Anda di halaman 1dari 11

http://risehtunong.blogspot.co.id/2014/06/kumpulan-peraturan-desa-atau-gampong.

html

Pemekaran Desa dan Prosedur Usulan Pemekaran

Alur pemekaran Desa bagaimana cara pengusulannya. Terus apa syarat-syaratnya? dan poin apa
saja saja yang perlu disiapkan dalam menunjang bahwa Desa itu sudah bisa dimekarkan dari
Desa Induk. Pemekaran Desa memang tidak dilarang. "tapi tidak dengan sesuka hati".

Pemekaran Desa menurut UU Desa

Dalam UU Desa Nomor 6 tentang Desa, Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat melakukan penataan Desa.
Penataan yang diperintahkan UU Desa harus berdasarkan hasil evaluasi tingkat perkembangan
Pemerintahan Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5 Tujuan Penataan Desa menurut UU Desa

1. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa;


2. Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa;
3. Mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik;
4. Meningkatkan kualitas tata kelola Pemerintahan Desa; dan
5. Meningkatkan daya saing Desa.

Syarat Pembentukan Desa menurut UU Desa

Batas usia Desa induk paling sedikit 5 (lima) tahun terhitung sejak pembentukan;
Jumlah penduduk, (harus sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam pasal 8 UU
Desa);
Wilayah kerja yang memiliki akses transportasi antarwilayah;
Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan
adat istiadat Desa;
Memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber
daya ekonomi pendukung;
Batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk Peta Desa yang telah ditetapkan
dalam peraturan Bupati/Walikota;
Sarana dan prasarana bagi Pemerintahan Desa dan pelayanan publik; dan
Tersedianya dana operasional, penghasilan tetap, dan tunjangan lainnya bagi perangkat
Pemerintah Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pada prinsipnya pemekaran desa dibenarkan oleh UU. Selama alur pemekaran Desa harus
dilakukan sesuai dengan prosedur atau mekanisme yang tidak bertentangan dengan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Pembentukan Desa dilakukan melalui Desa persiapan. Desa persiapan merupakan bagian dari
wilayah Desa induk. Desa persiapan dapat ditingkatkan statusnya menjadi Desa dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun. Peningkatan status dilaksanakan berdasarkan hasil
evaluasi.

Pembentukan Desa ditetapkan dengan Peraturan Daerah dengan mempertimbangkan prakarsa


masyarakat desa, asal usul, adat istiadat, kondisi sosial budaya masyarakat desa, serta
kemampuan dan potensi desa.

Pembiayaan, pembinaan dan pengawasan pembentukan Desa menjadi tanggungjawab


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pembinaan dan pengawasan tersebut dilakukan melalui
pemberian pedoman umum, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi.

Alur Prosedur dan Mekanisme Pemekaran Desa menurut UU Desa

Prakarsa dan kesepakatan masyarakat untuk membentuk Desa oleh Masyarakat.


Mengajukan usul pembentukan Desa kepada BPD dan Kepala Desa melibatkan
Masyarakat.
Mengadakan rapat bersama Kepala Desa untuk membahas usul masyarakat tentang
pembentukan Desa, dan kesepakatan hasil rapat dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Rapat BPD tentang Pembentukan Desa melibatkan BPD dan Kepala Desa.
Mengajukan usul pembentukan Desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat, disertai
Berita Acara Hasil Rapat BPD dan rencana wilayah administrasi Desa yang akan
dibentuk melibatkan Kepala Desa.
Melakukan observasi ke Desa yang akan dibentuk, hasil observasi menjadi bahan
rekomendasi kepada Bupati/Walikota melibatkan Tim Kabupaten/Kota dan Tim
Kecamatan atas perintah Bupati/Walikota.
Jika layak dimekarkan, Bupati/Walikota menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah
tentang Pembentukan Desa dengan melibatkan Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa (BPD atau sebutan lain), dan unsur masyarakat Desa.
Bupati/Walikota menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan
Desa paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama melibatkan
Pimpinan DPRD;
Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa paling lambat 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak rancangan tersebut disetujui bersama melibatkan
Bupati/Walikota.
Mengundangkan Peraturan Daerah di dalam Lembaran Daerah jika Rancangan Peraturan
Daerah tentang Pembentukan Desa dianggap syah dengan melibatkan Sekretaris Daerah.

