Anda di halaman 1dari 28

KARANGAN MILITER

UPAYA DANTON DALAM MENINGKATKAN


DISIPLIN PRAJURIT GUNA MENDUKUNG
TUGAS POKOK YONIF RAIDER 112/DJ

ACEH BESAR, APRIL 2022


i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang karena

atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karangan militer

dengan judul “UPAYA DANTON DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN PRAJURIT

GUNA MENDUKUNG TUGAS POKOK YONIF RAIDER 112/DJ ”. Ketertarikan penulis

untuk menyusun naskah dengan topik bahasan tersebut diatas, karena dilandasi oleh

rasa tanggung jawab terhadap Profesionalisme TNI dalam menjaga keselamatan bangsa

dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dihadapkan dengan perkembangan

situasi disiplin prajurit yang semakin menurun. Atas dasar tersebut, penulis berpendapat

bahwa salah satu solusi untuk mengatasi penurunan disiplin yang terjadi pada satuan

guna mewujudkan profesionalisme TNI dimana dibutuhkan peran seorang Komandan

Peleton.

Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Komandan Batalyon, Wadanyon, dan kepada senior yang telah memberikan

petunjuk, bimbingan, dan arahan. Demikian juga kepada keluarga saya tercinta karena

dengan dorongan moril mereka sehingga penulis dapat menyelesaikan karangan militer

ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu penulis saat mengharapkan sumbangan pikiran yang konstruktif berupa saran,

pendapat maupun kritikan demi kesempurnaan karangan militer ini.

Banda Aceh, April 2022


Penulis

Mokhammad Adrin, S.Tr.Han


Letnan Dua Inf NRP 1121104980000028
ii

UPAYA DANTON DALAM MENINGKATKAN


DISIPLIN PRAJURIT GUNA MENDUKUNG
TUGAS POKOK YONIF RAIDER 112/DJ

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

INTISARI KARMIL .................................................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

1. Umum ........................................................................................................... 1

2. Maksud dan Tujuan....................................................................................... 2

3. Ruang lingkup dan tata urut. ......................................................................... 3

4. Metode dan Pendekatan ............................................................................... 3

5. Pengertian..................................................................................................... 3

BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6. Umum ........................................................................................................... 4

7. Landasan Pemikiran ..................................................................................... 4

8. Hal-hal lain .................................................................................................... 5


BAB III
KONDISI DISIPLIN PRAJURIT
SAAT INI

11. Umum ........................................................................................................... 9

12. Kondisi Disiplin Prajurit .................................................................................... 9

BAB IV

FAKTOR YANG BERPENGARUH

13. Umum ........................................................................................................... 11

13. Faktor Internal ............................................................................................... 11

14. Faktor Ekternal ............................................................................................... 12

BAB V

KONDISI YANG DIHARAPKAN

15. Umum ........................................................................................................... 13

16. Kondisi Disiplin diharapkan ........................................................................... 15

.
BAB VI

UPAYA YANG DILAKUKAN DANTON

17. Umum ........................................................................................................... 14

18. Tujuan ........................................................................................................... 14

19. Sasaran......................................................................................................... 14

20. Subyek .......................................................................................................... 14

21. Obyek ........................................................................................................... 14

22. Metode .......................................................................................................... 14

23. Sarana dan Prasarana .................................................................................. 14

24. Upaya yang dilaksanakan ............................................................................. 15

BAB VII
PENUTUP

25. Kesimpulan ................................................................................................... 16

26. Saran ............................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I

POLA PIKIR LAMPIRAN II

RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN III


iii

INTISARI KARMIL

UPAYA DANTON DALAM MENINGKATKAN


DISIPLIN PRAJURIT GUNA MENDUKUNG
TUGAS POKOK YONIF RAIDER 112/DJ

Seorang Komandan Peleton yang mempunyai Tupoksi sebagai pemimpin, pelatih,


pembina, guru, bapak, rekan kerja, apabila mempunyai anggota yang tidak melakukan
pelanggaran merupakan suatu prestasi yang luar biasa. Tetapi jika seorang Danton
mempunyai anggota yang melakukan pelanggaran Danton seharusnya segera mengambil
langkah-langkah yang konstruptif, Pembinaan Mental. Kebijakan Danyonif R 112/DJ
sendiri yaitu mewajibkan prajurit untuk melaksanakan shalat duhur berjamaah di masjid
batalyon pada saat jam dinas. Hal lain juga dilakukan yaitu mewajibkan prajurit untuk
melaksanakan shalat magrib berjamaah pada saat malam jumat dilanjutkan dengan
adanya kultum dan yasinan bersama. Bagi prajurit yang nasrani juga mendapatkan
fasilitas aula batalyon untuk melaksanakan ibadah. Oleh karena itu seorang Danton
seharusnya mendampingi setiap pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat
berjalan dengan lancar, dalam hal ini Danton dapat menjadi teladan dan contoh bagi
prajuritnya. Hal itu dilakukan bertujuan agar para anggota di dalam melaksanakan tugas
selelah dan sesibuk apapun harus tetap mengingat Tuhan YME sehingga pemikiran
anggota untuk melakukan pelanggaran pun sangat kecil kemungkinan di lakukan.

