lemari Es, dan lain sebagainya.
5) Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi satu atau beberapa kali. Contohnya: Sabun, minuman, makanan, dan lain
sebagainya.
6) Jasa (Service), yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
Contohnya: Salon kecantikan tukang cukur, tukang binatu, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pada wujudnya, bahwa produk dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
3) Barang nyata atau berwujud (tangible goods)
4) Barang tidak nyata atau tidak berwujud (intangible goods)
Sedangkan berdasarkan tujuan atau pemakaianya, produk dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
3) Barang konsumsi (Consumer's Goods)
Barang konsumsi adalah barang yng dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah
tangga dan tidak untuk dikomersilkan Artinya barang konsumsi hanya untuk keperluan
konsumsi akhir dan tidak untuk dibisniskan.
4) Barang Industri (Industrial Goods)
Barang industri adalah barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang lain atau
menjalankan suatu organisasi dan suatu usaha bisnis. Artinya bahwa barang-barang
industri ini diproduksi untuk membuat barang lain dan untuk dibisniskan
atau dijual kembali.
2. Keputusan Produk Dan Jasa
Ada tiga tingkatan keputusan produk dan jasa yang dibuat oleh pemasar yaitu:
keputusan produk individual, keputusan lini produk dan keputusan bauran produk
(Kotler dan Armstrong, 2008:272)
1) Keputusan Produk dan Jasa Individual
Hal penting dalam pengembangan dan pemasaran produk danmjasa individual
adalah perhatian tentang atribut produk, penetapan merek, kemasan, pelabelan dan
jasa pendukung produk.
2) Keputusan lini produk
Keputusan Lini Produk adalah sekelompok produk yang saling terkait karena
melakukan fungsi yang sama (mirip ), dijual kepada kelompok pelanggan yabg
sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau memiliki kisaran harga
tertentu.
3) Keputusan Bauran Produk
Bauran produk (portofolio produk) (product mix/product portfolio) terdiri dari
semua lini produk dan barang yang dijual oleh penjual tertentu. Bauran produk
perusahaan mempunyai empat dimensi: lebar, panjang, kedalaman, dan konsistensi.
Lebar bauran produk mengacu pada jumlah ini produk berbeda yang dibawa
perusahaan.

BAGIAN VII : STRATEGI PEMASARAN YANG DIGERAKKAN PELANGGAN

1. Segmentasi Pasar : Konsumen, Bisnis, Internasional


Segmentasi adalah kegiatan mengklasifikasikan pasar ke dalam kelompok-kelompok yang
menjadi konsumen potensial serta memiliki kesamaan prihal yang dibutuhkan atau
kesamaan karakteristik juga respon yang sama dalam penggunaan uangnya (Kasali, 1998).
Menurut (Kotler and Scheff, 1997) menjelaskan bahwa segmentasi pasar madalah sebuah
proses dalam pembagian pasar, menjadi beberapa kelompok pelanggan yang memiliki
karakteristik kebutuhan yang sama, sehingga dapat dijadikan target pasar yang harus
dicapai oleh perusahaan dengan strategi pemasarannya. Dengan melakukan segmentasi
pasar perusahaan dapat memfokuskan diri untuk menciptakan produk yang lebih spesifik.
Sehingga bias sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Menurut (Widjaya, 2017) jenis-jenis
segmentasi pasar berdasarkan tujuan yaitu untuk memberikan kemudahan menentukan
segmentasi. Secara umum segmentasi pasar tebagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :
1) Segmentasi Pasar Konsumen
Segmentasi pasar konsumen adalah menentukan segmentasi pasar berdasarkan
karakteristik yang dimiliki oleh konsumen. Untuk kemudian dianalisa oleh perusahaan
sehingga dapat menciptakan kebutuhan produk yang diinginkan oleh konsumen.
2) Segmentasi Pasar Bisnis
Segmentasi pasar bisnis adalah proses menentukan segmentasi dengan
mempertimbangkan tanggapan dari pelanggan atau respon dari ppelanggan. Tanggapan
pelanggan yang diperhatikan pada beberapa variable seperti manfaat waktu yang dicari,
waktu penggunaan, atau merk tertentu.
3) Segmentasi Pasar Internasional
Segmentasi pasar internasional adalah menganalisa bentuk segmentasi pasar yang
mungkin saja terjadi. Karena memiliki karakteristik yang sama untuk suatu produk.
Segmentasi pasar internasional perlu dilakukan bila mana memiliki beutuhan serta
tingkah laku pembelian yang sama, bahkan untuk mereka yang berada dalam negara
yang berbeda
2. Strategi Pemasaran Sasaran
Menurut Chandra (2002:93), strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan
ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran
terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Program
pemasaran meliputi tindakan-tindakan pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan
terhadap produk, diantaranya dalam hal mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan,
merancang promosi khusus, menentukan pilihan saluran distribusi, dan sebagainya.
Berbagai strategi pemasaran yang dapat diterapkan:
1) Penetrasi pasar baru terdiri dari masuk pasar/entry (yang pertama, yang kemudian, dan
yang belakangan); Ceruk (gerbang tol, keahlian khusus, dan pasar khusus); Dimensi
(vertikal dan horizontal); dan Posisi.
2) Ekspansi pangsa pasar terdiri dari diferensiasi produk versus segmentasi pasar, ekspansi
terbatas versus ekspansi umum dan reposisi.
3) Entrenchement terdiri dari konfrontasi langsung dan reposisi.
4) Menarik produk terdiri dari menarik bertahap, pengurangan resiko, likuidasi, dan
reposisi.
3. Penetapan Pasar Sasaran
Sasaran pemasaran didefinisikan sebagai berbagai tujuan dan tolok ukur yang didorong
oleh pertumbuhan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan membuat strategi
pemasaran. Sasaran pemasaran juga dipahami sebagai tujuan pemasaran yang memberikan
kejelasan kepada pemasar untuk fokus pada apa yang penting dan apa yang tidak perlu.
S = Specific untuk Spesifik
Tujuan harus ditentukan dan ditentukan. Hal ini dapat menghilangkan kebingungan dan
meningkatkan akuntabilitas dan tanggung jawab. Oleh karenanya harus spesifik.
M = Measurable untuk Terukur
Sasaran yang terukur memudahkan perusahaan untuk melacak kemajuannya. Sasaran
pemasaran untuk suatu bisnis harus dapat diukur untuk memeriksa apakah sasaran
pemasaran menawarkan hasil yang diharapkan atau tidak.
A = Attainable / Achievable untuk Dapat Dipercaya dan Dapat Dicapai
Tujuan yang realistis selalu dapat dicapai. Tidak ada gunanya menetapkan tujuan yang
tidak dapat dicapai karena menurunkan moral pekerja karena upaya tidak menghasilkan
imbalan.
R = Relevant untuk Relevan
Tujuan yang relevan memiliki manfaat nyata yang melekat padanya. Harus sejalan dengan
visi dan tujuan perusahaan. Tujuan yang penting bagi organisasi relevan dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
T = Time-Bond untuk Terikat Waktu
Menetapkan tujuan terikat waktu dengan tenggat waktu yang jelas menempatkan jam di
atasnya. Sebuah perusahaan harus mencapai tujuan tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Jika tidak, menetapkan tujuan tidak akan berarti banyak. Sasaran SMART ini memberi
pemasar kerangka kerja tentang bagaimana merencanakan strategi pemasaran mereka. Hal
ini memungkinkan mereka untuk memaksimalkan keberhasilan mereka.
• Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan dalam menerapkan pasar sasaran
adalah sebagai berikut :
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar yaitu suatu kegiatan membagi pasar yang sifatnya heterogen dari
suatu produk kedalam satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.
2. Penetapan pasar sasaran/target market
Penetapan pasar sasaran (target market) merupakan suatu kegiatan yang berisi dan
menilai atau memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki suatu
perusahaan.
3. Penempatan produk (product positioning)
Penempatan produk atau product positioning dapat mencakup kegiatan merumuskan
penempatan produk dalam sebuah persaingan dan penetapan bauran pemasaran yang
terperinci.
• Jenis – Jenis Pasar Sasaran
1. Pasar Sasaran Jangka Pendek, menghasilkan penjualan dalam waktu dekat.
2. Pasar Sasaran Masa Depan, pasar tiga atau lima tahun dari sekarang mungkin harus
mengubah produk, pasar sasaran, menambah atau menguranginya.
3. Pasar Sasaran Primer Pasar primer adalah sasaran utama produk tersebut karena :
- Heavy user (pemakai fanatik) adalah jumlah tidak banyak tapi banyak
mengkonsumsi produk tersebut dalam jumlah yang besar.
- Para distributor utama yang menguasai 80% firm penjualan firm.
4. Pasar Sasaran Sekunder Pasar yang terdiri dari konsumen-konsumen yang sering
tidak dianggap penting tetapi jumlahnya cukup besar. Meski tidak begitu penting
hari ini, pasar ini tidak dapat dilupakan karena :
- Konsumen memerlukan waktu untuk mengkonsumsi lebih banyak.
- Influencer adalah Konsumen sekunder tidak begitu penting tetapi dapat menjadi
influencer.
• Manfaat Segmentasi Pasar Sasaran
1. Memungkinkan sebuah perusahaan untuk memperoleh dan menerapkan pemasaran
secara lebih jelas dan terarah.
2. Memberikan potensi keuntungan yang lebih kepada pihak perusahaan di pasar.
3. Membantu perusahaan di dalam mengatur produk yang diolah sehingga menjadi
lebih baik.
4. Membantu pihak perusahaan untuk mengetahui serta membandingkan peluang pasar
yang baru.
5. Membantu menyusun dan menggunakan biaya yang ada dengan lebih efektif dan
efesien.
6. Membantu perusahaan di dalam menciptakan daya tarik pada bidang pemasaran.
BAGIAN VIII : PENETAPAN HARGA

