BAB-I
PENDAHULUAN
1. Umum
b. Bila dilihat dari potensi bencana yang ada, Indonesia termasuk negara
dengan potensi bahaya (hazard potency) yang sangat tinggi dan beragam baik
berupa bencana alam, bencana akibat ulah manusia ataupun kedaruratan komplek.
Potensi bencana di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok
utama, yaitu potensi bahaya utama ( main hazard potency) dan potensi bahaya
ikutan (collateral hazard) dimana potensi bahaya utama ( main hazard potency)
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah
longsor dan angin badai, sedangkan bahaya ikutan ( Collateral hazard) adalah
berupa timbulnya permasalahan sosial antara lain ketidakstabilan ekonomi serta
munculnya gejolak sosial di daerah bencana.
TERBATAS
TERBATAS
2
c. Menyikapi kondisi tersebut, perlu adanya suatu pemikiran untuk dapat
mengurangi dampak yang diakibatkan oleh bencana alam. Melalui organisasi
Bakornas PBP, Pemerintah RI merumuskan suatu formulasi dalam rangka
mengurangi dampak bencana alam dengan mengerahkan seluruh komponen
bangsa yang ada secara terpadu. TNI sebagai bagian dari komponen bangsa dan
merupakan bagian dari Bakornas PBP ikut serta dalam penanggulangan bencana
alam sesuai dengan kebijakan komando atas melalui pola penggunaan kekuatan
TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sesuai Undang – undang TNI
nomor 34 tahun 2004, khususnya tugas bantuan kemanusiaan dalam
penanggulangan akibat bencana dan pengungsi, oleh karena itu TNI AD sebagai
bagian integral dari TNI juga berkewajiban untuk turut serta dalam upaya
penanggulangan akibat bencana di daerah guna membantu pemerintah melalui
pengerahan satuan-satuannya termasuk satuan Yonzipur yang berada di daerah.
d Satuan Zeni, dalam hal ini Yonzipur yang berada di tiap Kodam, dalam
pelibatannya dilapangan untuk membantu penanggulangan bencana alam belum
dikerahkan sesuai dengan harapan, terutama yang berkaitan dengan fungsi teknis
kecabangan Zeni yaitu fungsi konstruksi, destruksi, penyeberangan, perbekalan
air/listrik, Jihandak dan Nubika terbatas. Pengerahan satuan Zeni dalam bantuan
terhadap bencana alam selama ini baru dilibatkan dalam hubungan unit kecil
sebagai asistensi teknis kegiatan penanggulangan paska terjadinya bencana
terutama tahap rekonstruksi dan rehabilitasi. Sementara itu, satuan Yonzipur pada
dasarnya memiliki kemampuan lebih dari sekedar asistensi teknis yaitu pengerahan
dalam hubungan satuan utuh dengan memanfaatkan personel dan peralatan Zeni
yang ada, baik pada tahap pencegahan, tahap evakuasi selama terjadinya
bencana dan tahap rehabilitasi serta rekonstruksi. Menyikapi hal tersebut maka
perlu adanya suatu konsepsi pengerahan satuan Yonzipur agar dapat memberikan
bantuan kemanusiaan khususnya dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana di daerah secara optimal.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang Lingkup tulisan ini dibatasi pada
pengerahan satuan Yonzipur yang berada di bawah Kotama-kotama dalam membantu
penanggulangan bencana alam di daerah, dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Latar Belakang Pemikiran
c. Pengerahan Satuan Yonzipur saat ini
d. Faktor-faktor yang berpengaruh
e. Pengerahan Satuan Yonzipur yang diharapkan
f. Konsepsi Pengerahan Satuan Yonzipur
g. Penutup
5. Pengertian
TERBATAS
TERBATAS
4
a. Bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis. 1
1
Pemerintah RI, Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007, Penanggulangan Bencana, PT. Fokusmedia,
Bandung, 2007, Hal-3.
2
Ibid.
TERBATAS
TERBATAS
5
g. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana
timbulnya dampak bencana, baik melalui pembangunan fisik struktural maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. 3
BAB-II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
3
Pemerintah RI, Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007, Penanggulangan Bencana, PT. Fokusmedia,
Bandung, 2007, Hal-4.
