BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. TNI AU sebagai bagian integral dari TNI dalam upaya pertahanan negara,
dengan sifat khasnya yang padat materiil dan sarat teknologi, harus selalu dan terus
menerus mengupayakan untuk memelihara serta membina kekuatan dan
kemampuannya agar dapat melaksanakan peran, fungsi, serta tugasnya dalam
sistem pertahanan negara.
2. Maksud dan Tujuan. Petunjuk Administrasi Umum TNI AU ini dimaksudkan untuk
memberikan pedoman kepada semua personel di lingkungan TNI AU, dengan tujuan agar
dalam melaksanakan tugas masing-masing dapat dicapai kesamaan pengertian dan
keseragaman bentuk untuk mendukung terselenggaranya tugas dengan baik.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup Petunjuk Administrasi Umum
TNI AU ini meliputi semua pekerjaan, kegiatan, dan tata cara penyelenggaraan
administrasi umum di lingkungan TNI AU, dengan tata urut sebagai berikut:
a. Bab I Pendahuluan.
c. Tulisan Dinas. Tulisan dinas adalah semua tulisan yang dibuat oleh pejabat
yang berwenang di lingkungan TNI AU dalam rangka melaksanakan tugas/kegiatan
di bidang masing-masing, dan disusun menurut aturan yang telah ditetapkan.
d. Cetak Tebal. Cetak tebal adalah tata cara penulisan kata atau kelompok kata
tertentu yang ditebalkan (bold) di dalam tulisan dinas untuk menunjukkan bahwa
kata/kelompok kata tersebut mempunyai kedudukan penting.
e. Cetak Miring. Cetak miring adalah tata cara penulisan kata atau kelompok
kata tertentu yang dimiringkan (italic) pada kata atau kelompok kata asing dalam
tulisan dinas.
f. Garis Pemisah. Garis pemisah adalah garis yang digunakan untuk memisah-
kan bagian tulisan dinas, yaitu garis yang dibuat di bawah bagian kelompok kepala
telegram dan memisahkan bagian isi dan penutup. Panjang garis pemisah
sepanjang batas kiri dan kanan pengetikan pada telegram atau surat telegram.
g. Garis Penutup. Garis penutup adalah garis yang digunakan untuk menutup
kelompok kata sehingga kata-kata tersebut merupakan suatu bagian tersendiri,
misalnya garis yang terdapat di bawah nama badan di sudut kiri atas suatu tulisan
dinas. Jarak antara garis dengan baris terakhir kata-kata tersebut maksimal satu
enter ukuran single, dan panjang garis sama dengan baris terpanjang dari kelompok
kata.
h. Daftar Distribusi. Daftar distribusi adalah daftar susunan jabatan yang di-
buat oleh kepala sekretariat atau pejabat di bidang minu, untuk digunakan sebagai
pedoman pendistribusian tulisan dinas.
j. Satuan Kerja (Satker). Satker adalah satuan terkecil dalam lingkup organi-
sasi TNI AU yang menyelenggarakan kegiatan administrasi, mempunyai pejabat
pengurus personel, materiil, keuangan, dan administrasi umum.
BAB II
KETENTUAN UMUM
10. Asas-Asas. Untuk memperoleh hasil dan daya guna secara maksimal, setiap
penyelenggaraan administrasi umum menerapkan asas-asas sebagai berikut:
BAB III
TULISAN DINAS
11. Umum. Tulisan dinas merupakan hasil dari kegiatan administrasi umum TNI AU,
dan merupakan salah satu mata rantai untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan tugas.
Bab ini memuat ketentuan tentang bentuk, tata cara penyusunan, dan perlakuan terhadap
tulisan dinas, dengan maksud untuk memberikan petunjuk dan pedoman dalam
pembuatan tulisan dinas dengan tujuan agar tercapai kesamaan pengertian dan
keseragaman dalam bentuk, cara pembuatan, dan pengolahan serta pengawasan dalam
pengurusan tulisan dinas.
a. Bentuk tulisan dinas yang diatur dalam Jukminu TNI AU terdiri atas:
1) Peraturan.
2) Perintah Harian.
3) Instruksi.
4) Keputusan.
5) Surat Edaran.
7) Surat.
8) Nota Dinas.
9) Telegram.
11) Laporan.
12) Pengumuman.
15) Naskah dinas lain, seperti surat izin, surat izin jalan/surat jalan, surat
perjalanan dinas, sambutan, perjanjian kerja sama, dsb.
b. Bentuk tulisan dinas yang tidak diatur dalam minu TNI AU dan tetap digunakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang masing-masing sebagai berikut:
13. Tataran Tulisan Dinas. Tataran tulisan dinas adalah tingkat/kedudukan suatu
tulisan dinas terhadap tulisan dinas lainnya, yang ditentukan menurut liputan isi, tingkat
klasifikasi, serta pejabat yang berwenang mengeluarkan. Tataran tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Tataran Pertama. Tulisan dinas yang termasuk pada tataran ini adalah
peraturan yang memuat kebijakan pokok dan bersifat mengatur. Wewenang
penandatanganan hanya ada pada Kasau, dan tidak dapat dilimpahkan yaitu untuk
menandatangani doktrin, organisasi dan prosedur, rencana strategis, pembinaan
dan amanat anggaran, petunjuk induk atau pedoman yang menjadi dasar bagi
tulisan dinas lainnya, dan liputan isi mencakup seluruh TNI AU. Bentuk tulisan
dinas tersebut adalah peraturan, perintah harian, dan instruksi. Sedangkan
peraturan yang memuat kebijakan pelaksanaan dan bersifat mengatur serta
merupakan penjabaran dari kebijakan pokok, wewenang penandatanganannya ada
pada Kasau, dan dapat dilimpahkan kepada pejabat di bawahnya yaitu untuk
menandatangani petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, dan petunjuk administrasi.
b. Tataran Kedua. Tulisan dinas yang termasuk pada tataran ini adalah tulisan
dinas yang memuat kebijakan pelaksanaan dari kebijakan pokok dan bersifat
permanen antara lain pelaksanaan dana dan penentuan status personel/materiil.
Wewenang penandatanganan ada pada Kasau dan dapat dilimpahkan kepada
pejabat di bawahnya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Bentuk
tulisan dinas tersebut adalah keputusan.
c. Tataran Ketiga. Tulisan dinas yang termasuk pada tataran ini adalah tulisan
dinas yang memuat pemberitahuan/penjelasan tentang tata cara yang berlaku atau
hal-hal lain yang perlu diperhatikan berdasarkan kebijakan pelaksanaan.
e. Tataran Kelima. Tulisan dinas yang termasuk pada tataran ini adalah tulisan
dinas yang digunakan sebagai alat komunikasi, dalam hal penekanan,
pemberitahuan, usul/saran, dan permohonan yang berkaitan dengan kedinasan.
