Anda di halaman 1dari 137

LEMBAR PENGESAHAN PIMPINAN DAERAH

LEMBAR PENGESAHAN PIMPINAN DAERAH


RENCANA KONTINGENSI BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
KABUPATEN KAPUAS HULU
TAHUN 2023

Dokumen rencana kontingensi ini disusun sebagai rencana kesiapsiagaan menghadapi


bencana
kebakaran hutan dan lahan kabupaten Kapuas Hulu tahun 2023
Putussibau, September 2023

Menyetujui
SekrEtaris Daerah
Kabupaten Kapuas Hulu
Ketua Tim Penyusun
Kepala Pelaksana BPBD
Kabupaten Kapuas Hulu

Drs. Mohd. Zaini, M.M


PEMBINA UTAMA MADYA
NIP. 19650910 199303 1 011

Gunawan, S.Sos
PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 19730307 199803 1 010

Mengetahui
Bupati Kapuas Hulu

Fransiskus Diaan, S.H.,M.H


RINGKASAN EKSEKUTIF
Kabupaten Kapuas Hulu dilihat dari kondisi geografis, demografi, topografi, dan
iklim menjadikan daerah ini memiliki tingkat kerawanan terhadap bencana. Jika
dikaitkan dengan kondisi alam dan kondisi penduduknya, Kabupaten Kapuas Hulu sangat
rentan bencana kebakaran hutan dan lahan, dengan berbagai dampak yang dapat
ditimbulkan, baik berupa korban jiwa, kerugian harta benda, dan kerusakan
lingkungan.
Kabupaten Kapuas Hulu khususnya Kecamatan Silat Hulu Desa Nanga Dangkan merupakan
salah satu daerah rawan kebakaran hutan dan lahan Mengingat hal tersebut, maka
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu membutuhkan perencanaan matang yang berlandaskan
Rencana Kontijensi Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan. Oleh karena
itu, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dengan melibatkan SKPD terkait penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan menyusun dokumen rencana kontijensi kebakaran hutan dan
lahan tahun 2023. Rencana Kontijensi merupakan mekanisme terpadu untuk
mengidentifikasi tindakan dan langkah kedepan saat terjadinya kebakaran hutan dan
lahan.
Rencana Kontijensi menghasilkan tindakan yang didasarkan pada Rekomendasi tindakan
dan landasan pedoman acuan para pemangku kepentingan, dalam berkoordinasi dan
melaksanakan penanganan darurat untuk menghadapi ancaman bahaya kebakaran hutan dan
lahan di tingkat daerah sesuai syarat, kriteria dan aturan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penyusunan rencana kontigensi maka Pemerintah Kabupaten Kapuas
Hulu beserta pihak terkait harus melanjutkan upaya serta kesepakatan- kesepakatan
yang telah disepakati bersama dengan Oganisasi Perangkat Daerah yang terlibat

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN


Daftar Istilah

1. Aktivasi adalah mengaktifkan dokumen (rencana kontingensi) sebagai pedoman/acuan


dalam penanganan darurat.
2. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana.
3. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
4. Karhutla (Kebakaran hutan dan lahan) adalah kejadian yang terjadi ketika api
menjalar dan membara di wilayah hutan, lahan gambut, atau vegetasi alami lainnya.
Kebakaran semacam ini sering kali berdampak negatif yang signifikan, baik pada
lingkungan, ekonomi, maupun kesehatan manusia.
5. Kapasitas adalah kombinasi semua kekuatan, atribut, dan sumber daya yang
tersedia dalam organisasi, komunitas atau masyarakat untuk mengelola dan mengurangi
risiko bencana dan memperkuat ketahanan (UNISDR, 2017).
6. Kerentanan adalah kondisi yang ditentukan oleh faktor fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan atau proses yang meningkatkan risiko individu, komunitas, aset atau
sistem terhadap dampak bahaya (UNISDR, 2017).
7. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna.
8. Komando adalah kewenangan untuk memberikan perintah, mengoordinasikan
mengendalikan, memantau dan mengevaluasi upaya penanganan darurat bencana.
9. Penanggulangan bencana adalah upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
10. Perencanaan kontingensi adalah proses manajemen yang menganalisis risiko
bencana dan menetapkan pengaturan di muka untuk memungkinkan respons yang cepat,
tepat dan efektif (UNISDR, 2017).
11. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat
oleh lembaga yang berwenang.
12. Pos Komando Penanganan Darurat Bencana (Posko) adalah institusi yang berfungsi
sebagai pusat komando operasi penanganan darurat bencana yang merupakan posko utama
di dalam Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana, untuk mengoordinasikan,
mengendalikan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penanganan darurat bencana.
13. Pos Lapangan Penanganan Darurat Bencana adalah institusi yang berfungsi secara
langsung sebagai pelaksana operasi penanganan darurat bencana baik di lokasi
bencana, sekitar lokasi bencana maupun lokasi pengungsian.
14. Pos Pendamping Penanganan Darurat Bencana adalah penanganan darurat bencana
melalui pos pendamping nasional penanganan darurat bencana, pos pendamping
penanganan darurat bencana provinsi, dan pos pendamping penanganan darurat bencana
wilayah.
15. Pos Pendukung Penanganan Darurat Bencana adalah institusi yang berfungsi
membantu kelancaran akses masuk, keluar, dan mobilisasi/distribusi bantuan
penanganan darurat bencana dari luar wilayah terdampak.
16. Prosedur tetap adalah dokumen memuat rincian tugas/peran para pemangku
kepentingan dalam penanganan situasi darurat bencana. Bentuk dokumen ini meliputi;
siapa, melakukan apa, kapan dan bagaimana cara melakukannya beserta alur
aktivitasnya.
17. Rencana Kontingensi (Renkon) adalah dokumen yang disusun melalui suatu proses
perencanaan penanganan situasi darurat bencana pada jenis bahaya tertentu, dalam
keadaan yang tidak menentu, dengan skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis
dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui
bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat
dan ditetapkan secara formal.
18. Rencana Operasi Darurat Bencana adalah suatu proses perencanaan tindakan
operasi darurat bencana dengan menyepakati tujuan operasi dan ketetapan tindakan
teknis dan manajerial untuk penanganan darurat bencana dan disusun berdasarkan
berbagai masukan penanganan bencana termasuk rencana kontingensi dan informasi
bencana untuk mencapai tujuan penanganan darurat bencana secara aman, efektif dan
akuntabel.
19. Risiko Bencana adalah potensi kehilangan nyawa, cedera, atau kerusakan atau
kerusakan aset yang dapat terjadi pada suatu sistem, masyarakat atau komunitas
dalam periode waktu tertentu, ditentukan secara probabilistik sebagai fungsi dari
bahaya, paparan, kerentanan dan kapasitas (UNISDR, 2017).
20. Simulasi adalah kegiatan latihan dimana pengetahuan maupun keterampilan peserta
latih ditingkatkan melalui latihan yang menggunakan berbagai macam peragaan –
dengan situasi dan kondisi yang mendekati sebenarnya.
21. Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana adalah satu kesatuan upaya
terstruktur dalam satu komando yang digunakan untuk mengintegrasikan kegiatan
penanganan darurat secara efektif dan efisien dalam mengendalikan ancaman/penyebab
bencana dan menanggulangi dampak pada saat keadaan darurat bencana.
22. Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang
diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak bencana.
23. Sumber daya adalah segala sesuatu baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud, yang digunakan untuk mencapai hasil, misalnya peralatan, sediaan, waktu,
tenaga, uang, metode.
24. Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.

Daftar Singkatan

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional
BMKG : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencan
BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BTT : Biaya Tak Terduga
DSP : Dana Siap Pakai
DIBI : Data dan Informasi Bencana Indonesia
ENSO : El Nino–Southern Oscillation
IRBI : Indeks Risiko Bencana Indonesia
ISPU : Indeks Standar Pencemaran Udara
Karhutla : Kebakaran Hutan dan Lahan
KRB : Kajian Risiko Bencana
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
NGO : Non-Govermental Organization
ORARI : Organisasi Amatir Radio Indonesia
PDB : Penanganan Darurat Bencana
PKB : Penanggulangan Kedaruratan Bencana
PMI : Palang Merah Indonesia
Posko : Pos Komando
Pusdalops : Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana
SAR : Search dan Rescue
Sarpras : Sarana dan Prasarana
SKPDB : Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana
SNI : Standar Nasional Indonesia
SOP : Standar Operasi Pertama
SPM : Standar Pelayanan Minimal
TAGANA : Taruna Siaga Bencana
TMC : Teknologi Modifikasi Cuaca
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PIMPINAN DAERAH
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Kebijakan dan Strategi
1.4. Maksud dan Tujuan
1.5. Ruang Lingkup
1.6. Pendekatan, Metode, dan Tahapan Proses
1.7. Umpan Balik
1.8. Masa Berlaku dan Pemutakhiran
1.9. Konversi Rencana Kontingensi menjadi Rencana Operasi
BAB II. SITUASI
2.1. Karakteristik Bahaya
2.2. Skenario Kejadian
2.3. Asumsi Dampak
BAB III. TUGAS POKOK DAN FUNGSI POKOK ORGANISASI KOMANDO PENANGGULANGAN DARURAT
BENCANA
3.1. Tugas Pokok
3.2. Sasaran
BAB IV PELAKSANAAN
4.1. Konsep Operasi dan Sasaran Tindakan
4.2. Struktur Organisasi Komando
4.3. Fungsi dan Kegiatan Pokok
4.4. Tugas-Tugas Bidang
4.5. Instruksi Koordinasi
BAB V ADMINISTRASI DAN LOGISTIK
5.1. Administrasi
5.2. Logistik
BAB VI PENGENDALIAN
6.1. Komando
6.2. Kendali
6.3. Koordinasi
6.4. Komunikasi
6.5. Informasi
BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT
7.1. Komitmen Parapihak dalam Penanganan Kedaruratan
7.2. Penyiapan Kesiapsiagaan
LAMPIRAN
Lampiran 1. Konversi Rencana Kontingensi menjadi Rencana Operasi : Penyusunan
Rencana Operasi Penanganan Darurat
Lampiran 2. Proyeksi Wilayah dan Penduduk Terdampak
Lampiran 3. Susunan Pelaksana Tugas
Lampiran 4. Jaring Komunikasi
Lampiran 5. Estimasi Ketersediaan dan Kebutuhan Sumberdaya
Lampiran 6. Album Peta
Lampiran 7. Mata Rantai Peringatan Dini
Lampiran 8. Rencana Evakuasi
Lampiran 9. SOP / Protap
Lampiran 10. Lembar Komitmen
Lampiran 11. Lembar Berita Acara Penyusunan
Lampiran 12. Profil Lembaga/Organisasi

BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Secara geografis, Kabupaten Kapuas Hulu adalah salah satu Daerah Tingkat II di
provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Putussibau,
memiliki luas wilayah 29.842,03 km² sebesar 20% luas Kalimantan Barat dengan
jumlah penduduk 253.740 data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu Tahun
2022. Secara astronomis Kabupaten Kapuas Hulu terletak antara 0,50° Lintang Utara
sampai 1,40° Lintang Selatan dan antara 111,40° Bujur Timur sampai 114,10° Bujur
Timur. Dengan luas wilayah sebesar 29.842 km². Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
4 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005
tentang Pembentukan Kelurahan, wilayah Kabupaten Kapuas Hulu terbagi atas 23
kecamatan, empat kelurahan dan 154 desa. Adapun batas Kabupaten Kapuas Hulu
adalah: Bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan
Tengah; Bagian utara berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur;Bagian barat
berbatasan dengan Kabupaten Sintang; Bagian timur berbatasan dengan Provinsi
Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah.
Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu keadaan topografinya bervariasi dari sistem dataran
alluvial, perbukitan sampai pegunungan. Bentuk permukaan lahan datar seluas 798.240
Ha dengan kemiringan 0% - 2% umumnya berada di wilayah dataran rawa daerah aliran
Sungai Kapuas, sedangkan lahan yang tersebar di daerah-daerah kaki perbukitan di
Kecamatan Selimbau, Badau, Kecamatan Batang Lupar, Jongkong, Hulu Gurung, Pengkadan
dan Empanang bagian Utara. mempunyai kemiringan 2% - 15%.
Gambaran risiko bahaya kebakaran hutan dan lahan biasanya disebabkan oleh factor
manusia seperti membuka lahan pertanian baru dengan cara pembakaran baik dilakukan
dengan cara perorangan maupun kelompok dengan menyalahi aturan yang ada. Tentu saja
dapat menyebabkan bencana asap yang merupakan efek dari kebakaran hutan dan lahan
yang akan menjadi masalah nasional yang mengancam setiap tahun. Dampak yang
ditimbulkan asap sangat mengkhawatirkan bagi kesehatan, selain itu sangat menganggu
aktivitas berbagai sektor. Asap dengan kadar ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara)
> 200 ppm dari aspek kesehatan akan berakibat pada kondisi kesehatan masyarakat
yang berisiko, sedangkan dari aspek transportasi dilihat dari sisi jarak pandang
yang akan berdampak pada kelancaran transportasi terutama untuk penerbangan.
Berdasarkan intensitas kejadian, cakupan area bencana, dan implikasi yang
ditimbulkan, maka bencana asap yang disebabkan oleh kebakaran lahan dan hutan
paling luas cakupan wilayah yang terkena dampak asap tersebut, dan lama serta
intensitas kejadian yang paling sering. Kajian ancaman bencana kebakaran hutan dan
lahan di Kabupaten Kapuas Hulu ditekankan pada zona rawan kebakaran hutan dan lahan
dengan zona kualitatif, yaitu dengan menggunakan jenis data hutan dan lahan.
2. Landasan Hukum

Dokumen Rencana Kontingensi Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Kapuas Hulu ini
disusun berdasarkan landasan hukum yang berlaku di Indonesia, Provinsi Kalimantan
Barat, dan Kabupaten Kapuas Hulu. Landasan hukum tersebut antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Lembaga Asing dalam
Penanggulangan Bencana;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2020 tentang Aksesibilitas Terhadap
Permukiman, Pelayanan Publik, dan Perlindungan dari Bencana Bagi Penyandang
Disabilitas;
13. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Penanggulangan
Bencana 2020-2044;
14. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi
dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2018 Standar Pelayanan Minimum
Sub Urusan Penanggulangan Bencana;
16. SNI 7937:2013 tentang Layanan Kemanusiaan dalam Bencana;
17. SNI 8751:2019 tentang Perencanaan Kontingensi;
18. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
19. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 31 Tahun 2011 tentang Prosedur Tetap
Penanganan Tanggap Darurat Bencana Provinsi Kalimantan Barat;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 4 Tahun 2022 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023;
21. Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 51 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pembukaan
Lahan Pertanian Berbasis Kearifan Lokal bagi Masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu;
22. Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Kapuas Hulu;
23. Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 107 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
24. Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 43 Tahun 2022 tentang Standar Biaya dan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kapuas
Hulu Tahun Anggaran 2023, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Kapuas
Hulu Nomor 62 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor
43 Tahun 2022 tentang Standar Biaya dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2023;
25. Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 77 Tahun 2022 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023;
C. Kebijakan dan Strategi

1. Kebijakan
Kebijakan penanganan darurat bencana adalah arahan/pedoman umum yang bersifat
mengikat bagi para pihak yang terlibat sesuai dengan tugas dan fungsinya serta
Struktur Komando Penanganan Darurat Bencana dalam melaksanakan tugas pokok dan
operasinya. Mengacu pada Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 10 Tahun 2012 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Kapuas Hulu. Kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
* Menetapkan koordinasi pelaksanaan Penanggulangan Bencana (PB) secara terencana,
terpadu dan menyeluruh;
* Memberikan perlindungan pada masyarakat terdampak;
* Optimalisasi pos anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT) APBD tahun berjalan untuk
Penanggulangan Kedaruratan Bencana (PKB);
* Mengajukan pendampingan dan fasilitas Dana Siap Pakai (DSP) kepada Pemerintah
Pusat melalui BNPB;
* Membuka jejaring bantuan dari masyarakat, swasta, lembaga non pemerintah, dan
luar negeri;
* Melibatkan masyarakat, relawan dan pemberi bantuan dalam pencarian dan
pertolongan;
* Membebaskan seluruh biaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat terdampak bencana;
* Melaksanakan sosialisasi dan pendampingan pemenuhan kebutuhan masyarakat pasca
bencana;
* Melakukan monitoring dan evaluasi penanganan penanggulangan bencana.

2. Strategi
Strategi penanganan kedaruratan bencana adalah pedoman pelaksanaan umum bagaimana
kebijakan diimplementasikan selama operasi guna mencapai efektifitas kebijakan.
Strategi-strategi tersebut adalah:
* Mengaktifkan Sistem Komando Penanggulangan Darurat Bencana (SKPDB);
* Meningkatkan akses informasi satu data dalam penanganan penanggulangan bencana;
* Melaksanakan pencarian dan pertolongan jiwa yang terdampak;
* Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak;
* Perbaikan sarpras vital serta pemulihan fungsi layanan umum dan layanan
pemerintahan di wilayah terdampak bencana;
* Pembuatan pos komando, pos lapangan, pos pendamping;
* Pengerahan personil pencarian dan pertolongan yang terlatih, sarana pencarian dan
evakuasi yang mencukupi dengan melibatkan masyarakat, relawan dan pemberi bantuan;
* Pemanfaatan semua fasilitas umum yang aman milik pemerintah atau masyarakat
sebagai tempat evakuasi;
* Pengobatan gratis bagi korban bencana dan Psychological First Aid;
* Mendistribusikan cadangan logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
terdampak bencana;
* Monitoring dan evaluasi penanganan penanggulangan bencana di semua sektor

D. Maksud dan Tujuan

Penyusunan rencana kontingensi bencana bermaksud untuk menyusun rencana kontingensi


dalam menghadapi ancaman bencana sesuai dengan ketentuan yang ada. Tujuan
penyusunan rencana kontingensi bencana untuk terciptanya kesamaaan pemahaman dan
kesamaan tindakan serta koordinasi yang lebih baik bagi para pihak untuk
tercapainya hasil yang diharapkan dalam merespon kejadian bencana secara cepat,
tepat, efektif, efisien, terpadu dan akuntabel.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup rencana kontinjensi ini mencakup hal-hal yang perlu dilaksanakan
untuk menghadapi kemungkinan terjadinya darurat bencana dan peristiwa bencana,
antara lain:
* Pengumpulan data dan informasi dari berbagai unsur baik Pemerintah, Swasta,
Lembaga Non Pemerintah, dan Masyarakat;
* Pembagian peran dan tanggung jawab antar sektor;
* Proyeksi kebutuhan lintas sektor;
* Identifikasi, inventarisasi dan penyiapan sumber daya dari setiap sektor;
Pemecahan masalah berdasarkan kesepakatan–kesepakatan dan komitmen untuk melakukan
peninjauan kembali/kaji ulang Rencana Kontinjensi, jika tidak terjadi bencana,
termasuk dilaksanakan geladi sebagai metode/alat uji coba rencana kontinjensi.

F. Pendekatan, Metode dan Proses Tahapan

Penyusunan rencana kontingensi ini menggunakan pendekatan partisipatif. Pendekatan


partisipatif dilakukan untuk memastikan bahwa penyusunan rencana kontingensi ini
disepakati para pihak yang terlibat dalam penanganan darurat bencana asap akibat
kebakaran hutan dan lahan.Kegiatan penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut.
* Penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan bencana tentang
pentingnya rencana kontingensi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
* Pengumpulan data pembaruan : Pengumpulan data dilakukan pada semua sektor
penanganan bencana dan lintas administratif
* Verifikasi data : Analisa data sumber daya yang ada dibandingkan proyeksi
kebutuhan penanganan bencana saat tanggap darurat
* Penyusunan dokumen rencana kontingensi, pembahasan dan perumusan dokumen rencana
kontingensi disepakati dalam workshop yang meliputi penilaian karakteristik bahaya
dan penentuan kejadian, pengembangan skenario, penyusunan kebijakan dan strategi,
perencanaan sektoral dan rencana tindak lanjut.
* Penandatanganan komitmen, public hearing/konsultasi publik hasil rumusan rencana
kontingensi : Penyebaran/ diseminasi dokumen rencana kontingensi kepada pelaku
penanggulangan bencana.