4
Ibid.
5
Ibid.
6
Ibid
7
Ibid.
TERBATAS
TERBATAS
6
7. Landasan Pemikiran
c. Landasan Operasional
2) Doktrin TNI Tridek tahun 2007. Tugas Pokok TNI, yang tercantum
dalam Doktrin TNI Tridek, diantaranya dilaksanakan melalui Operasi Militer
8
Pemerintah RI, Undang-Undang RI No. 34 Tahun 2004 Tentang TNI, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2006,
Hal-13
TERBATAS
TERBATAS
8
Selain Perang (OMSP) dimana terdapat tugas membantu menanggulangi
bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan. 9
4) Skep Panglima TNI nomor Skep / 461 / XII / 2006 tentang petunjuk
pelaksanaan bantuan TNI kepada pemerintah daerah dalam
penanggulangan bencana.
9
Kumpulan Buku, Doktrin TNI Tridek dan Naskah Sementara Doktrin TNI AD KEP,2007.Hal-32.
10
Ibid.Hal-107.
TERBATAS
TERBATAS
9
Satkorlak PBP selaku koordinator benar-benar terdukung dalam rangka meringankan
beban penderitaan yang dialami korban bencana, termasuk pelibatan satuan jajaran TNI
AD yang berada di daerah ke dalam organisasi Satkorlak PBP.
BAB III
PENGERAHAN SATUAN YONZIPUR SAAT INI
9. Umum. Masalah bencana alam (Natural Disaster) bukanlah merupakan hal yang
baru bagi bangsa Indonesia, namun demikian sampai dengan saat ini penanganan
bencana belum dapat ditangani secara maksimal, mengingat dalam langkah
penanggulangannya di lapangan, Pemerintah masih menemui berbagai keterbatasan,
sehingga menuai banyak kritik dari sebagian masyarakat yang merasa tidak puas dengan
11
Pemerintah RI, Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005 tentang Bakornas PB,PT Fokusmedia, Bandung,
2007. Hal-89
TERBATAS
TERBATAS
10
tindakan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dalam menangani masalah bencana ini dan
muncul anggapan bahwa penanganan bencana yang dilakukan oleh Pemda terkesan
lamban dengan timbulnya kerugian materiil maupun non materiil dari pihak korban yang
semakin bertambah, tidak terkelolanya distribusi bantuan, serta penanganan pengungsian
yang tidak teratur. Hal tersebut terjadi karena kemampuan badan yang dibentuk untuk
menangani masalah bencana alam ini masih belum dapat berjalan dengan optimal, baik
dari aspek organisasi, sumber daya manusia, materiil maupun koordinasi antar bagian
yang ada di satuan kordinasi penanggulangan bencana. Disamping itu pelaksanaan
penanganan bencana dilapangan masih kurang didukung oleh sumber daya yang ada
sehingga pada pelaksanaannya juga belum dapat memberi daya guna yang optimal.
10. Pengerahan satuan Zeni sebagai bagian dari TNI AD dalam bantuan
bencana saat ini. Pengerahan bantuan dari TNI AD khususnya yang dilaksanakan
satuan Zeni dalam membantu penanganan bancana saat ini belum dapat dikerahkan
secara optimal, yaitu masih sebatas pada tahap tanggap darurat baik di saat terjadinya
bencana maupun paska terjadinya bencana. Dari beberapa peristiwa bencana yang
terjadi di tanah air, peran dan keterlibatan satuan-satuan TNI AD dalam membantu
masyarakat yang tertimpa bencana memberikan hasil yang cukup meringankan beban
korban. Namun demikian bantuan kemanusiaan ini pun masih dapat ditingkatkan apabila
Rencana Kontijensi terhadap terjadinya bencana dapat dituangkan dalam mewadahi
rencana yang komprehensif dan integral dengan melibatkan semua unsur yang memiliki
kemampuan khusus terutama di bidang teknis seperti satuan Pembekalan, Zeni,
Peralatan, Perhubungan dan lain sebagainya di mana kemampuan teknis yang dimiliki
satuan tersebut sangat dibutuhkan andilnya bagi keberhasilan tugas TNI AD dalam
membantu Satkorlak PBP di daerah. Oleh karena itu, dengan belum dirumuskannya
keterlibatan satuan Zeni TNI AD dalam membantu Satkorlak PBP di daerah dalam
menangani bencana selama ini secara jelas, seperti yang pernah dilakukan di Aceh saat
bencana tsunami dan gempa di beberapa daerah lainnya beberapa waktu lalu,
mengakibatkan timbulnya berbagai kendala, baik di bidang organisasi, personel, materiil
dan mekanisme pengerahan yang belum optimal sehingga terkesan tugas yang dilakukan
tidak tersistem dengan baik.