Pendekatan persuasive dengan anggota dan keluarganya.Selain pembinaan


mental, tidak kalah penting adalah bagaimana pendekatan dan perlakuan komandan
peleton terhadap anggota. Hal ini harus diingat bahwa sebagian besar anggota di Yonif R
112/DJ banyak yang memiliki umur jauh di atas Danton. Kondisi ini menuntut seorang
Danton harus bisa menempatkan diri kapan sebagai rekan atau sahabat dan kapan
sebagai seorang komandan (atasan). Hubungan yang bersifat kekeluargaan akan lebih
membangkitkan motivasi anggota untuk menjaga kekompakan peleton mereka agar lebih
disiplin.
Pengawasan terhadap anggota. Komandan menerapkan aturan kepada prajurit
Yonif R 112/DJ yaitu mewajibkan seluruh prajurit untuk share lokasi setiap hari dengan
tujuan agar dapat mengetahui posisi prajuritnya sehingga mudah dalam melakukan
pengawasan. Tujuan lainya agar tidak ada prajurit yang melakukan pelanggaran disiplin
berupa keluar satuan pada jam dinas dan malam hari tanpa ada izin dan sepengetahuan
komandan peleton.
1

UPAYA DANTON DALAM MENINGKATKAN


DISIPLIN PRAJURIT GUNA MENDUKUNG
TUGAS POKOK YONIF R 112/DJ

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) merupakan bagian dari
Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan
negara Republik Indonesia di darat. Sebagai bagian dari TNI, tugas pokok TNI Angkatan
Darat adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara.

Untuk mewujudkan tujuan pokok tersebut diperlukan prajurit-prajurit yang Tangguh,


yang memiliki keunggulan moral, rela berkorban dan pantang menyerah dalam menjaga
kedaulatan negara dan mempertahankan integritas keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Memiliki keunggulan
moral merupakan suatu perbuatan ataupun sikap, akhlak dan kewajiban yang dimiliki
prajurit TNI dalam implementasinya diwujudkan dengan perbuatan disiplin. Disiplin
merupakan kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan
pengendalian kepada norma, pimpinan dan satuan.

Disiplin juga dapat dimaknai sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri
agar dapat berperilaku menghormati, menghargai, tertib, patuh, dan taat terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya. Dengan demikian disiplin sangatlah penting bagi sebuah organisasi agar
tujuan dari organisasi dapat tercapai. Berdasarkan UU NO.25 Tahun 2014 tentang
Hukum Disiplin Militer adalah kesadaran, kepatuhan, dan ketaatan untuk melaksanakan
peraturan perundang-undangan, peraturan kedinasan, dan tata kehidupan yang berlaku
bagi Militer. Sifat tersebut harus juga dimiliki oleh seorang komandan peleton.

Komandan peleton merupakan unsur pimpinan setingkat peleton yang memiliki


tugas untuk memimpin anggotanya yang berperan dalam mendukung tugas pokok
satuan. Danton memiliki tanggung jawab penting dalam satuan untuk mencapai visi dan
2
misi dari satuannya dalam hal ini dapat kita lihat dalam hal pembinaan terhadap anggota
baik itu bintara ataupun tamtama salah satunya dalam segi pembentukan sikap, perilaku
dan karakter kepribadian anggota. Komandan peleton sendiri tentunya harus memiliki
sebuah integritas yang tinggi dimana memiliki nilai disiplin, pendirian, kejujuran, percaya
diri dan kepastian dalam hidupnya. Nilai integritas inilah yang harus ada dalam diri
seorang komandan peleton. Hal ini penting karena anggota butuh keyakinan dan
kepastian dari seorang komandan peleton. Maka dari itu Peran Komandan Peleton sangat
dibutuhkan agar dapat mempengaruhi, membimbing, membina dan mengajak anggotanya
untuk mengikuti kemauan dan perintahnya dengan sadar, ikhlas guna mencapai tujuan
dari satuan.

Sebuah satuan atau Batalyon dianggap baik dapat dilihat dari beberapa aspek,
salah satunya dari kedisiplinan prajuritnya, setinggi apa tingkat pelanggaran prajurit yang
terjadi di satuan tersebut. Bagaimana cara seorang Komandan Peleton dalam membina
dan mengayomi anggotanya agar tidak melakukan pelanggaran sekecil apapun yang
dapat merusak nama baik perorangan maupun satuannya. Rasa tanggung jawab seorang
anggota harus ditingkatkan oleh seorang Komandan Peleton, karena anggota akan
menilai bahkan mengikuti apa yang atasnya lakukan. Semua dapat terwujud apabila
seorang Komandan Peleton mampu memberikan pengaruh baik kepada anggotanya,
salah satu cara yang dilakukan dengan memperbanyak waktu berkumpul dengan anggota
dan berada ditengah-tengah anggota.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud.

