PEMBINAAN TERITORIAL
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
KONFIDENSIAL
2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup dalam pembahasan pembinaan
teritorial ini, meliputi sejarah dan perkembangan pembinaan teritorial dengan tata urut
sebagai berikut:
a. Pendahuluan.
b. Dinamika Pembinaan Teritorial.
c. Komunikasi Sosial.
d. Penyelenggaraan Pembinaan Teritorial.
e. Evaluasi.
f. Penutup.
4. Pengertian-Pengertian.
b. Ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.
e. Binter TNI AD. Binter TNI AD merupakan istilah teknis kemiliteran yang
mempunyai arti upaya, pekerjaan dan tindakan, baik secara berdiri sendiri
atau bersama dengan aparat terkait dan komponen bangsa lainnya untuk
membantu pemerintah dalam menyiapkan kekuatan pertahanan aspek darat
yang meliputi wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya serta terwujudnya
kemanunggalan TNI-Rakyat, yang dilaksanakan sesuai kewenangan dan peraturan
perundang-undangan dalam rangka tercapainya tugas pokok TNI AD.
y. Operasi Militer untuk Perang (OMP). Operasi Militer untuk Perang (OMP)
adalah segala bentuk pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI untuk melawan
kekuatan militer negara lain yang melakukan agresi terhadap Indonesia, dan/atau
dalam konflik bersenjata dengan suatu negara lain atau lebih yang didahului
dengan adanya pernyataan perang dan tunduk pada hukum perang internasional.
aa. Operasi Teritorial. Operasi teritorial adalah operasi yang dilaksanakan oleh
satuan militer dengan sasaran, waktu, tempat dan dukungan logistik yang telah
ditetapkan sebelumnya melalui perencanaan terinci untuk mencapai suatu tugas
secara khusus yang ditetapkan atas dasar perintah dari komando atasan yang
berwenang dalam rangka menegakkan dan memelihara kewibawaan pemerintah.
bb. Pembinaan Teritorial TNI AD. Pembinaan teritorial TNI AD adalah suatu
pembinaan yang dilaksanakan terhadap doktrin, sistem dan metode, terhadap
kegiatan Binter (metode Binter), terhadap pengembangan kemampuan Binter
(Sikap Teritorial, Lima Kemampuan Teritorial, Sisrendal Binter dan
Ketatalaksanaan Binter), terhadap pengembangan kerjasama antar instansi terkait.
cc. Penggunaan Binter TNI AD. Penggunaan Binter TNI AD adalah segala
usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk membantu pemerintah dalam rangka
mendukung operasi pada masa damai, selama perang (OMP), sesudah perang
dan OMSP.
ff. Ruang Juang. Ruang juang adalah wilayah pertahanan aspek darat yang
siap sebagai mandala operasi.
hh. Satkowil. Satkowil adalah seluruh satuan jajaran TNI AD yang sudah
tergelar di seluruh wilayah dan mempunyai tugas untuk melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan di darat, dalam rangka mewujudkan ruang,
alat, dan kondisi juang serta kemanunggalan TNI-Rakyat yang tangguh untuk
kepentingan pertahanan negara.
ii. Sikap Teritorial. Sikap teritorial adalah wujud nyata pengamalan dan
penghayatan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI dalam bentuk
keseluruhan tingkah laku, tindak tanduk dan cara seseorang prajurit dalam
berhubungan dengan segenap lapisan masyarakat untuk mewujudkan ruang, alat,
kondisi juang dan kemanunggalan TNI-Rakyat.
ll. Sumber Daya Nasional. Sumber daya nasional adalah sumber daya
manusia, sumber daya alam dan sumber daya buatan.
mm. Sumber Daya Alam. Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung
dalam bumi, air dan dirgantara yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan
untuk kepentingan pertahanan negara (Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002).
nn. Sumber Daya Buatan. Sumber daya buatan adalah sumber daya alam
yang telah ditingkatkan daya gunanya untuk kepentingan pertahanan negara
(Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002).
oo. Upaya Bela Negara. Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI
tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela
negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
pp. Petunjuk Teritorial. Petunjuk teritorial adalah produk dasar dari Sisrendal
Binter, yang dibuat berdasarkan data teritorial secara rinci yang meliputi aspek
geografi, demografi, dan kondisi sosial. (Bujuknik Sisrendal Binter Tahun 2003).
