Anda di halaman 1dari 7

KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS

RW DAN RT TAHUN 2019

Pemerintah Desa Jeblogan, Sabtu (15/11/2019,) menyelenggarakan kegiatan bimbingan


teknis administrasi bagi Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) se-Desa Jeblogan yang
dilaksanakan di aula kantor desa, dihadiri staf desa, para pengurus BPD dan 65 peserta terdiri
dari 4 Kepala Dusun, 12 Ketua RW dan 49 Ketua RT. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya
Pemerintah Desa Jeblogan dalam rangka meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan
desa sebagai mitra pemerintah desa dalam membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa.

Acara dimoderasi oleh Ketua BPD, Rohmat Hidayat. Acara secara resmi dibuka oleh Kepala
Desa Jeblogan, E. Sukendar. Dalam sambutannya ia menuturkan bahwa pembinaan RT dan
RW biasa dilakukan melalui Rapat Minggon, namun kali ini pemdes menyediakan waktu lebih
melalui fasilitasi peningkatan kapasitas RT dan RW dalam rangka peningkatan kinerja yang
lebih baik. Ia juga menuturkan bahwa RW dan RT sebagai lembaga kemasyarakatan desa
mempunyai tugas melakukan pemberdayaan masyarakat desa, ikut serta dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan, dan meningkatkan pelayanan masyarakat desa. Pada
kesempatan itu hadir pula Kapolsek Paron, Dodi Rosadi, yang baru bertugas selama tiga pekan
di wilayah Paron. Kapolsek bersama jajarannya berkunjung ke Desa Jeblogan dalam rangka
melaksanakan program Ngariung Bareng Polisi. Kapolsek menyampaikan pentingnya
administrasi yang tertib, baik dan benar. “Tanpa administrasi dan tanpa proses yang dibuat oleh
desa, anggaran dana desa tidak akan keluar. Ketika kita sudah berbuat baik tapi administrasi
tidak benar akan berdampak buruk, sehingga administrasi harus tertib dan benar. Jangan
sampai karena cacat administrasi terjerat masalah hukum,” tuturnya.

Acara dilanjutkan dengan kegiatan pokok. Narasumber pertama, Sukandar (Sekretaris Desa)
mengawali pemaparan dengan sejumlah agenda penting desa yang harus segera diselesaikan
di akhir tahun 2019, yakni desa harus membuat laporan realisasi anggaran pendapatan dan
belanja desa (APBDes) tahun 2019, laporan kinerja kepala desa (LKKD), dan laporan
penyelenggaraan pemerintah desa (LPPD). Selain tiga dokumen penting tersebut pemdes juga
harus mulai mencatat program yang akan diajukan pada tahun 2018, pembuatan Perdes
APBDes TA 2018, perencanaan pembangunan desa tahun 2018. Tiga sumber dana yakni dana
desa, alokasi dana desa, dan dana bagian desa dari pajak dan retribusi daerah harus jelas
peruntukan dan realisasi penggunaannya harus dituangkan dalam APBDes yang diperkuat
dengan Peraturan Desa. Menurutnya, di 2018 akan semakin ketat untuk pengawasan
penggunaan sumber dana yang diperoleh desa. Melalui musrenbang yang direncanakan
minggu depan akan dibahas perencanaan alokasi anggaran di tahun 2018. Materi lain yang
disampaikan sekretaris desa selanjutnya yaitu paparan singkat mengenai UU No. 6 Tahun 2014
tentang Desa, Peraturan Pemerintah, Perda dan Perbup yang berkaitan dengan desa dan
lembaga kemasyarakatan desa, Tupoksi RT dan RW, serta tatacara pembentukan dan
pemberhentian RT dan RW.

