Anda di halaman 1dari 34

0 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat

PROSEDUR TETAP
TANGGAP DARURAT BENCANA
PALANG MERAH INDONESIA PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sumatera Barat mempunyai luas daratan 42.297,30 km2 yang setara dengan 2,17% luas
Republik Indonesia dengan jumlah penduduk 5.283.163 jiwa. Provinsi ini diapit oleh dua pusat
gempa utama yaitu patahan semangka yang berada di sepanjang Bukit Barisan dan zona
subduksi yaitu pertemuan Lempeng Indo‐Australia dengan Lempeng Eurasia ±250 km dari garis
pantai ke arah barat. Provinsi ini juga memiliki 4 buah gunung berapi aktif. Sumberdaya air
yang melimpah dengan jumlah sungai sebanyak 254 buah, bermuara di pantai timur dan barat
pulau Sumatera dan dibagi dalam 6 satuan wilayah sungai (SWS) serta 4 danau besar. Provinsi
Sumatera Barat memiliki luas perairan laut ±186.500 km2 dengan panjang garis pantai
± 1,973.246 Km serta memiliki 391 buah pulau besar dan kecil.

Kondisi geologis dan geografis di atas menyebabkan Sumatera Barat menjadi daerah yang
memiliki potensi bencana seperti letusan gunung api, gempa, banjir, longsor (galodo), angin
ribut, gelombang pasang dan tsunami.

Sesuai dengan mandatnya, PMI di Sumatera Barat dituntut harus mampu menyediakan
pelayanan kepada masyarakat korban bencana secara efektif dan efisien serta sesuai dengan
Prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. PMI Provinsi Sumatera Barat
sebagai salah satu bagian dari organisasi di tingkat Provinsi sampai saat ini merasa belum
optimal dalam melaksanakan layanan tanggap darurat bencana. Untuk hal tersebut, PMI
Provinsi Sumatera Barat memandang perlu menerbitkan Prosedur Tetap Tanggap Darurat
bencana yang selanjutnya diharapkan mampu menjadi panduan bagi PMI Kabupaten/Kota se
Sumatera Barat dalam melaksanakan kegiatan tanggap darurat bencana.

Dengan diterbitkannya Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bencana ini, seluruh PMI di Sumatera
Barat memiliki kesamaan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan Standar
pelaksanaan tanggap darurat bencana di Sumatera Barat.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Pedoman Standar Operasional Prosedur ini dimaksud menjadi panduan dalam
pelaksanaan tanggap darurat bencana oleh PMI Provinsi Sumatera Barat dan PMI
Kabupaten / Kota se sumatera Barat

b. Tujuan
1 Tersedianya panduan Standar Operasional Prosedur penanganan Tanggap Darurat
Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat

1 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


2 Menjadi panduan bagi Pengurus, staff dan relawan dalam melaksanakan kegiatan
Tanggap Darurat Bencana di Sumatera Barat.
3 Adanya langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan tanggap daurta bencana
mulai dari peringatan, pelaksanaan dan evaluasi / monitoring.
4 Meningkatkan kualitas pelayanan kepada korban bencana sesuai dengan prinsip-
prinsip bantuan PMI
5 Menyatukan pemahaman terhadap pelayanan PMI yang standar dan kerjasama
antar PMI kabupaten/Kota pada fase tanggap darurat

C. DASAR
1 Undang-Undang no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2 KEPPRES RI no. 25 tahun 1950 tentang Pengesahan dan Pengakuan atas pendirian
Perhimpunan Palang Merah Indonesia.
3 KEPPRES RI no. 246 tahun 1963 tentang Perhimpunan Palang Merah Indonesia dan
Tugas Pokok PMI.
4 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI.
5 Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI tahun 2004 - 2009
6 Pedoman Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia;
7 Kode perilaku dalam tanggap darurat bencana (Code of Conduct in Disaster Relief).
8 Program Kerja PMI Provinsi Sumatera Barat

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Protap ini digunakan oleh Pengurus, staff dan relawan PMI Provinsi
Sumatera Barat dan PMI Kabupaten Kota se Sumatera Barat

E. PENGERTIAN UMUM

1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam (faktor
alam) dan non alam (faktor manusia) yang mengakibatkan korban manusia, kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana serta fasilitas
umum.
2. Bencana Alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
yang meliputi bencana gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor,
dll yang mengakibatkan timbulnya korban manusia, harta benda, kerusakan sarana dan
prasarana, lingkungan hidup.
3. Konflik Sosial adalah pertentangan fisik antara dua pihak atau lebih yang
mengakibatkan hilangnya hak dan aset kelompok masyarakat, timbulnya rasa takut,
terancamnya keamanan, ketentraman, keselamatan dan atau terganggunya martabat
dan keseimbangan kehidupan sosial masyarakat.
4. Bencana Konflik (bencana sosial) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
diakibatkan konflik sosial oleh antar kelompok atau komunitas masyarakat yang
menimbulkan penderitaan, gangguan hubungan sosial, tidak berfungsinya pranata
sosial, kerugian harta benda dan korban jiwa manusia.
5. Rawan Bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi di suatu
wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah,
meredam, mencapai kesiapan, dan berkurangnya kemampuan untuk menanggapi
dampak buruk bahaya tertentu.
6. Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek perencanaan kebijakan
pembangunan yang berisiko bencana, kegiatan pada sebelum, saat, dan sesudah

