Anda di halaman 1dari 16

TERBATAS

TERBATAS
TERBATAS

OPTIMALISASI KESIAPASIAGAAN DANSAT DALAM RANGKA


PENANGGULANGAN BENCANA ALAM GUNA MENDUKUNG TUGAS POKOK

Pendahuluan

Posisi geografis indonesia kerap ditandai dengan berbagai gejolak cuaca dan
perubahan iklim yang dinamis, sehingga menyebabkan indonesia rawan bencana alam
seperti topan, badai, siklon tropis, gempa dan banjir.Kondisi ini merupakan konsekuensi dari
kondisi geografis, biologis dan hidrologis serta demografis yang ada di indonesia.Diungkapan
oleh Kepala Penanggulangan bencana (BNPB) Doni Mornado pada pertemuan tahunan riset
kebencanaan 2019 di bogor bahwa indonesia merupakan laboratorium bencana karena
indonesia memiliki jenis bencanan terlengkap didunia seperti banjir, tanah longsor,
gelombang pasang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan ,gempa bumi,
tsunami,letusan gunung api, liquifaksi dan masih banyak lagi.Dalam pelaksanaan tugas
pokok militer selain perang (OMSP).Tahapan yang paling penting dalam manajemen ketika
bencana itu terjadi yaitu tanggap darurat , maka dibutuhkan upaya dengan segera
mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan meliputi tindakan yang diambil secara tepat
menyusul terjadinya suatu peristiwa bencana termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan
(damage and need assesment), penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan dan
pembersihan lokasi bencana. Komando Kewilayahan yang merupakan satuan jajaran TNI AD
mempunyai wilayah tanggungjawab berada pada wilayah kabupaten/Kotamadya, disamping
memiliki tugas yang berkaitan dengan pertahanan negara menurut UU TNI No. 3 tahun 2002
pasal 10 ayat 3 (tiga) melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk : (1)
mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah; (2) melindungi kehormatan dan
keselamatan bangsa; (3) melaksanakan Operasi Militer Selain Perang; (4) Ikut serta aktif
dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional, juga memiliki tugas lain
yaitu membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan
kemanusiaan. (UU Nomor 34 tahun 2004 pasal 7 ayat 2b). Dalam menjabarkan undang-
undang RI diatas, TNI AD membuat perkasad nomor 96/XI/2009 yang digunakan sebagai
pedoman bagi satgas PRC PB satkowil dan sat non kowil yang ada di jajaran TNI AD dengan

TERBATAS
TERBATAS
2

tujuan agar penanggulangan bencana alam di darat dapat dilaksanakan oleh satuan tersebut
dan perkuatannya secara berhasil guna dan berdaya guna. Peran TNI dalam
penanggulangan bencana yang terjadi didarat melalui koordinasi dengan semua unsur
aparat daerah terkait mulai dari tahap Pra bencana, saat bencana (tanggap darurat) sampai
dengan pasca bencana. Namun dalam kenyataannya manajemen bencana tanggap darurat
yang dilakukan oleh TNI dalam mendukung tugas pokok yaitu operasi militer selain perang
(OMSP) masih banyak kendala dan hambatan sehingga perlu masalah ini dibahas bersama
untuk dicari solusi dalam pelaksanaannya agar berjalan dengan optimal sehingga tugas
pokok yang diberikan dapat tercapai.

Melihat kenyataan tersebut dirasakan sangatlah besar peran satuan Komando


kewilayahan didaerah dalam membantu menggulangi bencana alam, pengungsian dan
pemberian bantuan kemanusiaan. Namun demikian ada beberapa pandangan yang melihat
adanya kesan keterlambatan, ketidaksiapan selaku aparat di daerah dalam penanggulangan
bencana yang tertuju kepada Kesatuan Kewilayahan. Dari hal tersebut di atas maka dapat
kita ditemukan permasalahan dalam meningkatkan peran Satkowil dengan rumusan
permasalahan. Dengan adanya identifikasi masalah yang ada maka kita dapat merumuskan
permasalahan ini yaitu“ Bagaimana Optimalisasi Komandan Kodim dalam
kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam guna mendukung tugas pokok “?