8
rr. Rencana Binter. Rencana Binter adalah produk dasar Kodim dan
merupakan rumusan pokok-pokok Binter yang akan dilaksanakan untuk kurun
waktu lima tahun kedepan guna diusulkan ke Korem dalam penyusunan Renbinter
tingkat Korem. Rencana Binter merupakan proses lanjutan dari hasil Anpotwil dan
Anpothan yang dilaksanakan lima tahun sekali dan merupakan pembulatan dari
rumusan-rumusan sasaran yang ingin dicapai yang diwujudkan melalui
penyelenggaraan Binter. (Bujunik Sisrendal Binter Tahun 2003).
ss. Rencana Umum Tata Ruang. Rencana Umum Tata Ruang adalah hasil
pemanfaatan yang diwujudkan dalam struktur dan pola perencanaan ruang
(ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara) sebagai suatu kesatuan wilayah.
(Peraturan Pemerintah RI No. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional).
uu. Telaahan Binter. Telaahan Binter adalah telaahan terhadap kondisi daerah
dan lingkungan serta keadaan dan permasalahan yang dapat berpengaruh
terhadap penyelenggaraan Binter sebagaimana yang telah dirumuskan dalam
produk Renbinter lima tahun. (Bujuknik Sisrendal Binter Tahun 2003).
9
BAB II
DINAMIKA PEMBINAAN BINTER
b. Masa Orde Baru. Empat tahun sudah kita menderita, kita berkorban.
Dan dalam pada itu Angkatan Perang maju dalam perjuangan Kemerdekaan,
ditengah-tengah revolusi. Karenanya Angkatan Perang adalah tentara nasional,
tentara rakyat, tentara revolusi (Sardiman, 2008 : 249). Namun, dalam
perkembangannya ternyata TNI/TNI AD pada masa Orde Baru tidak sejalan
dengan ucapan Panglima Besar Soedirman : “Tentara tidak berpolitik, tidak
memihak kepada golongan, atau partai politik tertentu. Politik negara adalah politik
tentara”. Ini berarti bahwa jauh sebelum Orde Baru lahir, Panglima Besar
Soedirman sudah mengingatkan bahwa tentara harus bersikap netral. Kenyataan
menunjukkan tentara atau militer justru menjadi kepanjangan politik Orde Baru dan
berpihak pada Partai Golkar. Selanjutnya, karena salah satu bunyi trilogi
pembangunan adalah “stabilitas”, maka makin mempertegas keberadaan tentara
sebagai alat pemerintah yang dalam menjalankan tugasnya menggunakan
pendekatan keamanan (security approach). Akibatnya tentara bukan lagi tentara
rakyat yang dicintai oleh rakyat karena digunakan untuk kepentingan politik praktis.
Oleh karenanya tidak berlebihan kiranya apabila TNI/TNI-AD bermaksud kembali
ke tujuan awal yaitu fungsi pembinaan teritorial (Binter) untuk kepentingan dan
kesejahteraan (prosperity approach) melalui pendekatan Binter (menjadi tentara
rakyat sesuai dengan order harian Panglima Besar Soedirman tahun 1949).