Untuk memberikan gambaran tentang peran Danton dalam meningkatkan


kedisiplinan prajurit dalam rangka mendukung tugas pokok dan terlaksananya
keberhasilan dalam melaksanakan tugas satuan.

b. Tujuan.

1) Untuk mengetahui kondisi disiplin prajurit di Batalyon Infanteri Raider


112/DJ saat ini.

2) Untuk mengetahui kendala yang di hadapi Danton dalam


meningkatkan disiplin prajurit Batalyon Infanteri Raider 112/DJ.

3) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Danton dalam


meningkatkan kedisiplin prajurit di Batalyon Infanteri Raider 112/DJ.
3

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Pembahasan ini mengenai bagaimana peran
Danton dalam meningkatkan disiplin prajurit dalam rangka mendukung tupok Yonif Raider
112/DJ , dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.

b. Latar Belakang Pemikiran.

c. Kondisi disiplin prajurit Yonif R 112/DJ

d. Faktor-faktor yang berpengaruh

e. Kondisi yang diharapkan.

f. Upaya Danton dalam meningkatkan kedisiplinan prajurit Yonif 112/DJ

g. Penutup

4. Metoda dan Pendekatan. Pembahasan ini menggunakan metode deskriptif

analisis dengan pendekatan berdasarkan pengamatan di lapangan.

5. Pengertian.
a. Danton. Danton atau Komandan Peleton adalah seorang perwira
berpangkat Letnan Dua/Letnan satu yang memimpin peleton.

b. Prajurit. Prajurit adalah warga negara Indonesia yang memenuhi


persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan diangkat
oleh pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan
(Pasal 21 UU Nomor 34 Tahun 2004).

c. Peleton. Peleton merupakan bagian dari suatu Kompi dalam suatu


satuan. Pada umumnya dalam satu kompi terdiri dari empat peleton, tiap peleton
terdiri dari 37 orang beserta dengan Komandan Peleton (TOP ROI 2016).

d. Batalyon Infanteri. Batalyon merupakan satuan militer yang terdiri


dari lima kompi yang dipimpin oleh Komandan Batalyon (Danyon) yang berpangkat
Mayor atau Letnan Kolonel. Batalyon Infanteri disingkat Yonif adalah satuan tempur
yang berkedudukan langsung di bawah Danbrigif. Batalyon Infanteri mempunyai
tugas pokok mencari, mendekati dan menghancurkan musuh dalam rangka
mendukung tugas pokok komando atas.
4

BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6. Umum. Disiplin menurut kamu besar Bahasa Indonesia adalah ketaatan


(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Dalam pengertian disiplin
tersebut ada 2 kata kunci utama yakni taat (patuh) dan aturan (tata tertib). Hal ini dapat
dimaknai bahwa disiplin tumbuh dari sikap patuh dalam diri seseorang untuk mengikuti
aturan yang telah dibuat untuk diri maupun lingkungan sekitarnya. Penerapan disiplin
terhadap prajurit yonif R 112/DJ tidak terlepas dari peran komandan peleton yang memiliki
tujuan membentuk dan membina karakter prajurit sehingga dapat mengendalikan diri
dengan baik, mematuhi dan mentaati peraturan-peraturan atau tata tertib yang ada
sehingga tidak adanya pelanggaran ataupun perilaku yang menyimpan yang dilakukan
oleh prajurit yonif R 112/DJ.

7. Landasan Pemikiran.
a. Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan pandangan hidup bangsa
Indonesia yang berisi nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia,
karena Pancasila bersumber dan diabsorbsi dari saripati budaya bangsa Indonesia.
Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh
serta mengacu dalam tujuan yang satu.

b. Sapta Marga dan Sumpah prajurit


Dengan menghayati dan meresapi nilai-nilai Sapta Marga dan Sumpah
Prajurit maka setiap prajurit TNI memiliki sendi-sendi disiplin yang kokoh, kode etik
dalam pergaulan, kode kehormatan dalam perjuangan, kode moral dalam perilaku
serta pedoman dalam sistem nilai tata kehidupan yang mantap.

c. Delapan wajib TNI


Dengan mengamalkan 8 Wajib TNI, maka setiap prajurit akan memiliki nilai-
nilai kedisiplinan dan norma-norma yang baik sehingga dapat diimplementasikan
dalam setiap kegiatan serta dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan
dimanapun berada.

8. Kerangka Teori.
5

Dalam menyusun penulisan karangan militer ini maka diperlukannya dasar-dasar


atau teori-teori yang relevan dan digunakan untuk menganalisis permasalahan yang
dibahas, sehingga dapat dijadikan bahan dasar yang dianut untuk mempedomai dalam
membentuk karakter anggota di Batalyon Infanteri R 112/DJ sehingga dapat mengurangi
tingkat pelanggaran disiplin prajurit. Dasar-dasar teori dapat diambil dan dipedomani dari
para ahli atau pakar yang relevan dengan penulisan karangan militer. Adapun teori yang
digunakan antara lain :

a. Teori Peran.

