Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA PRAJURIT TNI AD DI AKADEMI MILITER

ARTIKEL

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana S-1

Disusun Oleh:
Teguh Subagio Utomo
NPM. 14.0101.0126

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019
ABSTSAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan, kompensasi, kompetensi, budaya organisasi dan
motivasi, dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan, kompensasi,
kompetensi, budaya organisasi dan motivasi dalam meningkatkan kinerja prajurit di
Dendemlat Akademi Militer TNI-AD. Penelitian ini dilakukan pengambilan simple
menggunakan purposive sampling dengan 106 responden. Teknik analisis
menggunakan teknik regresi linier berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel bebas,kepemimpinan (X1), kompensasi (X2), kompetensi (X3)b, udaya
organisasi (X4), motivasi (X5), secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap
kinerja (Y). Sedangkan secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat. nilai hitung T > nilai tabel T. Variabel budaya organisasi merupakan variabel
yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap variabel Kinerja (77,8 %) paling
tinggi diantara variabel lain. Dari hasil diatas disarankan agar lembaga Akademi Militer
pada umumnya dan satuan Dendemonlat tetap dan meningkatkan budaya organisasi
yang saat ini sudah ada dengan selalu menanamkan faktor-faktor kedisiplinan, Loyalitas
pada pimpinan dan satuan, dan jiwa korsa yang kuat terhadap sesama Prajurit dan
Satuan.
----------------------------------------------------------------
Kata kunci : kepemimpinan, kompensasi, kompetensi, budaya organisasi, motivasi dan
kinerja.

PENDAHULUAN pemerintah tersebut dipengaruhi oleh beberapa


faktor, salah satu faktor penting adalah sumber
A. Latar Belakang daya manusia, karena sumber daya manusia
Diera globalisasi seperti saat ini hampir merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat
semua Negara berlomba-lomba untuk menguasai perencanaan sampai dengan evaluasi yang
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan demikian mampu memanfaatkan sumberdaya lainnya yang
masing-masing Negara akan berupaya untuk dimiliki oleh pemerintah.
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Keberadaan sumber daya manusia di
(SDM) secara maksimal. Begitu pula dengan dalam suatu instansi pemerintah memegang
bangsa Indonesia, dimana saat ini pemerintah peranan yang sangat penting. Tenaga kerja
sedang berupaya untuk meningkatkan kemajuan memiliki potensi yang besar untuk menjalankan
bangsa diberbagai sektor, diantaranya adalah aktivitas pemerintahan. Potensi setiap sumber
kemajuan sumber daya manusia Indonesia. Salah daya manusia yang ada dalam instansi pemerintah
satu upaya pemerintah dalam meningkatkan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
kemampuan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu memberikan hasil kerja yang
(SDM) dengan melaksanakan program Reformasi optimal. Tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
Birokrasi (RB). Reformasi birokrasi yang oleh suatu instansi pemerintahan tidak hanya
dilakukan pemerintah Indonesia untuk tergantung pada peralatan modern, sarana dan
mewujudkan good goverement pada akhirnya prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih
menuntut pemerintahan sekarang untuk tergantung pada manusia/pegawaiyang
menciptakan kinerja pegawaiyang tinggi guna melaksanakan pekerjaan tersebut, yang
pengembangan pelayanan publik. Pemerintah didalamnya terdapat bagaimana pola
harus mampu membangun dan meningkatkan Kepemimpinan yang diterapkan, kompensasi
kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan yang diberikan, serta kompetensi dan motivasi
yang telah dimiliki oleh semua pegawai yang ada terhadap kinerja prajurit, apakah kompetensi
diinstansi tersebut. Dengan demikian berpengaruh terhadap kinerja prajurit, dan apakah
keberhasilan suatu instansi sangat dipengaruhi budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja
oleh Kepimpinan, kompensasi, prajurit, serta apakah motivasi juga berpengaruh
kompetensi,budaya organisasi dan motivasi,serta terhadap kinerja prajuri yang ada di Lembaga
kinerja dari semua lapisan, baik dari tingkat atas Akademi Militer, dimana penelitian ini belum
maupun tingkat bawah. Setiap instansi pernah dilakulan di Lembaga Akademi Militer.
pemerintahan akan selalu berusaha untuk Dari uraian diatas maka penulis akan melakukan
meningkatkan kinerja prajurit/pegawainya dengan penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR-
harapan agar tujuan organisasi/pemerintahan FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
tercapai dengan maksimal. PRAJURIT TNI-AD DI AKADEMI MILITER”.
Akademi Militer sebagai badan pelaksana
pusat di tingkat Mabes AD mempunyai tugas B. Batasan Masalah.
pokok menyelenggarakan pendidikan Dalam penyusunan skripsi ini, agar tidak
pembentukan Perwira Sukarela TNI AD tingkat terjadi kesalahan pemahaman maka akan dibatasi
Akademi. Dalam melaksanakan tugasnya permasalahannya pada Prajurit TNI AD yang
Akademi Militer menyelenggarakan kegiatan berada di Detasemen Demontrasi dan Latihan
yaitu pengajaran dan pengasuhan. Kedua aspek (Dendemlat) Akademi Militer. Dengan alas
kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang antara lain:
bulat dan utuh dan saling keterkaitan. Akademi 1. Lembaga Akademi Militer terdiri dari
Militer sebagai lembaga pendidikan, dimana berbagai satuan dan mempunyai jumlah
dalam peyelenggaraan pendidikan tentunya tidak personel yang cukup besar, sehingga
terlepas dari tenaga pendidik (Gadik), Pengasuh penelitian secara keseluruhan tidak
dan pelatih sebagai jembatan dalam pembentukan mungkin dilaksanakan, karena akan
calon-calon perwira muda. Tentunya para membutuhkan waktu yang cukup lama.
prajurit Akmil dituntut untuk mempunyai kinerja 2. Letak Kampus dan lokasi penelitian
yang tinggi dan berkompetensi, serta mematuhi relatif dekat apabila penelitian dilaksanakan
budaya organisasi yang ada di TNI AD pada di Kesatrian Akademi Militer.
umumnya dan Lembaga Akademi Militer pada 3. Satuan Detasemen Demontrasi dan
khususnya dimana budaya organisasi di TNI telah Latihan yang ada di Akademi Militer
diatur dalam suatu aturan yang dikenal dengan mempunyai kredibelitas yang sama dengan
nama “Permildas”(peraturan militer dasar). satuan-satuan dijajaran TNI AD.
Upaya untuk meningkatkan profesional dan
kinerja prajurit Akademi Militer (Akmil), salah C. Rumusan Masalah.
satu kebijakan yang ditempuh oleh pimpinan Berdasarkan dari latar belakang, maka ada
lembaga Akmil adalah dengan mengoptimalkan beberapa permasalahan yang harus dijawab
kemampuan prajurit. Adapun kemampuan prajurit yaitu:
tersebut meliputi peningkatan profesionalisme, 1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan,
dedikasi, motivasi, disiplin serta sikap mental kompensasi, kompetensi, budaya organisasi dan
yang bersih dari KKN. Dalam rangka motivasi secara parsial terhadap kinerja prajurit
meningkatkan kinerja itu sediri, ada faktor-faktor TNI AD di Dendemlat Akmil?.
yang harus diperhatikan antara lain :
Kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu 1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan,
organisasi, Kompensasi yang diberikan oleh kompensasi, kompetensi, budaya organisasi dan
pemerintah, Kompetensi yang dimiliki oleh motivasi secara simultan tehadap kinerja prajurit
masing-masing individu, Budaya organisasi yang TNI AD di Dendemlat Akmil?
ada di Lembaga Akmil, dan Motivasi yang
dimiliki prajurit serta Kinerja didalam Lembaga D. Tujuan Penelitian.
Akademi Militer. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
Dari perbedaan hasil yang telah di adalah :
buktikan oleh penelitian terdahulu dan dikaitkan 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
dengan kondisi nyata yang ada di lemaga Kepemimpinan, kompensasi, kompetensi,
Akademi Militer secara khusus di Detasemen budaya organisasi dan motivasi secara simultan
demontrasi dan latihan Akademi Militer maka, dan parsial terhadap kinerja prajurit di Dendemlat
penelitian ini mencoba untuk mengetahui apakah Akademi Militer TNI-AD.
kepimpinan berpengaruh terhadap kinerja 2. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh
prajurit, apakah kompensasi berpengaruh Kepemimpinan, kompensasi, kompetensi, budaya
organisasi dan motivasi dalam meningkatkan kerja yang dicapai oleh pegawaidengan standar
kinerja prajurit di Dendemlat Akademi Militer yang telah ditentukan (Masrukhin dan Waridin,
TNI-AD. 2016).