Nilai guna manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini adalah adalah
untuk memberikan masukkan kepada Satkowil dalam mewujudkan peran satkowil tentang
mekanisme pelibatan Satkowil dalam membantu Pemda untuk menanggulangi bencana
alam banjir di daerah. maksud memberikan illustrasi atau gambaran kepada satuan atas
tentang kompetensi apa yang harus dimiliki oleh satuan TNI AD dalam penanggulangan
bencana alam, serta bagaimana pembinaan kompetensi tersebut tujuan penulisan ini
memberikan gambaran bagaimana peran TNI khususnya komando kewilayahan didalam
melaksanakan tanggap darurat penangulangan bencana alam , ruang lingkup terdiri dari
pendahuluan ,pembahasan dan penutup batasan tulisan ini adalah Kodim sebagai komando
kewilayahan .

Pembahasan

TERBATAS
TERBATAS
3

Sebagai alat negara dibidang pertahanan, TNI memiliki tugas pokok menegakkan
kedaulatan negara,mempertahankan ketutuhan wilaya NKRI yang bedasarkan pancasila dan
UUD 1945. Peran TNI di tengah masyarakat sangat strategis dimana tugas pokok militer
selain perang (OMSP) adalah “Menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan
pemberian bantuan kemanusiaan” sesuai UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat
2, TNI dalam pelaksanaan tugas pokoknya menjaga negara ini salah satunya adalah operasi
militer selain perang yaitu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian
bantuan kemanusiaan.Salah satu operasi militer darat adalah memberikan bantuan dalam
rangka kemanusiaan dan dalam hal ini peran satuan komando kewilayahan adalah
memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana alam berkordinasi dengan
pemerintah setempat. Kodim salah satu Komando kewilayahan yang mempunya tugas dan
peran membantu serta berkoordinasi dengan pemda setempat untuk mengatasi tanggap
darurat bencana alam bila terjadi bencana alam di wilayahnya.Selain itu Kodim juga
berkordinasi dengan BNPB daerah, guna membantu dan mencari solusi untuk mengatasi
dan memberikan bantuan kemanusiaan saat terjadi bencana alam banjir agar dalam
pelaksanaanya dapa mengeliminir korban jiwa atau pemulihan pasca bencana dapat
dilaksanakan secara cepat.Koordinasi dan kerjasama unsur Muspida daerah dalam
penanganan tanggap darurat banjir akan dapat membantu pemulihan dan recovery pasca
banjir terjadi sehingga korban jiwa dan dampak banjir tidak bertambah. Dalam hal
penanggulangan bencana alam di darat, TNI AD perlu memiliki kompetensi yang diharapkan
dapat mengantisipasi terjadinya bencana alam (pra bencana), membantu mengurangi jumlah
korban pada saat terjadinya bencana (tanggap darurat) dengan adanya emergency response
yang baik dari satuan PRC PB, serta dapat dengan cepat membantu mengembalikan kondisi
yang baik setelah terjadinya bencana alam. Hal ini pun tidak akan dapat terwujud apabila
tidak ada keterpaduan dan kesamaan persepsi antara pemerintah daerah yang dalam hal ini
diwakili oleh BPBD dengan TNI AD dalam proses penanggulangan bencana alam yang
dimulai pada tahap pra bencana, saat bencana sampai dengan pasca bencana. Koordinasi
yang ketat antar instansi sangat dibutuhkan untuk menghindari adanya kesalahan prosedur
dalam melaksanakan tugas bersama. Pemetaan daerah baik oleh TNI AD dan BPBD
terhadap daerah yang kemungkinan besar dapat terjadi bencana harus dilaksanakan,
pembuatan protap-protap dalam penanggulangan bencana alam perlu dibuat, baik protap
untuk TNI AD itu sendiri (pada tahap pra, tanggap darurat sampai dengan pasca bencana),
TERBATAS
TERBATAS
4

protap untuk BNPB/BPBD, maupun protap bersama untuk kepentingan TNI AD, BPBD dan
seluruh lapisan masyarakat sekitar daerah rawan bencana apabila terjadi bencana alam di
wilayah tersebut.

