PEMERINTAH KABUPATEN
KESEHATAN
2023
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sesuai dengan amanat konstitusi negara sebagaimana yang secara tegas dikatakan
dalam alenia keempat pembukaan UUD RI tahun 1945, bahwa Negara Republik
Indonesia berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk itu, meskipun bencana mengakibatkan berbagai bahaya pada aspek kehidupan
masyarakat kadang tidak bisa diberhentikan, namun langkah – langkah yang optimal
akan bisa menekan dampak dari kejadian bencana tersebut, sehingga dengan langkah
– langkah optimal tersebut diharapkan keselamatan dan produktifitas masyarakat
masih bisa diupayakan dipertahankan atau dipulihkan segera. Amanat tersebut
dilaksanakan oleh pemerintah & Pemerintah Daerah bersama semua komponen
bangsa melalui pembangunan nasional.
Bahwa amanat UUD 1945 sebagaimana tersebut diatas, khususnya untuk melindungi
segenap bangsa & seluruh tumpah darah Indonesia, dalam hal perlindungan terhadap
kehidupan & penghidupan termasuk perlindungan atas bencana, dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila, telah dituangkan
dalam UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pemerintah &
Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
Keberadaan dokumen rencana kontijensi ini dapat dijadikan pedoman terutama bagi
sektor kesehatan di Kota Solok tentang apa yang harus dilaksanakan dalam
penanggulangan bencana, mulai dari tahap prabencana, saat bencana &
pascabencana, sehingga kedepan pada saat penanggulangan bencana tidak lagi
dilaksanakan sebagai bentuk respon kaget & tanpa arah.
1
PENGERTIAN
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakanakan segera terjadi,
tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi adalah suatu proses
identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau
yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah
diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi. Rencana kontinjensi lahir
dari proses perencanaan kontinjensi. Proses perencanaan tersebut melibatkan
sekelompok orang atau organisasi yang bekerja sama secara berkelanjutan untuk
merumuskan dan mensepakati tujuan–tujuan bersama, mendefinisikan tanggung
jawab dan tindakan–tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak. Rencana
kontijensi disusun dalam tingkat yang dibutuhkan. Perencanaan kontinjensi
merupakan prasyarat bagi tanggap darurat yang cepat dan efektif. Tanpa perencanaan
kontinjensi sebelumnya, banyak waktu akan terbuang dalam beberapa hari pertama
menanggapi keadaan darurat tersebut. Perencanaan kontinjensi akan membangun
kapasitas sebuah organisasi dan harus menjadi dasar bagi rencana operasi tanggap
darurat.
TUJUAN
LANDASAN HUKUM
Dokumen rencana kontijensi ancaman bencana banjir yang berimbas langsung pada
program kesehatan akan bersifat:
a. Partisipatif, disusun oleh program dan bidang terkait.
b. Dinamis dan selalu up to date
RUANG LINGKUP
Jangka masa rencana kontinjensi disepakati adalah selama satu (1) tahun.
Dimulai sejak disahkannya Rencana Kontinjensi menjadi dokumen
3
Dinas Kesehatan KabupatenPadang Pariaman.
Jika dalam masa satu (1) tahun tidak terjadi bencana banjir, maka rencana
kontinjensi harus dikaji ulang dan dimutakhirkan data-datanya
4
GAMBARAN UMUM
WILAYAH
GEOGRAFIS
Gambar 1
Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Sintuk Toboh Gadang
UPTD Puskesmas Sintuk adalah sebuah Puskesmas yang terletak di Kecamatan Sintuk
TobohGadang,Kabupaten Padang Pariaman dengan batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Enam Lingkung
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Anai
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Alung
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Ulakan Tapakis dan Kec. Nan Sabaris.
Letak Geografis Kec. Sintuk Toboh Gadang: 0 11” – 0 56” lintang selatan dan 98
36” – 100 28” bujur timur. Memiliki luas wilayah 25.56 Km2 dengan ketinggian 2,5 m
diatas pemukaan laut. Jumlah Penduduk 19.048dengan mata pencarian sebagian
besarBertani, Beternak dan Berdagang. Kecamatan Sintuk Toboh Gadang terdiri dari 5
Kenagarian yaitu: Kenagarian Sintuk yang terdiri dari 9 Korong, Kenagarian Toboh
Gadang yang terdiri dari 6 Korong, Kenagarian Toboh Gadang Barat yang terdiri dari 6
Korong, Kenagarian Toboh Gadang Timur yang terdiri dari 4 Korong dan Kenagarian
Toboh Gadang Selatan yang terdiri dari 4 Korong dengan rincian sebagai berikut:
2.1 SumberDaya
Sumber daya pada UPTD Puskesmas Sintukdilihatdarikomposisipegawaiserta
saranadanprasarana penunjang.Sumberdayayangdimaksud dijabarkansebagai berikut.
2.1.1 KomposisiPegawai
Saatini(Tahun2022) UPTD Puskesmas SintukmemilikiSumber Daya Manusia (SDM)
yang terdiri dari 42 Orang PNS ,6 Orang Swakelola,danTenagapengabdiansebanyak
17Orang.
Tabel 2.2 Sumber Daya (SDM) UPTD Puskesmas Sintuk Tahun 2022
Tabel 2.3 diatas menjabarkan jumlah Pegawai Negeri Sipil UPTD Puskesmas Sintuk
Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan Tingkat Pendidikan.Tingkat pendidikan tertinggi S2
dimiliki oleh 1 orang dan S!
