Anda di halaman 1dari 3

Konsepsi Tugas TNI dalam Penanganan

Bencana
27 November 2014 22:00 Diperbarui: 17 Juni 2015 16:40 4538 0 1

Bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia sering terjadi seketika dan sulit
diprediksi kapan akan terjadi sehingga menimbulkan banyak
persoalan dalam penanganannya. Dari kasus-kasus bencana alam yang terjadi diperlukan
suatu persepsi kemungkinan ancaman bencana alam maupun bentuk ancaman bencana alam
sehingga ada suatu upaya dalam menanggulangi bencana secara terkoordinir meliputi upaya
pencegahan, kesiapsiagaan , tanggap darurat dan pemulihan oleh semua komponen bangsa
sesuai peran , fungsi dan tugas yang diatur dalam peraturan perundangan sehingga dapat
meminimalkan korban yang terjadi akibat bencana.

Penggunaan kekuatan TNI-AD dalam membantu menanggulangi akibat bencana alam,


pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan yang bertujuan mencegah berkembangnya
kerugian , baik jiwa maupun harta benda rakyat dan membantu mengatasi kesulitan rakyat
agar tidak menimbulkan akibat yang mengancam kedaulatan negara dan keselamatan bangsa
dilaksanakan melalui kemampuan pembinaan teritorial dan dukungan.

Beberapa kasus bencana alam yang terjadi di wilayah Indonesia yang merupakan
permasalahan yang harus ditangani oleh pemerintah maupun keterlibatan TNI- khususnya
TNI-AD sesuai peran, fungsi, dan tugas baik tugas bantuan pada pemerintah maupun tugas
dalam membantu kesulitan rakyat diantaranya tugas membantu menanggulangi bencana alam
, pengungsian dan bantuan kemanusiaan. Permasalahan-permasalahan sesuai tersebut diatas
dalam penanganannya masih mengalami banyak permasalahan dan tidak berjalannya
kesatuan komando pengendalian pasca bencana baik dalam kewenangan maupun tanggung
jawab yang melibatkan pemerintah maupun instansi terkait dan TNI sehingga ada sebagian
masyarakat yang kecewa dan merasa tidak diperdulikan.

Dari uraian diatas dimana masih terdapatnya permasalahan dalam penanganan bencana jika
dikaitakan dengan kesatuan komando pengendalian baik dalam kewenangan maupun
tanggung jawab yang melibatkan pemerintah maupun instansi terkait dan TNI maka
persoalannya adalah bagaimana tugas TNI dalam penanganan bencana yang meliputi aspek
Landasan hukum , kemampuan TNI, peran TNI, pengerahan TNI dan koordinasi sipil –
Militer serta pengerahan asset Militer untuk penanganan bencana ?

Adapun manfaat penulisan ini bagi organisasi TNI khususnya satuan TNI-AD adalah sebagai
bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan konsepsi tugas TNI dalam penanganan
bencana yang meliputi aspek Landasan hukum , kemampuan TNI, peran TNI, pengerahan
TNI dan koordinasi sipil – Militer serta pengerahan asset Militer untuk penanganan bencana

Bencana alam dapat terjadi pada setiap saat dan setiap tempat dengan kemungkinan sulit
diduga, berupa banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin kencang dan lain-lain yang dapat
menimbulkan kerugian berupa harta benda dan nyawa sehingga perlu ditempuh langkah
pencegahan dan penanggulangan secara terpadu dan koordinasi dari berbagai instansi terkait.
Suatu permasalahan penanggulangan bencana alam merupakan permasalahan yang kompleks,
artinya tidak dapat ditangani oleh salah satu instansi saja tetapi memerlukan penanganan dari
berbagai instansi yang terkait secara terpadu dan koordinatif.

Landasan Hukum

Hukumsebagailandasanyangdapat mendasari adalah Undang–undang TNI Nomor 34 tahun


2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas
Pokok TNI tersebut dilakukan dengan menggunakan operasi militer untunk perang dan
operasi militer selain perang. Salah satu tugas TNI dalam melaksanakan operasi militer selain
perang adalah membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian
bantuan kemanusiaan.

Memang sangat disadari bahwa peraturan perundangan lanjutan yang mengatur tentang
mekanisme serta tehnis pelaksanaan penanggulangan bencana sampai dengan saat ini belum
ada, namun hal ini tentunya tidak menjadikan suatu halangan bagio TNI untuk tetap
melaksanakan tugas tanggung jawabnya dalam rangka penanggulangan bencana alam .
Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu adanya suatu protap yang terkoordinasi dengan
aparat pemerintahan daerah sehingga dalam pelaksanaannya akan lebih terkoordinir dengan
baik .