Peran TNI dalam penanggulangan bencana banjir

Peristiwa tanah longsor di daerah tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung,


Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, pada Rabu siang (21/10), sekitar pukul
15.30 WIB Kabupaten Muara Enim merupakan daerah rawan bencana banjir. Tim Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muara Enim bersama babinsa,
bhabinkamtibmas, Tim SAR telah melakukan evakuasi korban terdampak longsorBahkan
sebagian dari korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga.(iNews ,Kamis 22 Oktober
2022). Badan nasional penanggulangan bencana (BNPB) menyebut masih ada potensi
bencana hidrometeriologi berupa banjir ataupun tanah longsor dimuara enim ditambang
batubara ilegal.Kondisi ini terjadi karena daerah ini rawan terjadi kegiatan penambangan
ilegal yang dilakukan oleh masyarakat yang dapat membawa dampak banjir akibat
penambangan liar tersebut.

Berdasarkan data tersebut diatas,penulis berharap kejadian seperti ini dapat dicegah
oleh satuan kodim muara enim untuk memperkecil dan mengeleminir kerugian materil dan
korban jiwa, maka kodim sebagai satuan teritorial setempat harus dapat membantu dan
memecahkan persoalan yang ada guna menghindari kejadian yang lebih besar lagi dan tidak
ada lagi korban jiwa yang jatuh dengan melakukan kordinasi dengan unsur unsur pemerintah
yang ada agar permasalahan ini tidak terjadi kembali.

Peran menunjukkan sekelompok konsep yang dihubungkan bersama-sama kedalam


satu kata. Peran merupakan suatu bagian karakter-karakter yang dilakukan oleh seorang
aktor dalam sebuah drama, suatu bagian tersebut diambil atau diasumsi oleh setiap orang
(Brink & Wood, 1994). Dari arti tersebut sesuai UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI pasal
7 ayat 2, TNI dalam pelaksanaan tugas pokoknya menjaga negara ini salah satunya adalah
operasi militer selain perang yaitu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan
pemberian bantuan kemanusiaan.TNI sebagai garda terdepan dalam melaksanakan tugas
pokoknya OMSP adalah membantu masyarakat dalam tanggap darurat bencana alam

TERBATAS
TERBATAS
5

secara maksimal guna menghindari dan mengeliminir korban jiwa dalam suatu bencana alam
agar pemulihan pasca banjir dapat cepat baik itu pemulihan kondisi wilayah ataupun kondisi
ekonomi wilayah dapat berjalan kembali.Oleh karena itu Peran TNI sebagai garda terdepan
dalam penanggulangan bencana sangat besar sebagai aplikasi dari tugas pokok OMSP.
Keterlibatan TNI dalam penanggulangan bencana dan pemberian bantuan kemanusiaan juga
bertujuan untuk mencegah semakin besaarnya kerugian, baik materiil maupun non materiil
serta dapat membantu dalam mengatasi kesulitan rakyat agar tidak menyebabkan hal-hal
yang mengancam kedaulatan negara dan keselamatan bangsa. Peran aktif TNI pada satuan
Kodim X/Muara enim dalam penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud
kepedulian dan dukungan kepada pemerintah. Dalam penanggulangan bencana TNI ikut
serta baik dalam tahap mitigasi, proses tanggap darurat, dan proses pemulihan pasca
bencana.

Kendala yang dihadapi TNI dalam hal ini Kodim X/Muara enim dalam melaksanakan
perannya memberikan bantuan kemanusiaan adalah terbatasnya anggaran, sarana
perlengkapan, kordinasi dan komunikas, alat angkut tranportasi sehingga tidak dapat
maksimal memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena banjir.Selain itu TNI pada
umumnya dalam penanggulangan bencana alam adalah tidak adanya prosedur yang jelas
dari pemerintah terkait tentang spesifikasi tugas dan fungsi TNI khususnya TNI AD di
lapangan, baik pada tingkat pusat ataupun daerah