Peran menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1993:143), merupakan


perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki suatu status tertentu.
Bahkan dalam suatu status tunggal pun orang dihadapkan dengan sekelompok
peran yang disebut seperangkat peran (role set). Seseorang dapat menerima
beberapa perangkat peran pada waktu yang bersamaan, memangku berbagai
macam peran yang memungkinkan munculnya stres atau kepuasan dan prestasi.
Peran yang diharapkan antara lain.

1) Sebagai Pemimpin, memimpin prajurit dengan memberi contoh dan


tauladan serta memberi motivasi dan menerapkan manajemen sumber daya
manusia dalam meningkatkan prestasi kerja.

2) Sebagai Pelatih, dalam meningkatkan disiplin harus lebih keras,


dalam arti semua prajurit diberikan hukuman sesuai dengan pelanggaran
yang dilakukannya.

3) Sebagai Pembina, mengarahkan dan menuntun prajurit agar tidak


melaksanakan pelanggaran disiplin dan membina anggota dengan prinsip
tertentu.

4) Sebagai Guru, memberikan kemampuan teknis, taktis dan


administrasi yang lebih pragmatis dibandingkan apa yang didapat dari
pendidikan.

5) Sebagai Bapak, mengerti masalah yang dihadapi oleh prajurti dan


memberi motivasi ketika anggota yang menghadapi tekanan serta ancaman
sehingga memberikan keberanian dan kemampuan dalam mengambil
keputusan.

6) Sebagai Rekan Kerja dan Sahabat, saling mengingatkan dan


mengarahkan prajurit agar tidak melaksanakan pelanggaran disiplin.
6

b. Teori Kepemimpinan.

Kepemimpin merupakan hal penting dalam suatu organisasi agar dapat


mempengaruhi unsur yang ada di dalam organisasi tersebut untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

James M. Black dalam bukunya yang berjudul Management, A guide to


Executive Command  menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
meyakinkan orang lain supaya bekerja sama di bawah pimpinannya sebagai suatu
tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu.

A. Dale Timple (2000:58) mengartikan kepemimpinan adalah proses


pengaruh sosial di dalam manager mencari keikutsertaan sukarela dari bawahan
dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Dengan kepemimpinan yang dilakukan
seorang pemimpin juga menggambarkan arah dan tujuan yang akan dicapai dari
sebuah organisasi. Sehingga dapat dikatakan kepemimpinan sangat berpengaruh
bagi nama besar organisasi.

Dari berbagai definisi para ahli, dapat ditarik suatu pengertian bahwa
”kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi,
menggerakkan, dan mengarahkan tingkah laku orang lain, kelompok atau
organisasi untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi dalam situasi tertentu”.

Pada hahekatnya, kepemimpinan merupakan suatu sistem yang terdiri dari:

1) Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin.

2) Adanya orang lain yang dipimpin.


3) Adanya kegiatan menggerakkan orang lain, yang dilakukan dengan
mempengaruhi dan mengarahkan perasaan, pikiran dan tingkah lakunya.
4) Adanya tujuan yang hendak dicapai, baik yang dirumuskan
secara sitematis maupun bersifat sukarela.
5) Berlangsung berupa proses didalam kelompok atau organisasi, baik
besar maupun kecil, dengan banyak maupun sedikit orang yang dipimpin.
Adapun gaya kepemimpinan menurut Malayu S.P Hasibuan (2005:205),
adalah sebagai berikut:
1) Kepemimpinan otoriter. Kepemimpinan otoriter adalah jiPengambilan
keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin,
bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
7

2) Kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan partisipatif adalah apabila


dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasive, menciptakan
kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para
bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.
3) Kepemimpinan delegatif. Kepemimpinan delegatif apabila seorang
pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak
lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan
kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaan.
4) Kepemimpinan kharismatik. Gaya kepemimpinan ini memiliki daya
tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga ia mempunyai pengikut dan
jumlahnya yang sangat luar biasa. Sampai sekarang pun orang tidak
mengetahui sebab-sebab secara pasti mengapa seseorang itu memiliki
kharisma yang begitu besar.
5) Kepemimpinan demokratik. Kepemimpinan demokratik
menitikberatkan pada bimbingan yang efisien pada para anggotanya.
Koordinasi pekerjaan terjalin dengan baik dengan semua lini, terutama
penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja
sama yang baik. Kepemimpinan demokratik menghargai potensi setiap
individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan, bersedia
mengakui keahlian para sepesialis dengan bidangnya masing-masing, pada
saat-saat kondisi yang tepat.

c. Teori Disiplin.

Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin “discipline” yang berarti
“latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat.”
Disiplin muncul sebagai usaha untuk memperbaiki perilaku individu sehingga taat
azas dan selalu patuh pada aturan atau norma yang berlaku. Terkait dengan
pengertian disiplin, para ahli pendidikan banyak memberi batasan diantaranya,
memandang bahwa disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh,
dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima
sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya.
8

BAB III
KONDISI DISIPLIN PRAJURIT SATUAN SAAT INI

9. Umum. Dalam penulisan Karmil ini, khususnya dalam bab III yaitu
pembahasan akan membahas tentang permasalahan yang akan dikaitkan dengan
pedoman teori yang sudah ditentukan. Hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya
Danton dalam menegakkan disiplin prajurit di lingkungan Batalyon Infanteri R 112/DJ
akan dibahas dalam analisa permasalahan berupa analisis kualitatit sehingga dapat
dimengerti tentang gambaran upaya, kendala dan peranan Danton dalam rangka
penegakan disiplin prajurit dan disandingkan dengan landasan teori serta permasalahan
yang didapatkan.

