TULISAN DINAS
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Agar pelaksanaan peran dan tugas pokok TNI berjalan dengan lancar perlu
pembinaan beberapa sistem, salah satu diantaranya adalah pembinaan administrasi
secara terus-menerus dan terarah yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b. Tulisan dinas merupakan produk dalam Minu TNI, dibuat/ditertibkan dalam
rangka pelaksanaan tugas dan merupakan salah satu mata rantai untuk
memperlancar pelaksanaan tugas serta kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas
pokok.
1) Pendahuluan.
2) Bentuk dan tataran tulisan dinas.
3) Tata cara penyusunan dan pengetikan Tuldis
4) Singkatan dan Akronim.
5) Penataan Tuldis
6) Ralat,perubahan,pencabutan dan pembatalan
7) Evaluasi.
8) Penutup.
4. Pengertian.
RAHASIA
2
b. Tulisan dinas. Tulisan dinas adalah semua tulisan yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang di lingkungan TNI dalam rangka melaksanakan
tugas/kegiatan dibidang masing-masing dan disusun menurut bentuk–bentuk yang
telah ditetapkan.
c. Cetak Tebal. Cetak tebal digunakan pada kata atau kelompok kata tertentu
didalam tulisan dinas yang menunjukan bahwa kata/kelompok kata tersebut
mempunyai kedudukan penting.
e. Garis Penutup. Garis penutup adalah garis yang digunakan untuk menutup
kelompok kata sehingga kata-kata tersebut merupakan suatu bagian tersendiri,
misalnya garis yang terdapat dibawah nama badan disudut kiri atas suatu tulisan
dinas. Jarak antara garis dengan baris terakhir kata-kata tersebut maksimal satu
enter ukuran single, dan panjang garis sama dengan panjang baris kata/kalimat
terpanjang dari kelompok kata.
BAB II
BENTUK DAN TATARAN TULDIS
a. Bentuk tulisan dinas yang diatur dalam Minu TNI terdiri atas :
1) Peraturan.
2) Perintah Harian.
3) Instruksi.
4) Keputusan.
5) Surat Edaran.
6) Surat Perintah/Surat tugas.
7) Surat.
8) Nota Dinas.
9) Telegram.
10) Surat Telegram.
11) Laporan.
12) Pengumuman.
13) Surat Pengantar.
15) Naskah dinas lainnya, seperti Surat Perjalanan Dinas, Surat Izin, Surat
Izin Jalan/Surat Jalan, Surat Kuasa, Kartu Undangan dan Amanat/Sambutan
serta Berita Acara.
b. Bentuk tulisan dinas yang tidak diatur dalam Minu TNI dan tetap digunakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang masing-masing sebagai berikut :
7. Tataran Tulisan dinas. Tataran tulisan dinas adalah tingkat atau kedudukan
suatu tulisan dinas terhadap tulisan dinas lainnya yang ditentukan menurut liputan
isi, tingkat klasifikasi, serta pejabat yang berwenang mengeluarkan. Tataran tulisan
dinas diatur sebagai berikut
a. Tataran Pertama
8. Evaluasi.
b. Sebutkan bentuk Tuldis yang tidak diatur dalam Administrai Umum Angkatan
Darat !
BAB III
TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGETIKAN TULDIS
9. Umum. Suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam mewujudkan integrasi TNI
serta keseragaman di bidang Minu di lingkungan TNI, adalah tulisan dinas merupakan
suatu urat nadi bagi kelancaran jalannya Minu. Untuk itu, perlu pengaturan dalam
penyusunan dan pengetikan tulisan dinas, sebagai pedoman bagi setiap pejabat yang
berwenang, agar tercapai kesamaan dalam cara-cara pembuatan, pengolahan dan
pengawasan tulisan dinas yang dimaksud dan merupakan suatu kebulatan pikiran yang
jelas, padat, dan meyakinkan.
a. Ukuran kertas. Ukuran kertas yang resmi digunakan dalam tulisan dinas
adalah kuarto (A-4: 297 mm x 210 mm). Dalam keadaan tertentu, dapat pula
digunakan kertas dengan ukuran :
b. Ruang tepi. Demi keserasian dan kerapian, tidak seluruh halaman kertas
digunakan dalam pembuatan tulisan dinas. Untuk itu, perlu ditetapkan ruang tepi
atas, tepi bawah, tepi kiri, dan tepi kanan yang tetap dibiarkan kosong. Penentuan
ruang tepi dilakukan berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin ketik/komputer.