Sebagai implikasi dari pemberian kewenangan kepada daerah melalui Gubernur yang menjadi
wakil Pemerintah Pusat dapat melakukan pembinaan dan pengawasan baik berupa evaluasi dan
klarifikasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang telah disetujui bersama
DPRD. Evaluasi dan Klarifikasi dilakukan oleh Biro Hukum Seketariat Daerah Provinsi.
KOMITE PEMBENTUKAN DESA CILEUNYI KIDUL

KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG

Sekretariat : Jl. Panyawungan No 18. RT.04.RW.03 Telpon : 081931246322

Nomor : 03/KPDCK/VI/K.2009 Cileunyi. 9 Juni 2009

Sifat : Penting

Lampiran : 1 ( Satu ) berkas

Perhihal : Pembentukan

Desa Cileunyi Kidul Kepada

1. Yth. Bapak Kepala Desa Cileunyi Wetan


2. Yth. BPD Desa Cileunyi Wetan

Di

Tempat

Dengan hormat

Berdasarkan hasil musyawarah unsur masyarakat, dengan ini kami Komite pembentukan Desa
Cileunyi Kidul sebagai prakarsa dan wadah aspirasi masyarakat. Menyampaikan proposal
pembentukan desa Cileunyi Kidul, pemekaran dari Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi
Kabupaten Bandung.

Demikian kami sampaikan atas pengertian dan persetujuannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,

KOMITE PEMBENTUKAN DESA CILEUNYI KIDUL

Ketua Sekretaris

( Drs. Iin Zaenal Abidin ) ( Drs. H. Deni Dimyati )

Tembusan :

1. Yth. Bupati Kabupaten Bandung.


2. Yth. Ketua DPRD Kabupaten Bandung.
3. Yth. Badan Otonomi Daerah.
4. Yth. Camat Kecamatan Cileunyi.

1. 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pelayanan publik merupakan tuntutan yang sangat mendasar bagi manajemen


pemerintahan modern, masyarakat yang semakin maju membutuhkan pelayanan yang cepat
dihitung dengan nilai ekonomis dan menjamin adanya kepastian. Birokrasi pemerintah
merupakan institusi terdepan yang berhubungan dengan pemberian pelayanan masyarakat.
Pelayanan masyarakat menjadi sedemikian penting karena hubungan dan kaitannya
dengan manusia dalam komunitas masyarakat banyak (society communit). Dalam konteks ini
birokrasi pemerintah memainkan perannya sebagai institusi terdepan yang brhubungan dengan
pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu dalam gugus institusi birokrasi pemerintah,
pelayanan masyarakat merupakan pelaksanaan tugas-tugas permerintah yang secara langsung
memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

Dewasa ini muncul fenomena birokrasi pemerintah dalam melaksanakan kegiatan


pelayanan masyarakat seringakali diartikan dalam konotasi yang berbeda oleh masyarakat.
Birokrasi seolah-olah melahirkan kesan adanya suatu proses yang panjang yang berbelit-belit
apabila masyarakat akan menyelesaikan suatu urusan dengan aparatur pemerintah, sehingga
muncul istilah debirokratisasi yang artinya merupakan upaya untuk lebih menyederhanakan
prosedur yang dianggap berbelit-belit tersebut.

Salah satu konsepsi untuk menjamin adanya bentuk pelayanan public (publics service )
adalah dengan semakin mendekatkan ruang-ruang pelayanan public dengan masyarkat. Saat ini
luas desa Cileunyi Wetan mencapai 767.075 ha dengan jumlah penduduk sekitar 25.597 orang,
menjadikan pelayanan public menjadi suatu hambatan dari populasi jiwa maupun dengan adanya
jarak yang begitu jauh antara domisili masyarakat dengan kantor desa.

1.2. PERMASALAHAN

Luasnya wilayah Desa dengan tingginya jumlah penduduk dapat mengakibatkan pelayanan
terhadap masyarakat tidak maksimal oleh pemerintah desa, sehingga tidak efisien serta
lambatnya birokrasi dalam mengantisifasi permasalahn yang timbul dalam pemenuhan tuntutan
masyarakat. Dengan kondisi yang demikian bisa mengakibatkan munculnya kerawanan dan
kecemburuan sosial dikalangan masyarkat.

Dari latar belakang dapat di identifikasi permasalah sebagai berikut :

1. Jumlah Penduduk per 4 Pebruari 2009, mencapai 25.597 orang, laki-laki 12.676 Orang
dan Perempuan 12.721 Orang. Jumlah Kepala Keluarga (KK ) : 2892, dengan jumlah
penduduk yang cukup tinggi tidak memungkinkan publics service dapat berjalan dengan
baik.
2. Sarana dan prasarana sudah memenuhi syarat baik infrastruktur pemerintahan desa dan
sarana perhubungan, sehingga sudah memungkinkan untuk dimekarkan terbentuknya
Desa baru.
3. Untuk mempercepat proses pembangunan disegala bidang dan meningkatkan pelayanan
public serta mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
4. Bahwa Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, sesuai situasi dan
kondisi dinamika masyarakatnya saat ini, baik ditinjau dari aspek geografi, demografi
dan kondisi sosial ekonomi, memungkinkan untuk dimekarkan.