10. Kondisi disiplin prajurit yonif R 112/DJ. :

a. Masih adanya prajurit yang terlambat melaksanakan apel pagi, siang dan
apel malam. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya rasa tanggung jawab dan
disimplin waktu oleh prajurit.

b. Adanya Prajurit keluar satuan pada malam hari tanpa izin dan
sepengetahuan Komandan peleton atau yang tertua dibarak. Kondisi ini terjadi
karena prajurit menganggapnya hal yang sepeleh sehingga kurangnya kesadaran
akan meminta izin terlebih dahulu.

c. Tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan latihan baik taktis dan


tehnis. Hal itu disimpulkan karena masih ditemukan prajurit yang bermain Hp dan
merokok pada saat latihan belum selesai.

d. Masih ditemukan prajurit yang bermain judi online. Kondisi ini terjadi karena
kurangnya ketaqwaan prajurit kepada Tuhan yang Maha Esa, selain itu adanya
rasa ingin memiliki uang secara cepat dan instan. Hal ini juga terjadi karena
kurangnya pengawasan Danton kepada prajurit sehingga melakukan hal-hal yang
tidak seharusnya dilakukan yang dapat memberikan kerugian untuk dirinya sendiri.

Dari berbagai macam permasalahan yang dihadapi prajurit diatas dapat


dilihat bahwa rata-rata permasalahan yang terjadi dikarenakan kurangnya
kesadaran dari dalam diri prajurit itu sendiri ,maka dapat disimpulkan bahwa disiplin
prajurit masih kurang sehingga pentingnya peran Danton dalam mengambil suatu
tindakan dalam memimpin, membina, mengatur dan mengendalikan anggotanya
9

sehingga segala bentuk permasalahan dan pelanggaran disiplin yang dilakukan


prajurit dapat diatasi dan mampu memberikan solusi dari permasalahan yang ada.
10

BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

11. Umum. Tingkat disiplin prajurit dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah faktor internal dan eksternal. Faktor Internal adalah merupakan karakteristik yang
terdapat pada diri pribadi seorang prajurit, seperti mental, fisik, pengetahuan. Sedangkan
faktor eksternal berhubungan dengan kondisi satuan dan masyarakat dilingkungan sekitar
satuan serta perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi disekelilingnya.

a. Faktor Internal.

1) Kekuatan.

a) Motivasi prajurit. Walaupun dalam situasi pandemic Covid-


19, prajurit batalyon Infanteri R 112/DJ masih memiliki motivasi,
semangat dan kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan
latihan baik program maupun non program dengan tetap
mempedomani protokol kesehatan.

b) Disiplin prajurit. Dengan adanya peraturan dan norma-norma


yang berlaku di Batalyon Infanteri R 112/DJ sehingga prajurit memiliki
tingkat kesadaran yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan.

c) Mental kepribadian. Mental merupakan hal penting bagi prajurit


,karena dengan mental yang baik akan mempengaruhi kemampuan
prajurit dalam melaksanakan setiap tugas yang diberikan. Tanggung
jawab seorang komandan peleton adalah membentuk mental dan
karakter anggotanya sehingga dapat mengahsilkan prajurit yang
memiliki moril,moral dan disiplin yang baik.

2) Kelemahan

a) Tingkat pendidikan prajurit. Prajurit Yonif R 112/DJ memiliki


keinginan yang tinggi untuk dapat meningkatkan ilmu pengetahuan
serta keterampilan yang dimiliki dengan mengikuti berbagai kursus
atau penataran. Namun dihadapkan dengan kondisi yang ada yaitu
terbatasnya jumlah kuota sehingga prajurit susah untuk mengikuti
penataran ataupun kursus yang ada.
11

b) Usia Prajurit. Rata-rata prajurit Yonif R 112/DJ masih tergolong


muda dan baru sehingga masih kurangnya kedewasaan dan
pengalaman dalam bertindak dan mengambil suatu keputusan yang
tentunya akan berdampak pada tingkat kedisiplinan.

c) Kesadaran pribadi prajurit dalam hal pembinaan jasmani.