1) Ruang tepi atas ditetapkan tiga kait/0,8 inci (2.03 cm) dari tepi atas
kertas. Tulisan paling atas adalah klasifikasi (bila ada), nama instansi (kop),
dan nomor halaman.
11. Jenis dan Ukuran Huruf. Ukuran huruf dan angka yang digunakan untuk
pembuatan tulisan dinas dibedakan antara ukuran huruf dan angka untuk produk tulisan
dinas yang tidak dicetak dengan yang dicetak/berbentuk buku/berbentuk formulir khusus
ditentukan sebagai berikut :
a. Ukuran huruf dan angka untuk produk tulisan dinas yang digunakan dalam
kegiatan surat menyurat dinas/pelaksanaan administrasi umum bila menggunakan
komputer untuk keseragaman dan keserasian dibuat dengan huruf Arial ukuran 12
sedangkan untuk naskah yang seluruhnya huruf kapital menggunakan huruf Arial
ukuran 11, khusus untuk telegram atau surat telegram menggunakan huruf Arial
ukuran 9, dan amanat/sambutan menggunakan huruf Arial ukuran 14, sedangkan
untuk yang masih menggunakan mesin tik dengan huruf yang standar/ terdapat
dalam mesin tik tersebut.
7
b. Ukuran huruf dan angka untuk produk tulisan dinas yang dicetak/berbentuk
buku/berbentuk formulir khusus, dibuat dengan huruf yang disesuaikan dengan
bentuk dan memperhatikan keserasian serta sistematika penyusunannya.
12. Penulisan Klasifikasi. Apabila suatu tulisan dinas mempunyai tingkat klasifikasi
tertentu (Sangat Rahasia dan Rahasia), penulisannya diatur sebagai berikut :
b. Tingkat klasifikasi untuk surat, telegram, dan surat telegram diletakkan pada
nomor dan ruang klasifikasi. Sedangkan nota dinas diletakkan pada nomor saja
dengan kode singkatan. Selanjutnya, seluruh naskah diperlakukan sesuai dengan
tingkat klasifikasi tanpa mencantumkannya pada tiap halaman.
13. Kop/Kepala Surat. Pada tulisan dinas digunakan dua macam kop/kepala surat
yaitu :
2) Kop nama badan terdiri atas sebutan nama badan yang ditulis di
sebelah kiri atas kertas.
14. Susunan Tulisan dinas. Tulisan dinas hendaknya dibuat menurut penge-
lompokan ruang lingkupnya. Ruang lingkup tulisan dinas terdiri atas bagian, bab, pasal,
subpasal, dan seterusnya. Tidak setiap tulisan dinas harus dibuat menurut susunan ini.
Dalam hal ini, keluasan dan kedalaman materi harus dijadikan pertimbangan utama. Untuk
itu ada beberapa kemungkinan yang dapat digunakan.
b. Susunan bab dan pasal. Dalam susunan ini bab merupakan kelompok
terbesar yang terdiri atas sejumlah pasal. Urut-urutan ini bersifat mutlak. Bab
dicantumkan di tengah, sedangkan pasal dapat dicantumkan di samping kiri atau di
tengah (penulisannya sama dengan subsubsubpasal (1).
c. Susunan judul tengah, samping, dan pasal. Dalam susunan ini tidak
digunakan kata bagian, bab ataupun pasal. Judul tengah merupakan kelompok
terbesar yang mencakup beberapa judul samping, dan judul samping meliputi pasal-
pasal dibawahnya. Nomor urut pasal seluruhnya ditulis di samping kiri.
d. Susunan judul tengah dan pasal. Dalam susunan ini juga tidak digunakan
kata bagian, bab ataupun pasal. Judul tengah mencakup pasal-pasal dibawahnya.
Nomor pasal seluruhnya ditulis di samping kiri.
e. Susunan judul samping dan pasal. Susunan ini pun tidak menggunakan
kata bagian, bab ataupun pasal. Judul samping mencakup pasal-pasal yang
terdapat dibawahnya. Semua nomor pasal ditulis di samping kiri.
f. Susunan pasal. Dalam susunan ini, seluruh materi tulisan dinas dituangkan
ke dalam urut-urutan pasal, baik pasangannya di samping kiri ataupun tengah.