1. Faktor – Faktor Pertimbangan Dalam Penetapan Harga


Menurut Dharmesta dan Irawan dalam Kamelia (2006:21) dikemukakan sebagai berikut:
1) Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. Pada periode
resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana harga berada pada suatu tingkat yang
lebih rendah dan ketika ada keputusan pemerintah tentang nilai tukar rupiah dengan
mata uang asing maka akan timbul reaksi-reaksi dari kalangan masyarakat, khususnya
masyarakat bisnis, reaksi spontan dari keputusan itu adalah adanya kenaikan harga-
harga.
2) Penawaran dan Permintaan
Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang
diminta lebih besar sedangkan harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang
ditawarkan lebih besar.
3) Elastisitas Permintaan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.
Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya
tetapi juga mempengaruhi volume yang dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan
volume penjualan ini berbanding terbalik.
4) Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang
ada. Banyaknya penjual dan pembeli ini akan mempersulit penjual perseorangan untuk
menjual dengan harga lebih tinggi kepada pembeli yang lain.
5) Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak
dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
6) Tujuan Perusahaan
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan- tujuan yang akan dicapai.
Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan
lainnya.
7) Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga.
Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga
maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang
mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.
2. Metode Penetapam Harga
Ada beberapa metode penetapan harga yang bisa digunakan oleh perusahaan menurut
Saladin (1994) antar alain:
1) Cost Oriented Pricing. Cost oriented pricing adalah penetapan harga yang semata-
mata memperhitungkan biaya-biaya dan tidak berorientasi pada pasar.
2) Demand Oriented Pricing. Penentuan harga dengan mempertimbangkan permintaan,
keadaan pasar dan keinginan konsumen.
3) Competition Oriented Pricing. Yaitu penetapan harga jual yang
berorientasi pada pesaing.
3. Strategi Penetapan Harga Produk
1) Menetapkan Harga Plus
Salah satu hal yang dapat dijadikan panduan untuk menetapkan harga adalah biaya
keseluruhan produksi. Dari biaya tersebut akan muncul harga jual. Harga tersebut
yang nantinya akan diketahui konsumen untuk menjadi transaksi. Dalam menetapkan
harga, ada hal lain yang perlu dipertimbangkan yaitu laba. Jadi, laba diperoleh dari
margin biaya produksi dan biaya tambahan lainnya.
2) Mark Up
Strategi kedua yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga adalah mark up.
Strategi ini boleh dibilang cukup sederhana yaitu melihat harga pokok pembelian dan
dikalkulasikan dengan biaya-biaya tertentu sehingga disebut mark up. Ketika melihat
strategi mark up maka yang perlu diperhatikan adalah harga awal produk. Kemudian,
menaikkan beberapa persen dari harga awal produk sehingga muncul harga mark up.
Dengan menetapkan strategi kedua ini sebenarnya bisnis akan lebih mudah
mendapatkan laba. Namun, perlu dilihat juga bahwa menaikkan harga atau mark up
dengan membandingkan kompetitor sehingga bisa lebih adil.
3) Harga BEP
Ketika hendak menggunakan strategi yang satu ini, pebisnis biasanya mengambil
sikap aman. Ia tidak akan mengambil atau bahkan mendapatkan keuntungan, tetapi di
sisi lain juga tidak akan mendapatkan kerugian. BEP atau yang biasa disebut Break
Even Point adalah harga jual yang didapat dari total pengeluaran dengan total
penjualan.
4) Bersaing dengan Kompetitor
Ada hal yang perlu diketahui dalam strategi menetapkan harga berdasarkan
kompetitor. Jika produk bisnis Anda sama dengan kompetitor, cobalah lihat berapa
harga yang ditawarkan kompetitor kepada konsumen. Dari harga tersebut, Anda bisa
menyesuaikannya seperti memberi harga lebih rendah daripada kompetitor. Namun
perlu diingat bahwa memberi harga rendah bukan berarti harga paling rendah, ya. Jika
Anda memberi harga terendah, justru akan memberi stigma buruk pada bisnis Anda.
Sebab, ada etika dalam bisnis bahwa jangan sampai memberi harga yang tidak sesuai.
Dengan strategi yang Anda lakukan berdasarkan kompetitor pun mampu menarik
konsumen agar lebih memilih produk daripada kompetitor.
5) Berdasarkan Permintaan Pasar
Strategi penetapan harga yang terakhir biasanya dilakukan setiap pelaku bisnis. Ini
strategi yang umum karena melihat potensi dari permintaan pasar adalah hal yang
masuk akal. Pebisnis dapat mengetahui bagaimana sebenarnya apa yang dibutuhkan
konsumen dari segi harga

BAGIAN IX : MENGELOLA PEMASARAN JASA

1. Karakteristik Jasa
Adapun karakteristik daripada jasa menurut Kotler Keler dalam Saladin (1994) adalah:
1) Tidak berwujud (intangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba,
didengar atau dicium sebelum transaksi pembelian.
2) Tidak dapat dipisahkan (inseparability)
Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu
merupakan orang atau mesin, apakah sumber itu hadir atau tidak, produk fisik yang
berwujud tetap ada.
3) Berubah-ubah (variabiliy)
Jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, karena jasa ini sangat bergantung
pada siapa yang menyajikan, kapan dan di mana disajikan.
4) Daya tahan (perishability)
Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan selalu ada dan
mantap, karena menghasilkan jasa di muka dengan mudah. Bila permintaan naik atau
turun maka masalah yang sulit akan segera muncul.
2. Strategi Pemasaran Jasa
Kotler (2003) menjelaskan bahwa terdapat 6 (enam) strategi yang bisa dilakukan dalam
memposisikan jasa, antara lain: Place, People, Equipment, Communication material,
Symbols, Price.