G. Umpan Balik

Untuk memastikan rencana kontingensi sesuai dengan situasi dan kondisi yang
terbarukan maka diperlukan masukan-masukan terutama terkait data-data, sehingga
perlu dilakukan dengan lokakarya atau rapat konsultasi. Rapat konsultasi telah
dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kapuas Hulu pada hari
Senin 04 September 2023 bertempat di Ruang Rapat Bupati Kabupaten Kapuas Hulu.
H. Masa Pemutakhiran

Dokumen rencana kontingensi kebakaran hutan dan lahan akan dilakukan pemutakhiran
per 3 tahun sekali dan 6 bulan dilakukan evaluasi, sekali agar rencana kontingensi
sesuai dengan situasi terbaru misalnya perubahan dinamika skala bencana, perubahan
besaran dan bentuk atau jenis kerentanan, perubahan kapasitas atau kemampuan sumber
daya maka dapat dilakukan kaji ulang atau update sesuai kebutuhan.

1. Konversi Rencana Kontigensi menjadi Rencana Operasi

Rencana kontingensi ini menjadi dasar dalam menyusun rencana operasi penanganan
kedaruratan kebakaran hutan dan lahan. Aktivasi rencana kontingensi dilakukan
setelah mendapatkan data dan analisis kaji cepat bencana.

BAB II SITUASI
1. Karakteristik Bahaya
Bahaya adalah suatu situasi, kondisi, dan karakteristik bilogis, geografis, sosial,
ekonomis, polit, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk
jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan. Bahaya
ditentukan dari hazard atau ancaman yang pernah dan yang akan terjadi dengan
menggunakan penilaian dari probabilitas kejadian dan dampak yang diakibatkannya.
Kajian bahaya suatu kawasan diperoleh berdasarkan analisis indeks bahaya untuk
seluruh potensi bencana. Potensi bencana diperoleh dari sejarah kejadian dan
kemungkinan terjadi suatu bencana di kawasan tersebut. Dari potensi bencana,
diperkirakan besaran luas bahaya yang akan terjadi di kawasan tersebut dan kelas
bahayanya. Untuk penentuan luas wilayah yang terdampak bencana, data luas wilayah
menggunakan data dari Kecamatan Dalam Angka Tahun 2015. Adapun hasil kajian bahaya
untuk seluruh potensi bencana di Kabupaten Kapuas Hulu dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.1 Potensi Bahaya Kabupaten Kapuas Hulu

JENIS BENCANA
BAHAYA

LUAS (Ha)
KELAS
1
BANJIR
661.830
TINGGI
2
BANJIR BANDANG
54.386
TINGGI
3
GEMPABUMI
3.124.553
RENDAH
4
KEKERINGAN
3.124.553
TINGGI
5
CUACA EKSTRIM
926.369
TINGGI
6
TANAH LONGSOR
1.264.636
SEDANG
7
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
2.255.426
SEDANG
Sumber: Hasil Analisa Tahun 2016
Tabel di atas menunjukkan luas daerah terdampak dan kelas bahaya seluruh potensi
bencana di Kabupaten Kapuas Hulu. Berdasarkan tabel tersebut terlihat kelas bahaya
rendah hanya gempabumi, kelas sedang adalah tanah longsor dan kebakaran hutan dan
lahan untuk jenis bencana lainnya termasuk ke dalam kelas bahaya tinggi.
Pengkajian bahaya kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kapuas Hulu dilakukan
berdasarkan parameter bahaya kebakaran hutan dan lahan, yaitu:
1. Jenis hutan dan lahan, data yang digunakan adalah peta penutupan/penggunaan
lahan dengan sumber data KEMENLHK Tahun 2015
2. Iklim, data yang digunakan adalah peta curah hujan tahunan dengan sumber data
NOAA Tahun 1998- 2015
3. Jenis tanah, data yang digunakan adalah peta jenis tanah dengan sumber data
BBSDLP Tahun 1998
Dari parameter bahaya kebakaran hutan dan lahan tersebut, maka dapat ditentukan
potensi luas wilayah terpapar bencana kebakaran hutan dan lahan di setiap kecamatan
terpapar bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kapuas Hulu.
Tabel 2.2 Potensi Bahaya di Kebakaran Hutan dan Lahan Per Kecamatan
di Kabupaten Kapuas Hulu

KECAMATAN
BAHAYA

LUAS (Ha)
KELAS
1. BADAU
46.048
SEDANG
2. BATANG LUPAR
92.654
SEDANG
3. BIKA
39.517
SEDANG
4. BOYAN TANJUNG
46.701
SEDANG
5. BUNUT HILIR
49.177
SEDANG
6. BUNUT HULU
111.742
RENDAH
7. DANAU SENTARUM
54.710
RENDAH
8. EMBALOH HILIR
63.615
SEDANG
9. EMBALOH HULU
148.208
RENDAH
10. EMPANANG
40.169
SEDANG
11. HULU GURUNG
29.837
SEDANG
12. HULU KAPUAS
433.726
RENDAH
13. JONGKONG
23.732
SEDANG
14. KALIS
185.782
RENDAH
15. MENTEBAH
55.003
RENDAH
16. PENGKADAN
24.677
SEDANG
17. PURING KENCANA
28.600
SEDANG
18. PUTUSSIBAU SELATAN
7.192
SEDANG
19. PUTUSSIBAU UTARA
453.956
RENDAH
20. SEBERUANG
41.340
SEDANG
21. SELIMBAU
43.988
RENDAH
22. SEMITAU
64.939
SEDANG
23. SILAT HILIR
68.096
SEDANG
24. SILAT HULU
71.351
RENDAH
25. SUHAID
30.666
SEDANG
KABUPATEN KAPUAS HULU
2.255.426
SEDANG
Sumber: Hasil Analisa Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas diketahui hasil kajian bahaya kebakaran hutan dan lahan
di Kabupaten Kapuas Hulu. Total luas bahaya bencana kebakaran hutan dan lahan yaitu
2.255.426 Ha. Total bahaya kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Kapuas Hulu
merupakan hasil rekapitulasi penjumlahan seluruh wilayah terdampak bencana di
Kabupaten Kapuas Hulu. Dari total potensi bahaya diperoleh kelas bahaya setiap
wilayah. Kelas bahaya Kabupaten Kapuas Hulu berdasarkan pada kelas bahaya maksimal
dari seluruh kecamatan/wilayah terpapar kebakaran hutan dan lahan, yaitu kelas
sedang. Total potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan dilihat berdasarkan besarnya
luas wilayah berpotensi kebakaran hutan dan lahan dari hasil kajian.
Berdasarkan Peta Studi Mitigasi Rawan Bencana Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2021
terdapat 140 desa yang tersebar di 21 kecamatan yang bersumber dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah di Kapuas Hulu dan sebaran Desa/ Kelurahan Rawan
Karhutla di 21 Kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu.

Sumber : Peta Studi Mitigasi Rawan Bencana Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2021
Sumber : Peta Studi Mitigasi Rawan Bencana Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2021

Sumber : Peta Studi Mitigasi Rawan Bencana Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2021

2. Skenario Kejadian
Skenario kejadian Karhutla Kabupaten Kapuas Hulu secara umum disusun berdasarkan
data ilmiah dan potensi bencana terbaru di Kabupaten Kapuas Hulu. Pengembangan
skenario kejadian bencana karhutla Kabupaten Kapuas Hulu meliputi waktu kejadian,
lokasi, kategori, posisi, sumber, keterangan dan penyebab. Asumsi dampak pada
kajian ini digunakan untuk prakiraan dampak negatif yang mungkin timbul akibat
suatu karhutla di Kabupaten Kapuas Hulu yang melanda, yang dimana kondisi yang
diperkirakan terjadi akibat kejadian sesuai skenario yang sudah disusun sebelumnya.

Gambar 2.1 Peta Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Kapuas Hulu
Sumber : Dokumen KRB Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2017-2021

Tabel 2.3 Penyajian Skenario Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan


Waktu Kejadian
Kebakaran hutan dan lahan terjadi Pada hari sabtu dan minggu, pada siang hari
11 September xxxx, pukul 12.48 WIB
Lokasi
Rawa bergambut : Kecamatan Kalis (Desa Kalis Raya, Desa Nanga Kalis)
tanah ilalang : Kecamatan Batang Lupar (Desa Lanjak, Desa Sepandan)
tanah mineral : Kecamatan Bunut Hulu (Desa Temuyuk, Desa Semangut)
perkebunan : Kecamatan Silat Hulu (Desa Dangkan, Desa Riam Tapang), Kecamatan
Mentebah (Desa Tanjung, Desa Tekalong)
Pemicu
Pada saat cuaca ekstrim, aktivitas masyarakat di lahan menyebabkan timbulnya
percikan api dan meluas ke rawa bergambut
Bahaya Primer
Gangguan ekologis : matinya flora dan fauna yang terkena karhutla, pencemaran
udara (timbulnya asap), menimbulkan korban jiwa, rusaknya fasilitas umum dan
permukiman serta kerusakan lingkungan
Peringatan Dini Bencana
Peringatan dini potensi bencana asap dikeluarkan 30 menit setelah terjadinya
kebakaran hutan dan lahan
Cakupan wilayah terdampak
Lokasi atau daerah yang sering terjadi Karhutla di wilayah Kab. Kapuas Hulu :
- Desa Sibau Hulu
- Desa Sibau Hilir
- Desa Nanga Awin
- Desa Kedamin Darat
- Desa Tanjung Jati
- Desa Nanga Kalis
- Desa Kalis Raya
- Desa Lanjak
- Desa Sepandan
- Desa Tanjung
- Desa Tekalong
- Desa Semangut
- Desa Temuyuk
- Desa Nanga Dangkan
- Desa Riam Tapang
Bahaya Sekunder
Penyakit ISPA, Gangguan jarak pandang kendaraan.

3. Asumsi Dampak
Asumsi dampak memuat tentang perkiraan akibat atau dampak langsung dari kejadian
bencana sesuai Skenario Kejadian yang ditetapkan. Identifikasi akibat/dampak
langsung dituangkan dalam 5 aspek, yaitu kependudukan, fisik/infrastruktur,
ekonomi, lingkungan, dan layanan publik/pemerintahan. Identifikasi dampak langsung
menjadi pertimbangan penyusunan sektor-sektor atau bidang dan kegiatan penanganan
kedaruratan. Asumsi dampak dapat disajikan dalam format Tabel 2.5.
1. Aspek Kependudukan, yaitu perkiraan tentang jumlah dan kondisi (meninggal, luka,
mengungsi). Detail data terpilah sebaiknya dirincikan dalam Lampiran Proyeksi
Wilayah dan Penduduk Terdampak. Data pilah penduduk dapat disajikan berdasarkan
jenis kelamin, usia, kerentanan; bayi, balita, bumil, busui, sakit, lansia,
difabel, maupun penduduk dengan komorbid.
2. Aspek Fisik/Infrastruktur, yaitu perkiraan jenis dan jumlah kerusakan atau
perubahan fisik infrastruktur. Selain permukiman penduduk, bagian ini juga
merincikan jenis infrastruktur publik vital yang mengalami kerusakan, seperti
jalan, jembatan, jaringan listrik, jaringan air, fasilitas energi, jaringan
komunikasi, tempat ibadah, sarana pendidikan, tempat pelayanan kesehatan, dan
lainnya. Bentuk kerusakan dinilai dalam 3 kategori, yaitu ringan, sedang, dan
berat/hilang.
3. Aspek Ekonomi, yaitu perkiraan bentuk-bentuk kehilangan aset dan gangguan fungsi
ekonomi yang rusak atau tidak berfungsi.
4. Aspek Lingkungan, yaitu bentuk kerusakan/gangguan lingkungan hidup, baik
kuantitas maupun kualitasnya. Elemen lingkungan, meliputi air, udara, tanah,
vegetasi dan lainnya.
5. Aspek Layanan Publik/Pemerintahan, yaitu perkiraan gangguan fungsi layanan
publik vital. Layanan publik tersebut meliputi; layanan administrasi pemerintahan
desa/kelurahan/daerah, layanan kesehatan, layanan pendidikan,layanan ibadah dan
lainnya
Tabel 2.4 Asumsi Dampak
Aspek Kependudukan
Total penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu 259.512 jiwa (Data Kependudukan
Pencatatan Sipil, 2022) penduduk di 23 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu dengan
rincian sebagai berikut :
Kecamatan Putussibau Utara
Jumlah penduduk terpapar : 2.051 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 21
- Luka Sedang (1%) : 21
- Luka Ringan (1%) : 21
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Putussibau Selatan


Jumlah penduduk terpapar : 1.984 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 20
- Luka Sedang (1%) : 20
- Luka Ringan (1%) : 20
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Kalis
Jumlah penduduk terpapar : 1.204 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 12
- Luka Sedang (1%) : 12
- Luka Ringan (1%) : 12
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Batang Lupar


Jumlah penduduk terpapar :544 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 5
- Luka Sedang (1%) : 5
- Luka Ringan (1%) : 5
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Mentebah
Jumlah penduduk terpapar : 510 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 5
- Luka Sedang (1%) : 5
- Luka Ringan (1%) : 5
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Bunut Hulu


Jumlah penduduk terpapar : 808 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 8
- Luka Sedang (1%) : 8
- Luka Ringan (1%) : 8
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Silat Hulu


Jumlah penduduk terpapar : 1.100 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 10
- Luka Sedang (1%) : 10
- Luka Ringan (1%) : 10
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa
Aspek Fisik
Berdasarkan scenario kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di rawa bergambut
desa Dangkan Kecamatan Silat Hulu, diperkirakan terjadi gangguan sarana prasarana
perhubungan pada ruas jalan nasional, terganggunya transportasi terutama
transportasi darat di ruas jalan tersebut dan transportasi udara.
Aspek Ekonomi
Kegiatan Ekonomi Terganggu
Kegiatan ekonomi akan terganggu di Kecamatan Silat Hulu. Suplai kebutuhan pokok
akan terganggu karena akses jalan yang diblokir, suplai kebutuhan dapat melalui
wilayah barat atau timur. Suplai kebutuhan pokok akan kembali normal dengan
memperbaiki akses jalan yang mungkin diblokir di wilayah yang terpapar kebakaran
hutan dan lahan.
Dampak kebakaran hutan sangat merugikan dalam berbagai aspek masyarakat dan
ekonomi. Masyarakat yang menggantungkan mata pencahariannya pada hasil hutan akan
mengalami kerugian besar karena sumber pendapatan utama mereka berkurang. Selain
itu, pencemaran udara dari kebakaran hutan juga menyebabkan penurunan penghasilan
masyarakat akibat aktivitas terbatas akibat kualitas udara yang buruk.
Petani juga terancam kehilangan mata pencaharian mereka karena lahan pertanian dan
perladangan yang terbakar, mengakibatkan pasokan produk pertanian menjadi tidak
stabil. Sektor ekonomi juga terdampak signifikan, dengan produktivitas dan proses
produksi perkebunan baik yang berskala besar maupun kecil mengalami gangguan. Hal
ini berpotensi menyebabkan penurunan pasokan produk pertanian dan berkontribusi
pada kenaikan inflasi. Gangguan pada sektor transportasi, baik darat, laut, maupun
udara, juga terjadi akibat kebakaran hutan. Hal ini menghambat aktivitas ekonomi
secara luas dan berdampak negatif pada perekonomian nasional. Selain itu, kualitas
udara yang buruk dan ancaman kebakaran hutan dapat mengurangi minat wisatawan untuk
mengunjungi daerah tersebut, sehingga jumlah wisatawan yang datang menurun.
Kesimpulannya, kebakaran hutan memiliki dampak serius terhadap masyarakat, ekonomi,
dan sektor pariwisata suatu negara.
Kehilangan dari Sektor Pasar
Kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu terdampak Kebakaran Hutan dan Lahan memiliki
permasalahan yang sama yaitu terhentinya kegiatan perdagangan pada pasar induk yang
ada di setiap wilayah terdampak.

Kehilangan dari Sektor Peternakan dan Perikanan


Situasi yang terjadi dapat menyebabkan bencana kebakaran hutan dan lahan yang
serius. Dengan akses jalan yang terputus dan sektor peternakan serta perikanan yang
terganggu, rantai distribusi makanan hewan peliharaan dan manusia terganggu.
Keterbatasan pasokan pakan ternak dapat memaksa peternakan untuk mencari alternatif
sumber pakan, termasuk mungkin menggunakan lahan hutan yang kering sebagai sumber
pakan.
Kondisi ini memicu praktik-praktik yang tidak aman, seperti membakar lahan hutan
untuk menghasilkan lahan pertanian atau padang penggembalaan sementara. Kekurangan
pengawasan dan keterbatasan sumber daya dapat menyebabkan aktivitas pembakaran
menjadi sulit dikendalikan. Hasilnya, api dapat dengan cepat merambat dan meluas,
menyebabkan bencana kebakaran hutan dan lahan yang mengancam ekosistem lokal,
merusak habitat satwa liar, dan mengancam kualitas udara di wilayah terdampak.
Mereka mungkin mengandalkan metode tradisional seperti membuka lahan hutan atau
lahan kering untuk budidaya ikan. Praktik-praktik ini yang tidak terkendali dapat
meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, terutama dalam kondisi
ketidakpastian dan keterbatasan sumber daya. Pemerintah dan lembaga terkait perlu
bekerja sama untuk mengoordinasikan upaya pemulihan sektor peternakan dan
perikanan, serta mengedukasi masyarakat akan bahaya praktik-praktik tidak aman yang
dapat memicu kebakaran hutan dan lahan.

Kehilangan dari Sektor Pertanian dan Perkebunan


Bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kapuas Hulu menyebabkan kerugian
yang signifikan terutama dalam sektor pertanian dan perkebunan terancam karena
lahan-lahan pertanian dan perladangan yang terbakar. Hasil panen yang hilang dan
kerusakan infrastruktur pertanian mengakibatkan berkurangnya produksi dan
pendapatan petani.
Kebakaran hutan juga mengganggu produktivitas perkebunan baik skala besar maupun
kecil. Tanaman yang terpapar asap dan api mengalami kerusakan serta kualitasnya
menurun, menghambat pasokan produk pertanian. Dampak ini juga berdampak pada
kenaikan harga barang di tingkat kecamatan dalam kabupaten tersebut, mengganggu
stabilitas ekonomi lokal

Kehilangan dari Sektor Perindustrian


Dampak pencemaran udara ini menyebabkan gangguan serius terhadap operasi
perusahaan-perusahaan di sektor perindustrian. Kualitas udara yang buruk dapat
mengganggu proses produksi di berbagai industri, terutama yang bergantung pada
teknologi berbasis udara seperti pabrik-pabrik yang menggunakan pembakaran atau
mesin berbahan bakar. Partikel-partikel berbahaya dapat merusak peralatan,
mengurangi efisiensi produksi, dan berpotensi mengganggu kesehatan pekerja.
Selain itu, gangguan pada transportasi akibat kebakaran hutan juga dapat berdampak
pada rantai pasokan industri. Suplai bahan baku dan distribusi produk jadi menjadi
terganggu, menghambat kelancaran produksi dan pengiriman. Kerugian ini tidak hanya
dialami oleh industri lokal, tetapi juga berdampak pada ekonomi nasional secara
keseluruhan. Menurunnya produktivitas dan efisiensi dalam sektor perindustrian
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara luas, dengan potensi dampak jangka
panjang.