9
Susunan ini digunakan untuk suatu tulisan dinas dengan ruang lingkup yang
sederhana. Khusus pada tulisan dinas yang berbentuk surat, pemakaian nomor
pasal tidak merupakan keharusan.
b. Judul tulisan dinas. Kebanyakan isi tulisan dinas dimulai dengan suatu
rumusan singkat dan lazim disebut judul tulisan dinas. Dalam tulisan dinas yang
sederhana, misalnya surat dan nota dinas, judul tulisan dinas ditulis di ruang perihal.
Dalam peraturan, keputusan, instruksi, petunjuk pelaksanaan, surat edaran, dan
pengumuman, judul tulisan dinas ditulis di bawah tentang.
2) Sesuai dengan pengertian judul tengah, bagian dan bab dapat pula
digolongkan ke dalam judul tengah. Dalam hal ini, kata bagian dan atau bab
harus dicantumkan di sebelah atas judul tengah.
16. Tata Cara Penomoran. Nomor di dalam tulisan dinas dibuat secara berurutan,
mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, dengan ketentuan sebagai berikut :
b. Bab. Bab-bab di dalam satu bagian diberi nomor urut dengan angka
Romawi, seluruhnya dalam huruf kapital, ditebalkan, dan tidak diakhiri dengan titik.
Bab ditulis di tengah, langsung setelah bagian atau pasal terakhir dari bab
sebelumnya.
c. Pasal. Pasal-pasal dari satu bagian diberi nomor secara berurutan dalam
angka Arab, mulai dari nomor 1. 2. 3. dan seterusnya. Nomor pasal diakhiri
dengan titik.
11
b) Bentuk tulisan dinas yang terdiri lebih dari satu halaman pada
halaman kedua dan seterusnya diberi nomor halaman dengan
menggunakan angka Arab (2, 3, 4 dst).
2) Huruf pertama judul pasal diketik pada ketukan ke-10 s.d. 15 dari
ruang tepi.
2) Huruf pertama teks dimulai pada ketukan ke-10 s.d. 15 dari ruang tepi,
sedangkan huruf pertama baris kedua dan seterusnya diketik lurus di bawah
13
6) Tulisan dinas tanpa nomor pasal. Tiap alinea dalam tulisan dinas
tanpa nomor pasal dianggap sebagai satu pasal. Oleh karena itu,
pengetikan huruf pertama dari setiap alinea dimulai pada ketukan keenam
dari awal mengetik, sedangkan huruf pertama baris-baris berikutnya diketik
mulai dari ruang tepi.
a. Satu kait (dua gigi). Satu kait/enter digunakan untuk naskah akhir tulisan
dinas. Jika isi tulisan dinas tidak terlalu panjang, maka demi kerapian dan
keserasian, jaraknya dapat lebih dari satu kait, maksimal tiga kait.
7) Antara baris terakhir tulisan dan tajuk tanda tangan (jarak minimal).
8) Antara baris terakhir dan klasifikasi, dan dengan tepi bawah kertas
(jarak minimal) bila tidak ada klasifikasi.
15
19. Tajuk Tanda Tangan. Penulisan tajuk tanda tangan dalam tulisan dinas diatur
sebagai berikut :
1) Nama jabatan dan nama badan ditulis lengkap, dengan huruf kapital
pada awal kata (Title Case).
20. Nomor Kopi. Nomor kopi adalah nomor yang digunakan untuk menunjukkan
bahwa tulisan dinas dibuat dalam jumlah terbatas dan distribusinya tertentu/diawasi.
Pencantuman nomor kopi diatur sebagai berikut :
c. Halaman pertama lampiran memuat nomor kopi yang sama dengan tulisan
dinas induk.
16
d. Pendistribusian tulisan dinas yang bernomor kopi harus sama dengan daftar
distribusinya. Oleh karena itu, daftar distribusi harus dicantumkan sebagai
lampiran, kecuali pada TR dan STR, daftar distribusinya disimpan oleh
Katuud/pejabat sekretariat masing-masing.
21. Rujukan (Referensi). Rujukan adalah dasar yang digunakan sebagai acuan
(referensi) dalam pembuatan suatu tulisan dinas. Rujukan dapat berupa tulisan dinas,
peta/dokumen lain.