BAGIAN X : KOMUNIKASI PEMASRAN

1. Komunikasi Pemasaran Terintegrasi/ Integrated Marketing Communication (IMC)


Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan IMC sebagai konsep suatu perusahaan
mengintegrasikan dan mengoordinasikan berbagai saluran komunikasi untuk mengirim
pesan yang jelas, konsisten, dan menyakinkan berkenaan dengan
perusahaan dan produknya
2. Langkah – Langkah Pengembangan Komunikasi Efektif
Adapun langkah-langkah pengembangan komunikasi pemasaran yang efektif adalah
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi khalayak yang dituju.
2) Menentukan tujuan komunikasi.
3) Merancang pesan.
4) Memilih saluran komunikasi.
5) Menentukan total anggaran promosi.
6) Membuat keputusan atas bauran promosi (promotion mix).
7) Mengukur hasil promosi.
8) Mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi.
3. Strategi Bauran Promosi
Ada Dua strategi bauran promosi yaitu strategi promosi dorong (push) dan strategi promosi
tarik (pul).
1) Strategi dorong adalah strategi promosi yang memerlukan penggunaan wiraniaga dan
promosi perdagangan untuk mendorong produk melalui saluran. Produsen
mempromosikan produk kepada anggota saluran dan membujuk mereka membawa
produk itu serta mempromosikannya kepada konsumen akhir.
2) Strategi tarik adalah strategi promosi yang memerlukan pembelanjaan yang banyak
untuk iklan dan promosi konsumen guna membujuk konsumen akhir untuk membeli
produk. Jika strategi tarik itu efektif, selanjutnya konsumen akan meminta produk dari
anggota saluran, yang kemudian meminta produk dari produsen.
4. Mengintegrasikan Bauran Promosi
Ada beberapa langkah untuk mengintegrasikan bauran promosi, yaitu:
- Menganalisis tren secara internal dan eskternal yang dapat mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk melaksanakan suatu bisnis.
- Mengaudit saku pembelanjaan komunikasi keseluruhan organisasi.
- Mengenali semua titik sentuh pelanggan untuk perusahaan dan mereknya.
- Membentuk tim dalam perencanaan komunikasi.
- Menciptakan tema nuansa, dan kualitas yang cocok, pada semua media komunikasi.
- Menciptakan ukuran kinerja yang berlaku bagi semua elemen komunikasi.
- Menunjuk seorang direktur yang bertanggung jawab atas usaha komunikasi.
KISI – KISI SIDANG KOMPREHENSIP
C. MSDM
MATERI I
BAGIAN I : KONSEP DASAR MSDM
a. Pengertian Manajemen
Merupakan suatu ilmu, seni, dan proses dengan memanfaatkan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya dengan melakukan tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian secara efektif dan efisien, untuk menciptakan serta
mencapai sebuah tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan.
b. Pengertian Sumber Daya Manusia
Adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi
maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya.
c. Pengertian MSDM
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja, agar efektif dan efisien membantu terujudnya tujuan.
d. Fungsi – Fungsi MSDM (Fungsi Operatif)
- Pengadaan tenaga kerja (Perencanaan sumber daya manusia, Analisis jabatan,
Penarikan pegawai, Penempatan kerja, Orientasi kerja).
- Pengembangan tenaga kerja (Pendidikan dan pelatihan, Pengembang , Penilaian
prestasi kerja).
- Pemberian balas jasa (Balas jasa langsung terdiri dari: Gaji atau Upah dan Insentif,
Balas jasa tidak langsung: Keuntungan dan Pelayanan atau kesejahteraan).
- Integrasi (Kebutuhan karyawan, Motivasi kerja, Kepuasan saja, Disiplin kerja,
Prestasi kerja).
- Pemeliharaan tenaga kerja (komunikasi kerja, Kesehatan dan keselamatan
kerja,Pengendalian konflik kerja, Konseling kerja).
- Pemisahan tenaga kerja (Pemberhentian tenaga kerja).
e. Model – Model MSDM
- ADMINISTRATIF
Menekankan fungsi HRD sebagai administrator di perusahaan yang menjalankan
pekerjaan kepegawaian secara rutin, seperti pencatatan dan pengarsipan data dan
dokumen yang terkait dengan karyawan.
- LEGAL
Mengutamakan fungsi legal HRD untuk memastikan perusahaan berjalan di dalam
koridor hukum ketenagakerjaan, Peran ini membutuhkan pemahaman mendalam
tentang peraturan perundangan-undangan yang berhubungan dengan industri dan
tenaga kerja, minimal pengetahuan tentang UU Ketenagakerjaan dan UU Cipta
Kerja beserta aturan turunannya.
- FINANSIAL
Mengutamakan fungsi finansial HRD untuk merancang paket kompensasi dan
benefit karyawan yang adil dan memuaskan, Fungsi finansial HRD di sini dapat
meliputi perhitungan gaji karyawan termasuk PPh 21 dan iuran BPJS, pembayaran
Tunjangan Hari Raya (THR), pemberian bonus dari laba usaha, penyusunan struktur
dan skala upah, penyesuaian dan kenaikan gaji, pembayaran reimbursement,
perhitungan upah lembur, serta perhitungan uang makan dan transportasi.
- MANAJERIAL
Fokus pada fungsi HRD dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan
karyawan di perusahaan untuk menjaga produktivitas, Peran manajerial HRD juga
meliputi pelatihan dan pengembangan karyawan untuk meningkatkan skill dan
kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan. Model ini mensyaratkan keterampilan
manajerial yang baik.
- HUMANISTIS
Mengutamakan peran HRD dalam mengelola karyawan sebagai manusia dan aset
perusahaan, bukan sekadar tenaga kerja. Fungsi HRD di sini adalah membantu
setiap karyawan mencapai tujuan mereka seiring dengan tujuan perusahaan.
Karyawan yang mendapat pemenuhan diri akan lebih bahagia, loyal, dan memiliki
moral yang tinggi. Pada akhirnya ini akan berdampak pada peningkatan
produktivitas.
- ILMU PERILAKU
Berdasar pada ilmu perilaku atau psikologi dalam mengelola karyawan perusahaan.
Ilmu perilaku berguna untuk mengarahkan karyawan pada tindakan yang tepat dan
positif, yang kemudian dapat mendorong kontribusi mereka dalam pencapaian
tujuan perusahaan. HRD harus bisa menjadi partner konseling bagi karyawan,
menampung keluhan, serta menawarkan solusi jitu untuk memecahkan masalah.
Contohnya, menentukan karakter yang cocok untuk sebuah peran di organisasi atau
mengembangkan bakat-bakat di dalam organisasi.
f. Pendekatan – Pendekatan MSDM
- PENDEKATAN MEKANIS
Adalah tenaga manusia yang dapat tergantikan dengan tenaga mesin untuk
melakukan pekerjaan. Penggantian tersebut berdasarkan pertimbangan efektifitas,
kemanusiaan, ekonomis, serta kemampuan yang lebih baik dan juga lebih besar.
- PENDEKATAN PATERNALIS
Adalah manajer yang bertugas untuk memberi pengarahan kepada bawahannya.
Manajer juga bertindak seperti kepala keluarga kepada seluruh angota keluarganya.
Para bawahan-bawahan manajer seharusnya diperlakukan dengan baik, segala
fasilitas diberikan, serta bawahan tersebut dianggap juga sebagai keluarganya.
- PENDEKATAN SISTEM SOSIAL
Pendekatan sistem sosial ini memandang bahwa suatu organisasi/perusahaan adalah
sistem kompleks yang beroperasi di lingkungan yang kompleks yang dapat disebut
sistem eksternal. Manajer mengakui dan menyadari bahwa tujuan
organisasi/perusahaan hanya akan tercapai jika ada kerjasama yang harmonis antara
sesama karyawan, bawahan dan atasan, dan interaksi yang baik antara semua
karyawan.
g. Komponen – Komponen MSDM
- PIMPINAN
Adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk
mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut
dalam mencapai suatu tujuan.
- PENGUSAHA
Adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh
pendapatan.
- KARYAWAN
Adalah penjual jasa dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan
sebelumnya dan telah disepakati. Karyawan wajib dan terikat untuk mengerjakan
pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh balas jasa sesuai dengan
perjanjian.
BAGIAN II : PENGADAAN TENAGA KERJA
a. Analisis Jabatan
1) Pengertian Analisis Jabatan
Adalah proses yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang tugas
jabatan, tanggung jawab, keterampilan yang dibutuhkan, hasil, dan lingkungan
kerja.
2) Deskripsi Dan Spesifikasi Jabatan (Pengertian & Contoh)
- JOBDES adalah uraian yang mencakup pekerjaan dasar suatu jabatan yang
termasuk tugas, wewenang, tanggung jawab dan informasi-informasi penting
lainnya yang melekat pada jabatan tersebut. (Contoh Informasi-informasi dalam