c. Masa Pasca Reformasi Sampai Saat Ini. Bahwa tugas Binter TNI AD saat
ini berbeda dengan tugas Binter di masa Orde Baru, yakni mengedepankan
pendekatan kesejahteraan dari pada pendekatan keamanan sehingga tugas Binter
yang berorientasi pada kesejahteraan ini tidak perlu dikaitkan dengan politik
praktis. Pembinaan teritorial yang diselenggarakan TNI di masa pasca reformasi
ini juga telah dianut oleh beberapa negara lain seperti militer AS yang bukan
sebagai tentara rakyat juga melakukan tugas Binter atau pengembangan
masyarakat (Wilkinins, J : Columbus, Georgia: Civilian-military relationships spawn
economic development (1999); Thanner, M.H. : Military base closure effects on a
community : The case of Fort Ritchie Army Garrison and Cascade, Maryland
(2006) ; Chenault, J.C. : The Army’s community-based health care initiative : an
innovative military case management program (2006) dan lain-lain).
Dengan kata lain, tugas Binter TNI/TNI AD adalah sebagai agent of change
dengan berorientasi pendekatan kesejahteraan pada kantong-kantong kemiskinan.
Implikasi bergesernya fungsi Binter TNI/TNI AD menjadi agen pembaharu (change
agent) tentu sangat bermakna bagi pengembangan TNI/TNI AD, khususnya Binter
di masa depan berkaitan dengan dinamika perubahan dari masa ke masa yang
adaptif, fleksibel sesuai keputusan politik negara. Dalam hubungan ini Binter
TNI/TNI AD dapat berperan sebagai entreprenur sosial (social entrepreneur) yang
meskipun dalam beberapa hal memiliki karakteristik yang sama dengan business
entrepreneur, seperti selain ingin lebih baik, tidak cepat puas, dan segala hal
menjadi tanggung jawab pribadi, namun baik falsafah maupun implementasinya
berbeda. Bila para business entrepreneur tujuan utamanya mencari untung
sebanyak-banyaknya, sehingga modalnya berkembang secara akumulatif, maka
para social entrepreneur akan merasa puas apabila banyak anggota masyarakat
yang makin sejahtera.
3) Kondisi sosial.
8. Evaluasi.
b. Jelaskan hal positif dari implementasi Binter dilihat dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai peristiwa pemberontakan
bersenjata dan makar politik!
BAB III
KOMUNIKASI SOSIAL
b. Bila dilihat dari bentuknya, maka komunikasi dibagi menjadi empat tipe
yaitu:
dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising)
diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari
audiensi atau penerima pesan.
c. Terdengar dengan Baik (Audible).
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti seseorang harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa
pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga
dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada
kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu sesorang agar
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal
hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat
diterima oleh penerima pesan.
dasarnya penggunaan komunikasi ini dapat merubah suatu masyarakat menjadi lebih baik
dalam memahami pertahanan nasional. Dan yang terutama ingin mentransfer nilai
nasionalisme kepada masyarakat untuk dapat diteruskan dan dikembangkan.
Dengan adanya komunikasi yang terbangun dan sehat diharapkan dapat
memberikan dampak yang positif dan baik bagi masyarakat yang ada. Sehingga budaya
dan sosial masyarakat setempat dapat berkembang. Selain itu juga dengan komunikasi
ini dapat mendukung pertahanan nasional dengan memanfaatkan penghubung dan
pengontrol dalam tumbuh kembangnya budaya dan sosial masyarakat setempat (kearifan
lokal). Dalam memahami hubungan antara komunikasi dengan dinamika masyarakat,
maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
dimana teknik mempengaruhi perilaku merupakan sarana yang efektif. Sementara di sisi
lain, ideologi dan orientasi hidup masyarakat yang berkembang akhir-akhir ini semakin
beragam dan sebagian bertentangan dengan nilai budaya bangsa, sehingga TNI AD akan
bersaing memperjuangkan nasionalisme dan patriotisme agar tetap menjadi prioritas bagi
masyarakat.