2 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


terjadi bencana yang mencakup pencegahan bencana, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan pemulihan kondisi akibat dampak bencana.
7. Kegiatan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang mencakup
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.
8. Peringatan dini adalah rangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana di suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.
9. Prosedur tetap yang selanjutnya disebut PROTAP adalah petunjuk tata cara bertindak
sesuai dengan fungsi masingmasing yang telah ditetapkan dalam prota secara
terkoordinir sehingga tindakan yang dilakukan dapat mencapai sasaran yang maksimal
secara berdayaguna dan berhasil guna.
10. Tanggap Darurat Bencana adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, serta pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, pemulihan sarana dan
prasarana.
11. PMI Pusat adalah struktur organisasi Palang Merah Indonesia tertinggi yang
berkedudukan di ibukota negara dimana keputusan tertinggi ada pada Musyawarah
Nasional.
12. PMI Provinsi adalah struktur organisasi Palang Merah Indonesia yang berkedudukan di
kota provinsi dimana keputusan tertinggi ada pada Musyawarah Provinsi.
13. PMI Kab/Kota adalah struktur organisasi Palang Merah Indonesia yang berkedudukan
dikota dan kabupaten keputusan tertinggi ada pada Musyawarah Kab/Kota.
14. PMI Kecamatan adalah struktur organisasi Palang Merah Indonesia yang berkedudukan
d kecamatan dimana keputusan tertinggi ada pada Musyawarah Ranting.
15. Posko PMI adalah Ruang Pusat pengendalian kegiatan yang dilaksanakan PMI dalam
Koordinasi,Perencanaan, Organisasi,Aktualisasi dan Kontrol penerimaan serta
penyebaran informasi kepada masyarakat kaitanya dengan Peringatan Dini dan
Pemerintah kaitanya dengan kegiatan tanggap darurat yg dilakukan oleh PMI.
16. Posko Penanggulangan Bencana (PB) adalah ruang pusat pengendalian kegiatan
penanggulangan bencana yang meliputi kegiatan
merencanakan,mengkoordinasikan,mengaktualisasikan dan pemantauan kegiatan
operasional,saat dan sesudah Penanggulangan Bencana (monitoring).
17. Posko Darurat PB Lapangan adalah Pusat Pengendalian informasi tentang kegiatan
operasional tanggap darurat di lokasi bencana.

3 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


BAB II
PENGORGANISASIAN TANGGAP DARURAT BENCANA

A. MEKANISME KOORDINASI

B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

1. PMI Provinsi
Pelaksanaan tanggap darurat bencana di PMI Provinsi Sumatera Barat berada di bawah
pengawasan dan pembinaan Wakil Ketua Bidang PB atau Pengurus yang ditunjuk dan
dilaksanakan oleh Kepala Markas Provinsi, dibantu oleh Kepala Divisi PB serta Kepala Unit
Posko dan Logistik Markas PMI Provinsi Sumatera Barat, dengan tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut ;
a. Memberikan bantuan, arahan, petunjuk dan pedoman pelaksanaan tanggap darurat
bencana.
b. Menyiapkan dan mengirimkan kebutuhan operasional (SDM, Material dan Dana)
pendukung tanggap darurat bencana ke PMI Kab/Kota di wilayah yang terkena bencana
sesuai dengan skala bencana
c. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi serta mengkoordinir sumber daya PMI
Kab/Kota lain di wilayah kerjanya untuk mendukung operasi PMI Kab/Kota yang
wilayahnya dilanda bencana.
d. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan pihak eksternal seperti BPBD,
PUSDALOPS, KOMANDO TANGGAP DARURAT, SKPD dan Stakeholder terkait lainnya.
e. Menyampaikan laporan kepada PMI Pusat dengan tembusan ke PMI Kab/Kota yang
wilayahnya terkena bencana dan PMI Kab/Kota lain yang membantu.

4 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


2. PMI Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

Pelaksanaan tanggap darurat bencana PMI Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat


berada di bawah pengawasan dan pembinaan Wakil Ketua Bidang PB atau pengurus
yang ditunjuk dan dilaksanakan oleh Kepala Markas, dibantu oleh Kepala Divisi PB ,
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut ;
a. Melaporkan kejadian bencana kepada PMI Provinsi Sumatera Barat melalui Posko
PMI di masing-masing tingkatan
b. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi internal PMI
c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak dengan pihak eksternal seperti
BPBD, PUSDALOPS, KOMANDO TANGGAP DARURAT, SKPD dan Stakeholder terkait
lainnya.
d. Memobilisasi dan melaksanakan kegiatan operasional tanggap darurat bencana.
Dalam hubungan ini, PMI Kab/Kota wajib mengerahkan satuan tugasnya yang
disebut sebagai SATGANA PMI Kab/Kota termasuk SIBAT untuk bertugas di wilayah
Bencana.
Sebelum melakukan tanggap darurat bencana :
1) Mengumpulkan sumber daya dan menetapkan anggota Satgana serta
melakukan briefing.
2) Memastikan dukungan logistik dan transportasi untuk bantuan, operasional
perorangan dan tim.
3) Pemeriksaan kesehatan.
4) Koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait.
5) Mobilisasi anggota Satgana.
6) Tiba di lokasi bencana

Setibanya di lokasi bencana, anggota Satgana segera melakukan upaya


tanggap darurat secara terpadu, berupa :
(1) Melakukan komunikasi dan koordinasi di lokasi bencana dengan pihak
terkait
(2) Mendirikan/Mengaktifkan POSKO Lapangan
(3) Menempatkan identitas PMI di lokasi dimana ada kegiatan PMI, sehingga
mudah dilihat dan dikenali.
(4) Melaksanakan layanan tanggap darurat bencana sesuai skala prioritas
tanggap darurat bencana PMI
(5) Menghimpun, menginformasikan dan melaporkan peristiwa yang
berlangsung, serta pemutakhiran data secara rutin, ditampilkan di papan
pengumuman Posko Lapangan
(6) Penyaluran bantuan pangan/non pangan beridentitas PMI
(7) Melakukan koordinasi dan evaluasi internal setiap hari yang dipimpin oleh
Koordinator/Ketua Posko Lapangan
(8) Koordinator/Ketua Posko Lapangan melaporkan hasil evaluasi internal ke
Posko Markas PMI Kab/Kota

e. Mengajukan permohonan bantuan lanjutan sesuai kebutuhan kepada PMI Prov


Sumatera Barat.
f. Menyampaikan laporan secara rutin dan berkala kepada PMI Prov Sumatera Barat
dengan tembusan kepada PMI Pusat serta PMI Kab/Kota lain yang membantu.