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


E. Manfaat Penelitian. Kinerja
1. Bagi Lembaga. Penelitian ini diharapkan Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson
akan menghasilkan informasi yang bermanfaat (2015) faktor-faktor
sebagai masukan dan pertimbangan bagi suatu yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja,
lembaga untuk mengetahui arti pentingnya yaitu: 1).Kemampuan, 2).Motivasi, 3).Dukungan
pengaruh kepemimpinan, kompensasi, yang diterima, 4).Keberadaan pekerjaan yang
kompetensi, budaya organisasi dan motivasi dilakukan, dan 5).Hubungan dengan organisasi.
sehingga dapat mendorong atau meningkatkan Berdasarkaan pengertian di atas, dapat diambil
kinerja prajurit. kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas
dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)
2. Bagi Pembaca. Penelitian ini diharapkan individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas
dapat memberikan informasi dan referensi bagi tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami
pihak-pihak yang berkepentingan terutama dalam atau kemampuan yang diperoleh dari proses
teori kepemimpinan, kompensasi, kompetensi, belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut
budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja Mangkunegara (2016) menyatakan bahwa faktor
prajurit. yang memengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor
kemampuan Secara psikologis kemampuan
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi
HIPOTESIS (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh
karena itu pegawai perlu dtempatkan pada
A. Landasan Teori pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b.
1. Kinerja Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attiude)
a. Pengertian kinerja seorang pegawai dalam menghadapi situasi
Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara (situasion) kerja. David C. Mc Cleland (2015)
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seperti dikutip Mangkunegara (2010),
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan antara motif berprestasi dengan pencapaian
kepadanya”. “Kinerja seseorang merupakan kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. dalam diri seseorang untuk melakukan suatu
”Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar
pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan
dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland,
berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang
dalam periode waktu tertentu (Tika, 2015). yang memiliki motif yang tinggi yaitu : a)
Menurut Rivai dan Basri (2016) menyatakan Memiliki tanggung jawab yang tinggi. b) Berani
bahwa kinerja adalah kesediaan seseorang atau mengambil risiko. c) Memiliki tujuan yang
kelompok orang untuk melakukan sesuatu realistis. d) Memiliki rencana kerja yang
kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tanggung jawab dengan hasil seperti yang tujuan. e) Memanfaatkan umpan balik yang
diharapkan. Menurut Bambang Guritno dan kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang
Waridin (2016) kinerja merupakan perbandingan dilakukan. f) Mencari kesempatan untuk
hasil kerja yang dicapai oleh pegawaidengan merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
standar yang telah ditentukan.Sedangkan menurut
Hakim (2016) mendefinisikan kinerja sebagai 2. Kepemimpinan
hasil kerja yang dicapai oleh individu yang a. Pengertian Kepemimpinan
disesuaikan dengan peran atau tugas individu Kepemimpinan merupakan salah satu
tersebut dalam suatu instansi pemerintah pada dimensi kompetensi yang sangat menentukan
suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan terhadap kinerja atau keberhasilan
dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu organisasi.Esensi pokok Kepemimpinan adalah
dari instansi pemerintah dimana individu tersebut cara untuk memengaruhi orang lain agar menjadi
bekerja.Kinerja merupakan perbandingan hasil efektif tentu setiap orang bisa berbeda dalam
melakukan. Kepemimpinan merupakan seni, bawahanlah yang mengambil keputusan dan
karena pendekatan setiap orang dalam memimpin keberadaan dalam organisasi lebih bersifat
orang dapat berbeda tergantung karakteristik suportif. Pimpinan ini tidak senang mengambil
Pimpinan, karakteristik tugas maupun risiko dan lebih cenderung pada upaya
karakteristik orang yang dipimpinnya. Armstrong mempertahankan status quo.
(2015) menyatakan Kepemimpinan adalah proses 5) Tipe Demokratik. Kepemimpinan demokratik
memberi inspirasi kepada semua karyawan agar adalah Kepemimpinan yang selalu
bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai hasil mendelegasikan wewenangnya yang praktis
yang diharapkan. dan realistik tanpa kehilangan kendali
Kepemimpinan adalah cara mengajak organisasional dan melibatkan bawahannya
karyawan agar bertindak benar, mencapai secara aktif dalam menentukan nasib sendiri
komitmen dan memotivasi mereka untuk melalui peran sertanya dalam proses
mencapai tujuan bersama (Sudarmanto,2016). pengambilan keputusan serta memperlakukan
Kepemimpinan menurut Anoraga (2016) bawahan sebagai makhlukpolitik, ekonomi,
diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk sosial, dan sebagai individu dengan
dapat mempengaruhi orang lain, melalui karakteristik dan jati diri. Pimpinan ini
komunikasi baik secara langsung maupun tidak dihormati dan disegani dan bukan
langsung dengan maksud untuk menggerakkan ditakutikarena perilakunya dalam kehidupan