Aspek lain dari upaya mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut adalah melalui
kemampuan komunikasi organisasi advertising (pengiklanan) dan pengelolaan hubungan
masyarakat (McNair, 2003). Pengiklanan dalam hal ini adalah melalui penggunaan media
massa untuk membangun keberadaan atau eksistensi dan memaknai Binter terhadap
masyarakat. Dengan kata lain, Satkowil TNI AD dapat membangun citra Binter layaknya
sebuah produk yang menarik minat masyarakat. Dengan demikian diharapkan
masyarakat dapat memahami makna Binter khususnya yang berkaitan dengan sisi
kepentingan bangsa, negara, dan diri mereka sendiri. Dalam aspek hubungan
masyarakat (Public Relation) diartikan sebagai taktik pengelolaan media dan informasi
untuk memastikan suatu organisasi mendapatkan publisitas positif yang maksimum dan
meminimalisir publisitas negatif. Sebagaimana suatu organisasi yang senantiasa
memelihara pencitraan yang baik di tengah-tengah masyarakat, Satkowil TNI AD dituntut
memiliki kemampuan mengelola aspek hubungan masyarakat dengan baik. Apabila
aspek hubungan masyarakat tidak dikelola dengan maksimal, maka akan terbentuk
pencitraan yang buruk tentang TNI AD sehingga mengurangi rasa simpati masyarakat
untuk mendukung segala program Binter.
berperan sebagai transmiter komunikasi yang berasal dari media itu sendiri,
dan penyampai pesan-pesan yang dikonstruksi oleh jurnalis (McNair, 2003). Satkowil
harus memaksimalkan peran media massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
Binter kepada masyarakat luas. Efektivitas pesan-pesan Binter seperti tentang bela
negara, ideologi nasionalisme, patriotisme dapat diselenggarakan melalui media massa.
Karena itu, Satkowil secara otomatis harus memiliki akses yang baik terhadap
media massa. Institusi media massa itu sendiri memiliki independensi dari pengaruh
elemen-elemen lain dalam mengkonstruksi berita. Dengan demikian perlu dikaji
bagaimana regulasi media tersebut dalam memberitakan pesan-pesan Binter ataupun
tentang TNI AD secara umum.
14. Evaluasi.
Berikan gambaran dan analisis saudara tentang kelebihan dan kelemahan
impelementasi Komsos TNI AD yang dilakukan selama ini? Ajukan usulan konkret
saudara tentang bagaimana Komsos TNI AD dapat mengakselerasi kepentingan NKRI
dalam lingkup pemberdayaan wilayah pertahanan.
29
BAB IV
PENYELENGGARAAN PEMBINAAN TERITORIAL
a. Peran Binter TNI AD. Dalam perspektif kegiatan, Binter TNI AD memiliki
peran sebagai salah satu kegiatan utama dalam pemberdayaan wilayah
pertahanan di darat dan mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat dalam rangka
mendukung tugas pokok TNI AD dalam sistem pertahanan negara pada
kenyataannya peran ke dalam tubuh TNI AD adalah membina dan memotivasi
prajurit untuk selalu berbuat baik dengan mengimplementasikan sikap teritorial
yang baik yang dikendalikan dengan Reward and Punishment, sedangkan peran
keluar adalah untuk membina memotivasi masyarakat berbuat baik dengan
keteladanan dari prajurit TNI AD dalam rangka mewujudkan masyarakat madani
yang sejahtera.
b. Fungsi Binter TNI AD. Binter TNI AD yang diarahkan untuk membantu
pemerintah dalam pengelolaan potensi nasional melalui pembinaan kemampuan
teritorial, perlawanan wilayah, komunikasi sosial, dan bakti TNI berfungsi untuk:
30
17. Konsepsi Penyelenggaraan Binter TNI AD. Binter TNI AD dilaksanakan untuk
memberdayakan wilayah pertahanan di darat dan kekuatan pendukungnya secara dini
sesuai dengan sistem pertahanan semesta serta untuk mewujudkan kemanunggalan
TNI-Rakyat. Agar penyelenggaraan Binter TNI AD berdaya guna dan berhasil guna
maka perlu dilaksanakan pembinaan dan penggunaan Binter TNI AD.