Peran TNI

Berbagai perkembangan terakhir menuntut keterlibatan secara langsung TNI untuk


menghadapi berbagai bencana. Memang hal ini merupakan wilayah operasi militer, selain
perang yang dilakukan dengan prinsip tidak mengurangi kemampuan TNI untuk menjalankan
tugas pokoknya. TNI selalu berada di depan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana
alam walaupun sesungguhnya peran TNI adalah sebagai tenaga bantuan.

Kemampuan TNI

Pembinaan kemampuan TNI dalam penanggulangan bencana dilakukan melalui konsep


pembinaan teritorial. Penulis menganggap bahwa hal tersebut sangatlah tepat bila
penanggulangan bencana alam dilaksanakan melalui konsep Binter , dimana peran aparat
Kowil sangat dibutuhkan guna mengantisipasi serta berfungsi sebagai pengindra awal bagi
penanggulangan bencana yang akan dilakukan oleh TNI. Dari segi kemampuan tentunya TNI
sampai dengan saat ini masih sangat terbatas bila dihadapkan dengan situasi serta kebutuhan
nyata dilapangan.

Berkaitan dengan pengerahan TNI dalam penanggulangan bencana alam , maka perlu
dibentuk suatu pasukan yang terdiri dari organik pasukan Kodam dengan organisasi khusus.
Pasukan ini dibentuk melekat pada satuan jajaran Kodam sebagai kompartemen strategis
yang paling tepat dalam pelaksanaan penanggulangan bencana di wilayahnya tanpa
mengganggu pelaksanaan tugas pokok.Saat ini pasukan tersebut telah dibentuk dan
diorganisir dalam bentuk pasukan reaksi cepat penanggulangan bencana ( PRCPBP ).
Tentunya hal ini perlu ditindak lanjuti dengan adanya protap pengerahan, serta pengkajian
secara mendalam tentang tata laksana pengerahan dikaitkan dengan kesiapan pasukan itu
sendiri.

Koordinasi Sipil - Militer

Dalam rangka penanggulangan bencana alam yang terjadi saat ini nyata bahwa masih ada
kekurangan dalam hal koordinasi pelaksanaannya. Siapa yang palling bertanggung jawab
dalam pelaksanaandilapangan serta bagaimanana kendali operasinya belum jelas.Sesuai
dengan Keputusan Presiden No 3 Tahun 2001 telah ditunjuk dan ditentukan suatu badan yang
disebut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi
selanjutnya disebut dengan BAKORNAS PBP yang merupakan wadah koordinasi yang
bersifat non struktural bagi penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, namun pelaksanaannya justru
seluruh operasional penanggulangan didaerah dominan dilaksanakan oleh TNI. Hal ini
tentunya perlu adanya pembahasan serta penentuan dan penetapan secara jelas tentang
penanggung jawab serta koordinator penanggulangan bencana di daerah, agar pada
pelaksanaannya dapat sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Pengerahan asset Militer

Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana alam tentunya TNI tidak hanya mengerahkan
prajuritnya namun juga seluruh asset yang berkaitan dan mendukung pelaksanaan
penanggulangan bencana. Dengan kondisi yang terbatas seluruh fasilitas yang dimiliki TNI
dikerahkan.Pada pelaksanaanya memang sangat membantu namun pada akhirnya asset-asset
milik TNI tersebut akan mengalami banyak kerusakan. Sampai dengan saat ini penggunaan
asset militer dalam pelaksanaan penanggulangan bencana belum pernah dilakukan
penggantian atau paling tidak rehabilitasi sehingga tidak akan menggangu pelaksanan tugas
pokok TNI sendiri atau pelaksanaan penanggulangan bencana di masa depan. Berkaitan
dengan hal tersebut maka penggunaan asset militer perlu dipertimbangkan tentang
penggantiannya.

Dari Uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan tentang konsepsi tugas TNI dalam
penanggulangan bencana alam Pertama : Penanggulangan Bencana alam yang dilakukan
TNI harus diikuti dengan landasan hukum pada tingkat tehis pengaturan pelaksanaan di
daerah dalam bentuk peraturan pemerintah daerah yang terkoordinasi dengan badan Korlak di
daerah Kedua : TNI tetap melanjutkan perannya dalam rangka penanggulangan bencana
alam yaitu melaksanakan tugas bantuan kepada pemerintah daerah untuk mendukung hal
tersebut maka perlu dibentuk Pasukan Reaksi cepat di seluruh Kodam dalam rangka
penanggulangan bencana alam .Ketiga : TNI dan Bakornas PBP harus melakukan koordinasi
berkaitan dengan pelaksanan penanggulangan bencana alam sampai dengan tingkat
daerah. Keempat : Penggunaan asset militer guna penanggulangan bencana alam harus
dipertimbangkan tentang nilai guna asset itu sendiri, namun apabila hal itu terpaksa dilakukan
maka harus ada ketetapan tentang penggantian atas penggunaan

Anda mungkin juga menyukai