Dimiliki15orangsedangkantingkatpendidikanterendahSLTAberjumlah1orang.Tahuniniakanterjadi
perubahankomposisibagipegawaiyangtelahmenyelesaikanpendidikannya danlulusujian
penyetaraan ijazahS1.
6
Tabel 3
Luas Kota Solok Menurut Ketinggian
Luas per Ketinggian (Ha)
No. Kecamatan
100-500 m 500-1000 m 1000-1500 m > 1500 m
1. Lubuk Sikarah 1.680 802 678 340
2. Tanjung Harapan 1.686 578 - -
Jumlah 3.366 1.380 678 340
Sumber : Profil Kota Solok, 2021
a. Kondisi Klimatologi
Kota Solok merupakan daerah yang beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan 190,42
mm/tahun dan jumlah hari hujan mencapai 141 hari per tahun. Tingkat curah hujan tertinggi
pada umumnya terjadi pada bulan Desember, dan tingkat hujan terendah terjadi pada bulan
Juli. Temperatur udara rata - rata terendah mencapai 26,1ºC dan temperatur udara tertinggi
mencapai 28,9ºC.
b. Kondisi Geologi
Bila ditinjau dari jenis tanah, sebagian besar tanah di Kota Solok didominasi oleh tanah jenis
komplek podsolik merah kuning, podsolik cokelat dan latosol seluas 2.006 ha (34,80%),
aluvial seluas 1.248 ha (21,65%), brown forest soil seluas 1.190 ha
(20,65%), podsolik merah kuning seluas 935 ha (16,22%), dan latosol seluas 385 ha
(6,68%).
c. Kondisi Hidrologi
Kota Solok dilewati oleh 3 (tiga) sungai, yaitu Sungai Batang Lembang dengan panjang 9.155
m, Sungai Batang Gawan dengan panjang 3.125 m dan Sungai Batang Binguang dengan
panjang 2.650 m. Sungai-sungai tersebut memiliki batas hidrologi yang mencakup wilayah
Kota Solok dan Kabupaten Solok.
Kondisi sungai Batang Lembang pada beberapa titik sangat rawan longsor dan sering meluap
pada waktu musim penghujan yang menimbulkan genangan pada beberapa kawasan sehingga
membahayakan dan menimbulkan kerugian baik moril maupun materil terhadap masyarakat
terutama yang bermukim di sekitar bantaran sungai. Kawasan yang sering dilanda banjir
adalah Kelurahan Koto Panjang, Kelurahan KTK, Kelurahan IX Korong dan Kelurahan Sinapa
Piliang, dengan tinggi genangan mencapai 0,3 meter s/d 1,5 meter dan luas genangan lebih
kurang 180 ha.
Diwilayah Kota Solok terdapat 1 (satu) sumber mata air, yaitu mata air Pincuran Gadang yang
berjarak ± 2 km dari pusat kota dengan kapasitas 20 ltr/dtk dan telah dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Solok sejak Tahun 1930.
d. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan Kota Solok selama tahun 2010 – 2014 tetap didominasi oleh hutan, sawah
dan perumahan. Luas hutan Kota Solok tahun 2014 adalah 1.358,22 Ha, sedikit mengalami
pengurangan dibandingkan dengan tahun 2010 seluas 1358,83 Ha atau berkurang sebesar
0,045%. Demikian juga dengan luas sawah yang mengalami pengurangan dari 1234,64 Ha
pada tahun 2010 menjadi 1226,59 Ha pada tahun 2014 atau berkurang sebesar 0,652%.
Berbanding terbalik dengan penggunaan lahan hutan dan sawah, penggunaan untuk perumahan
justru mengalami peningkatan dari 812,26 Ha pada tahun 2010 menjadi 858,41 Ha pada tahun
2014 atau meningkat sebesar 5,682%. Hal ini mengindikasikan terjadinya alih fungsi lahan dari
pertanian dan hutan menjadi perumahan.
7
Gambar 2
Penggunaan Lahan Perumahan, Sawah dan Hutan
Gempa Bumi
Kota Solok dipengaruhi oleh aktivitas lajur sumber gempa bumi sesar aktif Sumatera,
dimana gempa bumi merusak sering terjadi (gempa bumi Padang Panjang tahun 1926,
gempa bumi Singkarak tahun 1943, 2004 dan 2007). Selain dipengaruhi oleh lajur
sumber gempa bumi tersebut, Kota Solok juga dipengaruhi oleh gempa bumi yang
berasal dari jalur sumber gempa bumi Tunjaman Sumatera yang terletak pada
kedalaman 100 km di bawah Kota Solok.
Kerentanan bencana gempa bumi Kota Solok berdasarkan respon dinamika
batuan/tanah setempat terhadap goncangan. Berdasarkan penelitian dari Pusat
Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara, Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral pada tahun 2008, mikrozonasi kerentanan bencana gempa bumi
Kota Solok dapat dibagi menjadi empat wilayah yakni wilayah berkerentanan sangat
tinggi dengan indek kerentanan >12, kerentanan tinggi dengan indek 6-12, kerentanan
sedang dengan indek 3-6 dan kerentanan rendah dengan indek <3.
Dari penelitian tersebut di atas diketahui bahwa wilayah dengan kerentanan sangat
tinggi di Kota Solok adalah seluas 406,6 Ha atau 7,05% dari luas kota, terutama
terletak di Kelurahan Koto Panjang, Sinapa Piliang dan IX Korong. Daerah dengan
kerentanan tinggi seluas 1.096,98 Ha atau 19,03% dari luas kota yang terletak di
Kelurahan Nan Balimo, Tanjung Paku dan Kampung Jawa, dan sisanya seluas 4.260
Ha atau 73,91% merupakan wilayah dengan kerentanan sedang dan rendah yang
tersebar diseluruh kelurahan.