TERBATAS
TERBATAS
11
11. Pengerahan satuan Yonzipur di daerah saat ini. Dari hasil pengamatan
yang dilakukan, pengerahan satuan Zeni yang berada di bawah Kodam terhadap operasi
bantuan kemanusiaan pada bencana belum sepenuhnya memanfaatkan satuan Zeni
khususnya satuan Yonzipur di daerah. Selama ini satuan Zeni yang dikerahkan baru
sebatas asistensi teknis baik dari anggota satuan Zidam maupun Yonzipur kepada
Satkorlak PBP dengan mengerahkan tenaga-tenaga prajurit Zeni yang menguasai bidang
konstruksi dan alat berat Zeni yang memanfaatkan sarana milik Pemda. Padahal
pengerahan satuan Yonzipur di bawah komando Pangdam setempat yang dilaksanakan
sesuai dengan permintaan dari Pemda setempat baik pada masa sebelum, selama dan
sesudah terjadinya bencana dapat dimanfaatkan sesuai fungsi dan tugasnya dengan lebih
berdaya guna dan berhasil guna.
BAB-IV
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERBATAS
TERBATAS
13
1) Pemahaman prajurit Yonzipur terhadap Doktrin TNI. Prajurit
Yonzipur sebagai bagian dari TNI berperan menjaga kedaulatan negara,
keselamatan bangsa dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Sapta Marga, Sumpah
Prajurit dan 8 Wajib TNI yang menjadikan setiap insan prajurit TNI selalu
merasa terpanggil dalam membantu saudara – saudaranya yang tertimpa
kesulitan. Tugas – tugas kemanusiaan dilaksanakan dengan ikhlas dan tidak
menganggap tugas tersebut sebagai beban. Tertanamnya pemahaman
yang tinggi tersebut dalam kehidupan para prajurit Yonzipur merupakan
kekuatan yang senantiasa membangkitkan semangat pengabdian para
prajurit untuk membantu dan ikut serta memberikan andil dalam
penanganan bencana alam di daerah.
TERBATAS
TERBATAS
14
terlepas dari citra baik yang telah dibangun selama ini dari prajurit TNI
dalam membantu penanggulangan bencana alam. Selama ini masyarakat
telah banyak mengakui militansi prajurit TNI dalam mengabdikan dirinya
guna membantu rakyat yang sedang tertimpa musibah.
b. Kelemahan
TERBATAS
TERBATAS
15
4) Belum tersosialisasinya Undang – undang No 34 tahun 2004 tentang
TNI khususnya pasal 7 ayat 2 point b yaitu melaksanakan tugas Operasi
Militer Selain Perang, sehingga niat ikhlas yang dilakukan TNI sejak awal
terjadinya bencana hingga pasca penanggulangan bencana, oleh sebagian
oknum atau kelompok tertentu selalu dikomentari negatif.
TERBATAS
TERBATAS
16
masing tingkatan diketuai oleh pejabat pemerintah daerah dan wakil I
dijabat oleh pejabat TNI sesuai tingkatannya yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas koordinasi dan pengendalian kegiatan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi dengan berpedoman pada
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Bakornas PBP).
b. Kendala
1) Kondisi geografis daerah bencana yang bervariasi dapat menghambat
kelancaran pengerahan satuan serta evakuasi korban bencana.
TERBATAS
TERBATAS
17
2) Kurangnya koordinasi instansi terkait yang terlibat serta birokrasi
pemerintah daerah yang panjang dapat menyulitkan pengerahan dan
efektifitas kerja satuan dalam penanggulangan bencana alam.