orang-orang tersebut agar dengan penuh organisasional mendorong para bawahannya
pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia menumbuhkan dan mengembangkan daya
mengikuti kehendak-kehendak Pimpinan itu. inovasi dan kreatifitasnya.
Kepemimpinan adalah upaya
mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi 3. Kompensasi
untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang
dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang a. Pengertian Kompensasi
menyebabkan orang lain bertindak atau Simamora (2016) yang mengatakan
merespons dan menimbulkan perubahan positif, bahwa terminologi atau pembagian dari
kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan kompensasi adalah dalam bentuk kompensasi
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka finansial dan non finansial. Kompensasi finansial
mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan terdiri dari kompensasi langsung, kompensasi
rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan finansial langsung (direct finansial
agar tujuan organisasional dapat tercapai. compensation) terdiri dari bayaran (pay) yang
(Brahmasari & Suprayitno, 2016). diperoleh pegawaidalam bentuk gaji, upah, bonus
dan komisi. Kompensasi finansial tidak langsung
b. Tipe Kepemimpinan (indirect finansial compensation) yang disebut
Siagian (2016) menyatakan bahwa terdapat juga dengan tunjangan meliputi semua imbalan
lima tipe Kepemimpinan yang mempunyai ciri finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi
masing-masing, yaitu: langsung. Kompensasi non finansial (non
1) Tipe Otokratik. Kepemimpinan otokratik financial compensation) terdiri dari kepuasan
adalah seorang Pimpinan yang memiliki ciri- yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu
ciri yang pada umumnya negatif, mempunyai sendiri atau dari lingkungan psikologis dan atau
sifat egois yang besar sehingga akan fisik dimana orang tersebut bekerja. Kompensasi
memutarbalikan kenyataan dan kebenaran Menurut Hasibuan (2010).
sehingga sesuatu yang subyektif akan
diinterpretasikan sebagai kenyataan dan atau b.Tujuan Kompensasi
sebaliknya. Tidak sedikit kasus Sumber Daya
2) Tipe Kepemimpinan ini segalanya akan Manusia (SDM) yang berkualitas keluar setelah
diputuskan sendiri, serta punnya anggapan diperoleh dengan susah payah akibat sistem
bahwa bawahanya tidak mampu memutuskan kompensasi yang kurang menarik, sehingga
sesuatu. kompensasi demikian bertujuan bukan unuk
3) Tipe Paternalistik. Kepemimpinan paternalistik memperoleh sumber daya manusia yang
adalah seorang Pimpinan yang mempunyai ciri berkualitas, akan tetapi untuk mempertahankan
menggabungkan antara ciri negatif dan positif. sumber daya manusia (SDM). Menurut
4) Tipe Laissez Faire. Kepemimpinan laissez faire Singodimejo, bahwa tujuan dalam pemberian
adalah Kepemimpinan yang gemar kompensasi antara lain adalah :
melimpahkan wewenang kepada bawahanya
dan lebih menyenangi situasi bahwa para
1) Menjamin sumber nafkah karyawan beserta learning by doing“ Kompetensi dapat
keluarganya digambarkan sebagai kemampuan untuk
2) Meningkatkan prestasi kerja, melaksanakan satu tugas, peran atau tugas,
3) Meningkatkan harga diri para karyawan, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan,
4) Mempererat hubungan kerja antara ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-
karyawan, nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun
5) Mencegah karyawan meninggalkan pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan
perusahaan, pada pengalaman dan pembelajaran yang
6) Meningkatkan disiplin kerja dilakukan
7) Melaksanakan perundang-undangan, Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003,
8) Perusahaan dapat memberikan teknologi Pengertian kompetensi menurut UU No.13 Tahun
baru 2013 adalah kemampuan kerja setiap individu
yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
Kompensasi ditetapkan.
Sistem pemberian kompensasi oleh
organisasi kepada karyawan dapat dipengaruhi
dengan berbagai faktor sebagai suatu tantangan 5. Budaya Organisasi
setiap organisasi dalam menentukan kebijakan a. Penertian Budaya organisasi. Menurut
kompensasi bagi karyawannya. Adapun faktor- Robbins, budaya organisasi cukup didefenisikan
faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah sebagai sebuah persepsi umum yang dipegang
sebagai berikut : teguh oleh para anggota organisasi dan menjadi
sebuah sistem yang memiliki kebersamaan
1) Produktivitas. Organisasi berkeinginan pengertian ( 2016).
untuk memperoleh keuntungan baik berupa Fungsi Budaya Organisasi Menurut Para Ahli.
material atau non-material. Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan
2) Kemampuan untuk Membayar. Pemberian dengan fungsi budaya kelompok atau budaya
kompensasi tergantung dari mampu untuk organisasi, karena budaya merupakan gejala
membayar. Organisasi tidak memberikan sosial. Menurut Ndraha (2016) ada beberapa
kompensasi tidak melebihi kemampuannya. fungsi budaya organisasi, yaitu :
3) Kesediaan untuk Membayar. Kesediaan ini 1) Sebagai identitas dan citra suatu
berpengaruh atas kebijaksanaan pemberian masyarakat.
kompensasi karyawannya. 2) Sebagai pengikat suatu masyarakat.
4) Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja. 3) Sebagai sumber.
Banyak tidaknya tenaga kerja di pasaran kerja, 4) Sebagai kekuatan penggerak.
dapat mempengaruhi pemberian kompensasi. 5) Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai
5) Organisasi Karyawan. Adanya organisasi tambah.
karyawan tersebu akan berpengaruh terhadap 6) Sebagai pola perilaku.