deskripsi jabatan tersebut diantaranya seperti nama Jabatan, lingkungan dan
lokasi pekerjaan, informasi pelaporan, ringkasan pekerjaan, sifat pekerjaan,
tujuan pekerjaan, tugas-tugas yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin dan
peralatan yang akan digunakan serta bahaya dan risiko yang terlibat didalamnya).
- SPESIFIKASI JABATAN adalah pernyatan tertulis tentang kualifikasi
pendidikan, tingkat pengalaman, kualitas khusus, keterampilan fisik, emosional,
teknis dan kemampuan komunikasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
dan tanggung jawab yang terlibat dalam pekerjaan.
3) Tujuan Analisis Jabatan
Untuk memahami tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh karyawan
dalam sebuah posisi atau jabatan.
4) Tahap – Tahap Dasar Analisis Jabatan
- Mengumpulkan data jabatan dan mengolahya menjadi informasi jabatan.
- Menyajikan informasi jabatan bagi tujuan-tujuan organisasi.
- Menunjukkan akan pemanfaatan informasi jabatan bagi tujuan-tujuan tertentu.
5) Aspek – Aspek Yang Diperhatikan Dalam Analisis Jabatan
Job Description; Job Spesification; Job Evaluation (adalah menilai berat atau
ringan, mudah atau sukar, besar atau kecil risiko pekerjaan dan memberikan nama,
ranking (peringkat), serta harga atau gaji suatu jabatan)
6) Langkah – Langkah Utama Dalam Analisis Jabatan
- Mengumpulkan data informasi.
- Membandingkan dengan perusahaan lain.
- Fokus pada kebutuhan di perusahaan.
- Menentukan tujuan jabatan dalam organisasi.
- Menyesuaikan spesifikasi jabatan.
- Membuat job description secara tepat.
7) Jenis Analisis Jabatan
Ada dua jenis yaitu:
1. Analisis jabatan berbasis tugas (proses analisis jabatan yang dilakukan
berdasarkan pada tugas sesuai standar yang ditetapkan)
2. Analisis jabatan berbasis kompetensi (karakteristik yang dihubungkan dengan
peningkatan kinerja individu atau tim)
8) Kegunaan Informasi Analisis Jabatan
Sebagai dasar untuk merekrut, menentukan rentang gaji dan tingkat atau nilai,
mendirikan jabatan, menciptakan tujuan kerja karyawan dan melakukan penilaian
terhadap kinerja karyawan.
b. Perencanaan SDM
1) Pengertian Perencanaan SDM
Adalah sebuah proses identifikasi dan analisis yang hubungannya antara kebutuhan
SDM perusahaan dengan strategi dan tujuan perusahaan.
2) Berbagai Penyebab Timbulnya Permintaan SDM
- Faktor Internal: rencana strategik dan rencana operasional perusahaan, rencana
produksi dan penjualan, perubahan desain organisasi dan pekerjaan, dan
perluasan ekspansi usaha.
- Faktor Eksternal: ekonomi, sosial politik dan hukum, teknologi, pasar tenaga
kerja (supply & demand) dan pesaing.
- Faktor Ketersediaan tenaga kerja: tenaga kerja yang keluar karena mengundurkan
diri, diperhentikan (PHK), pensiun dan meninggal dunia.
3) Analisis Kebutuhan SDM : Tingkat Absensi, Tingkat Turn Over
- Tingkat Absensi
Tingkat absensi karyawan atau disebut juga persentase kehadiran merupakan
rasio kedatangan karyawan hadir bekerja selama satu periode. Lama periode
tersebut di antaranya satu bulan, kuartal, atau satu tahun. Tingkat kehadiran
karyawan dapat berpengaruh juga terhadap besaran upah suatu waktu.
- Tingkat Turnover
- Turnover adalah proses perputaran keluar dan masuknya karyawan dalam suatu
perusahaan secara sukarela atau tidak.
4) Teknik – Teknik Peramalan SDM
- Metode penilaian
1. Estimasi/prediksi
2. Rules of thumb, mengacu pada metode perkiraan untuk melakukan sesuatu,
berdasarkan pengalaman praktis daripada teori
3. Teknik Delphi, proses yang dilakukan dalam kelompok untuk mensurvei dan
mengumpulkan pendapat dari para ahli terkait topik tertentu
- Metode matematika
1. Analisis Regresi, Statistik membuat perbandingan statistik dari hubungan
masa lampau diantara berbagai faktor
2. Metode Simulasi, merupakan gambaran situasi nyata dalam bentuk abstrak
3. Rasio Produktivitas, menghitung rata-rata jumlah unit yang diproduksi
perkaryawan. Rata-rata ini diaplikasikan untuk ramalan penjualan untuk
menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan
4. Rasio jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dapat digunakan untuk
meramalkan tenaga kerja tak langsung
c. Penarikan Tenaga Kerja
1) Pengertian Penarikan Pegawai
(Recruitment) merupakan proses pencarian calon karyawan yang memenuhi syarat
dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan.
2) Dasar Penarikan Pegawai
Dasar penarikan harus berpedoman pada spesifikasi pekerjaan yang telah
ditentukan untuk menduduki jabatan tersebut. Job Specification harus diuraikan
secara terperinci dan jelas agar para pelamar mengetahui kualifikasi yang dituntut
oleh lowongan kerja tersebut. Jika spesifikasi pekerjaan dijadikan dasar dan
pedoman penarikan, maka karyawan yang diterima akan sesuai dengan uraian
pekerjaan dari jabatan yang diperlukan oleh perusahaan.
3) Sumber – Sumber Penarikan Pegawai
- Sumber Internal
Sumber internal menurut Hasibuan (2008) adalah karyawan yang akan mengisi
lowongan kerja yang diambil dari dalam perusahaan tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan mutasi atau memindahkan karyawan yang
memenuhi spesifikasi jabatan atau pekerjaan tersebut meliputi:
1. Penawaran terbuka (Job posting program), kesempatan karyawan untuk
menempati jabatan kosong yang lebih tinggi.
2. Perbantuan kerja (Departing Employees), Rekrutmen ini dapat dilakukan
melalui perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unit kerja lain.
- Sumber Eksternal
Karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong yang dilakukan perusahaan
dari sumber-sumber yang berasal dari luar perusahaan meliputi:
1. Kantor penempatan tenaga kerja
2. Lembaga-lembaga pendidikan
3. Referensi karyawan atau rekan
4. Serikat-serikat buruh
5. Pencangkokan dari perusahaan lain
6. Nepotisme atau leasing
7. Pasar tenaga kerja dengan memasang iklan pada media massa.
4) Kendala – Kendala Penarikan Pegawai
- Kebijakan organisasi
- Persyaratan jabatan
- Metode pelaksanaan penarikan
- Kondisi pasar tenaga kerja
- Soliditas perusahaan/kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
- Kondisi lingkungan eksternal/kondisi pertumbuhan perekonomian
5) Metode – Metode / Saluran – Saluran Penarikan Pegawai
- Metode tertutup, dimana penarikan itu hanya diinformasikan kepada para
karyawannya atau orang-orang terdekat.
- Metode terbuka, dimana penarikan itu diinformasikan secara luas dengan
memasang iklan pada media masa.
d. Seleksi Pegawai
1) Pengertian Seleksi
Kegiatan pemilihan dan penentuan lamaran oleh perusahaan dengan berbagai tahap
prosedur untuk memperoleh pegawai yang qualified dan kompeten yang akan
menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan.
2) Teknik – Teknik / Langkah – Langkah Seleksi Pegawai
- Seleksi non-ilmiah, Seleksi yang tidak didasarkan kepada kriteria , standar atau
spesifikasi kebutuhan nyata, tetapi berdasarkan kepada perkiraan dan
pengalaman saja.
- Seleksi Ilmiah, seleksi yang didasarkan pada job spesifikasi (ilmu pengetahuan)
dan kebutuhan nyata jabatan yang akan diisi serta berpedoman pada kriteria.
3) Pendekatan – Pendektan Seleksi Pegawai
- Successive hurdles selection approach (Sistem gugur)
Dalam pendekatan ini, setiap calon pekerja yang mengikuti seleksi diharuskan
mengikuti prosedur seleksi secara bertahap, setiap tahap dilakukan pengujian,
maka hanya calon yang akan dinyatakan lulus yang berhak mengikuti seleksi
selanjutnya.
- Compensatory selection approach (Sistem Kompensasi)
Mengharuskan seluruh peserta seleksi berkesempatan yang sama untuk
mengikuti semua tahapan seleksi yang ditentukan, artinya kelemahan peserta
dalam satu tahap dapat ditutupi oleh kelebihannya dengan tahap lain.
4) Tingkatan Seleksi
- Seleksi tingkat pertama, adalah seleksi yang dilakukan untuk menyeleksi calon
tenaga kerja baru dari beberapa para pelamar dengan prosedur seleksi yang telah
ditentukan.
- Seleksi tingkat dua, seleksi yang dilakukan pada tenaga kerja dalam masa
percobaan.
- Seleksi tingkat tiga, seleksi yang dilakukan dengan mengikuti pendidikan dan
pelatihan.
BAGIAN III : PENGEMBANGAN TENAGA KERJA