II. DASAR HUKUM :

1. Undang Undang No. 32 Tahun 2004. Tentang pemerintahan daerah


2. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005, Tentang Desa
1. Bab II.

Pasal 2 ayat ( 3 ) tentang pembentukan Desa merupakan pemekaran dari suatu desa
menjadi satu desa atau lebih
Pasal 2 ayat ( 4 ) pemekaran dari suatu desa menjadi dua desa atau lebih sebagai mana
dimaksud pada ayat ( 3 ) dapat dilakukan setelah mencapai paling sedikitnya 5 ( lima )
tahun penyelenggaraan pemerintahan desasi social budaya masyarkat setempat.

1. Bab II

Pasal 2 ayat ( 1 ) desa dibentuk atas prakarsa masyarkat dengan memperhatikan asal usul
desa dan kondisi social budaya masyarakat setempat.
Pasal 2 ayat ( 2 ) pembentukan desa sebagai mana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi
syarat :

1. Jumlah penduduk
2. Luas Wilayah
3. Bagian wilayah kerja
4. Prangkat
5. Sarana dan Prasarana Pemerintah

Pasal 2 ayat ( 3 ) pembentuk desa sebagai mana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa
pengabungan beberapa desa, atau bagian desa yang baersandingan, atau pemekaran dari
satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa diluar desa yang telah ada.
Pasal 2 ayat ( 4 ) pemekaran dari suatu desa menjadi dua desa atau lebih sebagai mana
dimaksud pada ayat ( 3 ) dapat dilakukan setelah mencapai paling sedikit 5 ( lima ) tahun
penyelenggaraan pemerintahan desa.
1. Peraturan Menteri Dalam Negri No. 28 Tahun 2006, tentang PEMBENTUKAN,
PENGHAPUSAN PENGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA
MENJADI KELURAHAN.
1. Bab I

Pasal 1 Ayat ( 3 ) pemerintahan desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh


Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarkat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 1 Ayat ( 7 ) pembentukan desa adalah pengabungan beberapa desa atau bagian desa
yang bersandingan, atau pemekaran desa dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau
pembentukan desa diluar desa yang telah ada.

1. Bab II

TUJUAN PEMBENTUKAN

Pasal 2, pembentukan desa bertujuan untuk meningkatakan pelayanan publik guna


mempercepat terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat.

SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN

Pasal 3,

1. Jumlah penduduk wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 1.500 Jiwa atau 300 KK
2. Luas wilayah dapat dijangkau dalam meningkatkan pelayanan dan pembinaan
masyarakat.
3. Wilayah kerja memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar dusun
4. Dan lain lain

TATA CARA PEMBENTUKAN DESA

Pasal 4, Desa dibentuk atas prakarsa masyarkat dengan memperhatikan asal usul desa,
adap istiadat serta kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan setelah mencapai usia
penyelenggaraan pemerintahan desa paling sedikit 5 ( lima ) tahun.
Pasal 5, Tata cara pembentukan desa :

