Anda di halaman 1dari 27

TERBATAS

KOMANDO CADANGAN STRATEGIS AD/DHARMA PUTRA


PERHUBUNGAN
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

KARANGAN MILITER

PERAN SERTA TENTARA NASIONAL INDONESIA


DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR

Oleh :

Nama : Heny Puspita Rusidik


Pangkat/Corps : Letda Chb (K)
NRP : 21000149070581
Satuan : Perhubungan Kostrad

TA 2020

TERBATAS
i

Abstract

Disaster has become integral part of human life, therefore man


attempting to manage the disaster so that it takes up a lot of lives and
property. In disaster management there are stages namely mitigation, relief
and reconstruction in which all these activities aim to minimize the threat to
human life. Indonesian Armed Forces (TNI) in this regard has been given the
mandate by Regulation No. 34 of 2004 about Indonesia Armed Forces to
participate in disaster relief as part of Military Operation Other Than War
(OMSP). It can not be denied that Indonesia is geographically very high
vulnerability to disasters. Therefore, the authors in this paper seeks to provide
an research, given the Kab. Bogor is one area that is veri often affected. This
paper uses qualitative method by basing the analysis of the data obtained
from onformant interviews an field observations. This papaer discusses the
role of wich is run by the military in the stages of the proses of mitigation,
disaster relief an recontruction.

Keywords : Disaster, Kab. Bogor, TNI, OMSP

Abstrak

Bencana telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, oleh karena itu
manusia berusaha untuk mengelola bencana sehingga tidak memakan
banyak nyawa dan harta benda. Dalam penanggulangan bencana ada tiga
tahap, yakni mitigasi, bantuan dan rekonstuksi dimana semua kegiatan ini
bertujuan untuk meminimalkan ancaman terhadap kehidupan manusia.
Sesuai Peraturan No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
untuk berpartisipasi dalam bantuan bencana sebagai bagian dari Operasi
Militer Selain Perang (OMSP). Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia secara
geografis memiliki kerentanan yang sangat tinggi terhadap bencana. Oleh
karena itu, penulis memberikan gambaran tentang peran militer dalam
penanggulangan bencana. Penulis mengambil Kab. Bogor sebagai fokus
penelitian, mengingat Kab. Bogor merupakan salah satu daerah yang sangat
sering terpengaruh. Karmil ini menggunakan metode kualitatif dengan
mendasarkan analisis data yang diperoleh dari wawancara dengan informan
dan obeservasi lapangan. Karmil ini membahas peran yang dijalankan oleh
militer dalam tahapan proses mitigasi, bantuan dan rekonstruksi bencana.

Kata kunci : Bencana Alam, Kab. Bogor, TNI, OMSP


ii

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu

wata’alaa yang karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat

menyelesaikan karang militer dengan judul “PERAN SERTA TENTARA

NASIONAL INDONESIA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA DI

WILAYAH KABUPATEN BOGOR”. Ketertarikan penulis untuk menyusun

naskah dengan topik bahasan tersebut di atas karena dilandasi oleh rasa

tanggung jawab terhadap Profesionalisme TNI dalam menjaga keselamatan

bangsa dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dihadapkan

dengan perkembangan situasi era globalisasi saat ini yang sangat rentan

akan timbulnya ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri.

Atas dasar tersebut, penulis berpendapat bahwa salah satu solusi

untuk mengatasi kemungkinan ancaman tersebut adalah dengan

melaksanakan Bakti TNI secara optimal guna mewujudkan ketahanan wilayah

yang tangguh dalam rangka pertahanan negara.

Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-

besarnya kepada senior yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan

arahan. Demikian juga kepada suami tercinta yang senantiasa memberikan

dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan karangan militer ini

semaksimal mungkin.
iii

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu penulis sangat mengharapkan sumbangan pikiran yang

konstruktif baik berupa saran, pendapat maupun kritikan demi kesempurnaan

karangan militer ini.

Bogor, Mei 2020

Penulis
iv

DAFTAR ISI

Abstrak................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................iv

PERAN SERTA TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR...........