kebijakan pemberian kompensasi. 7) Sebagai warisan.
8) Sebagai pengganti formalisasi.
Peraturan dan Perundang-Undangan. Hal 9) Sebagai mekanisme adaptasi terhadap
demikian akan membantu bidang perburuan perubahan
(karyawan). Peraturan tersebut jelas 10) Sebagai proses yang menjadikan bangsa
mempengaruhi sistem pemberian kompensasi kongruen dengan Negara sehingga terbentuk
bagi setiap organisasi, baik pemerintah maupun nation – state
swasta.
b. Karakteristik atau Ciri-Ciri Budaya
4. Kompetensi Organisasi
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan
a. Pengertian Kompetensi
Pengertian kompetensi sebagai kecakapan atau bahwa terdapat tujuh karakteristik utama yang
secara keseluruhan yaitu sebagai berikut :
kemampuan juga dikemukakan oleh Robert A.
Roe (2016) sebagai berikut; Competence is 1). Innovation and Risk Talking (Inovasi dan
defined as the ability to adequately perform a pengambilan resiko), adalah suatu tingkatan
task, duty or role. Competence integrates dimana pekerja didorong untuk menjadi inovatif
knowledge, skills, personal values and attitudes. dan mengambil resiko
Competence builds on knowledge and skills and
is acquired through work experience and
2). Attention to Detail (Perhatian pada hal-hal Kerangka Pemikiran
detail), dimana pekerja diharakan menunjukkan
ketepatan, alaisis, dan perhatian pada hal detail.
3). Outcome Oritentation (Orientasi pada KEPEMIMPINAN
manfaat), yang mana manajemen memfokuskan
pada hasil atau manfaat dari yang tidak hanya (X1)
KOMPENSASI (X2)
sekedar teknik dan proses untuk mendapatkan KINERJA (Y)
manfaat tersebut. KEPEMIMPINAN
KOMPETENSI (X ) 3
4). People Orientation (Orientasi pada orang),
dimana keputusan manajemen BUDAYA ORGANISASI
mempertimbangkan pengaruh manfaatnya pada (x4) (X4)
orang dalam organisasi.
5). Team Orientation (Orientasi pada tim),
dimana aktivitas kerja di organisasi berdasar tim Keterangan :
daripada individual Kepemimpinan, kompensasi, kompetensi,
6). Aggresiveness (Agresivitas), dimana orang budaya organisasi, dan motivasi secara Parsial
cenderung lebih agresif dan kompetitif daripada mempengaruhi tingkat kinerja personel.
easygoing, Kepemimpinan, kompensasi, kompetensi, budaya
7). Stability (Stabilitas), yang mana aktivitas organisasi dan motivasi merupakan variabel
organisasional tersebut menekankan pada bebas (independen variabel) yang mempengaruhi
menjaga status quo sebagai lawan dari pada Tingkat kinerja sebagai variabel terikat (dependen
perkembangan. variabel), sedangkan Tingkat Kepemimpinan,
kompensasi, kompetensi, budaya organisasi dan
6. Pengertian Motivasi motivasi secara Simultan mempengaruhi tingkat
Teori motivasi merupakan suatu pandangan kinerja personel di Dendemlat Akmil.
yang dapat digunakan sebagai acuan untuk Kepemimpinan, kompensasi, kompetensi, budaya
memberikan motivasi kepada orang-orang atau organisasi dan motivasi merupakan variabel
kelompok tertentu dalam suatu unit bisnis. bebas (independen variabel) yang mempengaruhi
Motivasi dapat menyebabkan seseorang untuk Tingkat kinerja sebagai variabel terikat (dependen
berperilaku baik, oleh karena itu motivasi variabel).
pegawaiyang tinggi berbanding lurus dengan
kinerja pemerintahan. Seorang pegawaiyang AB III
termotivasi akan berisifat energik dan METODE PENELITIAN
bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas A. Metode Penelitian
yang diberikan kepadanya. Sebaliknya para 1. Lokasi dan jenis Penelitian.
pegawaiyang memiliki motivasi yang rendah a. Lokasi Penelitian
akan sering menampilkan rasa tidak nyaman dan Penelitian ini dilaksanakan dalam
tidak senang terhadap pekerjaannya. Akibatnya waktu yang cukup terbatas oleh karena itu
kinerja mereka menjadi buruk dan tujuan dengan keterbatasan yang ada maka penelitian
pemerintah tidak akan tercapai. Marjani (2015) ini hanya mengambil sampel di lingkungan
mengemukakan bahwa ada hubungan positif Dendemlat Akademi Militer jalan Gatot
antara motivasi dengan kinerja prajurit/pegawai. Soebroto Magelang Jawa Tengah.
Dala penelitian tersebut ditemukan hasil bahwa
tingginya kondisi motivasi kerja b. Jenis Penelitian
pegawaiberhubungan dengan kecenderungan Tipe penelitian yang digunakan
pencapaian tingkat kinerja pegawaiyang cukup untuk menyusun skripsi ini adalah tipe
tinggi. Pegawaiyang memiliki motivasi yang penelitian deskriptif dan tipe penelitian
tinggi, mereka akan berupaya untuk melakukan penjelasan. Adapun penelitian deskriptif
semaksimal mungkin tujuan yang ditetapkan oleh akan digunakan untuk menguraikan secara
pemerintah. deskriptif daerah penelitian. Sedang penelitian
penjelasan akan digunakan untuk menyoroti
hubungan antara variable-variabel yaitu
variable Kepemimpinan, kompensasi,
kompetensi, budaya organisasi, motivasi dan
kinerja prajurit.
2. Populasi, dan sampel Quotient tersebut melibatkan yang
Populasi dalam penelitian ini adalah disebut skala Likert (Janda, 2010)
seluruh prajurit di satuan Dendemlat Akmil dimana terdapat 5 kategori respon.
yang berjumlah 212 orang. Penelitian ini 2. Uji Validitas
dilakukan pengambilan simple secara Pengujian validitas dilakukan
purposive, dimana dari seluruh bagian satuan untuk mengetahui apakah skala
Dendemlat diambil separuh dari jumlah yang Adversity Quotient dapat mengukur
ada yaitu berjumlah 106 orang/ prajurit adversity quotient. Setelah melakukan
Dendemlat Akmil. Dengan kriteria : uji coba alat ukur, maka dilakukan
pengujian validitas dengan melihat
a. Berdasarkan usia responden. pada item-total correlation pada
