Anda di halaman 1dari 46

RENCANA KONTINJENSI

MENGHADAPI BENCANA BANJIR


KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PEMERINTAH KABUPATEN

PADANG PARIAMAN DINAS

KESEHATAN

2023
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Bencana merupakan suatu peristiwa yang dapat mengancam kehidupan masyarakat


baik secara luas maupun skala kecil. Akibat bencana tatanan kehidupan masyarakat
bisa terganggu & berbagai aspek kehidupan terancam, termasuk aspek kesehatan
masyarakat. Apabila kesehatan masyarakat terganggu akan berdampak pada
penurunan bahkan terhenti produktifitas kehidupan.

Sesuai dengan amanat konstitusi negara sebagaimana yang secara tegas dikatakan
dalam alenia keempat pembukaan UUD RI tahun 1945, bahwa Negara Republik
Indonesia berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk itu, meskipun bencana mengakibatkan berbagai bahaya pada aspek kehidupan
masyarakat kadang tidak bisa diberhentikan, namun langkah – langkah yang optimal
akan bisa menekan dampak dari kejadian bencana tersebut, sehingga dengan langkah
– langkah optimal tersebut diharapkan keselamatan dan produktifitas masyarakat
masih bisa diupayakan dipertahankan atau dipulihkan segera. Amanat tersebut
dilaksanakan oleh pemerintah & Pemerintah Daerah bersama semua komponen
bangsa melalui pembangunan nasional.

Bahwa amanat UUD 1945 sebagaimana tersebut diatas, khususnya untuk melindungi
segenap bangsa & seluruh tumpah darah Indonesia, dalam hal perlindungan terhadap
kehidupan & penghidupan termasuk perlindungan atas bencana, dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila, telah dituangkan
dalam UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pemerintah &
Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.

Untuk penanggulangan yang optimal agar tatanan kehidupan masyarakat bisa


dipulihkan & berlangsung baik perlu langkah-langkah penanganan prabencana sesuai
dengan kondisi yang mungkin akan kita hadapi. Salah satu langkah penanggulangan
prabencana ini adalah dengan mengoptimalkan pada managemen penanggulangan
bencana yang dimulai dari tahap prabencana. Pelaksanaan prabencana yang baik akan
dapat menekan kualitas & kuantitas bahaya serta dampak dari bencana. Salah satu
strateginya adalah melalui Rencana Kontijensi yang optimal.

Keberadaan dokumen rencana kontijensi ini dapat dijadikan pedoman terutama bagi
sektor kesehatan di Kota Solok tentang apa yang harus dilaksanakan dalam
penanggulangan bencana, mulai dari tahap prabencana, saat bencana &
pascabencana, sehingga kedepan pada saat penanggulangan bencana tidak lagi
dilaksanakan sebagai bentuk respon kaget & tanpa arah.

1
PENGERTIAN

Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakanakan segera terjadi,
tetapi mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi adalah suatu proses
identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau
yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah
diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi. Rencana kontinjensi lahir
dari proses perencanaan kontinjensi. Proses perencanaan tersebut melibatkan
sekelompok orang atau organisasi yang bekerja sama secara berkelanjutan untuk
merumuskan dan mensepakati tujuan–tujuan bersama, mendefinisikan tanggung
jawab dan tindakan–tindakan yang harus diambil oleh masing-masing pihak. Rencana
kontijensi disusun dalam tingkat yang dibutuhkan. Perencanaan kontinjensi
merupakan prasyarat bagi tanggap darurat yang cepat dan efektif. Tanpa perencanaan
kontinjensi sebelumnya, banyak waktu akan terbuang dalam beberapa hari pertama
menanggapi keadaan darurat tersebut. Perencanaan kontinjensi akan membangun
kapasitas sebuah organisasi dan harus menjadi dasar bagi rencana operasi tanggap
darurat.

TUJUAN

Dokumen rencana kontijensi ini disusun bertujuan sebagai pedoman penanganan


bencana banjir pada saat tanggap darurat bencana agar berlangsung cepat dan efektif
serta sebagai dasar memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan
(stakeholders) yang mengambil peran dalam penyusunan rencana kontijensi, seperti
yang termaktub dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana pasal 4 menyatakan bahwa penanggulangan
bencana bertujuan untuk:
 Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana;
 Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
 Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh;
 Menghargai budaya lokal;
 Membangun partisipasi dan kemitraan pulbik serta swasta;
 Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan
dan kedermawanan serta;
 Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
2
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing non Pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana.
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.

SIFAT RENCANA KONTINJENSI KESEHATAN

Dokumen rencana kontijensi ancaman bencana banjir yang berimbas langsung pada
program kesehatan akan bersifat:
a. Partisipatif, disusun oleh program dan bidang terkait.
b. Dinamis dan selalu up to date

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup rencana kontinjensi menghadapi bencana banjir ini berdasarkan


skenario kejadian banjir yang terjadi di daerah aliran sungai Batang Lembang Kota
Solok yang sering melanda beberapa wilayah dalam kelurahan di Kota Solok,
seperti: Kelurahan KTK, IX Korong, Sinapa Piliang, Aro IV Korong, VI Suku dan
Tanah Garam.
Hal ini kadang diperparah oleh banjir kiriman dari Kabupaten Solok, sehingga
berimbas pada ketinggian air di berberapa wilayah kelurahan tersebut.

TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KONTINJENSI

Kegiatan penyusunan rencana kontijensi ini dilakukan dengan tahapan sebagai


berikut:
1. Menyamakan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan bencana
terhadap skenario ancaman banjir di Kota Solok berikut dampaknya.
2. Pengumpulan data dan updating data yang dilakukan oleh semua program dan
bidang terkait dalam bidang kesehatan yang terkait dalam penanganan
bencana dan lintas administratif.
3. Penyusunan draft dokumen rencana kontinjensi oleh instansi lintas sektor
berdasarkan data-data yang dibutuhkan
4. Verfikasi data dan Analisa data sumberdaya yang ada dibandingkan
proyeksi kebutuhan penanganan bencana saat tanggap darurat.
5. Melengkapi data-data sumber daya yang tersedia untuk menyempurnakan
proyeksi kebutuhan
JANGKA MASA RENCANA KONTINJENSI

Jangka masa rencana kontinjensi disepakati adalah selama satu (1) tahun.
Dimulai sejak disahkannya Rencana Kontinjensi menjadi dokumen
3
Dinas Kesehatan KabupatenPadang Pariaman.

AKTIVASI RENCANA KONTINJENSI

1. Jika bencana banjir terjadi, maka rencana kontinjensi diaktivasi menjadi


rencana operasi setelah ada penetapan status darurat bencana banjir oleh Bupati
Padang Pariaman dan telah ditetapkan aktivasinya oleh Organisasi Komando
Tanggap Darurat Bencana oleh Kepala BPBD Kabupaten Padang Pariaman.
Rencana kontinjensi diaktivasi dalam rapat penyusunan rencana operasi yang
dipimpin oleh Komandan Tanggap Darurat Bencana.
2. Sementara Tim Reaksi Cepat (SAR dan Tim Kaji Cepat langsung bekerja 4 jam
setelah terjadi bencana yang dinyatakan oleh BPBD dan berakhir atau keadaan
telah dinyatakan aman oleh BPBD.
3. BPBD bertanggung jawab penuh sebagai pusat pelaporan krisis esehatan dan
bencana akibat bencana banjir.

PEMUTAKHIRAN RENCANA KONTINJENSI

Jika dalam masa satu (1) tahun tidak terjadi bencana banjir, maka rencana
kontinjensi harus dikaji ulang dan dimutakhirkan data-datanya

4
GAMBARAN UMUM
WILAYAH

GEOGRAFIS

Gambar 1
Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Sintuk Toboh Gadang

UPTD Puskesmas Sintuk adalah sebuah Puskesmas yang terletak di Kecamatan Sintuk
TobohGadang,Kabupaten Padang Pariaman dengan batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Enam Lingkung
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Anai
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Alung
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Ulakan Tapakis dan Kec. Nan Sabaris.

Gambar2.1 Peta Wilayah Kerja UPTD PuskesmasSintuk

Letak Geografis Kec. Sintuk Toboh Gadang: 0 11” – 0 56” lintang selatan dan 98
36” – 100 28” bujur timur. Memiliki luas wilayah 25.56 Km2 dengan ketinggian 2,5 m
diatas pemukaan laut. Jumlah Penduduk 19.048dengan mata pencarian sebagian
besarBertani, Beternak dan Berdagang. Kecamatan Sintuk Toboh Gadang terdiri dari 5
Kenagarian yaitu: Kenagarian Sintuk yang terdiri dari 9 Korong, Kenagarian Toboh
Gadang yang terdiri dari 6 Korong, Kenagarian Toboh Gadang Barat yang terdiri dari 6
Korong, Kenagarian Toboh Gadang Timur yang terdiri dari 4 Korong dan Kenagarian
Toboh Gadang Selatan yang terdiri dari 4 Korong dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.1 Wilayah Kerja UPTDPuskesmas Sintuk

NO NAMA NAGARI NAMA KORONG


1 Sintuk Simpang Tigo
2 Toboh Baru
3 Palembayan
4 Tembok
5 Simpang IV
6 Balai Usang
7 Tanjung Pisang
8 Rimbo Karanggo
9 Batang Tapakis
10 Toboh Gadang Tb. Apar
11 Sr. Kandang
12 Tb. Lr. Parit
13 Tb. Olo
14 Tb. Kandang Gadang
15 Tb. Kp. Tangah
16 Toboh Gadang Timur Tb. Baru
17 Tb. Rb. Kaduduk
18 Tangah Padang
19 Tb. Sawah Mansi
20 Toboh Gadang Selatan Tb. Durian
21 Padang Kapeh
22 Palak Pisang
23 Tb. Parupuak
24 Toboh Gadang Barat Tb. Mesjid
25 Tb. Cubadak
26 Tb. Sikaladi
27 Tb.Koto Panjang
28 Tb Rawang
29 Tb. Tangah

Sebagai UPTDPuskesmas non rawat inap yang telah terakreditasi Utama,


UPTDPuskesmas Sintuk melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat Sintuk
Toboh Gadang.