BAB I Pendahuluan................................................................................1

1 Umum..................................................................................1
2 Maksud dan Tujuan.............................................................2
3 Ruang Lingkup dan Tata Urut.............................................3
4 Metoda Pendekatan............................................................3
5 Pengertian...........................................................................3

BAB II Latar Belakang.............................................................................5

6 Umum..................................................................................5
7 Landasan Pemikiran............................................................5
8 Dasar Pemikiran..................................................................8

BAB III Penanggulangan Bencana Di Wilayah......................................10

9 Umum................................................................................10
10 Peran TNI Dalam Tahapan Mitigasi Bencana...................12
11 Peran TNI Dalam Proses Tanggap Darurat Bencana.......13
12 Peran TNI Dalam Rekonstruksi Pasca Bencana..............15

BAB IV Kesimpulan dan Saran..............................................................17

13 Kesimpulan........................................................................17
14 Saran.................................................................................18

BAB V Penutup......................................................................................19

15 Penutup.............................................................................19

Lampiran :

Daftar Pustaka
Riwayat Hidup Singkat
PERAN SERTA TENTARA NASIONAL INDONESIA
DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Indonesia merupakan sebuah negara dengan keunikan letak

geografis yang memberikan keuntungan terkait dengan posisinya

sebagai jalur pelayaran serta melimpahnya sumber daya alam yang

terkandung didalamnya. Namun pada kenyataannya hal ini tidak pula

dapat terlepas dari adanya ancaman yang muncul terkait dengan letak

geofrafis Indonesia. Merujuk pada hal tersebut dimana bangsa

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan

empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia,

lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan

dan timur Indoensia terdapat sabuk vulkanik (vulcanic arc) yang

memanjang dari Pulau Sumatera – Jawa – Nusa Tenggara – Sulawesi,

yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah

yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat

berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi,

gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.

b. Kondisi kerentanan bencana ini tersebar merata hampir di

seluruh wilayah Indonesia, tentunya dengan tingkat yang berbeda

serta karakteristik bencana yang berbeda antara satu wilayah dengan


2

wilayah lainnya. Salah satu di antara sekian banyak wilayah yang

memiliki kerentanan yang cukup tinggi terhadap bencana alam adalah

Kabupaten Bogor. Hampir setian tahunnya sering terjadi bencana alam

berupa tanah longsor, banjir bandang dan angin puting beliung.

c. Sebagian besar bencana yang terjadi di Kabupaten Bogor ini

terkait dengan bencana yang bersifat klimatologi atau yang

dipengaruhi iklim dan cuaca seperti banjir, tanah longsor dan angin

puting beliung. Hal ini dapat dilihat dari peristiwa awal tahun 2020 ini

terjadi bencana di beberapat wilayah Kabupaten Bogor, banjir

bandang, tanah longsor dan angin puting beliung. Meskipun tidak

banyak menelan korban jiwa, namun kerusakan dan kerugian berupa

harta benda cukup besar.

d. Dalam setiap upaya terkait denan penanggulangan bencana

terdapat hal yang menarik dimana selain melibatkan instansi

pemerintah sipil, juga melibatkan instansi militer khususnya dalam hal

ini personel Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bahkan bila kita lihat di

beberapa tempat terjadinya bencana, peran TNI sangat dominan,

demikian pula yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Maksud tulisan ini adalah untuk memberikan

gambaran tentang Peran Serta TNI dalam Penanggulangan Bencana.

b. Tujuan. Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai bahan

masukan dan sumbang saran kepada pimpinan TNI AD dalam

pengambilan kebijaksanaan dan strategis dalam rangka


3

pemberdayaan wilayah pertahanan darat sehingga penyelengaraan

kegiatan dapat berjalan optimal.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

Tulisan ini secara komprehensip membahas hal-hal yang berkaitan

dengan Peran Serta TNI dalam Penanggulangan Bencana yang di

susu dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan

b. Latar Belakang Pemikiran

c. Penanggulangan Bencana di Wilayah

d. Kesimpulan dan Saran

e. Penutup

4. Metoda dan Pendekatan.

Karangan Militer ini ditulis dengan menggunakan metoda kualitatif

dengan mendasarkan analisis data yang diperoleh dari wawancara

dengan informan dan obeservasi lapangan.

5. Pengertian.

a. Peran serta. Ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan.

b. Mitigasi. Serangkaian upaya untuk mengurangi

resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran

dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

c. Penanggulangan. Serangkaian upaya yang meliputi

penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana,

kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan

rekonstruksi.
4

d. Pertahanan darat. Suatu bentuk dasar pertahanan dimana

tekanan utama diletakkan pada dipertahankannya suatu medan

tertentu dan pengharapan diletakkan pada pasukan yang ditempatkan

melebar pada posisi dengan tambahan bantuan untuk menghentikan

dan memukul penyerang.