Mulai usia 20 tahun s.d 51 tahun. setiap item tes.
b. Berdasarkan lamanya bekerja 3. Uji Regresi berganda
atau masa dinas prajurit. Mulai Analisis Regresi berganda
lama dinas 1 tahun s.d 30 tahun. (regression analysis) adalah hubungan
Jadi, sampel diambil tidak secara secara linier antara dua atau lebih
acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti variable independen (X1, X2,…..X n)
dengan variable dependen (Y). Untuk
3. Data dan Teknik Pengumpulan Data. mengetahui sejauh mana faktor-faktor
Data yang diperlukan dalam yang mempengaruhi kinerja prajurit
penelitian ini adalah data primer. Primer TNI AD di Akademi Militer dilakukan
adalah data atau informasi yang diperoleh dari dengan rumus regresi berganda yaitu
sumber pertama responden. Untuk sebagai berikut :
mengumpulkan data dalam penelitian ini, Y=a+bX1+bX2+bX3+bX4+bX5
teknik yang di gunakan adalah Kuesioner. Keterangan :
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data Y = Subjek terkait yang diperediksi
tentang pengaruh kompensasi dan motivasi X = subjek variabel bebas yang
dalam meningkatkan kinerja prajurit. mempunyai nilai tertentu
a = Bilangan konsanta regresi untuk
4. Instrumen Penelitian. X = 0 (nilai y pada saat x nol)
Untuk mengumpulkan data tentang b = koefisisen arah regresi
kedua variabel maka dibuat kuesioner yang D. Pegujian hipotesis
akan disebarkan ke seluruh sampel yang telah Hipotesis merupakan bagian penting
ditentukan, yang terdiri dari 5 peringkat dalam suatu penelitian, karena dengan adanya
jawaban, peringkat tersebut mengacu hipotesis, penelitian menjadi lebih terarah.
berdasarkan dengan skala likert sebagai Hipotesis dapat dijadikan sebagai petunjuk ke
berikut: arah penyelidikan lebih lanjut. Oleh karena
Table 1 itu, hipotesis harus di uji kebenarannya
Skor jawaban kuesioner melalui uji statistik. Untuk menguji hipotesis
Jawaban Skor tersebut maka data yang diperoleh, dianalisis
SS = Sangat 5 dengan rumus uji „F‟ dan uji „t.
Setuju 4
S = Setuju 3
KS = Kurang 2 HASIL DAN PEMBAHASAN
Setuju 1
TS = Tidak 1. Pembahasan Hasil Penelitian
Setuju Kuesioner sebagai alat pengumpul data
STS = Sangat harus diuji kesahihannya, di sini diuji validitasnya
Tidak Setuju dan releabilitasnya, agar alat tersebut benar-benar
memberikan data yang bisa memberikan
B. Teknis Analisis data. gambaran yang sebenarnya. Maka kuesioner dari
1. Uji Reliabilitas. masing-masing variabel akan diuji sebagai
Pengujian reliabilitas skala berikut :
dilakukan dengan menggunakan
metode internal consistency dengan a. Variabel Kepemimpinan
teknik coefficient alpha karena format Berdasarkan uji validitas yang dilaksanakan
respon untuk skala Adversity terhadap 106 responden anggota Dendemonlat
Akademi Militer, dapat disimpulkan bahwa dari 9 Dendemonlat Akademi Militer, dapat
pernyataan dalam variabel kepemimpinan disimpulkan bahwa dari 12 pernyataan dalam
terdapat 1(satu) pernyataan yang dinyatakan tidak variabel Budaya organisasi terdapat 2(dua)
valid, yaitu pernyataan nomor 6 (P6) karena nilai pernyataan yang dinyatakan tidak valid (
hitung r lebih kecil (<) dari nilai r tabel = 0,191 pernyataan no 5 dan no 6), karena nilai hutung r
. lebih kecil (<) dari nilai r tabel = 0,191 . Maka
untuk pernyataan no 5 dan no 6 yang tidak valid
Selanjutnya uji reliabilitas variabel akan dihilangkan.
kepemimpinan, dari 9 instrumen angket dapat
dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan Selanjutnya uji reliabilitas variabel Budaya
dalam proses analisa selanjutnya, dimana dalam Organisasi, dari 10 instrumen angket dapat
tabel 4.11 terlihat bahwa nilai cronbach‟s alpha = dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan
0,834 yang lebih besar dari 0,6 artinya bahwa dalam proses analisa selanjutnya, dimana dalam
sangat reliabel. tabel 4.16 terlihat bahwa nilai cronbach‟s alpha =
0,786 yang lebih besar dari 0,6 artinya bahwa
b. Variabel Kompensasi sangat reliabel.
Hasil di atas menunjukkan bahwa seluruh
pernyataan adalah valid karena nilai r hitung e. Variabel Motivasi
(Corrected Item-Total Correlation) lebih besar
dari r tabel = 0,191. Berdasarkan uji validitas yang
dilaksanakan terhadap 106 responden anggota
Selanjutnya uji reliabilitas variabel Dendemonlat Akademi Militer, dapat
kompensasi, dari 11 instrumen angket dapat disimpulkan bahwa dari 12 pernyataan dalam
dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan variabel Motivasi terdapat 2(dua) item
dalam proses analisa selanjutnya, dimana dalam pernyataan yang dinyatakan tidak valid (no 1 dan
tabel 4.13 terlihat bahwa nilai cronbach‟s alpha = no 12), karena nilai rhitung lebih kecil (<) dari
0,789 yang lebih besar dari 0,6 artinya bahwa nilai r tabel = 0,191. Hasil di atas menunjukkan
sangat reliabel. bahwa seluruh pernyataan adalah valid karena
nilai r hitung (Corrected Item-Total Correlation)
c. Variabel Kompetensi lebih besar dari r tabel = 0,191.
Berdasarkan uji validitas yang
dilaksanakan terhadap 106 responden anggota Selanjutnya uji reliabilitas variabel Motivasi,
Dendemonlat Akademi Militer, dapat dari 10 instrumen angket dapat dinyatakan
disimpulkan bahwa dari 12 pernyataan dalam reliabel dan dapat dipergunakan dalam proses
variabel kompetensi terdapat 2(dua) pernyataan analisa selanjutnya, dimana dalam tabel 4.22
yang dinyatakan tidak valid, yaitu pernyataan terlihat bahwa nilai cronbach‟s alpha = 0,867
nomor 5 dan 7 (k5 dan k7) karena nilai hitung r yang lebih besar dari 0,6 artinya bahwa sangat
lebih kecil (<) dari nilai tabel r tabel = 0,191 reliabel.