Tabel 4
Luas Tingkat Kerentanan Gempa Bumi Kota Solok
Tingkat Kerentanan Gempa
No Luas (Ha) %
Bumi
1 Sangat Tinggi 406,6 7,05
2 Tinggi 1.097,0 19,03
3 Sedang 1.994,4 34,60
4 Rendah 4.260,0 39,31
Sumber : Puslitbang Teknologi Mineral & Batu Bara, Departemen ESDM, 2008
Banjir
Sebagian kawasan di wilayah Kota Solok merupakan daerah dataran yang memiliki
ketinggian 100 – 500 mdpl. Beberapa bagian diantaranya termasuk kawasan rawan
banjir pada musim hujan. Hal ini disebabkan karena besarnya perbedaan tinggi
permukaan air sungai pada musim hujan dengan musim kemarau yang menunjukkan
adanya ketidakseimbangan siklus hidrologi. Tinggi permukaan air pada waktu banjir
mencapai 1 meter dan bahkan melebihi 2 meter. Kawasan-kawasan tersebut adalah
Kelurahan Koto Panjang, KTK, IX Korong, Aro IV Korong dan sebagian Kelurahan
Tanah Garam. Terjadinya genangan ini dikarenakan adanya selisih kecepatan infiltrasi
air kedalam tanah dan aliran permukaan dengan tingginya curah hujan yang jatuh di
kawasan Kota Solok serta dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut
:
- Belum tersedianya sistem drainase yang memadai
- Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai dan saluran
drainase yang mengakibatkan terjadinya genangan pada musim hujan
- Luapan Batang Lembang yang berhulu di Kabupaten Solok dan memiliki
fluktuasi debit air yang cukup besar antara musim hujan dengan musim
kemarau.
Kebakaran
Di samping rawan bencana alam tersebut di atas, Kota Solok juga mempunyai kawasan
yang berpotensi untuk terjadinya kebakaran. Kawasan rawan kebakaran ini terutama
terletak di kawasan dengan kepadatan bangunan tinggi dan permukiman padat. Dilihat
dari perkembangan daerah terbangunnya, maka kawasan dengan kepadatan bangunan
yang tinggi terkonsentrasi di bagian pusat kota yaitu di Kelurahan Koto Panjang dan
Kelurahan Pasar Pandan Air Mati.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, maka data kependudukan yang
digunakan untuk semua keperluan adalah data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Namun sampai dengan tahun 2022, data kependudukan yang digunakan adalah data BPS.
Tabel 4
Piramida Penduduk Kota SolokTahun 2017-2021
Jumlah Penduduk
2021
2020
2019
9
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, pada tahun 2017 jumlah
penduduk Kota Solok adalah 68.602 jiwa, naik menjadi 74.418 jiwa pada tahun 2021.
Tabel 5
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok UmurTahun 2021
Tabel 6
.Kepadatan Penduduk Per KecamatanTahun 2021
Lubuk
1 Sikarah 35,00 40.902 12.162 4 1.169
Tanjung
2 Harapan 22,64 33.516 10.168 5 1.480
JUMLAH
57,64 74.418 22.330 4 1.291
(KAB/KOTA)
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Solok
IKLIM
Berdasarkan tipe iklim menurut klasifikasi Schimdt dan Fergusson, wilayah Sumatera Barat
termasuk kota S o l o k mempunyai iklim tipe A, B, C dan D. Suhu rata-rata di pantai
Barat berkisar antara 21°C – 38°C, pada daerah-daerah perbukitan berkisar antara 15°C –
33°C. Sedangkan pada daerah dataran di sebelah Timur Bukit Barisan mempunyai suhu antara
19°C – 34°C. Meskipun umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April – Agustus dan
musim hujan jatuh pada bulan September – Maret namun di Pantai Barat masih sering terjadi
hujan pada bulan-bulan di musim kemarau.
Hampir setiap tahun di Wilayah Sumatera Barat terjadi 2 (dua) puncak curah hujan
maksimum yaitu pada bulan Maret dan Desember, curah hujan paling rendah terjadi pada
bulan Juni/Juli. Jumlah curah hujan rata-rata maksimum mencapai
4.000 mm/tahun terutama di wilayah pantai Barat. Sedangkan beberapa tempat di bagian Timur
Sumatera Barat curah hujannya relatif kecil antara 1.500 – 3.000 mm/tahun.
10
POTENSI BENCANA
Berdasarkan keadaan topografi, morfologi dan geologi, Kota Solok memiliki potensi bencana
sebagai berikut:
1. Banjir
2. Gempa bumi
3. longsor
4. Puting Beliung
5. Kebakaran
Di Kota Solok, banjir sebagai prioritas dalam penanggulangan bencana di karenakan hampir
rutin terjadi dalam tiap tahunnya terutama pada musim penghujan, hal tersebut dikarenakan
debit air yang besar pada musim penghujan terkadang tidak cukup tertampung oleh aliran
sungai batang lembang, dan keadaan itu diperberat jika hujan tejadi hampir merata di wilayah
Kabupaten Solok.
