Anda di halaman 1dari 43

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO Keputusan Komandan Seskoad
Nomor Kep/ / X / 2019
Tanggal Oktober 2019

RENCANA KONTINJENSI TNI


DAN
RENCANA TINDAKAN KONTINJENSI KOTAMAOPS TNI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, tugas menegakkan


kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah, melindungi keselamatan segenap
bangsa, serta mendukung upaya pemeliharaan perdamaian dan ketertiban dunia
dilaksanakan melalui Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain
Perang (OMSP) oleh TNI. Dalam penyelenggaraannya, TNI harus memiliki
“Rencana” sebagai salah satu wujud “kesiapsiagaan TNI”. Salah satu rencana
strategis yang harus disiapkan sejak dini oleh TNI untuk mengantisipasi ancaman
militer maupun nonmiliter adalah Rencana Kontinjensi TNI (Renkon TNI) dan
Rencana Tindakan Kontinjensi Kotamaops TNI (Rentinkon Kotamaops TNI).
Rencana Kontinjensi (Renkon) TNI, merupakan salah satu dokumen strategis dan
merupakan konsep rencana kesiapsiagaan TNI untuk mengantisipasi adanya
kemungkinan ancaman yang akan mengganggu keutuhan, kedaulatan dan
keselamatan NKRI. Proses penyusunan Renkon TNI disusun sedini mungkin
semenjak status eskalasi keadaan masih “damai/tertib sipil”. Setelah rencana
strategis ini disusun, setiap saat dapat ditinjau dan direvisi berdasarkan
perkembangan keadaan kontinjensi dan sesuai dengan perkembangan lingkungan
strategis. Selanjutnya apabila eskalasi keadaan statusnya meningkat menjadi
krisis/konflik yang ditandai dengan indikasi menguatnya ancaman, maka rencana
kontinjensi tersebut disesuaikan/direvisi menjadi rencana operasi militer dan
diberlakukan menjadi Perintah Operasi Militer setelah ada pernyataan keadaan
bahaya/darurat oleh Presiden RI selaku kepala negara.

RAHASIA
2

b. Sementara itu, Rencana Tindakan Kontinjensi Kotamaops TNI (Rentinkon


Kotamaops TNI) pada hakikatnya merupakan dokumen strategis jangka pendek
Kotama, yang berisi tentang rencana penggunaan kekuatan unsur-unsur
Kotamaops TNI untuk menghadapi kontinjensi di wilayah tanggung jawabnya.
Rentinkon Kotamaops TNI antara lain berisi tentang analisis perkembangan
ancaman yang diprediksi menjadi kontinjensi dalam kurun waktu satu tahun
mendatang dan rencana tindakan Kotamaops TNI dalam merespon kontinjensi
tersebut. Penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI harus terencana, terpadu,
komprehensif, dan aplikatif dengan mengutamakan kekuatan nyata di Kotamaops
TNI tersebut sesuai dengan wilayah tanggung jawabnya, serta dapat
mensinergikan dan mengintegrasikan kekuatan lain yang ada di wilayah.

c. Renkon TNI dan Rentinkon Kotamaops TNI yang disusun tersebut harus
realistis, implementatif, praktis dan dapat dipertanggungjawabkan karena Renkon
TNI dan Rentinkon Kotamaops TNI yang baik sudah memberikan keberhasilan
yang lebih besar dan mengurangi kekhawatiran terhadap kegagalan. Agar dicapai
daya guna dan hasil guna yang optimal serta terpenuhinya kebutuhan bahan ajaran
perwira siswa yang mengikuti pendidikan Seskoad, maka disusun bahan ajaran
tentang Renkon TNI dan Rentinkon Kotamaops TNI yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam proses belajar mengajar.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran bagi Dikreg Seskoad.

b. Tujuan. Agar perwira siswa memahami tentang penyusunan Renkon TNI


dan Rentinkon Kotamaops TNI sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Ruang lingkup bahasan ini meliputi penjelasan tentang


hal yang perlu dipahami dan dipedomani dalam proses penyusunan Renkon TNI
dan Rentinkon Kotamaops TNI.

b. Tata Urut. Naskah Departemen ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut :

1) Pendahuluan.
2) Renkon TNI.
3) Rentinkon Kotamaops TNI.
4) Evaluasi Akhir Pelajaran.
5) Penutup.
3

4. Kedudukan. Kedudukan buku ini pada stratifikasi doktrin, berkedudukan di bawah


buku petunjuk induk fungsi operasi TNI dan sebagai petunjuk TNI pada strata strategis
(sub grand strategi militer).

5. Dasar.

a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4169).

b. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439).

c. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959


tentang Pencabutan Undang-Undang Nomor 79 Tahun 1957 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 1957) dan Penetapan Keadaan Bahaya.

d. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 40 Tahun 2008 tanggal 30 Desember


2008 tentang Pedoman Pembentukan dan Pembiayaan Kelompok Kerja di
Lingkungan Dephan dan TNI.

e. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/15/IV/2008 tanggal 4 April 2008


tentang Naskah Sementara Bujukops TNI Kampanye Militer.

f. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/12/III/2009 tanggal 11 Maret 2009


tentang Stratifikasi Doktrin di Lingkungan TNI.

g. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/8/II/2010 tanggal 16 Februari 2010


tentang Buku Petunjuk Induk Operasi TNI.

h. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/15/V/2010 tanggal 5 Mei 2010


tentang Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essensial Force) TNI
Tahun 2010-2024.

i. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/45/VI/2010 tanggal 15 Juni 2010


tentang Doktrin TNI Tridarma Ekakarma (Tridek).
4

j. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/80/X/2010 tanggal 21 Oktober


2010 tentang Buku Petunjuk Induk Kebijakan Strategis dan Perencanaan Umum
TNI.

k. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/72/XII/2010 tanggal 18 Desember


2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Tentara
Nasional Indonesia.

l. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/49/VII/2011 tanggal 5 Juli 2011


tentang Buku Petunjuk Administrasi Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Buku
Petunjuk TNI.

m. Peraturan Panglima TNI Nomor 5 Tahun 2012 tanggal 20 Maret 2012


tentang Pedoman Administrasi Umum TNI.

n. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/474/VII/2012 tanggal 25 Juli 2012


tentang naskah sementara Doktrin TNI Tridarma Ekakarma (Tridek).

o. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1022/X/2018 tanggal 10 Oktober 2018


tentang Rencana Kontinjensi TNI Tahun 2019 dalam Rangka Operasi MIiter Selain
Perang (OMSP) (Revisi).

p. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1451/XII/2018 tanggal 31 Desember


2018 tentang Petunjuk Referensi penyusunan Rencana Tindakan Kontinjensi
Komando Utama Operasi Tentara Nasional Indonesia.

6. Pengertian-Pengertian.

a. Operasi militer.

1) Suatu tindakan militer atau pelaksanaan suatu strategi, operasional


dan taktik.
2) Proses pelaksanaan pertempuran, termasuk pergerakan, pasokan
(suplai), serangan, pertahanan dan manuver yang diperlukan dalam rangka
melaksanakan pertempuran atau kampanye.

b. Operasi Militer Perang (OMP). OMP adalah segala bentuk pengerahan


dan penggunaan kekuatan TNI untuk melawan kekuatan militer negara lain yang
melakukan agresi terhadap Indonesia dan atau dalam konflik bersenjata dengan
satu negara lain atau Iebih, yang didahului dengan adanya pernyataan perang dan
tunduk pada hukum perang internasional.
5

c. Operasi Militer Selain Perang (OMSP). OMSP adalah pengerahan


kekuatan TNI untuk melaksanakan operasi militer yang bukan dalam rangka perang
dengan negara lain, tetapi untuk melaksanakan tugas-tugas nontempur, seperti
tugas-tugas kemanusiaan, menanggulangi akibat bencana dan untuk kepentingan
nasional lainnya, mengatasi pemberontakan bersenjata, gerakan separatis, tugas
mengatasi kejahatan lintas negara dan tugas perdamaian.

d. Kontinjensi.

1) Suatu peristiwa yang mungkin/tidak mungkin terjadi atau suatu kondisi


yang bersifat tidak pasti.
2) Suatu keadaan dalam tata kehidupan masyarakat yang oleh sebab
tertentu sangat mungkin menjadi penyebab kerawanan, krisis dan perlu
senantiasa diwaspadai.
3) Suatu perubahan/peristiwa yang tidak disukai/diinginkan, tergantung
pada ketidakpastian, bersifat darurat dan dikendalikan oleh perubahan.

e. Rencana Kontinjensi.

1) Proses perencanaan di awal, dalam keadaan yang tidak pasti, dimana


skenario dan tujuannya disetujui bersama, tindakan manajerial dan teknikal
didefenisikan secara jelas, sistem respon potensial dibuat untuk
menghindarkan atau merespon dengan baik, keadaan yang emergensi dan
kritis (menurut UNHCR handbook).
2) Suatu rencana untuk menggerakkan tindakan-tindakan dan sumber
daya-sumber daya secara efektif untuk emergensi respon, menyatukan
komitmen diantara pihak yang terlibat untuk bertindak dengan cara yang
terkoordinasi sebelum keadaan emergensi terjadi, menciptakan rencana
yang konkret dan berlanjut sampai emergensi terjadi dan dapat berlanjut
walaupun bahaya dianggap tidak lagi mengancam.

f. Rencana Kontinjensi TNI dalam rangka OMP. Rencana Kontinjensi TNI


dalam rangka OMP adalah suatu dokumen yang bersifat strategis dan merupakan
konsep rencana pengerahan kekuatan TNI untuk mengantisipasi kontinjensi perang
militer dengan negara lain dalam rangka melaksanakan OMP yang dibuat oleh
Dewan Strategi TNI selama eskalasi keadaan damai.
6

g. Rencana Kontinjensi TNI dalam rangka OMSP. Rencana Kontinjensi TNI


dalam rangka OMSP adalah suatu dokumen yang bersifat strategis dan merupakan
konsep rencana pengerahan kekuatan TNI untuk mengantisipasi kontinjensi bukan
perang dalam rangka melaksanakan OMSP yang dibuat oleh suatu Kelompok Kerja
di Mabes TNI selama eskalasi keadaan tertib sipil.