5

BAB II

LATAR BELAKANG

6. Umum.

Bencana merupakan sebuah kejadian alam, buatan manusia atau

perpaduan antar keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga

menimbulkan dampak negatif yang dahsyat bagi kelangsungan hidup

manusia. Selain itu, Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bencana

sebagai sebuah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang

mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta

memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga

memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Di Indonesia sendiri bantuan

dalam penanggulangan bencana telah di institusiionalisasikan dalam wujud

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memiliki perwakilan

di setiap daerah. Namun, hal tersebut belum dapat menjawab tantangan

dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Keterlibatan TNI dalam

penanggulangan bencana saat ini di Indonesia menjadi komponen yang

sangat penting, tentu saja tanpa mengesampingan pihak lain yang memiliki

tugas dalam penanggulangan bencana ini.

7. Landasan Pemikiran.

a. Landasan Historis.

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia menunjukkan betapa

kokohnya persatuan TNI dengan rakyat dalam kesatuan yang

manunggal bangkit bersama melancarkan revolusi untuk

menumbangkan kaum penjajah. Oleh karena itu, TNI akan terus


6

berjuang untuk kepentingan rakyat yang mendambakan keadilan dan

kemakmuran, hal ini tentu akan terwujud melalui kerjasama di segala

bidang, termasuk upaya-upaya penanggulangan bencana alam. Dalam

konteks ini TNI selalu tampil di depan menjadi pelopor, bersama-sama

rakyat melaksanakan berbagai kegiatan di lokasi bencana. Mulai dari

evakuasi korban, penyiapan tempat pengungsian, penyiapan logistik

bantuan dan lain-lain.

b. Landasan Idiil.

Pancasila sila ke-3 “Persatuan Indonesia” dan sila ke-5

“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” merupakan amanat

yang dapat dilaksanakan oleh TNI untuk mewujudkan persatuan dan

kesatuan bangsa serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh

masyarakat Indonesia.

c. Landasan Konstitusional.

Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 disebutkan bahwa

tujuan nasional bangsa Indonesia adalah untuk membentuk suatu

Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia adalah atas dasar

persatuan dengan mewujudkan keadialan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan umum. Pokok pikiran yang

terkandung dalam pernyataan tersebut adalah bahwa Negara wajib

menjamin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat

Indonesia, sehingga akan terwujud kehidupan sosial yang kondusif.

Untuk itulah, TNI berupaya untuk membantu pemerintah dalam


7

meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi mereka yang

tertimpa bencana.

d. Landasan Konseptual.

1) Landasan Visional.

Wawasan Nusantara sebagai landasan visional

merupakan amanah yang harus diwujudkan karena merupakan

prasyarat agar cita-cita nasional dapat terwujud. Wawasan

Nusantara merupakan dasar pemikiran dalam upaya untuk

meningkatkan rasa kebangsaan serta kesadaran bela negara

dalam rangka memelihara dan meningkatkan persatuaan dan

kesatuan bangsa.

2) Landasan Konsepsional.

Ketahanan Nasional merupakan pedoman dalam

menciptakan kondisi dinamis bangsa yang bersisi keueletan dan

ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi segala bentuk

ancaman yang membahayakan keutuhan dan kedaulatan NKRI.

Untuk mewujudkan ketahan nasional dimulai dari ketahanan

pribadi, ketahanan lingkungan sampai dengan ketahanan

nasional. Oleh karena itu, ketahanan nasional menjadi landasan

pemikiran dalam upaya meningkatkan persatuan dan kesatuan

bangsa sebagai tolok ukur terwujudnya wilayah pertahanan

yang kuat. Dan oleh karenanya, peran serta TNI dalam

penanggulangan bencana ini sangat efektif untuk

mengimplementasikan tugas pemberdayaan wilayah

pertahanan yang menjadi tugas TNI di wilayah.


8

e. Landasan Operasional.

Dalam menjalankan tugasnya untuk terlibat dalam

penanggulangan bencana TNI mendasarkan kepada UU RI No. 34

Tahun 2004 tentang TNI bertugas pokok melaksanakan Operasi Militer

Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang

didalamnya terdapat salah satu tugas yaitu membantu menanggulangi

akibat bencana alam.

8. Dasar Pemikiran

a. Posisi geografi Indonesia yang menjadi pertemua lempeng

tektonik di barat dan di timur Indonesia, faktor hidroklimatologi dan

kerusakan ekosistem, menjadikan wilayah Indonesia rawan bencana.

Dalam definisi yang mengacu pada UN-ISDR (International Strategy

For Disaster Reduction), bencana didefinisikan sebagai gangguan

serius terhadap suatu sistem komunikasi atau masyarakat yang

menyebabkan kerugian manusia, material, ekonomi atau lingkungan

yang meluas melampaui kemampuan mereka (komunitas atau

masyarakat yang terkena dampak ) untuk mengatasinya dengan daya

mereka sendiri.

b. Peran pemerintah dalam penanganan bencana sangat vital,

meskipun dari berbagai unsur di luar pemerintah juga telah melakukan

upaya-upaya menangani masalah bencana sebagai dukungan kepada

pemerintah serta kepedulian sosial. Bencana alam berpengaruh

langsung terhadap keselamatan dan kesejahteraan rakyat, yang


9

menjadi tugas pemerintah untuk mengelolanya, karena berdampak

sangat kompleks, dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, politik,

sosial, bahkan sampai kepada tegak dan runtuhnya sebuah negara

dan oleh karenanya dengan mempertimbangkan kondisi tersebut,

pemerintah Indonesia telah menetapkan landasan hukum yang

mengatur mengenai penanggulangan bencana yang disahkan pada

tanggal 26 April 2007 menjadi Undang-Undang No. 24/2007 tentang

penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pemerintah berharap

dapat meningkatkan sinergi berbagai pihak dalam usaha

penanggulangan bencana dan semua pengaruhnya di Indonesia,

dengan berpedoman kepada undang-undang tersebut. Selain Undang-

undang tentang penanggulangan bencana, pemerintah telah

menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) yang terkait langsung dengan

penanggulangan bencana, yaitu PP No 8 tahun 2008 tentang Badan

Nasional Penanggulangan Bencana, PP No. 21 tahun 2008 tentang

peneyelenggaraan penanggulangan bencana dan PP No. 22 tahun

2008 tentang pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana alam.

Mempelajari undang-undang dan peraturan dan peratuan pemerintah

ini, terdapat beberapa permasalahan berkaitan dengan tugas TNI,

terutama dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP), karena

beberapa faktor yang tidak diatur secara jelas dan dapat menimbulkan

permasalahan bagi pelaksanaan tugas TNI dalam penanggulangan

bencana alam.
10
11

BAB III

PENANGGULANGAN BENCANA DI WILAYAH

9. Umum.

Berkenaan dengan penanggulangan bencana alam, pemerintah telah

menerbitkan undang-undang dan peraturan pemerintah, antara lain Undang-

Undang No. 24/2007 tentang penanggulangan bencana, PP No. 8 tahun 2008

tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana, PP No. 21 tahun 2008

tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dan PP No. 22 tahun

2008 tentang pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana. UU No. 24/2007

tentang penanggulangan bencana menyatakan bahwa BNPB dapat

mengeerahkan instansi lain termasuk didalamnya TNI, namun demikian pada

PP 21/2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,

mekanisme dan prosedur permintaan, penerimaan dan penggunaan

sumberdaya manusia, alat peralatan dan logistik dari BNPB kepada TNI dan

instansi lain tidak dijelaskan, termasuk juga tidak dijelaskannya mekanisme

dan prosedur pelibatan TNI termasuk bagaimana hubungannya dengan

pemerintah daerah. Sehingga dalam penanggulangan bencana, kapan

permintaan dapat dilakukan, berapa kekuatan yang dapat dilibatkan, tugas

apa yang akan diberikan dan kapan tugas tersebut selesai, karena ketentuan

operasi yang dianut oleh TNI selalu memuat pembatasan aspek tugas, waktu

dan kekuatan yang digunakan. Apabila hal ini diabaikan, maka TNI sebagai

institusi telah mengingkari doktrinnya sendiri. Disisi lain, dalam PP 22/2008

tentang pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana, juga tidak mengatur