11
PENILAIAN RISIKO
DAN PENENTUAN
KEJADIAN
PENILAIAN RISIKO
Adapun penilaian risiko didasari dengan penilaian ancaman dan probability, yaitu
kemungkinan terjadinya bencana dan dampak kerugian/kerusakan ditimbulkan dengan
asumsi skoring sebagai berikut :
Berdasarkan penilaian tingkat risiko tersebut, maka Kota Solok memiliki 5 jenis ancaman
bencana, yaitu banjir, gempa bumi, tanah longsor, angin putting beliung dan kebakaran
dengan tingkat bahaya sebagai berikut :
Tabel 7
Penilaian Bahaya Bencana
Jenis Ancaman Bahaya Probability Dampak
Banjir 5 3
Gempa bumi 4 4
Tanah longsor 4 2
Angin Puting beliung 2 1
kebakaran 2 1
12
Gambar 4
Mapping Bencana
MAPPING Kota Solok
BENCANA KOTATahun 2022 Laing
SOLOK PADA TAHUN
Kp Jawa
H
VI Suku
Tn Garam N Balimo
Tj Paku
p
B B
b
bbb PPA
b
aro Sp rumbio
Kt.
Panjang
Sinapa Piliang IX
KTK
korong
Dilihat dari peta tersebut dapat dilihat dari sudut kebencanaan, Kota Solok berpotensi
dilanda beberapa ancaman bencana, seperti : banjir, tanah longsor, kebakaran, angin
puting beliung, gempa bumi, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain. Banjir hampir setiap
tahun melanda Kota Solok yang merusak rumah, lahan pertanian, fasilitas umum dan
infrastruktur pemerintah. Sedangkan gempa bumi juga hampir setiap tahun terjadi dengan
kekuatan yang bervariasi. Akibat lanjut dari bencana tersebut dikhawatirkan akan terjadi
krisis kesehatan yang ditandai dengan adanya penyakit menular seperti diare, penyakit
kulit dll serta gangguan gizi.
Berdasarkan penilaian risiko di atas dan banyaknya pengalaman yang telah terjadi, dapat
dikatakan bahwa banjir di Kota Solok mungkin sekali terjadi dalam setiap tahun dan akan
berdampak pada sebagian besar masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di kawasan
sepanjang bibir sungai maka Pemerintah Kota Solok menetapkan banjir sebagai ancaman
yang perlu diprioritaskan dalam penyusunan rencana kontinjensi menghadapi bencana.
Rencana kontinjensi menghadapi bencana banjir di Kota Solok akan mengacu pada
skenario.
Di Kota Solok dengan penduduk 65.157 sesuai kondisi geografis dialiri oleh sungai –
sungai sebagai berikut : Sungai Batang Lembang, Sungai Batang Gawan dan Sungai
Bingkuang merupakan daerah rawan banjir, ini diperburuk dengan penggundulan hutan
atau tata guna lahan yang tidak memperhatikan daerah resapan air. Perubahan tata guna
lahan yang kemudian berakibat menimbulkan banjir. Terjadinya genangan ini dikarenakan
adanya selisih kecepatan infiltrasi air kedalam tanah dan aliran permukaan dengan
tingginya curah hujan yang jatuh di kawasan Kota Solok serta dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut :
Skenario kejadian banjir di Kota Solok adalah maka Jika pada Tanggal 8 Februari 2016,
berdasarkan informasi dari BMKG Sumbar bahwa telah terjadi peningkatan curah hujan
ditandai dengan meningkatnya debit air sungai. Selanjutnya 1 hari kemudian, tepatnya
tanggal 9 Februari 2016 jam 03.00 Wib terjadi luapan air sungai yang tingginya
mengakibatkan banjir di sebagian daerah pemukiman sepanjang Sungai Batang Gawan,
Batang Lembang dan Batang Bingkuang. Diasumsikan ketinggian air di halaman rumah
penduduk mencapai 0,3 – 1.5 meter.
Sedangkan skenario waktu kejadian yang dipilih adalah hari libur ( Minggu ) pada waktu
Subuh pukul 04.00 WIB. Skenario ini dianggap sebagai skenario berat karena anggota
keluarga akan dalam keadaan nyenyak tidur dan petugas penanggulangan bencana di
semua instansi pemerintah dan LSM sedanga dalam keadaan istirahat dan terpencar –
pencar dengan aktivitas masing- masing. Skenario ini diharapkan masih mampu
diantisipasi oleh Pemerintah Kota Solok sesuai kapasitasnya dengan sumber daya yang
tersedia. Bila kejadiannya luas, akan dibutuhkan bantuan dari provinsi, nasional ataupun
internasional.
Sementara skenario lainnya yang didiskusikan sebelum memilih skenario yang dipaparkan
pada skenario penentuan kejadian ini adalah :
1. Skenario waktu kejadian: Pagi hari di saat hari libur dan semua anggota keluarga
berkumpul di rumah (tidak terpencar-pencar) atau anggota keluarga berkumpul di
lokasi yang sama, diasumsikan sebagai skenario ringan
2. Skenario waktu kejadian malam hari pukul 10.00 WIB keatas dan semua anggota
keluarga berkumpul di rumah dianggap sebagai skenario sedang.
Argumentasi yang mendasari pemilihan skenario kejadian terburuk diatas adalah: bahwa
jika keluarga dalam keadaan nyenyak tidur, maka tidak menyadari terjadinya luapan air
sungau yang menimbulkan banjir dan Tim penanggulangan banjir dalam keadaan
terpencar – pencar karena dalam situasi libur, sehingga risiko korban lebih banyak
dibandingkan dua (2) skenario yang disebutkan di atas, dimana anggota keluarga
berkumpul di rumah atau di lokasi yang sama dan masih dalam keadaan bangun. Skenario
yang telah dipilih dan disepakati ini diharapkan juga menjadi acuan dalam membuat
rencana mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir.