5 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


C. SKALA PRIORITAS KEGIATAN TANGGAP DARURAT BENCANA PMI

Jenis Prioritas I Prioritas II Prioritas III


Kegiatan  Peringatan Dini dan  Kegiatan Prioritas  Kegiatan
Informasi Bencana I Prioritas II
 Assessment/Pendataan
 Penyelamatan dan  Dapur Umum  Shelter
Pertolongan Pertama  Pelayanan  Watsan
 Evakuasi Kesehatan (MAT)  Program
 RFL (Pemulihan Hubungan  Pelayanan Pemulihan Awal
keluarga) Ambulance  Relief Distribusi
 Pelaporan  PSP
 Publikasi Media

Keterangan :

PMI Provinsi / Kab/Kota dengan kapasitas kurang : Prioritas I


PMI Provinsi / Kab/Kota dengan kapaitas sedang : Prioritas I + II
PMI Provinsi / Kab/Kota dengan kapasitas baik : Prioritas I + II + III

D. MEKANISME MOBILISASI TEAM SATGANA/RELAWAN.

1. Tim Satgana yang dimobilisasi oleh PMI Pusat/PMI Provinsi/PMI Kab/Kota harus sesuai
dengan persyaratan dan kompetensi yang dibutuhkan.
2. Dalam memobilisasi anggota Satgana oleh PMI Pusat/PMI Provinsi/PMI
Kabupaten/Kota harus melakukan koordinasi dengan Divisi/Bidang/Seksi Relawan
Markas.
3. Anggota Satgana yang ditugaskan harus dilengkapi dengan:
a. surat tugas
b. kartu identitas PMI
c. perlengkapan operasional
d. mendapatkan perlindungan asuransi selama masa penugasan;
4. Mobilisasi anggota Satgana lintas Kab/Kota oleh PMI Provinsi Sumatera Barat
dilakukan ketika PMI Kab/Kota setempat tidak mampu merespon bencana. Mobilisasi
lintas Kab/Kota dikoordinir oleh PMI Provinsi Sumatera Barat
5. Lama penugasan dan jumlah Anggota Satgana yang dimobilisasi oleh PMI Provinsi
Sumatera Barat sesuai dengan kebutuhan dan situasi bencana (sesuai hasil
assessment).
6. PMI provinsi Sumatera Barat / PMI Kab/Kota memberikan dukungan dan menyiapkan
kebutuhan anggota Satgana yang dimobilisasi.
7. Selama penugasan, Setiap Anggota Satgana harus membuat laporan kegiatan yang
disampaikan kepada yang menugaskan dan diketahui oleh Koordinator Lapangan.
8. Untuk menunjang pelaksanaan tanggap darurat bencana, perlu dibentuk Posko baik di
Markas dan/atau di lokasi bencana sesuai dengan kebutuhan operasi (lihat struktur
Posko Bencana)

6 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


BAB III
OPERASIONAL TANGGAP DARURAT BENCANA PMI

A. TAHAPAN BANTUAN OPERASIONAL TANGGAP DARURAT BENCANA PMI

1. Upaya tanggap darurat bencana di tingkat PMI Kab/Kota merupakan upaya tanggap
darurat lapis pertama. Untuk mengkoordinasikan penanganan Bencana dimaksud,
PMI Kab/Kota dapat mengatifkan POSKO PMI Kab/Kota menjadi POSKO Tanggap
Darurat Bencana PMI Kab/Kota dengan mendayagunakan unsur-unsur Pengurus,
Staff dan Satgana/Relawan dalam fungsi-fungsi yang digambarkan dalam Posko
Tanggap Darurat PMI Kab/Kota. Untuk operasional tanggap darurat bencana
berbasis masyarakat, khususnya di Nagarai/Jorong/kelurahan rawan bencana, PMI
Kab/Kota/PMI Ranting memobilisasi anggota TSR PMI di tingkat desa/kelurahan
serta anggota masyarakat terlatih binaan PMI dala wadah Tim SIBAT (Siaga Bantuan
Berbasis Masyarakat). Uraian tentang tugas dan fungsi dalam Posko PMI akan
diuraikan dalam JUKLAK tersendiri.
2. Koordinasi dan kerja sama antar PMI Kab/Kota dibawah koordinator PMI Provinsi
Sumatera Barat. PMI Kab/Kota terdekat dapat memberikan bantuan langsung
kepada PMI kab/Kota yang melaksanakan operasi tanggap darurat bencana Setelah
berkoordinasi dengan PMI Prov Sumatera Barat. Pimpinan Operasi lapis pertama di
laksanakan oleh PMI Kab/Kota yang terkena dampak bencana.

7 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


3. Bila skala bencana melampaui kapasitas PMI Kab/Kota setempat, maka PMI
Kab/Kota dapat meminta bantuan PMI Daerah. Selanjutnya PMI Prov Sumbar dapat
mengkoordinir bantuan dari PMI Kab/Kota lain maupun pihak terkait lainnya.
Bantuan ini merupakan upaya tanggap darurat lapis kedua. PMI Prov Sumbar dapat
membentuk Posko Tanggap Darurat Bencana PMI Prov Sumbar atau Posko PMI Prov
Sumbar dengan mendayagunakan unsur-unsur Pengurus, Staf dan Satgana/Relawan
ke dalam fungsi-fungsi yang digambarkan dalam Posko Tanggap Darurat PMI Prov
Sumbar.
4. Pimpinan operasi tanggap darurat lapis kedua dilaksanakan oleh PMI Provinsi
Sumatera Barat.
5. Bila skala bencana melampaui kapasitas PMI Prov Sumbar, maka PMI Prov Sumbar
akan meminta bantuan PMI Pusat. Selanjutnya PMI Pusat dapat mengkoordinir
bantuan dari PMI Provinsi lain maupun pihak terkait lainnya. Bantuan ini
merupakan upaya tanggap darurat lapis ketiga. PMI Pusat dapat membentuk Posko
Tanggap Darurat Bencana PMI Pusat atau Posko PMI Pusat dengan mendayagunakan
unsur-unsur Pengurus, Staf dan Satgana/Relawan kedalam fungsi-fungsi yang
digambarkan dalam Posko Tanggap Darurat PMI Pusat.