2.1 SumberDaya
Sumber daya pada UPTD Puskesmas Sintukdilihatdarikomposisipegawaiserta
saranadanprasarana penunjang.Sumberdayayangdimaksud dijabarkansebagai berikut.
2.1.1 KomposisiPegawai
Saatini(Tahun2022) UPTD Puskesmas SintukmemilikiSumber Daya Manusia (SDM)
yang terdiri dari 42 Orang PNS ,6 Orang Swakelola,danTenagapengabdiansebanyak
17Orang.
Tabel 2.2 Sumber Daya (SDM) UPTD Puskesmas Sintuk Tahun 2022

No. Pangkat,GolonganDan Jabatan Jumlah


(orang)
1. GolonganIV 1
2. GolonganIII 23
3. GolonganII 18
4. PegawaiSwakelola 6
5. Sukarela 17
Jumlah 65orang
(Sumber:BagianUmumdanKepegawaian UPTD Puskesmas Sintuk).

Tabel diatas tersebut menjabarkanjumlahpegawaiUPTD Puskesmas Sintuk berdasarkan golongan


dan jumlah pegawai honorer dengan total pegawai berjumlah 65 orang. Jumlah Pegawai Negeri
Sipil adalah sebanyak 42 orang dan Pegawai Non PNSberjumlah 23 orang.
Komposisi pegawai UPTD Puskemas Sintuk Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan Tingkat
Pendidikandisampaikan pada Tabel dibawah ini.
Tabel 2.3 Sumber Daya (SDM)UPTDPuskesmas Sintuk
BerdasarkanTingkatPendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)
1. S2 1
2. S1 15
3. DIII 44
5. SPK/ D1 KEBIDANAN 4
6. SLTA 1
Jumlah 65 orang
(Sumber:BagianUmumdanKepegawaianUPTD Puskesmas Sintuk).

Tabel 2.3 diatas menjabarkan jumlah Pegawai Negeri Sipil UPTD Puskesmas Sintuk
Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan Tingkat Pendidikan.Tingkat pendidikan tertinggi S2
dimiliki oleh 1 orang dan S!
Dimiliki15orangsedangkantingkatpendidikanterendahSLTAberjumlah1orang.Tahuniniakanterjadi
perubahankomposisibagipegawaiyangtelahmenyelesaikanpendidikannya danlulusujian
penyetaraan ijazahS1.

2.1.2 Sarana dan Prasarana


Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, UPTD Puskesmas Sintuk
Toboh Gadang mempunyai sarana antara lain:
1. UPTDPuskesmas Induk : 1 Buah
2.UPTD Pembantu dengan jumlah sebanyak : 4 Buah
3. Mobil Puskesmas Keliling : 2 unit
4. Honda Dinas : 2buah
5. Poskesri : 3 buah
6. Polindes Swadaya : 1 buah

Pustu diUPTDPuskesmas Sintuk ada: 4 buah


1. Pustu Tanjung Pisang : Lora Syamsir,Amd.Keb
2. Pustu Tb. Baru Toboh Gadang Timur : Delvia Novita, Amd.Keb
3. Pustu TobohCubadak : Kartika KS. Amd.Keb
4. Pustu Nagari Sintuk : Leni Malagusti, Amd.Keb
Polindes (Rumah Masyarakat) ada: 2 buah
1. Polindes Swadaya Toboh Olo : Azria Candi, Amd. Keb
2. Polindes Swadaya TobohGadang Barat : Rosmanidar, Amd. Keb
Poskesri ada : 3 buah
1. Poskesri Palembayan : Erlisa Novianti, Amd. Keb
2. Poskesri Toboh Gadang Timur : Maharani Yusman, Amd. Keb
3. Poskesri Rimbo Karanggo : Kana Indika, Amd. Keb

ADMINISTRASI PEMERINTAH DAN DEMOGRAFI

6
Tabel 3
Luas Kota Solok Menurut Ketinggian
Luas per Ketinggian (Ha)
No. Kecamatan
100-500 m 500-1000 m 1000-1500 m > 1500 m
1. Lubuk Sikarah 1.680 802 678 340
2. Tanjung Harapan 1.686 578 - -
Jumlah 3.366 1.380 678 340
Sumber : Profil Kota Solok, 2021

a. Kondisi Klimatologi
Kota Solok merupakan daerah yang beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan 190,42
mm/tahun dan jumlah hari hujan mencapai 141 hari per tahun. Tingkat curah hujan tertinggi
pada umumnya terjadi pada bulan Desember, dan tingkat hujan terendah terjadi pada bulan
Juli. Temperatur udara rata - rata terendah mencapai 26,1ºC dan temperatur udara tertinggi
mencapai 28,9ºC.

b. Kondisi Geologi
Bila ditinjau dari jenis tanah, sebagian besar tanah di Kota Solok didominasi oleh tanah jenis
komplek podsolik merah kuning, podsolik cokelat dan latosol seluas 2.006 ha (34,80%),
aluvial seluas 1.248 ha (21,65%), brown forest soil seluas 1.190 ha
(20,65%), podsolik merah kuning seluas 935 ha (16,22%), dan latosol seluas 385 ha
(6,68%).

c. Kondisi Hidrologi
Kota Solok dilewati oleh 3 (tiga) sungai, yaitu Sungai Batang Lembang dengan panjang 9.155
m, Sungai Batang Gawan dengan panjang 3.125 m dan Sungai Batang Binguang dengan
panjang 2.650 m. Sungai-sungai tersebut memiliki batas hidrologi yang mencakup wilayah
Kota Solok dan Kabupaten Solok.
Kondisi sungai Batang Lembang pada beberapa titik sangat rawan longsor dan sering meluap
pada waktu musim penghujan yang menimbulkan genangan pada beberapa kawasan sehingga
membahayakan dan menimbulkan kerugian baik moril maupun materil terhadap masyarakat
terutama yang bermukim di sekitar bantaran sungai. Kawasan yang sering dilanda banjir
adalah Kelurahan Koto Panjang, Kelurahan KTK, Kelurahan IX Korong dan Kelurahan Sinapa
Piliang, dengan tinggi genangan mencapai 0,3 meter s/d 1,5 meter dan luas genangan lebih
kurang 180 ha.
Diwilayah Kota Solok terdapat 1 (satu) sumber mata air, yaitu mata air Pincuran Gadang yang
berjarak ± 2 km dari pusat kota dengan kapasitas 20 ltr/dtk dan telah dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Solok sejak Tahun 1930.

d. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan Kota Solok selama tahun 2010 – 2014 tetap didominasi oleh hutan, sawah
dan perumahan. Luas hutan Kota Solok tahun 2014 adalah 1.358,22 Ha, sedikit mengalami
pengurangan dibandingkan dengan tahun 2010 seluas 1358,83 Ha atau berkurang sebesar
0,045%. Demikian juga dengan luas sawah yang mengalami pengurangan dari 1234,64 Ha
pada tahun 2010 menjadi 1226,59 Ha pada tahun 2014 atau berkurang sebesar 0,652%.
Berbanding terbalik dengan penggunaan lahan hutan dan sawah, penggunaan untuk perumahan
justru mengalami peningkatan dari 812,26 Ha pada tahun 2010 menjadi 858,41 Ha pada tahun
2014 atau meningkat sebesar 5,682%. Hal ini mengindikasikan terjadinya alih fungsi lahan dari
pertanian dan hutan menjadi perumahan.

7
Gambar 2
Penggunaan Lahan Perumahan, Sawah dan Hutan

e. Kawasan Rawan Bencana


Kondisi geologi Kota Solok yang dipengaruhi oleh sesar aktif Sumatera (Patahan
Semangko) mengakibatkan daerah ini rentan akan bencana gempa bumi. Di samping itu,
kondisi morfologi kota yang berbukit-bukit dan dilalui oleh sungai yang berkelok-kelok
mengakibatkan Kota Solok juga rentan terhadap bencana longsor dan banjir.

 Gempa Bumi
Kota Solok dipengaruhi oleh aktivitas lajur sumber gempa bumi sesar aktif Sumatera,
dimana gempa bumi merusak sering terjadi (gempa bumi Padang Panjang tahun 1926,
gempa bumi Singkarak tahun 1943, 2004 dan 2007). Selain dipengaruhi oleh lajur
sumber gempa bumi tersebut, Kota Solok juga dipengaruhi oleh gempa bumi yang
berasal dari jalur sumber gempa bumi Tunjaman Sumatera yang terletak pada
kedalaman 100 km di bawah Kota Solok.
Kerentanan bencana gempa bumi Kota Solok berdasarkan respon dinamika
batuan/tanah setempat terhadap goncangan. Berdasarkan penelitian dari Pusat
Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara, Departemen Energi dan
Sumberdaya Mineral pada tahun 2008, mikrozonasi kerentanan bencana gempa bumi
Kota Solok dapat dibagi menjadi empat wilayah yakni wilayah berkerentanan sangat
tinggi dengan indek kerentanan >12, kerentanan tinggi dengan indek 6-12, kerentanan
sedang dengan indek 3-6 dan kerentanan rendah dengan indek <3.
Dari penelitian tersebut di atas diketahui bahwa wilayah dengan kerentanan sangat
tinggi di Kota Solok adalah seluas 406,6 Ha atau 7,05% dari luas kota, terutama
terletak di Kelurahan Koto Panjang, Sinapa Piliang dan IX Korong. Daerah dengan
kerentanan tinggi seluas 1.096,98 Ha atau 19,03% dari luas kota yang terletak di
Kelurahan Nan Balimo, Tanjung Paku dan Kampung Jawa, dan sisanya seluas 4.260
Ha atau 73,91% merupakan wilayah dengan kerentanan sedang dan rendah yang
tersebar diseluruh kelurahan.

Tabel 4
Luas Tingkat Kerentanan Gempa Bumi Kota Solok
Tingkat Kerentanan Gempa
No Luas (Ha) %
Bumi
1 Sangat Tinggi 406,6 7,05
2 Tinggi 1.097,0 19,03
3 Sedang 1.994,4 34,60
4 Rendah 4.260,0 39,31
Sumber : Puslitbang Teknologi Mineral & Batu Bara, Departemen ESDM, 2008

 Longsor dan Erosi Tanah


Wilayah Kota Solok yang termasuk rawan bencana longsor dan erosi tanah sebagian
besar terletak di Kelurahan Tanah Garam dan Laing karena daerah ini terletak pada
kelerengan lebih dari 40%. Tingkat kerawanan terhadap longsor ini juga semakin
tinggi apabila daerah tersebut tidak tertutup vegetasi
8
serta bekas lahan penambangan galian C. Oleh sebab itu, untuk daerah- daerah
perbukitan dengan kelerengan tinggi harus terus diupayakan penanaman pohon dan
mempertahankan hutan yang ada.