a. Pendidikan Dan Pelatihan


1) Pengertian Pendidikan, Pelatihan, Dan Perbedaannya
- Pendidikan dan pelatihan merupakan proses belajar mengajar dengan
mempergunakan teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan keterampilan
dan kemampuan kerja seseorang (karyawan atau sekelompok orang).
- Pendidikan adalah suatu proses, teknis dan metode belajar mengajar dengan
maksud mentransfer suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
- Pelatihan adalah mengembangkan orang-orang sebagai individu dan mendorong
mereka menjadi lebih percaya diri dan berkemampuan dalam hidup dan
pekerjaannya.
- Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang
diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih
berkaitan dengan peningkatan atau keterampilan pegawai yang sudah
menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu.
2) Komponen – Komponen Pendidikakan Dan Pelatihan
Kebutuhan diklat, Tujuan diklat, Strategi penyelenggaraan, Peserta diklat, Pengajar,
Tempat diklat, Peralatan, dan Biaya diklat.
3) Analisis Kebutuhan Pendidikan Dan Pelatihan
Membandingkan komptensi yang diperlukan dan kompetensi yang dimiliki saat ini.
Hasil kegiatan ini diantaranya berupa gambaran gap kompetensi. proses kegiatan
ini bertujuan untuk menemukan adanya kesenjangan kompetensi (pengetahuan,
sikap dan ketrampilan) yang dapat ditingkatkan melalui Pendidikan dan Pelatihan.
Kebutuhan pendidikan dan pelatihan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan (sebagaimana terlihat pada
misi, fungsi dan tugas) dengan pengetahuan dan kemampuan yang senyatanya
dimiliki oleh pegawai.
4) Tujuan Pendidikan Dan Pelatihan
Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan seorang pegawai demi tercapainya
tujuan suatu organisasi.
5) Metode – Metode Pendidikan Dan Pelatihan
- On the job training, diklat yang dilaksanakan ditempat kerja pada saat karyawan
bekerja dalam bentuk rotasi pekerjaan, magang atau coaching.
- Off the job training, diklat yang dilaksanakan di luar tempat bekerja, dapat juga
di lembaga diklat dalam bentuk seminar atau kursus.
- Development program, Program peningkatan kompetensi konseptual manager
dengan mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi atau kursus manajerial.
6) Evaluasi Pendidikan Dan Pelatihan
Pengadaan evaluasi dimaksudkan untuk dua maksud yaitu:
1. untuk mengetahui apakah tamatan diklat memperoleh manfaat dari diklat yang
diselenggarakan berupa kepercayaan mengerjakan pekerjaan tertentu sesuai
dengan komptensi baru yang dimiliki.
2. untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kinerja tamatan diklat sebagai
hasil peningkatan kompetensi yang diperoleh selama mengikuti diklat.
b. Penilaian Prestasi Kerja
1) Pengertian Prestasi Kerja Dan Penilaian Prestasi Kerja
- Penilaian Kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Performance
Appraisal adalah Evaluasi sistematis terhadap kinerja karyawan dan untuk
memahami kemampuan karyawan tersebut sehingga dapat merencanakan
pengembangan karir lebih lanjut bagi karyawan yang bersangkutan.
- Prestasi kerja merupakan sebuah hasil kerja yang dicapai seorang karyawan
dilihat dari karakteristik pribadinya serta persepsi terhadap perannya dalam
pekerjaan itu, ataupun bentuk penilaian tersendiri dalam menjalankan dan
meningkatkan program-program kerjanya.
- Penilaian prestasi kerja, Kegiatan proses evaluasi atas prestasi atau unjuk kerja
pegawai yang dilakukan oleh organisasi.
2) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi,
dan desain pekerjaan.
3) Kegunaan – Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja
- Memperbaiki prestasi kerja
- Untuk melakukan penyesuaian kompensasi
- Memberikan Keputusan-keputusan penempatan
- Untuk Kebutuhan latihan dan pengembangan
- Sebagai Perencanaan dan pengembangan karir
- Dapat mengetahui Penyimpangan proses staffing
- Menemukan Ketidakakuratan informasional
- Membantu diagnonsa Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan
- Mendapat Kesempatan kerja yang adil Menghadapi Tantangan-tantangan
eksternal
4) Metode – Metode Penilaian Prestasi Kerja
- Metode penilaian prestasi kerja tradisional
1. Metode rating scale: Evaluasi yang didasarkan pada pendapat penilai, yang
membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan faktor-faktor (kriteria)
yang dianggap penting bagi pelaksanaan kerja tersebut.
2. Metode checklist: mengurangi beban penilai, penilai hanya memilih kalimat
yang menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik karyawan.
3. Metode peristiwa kritis: berdasarkan pada pencacatan peniliai yang
menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau buruk dengan kaitannya
dalam pelaksanaan kerja.
4. Metode peninjauan lapangan: wakil ahli departemen personalia turun tangan
ke lapangan dan membantu para penyedia dalam penilaian mereka.
- Metode penilaian modern (berorientasi masa depan)
1. Penilaian diri, bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan pengembangan
diri.
2. Penilaian psikologis, dilakukan oleh psikologis mewawancara secara
mendalam.
3. Pendekatan Managemen By Objectives (MBO), bahwa setiap karyawan dan
penyelia secara bersamaan menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran
pelaksanaan kerja.
4. Teknik pusat penilaian, untuk membantu identifikasi talenta manajemen
diwaktu yang akan datang.
5) Ruang Lingkup Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Hasibuan 2002:88, ruang lingkup penilaian prestasi kerja dicapai dalam
istilah 5W + 1H, yaitu :
1. What
Apa yang dinilai dalam proses penilaian prestasi kerja. Faktor yang dinilai dari
prestasi kerja karyawan adalah kesetiaan, kejujuran, kerja sama, loyalitas,
pekerjaan saat ini, potensi akan datang, sifat, dan hasil kerja.
2. Why
Kenapa harus ada penilaian prestasi kerja Penilaian prestasi kerja dilaksanakan
karena: untuk menambah tingkat kepuasan para karyawan dengan memberikan
pengakuan terhadap hasil kerjanya, untuk membantu kemungkinan
pengembangan karyawan berikutnya, untuk mengukur prestasi kerja para
karyawan, untuk mengukur kemampuan dan kecakapan karyawan, untuk
mengumpulkan data yang akan digunakan untuk penetapan program
kepegawaian selanjutnya.
3. Where
Dimana penilaian prestasi kerja Penilaian prestasi kerja dapat dilaksanakan
dalam dua lokasi yaitu : di dalam pekerjaan yang dilaksanakan secara formal, di
luar pekerjaan yang dilaksanakan secara informal.
4. When
Dimana pelaksanaan prestasi kerja Waktu penilaian prestasi kerja ditentukan
sesuai dengan lokasi pelaksanaan prestasi kerja, yaitu: formal (penilaian prestasi
kerja dilaksanakan secara peridik), informal (penilaian prestasi kerja
dilaksanakan secara terus menerus).
5. Who
Siapa yang dinilai dan siapa yang menilai prestasi kerja Pihak yang dinilai
prestasi kerjanya adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
diperusahaan. Sedangkan pihak yang menilai prestasi kerja adalah atasan
langsung, atasan dari atasan langsung, atau suatu tim yang dibentuk di
perusahaan tersebut.
6. How
Bagaimana penilaian prestasi kerja dilakukan Hal ini menyangkut tentang cara
metode apa yang diterapkan dalam penilaian prestasi kerja. Metode penilaian
dapat diterapkan dalam penilaian prestasi kerja terdiri dari metode tradisional
terdiri atas Rating Scale, Check List, Cretical Incident, Freefrom Essay, dan
Paired Comparation , dan metode modern terdiri atas Assessment Centre dan
Management By Objective .
6) Unsur – Unsur Yang Dinilai
Kesetiaan karyawan terhadap pekerjaan, jabatan, dan organisasi, hasil kerja
karyawan baik kualitas maupun kuantitas yang sesuai dengan jabatannya, kejujuran
dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan kedisiplinan.
7) Kendala – Kendala / Masalah – Maslaah Dlam Penilaian
- Hallo Effect
Terjadi karena penilai menyukai atau tidak menyukai sifat karyawan yang
dinilainya.
- Liniency and severity effect
Liniency Effect: penilai cenderung beranggapan bahwa mereka harus berlaku
baik terhadap karyawan, sehingga mereka cenderung memberi harkat (nilai)
yang baik terhadap semua aspek penelitian. Sedangkan severity effect: penilai
cenderung mempunyai falsafah dan pandangan yang sebalik terhadap karyawan
sehingga cenderung akan memberikan nilai buruk.
- Central tendency
Penilai tidak ingin menilai terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah kepada
bawahannya (tengah-tengah), sehingga memberikan nilai rata-rata.
- First impression error
Penilai yang mengambil kesimpulan tentang karyawan berdasarkan kontak
pertama mereka.
- Recency effect
Penilai memberikan nilai atas dasar perilaku yang baru saja mereka saksikan
dan melupakan perilaku yang lalu selama jangka waktu tertentu
c. Pengemangan Karier
1) Pengertian Karier
Dapat diartikan sebagai kegiatan kepegawaian guna membantu para pegawai
merencanakan karir masa depan di tempat mereka bekerja. Sehingga pegawai yang
bersangkutan dan juga pihak perusahaan bisa mengembangkan diri secara optimal.
2) Jalur Karier
- Jalur karier tradisional adalah suatu tipe jalur karier dimana karyawan mengalami
kemajuan secara vertikal ke atas di dalam suatu organisasi dan suatu jabatan
tertentu ke jabatan berikutnya.
- Jalur karier jaringan adalah jalur karier yang meliputi urutan urutan (sekuensi)
jabatan secara vertikal dan horizontal. Jalur karier ini mengakui adanya saling
pertukaran pengalaman pada level tertentu dan kebutuhan pengalaman yang luas
pada suatu level sebelum promosi ke level yang lebih tinggi.
- Jalur karier lateral adalah jalur karier yang memungkinkan seseorang
memperoleh revitalisasi dan menemukan tantangan baru pada jenjang posisi yang
sama karena jumlah jabatan yang akan ditempati sangat terbatas. Dalam hal ini
tidak ada promosi dan kenaikan upah, namun nilai seseorang menjadi lebih tinggi
dengan ditempatkannya pada posisi yang lebih menantang.
- Jalur karier rangkap adalah jalur karir ganda yang diberikan kepada seseorang
karena pengetahuan teknisnya sebagai penghargaan kepadanya. Hal ini biasanya
terjadi pada perusahaan berteknologi tinggi dan karyawan tersebut tidak masuk
dalam jajaran manajemen struktural.
3) Sasaran – Sasaran Karier
Adalah posisi di waktu yang akan datang di mana seseorang harus “berjuang” untuk
mencapainya sebagai bagian dari jenjang karirnya. Titik sentral yang
memungkinkan seseorang meniti suatu jalur karir pada dasarnya terletak pada dua
hal utama, yaitu:
•KEMAMPUAN INTELEKTUAL.
•KEPRIBADIAN DALAM KEPEMIMPINAN.
4) Bentuk Pengembangan Karier Pegawai
Pendidikan dan pelatihan, Promosi, dan Mutasi
BAGIAN IV : KOMPENSASI