bagaimana peran dan tugas TNI dalam pendanaan serta pengelolaan bila
12

menerima bantuan. Apabila TNI menggunakan kekuatan dan sumber daya

lain yang dimiliki, akan memancing munculnya permasalahan baru yang

bertentangan dengan aturan penggunaan anggaran dan dapat dianggap

sebagai tidak sesuai peruntukannya atau bahkan tidak dapat

dipertanggungjawabkan, karena sejauh ini, TNI tidak memiliki struktur

anggaran untuk penanggulangan bencana. Tanpa ada ketentuan yang

mengatur prosedur dan mekanisme yang jelas dan dilandasi adanya aturan

yang ditetapkan pemerintah, akan menimbulkan kerawanan bagai TNI dan

jajarannya, terutama apabila terjadi korban sebagai akibat melaksanakan

tugas penanggulangan bencana, tanpa dilandasi perintah operasi yang sah.

Dalam struktur organisasi penanggulangan bencana, TNI menjadi

salah satu anggota pengarah penanggulangan bencana, namun demikian

bagaimana TNI melaksanakan tugas sebagai pengarah tidak dijelaskan.

Kondisi seperti ini berpengaruh negatif bagi TNI karena tidak dapat

menguraikan tentang siapa, berapa kekuatan dan apa perlengkapan yang

harus dan menjadi tanggung jawab TNI untuk diarahkan, apa pengarahan

tugasnya, kapan tugas penanggulangan dimulai dan kapan selesai, dimana

tugas tersebut dilaksanakan, bagaimana melaksanakan dan mengapa tugas

penanggulangan bencana dilakukan (apakan ada permintaan atau tugas yang

dinyatakan sendiri), karena semua mengandung resiko yang harus dapat

dipertanggungjawabkan sesuai aturan yang berlaku. Tanpa adanya aturan

dan ketentuan yang dipedomani, akan menyebabkan kerentanan terhadap

institusi TNI yang dapat mengakibatkan kerugian secara institusional.

Apabila dikaitkan dengan aturan yang lain yang mengikat kepada TNI,

UU 34/2004 tentang TNI, maka pengerahan kekuatan TNI hanya menjadi


13

kewenangan Presiden, sehingga apabila Ketua BNPB dinyatakan dapat

mengerahkan kekuatan TNI, menjadi sesuatu yang bertentangan. Selain itu,

dalam undang-undang yang sama, Operasi Militer Selain Perang (OMSP)

hanya dapat dilakukan dengan berdasarkan kebijakan politik Negara yang

berarti akan dilakukan oleh TNI setelah dikerahkan oleh Presiden dengan

persetujuan DPR.

10. Peran TNI dalam Tahapan Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan untuk

mencegah bencana atau mengurangi dampak bencana. Menurut Subiyantoro

mitigasi bencana sesungguhnya berkaitan dengan siklus penanggulangan

bencana berupa upaya penanganan sebelum terjadinya bencana. Hal ini

dilakukan sebagai sebuah tindakan preventif yang berfungsi untuk

meminimalisir kerugian yang diakibatkan bencana yang berpotensi terjadi.

Sebagai sebuah wilayah yang sangat rentan dengan bencana, satuan tugas

TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Laut dan Udara yang ada di wilayah

dipersiapkan untuk memberikan bantuan dalam setiap tahapan

penanggulangan bencana.

Peran TNI dalam tahapan mitigasi bencana ini dilakukan dalam dua

kategori yakni mempersiapkan komponen manusia serta mempersiapkan

infrastruktur untuk meminimalisir dampak bencana. Dalam mempersiapkan

komponen manusia, TNI melakukan kegiatan yang terkait dengan sosialisasi

kebencanaan kepada masyarakat, dimana materi sosialisasi ini disesuaikan

dengan kondisi kebencanaan di wilayah masing-masing karena tidak dapat

dipungkiri bahwa setiap daerah, memiliki kerentanan bencana yang berbeda

antara satu dengan lainnya. Hal ini menjadi penting mengingat kesiapsiagaan
14

dari masyarakat serta pengetahuan akan bencana menjadi modal utama

untuk meminimalisir korban jiwa yang seringkali jatuh akibat kurangnya

pengetahuan mereka akan apa yang harus dilakukan saat bencana tersebut

terjadi.

TNI dalam hal ini Angkatan Darat melalui Satuan Komando

Kewilayahan (Satkowil) yang berada di bawah Korem baik pada tingkat

Kodim maupun Koramil membina masyarakat yang tergabung dalam relawan

bencana. Relawan bencana ini diposisikan sebagai mitra dari pihak TNI untuk

memberikan informasi-informasi secara cepat dan tepat mengenai terjadinya

bencana di wilayah masing-masing dengan menggunakan alat komunikasi

yang ada.