Hasil di atas menunjukkan bahwa seluruh f.Variabel Kinerja


pernyataan adalah valid karena nilai r hitung Berdasarkan uji validitas yang
(Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dilaksanakan terhadap 106 responden anggota
dari rtabel = 0,191. Dendemonlat Akademi Militer, dapat
disimpulkan bahwa dari 12 pernyataan dalam
Selanjutnya uji reliabilitas variabel variabel Kinerja seluruh item pernyataan
kompetensi, dari 10 instrumen angket dapat dinyatakan valid karena seluruh nilai rhitung lebih
dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan besar (>) dari nilai r tabel = 0,191. Selanjutnya uji
dalam proses analisa selanjutnya, dimana dalam reliabilitas variabel Kinerja, dari 12 instrumen
tabel 4.16 terlihat bahwa nilai cronbach‟s alpha = angket dapat dinyatakan reliabel dan dapat
0,795 yang lebih besar dari 0,6 artinya bahwa dipergunakan dalam proses analisa selanjutnya,
sangat reliabel. dimana terlihat bahwa nilai cronbach‟s alpha =
0,921 yang lebih besar dari 0,6 artinya bahwa
d. Variabel Budaya Organisasi sangat reliabel.

Berdasarkan uji validitas yang


dilaksanakan terhadap 106 responden anggota
2. Uji Linieritas Antara variabel bebas 3. Analisis Regresi Berganda
terhadap variabel terikat.
a. Persamaan Regresi
a. Hubungan Variabel Kepemimpinan
dengan Kinerja Pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat dapat dilihat dengan
Berdasarkan tabel di atas menenunjukkan menggunakan analisis regresi linier berganda
bahwa nilai signifikan pada Linierity sebesar dengan persamaan sebagai berikut:
0,000 kurang dari 0,05 (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel Y=a+b1X1+b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
tersebut adalah linier.
Keterangan :
b. Hubungan Variabel Kompetensi dengan Y : variabel terikat ( Kinerja ).
Kinerja X(1,2,3,4,5) : variabel bebas (X1 :
Kepemimpinan; X2 : Kompensasi; X3 :
Berdasarkan tabel di atas menenunjukkan Kompetensi; X4 : Budaya organisasi; X5 :
bahwa nilai signifikan pada Linierity sebesar Motivasi ).
0,000 kurang dari 0,05 (5%) maka dapat a : nilai konstanta
disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel b(1,2,3,4,5) : nilai koefisien regresi
tersebut adalah linier. Dari olah data dengan menggunakan program
SPSS, diperoleh hasil bahwa persamaan regresi
c. Hubungan Variabel Kompetensi dengan linier berganda sebagai berikut :
Kinerja
Berdasarkan perhitungan spss diperoleh
Berdasarkan tabel di atas menenunjukkan persamaan regresi linier berganda sebagai
bahwa nilai signifikan pada Linierity sebesar berikut:
0,000 kurang dari 0,05 (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel Y= -24,428 + 0,403 X1 + 0,115 X2 +
tersebut adalah linier. 0,609 X3 + 0,778 X4 + 0,220 X5