14
Tabel 8
Penentuan Kejadian Bencana Banjir di Kota Solok
NO Item Keterangan
1. Asumsi Waktu Kejadian Hari Libur (Minggu) pukul 03.00 WIB
2. Ketinggian banjir 0,3 – 1.5 meter
pemicu
3. Durasi waktu < 1-12 jam
4. Dampak kejadian Korban hanyut/jiwa, korban luka, korban
kedinginan, trauma dan rusak/hancurnya
sarana prasarana di Kota Solok
PENGEMBANGAN
SKENARIO
Skenario mengenai aspek yang akan terkena dampak banjir; penduduk, fasilitas kritis,
fasilitas umum dan pemerintahan dikembangkan berdasarkan skenario kejadian banjir
seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Pada skenario ini, ke dua
kecamatan yang ada diperkirakan akan mengalami dampak banjir dengan 11 kelurahan
sebagaimana tertera dalam tabel. Daerah sepanjang bantaran sungai yang berisiko
terhadap bencana banjir adalah :
Tabel 9
Pemetaan Wilayah Dan Data Korban
Menurut Kelurahan Banjir Februari Tahun 2022
Jumlah
No Kecamatan Kelurahan Sungai Jumlah KK
Jiwa
Lubuk Sikarah 1. Tanah garam Batang lembang,
1 105 315
gawan
2.VI Suku Batang Lembang 68 205
3.Sinapa Piliang Batang Lembang 36 108
4. IX Korong Batang Lembang 88 264
5.Aro IV Korong Batang Lembang 223 223
6.KTK Batang Lembang 74 306
7.Simpang Batang Gaung
34 102
Rumbio
Jumlah 628 1523
2 Tanjung Harapan 1.PPA Batang Gaung 22 128
2.Tj Paku Batang Binguang 15 134
3.Laing Batang Binguang 12 83
4.Koto Panjang Batang Lembang 25 201
Jumlah 74 546
Tentu saja skenario ini adalah asumsi untuk menggambarkan dampak yang akan dialami
oleh penduduk sehingga pemerintah daerah bisa memproyeksikan kebutuhan sumber daya
untuk penanganan darurat bencana dan juga bisa menjadi acuan untuk meminimalkan
asumsi jumlah penduduk yang terkena dampak (meninggal dan luka-luka) melalui
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Daerah (RAD) yang
terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
program mitigasi dan kesiapsiagaan bencana lainnya.
Tabel 10
Pemetaan Wilayah Dan Data Korban
Dampak Bencana Banjir
1. Sarana Prasarana
Banjir diperkirakan juga akan berdampak terhadap sebagian fasilitas atau prasarana
serta aset yang berada di kota Solok. Berdasarkan inventarisasi sarana prasarana yang
diperkirakan terkena dampak bencana banjir, dapat diketahui pada tabel-tabel berikut
ini.
Tabel 11
Dampak Banjir Terhadap Infrastruktur
Rusak Gangguan
Jenis Terancam
No Jumlah Satuan Ringan Sedang Parah Fungsi
Kerusakan
% Jml % Jml % Jml % Jml (Hari)
1.
Jalan dan
5 ruas 2 1 2
jembatan
Jaringan air 2
4. bersih dan jaringan
sanitasi
3
Depot bahan
5. unit
bakar minyak
Saluran
6. 10 unit
komunikasi
Rusak Gangguan
Jenis Terancam
No Jumlah Satuan Ringan Sedang Berat Fungsi
Kerusakan
% Jml % Jml % Jml % Jml (hari)
1 TK Unit
2. SD/MI Unit
3. SMP/ MTS Unit
4. SMA/ MA Unit
5. SMK Unit
6. KAMPUS Unit
Tabel 12
Dampak Banjir Terhadap Sarana Pendukung Kesehatan
Rusak Gangguan
Jenis Terancam
No Jumlah Satuan Ringan Sedang Berat Fungsi
Kerusakan
% Jml % Jml % Jml % Jml (hari)
1 Posyandu 83 Unit
2. Posyandu Lansia 33 Unit
3. Posbindu 24 Unit
Tabel 13
Dampak Banjir Terhadap Sarana Kesehatan
Rusak Gangguan
Jenis Terancam
No Jumlah Satuan Ringan Sedang Parah Fungsi
Kerusakan
% Jml % Jml % Jml % Jml (hari)
1. Rumah sakit 2 Unit 100 2
0-2 jam
2. Puskesmas 4 Unit 0 0 setelah
3. Pustu 17 Unit 100 4 keadaan
4. Poskeskel 13 Unit 100 5 dinyatakan
5. Gudang farmasi 1 Unit 100 0 aman
2. Pemerintahan
Rusak Gangguan
Terancam Fungsi
No Jenis Kerusakan Jumlah Satuan Ringan Sedang Parah Pelayanan
% Jml % Jml % Jml % Jml (Hari)
1. Kantor Walikota 1 unit
2. Kantor SKPD 1 unit
3. Kantor Camat 1 unit
4. Kantor Lurah 1 unit
5. Kantor TNI AD 1 unit
6. Kantor POLRI 1 unit
Kantor
7. 1 unit
BASARNAS
8. Kantor TNI AL 1 unit
9. Kantor TNI AU 1 unit
10. Kantor PMI 1 unit
Kantor PT. 1
11. unit
TELKOM 1
12. Kantor PLN 1 unit
13. Kantor PDAM 1 unit
14. Kantor Gubernur 1 unit
15. Rumah dinas 24 unit
16. Rumah dinas TNI 12 unit
3. Perekonomian
Dampak bencana banjir dapat terjadi dalam bidang perekonomian yang dapat
terlihat pada tabel.