Disamping itu, TNI juga melakukan upaya pendataan terhadap

penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana. Hal ini dilakukan untuk

mempersiapkan proses evakuasi terkait dengan mobilisasi maupun kesiapan

dari tempat pengungsian yang akan dipersiapkan oleh pihak terkait. TNI

dalam hal ini memiliki kedekatan yang cukup erat dengan masyarakat

sehingga mempermudah proses inventarisasi penduduk maupun harta benca

yang mereka miliki. Keakuratan data yang dikumpulkan oleh TNI tidak dapat

dilepaskan dari kepercayaan dan kejujuran masyarakat kepada pihak TNI

dibandingkan dengan pendataan yang dilakukan oleh instansi lain.

11. Peran TNI Dalam Proses Tanggap Darurat Bencana.

Meskipun telah melakukan upaya mitigasi, namun kenyataan

dilapangan dalam proses tanggap darurat berbagai permasalah dilapangan

tetap harus dihadapi. Dimana tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses

tanggap darurat bencana TNI memainkan peranan yang cukup penting. Hal
15

ini ditunjukkan dengan banyaknya peranan TNI yang dijalankan oleh TNI

dalam proses ini, khususnya pada masa tanggap darurat bencana yang

terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. TNI dalam hal ini memiliki peranan untuk

melakukan evakuasi terhadap korban, distribusi bantuan serta memberikan

jaminan keamanan selama proses pengungsian.

Evakuasi menjadi salah satu tindakan yang sangat penting saat

terjadinya bencana, hal ini dilakukan untuk menjauhkan masyarakat dari

lokasi bencana dengan tujuan menghindarkan jatuhkan korban jiwa akibat

bencana tersebut. Disamping evakuasi untuk menghindarkan warga dari

daerah bencana, TNI menjadi ujung tombak dalam evakuasi korban baik

korban luka-luka maupun korban tewas akibat bencana tersebut. Oleh karena

itu, tidak mengherankan apabila TNI selalu menjadi pihak pertama yang

datang pada ground-zero (wilayah bencana) untuk memberikan pertolongan

dan mencari korban akibat bencana tersebut.

Elemen penting dalam proses tanggap darurat adalah persediaan

logistik terkai dengan kebutuhan pokok bagi para korban bencana. Hal ini

menjadi sangat penting mengingat bahwa dalam setiap bencana senantiasa

menggugah kepedulian dari pihak lain untuk membantu dimana salah satu

bentuknya adalah dengan memberikan bantuan logistik berupa makanan,

pakaian dan kebuthan lainnya. Keberadaan bantuan tersebut sangatlah

dibutuhkan khususnya oleh para pengungsi. Namun pada kenyataannya

seringkali bantuan tersebut tidak tepat sasaran serta tidak terdistribusi

dengan baik. Kondisi ini menimbulkan kerentanan terhadap distribusi bantuan

sehingga mereka saling berebut untuk mendapatkan bantuan tersebut. Untuk

mengatasi maka dalam distribusi logistik, TNI memmainkan peranan penting.


16

TNI menjadi distributor bantuan dari mulai bantuan tersebut diterima hingga

didistribusikan kepada masyarakat.

TNI AD kemudian menjalankan tugasnya untuk mendistribusikan

bantuan tersebut ke wilayah-wilayah yang membutuhkan. Distribusi yang

dilakukan ini menjadi sangat penting mengingat bila tidak dilakukan oleh

pihak TNI maka seringkali bantuan tersebut di jarah oleh masyarakat sebelum

tiba di wilayah yang sebenarnya.

Bencana seringkali memaksa warga warga yang berada di wilayah

tersebut untuk mengungsi demi keselamatan jiwa mereka, namun seringkali

kenyataan dilapangan warga yang berada di wilayah bencana tidak mampu

meninggalkan rumah mereka meskipun bencana yang terjadi berpotensi

membahayakan nyawa mereka. Kondisi ini tidak dapat dilepaskan dari

kekhawatiran akan keamanan dari harta benda yang mereka tinggalkan bila

mengungsi. Dalam hal ini diperlukan pihak yang dapat dipercaya oleh

masyarakat untuk memberikan jaminan keamanan terhadap harta benda

mereka. Oleh karena itu, TNI bersama Polri dan masyarakat melakukan

kegiatan pengamanan di wilayah bencana.

12. Peran TNI dalam Proses Rekonstruksi Pasca Bencana.

Pasca terjadinya bencana bukan berarti semua tugas yang diemban

baik oleh pemerintah maupun TNI sudah selesai. Rekonstruksi pasca

bencana menjadi salah satu tugas yang cukup berat bagi pihak-pihak yang

terlibat dalam penanggulangan bencana. Tugas berat ini terkait dengan

upaya untuk memulihkan kondisi baik fisik wilayah maupun psikologis dari

warga yang terkena musibah bencana tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri

bila akibat dari bencana yang terjadi, dampak kerusakan secara fisik yang
17

luar biasa serta dampak psikologis yang mendalam bagi warga yang terkena

bencana tersebut. Oleh karena itu, proses pemulihan baik sarana dan

prasarana yang hancur akibat bencana serta pemulihan kondisi psikologis

masyarakat menjadi sangat penting dalam proses ini.

Dalam proses rekonstruksi ini, TNI melaksanakan kegiatan untuk

membangun kembali pemukiman warga yang hancur akibat bencana. Selain

itu dalam proses rekonstruksi pada kejadian bencana, pihak TNI membangun

tempat tinggal sementara bagi para pengungsi selama menunggu proses

relokasi maupun rekonstruksi wilayah mereka. Namun kegiatan ini tidak

dilakukan secara massif, hanya dilakukan dalam skala yang cukup kecil,

namun demikian hal ini tetap memberikan bantuan yang cukup berarti bagi

para korban.

Proses rekonstruksi yang dilaksanakan tidak dilakukan secara sepihak

oleh TNI, namun dalam tahapan ini berbagai instansi pemerintah maupun

pihak swasta baik asing maupun lokal terlibat didalamnya. Pihak TNI dalam

hal ini akan menjadi elemen pendukung yang menyediakan sumber daya

manusia berupa prajurit untuk membantu proses rekonstruksi yang dilakukan

terhadap wilayah yang terkena bencana. Hal ini terjadi karena pada proses

rekonstruksi bantuan yang datang langsung di bawa oleh pihak yang akan

menyalurkan bantuan. TNI dalam hal ini tidak memiliki kewenangan untuk

mengarahkan bantuan dalam proses rekonstruksi tersebut dan sifatnya hanya

membantu secara teknis serta memberikan data mengenai kebutuhan

rekonstruksi tersebut apabila diminta.


18

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

13. Kesimpulan.

Pembahasan yang dilakaukan oleh penulis dengan melakukan

penelitian secara langsung dalam memberikan analisis serta penggambaran

terhadap peran TNI dalam penanggulangan bencana khususnya di wilayah

Kabupaten Bogor ini menyimpulkan bahwa, tidak dapat dipungkiri bahwa TNI

dalam hal ini memainkan peranan yang cukup dominan dalam upaya

penanggulangan bencana. Peranan dalam penanggulangan bencana yang

terjadi di Kabupaten Bogor oleh pihak TNI telah secara keseluruhan dapat

dilaksanakan dengan baik meskipun penulis merasa bahwa upaya tersebut

belumlah dilakukan secara optimal dan komprehensif. Hal ini didasari oleh

tidak dalam setiap proses penanggulangan bencana TNI berperan besar.

Dimana dala proses mitigasi atau pencegahan TNI menjalankan kegiatan-

kegiatan dengan sangat aktif serta memainkan peranan penting khususnya

dalam melakukan edukasi serta penguatan koordinasi diantara instansi-

instansi terkait dengan proses penanggulangan bencana. Disamping itu, TNI

juga memperhatikan infrastruktur yang akan berguna dalam meminimalisir

dampak bencana dengan membangun atau memperbaiki infrastruktur yang

telah ada. Selain itu peran yang dominan dari TNI dalam penanggulangan

bencana ditunjukkan pada masa tanggap bencana. TNI menjadi tulang

punggung dari berbagai kegiatan mulai dari evakuasi korban, distribusi

bantuan hingga menyediakan pengamanan wilayah bencana. Namun dalam

proses rekonstruksi bencana, TNI kurang memiliki peranan yang bersifat


19

memberikan dukungan. Kondisi ini tidak terlepas dari banyaknya pihak-pihak

yang menyalurkan bantuan serta menjalankan proses rekonstruksi secara

langsung tanpa melakukan koordinasi dengan TNI.

