lapangan sering menemui kendala baik dari segi kesiapan personel, alat
perlengkapan yang dibutuhkan sampai anggaran dan logistik yang seharusnya
dapat mendukung kegiatan.
Fenomena bencana alam yang terjadi secara terus menerus dalam kurun
bebarapa waktu terakhir di Indonesia, diantaranya adalah gempa bumi tektonik
maupun vulkanik, gelombang pasang tsunami, letusan gunung berapi, angin
puyuh, kebakaran hutan dan banjir hampir yang mengakibatkan korban harta
benda maupun nyawa.
Di Indonesia kita tahu belum ada ukuran yang jelas mengenai skala
bencana apakah bencana itu skala lokal, bencana skala provinsi, atau bencana
skala nasional. Siapa yang berwenang untuk menetapkan ukuran skala tersebut
juga tidak jelas. Padahal penetapan ukuran itu penting karena tingkatan bencana
ini mempunyai konsekuensi berbeda. Dengan demikian ke depan hal yang perlu
dilakukan adalah menetapkan ukuran bencana tersebut apakah berskala nasional,
propinsi, atau berskala lokal (kabupaten/kota). Dan memperhatikannya besarnya
peran TNI dalam penanggulangan bencana, seyogyanya TNI dijadikan tulang
punggung dalam Bakornas PBP.
4
Amerika. Adapun potensi wilayah peseisir yang rawan terkena, yaitu dataran
rendahnya. Oleh karenanya Kodim mengusulkan kepada pemerintah daerah agar
bangunan didirkan berdasarkan data kontur permukaan bumi dengan basis data
digital elevation model (DEM) yang mendekati permukaan laut rata-rata, sehingga
akan diketahui posisi wilayah pesisir dan luasan dataran rendah yang rawan
terkena gempa seperti tsunami; 2) Penyiapan personel dan tenaga sukarela yang
telah diberi pelatihan khusus untuk diterjunkan dalam usaha penanganan
bencana baik dalam proses evakuasi korban maupun perawatan medis dan jenis
bantuan SAR sesuai kebutuhan di lapangan yang merupakan rangkaian kegiatan
dukungan logistik; 3) Penyiapan dukungan alat-alat berat yang dimiliki oleh satuan
TNI AD, dimana Kodim yang memiliki hubungan organisatoris yang dekat dengan
Satuan Zeni dapat meminta agar satuan terkait mengadakan alat-alat berat zeni
untuk kepentingan evakuasi dan pembersihan puing-puing bangunan atau tanah
longsoran yang menutupi jalan raya atau bangunan di daerah bencana sebagai
bagian dari dukungan logistik TNI AD; 4) Penyediaan Makodim sebagai Posko
pengendalian krisis penanganan bencana alam serta sarana pemberian informasi
bagi masyarakat untuk mengetahui tentang bencana alam, baik informasi daerah
bencana, pos-pos pengungsian, data korban, dan berbagai jenis data dan
infomasi lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pemerintah; 5)
Penyediaan Makodim dan Makoramil jajarannya sebagai tempat penampungan
bahan bantuan/logistik yang datang dari luar daerah atau tempat penampungan
pengungsi. Sehingga dapat memperlancar proses pemberian bantuan terutama
dukungan logistik terhadap para korban bencana alam di daerah bila sewaktu-
waktu bencana terjadi.
TMMD merupakan salah satu solusi bagi Pemerintah Daerah dalam upaya
meningkatkan percepatan kegiatan pembangunan di daerah dan menggugah
masyarakat untuk dapat berperan serta dan berpartisipasi secara aktif dalam
membangun daerahnya serta mewujudkan masyarakat yang mandiri dan memiliki
ketahanan wilayah yang tangguh dalam menghadapi setiap ancaman. Karena
TMMD merupakan solusi yang diperlukan untuk mendorong percepatan
pembangunan di daerah, maka diharapan agar kebersamaan, kerjasama dan
keterpaduan yang telah dijalin selama ini, agar terus dipelihara dan ditingkatkan.
9
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah selain bencana alam,
dan permasalahan ekonomi adalah meningkatnya angka kriminalitas sebagai
dampak dari membengkaknya angka pengangguran serta adanya konflik yang
bernuansa SARA. TNI AD sesuai dengan kapasitasnya sebagai lembaga
pertahanan negara aspek darat tentu saja memiliki kepentingan agar dampak-
dampak sosial tersebut tidak mengganggu stabilitas keamanan nasional bangsa
Indonesia secara keseluruhan.
Sehubungan dengan adanya peraturan dan ketentuan yang ada baik dalam
lingkungan TNI maupun pemerintah yang mengatur tentang penanganan bencana
alam maka Konsepsi kerjasama yang dilakukan TNI dengan Bakornas
dalam penanganan bencana alam dan pengungsi bergantung kepada
Kemampuan TNI, Peran TNI, Pengerahan TNI, Koordinasi sipil – Militer serta
Pengerahan aset Militer.
Pada dasarnya pelaksanaan bantuan TNI kepada Polri dan Pemda dalam
mengatasi gangguan keamanan berupa penanganan konflik vertikal dan
horizontal dilaksanakan pada situasi tertib sipil bersifat sementara sampai dengan
lembaga fungsional berfungsi kembali. Pemberian bantuan TNI dilandasi oleh
permintaan Polri dan Pemerintah daerah setempat. Apabila terjadi gangguan
keamanan pada suatu daerah tertentu, dimana unsur Polri dan pemerintah daerah
tidak ada atau absen, maka TNI akan tetap mengatasi gangguan
keamanan tersebut dan selanjutnya dilaporkan kepada Koops TNI Kewilayahan
dan unsur Polri terdekat. Dalam konteks demikian, perlu adanya aturan main
yang jelas tentang keterlibatan satuan jajaran TNI AD yang diperbantukan,
ketersediaan dukungan logistik serta komando pengendalian yang disusun secara
tegas sesuai hierarki kewenangan antara Pemerintah, Polri dan satuan TNI.
11
dan menyiapkan daerah aman bagi pengungsi, maka segera melakukan lokalisir
dengan daerah yang terkena bencana alam, melaksanakan evakuasi terhadap
korban, menentukan posko bencana, menyalurkan pengungsi ke daerah yang
telah ditentukan/sesuai protap, menyiapkan sarana untuk mendukung logistik para
pengungsi, memberikan layanan kesehatan kepada pengungsi yang mengalami
luka berat dan ringan dan mengevakuasi korban yang tewas serta membuat data
korban jiwa dan harta benda.