h. Rencana tindakan menghadapi kontinjensi (Rentinkon) adalah suatu


dokumen rencana strategis jangka pendek, bertujuan membahas, menganalisis dan
merumuskan rencana penggunaan kekuatan nyata yang ada di bawah
Komandonya untuk menghadapi kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi kurun
waktu 1 tahun mendatang.

i. Rencana tindakan kontinjensi (Rentinkon) Kotamaops TNI adalah


merupakan suatu dokumen rencana strategis jangka pendek yang dibuat oleh
Kotamaops TNI. Rentinkon Kotamaops tersebut dibatasi pada lingkup tanggung
jawab Kotama (sesuai Tupoknya) baik menghadapi kemungkinan ancaman yang
terjadi maupun pencegahan dan penanggulangannya kurun waktu 1 tahun
mendatang serta hanya menggunakan kekuatan yang ada di bawah komandonya.
Kekuatan nyata belum memperhitungkan adanya tambahan kekuatan baru dari
alokasi hasil pembangunan kekuatan.
7

BAB II
RENCANA KONTINJENSI TNI

7. Umum.

Sesuai dengan tinjauan terhadap perkembangan situasi lingkungan strategis global


dan regional, penggunaan kekuatan militer untuk melindungi kepentingan nasional masih
menjadi pilihan strategis (strategic choice) hampir semua negara. Hal ini mengindikasikan
bahwa hakikat ancaman baik militer maupun non-militer masih mungkin terjadi bahkan
dengan situasi yang makin tidak menentu dengan terus diwarnai dinamika perubahan
tidak ada yang bisa menjamin bahwa perang/konflik tidak akan pernah terjadi di kemudian
hari. Hal ini merupakan tantangan bagi TNI, bahwa setiap saat TNI harus memiliki
“Kesiapsiagaan” untuk mengantisipasi dan menanggulangi, baik yang mengganggu,
menghambat, maupun yang membahayakan kepentingan nasional. Salah satu wujud
kesiapsiagaan TNI untuk menghadapi ancaman militer dan non-militer adalah dengan
dimilikinya Renkon TNI yang up to date, praktis, realistis, implementatif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Proses penyusunan Renkon TNI memerlukan tahapan-tahapan
yang berkesinambungan, dilaksanakan mulai dari status eskalasi keadaan masih
“damai/tertib sipil” sampai dengan munculnya konflik/krisis yang mengancam. Rencana
strategis menghadapi ancaman yang paling awal disusun adalah Renkon TNI. Proses
penyusunan Renkon TNI memiliki ketentuan-ketentuan yang bersifat umum dan perlu
dipedomani antara lain tujuan, sasaran, prinsip-prinsip, dan ketentuan administrasi.

Selanjutnya pada saat indikasi munculnya konflik makin nyata, maka rencana
strategis tersebut perlu segera disesuaikan/direvisi dalam bentuk rencana OMP maupun
OMSP, disesuaikan dengan perkembangan ancaman terkini dan perkembangan
lingkungan strategis.

8. Ketentuan Umum

a. Tujuan. Penyusunan Renkon TNI bertujuan agar terwujud dokumen


strategis penggunaan kekuatan TNI untuk menghadapi kontinjensi yang
berhubungan dengan OMP maupun OMSP, berupa dokumen kesiapsiagaan dalam
rangka melindungi kepentingan nasional/menegakkan kedaulatan, keutuhan
wilayah dan keselamatan NKRI dari ancaman militer maupun non militer.
8

b. Sasaran.

1) Terorganisasinya penyusunan Renkon secara baik dan benar.


2) Terwujudnya Renkon TNI yang implementatif, praktis, realistis dan
dapat dipertanggungjawabkan untuk mengantisipasi dan menanggulangi
ancaman militer maupun non-militer.
3) Terwujudnya efektivitas dan efisiensi proses pengambilan keputusan
di tingkat strategi militer untuk merespon ancaman militer maupun non-
militer.
4) Terstrukturnya kesiapsiagaan perencanaan mulai dari strata strategi
militer, strata operasional sampai dengan strata taktis.
5) Terarahnya program-program TNI yang terkait dengan gelar
kekuatan, pembinaan kekuatan, pembangunan kekuatan, serta koordinasi
dan kerja sama TNI ke depan.

c. Fungsi Renkon TNI. Renkon TNI berfungsi sebagai rencana yang


bersifat antisipasif, yaitu untuk mengantisipasi keadaan krisis. Berlaku sejak
eskalasi keadaan masih berstatus damai/tertib sipil, dimana substansi isi Renkon
sangat dinamis yang dipengaruhi oleh perubahan kontinjensi dan sumber ancaman.
Sebelum Presiden RI mengeluarkan perintah persiapan untuk menghadapi
perang/krisis, maka Renkon TNI menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana
OMP maupun OMSP yaitu berupa Rencana Kampanye Militer, Rencana Operasi
dan Rencana Latihan Gabungan TNI.

d. Kedudukan.

1) Kedudukan Renkon TNI dalam tataran strategi TNI berada pada


tataran strategi militer/sub grand strategi militer (Sublampiran B).
2) Renkon TNI dalam sistem perencanaan pembangunan, sebagai
dokumen pendukung untuk menyusun Rencana Program, dan khususnya
program latihan gabungan TNI.
3) Renkon TNI sebagai dasar penyusunan rencana kampanye militer,
rencana operasi dalam rangka menghadapi ancaman militer maupun non-
militer yang diperkirakan akan terjadi.
9

e. Penggunaan Renkon TNI.

1) Sebagai dokumen kesiapsiagaan awal TNI guna mengantisipasi


kemungkinan adanya ancaman militer, non-militer yang mengancam NKRI,
sekaligus menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kampanye Militer,
Rencana Operasi oleh Kogab TNI, Kogasgab maupun Kotamaops TNI.
2) Sebagai dasar penyusunan dokumen kesiapsiagaan terkini pada level
operasional (Kogab/Kogasgab/Kotamaops) dan level angkatan untuk
penyiapan kesiapan satuan masing-masing Angkatan, dalam rangka
menanggulangi, mengatasi atau merespon ancaman militer dan non-militer
yang secara nyata mengancam kepentingan nasional NKRI.
3) Sebagai salah satu dokumen pendukung untuk menyusun rencana
gelar TNI, rencana pengembangan (pembangunan dan pembinaan) TNI
serta rencana koordinasi dan kerja sama TNI sesuai dengan strategi TNI.
4) Sebagai dokumen pendukung penyusunan program latihan TNI dalam
rangka kesiapsiagaan operasional maupun latihan gabungan.
5) Sebagai pertanggungjawaban TNI kepada rakyat (DPR) untuk
melindungi kepentingan nasional NKRI dari ancaman militer maupun non-
militer.

f. Asas Renkon TNI.

1) Implementatif. Harus mampu memberikan kemudahan untuk


direalisasikan, diaktualisasikan dan dilaksanakan setiap saat jika diperlukan,
sesuai dengan maksud dan tujuan dari rencana tersebut dibuat.
2) Praktis. Memberi kemudahan terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan untuk menggunakannya, namun tidak mengurangi sedikitpun
esensi dari maksud dan tujuan yang akan dicapai. Isi naskah tidak berbelit-
belit, mudah dibaca untuk dipahami sesuai dengan maksud dan tujuan
rencana tersebut dibuat, sehingga dapat memberikan kejelasan yang
sejelas-jelasnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
3) Realistis. Data-data informasi yang dimasukkan dalam Renkon
merupakan kondisi nyata yang sebenarnya.
4) Up to date. Penyusunan Renkon harus senantiasa bisa mengikuti
setiap perkembangan atau perubahan situasi ancaman militer maupun non
militer.
10

5) Dapat Dipertanggungjawabkan. Renkon TNI, harus mampu


memberikan jaminan tidak adanya penyimpangan atau pelanggaran
terhadap konstitusi dan hukum baik hukum nasional, regional maupun
Internasional. Rencana yang telah dibuat harus memiliki nilai prosentase
kemungkinan yang besar dapat dilaksanakan dan memberikan harapan atau
keyakinan yang kuat akan tercapainya tujuan yang dikehendaki, yang
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

g. Prinsip-Prinsip Penyusunan Renkon TNI.

1) Taat Asas. Taat kepada ketentuan/peraturan yang berlaku di


lingkungan TNI.
2) Tepat Waktu. Harus tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan, untuk memberikan ruang dan waktu satuan bawah
menjabarkannya.
3) Tertib Administrasi. Pelaksanaan penyusunan naskah Renkon harus
sesuai ketentuan administrasi yang berlaku dan tertata mulai dari tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.
4) Sederhana dan Jelas. Renkon TNI hanya berisi faktor-faktor
esensial yang memang benar-benar digunakan untuk menyukseskan
pelaksanaan tugas operasi, dirumuskan secara sederhana, tidak berbelit-
belit, tetapi cukup jelas, sehingga memungkinkan ketepatan pelaksanaan,
prosesnya cepat dan terhindar dari salah penafsiran.
5) Kenyal dan dinamis. Renkon TNI isinya harus disesuaikan dengan
perkembangan lingkungan strategi yang cepat, memberikan alternatif yang
luwes guna menyesuaikan dengan berbagai perubahan kondisi yang terjadi.
6) Realistis. Penentuan pengerahan kekuatan dalam Renkon TNI,
harus melibatkan unsur kekuatan nyata secara proporsional disertai
komposisi yang telah diperhitungkan secara matang, serta didukung dengan
kekuatan komponen cadangan dan pendukung sehingga dapat efektifitas
pelaksanaan tugas dapat dicapai secara maksimal.
7) Komprehensif. Berisikan cakupan semua masalah dan tindakan
terkait dengan pelaksanaan tugas serta dibutuhkan untuk penyelesaian
tugas secara tuntas. Semua tindakan yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas dikoordinasikan dan dipadukan sesuai dengan sasaran tugas.
11

8) Kerahasiaan. Dokumen Renkon TNI bersifat sangat rahasia,


terutama yang terkait dengan operasi tempur, karena berisi tentang strategi-
strategi operasi TNI dalam menghadapi musuh/lawan yang diperkirakan
akan mengancam kedaulatan NKRI, kebocoran dokumen dapat
mengakibatkan memburuknya hubungan diplomatik atau kredibilitas bangsa
di dunia internasional yang pada akhirnya akan meningkatkan eskalasi atau
merugikan kepentingan diplomasi, pembocoran dokumen merupakan suatu
pengkhianatan. Oleh sebab itu pengamanan dokumen Rencana Strategi
ini harus betul-betul menjadi prioritas.
9) Perintah dari atas/Top Down. Penyusunan dokumen Renkon TNI
yang berhubungan dengan OMP dilaksanakan berdasarkan perintah dari
komando atas, penyusunan dimulai dari level strategi, selanjutnya dijabarkan
oleh level operasional maupun taktis berupa rencana-rencana operasi dalam
rangka OMP.
10) Masukan dari bawah/Bootom up. Penyusunan dokumen Renkon
TNI yang berhubungan dengan OMSP dimulai dengan penyusunan
Rentinkon oleh Kotamaops kewilayahan (level operasional) sebagai dasar
penyusunan dokumen Renkon di tingkat Mabes TNI (level strategi).

h. Ketentuan Administrasi.