14. Saran.

Pembentukkan BNPB telah menjadi bagian dari solusi yang diinginkan

oleh pemerintah dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Namun

demikian, agar penanggulangan bencana dapat lebih efisien dan resiko

korban dapat ditekan serendah mungkin, maka perlu penyempurnaan dalam

Undang-undang ini dan perlu menyusun aturan lain yang menyertainya, agar

semua pihak yang terkait dalam upaya penanggulangan dapat melaksanakan

tugasnya dengan lebih baik dan mencapai hasil yang lebih optimal. Secara

luas, penanggulangan bencana yang berkaitan dengan sistem lain yang telah

ditetapkan pemerintah sebagai suatu kebijakan negara, akan lebih baik bila

sumberdaya, sarana/prasarana, insfrastruktur yang dibutuhkan dapat

dilengkapi sehingga memberi kemudahan dalam mengkoordinasikan

penanggulangan bencana. Apabila petunjuk pelaksanaan yang dibutuhkan

tidak segera disusun, dapat menyebabkan efisiensi dan efektifitas tidak dapat

dievaluasi atas penyelenggaraan penanggulangan bencana dan

menimbulkan kerawanan lain dibeberapa bidang, terutaman rakyat yang akan

menjadi korban.
BAB V

PENUTUP

15. Penutup.

Bencana dapat terjadi kapan saja tanpa dapat diprediksi terlebih

dahulu, hal ini membuat penanganannya menimbulkan keterlibatan semua

pihak. Namun ketentraman atas kemungkinan terjadinya korban akibat

bencana dapat dikurangi melalui tahapan mitigasi yang menguntungkan

berbagai pihak.

Bogor, Mei 2020


Penulis

Heny Puspita Rusidik


Letda Chb (K) NRP 21000149070581
DAFTAR PUSTAKA

I. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. AMANDEMEN UUD 1945 (SINAR GRAFIKA). JAKARTA, 2000.

2. UNDANG-UNDANG NO.3 TAHUN 2002 TENTANG


PERTAHANAN NEGARA, PT.FOKUSMEDIA, BANDUNG, 2004.

3. UNDANG-UNDANG NO.34 TAHUN 2004 TENTANG TENTARA


NASIONAL INDONESIA, PT.FOKUS MEDIA, BANDUNG, 2004.

4. UNDANG-UNDANG NO. 24 TAHUN 2007 TENTANG


PENANGGULANGAN BENCANA.

5. PP NO. 8 TAHUN 2008 TENTANG BADAN


PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL.

6. PP NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN


PENANGGULANGAN BENCANA.

7. PP NO. 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN


PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA.

II. BUKU ILMIAH

YANDIANTO, DRS. KAMUS UMUM BAHASA INDONESIA,


PENERBIT M2S BANDUNG, SEPTEMBER 2001,

III. DOKTRIN TNI.

“ DOKTRIN KARTIKA EKA PAKSI TNI AD”.

IV. PENERBITAN LEMBAGA PEMERINTAH/SWASTA

1. MABESAD, BUKU PETUNJUK TEKNIK TENTANG BHAKTI


TNI, SKEP KASAD NOMOR SKEP/480/XII/2004 TANGGAL 22
DESEMBER 2004, JAKARTA, 2004.

2. MABESAD, BUKU INDUK TENTANG PEMBINAAN


TERITORIAL, SKEP KASAD, NOMOR : SKEP/98/V/2007 TANGGAL
16 MEI 2007, JAKARTA, 2007.
22

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Henny Puspita Rusidik


2. Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 19 Mei 1981
3. Pangkat/Korps/NRP : Letda Chb (K) 21000149070581
4. Agama : Islam
5. Alamat : Pakansari Cibinong, Kab. Bogor

6. Pendidikan :
a. Umum :
1) SD Th. 1993
2) SMP Th. 1996
3) SMA Th. 1999
4) Perguruan Tinggi Th. 2015

b. Militer/Bang Um :
1) Secaba PK 2000
2) Diktukpa 2017
3)

c. Militer/Bang Spes :
1) Dikcabpa Hub 2017
2)
3)

7. RIWAYAT JABATAN :
a. Pamahub Kostrad 2018
b. Paur Fotfilmil Sipernika Hub Kostrad 2018

Anda mungkin juga menyukai