Anda di halaman 1dari 5

Karya Tulis Militer

PERAN PUSDIK ARHANUD TNI AD DALAM PENANGGULANGAN


BENCANA ALAM BANJIR BANDANG
Oleh Letda Ckm dr. Muhammad Rizki Alkautsar

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi


geografis,geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya
bencana alam, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun
faktor manusia dan kemungkinan terjadinya bencana sangat sulit diperkirakan oleh
masyarakat. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kondisi geografi Indonesia
sangat variatif, terletak diantara empat lempeng yaitu Eurasia, Indo-Australia,
Samudera Pasifik dan Filipina. Keempat lempeng tersebut bergerak dalam arah dan
kecepatan yang berbeda jika suatu saat tertentu menimbulkan pergerakannya
berbeda tidak pada rute gerakan yang seharusnya maka akan terjadi bencana alam.

Keberadaan wilayah Indonesia diatas lempengan tersebut, terkait pula


dengan adanya lingkaran gunung berapi yang aktif bergejolak pada setiap saat
karena siklus alam, lingkarannya mengelilingi kepulauan Indonesia mulai dari utara
wilayah Sumatra, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara sampai ke arah timur dan utara
di daerah Sulut, Maluku dan Papua. Dalam beberapa tahun belakangan ini di
wilayah Indonesia kususnya Jawa Timur banyak terjadi peristiwa-peristiwa bencana
alam, yang diakibatkan oleh bencana Kebakaran Hutan, Gunung meletus, Tanah
longsor, Banjir Bandang, Gempa Bumi, Angin Topan, dan hunian serta beberapa
bencana alam lainnya. Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia No 34 Tahun
2004 tentang TNI pasal 7(2) bahwa Tentara Nasional Indonesia termasuk
didalamnya TNI AD mempunyai tugas pokok dalam Operasi Militer Perang (OMP)
dan Operasi Militer Selain Perang(OMSP). Salah satu tugas TNI dalam Operasi
Militer Selain Perang adalah tugas membantu penanggulangan bencana alam,
Pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan. Sesuai tugas tersebut TNI
telah menerbitkan pedoman penanggulangan bencana alam berupa Perpang No
78/IX/2010 untuk dipedomani oleh seluruh satuan TNI dalam tugas membantu
pemerintah dalam penanggulangan bencana alam, Sedangkan Pusdik Arhanud
ada dibawah naungan Kodiklatad yang merupakan satuan pendidikan yang
membidangi persenjataan Arhanud TNI AD.