Kehilangan dari Sektor Pariwisata


Asap dan polusi udara dapat mengurangi kualitas udara dan pandangan, mengurangi
pengalaman positif para wisatawan. Kondisi lingkungan yang terganggu oleh kebakaran
juga dapat mengurangi daya tarik pariwisata alam, seperti hutan, danau, serta
tempat wisata alam lainnya. Potensi kerusakan ekosistem jangka panjang dapat
mengubah ekosistem dan keseimbangan alam, mengurangi pesona wisata alam tersebut.
Selain itu, citra negatif yang dihasilkan dari kebakaran hutan dapat merugikan
citra destinasi pariwisata dan membuat wisatawan enggan berkunjung. Penurunan
jumlah wisatawan dapat berdampak pada pengurangan pendapatan sektor pariwisata
serta pekerjaan terkait, seperti pemandu wisata dan penyedia jasa akomodasi. Oleh
karena itu, bencana kebakaran hutan dan lahan memiliki implikasi serius pada sektor
pariwisata. Perlindungan terhadap lingkungan alam dan upaya pencegahan kebakaran
menjadi sangat penting untuk menjaga daya tarik pariwisata, kesejahteraan ekonomi
lokal, dan keberlanjutan sektor pariwisata dalam jangka panjang.

Kehilangan dari Sektor Transportasi Umum


Kualitas udara yang buruk akibat asap kebakaran dapat mengganggu operasi
transportasi darat, laut, dan udara. Jarak pandang yang berkurang dan kondisi jalan
yang tidak aman menghambat perjalanan dan berpotensi menimbulkan risiko keselamatan
bagi penumpang dan pengemudi.
Gangguan pada transportasi darat, seperti jalan raya yang terganggu akibat
kebakaran atau pengaruh asap, dapat menghambat mobilitas dan mengakibatkan
penundaan dalam perjalanan. Pada transportasi sungai, penurunan kualitas udara
dapat mempengaruhi navigasi kapal dan operasi pelabuhan, memperlambat distribusi
barang dan penumpang. Transportasi udara juga terdampak, dengan visibilitas yang
berkurang dapat mengganggu penerbangan dan jadwal penerbangan. Asap yang masuk ke
dalam mesin pesawat juga dapat membahayakan keselamatan penerbangan.
Aspek Lingkungan
Kehilangan Ekosistem: Kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan pada ekosistem
alami yang beragam, termasuk hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang hidup di
dalamnya. Banyak spesies hewan dan tumbuhan bisa mati atau terpaksa bermigrasi
karena habitatnya rusak.
Emisi Gas Rumah Kaca: Karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya, seperti metana
(CH4) dan karbon monoksida (CO), dilepaskan ke atmosfer selama pembakaran. Ini
berkontribusi pada peningkatan efek rumah kaca, pemanasan global, dan perubahan
iklim.
Pencemaran Udara: Asap dan partikel-partikel yang dihasilkan dari kebakaran dapat
mencemari udara dengan bahan kimia berbahaya. Ini berdampak negatif pada kualitas
udara dan dapat menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan hewan.
Kehilangan Keanekaragaman Hayati: Kebakaran hutan dapat menghancurkan habitat alami
berbagai spesies tumbuhan dan hewan, bahkan spesies endemik yang hanya ditemukan di
daerah tersebut. Ini bisa menyebabkan kepunahan spesies dan mengurangi
keanekaragaman hayati.
Erosi Tanah: Setelah kebakaran, tanah cenderung kehilangan vegetasi penutup yang
dapat mengikat tanah. Akibatnya, tanah menjadi rentan terhadap erosi oleh air hujan
dan angin, mengganggu kesuburan tanah dan kualitas air.
Depletsi Air Tanah dan Air Permukaan: Kebakaran hutan dapat mengurangi vegetasi
yang biasanya menyerap air hujan dan memperlambat aliran permukaan air. Ini dapat
mengakibatkan depletsi air tanah dan meningkatkan risiko banjir serta kekeringan.
Gangguan Siklus Nutrien: Karhutla dapat mengganggu siklus nutrien di ekosistem,
mengubah komposisi tanah, dan mengurangi ketersediaan nutrien yang penting untuk
pertumbuhan tanaman. Ancaman terhadap Kesehatan Manusia: Asap dari kebakaran hutan
dapat mengandung partikel berbahaya dan bahan kimia toksik. Ini dapat menyebabkan
masalah pernapasan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan
individu dengan penyakit pernapasan kronis.
Kehilangan Sumber Mata Pencaharian: Bagi masyarakat yang bergantung pada hutan dan
lahan untuk pertanian, perburuan, dan mata pencaharian lainnya, kebakaran dapat
mengakibatkan kehilangan sumber daya penting.
Kerusakan Infrastruktur: Kebakaran dapat merusak infrastruktur seperti jalan,
jembatan, dan bangunan, serta mengganggu layanan masyarakat seperti listrik dan
telekomunikasi.
Aspek Layanan Pemerintahan
Karhutla dapat menyebabkan krisis ekonomi dengan merusak sektor pertanian,
perkebunan, dan pariwisata, berpotensi menimbulkan kerugian besar akibat kehilangan
tanaman, hewan ternak, dan infrastruktur. Pemerintah perlu mengalokasikan dana
besar untuk penanganan karhutla, mengganggu anggaran program
prioritas lainnya serta meningkatkan layanan kesehatan untuk mengatasi dampak
negatif asap berbahaya terhadap kesehatan masyarakat. Ancaman ini juga memaksa
pemerintah untuk merencanakan pengungsian dan tempat penampungan sementara,
sementara tanggapan lamban dapat mempengaruhi opini publik terhadap pemerintah.
Kerjasama internasional diperlukan jika karhutla meluas lintas negara, sementara
perluasan regulasi, pengembangan teknologi pemadaman, dan rencana tanggap darurat
yang terkoordinasi menjadi langkah penting untuk mengatasi krisis ini secara
efektif.
Aspek Kesehatan
Karhutla berdampak serius pada kesehatan. Asap dan partikel kebakaran
menyebabkan gangguan pernapasan dan risiko penyakit kronis seperti bronkitis dan
PPOK. Kardiovaskular terancam karena partikel halus yang dapat memicu penyakit
jantung dan stroke. Mata teriritasi, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan
lanjut usia. Infeksi saluran pernapasan meningkat, sementara pengaruh mental dan
penurunan fungsi paru-paru juga terjadi. Penyakit jantung serta saluran pernapasan
akut meningkat, ibu hamil dan janin juga rentan terhadap dampak buruk.

BAB III TUGAS POKOK DAN FUNGSI POKOK ORGANISASI KOMANDO PENANGGULANGAN DARURAT
BENCANA

3.1. Tugas Pokok


Organisasi Komando Penanganan Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten
Kapuas Hulu melaksanakan operasi pendukungan, pendampingan, dan penguatan kepada
Sistem Pos Kecamatan Silat Hulu dalam melaksanakan operasi pencarian,
pertolongan,penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak bencana
kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, serta kesiapan
pelayanan penanganan warga, mulai hari “H” jam “J” selama 30 hari di Kecamatan
Silat Hulu dengan pengerahan sumber daya personil, peralatan, logistik, dan
anggaran, serta memfasilitasi bantuan para pihak di tingkat nasional maupun
internasional.
SKPDB Kabupaten Kapuas Hulu menjalankan fungsi pendukungan dan pendampingan
penanganan darurat sejak penetapan status darurat bencana (Tanggap Darurat-Transisi
Darurat ke pemulihan) selama 30 hari atau dapat lebih singkat atau diperpanjang
sesuai dengan kondisi yang ada, dengan memprioritaskan efektivitas dan keterpaduan
kebijakan dan strategi penanganan, pengendalian, koordinasi, penguatan kapasitas,
mobilisasi sumber daya, upaya pencegahan, dan penanganan kebakaran hutan dan lahan
sesuai dengan asas dan prinsip penanggulangan bencana yang memiliki perspektif
gender dan inklusif bagi kelompok rentan. Inklusivitas adalah melibatkan secara
bermakna partisipasi kelompok rentan dengan melakukan data terpilah (berdasarkan
jenis kelamin, umur, dan ragam disabilitas, serta penyakit bawaan/komorbid),
mengakomodasi aksesibilitas fisik dan aksesibilitas informasi bagi kelompok rentan,
dan meningkatkan kapasitas mereka agar risiko dari bencana dapat diminimalisir
karena mereka adalah kelompok yang paling rentan ketika terjadi bencana. Dengan
demikian, perlindungan terhadap kelompok rentan juga dapat diwujudkan dalam
penanggulangan kebencanaan, termasuk dalam fase tanggap darurat bencana.
Organisasi komando penanggulangan darurat bencana karhutla Kabupaten Kapuas Hulu
melaksanakan operasi darurat bencana dimulai dari siaga darurat, tanggap darurat
selama 14 hari atau dapat diperpanjang sesuai dengan hasil kajian perkembangan
situasi di lapangan, dan transisi darurat menuju pemulihan secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dengan menghargai budaya lokal. Beberapa
langkah penanggulangan operasi darurat bencana karhutla Kabupaten Kapuas Hulu,
diantaranya sebagai berikut:
1. Penanganan menyeluruh terhadap masyarakat terdampak secara tepat, tepat, dan
berasas nondiskriminatif dan nonproseliti;
2. Pemulihan sarana prasarana vital secara transparan dan akuntabilitas;
3. Menjamin kestabilan ekonomi dengan memaksimalkan sumberdaya daerah yang tersedia
dengan berasaskan kemanusiaan, keadilan, kesamaan kedudukan, kebersamaan, hingga
kelestarian lingkungan hidup.
Dalam rangka mensinergiskan kegiatan masing-masing institusi/lembaga dalam upaya
penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan, maka dilakukan pembagian peran sesuai
dengan tupoksi baik di tingkat kabupaten yaitu:
1. Bupati Kapuas Hulu menjadi komandan penanganan darurat (incident commander)
untuk pengendalian operasi kabupaten.
2. Komandan penanganan darurat bertugas:
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengendalian bencana kebakaran hutan dan
lahan.
2. Menyusun perencanaan dan kesiapsiagaan daerah berdasarkan tingkat kerawanan
bencana.
3. Menyusun organisasi lapangan.
4. Membuka posko di lapangan dan mengaktifkan crisis center.
5. Memberlakukan rencana operasi sebagai perintah operasi tanggap darurat dalam
rangka penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan jika eskalasi meningkat.
6. Membuka media center.
7. Melaporkan tindakan yang telah diambil serta saran-saran kepada gubernur serta
Kepala BNPB melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops).
3. Unsur teknis dari dinas atau badan terkait dalam pelaksanaan tugas BPBD
Kabupaten Kapuas Hulu didukung oleh instansi teknis/dinas/badan tingkat kabupaten,
antara lain:
1. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Pertanahan dan Lingkungan Hidup
2. Dinas Pertanian dan Pangan
3. Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
4. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
5. Dinas Perhubungan
6. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik
7. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
8. Badan Keuangan dan Aset Daerah
9. Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perdagangan
10. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
12. Satpol PP
4. Instansi teknis pusat yang berada di tingkat kabupaten Pelaksanaan tugas BPBD
beserta unsur teknis dalam pengendalian bencana kebakaran hutan dan lahan juga
didukung oleh instansi teknis pusat, yaitu:
1. Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG)
2. TNI (Kodim/Batalyon)
3. POLRES
4. Kejaksaan Negeri
5. Pengadilan Negeri
6. Lembaga Konservasi KLHK (TNBKDS)
7. Perguruan Tinggi Negeri setempat.
5. Unsur masyarakat/relawan
Unsur masyarakat yang berperan dalam upaya pengendalian bencana kebakaran hutan dan
lahan sejak pencegahan sampai dengan kegiatan pemadaman, antara lain:
1. Palang Merah Indonesia (PMI)
2. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
3. Manggala Agni
4. Badan Pemadam Kebakaran Swasta
5. Taruna Siaga Bencana (TAGANA)
6. TRC Pramuka
7. Satuan Perlindungan Masyarakat (LINMAS) Kecamatan
Penyelenggaraan tugas pokok operasi darurat bencana oleh organisasi komando
penanggulangan darurat bencana karhutla Kabupaten Kapuas Hulu disesuaikan dengan
skenario kejadian karhutla yang pelaksanaannya dilakukan dalam kerangka
periode/waktu operasi yang telah ditentukan (siaga darurat, tanggap darurat, dan
transisi ke pemulihan). Adapun beberapa tugas pokok operasi organisasi komando
penanggulangan darurat bencana karhutla Kabupaten Kapuas Hulu berdasarkan kerangka
waktu operasinya sebagai berikut:
Adapun Tugas Pokok Operasi Organisasi Komando Penanggulangan Darurat Bencana
Karhutla Kabupaten Kapuas Hulu Berdasarkan Kerangka Waktu Operasi, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tugas Pokok Operasi Organisasi Komando Penanggulangan Darurat Bencana
Karhutla Kabupaten Kapuas Hulu Berdasarkan Kerangka Waktu Operasi
Siaga Darurat
Tanggap Darurat
Transisi ke Pemulihan
1. Diseminasi informasi peringatan dini dan peringatan status WASPADA
Karhutla Kabupaten Kapuas Hulu dengan tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Data Hotspot dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) atau BMKG
2. Laporan dari Lapangan (Satgas/Masyarakat/Perusahaan)
3. Patroli udara maupun darat Data dan informasi difasilitasi melalui media
whatsapp group. Skala Prioritas:
* Pengamanan terhadap bandara
* Pemadaman terhadap
permukiman
2. Pengkajian secara cepat dan tepat oleh Tim Respon Cepat (TRC) yaitu dengan
Tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data tentang
luasan kawasan bahaya, kawasan kerentanan karhutla di wilayah Kabupaten Kapuas
Hulu:
2. Menyiapkan sumber daya yang memadai untuk melakukan upaya pemadaman sesuai
eskalasi hingga upaya evakuasi jika diperlukan. Ini dapat dilakukan dengan hal-hal
sebagai berikut:
* Pendataan terhadap kualitas
dan kuantitas SDM, logistik
dan peralatan
* Analisa terhadap kesenjangan SDM, logistic dan peralatan.
3. Pemenuhan terhadap kesediaan/kesenjangan SDM, logistik dan peralatan
Melakukan mobilisasi personal dan peralatan yang diperlukan
3. Penetapan Status Darurat bencana karhutla melalui Surat Keputusan
Bupati Penyiapan tempat evakuasi,
pelatihan dan simulasi gladi.
1. Aktivasi Pencarian, penyelamatan dan Evakuasi (PPE) prioritas
pada kelompok rentan.
2. Pemulihan secara segera sarana dan prasarana vital seperti listrik,
air bersih, komunikasi dan ketersediaan bahan bakar.
3. Perlindungan dan Pemenuhan kebutuhan dasar korban terdampak seperti
pemenuhan tempat tinggal, pangan, sandang dan kesehatan yaitu dapat dilakukan
dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Pembangunan hunian rumah singgah atau rumah tinggal sementara.
2. Aktivasi seluruh fasilitas kesehatan.
4. Perlindungan terhadap kelompok rentan (lansia, ibu menyusui, bayi
balita, perempuan, disabilitas) dengan cara memprioritaskan pelayanan Kesehatan
untuk kelompok rentan
5. Aktivasi respon terhadap keamanan dan keselamatan
6. Konsep operasi siaga darurat

1. Perbaikan sarana dan prasarana dasar atau penting bagi


masyarakat yaitu jaringan listrik, air bersih, telekomunikasi, ketersediaan BBM,
sekat kanal, drainase dan lain-lain.
2. Pemulihan psiko sosial bagi korban yang terdampak dari bencana
kebakaran hutan dan lahan.
3. Pemulihan pendidikan
4. Kajian kebutuhan pasca bencana
5. Memastikan unit operasional dan unit pelaksana menyusun
perencanaan transisi darurat karhutla:
1. Penyusunan rencana pemulangan penyintas ke tempat tinggal asal
dengan memenuhi regulasi dan prosedur transisi darurat
2. Penghimpunan dan penyiapan dukungan prasarana dan sarana dengan
melibatkan stakeholder terkait.

3.2. Sasaran
Dalam melaksanakan tugasnya, Komando Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di
Kabupaten Kapuas Hulu, menargetkan:
1. Terselenggaranya koordinasi yang melibatkan 100% stakeholder
terkait dalam tanggap darurat;
2. Tersedianya data sumberdaya 100% pada masing-masing pihak terkait
kedaruratan yang tertuang dalam satu data;
3. Terorganisirnya perencanaan sektoral sesuai kebijakan dan
strategi yang ditetapkan dalam penanganan Penanggulangan Darurat Bencana;
4. Terlaksananya pemenuhan kebutuhan dasar minimal 65% (estimasi,
melingkupi mekanisme, prosedur serta sistem pencairan BTT dan DSP).
BAB IV PELAKSANAAN

4.1. Konsep Operasi dan Sasaran Tindakan


Operasi pelaksanaan dalam kebakaran hutan dan lahan mencakup tindakan yang memuat
operasi tanggap darurat dan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam kerangka
waktu yang telah ditentukan. Tindakan ini dilakukan dan berfokus pada tanggap
darurat dan fase-fase tertentu seperti fase kesiapan, siaga darurat, tanggap
darurat dan transisi darurat yang terdapat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Sasaran Tindakan (Rencana Tindakan)


Tahap / Fase
Tindakan

1. Readiness/ Kesiapan

* Menjaga dan memastikan berfungsinya segala objek vital dan


fasilitas dalam mendukung operasi pelaksanaan;
* Menyediakan peta lokasi kebakaran dan peta rawan kebakaran serta
penentuan posko-posk penanggulangan bencana;
* Mengkoordinasikan peran aktif dan tanggung jawab anggota posko
yang terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), TNI/Polri dan unsu
organisasi/institusi terkait;
* Melakukan deteksi dini terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan
melalui pendekatan data Menyajikan data dan informasi akurat kepada masyarakat
melalui media massa;
* Berkoordinasi antara BPBD Kabupaten Kapuas Hulu , BPBD Provinsi
Kalimantan Barat dan BNPB tentang perkiraan ancaman bencana dan kebutuhan yang
diperlukan dalam penanganan bencana;
* Advokasi dengan melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi bagi
masyarakat yang cenderung melakukan pembakaran untuk persiapan lahan pertanian;
* Memberikan maklumat larangan tidak membakar lahan kepada
masyarakat dan perusahaan.
B. Siaga Darurat
* Pemantauan cuaca dan kondisi bahan bakaran yang memiliki
tingkat kerawanan yang tinggi, termasuk pemantauan arah angin untuk mengkaji pola
penyebaran polusi asap;
* Deteksi hotspots (titik panas) setiap hari melalui satelit untuk
peringatan dini (early warning) kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan;
* Melakukan pemadaman pada titik-titik hotspots Patroli pencegahan
untuk mengetahui dan mengantisipasi munculnya titik api baru, sehingga dapat
dilakukan tindakan sedini mungkin.
* Pemantauan kualitas udara melalui Indeks Standar Pencemaran Udara
(ISPU);
* Pemantauan jarak pandang (visibility) sebagai indicator untuk
aktifitas penerbangan di Bandara Pangsuma Kabupaten Kapuas Hulu;
* Desiminasi data dan informasi kebakaran hutan dan lahan kepada
masyarakat melalui media massa;
C. Tanggap
Darurat
* Melakukan pemadaman yang bertujuan untuk mengurangi atau
menghentikan kebakaran yang terjadi guna mengurangi tingkat kerugian yang
ditimbulkan;
* Melakukan pemadaman darat melalui pengerahan personil dan
peralatan yang ada untuk melakukan kegiatan pemadaman.