a. Pengertian Kompensasi
Merupakan segala sesuatu yang diterima baik berupa fisik maupun non fisik.
Kompensasi juga berarti seluruh imbalan yang diterima oleh seorang pekerja/karyawan
atas jasa atau hasil pekerjaan yang berbentuk barang ataupun uang.
b. Jenis – Jenis Kompenasi
- Kompensasi langsung: kompensasi finansial yang diberikan perusahaan secara
langsung , contoh insentif, komisi, bonus, laba, dan pembayaran tertangguh.
- Kompensasi tidak langsung: kompensasi finansial yang diberikan berupa program
proteksi seperti asuransi jiwa, pensiunan, asuransi tenaga kerja.
- Kompensasi non-finansial: diberikan berupa pekerjaan atau proyek yang menarik,
mendapat lingkungan kerja yang nyaman dll.
c. Metode Kompensasi
- Metode tunggal: Metode Tunggal yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji
pokok hanya didasarkan atas ijasah terakhir dari pendidikan formal yang dimiliki
pegawai. Jadi, tingkat golongan dan gaji pokok seseorang hanya ditetapkan atas
ijasah terakhir yang dijadikan standarnya.
- Metode jamak: Metode jamak yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok
didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti ijasah, sifat pekerjaan, pendidikan
informal, bahkan hubungan keluarga ikut menentukan besarnya gaji pokok
seseorang. Jadi standar gaji pokok yang pasti tidak ada. Ini terdapat pada
perusahaan-perusahaan swasta yang di dalamnya masih sering terdapat
diskriminasi.
d. System Kompensasi
Perusahaan mempertimbangkan prestasi yang telah diraih oleh karyawan untuk
memberikan motivasi bagi para karyawan dalam meningkatkan performa kinerja.
Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan bahwa kompensasi
yang diberikan sesuai dengan kerja keras atau usaha yang dikerahkan oleh karyawan
dalam menyelesaikan tugasnya.
e. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
- Penawaran dan permintaan kerja: jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak dari
pada lowongan kerja (permintaan) maka kompensasi relatif kecil begitupun
sebaliknya.
- Kemampuan dan kesediaan perusahaan: kemampuan dan kesediaan perusahaan
untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi semakin besar.
- Serikat buruh/Organisasi perusahaan: apabila serikat buruhnya kuat dan
berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar begitupun sebaliknya.
- Produktivitas kerja karyawan: Jika produktivitas karyawan semakin baik maka
tingkat komppensasi meningkat begitupun sebaliknya.
- Pemerintah dengan undang-undang dan keppres: pemerintah menetapkan peraturan
tentang batasan upah jasa minimum.
- Biaya hidup/cost living: Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat
kompensasi semakin besar begitupun sebaliknya.
- Posisi jabatan karyawan: Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan
menerima kompensasi yang lebih besar begitupun sebaliknya.
- Pendidikan dan pengalaman kerja: Jika pendidikan tinggi dan pengalaman kerja
lebih lama maka gaji jasanya lebih besar begitupun sebaliknya.
- Kondisi perekonomian nasional: Apabila kondisi perekonomian nasional sedang
maju (boom) maka tingkat upah semakin besar begitupun sebaliknya.
- Jenis dan sifat pekerjaan: Jika jenis pekerjaan dan sifat yang sulit maka kompensasi
lebih besar begitupun sebaliknya.
f. Teori Upah Insentif
- Menurut Hasibuan (2007:117) mengemukakan bahwa insentif adalah tambahan
balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi
standar.
- Menurut Mangkunegara (2002:89) mengemukakan bahwa insentif adalah suatu
bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi
dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja
karyawan dan kontribusi terhadap organisasi (perusahaan).
- Menurut Danim (2004:9) insentif adalah imbalan organisasi atas prestasi individu
atau kelompok kerja.
BAGIAN V : PENGINTEGRASIAN

a. Pengertian Pengintegrasian
Kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar
tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan. Merupakan kegiatan menyatukan
keinginan karyawan dan kepentingan organisasi, agar tercipta kerja sama yang serasi
serta saling menguntungkan.
b. Tujuan Pengintegrasian
- Membuat para karyawan mampu membantu dalam menunjang tercapainya tujuan
dari perusahaan.
- Membuat karyawan menjadi aktif berpartisipasi dalam perusahaan.
- Untuk memenuhi kebutuhan para karyawan yang bersangkutan.
- Untuk memelihara keberlangsungan dari perusahaan atau organisasi.
c. Prinsip Pengintegrasian
Menciptakan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan, dengan terwujudnya
kerja sama yang baik diantara keduanya didalam perusahaan sifatnya akan saling
menguntungkan karena, kedua belah pihak akan bergerak bersama menuju satu tujuan.
d. Metode Pengintegrasian
1) Hubungan Antar Manusia
Hubungan harmoni yang dihasilkan atas dasar meningkatkan kesadaran dan
kesediaan untuk menyatukan keinginan individu yang berintegriti dan kepentingan
bersama.
2) Metode Pengintegrasian :
a. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kecendrungan seseorang yang menghasilkan dukungan dan
membawa tingkah laku atau tindakannya.
b. Tujuan Motivasi
Meningkatkan semangat pekerja, meningkatkan produktivitas pekerja,
memastikan kestabilan pekerja, menigkatkan disiplin kerja, menyelaras
pengambilalihan pekerja, mewujudkan suasana yang baik dan hubungan
pekerja, meningkatkan kesetiaan, kreativitas dan penyertaan pekerja, rasa
tanggung jawab pekerja diperbaiki dalam usaha menyelesaikan tugas,
kecakapan yang baik dalam penggunaan bahan mentah.
c. Asas Motivasi
1. Asas mengikutsertakan, Asas mengikutsertakan maksudnya mengajak
bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada
mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Asas komunikasi, Asas komunikasi maksudnya menginformasikan secara
jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan kendala
yang dihadapi. Dengan asas komunikasi, motivasi kerja bawahan akan
meningkat. Sebab semakin banyak seseorang mengetahui suatu soal,
semakin besar pula minat dan perhatiannya terhadap hal tersebut.
3. Asas pengakuan, Asas pengakuan maksudnya memberikan penghargaan
dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja
yang dicapainya. Bawahan akan bekerja keras dan semakin rajin, jika
mereka terus-menerus mendapat pengakuan dan kepuasan dari usaha-
usahanya.
4. Asas wewenang yang didelegasikan, Asas wewenang yang didelegasikan
adalah mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan
untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-
tugas atasan atau manajer. Dalam pendelegasian ini, manajer harus
meyakinkan bawahan bahwa karyawan mampu dan dipercaya dapat
menyelesaikan tugas-tugas itu dengan baik. Asas perhatian timbal balik.
5. Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan
mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan di samping berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari
perusahaan. Misalnya, manajer minta supaya karyawan meningkatkan
prestasi kerjanya sehingga perusahaan memperoleh laba yang lebih banyak.
d. Model – Model Motivasi
1. Model Tradisional, bagaimana membuat para karyawan bisa menjalankan
pekerjaan mereka yang membosankan dan berulang-ulang dengan cara yang
paling efisiensi.
2. Model Hubungan Manusiawi, para karyawan diberi berbagai kebebasan
untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya. Perhatian yang lebih
besar diarahkan pada kelompok-kelompok kerja organisasi informal.
3. Model Sumber Daya Manusia, para karyawan lebih menyukai pemenuhan
kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik. Jadi, para karyawan dapat
diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuat keputusan dan
pelaksana tugas-tugas.
e. Metode Motivasi
1. Motivasi langsung (direct motivation): motivasi, baik material maupun
nonmaterial langsung dihadiahkan kepada setiap individu yang dapat
memberikan kepuasaan dan pemenuhan kebutuhan mereka.
2. Motivasi tak langsung (indirect motivation): motivasi berupa fasilitas-
fasilitas penunjang serta mendorong semangat kerja atau kelancaran tugas
menjadikan karyawan merasa betah dan semangat bekerja.
f. Alat – Alat Motivasi
1. Material Insentif, Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau
barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebutuhan ekonomis.
Misalnya : Kendaraan, Rumah, dan lain-lain.
2. Nonmaterial Insentif, Alat motivasi yang diberikan itu berupa barang/benda
yang tidak ternilai, jadi hanya memberikan kepuasan/kebanggaan rohani
saja. Misalnya: Medali, Piagam, Bintang Jasa dan lain-lain.
3. Kombinasi Materil dan Nonmateril, Alat motivasi yang diberikan itu berupa
materil (uang dan barang) dan nonmateril (medali, piagam), jadi memenuhi
kebutuhan ekonomis dan kepuasan/ kebanggaan rohani.
g. Jenis – Jenis Motivasi
1. Motivasi positif. Dalam motivasi positif pimpinan memotivasi
(merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi di atas prestasi standar, dengan motivasi positif ini semangat
kerja bawahan akan meningkat. Insentif yang diberikan kepada karyawan di
atas standar dapat berupa uang, fasilitas, barang, dan lain-lain.
2. Motivasi negatif. Dalam motivasi negatif, pimpinan memotivasi dengan
memberikan hukuman bagi mereka yang bekerja di bawah standar yang
ditentukan. Dengan motivasi negatif semangat bawahan dalam jangka
waktu pendek akan meningkat karena takut dihukum, tetapi untuk jangka
waktu yang panjang dapat berakibat kurang baik.
h. Teori – Teori Motivasi
Teori motivasi klasik: Oleh Frederick Winslow Taylor (1974), dalam teori ini
manusia dianggap aktif dalam bekerja untuk memenuhi keperluan fisik atau
biologi mereka, yang dapat berupa uang atau barang dari hasil kerja mereka.
Hierarki teori keperluan maslow: Oleh Abraham Maslow (2010), keperluan
yang diinginkan seseorang mempunyai jenjang , bahwa kebutuhan yang paling
pertama sekali sudah bisa dicukupi, kebutuhan ditingkat kedua kemudian akan
muncul menggantikan kebutuhan yang paling pertama tadi, selanjutnya dengan
terpenuhinnya kebutuhan tingkat keempat dan seterusnya hingga kebutuhan
pada tingkat teratas yaitu tingkat lima.
Hirarki keperluan ini mengikuti teori jamak yaitu seseorang berperilaku atau
bekerja sebagai tindak balas terhadap desakan untuk memenuhi berbagai jenis
keperluan yang mereka miliki.
3) Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Adalah seorang pemimpin untuk memberikan pengaruh terhadap perilaku
karyawan atau bawahannya supaya mempunyai kehendak untuk bekerja sama
dan bekerja produktif demi mencapai sebuah tujuan.
b. Gaya Kepemimpinan
Ada tiga pokok gaya kepemimpinan yaitu:
1. Kepemimpinan Otoriter, gaya kepemimpinan yang memiliki kriteria atau
ciri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan,
mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap
bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu
tergantung pada kekuasaan.
2. Kepemimpinan Partisipatif, Gaya kepemimpinan yang mampu
memunculkan kerja sama yang harmonis, menumbuhkan kesetiaan terhadap
rekan dan pimpinan, serta partisipasi para karyawan atau bawahan.
3. Kepemimpinan Delegatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai prinsip
bahwa pemimipin bersikap menyerahkan pada karyawan tanggung jawab
atas pelaksanaan pekerjaan yang dimaksudkan untuk mengontrol diri
seorang karyawan dalam upaya menuntaskan job mereka masing-masing.
e. Disiplin Kerja
1) Pengertian Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah suatu tindakan yang digunakan para atasan untuk
berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan
pegawai untuk menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.
2) Macam – Macam Disiplin Kerja
Menurut Mangkunegara (2013) ada 2 macam disiplin kerja, yaitu disiplin preventif
dan disiplin korektif.
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti
dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh
perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai berdisiplin
diri. Dengan cara preventif, pegawaidapat memelihara dirinya terhadap
peraturan-peraturan perusahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung
jawab dalam membangun iklim organisasi dengan disiplin reventif. Begitu pula
pegawai harus da wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta
peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Disiplin preventif merupakan
suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian
sistem yang ada dalam 40 organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka
diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
2. Displin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam menyatukan
suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai
dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai
yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah memperbaiki pegawai pelanggar,
memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada
pelanggar.
3) Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja
Beberapa teknik dalam melaksanakan disiplin kerja adalah teknik pertimbangan
sedini mungkin, teknik disiplin pencegahan yang efektif, teknik mendisiplinkan
diri, teknik kesediaan penyelia berdisiplin, teknik menimbulkan kesadaran diri
Mangkunegara, 2004:132.
1. Teknik pertimbangan sedini mungkin
Tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan jauh lebih banyak terletak pada
manajer dibandingkan pada mereka yang dimanajemeni. Pelatihan yang kurang
sempurna atau tidak ada pelatihan sama sekali, tingkah laku yang tidak pantas,
kebiasaan kerja yang kurang baik, atau kesalahan lain dari bawahan hendaknya
pertama-tama diatasi dengan usaha penuh pengertian guna memperbaikinya.
Orang-orang muda, terutama mereka yang dipekerjakan secara tetap untuk
pertama kali, harus selekas mungkin dibimbing untuk berperilaku secara tepat
dalam pekerjaanya.
2. Teknik disiplin pencegahan yang efektif
Teknik yang biasa digunakan manajer yang efektif dalam bidang disiplin
pencegahan ini, misal dengan mengadakan hubungan kerja yang erat dengan
setiap bawahan, manajer dapat memberikan pujian tentang pekerjaan yang
dilaksanakan dengan baik. Jika bawahan merasa bahwa mereka tidak
diperhatikan, mereka mungkin tidak akan berusaha lebih keras dimasa
mendatang. Misalnya bila seorang manajer minta bantuan dari bawahan untuk
memecahkan suatu masalah, dengan memakai saran- saran mereka dan
melibatkan mereka dalam rencana-rencana yang diperlukan untuk memecahkan
masalah itu, para bawahan itu ikut menjadi pemilik strategi dan akan bekerja dua
kali lebih keras agar pekerjaan mereka berhasil, inilah pelatihan disiplin yang
konstruktif.
3. Teknik disiplin dengan mendisiplinkan diri.
Tak dapat disangkal lagi bahwa teknik disiplin yang paling penting dipelajari oleh
setiap manajer adalah teknik mendisiplinkan diri. Kita semua mempunyai
kesukaan dan kebencian terhadap orang, kebiasaan, kaidah, peraturan, dan
pekerjaa kita. Namun, disiplin diri membedakan manajer yang dewasa dan efektif
dengan manajer yang belum dewasa dan masih harus berjuang. Disiplin diri
adalah usaha seseorang untuk mengendalikan reaksi mereka terhadap keadaan
yang tidak mereka senangi, dan usaha seseorang untuk mengatasi
ketidaksenangan itu.
4. Teknik disiplin inventori penyelia Inventori penyeliaan terhadap disiplin
memberikan pengetahuan pada seorang manajer tentang kesadaran dan
pemahaman manajer atau penyelia lain tentang bidang-bidang kritis dalam
disiplin,sehingga dapat memberikan latihan tambahan dan penyuluhan ditempat
kerja pada bawahanya. Ini sangat berguna dalam pembicaraan rapat kelompok,
jika seorang kelompok manajer bawahan dan penyelia telah mengisi kesediaan
itu, mereka diminta menghitung angka kesediaan mereka sendiri, lalu
membicarakan perbedaan pendapat tentang jawaban-jawaban tertentu,
pembicaraan tentang jawaban yang berbeda-beda dan tukar pikiran sehingga
saling memperkaya gagasan, akan memperluas ancangan seseorang dalam
menerapkan disiplin.
5. Teknik disiplin menimbulkan kesadaran diri
Suatu teguran lunak dapat diberikan secara halus melalui pertanyaan tertentu pada
pegawai yang menjawabnya merupakan suatu teguran otomatis bagi dirinya
sendiri. Suatu pertanyaan tidak langsung seperti, “ beberapa kali sabuk pengaman
harus diperiksa kembali ?” dan ini akan memaksa bawahan anda memberikan
jawaban yang mengandung pendapat. Pertanyaan semacam ini menyindir secara
halus untuk menyatakan ketidak setujuan terhadap tindakanya dan sekaligus
memberikan pendapat kepada bawahan mengenai maksut pertanyaan tersebut.
Proses pendisiplinan sebaiknya dilakukan bila seorang pegawai melakukan
kesalahan dan tidak seorangpun dapat mempengaruhi yang lainya yang berada
dalam suatu lingkungan kelompok kerja, sehingga pendisiplinan yang tepat dapat
membantu pengembangan perilaku yang dapat diterima pada suatu anggota
kelompok.
f. Kepuasan Kerja
1) Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi
kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi
dalam dan luar pekerjaan.
2) Variabel – Variabel Kepuasan Kerja
1. Turnover
Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan dengan turnover pegawai yang
rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya turnovernya
lebih tinggi.
2. Tingkat ketidakhadiran (absen) kerja
Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya
(absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alas an yang tidak logis
dan subjektif.
3. Umur
Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas daripada pegawai yang
berumur relative muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih
berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan
pegawai usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang dunia
kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan realitakerja terdapat
kesenjangan atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak
puas.
4. Tingkat Pekerjaan
Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi
cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang
lebih rendah. Pegawai-pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi
menunjukkkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan
ide-ide serta kreatif dalam bekerja.
5. Ukuran organisasi Perusahaan
Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan pegawai. Hal ini
karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan koordinasi,
komunikasi, dan partisipasi pegawai.
3) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
1. Kompensasi dan Kondisi kerja : Salah satu faktor terbesar dari kepuasan kerja
adalah kompensasi dan tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada
seorang karyawan. Seorang karyawan dengan gaji yang baik, insentif, bonus,
perawatan kesehatan dan lain-lainya akan lebih bahagia dan puas dengan
pekerjaannya dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki pekerjaan
dengan fasilitas yang sama. Lingkungan tempat kerja yang sehat juga
menambah nilai bagi seorang karyawan.
2. Keseimbangan kehidupan kerja : Setiap individu ingin memiliki tempat kerja
yang baik serta pekerjaan yang dapat memungkinkan mereka menyisakan waktu
yang cukup bersama keluarga dan teman. Kepuasan kerja bagi karyawan sering
kali juga disebabkan oleh kebijakan keseimbangan hidup dan kerja (work life
balance) yang baik, yang memastikan bahwa karyawan menghabiskan waktu
berkualitas bersama keluarga di samping melakukan pekerjaannya. Dengan
keseimbangan hidup dan kerja yang baik, kualitas hidup karyawan dapat
ditingkatkan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja seorang karyawan.
3. Dihormati dan Diakui (Respect & Recognition) : Setiap individu menghargai
dan merasa termotivasi jika mereka dihormati di tempat kerja mereka. Seorang
karyawan tentunya akan semakin termotivasi apabila diberikan penghargaan
atas kerja kerasnya. Karenanya, pengakuan merupakan salah satu faktor
kepuasan kerja.
4. Keamanan kerja : Jika seorang karyawan yakin bahwa perusahaan akan
berusaha mempertahankan mereka meskipun dalam kondisi pasar sedang
bergejolak, itu akan memberi kepercayaan yang sangat besar. Keamanan kerja
adalah salah satu alasan utama kepuasan kerja bagi karyawan.
5. Tantangan : Aktivitas kerja yang monoton dapat menyebabkan karyawan tidak
puas. Oleh karena itu, hal-hal seperti rotasi pekerjaan, memberikan kesempatan
untuk bekerja di proyek baru dan lain sebagainya dapat membantu
meningkatkan kepuasan kerja karyawan juga.
6. Pertumbuhan Karir : Karyawan juga selalu berharap dan berusaha untuk
mendapatkan pertumbuhan karir yang dapat membawa mereka ke tingkatan ke
lebih tinggi. Oleh karena itu, jika sebuah perusahaan memberikan peran
pekerjaan yang lebih baru, tentunya juga akan meningkatkan kepuasan kerja
karena karyawan tersebut tahu bahwa mereka akan mendapatkan kesempatan
untuk peningkatan dalam karirnya.
4) Pengukuran Kepuasan Kerja
Menurut Mangkunegara (2013:126) ada tiga cara pengukuran kepuasan kerja, yaitu:
1. Pengukuran dengan skala indeks jabatan ada lima skala pengukuran sikap
pegawai yakni: kerja, pengawasan, upah, promosi, dan co-worker. Setiap
pertanyaan yang diajukan harus dijawab dengan opsi menandai jawaban ya,
tidak, atau tidak ada jawaban.
2. Pengukuran kepuasan kerja dengan berdasarkan ekspresi wajah terdiri dari
gambar wajah-wajah orang dengan ekspresi sangat gembira, gembira, netral,
cemberut, dan sangat cemberut. Pegawai akan diminta untuk memilih ekspresi
wajah yang cocok dengan kondisi pekerjaan yang dirasakan saat ini.
3. Pengukuran kepuasan kerja dengan kuersioner minnesota terdiri dari pekerjaan
yang dirasakan sangat tidak puas, tidak puas, netral, memuaskan, dan sangat
memuaskan. Pegawai diminta memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan
kondisi pekerjaanya.
BAGIAN VI : PEMELIHARAAN TENAGA KERJA