1. Adanya prakarsa dan kesepakatan masyarakat untuk membentuk desa;


2. Masyarakat mengajukan usul pembentukan desa kepada BPD dan Kepala Desa;
3. BPD mengadakan rapat dengan Kepala Desa untuk membahas usul masyarkat tentang
pembentukan desa, dan kesepakatan rapat dituangkan dalam berita acara hasil rapat BPD
tentang pembentukan Desa;
4. Kepala Desa mengajukan usul pembentukan desa kepada Bupati / Walikota melalui
Camat, disertai berita acara hasil rapat BPD dan rencana wilayah Administrasi desa yang
akan dibentuk;
5. Dengan memperhatikan dokumen usulan Kepala Desa, Bupati/Walikota menugaskan tim
Kabupaten/Kota bersama tim Kecamatan untuk melakukan observasi ke Desa yang akan
dibentuk, yang hasilnya menjadi bahan rekomendasi kepada Bupati/ Walikota;
6. Bila rekomendasi tim observasi menyatakan layak di bentuk desa baru, Bupati/ Walikota
menyiapkan rancangan peraturan daerah tentang pembentukan Desa;
7. Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang pembentukan desa sebagai mana
dimaksud pada huruf f, harus melibatkan pemerintah Desa, BPD dan unsur masyarakat
desa, agar dapat ditetapkan secara tepat batas-batas wilayah desa yang akan dibentuk;
8. Bupati/ Walikota mengajukan rancangan peraturan daerah tentang pembentukan desa
hasil pembahasan pemerintah desa, BPD, dan unsur masyarkat Desa kepada DPRD
dalam Forum rapat paripurna DPRD;
9. DPRD bersama Bupati/Walikota melakukan pembahasan atas rancangan peraturan
daerah tentang pembentukan desa, dan bila diperlukan bisa mengikut sertakan pemerintah
desa, BPD dan unsur masyarakat Desa;
10. Rancangan peraturan daerah tentang pembentukan Desa yang telah disetujui bersama
oleh DPRD dan Bupati/ Walikota disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Bupati/
Walikota untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah;
11. Penyampaian rancangan peraturan daerah tentang pembentukan desa sebagaimana
dimaksud pada huruf j, disampaikan oleh pimpinan DPRD paling lambat 7 ( tujuh ) hari
terhitung sejak tanggal persetujuan bersama;
12. Rangan peraturan daerah tentang pembentukan desa sebagai mana dimaksud pada huruf
k, ditetapkan oleh Bupati/ Walikota paling lambat 30 ( tiga puluh ) hari terhitung sejak
rancangan tersebut disetujui bersama; dan
13. Dalam hal sahnya rancangan peraturan daerah tentang pembentukan desa yang telah
ditetapkan oleh Bupati/ Walikota sebagaimana dimaksud pada huruf l, Sekretaris daerah
mengundangkan peraturan daerah tersebut didalam lembaran daerah.
14. telah terbentuk KOMITE PEMBENTUKAN DESA CILEUNYI KIDUL, sebagai
Prakarsa untuk menampung aspirasi Pembentukan Desa Cileunyi Kidul yang merupakan
Pemekaran dari Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi pada Tanggal 9 Juni 2009

III. TUJUAN

Tujuan dari Pemekaran Desa Cileunyi wetan ini adalah :

1. Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 Bab II
Pasal 2 Yaitu Pembentukan Desa bertujuan untuk meningkatkan Pelayanan public guna
mempercepat terwujudnya Kesejahtraan masyarakat.
2. Didasarkan pada Aspirasi Masyarakat dengan maksud untuk menigkatkan kemampuan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pelayanan terhadap Masyarakat serta untuk
menumbuhkan peran serta masyarakat dalam Pembangunan Desa, sehingga dapat
mempercepat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
IV. DATA DESA .

1. Luas Desa : 767.057.Ha.


2. Jumlah Kepala Keluarga : 6444 KK.
3. Jumlah Penduduk Laki-laki : 12.676 Jiwa.
4. Jumlah Penduduk Perempuan : 12.721 Jiwa.
5. Jumlah Penduduk Keseluruhan : 25.597 Jiwa.
6. Jumlah Rukun Warga : 23. RW.
7. Jumlah Dusun : 5 ( lima ).

V. RENCANA WILAYAH DESA CILEUNYI KIDUL.

1. Luas Wilayah : 350.034,-


2. Jumlah Penduduk : 10.271,-
3. Jumlah Kepala Keluarga : 2892 KK.
4. 4. Meliputi, RW ( Rukun Warga ) yang Terdiri dari : RW I, RW II, RW III, RW
IV, RW V, RW XVII, RW XXIII,XXIII.
5. Batas Wilayah , Sebagai berikut :
1. Utara : Jalan Tol PANCI.
2. Timur : Kabupaten Sumedang dan solokan Cikeruh.
3. Selatan : Rancaekek kulon dan Sungai Ciyasana ( Tegal Sumedang ).
4. Barat : Desa Cileunyi Kulon.

Bahan ini Merupakan sebuah Rancangan,hal ini masih memungkinkan untuk berubah tergantung
dari hasil Musyawarah.

VI. LAMPIRAN LAMPIRAN

1. Peta Desa Cileunyi Wetan.


2. Draf Peta Desa Cileunyi kidul.
3. Laporan Bulanan Kependudukan Desa.
4. Rekapitulasi jumlah Penduduk per RW.
5. UU. RI. No 32 Tahun 2004, Bab XI pasal 200 Ayat 4 ( empat ) tentang Desa
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.
7. Peraturan Mentri Dalam negeri Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Pembentukan,
Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan status Desa Menjadi Kelurahan.

Demikian Proposal ini kami ajukan sebagai Representasi dari aspirasi Masyarakat,
untuk dapat segera di Realisasikan.

Cileunyi 9 Juni 2009

KOMITE PEMBENTUKAN DESA CILEUNYI KIDUL

Ketua Sekretaris

( Drs. Iin Zaenal Abidin ) ( Drs. H. Deni Dimyati )

Anda mungkin juga menyukai