Materi tentang Kependudukan dan Pencatatan Sipil disampaikan oleh Kaur Pemerintahan,
Kono Sukendar. Secara teknis terbimbing para RT dan RW melalui media projector dan format
isian yang dibagikan kepada masing-masing peserta langsung dipandu berlatih mengisi
beberapa format isian data kependudukan diantaranya Surat Pengantar, rekapitulasi
perkembangan penduduk, data kepemilikan KK dan KTP, formulir permohonan KTP serta data
pendukungnya, surat keteranan KK, pencatatan dan pemutakhiran biodata penduduk serta
penerbitan nomor induk kependudukan (NIK); pendaftaran perubahan alamat; pendaftaran
pindah datang penduduk dalam skala RT, RW dan desa; pendaftaran warga tinggal sementara
atau musiman; pendaftaran pindah datang dan lain-lain. Selanjutnya peserta melakukan tanya
jawab seputar masalah kependudukan dan pencatatan sipil serta pemecahan persoalan yang
dihadapi. “Saya harap format isian bisa segera diisi dengan benar untuk bahan laporan
tahunan”, pungkas Kono di akhir pemaparan.

Setelah rehat acara dilanjutkan dengan pemaparan dari Kaur Kesra, Syamsul Bahri. Di awal
pemaparan ia menghimbau agar para peserta pelatihan mengikuti kegiatan dengan baik
supaya menghasilkan data yang akurat. “Data-data pribadi maupun keluarga ada sebagian
yang salah terutama terutama dalam KK dan KTP. Untuk itu kami mohon supaya data
kependudukan penduduknya supaya bisa diperbaiki disesuaikan dengan identitas diri masing-
masing,” kata Syamsul. Menurutnya kalau salah data identitas mungkin akan bermasalah dalam
mendapatkan layanan seperti Jamkesmas, BPJS maupun Kartu Indonesia Sehat. “Mengurus
apapun tidak akan bermasalah jika didukung dengan data yang benar dan akurat”, imbuhnya.
Peserta dipandu mengisi data pendukung yang diperlukan untuk mengisi beberapa Surat
Keterangan yang diperlukan untuk mendapatkan layanan kesra.
Kegiatan bimbingan teknis dilanjutkan dengan pengisian analisa kebutuhan pembangunan fisik
maupun non fisik tiap RT dan RW yang dipandu sekretaris desa untuk bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa. “Sebagai bukti realisasi hasil pelatihan ini diharapkan dalam
waktu dekat saya minta beberapa laporan, karena per tanggal 25 Desember perencanaan
harus segera selesai yang nantinya akan dituangkan dalam APBDes dan RKPDes,” ujar
Sukandar. “Partisipasi aktif seluruh peserta merupakan bukti nyata kemitraan antara pemdes
dan lembaga kemasyarakatan yang ada di Jeblogan,” imbuhnya. Menutup kegiatan, moderator
acara, Rohmaat Hidayat, menyimpulkan bahwa “jabatan adalah amanah, baik dari pimpinan
maupun dari rakyat. Para ketua RT dan RW seyogianya dapat menyampaikan informasi dari
pimpinan kepada masyarakat maupun sebaliknya.” Selanjutnya ia menyatakan “Ketika bicara
data, itu adalah sesuatu yang pasti bukan bicara soal ‘mungkin’. Mari kita semua terus
meneriakkan yel bahwa kita masih butuh ilmu’, kita masih butuh pengetahuan.”
Catatan Pembinaan RT RW
Secara historis, kelahiran lembaga Rukun Tetangga disingkat RT dan Rukun Warga disingkat dengan RW
dibidani oleh pemerintah melalui Permendagri nomor 7 tahun 1983 yang mengatur tentang Pembentukan
Rukun Warga dan Rukun Tetangga saat ini sudah dicabut dengan Permen No 4 tahun 1999. Meskipun
dinamai sebagai sebuah lembaga kemasyarakatan, RT/RW pada hakekatnya dilahirkan untuk membantu
berbagai pelaksanaan kegiatan pemerintah. Ini juga mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan dan Peraturan Pemerintah
No no 73 tahun 2005 tentang Kelurahan.
Pekerjaan mereka dilapangan jauh lebih kompleks dari apa yang dapat disebut didalam aturan yang
melahirkannya. Selain sebagai bentuk rentang kontrol pemerintah ditingkat grass root, RT RW juga
menjalankan fungsi-fungsi Social Development dan pembinaan kamtibmas, sebut saja seperti layanan
administrasi melalui Surat Pengantar RT RW yang sangat membantu bagi pemerintah khususnya dalam
deteksi dini dan memproteksi terhadap potensi kesalahan identifikasi terhadap status kependudukan
warga yang dilayani. Kemudian pengadaan forum Pertemuan Rutin RT RW yang jelas-jelas sangat
membantu bagi pemerintah khususnya untuk sosialisasi berbagai program pemerintah. Belum lagi
berbagai kegiatan yang mereka laksanakan terkait dengan pembinaan kehidupan sosial seperti pengadaan
kegiatan Poskamling, pengadaan Dana Sosial dan Kematian hingga penggalian potensi swadaya
masyarakat guna menunjuang kegiatan pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Oleh karena itu sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
daerah (yang paling gres Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentng Pemerintahan Daerah, lanjut
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU RI Nomor 2 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU
No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah menjadi UU, UU RI Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan ke dua atas UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah) maka segala peraturan
yang membidangi ke-RT RW-an telah berlaku surut. Untuk menindaklanjutinya pemerintah khususnya
pemerintah Kota Malang menerbitkan Peraturan Daeran Nomor 1 tahun 2013 tentang RT dan RW yang
dapat menghidupkan lembaga kemasyarakatan RT RW agar sejalan dengan perkembangan dinamika
sosial yang ada.