8 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


B. STRUKTUR POSKO TANGGAP DARURAT BENCANA

1. Posko (Pos Komando) Tanggap Darurat Bencana diaktifkan pada saat melaksanakan
operasi tanggap darurat bencana berada di Markas Pusat PMI, Markas PMI Provinsi
Sumatera Barat dan Markas PMI Kab/Kota serta Posko Lapangan
2. Besar kecilnya Struktur Posko dan cakupan jenis kegiata pelayanannya disesuaikan
dengan besar kecilnya bencana sesuai kebutuhan pelayanannya.
3. Secara umum struktur Organisasi Struktur Posko terdiri dari :
a. Tim Pengarah Posko yaitu Pengurus PMI di masing-masing tingkatan yang ditunjuk
berdasarkan Surat Keputusan Pengurus PMI Provinsi Sumatera Barat atau Pengurus
PMI Kabupaten/Kota
b. Penanggung jawab Posko adalah Pengurus PMI yang membidangi bencana atau
Pengurus PMI yang ditunjuk, kegiatan operasional tanggap darurat dipimpin oleh
Kepala Markas PMI dan dibantu oleh Koordinator Lapangan / Manajer Operasional.
4. Unit fungsional pendukung operasional Tanggap darurat bencana terdiri atas :
1). Administrasi
2). Keuangan
3). Humas (Hubungan Masyarakat)
4). Logistik
5). Teknologi Informasi.

9 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


5. Unit Operasional Pelayanan Tanggap Darurat Bencana diaktifkan berdasarkan
kebutuhan pelayanan dan cakupan besar kecilnya bencana, antara lain dapat berupa :
1). Unit Assessment
2). Unit Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban.
3). Unit Evakuasi dan Penampungan Darurat (Shelter).
4). Unit Medis (Medical Action Team).
5). Unit Ambulan
6). Unit Dapur Umum.
7). Unit Relief dan Distribusi
8). Unit Air dan Sanitasi (Watsan).
9). Unit Dukungan Psikososial (PSP)
10). Unit Pemulihan Hubungan Keluarga (Restoring Family Links).
11). Unit lainnya yang relevan dengan mandat dan cakupan pelayanan.

6. Peran, fungsi, dan tugas Posko PMI beserta unit-unit operasionalnya di masing-masing
akan diatur dalam JUKLAK POSKO.

C. DANA OPERASIONAL.

1. Dana operasional tanggap darurat bencana menjadi tanggung jawab masing-masing PMI
Kab/Kota yang melaksanakan operasi tanggap darurat lapis pertama , yang digunakan
antara lain : memobilisasi relawan kelokasi , konsumsi, transportasi, pengadaan relief
yang bersifat darurat dan lain sebagainya

2. PMI Kab/Kota akan mengajukan bantuan dana ke PMI Provinsi untuk mendukung
operasi tanggap darurat sesuai dengan dampak bencana dan lama waktu pelaksanaan
operasi tanggap darurat bencana

3. PMI Provinsi Sumatera Barat mengalokasikan dana untuk melaksanakan dan mendukung
operasional tanggap darurat Lapis Kedua, melaksanakan pendampingan, monitoring,
dan evaluasi.

4. Sumber dana operasional tanggap darurat bencana PMI berasal dari Kas PMI, Bantuan
pemerintah, hasil Bulan Dana, Sponsor Ship, bantuan langsung masyarakat dan usaha
lain yang tidak mengikat. Penggunaan dana harus digunakan secara proposional,
transparan dan akuntabilitas.

5. PMI Prov Sumatera Barat akan mengajukan bantuan dana ke PMI Pusat untuk
mendukung operasi tanggap darurat sesuai dengan dampak bencana dan lama waktu
pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana.

D. MEKANISME PENGAJUAN BANTUAN .

1. Berdasarkan hasil assessment, PMI Kab/Kota Mengajukan permohonan bantuan ke


PMI Prov Sumatera Barat,
2. Permohonan bantuan melampirkan hasil asessmen dan rencana distribusi
3. PMI Prov Sumatera Barat akan melakukan verifikasi terhadap permohonan untuk
disetujui pengeluaran/pengiriman yang diminta

10 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


4. Khusus untuk bantuan barang yang dibutuhkan dari stock gudang regional, Pengurus
PMI Provinsi Sumatera Barat akan meneruskan ke Pengurus Pusat.
5. PMI Kab/Kota diwajibkan mengirimkan laporan kegiatan distribusi barang paling
lambat 7 hari setelah distribusi selesai dilaksanakan.

E. MANAGEMENT RELIEF

1. Prinsip-Prinsip Bantuan PMI :


a. Bantuan PMI diberikan secara langsung kepada korban bencana yang berhak
menerimanya.
b. Bantuan PMI disalurkan secara langsung oleh Petugas PMI, dan tidak diserahkan
melalui pihak ketiga.
c. Bantuan PMI harus dilengkapi dengan tanda pengenal PMI (Logo), baik pada
kemasan barang maupun pada lokasi distribusi.
d. Bantuan PMI harus memperhatikan Panca Tepat (waktu, tempat, sasaran, jumah
dan kualitas)

2. Prosedur Penyaluran Bantuan PMI :


a. Pra penyaluran bantuan/distribusi.
b. Registrasi kembali kelompok penerima bantuan.
c. Menyiapkan keperluan administrasi (logistic form)
d. Kebutuhan transportasi yang diperlukan ke lokasi.
e. Relawan PMI dan relawan di lokasi pendistribusian.
f. Penentuan tempat/titik pendistribusi

3. Pelaksanaan Pendistribusian
a. Mengatur kerumunan masa sesuai dengan denah lokasi distribusi
b. Pengarahan
c. Pembagian/Distribusi relief
d. Pendokumentasian pelaksanaan distribusi

4. Setelah pendistribusian
a. Rekapitulasi/review kegiatan pendistribusian
b. Laporan pendistribusian paling lama 7 hari setelah distribusi dilaksanakan
c. Monitoring dan evaluasi

5. Memilih tempat pendistribusian


a. Cukup menampung total penerima bantuan
b. Menjamin keamanan barang
c. Menjamin keamanan petugas
d. Mudah diakses dan tempat yang netral kalau pada bencana konflik

F. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN OPERASI TANGGAP DARURAT

1. Peralatan yang disediakan di PMI Provinsi Sumatera Barat adalah :


a. Perlengkapan standar PB (sesuai dengan Protap PB)
b. Mobil unit PB / TRUK
c. Peralatan Radio komunikasi lapangan (base dan HT)
d. Kendaraan penjelajah sekaligus berfungsi sebagai sebagai alat transportasi ke
lokasi.

