A. Latar Belakang
Pandemi berakibat krisis dan ancaman yang mempengaruhi postur kapasitas dan kerentanan
kita. Krisis hanya terjadi bila akibat dan dampak bencana (orang sakit, orang lapar) lebih besar dari
kapasitas komunitas/pemerintah untuk mengelola krisis dan untuk pulih. Tapi ancaman virus
masih akan terus ada hingga pandemi teratasi melalui imunitas alami atau buatan, akibatnya
tahap bencana tidak seri atau berurutan seperti bencana umumnya, namun paralel. Kadang saat
tahap pemulihan, kita kembali memasuki krisis. Kadang saat sudah dianggap normal, krisis datang
lagi. Dengan demikian penanganannya pun tidak lagi berurutan perbidang atau sektor, namun
secara bersama, lintas sektor dan pentahelix.
Jitupasna dan R3P harus mempertimbangkan survei berbeda yang juga mencoba untuk lebih
memahami kondisi krisis pandemi di setiap provinsi. Jitupasna akan melakukan kuantitatif dan
kualitatif pengumpulan data untuk memenuhi kesenjangan informasi yang ada untuk menavigasi
proses pemulihan krisis. R3P akan mengembangkan konsensus dan prioritas diantara para pelaku
pemulihan di provinsi untuk rehabilitasi dan penyusunan program rekonstruksi dan penyusunan
anggaran. Jitupasna dan R3P juga harus bisa memberikan ruang terbuka bagi masyarakat sipil
untuk berpartisipasi dalam program pemulihan, khususnya untuk perempuan, penyandang
disabilitas, anak-anak, lansia dan kelompok rentan lainnya.
Proses Workshop Instrumen Jitupasna Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 19
Maret telah memperoleh keluaran dan kesepakatan penetapan:
1. Konsensus Skala Prioritas Komoditas yang dijadikan sebagai dasar penyusunan instrumen
meliputi sektor Kesehatan, Pendidikan dan Ekonomi yang dalam hal ini mencakup sub sektor
usaha dan perdagangan yaitu:
1) Menurunnya pendapatan naker/buruh dan pelaku UMKM;
2) Terganggunya rantai pasok komoditas pangan dan bahan dasar usaha kerjinan non
pangan, khususnya yang harus didatangkandari luar negeri.;
3) Meningkatnya risiko kelompok PMKS dan menurunnya pendapatan masyarakat;
4) Menurunnya Pelayanan Pendidikan pada Anak-anak usia sekolah;
5) Menurunnya Kunjungan Masyarakat ke Pelayanan Kesehatan dan prosedur pelayanan
kesehatan yang bertambah panjang.
2. Kesepakatan Populasi lokasi dan unit satuan sasaran survey untuk memperoleh data primer
dari masyarakat yang terdampak Pandemi Covid -19 Provinsi Jawa Barat
3. Kesepakatan Instrument Kualitatif dan Kuantitatif Perekrutan Calon Enumerator
4. Penetapan Tim Kerja Jitupasna Pandemi Covid-19 Provinsi Jawa Barat
5. Rencana Kegiatan untuk Tahapan Berikutnya
Sebagai kegiatan kelanjutan setelah Workshop Instrumen Jitupasna di Provinsi Jawa Barat yaitu
pelatihan enumerator dan survey kwalitatif dan kwantitatif Jitupasna terhadap populasi yang
Selanjutnya dilakukan survey kuantitatif dan kualitiatif yang telah dilaksanakan mulai tanggal 31
Maret - 13 April 2021 yang didahului dengan pelatihan enumetaror. Dari hasil survey kuantitatif
dan kualitatif yang sesuai kesepakatan mengambil 3 wilayah, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten
Bekasi dan Kota Bandung. Fokusnya adalah ekonomi yang dalam hal ini adalah usaha mikro,
pendidikan dan kesehatan. Hasil dari survey kuantitatif dan kualitatif ini yang kemudian disusun
menjadi hasil Jitupasna sebagai dasar untuk menyusun R3P pandemi Covid 19 di Provinsi Jawa
Barat. Untuk menyusun R3P tersebut perlu dilakukan beberapa kegiatan yang dimulai dari
desiminasi hasil Jitupasna dengan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
B. Tujuan
1. Menyampaikan hasil Jitupasna kepada pemerintah provinsi Jawa Barat dan pihak terkait.
2. Adanya kesepakatan prioritas program pemulihan dampak Covid 19 sesuai dengan temuan
Jitupasna.
3. Sinkronisasi program pemerintah/OPD dengan kebutuhan pemulihan pandemi Covid 19.
4. Mendorong legalisasi/pemerguban dokumen R3P.
E. 3. Peserta Workshop Perumusan Program dan Budgeting untuk Pemulihan Pandemi Covid 19
Workshop Perumusan Program Pemulihan Pandemi Covid 19 Provinsi Jawa Barat diikuti oleh:
1. BPBD Provinsi Jabar : 2 orang
2. LO UNDP : 1 orang
3. Field Fasilitator : 1 orang
4. Dinas Sosial : 1 orang
5. Dinas Koperasi dan UMKM : 1 orang
6. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan : 1 orang
7. Dinas Kesehatan : 1 orang
8. Perindustrian dan Perdagangan : 1 orang
9. Dinas Perhubungan : 1 orang
10. Anggota Konsorsium Proyek : 4 orang
11. Notulen : 1 orang
Jumlah : 15 orang
F. 3. Susunan Acara/Kegiatan
Waktu Jam/menit Kegiatan Penanggungjawab
08.00 - 08.30 WIB 0:30 Registrasi dan persiapan Field Fasilitator & LO
08.30 - 08.45 WIB 0:15 Pembukaan dan Pengantar Host LO
08.45 - 09.00 WIB 0:15 Sambutan dari BPBD Jabar LO
09.00 - 11.00 WIB 2:00 Perumusan program dan Field Fasilitator
penganggaran serta sinkronisasi
program pemulihan pandemi
Covid 19 dengan program
pembangunan daerah
11.00 - 11.30 WIB 0:30 Penyepakatan program Filed Fasilitator
pemulihan pandemi Covid 19
dan penganggarannya
11.30 - 12.00 WIB 0:30 Rencana Tindak Lanjut LO dan Field Fasilitator
12.00 WIB Penutup LO dan Field Fasilitator
Adapun bentuk kegiatan asistensi teknis ini adalah dilakukan secara daring maupun luring. Untuk
asistensi teknis dalam bentuk luring, fasilitator wilayah bersama LO UNDP maupun sendiri melakukan
kunjungan ke kanto OPD untuk memastikan penyusunan program pemulihan pandemi Covid 19.
Sedangkan asistensi teknis dalam bentu daring, fasilitator wilayah melakukan asisensi teknis kepada
masing-masing OPD dari Yogyakarta.
G. Dukungan Kegiatan:
1. Workshop Desiminasi Hasil Jitupasna selama 1 hari :
1) Konsumsi pertemuan/fullday meeting
2) Subsidi transport peserta
3) SWAB Antigen
Sudharmanto
Lita Pitaloka Ratna Susi dr.Sari Mutia Timur
Field Coordinator Keuangan LOT 1 Team Leader LOT 1 Direktur YEU