TERBATAS
TERBATAS
18
BAB V
PENGERAHAN SATUAN YONZIPUR YANG DIHARAPKAN
Untuk menjawab tuntutan tugas dalam Operasi Militer Selain Perang, khususnya
dalam operasi bantuan penanggulangan bencana alam, maka satuan TNI AD yang
menjadi bagian dari organisasi Satkorlak PBP di wilayah diharapkan dapat menyiapkan
satuannya secara dini dan menyusun rencana dengan detail berdasarkan data wilayah
dan karakteristiknya. Demikian pula dengan satuan Yonzipur yang akan dikerahkan untuk
membantu pelaksanaan tugas bantuan kemanusiaan seharusnya memiliki kesiapan yang
TERBATAS
TERBATAS
19
baik agar dapat memberikan kontribusi yang optimal kepada Pemda / instansi yang
terlibat dalam operasi bantuan bencana alam.
16. Pengerahan satuan Zeni sebagai bagian dari TNI AD dalam bantuan
bencana yang diharapkan.
Pengerahan satuan Zeni TNI AD dalam membantu penanganan bencana saat ini
harus dapat dilakukan secara maksimal, agar penanganan bencana dapat dilakukan
dengan cepat untuk menekan timbulnya kerugian materiil maupun non materiil dari pihak
korban sehingga tidak semakin bertambah. Satuan Zeni TNI AD juga harus dapat
mengelola distribusi bantuan, serta mengatur penanganan pengungsian sehingga
pelaksanaan penanganan bencana di lapangan harus dapat terdukung dengan segenap
sumber daya yang ada sehingga pada pelaksanaannya dapat memberi daya guna yang
optimal. Untuk itulah maka Rencana Kontijensi terhadap terjadinya bencana harus
dituangkan guna mewadahi rencana yang komprehensif dan integral dengan melibatkan
semua unsur yang memiliki kemampuan khusus terutama di bidang teknis sehingga
pelaksanaan penanganan bencana di lapangan dapat terdukung dengan segenap sumber
daya yang ada sehingga dapat memberi daya guna yang optimal.
b. Saat Tanggap Darurat. Saat terjadi bencana alam, satuan Yonzipur dapat
dimanfaatkan guna melaksanakan upaya tanggap darurat, yaitu membantu dan
melancarkan pelaksanaan kegiatan pengerahan unsur-unsur penanggulangan
bencana guna mencari, menolong dan menyelamatkan korban, evakuasi korban.
Contohnya dengan menggunakan alat berat untuk mengangkat reruntuhan
bangunan dan membebaskan serta menyelamatkan korban, membuka jalur
transportasi yang terputus, memberikan suplai makanan dan pakaian, air bersih,
TERBATAS
TERBATAS
21
obat-obatan, dan juga pembuatan barak-barak darurat sebagai tempat
penampungan sementara.
1) Penyediaan dan pengerahan alat berat dan alat angkut material TNI
AD untuk membantu kegiatan pembersihan daerah yang terkena bencana
dari puing-puing bangunan yang rusak/hancur.
a) Alat berat.
b) Alat perkakas/alat pertukangan.
c) Kendaraan angkut material.
d) Jembatan standar dan non standar TNI AD.
c. Paska Bencana. Dihadapkan pada kondisi yang ada sekarang ini dimana
setiap pengerahan satuan selalu terbentur pada kendala masalah kualitas maupun
kuantitas personel dan alat peralatan yang dimiliki, maka diperlukan adanya suatu
pembaharuan terutama dari segi alat peralatan yang digunakan, sehingga dalam
menjalankan tugasnya para personel TNI memiliki moril yang tinggi, dapat
melaksanakan tugasnya secara maksimal. Di samping itu, kualitas alat peralatan
yang digunakan secara tidak langsung juga memiliki pengaruh terhadap kesiapan
dan kecepatan pengerahan pasukan ke daerah yang tertimpa bencana, dimana
dengan menggunakan peralatan yang berkualitas dan diimbangi dengan sumber
daya yang mumpuni maka penyelesaian tugas penanggulangan bencana dapat
lebih cepat dicapai agar diperoleh hasil yang optimal.
TERBATAS
TERBATAS
22
umum yang rusak dan membantu kelancaran pembuatan tenda dan
pembangunan barak-barak darurat .