Pelaksanaan pembinaan jasmani secara umum di Batalyon Infanteri

R 112/DJ saat ini telah diatur khusus dan terprogram, namun harus

disadari bahwa motivasi dan tingkat kesadaran prajurit secara

perorangan untuk mengikuti pelaksanaan kegiatan binjas masih

kurang, sehingga masih adanya prajurit yang memiliki postur

tubuh gemuk, kesegaran jasmani dibawah standar dan ketangkasan

jasmani yang kurang.

b. Faktor Eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi peningkatan


disiplin prajurit Yonif R 112/DJ sehingga dapat mengurangi dan mengatasi
pelanggaran disiplin adalah sebagai berikut :
1) Peluang
a) Pemanfaatan teknologi yang tepat guna. Di era globalisasi
seperti saat ini perkembangan teknolongi dapat memberikan dampak
positif maupun dampak negatif didunia, hal tersebut juga mengimbas
kepada kehidupan prajurit oleh karena itu untuk memberikan atau
meningkatkan disiplin prajurit maka setiap prajurit harus dapat
memanfaatkan teknologi secara tepat guna.

b) Pengaruh lingkungan yang positif. Yonif R 112/DJ merupakan


salah satu Batalyon PMK Kodam IM yang berada di Wilayah Aceh.
Sebagaimana kita ketahui bersama Nanggroe Aceh Darussalam
merupakan daerah yang kental dengan adat istiadatnya diantaranya
diberlakukan syariah islam diwilayah itu. Dimana hal tersebut
memberikan pengaruh yang positif kepada prajurit.

2) Kendala.
a) Pengaruh teknologi. Dengan semakin berkembangnya
teknologi saat ini, dapat memberikan banyak dampak positif namun
apabila kecanggihan teknologi disalah gunakan maka akan
12

berdampak negatif bagi prajurit seperti membuat candu terhadap


gadget yang dimiliki dengan bermain game online, selain itu juga
dapat menimbulkan sikap kurang bersosialisasi antar sesama prajurit
karena terlalu fokus dengan Hp.

b) Tingginya kegiatan protokoler satuan. Yonif R 112/DJ merupakan


Batalyon pemukul Kodam IM sehingga Batalyon ini memiliki dinamika
operasional yang tinggi hal tersebutlah yang menjadi kendala dalam
pelaksanaan tugas pokok satuan ini sehari-hari dimana sering
terjadinya waktu yang bersamaan antara kegiatan yang telah
diprogramkan oleh satuan dengan kegiatan protokoler dari Komando
atas.
13

BAB V
KONDISI YANG DIHARAPKAN

12. Umum. Berdasarkan kondisi yang dihadapi dan penulis temukan berdasarkan
pengamatan, diharapkan prajurit di Batalyon Infanteri R 112/DJ tidak ada lagi yang
melakukan pelanggaran disiplin baik yang bersifat ringan, sedang maupun berat. Seluruh
prajurit juga diharapkan lebih memiliki rasa malu dan rasa tanggung jawab, sehingga tidak
ada pikiran untuk melakukan pelanggaran sekecil apapun, karena apabila prajurit
melakukan pelanggaran akan berdampak bukan hanya pada dirinya tetapi berdampak
juga pada satuannya. Secara rinci adalah sebagai berikut :
a. Kehadiran, motivasi dan pengawasan dari Danton kepada anggota sangat
dibutuhkan guna mengeliminir pelanggaran yang akan dan telah terjadi di Batalyon
Infanteri R 112/DJ, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan yaitu disiplin prajurit
meningkat, tidak ada lagi prajurit yang melakukan suatu pelanggaran dalam bentuk
apapun sehingga terwujudnya Batalyon Infanteri R 112/DJ menjadi Batalyon
Infanteri yang zero pelanggran.
b. Meningkatnya pemahaman anggota terhadap aturan hukum yang berlaku
dan pemahaman atas resiko yang akan dihadapi.

c. Meningkatkan kesadaran prajurit akan tugas dan tanggung jawabnya


masing-masing serta melaksanakan setiap kegiatan dengan tepat waktu.

d. Meningkatnya disiplin latihan bagi prajurit guna mendukung tugas pokok


Batalyon dalam melaksanakan pertempuran di Darat

e. Tidak ada lagi prajurit Yonif R 112/DJ yang menyalagunakan perkembangan


teknologi dengan melakukan judi Online sehingga tidak terjadi suatu permasalah
yang tidak diinginkan seperti hutan piutang.

Dengan terciptanya prajurit-prajurit yang tanggap, tanggon dan trengginas, memiliki


kemampuan dan keunggulan serta disiplin yang tinggi maka mudah untuk Komandan
Peleton untuk membina dan mendidik para prajurit Batalyon Infanteri R 112/DJ, sehingga
dapat menjadi prajurit yang memiliki integritas yang tinggi. Dengan demikian tidak ada lagi
prajurit yang melakukan pelanggaran disiplin sekecil apapun yang dapat merugikan diri
sendiri dan juga satuan. Maka disiplin merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh
setiap prajurit sehingga adanya kesadaran dan tanggung jawab dalam diri prajurit untuk
melaksanakan setiap kegiatan atau Latihan dengan baik agar dapat mencapai tujuan
yang diinginkan.
14