2) Pada bentuk surat, dan nota dinas, rujukan dicantum-kan pada pasal
pertama, didahului dengan kata-kata : berdasarkan, dasar, sehubungan
dengan, memperhatikan.
b. Rujukan yang lebih dari satu, agar disusun berdasarkan tingkat/tataran dan
kronologis tulisan dinas.
c. Jika suatu peta digunakan sebagai rujukan, maka harus ditulis lengkap nomor
lembar peta, nama daerah, kedar, dan tahun pembuatannya. Oleat dan atau peta
yang telah dilengkapi dengan tanda-tanda taktis dimasukkan ke dalam kelompok
lampiran dan tidak dalam kelompok rujukan.
d. Suatu rujukan tidak harus disertakan pada tulisan dinas induknya. Jika
dipandang perlu untuk disertakan, maka pada sudut kanan atas halaman pertama
rujukan harus dicantumkan kata sebagai berikut :
22. Naskah Induk. Naskah Induk adalah tulisan dinas yang memuat inti/pokok dari
naskah yang menyertainya (lampiran).
b. Penulisan tulisan dinas yang memiliki lampiran, ditulis hanya pada setiap
halaman pertama lampiran yang diberi kode dengan menyebutkan nama tulisan
dinas, nomor, dan tanggal menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata, baris
paling atas sebaris dengan baris pertama kop nama badan dan di bawah baris
paling bawah diberi garis penutup sepanjang yang terpanjang di atasnya.
Lampiran tunggal tidak diberi nomor urut, lampiran yang lebih dari satu diberi
nomor urut dengan angka Romawi.
Contoh :
Contoh :
1) Sublampiran A Lampiran I
Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat
Nomor
Tanggal
2) Sublampiran Lampiran
Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat
Nomor
Tanggal
[
Contoh :
18
1) Subsublampiran 1 Sublampiran A
Lampiran I Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat
Nomor .
Tanggal
b) Subsublampiran Sublampiran A
Lampiran Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat
Nomor
Tanggal
e. Jika lampiran suatu tulisan dinas terdiri atas berbagai tingkat klasifikasi, maka
seluruh lampiran diperlakukan menurut tingkat klasifikasi tertinggi.
f. Jika sublampiran suatu tulisan dinas terdiri atas berbagai tingkat klasifikasi,
maka seluruh subsubsublampiran diberi nomor urut dengan huruf kecil. Contoh :
24. Daftar Distribusi. Daftar distribusi adalah daftar susunan jabatan yang dibuat
oleh kepala sekretariat atau pejabat di bidang Minu, digunakan sebagai pedoman
pendistribusian tulisan dinas. Pengelompokan daftar distribusi dapat diatur dengan pola
umum sebagai berikut :
Contoh :
DISTRIBUSI A
Distribusi A-1 :
1. Kasad
2. Wakasad
19
Distribusi A-2 :
1. Irjenad
2. Aspam Kasad
3. Asops Kasad
4. Aspers Kasad
5. Aslog Kasad
6. Aster Kasad
7. Asrena Kasad
8. Koorsahli Kasad
Distribusi A-3 :
1. Gub Akmil
2. Danseskoad
3. Dansecapaad
4. Danpuspomad
5. Danpusterad
6. Danpusintelad
7. Danpuspenerbad
8. Dirziad
9. Dirhubad
10. Dirpalad
11. Dirbekangad
12. Dirkesad
13. Dirajenad
14. Dirtopad
15. Dirkuad
16. Dirkumad
17. Kadispenad
18. Kadisbintalad
19. Kadispsiad
20. Kadislitbangad
21. Kadisinfolahtad
22. Kadisjasad
23. Koorspri Kasad
24. Kasetumad
25. Dandenma Mabesad
26. Kapuskodalops
Distribusi A-4 :
1. Pangkostrad
2. Dankodiklat TNI AD
3. Danjen Kopassus
4. Pangdam I/Bukit Barisan
5. Pangdam II/Sriwijaya
6. Pangdam III/Siliwangi
7. Pangdam IV/Diponegoro
8. Pangdam V/Brawijaya
9. Pangdam VI/Tanjungpura
10. Pangdam VII/Wirabuana
11. Pangdam IX/Udayana
20
DISTRIBUSI B
Distribusi B-1 :
Distribusi B-2 :
1. Pangdivif 1/PVG Kostrad
2. Pangdivif 2/WSY Kostrad
3. Ka RSPAD GS
Distribusi B-3 :
Distribusi B-4 :
1. Para Danpusdik
2. Tua STHM Ditkumad
3. Kalemjiantek Kodiklat TNI AD
4. Para Danrindam
5. Danpuslatpur Kodiklat TNI AD
6. Danpussimpur Kodiklat TNI AD
Distribusi B-5 :
DISTRIBUSI C
f. Daftar distribusi tidak digunakan, jika kelompok alamat yang dituju hanya
beberapa atau sebagian saja dari jabatan yang tercantum di dalam daftar alamat
tulisan dinas.