Wewenang penandatanganan ada pada pemimpin satker/instansi berdasarkan
lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Bentuk-bentuk tulisan dinas
tersebut antara lain adalah laporan, surat, nota dinas, telegram, surat telegram,
pengumuman, surat pengantar, surat keterangan, dan naskah dinas lainnya
2) Terang dan jelas. Yang dimaksud dengan terang dan jelas adalah hasil
pembuatan tulisan dinas dengan menggunakan alat penggandaan yang ada
dapat dibaca dengan baik, sedangkan jelas menyangkut isi tulisan dinas itu
sendiri, yang memuat rumusan fakta dan argumentasi yang jelas, tidak
menimbulkan keragu-raguan ataupun tafsiran lain. Oleh karena itu perlu
dihindari penggunaan kata-kata yang tidak baku.
3) Singkat dan padat. Suatu gagasan yang lengkap harus dapat dirumus-
kan secara singkat dan padat dengan menggunakan kalimat efektif tanpa
mengubah arti. Hal-hal yang tidak perlu atau kurang penting dapat dihilangkan.
1) Ukuran kertas. Ukuran kertas yang resmi digunakan dalam minu TNI AU
adalah A-4 (297 mm x 210 mm). Dalam keadaan dan kepentingan tertentu,
dapat pula digunakan kertas dengan ukuran:
2) Ruang tepi. Demi keserasian dan kerapian, tidak seluruh halaman kertas
digunakan dalam pembuatan tulisan dinas. Untuk itu, perlu ditetapkan ruang
tepi atas, tepi bawah, tepi kiri, dan tepi kanan yang tetap dibiarkan kosong.
Penentuan ruang tepi dilakukan berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin
ketik/komputer.
a) Ruang tepi atas ditetapkan tiga kait/0,8 inci (2,03 cm) dari tepi atas
kertas. Tulisan paling atas adalah klasifikasi (bila perlu) dan nomor
halaman.
3) Tingkat klasifikasi pada nota dinas diletakkan pada nomor dengan kode
singkatan klasifikasi.
10
b) Kop nama badan terdiri atas sebutan nama badan yang ditulis di
sebelah kiri atas kertas. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada
pasal 17.
1) Susunan bagian, bab, dan pasal. Dalam susunan ini bagian merupakan
kelompok terbesar yang terdiri atas beberapa bab, dan bab terdiri atas
beberapa pasal. Urut-urutan ini bersifat mutlak, bagian dan bab dicantumkan
di tengah, sedangkan pasal dapat dicantumkan di samping kiri atau di tengah.
2) Susunan bab dan pasal. Dalam susunan ini digunakan kata bab dan
pasal, bab merupakan kelompok terbesar yang terdiri atas sejumlah pasal.
Urut-urutan ini bersifat mutlak. Bab dicantumkan di tengah, sedangkan pasal
dapat dicantumkan di samping kiri atau di tengah (penulisannya sama dengan
subsubpasal 1).
3) Susunan judul tengah, samping, dan pasal. Dalam susunan ini tidak
digunakan kata bagian, bab ataupun pasal. Judul tengah merupakan
kelompok terbesar yang mencakup beberapa judul samping, dan judul samping
meliputi pasal-pasal di bawahnya. Nomor urut pasal seluruhnya ditulis di
samping kiri.
4) Susunan judul tengah dan pasal. Dalam susunan ini juga tidak di-
gunakan kata bagian, bab ataupun pasal. Judul tengah mencakup pasal-
pasal di bawahnya. Nomor pasal seluruhnya ditulis di samping kiri.
5) Susunan judul samping dan pasal. Susunan ini pun tidak menggunakan
kata bagian, bab ataupun pasal. Judul samping mencakup pasal-pasal yang
terdapat di bawahnya. Semua nomor pasal ditulis di samping kiri.
11
Susunan ini digunakan untuk suatu tulisan dinas dengan ruang lingkup yang
sederhana. Khusus pada tulisan dinas yang berbentuk surat, pemakaian
nomor pasal tidak merupakan keharusan.
2) Judul tuldis. Judul tuldis adalah suatu rumusan singkat mengenai isi
tulisan dinas. Dalam tulisan dinas yang berbentuk surat dan nota dinas,
judul tuldis ditulis di ruang perihal. Dalam bentuk peraturan, instruksi,
keputusan, surat edaran, dan pengumuman, judul tuldis ditulis di bawah kata
tentang.
5) Judul pasal. Judul pasal adalah rumusan singkat tentang isi pasal.
Judul pasal ditulis mulai dari tepi kiri sebaris dengan nomor pasal. Huruf
kapital dipakai pada permulaan kata-kata yang dipandang penting,
ditebalkan dan diakhiri dengan titik. Jika judul pasal dicantumkan ditengah
maka penulisannya di bawah kata dan nomor pasal, ditebalkan, dan tidak
diakhiri dengan tanda titik.
12
e) Bila pada halaman suatu tulisan masih terdapat ruang yang kosong,
maka penulisan judul bab baru dilanjutkan pada halaman tersebut, tidak
harus diletakkan pada halaman baru. Jangan meletakkan judul pada
bagian kertas paling bawah.
g. Tata Cara Penomoran. Nomor di dalam tulisan dinas dibuat secara ber-
urutan, mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, dengan ketentuan
sebagai berikut:
2) Bab. Bab-bab di dalam satu bagian diberi nomor urut dengan angka
Romawi, seluruhnya dalam huruf kapital, ditebalkan, dan tidak diakhiri dengan
titik. Bab ditulis di tengah, langsung setelah bagian atau pasal terakhir dari
bab sebelumnya.
3) Pasal. Pasal-pasal dari satu bagian diberi nomor secara berurutan dalam
angka Arab, mulai dari nomor 1 sampai terakhir. Nomor pasal diakhiri dengan titik.
Contoh: 1. Umum.
13
10) Nomor halaman. Tulisan dinas yang lebih dari satu halaman, termasuk
lampirannya, pada halaman kedua dan seterusnya diberi nomor halaman
dengan angka Arab tanpa tambahan tanda-tanda lain, sedangkan pada
halaman pertama tidak diberi nomor. Nomor halaman dibuat di tengah atas
halaman. Pada tulisan dinas yang berklasifikasi sangat rahasia dan rahasia,
letak nomor halaman di bawah klasifikasi.
a) Nomor pasal diketik pada ketukan ke-10 s.d. 15 dari ruang tepi kiri
kertas diikuti dengan titik.
b) Huruf pertama judul pasal diketik pada ketukan ke-15 s.d. 20 dari
ruang tepi kiri kertas .
14
b) Huruf pertama teks dimulai pada ketukan ke-15 s.d. 20 dari ruang
tepi kiri kertas, sedangkan huruf pertama baris kedua dan seterusnya
diketik lurus di bawah nomor pasal. Pengetikan huruf pertama tetap
mengikuti ketentuan ini, meskipun nomor pasal lebih dari satu angka
(nomor 10 ke atas).