D. Transisi
Darurat
* Melakukan pengumpulan bahan keterangan pada lokasi terjadi
kebakaran, untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kebakaran, pelaku
pembakaran, luas areal yang terbakar, pemilik lahan (status lahan), dll;
* Setelah diketahui status lahan maka disesuaikan dengan kewenangan
penegak hukum untuk dilakukan proses hukum sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

4.2. Struktur Organisasi Komando


Dalam menjalankan tugas pokok penanggulangan kedaruratan kebakaran hutan dan lahan,
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu membentuk sistem yang terdiri dari beberapa fungsi
dengan tugas-tugas spesifik. Lima fungsi tersebut ialah sebagai berikut yaitu 1).
Komando, Kendali, Koordinasi, Komunikasi dan Informasi; (2) Perencanaan; (3)
Operasi; (4) Logistik; (5) Administrasi dan Keuangan.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Penanggulangan Kedaruratan Kebakaran


Hutan dan Lahan

Komandan dan Wakil Komandan Penanganan Darurat Bencana, menjalankan fungsi komando,
kendali, koordinasi, komunikasi dan informasi dibantu secara tetap oleh unit
sekretariat dan humas, perwakilan lembaga/instansi, unit fungsi keamanan dan
keselamatan. Penjabaran umum tugas-tugas kelima fungsi ini, adalah sebagai berikut:

1. Komando, Kendali, Koordinasi, Komunikasi dan Informasi


Menetapkan tindakan strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan dan
mengendalikan operasi; melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan
sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili lembaga/organisasi yang terkait dalam
memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana.

2. Administrasi dan Keuangan


Melaksanakan semua administrasi keuangan; menganilisa kebutuhan dana dalam rangka
penanganan tanggap darurat bencana yang terjadi; mendukung keuangan yang dibutuhkan
dalam rangka komando tanggap darurat bencana yang terjadi.

3. Perencanaan
Bertugas dan bertanggung jawab atas pengumpulan, evaluasi, analisis data dan
informasi yang berhubungan dengan penanganan tanggap darurat bencana serta
menyiapkan dokumen Rencana Operasi Tanggap Darurat (ROTD).

4. Operasi/Pos Lapangan
Bertugas dan bertanggung jawab atas semua pelaksanaan operasi penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana dengan cepat, tepat,
efisien dan efektif berdasarkan satu kesatuan rencana tindakan penanganan tanggap
darurat bencana.

5. Logistik
Penyediaan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta perlengkapan tanggap darurat;
melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan transportasi bantuan
logistik dan peralatan; melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur umum, air
bersih dan sanitasi umum; mengkoordinasikan semua bantuan logistik dan peralatan
dari lembaga/ organisasi yang terkait.

4.3. Fungsi dan Kegiatan Pokok


Kegiatan-kegiatan perencanaan dan operasi dilaksanakan dan disusun sebagai strategi
penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan terutama pada fungsi operasi.
Kegiatan dapat dikelompokkan menjadi kegiatan prioritas dan kegiatan-kegiatan lain,
dimana kegiatan prioritas dirancang berdasarkan kemampuan sumberdaya yang tersedia
pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Kelompok Kegiatan


Tindakan
Kelompok Kegiatan
Kegiatan
Keterangan
1. Persiapan
2. Penanganan
Kegiatan Prioritas
1.Pencegahan
2. Deteksi dan
Pemantauan
Pemeliharaan dan
pengawasan jalur
evakuasi

Pemasangan tanda peringatan kebakaran

Pelatihan kepada
masyarakat sekitar

Pemasangan
peralatan deteksi dini

Pemantauan rutin
terhadap wilayah
rawan kebakaran
Tim penanggulangan
kebakaran hutan dan
lahan
Menjaga agar jalur evakuasi
tidak tertutupi oleh
rerumputan atau benda lain
yang dapat menghalangi
akses evakuasi

Memasang tanda peringatan


kebakaran di sekitar
kawasan hutan dan lahan
agar masyarakat lebih
waspada dan siap
menghadapi kemungkinan kebakaran

Memberikan pelatihan
kepada masyarakat sekitar
tentang cara mengatasi
kebakaran hutan dan lahan,
serta tata cara evakuasi
dalam situasi darurat

Memasang peralatan
deteksi dini untuk
mendeteksi kebakaran sejak
dini

Melakukan pemantauan
rutin terhadap wilayah yang
rawan kebakaran, termasuk
cuaca dan kondisi hutan
Menyiapkan tim
penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan yang siap
bertindak ketika terjadi
kebakaran

3. Tanggap Darurat
Pemadaman api

Evakusi

Penanganan korban
dan pemulihan
kawasan
Menangani dan
memadamkan api sesegera
mungkin setelah kebakaran
terdeteksi

Melakukan evakuasi warga


yang terdampak kebakaran
hutan dan lahan untuk
mencegah korban jiwa dan
kerugian materiil yang lebih
besar

Memberikan pertolongan
dan bantuan kepada korban
kebakaran hutan dan lahan
serta melakukan pemulihan
kawasan agar kembali
seperti semula

Kelompok Kegiatan
Lain
Peningkatan
komunikasi dengan
pihak terkait
Menjalin kerjasama yang
baik dengan pihak terkait
seperti dinas kehutanan,
pemadam kebakaran, dan
pihak desa setempat untuk
mempercepat respon
terhadap kebakaran

Penyediaan alat
komunikasi darurat
Menyiapkan alat
komunikasi darurat seperti
HT atau telepon satelit
untuk memudahkan
koordinasi dan komunikasi
selama penanganan
kebakaran

Sistem pemantauan dan informasi


kebakaran
Memperbarui sistem
pemantauan dan informasi
kebakaran yang terintegrasi
dengan pihak terkait untuk
memudahkan koordinasi
dan pengambilan keputusan

Penyediaan
perlengkapan
keselamatan
Menyediakan perlengkapan
keselamatan seperti helm,
masker, dan baju tahan api
untuk relawan yang terlibat
dalam penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan

4.4. Tugas-Tugas Bidang


Tugas-Tugas bidang yang terkait dalam Penanganan Darurat Bencana Kebakaran hutan
dan lahan yaitu:
1. Komando, Kendali, Koordinasi, Komunikasi dan Informasi
Menetapkan tindakan strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan dan
mengendalikan operasi; melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan
sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili lembaga/organisasi yang terkait dalam
memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana.
2. Perencanaan
Bertugas dan bertanggung jawab atas pengumpulan , evaluasi, analisis data dan
informasi yang berhubungan dengan penanganan tanggap darurat bencana serta
menyiapkan dokumen rencana (tindakan) operasi tanggap darurat.
3. Operasi
Bertugas dan bertanggung jawab atas semua pelaksanaan operasi penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana dengan cepat, tepat,
efisien dan efektif berdasarkan satu kesatuan rencana tindakan penanganan tanggap
darurat bencana.
4. Logistik
Penyediaan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta perlengkapan tanggap darurat;,
melaksanakan penerimaan, penyiapan, pendistribusian dan transportasi bantuan
logistic dan peralatan, melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur umum, air
bersih dan sanitasi umum, mengkoordinasikan semua bantuan logistik dan peralatan
dari lembaga/organisasi yang terkait.
5. Administrasi dan Keuangan
Melaksanakan semua administrasi keuangan; menganalisa kebutuhan dana dalam rangka
penanganan tanggap darurat bencana yang terjadi; mendukung keuangan yang dibutuhkan
dalam rangka komando tanggap darurat bencana yang terjadi.

4.5. Instruksi Koordinasi


Instruksi dan Koordinasi pada sistem komando Penanganan Darurat Bencana Kebakaran
hutan dan lahan di Desa Nanga Dangkan Kecamatan Silat Hulu Kabupaten Kapuas Hulu
adalah:
1. Lakukan Operasi penanganan darurat bencana sesuai dengan SOP yang
telah disepakati dalam rencana kontijensi.
2. Buat usulan Instruksi atau Peraturan Bupati melalui BPBD terkait
Tanggap Darurat dilakukan dan atau diakhiri.
3. Tentukan siapa yang memegang kendali sistem Komando (Komandan
Posko) Satuan kerja penanganan darurat bencana.
4. Lakukan Rapat Koordinasi awal dan pembagian tugas pokok dan
fungsi masing-masing pelaku penanggulangan bencana.
5. Laksanakan Koordinasi dengan masyarakat adat setempat terkait
pendirian Posko, Pos Lapangan dan Lokasi Pengungsian jika terdapat pengungsi,
serta hal-hal lain yang terkait penanggulangan bencana. Dirikan Posko, Pos
Lapangan dan Lokasi Pengungsian.
6. Lakukan tinjauan langsung (Posko, Pos Lapangan dan Lokasi
Pengungsian).
7. Lakukan Monitoring Evaluasi dilakukan oleh pemangku kepentingan,
komandan posko dan perwakilan Komandan pos lapangan.
8. Lakukan Rapat-rapat Koordinasi dan Evaluasi secara berkala (Posko
dan Pos Lapangan).
9. Laporkan perkembangan secara berkala.
BAB V ADMINISTRASI DAN LOGISTIK

5.1. Administrasi
Bagian ini menjabarkan mekanisme administrasi dan keuangan dalam penanganan
kedaruratan. Mekanisme administrasi dalam pendukungan penanganan darurat bencana
kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut:
1. Pada saat awal kejadian bencana, seluruh sumber daya lokal
Kabupaten Kapuas Hulu di optimalkan baik dari sektor pemerintah, lembaga usaha,
lembaga sosial dan juga masyarakat (seperti APBD, membuka rekening donasi dari
Aparatur Sipil Negara (ASN), swasta, lembaga sosial dan masyarakat umum).
2. Jika sumberdaya keuangan Kabupaten Kapuas Hulu tidak mencukupi
dalam penanganan bencana maka Kabupaten Kapuas Hulu dapat meminta bantuan pada
Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat.
3. Pemerintah Pusat, melalui BNPB, dapat memberikan instruksi pada
pemerintah kabupaten terdekat yang memiliki kapasitas untuk membantu penanganan
darurat bencana di Kabupaten Kapuas Hulu.
4. Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dapat meminta dukungan
penanganan darurat bencana ke Pemerintah Provinsi terkait dana Belanja Tidak
Terduga maupun Pusat terkait Dana Siap Pakai (DSP), Belanja Tidak Terduga (BTT),
pendampingan administrasi kegiatan, serta logistikdan peralatan yang tidak dapat
dipenuhi oleh Kabupaten Kapuas Hulu.
5. Mekanisme pencairan Belanja Tidak Terduga (BTT) berdasarkan
Permendagri No 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah:
1. Penetapan SK Tanggap Darurat.
2. Penetapan SK Struktur Komando Penanggulangan Darurat.
3. Penetapan SK Pengguna Anggaran dan bendahara penerima
4. BPBD Kabupaten Kapuas Hulu mengajukan surat permohonan dan
rencana kebutuhan belanja kepada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BKAD)
selaku Bendahara Umum Daerah (BUD).
5. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) selaku Bendahara
Umum Daerah (BUD) mencairkan dana kebutuhan belanja kepada BPBD Pemerintah
Kabupaten Kapuas Hulu.
6. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) selaku Bendahara
Umum Daerah (BUD) mencairkan dana kebutuhan belanja paling lambat 1 hari kerja
terhitung sejak menerimanya rencana kebutuhan belanja.
6. Mekanisme pe ncairan Dana Siap Pakai (DSP) berdasarkan Perka BNPB
No 6A Tahun 2011tentang Pedoman Penggunaan Dana Siap Pakai :
1. Penetapan SK Tanggap Darurat
2. Penetapan SK Struktur Komando Penanggulangan Darurat.
3. Surat Usulan Gubernur tentang bantuan Dana Siap Pakai (DSP) ke
BNPB.
4. Penetapan SK Pengguna Anggaran dan bendahara penerimah
5. Surat pernyataan siap menerima dana hibah.
6. Kwitansi dan berita acara penyerahan bantuan.
7. Kepala BPBD Kabupaten Kapuas Hulu berwenang mengelola bantuan
Dana Siap Pakai (DSP).
Adapun jenis sumber keuangan Penanganan Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
di Provinsi Kalimantan Barat terdapat pada Tabel 5.1 :

Tabel 5.1 Sumber Keuangan Penanganan Darurat Bencana


Kebakaran Hutan dan Lahan
No
Jenis
Sumber Keuangan Penanganan Darurat Bencana
Kebakaran Hutan dan Lahan
1
APBN
Dana Siap Pakai : BNPB
2
APBD
Belanja Tak Terduga : Kabupaten Kapuas Hulu
3
Swasta
Donasi tidak mengikat
4
NGO/CSO
Donasi tidak mengikat
5
Akademisi
Donasi tidak mengikat
6
Masyarakat
Donasi tidak mengikat

5.2. Logistik
Bagian ini menjelaskan mekanisme logistik sumber daya yang akan dikerahkan.
Mekanisme logistik dalam mendukung penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan
lahan di wilayah di Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan buffer stock (persediaan/cadangan) kebutuhan dasar
yang disiapkan oleh Dinas Sosial untuk mendukung operasi penanganan di Kabupaten
Kapuas Hulu.
2. Melakukan koordinasi ke instansi Kabupaten Kapuas Hulu yang
terkait.
3. Memfasilitasi dan mengkoordinir kerjasama multipihak untuk
pengadaan logistik.
4. Memfasilitasi dan mengkoordinir bantuan dengan kabupaten/kota
terdekat.
5. Permintaan bantuan ke kabupaten/kota terdekat (kebutuhan dasar
dan peralatan)
6. Mendistribusikan kebutuhan tepat sasaran dan tepat waktu.
7. Memastikan penerimaan bantuan dan relawan masuk dalam satu pintu
tercatat dan termonitor dalam sistem Posko.
8. Menjaga alur penerimaan bantuan dan relawan dengan membangun
mekanisme pelaporan ke Posko.
9. Sistem pelaporan dan pencatatan di lapangan agar memisahkan antar
relawan dan bantuan barang kemanusiaan untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas
laporan.
10. Memberikan laporan kegiatan kepada Komandan Penanganan Darurat
Bencana Kabupaten Kapuas Hulu.
BAB VI PENGENDALIAN
1. Komando
Komando Operasi Penanganan Darurat Bencana Kebakaran hutan dan lahan Kabupaten
Kapuas Hulu dipimpin Bupati atau Komandan yang ditunjuk oleh Bupati.
1. Pos Komando
Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Kapuas Hulu, selanjutnya disebut Pos
Komando (Posko) berfungsi sebagai pusat komando operasi darurat bencana untuk
mengkoordinasikan, mengendalikan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan penanganan
darurat bencana yang berkedudukan di kantor BPBD Jalan Danau Luar Nomor 2
Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu
2. Pos Lapangan
Pos Lapangan Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Kapuas Hulu, selanjutnya disebut
Pos Lapangan PDB, berfungsi sebagai pelaksana operasi pendukungan penanganan
darurat bencana, berkedudukan dan lebur dalam Pos Kecamatan.
Tabel 6.1 Pos Lapangan Penanganan Darurat Bencana Kabupaten Kapuas Hulu
KECAMATAN
POS LAPANGAN
KOORDINAT
Putussibau Utara
Kantor Camat Putussibau Utara

Putussibau Selatan
Kantor Camat Putussibau Selatan

Silat Hulu
Kantor Camat Silat Hulu

Silat Hilir
Kantor Camat Silat Hilir

Hulu Gurung
Kantor Camat Hulu Gurung

Pengkadan
Kantor Camat Pengkadan

Boyan Tanjung
Kantor Camat Boyan Tanjung

Bunut Hulu
Kantor Camat Bunut Hulu

Bunut Hilir
Kantor Camat Bunut Hilir

Pengkadan
Kantor Camat Pengkadan

Jongkong
Kantor Camat Jongkong

Seberuang
Kantor Camat Seberuang

Selimbau
Kantor Camat Selimbau

Semitau
Kantor Camat Semitau

Suhaid
Kantor Camat Suhaid

Kalis
Kantor Camat Kalis

Mentebah
Kantor Camat Mentebah

Bika
Kantor Camat Bika

Embaloh Hulu
Kantor Camat Embaloh Hulu

Embaloh Hilir
Kantor Camat Embaloh Hilir

Batang Lupar
Kantor Camat Batang Lupar

Badau
Kantor Camat Badau

Empanang
Kantor Camat Empanang
Puring Kencana
Kantor Camat Puring Kencana

3. Pos Pendukung
Pos Pendukung Kabupaten Kapuas Hulu yang selanjutnya disebut sebagai Pos Pendukung
berfungsi memperlancar akses masuk, keluar, dan mobilisasi/distribusi bantuan
penanganan darurat bencana, baik bantuan dari dalam maupun dari luar negeri.
Tabel 6.2 Pos Pendukung Kabupaten Kapuas Hulu
POS PENDUKUNG
LOKASI
TITIK KOORDINAT
Pos Pendukung 1
GOR Uncak Kapuas

Pos Pendukung 2
Polres Kabupaten Kapuas Hulu

Pos Pendukung 3
Polsek Kecamatan Badau

Pos Pendukung 4
Polsek Kecamatan Hulu Gurung

4. Pos Pendamping
Pos Pendamping Nasional, selanjutnya disebut Pospenas atau Pos BNPB berfungsi untuk
mempermudah akses dan efektivitas terhadap sumber daya untuk penanganan tanggap
darurat, berkedudukan di Kantor BPBD Kabupaten Kapuas Hulu Jalan Danau Luar Nomor 2
Putussibau.

6.2. Kendali
Komandan PDB melaksanakan fungsi pengendalian untuk pengerahan sumber daya manusia,
peralatan, logistik, dan operasi penanganan darurat bencana. Sebagai komandan
penanganan darurat bencana, pengendalian dan penanganan kedaruratan bencana
kebakaran hutan dan lahan adalah tugas yang sangat penting. Berikut adalah
penjabaran mengenai pengendalian dan penanganan kedaruratan bencana kebakaran hutan
dan lahan:
1. Pemantauan dan Deteksi Dini:
* Mengembangkan sistem pemantauan yang efektif untuk mendeteksi
kebakaran hutan dan lahan sejak dini, seperti menggunakan satelit, pengawas
lapangan, dan teknologi sensor lainnya.
* Memperkuat jaringan komunikasi dengan pihak terkait, termasuk
pihak berwenang setempat, petugas kehutanan, dan masyarakat sekitar.
2. Koordinasi dan Pemobilisasi Tim:
* Membentuk tim penanggulangan kebakaran yang terlatih dan terampil,
termasuk personel pemadam kebakaran, petugas medis, dan relawan.
* Mendirikan pusat komando untuk mengoordinasikan operasi dan
memantau perkembangan situasi.
* Melakukan pemobilisasian cepat tim dan sumber daya yang
diperlukan, termasuk alat pemadam kebakaran, peralatan pelindung diri, kendaraan,
dan perlengkapan evakuasi.
3. Evakuasi dan Penyelamatan:
* Menentukan daerah yang terancam dan memutuskan evakuasi jika
diperlukan.
* Memberikan peringatan dini kepada penduduk setempat dan memberikan
informasi mengenai rute evakuasi yang aman.
* Mengorganisir tim penyelamatan untuk membantu orang yang terjebak
atau terluka dalam kebakaran.
4. Pemadaman Kebakaran:
* Mengkoordinasikan upaya pemadaman dengan pihak terkait, termasuk
pemadam kebakaran, petugas kehutanan, dan sukarelawan.
* Menentukan strategi pemadaman yang efektif berdasarkan evaluasi
terhadap sumber daya yang tersedia, kecepatan dan arah angin, serta kondisi
topografi.
* Menggunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai, seperti helikopter
pengangkut air, selang pemadam kebakaran, dan peralatan pemadaman lainnya.
5. Rehabilitasi Pasca-Kebakaran:
* Mengkoordinasikan upaya pemulihan lahan dan hutan pascakebakaran.
* Melakukan evaluasi kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran,
termasuk kerugian lingkungan dan kerugian ekonomi.
* Menggalakkan reboisasi dan pemulihan ekosistem yang terkena dampak
kebakaran.
6. Pencegahan dan Edukasi Masyarakat:
* Mengadakan kampanye penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat
mengenai bahaya kebakaran hutan dan lahan, serta tindakan pencegahan yang perlu
dilakukan.
* Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan terhadap
kebakaran dan melaporkan secara cepat jika ada kejadian kebakaran yang
mencurigakan.
* Mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung upaya
pencegahan kebakaran dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Pengendalian dan
penanganan kedaruratan bencana kebakaran hutan dan lahan membutuhkan kerjasama dan
koordinasi yang baik antara pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga penegak
hukum, petugas kehutanan, pemadam kebakaran, dan masyarakat setempat. Upaya ini
harus dilakukan secara berkelanjutan untuk melindungi lingkungan, mengurangi
kerugian, dan menjaga keamanan masyarakat.