 Banjir
Sebagian kawasan di wilayah Kota Solok merupakan daerah dataran yang memiliki
ketinggian 100 – 500 mdpl. Beberapa bagian diantaranya termasuk kawasan rawan
banjir pada musim hujan. Hal ini disebabkan karena besarnya perbedaan tinggi
permukaan air sungai pada musim hujan dengan musim kemarau yang menunjukkan
adanya ketidakseimbangan siklus hidrologi. Tinggi permukaan air pada waktu banjir
mencapai 1 meter dan bahkan melebihi 2 meter. Kawasan-kawasan tersebut adalah
Kelurahan Koto Panjang, KTK, IX Korong, Aro IV Korong dan sebagian Kelurahan
Tanah Garam. Terjadinya genangan ini dikarenakan adanya selisih kecepatan infiltrasi
air kedalam tanah dan aliran permukaan dengan tingginya curah hujan yang jatuh di
kawasan Kota Solok serta dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut
:
- Belum tersedianya sistem drainase yang memadai
- Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai dan saluran
drainase yang mengakibatkan terjadinya genangan pada musim hujan
- Luapan Batang Lembang yang berhulu di Kabupaten Solok dan memiliki
fluktuasi debit air yang cukup besar antara musim hujan dengan musim
kemarau.

 Kebakaran
Di samping rawan bencana alam tersebut di atas, Kota Solok juga mempunyai kawasan
yang berpotensi untuk terjadinya kebakaran. Kawasan rawan kebakaran ini terutama
terletak di kawasan dengan kepadatan bangunan tinggi dan permukiman padat. Dilihat
dari perkembangan daerah terbangunnya, maka kawasan dengan kepadatan bangunan
yang tinggi terkonsentrasi di bagian pusat kota yaitu di Kelurahan Koto Panjang dan
Kelurahan Pasar Pandan Air Mati.

PENDUDUK KOTA SOLOK

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, maka data kependudukan yang
digunakan untuk semua keperluan adalah data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Namun sampai dengan tahun 2022, data kependudukan yang digunakan adalah data BPS.

Tabel 4
Piramida Penduduk Kota SolokTahun 2017-2021

Jumlah Penduduk

2021

2020

2019

2017 2018 2019 2020 2021


jumlah penduduk 68.602 70.299 71.010 73.438 74.418

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Solok

9
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, pada tahun 2017 jumlah
penduduk Kota Solok adalah 68.602 jiwa, naik menjadi 74.418 jiwa pada tahun 2021.
Tabel 5
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok UmurTahun 2021

Kelompok Jumlah penduduk


No Umur Rasio Jenis
(Tahun) Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan Kelamin
1 0-4 3.618 3.375 6.993 107.20
2 5-9 3.457 3.394 6.851 101.86
3 10 - 14 3.245 3.266 6.511 99.36
4 15 - 19 3.471 3.777 7.248 91.90
5 20 - 24 3.184 3.534 6.718 90.10
6 25 - 29 3.247 3.181 6.428 102.07
7 30 - 34 3.326 3.091 6.417 107.60
8 35 - 39 2.819 2.883 5.702 97.78
9 40 - 44 2.519 2.609 5.128 96.55
10 45 - 49 2.464 2.442 4.906 100.90
11 50 - 54 1.811 1.813 3.624 99.89
12 55 - 59 1.383 1.325 2.708 104.38
13 60 - 64 912 1.025 1.937 88.98
14 65 - 69 638 747 1.385 85.41
15 70 - 74 412 469 881 87.85
16 75+ 421 560 981 75.18
JUMLAH 36.927 37.491 74.418 98.50
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 20,4
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Solok

Tabel 6
.Kepadatan Penduduk Per KecamatanTahun 2021

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KECAMATAN WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km2

Lubuk
1 Sikarah 35,00 40.902 12.162 4 1.169
Tanjung
2 Harapan 22,64 33.516 10.168 5 1.480
JUMLAH
57,64 74.418 22.330 4 1.291
(KAB/KOTA)
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Solok

IKLIM

Berdasarkan tipe iklim menurut klasifikasi Schimdt dan Fergusson, wilayah Sumatera Barat
termasuk kota S o l o k mempunyai iklim tipe A, B, C dan D. Suhu rata-rata di pantai
Barat berkisar antara 21°C – 38°C, pada daerah-daerah perbukitan berkisar antara 15°C –
33°C. Sedangkan pada daerah dataran di sebelah Timur Bukit Barisan mempunyai suhu antara
19°C – 34°C. Meskipun umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April – Agustus dan
musim hujan jatuh pada bulan September – Maret namun di Pantai Barat masih sering terjadi
hujan pada bulan-bulan di musim kemarau.

Hampir setiap tahun di Wilayah Sumatera Barat terjadi 2 (dua) puncak curah hujan
maksimum yaitu pada bulan Maret dan Desember, curah hujan paling rendah terjadi pada
bulan Juni/Juli. Jumlah curah hujan rata-rata maksimum mencapai
4.000 mm/tahun terutama di wilayah pantai Barat. Sedangkan beberapa tempat di bagian Timur
Sumatera Barat curah hujannya relatif kecil antara 1.500 – 3.000 mm/tahun.
10
POTENSI BENCANA

Berdasarkan keadaan topografi, morfologi dan geologi, Kota Solok memiliki potensi bencana
sebagai berikut:
1. Banjir
2. Gempa bumi
3. longsor
4. Puting Beliung
5. Kebakaran

Di Kota Solok, banjir sebagai prioritas dalam penanggulangan bencana di karenakan hampir
rutin terjadi dalam tiap tahunnya terutama pada musim penghujan, hal tersebut dikarenakan
debit air yang besar pada musim penghujan terkadang tidak cukup tertampung oleh aliran
sungai batang lembang, dan keadaan itu diperberat jika hujan tejadi hampir merata di wilayah
Kabupaten Solok.

11
PENILAIAN RISIKO
DAN PENENTUAN
KEJADIAN

PENILAIAN RISIKO

Adapun penilaian risiko didasari dengan penilaian ancaman dan probability, yaitu
kemungkinan terjadinya bencana dan dampak kerugian/kerusakan ditimbulkan dengan
asumsi skoring sebagai berikut :

1. Skala Probalitas (P)


 Angka 5 : pasti ( hampir dipastikan 80 % - 99 %)
 Angka 4 : kemungkinan besar (60% - 80 %, terjadi tahun depan, atau sekali
dalam 10 tahun mendatang)
 Angka 3 : kemungkian terjadi (40%-60 %, terjadi tahun depan, atau sekali dalam
100 tahun)
 Angka 2 : kemungkinan kecil (20 %-40%, terjadi tahun depan atau sekali lebih
dari 100 tahun )
 Angka 1 : kemungkinan sangat kecil (hingga 20 %)

2. Dampak Kerugian yang Ditimbulkan (D) :


 Angka 5 : sangat parah ( 80 % - 99 %, wilayah hancur dan lumpuh total)
 Angka 4 : parah (60% - 80 %, hancur)
 Angka 3 : sedang (40%-60 %, wilayah terkena rusak)
 Angka 2 : ringan (20 %-40%, wilayah yang rusak )
 Angka 1 : sangat ringan (kurang dari 20 %, wilayah rusak)

Berdasarkan penilaian tingkat risiko tersebut, maka Kota Solok memiliki 5 jenis ancaman
bencana, yaitu banjir, gempa bumi, tanah longsor, angin putting beliung dan kebakaran
dengan tingkat bahaya sebagai berikut :

Tabel 7
Penilaian Bahaya Bencana
Jenis Ancaman Bahaya Probability Dampak
Banjir 5 3
Gempa bumi 4 4
Tanah longsor 4 2
Angin Puting beliung 2 1
kebakaran 2 1

12
Gambar 4

Mapping Bencana
MAPPING Kota Solok
BENCANA KOTATahun 2022 Laing
SOLOK PADA TAHUN

Kp Jawa

H
VI Suku

Tn Garam N Balimo

Tj Paku
p
B B
b
bbb PPA
b

aro Sp rumbio
Kt.
Panjang
Sinapa Piliang IX
KTK
korong

Peta Daerah Rawan Bencana Kota Solok

Dilihat dari peta tersebut dapat dilihat dari sudut kebencanaan, Kota Solok berpotensi
dilanda beberapa ancaman bencana, seperti : banjir, tanah longsor, kebakaran, angin
puting beliung, gempa bumi, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain. Banjir hampir setiap
tahun melanda Kota Solok yang merusak rumah, lahan pertanian, fasilitas umum dan
infrastruktur pemerintah. Sedangkan gempa bumi juga hampir setiap tahun terjadi dengan
kekuatan yang bervariasi. Akibat lanjut dari bencana tersebut dikhawatirkan akan terjadi
krisis kesehatan yang ditandai dengan adanya penyakit menular seperti diare, penyakit
kulit dll serta gangguan gizi.

PENENTUAN KEJADIAN KONDISI BANJIR

Berdasarkan penilaian risiko di atas dan banyaknya pengalaman yang telah terjadi, dapat
dikatakan bahwa banjir di Kota Solok mungkin sekali terjadi dalam setiap tahun dan akan
berdampak pada sebagian besar masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di kawasan
sepanjang bibir sungai maka Pemerintah Kota Solok menetapkan banjir sebagai ancaman
yang perlu diprioritaskan dalam penyusunan rencana kontinjensi menghadapi bencana.
Rencana kontinjensi menghadapi bencana banjir di Kota Solok akan mengacu pada
skenario.

Di Kota Solok dengan penduduk 65.157 sesuai kondisi geografis dialiri oleh sungai –
sungai sebagai berikut : Sungai Batang Lembang, Sungai Batang Gawan dan Sungai
Bingkuang merupakan daerah rawan banjir, ini diperburuk dengan penggundulan hutan
atau tata guna lahan yang tidak memperhatikan daerah resapan air. Perubahan tata guna
lahan yang kemudian berakibat menimbulkan banjir. Terjadinya genangan ini dikarenakan
adanya selisih kecepatan infiltrasi air kedalam tanah dan aliran permukaan dengan
tingginya curah hujan yang jatuh di kawasan Kota Solok serta dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut :

- Belum tersedianya sistem drainase yang memadai


13
- Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai dan
saluran drainase yang mengakibatkan terjadinya genangan pada musim
hujan
- Luapan Batang Lembang yang berhulu di Kabupaten Solok dan memiliki
fluktuasi debit air yang cukup besar antara musim hujan dengan musim
kemarau.
Berdasarkan data penyebab terjadinya banjir berdasarkan fenomena di atas, maka di
tetapkanlah skenario banjir sebagai berikut.

Skenario kejadian banjir di Kota Solok adalah maka Jika pada Tanggal 8 Februari 2016,
berdasarkan informasi dari BMKG Sumbar bahwa telah terjadi peningkatan curah hujan
ditandai dengan meningkatnya debit air sungai. Selanjutnya 1 hari kemudian, tepatnya
tanggal 9 Februari 2016 jam 03.00 Wib terjadi luapan air sungai yang tingginya
mengakibatkan banjir di sebagian daerah pemukiman sepanjang Sungai Batang Gawan,
Batang Lembang dan Batang Bingkuang. Diasumsikan ketinggian air di halaman rumah
penduduk mencapai 0,3 – 1.5 meter.

Sedangkan skenario waktu kejadian yang dipilih adalah hari libur ( Minggu ) pada waktu
Subuh pukul 04.00 WIB. Skenario ini dianggap sebagai skenario berat karena anggota
keluarga akan dalam keadaan nyenyak tidur dan petugas penanggulangan bencana di
semua instansi pemerintah dan LSM sedanga dalam keadaan istirahat dan terpencar –
pencar dengan aktivitas masing- masing. Skenario ini diharapkan masih mampu
diantisipasi oleh Pemerintah Kota Solok sesuai kapasitasnya dengan sumber daya yang
tersedia. Bila kejadiannya luas, akan dibutuhkan bantuan dari provinsi, nasional ataupun
internasional.

Sementara skenario lainnya yang didiskusikan sebelum memilih skenario yang dipaparkan
pada skenario penentuan kejadian ini adalah :

1. Skenario waktu kejadian: Pagi hari di saat hari libur dan semua anggota keluarga
berkumpul di rumah (tidak terpencar-pencar) atau anggota keluarga berkumpul di
lokasi yang sama, diasumsikan sebagai skenario ringan

2. Skenario waktu kejadian malam hari pukul 10.00 WIB keatas dan semua anggota
keluarga berkumpul di rumah dianggap sebagai skenario sedang.

Argumentasi yang mendasari pemilihan skenario kejadian terburuk diatas adalah: bahwa
jika keluarga dalam keadaan nyenyak tidur, maka tidak menyadari terjadinya luapan air
sungau yang menimbulkan banjir dan Tim penanggulangan banjir dalam keadaan
terpencar – pencar karena dalam situasi libur, sehingga risiko korban lebih banyak
dibandingkan dua (2) skenario yang disebutkan di atas, dimana anggota keluarga
berkumpul di rumah atau di lokasi yang sama dan masih dalam keadaan bangun. Skenario
yang telah dipilih dan disepakati ini diharapkan juga menjadi acuan dalam membuat
rencana mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir.

14
Tabel 8
Penentuan Kejadian Bencana Banjir di Kota Solok
NO Item Keterangan
1. Asumsi Waktu Kejadian Hari Libur (Minggu) pukul 03.00 WIB
2. Ketinggian banjir 0,3 – 1.5 meter
pemicu
3. Durasi waktu < 1-12 jam
4. Dampak kejadian Korban hanyut/jiwa, korban luka, korban
kedinginan, trauma dan rusak/hancurnya
sarana prasarana di Kota Solok
PENGEMBANGAN
SKENARIO

Skenario mengenai aspek yang akan terkena dampak banjir; penduduk, fasilitas kritis,
fasilitas umum dan pemerintahan dikembangkan berdasarkan skenario kejadian banjir
seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya. Pada skenario ini, ke dua
kecamatan yang ada diperkirakan akan mengalami dampak banjir dengan 11 kelurahan
sebagaimana tertera dalam tabel. Daerah sepanjang bantaran sungai yang berisiko
terhadap bencana banjir adalah :

Tabel 9
Pemetaan Wilayah Dan Data Korban
Menurut Kelurahan Banjir Februari Tahun 2022

Jumlah
No Kecamatan Kelurahan Sungai Jumlah KK
Jiwa
Lubuk Sikarah 1. Tanah garam Batang lembang,
1 105 315
gawan
2.VI Suku Batang Lembang 68 205
3.Sinapa Piliang Batang Lembang 36 108
4. IX Korong Batang Lembang 88 264
5.Aro IV Korong Batang Lembang 223 223
6.KTK Batang Lembang 74 306
7.Simpang Batang Gaung
34 102
Rumbio
Jumlah 628 1523
2 Tanjung Harapan 1.PPA Batang Gaung 22 128
2.Tj Paku Batang Binguang 15 134
3.Laing Batang Binguang 12 83
4.Koto Panjang Batang Lembang 25 201
Jumlah 74 546

Tentu saja skenario ini adalah asumsi untuk menggambarkan dampak yang akan dialami
oleh penduduk sehingga pemerintah daerah bisa memproyeksikan kebutuhan sumber daya
untuk penanganan darurat bencana dan juga bisa menjadi acuan untuk meminimalkan
asumsi jumlah penduduk yang terkena dampak (meninggal dan luka-luka) melalui
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Daerah (RAD) yang
terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
program mitigasi dan kesiapsiagaan bencana lainnya.
Tabel 10
Pemetaan Wilayah Dan Data Korban
Dampak Bencana Banjir

No Kelurahan Bayi Balita Bumil Lansia


1 Tanah garam 15 23 2 8
2 VI Suku 8 18 3 6
3 Sinapa 11 16 2 5
4 IX Korong 8 13 4 3
5 Aro IV Korong 5 12 3 4
6 KTK 11 14 1 5
7 Simpang Rumbio 9 14 2 7
8 PPA 4 12 1 2
9 Tj Paku 5 11 1 2
10 Laing 4 16 3 3
11 Koto Panjang 8 15 2 4
Jumlah 88 164 24 49

1. Sarana Prasarana

Banjir diperkirakan juga akan berdampak terhadap sebagian fasilitas atau prasarana
serta aset yang berada di kota Solok. Berdasarkan inventarisasi sarana prasarana yang
diperkirakan terkena dampak bencana banjir, dapat diketahui pada tabel-tabel berikut
ini.

Tabel 11
Dampak Banjir Terhadap Infrastruktur

Rusak Gangguan
Jenis Terancam
No Jumlah Satuan Ringan Sedang Parah Fungsi
Kerusakan
% Jml % Jml % Jml % Jml (Hari)

1.
Jalan dan
5 ruas 2 1 2
jembatan

2. Jaringan irigasi 5 jaringan 2 2

3. Jaringan listrik 10 jaringan 1

Jaringan air 2
4. bersih dan jaringan
sanitasi
3
Depot bahan
5. unit
bakar minyak
Saluran
6. 10 unit
komunikasi

7. Sarana ibadah 617 unit 100 617 0 40 247 60 370 7


Tabel 11
Dampak Banjir Terhadap Sarana Pendidikan

Rusak Gangguan
Jenis Terancam
No Jumlah Satuan Ringan Sedang Berat Fungsi
Kerusakan
% Jml % Jml % Jml % Jml (hari)
1 TK Unit
2. SD/MI Unit
3. SMP/ MTS Unit
4. SMA/ MA Unit
5. SMK Unit
6. KAMPUS Unit

Tabel 12
Dampak Banjir Terhadap Sarana Pendukung Kesehatan
Rusak Gangguan
Jenis Terancam
No Jumlah Satuan Ringan Sedang Berat Fungsi
Kerusakan
% Jml % Jml % Jml % Jml (hari)
1 Posyandu 83 Unit
2. Posyandu Lansia 33 Unit
3. Posbindu 24 Unit

Tabel 13
Dampak Banjir Terhadap Sarana Kesehatan
Rusak Gangguan
Jenis Terancam
No Jumlah Satuan Ringan Sedang Parah Fungsi
Kerusakan
% Jml % Jml % Jml % Jml (hari)
1. Rumah sakit 2 Unit 100 2
0-2 jam
2. Puskesmas 4 Unit 0 0 setelah
3. Pustu 17 Unit 100 4 keadaan
4. Poskeskel 13 Unit 100 5 dinyatakan
5. Gudang farmasi 1 Unit 100 0 aman

2. Pemerintahan

Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap jalannya roda


pemerintahan di kota Solokkarena kerusakan gedung perkantoran dan sebagian
pegawai pemerintah kabupaten/kota maupun tingkat kecamatan dan kelurahan
menjadi korban atau angota keluarganya menjadi korban seperti dijelaskan pada tabel
berikut:
Tabel 14
Dampak Banjir Terhadap Sarana Pemerintahan

Rusak Gangguan
Terancam Fungsi
No Jenis Kerusakan Jumlah Satuan Ringan Sedang Parah Pelayanan
% Jml % Jml % Jml % Jml (Hari)
1. Kantor Walikota 1 unit
2. Kantor SKPD 1 unit
3. Kantor Camat 1 unit
4. Kantor Lurah 1 unit
5. Kantor TNI AD 1 unit
6. Kantor POLRI 1 unit
Kantor
7. 1 unit
BASARNAS
8. Kantor TNI AL 1 unit
9. Kantor TNI AU 1 unit
10. Kantor PMI 1 unit
Kantor PT. 1
11. unit
TELKOM 1
12. Kantor PLN 1 unit
13. Kantor PDAM 1 unit
14. Kantor Gubernur 1 unit
15. Rumah dinas 24 unit
16. Rumah dinas TNI 12 unit

3. Perekonomian

Dampak bencana banjir dapat terjadi dalam bidang perekonomian yang dapat
terlihat pada tabel.

Tabel 15
Dampak Banjir Terhadap Perekonomian
Terancam Rusak
Fasilitas Ringan Sedang Parah
No Jumlah satuan
Perekonomian % Unit
% Unit % Unit % unit
1. Pasar 17 bh 59 10 18 2 23 2 59 6
2. Warung 3,426 bh 70 2,398 10 240 30 719 60 1,439
3. Biduak/kapal 1,617 unit 100 1,617 - - - - 100 1,617
4. Industri kecil 4,868 unit 70 3,408 10 341 30 1,022 60 2,045
5. TPI 4 unit 100 4 - - - - 100 4
6. Lahan
13,889 ha 49 6,806 92 6,261 2 136 6 408
Persawahan
7. Kolam ikan air
95.7 ha 52 49.8 87 43.3 5 2.5 8 4
tawar
8. Ternak ayam
5,741,898 ekor 50 2,870,949 - - - - 100 2,870,949
(mati)
9. Ternak Sapi
26,495 ekor 50 13,248 - - - - 100 13,248
(mati)
10. Perkebunan 3,378 ha 90 3,040 11 334 - - 89 2,706
11. Perbankan 81 unit 80 65 10 6 20 13 70 45
12. Jasa
300 unit 80 240 - - - - 100 240
transportasi
13. Koperasi 516 unit 80 413 - - 30 124 70 289
14. Hotel 67 unit 80 54 10 5 30 16 60 32

5. Lingkungan.
Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan seperti
pada tabel berikut:

Tabel 16
Dampak Banjir Terhadap Kerusakan Lingkungan
Terancam Rusak Tidak rusak
No Lingkungan Jumlah Satuan
% jumlah % Jumlah % Jumlah
1 Hutan 30 Ha
2 Lingkungan sawah 20 Ha
3 Lingkungan
Perkebunan 30 Ha
4 Lingkungan
Pemukiman
5
Sumber Air Bersih 1 buah 1
6 Objek Wisata
1 buah

Kerusakan lingkungan yang harus segera diantisipasi pada saat tanggap darurat
bencana adalah terganggunya sumber air bersih dan lingkungan
pemukiman, sementara lainnya dipulihkan pada saat fase rehabilitasi dan
rekonstruksi.