BAB VI
UPAYA YANG DILAKUKAN

13. Umum. Untuk dapat mengurangi dan menciptakan kondisi satuan yang kondusif
maka perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh Komandan peleton dan juga dari
prajurit itu sendiri. Peran komandan peleton dalam membina dan memimpin anggotanya
dalam mengambil suatu tindakan dan hukuman harus tegas sehingga akan memberikan
efek jera dan juga dapat membuat anggota yang lain tidak melakukan suatu pelanggaran
disiplin.
14. Tujuan. Untuk Meningkatkan disiplin prajurit di Satuan, Komandan Peleton dapat
membina langsung serta membawa para prajurit yang berada dibawah komandonya
mampu menjawab setiap tantangan tugas yang diberikan kepada mereka sesuai dengan
tuntutan perubahan yang terjadi pada masa sekarang dan yang akan datang dengan
tetap berpegang teguh pada pedoman Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI.
15. Sasaran. Terbentuknya prajurit yang berkemampuan handal serta siap
mendukung tugas pokok satuan dengan suatu kondisi sebagai berikut :
a. Memiliki moral yang baik dan moril yang tinggi.
b. Disiplin yang baik.
c. Jiwa korsa yang kuat.
d. Ketangkasan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas.
16. Subyek. Komandan Peleton sebagai Komandan Atasan langsung yang
bertanggung jawab mengarahkan serta membina prajurit melalui kegiatan-kegiatan rutin
serta tugas sehari-hari, baik secara lisan maupun dengan contoh tindakan langsung
dilapangan.

17. Obyek. Seluruh prajurit Yonif R 112/DJ baik yang bintara maupun Tamtama
sebagai obyek dalam tulisan ini.

18. Metode. Dalam proses peningkatan disiplin Prajurit dapat menggunakan


metode persuasif, ceramah serta praktek langsung dilapangan, sehingga Prajurit dapat
menyerap dan melihat dengan sungguh-sungguh serta melaksanakannya dengan baik
sehingga dapat mengetahui secara langsung kesalahan-kesalahan yang menjadi koreksi
dalam rangka perbaikan kegiatan kedepannya.

18. Sarana dan Prasarana.

Untuk mendukung upaya peningkatan disiplin prajurit, diperlukan sarana dan


prasarana yang cukup, dimana Komandan Peleton tersebut dapat memanfaatkan
15

semaksimal mungkin segala sarana dan prasarana yang ada di satuannya dan dapat
mencapai keberhasilan ataupun prestasi yang dapat mengharumkan nama satuan.

19. Upaya yang dilakukan Komandan peleton untuk meningkatkan disiplin


prajurit.

a. Pembinaan Mental. Kebijakan Danyonif R 112/DJ sendiri yaitu mewajibkan


prajurit untuk melaksanakan shalat duhur berjamaah di masjid batalyon pada saat
jam dinas. Hal lain juga dilakukan yaitu mewajibkan prajurit untuk melaksanakan
shalat magrib berjamaah pada saat malam jumat dilanjutkan dengan adanya
kultum dan yasinan bersama. Bagi prajurit yang nasrani juga mendapatkan
fasilitas aula batalyon untuk melaksanakan ibadah. Oleh karena itu seorang
Danton seharusnya mendampingi setiap pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan
tersebut dapat berjalan dengan lancar, dalam hal ini Danton dapat menjadi
teladan dan contoh bagi prajuritnya. Hal itu dilakukan bertujuan agar para anggota
di dalam melaksanakan tugas selelah dan sesibuk apapun harus tetap mengingat
Tuhan YME sehingga pemikiran anggota untuk melakukan pelanggaran pun
sangat kecil kemungkinan di lakukan.
b. Pendekatan persuasive dengan anggota dan keluarganya. Selain
pembinaan mental, tidak kalah penting adalah bagaimana pendekatan dan
perlakuan komandan peleton terhadap anggota. Menuntut seorang Danton
harusbisa menempatkan diri kapan sebagai rekan atau sahabat dan kapan
sebagai seorang komandan (atasan). Hubungan yang bersifat kekeluargaan akan
lebih membangkitkan motivasi anggota untuk menjaga kekompakan peleton
mereka agar lebih disiplin.
c. Pengawasan terhadap anggota. Komandan Batalyon menerapkan aturan
kepada prajurit Yonif R 112/DJ yaitu mewajibkan seluruh prajurit untuk
menggunakan aplikasi Life360 dengan tujuan agar dapat mengetahui posisi
prajuritnya sehingga mudah dalam melakukan pengontrolan dan pengawasan
kepada prajurit. Tujuan lainya agar tidak ada prajurit yang melakukan pelanggaran
disiplin berupa keluar satuan pada jam dinas dan malam hari tanpa ada izin dan
sepengetahuan komandan peleton.
16

BAB VII
PENUTUP

20. Kesimpulan.

a. Kondisi kedisiplinan prajurit di Yonif R 112/DJ dinilai masih perlu adanya


peningkatan dikarenakan masih ditemukannya pelanggaran yang dilakukan
prajurit hal ini tidak lepas dari peran kepemimpinan Danton yang belum optimal.

b. Kurangnya kesadaran dari diri prajurit mengenai aturan yang berlaku dan
tidak adanya rasa bersalah dan takut dalam diri prajurit untuk melakukan suatu
pelanggaran disiplin.

c. Upaya yang dilakukan oleh Danton dalam meningkatkan kedisiplinan


prajurit di Batalyon Infanteri R 112/DJ adalah dengan melakukan pembinaan
mental kejuangan bagi prajurit, melakukan pendekatan persuasif, pengawasan
serta melakukan konseling kepada prajurit.

21. Saran.

a. Perlunya pemberian reward and punishment kepada anggotanya yang


berprestasi. Hal ini akan memberikan dampak yang baik dimana prajurit yang lain
akan memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk berprestasi dan tidak
melakukan pelanggaran.

b. Danton agar lebih dekat dengan anggotanya dengan sering melakukan


pengecekan di barak sehingga mudah dalam melakukan pengawasan dan selalu
berada di tengah tengah anggota.

c. Para Danton harus mampu memacu dirinya guna meningkatkan kualitas diri,
baik ilmu pengetahuan umum, tehnologi maupun penguasaan tehnik dan taktik
kemiliteran serta penguasaan terhadap anggotanya.

d Danton harus mampu mengenali satu persatu anggota dengan baik,


mengetahui kondisi kejiwaan, kemampuan dan batas kemampuan anggota
maupun permasalahan yang dihadapinya sehingga terpeliharanya hubungan yang
harmonis dalam satu tim kerja. Dengan terciptanya kondisi tersebut, diharapkan
Para Komandan Peleton betul - betul dapat dijadikan panutan bagi anggotanya
dalam sikap dan perilaku sehari hari.
17

d. Danton agar melakukan konseling langsung kepada anggotanya guna


mengetahui permasalah dan kendala yang dihadapi prajurit sehingga dapat
memberikan solusi terhadap setiap permasalahan anggotanya.

Demikian tulisan ini disusun dengan harapan dapat digunakan sebagai bahan
masukan dalam rangka peningkatan disiplinan di Satuan Yonif sehingga dapat tercapai
tugas pokok satuan.

Banda Aceh, April 2022


Penulis

Mokhammad Adrin, S.Tr.Han


Letnan Dua Inf NRP 1121104980000028
LAMPIRAN I

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara, 2005
Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt, 1993, Sosiologi. Terjemahan Aminuddin Ram dan
Tita Sobari. Jakarta: Erlangga

Imple, A.Dale, 2000, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kepemimpinan. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo
Miftha Thoha, Teori Peranan . Pt Gramedia Indonesia Pustaka 2005. Hal 10
Soerjono Soekanto. 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grapindo Persada

Soekanto, Soerjono, 2002, Teori Peranan. Jakarta : Bumi Aksara

Perundang-undangan/Peraturan :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Hukum Disiplin


Militer.

Internet :

https://www.kemhan.go.id/renhan/2014/11/20/45-butir-pedoman-penghayatan-dan-
pengamalan-pancasila.html
LAMPIRAN II

9754POLA PIKIR
UPAYA DANTON DALAM MENINGKATKAN
DISIPLIN PRAJURIT GUNA MENDUKUNG
TUGAS POKOK YONIF R 112/DJ

INSTRUMENTAL INPUT
PANCASILA
SAPTA MARGA & SUMPAH PRAJURIT
8 WAJIB TNI

SUBYEK OBYEK METHODA


MENINGKATNYA
KONDISI
- PRAJURIT YONIF PEMBINAAN MENTAL DISIPLIN PRAJURIT
DISIPLIN DANTON PENDEKATAN
R 112/DJ YONIF R 112/DJ
PERSUASIF
PRAJURIT - PENGAWASAN
YONIF R ERHADAP ANGGOTA
- KONSELING
112/DJ

ENVIROMENTAL INPUT
FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL
TEKNOLOG PENGARUH MOTIVASI TINGKAT
I TEPAT NEGATIF DISIPLIN PENDIDIKAN
GUNA DARI PRAJURIT KESADARAN
LINGKUNG TEKNOLOGI MENTAL PRIBADI
AN YG TINGGINYA KEPRIBADI PRAJURIT
POSITIF GIAT AN
PROTOKOLE
R

FEED BACK
LAMPIRAN III

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :
1. Nama : Mokhammad Adrin
2. Jenis Kelamin : Pria
3. Tempat, tanggal, lahir : Amessangeng, 15 April 1998
4. Status Perkawinan : Belum Kawin
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Suku : Bugis
7. Agama : Islam
8. Alamat : JL.Nangka No.10 Sengkang
Kel.Maddukkelleng Kec.Tempe Kab.Wajo

9. No. Handphone : 081227314459


10. E-mail : mokhammadadrin15@gmail.com

Pendidikan Umum :
1. SD : 2004 – 2009 : SDN 2 SENGKANG
2. SMP : 2009 - 2011 : SMPN 6 SENGKANG
3. SMA : 2011 - 2014 : SMAN 3 SENGKANG

Pendidikan Militer :
1. DIKCABPAIF : 2021
2. PARA DASAR : 2021
3. AKMIL : 2021

Anda mungkin juga menyukai