6) Tulisan dinas tanpa nomor pasal. Tiap alinea dalam tulisan dinas tanpa
nomor pasal dianggap sebagai satu pasal. Oleh karena itu, pengetikan huruf
pertama dari setiap alinea dimulai pada ketukan keenam dari awal mengetik,
15
1) Satu kait (dua gigi). Satu kait/enter digunakan untuk naskah akhir tulisan
dinas. Jika isi tulisan dinas tidak terlalu panjang, maka demi kerapian dan
keserasian, jaraknya dapat lebih dari satu kait, maksimal tiga kait.
16
g) Antara baris terakhir tulisan dan tajuk tanda tangan (jarak minimal).
j. Tajuk Tanda Tangan. Penulisan tajuk tanda tangan dalam tulisan dinas
diatur sebagai berikut:
a) Nama jabatan ditulis lengkap, dengan huruf kapital pada awal kata.
b) Tanda tangan atas nama dan atau atas perintah, ditulis di depan
nama jabatan pejabat yang berwenang menandatangani dengan
singkatan a.n. dan atau a.p.
k. Nomor Kopi. Nomor kopi adalah nomor yang digunakan untuk menunjukkan
bahwa tulisan dinas dibuat dalam jumlah terbatas dan distribusinya tertentu/diawasi.
Pencantuman nomor kopi diatur sebagai berikut:
17
b) Pada bentuk surat dan nota dinas, rujukan dicantumkan pada pasal
pertama, didahului dengan kata-kata: berdasarkan, dasar, sehubungan
dengan, memperhatikan.
3) Jika suatu peta digunakan sebagai rujukan, maka harus ditulis lengkap
nomor sheet , nama daerah, kedar, dan tahun pembuatannya. Oleat dan atau
peta yang telah dilengkapi dengan tanda-tanda taktis dimasukkan ke dalam
kelompok lampiran dan tidak dalam kelompok rujukan.
m. Naskah Induk. Naskah induk adalah tulisan dinas yang memuat inti/pokok
dari naskah yang menyertainya (lampiran). Apabila naskah induk lebih dari satu
halaman, maka halaman dua dan seterusnya tidak perlu mencantumkan nama
tulisan dinas, nomor, dan tanggal di sebelah kanan atas, cukup nomor halaman di
tengah atas.
18
Contoh :
19
Contoh :
20
Contoh :
21
tulisan dinas bersangkutan dengan tujuan pengamanan isi berita dan penghematan
penggunaan materiil.
22
Contoh:
Perkasau/11/II/2008
4) Autentikasi.
23
5) Distribusi.
24
25
c. Perintah Harian (Prinhar). Perintah harian adalah bentuk tulisan dinas yang
memuat kebijakan pokok, pesan-pesan pribadi, dan pernyataan kehendak pemimpin
yang harus ditaati dikeluarkan untuk memperingati suatu peristiwa penting.
a) Kelompok kepala, terdiri atas kop nama jabatan, dan kata perintah
harian, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital ditebalkan.
d. Instruksi (Ins). Instruksi adalah bentuk tulisan dinas yang memuat arahan
pelaksanaan suatu kebijakan pokok dan kebijakan pelaksanaan yang tertuang di
dalam peraturan. Instruksi selalu berinduk kepada peraturan.
26
(1) Kop nama badan dengan gambar lambang Swa Bhuwana Paksa.
27
Contoh:
Kep/8/VIII/2007
Kep/9/IX/2007
28
f. Surat Edaran (SE). Surat edaran adalah bentuk tulisan dinas yang memuat
pemberitahuan/penjelasan tentang tata cara yang berlaku atau hal-hal lain yang
perlu diperhatikan berdasarkan kebijakan pelaksanaan.
29
a) Kelompok kepala:
30
b) Kelompok isi:
31
h. Surat. Surat adalah bentuk tulisan dinas yang memuat pernyataan kehendak,
pemberitahuan, atau permintaan dari seorang pejabat kepada pejabat/pihak lain di
luar satker/instansinya.
2) Bentuk dan susunan. Bentuk dan susunan surat adalah sebagai berikut:
a) Kelompok kepala:
(5) Jika perlu, dapat ditambah dengan tulisan u.p. diikuti nama
jabatan pejabat yang dituju, diletakkan di bawah perihal di atas isi,
dan tidak diakhiri titik.
b) Kelompok isi, terdiri atas kalimat pembukaan, isi surat dan kalimat
penutup. Kelompok isi tidak harus selalu disusun dengan menggunakan
nomor-nomor pasal, dan disesuaikan dengan materi surat.
32
Contoh:
Nomor: B/445/VIII/2007
Contoh:
Nomor: R/133-08/04/01/Setumau
Nomor: B/64-17/01/01/Setumau
c) Alamat yang dituju diletakkan di bawah kop surat sebelah kiri dan
seluruhnya mengunakan huruf kapital .
e) Tajuk tanda tangan dapat digunakan atau tanpa tajuk tanda tangan.
33
f) Surat yang dikirim tidak perlu dibubuhi nomor dan cap sedangkan
sebagai bukti kearsipan nomor cukup pada pertinggal.
Contoh:
Contoh benar:
Lampiran: 25 lembar
Contoh salah:
Lampiran: 2 berkas.
Contoh:
d) Alamat tujuan surat ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal
kata. Jika alamat terlalu panjang, dapat menggunakan singkatan/
akronim menurut ketentuan. Tulisan kepada tidak diakhiri titik dua, dan
tulisan yth diikuti dengan titik, sedangkan kata di tidak diikuti tanda
penghubung.
34
f) Surat yang ditandatangani atas nama (a.n.) atau untuk beliau (u.b.)
harus ada tembusannya kepada pejabat yang melimpahkan wewenang.
j. Nota Dinas. Nota dinas adalah bentuk tulisan dinas yang memuat
pemberitahuan, pernyataan, dan permintaan dari seorang pejabat kepada pejabat
lain secara terbatas di dalam lingkungan satker sendiri.
1) Pembuatan. Nota dinas dibuat oleh para pejabat sesuai dengan lingkup
tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
2) Bentuk dan susunan. Bentuk dan susunan nota dinas adalah sebagai
berikut:
a) Kelompok kepala:
b) Kelompok isi, terdiri atas kalimat pembukaan, isi nota dinas, dan
kalimat penutup. Kelompok isi tidak harus selalu dibuat dengan
menggunakan nomor-nomor pasal.
35
a) Cara penomoran nota dinas pada dasarnya sama dengan cara yang
digunakan untuk menomori surat yang tanpa takah (tetapi diletakkan di
bawah tulisan nota dinas), disusun dengan urutan:
Contoh:
Nomor: B/ND-9/XI/2008/Bagminu
a) Nota dinas tidak dibubuhi cap dinas, karena hanya berlaku di dalam
lingkungan satker/satuan sendiri.
k. Telegram (T). Telegram adalah salah satu bentuk tulisan dinas yang dibuat
dalam bentuk khusus dan dikirim melalui jalur komunikasi elektronika, karena perlu
penyelesaian segera.
36
(3) Pejabat pengirim, alamat yang dituju dan tembusan di tepi kiri,
didahului dengan kata dari, kepada, dan tembusan.
(1) Pasal menggunakan tiga abjad (AAA TTK, BBB TTK, dst.).
c) Tahun pembuatan.
Contoh:
37
l. Surat Telegram (ST). Surat telegram adalah surat yang dibuat dengan gaya
telegram dan pengiriman/penerimaannya melalui kantor pos TNI/kantor pos/
caraka/kurir.
38
c) Tahun pembuatan.
Contoh:
39
40
41
(3) Tembusan.
2) Bentuk dan susunan. Bentuk dan susunan surat pengantar dapat dibuat
dengan menggunakan kertas ukuran A-5 (210 mm x 148 mm), dengan susunan
sebagai berikut:
Contoh: R/Speng-27/V/2007
B/Speng-97/V/2007
p. Surat Izin ( SI). Surat izin adalah bentuk tulisan dinas yang memuat
persetujuan/izin dari pemimpin satuan/kasatker kepada personel untuk melaksana-
kan kegiatan di luar fungsi, tugas, dan tanggung jawab jabatannya dalam jangka
waktu tertentu. Contoh: melaksanakan ibadah haji, umroh, dan perjalanan ke luar
negeri (pribadi).
42
2) Bentuk dan susunan. Bentuk dan susunan surat izin adalah sebagai
berikut:
q. Surat Izin Jalan (SIJ)/Surat Jalan (SJ). Surat izin jalan adalah bentuk
tulisan dinas yang memuat persetujuan/izin dari pemimpin satuan/kasatker kepada
personel yang pergi dalam jangka waktu tertentu dengan meninggalkan dinas,
sedangkan surat jalan tidak meninggalkan dinas.
2) Bentuk dan susunan. Bentuk dan susunan surat izin jalan adalah
sebagai berikut:
43
Contoh : SIJ/12/V/2007
SJ/12/V/2007
Contoh surat izin jalan/surat jalan dapat dilihat pada contoh 32 dan 33.
r. Surat Perjalan Dinas (SPD). Surat Perjalanan Dinas (SPD) adalah bentuk
tulisan dinas menyertai surat perintah memuat keterangan data personel, batas
waktu, rute perjalanan, dan pengesahan dari instansi yang didatangi
seorang/sekelompok personel dalam melaksanakan perintah kedinasan.
2) Bentuk dan susunan. Bentuk dan susunan surat perjalanan dinas jalan
adalah sebagai berikut:
Contoh : SPD/12/I/2008
44
(1) Kop nama badan atau kop nama jabatan sesuai dengan
kewenangannya.
a. Petunjuk Umum. Apabila suatu tulisan dinas terdapat kesalahan, maka perlu
diadakan pembetulan, sedangkan bentuk pembetulan tergantung pada tingkat
kesalahannya. Tingkat pembetulan diatur sebagai berikut:
1) Ralat.
2) Perubahan.
3) Pencabutan.
4) Pembatalan.
b. Penggunaan.
45
c. Bentuk.
a) Bentuk tulisan dinas untuk ralat dan perubahan peraturan, ins, kep,
surat edaran, dan sprin/sgas, sama dengan bentuk yang diralat atau
diubah.
b) Bentuk tulisan dinas yang lain untuk ralat atau perubahan dapat
menggunakan surat, telegram, surat telegram atau nota dinas.
46
e. Nomor dan Tanggal. Tata cara penomoran dan pemberian tanggal pada
ralat, perubahan pencabutan, dan pembatalan diatur sebagai berikut:
1) Ralat.
2) Perubahan.
Cara penomoran:
b) Nomor dan tanggal perubahan tulisan dinas yang lain adalah sesuai
dengan nomor tanggal waktu perubahan dikeluarkan.
a. Ketentuan Umum. Penulisan kop surat, tajuk tanda tangan, cap dinas,
dan papan nama badan dalam pelaksanaan administrasi umum TNI AU sangat erat
kaitannya. Dengan memperhatikan kop surat, tajuk tanda tangan, dan cap dinas
dapat diketahui badan serta pejabat yang bertanggung jawab atas penerbitan suatu
tulisan dinas. Sedangkan papan nama badan dapat menunjukkan kedudukan
badan/satuan, jabatan, dan pejabat tertentu. Pasal ini dimaksudkan untuk
memberikan petunjuk tentang tata cara penulisan dan penggunaan kop surat, tajuk
tanda tangan, cap dinas, dan papan nama badan, agar dapat dicapai kesatuan dan
keseragaman dalam rangka pelaksanaan penerapan administrasi umum TNI AU.
47
b. Kop Surat.
(1) Kop nama jabatan terdiri atas lambang Swa Bhuwana Paksa,
bintang, dan tulisan Kepala Staf Angkatan Udara disusun simetris di
atas tengah kertas.
(2) Kop nama jabatan digunakan khusus untuk tulisan dinas yang
ditandatangani oleh Kepala Staf Angkatan Udara, contoh penulisan
sebagai berikut:
(1) Kop nama badan dibuat di sebelah kiri atas kertas dan
dicantumkan pada halaman pertama tulisan dinas termasuk halaman
pertama lampiran dan diberi garis penutup sepanjang baris
terpanjang. Nama badan terdiri atas nama badan yang bersangkutan
dan nama badan setingkat lebih tinggi yang diletakkan di atas nama
badan yang bersangkutan.
48
4) Kop surat nama badan untuk badan pelaksana pusat Markas Besar
Angkatan Udara adalah sebagai berikut:
5) Penulisan kop surat nama badan kotama fungsional TNI AU dan satuan
jajarannya adalah seperti contoh berikut:
49
6) Penulisan kop surat nama badan kotama pembinaan TNI AU dan satuan
jajarannya adalah seperti contoh berikut:
7) Penulisan kop surat nama badan kotama pembinaan dan operasi TNI AU
dan satuan jajarannya adalah seperti contoh berikut:
1) Petunjuk umum.
c) Nama jabatan pada tajuk tanda tangan ditulis dalam satu baris,
kecuali yang ditandatangani atas nama pejabat yang memberi wewenang.
d) Nama pejabat pada tajuk tanda tangan tidak diberi garis bawah.
50
g) Nama jabatan pada baris kedua dan ketiga (setelah a.n. dan u.b.)
boleh disingkat.
Subandrio
Marsekal TNI
Asisten Personel Kasau
Sudjadijono, S.E.
Marsekal Muda TNI
Imam Sufaat
Marsekal Muda TNI
Komandan Koharmatau
B.S. Silaen
Marsekal Muda TNI
51
Siti Zubaidah R.