Tabel 15
Dampak Banjir Terhadap Perekonomian
Terancam Rusak
Fasilitas Ringan Sedang Parah
No Jumlah satuan
Perekonomian % Unit
% Unit % Unit % unit
1. Pasar 17 bh 59 10 18 2 23 2 59 6
2. Warung 3,426 bh 70 2,398 10 240 30 719 60 1,439
3. Biduak/kapal 1,617 unit 100 1,617 - - - - 100 1,617
4. Industri kecil 4,868 unit 70 3,408 10 341 30 1,022 60 2,045
5. TPI 4 unit 100 4 - - - - 100 4
6. Lahan
13,889 ha 49 6,806 92 6,261 2 136 6 408
Persawahan
7. Kolam ikan air
95.7 ha 52 49.8 87 43.3 5 2.5 8 4
tawar
8. Ternak ayam
5,741,898 ekor 50 2,870,949 - - - - 100 2,870,949
(mati)
9. Ternak Sapi
26,495 ekor 50 13,248 - - - - 100 13,248
(mati)
10. Perkebunan 3,378 ha 90 3,040 11 334 - - 89 2,706
11. Perbankan 81 unit 80 65 10 6 20 13 70 45
12. Jasa
300 unit 80 240 - - - - 100 240
transportasi
13. Koperasi 516 unit 80 413 - - 30 124 70 289
14. Hotel 67 unit 80 54 10 5 30 16 60 32
5. Lingkungan.
Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan seperti
pada tabel berikut:
Tabel 16
Dampak Banjir Terhadap Kerusakan Lingkungan
Terancam Rusak Tidak rusak
No Lingkungan Jumlah Satuan
% jumlah % Jumlah % Jumlah
1 Hutan 30 Ha
2 Lingkungan sawah 20 Ha
3 Lingkungan
Perkebunan 30 Ha
4 Lingkungan
Pemukiman
5
Sumber Air Bersih 1 buah 1
6 Objek Wisata
1 buah
Kerusakan lingkungan yang harus segera diantisipasi pada saat tanggap darurat
bencana adalah terganggunya sumber air bersih dan lingkungan
pemukiman, sementara lainnya dipulihkan pada saat fase rehabilitasi dan
rekonstruksi.
D. KEGIATAN
Kegiatan seksi kesehatan menjadi bagian penting dari proses penanganan darurat
bencana terutama pertolongan bagi korban yang selamat. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan oleh seksi ini antara lain:
WAKTU PELAKSANAAN
NO KEGIATAN PELAKU PENANGGUNG JAWAB
Mulai Berakhir Durasi Waktu
1. Terlibat dalam tim Kajian Cepat (Rapid Health Tim Medis dan relawan medis DKK 1-6 Jam setelah 1x24 jam setelah 1-2 hari
Assesment) yang dikoordinir oleh Pusdalops dari DKK, TNI, POLRI, Rumah keadaan dinyatakan kajian cepat
BPBD Sakit (RSUP, RSUD, RS. aman. Dilakukan dijalankan. Laporan
Swasta, RS Jiwa, RS selama 24 jam dan pertama masuk
Bersalin), PMI bisa dilanjutkan setelah max 30 jam
sesuai kebutuhan setelah keadaan
pelaksanaan tanggap dinyatakan aman
darurat bencana
2. Mendirikan Pos Kesehatan Lapangan DKK, BPBD Damkar, Rumah DKK dan TNI AD 1x24 jam setelah hari ke 3 3 hari
Sakit, TNI, POLRI, RAPI, kedaaan dinyatakan
ORARI aman
3. Memfungsikan kembali RS dan Puskesmas yang DKK, Rumah Sakit, TNI, POLRI, DKK 1x24 jam setelah pada saat tanggap 30
masih bisa beroperasi PMI, relawan medis keadaan dinyatakan darurat berakhir
aman
4. Melakukan triase di lapangan dan rumah sakit DKK (DKK), BASARNAS, DKK dan PMI 1-8 jam setelah hari ke-7 7
Rumah Sakit, TNI, POLRI, PMI, kedaan dinyatakan
Forensik, relawan medis aman
5. Menempatkan tenaga kesehatan dan farmasi DKK, Rumah Sakit, TNI, POLRI, DKK 1-8 jam setelah hari ke-90 30
(relawan medis) pada pos kesehatan / rumah PMI, LSM keadaan dinyatakan
sakit / sesuai dengan kompetensi aman
6. Re-inventarisasi dan analisis kebutuhan DKK, Rumah Sakit (RS): RS DKK 1-8 jam setelah hari ke-90 30
peralatan medis, bahan habis pakai, dan obat- Jiwa, RS Bersalin, tsunami setelah
obatan, serta semua sarana pelayanan Puskesmas, PMI, Farmasi keadaan dinyatakan
kesehatan pasca- aman
tsunami
7. Menyalurkan/mendistribusikan : peralatan DKK (DKK), Rumah Sakit, DKK 1-8 jam setelah hari ke-90 30
medis, bahan habis pakai dan obat-obatan TNI, POLRI, PMI, LSM keadaan dinyatakan
ke semua sarana pelayanan kesehatan aman
WAKTU PELAKSANAAN
NO KEGIATAN PELAKU PENANGGUNG JAWAB
Mulai Berakhir Durasi Waktu
8. Melakukan koordinasi dengan tim DVI DKK, Rumah Sakit, TNI/POLRI DKK, TNI/POLRI 1-8 jam setelah hari ke-90 30
Rumah Sakit/TNI/Polri dalam identifikasi keadaan dinyatakan
korban aman
9. Melakukan surveilans epidemologi, sanitasi dan DKK, PMI DKK 1x24 jam setelah hari ke-90 30
penyuluhan kesehatan rencana operasi
ditetapkan
10. Melakukan pelayanan kesehatan keliling DKK, Rumah DKK 1x24 jam setelah hari ke-90 30
Sakit, Puskesmas, rencana operasi
PMI ditetapkan
11. Melakukan trauma healing DKK, Rumah Sakit, Relawan, DKK 1x24 jam setelah hari ke-90 30
PMI, Rumah Sakit Jiwa, Dinas rencana operasi
Pendidikan ditetapkan
12. Mendokumentasikan rekam medis dan DKK, Rumah Sakit, PMI 30
menyimpannya dengan baik
13. Melaporkan data korban. Laporan diserahkan Koordinator Seksi DKK 1x24 jam setelah hari ke-90 30
kepada Kepala Bidang Operasi dan Posko rencana operasi
Utama ditetapkan
PEMBIAYAAN
Rincian pembiayaan yang dapat dirinci dalam bidang kesehatan adalah sebagai
berikut:
Tabel 18.