6.3. Koordinasi
Koordinasi melibatkan perwakilan seluruh SKPDB yang bersifat wajib. Pertemuan
koordinasi ini dipimpin oleh seorang komandan dan dilaksanakan di Pos Komando
Tanggap Darurat 1 (satu) kali setiap hari selama masa darurat dan diselenggarakan
pada waktu yang disepakati. Pertemuan koordinasi membahas laporan perkembangan dari
setiap bidang operasi dan mendiskusikan alternatif-alternatif solusi.
Mekanisme koordinasi yang efektif antara para pihak terlibat dalam penanganan
darurat bencana kebakaran hutan dan lahan sangat penting untuk memastikan informasi
yang akurat dan terkini tentang perkembangan penanganan. Berikut adalah beberapa
mekanisme yang dapat digunakan untuk mengupdate
perkembangan penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan:
1. Pusat Komando dan Komunikasi:
* Membentuk pusat komando darurat yang berfungsi sebagai pusat
koordinasi untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi tentang
penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan
lahan.
* Memastikan adanya saluran komunikasi yang efektif antara berbagai
pihak terkait, termasuk tim penanganan darurat, lembaga pemerintah, organisasi
bantuan, dan kelompok relawan.
* Menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, seperti sistem
komunikasi darurat, jaringan komputer, dan media sosial, untuk berbagi informasi
secara real-time.
2. Pertemuan Rutin:
* Mengadakan pertemuan rutin antara pihak-pihak terkait, baik
secara fisik maupun melalui konferensi telepon atau video, untuk membahas
perkembangan terkini dalam penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan.
* Pertemuan ini dapat melibatkan perwakilan dari lembaga
pemerintah, penegak hukum, petugas medis, relawan, dan organisasi bantuan lainnya.
* Memprioritaskan pertukaran informasi, evaluasi situasi terkini,
dan perencanaan langkah-langkah selanjutnya.
3. Sistem Pelaporan Berkala:
* Menerapkan sistem pelaporan berkala yang memungkinkan pihak-
pihak terkait untuk mengirimkan laporan tentang perkembangan penanganan darurat
bencana kebakaran hutan dan lahan secara teratur.
* Laporan ini dapat mencakup informasi tentang jumlah korban,
kerusakan infrastruktur, sumber daya yang digunakan, serta tantangan atau kebutuhan
yang mendesak.
* Menetapkan batas waktu untuk pengumpulan laporan dan memastikan
bahwa laporan tersebut diverifikasi dan disebarkan kepada semua pihak yang
terlibat.
4. Sistem Informasi Geografis (SIG):
* Menggunakan sistem informasi geografis untuk memetakan dan
memvisualisasikan perkembangan penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan
lahan.
* SIG dapat memberikan gambaran yang jelas tentang lokasi
kejadian, titiktitik kritis, sumber daya yang tersedia, dan interaksi antara
berbagai elemen dalam penanganan darurat.
* Informasi yang disajikan melalui SIG dapat diakses secara
online oleh semua pihak terkait, memudahkan pemantauan dan evaluasi situasi secara
real-time.
5. Konferensi Pers dan Publikasi:
* Mengadakan konferensi pers secara teratur untuk menyampaikan
informasi kepada media massa dan masyarakat umum tentang perkembangan penanganan
darurat bencana kebakaran hutan dan lahan.
* Menyediakan rilis pers, publikasi, dan siaran langsung melalui
saluran media untuk memperbarui perkembangan terkini dan langkah-langkah yang
diambil dalam penanganan darurat

6.4. Komunikasi
Sarana dan prasarana Komunikasi merupakan salah satu fasilitas komando darurat
bencana untuk mengatur jalur informasi, mendukung arus komunikasi, kendali,
koordinasi secara internal maupun eksternal. Komandan melakukan komunikasi kepada
semua unsur organisasi, Pos Lapangan, para pihak yang terkait. Komandan PDB
bertanggung jawab atas kejelasan arus komunikasi untuk mendukung efektivitas
operasi darurat kebakaran hutan dan lahan dan menyampaikan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan dibantu oleh Bagian Data Informasi melalui media dan
alat komunikasi. Moda komunikasi dalam komando penanganan darurat bencana kebakaran
hutan dan lahan Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:
1. Pos Komando
9. Telepon
ii. Telepon genggam/HP/Whatsapp
iii. Radio
1. Frekuensi Radio HF/SSB
Frekuensi Radio HF yang dialokasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
untuk BNPB adalah 11.473.5 MHz. Penggunaan frekuensi ini diperuntukan bagi BNPB dan
BPBD.
2. Frekuensi Radio VHF
Frekuensi Radio VHF yang dialokasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
untuk BNPB adalah 171.300 MHz, dengan frekuensi repeater 170.300 MHz untuk RX dan
165.300 MHz untuk TX dengan Tone TX 123. Penggunaan frekuensi diperuntukan bagi
BNPB dan BPBD.
4. Telepon:
5. Email:
6. Faksimile:
7. Website:
1. Pos Lapangan
9. Telepon genggam/HP/Whatsapp
10. Radio
1. Frakuensi radio : ……………….MHZ
2. Frekuensi cadangan: ………….MHZ

6.5. Informasi
Dalam penanggulangan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan, mekanisme yang
efektif untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi sangat
penting agar tindakan yang tepat dapat diambil dengan cepat. Berikut adalah
langkah-langkah dalam mekanisme tersebut:
1. Pengumpulan Informasi:
* Menentukan sumber informasi yang relevan, seperti pemantauan
satelit, pengawas lapangan, drone, laporan dari masyarakat setempat, dan tim
penanggulangan darurat yang ada di lapangan.
* Mengumpulkan data dan informasi dari sumber-sumber tersebut
secara teratur dan sistematis untuk memastikan adanya pembaruan yang akurat dan
real-time mengenai perkembangan
kebakaran hutan dan lahan.
1. Integrasi dan Agregasi Informasi:
* Mengintegrasikan dan menggabungkan berbagai sumber informasi
menjadi satu sistem informasi yang terpadu.
* Menganalisis dan mengagregasi data dari berbagai sumber
untuk memahami kondisi secara menyeluruh dan mendapatkan gambaran lengkap tentang
luas kebakaran, titik api yang aktif,
daerah terdampak, serta tingkat ancaman.
1. Menganalisis Informasi:
* Menggunakan teknologi analisis data dan sistem informasi
geografis (SIG) untuk menganalisis data yang terkumpul.
* Mengevaluasi kondisi cuaca, arah angin, kondisi tanah,
dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kebakaran hutan dan lahan.
* Menerapkan model peramalan untuk memprediksi potensi
perluasan kebakaran dan dampaknya pada lingkungan dan masyarakat.
1. Komunikasi dan Koordinasi:
* Mendistribusikan informasi kepada semua pihak yang
terlibat dalam penanggulangan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan, termasuk
pemadam kebakaran, petugas kehutanan,
lembaga pemerintah terkait, relawan, dan masyarakat setempat.
* Menyediakan saluran komunikasi yang efektif, seperti
platform online, konferensi telepon, atau rapat terjadwal, untuk berbagi informasi
secara cepat dan tepat.
* Menjaga koordinasi yang kuat antara semua pihak terkait
untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil berdasarkan informasi yang sama dan
tujuan yang seragam.
1. Penerapan Sistem Peringatan Dini:
* Berdasarkan analisis informasi yang ada, memicu system
peringatan dini kepada masyarakat setempat tentang potensi kebakaran hutan dan
lahan.
* Memberikan informasi kepada masyarakat tentang
langkahlangkah pencegahan dan evakuasi yang harus diambil jika diperlukan.
1. Pemantauan dan Evaluasi Terus-Menerus:
* Melakukan pemantauan dan evaluasi terus-menerus
tentang perkembangan penanggulangan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan.
* Memperbarui informasi dan analisis secara berkala
untuk memastikan tindakan yang diambil selalu sesuai dengan kondisi terkini.
Dengan menerapkan mekanisme ini, para pihak yang terlibat dalam penanggulangan
darurat bencana kebakaran hutan dan lahan dapat memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang situasi, memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat dan penanganan yang
efektif.

BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT

1. Komitmen Para Pihak dalam Penanganan Kedaruratan


Agar dokumen rencana kontigensi dapat dijaga kekiniannya, maka diperlukan komitmen
dari semua pihak, baik dari Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha,
Media, dan Organisasi Non Pemerintah, untuk dapat berperan, mengampu tugas dan
fungsinya dalam system komando penanganan darurat bencana. Dalam rangka memperkuat
dan mengikat partisipasi semua pihak yang terlibat, dokumen rencana kontingensi
ditandatangani dalam lembar komitmen dan selanjutnya disahkan oleh Bupati Kapuas
Hulu.

2. Latihan Kesiapsiagaan
Setelah disusun dan dikaji ulang, rencana kontingensi perlu diuji dengan berbagai
cara di bawah ini. Uji latih kesiapsiagaan ini bertujuan memastikan bahwa rencana
kontingensi sesuai untuk dilaksanakan. Dengan demikian, para pemangku kepentingan
memahami apa saja peran mereka dan mengetahui kapan dan bagaimana mereka
menjalankan peran tersebut.
1. Simulasi Rapat Koordinasi
Simulasi Rapat Koordinasi ini merupakan agenda finalisasi Rencana Kontingensi di
tingkat daerah yang memiliki ketentuan sebagai berikut:
a. Dipimpin oleh Kepala Daerah/Sekretaris Daerah.
b. Situasi yang akan dihadapi sesuai skenario dalam rencana kontingensi.
c. Kesiapan masing-masing bidang terhadap situasi tersebut.
d. Menyiasati kemunculannya kesenjangan sumber daya
e. Sebagai catatan untuk menyesuaikan rencana kontingensi
2. Kegiatan Uji POsko/Geladi Posko
Kegiatan uji posko atau geladi posko diikuti oleh setiap unsur pemangku kepentingan
yang terlibat dalam Rencana Kontingensi sesuai dengan bidang masing-masing. Uji
posko/geladi posko ini bertujuan memastikan:
* Jalur komunikasi sesuai dengan yang tercantum dalam
rencana kontingensi, baik perangkat, lebar pita, maupun frekuensi radio yang
digunakan. Lihat lampiran C - Jaring Komunikasi.
* Jalur transportasi untuk mobilitas dan evakuasi sesuai
dengan situasi sebenarnya, untuk menghitung waktu tempuh dan jenis rekayasa lalu
lintas apa yang harus diterapkan, jika diperlukan.
3. Kegiatan Uji Lapangan/Geladi Lapang
Kegiatan uji lapang atau geladi lapang adalah Latihan di lapangan yang bertujuan
untuk menguji atau mengevaluasi perencanaan bidang operasi. Geladi lapang ini
dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat serta sumber daya lokal yang ada di Kab.
Kapuas Hulu. Tujuannya, agar masyarakat mengetahui bahwa di wilayahnya sudah ada
rencana kontingensi, serta masyarakat juga tahu jika terjadi kedaruratan, mereka
harus kemana dan siapa yang dapat dihubungi.
________________

LAMPIRAN
Lampiran 1. Konversi Rencana Kontingensi menjadi Rencana Operasi: Penyusunan
Rencana Operasi Penanganan Darurat
Berdasarkan Formulir 8. Perka No 24 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Operasi
Darurat Bencana. Disesuaikan.

RENCANA OPERASI DARURAT BENCANA


Lembar No.....dari........ lembaran
Nama Lokasi (koordinat peta) :
Tanggal waktu pembuatan Rencana Operasi :

RENCANA OPERASI
...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................
...................................................................................
.
Nomor : ...........................................................................
..........
PENUNJUKAN:
1. Peta : Nasional/Wilayah/Daerah
2. Skala : .................................................(skala
peta)
3. Tahun : ......................................................
(tahun pengeluaran peta)
4. Daerah Waktu : ..........................WIB / WITA / WIT
5. Landasan Hukum : (landasan hukumpembuatan Rencana Operasi)
6. Dokumen : Rencana
Kontingensi................................................................
DAERAH WAKTU : WIB / WITA / WIT
SANDI OPERASI :
SUSUNAN TUGAS :
1. Situasi
a. Macam/ jenis bencana yang telah terjadi terdiri dari: (tulis informasi dari
Informasi Bencana)
1. Macam/ jenis bencana, tanggal waktu kejadian, lokasi/ daerah bencana, korban
manusia, kerusakan bangunan, sarana, prasarana umum, ekonomi dan dampak sosial.
2. Informasi lanjutan tentang perkembangan situasi bencana dan informasi dukungan
bantuan kemanusiaan.
b. Kebijakan Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah.
2. Tugas Pokok
Lihat Bab III
3. Pelaksanaan
a. Konsep Operasi dan Sasaran Operasi
Lihat BAB IV SUB BAB 4.1
b. Struktur Organisasi dan Penjabaran Komando Tanggap Darurat Bencana
Lihat BAB IV SUB BAB 4.2 dan SUB BAB 4.3
c. Instruksi dan Koordinasi
Lihat BAB IV SUB BAB 4.4
d. Administrasi dan Logistik
Lihat BAB V
e. Pengendalian
Lihat BAB VI
f. Penutup

Tanggal ....................................................(penetapan)
Ditetapkan oleh: Komandan Darurat Bencana

Lampiran :
A. Surat Penetapan Status Darurat Gubernur
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pejabat Operasi
C. Penjabaran tugas pejabat operasi
D. Jaring Komunikasi
E. Rencana Dukungan Anggaran
Lampiran 2. Proyeksi Wilayah dan Penduduk Terdampak
Lampiran ini menyajikan proyeksi/estimasi wilayah dan penduduk terdampak bencana
sesuai skenario kejadian. Lampiran ini merupakan penjabaran dari BAB II . Asumsi
Dampak. Detail pilah proyeksi penduduk terdampak tergantung pada ketersediaan data
pilah dari organisasi perangkat daerah (OPD) pemangku wali data.
Aspek Kependudukan
Total penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu 259.512 jiwa (Data Kependudukan
Pencatatan Sipil, 2022) penduduk di 23 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu dengan
rincian sebagai berikut :

Kecamatan Putussibau Utara


Jumlah penduduk terpapar : 2.051 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 21
- Luka Sedang (1%) : 21
- Luka Ringan (1%) : 21
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Putussibau Selatan


Jumlah penduduk terpapar : 1.984 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 20
- Luka Sedang (1%) : 20
- Luka Ringan (1%) : 20
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Kalis
Jumlah penduduk terpapar : 1.204 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 12
- Luka Sedang (1%) : 12
- Luka Ringan (1%) : 12
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Batang Lupar


Jumlah penduduk terpapar :544 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 5
- Luka Sedang (1%) : 5
- Luka Ringan (1%) : 5
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Mentebah
Jumlah penduduk terpapar : 510 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 5
- Luka Sedang (1%) : 5
- Luka Ringan (1%) : 5
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Bunut Hulu


Jumlah penduduk terpapar : 808 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 8
- Luka Sedang (1%) : 8
- Luka Ringan (1%) : 8
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa

Kecamatan Silat Hulu


Jumlah penduduk terpapar : 1.100 Jiwa
• Jumlah Meninggal : 0 Jiwa
• Jumlah Penduduk Belum Ditemukan : 0 Jiwa
• Penduduk Luka-Luka
- Luka Berat (1%) : 10
- Luka Sedang (1%) : 10
- Luka Ringan (1%) : 10
• Jumlah Penduduk yang Mengungsi : 0 Jiwa
Aspek Fisik
Berdasarkan scenario kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di rawa bergambut
desa Dangkan Kecamatan Silat Hulu, diperkirakan terjadi gangguan sarana prasarana
perhubungan pada ruas jalan nasional, terganggunya transportasi terutama
transportasi darat di ruas jalan tersebut dan transportasi udara.
Aspek Ekonomi
Kegiatan Ekonomi Terganggu
Kegiatan ekonomi akan terganggu di Kecamatan Silat Hulu. Suplai kebutuhan pokok
akan terganggu karena akses jalan yang diblokir, suplai kebutuhan dapat melalui
wilayah barat atau timur. Suplai kebutuhan pokok akan kembali normal dengan
memperbaiki akses jalan yang mungkin diblokir di wilayah yang terpapar kebakaran
hutan dan lahan.
Dampak kebakaran hutan sangat merugikan dalam berbagai aspek masyarakat dan
ekonomi. Masyarakat yang menggantungkan mata pencahariannya pada hasil hutan akan
mengalami kerugian besar karena sumber pendapatan utama mereka berkurang. Selain
itu, pencemaran udara dari kebakaran hutan juga menyebabkan penurunan penghasilan
masyarakat akibat aktivitas terbatas akibat kualitas udara yang
buruk.
Petani juga terancam kehilangan mata pencaharian mereka karena lahan pertanian dan
perladangan yang terbakar, mengakibatkan pasokan produk pertanian menjadi tidak
stabil. Sektor ekonomi juga terdampak signifikan, dengan produktivitas dan proses
produksi perkebunan baik yang berskala besar maupun kecil mengalami gangguan. Hal
ini berpotensi menyebabkan penurunan pasokan produk pertanian dan berkontribusi
pada kenaikan inflasi. Gangguan pada sektor transportasi, baik darat, laut, maupun
udara, juga terjadi akibat kebakaran hutan. Hal ini menghambat aktivitas ekonomi
secara luas dan berdampak negatif pada perekonomian nasional. Selain itu, kualitas
udara yang buruk dan ancaman kebakaran hutan dapat mengurangi minat wisatawan untuk
mengunjungi daerah tersebut, sehingga jumlah wisatawan yang datang menurun.
Kesimpulannya, kebakaran hutan memiliki dampak serius terhadap masyarakat, ekonomi,
dan sektor pariwisata suatu negara.
Kehilangan dari Sektor Pasar
Kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu terdampak Kebakaran Hutan dan Lahan memiliki
permasalahan yang sama yaitu terhentinya kegiatan perdagangan pada pasar induk yang
ada di setiap wilayah terdampak.

Kehilangan dari Sektor Peternakan dan Perikanan


Situasi yang terjadi dapat menyebabkan bencana kebakaran hutan dan lahan yang
serius. Dengan akses jalan yang terputus dan sektor peternakan serta perikanan yang
terganggu, rantai distribusi makanan hewan peliharaan dan manusia terganggu.
Keterbatasan pasokan pakan ternak dapat memaksa peternakan untuk mencari alternatif
sumber pakan, termasuk mungkin menggunakan lahan hutan yang kering sebagai sumber
pakan.
Kondisi ini memicu praktik-praktik yang tidak aman, seperti membakar lahan hutan
untuk menghasilkan lahan pertanian atau padang penggembalaan sementara. Kekurangan
pengawasan dan keterbatasan sumber daya dapat menyebabkan aktivitas pembakaran
menjadi sulit dikendalikan. Hasilnya, api dapat dengan cepat merambat dan meluas,
menyebabkan bencana kebakaran hutan dan lahan yang mengancam ekosistem lokal,
merusak habitat satwa liar, dan mengancam kualitas udara di wilayah terdampak.
Mereka mungkin mengandalkan metode tradisional seperti membuka lahan hutan atau
lahan kering untuk budidaya ikan. Praktik-praktik ini yang tidak terkendali dapat
meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, terutama dalam kondisi
ketidakpastian dan keterbatasan sumber daya. Pemerintah dan lembaga terkait perlu
bekerja sama untuk mengoordinasikan upaya pemulihan sektor peternakan dan
perikanan, serta mengedukasi masyarakat akan bahaya praktik-praktik tidak aman yang
dapat memicu kebakaran hutan dan lahan.