Kolonel Adm NRP 504337
(1) Atas nama (a.n.). Atas nama digunakan jika pejabat yang
menandatangani tulisan dinas telah mendapat pelimpahan
wewenang/kuasa dari pejabat yang berhak menandatangani
berdasarkan bidang tugas dan tanggung jawab pejabat yang diberi
kuasa. Dalam hal ini, pejabat penanda tangan bertanggung jawab
atas isi tulisan dinas kepada pemberi kuasa. Pada dasarnya,
tanggung jawab tetap berada pada pejabat pemberi wewenang/
kuasa, ditulis seperti contoh berikut:
Wardjoko
Marsekal Madya TNI
Edy Harjoko
Marsekal Muda TNI
Bambang B. Sulistiono
Kolonel Adm NRP 504172
52
Mudji Lestari
Kolonel Adm NRP 509095
(2) Atas perintah (A.p.). Atas perintah digunakan jika dalam hal-
hal tertentu pejabat yang berwenang memerintahkan pejabat
bawahannya untuk menandatangani suatu tulisan dinas yang bukan
bidang tugasnya. Pada dasarnya, tanggung jawab tetap berada
pada pejabat pemberi perintah, ditulis seperti contoh berikut:
(3) Untuk beliau (U.b.). Untuk beliau digunakan jika pejabat yang
telah diberi wewenang/kuasa memberi kuasa lagi kepada pejabat
satu tingkat di bawahnya (dua tingkat setelah atas nama) ditulis
seperti contoh berikut:
Djumadi AR.
Marsekal Pertama TNI
53
Eko Haryanto
Kolonel Pnb NRP 505123
Suwandi Miharja
Kolonel Pnb NRP 504342
Suwandi Miharja
Kolonel Pnb NRP 504342
a. Cap Dinas. Setiap tulisan dinas harus dilengkapi dengan cap dinas (kecuali
telegram dan nota dinas), yang berfungsi sebagai alat pengesahan tulisan dinas
dan tanda pengenal suatu badan/istansi. Cap dinas merupakan suatu benda
dibuat dari logam, kayu, dan karet, yang memiliki bentuk dan ukuran tertentu,
memuat tulisan dan lambang tentang tingkat jabatan serta instansi di lingkungan
TNI AU.
2) Bentuk cap dinas. Cap dinas terdiri atas tiga macam bentuk, yaitu:
54
a) Tingkat Mabesau :
(c) Danpuspomau.
(d) Kadiskuau.
(e) Kadisinfolahtaau.
(f) Kadislitbangau.
(g) Kadispamsanau.
(h) Kadissurpotrudau.
(i) Kadispenau.
(j) Kadisbangopsau.
(k) Kadislambangjau.
(l) Kadispotdriga.
(m) Kadiskumau.
(n) Kadisminpersau.
55
(o) Kadisdikau.
(p) Kadiswatpersau.
(q) Kadiskesau.
(r) Kadispsiau.
(t) Kadismatau.
(u) Kadisaeroau.
(v) Kadiskomlekau.
(w) Kadisfaskonau.
(x) Kadisadaau.
(1) Kotamafungau:
56
B
C
D
C
D
A A
C
D B
Y Y C
D
Y Y
X X X A X
A
57
C
B
E
G
B empat besar.
d) Cap dinas bentuk persegi
A
58
5) Isi tulisan dan lambang cap dinas. Isi tulisan cap dinas secara garis
besar berisi nama jabatan, nama badan, dan lambang. Tulisan disusun
sedemikian rupa sesuai dengan bentuk cap dinas yang dibuat. Bila panjang
tulisan tidak sesuai dengan ruang cap dinas yang tersedia, maka tulisan dapat
disingkat sesuai dengan kaidah yang berlaku. Isi tulisan dan lambang cap
dinas adalah sebagai berikut:
d c d
b
59
c Nama badan
d b d
d Garuda terbang menghadap ke dalam
c
a
60
b
d d
d b d
61
d b d
d b d
f) Cap jabatan Karumkit dan Kaset di bawah jajaran Kotama TNI AU.
c
62
MENGETAHUI
No. :……………………..……..
Datang dari :……………Tgl ..…………
Berangkat ke :……………Tgl ………….
MENGINAP DI
Luar :…………………………
Hotel/Asrama :………………………..
a Kosptuk Satuan
b Tajuk tanda tangan Komandan satuan
h) Cap perwakilan:
a
63
a Kosptuk lanud
b Lambang TNI AU
c Perwakilan di ……………..
6) Penggunaan.
64
e) Tinta yang digunakan untuk cap dinas berwarna biru atau ungu dan
jangan menggunakan warna hitam, karena sulit untuk membedakan
antara tulisan dinas asli (cap basah) dengan hasil fotokopi.
.
f) Cap yang mengandung sejarah dan tidak dipergunakan lagi,
disimpan di badan yang menyelenggarakan fungsi sejarah atau di badan
kearsipan.
b. Papan Nama. Papan nama adalah papan yang mempunyai bentuk serta
ukuran tertentu, dan berisi tulisan mengenai nama badan/kesatuan/instansi, nama
jabatan, nama pejabat di lingkungan TNI AU. Papan nama berbentuk empat
persegi panjang, dapat dibuat dari bahan kayu yang tahan lama atau bahan yang
mudah didapat di daerah satuan instansi berada.
65
d) Isi tulisan.
e) Pemasangan.
f) Penggunaan.
66
MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO
67
b) Warna dasar. Warna dasar papan nama jabatan adalah coklat pelitur.
d) Pemasangan.
68
BAB IV
20. Ejaan.
a. Pemilihan Kata.
6) Hindari jargon ataupun ungkapan yang tidak resmi. Jargon adalah istilah
khusus bahasa yang digunakan oleh kelompok tertentu sehingga tidak sesuai
dengan ketentuan tulisan yang resmi. Pemakaian jargon dan ungkapan
tersebut akan menimbulkan salah pengertian dan kejanggalan.
1) Kata saya merupakan kata ganti orang pertama tunggal. Kata ini
digunakan dalam tulisan dinas yang ditujukan kepada sesama unsur atau
bawahan.
69
3) Kata saudara digunakan sebagai pengganti orang kedua, jika tidak diikuti
dengan nama. Jika dirasa pemakaian kata ini kurang baik, dapat diganti
dengan menuliskan pangkat atau jabatan.
Contoh:
atau
c. Penulisan Bilangan.
Contoh: 12,7
3) Penulisan bilangan dalam angka dan huruf hanya dapat dilakukan untuk
hal-hal khusus yang menyangkut perbendaharaan, logistik, dan sejenisnya.
Pemakaian dalam surat pada ruang lampiran dan sejenisnya tidak dapat
dibenarkan.
Contoh:
Contoh:
Benar: abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh.
Salah: abad ke XX
abad ke-XX
70
5) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan
kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata tidak terdapat lagi pada awal kalimat.
Contoh:
Benar
Salah
Dua ratus lima puluh prajurit telah dikerahkan untuk membantu rakyat.
Contoh:
1) Kata depan di dan awalan di. Kata depan di harus ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya karena di jenis ini mempunyai kedudukan sebagai kata
yang berfungsi untuk menyatakan tempat. Di yang menjadi jawaban
pertanyaan di mana merupakan kata depan, sehingga jawaban itu harus
dituliskan secara terpisah.
Contoh:
Cara kedua untuk mengenal bahwa di itu kata depan adalah mempunyai
pasangan kata depan dari dan ke.