1) Ketentuan Penyusunan Naskah Renkon TNI yang berhubungan


dengan OMP.

a) Renkon TNI yang berhubungan dengan tugas OMP, dibuat


sesuai dengan flash point yang diperkirakan terdapat kontinjensi yang
berkaitan dengan OMP.
b) Penyusunan Renkon TNI dalam rangka OMP, disusun oleh
Dewan Strategi TNI yang dibentuk oleh Panglima TNI.
c) Waktu pelaksanaan penyusunan naskah Renkon, disusun
sedini mungkin sejak status eskalasi keadaan masih “Damai”.
d) Dalam penyusunan Renkon, berpedoman pada pokok-pokok
kebijakan umum pertahanan negara, dan atau Direktif Presiden RI
serta perkiraan ancaman strategi Bais TNI.
e) Setelah disahkan Panglima TNI menjadi dokumen acuan bagi
penyusunan rencana-rencana strategis TNI lainnya dan rencana-
rencana operasional pada strata di bawahnya.
12

f) Distribusi naskah Renkon, terbatas pada pejabat tertentu yang


berkepentingan dan ditentukan oleh Panglima TNI.

2) Ketentuan Penyusunan Naskah Renkon TNI yang berhubungan


dengan OMSP.

a) Renkon TNI yang berhubungan dengan tugas OMSP, dibuat


sesuai dengan hasil analisa berbagai ancaman yang diperkirakan
menjadi kontinjensi yang berkaitan dengan OMSP.
b) Penyusunan Renkon TNI dalam rangka OMSP, disusun oleh
kelompok kerja (Pokja) yang dibentuk oleh Panglima TNI.
c) Waktu pelaksanaan penyusunan naskah Renkon TNI, disusun
setelah penyusunan Renkon yang dilaksanakan Kotamaops.
d) Dalam penyusunan Renkon, berpedoman pada pokok-pokok
kebijakan umum pertahanan negara, dan atau keputusan Presiden RI
tentang kebijakan umum pengerahan kekuatan TNI, Renkon terpilih
Kotamaops serta perkiraan ancaman Bais TNI.
e) Setelah disahkan Panglima TNI menjadi dokumen acuan bagi
penyusunan rencana-rencana strategi TNI lainnya dan rencana-
rencana operasional pada strata di bawahnya.
f) Distribusi naskah Renkon, terbatas pada pejabat tertentu yang
berkepentingan dan ditentukan oleh Panglima TNI.

3) Ketentuan Revisi Naskah.

a) Renkon TNI Dalam Rangka OMP, berlaku dalam jangka waktu


5 (lima) tahun dan direvisi setiap tahun, sedangkan Renkon TNI
dalam rangka OMSP berlaku dalam jangka waktu 2 (dua) tahun dan
direvisi/diperbaharui sesuai kebutuhan.
b) Kewenangan dan tanggung jawab revisi naskah, sepenuhnya
berada pada Panglima TNI.
c) Pelaksanaan revisi naskah berdasarkan kebijakan Panglima
TNI.
d) Mekanisme pelaksanaan revisi naskah, diatur oleh Asrenum
Panglima TNI.
13

4) Klasifikasi Naskah Renkon TNI. Dokumen Renkon TNI dalam rangka


OMP dan OMSP yang berhubungan dengan tugas tempur berklasifikasi
“Rahasia”/Secret, sedangkan naskah Renkon dalam rangka OMSP yang
berhubungan dengan tugas non-tempur berklasifikasi “Biasa” khususnya
untuk pelaksanaan tugas operasi yang bersifat perbantuan.
5) Anggaran. Dukungan anggaran penyusunan menggunakan anggaran
Mabes TNI dan Srenum TNI.

i. Hal-Hal Penting Yang Harus Jelas Tertuang di dalam Rencana


Kontinjensi TNI.

1) Sumber atau aktor ancaman militer maupun non-militer, yaitu negara


atau non negara yang diprediksi akan mengancam kepentingan nasional
NKRI dengan menggunakan kekuatan militer atau non-militer berdasarkan
hasil kajian dan analisa intelijen strategis yang dituangkan dalam bentuk
dokumen “Perkiraan Ancaman” yang dibuat Bais TNI.
2) Skenario atau strategi yang diterapkan dalam rangka menghadapi
ancaman, meliputi tujuan dan sasaran yang harus dicapai (ends), cara-cara
yang ditempuh (ways) dan sarana-prasarana yang diberdayakan guna
memenangkan/menyelesaikan perang/konflik (means).
3) Rentang waktu yang direncanakan, yaitu lamanya operasi yang akan
dilaksanakan untuk melumpuhkan musuh/lawan, apakah satu minggu, satu
bulan, satu tahun atau perang berlarut.
4) Khusus untuk kontinjensi yang berhubungan dengan tugas OMP agar
ditentukan :

a) Mandala perang, yaitu wilayah NKRI yang akan digunakan


sebagai mandala perang, apakah di bagian utara, bagian selatan,
bagian barat, bagian timur dan sebagainya.
b) Pusat-pusat kekuatan (Center of Gravity) strategi musuh, yaitu
baik Pusat Kekuatan Strategik secara fisik maupun Pusat Kekuatan
Strategik Non Fisik yang akan menjadi sasaran atau target untuk
dihancurkan dan dukungan dari negara lain yang akan mendukung
musuh.
c) Pusat-pusat kekuatan (Center of Gravity) strategi sendiri, yaitu
baik Pusat Kekuatan Strategi secara fisik maupun Pusat Kekuatan
Strategis Non Fisik yang harus dilindungi dari upaya penghancuran
oleh pihak musuh.
14

d) Tahapan-tahapan perang, yaitu pentahapan penyelenggaraan


perang, mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan
sampai dengan pengakhiran.
e) Dukungan dari dalam negeri, yaitu dukungan dari instansi
pemerintah seperti kementerian-kementerian, industri-industri strategi
dan instansi-instansi terkait lainnya sebagai komponen cadangan dan
pendukung yang akan dilibatkan untuk mendukung TNI.
f) Dukungan luar negeri, yaitu dukungan dari negara-negara
yang menjadi kawan untuk mendukung dan membantu TNI.
g) Kebutuhan biaya perang yang harus disiapkan, yaitu jumlah
kebutuhan anggaran/biaya perang yang harus disiapkan oleh
pemerintah atas persetujuan DPR.

5) Khusus untuk kontinjensi yang berhubungan dengan tugas OMSP


agar ditentukan :

a) Daerah operasi, yaitu bagian wilayah atau sebagian wilayah


NKRI yang akan digunakan sebagai daerah operasi, apakah
menyangkut wilayah provinsi, kabupaten/kota, atau antar-wilayah
provinsi, kabupaten/kota.
b) Pusat-pusat kekuatan lawan, yaitu baik pusat kekuatan secara
fisik maupun pusat kekuatan non-fisik yang akan menjadi sasaran
atau target untuk dilumpuhkan dan dukungan dari negara lain yang
akan mendukung lawan.
c) Pusat-pusat kekuatan sendiri, yaitu baik pusat kekuatan secara
fisik maupun pusat kekuatan non-fisik yang harus dilindungi dari
upaya gangguan pihak musuh.
d) Tahapan-tahapan operasi, yaitu pentahapan penyelenggaraan
operasi, mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan
sampai dengan pengakhiran.
e) Dukungan dari instansi pemerintah seperti kementerian-
kementerian, dan instansi-instansi terkait lainnya yang akan dilibatkan
untuk mendukung TNI.
f) Dukungan dari luar negeri, yaitu dukungan dari negara-negara
yang menjadi kawan untuk mendukung dan membantu TNI.
g) Kebutuhan biaya operasi yang harus disiapkan, yaitu jumlah
kebutuhan anggaran/biaya operasi yang harus disiapkan oleh
pemerintah atas persetujuan DPR.
15

9. Organisasi Penyusunan.

a. Organisasi Renkon TNI.

1) Dewan strategi TNI.

a) Penanggung jawab : Panglima TNI


b) Penasehat : Kepala Staf Angkatan
c) Ketua Dewan : Kasum TNI
d) Wakil Ketua Dewan : Wakil Kepala Staf Angkatan
e) Sekretaris Dewan : Asrenum Panglima TNI
f) Wakil Sekretaris Dewan : Waasops Panglima TNI
g) Anggota tetap : (1) Dansesko TNI.
(2) Para Asisten Panglima TNI.
(3) Para Asisten Kas Angkatan.
(4) Ka Bais TNI.
(5) Koorsahli Panglima TNI.
(6) Dankodiklat TNI.

h) Anggota tidak tetap : (1) Pati/Pamen yang ditunjuk.


(2) Para Ahli/Pakar yang ditunjuk.

i) Pendukung : (1) Kasetum TNI.


(2) Perwira/Personel yang
ditunjuk.