TERBATAS
TERBATAS
23
BAB-VI
a. Tujuan
b. Sasaran
TERBATAS
TERBATAS
26
a) Pengoperasian alat berat. Sasaran dalam pengoperasian alat
berat ini meliputi :
TERBATAS
TERBATAS
27
3) Terciptanya hubungan yang harmonis antara aparat kelembagaan
(organisasi non pemerintahan) dan penyelenggara negara yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi masyarakat sehingga memiliki semangat
kerja sama dan ethos kerja yang tinggi dalam menghadapi ancaman
bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
c. Subyek
1) Panglima TNI. Sebagai pejabat pembuat keputusan tentang
penggunaan kekuatanTNI memiliki kewenangan dan bertanggung jawah
tentang penentuan kebijaksanaan tentang pengerahan kekuatan TNI dalam
rangka penganggulangan akibat bencana alam .
2) Kasad. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Panglima TNI
khususnya mengenai administrasi dan penyelenggaraan pembinaan dan
penggunaan kekuatan TNI AD khususnya pada penugasan satuan jajaran
TNI AD dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB).
TERBATAS
TERBATAS
28
d. Obyek
1) Batalyon Zipur. Merupakan obyek yang konsepsinya akan
dikerahkan ke dalam struktur organisasi penanggulangan bencana alam di
daerah.
2) Prajurit Yonzipur. Adalah personel dari Satuan Yonzipur yang
diorganisir dan dilatih secara perorangan maupun dalam hubungan satuan
guna meningkatkan kemampuannya dalam operasi bantuan kemanusiaan
pada bencana didaerah.
3) Materiil. Merupakan materiil yang diinventarisir dan disiapkan
untuk digunakan dalam mendukung pelaksanaan tugas satuan Yonzipur
pada operasi bantuan bencana di daerah.
TERBATAS
TERBATAS
29
profesional sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam tugas
penanggulangan bencana.
TERBATAS
TERBATAS
30
(3) Melaksanakan latihan pratugas yang bertujuan agar
satuan Yonzipur yang akan ditugaskan pada tahap paska
bencana dapat berlatih secara realistis. Untuk mencapai hal
tersebut upayakan agar unsur pimpinan di satuan Yonzipur
diberi kesempatan untuk meninjau lokasi terjadinya bencana
alam.
TERBATAS
TERBATAS
31
mengenai tugas nyata di lapangan bagaimana langkah-langkah penanganan
bencana terutama pada saat paska bencana, dimana dampak bencana
terhadap masyarakat dan lingkungan akan menimbulkan inisiatif berpikir
prajurit untuk menangani kerusakan akibat bencana dengan segala
keterbatasan di daerah bencana.
TERBATAS
TERBATAS
32
organisasi yang menangani penanggulangan bencana alam secara
keseluruhan didaerah bencana. Dengan adanya sistem dan pola koordinasi
yang jelas, diharapkan tidak akan terjadi kesalahan dan miskoordinasi antar
elemen dalam badan penanggulangan bencana alam.
TERBATAS
TERBATAS
33
sasaran operasi bantuan pada bencana yang efektif, efisien dan tepat guna.
Kemudian piranti lunak yang telah disiapkan tersebut perlu disosialisasikan
secara lebih intensif serta di tingkatkan pemahamannya kepada setiap
prajurit Yonzipur sehingga dapat melaksanakan tugas bantuan
penanggulangan bencana alam secara optimal. Agar piranti lunak dapat
dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas operasi, upaya-upaya yang
dilakukan antara lain :
21. Upaya. Meskipun satuan jajaran TNI AD, khususnya satuan Zeni dalam
melaksanakan tugasnya selama ini masih mampu memberikan konstribusi yang cukup
memadai dibidang rehabilitasi dan rekonstruksi, namun dihadapkan pada tantangan tugas
yang telah dilaksanakan dan kemungkinan yang akan dihadapi serta kondisi kesiapan
TERBATAS
TERBATAS
34
Satkorlak PBP saat ini maka perlu diadakan upaya-upaya konstrukstif agar kemampuan
dalam melaksanakan tugas yang akan datang dapat dilakukan secara maksimal sehingga
dapat mendukung tugas Satkorlak PBP dalam operasi penanggulangan bencana alam.