25. Evaluasi.
a. Jelaskan ketentuan Tajuk tanda tangan !
b. Jelaskan penentuan ruang tepi yang berdasarkan ukuran yang terdapat pada
mesin ketik/ komputer !
BAB IV
SINGKATAN DAN AKRONIM
26. Umum.
b. Dalam tulisan dinas yang ditujukan kepada instansi di luar Angkatan Darat
seyogianya tidak menggunakan singkatan/akronim Angkatan Darat.
K(epal)a = Ka
P(erwir)a = Pa
B(intar)a = Ba
T(ingg)i = Ti
K(e)u(angan) = Ku
K(e)am(anan) = Kam
P(eng)am(anan) = Pam
P(er)al(atan) = Pal
d. Merangkaikan suku kata pertama dengan fonem/huruf akhir dari kata yang
disingkat, sehingga membentuk satu “suku kata” baru, misalnya :
Se(kretaria)t = Set
Di(rektu)r = Dir
De(taseme)n = Den
Pe(neranga)n = Pen
Di(na)s = Dis
Ang(kutan) = Ang
Wa(kil) = Wa
Jen(deral) = Jen
Ko(mando) = Ko
Kep(utusan) = Kep
Pus(at) = Pus
Inf (anteri) = Inf
Kom(unikasi) = Kom
(Resi)men = Men
(Bi)ro = Ro
(De)wan = Wan
(Perta)han(an) = Han
(Pene)tap(an) = Tap
(Pene)lit(ian) = Lit
(Ad)min(istrasi) = Min
Apabila akronim terdiri atas dua atau lebih akronim, maka hal ini
dipandang sebagai dua buah kata yang masing-masing berdiri sendiri,
misalnya :
Kapuspen TNI.
Danjen Akademi TNI.
Kasetum Mabes TNI.
25
TNI
PTIK
STNK
SIM
rapim
latgab
kamtib
komsos
Dephan
Wakasad
Ditpamal
Contoh :
d. Kata-kata yang sudah singkat dan tidak dirangkaikan lagi dengan kata-
kata lain pada umumnya tidak disingkat misalnya :
33. Evaluasi
a. Jelaskan cara pembentukan singkatan !
BAB V
PENATAAN TULISAN DINAS
34. Umum. Untuk terwujudnya suatu kesamaan pengertian dan keseragaman dalam
bentuk-bentuk tulisan dinas, perlu adanya suatu petunjuk atau pedoman cara pembuatan
dan pengolahan serta pengawasan untuk pembuatan setiap bentuk tulisan dinas yang
sesuai dengan Minu AD.
Contoh : Perpang/1/III/2007
Perkasad/1/III/2007
4) Autentikasi.
Djoko santoso
Jenderal TNI
Autentikasi
Direktur Ajudan Jenderal Angkatan darat
S. Aritonang
Brigadir Jenderal TNI
30
Djoko Santoso
Jenderal TNI
Autentikasi
Direktur Ajudan Jenderal Angkatan darat
S. Aritonang
Brigadir Jenderal TNI
5) Distribusi.
a) Kode/singkatan keputusan
b) Ditulis dengan angka Arab
35
Contoh : Kep/8/III/2007
Kep/9/III/2007
f. Surat Edaran (SE). Surat Edaran adalah suatu bentuk tulisan dinas
yang memuat pemberitahuan tentang tata cara berlaku ataupun hal-hal yang perlu
diperhatikan berdasarkan suatu kebijaksanaan pelaksanaan.