Dengan skenario dampak seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka


diasumsikan waktu penanganan darurat/ tanggap darurat bencana
dibutuhkan selama 15 hari dan dapat dikaji lebih lanjut melalui rapat koordinasi
awal dan evaluasi harian pada masa tanggap darurat bencana.

STANDAR MINIMAL BIDANG KESEHATAN


1. Pelayanan kesehatan umum meliputi :
 Pelayanan kesehatan dasar
 Pelayanan kesehatan klinis

2. Pengendalian penyakit menular meliputi :


 Pencegahan Umum
 Pencegahan Campak
 Diagnosis dan Pengelolaan Kasus
 Kesiapsiagaan Kejadian Luar Biasa
 Deteksi KLB, Penyelidikan & Tanggap
 HIV/AIDS
3. Pengendalian penyakit tidak menular, meliputi :
 Cedera
 Kesehatan Reproduksi
 Aspek Kejiwaan dan Sosial Kesehatan
 Penyakit Kronis

D. KEGIATAN
Kegiatan seksi kesehatan menjadi bagian penting dari proses penanganan darurat
bencana terutama pertolongan bagi korban yang selamat. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan oleh seksi ini antara lain:

(SEPERTI PADA TABEL)


Tabel 17
Daftar Kegiatan Penanggulangan Bencana Banjir Bidang Kesehatan

WAKTU PELAKSANAAN
NO KEGIATAN PELAKU PENANGGUNG JAWAB
Mulai Berakhir Durasi Waktu
1. Terlibat dalam tim Kajian Cepat (Rapid Health Tim Medis dan relawan medis DKK 1-6 Jam setelah 1x24 jam setelah 1-2 hari
Assesment) yang dikoordinir oleh Pusdalops dari DKK, TNI, POLRI, Rumah keadaan dinyatakan kajian cepat
BPBD Sakit (RSUP, RSUD, RS. aman. Dilakukan dijalankan. Laporan
Swasta, RS Jiwa, RS selama 24 jam dan pertama masuk
Bersalin), PMI bisa dilanjutkan setelah max 30 jam
sesuai kebutuhan setelah keadaan
pelaksanaan tanggap dinyatakan aman
darurat bencana
2. Mendirikan Pos Kesehatan Lapangan DKK, BPBD Damkar, Rumah DKK dan TNI AD 1x24 jam setelah hari ke 3 3 hari
Sakit, TNI, POLRI, RAPI, kedaaan dinyatakan
ORARI aman

3. Memfungsikan kembali RS dan Puskesmas yang DKK, Rumah Sakit, TNI, POLRI, DKK 1x24 jam setelah pada saat tanggap 30
masih bisa beroperasi PMI, relawan medis keadaan dinyatakan darurat berakhir
aman
4. Melakukan triase di lapangan dan rumah sakit DKK (DKK), BASARNAS, DKK dan PMI 1-8 jam setelah hari ke-7 7
Rumah Sakit, TNI, POLRI, PMI, kedaan dinyatakan
Forensik, relawan medis aman

5. Menempatkan tenaga kesehatan dan farmasi DKK, Rumah Sakit, TNI, POLRI, DKK 1-8 jam setelah hari ke-90 30
(relawan medis) pada pos kesehatan / rumah PMI, LSM keadaan dinyatakan
sakit / sesuai dengan kompetensi aman
6. Re-inventarisasi dan analisis kebutuhan DKK, Rumah Sakit (RS): RS DKK 1-8 jam setelah hari ke-90 30
peralatan medis, bahan habis pakai, dan obat- Jiwa, RS Bersalin, tsunami setelah
obatan, serta semua sarana pelayanan Puskesmas, PMI, Farmasi keadaan dinyatakan
kesehatan pasca- aman
tsunami
7. Menyalurkan/mendistribusikan : peralatan DKK (DKK), Rumah Sakit, DKK 1-8 jam setelah hari ke-90 30
medis, bahan habis pakai dan obat-obatan TNI, POLRI, PMI, LSM keadaan dinyatakan
ke semua sarana pelayanan kesehatan aman
WAKTU PELAKSANAAN
NO KEGIATAN PELAKU PENANGGUNG JAWAB
Mulai Berakhir Durasi Waktu
8. Melakukan koordinasi dengan tim DVI DKK, Rumah Sakit, TNI/POLRI DKK, TNI/POLRI 1-8 jam setelah hari ke-90 30
Rumah Sakit/TNI/Polri dalam identifikasi keadaan dinyatakan
korban aman
9. Melakukan surveilans epidemologi, sanitasi dan DKK, PMI DKK 1x24 jam setelah hari ke-90 30
penyuluhan kesehatan rencana operasi
ditetapkan

10. Melakukan pelayanan kesehatan keliling DKK, Rumah DKK 1x24 jam setelah hari ke-90 30
Sakit, Puskesmas, rencana operasi
PMI ditetapkan
11. Melakukan trauma healing DKK, Rumah Sakit, Relawan, DKK 1x24 jam setelah hari ke-90 30
PMI, Rumah Sakit Jiwa, Dinas rencana operasi
Pendidikan ditetapkan
12. Mendokumentasikan rekam medis dan DKK, Rumah Sakit, PMI 30
menyimpannya dengan baik
13. Melaporkan data korban. Laporan diserahkan Koordinator Seksi DKK 1x24 jam setelah hari ke-90 30
kepada Kepala Bidang Operasi dan Posko rencana operasi
Utama ditetapkan
PEMBIAYAAN
Rincian pembiayaan yang dapat dirinci dalam bidang kesehatan adalah sebagai
berikut:

PR0YEKSI KEBUTUHAN BENCANA

Tabel 18.
Proyeksi Kebutuhan Penanggulangan Bencana

Kekuranga Harga
No. Jenis Kebutuhan Total Kebutuhan Persediaan Jumlah Ket
n Satuan

A. KEBUTUHANA SARANA DAN PRA SARANA

Paket Obat –
1 5 Paket 1 4 20.000.000 80.000.000
obatan

2 Obat Spesialis 50 Paket 0 50 50.000 2.500.000

3 Minor Surgery 5 Paket 3 2 1.500..000 3.000.000

4 Ambulance Kit 4 Paket 0 4 5.000.000,- 20.000.000

5 Pick Up 1 Unit 1 0 Disediakan Sarana

6 Tenda 30 Unit 1 29 Disediakan Sarana

7 Sepatu Bot 30 Pasang 0 30 30.000 .900.000 Sarana

8 Jas Hujan 30 Buah 0 30 40.000 1.200.000 Sarana

9 Helm Hujan 10 Buah 0 10 30.000 300.000 Sarana

10 Tengki Air 10 Unit 0 10 2.000.000 20.000.000 Sarana

11 Vel bed 25 Unit 0 25 disediakan Sarana

12 Mobil Tanki 3 Unit 3 0 disediakan Sarana

13 Genset 2 Unit 1 1 4.000.000 4.000.000 Sarana

14 Tikar 200 Helai 0 200 15.000 3.000.000 Logistik

15 Selimut 500 Buah 0 500 50.000 25.00.000 Logistik

16 Sarung Tangan 100 Pasang 0 100 1000 100.000 Logistik

17 Senter 6 Baterai 20 Unit 0 20 50.000 1.000.000 Logistik


18 Tandu 5 Unit 0 5 250.000 1.250.000 Sarana

19 Handy Talky 4 Unit 0 4 2.000.000 8.000.000 Sarana

20 Radio RIG 1 Unit 0 1 6.000.000 6.000.000 Sarana

21 P3K 30 Set 0 0 Disediakan Logistik

22 Kamera Digital 3 Unit 1 2 2. 000 .000 4.000.000 Sarana

23 Air Bersih 500 Kubik/hr 0 0 2.500.000 2.500.000/hr

24 Jamban 250 Paket 0 0 50.000 12.500.000

25 Palstik Sampah 5.000 Lembar 0 0 500 2.500.000

26 MP ASI 500 Kotak 0 0 7.500 3.750.000

27 Papan Data 2 Buah 0 2 150.000 300.000 Logistik

28 Tali 100 0 100 2.500 250.000

29 Lemari Besi Buah 0 0 disediakan Sarana

30 ATK Paket 0 0 disediakan Logistik

31 BBM 14000 Liter 0 14.000 4500 63.000.000 Logistik

32 Kantong Mayat Kantong 0 0 disediakan Logistik

33 Sepeda Motor Unit 0 0 disediakan Sarana

34 Filling Cabinet 5 Buah 0 5 disediakan Logistik

35 Tenaga Supir 20 OH 0 0 50.000 1..000.000

36 Tim Gerak Cepat 50 OH 0 0 50.000 2.500.000

37 Pos Kesehatan 50 OH 0 0 50.000 2.500.000

38 Rujukan ke RS 50 OH 0 0 50.000 2.500.000

39 KIA KIT 20 paket 0 0 300.000 6.000.000 Kesga

C. PEMBIAYAAN UNTUK TENAGA KESEHATAN

41 Dr. Umum 40 OH 40 0 50.000 2.000.000

42 Dr. Bedah 2 OH 2 0 5.000.000 10.000.000

43 Psikolog 5 OH 0 0 200.000 1.200.000

44 Perawat/Bidan 100 OH 100 0 50.000 5.000.000

45 Sanitarian 20 OH 40 0 50.000 1.000.000


46 Surveilans 20 OH 40 0 50.000 1.000.000

47 Gizi 20 OH 40 0 50.000 1.000.000

48 Apoteker 20 OH 40 0 50.000 1.000.000

Mobilisasi Tenaga dan Sarana Puskesmas

Berdasarkan risiko kegawatdaruratan bencana banjir, area yang terkena dampak


terbagi kepada 2 kelompok yaitu

a. Daerah Merah yaitu daerah yang terendam banjir (Pemetaan daerah Bencana)
b. Daerah kuning yaitu daerah yang berdekatan dengan bencana banjir dan
berkemungkinan akan terendam banjir