Hal-hal yang perlu dilaksanakan dari konsep pengerahan satuan Yonzipur dalam rangka
membantu penanggulangan bencana alam di daerah meliputi bidang organisasi, personel,
materil, latihan dan peranti lunak.
TERBATAS
TERBATAS
36
(b) Apabila pada saat penugasan TOP satuan
Yonzipur belum terpenuhi diupayakan agar personel
yang diperbantukan untuk memenuhi satgas Zeni
memiliki kemampuan di bidang konstruksi, dengan cara
melibatkan anggota Denzibang yang telah mengetahui
daerah dan kerakteristiknya.
i Eselon Pimpinan
ii Eselon Pembantu Pimpinan
iii Eselon Pelaksana : - 3 Ki Zeni.
- 1 Ki Bantuan.
iv Eselon pelayanan : - 1 Ki Markas.
TERBATAS
TERBATAS
38
sarana dan prasarana umum di daerah bencana. Alat
peralatan konstruksi yang dimaksud berupa :
TERBATAS
TERBATAS
40
xi Genset 10 KVA :6 unit
xii Genset 30 KVA :3 unit
xiii Water Pump :8 unit
xiv Compressor Pneumatic :1 unit
xv Survey Set :3 unit
xvi Tangga Lipat :4 unit
(c) Kapsatlap
TERBATAS
TERBATAS
42
pembinaan personel TNI AD. Dalam tugas dan
penanggulangan bencana alam antara perintah dari komando
atas dengan waktu pemberangkatan sangat singkat sehingga
tidak dapat dilakukan seleksi yang ideal, seperti yang dilakukan
dalam penyiapan pada operasi-operasi lainnya, dengan situasi
demikian selalu diupayakan adanya seleksi lewat pengamatan
sehari-hari oleh komandan satuan bawahan pada sikap
perilaku, pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan
jasmani sehingga dalam waktu singkat sudah dapat terpilih
personel penugasan. Upaya pembinaan personel yang
dioptimalkan dalam penyiapan pasukan siap operasi adalah
kemampuan pengetahuan, keterampilan, jasmani dan kesiapan
mental.
TERBATAS
TERBATAS
43
(d) Kesiapan mental. Untuk mendapatkan kondisi
mental prajurit Zeni yang handal diperlukan pembinaan
secara terus menerus oleh para komandan satuan.
Mental para prajurit menentukan keberhasilan dalam
tugas-tugas operasi terutama dalam menghadapi
tantangan tugas bantuan kemanusiaan seperti pada
bencana alam ini tentunya diperlukan semangat juang
yang tangguh, tidak kenal menyerah dan kerelaan
berkorban demi membantu saudara-saudara kita yang
sedang tertimpa musibah.
b) Kegiatan Fisik
i. Alat berat.
TERBATAS
TERBATAS
45
BAB-VII
PENUTUP
22. Kesimpulan
a. Indonesia merupakan Negara yang rawan akan terjadinya bencana alam
sebagai konsekuensi dari letak geografis Indonesia yang berada pada jalur rawan
terjadinya bencana alam yaitu berada di pertemuan tiga lempeng / kulit bumi yang
aktif bergerak sehingga berdampak pada terjadinya bencana alam baik gempa
TERBATAS
TERBATAS
46
bumi, jalur gunung berapi dan sesar/retakan maupun bencana alam lainnya yang
diakibatkan karena pemanfaatan lahan yang membahayakan keseimbangan alam.
23. Saran
a. Perlunya pemenuhan personel dan materiil satuan Yonzipur terutama alat
berat Zeni yang sangat dibutuhkan dalam rangka proses evakuasi korban dan
TERBATAS
TERBATAS
47
rehabilitasi jalur komunikasi dan transportasi guna mengoptimalkan bantuan yang
akan diberikan kepada Satkorlak PBP dalam menanggulangi bencana alam.
b. Guna meningkatkan profesionalisme prajurit Yonzipur, maka perlu
direncanakan dan dikembangkan suatu kurikulum pendidikan yang dibekalkan
kepada prajurit Zeni khususnya materi bantuan zeni dalam penanggulangan
bencana alam dan manajemen bencana kepada unsur pimpinan satuan.
Heru Prayitno
Mayor Czi Nrp 11940031490272
TERBATAS