11 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


e. Peta wilayah dan peta rawan bencana
f. APD dan seragam SATGANA Provinsi
g. Personil kits SATGANA Provinsi sesuai dengan standar

2. Peralatan yang disediakan di PMI Kab/Kota


a. Perlengkapan standar PB (sesuai dengan Protap PB)
b. Radio komunikasi Lapangan (base dan HT)
c. Alat transportasi
d. Peta wilayah dan peta rawan bencana
e. Perlengkapan personil dan perlengkapan regu (SATGANA)
f. Perlengkapan Siaga Bencana Tingkat Masyarakat (SIBAT)
g. Perlengkapan Medical Action Team (MAT)

Peralatan dan sarana yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan operasi tanggap darurat
Antara lain :
1. Perorangan
a. Rompi/Seragam/Identitas
b. Helm
c. Sepatu
d. Ransel
e. Sarung tangan
f. Kacamata pelindung
g. Matras
h. Jas hujan
i. Nesting / Perlengkapan Masak Individu Komplit
j. Personal Tool kit (pocket knife)
k. First Aid Kit
l. Kupluk
m. Alat Komunikasi
n. Veples/Tabung Air
o. Senter
p. Sleeping Bag

2. Tim
a. Tenda Regu (Dome)
b. Genset dan BBM
c. Lampu/peralatan penerangan
d. Kompas/GPS
e. Bendera
f. Spanduk
g. Makanan
h. Tools Kit
i. Peralatan PP
j. Tandu
k. Peralatan ICT
l. DU
m. Peta lokasi dan rawan bencana
n. ATK
o. Kamera

12 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


3. Sarana
a. Kendaraan Operasional (sesuai kebutuhan daerah operasi)
b. Ambulance

4. Relief
a. Tenda Posko
b. Tenda Family
c. Terpal
d. Hygent Kit
e. Family Kit
f. Baby kit
g. Selimut
h. Makanan ringan

A. Peralatan.
1. Perlengkapan medis
 Tas PP
 Long spinal board
 Stretcher Scop
 Bidai
 Mitela
 Masker resusitasi
 Neck Colar

2. Perlengkapan Rescue
 Tandu basket
 Peralatan mountaineering
 Dongkrak
 Alat pemotong (manual/elektrik)
 Linggis, cangkul dan sekop
 Chinsaw

3. Perlengkapan komunikasi/Dokumentasi (ICT)


 HT
 Rig
 Laptop
 Camera Foto/Video
 Printer
 Modem

G. PELAPORAN

Sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban organisasi kepada organisasi diatasnya dan


masyarakat, PMI Kab/Kota wajib membuat laporan kepada PMI Provinsi Sumatera Barat
dan PMI Provinsi Sumatera Barat selanjutnya melaporkan kepada PMI Pusat.
Jenis dan Bentuk Laporan
1. Laporan Situasi Bencana
Laporan situasi bencana, bentuknya terformat substansi laporan adalah :

13 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


a. Tentang kronologi Peristiwa Bencana (5w + 1h)
b. Tentang dampak bencana (kerusakan atau kerugian material, korban jiwa, jumlah
pengungsi, mengungsi dimana)
c. Tindakan Pemerintah
d. Tindakan stakeholder lain
e. Tindakan PMI setempat
f. Rekomendasi bantuan
g. Kontak sumber informasi yang dapat dihubungi
Laporan situasi bencana merupakan laporan yang dikerjakan paling awal. Semakin
cepat dilaporkan semakin baik. Laporan dapat di perbaharui setiap saat sesuai
dengan situasi yang berkembang.

2. Laporan Harian
Laporan yang dikerjakan setiap hari, laporan harian lebih banyak menguraikan
kegiatan sehari-hari. Sangat efektif laporan juga menggambarkan kemajuan-kemajuan
yang telah dicapai setiap hari dan kendala yang ditemui.

3. Laporan Periodik.
Laporan periodik dikerjakan secara berkala (mingguan, bulanan, triwulan) isi laporan
merupakan ringkasan laporan harian.

4. Laporan akhir
Merupakan laporan final setelah pelaksanaan tanggap darurat selesai dilaksanakan.
- Kronologis
- Data Dampak
- Kegiatan pada masa tanggap darurat
- Bantuan yang masuk/sumber bantuan
- Bantuan yang diberikan/disalurkan
- SDM yang terlibat
- Sarana dan prasarana yang digunakan
- Keuangan
- Rekomendasi
- Dokumentasi

14 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


BAB IV
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Kegiatan pengendalian dan pengawasan mencakup : personil, keuangan, metode/cara,


logistik dan penerima bantuan. Untuk melaksanakan tindakan pengendalian dan
pengawasan menggunakan perangkat yang terdiri dari : koordinasi, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan. Kegiatan pengendalian dan pengawasan dilakukan oleh
Pengurus PMI di Provinsi Sumatera Barat dan PMI Kab/Kota. Sebagai penanggung jawab
kegiatan pengendalian dan pengawasan adalah Pengurus PMI yang membidangi
Penanggulangan Bencana atau Pengurus yang ditunjuk.