Beberapa pengertian
Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dan lurah dalam
memberdayakan masyarakat.
Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja
kecamatan.
Rukun Warga, untuk selanjutnya disingkat RW atau sebutan lainnya adalah bagian dari kerja lurah dan
merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Desa atau Lurah.
Rukun Tetangga, untuk selanjutnya disingkat RT atau sebutan lainnya adalah lembaga yang dibentuk
melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan
yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa atau Lurah.

Pelaksanaan Kegiatan Administrasi RT Dan RW Dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja RT Dan RW


Kegiatan Administrasi RT dan RW merupakan salah satu program Pemantapan Penyelenggaraan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Wilayah, program kegiatannya ialah
Pembinaan Lembaga Keamsyarakatan RT dan RW yang tujuannya ialah Terselenggaranya pembinaan
kepada pengurus RT dan RW. Target dari kegiatan ini adalah meningkatnya kinerja lembaga
kemasyarakatan RT dan RW sebagai mitra Pemerintah yang di dalamnya termasuk Kecamatan dan
Kelurahan.
Sumber Daya Pelaksanaan Kegiatan Administrasi RT Dan RW Dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja
RT Dan RW
Sumber Daya merupakan unsur yang penting di dalam pelaksanaan suatu kebijakan yang dibuat. Oleh
sebab itu, di dalam pelaksanaanya sering kali menemukan permasalahan-permasalahan atau kendala-
kendala yang ada. Pelaksanaan Kegiatan Administrasi RT dan RW didalam pelaksanaannya menemukan
beberapa permasalahan yang dihadapi, yang diantaranya adalah:
a. Permasalahan Sumber Daya Manusia.
b. Permasalahan Kelembagaan.
c. Permasalahan Sarana dan Prasarana.

Permasalahan Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (human resources) adalah penggerak utama dalam pergerakan sebuah organisasi.
Dalam manajemen dikenal 5 M yang merupakan unsur-unsur utama dalam sebuah organisasi yaitu:
a. Man (Manusia)
b. Machine (Mesin)
c. Money (Uang)
d. Method (Metode)
e. Market (Pasar)

Permasalahan Kelembagaan
Permasalahan kelembagaan memang merupakan permasalahan normatif yang tidak bisa ditawar-tawar.
Dengan diberlakukannya Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) baru, struktur pada nomenklatur baru
merupakan bentuk reformasi birokrasi dalam rangka efisiensi, sudah barang tentu memerlukan strategi
dalam pelaksanaan pembinaan aparatur kewilayahan menjadi tantangan dalam melaksanakan pembinaan
kewilayahan, baik Kecamatan maupun Kelurahan, mengingat pelayanan dan pembinaan memiliki
jangkauan luas.