a. Kesejahteraan Karyawan
1) Pengertian Kesejahteraan
Adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang di berikan
berdasarkan kebijaksanaan, tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki
kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat.
2) Tujuan Pemberian Kesejahteraan
Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan karyawan kepada perusahaan,
Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan beserta
keluarganya, Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktifitas karyawan.
3) Jenis – Jenis Kesejahteraan
Ekonomi: Tunjangan, Uang pensiun, uang makan, uang transportasi, uang lebaran,
bonus, uang duka, pakaian dinas, uang pengobatan, dan remuniresasi, asuransi.
Fasilitas: tempat ibadah, kafetaria, sarana olahraga, kesenian, pendidikan seminar,
cuti, koperasi dan izin.
Layanan: klinik, dokter, jemputan pegawai, penitipan bayi, kredit rumah.
b. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas
kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan dan
defisiensi produktivitas kerja.
c. Komunikasi Kerja
Komunikasi di tempat kerja adalah sebuah proses pertukaran informasi dan ide, baik
dilakukan secara verbal maupun non-verbal antara satu orang ataupun kelompok
dengan orang tau kelompok lain dalam sebuah organisasi eksternal maupun internal.

BAGIAN VII : PEMBERHENTIAN TENAGA KERJA

a. Pengertian Pemberhentian Pegawai


Adalah pemutusan hubungan kerja antara suatu badan usaha/organisasi dengan
seseorang atau beberapa orang pegawai karena suatu sebab tertentu. Sebab pemutusan
hubungan kerja yang dimaksud adalah karena keinginan badan usaha/organisasi dan
keinginan pegawai itu sendiri.
b. Bentuk – Bentuk Pemberhentian Pegawai
- Pensiun, pemberhentian dengan hormat yang usianya telah lanjut dan dianggap
sudah tidak produktif lagi.
- Pemberhentian atas permintaan sendiri, pemberhentian dengan hormat atas
persetujuan perusahaan setelah mempertimbangkan dan menyetujui pengunduran
diri dari pegawai karena alasan tertentu.
- Pemberhentian langsung oleh perusahaan, disebabkan karena adanya
penyederhanaan organisasi, pelanggaran disiplin/penyelewangan oleh karyawan,
karena ketidakmampuan pegawai atas pekerjaan yang bersangkutan.
- Pemberhentian sementara, disebabkan karena kondisi perusahaan yang kurang
menguntungkan, tindak pidana karyawan pelanggaran dll

BUKU SUMBER :

1. Manajemen Sumber Daya Manusia


Drs. H. Malayu S,P. Hasibuan
2. Manajemen Personalia dn Sumber Daya Manusia
T. Hani Handoko
3. Manajemen Personalia dn Sumber Daya Manusia Perusahaan
DR.A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Drs., M.SI., P.SI.

Anda mungkin juga menyukai