Kehilangan dari Sektor Pertanian dan Perkebunan


Bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kapuas Hulu menyebabkan kerugian
yang signifikan terutama dalam sektor pertanian dan perkebunan terancam karena
lahan-lahan pertanian dan perladangan yang terbakar. Hasil panen yang hilang dan
kerusakan infrastruktur pertanian mengakibatkan berkurangnya produksi dan
pendapatan petani.
Kebakaran hutan juga mengganggu produktivitas perkebunan baik skala besar maupun
kecil. Tanaman yang terpapar asap dan api mengalami kerusakan serta kualitasnya
menurun, menghambat pasokan produk pertanian. Dampak ini juga berdampak pada
kenaikan harga barang di tingkat kecamatan dalam kabupaten
tersebut, mengganggu stabilitas ekonomi lokal

Kehilangan dari Sektor Perindustrian


Dampak pencemaran udara ini menyebabkan gangguan serius terhadap operasi
perusahaan-perusahaan di sektor perindustrian. Kualitas udara yang buruk dapat
mengganggu proses produksi di berbagai industri, terutama yang bergantung pada
teknologi berbasis udara seperti pabrik-pabrik yang menggunakan pembakaran atau
mesin berbahan bakar. Partikel-partikel berbahaya dapat merusak peralatan,
mengurangi efisiensi produksi, dan berpotensi mengganggu kesehatan pekerja.
Selain itu, gangguan pada transportasi akibat kebakaran hutan juga dapat berdampak
pada rantai pasokan industri. Suplai bahan baku dan distribusi produk jadi menjadi
terganggu, menghambat kelancaran produksi dan pengiriman. Kerugian ini tidak hanya
dialami oleh industri lokal, tetapi juga berdampak pada ekonomi nasional secara
keseluruhan. Menurunnya produktivitas dan efisiensi dalam sektor perindustrian
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara luas, dengan potensi dampak jangka
panjang.

Kehilangan dari Sektor Pariwisata


Asap dan polusi udara dapat mengurangi kualitas udara dan pandangan, mengurangi
pengalaman positif para wisatawan. Kondisi lingkungan yang terganggu oleh kebakaran
juga dapat mengurangi daya tarik pariwisata alam, seperti hutan, danau, serta
tempat wisata alam lainnya. Potensi kerusakan ekosistem jangka panjang dapat
mengubah ekosistem dan keseimbangan alam, mengurangi pesona wisata alam tersebut.
Selain itu, citra negatif yang dihasilkan dari kebakaran hutan dapat merugikan
citra destinasi pariwisata dan membuat wisatawan enggan berkunjung. Penurunan
jumlah wisatawan dapat berdampak pada pengurangan pendapatan sektor pariwisata
serta pekerjaan terkait, seperti pemandu wisata dan penyedia jasa akomodasi. Oleh
karena itu, bencana kebakaran hutan dan lahan memiliki implikasi serius pada sektor
pariwisata. Perlindungan terhadap lingkungan alam dan upaya pencegahan kebakaran
menjadi sangat penting untuk menjaga daya tarik pariwisata, kesejahteraan ekonomi
lokal, dan keberlanjutan sektor pariwisata dalam jangka panjang.

Kehilangan dari Sektor Transportasi Umum


Kualitas udara yang buruk akibat asap kebakaran dapat mengganggu operasi
transportasi darat, laut, dan udara. Jarak pandang yang berkurang dan kondisi jalan
yang tidak aman menghambat perjalanan dan berpotensi menimbulkan risiko keselamatan
bagi penumpang dan pengemudi.
Gangguan pada transportasi darat, seperti jalan raya yang terganggu akibat
kebakaran atau pengaruh asap, dapat menghambat mobilitas dan mengakibatkan
penundaan dalam perjalanan. Pada transportasi sungai, penurunan kualitas udara
dapat mempengaruhi navigasi kapal dan operasi pelabuhan, memperlambat distribusi
barang dan penumpang. Transportasi udara juga terdampak, dengan visibilitas yang
berkurang dapat mengganggu penerbangan dan jadwal penerbangan. Asap yang masuk ke
dalam mesin pesawat juga dapat membahayakan keselamatan penerbangan.
Aspek Lingkungan
Kehilangan Ekosistem: Kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan pada ekosistem
alami yang beragam, termasuk hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang hidup di
dalamnya. Banyak spesies hewan dan tumbuhan bisa mati atau terpaksa bermigrasi
karena habitatnya rusak.
Emisi Gas Rumah Kaca: Karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya, seperti metana
(CH4) dan karbon monoksida (CO), dilepaskan ke atmosfer selama pembakaran. Ini
berkontribusi pada peningkatan efek rumah kaca, pemanasan global, dan perubahan
iklim.
Pencemaran Udara: Asap dan partikel-partikel yang dihasilkan dari kebakaran dapat
mencemari udara dengan bahan kimia berbahaya. Ini berdampak negatif pada kualitas
udara dan dapat menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan hewan.
Kehilangan Keanekaragaman Hayati: Kebakaran hutan dapat menghancurkan habitat alami
berbagai spesies tumbuhan dan hewan, bahkan spesies endemik yang hanya ditemukan di
daerah tersebut. Ini bisa menyebabkan kepunahan spesies dan mengurangi
keanekaragaman hayati.
Erosi Tanah: Setelah kebakaran, tanah cenderung kehilangan vegetasi penutup yang
dapat mengikat tanah. Akibatnya, tanah menjadi rentan terhadap erosi oleh air hujan
dan angin, mengganggu kesuburan tanah dan kualitas air.
Depletsi Air Tanah dan Air Permukaan: Kebakaran hutan dapat mengurangi vegetasi
yang biasanya menyerap air hujan dan memperlambat aliran permukaan air. Ini dapat
mengakibatkan depletsi air tanah dan meningkatkan risiko banjir serta kekeringan.
Gangguan Siklus Nutrien: Karhutla dapat mengganggu siklus nutrien di ekosistem,
mengubah komposisi tanah, dan mengurangi ketersediaan nutrien yang penting untuk
pertumbuhan tanaman. Ancaman terhadap Kesehatan Manusia: Asap dari kebakaran hutan
dapat mengandung partikel berbahaya dan bahan kimia toksik. Ini dapat menyebabkan
masalah pernapasan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan
individu dengan penyakit pernapasan kronis.
Kehilangan Sumber Mata Pencaharian: Bagi masyarakat yang bergantung pada hutan dan
lahan untuk pertanian, perburuan, dan mata pencaharian lainnya, kebakaran dapat
mengakibatkan kehilangan sumber daya penting.
Kerusakan Infrastruktur: Kebakaran dapat merusak infrastruktur seperti jalan,
jembatan, dan bangunan, serta mengganggu layanan masyarakat seperti listrik dan
telekomunikasi.
Aspek Layanan Pemerintahan
Karhutla dapat menyebabkan krisis ekonomi dengan merusak sektor pertanian,
perkebunan, dan pariwisata, berpotensi menimbulkan kerugian besar akibat kehilangan
tanaman, hewan ternak, dan infrastruktur. Pemerintah perlu mengalokasikan dana
besar untuk penanganan karhutla, mengganggu anggaran program
prioritas lainnya serta meningkatkan layanan kesehatan untuk mengatasi dampak
negatif asap berbahaya terhadap kesehatan masyarakat. Ancaman ini juga memaksa
pemerintah untuk merencanakan pengungsian dan tempat penampungan sementara,
sementara tanggapan lamban dapat mempengaruhi opini publik terhadap pemerintah.
Kerjasama internasional diperlukan jika karhutla meluas lintas negara, sementara
perluasan regulasi, pengembangan teknologi pemadaman, dan rencana tanggap darurat
yang terkoordinasi menjadi langkah penting untuk mengatasi krisis ini secara
efektif.
Aspek Kesehatan
Karhutla berdampak serius pada kesehatan. Asap dan partikel kebakaran
menyebabkan gangguan pernapasan dan risiko penyakit kronis seperti bronkitis dan
PPOK. Kardiovaskular terancam karena partikel halus yang dapat memicu penyakit
jantung dan stroke. Mata teriritasi, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan
lanjut usia. Infeksi saluran pernapasan meningkat, sementara pengaruh mental dan
penurunan fungsi paru-paru juga terjadi. Penyakit jantung serta saluran pernapasan
akut meningkat, ibu hamil dan janin juga rentan terhadap dampak buruk.

Lampiran 3. Susunan Pelaksana Tugas


SUSUNAN PELAKSANA TUGAS OPERASI KOMANDO PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA KARHUTLA
TAHUN 2022

TIM KOMANDAN

NOMOR
NAMA/INSTANSI
KEDUDUKAN DALAM TIM
1
2
3
1.
BUPATI KAPUAS HULU
KOMANDAN
2.
WAKIL BUPATI KAPUAS HULU
WAKIL KOMANDAN
3.
KEPALA KEPOLISIAN RESOR KAPUAS HULU
WAKIL KOMANDAN
4.
KOMANDAN DISTRIK MILITER 1206 PUTUSSIBAU
WAKIL KOMANDAN
5.
KEPALA KEJAKSAAN NEGERI KAPUAS HULU
WAKIL KOMANDAN
6.
KETUA PENGADILAN NEGERI PUTUSSIBAU
WAKIL KOMANDAN
7.
KOMANDAN BATALYON RAIDER KHUSUS 644 WALET SAKTI
WAKIL KOMANDAN
8.
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
WAKIL KOMANDAN
9.
KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
WAKIL KOMANDAN

TIM SEKRETARIAT

NOMOR
NAMA/INSTANSI
KEDUDUKAN DALAM TIM
1
2
3
1.
SEKRETARIS PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
SEKRETARIS
2.
WAKIL KEPALA KEPOLISIAN RESOR KAPUAS HULU
KEPALA SEKSI DATA, PELAPORAN DAN HUMAS
3.
KEPALA SEKSI HUMAS KEPOLISIAN RESOR KAPUAS HULU
ANGGOTA SEKSI DATA, PELAPORAN DAN HUMAS
4.
PERWIRA SEKSI TERITORIAL KOMANDO DISTRIK MILITER 1206 PUTUSSIBAU
ANGGOTA SEKSI DATA, PELAPORAN DAN HUMAS
5.
KEPALA DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN STATISTIK KABUPATEN KAPUAS HULU
KEPALA SEKSI ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
6.
KEPALA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA SEKSI ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
7.
KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN APARATUR PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA SEKSI DATA, PELAPORAN DAN HUMAS
8.
ANALIS KEBENCANAAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS
HULU (MUHAMMAD YUNUS, S,E)
ANGGOTA SEKSI DATA, PELAPORAN DAN HUMAS
9.
ANALIS KEBIJAKAN AHLI MUDA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN
KAPUAS HULU (MASLIUN, S.E.)
ANGGOTA SEKSI ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
10.
BENDAHARA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
(PATRISIA MASLIN)
ANGGOTA SEKSI ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DAN


BIDANG PENEGAKAN HUKUM

NOMOR
NAMA/INSTANSI
KEDUDUKAN DALAM TIM
1
2
3
SATUAN TUGAS BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
1.
KEPALA STAF KOMANDO DISTRIK MILITER 1206 PUTUSSIBAU
KEPALA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
2.
KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN, PERTANAHAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KAPUAS HULU
WAKIL KEPALA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
3.
KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
4.
KAPALA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
5.
KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
6.
KEPALA SATUAN BIMBINGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN RESOR KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
7.
PERWIRA SEKSI TERITORIAL KOMANDO DISTRIK MILITER 1206 PUTUSSIBAU
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
1
2
3
8.
KEPALA SATUAN SAMAPTA BHAYANGKARA KEPOLISIAN RESOR KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
9.
ANALIS KEBAKARAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS
HULU (SUFINAH, S.E.)
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
10.
PELAKSANA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
11.
DIREKTUR OPRASIONAL PT. ANNISA SURYA KENCANA PUTUSSIBAU
ANGGOTA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
SATUAN TUGAS BIDANG PENEGAKKAN HUKUM
12.
KEPALA SATUAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN RESOR KAPUAS HULU
KEPALA BIDANG SATUAN TUGAS PENEGAKKAN HUKUM
13.
KEPALA SATUAN INTELIJEN KEPOLISIAN RESOR KAPUAS HULU
WAKIL KEPALA BIDANG SATUAN TUGAS PENEGAKKAN HUKUM
14.
PERWIRA SEKSI INTELIJEN KOMANDO DISTRIK MILITER 1206 PUTUSSIBAU
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS PENEGAKKAN HUKUM
15.
KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS PENEGAKKAN HUKUM
16.
KEPALA SEKSI TINDAK PIDANA UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS PENEGAKKAN HUKUM
BIDANG OPERASI DARAT, BIDANG OPERASI SUNGAI DAN BIDANG OPERASI UDARA

NOMOR

NAMA/INSTANSI
KEDUDUKAN DALAM TIM
1
2
3
SATUAN TUGAS BIDANG OPERASI DARAT
1.
PERWIRA SEKSI OPERASI KOMANDO DISTRIK MILITER 1206 PUTUSSIBAU
KEPALA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
2.
KEPALA BAGIAN OPERASI KEPOLISIAN RESOR KAPUAS HULU
WAKIL KEPALA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
3.
KEPALA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA PADA BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
4.
PERWIRA SEKSI OPERASI KOMANDO BATALYON RAIDER KHUSUS 644 WALET SAKTI
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
5.
KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
6.
KEPALA UPT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN WILAYAH KAPUAS HULU UTARA
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
7.
KEPALA UPT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN WILAYAH KAPUAS HULU SELATAN
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT

8.
KEPALA BIDANG TEKNIS KONSERVASI TAMAN NASIONAL BETUNG KARIHUN DAN DANAU
SENTARUM
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
9.
KEPALA UPT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN WILAYAH KAPUAS HULU TIMUR
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
10.
KETUA TARUNA SIAGA BENCANA/ MASYARAKAT PEDULI API/KELOMPOK MASYARAKAT KAPUAS
HULU
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
11.
KETUA YAYASAN PEMADAM KEBAKARAN BHAKTI SUCI PUTUSSIBAU
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
12.
KETUA TIM REAKSI CEPAT PRAMUKA PUTUSSIBAU
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI DARAT
SATUAN TUGAS BIDANG OPERASI SUNGAI
13.
KEPALA SATUAN KEPOLISIAN AIR RESOR KAPUAS HULU
KEPALA SATUAN TUGAS BIDANG OPERASI SUNGAI
14.
KEPALA BIDANG ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN PADA DINAS PERHUBUNGAN
KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG SATUAN TUGAS OPERASI SUNGAI
SATUAN TUGAS BIDANG OPERASI UDARA
15.
KEPALA BALAI BESAR TAMAN NASIONAL BETUNG KARIHUN DAN DANAU SENTARUM
KEPALA BIDANG OPERASI UDARA
16.
KEPALA STASIUN METEOROLOGI PANGSUMA KAPUAS HULU
WAKIL KEPALA BIDANG OPERASI UDARA
17.
KEPALA BANDARA PANGSUMA PUTUSSIBAU
ANGGOTA BIDANG OPERASI UDARA
BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN, BIDANG PELAYANAN KESEHATAN DAN BIDANG TRANSISI
DARURAT KE PEMULIHAN

NOMOR
NAMA/INSTANSI
KEDUDUKAN DALAM TIM
1
2
3
SATUAN TUGAS BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
1.
ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN
KAPUAS HULU
KEPALA BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
2.
KEPALA BIDANG REHABILITASI DAN KEDARURATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
WAKIL KEPALA BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
3.
KEPALA BIDANG PERLINDUNGAN MASYARAKAT PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
4.
KEPALA SEKSI LOGISTIK KOMANDO DISTRIK MILITER 1206 PUTUSSIBAU
ANGGOTA BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
5.
KEPALA BAGIAN LOGISTIK KEPOLISIAN RESOR KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
6.
ANALIS KEBENCANAAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS
HULU (AGUSTINUS RIDWAN, S.E.)
ANGGOTA BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
1
2
3
SATUAN TUGAS BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
7.
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAPUAS HULU
KEPALA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
8.
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD DIPONEGORO PUTUSSIBAU
WAKIL KEPALA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
9.
KETUA IKATAN DOKTER INDONESIA KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
10.
KETUA PALANG MERAH INDONESIA KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
SATUAN TUGAS BIDANG TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN
11.
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KAPUAS HULU
KEPALA BIDANG TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN
12.
KEPALA BIDANG PENGENDALIAN DAN PEMULIHAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KAPUAS
HULU
WAKIL KEPALA BIDANG TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN
13.
ANALIS KEBENCANAAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS
HULU (WIWIT WALASRI, S.T.,M.T.)
ANGGOTA BIDANG TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN
14.
PELAKSANA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
ANGGOTA BIDANG TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN

Lampiran 4. Jaring Komunikasi

Lampiran 5. Estimasi Ketersediaan dan Kebutuhan Sumberdaya


No
Jenis Keahlian
Jumlah
Lokasi Personil
Kontak
Keterangan

Administrasi dan Sekretariat

1
Sekretariat
10
BPBD

2
Operator
3
Kantor Diskominfo
3
Relawan Kantor ( Personil Kantor )
67
Kantor Bappeda

4
Pengurus
11
Markas PMI Kapuas Hulu

Dapat dimobilisasi
5
Koordinasi dengan desa terdampak
1
DPMD

6
koordinasi terkait penetapan SK tanggap darurat
1
SETDA Bagian Hukum

7
koordinasi dengan kecamatan terdampak
1
SETDA Bagian Tata Pemerintahan

8
Struktural
10
Dinas Pendidikan

9
Unit Pelaksana Tekhnis P2TP2A
3
P2TP2A

10
Staf Administrasi
4
DPUPR KP Kapuas Hulu
Publikasi dan Informasi

11
Tim Publikasi dan Dokumentasi
3
Kantor Diskominfo

12
Tim IT
4
Kantor Diskominfo

13
Media
5
Media Sosial Diskominfo Kabupaten Kapuas Hulu

14
Fotografer
2

Perencanaan dan Pendataan


15
Pendataan rumah
7
DPPP

16
Perencanaan Perumahan
2
DPPP

17
Seksi PK
5
BPBD

18
Pusdalops
10
BPBD

19
Datin
5
Diskominfo

Operasi Tanggap Darurat

Penilaian Awal
20
Seksi Damkelog
5
BPBD

21
TRC
15
BPBD

22
Asesmen
3
Markas PMI Kapuas Hulu

Dapat dimobilisasi
23
Tim Gerak Cepat
20
Dinas Kesehatan

24
Tim Gerak Cepat
360
UPT Puskesmas

25
Medical First Responder
4
Pos SAR Kapuas Hulu

Pencarian dan Evakuasi


26
Urban SAR
4
Pos SAR Kapuas Hulu

27
SAR
15
Polres

28
SAR
5
Polsek

29
Water Rescue
15
Basarnas Kalbar

30
Jungle Rescue
10
Basarnas Kalbar

31
Under Water
10
Basarnas Kalbar

32
High Angle Rescue Teknik
8
Basarnas Kalbar

33
Rescue
4
Basarnas Kalbar

34
Pemadam Kebakaran
30
BPBD

35
Relawan BPBD (Forum)
20
BPBD

36
Tagana
35
Kabupaten kapuas hulu

37
TKSK
23
15 Kecamatan

38
Evakuasi
50
TAGANA

39
Evakuasi
3
Markas PMI kapuas hulu

Dapat dimobilisasi
40
TSR
30
PMI Kalbar
Dapat dimobilisasi
41
SIBAT
50
Markas PMI kapuas hulu