2) Susunan.
a) Kelompok kepala terdiri dari :
(1) Kop Nama badan/Satminkal.
36
2) Susunan.
a) Kelompok Kepala :
b) Kelompok isi :
a) Kelompok kepala :
Contoh :
(6) Surat yang dikirim tidak perlu dibubuhi nomor dan cap
sedangkan sebagai bukti kearsipan nomor cukup pada
pertinggal.
Contoh :
Klasifikasi : Rahasia
Contoh benar :
Lampiran : 2 berkas
Lampiran : Dua puluh lima lembar
Lampiran : 5 eksemplar buku
Contoh :
i. Nota Dinas. Nota dinas adalah bentuk tulisan dinas yang memuat
pemberitahuan, pernyataan, permintaan dari seorang pejabat kepada pejabat lain
secara terbatas didalam lingkungan satminkal sendiri.
a) Kelompok kepala :
b) Kelompok isi, terdiri atas kalimat pembukaan, isi nota dinas, dan
kalimat penutup. Kelompok isi tidak harus selalu dibuat dengan
menggunakan nomor-nomor pasal.
j. Telegram (T). Telegram adalah surat yang dibuat dalam bentuk khusus
yang dikirim melalui jalur komlek, karena perlu penyelesaian segera.
c) Tahun pembuatan.
Contoh :
k. Surat Telegram (ST). Surat telegram adalah surat yang dibuat dengan gaya
telegram, dan pengiriman/penerimaannya melalui kantor pos Angkatan Darat/kantor
pos/caraka/kurir.
Contoh :
(3) Tembusan.
o. Surat Izin (SI). Surat izin adalah bentuk tulisan dinas yang memuat
persetujuan/ izin dari pemimpin satuan/ satminkal, kepada personel untuk
melaksanakan kegiatan di luar fungsi, tugas dan tanggung jawab jabatannya dalam
jangka waktu tertentu, antara lain: melaksanakan ibadah haji, umroh, perjalanan ke
luar negeri (pribadi).
p. Surat Izin Jalan (SIJ)/Surat Jalan (SJ). Surat izin jalan adalah bentuk
tulisan dinas yang memuat persetujuan/izin dari pemimpin satuan/satminkal kepada
personel yang akan bepergian dalam jangka waktu tertentu dengan meninggalkan
dinas, sedangkan surat jalan tidak meninggalkan dinas.
3) Surat izin jalan ditandatangani oleh pejabat yang lebih tinggi dari
pejabat yang akan bepergian, kata surat izin jalan diganti dengan kata surat
jalan (SJ) apabila yang menandatangani lebih rendah.
(1) Kop nama badan atau kop nama jabatan sesuai dengan
kewenangannya.
36. Evaluasi.
BAB VI
RALAT, PERUBAHAN, PENCABUTAN, DAN PEMBATALAN
37. Umum. Setiap naskah yang dibuat tidak tertutup kemungkinan adanya
kesalahan baik dalam kuantitas maupun kualitas maka diperlukan perubahan ralat,
pencabutan dan pembatalan untuk menjamin penyelesaian persoalan yang sedang di
tanganinya.
38. Petunjuk Umum. Apabila suatu tulisan dinas terdapat kesalahan, maka perlu
diadakan pembetulan, sedangkan bentuk pembetulan tergantung pada tingkat
kesalahannya. Tingkat pembetulan diatur sebagai berikut :
a. Ralat.
b. Perubahan.
c. Pencabutan.
d. Pembatalan.
39. Penggunaan.
40. Bentuk.
1) Bentuk tulisan dinas untuk ralat dan perubahan peraturan, ins, kep,
surat edaran, dan sprin/sgas, sama dengan bentuk yang diralat atau diubah.
2) Bentuk tulisan dinas yang lain untuk ralat atau perubahannya dapat
menggunakan surat, telegram, surat telegram atau nota dinas.
42. Nomor dan Tanggal. Tata cara penomoran dan pemberian tanggal pada ralat,
perubahan, pencabutan, dan pembatalan diatur sebagai berikut :
a. Ralat. Nomor ralat tulisan dinas yang berbentuk peraturan, ins, kep, SE,
dan sprin/sgas menggunakan nomor lama dengan tanggal baru, tulisan bentuk
lainnya menggunakan nomor dan tanggal baru.
b. Perubahan.