Berdasarkan urutan proporsi jumlah korban dan pengungsi, Posko Kesehatan yang
melayani korban dan pengungsi adalah :

a. Pos kesehatan di Lapangan yang ditentukan dalam rapat koordinasi terdiri dari: 1
(satu) orang dokter dan 2 (dua) paramedis

Jika Bencana banjir meluas, maka lokasi pengungsi tambahan sebagai berikut :

a. Pengungsian di Kelurahan terdekat


Berdasarkan risiko bencana Banjir, Puskesmas yang berdekatan langsung
dengan lokasi banjir, dikosongkan dan di pindahkan ke Puskesmas Lapangan .
Lokasi Puskesmas Lapangan berjarak 1 km dari lokasi Banjir dan berdekatan
dengan lokasi pengungsi yaitu di Lapangan Merdeka Solok. Fungsi puskesmas
lapangan sama dengan fungsi sebenarnya. Tetapi Puskesmas Lapangan bergabung
dengan pos kesehatan di lokasi pengungsian dengan cakupan pelayanan lebih
luas.

b. Kantor Balai Kota Solok

POSKO KESEHATAN
a. Posko Induk
Di pilih dengan jarak terdekat dari lokasi pengungsian

b. Piket dibagi 3 shiff :


a. 08.00 s/d 14.00 WIB
b. 14.00 s/d 20.00 WIB
c. 20.00 s/d 08.00 WIB

Tabel 19.
Pemetaan Letak Pos Kesehatan

Penanggung Letak Pos Jumlah


No Kelurahan Petugas
Jawab kesehatan Korban
Tanah garam Pustu Bandar Petugas Pustu
Puskesmas Tanah
1 (Bandar
Garam
Pandung Bandar
Panduang) Panduang
Puskesmas Tanah Puskesmas Tim 1 Tanah
2 VI Suku
Garam Tanah Garam Garam
Puskesmas Tanah Poskeskel Sinapa Tim 2 Tanah
3 Sinapa Garam Garam
Pustu IX Korong Tim 1 KTK
4 IX Korong Puskesmas KTK dan Balai Kota
Solok
Puskesmas KTK Puskesmas
5 Aro IV Korong Puskesmas KTK KTK
6 KTK Puskesmas KTK SDN 07 KTK Tim 2 KTK
Pustu Simpang Petugas Pustu
7 Simpang Rumbio Puskesmas KTK Rumbio Simpang
Rumbio
Poskeskel PPA Tim 1 Tanjung
8 PPA Puskesmas Tj Paku Paku
Puskesmas Puskesmas
9 Tj Paku Puskesmas Tj Paku
Tanjung Paku Tanjung Paku
Puskesmas Nan Poskeskel Petugas
10 Laing
Balimo Poskeskel
Pustu Koto Tim 2 Tanjung
11 Koto Panjang Puskesmas Tj Paku Panjang dan Paku
Gedung Pemuda

Jika bencana banjir ini dampaknya luas dan masa tanggap daruratnya lama
maka akan dibantu tambahan tenaga dari Puskesmas lain terdekat seperti:
Tanjung Paku dan Puskesmas Nan Balimo, masing –masing puskesmas
membantu 1 orang Dokter Umum dan Perawat 5 orang sesuai dengan
pembagian piket shif.

Mobilisasi Bantuan Kesehatan Lain

Mengingat bencana banjir termasuk bencana Propinsi Sumatera Barat. Evaluasi


penanggulangan Bantuan Propinsi Sumatera Barat sebagai berikut :

1. Rumah Sakit Rujukan Dr M Djamil Padang menampung korban luka berat.


KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Dalam upaya penanganan darurat bencana, seluruh aspek terkena dampak perlu dipulihkan
fungsinya dengan segera, sehingga kepulihan fungsi tersebut menjadi parameter untuk
pengakhiran status darurat bencana Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu disusun
kebijakan dan strategi untuk mendorong lahirnya kegiatan-kegiatan yang mempercepat
proses pemulihan darurat bencana (early recovery).

Adapun beberapa Kebijakan penting yang harus diambil serta Strategi yang dapat
dilakukan dalam penanganan darurat bencana, yaitu sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan dan


menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar korban serta perlindungan terhadap
kelompok rentan dalam penanganan darurat bencana banjir

a. Memobilisasi segenap kekuatan personil, sarana prasarana yang ada


pada intern Dinas Kesehatan Kota Solok dan instansi terkait.

b. Selain mengoptimalkan fungsi posko utama dan juga lebih


mengoptimalkan posko kesehatan sebagai lalu lintas pemberian bantuan
kesehatan dengan tujuan untuk menghindari duplikasi atau keterabaian

c. Mengoptimalkan manajemen data dan informasi dalam hal pencatatan


bantuan yang diterima dan dikeluarkan (diberikan) kepada korban.

d. Keluar masuk informasi atau data harus melalui satu pintu, yaitu
dari posko kesehatan utama.

e. Membuat nota kesepahaman dengan pihak terkait pengerahan sumber


daya yang dibutuhkan pada saat terjadi bencana.
f. Mempersiapkan sarana transportasi yang dapat menjangkau seluruh lokasi
bencana.

g. Menerima bantuan kepada sesuai dengan kebijakan pemerintah

h. Membuat kesepakatan tertulis/konsensus antar SKPD untuk menjadikan


rencana kontinjensi menjadi rencana operasi pada saat terjadi bencana.

i. Memprioritaskan lansia, ibu hamil, anak-anak dan masyarakat yang


berkebutuhan khusus (Kelompok rentan)

j. Memberikan pelayanan keamanan kepada lembaga pemberi bantuan agar


selamat sampai tujuan (lokasi bencana).

k. Melakukan pengawasan dan pengendalian, analisa serta evaluasi


terhadap setiap kegiatan penanganan darurat.
2. Mengkoordinasikan kegiatan (adanya manajemen koordinasi) penanganan darurat
bencana yang dilakukan oleh semua pihak terkait, baik lembaga/instansi pemerintah,
swasta, LSM/NGO dan relawan.

b. Mengaktifkan sistem komando dan kendali tanggap darurat


bencana

c. Memanfaatkan sistem dan manajemen informasi dan komunikasi, baik


tingkat lokal, nasional dan internasional

d. Mengerahkan relawan sesuai keahlian yang dibutuhkan pada saat


penanganan darurat dan memiliki izin sesuai dengan peraturan yang
berlaku
RENCANA TINDAK LANJUT
Perencanaan yang akan dilakukan sebagai tindak lanjut adalah sebagai berikut:

1. Melakukan sosialisasi dan sinkronisasi rencana kontinjensi dan prosedur


operasi standar (SOP) kepada SKPD/Instansi/Lembaga terkait
2. Meningkatkan kesiapsiagaan pada masa yang akan datang dengan cara
mengintegrasikan Pengurangan Risiko Bencana ke dalam rencana
pembangunan daerah:
3. Melakukan dan melanjutkan edukasi, pelatihan dan pendampingan
tentang kesiapsiagaan kepada masyarakat untuk mendukung respon
peringatan dini, terutama bagi masyarakat
4. Membangun komitmen seluruh pemangku
kepentingan penanggulangan bencana untuk mengerahkan seluruh sumber
daya yang dimiliki untuk mitigasi bencana dan pada saat terjadi bencana
5. Membangun sistem informasi berkelanjutan di instansi masing- masing
sehingga kebijakan pengurangan risiko bencana dan kebijakan tanggap
darurat bencana bisa terus dikawal dan berkelanjutan
6. Memperkuat sistem peringatan dini melalui peningkatan kapasitas
personil
7. Mengadakan latihan kesiapsiagaan secara rutin setiap tahun; table top
exercise, gladi posko dan gladi lapangan.
8. Menyediakan infrastruktur pendukung evakuasi bagi masyarakat
9. Menentukan lokasi-lokasi sebagai tempat relokasi masyarakat
sementara waktu melaksanakan evakuasi ke daerah aman
10. Menghilangkan/meniadakan gangguan/halangan yang pada jalur
evakuasi seperti papan reklame di tengah jalan
11. Membuat peraturan bagi pemilik bangunan tinggi untuk membuka
akses bagi masyarakat sebagai tempat evakuasi vertikal
12. Mengalokasikan dana kontinjensi, dana siap pakai dan dana tak terduga
dalam Anggaran Belanja (APBD) dan Pendapatan Daerah dan
menyiapkan mekanisme pengelolaannya
13. Membebankan biaya operasional pada saat tanggap darurat bencana melalui
pemanfaatan dana SKPD terlebih dahulu, yang kemudian dilaksanakan
penggantian melalui BPBD.
PENUTUP

Demikian Rencana Kontinjensi ini dibuat sebagai bahan masukan bagi Bapak Walikota
Solok untuk menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan lebih lanjut. Jumlah anggaran
biaya yang ditimbulkan untuk sektor kesehatan bukanlah sebagai Daftar Isian Kegiatan
tetapi adalah Proyeksi Kebutuhan apabila terjadi bencana. Kebutuhan ini dapat dipenuhi
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada, baik dari Pemerintah Kota maupun
dari instansi- instansi vertikal, lembaga-lembaga swasta, masyarakat, relawan dan lain-
lain.

Dan diharapkan dapat kiranya:


a. Perencanaan Kontinjensi merupakan sesuatu hal yang baru bagi Dinas
Kesehatan, Disamping itu dalam menyusun rencana ini harus
mempertimbangkan faktor realistis dan faktor psikologis masyarakat
b. Mengingat perencanan kontinjensi sangat urgen, seharusnya dimasukan dalam
dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan
c. Sebagai Langkah awal dalam pelaksanaan perencanaan kontinjensi ini, Dinas
Kesehatan pada tahun 2023 harus mengimplementasikan dalam program
pelatihan, penyuluhan dan simulasi kepada lintas program terkait serta
masyarakat.

Kami menyadari bahwa rencana kontinjensi ini masih perlu penyempurnaan dan review
secara berkala untuk mengaktualkan data yang ada .