A. Koordinasi (melalui komunikasi aktif)

1. Komunikasi dilakukan melalui : rapat koordinasi, suratmenyurat, konferensi


pers, penyebaran berita, telepon, faximile, e-mail dll.
2. Komunikasi dilakukan secara berkesinambungan dengan berbagi informasi dan
pemutakhiran data / informasi baik internal maupun eksternal disemua
tingkatan.
3. Isi/materi informasi yang perlu dikomunikasikan berdasarkan pada hasil
assessment (Penilaian awal, Penilaian lengkap dan Penilaian perkembangan).
4. Komunikasi dan Koordinasi Operasi Tanggap darurat dilakukan melalui Posko
TDB PMI

B. Pemantauan.

1. Pemantauan dilakukan untuk memastikan kegiatan tanggap darurat bencana


berjalan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
2. Hal-hal yang dilakukan dalam pemantauan yaitu :
 Menganalisa data yang diterima menjadi informasi.
 Membandingkan hasil perkembangan kegiatan berdasarkan indikator
penilaian.
 Peninjauan lapangan bertujuan untuk melihat perkembangan/perubahan
situasi dan kondisi wilayah bencana.

C. Evaluasi
1. Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian hasil kegiatan operasi tanggap
darurat bencana sesuai target /sasaran / indikator yang telah ditetapkan.
2. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar perencanaan kegiatan lanjutan
D. Pelaporan dan Dokumentasi

1. Pelaporan menggunakan format laporan baku yang telah ditentukan.


2. Laporan penanggulangan bencana dilengkapi foto dan atau film dokumenter
yang memuat informasi, dokumen-dokumen administrasi, perubahan situasi
dan kondisi masyarakat akibat dampak bencana yang telah ditimbulkan.

15 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


BAB V
PENUTUP

Demikian SOP (Sistem Operasional Prosedur) tanggap darurat ini disusun untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh semua jajaran PMI Prov Sumatera Barat dan PMI
Kab/Kota di Sumatera Barat.
Pelaksanaan teknis operasi tanggap darurat masing masing ancaman bencana akan dibuat
dalam bentuk petunjuk Teknisnya (JUKNIS)

16 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


Lampiran I

Daftar Singkatan

ADM : Administrasi
AD/ART : Anggaran Dasar / Anggaran RumahTangga
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
ASSMNT : Assessment
ATK : Alat Tulis Kantor
BNPB : Badan NasionalPenanggulangan Bencana
BAP : Berita Acara Penerimaan
BBM : Bahan Bakar Minyak
DU : Dapur Umum
EV / Shelter : Evakuasi / Penampungan Darurat
HUMAS : Hubungan Masyarakat
HP : Handphone
ICRC : International Committee of the Red Cross (Komite Palang Merah
Internasional)
IFRC : International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies
(Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah).
INGO : International Non Government Organization
JUKLAK : Petunjuk Pelaksanaan
JUKNIS : Petunjuk Teknis
KEU : Keuangan
KORLAP : Koordinator Lapangan
LINMAS : Perlindungan Masyarakat
NGO : Non Government Organization
PMI : Palang Merah Indonesia
POSKO : Pos Komando
PNSs : Participating National Societies (Mitra Perhimpunan Nasional).
PPK : Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban
PSP : Phsycosocial Support Programme
PROTAP : Prosedur Tetap
PROTAP : Prosedur Tetap
REL/DIST : Relief / Distribution
RFL : Restoring Family Links (Pemulihan Hubungan Keluarga)
SDM : Sumber Daya Manusia
BPBD Provinsi : Badan Penanggulangan BencanavDaerah Tingkat Provinsi
BPBD Kab./Kota : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
SATGANA : Satuan Penanggulangan Bencana
SATGAS PB : Satuan Tugas Pelaksanaan Penanganan Bencana
SEKJEN : Sekretaris Jenderal
SIBAT : Siaga Bencana Berbasis Masyarakat
SOP : Standart Operating Procedure
TELKOM : Telekomunikasi
UN Agency : United Nation Agency (Badan-badan Perserikatan Bangsa bangsa).
Wartel : Warung Telekomunikasi
WATSAN : Water & Sanitation (Air dan Sanitasi).

17 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


Lampiran II
Format Assessment cepat dan assessment detail

Lampiran III
Alamat PMI Se Sumatera Barat

Lampiran IV
Format pelaporan

18 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


PALANG MERAH INDONESIA
Format Assessment Cepat

1. UMUM
Jenis Kejadian 1 Bencana Alam
2 Konflik
3 Kecelakaan
4 Dan lain-lain
Tanggal Kabupaten / Kota
Waktu Kecamatan
Propinsi Desa / Kelurahan
Petugas Assessment

2. INFORMASI UMUM

Jumlah korban 1 Meninggal dunia


2 Luka berat
3 Luka ringan
4 Hilang
Pengungsi / IDP's Ada Lokasi
Pengungsi
Tidak an
Jumlah

3. DAMPAK SARANA & PRASARANA


Rusak Rusak
Rumah tinggal berat ringan
Tidak
Akses transportasi 1 Jalan Berfungsi berfungsi
Tidak
2 Jembatan Berfungsi berfungsi
Tidak
3 Kendaraan umum Berfungsi berfungsi
Akses komunikasi Telepon/Fax/Telex/Telegram Kantor Pos
Telepon selular Internet
Tidak
Sarana umum 1 RS/Fasilitas Kesehatan Berfungsi berfungsi
Tidak
2 Listrik Berfungsi berfungsi
Tidak
3 Air Berfungsi berfungsi
Tidak
4 Sekolah Berfungsi berfungsi
Tidak
5 Tempat ibadah Berfungsi berfungsi

19 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


4. SITUASI KEAMANAN

6. KEBUTUHAN MENDESAK (
5. TINDAKAN YANG SUDAH DILAKUKAN KORBAN & PMI )

PMI

Pemerintah
7. KONTAK PERSON
NGO's / LSM

ORPOL / ORMAS

20 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


Format Detail Asesment PMI
1. Petugas Assessment

Tanggal Assessment : Nama Petugas : Tipe Asesment : Tipe Lokasi :

Awal Lokasi kejadian

Lanjutan : … Pengungsian/ IDP’s

Tempat relokasi

Kembali ke daerah asal

Penduduk lokal

2. Umum

Propinsi : Kabupaten/ Kota :

Kecamatan : Desa :

Dusun : Nama Lokasi :

Titik GPS (Jika ada) Lintang : Bujur :

Jenis Kejadian : Sebab Kejadian : Tanggal/ Waktu


Kejadian :
Bencana alam Konflik

Kecelakaan Lainnya: …………........