Proyeksi Kebutuhan Penanggulangan Bencana
Kekuranga Harga
No. Jenis Kebutuhan Total Kebutuhan Persediaan Jumlah Ket
n Satuan
Paket Obat –
1 5 Paket 1 4 20.000.000 80.000.000
obatan
a. Daerah Merah yaitu daerah yang terendam banjir (Pemetaan daerah Bencana)
b. Daerah kuning yaitu daerah yang berdekatan dengan bencana banjir dan
berkemungkinan akan terendam banjir
Berdasarkan urutan proporsi jumlah korban dan pengungsi, Posko Kesehatan yang
melayani korban dan pengungsi adalah :
a. Pos kesehatan di Lapangan yang ditentukan dalam rapat koordinasi terdiri dari: 1
(satu) orang dokter dan 2 (dua) paramedis
Jika Bencana banjir meluas, maka lokasi pengungsi tambahan sebagai berikut :
POSKO KESEHATAN
a. Posko Induk
Di pilih dengan jarak terdekat dari lokasi pengungsian
Tabel 19.
Pemetaan Letak Pos Kesehatan
Jika bencana banjir ini dampaknya luas dan masa tanggap daruratnya lama
maka akan dibantu tambahan tenaga dari Puskesmas lain terdekat seperti:
Tanjung Paku dan Puskesmas Nan Balimo, masing –masing puskesmas
membantu 1 orang Dokter Umum dan Perawat 5 orang sesuai dengan
pembagian piket shif.
Adapun beberapa Kebijakan penting yang harus diambil serta Strategi yang dapat
dilakukan dalam penanganan darurat bencana, yaitu sebagai berikut :
d. Keluar masuk informasi atau data harus melalui satu pintu, yaitu
dari posko kesehatan utama.
Demikian Rencana Kontinjensi ini dibuat sebagai bahan masukan bagi Bapak Walikota
Solok untuk menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan lebih lanjut. Jumlah anggaran
biaya yang ditimbulkan untuk sektor kesehatan bukanlah sebagai Daftar Isian Kegiatan
tetapi adalah Proyeksi Kebutuhan apabila terjadi bencana. Kebutuhan ini dapat dipenuhi
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada, baik dari Pemerintah Kota maupun
dari instansi- instansi vertikal, lembaga-lembaga swasta, masyarakat, relawan dan lain-
lain.
Kami menyadari bahwa rencana kontinjensi ini masih perlu penyempurnaan dan review
secara berkala untuk mengaktualkan data yang ada .
1. Tahap Lapangan
a. Menyiapkan obat obatan dan memilah milah
obat sebelum didistribus.
b. Melakukan Pelayanan Gawat Darurat saat
6 UNIT TIM REAKSI CEPAT Bencana ( TRIASE)
1). Prioritas Merah Ditindak sesuai
kondisi dan dirujuk ke RS
2. Tahap RS
a. Mengkoordinir agar RS segera membuka RS
lapngan
b. Memberikan bantuan medis kepada
masyarakat dan korban bencana di RS
lapangan
2. Apoteker
a. Bertanggung Jawab dg perbekelan farmasi dan
pendistribusian
b. Jika pada suatu daerah telah ditetapkan diagnosa
penyakit maka apoteker menetapkan obat yang
dibutuhkan
c. Jika suatu daerah petugas apotek tak ada maka
aapoteker langsung memberikan pelayanan obat ke
korban bencana
d. Melaporkan pada ketua tentang obat obat yang
dibutuhkan dan dikoordinasikan ke bagian
koordinator logistik
3. Sanitarian
a. Mengkoordinir ketersediaan Air Bersih
b. Pemantauan Perbaikan Kwualitas Air
c. Pengawasan kwalitas AIR
d. Pemantauan Pembuangan Kotoran
e. Pemantauan Sanitasi peneglolaan sampah
f. Bantuan sanitasi
4. AHLI GIZI
a. Memantau Status Gizi Kelompok Rentan korban
Bencana
b. Mendistribusikan MP ASI ke sasaran
c. Tersedianya data sasaran hasil rapid health
assessment (RHA)
d. Tersedianya standar ransum di daerah bencana
e. Tersedianya daftar menu makanan di daerah
bencana
f. Terlaksananya pengumpulan data antropometri
balita (BB/U, BB/TB dan TB/U)
g. Terlaksananya pengumpulan data antropometri ibu
hamil dan ibu menyususi (LiLA)
h. Terlaksananya konseling menyusui
i. Terlaksananya konseling MP-ASI
j. Tersedianya makanan tambahan atau MP-ASI di
daerah bencana
k. Tersedianya Kapsul vitamin A di daerah
bencana
l. Terlaksananya pemantauan bantuan pangan dan
susu formula
m. Pemantauan penyelenggaraan makanan
(mempertimbangkan hasil RHA dan standar ransum:
2.100 kkal; 50 g protein; 40 g lemak, termasuk
garam beriodium minyak goreng yang difortifikasi
dengan vitamin A)
n. Pengawasan bantuan makanan (termasuk makanan
dalam kemasan, susu formula dan makanan
suplemen), untuk mencegah dampak buruk tersebut
seperti diare, infeksi, keracunan, dan lain-lain
(tempat penyimpanan, nomor registrasi (MD/ML),
bahasa, masa kadaluarsa, sertifikasi halal, aturan
cara penyiapan dan target konsumen)
5. KESPRO
a. Memastikan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
dalam Situasi Darurat Bencana dilaksanakan
melalui Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM) Kesehatan Reproduksi pada saat
awal bencana
b. Memastikan logistik kesehatan reproduksi tersedia
dalam mendukung PPAM Kesehatan Reproduksi
c. Melakukan koordinasi dengan LP/LS, organisasi
profesi dan LSM terkait dalam respon kesehatan
reproduksi pada situasi darurat bencana.