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang ada adalah dengan berkordinasi
dengan Badan penanggulangan bencana daerah ( BNPB ),BASARNAS,TAGANA dan
Pemda Muara Enim untuk saling bersinergi membantu korban bencana dan pemulihan
setelah bencana dengan membaiknya situasi wilayah dan situasi perekonomian daerah yang
terkena banjir.Kemudian Kodim membuat dan meminta dukungan perahu LCR yang di
stanbay kan dikodim apabila sewaktu waktu terjadi bencana alam dan meminta anggaran
untuk dukungan dapur lapangan korban yang terkena banjir

Standarisasi kemampuan personel TNI dalam penanggulangan bencana banjir

Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki


seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan,

TERBATAS
TERBATAS
6

keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang unjuk kerja yang
dipersyaratkan. Standarisasi kompetensi bagi personel yang terlibat dalam penanggulangan
bencana alam sampai dengan saat ini belum terstandarisasi secara komprehensif. BNPB
selaku penanggungjawab penanggulangan bencana alam tingkat nasional belum mempunyai
standarisasi kompetensi bagi instansi–instansi yang terlibat di dalamnya. TNI AD sebagai
salah satu instansi pemerintah yang ikut terlibat dalam penanggulangan bencana alam,
sampai dengan sekarang belum menetapkan standarisasi kompetensi bagi personel TNI AD
yang terlibat dalam penanggulangan bencana alam.

Berdasarkan teori diatas penulis berharap kegiatan yang menjadi tugas pokok dalam
penanggulangan bencana alam khususnya pada fase tanggap darurat dapat focus dan
maksimal dalam pelaksanaannya. Demikian halnya dengan UU RI No 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana dan PP No 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana yang belum menjelaskan siapa yang bertanggung jawab pada
setiap pentahapan kegiatan dalam penanggulangan tersebut. Dalam UU dan Peraturan
tersebut pun belum menjelaskan tugas yang menjadi prioritas bagi TNI.Oleh karena itu
diharapkan adanya Sinergitas aparat pemda,BNPB dan Instansi lainnya yang berada di
daerah.

Menurut UU No 20 Tahun 2014


tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, Standar
adalah persyaratan teknis atau
sesuatu yang dibakukan,
termasuk tata cara dan metode
yang
TERBATAS
TERBATAS
7

disusun berdasarkan konsensus


semua pihak/Pemerintah/
keputusan internasional yang
terkait
dengan memperhatikan syarat
keselamatan, keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pengalaman, serta
perkembangan masa kini dan
masa depan untuk
memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya. Standardisasi
adalah proses
merumuskan, menetapkan,
menerapkan, memelihara,
TERBATAS
TERBATAS
8

memberlakukan, dan mengawasi


standar
yang dilaksanakan secara tertib
dan bekerja sama dengan semua
Pemangku Kepentingan
Menurut UU No 20 Tahun 2014
tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, Standar
adalah persyaratan teknis atau
sesuatu yang dibakukan,
termasuk tata cara dan metode
yang
disusun berdasarkan konsensus
semua pihak/Pemerintah/
keputusan internasional yang
terkait
TERBATAS
TERBATAS
9

dengan memperhatikan syarat


keselamatan, keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pengalaman, serta
perkembangan masa kini dan
masa depan untuk
memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya. Standardisasi
adalah proses
merumuskan, menetapkan,
menerapkan, memelihara,
memberlakukan, dan mengawasi
standar

TERBATAS
TERBATAS
10

yang dilaksanakan secara tertib


dan bekerja sama dengan semua
Pemangku Kepentingan
Kendala yang ada adalah ketidakjelasan prioritas tugas dalam pelaksanaan tugas
penanggulangan bencana alam. Kodim adalah Satgas PRC PB TNI AD tingkat kota yang
bertugas untuk membantu pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana mulai dari
tingkat prabencana, tanggap darurat dan pascabencana. Ketidakjelasan prioritas tugas
dalam penanggulangan bencana dapat menyebabkan tidak optimalnya kodim dalam
melaksanakan tugas perbantuan kepada pemerintah daerah. belum standarnya kemampuan
personel kodim dalam penggulangan banjir sehingga dihadapkan dengan tugas nya
memberikan bantuan dilapangan akan menemui beberapa kendala dan tidak menutup
kemungkinan prajurit kodim akan menjadi korban pada saat banjir terjadi.selain itu prajurit
Kodim X/ Muara enim juga belum paham langka langka atau SOP apa yang akan dilakukan
bila bencana banjir terjadi.Kemudian belum pahamnya prajurit kodim dalam memberikan
komunikasi sosial terhadap masyarakat muara enim yang masih melakukan penambangan
batubata ilegal.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala perlunya ditetapkan standarisasi