3. Akses Transportasi

Akses menuju lokasi : Jenis Kendaraan : Catatan:

Darat

Air (Laut/ Sungai/ Danau)

Udara

4. Data Demografi

Populasi Laki Perempuan Sumber data :

Jumlah KK Nama :

Jumlah Jiwa Instansi/Jabatan :

21 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


Balita 0-5 thn Kontak ( alamat & telepon ) :

Anak terpisah Lansia >60 Orang cacat fisik Wanita Hamil Ibu menyusui Perempuan
dari keluarga sebagai KK

Catatan :

5. Penampungan

Jenis Penampungan Jumlah Jiwa Sarana Tempat Catatan:

Sementara Tenda keluarga Lapangan

Semi permanen Tenda pleton Sekolah

Terpal Tempat ibadah

Permanen Atap daun Perkantoran

………………. ……………….

6. Pangan

Sumber makanan pada saat ini : Jenis pangan yang dikonsumsi saat Masalah umum pada akses terhadap
ini : …………………………………… pangan :
Ya
Tidak ………………………………………... ............................................
...........
1. Hasil Ternakan ………………………………………...
2. Hasil Pertanian ............................................
3. Perikanan/ hasil tangkapan ...........
4. Tumbuhan liar
5. Bantuan/ sumbangan Frekwensi konsumsi makanan :
6. Barter/ tukar
7. Beli 1 x sehari 2 x sehari 3 x sehari
8. Lainnya
lainnya …………………………………………………....................................

Catatan :

7. Non Pangan / Lainnya (jangan tanyakan, cukup diamati)

22 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


Dari pengamatan anda, apakah ada kebutuhan sbb: Catatan:

Ya Tidak Ya
Tidak

1. Alat masak 2. Alas tidur

3. Selimut 4. Pakaian

5. Hygiene Kit 6. Jerigen/ember

7. Terpal 8. Kebutuhan bayi

9. Kebutuhan wanita 10. lainnya:

8. Air dan Sanitasi

Air

Untuk Minum/Masak Untuk Mandi/Cuci Kualitas


Sumber air
Cukup Tidak cukup Cukup Tidak cukup berwarna berbau berasa

Mata air

Sumur

Air hujan

Sungai

Parit

PDAM (pipa/pasokan)

Lainnya: ………...

Bagaimana perlakuan terhadap air sebelum Tempat penyimpanan air untuk minum di Jarak sumber air
diminum: rumah untuk minum: .....
km
Tidak ada Direbus Ada Tidak ada

Penyaringan Memakai bahan kimia

Tempat penyimpanan: Terbuka


Tertutup

Catatan:

23 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


Sanitasi

MCK Pembagian MCK umum berdasar jenis Pembuangan air limbah


kelamin
Tidak Ada Septik tank
Ya Tidak
Temporer Permanen Lubang gali

Umum jumlah ....... unit

Keluarga jumlah ....... unit

Catatan:

Sampah

Sumber sampah : Jenis pengumpulan sampah Alat pengangkut Perlakuan terhadap Tempat pembuangan
awal: sampah: sampah : sementara (TPS) :
Rumah tangga
Bak sampah Tidak ada Dikubur Ada
Dapur umum
Drum Gerobak Dibakar Tidak
RS
Lainnya: ……..... Mobil Incinerator

Tidak ada Lainnya: …….... Ke TPA

Lainnya: …………

Cukup Tidak cukup

Apakah pengendalian vektor pembawa penyakit Catatan:


diperlukan?

Ya Tidak

9. Kesehatan

Jumlah Korban : Sarana kesehatan : Masalah kesehatan terbanyak :


Ada tidak
Luka berat : Jiwa Rumah Sakit jumlah

Puskesmas 1. Diare ______


2. ISPA ______
Luka ringan : Jiwa Pustu 3. Penyakit Kulit ______
4. Malaria ______
5. Campak ______

24 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


Polindes 6. Malnutrisi ______
7. Demam Berdarah ______
Meninggal : Jiwa Klinik 8. TBC ______
9. Lain-lain ______
RS. Lapangan

Klinik Keliling

Lainnya

Tenaga Kesehatan : Prasarana Pelayanan Kesehatan : Tingkat Fatalitas kasus :

Ada tidak jumlah 1. Ambulance


Ada Tidak
1. Dokter ______ Jumlah Kelahiran ______
2. Perawat ______ Jika YA, jumlah _____ unit
3. Bidan ______ Jumlah Kesakitan ______
4. Farmasi ______
5. Ahli Kesling ______ Jumlah Kematian ______
2. Logistik obat-obatan
Cukup

Tidak cukup

Masalah kesehatan yang ditemukan : Kebutuhan di sektor Kesehatan yg diperlukan :

Sumber informasi : Catatan :

10. Pemulihan Hubungan Keluarga/ Restoring Family Links (RFL)

Adakah korban yg Akses terhadap sarana komunikasi : kelompok rentan yang terpisah dengan
kehilangan kontak keluarga :
dengan keluarga : mudah sulit
ada tidak

1. Anak-anak <18 th
Ya Tidak Jika sulit, apa masalahnya :
............................................................ 2. Lansia
............................................................
............................................................ 3. Orang Cacat

25 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


Orang hilang: ......................................................... 4. Ibu Hamil

Ya Tidak Jumlah ............................................................