(3) Metode.
c) Metode.
1) Masa Damai.
i) Bidang Fisik.
i) Bidang Fisik.
b) Sasaran.
(1) Satkowil.
i) Dibidang fisik.
i) Di bidang fisik.
a) Tujuan.
b) Sasaran.
a) Penggunaan.
aa) Satkowil.
- Memberikan penyuluhan
kepada komponen masyarakat
untuk mengaktifkan temu cepat dan
lapor cepat terhadap keberadaan
dan kegiatan separatis bersenjata.
- Mewujudkan Kemanung-
galan TNI-Rakyat melalui kegiatan
metode Binter meliputi komunikasi
sosial pembinaan perlawanan
wilayah, dan Bakti TNI dengan
sasaran pembangunan yang
bersifat fisik dan nonfisik berupa
kondisi dinamis masyarakat yang
meliputi aspek Ipoleksosbud-
hankam dalam rangka mencegah
pengaruh separatis terhadap
masyarakat sehingga membatasi
ruang gerak separatis.
61
- Mewujudkan Kemanung-
galan TNI-Rakyat melalui kegiatan
pembinaan perlawanan wilayah,
komunikasi sosial dan Bakti TNI
dengan sasaran pembangunan
yang bersifat fisik dan nonfisik
dalam rangka mendukung
penyelenggaraan Binter Satkowil
menghadapi kelompok separatis di
wilayah.
aa) Satkowil.
- Mewujudkan Kemanung-
galan TNI-Rakyat melalui kegiatan
metode Binter meliputi komunikasi
sosial pembinaan perlawanan
wilayah, dan Bakti TNI dengan
sasaran pembangunan yang
bersifat fisik dan nonfisik berupa
kondisi dinamis masyarakat yang
meliputi aspek Ipoleksosbud-
hankam dalam rangka mencegah
pengaruh pemberontakan terhadap
masyarakat sehingga membatasi
ruang gerak pemberontakan
bersenjata.
- Memberdayakan pemerintah
daerah dan instansi terkait secara
terpadu disemua lini guna
menertibkan administrasi kepen-
dudukan dan barang dalam rangka
pengawasan terhadap lalu lintas
orang dan barang yang dicurigai
dan masuk melalui bandara,
pelabuhan, dan wilayah per-
batasan.
- Memberdayakan forkominda
dalam rangka meningkatkan
kegiatan deteksi dan cegah dini
terhadap orang dan kegiatan
organisasi yang terkait dengan
terorisme.
aa) Satkowil.
i) Satkowil.
i) Satkowil.
i) Satkowil.
i) Satkowil.
- Membantu mengendalikan
pemenuhan kebutuhan dasar.
- Membantu proses perlin-
dungan terhadap kelompok rentan.
- Pelayanan kesehatan.
- Membantu pengungsi.
- Memperlancar pemenuhan
kebutuhan dasar.
b. Tujuan.
19. Evaluasi.
BAB V
EVALUASI
(Bukan Naskah Ujian)
20. Evaluasi.
a. Jelaskan hal positif dari implementasi Binter dilihat dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai peristiwa pemberontakan
bersenjata dan makar politik!
Perlawanan Wilayah, Komunikasi Sosial, dan Bakti TNI. Jelaskan fungsi Binter TNI
AD dalam membantu pemerintah!
KONFIDENSIAL
BAB VI
PENUTUP
21. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Gadik dan Pasis Dikreg Seskoad dalam memahami SBS. Studi Wilayah
Pertahanan Mata Pelajaran Pembinaan Teritorial. Demi kesempurnaan naskah ini, maka
masih diperlukan masukan berupa saran dan tanggapan dari semua pihak. Naskah ini
tentunya bersifat dinamis, masih dapat dikembangkan seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan TNI di masa datang.
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL