Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA (RPB)


KABUPATEN JOMBANG
PROVINSI JAWA TIMUR
2021 - 2026

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


PROVINSI JAWA TIMUR
2021
KERANGKA ACUAN KERJA

RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA (RPB) KABUPATEN JOMBANG


PROVINSI JAWA TIMUR 2021 - 2026

A. Latar Belakang
Bencana yang terjadi di Indonesia memerlukan mekanisme pengaturan dan
perencanaan penanggulangan bencana yang terencana dengan baik mengingat
permasalahan yang dihadapi sangat kompleks. Pasal 35 dan 36 Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana mengingatkan agar
daerah menyusun Rencana Penanggulangan Bencana. Penyelenggaraan
penanggulangan bencana merupakan hal yang wajib dilakukan serta menjadi tanggung
jawab pemerintah untuk menjamin kehidupan dan penghidupan masyarakat secara
keseluruhan.
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) disusun untuk dapat menjawab setiap
persoalan pada setiap fase penanggulangan bencana dan merangkum perspektif
penyelenggaraan penanggulangan bencana dari seluruh instansi yang ada di
pemerintah daerah. RPB sebagai rencana induk yang nantinya dapat digunakan oleh
seluruh instansi terkait penanggulangan bencana di daerah. RPB ini diharapkan dapat
digunakan sebagai sebuah kerangka efektif yang menjamin pencapaian tujuan
penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam waktu 5 (lima) tahun.
Dasar penyusunan RPB yaitu dilihat dari hasil analisis risiko bencana dan upaya
penanggulangannya yang dijelaskan kedalam bentuk kegiatan dan aksi penanggulangan
bencana disertai rincian anggarannya. Perencanaan ini merupakan bagian tidak
terpisahkan dengan perencanaan pembangunan. Didalamnya memuat kebijakan dan
strategi daerah serta pilihan aksi untuk memenuhi capaian sasaran penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Rencana
Penanggulangan Bencana berfungsi sebagai pembanding kegiatan-kegiatan
penanggulangan bencana sehingga pemerintah daerah dapat melimpahkan tanggung
jawab pelaksanaaan RPB kepada para pelaku penanggulangan bencana. RPB ditetapkan
oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan untuk jangka waktu yang
ditetapkan dan dapat ditinjau secara berkala setiap 2 (dua) tahun atau saat terjadi
bencana yang memerlukan perbaikan atas Dokumen RPB ini. RPB merupakan salah satu
wujud tanggung jawab pemerintah daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan
penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana.
Penyusunan RPB ini melibatkan seluruh pemerintah daerah maupun non pemerintah
serta Perangkat Daerah dibawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD). RPB ini diperuntukkan bagi seluruh lembaga atau institusi terkait

1
penanggulangan bencana pada tingkat daerah, baik pemerintah daerah maupun non
pemerintah. Pada pelaksanaannya, RPB ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alat
advokasi bagi terbangunnya sebuah komitmen bersama, tersedianya sumberdaya, serta
adanya kesatuan aksi bagi seluruh lembaga atau institusi terkait penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah.

B. Tujuan
Tujuan penyusunan RPB Kabupaten Jombang adalah:
1. Mengidentifikasi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Jombang yang memiliki
risiko terkena bencana serta menyusun pilihan tindakan yang sesuai untuk
menurunkan risiko bencana tersebut
2. Mengutamakan isu dan upaya penanggulangan bencana di dalam program kerja
Kabupaten Jombang
3. Menjadi suatu pedoman yang terpadu bagi pemangku kepentingan Kabupaten
Jombang untuk menurunkan risiko bencana di wilayah Jawa Timur sebagai
bagian dari upaya penanggulangan bencana daerah
4. Meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan kecamatan-kecamatan
dalam implementasi langkah-langkah terkait penanggulangan bencana di wilayah
Kabupaten Jombang

C. Ruang Lingkup
1. RPB secara garis besar melingkupi pengenalan dan pengkajian ancaman,
pemahaman tentang kerentanan masyarakat, analisis kemungkinan dampak
bencana, pilihan tindakan pengurangan risiko bencana, penentuan mekanisme
kesiapan dan penanggulangan dampak bencana, serta alokasi tugas,
kewenangan dan sumberdaya yang tersedia.
2. Lingkup pembahasan RPB meliputi seluruh kebijakan dan perencanaan kegiatan
untuk seluruh tahapan penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada
tahap pra, saat, maupun pasca bencana. Secara singkat lingkup pembahasan
RPB dibagi dalam beberapa kelompok, dengan kriteria berikut :
a. Seluruh perencanaan dalam RPB dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
Kelompok Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Kelompok Penanggulangan
Kedaruratan Bencana (PKB).
b. Seluruh aksi pada Kelompok PRB menjadi Rencana Aksi Daerah untuk
Pengurangan Risiko Bencana (RAD PRB).
c. Seluruh aksi pada RAD PRB yang menjurus spesifik pada suatu bencana
menjadi dasar penyusunan masterplan pengurangan risiko bencana nasional
(Masterplan PRB).

2
d. Seluruh aksi pada Kelompok PKB dapat langsung diimplementasikan sesuai
dengan situasi kedaruratan bencana.
3. Lingkup penggunaan RPB
a. Digunakan bagi seluruh bahaya yang menjadi tanggung jawab nasional;
b. Digunakan bagi seluruh lembaga atau institusi terkait penyelenggaraan
penanggulangan bencana di tingkat nasional, baik pemerintah, organisasi
sosial non pemerintah, dunia usaha dan lembaga donor;
c. Digunakan untuk seluruh pemerintah daerah di Indonesia.

D. Landasan Hukum
Rencana Penanggulangan Bencana di Kabupaten Jombang dibuat berdasarkan landasan
hukum yang berlaku di Indonesia, Landasan hukum penyusunan RPB tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
 Pasal 4 huruf c yang menyatakan bahwa “menjamin terselenggaranya
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan
menyeluruh”
 Pasal 6 menekankan tanggung jawab Pemerintah dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana
 Pasal 35 huruf a bahwa penyusunan RENAS PB dilakukan dalam situasi tidak
terjadi bencana
 Pasal 36 ayat 2 bahwa dokumen RENAS PB ditetapkan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 12 sub urusan bahwa penanggulangan bencana merupakan sub urusan
Pemerintahan bidang ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat yang masuk dalam urusan Pemerintahan Wajib.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Pasal 6 ayat 5 dan ayat 6, mengatur masa waktu RENAS PB adalah selama 5 (lima)
tahun, dan dapat ditinjau secara berkala setiap 2 (dua) tahun atau sewaktu-waktu
apabila terjadi bencana.
Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Bencana di
Provinsi Jawa Timur
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
6. Peraturan Kepala BNBP No. 01 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana
7. Peraturan Kepala BNBP No. 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Distribusi Bantuan
Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana.

3
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 93 Tahun 2010, tentang Sumbangan
Penanggulangan Bencana Nasional.
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNBP)
10. Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana
11. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana
12. Permendagri No. 27 tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana Penanggulangan
Bencana.
13. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jombang.
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana.
15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
35 Tahun 2012 tentang Pedoman Standar Operasional Prosedur.
16. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 15 Tahun 2012
tentang Pedoman Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana
(PUSDALOPS-PB).
17. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 4 Tahun 2008
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.
18. Perpres Nomor 87 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Penanggulangan Bencana
Tahun 2020-2044

E. Pengertian
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
2. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
3. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan
ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.
4. Kesiapsiagaan adalah serangkaian yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

4
5. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu
tempat oleh lembaga yang berwenang.
6. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana
7. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada
suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit,
jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta,
dan gangguan kegiatan masyarakat.
8. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
9. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
ataumasyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
10. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
11. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar NegaraRepublik
Indonesia Tahun 1945.
12. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati/walikota atau perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
13. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yang selanjutnya disingkat dengan BNPB,
adalah lembaga pemerintah nondepartemen sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
14. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya disingkat BPBD, adalah
badan pemerintah daerah yang melakukan penyelenggaraan penanggulangan
bencana di daerah.

F. Mekanisme Penyusunan

5
1. Penyusunan Dokumen RPB mengikuti dimensi-dimensi perencanaan pada Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Dimensi tersebut yaitu dimensi teknokratik,
topdown, bottom-up, partisipatif dan politis.
2. Rencana Penanggulangan Bencana disusun dari tahun 2021 hingga tahun 2026
dan terbagi dalam 3 (tiga) tahapan. Tahapan tersebut adalah tahap persiapan,
tahap pelaksanaan kegiatan, dan tahap pelaporan.

G. Struktur Penulisan
RPB terdiri dari 3 (tiga) bagian yang tidak terpisahkan.
1. Bagian Pertama : Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif adalah ringkasan yang memberikan gambaran umum dan
point kunci berupa matriks, diagram dan/atau uraian. Ringkasan Eksekutif tidak
lebih dari 10 lembar. Ringkasan Eksekutif ditujukan untuk menjadi perkenalan,
pengingat, bahan sosialisasi, dan kebutuhan praktis lainnya untuk para pelaku dan
pemegang kebijakan terkait penanggulangan bencana.
2. Bagian Kedua : Buku Utama
Buku Utama merupakan batang tubuh dari RPB 2021-2026. Buku ini berisikan 7
(tujuh) bab yang memaparkan dasar penulisan RPB, Risiko Bencana Daerah,
Kebijakan Strategis, Rencana Aksi, Strategi Pengarusutamaan, Monitoring,
Evaluasi, dan Pembaharuan RPB, serta Penutup.
3. Bagian Ketiga : LAMPIRAN; terdiri dari :
a. Lampiran Satu : RAD Penanggulangan Bencana
Detail RAD PB memaparkan pendekatan detail yang akan diterapkan daerah
dengan pendekatan pendekatan distribusi kontribusi dan tahun pelaksanaan
per bencana. Bila memungkinkan pagu indikatif juga telah dapat ditampilkan
dalam buku ini.
b. Lampiran Dua : Hasil Sinkronisasi IKD
Sinkronisasi IKD memaparkan capaian daerah terkait upaya penanggulangan
bencana yang dikelompokkan ke dalam IKD yang telah disinkronkan dengan
Jakstranas PB.

F. Keluaran
Keluaran dari kegiatan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Jombang
adalah berupa Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Jombang.

H. Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Ahli


Tim pelaksana yang dibentuk untuk menyelesaikan pekerjaan Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur 2021 - 2026, terdiri dari satu
orang ketua tim yang didukung oleh tenaga ahli, tenaga teknis dan tenaga pendukung.
Jumlah tenaga dan jenis keahlian yang dilibatkan disesuaikan dengan jenis keahlian

6
yang dibutuhkan, volume pekerjaan dan waktu pelaksanaan pekerjaan ini. Berikut
uraian komposisi personil tim pelaksana dalam pekerjaan Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur 2021 - 2026. Adapun syarat
administrasi yang harus dipenuhi oleh personil tim pelaksana adalah memiliki
pengalaman di bidangnya.

KUALIFIKASI DAN KOMPOSISI JUMLAH TENAGA AHLI

Posisi Tenaga Ahli (TA) Kualifikasi


1. Team Leader/ Ahli Perencanaan Pendidikan Minimal S1 Perencana Wilayah
Wilayah dan Kota dan Kota Pengalaman Minimal 5 Tahun.
Pendidikan Minimal S1 Ilmu Ekonomi/Sosial
2. Ahli Sosial
Pengalaman Minimal 3 Tahun.

Supporting Staff Kualifikasi

Operator Komputer (1 Org)


Pendidikan SMA/SMK, Semua Jurusan
Pengalaman Minimal 2 Tahun.
Administrasi (1 Org)

I. Jangka Waktu Pelaksanaan


Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur 2021 - 2026 adalah 90
(sembilan puluh hari) hari kalender sejak ditandatangani SPMK.

J. Sumber Pendanaan
Biaya kegiatan ini bersumber dari APBD Provisni Jawa Timur Tahun Anggaran 2021
dengan nilai HPS sebesar Rp 95.000.000,00 (sembilan puluh lima juta rupiah).

K. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat agar dapat digunakan sebagai pedoman
dalam rangka pelaksanaan kegiatan / pekerjaan Rencana Penanggulangan Bencana
(RPB) Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur 2021 - 2026.

Sidoarjo, 4 September 2021


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
PROVINSI JAWA TIMUR

ERWIN INDRA WIDJAJA


Pembina Tk. 1

7
NIP. 19690823 199003 1 008

Anda mungkin juga menyukai