koordinasi PPKK
d. Menentukan focal point kesehatan reproduksi
dalam situasi darurat bencana di setiap tingkatan
e. Memfasilitasi Penyusunan Rencana
Kesiapsiagaan bidang kespro di setiap
tingkatan
f. Advokasi dan sosialisasi di semua tingkatan
8. Kesehatan Jiwa
a. Penapisan problem mental pada korbn bencana yang
datang berobat ke fasilitas kesehatan
b. Psikoedukasi pada pengunjung fasilitas
kesehatan di daerah bencana
c. Konseling sederhana pada pasien dan keluarga yang
mengalami distres mental
d. Membangun sistem pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat, sistem rujukan ke atas dan ke bawah
Tabel 22
Klasifikasi Tenaga Di Dinkes Yang Dapat Dimobilisasi Untuk PK-AB
1. Dokter 3 org
4. Perawat 9 org
5. Bidan 1 org
8. Lain-
lain………………………..
Jumlah 29 org
1. Klasifikasi tenaga di Puskesmas yang dapat dimobilisasi untuk PK-AB Ass. Apoteker
Ahli Kesmas
Apoteker/
Sanitarian
Ahli Gizi
Perawat
Dokter
Bidan
No Puskesmas
2. Pusk. KTK 4 2 2 2 20 13 1
Total 19 14 7 10 74 59 7
2. Klasifikasi tenaga Tim Reaksi Cepat / Brigade Siaga Bencana jika ada
→ Terlampir dalam SK
3. Jumlah tenaga kesehatan menurut klasifikasinya di RSU/RSUD yang dapat dimobilisasi untuk PK-AB
No Pendidikan/Pelatihan
Pusk Tj. Paku
RSU Solok
Tn.Garam
Pusk KTK
Rumkit IV
Pusk N.
Balimo
Dinkes
Solok
Pusk
2. ATLS 1 1
3. ACLS 2 1
4. BTCLS 6 88 20 12 8 12 6
5. PPGD 3 25 8 10 5 4 4
7. Tenaga Keswa 1 1 1 1
No Pendidikan/Pelatihan
Tn.Garam
Pusk KTK
Rumkit IV
Pusk N.
Balimo
Dinkes
Solok
Pusk
Jumlah 3 26 10 11 5 4 6
1. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinkes/RS/Puskesmas yang dapat dimobilisasi untuk
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana saat ini
Tn.Garam
Pusk KTK
Rumkit IV
Pusk N.
Balimo
Dinkes
No. Sarana
Solok
Pusk
1. Sarana Transportasi
a. Ambulans/Pusling 1 4 1 3 1 2 1
b. Mobil Jenazah
c. Kendaraan bak terbuka 1
d. Kendaraan roda 4 lainnya
e. Pusling air
f. Perahu motor/karet
g. Sepeda motor 5
h. Kantong mayat
i. Lainnya …………………
15 19 16 20 11
3. Sarana Komunikasi
a. Telepon 1 1 1 1 1 1 1
b. Faksimili
c. SSB 1 1 1 - - - -
d. HT & Rig
e. Handphone biasa
Pusk Tj. Paku
RSU Solok
Tn.Garam
Pusk KTK
Rumkit IV
Pusk N.
Balimo
Dinkes
Solok
No. Sarana
Pusk
f. Handphone satelit
ada
a. CUKUP
a. Felt bed
b. Tabung regulator& oksigen 5 - -
c. Colar neck
d. Tensi meter 16 3 2 2 2
e. Steteskop
f. Electric cutter (bedah minor) - 1 1 1 1
10 6 6 8 4
10 7 7 8 6
1 2 1 2 1
a. Jaket - - - - - - -
b. Tanda pengenal
c. Rompi - - - - - - -
d. Seragam Kesehatan
e. Topi lapangan
Pusk Tj. Paku
RSU Solok
Tn.Garam
Pusk KTK
Rumkit IV
Pusk N.
Balimo
Dinkes
Solok
No. Sarana
Pusk
f. Lain-lain: ….................. Ada - Ada Ada Ada Ada Ada
g. …………………………
- - - - - - -
- - - - - - -
a. …………………………..
b. …………………………..
c. ………………………….
d. ………………………….
5. Pustu 17
6. Poskeskel 13
7. Lain-lain………………………