Dapat dimobilisasi
42
Pramuka
10
TRC Pramuka

43
KSR PMI
15
UKM PMI

44
Anggota Polres
100
Polres kapuas hulu

45
Bantuan Fisik

Kodim dan Koramil

46
Kodim 1206/Pts
100
Kodim dan Koramil

47
Pengawas Sekolah
2
Korwil Kecamatan/Kabupaten

48
Pemilik Paud
20
Korwil Kecamatan

49
Kepala Paud
30
Lembaga Paud

50
Kepala SD
30
Satuan Pendidikan SD

51
Kepala SMP
6
Satuan Pendidikan SMP

52
Koordinator Penyuluh
23
(DP2KBP3A) Berada di 15 Kecamatan

53
Driver
1
Kantor Dishub

54
Mekanik
1
DPUPR Kapuas Hulu

55
Driver Dumptruck
2
DPUPR Kapuas Hulu
56
Operator Alat Berat
5
DPUPR Kapuas hulu

Pelayanan Kesehatan

57
Dokter umum
1
Pkm Boyan Tanjung

58
Dokter umum
1
Pkm Seberuang

59
Dokter umum
1
Pkm Silat Hulu

60
Dokter umum
1
Pkm Silat Hilir

61
Dokter umum
1
Pkm Hulu Gurung
62
Dokter umum
1
Pkm Boyan Tanjung

63
Perawat
4
Pkm Seberuang

64
Perawat
3
Pkm Silat Hulu

65
Perawat
3
Pkm Silat Hilir

66
Perawat
3
Pkm Hulu Gurung

67
Perawat
2
Pkm Boyan Tanjung

77
Perawat
2
Pkm Seberuang
78
Bidan
2
Pkm Silat Hulu

79
Bidan
3
Pkm Silat Hilir

80
Bidan
2
Pkm Seberuang

81
Bidan
2
Pkm Boyan Tanjung

82
Bidan
3
Pkm Seberuang

83
Bidan
2
Pkm Silat Hulu

84
Kesling
1
Pkm Silat Hilir

85
Kesling
1
Pkm Hulu Gurung

90
Gizi
1
Pkm Semitau

91
Gizi
1
Pkm Boyan Tanjung

92
Gizi
1
Pkm Silat Hilir

93
Gizi
1
Pkm Hulu Gurung

94
Gizi
1
Pkm Semitau

95
Gizi
1
Pkm Boyan Tanjung

96
Promkes
1
Pkm Seberuang
97
Promkes
1
Pkm Silat Hulu

98
Promkes
1
Pkm Silat Hilir

99
Promkes
1
Pkm Hulu Gurung

100
Promkes
1
Pkm Semitau

101
Promkes
1
Pkm Boyan Tanjung

102
Analis laboratorium
1
Pkm Seberuang

103
Analis laboratorium
1
Pkm Silat Hulu
103
Analis laboratorium
1
Pkm Silat Hilir

104
Analis laboratorium
1
Pkm Hulu Gurung

105
Analis laboratorium
1
Pkm Semitau

106
Apoteker
1
Pkm Seberuang

107
Apoteker
1
Pkm Silat Hulu

108
Apoteker
1
Pkm Silat Hilir

109
Apoteker
1
Pkm Hulu Gurung

110
Apoteker
1
Pkm Semitau

111
Apoteker
1
Pkm Boyan Tanjung

112
Pel. Obat
1
Pkm Seberuang

113
Pel. Obat
1
Pkm Silat Hulu

114
Pel. Obat
1
Pkm Silat Hilir

115
Pel. Obat
1
Pkm Hulu Gurung

116
Pel. Obat
1
Pkm Semitau

117
Pel. Obat
1
Pkm Boyan Tanjung
118
ADM
2
Pkm Seberuang

119
ADM
1
Pkm Silat Hulu

120
ADM
1
Pkm Silat Hilir

121
ADM
2
Pkm Hulu Gurung

122
ADM
2
Pkm Semitau

123
ADM
1
Pkm Boyan Tanjung

124
OB
1
Pkm Seberuang

125
OB
1
Pkm Silat Hulu

126
OB
1
Pkm Silat Hilir

127
OB
2
Pkm Hulu Gurung

128
OB
3
Pkm Semitau

129
OB
1
Pkm Boyan Tanjung

130
Driver
1
Pkm Seberuang

131
Driver
1
Pkm Silat Hulu

132
Driver
1
Pkm Silat Hilir
133
Driver
1
Pkm Hulu Gurung

134
Driver
1
Pkm Semitau

135
Driver
1
Pkm Boyan Tanjung

136
Crew Ambulan
3
Markas PMI Kapuas Hulu

Dapat dimobilisasi
137
Restoring Family Liks ( Pemulihan Hubungan Keluarga)
3
Markas PMI Kapuas Hulu

Dapat dimobilisasi

Pengungsian

138
Shelter
3
Kantor Kecamatan
Dapat dimobilisasi
139
Pengelolaan Posko
5
PMI

140
Wash
10
PMI

141
Dapur Umum
3
TAGANA

142
Dapur umum
3
PMI

Dapat dimobilisasi
143
Dapur Umum
2
MDMC Pandeglang

Logistik

144
Logistik
20
TAGANA
145
Logistik
3
Markas PMI

Dapat dimobilisasi
146
Relief dan distribusi
3
Markas PMI

Dapat dimobilisasi

Pasca Bencana

147
Seksi RR
5
BPBD

148
Teknik Sipil
3
Universitas Tanjung Pura

Peralatan
No
Peralatan
Jumlah
Kondisi
Lokasi
Kontak
Keterangan

Kendaraan Roda 4
1
Mobil Doubel Cabin (Hilux)
1
Baik
DPPP Pts

2
Mobil Damkar
3
Baik
BPBD

2
Minibus (Kijang)
1
Baik
DPPP Pts

3
Mobil Truck
1
Baik
Dinas Sosial

4
Toyota Hilux pickup
1
Sedang
Kantor Diskominfo Kapuas Hulu

5
Pick Up
9
Baik
Kantor DLH Kapuas Hulu
6
Dumtruk
2
Baik
Kantor DPUPR

7
Truck armroll
2
Baik
Kantor DLH Kapuas Hulu

8
Mobil Truk Dalmas
3
Baik
Polres

9
Mobil Dobel Cabin
1
Baik
Polres

10

Mobil Pickup

Baik

Dinas Perhubungan

Bisa dimobilisasi dengan bantuan BBM


11
Mobil Logistik
1
Baik
Dinas Sosial

12

Truck Stooring

Baik

DPUPR Kapuas Hulu

Bisa dimobilisasi dengan bantuan BBM dan Operasional


Operator

13

Truk Personil

10

Baik

Polres/Kodim/Kompi

Bisa dimobilisasi dengan bantuan BBM


14
Mobil Rescue
6
Baik
Polres/Kodim/Kompi

15
Kendaraan Roda 4
2
Baik
Dinas Sosial

16
Kendaraan roda 4
6
Baik
Dinas KKPA

17
Mobil TRC
1
Baik
BPBD Kapuas Hulu

18
Mobil Lapangan
5
Baik
DLHK Kapuas Hulu

19
Mobil Oprasional
2
Baik
Dinas Pendidikan

20
Molin (mobil perlindungan perempuan dan anak)
1
Baik
di kantor DP2PAS
Alat Berat

21

Excavator

Baik

DPUPR Kapuas Hulu

Bisa dimobilisasi dengan bantuan

22

Bulldozer

Baik

DPUPR Kapuas Hulu

Bisa dimobilisasi dengan bantuan BBM dan


Operasional Operator

23

Forklift

Baik

DPUPR Kapuas Hulu

Bisa dimobilisasi dengan bantuan


BBM dan

Kendaraan Penyedia Air

24
Pemadam
6
Baik
BPBD Kapuas Hulu, Yayasan Bakti Suci

25
Mobil Tengki Air
2
Baik
Pemda Kapuas Hulu

Kendaraan Dapur Umum


26
Mobil Dapur Umum
1
Baik
BPBD Kapuas Hulu

27
Mobil Dapur Umum
1
Baik
Dinas Sosial

Kendaraan Pelayanan Kesehatan

27
Ambulance
23
Baik
Per Kecamatan

28
Ambulance
1
Baik
Kompi 644

Kendaraan Roda 2
29
Motor Trail (KLX)
5
Baik
Dinas Sosial

30
Motor Trail
10
Baik
BPBD Kapuas Hulu

31
Kendaraan Roda 2
5
Baik
Kantor Bappeda

32

Motor Trail

Baik

Basarnas

Bisa dimobilisasi dengan bantuan


BBM

Kendaraan Air
33
Perahu Karet
1
Baik
BPBD Kapuas Hulu

34
Perahu Viber
2
Baik
BPBD Kapuas Hulu

35
Perahu Karet
1
Baik
TAGANA

Dapat dimobilisasi
36
Perahu Viber
1
Bagus
TAGANA

37
Perahu
1
Baik
Polres dan Polsek

38
Perahu Karet
2
Baik
Polres
Peralatan Penyelamatan

39
Pelampung
10
Baik
Kantor BPBD

40
Pelampung
20
Baik
TAGANA

41
Pelampung
30
Baik
Polres dan Polsek

42
Water Treatment
1
Baik
Kantor BPBD

43
Life Jaket
10
Baik
Polres
44
Life Jacket
30
Baik
Kantor BPBD

45
Genset
5
Baik
Polres, Diskominfo

46
Penerangan
1
Baik
BPBD

47
Kantong Mayat
Cukup
Baik
6 Puskesmas

Peralatan Pengungsian

48
Tenda
1
Baik
Kantor BPBD
49
Tenda
2
Baik
PMI Kapuas Hulu

Dapat dimobilisasi
50
Tenda Pantau
10
Baik
Polres

51
Tenda Ton
1
Baik
Yonof 644

52
Tenda Gulung
2
Baik
Dinas Sosial

53
Peralatan Dapur Umum
1
Baik
PMI Kapuas Hulu

Dapat dimobilisasi

Peralatan Publikasi dan Informasi

54
WRS News Generation (0 - lebih )
1
Baik
Kantor BPBD

55
Alat komunikasi Radio
1
Baik
Pos SAR

56
Radio HT
15
Baik
BPBD, Polsek, Polres

57
Drone
1
Baik
Polres

58
Camera LSR
1
Baik
Diskominfo

59
Kamera SLR
1
Baik
Kantor BPBD

60
Tripod
1
Baik
Diskominfo
61
Tripod
1
Baik
Kantor BPBD

62
Peralatan Liputan /Dokumentasi
3
Baik
Diskominfo

63
Sound System
1
Baik
BPBD

Tempat Pelayanan Kesehatan

64
Puskesmas Rawat Jalan
23
Baik

65
Rumah Sakit Umum Daerah
1
Baik
RSUD A. Diponegoro
Gedung

66
Aula Serba Guna
2
25x60
m
Silat Hilir dan Silat Hulu

67
Gedung, Kantor, Aula dan Mushola
15
Baik
Komplek Pemerintahaan

68
Satuan Pendidikan Paud
10
Baik
Korwil Kecamatan

69
Satuan Pendidikan SD
12
Baik
Korwil Kecamatan

70
Satuan Pendidikan SMP
6
Baik
Korwil Kecamatan
71
Kantor penyuluh
23
Baik
di 23 Kecamatan

Alat Pemadaman

Mobil Pemadam Kebakaran

Mobil Pemadam Kebakaran Mitsubishi 4000 L


2
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Mobil Pemadam Kebakaran ISUZU AYAX 3000 L


1
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu
Motor dan Mobil Operasional

Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Mobil Isuzu Double Kabin


1
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Mobil Hilux Double Kabin


2
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Motor Kawasaki KLX 150 BF


12
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Mesin Pompa Portable Pemadam Kebakaran

Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Pompa Air Honda WT 30 X


3
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu
Pompa Air Tohatsu
1
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Selang Pemadam Kebakaran

Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Selang Penyedot Air (Alat Kantor)/SPIRAL


3
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Selang GOSAVE 1,5 Inch


12
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Selang GOSAVE 2,5 Inch


10
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Selang Rubber Jet Star Fire 2,5 Inch


35
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu
Selang Rubber Jet Star Fire 1,5 Inch
35
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Pemancar Pemadam Kebakaran (Nozzle) dan Keran Cabang

Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Nozel ukuran 1.5 Inchi (ALDO)


18
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Nozel Ukuran 2.5 Inchi


12
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Keran Cabang Dua 2,5 Inch


11
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Keran Cabang Dua 1,5 Inch


14
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu
Pompa Portable

Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Jet Shooter
16
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Investigasi Kejadian Kebakaran

Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Kamera Digital
2
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

GPS
1
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Alat Pelindung Diri Petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan

Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu
Baju Pemadam Kebakaran
38
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Helm Pemadam Kebakaran


36
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Kacamata Pemadam Kebakaran (Fireport)


18
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Sepatu Pemadam Kebakaran/Boat


38
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Masker Full Face / firefort drager x-plore


36
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Alat Bantu Pernapasan/Zhield


6
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu
Sarung Tangan Pemadam
18
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Handy Talky (HT)


4
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Senter Personil
40
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Peralatan Pendukung Lainnya

Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Chainsaw
2
Baik
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu

Bahan/Sediaan (Habis Pakai)


No
Jenis
Jumlah
Satuan
Kondisi
Lokasi
Kontak
Keterangan

Obat Obatan

1
Obat Diare
Cukup

Baik
6 Puskesmas

2
Obat Gatal
Cukup

Baik
6 Puskesmas

3
Obat ISPA
Cukup

Baik
6 Puskesmas

4
Obat P3K
Cukup

Baik
6 Puskesmas

5
Cairan RL
Cukup

Baik
6 Puskesmas

Pangan

6
Makanan siap saji
100
Paket
Baik
Dinas Sosial

7
Makanan anak
110
Paket
Baik
Dinas Sosial

8
Cadangan Beras Pemerintah (CBP)

100
Ton
Baik

Dinas Sosial

untuk darurat
bencana kebutuhan 1 tahun
9
Cadangan Beras Reguler
5
Ton
Baik
Dinas Sosial

kebutuhan 1 tahun

10

Cadangan Pangan Pemerintah

41
Ton

Baik
Dinas Ketahanan Pangan

untuk Pasca bencana dengan pengadaan 3 kali

Perlengkapan

11
Foodware
60
Paket
Baik
Dinas Sosial
12
Kidware
75
Paket
Baik
Dinas Sosial

13
Kasur
70
Lembar
Baik
Dinas Sosial

14
Peralatan Dapur
50
Paket
Baik
Dinas Sosial

15
Selimut
25
Lembar
Baik
Dinas Sosial

16
Family kids
30
Paket
Baik
Dinas Sosial

Persediaan Alat
17
Jembatan beli
80
Meter
Baik
Pandeglang

18
Ransum
30

Baik
Yonif 644
SIAGA DARURAT

No
.
TUGAS/KEGIATAN

SUMBERDAYA
Keterangan**
KATEGORI
JENIS
KEMAMPUAN*
KETERSEDIAAN
KEBUTUHAN
KESENJANGAN
1
Berkoordinasi dengan BMKG
Manusia:
PUSDALOPS BPBD
Kompetensi pada bidang nya masing-
masing
10 orang
10 orang
-
Peralatan:
Hp, Radio, HT, Komputer, ATK

1 unit
1 unit

Bahan:
2
Menetapkan struktur
organisasi tanggap darurat (Peraturan
Manusia:
Sekretaris BPBD
dan Kasi Damkelog
Kompetensi pada
bidang nya masing- masing
2 orang
2 orang
-

Kepala BNPB No 3 / 2016)


Peralatan:
Kendaraan roda 4, computer, ATK

Bahan:

3
Menyiapkan personil
Manusia:
- Kodim 1208 dan
Kompetensi pada

untuk menduduki

Yonif 644
bidang nya masing-
struktur Organisasi PB

- Polres
masing

karhutla sesuai

- BPBD

kecakapan yang di

- Dishub

berikan oleh

- Dinsos

stakeholder Kab.

Kapuas Hulu

Diskomsantik

- DPUPR
- Dinkes

- FPRB

BASARNAS

- DLH

- Satpol PP

- Koramil
- Polsek

- Kecamatan

- Desa

- Pramuka

Peralatan:

Bahan:
4
Menyiapkan Sumber daya manusia untuk melakukan operasi sesuai jumlah personil
yang tersedia
Manusia:
BASARNAS BPBD
Polsek Polres Yonif 644
Dinas Sosial (Tagana)
Kompetensi dibidang SAR
(24) BASARNAS
(30) BPBD
(5) Polsek
(15) Polres
(37) Yonif 644
(214) Dinas Sosial (Tagana)
350 0rang
13 orang

325 orang

Peralatan:
ATK, Form personil

Bahan:
5
Pemetaan jalur evakuasi bencana karhutla
Manusia:
SDM
Kompetensi di bidang pemetaan
10 org BPBD
4 org IT Diskominfo 2 org/Desa
2 org/kecamatan
5 org terdiri dari 2 org BPBD, 1 org Diskominfo, 1 org desa, 1 org
Kecamatan

Peralatan:
Drone, Komputer/laptop, printer, Alat tulis
Kantor
Memudahkan dalam perencanaan pemetaan
Drone 3 unit, Komputer/laptop 10 unit, printer 4
unit
Drone 1 unit, computer/laptop 1 unit, printer 1
Unit

Bahan:
-
-
-
-
-
6
Pemetaan titik kumpul dan tempat evakuasi bencana karhutla
Manusia:
SDM
Kompetensi dibidang pemetaan
10 org BPBD
4 org IT Diskominfo 2 org/Desa
2 org/kecamatan
5 org terdiri dari 2 org BPBD, 1 org Diskominfo, 1 org desa, 1 org
Kecamatan

Peralatan:
Drone, Komputer/laptop, printer, Alat tulis
Kantor
Memudahkan dalam perencanaan pemetaan
Drone 3 unit, Komputer/laptop 10 unit, printer 4
unit
Drone 1 unit, computer/laptop 1 unit, printer 1
Unit

Bahan:
-
-
-
-

7
Menyusun langkah- langkah pencarian dan penyelamatan
Manusia:
BASARNAS BPBD
Polsek Polres Yonif 644
Dinas Sosial (Tagana)
Kompetensi dibidang SAR
(24) BASARNAS
(30) BPBD
(5) Polsek
(15) Polres
(37) Yonif 644
(214) Dinas Sosial (Tagana)

325 orang
350 0rang
13 orang

Peralatan:
Peta jalur evakuasi, peta titik kumpul dan tempat evakuasi,
ATK

Bahan:

8
Menempatkan Pos Komando (Posko) di Kecamatan Silat Hulu
Manusia:
SDM
Pemangku kebijakan
Kepala Daerah, Kodim 1208, Kapolres Putussibau
Kepala Daerah, Kodim 1208, Kapolres
Putussibau
Peralatan:
Alat Komunikasi
Untuk memudahkan memberikan komando
16 unit
5 unit

Bahan:

10
Menempatkan Pos Lapangan (Poslap) di lokasi yang ditunjuk sesuai kebutuhan
terdampak karhutla
Manusia:
SDM
Mampu mengkoordinir pelaksana dilapangan
Kepala Dinas/Kepala badan/Kesekretari atan BPBD,
Kapolsek dan Danramil
Kepala Dinas/Kepala badan/Kesekret ariatan BPBD

Peralatan:
Alat Komunikasi
Untuk memudahkan menerima komando dan meneruskan kepada
personil di lapangan dan di Posdam
16 unit
5 unit

Bahan:

11
Menyiapkan alat bantuan R-2/R-4 alat berat, alat kesehatan, sanitasi, SDE,
alat komunikasi, dapur umum, dan air
Manusia:
SDM
Mampu mengoperasikan, menggunakan peralatan
Driver/operator Alat Berat 14 org , Alat kesehatan 2 org/puskesmas, alat
komunikasi 16 org, Sanitisi dan air 19 org, Alat dapur 26 org
Driver/operator Alat Berat 4 org
, Alat kesehatan 2
org/puskesmas, alat komunikasi 4 org, Sanitisi dan air 6 org,
Alat dapur 5 org

Peralatan:
Exavator, Bulldozer, wiloder,
save loder,Forklip,
Layak untuk digunakan, dioperasikan
R4 alat berat 14 unit, kendaraan
air 6 unit, alat
R4 alat berat 2 unit, kendaraan
air 6 unit, alat

Kendaraan Pemadam, tengki air, water tank, mobil dapur


umum, peralatan dapur

dapur umum 50 set, mobil dapur umum 2 unit


dapur umum 5 set, mobil dapur umum 1 unit

Bahan:
Obat-obatan

Gudang Parmasi Kesehatan


Menyesuaikan
kebutuhan dilapangan

12
Menyiapkan Data
Manusia:
SDM
Kompetensi dalam
menyiapkan dan mengolah data
29 org
10 org

Peralatan:
Seperangkat alat computer/laptop dan printer

10 unit computer/laptop, 4 unit printer


1 unit computer/laptop dan 1 unit
printer

Bahan:
13
Menyiapkan kebutuhan dasar logistik dan obat- obatan
Manusia:
SDM
Kompetensi dalam bidang kesehatan
Dokter, perawat, bidan, apoteker Dinas Kesehatan
Dokter 4 org,
perawat 4 org,
bidan 2 org,
apoteker 4 org

Peralatan:
Kendaraan R2 dan R4
Layak digunakan/dioperasikan
38 unit R2, 39 unit R4
10 R2 dan 4 R4

Bahan:
Sembako dan obat-obatan
Layak konsumsi
Gudang Buffer
stok dinsos dan gudang farmasi
Menyesuaikan kebutuhan

14
Menyiapkan mobilisasi SDM, peralatan dan logistik
Manusia:
SDM
Kompetensi dalam
bidang perencanaan

Peralatan:
Truck Personil Mobil Lapangan Truck Dalmas Mobil Double Cabin
Truck NPS
Mobil Rescue dan Truck

(1) BASARNAS
(5) BPBD
(4) Polres
(3) Yonif 644
(2) Dinsos

15 unit
20 unit
5 unit
Bahan:

Menyiapkan anggaran
Manusia:
SDM
Kompetensi dalam bidang keuangan

Peralatan:
ATK, Komputer

Bahan:

15
Menempatkan Pos Pendamping (Posdam) sesuai kebutuhan
Manusia:
SDM
Mampu mengkoordinir pelaksana dilapangan
Komandan/koodi nator lapangan BPBD, Bimas, Babinsa
Komandan/koo dinator lapangan
BPBD, Bimas, Babinsa

Peralatan:
Alat Komunikasi, Kend. R2 Trail (KLX) dan R4 Doubel Cabin
(Hilux)
Memudahkan berkomunikasi/berkoordi nasi dan monitoring ke lapangan
Alat komunikasi 16 unit, R2 14 unit, R4 4 unit
Alat komunikasi 2 unit, R2 4 unit, R4 1 unit

Bahan:

16
Menyiapkan personil keamanan di Posko, Poslap, Posdam, lokasi terdampak
karhutla dan gudang logistik
Manusia:
SDM
Kemampuan dalam mengamankan
Anggota Polres Putussibau, Kodim, koramil,
polsek, Pol PP
Anggota Polres Putussibau, Kodim, koramil,
polsek, Pol PP

Peralatan:
Alat Keamanan

Bahan:

17
Menyiapkan Shelter
Manusia:
SDM
Mampu dalam mendirikan tenda shelter
38 org dari BPBD, Dinsos, Polres Putussibau, Kodim 1208, PMI,
Tagana
20 org

Peralatan:
Tenda
Menampung 50 – 100 org
32 tenda pleton
5 tenda pleton

Bahan:
Anti Air

18
Menyiapkan Gudang Logistik
Manusia:
SDM
Kompetensi dalam pengelolaan gudang
2 org dari BPBD dan 2 org dari
Dinsos
2 org dari
BPBD dan 2 org dari Dinsos

Peralatan:
Bangunan/Gudang
Kayak digunakan untuk menyimpan logitik
2 gudang (1 gudang di BPBD dan 1 di Dinsos)
2 gudang (1 gudang di
BPBD dan 1 di Dinsos)

Bahan:
TANGGAP DARURAT

NO.
TUGAS/KEGIATAN (* KEGIATAN POKOK)

SUMBERDAYA
KETERANGAN
KATEGORI
JENIS
KEMAMPUAN
KETERSEDIAAN
KEBUTUHAN
KESENJANGAN
1
Mendata korban bencana karhutla
Manusia:
SDM

20 org dari BPBD dan MDMC


10 org

Peralatan:
Alat Tulis

Bahan:

2
Menghitung jenis dan jumlah kebutuhan dasar sesuai jumlah pengungsi
Manusia:
SDM
Kompetensi dalam menghitung kebutuhan
dasar
26 orang
10 orang

Peralatan:
Bahan:

3
Menetapkan SK Bupati terkait tanggap darurat bencana
Manusia:
SDM
SETDA Bagian Hukum
1 orang
1 orang
-
Peralatan:

Bahan:

4
Memindahkan korban ke tempat yang aman (tinggi)
Manusia:
SDM TRC, SAR
Kompetensi dalam SAR
1000 org terdiri dari BPBD, Tagana, Polres Putussibau, Kodim 1208,
NGO
100 org
Peralatan:
Kendaraan air, kendaraan R4, pelampung
Layak untuk dioperasikan/digunakan
39 R4, 23
kendaraan air, 27 pelampung
5 R4, 10 Kend.
Air, 160
pelampung
Permohonan peminjaman 133 pelampung ke
BPBD provinsi, Dinsos Provinsi

Bahan:

5
Menyediakan Gedung/tempat pengungsian/evakuasi sementara
Manusia:
SDM

38 orang terdiri dari BPBD, PMI Putussibau, DPMPD, UPT


Disdik
5 orang

Peralatan:
Gedung
Layak huni sementara
Gedung-gedung terdekat lokasi bencana karhutla
Menyesuaikan kebutuhan jumlah
pengungsi

Bahan:
6
Pendirian tenda pengungsian
Manusia:
SDM
Mampu dalam mendirikan tenda shelter
38 org dari BPBD, Dinsos, Polres Putussibau, Kodim 1208, PMI,
Tagana
20 org

Peralatan:
Tenda
Menampung 50 – 100 org
97 tenda
5 tenda pleton

Bahan:
Anti Air

7
Menyediakan makanan dan air minum (pangan)
Manusia:
SDM
Ahli pangan
62 orang terdiri dari Dinsos,
Tagana, PMI
50 orang

Peralatan:
Tanki air minum

3 kendaraan tanki air minum


2 kendaraan tanki air minum

Bahan:
Air minum dan bahan makanan

100 paket makanan siap saji, 110 paket


makanan anak, 149 ton beras
Menyesuaikan dengan jumlah penyitas bencana karhutla
Kekurangan akan meminta bantuan kepada Dinsos Provinsi
8
Menyediakan air bersih dan sanitasi
Manusia:
SDM BPBD, PDAM, PUPR,
LAZ Harfa
33 orang
16 orang

Peralatan:
Wash, tanki air bersih

6 unit tanki air bersih, 10 unit


wash
6 unit tanki air bersih, 10 unit
wash

Bahan:
Air bersih

Persediaan di PDAM
Menyesuaikan jumlah
pengungsi

9
Menyediakan pelayanan kesehatan
Manusia:
SDM Dinas Kesehatan, Tagana, PMI,
Ahli di bidang kesehatan
20 org dokter,
161 perawat, 11
apoteker. 8 ahli
gizi, 10 kesling,
255 bidan
20 org dokter,
161 perawat, 11
apoteker. 8 ahli
gizi, 10 kesling,
255 bidan

Peralatan:
Alat medis

Menyesuaikan dengan kebutuhan medis bagi


penyitas

Bahan:
Obat-obatan
Ketersediaan di Gudang Farmasi Pandeglang
Menyesuaikan dengan kebutuhan pengobatan
bagi penyitas

10
Menyediakan bantuan sandang
Manusia:
SDM Dinsos

20 orang dari Dinsos


10 orang

Peralatan:
Kendaraan R2 dan R4
Layak digunakan/dioperasikan
38 unit R2, 39 unit R4
10 R2 dan 4 R4

Bahan:
Pakaian dewasa laki-laki dan perempuan, pakaian anak- anak, balita,
selimut, pakaian lansia

25 selimut
Menyesuaikan dengan jumlah penyitas
Mengajukan bantuan tambahan kepada Dinsos Provinsi
11
Menyediakan energi dan penerangan
Manusia:
SDM PLN, DPKPP
Kompetensi di biadang
elektro/kelistrikan
25 org dari PLN
dan DPKPP
5 orang

Peralatan:
Jenset
Layak digunakan
3 unit dari BPBD, 10 unit dari Polres Putussibau
2 unit

Bahan:
Bahan bakar minyak
Menyesuaikan dengan
kebutuhan

12
Pengelompokkan kelompok rentan, kelompok ibu hamil, balita, lansia,
disabilitas, korban bencana asap akibat karhutla positif Covid-19
Manusia:
SDM Dinsos, Dinkes, BPBD dan
DP2KBP3A
Kompetensi dibidang Peksos lansia,
disabilitas
35 orang
15 orang

Peralatan:

Bahan:

13
Memberikan layanan kesehatan kepada korban
Manusia:
SDM dari Dinkes,PMI
Kompetensi di bidang kesehatan
35 orang
5 orang

Peralatan:
Alat medis
Steril dan layak digunakan

Menyesuaikan dengan
kebutuhan
Bahan:
Obat-obatan
Tidak kadarluarsa
Stok dalam Gudang Farmasi
Pandeglang
Menyesuaikan dengan
kebutuhan

16
Pembersihan dan pembukaan akses jalan
Manusia:
SDM DPUPR,
Perkim, DLH

194 orang
150 orang

Peralatan:
Mobil pengangkut sampah
Layak Pakai
30 unit
10 unit

Bahan:
Bahan bakar
Minyak

Menyesuaikan
kebutuhan

17

Manusia:
SDM BPBD,
DPKAD, Setda,

400 orang
50 orang

Pemindahan arsip- arsip penting daerah ke tempat aman

BAPPEDA, TAGANA
Peralatan:
Kendaraan R4

30 unit
5 unit

Bahan:

18
Memberikan jaminan keamanan atas asset korban tim keamanan
Manusia:
SDM Dinsos, Pol PP, Polres Putussibau,
Kodim 1208

200 orang
20 orang

Peralatan:

Bahan:
19
Melakukan patroli keamanan asset korban
Manusia:
SDM Polres Putussibau,
Kodim 1208, Pol. PP

150 orang
50 orang

Peralatan:

Bahan:

TRANSISI DARURAT

NO.
TUGAS/KEGIATAN (* KEGIATAN POKOK)

SUMBERDAYA
KETERANGAN
KATEGORI
JENIS
KEMAMPUAN
KETERSEDIAAN
KEBUTUHAN
KESENJANGAN
1
Monitoring dan evaluasi bencana karhutla
Manusia:
SDM BPBD,
kepala daerah
Pemangku kepentingan
4 orang
4 orang

Peralatan:
Komputer/laptop dan printer
Layak pakai
10 unit laptop, 4 printer
1 unit laptop, 1 unit printer

Bahan:

2
Menyiapkan surat keputusan pengakhiran status tanggap darurat daerah
Manusia:
SDM BPBD,
Sekda

10 orang
4 orang

Peralatan:
Komputer/laptop dan printer
Layak pakai
10 unit laptop, 4 printer
1 unit laptop, 1 unit printer

Bahan:
Lampiran 6

Lampiran 7. Mata Rantai Peringatan Dini


Lampiran 8. Rencana Evakuasi

Lampiran 9. SOP / Protap


SOP EVAKUASI MANDIRI DAN JALUR EVAKUASI (Untuk Masyarakat)
1. Pemantauan Informasi: Segera setelah adanya laporan
atau peringatan tentang kebakaran hutan dan lahan di sekitar wilayah Anda, penting
untuk memantau informasi terkini dari sumber yang dapat dipercaya, seperti
pemerintah daerah, stasiun radio, televisi, atau situs web resmi yang memberikan
pembaruan bencana.
2. Pemahaman Risiko: Ketahui risiko yang terkait dengan
kebakaran hutan dan lahan. Pahami daerah-daerah yang berpotensi terkena dampak
langsung, termasuk kemungkinan arah pergerakan api dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju kebakaran, seperti kecepatan angin dan kelembaban.
3. Perencanaan Evakuasi: Buat rencana evakuasi yang
jelas untuk Anda dan keluarga. Tentukan jalur evakuasi terbaik, lokasi tujuan
evakuasi, dan titik kumpul yang aman di luar daerah yang terancam kebakaran.
Pastikan semua anggota keluarga mengetahui rencana tersebut dan mengetahui cara
menghubungi satu sama lain.
4. Peralatan Darurat: Persiapkan peralatan darurat
seperti tas evakuasi atau "go bag" yang berisi dokumen penting (seperti identitas,
paspor, sertifikat kelahiran), persediaan makanan dan air yang cukup untuk beberapa
hari, pakaian ganti, ponsel dan charger, obat-obatan penting, serta peralatan
pertolongan pertama.
5. Komunikasi: Pastikan memiliki alat komunikasi yang
dapat diandalkan, seperti ponsel yang terisi penuh dan baterai cadangan, serta
radio portable yang dapat digunakan untuk mendapatkan pembaruan terbaru tentang
situasi bencana.
6. Pemantauan Lingkungan: Jika ada indikasi bahaya
kebakaran yang mendekati daerah Anda, perhatikan perkembangan situasi. Jika ada
asap atau bau yang kuat, waspada dan siap untuk segera mengambil langkah-langkah
evakuasi.
7. Evakuasi Dini: Jika ada perintah evakuasi dini dari
pihak berwenang atau jika Anda merasa nyaman untuk melakukannya, segera lakukan
evakuasi. Ikuti jalur evakuasi yang telah ditentukan menuju lokasi tujuan yang
aman.
8. Jalur Evakuasi: Pastikan Anda mengikuti jalur
evakuasi yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang. Hindari menggunakan jalur yang
tidak aman atau tidak dikenal yang dapat memperburuk situasi. Patuhi instruksi
petugas evakuasi dan tanda-tanda peringatan.
9. Bantuan Darurat: Jika diperlukan, cari bantuan dari
petugas evakuasi atau tim darurat yang bertugas di lokasi evakuasi. Ikuti petunjuk
mereka dan berikan informasi yang akurat tentang situasi di sekitar Anda.
10. Pemulihan Pasca Evakuasi: Setelah tiba di lokasi
evakuasi yang aman, tetap tenang dan ikuti instruksi dari pihak berwenang. Jika
diperlukan, cari fasilitas bantuan seperti tempat penampungan sementara, perawatan
medis, dan dukungan psikologis.

Lampiran 10. Lembar Komitmen


pages_70Logo-KH-Baru

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU


BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Jalan. Danau Luar Nomor 02 Putussibau (78711)
Website : www.bpbd.kapuashulukab.go.id
Email : bpbdkapuashulu@gmail.com

LEMBAR KOMITMEN

Pada Hari ini Kamis tanggal 7 Bulan September Tahun XXXX, Kami yang
bertanda tangan di bawah ini, menyatakan akan melaksanakan langkah-langkah sebagai
tindak lanjut dari penyusunan Rencana Kontingensi Menghadapi Ancaman Bencana
Kebakaran Hutan dan Lahan di kabupaten Kapuas Hulu dengan kegiatan sebagaimana
dimaksudpada tabel di bawah ini:

NO
JENIS KEGIATAN
1
Diseminasi Rencana Kontingensi
2
Uji coba Rencana Kontingensimelalui simulasi dan gladi
3
Pemutakhiran data secara berkala Rencana Kontingensi setidak- tidaknyasekali
setiap tahun
4
Perpanjangan masa berlaku suatu Rencana Kontingensi apabila sampai pada akhir
masa berlakunya bencana yang direncanakan tanggapandaruratnya tidak terjadi
5
Aktivasi dengan penyesuaian Rencana Kontingensi menjadi Rencana Operasi
Penanganan Darurat Bencana padasaat terjadi bencana bukan yang direncanakan
tanggapan daruratnya tetapi mempunyai karakteristik tanggapandarurat yang serupa
6
De-aktivasi Rencana Kontingensi dengan menyatakannya tidak berlaku jika
sampai pada akhir masa berlakunya tidak terjadi bencana direncanakan
tanggapandaruratnya dan menjadikannya sebagai lampiran RencanaPenanganan
Kedaruratan Bencana
7
Aktivasi kembali Rencana Kontingensi yang telah dinyatakan

ERA YASIRA
Kepala Bappeda
Kab. Kapuas Hulu

Anggi Sassiska P
Kepala Dinas PUPR
Kab. Kapuas Hulu

Fitri Doyo Y
Kepala BMKG Bandara Pangsuma

Erna Fitriani
Kepala Dinas Pertanian
Kab. Kapuas Hulu

Faraz Sumaya
Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kab. Kapuas Hulu

6
Purwadi
Kepala Dinas Pendidikan
Kab. Kapuas Hulu

Lampiran 11 Berita Acara Penyusunan

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU pages_70Logo-KH-Baru


BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Jalan. Danau Luar Nomor 02 Putussibau (78711)
Website : www.bpbd.kapuashulukab.go.id
Email : bpbdkapuashulu@gmail.com

BERITA ACARA PENYUSUNAN RENCANA KONTINGENSI MENGHADAPI


BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Telah dilaksanakan lokakarya penyusunan dokumen Rencana Kontingensi Menghadapi


Kebakaran Hutan dan Lahan pada tanggal 7 September XXXX di Aula Ruang Rapat Kantor
Bupati Kapuas Hulu.
Lokakarya dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan perwakilan dari
Organisasi Pemerintah, Organisasi Non Pemerintah, Lembaga Usaha, Organisasi
Masyarakat Sipil dan Akademis. Proses penyusunan dokumen telah menggunakan Data dan
Informasi dari Lembaga yang berpartisipasi.

ERA YASIRA
Kepala Bappeda
Kab. Kapuas Hulu

Anggi Sassiska P
Kepala Dinas PUPR
Kab. Kapuas Hulu
Fitri Doyo Y
Kepala BMKG Bandara Pangsuma

Erna Fitriani
Kepala Dinas Pertanian
Kab. Kapuas Hulu

Faraz Sumaya
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kapuas Hulu

Purwadi
Kepala Dinas Pendikan
Kab. Kapuas Hulu
Lampiran 12. Profil Lembaga/Organisasi
Instansi
Jenis Lembaga
Personel
No. HP
Kompetensi
BPBD Kabupaten Kapuas Hulu
Pemerintah
45

Pencarian, Pertolongan, Pemadaman


Kodim 1206 PSB
Pemerintah

Pengamanan
wilayah,
keposkoan, dan
evakuasi

Polres Kabupaten Kapuas Hulu


Pemerintah

Pengamanan
wilayah,
keposkoan, dan
evakuasi

Dinas PUPR
Pemerintah

Rekonstruksi Transisi Darurat


Dinas Kesehatan
Pemerintah

Pelayanan kesehatan
Dinas Sosial
Pemerintah
Pelayanan
dapur umum,
penanganan
pengungsi, dan
perlindungan

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Pemerintah

Koordinator pemerintah desa


Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Pemerintah

Publikasi

Anda mungkin juga menyukai