Cara penomoran :
53
2) Nomor dan tanggal perubahan tulisan dinas yang lain adalah sesuai
dengan nomor tanggal waktu perubahan dikeluarkan.
43. Evaluasi.
a. Jelaskan kegunaan dari ralat, perubahan, pencabutan dan pembatalan !
b. Jelaskan tata cara penomoran dan pemberian tanggal pada ralat, pe-
rubahan, pencabutan, dan pembatalan !
c. Jelaskan penandatanganan bentuk ralat, perubahan dan pembatalan !
BAB VII
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
45. Penutup. Demikian naskah departemen ini disusun sebagai bahan ajaran
untuk pedoman bagi Gadik dan Pasis dalam proses belajar mengajar pelajaran Tulisan
Dinas pada pendidikan Diksarcab Ajen.
RAHASIA
DAFTAR ISI
i
HALAMAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum .............................................................................. 1
2. Maksud dan Tujuan ......................................................... 1
3. Ruang Lingkup dan tata urut .......................................... 1
4. Pengertian ...................................................................... 1
BAB II BENTUK DAN TATARAN TULDIS
5. Umum .............................................................................. 2
6. Bentuk-bentuk Tuldis ............. .......................................... 3
7. Tataran Tuldis .................................................................. 4
8. Evaluasi .................................................................... 5
9. Umum .............................................................................. 5
10. Tata cara pengetikan ............ ............ .............................. 5
11. Jenis dan ukuran huruf ............ ........................................ 6
12. Penulisan klasifikasi ......................................................... 7
13. Kop/Kepala surat .............................................................. 7
14. Susunan Tuldis ................................................................. 8
15. Pembuatan judul Tuldis ................................................... 9
16. Tata cara penomoran ...................................................... 10
17. Ketukan ( Spasi Horizontal ) ............................................ 12
18. Kait/Baris/Enter (Spasi Vertikal) ...................................... 14
19. Tajuk tanda tangan ........................................................... 15
20. Nomor Kopi ..................................................................... 15
21. Rujukan (Referensi) ........................................................ 16
22. Naskah Induk ................................................................... 16
23. Lampiran .......................................................................... 16
24. Daftar Distribusi ................................................................ 18
25. Evaluasi ............................................................................ 22
PETUNJUK UMUM
( Khusus Untuk Tenaga Pendidik )
3. Isi Pelajaran :
a. Pendahuluan.
b. Bentuk dan tataran tulisan dinas.
c. Tata cara penyusunan dan pengetikan Tuldis.
d. Penataan tulisan dinas.
e. Ralat, perubahan, pencabutan dan pembatalan.
f. Penutup.
g. Evaluasi.
4. Tujuan pelajaran :
a. Tujuan Kurikuler : Agar Pasis mengetahui tentang Tuldis dan dapat
melaksanakannya dalam pelaksanaan tugas.
b. Tujuan Instruksional :
RAHASIA
2
5) Penataan Tuldis ( 1 JP ).
9) Evaluasi (1 JP)
a) Evaluasi Teori
b) Evaluasi Praktek
5. Metode.
a. Metode utama : Ceramah dan aplikasi.
b. Metode penunjang : Pemberian tugas dan Tanya jawab.
6. Alins/Alongins.
a. Laptop.
b. LCD.
c. Spidol.
d. Laser point.
e. White board.
4
KEGIATAN
NO.
GADIK SERDIK
1 2 3
1. Pendahuluan.
- Menjelaskan secara umum tentang - Memperhatikan, mendengarkan dan
maksud dan ketentuan umum serta mencatat hal-hal yang penting.
tujuan perlunya diberikan pelajaran
Tuldis.
1 2 3
5. Penataan Tuldis
7. Praktek Tuldis
8. Penutup.
1 2 3
9. Evaluasi.
a. Evaluasi Teori :
1) Menyusun bahan ujian yang a. Mengikuti ujian sesuai jadwal dan
diketahui oleh Kadep terkait dan tempat yang ditentukan.
dalam pelaksanaan ujian sebagai
pengawas umum
9. Referensi.
RAHASIA
RAHASIA
NASKAH DEPARTEMEN
tentang
TULISAN DINAS
untuk
DIKSARCAB AJEN
Nomor :
RAHASIA