d. Hubungan Variabel Budaya Organisasi b. Uji t


dengan Kinerja
Berdasarkan tabel 4.30 dapat dilihat nilai t
Berdasarkan tabel di atas menenunjukkan hitung dan nilai signifikan dari masing-masing
bahwa nilai signifikan pada Linierity sebesar variable bebas untuk menentukan bahwa variabel
0,000 kurang dari 0,05 (5%) maka dapat bebas tersebut berpengaruh atau tidak. Nilai
disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel signifikan dari variabel kompensasi tidak
tersebut adalah linier. berpengaruh secara signifikan karena nilai
signifikan sebesar 0,589 lebih besar dari 0,05.
e. Hubungan Variabel Motivasi dengan Sedangkan nilai signifikan empat variabel bebas
Kinerja yang lain lebih kecil dari 0,05 dengan kata lain
bahwa variabel-variabel (Kepemimpinan,
Berdasarkan tabel di atas menenunjukkan Kompetensi, Budaya organisasi, dan Motivasi)
bahwa nilai signifikan pada Linierity sebesar tersebut berpengaruh cukup signifikan terhadap
0,000 kurang dari 0,05 (5%) maka dapat variabel terikat. Dengan demikian variabel
disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel kompensasi dapat diabaikan karena tidak
tersebut adalah linier. berpengaruh secara signifikan maka persamaan
menjadi :
Seluruh variabel bebas memiliki hubungan
linier terhadap variabel terikat ini meyakinkan Y= -24,428 + 0,403 X1 + 0,609 X3 +
penulis bahwa analisis yang digunakan adalah 0,778 X4 + 0,220 X5
analisis regresi linier. Selanjutnya karena
variabel bebas lebih dari satu maka yang paling Dimana X1 adalah variabel
tepat menggunakan analisa regresi linier kepemimpinan, X3 adalah variabel kompetensi,
berganda. X4 adalah variabel budaya organisasi, x5 adalah
variabel motivasi dan Y adalah variabel kinerja.
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dijabarkan d. Koefisien Determinasi
sebgai berikut:
Koefisien determinasi pada intinya
a) Konstanta = -24,428 mengukur seberapa jauh kemampuan model
Nilai konstanta sebesar -24,428 berarti dalam menerangkan variasi variabel. Koefisien
bahwa variabel kinerja (Y) akan bernilai -24,428 determinasi ini digunakan karena dapat
dengan asumsi bila tidak ada variabel bebas. menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam
variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien
b) Koefisien regresi variabel kepemimpinan determinasi maka akan semakin baik pula
(X1) = 0,403 kemampuan variabel independen dalam
Variabel kepemimpinan cenderung menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien
mempunyai pengaruh positif atau searah terhadap determinasi antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kinerja. Semakin baik kepemimpinan yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
digunakan maka akan semakin tinggi nilai independen dalam menjelaskan variasi variabel
kinerja, demikian juga sebaliknya. dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen
c) Koefisien regresi variabel Kompetensi (X3) memberikan hampir semua informasi yang
= 0,609 dibutuhkan untuk memprediksikan variabel
Variabel kompetensi cenderung dependen.
mempunyai pengaruh positif atau searah
terhadap kinerja. Semakin tinggi kompetensi Dari hasil output SPSS tersebut dapat
anggota maka akan semakin tinggi kinerjanya, dilihat bahwa nilai koefisien determinasi atau R
demikian juga sebaliknya. Square sebesar 0,800 atau 80%. Hal ini menunjukan
bahwa variabel yang diteliti memberikan pengaruh
d) Koefisien regresi variabel Budaya terhadap kinerja sebesar 80%, sedangkan sisanya
Organisasi (X4) = 0,778 sebesar 20% dipengaruhi variabel yang tidak diteliti
Variabel budaya organisasi cenderung (variabel yang lain), yang telah diuraikan sebagai
mempunyai pengaruh positif atau searah berikut, Menurut Robert L. Mathis dan John H.
terhadap kinerja. Semakin baik budaya organisasi Jackson (2010) faktor-faktor lain yang dapat
anggota maka akan semakin tinggi kinerjanya, mempengaruhi kinerja antara lain : Kemampuan,
demikian juga sebaliknya. Dukungan yang diterima, Keberadaan pekerjaan
yang dilakukan, dan hubungan dengan organisasi.
e) Koefisien regresi variabel Motivasi (X5) = Berdasarkaan pengertian di atas, dapat diambil
0,220 kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan
Variabel motivasi cenderung mempunyai kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu
pengaruh positif atau searah terhadap kinerja. maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu
Semakin baik motivasi anggota maka akan yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau
semakin tinggi kinerjanya, demikian juga kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta
sebaliknya. keinginan untuk berprestasi. menurut
Mangkunegara (2010) menyatakan bahwa faktor
yang memengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor
d. Uji F.
Berdasarkan Hasil uji regresi(Uji F) dapat kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability)
dilihat nilai F hitung dan nilai signifikan dari pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
masing-masing variable bebas untuk menentukan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu
bahwa variabel bebas tersebut berpengaruh atau pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang
tidak. Nilai signifikan berdasarkan hasil yang sesuai dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi
ditunjukan pada tabel 4.31( Anova ). Menunjukan terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai
bahwa nilai signifikan secara keseluruhan dari dalam menghadapi situasi (situasion) kerja.
masing-masing variabel independen (bebas) Demikian halnya dengan hasil uji “t” dan uji “f” dari
sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05) uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa, pengaruh
Kepemimpinan, kompensasi, kompetensi, budaya
dengan kata lain bahwa variabel-variabel
(Kepemimpinan, Kompensasi, Kompetensi, organisasi dan motivasi secara simultan cukup
signifikan terhadap kinerja. dan secara parsial untuk
Budaya organisasi, dan Motivasi) secara
keseluruhan berpengaruh cukup signifikan Nilai signifikan dari variabel kompensasi tidak
terhadap variabel terikat (Kinerja). berpengaruh secara signifikan karena nilai
signifikan sebesar 0,589 lebih besar dari 0,05 (0,589
> 0,05). Sedangkan nilai signifikan empat variabel
bebas yang lain lebih kecil dari 0,05 dengan kata kembangkan dan mengoptimalkan tradisi
lain bahwa variabel-variabel (Kepemimpinan, satuan yang sudah ada, sehingga timbul
Kompetensi, Budaya organisasi, dan Motivasi) rasa bangga dan jiwa korsa dalam
tersebut berpengaruh cukup signifikan terhadap meningkatkan kinerja satuan.
variabel terikat. Demikian halnya dalam menjawab
rumusan masalah yang kedua tentang, seberapa
besar pengaruh Kepemimpinan, kompensasi, DAFTAR PUSTAKA
kompetensi, budaya organisasi dan motivasi dalam
meningkatkan kinerja prajurit TNI AD di Amstrong, Michael. 2015. Seni Manajemen Sumber
Dendemlat Akmil?.yaitu sebesar 80% . Daya Manusia, Penterjemah: Sofyan
Cikmat dan Haryanto, Jakarta : PT.Alex
PENUTUP Media Komputindo

A. Kesimpulan. Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian


Berdasarkan hasil analisa dan olah data yang Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
telah yang telah dilakukan, maka diperoleh Rineka Cipta.
hasil sebagai berikut:
1. Kepemimpinan, Kompensasi, Budi, Setiyawan dan Waridin. 2016. Pengaruh
Kompetensi, Budaya organisasi dan Disiplin Kerja Pegawaidan Budaya
Motivasi secara simultan berpengaruh Organisasi Terhadap Kinerja di Divisi
terhadap kinerja Prajurit Dendemonlat Radiologi RSUP Dokter Kariadi, Semarang:
Akademi Militer TNI AD. JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 181-198
2. Kepemimpinan, Kompensasi,
Kompetensi, Budaya organisasi dan Rivai dan Basri. 2016. Pengaruh Budaya Organisasi,
Motivasi secara Parsial berpengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap
positif terhadap kinerja Prajurit Kinerja Sumber Daya Manusia Di Sekretariat
Dendemonlat Akademi Militer TNI AD. DPRD Propinsi Jawa Tengah. Jurnal. JRBI
Namun dari kelima (5) variabel diatas, Vol. 1, Yogyakarta
variabel Budaya organisasi yang paling
dominan berpengaruh terhadap kinerja Guritno, Bambang dan Waridin. 2016. Pengaruh
Prajurit Dendemonlat Akademi Militer Persepsi PegawaiMengenai Perilaku
TNI AD yaitu sebesar 77,8 %. Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi
3. Pengaruh variabel Kepemimpinan, Terhadap Kinerja. JRBI. Vol 1. No 1. Hal:
Kompensasi, Kompetensi, Budaya 63-74.
organisasi dan variabel Motivasi terhadap
Kinerja Prajurit Dendemonlat Akademi Hakim, Abdul. 2015. Analisis Pengaruh Motivasi,
Militer TNI AD secara simultan atau Komitmen Organisasi Dan Iklim Organisasi
bersama- sama sebesar 80 %. Terhadap Kinerja PegawaiPada Dinas
Perhubungan Dan Telekomunikasi Provinsi
B. Keterbatasan Penelitian. Selama Jawa Tengah. JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 165-
melaksanakan penelitian di Ksatrian Akademi 180.
Militer khususnya di Detasemen demontrasi
dan latihan, penulis tidak mengalami Hasibuan, Malayu. 2017. Manajemen Sumber Daya
hambatan yang berarti dan dapat dilaksanakan Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
dengan lancar.
Malthis, R.L dan Jackson. 2016. Manajemen Sumber
C. Saran. Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
1. Dari hasil kesimpulan diatas, maka
penulis menyarankan untuk satuan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2015. Manajemen
Dendemonlat Akmil agar tetap menjaga Sumber Daya Manusia, Bandung: Remaja
dan mempertahankan faktor- faktor Rosdakarya
kedisiplinan yang selama ini sudah
menjadi budaya dan merupakan ciri khas Mangkunegara, Anwar Prabu. 2015. Evaluasi Kinerja
dalam kehidupan militer pada umumnya SDM, Cetakan Kedua Bandung: Rafika
dan satuan Dendemonlat Akademi militer. Aditama.
2. Disarankan agar satuan Dendemonlat
Akademi Militer lebih menumbuh
Rivai, dan Basri. 2016. Manajemen Sumber Daya Robbins, Stephen. P. dan Mary Coulter. 2016.
Manusia Untuk Instansi pemerintah, Jakarta: Manajemen. Jakarta: PT INDEKS Kelompok
Rajagrafindo Persada Gramedia.

Rivai, Veithzal. 2016. Manajemen Sumber Daya Robert, Dale. D. 2015. Pelayan Sebagai Pimpinan.
Manusia Untuk Instansi pemerintah. Jakarta: Malang: Gandum Mas.
Rajagrafindo Persada,
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2010. Metode
Robbins, Stephen. P. 2017. Perilaku organisasi. Edisi Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Indeks
Kelompok GRAMEDIA. Sugiyono. 2014. METODE PENELITIAN
KUANTITATIF, KUALITATIF, DAN R&D.
Bandung: ALFABETA

Anda mungkin juga menyukai