Solok, 2 Januari 2023


LAMPIRAN
Tabel 20.
Ketenagaan Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Solok

No Nama Jabatan dalam Tim

1 Kepala Dinas kesehatan Kota Solok Koordinator

2 Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Solok Koordinator

3 Kepala Bidang P3PL Wakil Koordinator


Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
4 Wakil Koordinator
Imunisasi dan Surveilans
5 Pengelola Program Bencana Sekretariat

A Tim Penilaian Cepat (Tim RHA)


1 Kepala Bidang P3PL Ketua Koordinator
2 Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Anggota
3 Kepala Seksi Kesga dan Lansia Anggota
4 Kepala Seksi Kesling Kesja OR Anggota
5 Pengelola Program Bencana Anggota
6 Pengelola Surveilans Anggota
7 Pengelola Gizi Anggota
8 Sopir Ambulans Anggota

B Tim Klaster Kesehatan


1 Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Solok Ketua Koordinator
2 Kabid P3 PL Ketua (Koordinator)
3 Kabid Yankes, SDK dan Promkes Wakil Ketua I (Koordinator)
4 Kabid Kesga Wakil Ketua II (Koordinator)
5 Kasi Promkes Anggota
6 Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat Anggota
7 Kasi Yankes Anggota
8 Kasi SDK Anggota
9 Kasi Kesling, Keskerja dan Olahraga Anggota
10 Kepala Puskesmas KTK Anggota
11 Kepala Puskesmas Tanah Garam Anggota
12 Kepala Puskesmas Nan Balimo Anggota
13 Kepala Puskesmas Tanjung Paku Anggota
14 Kepala Labkesda Anggota
15 Kepala IFAL Anggota

C Tim Reaksi Cepat Dinkes


1 Kabid P3PL Ketua Koordinator
2 Kasi P2M Survim Wakil Ketua
3 Pengelola Bencana Dinkes Kota Solok Anggota
4 Pengelola Surveilans Anggota
5 Pengelola Bencana Puskesmas Tanjung Paku Anggota
6 Pengelola Bencana Puskesmas Nan Balimo Anggota
7 Pengelola Bencana Puskesmas Tanah Garam Anggota
8 Pengelola Bencana Puskesmas KTK Anggota
9 Pengelola Surveilans Puskesmas Tanjung Paku Anggota
10 Pengelola Surveilans Puskesmas Nan Balimo Anggota
11 Pengelola Surveilans Puskesmas Tanjah Garam Anggota
12 Pengelola Surveilans Puskesmas KTK Anggota
Tim Reaksi Cepat Pusk KTK
1 Dr Rahmi Dhani Dokter Hc KTK
2 Dr Refliniza Nawawi, MM Dokter Hc KTK
3 Sari Mazwarna, A Md Kep Perawat Hc KTK
4 Dahrizal Perawat Hc KTK
5 Reni Fitia Nanda, A Md Kep Perawat Hc KTK
6 Fuadil Ulum, A Md Kep Perawat Hc KTK

Tim Reaksi Cepat Pusk Tanah Garam


1 Dr. Yulia Primiyani Dokter Hc Tanah Garam
2 Dr. Mira Dokter Hc Tanah Garam
3 Faul Rahman, A Md Kep Perawat Hc Tanah Garam
4 Ilham Dani, A Md Kep Perawat Hc Tanah Garam
5 Derisda Meldalisa, S.Kep Perawat Hc Tanah Garam
6 Rika Sepwarti, S.Kep Perawat Hc Tanah Garam

Tim Reaksi Pusk Tanjung Paku


1 Dr Afdhal Dokter Hc Tj Paku
2 Dr. Venny N. Yersi Dokter Hc Tj Paku
3 Ns. Devi Yanti, S.Kep Perawat Hc Tj Paku
4 Ns. Dewi Sasma Murni, S. Kep Perawat Hc Tj Paku
5 Dewi Sulsilawati, A Md Kep Perawat Hc Tj Paku
6 Deni Pratama, A Md Kep Perawat Hc Tj Paku

Tim Reaksi Cepat Pusk Nan Balimo


1 Dr Rifky, YS Dokter Hc Nan Balimo
2 Dr. Sri Lanera Febrisa Dokter Hc Nan Balimo
3 Ns. Lola Gustri Yandes, S.Kep Perawat Hc Nan Balimo
4 Ns. Zulmaniar Gusti, S.Kep Perawat Hc Nan Balimo
5 Annesa Aprilina, A Md Kep Perawat Hc Nan Balimo
6 Utari Rahayu, A Md Kep Perawat Hc Nan Balimo

TIM Sopir Ambulans


1 HendrI Ananda Dinas Kesehatan
2 M. Joni Hendri Puskesmas KTK
3 Indra Jaya Puskesmas Nan Balimo
4 Beni Oktafendri Puskesmas Tanjung Paku
5 Abdul Aziz Puskesmas Tanah Garam
Tabel 21
Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan Dalam Penaggulangan Bencana
Bidang Kesehatan Di Kota Solok
No JABATAN / TIM TUPOKSI

1. Melakukan koordinator semua kegiatan pra, saat dan


1 KOORDINATOR Pasca Bencana
2. Melakukan pertemuan koordinasi dan kemitraan
lintas sektor maupun lintas program
1. Mengkoordinir pelaksana harian antar unit kegiatan
2 WAKIL KOORDINATOR
2. Membantu ketua dalam koordinasi dan kemitraan
lintas sektor
1. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan operasi
dilapangan antar unit unit
2. Mengkoordinir kegiatan dengan LSM, pihak swasta,
3 KOORDINATOR LAPANGAN
mitra kerja dan masyarakat
3. Mengkoordinir mobilisasi sumber daya
4. Mengkoordinir pelaksanaan pencarian dan
penyelamatan korban bencana
1. Mengumpulkan dan mengelolah data yang didapat dari
sumber informasi, TRC,RHA, Pusdal ops, BPBD,
Dinkes, Lintas Terkait
2. Berkoordinasi dengan TIM Penanggulangan Bencana
Propinsi, PPK RI dalam rangka Publikasi data/berita
4 SEKRETARIAT
3. Membuat Daftar Piket dan laporan Piket atas segala
kegiatan selama menjalani Piket
4. Merekap dan mengirin data (laporan) sesuai waktu yang
ditetapkan dan membuat situasional sesuai form yang
tersedia

1. Serangkaian kegiatan pengkajian, pengumpulan data


sampai ke penyajian Informasi
2. Mengukur besarnya masalah yang berkaitan
dengan masalah kesehatan
3. Mengidentifikasi kebutuhan penanggulangan secara
cepat setelah bencana untuk menilai ; Jenis Bencana,
5 UNIT RHA Lokasi, dampak, dan besaran risiko kerusakan
lingkungan yang berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan
4. Melakukan penilsisn secara cepat sesaat setelah
terjadi bencana
5. Menanalisa berbagai temuan/masalah dilapangan
sebagai bahan masukan bagi upaya penanggulangan
selanjutnya.
ADA 2 TAHAP :

1. Tahap Lapangan
a. Menyiapkan obat obatan dan memilah milah
obat sebelum didistribus.
b. Melakukan Pelayanan Gawat Darurat saat
6 UNIT TIM REAKSI CEPAT Bencana ( TRIASE)
1). Prioritas Merah  Ditindak sesuai
kondisi dan dirujuk ke RS

2). Prioritas Kuning  Dilakukan tindakan


lapangan dan di Pos Pelyn Kes

3). Prioritas Hijau  Tindakan Ringan, jika


Tenaga kurang bisa diberdayakan

4) Prioritas Hitam  Dilakukan Identifikasi


Mayat

2. Tahap RS
a. Mengkoordinir agar RS segera membuka RS
lapngan
b. Memberikan bantuan medis kepada
masyarakat dan korban bencana di RS
lapangan

1. Mengkoordinir TIM bantuan kesehatan yang


KOORDINAOR BANTUAN bertugas ke lokasi bencana
7 2. Mengkoordinir bantuan pelayanan kesehatan
KESEHATAN
dilapangan
3. Mengoordinir penerimaan bantuan kesehatan dari
LSM.NGO dan Mitra Kerja lainnya
8 1. Tim yang bertugas dan diberangkatkan ke Lokasi
Bencana berdasarkan kebutuhsn stelah Tim Reaksi
Cepat dan RHA kembali dengan membawa laporan
hasil mereka dilapangan
2. Memberi bantuan pely Kes sec.Koferehensif
3. Mengurangi risiko penularan penyakit melalui upaya
survailans, pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular
4. Memberikan Pelayanan GIZI
5. Memberi bantuan teknis dalam pemenuhan tempat
tinggal sementara sesuai dg kes
6. Memberikan bantuan obat obatan sesuai kebutuhan
dan kondisi darurat
TUGAS POKOK PERSONIL

1. Dokter Umum /Paramedis


a. Memberikan pelayanan Kesehatan Dasar
didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan
primer yang relevan
b. Memberikan informasi pada korban bencana
UNIT BANTUAN KESEHATAN
tentang pelayanan kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan diberikan dalam tingkatan yang
tepat (Tingkat keluarga, tingkat puskesmas, rumah
sakit dan rumah sakit rujukan)
d. Memastikan korban mendapat ditangani sesuai
standar operational
e. Pelayanan dan intervensi kesehatan menggunakan
teknologi yang tepat dan diterima secara social
budaya
f. Jumlah, tingkat dan lokasi pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan korban bencana
g. Korban bencana memperoleh pelayanan obat-
obatan sesuai kebutuhan.
h. Tiap posko kesehatan memiliki staf dengan
jumlahdan keahlian yang memadai untuk
melayani kebutuhan korban bencana

2. Apoteker
a. Bertanggung Jawab dg perbekelan farmasi dan
pendistribusian
b. Jika pada suatu daerah telah ditetapkan diagnosa
penyakit maka apoteker menetapkan obat yang
dibutuhkan
c. Jika suatu daerah petugas apotek tak ada maka
aapoteker langsung memberikan pelayanan obat ke
korban bencana
d. Melaporkan pada ketua tentang obat obat yang
dibutuhkan dan dikoordinasikan ke bagian
koordinator logistik

3. Sanitarian
a. Mengkoordinir ketersediaan Air Bersih
b. Pemantauan Perbaikan Kwualitas Air
c. Pengawasan kwalitas AIR
d. Pemantauan Pembuangan Kotoran
e. Pemantauan Sanitasi peneglolaan sampah
f. Bantuan sanitasi