kompetensi bagi personel TNI dalam melaksanakan tugas penanggulangan bencana alam.
Standarisasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dari pendidikan dan latihan yang
dilaksanakan. Di sisi lain standarisasi tersebut dapat digunakan sebagai tolok ukur dan
evaluasi terhadap setiap tugas penanggulangan yang dilaksanakan oleh TNI khususnya TNI
AD. Parameter standarisasi dapat ditentukan dengan berkoordinasi dengan instansi lain yang
juga terlibat dalam penanggulangan bencana alam.

Kebijakan TNI dalam pendidikan dan latihan dalam OMSP khususnya tugas
perbantuan penanggulangan bencana alam banjir sudah mendukung tugas pokok.

TERBATAS
TERBATAS
11

Pendidikan dan latihan merupakan bagian dari pengembangan Sumber Daya


Manusia yang memiliki peran dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Dalam perspektif TNI, pendidikan prajurit TNI untuk membentuk, mengembangkan,
memantapkan dan memelihara kemampuan prajurit TNI AD dalam melaksanakan
tugas.Pendidikan diberikan untuk membekali, memelihara dan meningkatkan serta melalui
penataran, penyuluhan dan penyegaran. tentang penanggulangan bencana alam.

Berdasarkan Buku Pedoman Penanggulangan Bencana Alam Di Darat 2009, satuan


setingkat Kodim adalah Satgas PRC PB TNI AD tingkat Kabupaten/Kota, dimana Dandim
berperan sebagai Dansatgas PRC PB TNI AD tingkat kabupaten/kota dalam menghadapi
bencana yang terjadi di wilayahnya. Kodim X/Muara Enim berperan sebagai Satgas PRC PB
TNI AD tingkat Muara enim .Dengan adanya tugas perbantuan atau tugas operasi militer
selain perang indonesia maka TNI AD sebagai garda terdepan dan memiliki peran stategis
dalam memberikan bantuan kemanusiaan guna tercapainya tugas pokok TNI .

Kendala yang dihadapi adalah dari aspek pendidikan dan pelatihan, sampai saat ini
belum terdapat pendidikan dan pelatihan yang dikhususkan bagi personel yang tergabung di
dalamnya untuk melaksanakan tugas penanggulangan bencana alam serta penyiapan
khusus bagi Kodim X/Muara enim tersebut dalam melaksanakan tugas penanggulangan
bencana alam. Namun disisi lain personel Kodim X/Muara enim tetap berada di garda
terdepan untuk memberikan tugas perbantuan penanggulangan bencana alam kepada
pemerintah kota.

Upaya yang dilakukan adalah Dandim bersama unsur TNI lainya dan pemerintah
darah menggelar latihan,penataran, penyuluhan dan gladi posko Bersama dalam rangka
penanggulangan bencana banjir .Dandim membuat prosedur tetap (protap) bersama dengan
aparat pemerintah setempat dalam mengatasi bencana alam yang terjadi. Di lain pihak
Kodim X/Muara enim juga mempunyai protap satuan,peta dan data wilayah yang rawan
banjir dalam penanggulangan bencana alam sehingga apabila terjadi bencana banjir baik
personel dan satuan telah mengetahui akan tugas dan tanggung jawabnya. Dandim
membentuk staf terkait yang menangani secara khusus apabila bencana banjir terjadi dan
Staf tersebut akan membuat tabulasi data tentang daerah yang terkena banjir berikut
kerugian materiil dan personel yang terjadi.