...................
______

Lokasi ditemukannya kelompok rentan yang terpisah dengan keluarga : Untuk korban yang meninggal :

Ya tidak jumlah Ya tidak

1. Tempat Penampungan _______ 1. Di evakuasi ke RS


2. Panti Asuhan ________ 2. Diambil keluarga
3. Lain-lain : 3. Lain-lain…………………………

Adakah penanggungjawab RFL :

Ada Tidak Nama RS. rujukan untuk korban yang


meninggal :
bila ada berikan informasi identitas yg bersangkutan :

12. Informasi Umum Logistik

Apakah pasar masih berfungsi: Akses transportasi logistik Apakah ada tempat Catatan :
penyimpanan/gudang:
ya berfungsi
ada
tidak tidak berfungsi
tidak

12. Informasi Umum Telekomunikasi

Fasilitas Berfungsi penuh Tidak setiap saat Tidak berfungsi Tidak pernah ada Catatan :

Telepon

HP

Radio komunikasi

Internet

Fax

26 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


Telex

Telegram

Pelayanan pos

14. Tindakan PMI dan lembaga lain

PMI / Gerakan: Pemerintah & Lembaga Lain:

15. Catatan umum, rekomendasi dan kebutuhan untuk ditindaklanjuti:

Tanda tangan petugas asesment:

27 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


DAFTAR ALAMAT, NO TELPON , FAX DAN EMAIL
PMI SE- PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2015

0751-28718 -
1 Provinsi Sumbar Jl. Sisingamangaraja No. 34 Padang pmi_sumbar@yahoo.com
811538
2 Kota Padang Jl. Terandam III No. 27 B Padang 0751-7876151 pmikotapadang@yahoo.com
Kab. Padang
3 Jl. M. Syafe'I No. 10 Pariaman 0751-92958 pmi.padangpariaman@yahoo.com
Pariaman
4 Kota Solok Jl. Syekh Kukut No. 98 Kel. Tj. Paku Kec. Tj. Harapan Kota Solok 081363254169 pmi_kotasolok@yahoo.co.id

5 Kab. Solok Jl. Lintas Sumatera KM 5 Koto Baru Kec. Kubung Kab. Solok 0755-21949 pmi_kabupatensolok@yahoo.co.id

kinglucifer75@gmail.com -
6 Kota Sawahlunto Jl. Soekarno Hatta No. 2 Sawahlunto 0754-61827
pmi.sawahlunto@yahoo.com

7 Kab. Sijunjung Pasar Inpres Sijunjung 0754-20056 pmi_sijunjung@rocketmail.com

8 Kab. Pesisir Selatan Jl. Koto Tinggi Painan 0756-21628 pmi_pessel@yahoo.com

9 Kota Padang Panjang Jl. K.H. Dahlan No. 5 Padang Panjang 0752-82234 pmipadangpanjang@gmail.com

10 Kab. Tanah Datar Jl. Tendean No. 1 Batusangkar 0752-72118 pmisangka@yahoo.com

akmal.musyarif@yahoo.com
11 Kota Bukittinggi Jl. Dr. Riva'i No. 17 A Bukittinggi 0752-21605
benk_boom@rocketmail.com

12 Kota Payakumbuh Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh 081363965827 ancealfiando@yahoo.co.id

13 Kab. Lima Puluh Kota Kantor Disparpora Tanjung Pati 0752-7750421 - fax

14 Kab. Agam Jl. Gajah Mada No. 211 Lansano Lubuk Basung 0752-66432 pmiagam@gmail.com

28 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


15 Kab. Pasaman Jl. Sudirman No. 33 Lubuk Sikaping Pasaman 0753-20204 rsud_lubuksikaping55@yahoo.com

16 Kota Pariaman Jl. Pahlawan No. 100 Kampung Jawa II Pariaman 0751-93540 pmi.pariaman@yahoo.com

17 Kab. Pasaman Barat Jl. Sukarno Hatta No. 07 Padang Tujuah Pasaman Barat 0753-7465111 pasbar@yahoo.co.id

18 Kab. Kep. Mentawai

ovtariavani@gmail.com
19 Kab. Dharmasraya Komplek RSUD Sungai Dareh 081363065386
yus.yusradi@yahoo.com

20 Kab. Solok Selatan Komplek Bupati Kab. Solok Selatan 081363247978 gelombang13@yahoo.co.id (ibu os)

29 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


LAMPIRAN IV

Form. I

LAPORAN PIKET HARIAN POSKO INDUK

PMI PROVINSI SUMBAR


HARI :

TANGGAL

SHIFT : Pagi - sore (08.00 - 17.00)

PETUGAS PIKET

SUMBER
NO WAKTU URAIAN KEGIATAN / INFORMASI INFORMASI KETERANGAN

Diketahui Oleh: dilaporkan Oleh :

Koordinator POSKO Petugas POSKO

_______ ________________

Disetujui

Markas PMI Provinsi Sumbar

_______________________

30 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


LAMPIRAN IV

Laporan Daftar Kejadian Bencana

Hari/tanggal :

No Waktu Jenis Bencana sumber Lokasi Bencana Tindak Lanjut

31 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


LAMPIRAN IV

LAPORAN PIKET HARIAN POSKO

PMI PROVINSI SUMATERA BARAT


HARI :

TANGGAL :

SHIFT :

PETUGAS PIKET:

SUMBER
NO WAKTU Uraian Kegiatan INFORMASI KETERANGAN

Diketahui Oleh: dilaporkan Oleh :

Koordinator POSKO Petugas POSKO

___________ _______________________

Disetujui

Markas PMI Provinsi sumbar

_______________________

32 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat


LAMPIRAN IV

Form IV.

KELENGKAPAN POSKO INDUK

PMI PROVINSI SUMBAR


HARI :

TANGGAL :

PETUGAS PIKET :

NO Nama Barang Shift 1 Shift 2 KETERANGAN

Diketahui Oleh: dilaporkan Oleh : dilaporkan Oleh :

Koordinator POSKO Petugas POSKO Shift 1 Petugas POSKO Shift 2

___________ _______________________ _______________________

Disetujui

Markas PMI Provinsi sumbar

_______________________

33 Protap Tanggap Darurat Bencana PMI Provinsi Sumatera Barat

Anda mungkin juga menyukai