Permasalahan Sarana dan Prasarana


Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masih terbatas, dalam
melakukan pembinaan kewilayahan memerlukan sarana prasarana yang memadai. Pembinaan
kewilayahan perlu didukung dengan sarana yang memadai, sehingga proses pembinaan dapat berjalan
lancar.

Pemecahan Masalah Sumber Daya Manusia


Sebagai sebuah unsur utama dalam aktivitas organisasi, manusia perlu mendapatkan perhatian khusus
dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi itu sendiri. Mencermati permasalahan kekurangan kualitas
sumber daya manusia, dapat di rekomendasikan pemecahan masalah sebagai berikut:
a. Rekruitmen sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan.
b. Penyediaan referensi guna menyelami kondisi yang tengah dihadapi.
c. Pengiriman staf atau karyawan pada pendidikan dan latihan, baik fungsional maupun teknis.
d. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan yang secara khusus diperuntukkan untuk memberikan
pembekalan teknis tentang kisi-kisi permasalahan yang akan ditangani.

Pemecahan Masalah Kelembagaan


Segala permasalahan dilingkup kewilayahan yang meliputi 5 RW dan 34 RT harus ditangani. Hal ini
berarti bahwa intensitas kerja mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan beban kerja ini harus
diikuti dengan peningkatan etos kerja. Untuk itu diperlukan langkah-langkah yang tepat guna
memberikan kesamaan tanggung jawab agar beban kerja ini tidak menjadikan sebuah kendala yang akan
menghambat kemajuan bahkan justru melecut semangat pegawai untuk berkarya lebih baik dengan
memberikan sentuhan-sentuhan egaliter.
Sehubungan dengan hal tersebut, diusulkan adanya pelaksana urusan dibawah struktur. Adanya pelaksana
urusan dibawah stuktur bertujuan agar performance kelembagaan dalam melayani masyarakat dapat
memuaskan masyarakat.

Pemecahan Masalah Sarana dan Prasarana


Pemenuhan sarana dan prasarana guna mendukung kegiatan pembinaan kewilayahan adalah sebuah
keniscayaan.
Sehubungan dengan tersebut, senantiasa mengajukan berbagai kebutuhan prasarana dan sarana
pendukung kegiatan guna kelancaran tugas pokok dan fungsi karena dengan meningkatnya kualitas
aparatur pelaksana maka dengan sendirinya Kecamatan dan Kelurahan akan mengikuti sehingga
pembinaan kepada Kelembagaan Masyarakat akan lebih baik dan berkualitas sumber dayanya.
SDM aparatur selain sebagai pelaku dalam organisasi juga merupakan penggerak proses mekanisme
dalam sistem organisasi. Untuk meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat maka dalam
menyelenggarakan kegiatan administrasi RT dan RW dipengaruhi beberapa indikator SDM yang terdiri
dari beberapa hal, seperti:
a. Kejelasan Petugas Pelayanan Publik.
b. Kedisiplinan Petugas Pelayanan Publik.
c. Kemampuan Pelayanan Publik.
d. Keadilan Pelayanan Publik.

PEMBENTUKAN RT RW
Lembaga Kemasyarakatan RT RW dibentuk atas prakarsa masyarakat dan/atau alas prakarsa masyarakat
yang difasilitasi Pemerintah melalui musyawarah dan mufakat. Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan
dimaksud ditetapkan dalam Peraturan dengan berpedoman pada Peraturan Daerah.
Pembentukan RT RW dalam Perda. Setiap RT terdiri dari paling sedikit 30 (tiga puluh) dan paling banyak
50 (lima puluh) Kepala Keluarga.
Setiap RW terdiri dari paling sedikit 5 (lima) RT dan paling banyak 10 (sepuluh) RT. Dalam hal jumlah
RT dan RW kurang atau melebihi sebagaimana dimaksud, harus digabungkan atau dimekarkan.

TUGAS DAN FUNGSI


Tugas RT RW meliputi:
a. menyusun rencana pembangunan secara partisipatif;
b. melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara
partisipatif;
c. menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya masyarakat; dan
d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Lembaga Kemasyaakatan Kelurahan juga mempunyai tugas membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan
pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
fungsi:
a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksana, dan pengelola pembangunan serta pemanfaat, pelestarian dan
pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan partisipasi, serta swadaya gotong royong
masyarakat;
f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumberdaya serta keserasian lingkungan hidup;
g. pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi
remaja;
h. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga;
i. pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat; dan
j. pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:
a. peningkatan pelayanan masyarakat;
b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;
c. pengembangan kemitraan;
d. pemberdayaan masyarakat; dan
e. pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.
dalam melaksanakan tugas dan fungsi dibantu Kader Pemberdayaan Masyarakat.
RT/RW mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Lurah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan.
RT/RW dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;
b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya
murni masyarakat; dan
d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.
Dalam Perda RT mempunyai tugas :
a. menjaga kerukunan antar tetangga, memelihara dan melestarikan kegotongroyongan dan kekeluargaan
dalam rangka meningkatkan ketenteraman dan ketertiban;
b. menampung dan mengusulkan aspirasi warga dalam rencana dan pelaksanaan pembangunan di wilayah
kerja RT;
c. membantu RW dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi
tanggungjawabnya di wilayah kerja RT; dan
d. menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dan menumbuh
kembangkan kondisi dinamis masyarakat di wilayah kerja RT.
RW mempunyai tugas :
a. menjaga kerukunan antar warga, memelihara dan melestarikan kegoton groyongan dan kekeluargaan
dalam rangka meningkatkan ketenteraman dan ketertiban;
b. menampung dan mengusulkan aspirasi warga dalam rencana dan pelaksanaan pembangunan di wilayah
kerja RW;
c. bekerjasama dengan Lurah dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi
tanggungjawabnya di wilayah kerja RW; dan
d. menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dan menumbuh
kembangkan kondisi dinamis masyarakat di wilayah kerja RW.

Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, RT mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. pendataan penduduk dan pelayanan administrasi Pemerintahan;
b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangakan aspirasi dan swadaya
murni masyarakat; dan
d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.
Dalam melaksanakan tugas RW mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. melaksanakan peran koordinasi dengan kepengurusan RT di wilayah kerja RW;
b. menjembatani hubungan antar penduduk melalui kepengurusan RT di wilayah kerja RW;
c. membantu penanganan masalah-masalah kependudukan, kemasyarakatan, dan pembangunan di
wilayah kerja RW; dan
d. membantu sosialisasi program-program Pemerintah Daerah kepada masyarakat di wilayah kerja RW
melalui pengurus RT.
Selain tugas dan fungsi di atas, sebagai lembaga kemasyarakatan RT dan RW mempunyai kegiatan :
a. peningkatan pelayanan masyarakat;
b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;
c. pengembangan kemitraan;
d. pemberdayaan masyarakat meliputi bidang politik, ekonomi, social budaya dan lingkungan hidup; dan
e. peningkatan kegiatan lainnya sesuai kebutuhan masyarakat setempat.

Susunan Kepengurusan
Pengurus RT yaitu penduduk setempat yang terdaftar dalam KK. Pengurus RW yaitu penduduk setempat
yang terdaftar dalam KK dan merupakan hasil musyawarah mufakat pengurus RT. Setiap Warga Negara
Indonesia diwilayah RT dan RW setempat memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih sebagai
calon pengurus RT dan RW sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam Peraturan Daerah. Pengurus RT
dan RW memperhatikan keterwakilan perempuan.
Susunan pengurus RT dan RW, terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua;
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua;
c. 1 (satu) orang Sekretaris;
d. 1 (satu) orang Bendahara;
e. Bidang-bidang yang disesuaikan kebutuhan masyarakat.
Bidang-bidang sekurang-kurangnya terdiri dari bidang pembangunan, bidang ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat, dan bidang social kemasyarakatan. Pengurus, tidak boleh merangkap jabatan
pada Lembaga Kemasyarakatan lainnya dan bukan merupakan anggota salah satu partai politik.
Ketua RT dipilih oleh penduduk setempat di wilayah kerja RT yang telah memenuhi kriteria sebagai
pemilih berdasarkan musyawarah mufakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam proses pemilihan Ketua RT, dibentuk kepanitiaan yang difasilitasi oleh Pengurus RW.
Ketua RW dipilih oleh penduduk setempat di wilayah kerja RW yang telah memenuhi kriteria sebagai
pemilih berdasarkan musyawarah mufakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Panitia Pemilihan Ketua RT dan Ketua RW dapat melakukan penjaringan calon Ketua yang berasal dari
penduduk setempat.
Ketua RT dan RW yang terpilih, dituangkan dalam Berita Acara hasil pemilihan, dan disampaikan oleh
Panitia Pemilihan kepada Lurah untuk ditetapkan dengan Keputusan.

KEPENGURUSAN
memenuhi persyaratan:
a. warga negara Republik Indonesia;
b. penduduk setempat;
c. mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian; dan
d. dipilih secara musyawarah dan mufakat.
Pengurus terdiri dari :
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Bidang-bidang sesuai kebutuhan.
Pengurus tidak boleh merangkap jabatan pada Lembaga Kemasyarakatan lainnya dan bukan merupakan
anggota salah satu partai politik. Masa bhakti pengurus selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya.

HUBUNGAN KERJA
Hubungan kerja dengan kelurahan bersifat konsultatif dan koordinatif. Hubungan kerja dengan Lembaga
Kemasyarakatan lainnya di Kelurahan bersifat koordinatif dan konsultatif. Hubungan kerja dengan pihak
ketiga di kelurahan bersifat kemitraan.

PEMBINAAN
Pemerintah Kota dan Camat wajib membina dan mengawasi Lembaga Kemasyarakatan.
Pembinaan Pemerintah meliputi :
a. memberikan pedoman dan standar pelaksanaan Lembaga Kemasyarakatan;
b. memberikan pedoman pendidikan dan pelatihan;
c. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi terhadap Lembaga Kemasyarakatan; dan
e. memberikan penghargaan alas prestasi yang dilaksanakan Lembaga Kemasyarakatan.
Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Kota meliputi :
a. memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan Lembaga Kemasyarakatan;
b. memberikan pedornan penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
c. menetapkan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk pembinaan dan pengembangan Lembaga
Kemasyarakatan;
d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta pemberdayaan Lembaga
Kemasyarakatan;
e. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Lembaga Kemasyarakatan; dan
f. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Lembaga Kemasyarakatan;
g. memberikan penghargaan alas prestasi yang dilaksanakan Lembaga Kemasyarakatan.

PENDANAAN
Pendanaan bersumber dari :
a. swadaya masyarakat;
b. bantuan dari Anggaran Pemerintah Kelurahan; dan
c. bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota; dan
d. bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

PENUTUP
Demikian semoga materi pembinaan RT RW yang disampaikan ada manfaatnya. Terima kasih dan
sampai jumpa dilain kesempatan.

Malang, 27 Agustus 2015


Lurah Rampal Celaket

Sabardi, S.Ag., MM.


Memenuhi surat Camat Nomor 051/448/35.73.02/2015 tanggal 25 Agustus 2015
Catatan : Poin poin yang perlu mendapatkan perhatian :
1. Pelatihan atau sosialisasi SDM RT RW khususnya terkait dengan Administrasi Pemerintahan termasuk
IT;
2. Penyediaan sarana prasarana termasuk peningkatan jumlah incentive bagi RT RW;

Anda mungkin juga menyukai