TERBATAS
TERBATAS
12

Penutup

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa; Pertama Peran TNI dalam
penanggulangan bencana di Muara enim tidak lepas dari tugas dan fungsi TNI yang telah
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004. Kodim X/Muara enim telah
melakukan langkah-langkah strategis baik dari proses pra bencana, tanggap bencana, dan
fase pasca bencana. Peran Kodim X/Muara enim dalam penanggulangan bencana alam di
Muara enim telah dilaksanakan sesuai dengan manajemen bencana dengan memberikan
bantuan kepada Pemerintah Daerah mulai dari proses sebelum bencana (pra bencana),
pada saat tanggap bencana, dan pasca bencana. Kedua Belum adanya standarisasi
kemampuan yang dikhususkan bagi personel yang terlibat dalam tugas penanggulangan
bencana alam. Sampai saat ini, pemerintah belum menetapkan standarisasi kemampuan
bagi personel yang terlibat dalam penanggulangan bencana alam. Dalam UU dan Peraturan
belum menjelaskan tugas yang menjadi prioritas bagi TNI,Kondisi tersebut menyebabkan
kegiatan penanggulangan bencana yang telah dilaksanakan oleh TNI khususnya TNI AD

belum dapat diukur tingkat keberhasilannya disebabkan belum adanya standarisasi .Ketiga
dari aspek pendidikan dan pelatihan sampai saat ini belum terdapat pendidikan dan
pelatihan yang dikhususkan bagi personel yang tergabung di dalamnya untuk melaksanakan
tugas penanggulangan bencana alam serta penyiapan khusus bagi Kodim X/Muara enim
Dengan keterbatasan ini Dandim berkordinasi sinergi dengan unsur pemerintah
mengadakan latihan,penyuluhan dan penataran penanggulangan bencana alam .

Dari kesimpulan diatas maka dapat di sarankan sebagai berikut :

1. Memberikan Saran kepada Danrem untuk menetapkan strategi dalam


penanggulangan bencana mulai dari merumuskan legislasi terkait sinergi sipil dan
militer, peraturan operasional yang menjelaskan tugas dan peran TNI, merumuskan
prosedur tetap dalam penanggulangan bencana antara Kodim dan Pemerintah
Daerah.
2. Memberikan Saran kepada Danrem agar Perlunya ditetapkan standarisasi
kompetensi bagi personel TNI dalam melaksanakan tugas penanggulangan bencana
alam. Standarisasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dari pendidikan dan
TERBATAS
TERBATAS
13

latihan yang dilaksanakan. Di sisi lain standarisasi tersebut dapat digunakan sebagai
tolok ukur dan evaluasi terhadap setiap tugas penanggulangan yang dilaksanakan
oleh TNI khususnya TNI AD. Parameter standarisasi dapat ditentukan dengan
berkoordinasi dengan instansi lain yang juga terlibat dalam penanggulangan bencana
alam.
3. Memberikan Saran kepada Danrem Perlunya penyiapan dan program khusus bagi
personel dan satuan TNI AD yang ditugaskan sebagai Satgas PRC PB TNI AD baik di
tingkat nasional, provinsi ataupun kota/kabupaten khususnya di bidang anggaran, alat
perlengkapan, pendidikan dan pelatihan. Perlunya anggaran yang dialokasikan secara
khusus bagi unsur-unsur yang terlibat dalam penanggulangan bencana alam.
Anggaran tersebut diprioritaskan untuk pengembangan kemampuan personel dan
anggaran operasional pada prabencana, saat terjadi bencana dan pascabencana.

Penulis

TTD

sukirno
Mayor Inf 110700006321285

TERBATAS
TERBATAS
14

Daftar Pustaka

- UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat 2

- Doktrin Kep

TERBATAS
TERBATAS

ALUR PIKIR

Tugas
- UU Nomor 34 tahun 2004 pasal 7 (2)
Pokok
- 8 Wajib TNI
Berhasil

Permasalahan :

1. Peran TNI dalam bencana banjir Kendala dan upaya


Optimalisasi
Peran
2.Standarisasi personel TNI dalam Dansat
dansat saat
bencana banjir
ini
3.Kebijakan untuk pendidikan dan
latihan penanggulangan bencana
banjir

Faktor ekstern dan intern

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai