Pendahuluan
Posisi geografis Indonesia juga ditandai dengan berbagai gejolak cuaca dan
perubahan iklim yang dinamis, sehingga menyebabkan Indonesia rawan bencana
alam seperti badai, topan, siklon tropis, dan banjir (Husein, 2014). Oleh karena itu
Indonesia cocok disebut dengan laboratorium bencana seperti yang diungkapkan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo pada
Pertemuan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan 2019 di Bogor karena Indonesia
memiliki jenis bencana terlengkap di dunia seperti banjir, tanah longsor, gelombang
pasang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, gempa bumi,
tsunami, letusan gunung api, liquifaksi dan masih banyak lagi. Bencana alam yang
terjadi di Indonesia sering kali terjadi begitu saja dan tidak terprediksi kapan akan
terjadi. Hal ini menyebabkan persoalan dalam penanganan bencana alam. Dahulu
penanganan bencana alam terfokus pada kejadian sesaat setelah terjadi bencana
yaitu hanya merespon keadaan darurat bencana saja. Penanganan bencana yang
bersifat responsive ini dinilai tidak efektif untuk mengurangi resiko bencana. Berjalan
dari pandangan konvensional ini berkembanglah ke pandangan yang lebih progresif
yang melihat bencana merupakan bagian dari pembangunan.
Berkembangnya pengetahuan mendorong timbulnya pandangan bahwa
bencana adalah merupakan proses geofisik, geologi dan hidrometeorologi yang
dapat mempengaruhi lingkungan fisik dan membahayakan kehidupan manusia.
Berdasarkan pandangan ini paradigma yang berkembang adalah mitigasi, dimana
fokus penanggulangan bencana diarahkan pada kesiapan masyarakat dalam
menghadapi bahaya dengan meningkatkan kekuatan fisik struktur bangunan untuk
memperkecil kerusakan yang terjadi akibat adanya kejadian alam (Husein,
2014).Melihat besarnya kerawanan bencana alam di Indonesia, maka TNI Angkatan
Darat berkewajiban untuk berperan secara aktif. Upaya penanggulangan berbagai
peristiwa bencana alam tertuang pada UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Pasal
7 ayat (2) b point 12 mengamanatkan bahwa TNI: “membantu menanggulangi akibat
bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan”. Pasal tersebut
merupakan bagian dari tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) TNI. TNI
merupakan instansi yang paling efektif, terorganisasi dan mobile dalam konteks
penanggulangan bencana di wilayah kedaulatan Republik Indonesia.2 Namun
demikian kemampuan dan kekuatan TNI AD baik dari aspek Sumber Daya Manusia
(SDM), Alutsista, Sarpras maupun peranti lunaknya masih terbatas. Kondisi
tersebut, jika dihadapkan pada luas wilayah, bentuk sumber daya nasional Indonesia
belum seluruhnya diberdayakan untuk menunjang tugas penanggulangan bencana
alam.
Melihat dari latar belakang tersebut, penulis dapat membuat suatu rumusan
masalah yaitu “Bagaimana Peran TNI- AD Dalam Penanggulangan Bencana
Alam Guna Mendukung Tugas Pokok TNI-AD”. Dari Penjelasan tersebut di atas,
maka Pentingnya penulisan kajian ini agar pembaca mengetahui tentang bagaimana
peran TNI- AD dalam penanggulangan bencana alam guna mendukung tugas pokok
TNI-AD. Adapun tulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis, yang
mendiskripsikan setiap data dan fakta yang ada serta mengaitkannya untuk dapat
dianalisis sehingga akan ditemukan kegunaan mempelajari teori dan tugas pokok
TNI dengan OMSP.
Adapun Nilai guna dari kajian ini antara lain adalah menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca tentang Bagaimana peran TNI- AD dalam
penanggulangan bencana alam guna mendukung tugas pokok. Adapun Maksud
penulisan kajian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang Bagaimana fakta-
fakta peran TNI- AD dalam penanggulangan bencana alam guna mendukung tugas
pokok. sedangkan tujuan penulisannya adalah untuk memberikan saran dan
masukan bagi Komando Atas langkah-langkah strategi OMSP dalam perbantuan
penanganan bencana alam. Dengan tata urut Pendahuluan, Pembahasan, dan
Penutup.
Pembahasan
Penutup
Peran TNI dalam penanggulangan bencana di Daerah tidak lepas dari tugas
dan fungsi TNI yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 34 tahun
2004. TNI 34 tahun 2004. TNI-AD telah melakukan langkah-langkah strategis baik
dari proses pra bencana, tanggap bencana, dan fase pasca bencana. Keterlibatan
TNI dalam proses penanggulangan bencana tidak berdiri sendiri, namun
bekerjasama dan bersinergi dengan pemerintah daerah. Peran TNI dalam
penanggulangan bencana alam di Daerah telah dilaksanakan sesuai dengan
manajemen bencana dengan memberikan bantuan kepada Pemerintah Daerah
mulai dari proses sebelum bencana (pra bencana), pada saat tanggap bencana, dan
pasca bencana. Kegiatan yang dilakukan berupa bakti TNI kepada masyarakat
sepeti memberi sosialisasi maupun komunikasi social atau memberikan bantuan
secara langsung pada saat bencana terjadi.
Daftar Pustaka
Chalim, M. A., & Farhan, F. (2015). Peranan dan Kedudukan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) di dalam Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional di Tinjau
dari Perspektif Politik Hukum di Indonesia. Jurnal Pembaharuan Hukum Volume II
No.1, 102-110.