Contoh:
71
Cara mengenal bahwa di itu awalan adalah semua kata yang menjadi
jawaban pertanyaan diapakan dia, atau di mempunyai bentuk lawan awalan
me.
Contoh:
2) Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
2) Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
4) Partikel pun yang dianggap sudah padu ditulis serangkai, contoh adapun,
andaipun, ataupun, maupun, walaupun, betapapun, meskipun, biarpun,
bagaimanapun, kalaupun, sekalipun, ataupun dan sungguhpun,
kendatipun. Partikel pun yang ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
apabila pun menyertai kata-kata kerja, kata ganti, kata benda, dan kata sifat.
Contoh:
5) Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh:
6) Kata baku. Kata baku adalah kata-kata yang resmi dalam bahasa
Indonesia. Kata-Kata tersebut berasal dari bahasa Indonesia atau serapan
baik dari bahasa asing maupun daerah yang telah diadakan penyesuaian
dengan ejaan bahasa Indonesia.
e. Pemenggalan Kata.
Contoh: ma-in
72
sa-at
au-la
am-boi
Contoh: ba-pak
de-ngan
ba-rang
c) Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, maka
pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan.
Contoh: man-di,
cap-lok,
makh-luk
d) Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan atau lebih pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan yang kedua.
Contoh: in-stru-men
ul-tra
in-fra
Contoh: makan-an
me-rasa-kan
mem-bantu
Catatan:
f. Penyusunan Kalimat.
73
Contoh:
g. Kalimat Efektif.
74
5) Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
6) Huruf pertama nama orang, nama bangsa, suku, bahasa, nama tahun,
bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
9) Huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar,
dan kepala/judul karangan, kecuali kata partikel yang tidak terletak pada posisi
awal kalimat.
10) Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
suatu tulisan.
1) Tanda titik ( . ).
75
b) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu serta jangka waktu:
Contoh:
Contoh:
c) Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.
76
(1) Pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
rincian/pemerian.
77
7) Tanda petik ( “...” ). Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah
yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Ditulis:
Diucapkan/dibaca:
c. Pedoman Umum.
78
K(epal)a = Ka
P(erwir)a = Pa
B(intar)a = Ba
T(ingg)i = Ti
K(e)u(angan) = Ku
K(e)am(anan) = Kam
P(eng)am(anan ) = Pam
P(er)al(atan) = Pal
Ang(kutan) = Ang
Wa(kil) = Wa
Jen(deral) = Jen
79
Ko(mando) = Ko
Kep(utusan) = Kep
Pus(at) = Pus
Kom(unikasi) = Kom
Se(kretaria)t = Set
Di(rektu)r = Dir
De(taseme)n = Den
Pe(neranga)n = Pen
Di(na)s = Dis
(Resi)men = Men
(Bi)ro = Ro
(De)wan = Wan
(Perta)han(an) = Han
(Pene)tap(an) = Tap
(Pene)lit(ian) = Lit
(Ad)min(istrasi) = Min
P(e)n(er)b(ang) = Pnb
80
(E)lek(tro) = Lek
Marinir = Mar
Apabila akronim terdiri atas dua atau lebih akronim, maka hal ini dipandang sebagai
dua buah kata yang masing-masing berdiri sendiri, misalnya:
Dandenma Mabesau.
Kasubdisminjurit Disminpersau.
1) Singkatan nama orang, gelar, dan sapaan diikuti dengan tanda titik,
misalnya:
a) A.S. Kramawijaya
b) Muh. Yamin
e) Bpk. = Bapak
a) DPR
b) TNI
81
c) PT
d) STNK
e) BPKB
3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik, misalnya:
a) dll.
b) dsb.
c) dst.
d) hlm.
e) sda.
f) Yth.
a) mg
b) cm
c) kg
d) Rp
a) TNI
b) PTIK
c) STNK
d) SIM
2) Akronim yang menunjukkan kegiatan, proses, keadaan dan sebagainya,
dan bukan menunjukkan nama diri penulisannya dimulai dengan huruf kecil,
dan selanjutnya huruf kecil, misalnya:
a) r apim
b) latgab
c) kamtib
82
d) komsos
e) rudal
a) Dephan
b) Wakasau
c) Setumau
5) Singkatan atau akronim yang merupakan bagian dari suatu judul ditulis
dengan menggunakan huruf besar/kapital seluruhnya, misalnya:
h. Ketentuan-Ketentuan Lain:
83
4) Kata-kata yang sudah singkat dan tidak dirangkaikan lagi dengan kata-
kata lain pada umumnya tidak disingkat misalnya:
BAB V
SURAT-MENYURAT DINAS
22. Umum. Surat-menyurat dinas adalah merupakan salah satu mata rantai kegiatan
administrasi umum TNI AU dalam pengendalian arus berita baik tertulis, maupun lisan.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu pemimpin dalam menentukan atau mengambil
keputusan/kebijakan.
84
1) Sangat rahasia (SR). Sangat rahasia adalah klasifikasi tulisan dinas yang
isinya memerlukan tingkat pengamanan tertinggi. Klasifikasi ini erat hubungan-
nya dengan keamanan dan keselamatan negara, yang bila disiarkan dengan
tidak sah, dapat mengakibatkan kesalahan yang sangat fatal dan hanya boleh
diketahui oleh pejabat yang berhak menerima. Beberapa contoh yang
berhubungannya dengan klasifikasi sangat rahasia sebagai berikut:
85
m) Teknik atau cara baru dan khusus, yang akan digunakan dalam
operasi di kemudian hari. Nama serta susunan pasukan, di mana saja
tempatnya, yang khusus diperuntukan dalam penggunaan teknik dan cara
dimaksud.
n) Foto, klise, fotostat, diagram atau model dari bahan yang termasuk
klasifikasi rahasia.
3) Biasa. Klasifikasi biasa adalah klasifikasi tulisan dinas yang isinya tidak
perlu pengamanan khusus, tetapi tidak berarti bahwa isi tulisan dinas dapat
disampaikan kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
24. Pengurusan Surat Masuk. Surat masuk adalah semua tulisan dinas atau surat
pribadi yang diterima dari instansi/pihak lain, untuk diteruskan kepada alamat yang dituju.
Untuk memudahkan pengawasan dan pengendaliannya, penerimaan surat masuk
hendaknya dipusatkan di sekretariat atau bagian yang ditugaskan untuk itu. Seorang
pejabat yang menerima surat secara langsung dari pengirim, sebaiknya memberitahukan
kepada sekretariat, agar surat tersebut dapat dicatat pada buku agenda.
86
1) Tahap penerimaan.
2) Tahap pencatatan.
3) Tahap pengolahan.
87
4) Tahap penyimpanan.
Contoh buku ekspedisi/tanda terima dapat dilihat pada contoh 45 dan 46.
25. Pengurusan Surat Keluar. Surat keluar adalah semua tulisan dinas yang akan
dikirim kepada pejabat di luar instansi sendiri sesuai dengan alamat yang tercantum pada
tulisan dinas, atau sampulnya. Surat keluar dapat timbul karena adanya kebijakan
pemimpin, sebagai reaksi atas suatu aksi, atau sebagai suatu konsep baru. Untuk
memudahkan pengawasan dan pengendalian, pengurusan surat keluar hendaknya
dipusatkan di sekretariat/urusan tata usaha.
88
a) Penyiapan/penyusunan konsep.
b) Pembubuhan paraf.
(2) Paraf dibubuhkan di sebelah kiri bawah tajuk tanda tangan pada
lembar kedua, dengan urutan:
(a) Konseptor.
d) Penomoran.
89
90
3) Sampul surat. Sampul surat adalah alat untuk melindungi surat dari
kebocoran atau kerusakan. Sampul dibuat dari kertas yang tahan sobek dan
tahan air. Ukuran sampul surat sebagai berikut:
b) 19 cm x 25 cm (ukuran sedang).
c) 24 cm x 34 cm (ukuran folio/A-4).
Contoh buku verbal dan sampul surat dapat dilihat pada contoh 49 dan 50.
1) Susunan buku. Buku terdiri atas sampul buku dan isi buku.
91
b) Isi buku.
(1) Sampul dalam menggunakan kertas yang lebih tipis (80 gram),
tulisannya sama dengan sampul luar.
92
(5) Peraturan/Keputusan.
b) Hasil seminar.
c) Hasil Rapim.
d) Himpunan:
93
e) Buku-buku pelajaran.
f) Terminologi.
g) Naskah-naskah lainnya.
4) Warna sampul. Warna kulit buku (cover) menggunakan warna biru tua.
5) Nomor kode. Nomor kode yang digunakan terdiri atas NIPB dan NIPT.
Contoh:
Penjelasan:
94
(a) Tanggal.
NIPB.
= Lingkungan/Satker/instansi.
= Badan.
= Staf.
NIPT.
= PP.
= AP.
= CP (perihal).
(e) Judul.
(l) Keterangan.
26. Penyampaian Tulisan Dinas. Penyampaian tulisan dinas merupakan salah satu
kegiatan penting dalam penyelenggaraan administrasi umum/bagian dari kegiatan minu
TNI AU, berfungsi meneruskan, mengirim, dan menyampaikan produk-produk minu
berupa tulisan dinas. Dalam pelaksanaan penyampaian tulisan dinas perlu
memperhatikan sarana atau media penyampaian tulisan dinas yang digunakan,
klasifikasi, derajat, macam, dan area/lokasi alamat, serta penggunaan media/sarana dinas
secara aman, cepat, tepat, dan hemat.
95
sebagai komunikasi terbatas. Ditinjau dari minu TNI AU, komunikasi dalam arti
terbatas hanya mencakup kegiatan khusus mengenai penggunaan alat/sarana untuk
menyampaikan tulisan dinas serta tata cara pelaksanaannya dalam rangka
penyelenggaraan minu TNI AU.
4) Aman, dalam arti tulisan dinas tidak bocor, rusak, hilang atau jatuh ke
tangan yang tidak berhak menerima.
1) Bentuk.
(1) Petunjuk.
(3) Perintah.
(4) Teguran.
(5) Pujian.
(2) Keluhan.
(3) Pendapat.
(4) Saran.
96
3) Intrainsuler (antarpulau).
4) Internasional (antarnegara).
1) Caraka.
2) Kurir.
3) Paktir.
4) Pos TNI AU dan PT Pos Indonesia.
1) Caraka.
2) Kurir.
97
3) Paktir.
1) Caraka.
a) Caraka.
a. Caraka/Kurir.
98
a) Kurir tetap, yang tugasnya diatur menurut rute dan waktu yang telah
ditetapkan.
3) Persyaratan caraka/kurir.
4) Perlengkapan Caraka/Kurir.
99
(6) Peta.
(7) Kompas.
(1) Kegiatan.
(2) Personel.
(3) Perlengkapan.
(5) Usul/saran.
a) Penerimaan.
(2) Surat-surat yang bersifat pribadi harus ada surat kuasa dari
pejabat yang mengirimnya.
100
(c) Atau dengan cara lain yang lebih sempurna yang penting
musuh tidak dapat merampas surat-surat/dokumen-dokumen
yang dibawanya.
f) Penyerahan surat-surat.
101
1) Perlengkapan paktir.
102
d) Tas surat.
e) Alat angkutan.
(1) Paktir harus memeriksa kiriman pos satu per satu. Kiriman
pos yang tidak memenuhi syarat harus dikembalikan kepada
pengirim disertai penjelasan seperlunya (tertulis maupun lisan).
(2) Surat panggilan atau kiriman tercatat, pos wesel, pos paket
diserahkan langsung kepada yang berhak, dengan menggunakan
buku pengantar yang khusus untuk itu.
103
e) Jika terjadi porto denda pada waktu penerimaan kiriman pos, paktir
dapat melakukan pembayaran terlebih dulu, kemudian meminta ganti
kepada si alamat saat penyerahan kiriman pos tersebut.
3) Sarana pencatatan.
c. Pos.
104
1) Dasar.
3) Pengiriman surat pos dinas. Wewenang untuk mengirim surat pos dinas
dapat bersifat:
a) Umum, yang berarti semua jenis surat pos dinas diperkenankan dan
dapat ditujukan kepada semua alamat.
4) Isi surat pos dinas. Pengiriman lebih dari surat dinas untuk alamat yang
sama maka surat-surat itu harus dimasukkan ke dalam satu sampul. Di
tempat-tempat yang tidak mempunyai perhubungan pos tiap hari, pengirim
mengumpulkan surat-surat pos untuk alamat yang sama sampai hari
pengiriman pos.
5) Petunjuk dinas dan cap jabatan. Setiap surat pos dinas di samping
diberi nomor urut dan tanggal, pada bagian alamat di sebelah atas tengah
dibubuhi petunjuk “DINAS” dan di sebelah kiri bawah dibubuhkan cap jabatan
dari si pengirim.
105
BAB VI
TATA NASKAH
30. Umum. Tata naskah (takah) adalah salah satu kegiatan minu TNI AU, yang
berkaitan erat dengan pemrosesan/penanganan tulisan dinas/naskah dan merupakan
kegiatan terpadu dalam pengolahan, pengendalian/pengawasan, pemeliharaan, dan
penyajian serta penyelamatan data informasi mengenai permasalahan tertentu di dalam
suatu berkas yang disusun secara kronologis. Takah dengan segala perlengkapannya
merupakan sarana untuk mempermudah dan memperlancar penyelesaian suatu masalah
di dalam kegiatan administrasi. Untuk tercapainya daya guna dan hasil guna yang
optimal dalam pemrosesan takah, perlu adanya pengetahuan, penghayatan, dan
pengamalan serta kerja sama yang baik dari semua pihak, baik pemimpin, pembantu
pemimpin, pelaksana maupun unsur pelayanan, tentang arti dan pentingnya takah
sehingga semua persoalan dapat diselesaikan dengan cepat, tepat, tertib, lancar, dan
aman. Oleh karena itu, maka perlu adanya peraturan/ketentuan tentang sistem takah
yang dapat digunakan sebagai pedoman di lingkungan TNI AU yaitu:
106
1) Memproses persoalan/masalah.
107
1) Membuka/menutup takah.
2) Memberi tanggapan/diskusi/keputusan.
3) Menentukan klasifikasi.
a) Nomor takah.
b) Dibuka oleh.
c) Tanggal dibuka.
e) Satuan/instansi.
f) Pokok persoalan.
g) Anak persoalan.
h) Perihal/cucu persoalan.
108
(3) Diketahui
a) Klasifikasi.
d) Lembaran ke.
e) Takah nomor.
(1) Kepada.
109
(6) Keterangan.
a) Nomor urut.
b) Tanggal buka.
c) Nomor takah.
d) Dibuka oleh.
e) Perihal/cucu persoalan.
f) Keterangan.
110
a) Tanggal kirim.
b) Nomor urut.
c) Nomor takah.
d) Kepada.
6) Buku takah (BT). BT digunakan untuk mencatat surat atau tulisan dinas
yang akan diproses dengan takah, baik yang diterima maupun yang dikirim
oleh badan/instansi/lembaga yang bersangkutan. Dari BT ini dapat diketahui
banyaknya surat pada setiap Takah. BT memuat lajur/kolom sebagai berikut:
a) No.
b) Nomor Takah.
c) Tgl.
d) Kode.
e) Perihal.
f) Konsep dari.
g) Pengolahan.
h) Ditandatangani tanggal.
i) Keterangan.
a) Cap bundar.
111
a) Map takah.
b) Lembaran catatan.
112
(2) Perlu diketahui bahwa perihal di dalam takah tidak selalu sama
dengan perihal dalam tulisan dinas, perihal takah mencakup lingkup
yang lebih luas dibanding dengan perihal dalam tulisan dinas,
sehingga ada kemungkinan dalam suatu takah akan dijumpai
bermacam-macam perihal tulisan dinas. Hal demikian adalah
biasa, asalkan masih dalam lingkup judul takah dan dapat
mendukung pelaksanaan sistem takah yang tepat/baik.
(c) Perihal (CP): Cuti pamen, tahun 2007 (diberi nomor kode
berurutan sesuai dengan catatan pada buku takah banyaknya
perihal yang ada dalam lingkup AP).
113
Contoh: 08/08/02/Kohanudnas
08 = PP bidang personel.
114
(4) Setiap naskah diberi nomor kode N-1, N-2 dst sesuai dengan
urutan penerimaan diberi lingkaran.
115
N-5
N-3
116
117
(4) Kolom nomor takah setiap halaman harus diisi sesuai dengan
nomor takahnya.
c. Peredaran Takah. Jika naskah dan lembaran catatan di dalam sebuah takah
sudah ditata sesuai dengan ketentuan, maka takah siap diedarkan. Langkah-
Langkah yang perlu diambil dalam penyelesaian suatu persoalan adalah:
118
34. Pemeliharaan Takah. Takah beserta isinya perlu dipelihara serta diperlakukan
secara rapi dan hati-hati. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
c. Map takah yang rusak berat dan sulit diperbaiki diganti dengan map takah
baru, dengan masih menggunakan kolom edaran, kolom ajukan kembali, dan kolom
buka/ tutup dengan cara memotong dan menempelkan pada map takah baru.
35. Penyimpanan Takah. Takah yang telah kembali, disimpan sementara dan
diperlakukan sebagai berikut:
119
b. Takah yang mempunyai pokok persoalan yang sama disimpan pada kotak
yang sama, dan dalam penyimpanan dipilih lagi menjadi anak persoalan. Kalau
takah disimpan dalam ordner yang tidak menggunakan penjepit, setiap ordner diberi
nomor pokok persoalan pada punggungnya dan punggung ordner dihadapkan ke
luar dan diletakkan berdiri, agar memudahkan pencarian kembali.
c. Takah tidak dibenarkan dibawa pulang, jika terpaksa harus dibawa, maka
diwajibkan melapor ke Kaset/pejabat minu untuk dicatat dalam buku ekspedisi takah.
36. Penyusutan Takah. Penyusutan takah bertujuan untuk memperkecil jumlah takah
yang sudah tidak digunakan secara langsung sebagai alat administrasi. Penyusutan
dilakukan sebagai berikut:
a. Dipilah-pilah antara takah yang masih aktif dan takah yang persoalannya sudah
selesai (status disimpan).
c. Takah yang persoalannya tidak berkembang lagi dan takah yang berumur
lebih dari dua tahun disisihkan serta diserahkan kepada bagian arsip untuk
menunggu penyusutan.
BAB VII
FORMULIR
37. Umum. Dalam pelaksanaan tugas administrasi, formulir sering digunakan untuk
merekam berbagai data dan keterangan. Formulir adalah sehelai kertas atau lebih
dengan ukuran tertentu yang terbagi dalam lajur dan kolom, digunakan untuk
merekam/mencatat data/keterangan bidang tertentu, dan dilengkapi dengan petunjuk
pemakaian/ pengisiannya. Dengan adanya formulir, pekerjaan dapat diselesaikan dengan
lancar, sehingga pengulangan dan kesalahan pekerjaan dapat dihindari. Agar pembuatan
dan pemakaian formulir sesuai dengan tujuan perlu diberikan petunjuk tentang tata cara
pembuatan dan penggunaan formulir, dengan tujuan tercapai kesamaan pengertian dan
keseragaman bertindak dalam rangka pelaksanaan minu di lingkungan TNI AU.
120
39. Pelaksanaan.
b. Bentuk dan Susunan Formulir. Bentuk dan susunan formulir terdiri atas:
121
1) Bagian kepala.
d) Judul formulir.
e) Nomor registrasi.
c. Macam-Macam Formulir.
122
(1) Formulir yang digunakan di seluruh jajaran TNI AU, baik yang
berasal dari lingkungan TNI AU maupun dari luar.
d. Penyimpanan.
1) Semua formulir yang telah disahkan dan dinyatakan baku harus dicatat
dan diberi nomor kode.
2) Pencatatan formulir dan tata cara pemberian nomor yang berlaku untuk
seluruh jajaran di lingkungan TNI AU dilakukan oleh Setumau.
a) Formulir baru.
123
124
BAB VIII
PENUTUP
41. Dengan tersusunnya Petunjuk Administrasi Umum TNI AU ini diharapkan dapat
tercapai adanya kesamaan pengertian, keseragaman bentuk, cara pembuatan, dan
pengolahan serta pengawasan dan pengendalian tulisan dinas sehingga
penyelenggaraan administrasi umum di lingkungan TNI AU dapat lebih berhasil dan
berdaya guna.
Wakasau : Kepala Staf Angkatan Udara
Kadiskumau : Subandrio
Marsekal TNI
Kasetumau :
Autentikasi
Sesuai dengan aslinya
Kepala Sekretariat Umum Angkatan Udara
Siti Zubaidah R.
Kolonel Adm NRP 504337