4. AHLI GIZI
a. Memantau Status Gizi Kelompok Rentan korban
Bencana
b. Mendistribusikan MP ASI ke sasaran
c. Tersedianya data sasaran hasil rapid health
assessment (RHA)
d. Tersedianya standar ransum di daerah bencana
e. Tersedianya daftar menu makanan di daerah
bencana
f. Terlaksananya pengumpulan data antropometri
balita (BB/U, BB/TB dan TB/U)
g. Terlaksananya pengumpulan data antropometri ibu
hamil dan ibu menyususi (LiLA)
h. Terlaksananya konseling menyusui
i. Terlaksananya konseling MP-ASI
j. Tersedianya makanan tambahan atau MP-ASI di
daerah bencana
k. Tersedianya Kapsul vitamin A di daerah
bencana
l. Terlaksananya pemantauan bantuan pangan dan
susu formula
m. Pemantauan penyelenggaraan makanan
(mempertimbangkan hasil RHA dan standar ransum:
2.100 kkal; 50 g protein; 40 g lemak, termasuk
garam beriodium minyak goreng yang difortifikasi
dengan vitamin A)
n. Pengawasan bantuan makanan (termasuk makanan
dalam kemasan, susu formula dan makanan
suplemen), untuk mencegah dampak buruk tersebut
seperti diare, infeksi, keracunan, dan lain-lain
(tempat penyimpanan, nomor registrasi (MD/ML),
bahasa, masa kadaluarsa, sertifikasi halal, aturan
cara penyiapan dan target konsumen)

5. KESPRO
a. Memastikan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
dalam Situasi Darurat Bencana dilaksanakan
melalui Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM) Kesehatan Reproduksi pada saat
awal bencana
b. Memastikan logistik kesehatan reproduksi tersedia
dalam mendukung PPAM Kesehatan Reproduksi
c. Melakukan koordinasi dengan LP/LS, organisasi
profesi dan LSM terkait dalam respon kesehatan
reproduksi pada situasi darurat bencana.
koordinasi PPKK
d. Menentukan focal point kesehatan reproduksi
dalam situasi darurat bencana di setiap tingkatan
e. Memfasilitasi Penyusunan Rencana
Kesiapsiagaan bidang kespro di setiap
tingkatan
f. Advokasi dan sosialisasi di semua tingkatan

6. Pengendalian Penyakit Menular


a. Pencegahan umum
b. Pencegahan campak
c. Diagnosis dan pengelolaan kasus
d. Kesiap siagaan KLB
e. Deteksi KLB, penyelidikan dan tanggap
f. HIV dan AIDS

7. Pengendalian penyakit tidak menular


a. Cedera dan kekerasan
b. Penyakit Kronis berbasis PTM

8. Kesehatan Jiwa
a. Penapisan problem mental pada korbn bencana yang
datang berobat ke fasilitas kesehatan
b. Psikoedukasi pada pengunjung fasilitas
kesehatan di daerah bencana
c. Konseling sederhana pada pasien dan keluarga yang
mengalami distres mental
d. Membangun sistem pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat, sistem rujukan ke atas dan ke bawah

1. Menginvetaris Logistik yang tersedia di Gudang / sarana


kesehatan UPT Dinkes Kota Padang
9 TIM LOGISTIK
2. Mendistribusi bantuan logistik ke daerah yang
membutuhkan
3. Membuat pencatatn dan pelaporan logistik
1. Menyiapkan segala sarana dan prasarana dokumentasi
informasi yang berkaitan dengan kesiap siagaan bencana
(papan panel, kertas grafik, Kamera/handycam, Alat Tulis
Penunjang)
2. Menerma dan melaporkan informasi yang didapat dari
10 TIM INFORMASI Korlap, BPBD dan sektor terkait lainnya.
3. Menginformasikan hasil RHA melalui jalur komunikasi
yang memungkinkan pd instansi terkait atau deengan
administratif yg lebih tinngi
4. Menyajikan data dan informasi
5. Turut serta dengan Tim RHA meliputi kejadian bencana
dilapangan

Tabel 22
Klasifikasi Tenaga Di Dinkes Yang Dapat Dimobilisasi Untuk PK-AB

No Jenis Tenaga Jumlah Keterangan

1. Dokter 3 org

2. Ahli Kesehatan Masyarakat 4 org

3. Ahli Gizi 2 org

4. Perawat 9 org

5. Bidan 1 org

6. Apoteker/Asisten Apoteker 3 org

7. Sopir Ambulans 1 org

8. Lain-
lain………………………..

Jumlah 29 org

SUMBER DAYA KESEHATAN

1. Klasifikasi tenaga di Puskesmas yang dapat dimobilisasi untuk PK-AB Ass. Apoteker
Ahli Kesmas

Apoteker/
Sanitarian

Ahli Gizi

Perawat
Dokter

Bidan

No Puskesmas

1. Pusk. Tanah Garam 6 5 1 3 23 21 2

2. Pusk. KTK 4 2 2 2 20 13 1

3. Pusk. Tanjung Paku 5 4 2 3 19 12 3

4. Pusk. Nan Balimo 4 3 2 2 12 13 1

Total 19 14 7 10 74 59 7

2. Klasifikasi tenaga Tim Reaksi Cepat / Brigade Siaga Bencana jika ada
→ Terlampir dalam SK

3. Jumlah tenaga kesehatan menurut klasifikasinya di RSU/RSUD yang dapat dimobilisasi untuk PK-AB

JENIS TANAH TANJUNG NAN LAB


NO KTK IFAL JUMLAH
TENAGA GARAM PAKU BALIMO KESDA
Dokter
1 2 2
Spesialis
2 Dokter Umum 9 4 3 2 18
3 Dokter Gigi 1 2 2 1 6
Dokter
4 1 1
Gigi Spesialis
5 Perawat 60 20 20 12 112
6 Bidan 43 18 19 16 96
Kesehatan
7 Masyarakat 4 3 2 9
Kesehatan
8 2 1 2 2 7
Lingkungan
9 Gizi 5 2 4 2 13
Ahli
10 Laboratorium 2 3 1 1 6 13
Medik
Tenaga Teknik
11 Biomedika 1 1 2
Lainnya
Keterapian
12 4 1 1 6
Fisik
Keteknisian
13 Medis 1 2 1 4
Tenaga Teknis
14 Kefarmasian 6 4 2 2 1 15
15 Apoteker 1 1 1 3
Jumlah 142 58 57 41 6 2 307

4. Jumlah tenaga yang pernah mengikuti pendidikan/pelatihan khusus PK-AB

No Pendidikan/Pelatihan
Pusk Tj. Paku
RSU Solok

Tn.Garam

Pusk KTK
Rumkit IV

Pusk N.
Balimo
Dinkes

Solok

Pusk

1. TOT Penanganan Kedaruratan Kompleks 1 1 1

2. ATLS 1 1

3. ACLS 2 1

4. BTCLS 6 88 20 12 8 12 6

5. PPGD 3 25 8 10 5 4 4

6. Public Health in Complex Emergencies

7. Tenaga Keswa 1 1 1 1
No Pendidikan/Pelatihan

Pusk Tj. Paku


RSU Solok

Tn.Garam

Pusk KTK
Rumkit IV

Pusk N.
Balimo
Dinkes

Solok

Pusk
Jumlah 3 26 10 11 5 4 6

5. Pelatihan yang diselenggarakan untuk PK-AB


→Th. 2022 ada disosialisasikan untuk kelurahan
6. Gladi yang diselenggarakan dalam rangka PK-AB
→Th. 2022 belum ada dilakukan

E. Sarana dan Prasarana

1. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinkes/RS/Puskesmas yang dapat dimobilisasi untuk
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana saat ini

Pusk Tj. Paku


RSU Solok

Tn.Garam

Pusk KTK
Rumkit IV

Pusk N.
Balimo
Dinkes

No. Sarana
Solok

Pusk
1. Sarana Transportasi

a. Ambulans/Pusling 1 4 1 3 1 2 1
b. Mobil Jenazah
c. Kendaraan bak terbuka 1
d. Kendaraan roda 4 lainnya
e. Pusling air
f. Perahu motor/karet
g. Sepeda motor 5
h. Kantong mayat
i. Lainnya …………………

15 19 16 20 11

2. Fasilitas Kesehatan Lapangan: 1

 Tenda (posko kes 3x3)

3. Sarana Komunikasi

a. Telepon 1 1 1 1 1 1 1
b. Faksimili
c. SSB 1 1 1 - - - -
d. HT & Rig
e. Handphone biasa
Pusk Tj. Paku
RSU Solok

Tn.Garam

Pusk KTK
Rumkit IV

Pusk N.
Balimo
Dinkes

Solok
No. Sarana

Pusk
f. Handphone satelit

ada

Ada ada ada ada ada ada Ada

4. Buffer stock obat & bahan habis pakai:

a. CUKUP

5. Alat kesehatan yang digunakan khusus


dalam keadaan bencana:

a. Felt bed
b. Tabung regulator& oksigen 5 - -
c. Colar neck
d. Tensi meter 16 3 2 2 2
e. Steteskop
f. Electric cutter (bedah minor) - 1 1 1 1

10 6 6 8 4

10 7 7 8 6

1 2 1 2 1

6. Bahan dan alat sanitasi/ kesling:

a. PAC Ada tdk tdk tdk tdk tdk tdk


b. Kaporit
c. Personal Hygine Kit tdk tdk tdk tdk tdk tdk tdk

exp exp exp exp exp

7. Alat Pelindung Diri/APD:

a. Masker tdk tdk tdk tdk tdk tdk


b. Helm
c. Sarung tangan tdk Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk
d. ………………………
tdk tdk tdk tdk tdk tdk

8. Kelengkapan Identitas Petugas di lapangan:

a. Jaket - - - - - - -
b. Tanda pengenal
c. Rompi - - - - - - -
d. Seragam Kesehatan
e. Topi lapangan
Pusk Tj. Paku
RSU Solok

Tn.Garam

Pusk KTK
Rumkit IV

Pusk N.
Balimo
Dinkes

Solok
No. Sarana

Pusk
f. Lain-lain: ….................. Ada - Ada Ada Ada Ada Ada
g. …………………………
- - - - - - -

- - - - - - -

9. Fasilitas lainnya, sebutkan:

a. …………………………..
b. …………………………..
c. ………………………….
d. ………………………….

2. Fasilitas kesehatan di Kabupaten/Kota yang dimiliki

No Uraian Jumlah Keterangan

1. RSUD 1 Jml TT : 220 buah

2. RST Solok 1 Jml TT : 45 buah

3. Puskesmas non Perawatan 3

4. Puskesmas Perawatan 1 Jml TT :12 buah

5. Pustu 17

6. Poskeskel 13

7. Lain-lain………………………

Anda mungkin juga menyukai