Bagaimana peran satuan Pusdik Arhanud dalam membantu penanggulangan


bencana alam di wilayah Jawa Timur kususnya Kota batu yang seringnya terjadi
bencana alam didaerah sekitar akan berdampak pada sistem pemerintahan dan
perekonomian di wilayah Kota Batu Jawa Timur dan hal ini sangat berhubungan erat
dengan pembinaan teritorial yang dilakukan oleh satuan Komando kewilayahan.
Oleh karena hal tersebut diperlukan peran yang lebih optimal dari Satuan Komando
Kewilayahan dan Satuan TNI kususnya TNI AD dalam tugas membantu pemerintah
dalam penanggulangan bencana alam di daerah Kota Batu. Maksud penulisan ini
adalah memberikan gambaran tentang pelaksanaan tugas prajurit TNI AD
khususnya satuan Pusdik Arhanud dan jajaran Kodiklatad untuk membantu dalam
penanggulangan bencana alam didaerah sekitar dengan tujuan sebagai bahan
masukkan kepada pimpinan dalam menentukan kebijakan tentang tugas
penanggulangan bencana alam, sedangkan ruang lingkup tulisan ini dibatasi pada
peran Satuan Komando Kewilayahan dalam tugas membantu Pemerintah dalam
penanggulangan bencana alam di daerah sehingga dapat dicapai nilai guna yaitu
terwujudnya tugas pokok TNI AD melalui Operasi Militer Selain Perang, sesuai
Undang-Undang Republik Indonesia No 34 Tahun 2004 pasal 7(2), (b) yaitu tugas
bantuan kepada pemerintah dalam penanggulangan bencana yang terjadi di darat
melalui koordinasi dengan semua unsur terkait mulai dari tahap Pra-Bencana,Tahap
Saat Bencana (Tanggap Darurat). Data dan fakta terjadinya bencana alam di negara
Republik Indonesia sesuai data autentik dari Badan Nasional Penangggulangan
Bencana secara umum hampir seluruh wilayahnya merupakan negara dengan
potensi bahaya (hazard potency) yang sangat tinggi dan beragam baik berupa
bencana alam, Ancaman bencana alam banjir karna curah hujan yang tinggi dengan
kondisi muka alam Kota Batu yang rata-rata berbukit dan memiliki banyak
lereng curam membawa ancaman baru bencana alam banjir bandang. Resiko
bencana alam banjir bandang akan meningkat jika curah hujan yang tinggi dan
drainase air hujan yang mengalir kurang optimal. wilayah Indonesia berada dalam
iklim tropis yang memiliki kecenderungan dua musim. Musim penghujan dan musim
panas. Menjelang akhir tahun, perubahan musim akan bergejolak dan berubah-ubah
secara ekstrim. Hujan lebat yang tiba-tiba melanda lebih dari intensitas biasanya
akan meluapkan sungai dan saluran air. Terhambat dan kemudian meluap menjadi
bencana alam banjir, bencana alam banjir masih menjadi momok menakutkan bagi
kota-kota besar yang buruk drainasenya, seperti Kota Batu
Keterlibatan TNI kususnya satuan Pusdik Arhnud dalam mengatasi dampak
bencana alam selama ini adalah sebagai bentuk keterpanggilan dan kepedulian
untuk ikut serta mengurangi beban masyarakat yang sedang mengalami musibah.
Karena sesuai Undang-Undang yang berlaku, bahwa penempatan peran TNI dalam
penanganan bencana alam adalah pada posisi membantu instansi lain sesuai
permintaan. Pusdik arhanud membantu untuk komunikasi sosial. Kemudian satuan
Komando kewilayahan dalam hal ini Kodim juga harus memaksimalkan
perannya dalam hal melakukan koordinasi lintas sektoral denganinstansi terkait agar
didapat kesamaan tujuan dan tindakan dalam penanggulangan bencana alam di
daerah Kota Batu. Koordinasi lintas sektoral yang dilakukan meliputi hal-hal yang
berhubungan dalam kegiatan penanggulangan bencana antara lain; Pertama,
Validitasorganisasi BPBD dan Satgas PRCPB daerah; Kedua, Kesiapan
anggaran penanggulangan bencana alam; Ketiga, Kesiapan sarana dan prasarana;
Keempat, kesiapan prosedur tetap penanggulangan bencana alam; Kelima,
Pelaksanaan latihan dan uji siap penanggulangan bencana alam. Keenam,
Membentuk tim SAR Anjing Pelacak, Guna untuk peningkatan peran satuan
komando kewilayahan dan Pusdik Arhanud dalam hal ini manajemen bencana mulai
dari tahap Pra-Bencana, Tahap Saat Bencana (Tanggap Darurat) maupun pada
tahap pasca bencana karena kenyataan yang sering terjadi saat ini bahwa
satuan Komando Wilayah cenderung bertindak reaktif bukan antisipatif, Demikian
juga dengan peran Pusdik Arhanud dalam penanggulangan bencana harus
bersifat proaktif/antisipatif agar peristiwa bencana alam dapat diminimalisir dalam hal
kerugian personel dan materil maupun kerusakan infrastruktur.Optimalisasi peran
Pusdik Arhanud dalam tahap Pra-Bencana antara lain Pertama, Pembentukan
Satuan Tugas Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana PRCPB)
daerah ditindaklanjuti dengan pembekalan/sosialisasi kepada seluruh
personel satgas dilanjutkan latihan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut tentang
prosedur tetap penanggulangan bencana alam; Kedua, Validasi data-data
daerah/petarawan bencana sesuai situasi dan kondisi terakhir wilayah; Ketiga,
Penyiapan rute evakuasi dan titik-titik pengungsian; Keempat, Membentuk Tim
SAR Anjing Pelacak untuk memudahkan pencarian korbanbencana alam Kelima,
Penyiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana berkoordinasi
dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya; Keenam, Melakukan
koordinasi secara rutin dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) setiap hari untuk mengetahui gejala-gejala alam kerawanan terjadinya
bencana alam; Ketujuh, Mempelopori atau sebagai pengarah dalam setiap kegiatan
mitigasi sebelum terjadinya bencana; Kedelapan, Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat untuk antisipasi terjadinya bencana alam antara lain: a) rute-rute
evakuasi apabila terjadibencana; b) titik-titik relokasi pengungsi; c) sistem peringatan
dini/early warning. Optimalisasi peran satuan komando kewilayahan pada tahap
tanggap daruratsaat terjadinya bencana antara lain: Pertama, Membantu
pemerintah daerah dalam mengarahkan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan
Bencana agar segera bergerak kelokasi terjadinya bencana; Kedua, Membantu
Pemerintah Daerah dalam penentuan titik bekal dan titik distribusi di wilayah saat
terjadinya bencana; Ketiga, Membantu pemerintah daerah dalam gelar seluruh
sistem komunikasi pada saat terjadinya bencana; Keenam, Membantu
pemerintah daerah dalam penyaluran bantuan logistik baik makanan, baju, dan obat-
obatan kepada korbanbencana alam; Ketujuh, Membantu pemerintah daerah
melakukan pencarian korban bencana alam di sekitar lokasi terjadinya bencana
berkoordinasi dengan Badan Search And Resque baik pusat maupun daerah;
Dari semua uraian diatas, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut
:Pertama, Dilakukan sinkronisasi antara Permendagri No 46/2008 dan Perpang
No.78/IX/2010 agar didapatkan kejelasan tentang tugas TNI AD khususnya Jajaran
Kodiklatad dalam pengerahan Satgas PRCPB baik pada tahap pra-bencana, tahap
tanggap darurat,maupun pada tahap pasca bencana; Kedua, Kedua,
Danpusdik secara rutin mengkomunikasikan dengan pemerintah daerah tentang
kesiapan sarana, prasarana dan anggaran serta mensosialisasikan dan
mempelopori kegiatan antisipatif berupa latihan/uji siap penanggulangan bencana
alam berkoordinasi dengan BPBD danunsur terkait lainnya. Demikian essai tentang
Optimalisasi peran Komando Distrik Militer untukmembantu Pemerintah
Daerah dalam Penanggulangan Bencana Alam, semoga bermanfaat bagi
setiap upaya perbaikan dan peningkatan Pusdik Arhanud dlam menghadapi bencan
alam di masa yang akan datang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu mohon kritikan yang sifatnya membangun
dari semua pihak demi perbaikan dalam penulisan selanjutnya.
Dokumentasi Optimalisasi prajurit Pusdik Arhanud SAR (Search and Rescue)

Pembentukan gabungan TIM Anjing Pelacak Pembagian Tim Evakuasi Korban

Membantu Pembukaan Jalan setelah Banjir Bandang

Membantu Evakuasi Korban Banjir Bandang

Anda mungkin juga menyukai