2) Kelompok Kerja (Pokja).

a) Penanggung jawab : Panglima TNI


b) Penasehat : (1) Kepala Staf Angkatan.
(2) Kasum TNI.
(3) Dansesko TNI.
c) Ketua Pokja : Asrenum Panglima TNI.
d) Wakil Ketua Pokja : Waasops Panglima TNI.
e) Sekretaris Pokja : Paban I/Jakstra Srenum TNI.
f) Wakil Sekretaris : Paban II/Orstra Sops TNI.
g) Anggota : (1) Para Waas Panglima TNI.
(2) Para Waas Kas Angkatan.
(3) Para Dir Bais TNI.
(4) Sahli Panglima TNI.
16

(5) Para Direktur Kodiklat.


(6) Pati/Pamen yang ditunjuk.

h) Pendukung : (1) Kasetum TNI.


(2) Perwira/Personel yang ditunjuk.

b. Tugas dan Tanggung Jawab. Agar Dewan Strategi TNI dan Pokja dapat
bekerja secara efektif dalam menyusun Renkon TNI, maka perlu diatur tugas dan
tanggungjawabnya sebagai berikut:

1) Tugas dan tanggung jawab Dewan Strategi dalam penyusunan


Renkon TNI yang berhubungan dengan OMP.

a) Penanggung jawab:

(1) Memberikan petunjuk dan arahan kepada seluruh


anggota Dewan strategi untuk merencanakan, menyiapkan
dan menyusun konsep rencana kontijensi dalam rangka
menghadapi OMP.
(2) Menetapkan kebijakan dan garis besar substansi isi
konsep Renkon TNI.
(3) Menerima paparan konsep Renkon TNI Dalam Rangka
OMP yang telah disusun oleh Dewan strategi TNI.
(4) Bertanggung jawab secara keseluruhan atas isi Renkon
TNI.
(5) Melaporkan dokumen Renkon TNI Dalam Rangka OMP
Kepada Presiden RI bila sewaktu-waktu diperlukan/diminta.
(6) Memaparkan dokumen Renkon TNI (khusus Renkon
yang berhubungan dengan tugas OMP) yang telah disusun
kepada Presiden RI dalam Rapat Dewan Keamanan Nasional
bila diperlukan/diminta, sebagai informasi awal bagi Presiden.

b) Penasehat:

(1) Memberikan saran dan masukan kepada penanggung


jawab terkait dengan situasi dan kondisi kesiapan Angkatan,
guna mendukung penyusunan dokumen Renkon TNI.
17

(2) Memberikan informasi kepada Dewan Strategi TNI


tentang kondisi kesiapan Angkatan untuk mendukung
penyusunan Renkon TNI.

c) Ketua Dewan Strategi TNI:

(1) Memimpin Rapat Dewan Strategi TNI.


(2) Memberikan petunjuk, Arahan dalam proses
penyusunan Renkon TNI dalam rangka OMP.
(3) Mengajukan konsep naskah Renkon TNI dalam rangka
OMP kepada Panglima TNI.

d) Wakil Ketua Dewan Strategi TNI:

(1) Membantu ketua Dewan dalam memimpin rapat


penyusunan Dewan Strategi TNI.
(2) Memberi saran masukan kepada Ketua Dewan yang
terkait dengan mekanisme penyusunan naskah Renkon TNI
dalam rangka OMP.

e) Sekretaris Dewan Strategi TNI:

(1) Mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan


kegiatan-kegiatan penyusunan naskah Renkon TNI dalam
rangka OMP.
(2) Melaporkan kesiapan rapat Dewan Strategi TNI kepada
Ketua Dewan.
(3) Mencatat dan menghimpun semua hasil diskusi
anggota Dewan Strategi dan membuat resume hasil diskusi
Dewan Strategi.
(4) Melaporkan hasil diskusi kepada ketua Dewan, dan
dilanjutkan dengan penyusunan konsep Rekon.
(5) Bertanggung jawab kepada ketua Dewan atas
pelaksanaan tugasnya.

f) Wakil Sekretaris Dewan Strategi TNI:

(1) Membantu/mewakili sekretaris Dewan Strategi TNI.


(2) Memberi pertimbangan dan saran masukan kepada
sekretaris Dewan Strategi TNI.
18

g) Anggota Tetap Dewan Strategi TNI:

(1) Menyiapkan informasi dan data-data yang diperlukan


untuk menyusun Renkon TNI selama masa damai/tertib sipil,
khusus Asintel Panglima TNI menyiapkan dokumen “Perkiraan
Intel” dan Asrenum Panglima TNI menyiapkan konsep-konsep
strategi menghadapi ancaman militer maupun non-militer.
(2) Menyiapkan dan menyusun dokumen Renkon TNI
berdasarkan analisa perkembangan lingkungan strategi,
perkiraan ancaman dan kontinjensi.
(3) Menguji konsep dokumen Renkon TNI yang telah
disusun sebelum diajukan/dipaparkan kepada Panglima TNI.

h) Anggota Tidak Tetap Dewan Strategi TNI.

(1) Membantu menyiapkan informasi dan data-data yang


diperlukan anggota tetap untuk menyusun Renkon TNI.
(2) Membantu menyiapkan dan menyusun dokumen
Renkon TNI berdasarkan analisa perkembangan lingkungan
strategi, perkiraan ancaman dan kontinjensi.
(3) Membantu pelaksanaan pengujian konsep dokumen
Renkon TNI yang telah disusun sebelum diajukan/dipaparkan
kepada Panglima TNI.

i) Pendukung:

(1) Mendukung kegiatan Dewan Strategi TNI yang terkait


dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan dan hal-hal yang
diperlukan untuk persiapan dan pelaksanaan rapat Dewan
Strategi TNI.
(2) Mencatat, mendokumentasikan segala informasi dan
data-data yang telah disampaikan oleh para anggota Dewan
Strategi TNI sebagai bahan penyusunan Renkon TNI.
(3) Mencatat, mendokumentasikan kegiatan pengujian
konsep naskah Renkon TNI sebagai bahan untuk
memperbaiki naskah.
(4) Mendukung segala keperluan Dewan Strategi TNI
selama penyusunan Renkon TNI.
19

(5) Menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan Dewan


Strategi TNI selama kegiatan penyusunan Renkon TNI.

2) Tugas dan tanggung jawab Pokja dalam penyusunan Renkon TNI


yang berhubungan dengan OMSP.

a) Penanggung Jawab:

(1) Memberikan arahan kepada Staf Panglima TNI tentang


ancaman dan kontinjensi yang berhubungan dengan OMSP
perlu mendapat perhatian.
(2) Mengeluarkan kebijakan tentang konsep strategi TNI,
rencana tindakan dan kemungkinan pelibatan kekuatan TNI
dalam menghadapi kontinjensi yang berhubungan dengan
OMSP.
(3) Mengesahkan naskah Renkon TNI.

b) Penasehat:

(1) Menyiapkan naskah arahan/petunjuk Panglima TNI


kepada Staf Panglima TNI.
(2) Memberi informasi/masukan/tanggapan yang
diperlukan Pokja atas dasar kewenangan dalam
jabatan/sesuai fungsi.

c) Ketua Pokja:

(1) Merencanakan, melaksanakan, memimpin dan


mengendalikan kegiatan-kegiatan Pokja penyusunan dokumen
Renkon yang berhubungan dengan OMSP.
(2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan Pokja dari awal
kegiatan sampai selesai sehingga menghasilkan suatu
dokumen Renkon yang berhubungan dengan OMSP.
(3) Melaporkan dan menyerahkan hasil Pokja, berupa
konsep naskah Renkon kepada pejabat yang mengeluarkan
surat perintah Pokja.
20

d) Wakil Ketua Pokja:

(1) Membantu/mewakili Ketua dalam pelaksanaan tugas


ketua.
(2) Mengatur mekanisme kegiatan kelompok kerja.
(3) Mengajukan saran dan pertimbangan kepada Ketua
Pokja khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan Pokja.
(4) Membantu Ketua Pokja dalam merencanakan,
menyiapkan dan melaksanakan serta mengevaluasi kinerja
Pokja.
(5) Bertanggung jawab kepada Ketua Pokja atas
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

e) Sekretaris Pokja:

(1) Membantu Ketua Pokja dalam penyelenggaraan rapat


berkaitan dengan bidang administrasi dan tata usaha kelompok
kerja.
(2) Menyiapkan, memelihara sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan penyusunan naskah Renkon TNI yang
berhubungan dengan OMSP.
(3) Menghimpun semua hasil diskusi dan membuat resume
hasil Pokja.
(4) Melaporkan kepada Ketua Pokja mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan tugasnya.
(5) Bertanggung jawab kepada Ketua Pokja atas
pelaksanaan tugasnya.

f) Wakil Sekretaris Pokja:

(1) Membantu/mewakili sekretaris Pokja.


(2) Memberi pertimbangan dan saran masukan kepada
sekretaris Pokja.

g) Anggota Pokja:

(1) Mencari, mengumpulkan dan mempelajari semua


referensi yang berkaitan dengan naskah Renkon TNI yang
berhubungan dengan OMSP, yang akan disusun sesuai bidang.
21

(2) Melakukan penilaian dan menginventarisasi hal-hal yang


perlu dimasukan dalam naskah Renkon TNI yang akan disusun
sesuai bidang.
(3) Menyusun konsep yang berkaitan dengan penyusunan
naskah Renkon TNI sesuai dengan rencana dan program
kelompok kerja.
(4) Melakukan penelitian dan penilaian terhadap setiap
perkembangan diskusi dan rapat dengan mengacu pada hasil
koordinasi antar anggota Pokja.
(5) Bertanggung jawab kepada Ketua pokja atas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

h) Pendukung:

(1) Membantu mencari dan mengumpulkan bahan referensi


yang berkaitan dengan penyusunan naskah Renkon TNI yang
akan disusun.
(2) Membantu pengetikan konsep yang berkaitan dengan
penyusunan naskah Renkon TNI.
(3) Membantu mencatat setiap perkembangan hasil diskusi
dan rapat yang diselenggarakan oleh Pokja.
(4) Mendukung kebutuhan administrasi Tim Pokja dalam
melaksanakan penyusunan naskah Renkon TNI.
(5) Bertanggung jawab tentang keberhasilan pelaksanaan
dukungan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya kepada
Ketua Pokja.

10. Evaluasi.

a. Jelaskan prinsip-prinsip dalam penyusunan Renkon TNI ?

b. Jelaskan organisasi dan penanggung jawab dalam penyusunan Renkon


TNI ?

c. Jelaskan pelaksanaan penyusunan Renkon TNI pada OMP ?


22

BAB III
RENCANA TINDAKAN KONTINJENSI KOTAMAOPS TNI

11. Umum.

a. Rentinkon Kotamaops TNI pada hakikatnya merupakan dokumen strategis


jangka pendek (satu tahun) yang dibuat oleh Kotama Ops TNI. Dokumen Rentinkon
Kotamaops TNI berisi tentang rencana penggunaan kekuatan nyata yang ada
dibawah Komando dan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Rencana
penggunaan kekuatan tersebut disusun berdasarkan analisa ancaman dan
gangguan maupun perkembangan situasi lingkungan wilayah terkini (Update).
Penggunaan kekuatan Kotamaops TNI bersinergi dengan komando samping
maupun instansi terkait di daerah atau wilayahnya. Sinergitas tersebut untuk
mencapai daya gerak serta kecepatan tindakan TNI yang tinggi dalam menghadapi
kontinjensi.

b. Dinamika perkembangan lingkungan strategis pada lingkup global dan


regional juga berpengaruh terhadap kondisi dalam negeri. Terwujudnya dokumen
Rentinkon Kotamaops TNI disusun dalam rangka menghadapi kontinjensi serta
sebagai bahan penyusunan Renkon TNI dalam rangka Operasi Militer Selain
Perang (OMSP). Kontinjensi yang terjadi di wilayah Kotamaops TNI dihadapi oleh
Kotamaops TNI dengan OMSP. Penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI diatur
melalui suatu mekanisme penyusunan di bawah tanggung jawab Pangkotamaops
TNI. Dalam penyusunan tersebut, Pangkotamaops TNI melibatkan pejabat-pejabat
utama dan Perwira staf di lingkungannya. Penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI
harus selaras dengan tata aturan dan mekanisme yang telah ditentukan oleh
Mabes TNI meliputi ketentuan umum dan pokok-pokok penyusunan.

c. Dokumen Rentinkon Kotamaops TNI harus dapat mewujudkan suatu


dokumen yang komprehensif, terencana, selaras, konsisten, terpadu, dan dapat
dioperasionalkan. Oleh karena itu, diperlukan petunjuk referensif penyusunan
(Jukref penyusunan) Rentinkon Kotamaops TNI.
23

12. Ketentuan Umum.

a. Prinsip-prinsip.

1) Kenyal (Fleksibel). Rentinkon Kotamaops TNI disusun mengikuti


dinamika perkembangan lingkungan strategis yang relevan dengan
perkembangan situasi wilayah yang menjadi tanggung jawab Kotamaops
TNI. Dengan demikian dapat dilakukan revisi atau penyesuaian
2) Keselarasan. Rentinkon Kotamaops TNI disusun selaras dengan
ketentuan format serta penjelasan di dalamnya yang telah ditetapkan oleh
Mabes TNI. Keselarasan akan menghasilkan kejelasan dan diharapkan
dapat dimengerti dan dipahami bagi penerima dokumen.
3) Komprehensif. Rentinkon Kotamaops TNI berisikan macam-macam
kontinjensi dan analisanya serta rencana tindakan penggunaan kekuatan
Kotamaops TNI. Rentinkon Kotamaops TNI disusun secara komprehensif
melibatkan secara langsung maupun tidak langsung berbagai bidang tugas
dilingkungan Kotamaops TNI, Komando samping, Komando atas serta
instansi terkait yang ada di daerah.
4) Konsisten. Rentinkon Kotamaops TNI harus memiliki sifat stabil atau
tidak sering diubah dalam jangka waktu yang pendek (hitungan minggu dan
bulan). Hal ini ditujukan agar dalam pelaksanaan tugas komando bawah
dapat memahami tugasnya dan melakukan penyesuaian-penyesuaian serta
persiapan yang cukup.
5) Koordinasi dan Kerja Sama. Rentinkon Kotamaops TNI disusun
dengan mengedepankan koordinasi dan kerjasama antar Kotamaops TNI,
Mabes TNI, Mabes Angkatan maupun dengan instansi terkait yang ada di
daerah. Tujuan koordinasi dan kerjasama agar proses penyusunan
menghasilkan dokumen Rentinkon Kotamaops TNI dan Rencana Operasi
(RO) yang dapat dioperasionalkan dan berdaya guna.
6) Penggunaan Nyata Secara Proporsional. Penggunaan kekuatan
Kotamaops TNI untuk menghadapi kontinjensi harus melibatkan kekuatan
nyata yang ada di Kotamaops TNI. Penggunaan tersebut harus dilakukan
secara proporsional disertai komposisi yang telah diperhitungkan secara
matang, sehingga dapat mengoptimalkan pelaksanaan tugas.
24

7) Sederhana dan Jelas. Rentinkon Kotamaops TNI disusun secara


sederhana, tidak terlalu rinci, namun cukup jelas. Naskah yang sederhana
memungkinkan ketepatan dalam pelaksanaan, perolehan kecepatan dan
terhindar dari salah penafsiran.
8) Taat Pada Ketentuan. Penyusunan naskah Rentinkon Kotamaops
TNI harus taat kepada ketentuan/peraturan yang berlaku di lingkungan TNI.
9) Teguh Pada Tujuan. Penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI harus
konsisten dengan arah dan tujuan penyusunan.
10) Tepat Waktu. Penyusunan dokumen Rentinkon Kotamaops TNI
harus tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Ketepatan
waktu untuk memberikan ruang dan waktu bagi komando atas mempelajari
sebagai bahan Renkon TNI dalam rangka OMSP serta bagi komando bawah
untuk menjabarkannya.
11) Tertib Administrasi. Pelaksanaan penyusunan dokumen Rentinkon
Kotamaops TNI harus sesuai ketentuan administrasi. Penyusunan dilakukan
secara tertib dan tertata sesuai dengan prinsip manajemen, mulai dari tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.
12) Legalitas. Dokumen Rentinkon Kotamaops TNI serta lampiran RO
harus memiliki legalitas berdasarkan kepada peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau sesuai dengan keputusan politik negara.

b. Tujuan dan Sasaran.

1) Tujuan. Dokumen Rentinkon Kotamaops TNI dibuat dengan tujuan


agar tercapai kesamaan persepsi, keselarasan dokumen, konsisten, terpadu
dan dapat dioperasionalkan.

2) Sasaran:

a) Tercapainya kesamaan persepsi/pemahaman dalam tata cara


dan mekanisme serta ketentuan penyusunan Rentinkon Kotamaops
TNI.
b) Terwujudnya Rentinkon Kotamaops TNI yang konsisten dan
selaras dengan ketentuan Jukref penyusunan.
c) Tercapainya penyusunan RO Kotamaops TNI sebagai bagian
dari lampiran dokumen Rentinkon.
25

c. Metode Penyusunan. Menggunakan mekanisme Proses Pengambilan


Keputusan Militer (PPKM) dan atau Prosedur Hubungan Komandan dan Staf di
lingkungan Kotamaops TNI.

d. Ketentuan Administrasi Penyusunan.

1) Orientasi Penyusunan Dokumen. Penyusunan naskah Rentinkon


Kotamaops TNI berorientasi pada tugas pokok dan fungsi Angkatan untuk
menghindari tumpang tindih pelibatan antar Kotamaops TNI di lapangan.
2) Ketentuan Penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI.

a) Rentinkon Kotamaops TNI disusun oleh Panglima Kotamaops


TNI dan pelaksanaan penyusunan dikoordinasi oleh Kepala Staf
Kotamaops TNI.
b) Rentinkon Kotamaops TNI diawali dan berpedoman pada
direktif yang dikeluarkan oleh Panglima TNI serta pokok-pokok
arahan atau petunjuk perencanaan Panglima Kotamaops TNI. Adapun
analisa kontinjensi bersumber dari Perkiraan Intelijen Strategis Jangka
Pendek dari Bais TNI, Perkiraan Intelijen Kotamaops TNI serta
didukung perkembangan situasi wilayah terkini di wilayah Kotamaops
TNI.
c) Rentinkon Kotamaops TNI disahkan oleh Panglima Kotamaops
TNI yang selanjutnya disebut sebagai dokumen Rentinkon Kotamaops
TNI.
d) Rentinkon Kotamaops TNI merupakan dokumen pendukung
untuk penyusunan rencana kerja Kotamaops TNI dan dokumen
pendukung penyusunan rencana kontinjensi TNI dalam rangka OMSP
untuk tahun berikutnya.

3) Revisi Rentinkon Kotamaops TNI.

a) Dokumen Rentinkon Kotamaops TNI mempunyai jangka waktu


satu tahun dan dapat direvisi setiap saat, mengikuti perkembangan
situasi wilayah.
b) Revisi dokumen Rentinkon Kotamaops TNI dapat dilakukan,
apabila terdapat temuan atau hasil evaluasi terhadap RO pada saat
Latihan Kesiapsiagaan Operasi (LKO) atau dari hasil Wasrik
Inspektorat. Tataran kewenangan revisi Rentinkon Kotamaops TNI
berada pada PangKotamaops TNI.
26

c) Mekanisme pelaksanaan revisi Rentinkon Kotamaops TNI


diatur oleh masing-masing Kotamaops TNI.
d) Hasil revisi Rentinkon Kotamaops TNI harus segera
didistribusikan ke Komando atas (Mabes TNI dan Mabes Angkatan),
komando samping Kotamaops TNI lainnya (Kostrad, Kopassus,
Kolinlamil) dan komando bawah satu tingkat dari Kotamaops TNI
pembuat Rentinkon (Korem/Lantamal/Lanud/Kosekhanudnas) paling
lambat satu minggu setelah revisi ditandatangani.

4) Jangka Waktu Penyusunan. Jangka waktu penyusunan Rentinkon


Kotamaops TNI selama 4 bulan dimulai setelah menerima direktif dari
Panglima TNI pada Minggu II Januari sampai dengan Minggu IV April Tahun
Anggaran Berjalan (TAB).
5) Penerimaan Dokumen Rentinkon Kotamaops TNI. Para pejabat
Komando samping dan Komando bawah yang menerima dokumen
Rentinkon sesuai daftar distribusi harus memberikan laporan penerimaan
dengan sandi “NYATAKAN MENGERTI” kepada PangKotamaops TNI u.p.
Asops PangKotamaops TNI. Penerimaan dokumen paling lambat tiga puluh
hari setelah dokumen diterima di tahun anggaran berjalan.
6) Klasifikasi Rentinkon Kotamaops TNI. Perlakuan Rentinkon
Kotamaops TNI berklasifikasi RAHASIA.
7) Distribusi Rentinkon Kotamaops TNI. Rentinkon Kotamaops TNI
berklasifikasi rahasia, maka pendistribusian dokumen tersebut terbatas pada
Komando atas (Mabes TNI dan Mabes Angkatan), komando samping,
Kotamaops TNI lainnya (Kostrad, Kopassus, Kolinlamil), Kotamaops TNI
terkait yang berada di wilayah kerja dan komando bawah satu tingkat dari
Kotamaops TNI yaitu Korem/Lantamal /Lanud/Kosekhanudnas.
8) Penerimaan dokumen. Dokumen Rentinkon Kotamaops TNI harus
sudah diterima oleh Panglima TNI u.p. Asops Panglima TNI pada Minggu II
Mei tahun anggaran berjalan.
9) Dukungan Anggaran. Dukungan anggaran penyusunan Rentinkon
Kotamaops TNI, didukung oleh Mabes TNI dhi. Staf Operasi TNI.
27

e. Kontinjensi. Suatu kontinjensi yang terjadi dapat diprediksi dengan


menganalisis kejadian-kejadian sebelumnya dan perkembangan situasi yang terjadi
serta kemungkinan kontinjensi yang akan dihadapi. Kontinjensi dihadapi dengan
OMSP melalui operasi-operasi yang dilakukan oleh Kotamaops TNI. Macam-
macam kontinjensi:

1) Ancaman Bersenjata.

a) Pelanggaran wilayah perbatasan.

(1) Pelanggaran Wilayah Perbatasan Darat Negara.


Pelanggaran wilayah perbatasan darat dapat berupa
penggeseran patok batas dan kegiatan pelanggaran ilegal yang
bersifat transnasional yang dilakukan oleh warga negara asing.
(2) Pelanggaran Wilayah Laut. Pelanggaran di wilayah laut
dapat berupa penggunaan wilayah laut Indonesia oleh kapal
negara dan kapal sipil asing yang tidak sesuai dengan
ketentuan.
(3) Pelanggaran Wilayah Udara. Pelanggaran wilayah
udara dapat berupa pesawat udara negara dan sipil asing
melalui (masuk/melintas) wilayah udara Indonesia yang tidak
sesuai dengan ketentuan

b) Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan teroris


internasional atau yang bekerja sama dengan teroris dalam negeri
atau terorisme dalam negeri yang bereskalasi tinggi sehingga
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa.
c) Sabotase untuk merusak instalasi penting dan objek vital
nasional yang membahayakan keselamatan bangsa.
d) Gerakan separatisme bersenjata.
e) Pemberontakan bersenjata.
f) Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat
bersenjata dengan kelompok masyarakat bersenjata lainnya.
g) Keamanan Presiden/Wakil Presiden (Wapres) beserta
keluarganya.
h) Keamanan tamu negara setingkat kepala Negara dan
perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia.
28

i) Kontinjensi lain yang ditetapkan oleh Presiden dan dinyatakan


sebagai Kondisi Luar Biasa (KLB).

2) Ancaman Nonmiliter.

a) Ideologi. Ancaman berdimensi ideologi yang bertentangan


dengan Pancasila, seperti liberalisme, komunisme, anarkisme yang
dilakukan oleh kelompok radikal dan tindakan inkonstitusional dengan
alasan keagamaan, golongan fundamental anti kemapanan,
kecenderungan menguatnya ego kedaerahan dan primordialisme
sempit (ethno-nationalism).
b) Politik. Ancaman berdimensi politik dapat berasal dari luar dan
dalam negeri. Ancaman dari luar negeri dapat berupa tekanan
embargo militer dan intervensi politik, dengan menggunakan isu global
seperti penegakan HAM, lingkungan hidup, demokratisasi, dan
penyelenggaraan pemerintahan. Pada ancaman dari dalam negeri
dapat berupa kurangnya tingkat kedewasaan berpolitik yang berujung
pada mobilisasi massa atau penggalangan kekuatan politik yang
bertujuan melemahkan, menumbangkan pemerintah yang sah, dan
memisahkan diri dari NKRI. Bentuk dari ancaman tersebut antara lain:
pemberontakan tanpa bersenjata (kudeta) dan gerakan separatis
tanpa bersenjata (referendum).
c) Ekonomi. Ancaman berdimensi ekonomi dari dalam dan luar
negeri antara lain berupa embargo atau bentuk-bentuk penghalang
non tarif terhadap produk-produk ekspor maupun impor barang-
barang kebutuhan strategis. Ancaman berdimensi ekonomi dari dalam
negeri antara lain inflasi yang tinggi, pengangguran, kemiskinan,
kesenjangan ekonomi, dan infrastruktur yang buruk.
d) Sosial Budaya. Ancaman berdimensi sosial budaya dapat
berupa masuknya tenaga kerja asing (TKA) ilegal dan penyimpangan
kebijakan pemerintah tentang TKA, konflik horisontal seperti pertikaian
suku, agama, ras, dan antar golongan serta munculnya perilaku
anarkis (hooliganism). Penggunaan teknologi informasi yang tidak
terkontrol/hoax dapat memicu terjadinya benturan antar peradaban
termasuk dampak peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang
dapat mengancam generasi muda. Demikian pula rendahnya kualitas
SDM menyebabkan lemahnya daya saing yang berakibat
meningkatnya korupsi dan pengangguran sehingga dapat memicu
terjadinya kerawanan sosial.
29

e) Bencana. Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


dan mengganggu kehidupan/penghidupan masyarakat yang
disebabkan oleh faktor tertentu, baik faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia. Hal ini mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan hidup, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis. Ancaman bencana dapat berupa
bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Bencana alam
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Khusus bencana
nonalam berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit; sedangkan bencana sosial meliputi konflik sosial
antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.
f) Kontinjensi lain yang ditetapkan oleh Presiden dan dinyatakan
sebagai Kondisi Luar Biasa (KLB).

f. Kedudukan Dokumen Rentinkon Kotamaops TNI dalam Sistem


Rencana Strategi TNI.

1) Rentinkon Kotamaops TNI merupakan dokumen bersifat strategis


jangka pendek. Penyusunannya dan pengesahan Rentinkon Kotamaops TNI
menjadi tanggung jawab Pang Kotamaops TNI.
2) Rentinkon Kotamaops TNI merupakan dokumen pendukung dalam
penyusunan Renkon TNI dalam rangka OMSP dan program kerja
Kotamaops TNI pada tahun berikutnya.
3) Bagan kedudukan Rentinkon dalam Sistem Perencanaan
Pembangunan TNI Jangka Pendek. Dapat dilihat pada Lampiran C.

g. Tempat Penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI. Tempat penyusunan


Rentinkon Kotamaops TNI dilaksanakan di lingkungan Mako Kotamaops TNI.

h. Pengujian Lampiran Rentinkon Kotamaops TNI. Rentinkon Kotamaops


TNI yang telah disusun dan RO harus dapat dioperasionalkan oleh Kotamaops TNI
dan komando dibawahnya. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa lampiran
Rentinkon Kotamaops TNI yang terdiri dari beberapa RO dapat dimengerti dan
dipahami oleh pelaku (siapa, kapan, dimana, berbuat apa dan bagaimana) maka
perlu dilakukan pengujian. Pengujian di tataran Kotamaops TNI dilakukan oleh
Pang Kotamaops TNI melalui Kapokja dan Kasubpokja yang dikoordinir oleh Kas
Kotamaops TNI.
30

i. Ketentuan Format Penyusunan Rentinkon dan Rencana Operasi


Kotamaops TNI. Dapat dilihat pada lampiran I dan lampiran S.

13. Pokok-Pokok Penyusunan.

a. Organisasi Penyusunan.

1) Penanggung jawab : Panglima Kotamaops TNI


2) Narasumber : a) Staf Ahli Kotamaops TNI.
b) Liaison Officer/LO Kodam.
c) Instansi terkait.

3) Kelompok Kerja (Pokja) Penyusun.

a) Koordinator : Kas Kotamaops TNI.


b) Ketua Pokja : Asops Kotamaops TNI.
c) Wakil Ketua Pokja : Asren Kotamaops TNI.
d) Sekretaris 1 : Pabandya Ops Sops Kotamaops
TNI/Pejabat setingkat.
e) Sekretaris 2 : Pabandya Ren Sren Kotamaops
TNI/Pejabat setingkat

f) Subpokja Bidang Intelijen.

(1) Ketua : Asintel Kotamaops TNI


(2) Anggota : Pabandya Sintel Kotamaops TNI.

g) Subpokja Bidang Operasi.

(1) Ketua : Waasops Kotamaops TNI/Pejabat


Setingkat
(2) Anggota : Pabandya Ren Ops Kotamaops
TNI/pejabat setingkat

h) Subpokja Bidang Teritorial.

(1) Ketua : Aster/Aspotmar/Aspotdirga Kotamaops


TNI.
(2) Anggota : Waaster/Spotmar/Spotdirga
Kotamaops TNI.
31

i) Subpokja Bidang Logistik.

(1) Ketua : Aslog Kotamaops TNI.


(2) Anggota : Waaslog/Paban Slog Kotamaops TNI.

j) Subpokja Bidang Personel.

(1) Ketua : Aspers Kotamaops TNI.


(2) Anggota : Staf Pers

k) Subpokja Bidang Komlek.

(1) Ketua : Ka Hub/Kadis Komlek Kotamaops TNI


(2) Anggota : Staf Hub/Komlek

l) Subpokja Bidang Perencanaan dan Anggaran.

(1) Ketua : Waasren/Paban Srena Kotamaops TNI


(2) Anggota : Staf Sren

m) Subpokja Bidang Hukum.

(1) Ketua : Kakum/Kadiskum Kotamaops TNI


(2) Anggota : Staf Hukum

n) Subpokja Bidang Penerangan.

(1) Ketua : Kapen/Kadispen Kotamaops TNI


(2) Anggota : Staf Penerangan

o) Pendukung : Perwira atau Personel di jajaran


Kotamaops TNI yang ditunjuk sesuai
kebutuhan.

b. Tugas dan Tanggung Jawab.

1) Penanggung Jawab:

a) Memberikan arahan kepada Staf Kotamaops TNI tentang


ancaman dan gangguan serta kontinjensi yang perlu mendapat
perhatian.
32

b) Mengeluarkan petunjuk dan kebijakan tentang strategi,


rencana tindakan dan kemungkinan pelibatan kekuatan nyata
Kotamaops TNI dalam menghadapi kontinjensi.
b) Bertanggung jawab atas pengesahan Rentinkon Kotamaops
TNI.
c) Bertanggung jawab terhadap isi dokumen Rentinkon
Kotamaops TNI kepada Panglima TNI.

2) Narasumber:

a) Staf Ahli Kotamaops dan Liaison officer/LO Kodam.

(1) Memberikan informasi/masukan/tanggapan yang


diperlukan Kotamaops TNI sesuai dengan kewenangan dan
jabatan/sesuai fungsi; dan
(2) Bertanggung jawab kepada Pang Kotamaops TNI atas
masukan-masukan atau hal-hal fakta yang diberikan kepada
Kotamaops TNI.

b) Instansi terkait. Memberikan informasi/masukan/tanggapan/


situasi terkini yang diperlukan Kotamaops TNI sesuai dengan
kewenangan dan jabatan/fungsi.

3) Pokja Penyusun.

a) Koordinator:

(1) Mengoordinasikan kegiatan staf terkait penyusunan


Rentinkon Kotamaops TNI.
(2) Mengawasi proses penyusunan di tiap-tiap bidang di
bawahnya.
(3) Melaporkan perkembangan kegiatan penyusunan
Rentinkon kepada Pang Kotamaops TNI.
(4) Bertanggung jawab kepada Pang Kotamaops TNI.

b) Ketua Pokja:

(1) Merencanakan, melaksanakan, memimpin dan


mengendalikan kegiatan-kegiatan penyusunan Rentinkon
Kotamaops TNI.
33

(2) Melaporkan perkembangan proses penyusunan dan


menyerahkan konsep dokumen kepada Pang Kotamaops TNI.
(3) Memaparkan hasil penyusunan Rentinkon Kotamaops
TNI kepada Pang Kotamaops TNI.
(4) Bertanggung jawab kepada Pang Kotamaops TNI.

c) Wakil Ketua Pokja:

(1) Membantu dan mewakili Ketua Pokja dalam


pelaksanaan tugas.
(2) Mengatur mekanisme kegiatan penyusunan Rentinkon
Kotamaops TNI.
(3) Mengajukan saran dan pertimbangan kepada Ketua
Pokja khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
mekanisme dan administrasi penyusunan Rentinkon
Kotamaops TNI.
(4) Membantu Ketua Pokja dalam merencanakan,
menyiapkan dan melaksanakan serta mengevaluasi hasil
penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI.
(5) Bertanggung jawab kepada Ketua Pokja atas
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

d) Sekretaris 1:

(1) Membantu Ketua Pokja dalam penyelenggaraan rapat


berkaitan dengan bidang administrasi dan tata usaha Sub
kelompok.
(2) Berlaku sebagai notulen pada saat dilaksanakan rapat-
rapat koordinasi oleh Pang Kotamaops TNI.
(3) Menyiapkan, memelihara sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI.
(4) Melaporkan kepada ketua Pokja mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan tugasnya.
(5) Bertanggung jawab kepada ketua Pokja atas
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
34

e) Sekretaris 2:

(1) Mempunyai tugas dan kewajiban membantu dan


mewakili sekretaris 1 dalam pelaksanaan tugas-tugas
kesekretariatan.
(2) Bertanggung jawab kepada Ketua Pokja atas
pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

f) Subpokja penyusunan.

(1) Ketua Subpokja:

i. Memimpin, mengendalikan dan mengawasi


pelaksanaan kegiatan anggota Subpokja secara
keseluruhan.
ii. Mengoordinasikan kegiatan Subpokja agar
berhasil guna dan berdaya guna.

iii. Mengawasi pelaksanaan tugas anggota Subpokja


dalam rangka pelaksanaan tugas masing-masing.
iv. Menginventarisir referensi untuk dijadikan
landasan berpikir dalam proses penyusunan Rentinkon
Kotamaops TNI sesuai bidang yang akan disusun.
v. Memilih alternatif terbaik dari beberapa konsep
pemikiran, saran masukan dari anggota Subpokja yang
akan dituangkan dalam naskah sesuai bidang.
vi. Melaporkan perkembangan kemajuan hasil kerja
Subpokja yang dipimpinnya setiap saat kepada Ketua
Pokja.
vii. Bertanggung jawab kepada Ketua Pokja dalam
pembuatan naskah sesuai bidang.

(2) Anggota Subpokja:

i. Mencari, mengumpulkan dan mempelajari semua


referensi yang berkaitan dengan Rentinkon Kotamaops
TNI yang akan disusun sesuai bidang.
35

ii. Menginventarisasi hal-hal yang perlu dimasukan


dalam Rentinkon Kotamaops TNI yang akan disusun
sesuai bidang.
iii. Menyusun rencana yang berkaitan dengan
penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI sesuai dengan
rencana dan program Pokja penyusun.
iv. Bertanggung jawab kepada Ketua Subpokja atas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

g) Pendukung:

(1) Mendukung dan memperkuat tim penyusunan yang ada


di Sub Pokja.
(2) Mendukung dalam mencari dan mengumpulkan data
atau bahan referensi yang berkaitan dengan penyusunan
Rentinkon Kotamaops TNI yang akan disusun.
(3) Mendukung penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI.
(4) Mendukung tugas bidang administrasi dan kebutuhan
logistik selama proses penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI.
(5) Bertanggung jawab kepada Ketua Pokja.

14. Tahapan Penyusunan.

a. Umum. Penyusunan dokumen Rentinkon Kotamaops TNI dengan


proyeksi satu tahun yang akan datang mekanismenya memerlukan proses
integrasi, koordinasi dan analisis oleh para pejabat dalam lingkungan Kotamaops
TNI tersebut, selanjutnya pokok- pokok mekanisme penyusunan sesuai dengan
manajemen yang berlaku secara umum dimulai tahap perencanaan, tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengakhiran.

b. Tahap perencanaan.

1) Perencanaan dimulai setelah Pang Kotamaops TNI menerima direktif


dari Panglima TNI selanjutnya melakukan analisa tugas pokok. Pang
Kotamaops TNI dan staf terkait melakukan kegiatan-kegiatan antara lain:
36

a) Pang Kotamaops TNI mengorganisasi tugas melalui


penyusunan tim Pokja Rentinkon Kotamaops TNI. Tim Pokja
melibatkan staf terkait di lingkungan Kotamaops TNI serta didukung
Perwira dari jajaran Kotamaops TNI sesuai kebutuhan.
b) Pang Kotamaops TNI menyampaikan petunjuk perencanaan
(Jukcan) kepada Kas Kotamaops TNI dan seluruh Asisten terkait
serta dihadiri para Staf Ahli Kotamaops TNI maupun L.O Kotamaops
TNI (khusus untuk Kodam). Format jukcan Periksa pada lampiran J.
c) Kas Kotamaops TNI menindaklanjuti Jukcan Pang Kotamaops
TNI tersebut melalui perencanaan rangkaian proses penyusunan; dan
d) Merencanakan dan menetapkan tempat penyusunan
Rentinkon Kotamaops TNI.

2) Perencanaan diakhiri setelah Pang Kotamaops TNI memastikan


seluruh rangkaian kegiatan di tahap perencanaan sudah dilaksanakan.

c. Tahap Persiapan.

1) Persiapan dimulai setelah seluruh rangkaian kegiatan di tahap


perencanaan sudah dilaksanakan. Pang Kotamaops TNI dan staf terkait
melakukan kegiatan-kegiatan antara lain:

a) Pengumpulan data dan informasi. Proses pengumpulan data


dan informasi sebagai bahan penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI
dimulai setelah penyampaian Jukcan Pang Kotamaops TNI tentang
pokok-pokok penyusunan Rentinkon. Masing-masing pejabat
penyusun melakukan mengumpulkan data dan informasi terkini
sesuai bidang. Data dan informasi diperoleh dengan cara:

(1) Mempelajari Kir ancaman TNI/Angkatan dan program


pembangunan kekuatan TNI.
(2) Memantau perkembangan situasi dan ancaman faktual
yang sedang berkembang di wilayah Kotamaops TNI.
(3) Menerima laporan-laporan dan informasi situasi terkini
dari komando bawah maupun instansi terkait.
(4) Mengetahui kondisi satuan terkini yang meliputi
kekuatan nyata, organisasi, gelar dan tingkat latihan yang
sudah dicapai berikut kemampuannya.
37

(5) Berkomunikasi dan konsultasi dengan narasumber (staf


umum Mabes TNI dan Mabes Angkatan).
(6) Berkoordinasi dan komunikasi dengan instansi terkait
yang ada di daerah sesuai dengan bidang masing-masing.

b) Proses pengumpulan data dan informasi dilaksanakan


bersamaan dengan kegiatan kerja rutin yang telah diprogramkan.

c) Menyiapkan peranti lunak atau buku-buku referensi-referensi,


alat peralatan pendukung, mengaplikasikan tool analysis serta
personel staf untuk menyusun Rentinkon Kotamaops TNI.

2) Persiapan diakhiri setelah Pang Kotamaops TNI memastikan seluruh


rangkaian kegiatan di tahap persiapan sudah dilaksanakan.

d. Tahap Pelaksanaan.

1) Pelaksanaan dimulai setelah penyampaian keputusan Pang


Kotamaops TNI (konsep umum Rentinkon yang harus disusun) kepada
Pokja. Penyampaian keputusan diawali dengan kegiatan-kegiatan antara
lain:

a) Penyampaian perkiraan intelijen terkini oleh Asintel Kotamaops


TNI.
b) Penyampaian tentang strategi Kotamaops TNI melalui OMSP
dengan menggunakan kekuatan TNI yang akan disiagakan oleh
Asops Pang Kotamaops TNI. Strategi Kotamaops TNI dilakukan
melalui tahapan penindakan. Penggunaan kekuatan Kotamaops TNI
dalam rangka rencana tindakan serta kemungkinan pelibatan
kekuatan untuk menghadapi kontinjensi yang diperkirakan akan
dihadapi satu tahun mendatang. Penggunaan kekuatan Kotamaops
TNI berdasarkan dari analisa kontinjensi yang mungkin terjadi.
c) Penyampaian konsep umum oleh Pang Kotamaops TNI
berdasarkan dari perkiraan intelijen serta strategi Kotamaops TNI dan
petunjuk-petunjuk lain yang terkait dengan penyusunan Rentinkon.
d) Penyusunan Rentinkon. Penyusunan Rentinkon berdasarkan
keputusan dan konsep umum yang disampaikan oleh Pang
Kotamaops TNI. Selanjutnya, Kas Kotamaops TNI mengoordinasikan
para staf untuk memulai menyusun Rentinkon. Asops Pang
38

Kotamaops TNI selaku Ketua Pokja melakukan koordinasi-koordinasi


internal dan eksternal lingkungan Kotamaops TNI tersebut.
Penyusunan naskah harus mengembangkan esensi materi Rentinkon
yang telah disetujui Pang Kotamaops TNI serta sesuai/selaras
dengan format yang telah ditetapkan. Naskah yang disusun juga
memperhatikan hal-hal yang bersifat khusus di dalam wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian, isi dari format bisa
valid sehingga dapat dioperasionalkan. Pada saat proses penyusunan
konsep Rentinkon Kotamaops TNI, Narasumber melakukan supervisi
dan asistensi. Supervisi dan asistensi dilakukan agar terwujud suatu
dokumen yang komprehensif, terencana, selaras, konsisten, terpadu,
dan dapat dioperasionalkan.
e) Pengujian naskah Rentinkon. Naskah Rentinkon Kotamops
TNI diuji oleh Pokja. Pengujian dilakukan melalui uji naskah dengan
metode TFG (Tactical Floor Game), TMG (Tactical Manuver Game)
dan TAMG (Tactical Air Manuver Game).
f) Paparan naskah Rentinkon Kotamaops TNI. Naskah
Rentinkon Kotamaops TNI dan lampirannya yang telah diuji,
dipaparkan oleh Asops Kotamaops TNI selaku Kapokja di hadapan
Pang Kotamaops TNI. Paparan tersebut dihadiri oleh Kas Kotamaops
TNI, Ir, para Asisten, dan pejabat utama Kotamaops TNI serta
narasumber (instansi terkait).
g) Penyempurnaan naskah Rentinkon Kotamaops TNI.
Penyempurnaan naskah Rentinkon Kotamaops TNI dilakukan apabila
masih terdapat koreksi, saran dan tanggapan pada saat paparan atau
pada saat pengujian. Selanjutnya, segera dilakukan perbaikan
kembali (revisi) serta dilaporkan kepada Pang Kotamaops TNI untuk
mendapatkan pengesahan.
h) Dokumen Rentinkon Kotamaops TNI dan RO dilakukan uji LKO
oleh Kodiklat TNI. Apabila terdapat temuan atau evaluasi maka
dokumen tersebut harus dilakukan revisi kembali.

2) Pelaksanaan diakhiri setelah Pang Kotamaops TNI memastikan


seluruh rangkaian kegiatan di tahap pelaksanaan sudah dilakukan.
39

e. Tahap Pengakhiran. Pengakhiran merupakan tahap akhir dimana


naskah Rentinkon telah disahkan oleh Pang Kotamaops TNI, dan dinyatakan
sebagai dokumen resmi Kotamaops TNI. Kegiatan-kegiatan pada tahap
pengakhiran antara lain:

1) Pendistribusian dokumen Rentinkon dan lampirannya yang sudah


disahkan oleh Pang Kotamaops TNI ditujukan kepada komando atas,
komando samping dan komando bawah.
2) Evaluasi dan pembuatan laporan hasil kegiatan penyusunan dokumen
Rentinkon Kotamaops TNI dilakukan setelah satu minggu selesai kegiatan.

15. Evaluasi.

a. Jelaskan ketentuan administrasi dalam penyusunan Rentinkon Kotamaops


TNI ?

b. Jelaskan organisasi dan penanggung jawab dalam penyusunan Rentinkon


Kotamaops TNI ?

c. Jelaskan pelaksanaan penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI dalam


menghadapi OMSP ?
40

BAB IV
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

16. Umum. Agar pelaksanaan penyusunan Renkon TNI dan Rentinkon Kotamaops
TNI dapat berjalan lancar, maka perlu dipertimbangkan pengawasan dan pengendalian
dalam penyusunan tersebut.

17. Pengawasan dan Pengendalian Renkon TNI.

a. Pengawasan.

1) Tanggung jawab pengawasan penyusunan Renkon TNI (OMP dan


OMSP) secara penuh berada pada Panglima TNI selaku Penanggung
jawab.
2) Pengawasan terhadap penyusunan Renkon secara umum menjadi
tanggung jawab Ketua Dewan Strategi TNI/Ketua Pokja dan dilaksanakan
secara terus-menerus.
3) Pengawasan terhadap penyusunan kelengkapan Renkon secara
teknis (lampiran-lampiran) menjadi tanggung jawab seluruh anggota tetap
Dewan Strategi TNI/anggota Pokja sesuai fungsi.

b. Pengendalian.

1) Kasum TNI selaku Ketua Dewan penyusunan Renkon TNI yang


berhubungan dengan OMP, dan Asrenum Panglima TNI selaku Ketua Pokja
penyusunan Renkon yang berhubungan dengan OMSP mengendalikan
kegiatan secara menyeluruh mulai dari kegiatan penyusunan konsep,
paparan konsep naskah kepada Panglima TNI, penyempurnaan naskah dan
penerbitan serta distribusi naskah.
2) Para Asisten Panglima TNI selaku anggota tetap Dewan strategi dan
Para Waas Panglima TNI selaku anggota Pokja bertanggung jawab dalam
menyiapkan materi bahan penyusunan, dan kelengkapan lampiran-lampiran
naskah Renkon sesuai bidang dengan memperhatikan, waktu, kualitas,
validitas substansi materi.
41

18. Pengawasan dan Pengendalian Rentinkon Kotamaops TNI.

a. Pengawasan. Pengawasan dilaksanakan secara berjenjang sesuai


dengan tataran tiap-tiap pejabat sesuai dengan kewenangannya:

1) Pang Kotamaops TNI melaksanakan pengawasan secara


menyeluruh kegiatan penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI mulai tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan tahap pengakhiran.
2) Kepala Staf Kotamaops TNI mengadakan pengawasan pelaksanaan
kegiatan masing-masing staf terkait yang terlibat dalam penyusunan
Rentinkon mulai dari penyusunan konsep strategi dan rencana pelibatan,
penyusunan konsep Rentinkon Kotamaops TNI dan lampirannya, kegiatan
paparan konsep Rentinkon Kotamaops TNI kepada Panglima Kotamaops
TNI, penyempurnaan dan penerbitan serta distribusi.
3) Para Asisten Kotamaops TNI mengawasi pelaksanaan kegiatan
penyusunan sesuai dengan bidang.

b. Pengendalian.

1) Pangkotamaops TNI melaksanakan pengendalian secara


menyeluruh kegiatan penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI mulai tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan tahap pengakhiran.
2) Kepala Staf Kotamaops selaku koordinator penyusunan Rentinkon
Kotamaops TNI mengendalikan kegiatan yang dilakukan oleh staf
Kotamaops TNI yang terkait dalam penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI
mulai dari kegiatan penyusunan, paparan konsep Rentinkon Kotamaops
TNI kepada Panglima Kotamaops TNI, penyempurnaan dan penerbitan
serta pendistribusian.
3) Para Asisten Kotamaops TNI melaksanakan pengendalian kegiatan
penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI sesuai dengan bidang tugasnya.

19. Evaluasi.

a. Jelaskan pengawasan dan pengendalian Renkon TNI ?

b. Jelaskan pengawasan dan pengendalian Rentinkon Kotamaops TNI ?


42

BAB V
EVALUASI AKHIR PELAJARAN

20. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan prinsip-prinsip dalam penyusunan Renkon TNI !

b. Jelaskan organisasi Dewan Strategi dalam penyusunan Renkon TNI !

c. Jelaskan Pelaksanaan penyusunan Renkon TNI dalam menghadapi OMP !

d. Jelaskan ketentuan penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI !

e. Jelaskan Pelaksanaan penyusunan Rentinkon Kotamaops TNI !

f. Jelaskan Pengawasan dan Pengendalian dalam Penyusunan Renkon TNI !

g. Jelaskan Pengawasan dan Pengendalian dalam penyusunan Rentinkon


Kotamaops TNI !
RAHASIA
43

BAB VI
PENUTUP

21. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Dosen dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar Renkon TNI dan
Rentinkon Kotamaops TNI pada Dikreg Seskoad.

a.n. Komandan Seskoad


Kadep Jemen,

Rachmat Mangku Sasmito, S.E.


Kolonel Inf NRP 1900008020169

TELAH DITELITI OLEH


PEJABAT PARAF TANGGAL
Kasiminjemen
Kabagjemen

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai