Anda di halaman 1dari 9

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)

SISTEM DETEKSI SUARA JANTUNG NORMAL


DAN ABNORMAL BERDASARKAN PHONOCARDIOGRAPHY

Farid Ridhoi Hanum Arrosida Sulfan Bagus Setyawan


Teknik Komputer Kontrol Teknik Komputer Kontrol Teknik Komputer Kontrol
Politeknik Negeri Madiun Politeknik Negeri Madiun Politeknik Negeri Madiun
Kota Madiun, Indonesia Kota Madiun, Indonesia Kota Madiun, Indonesia
faridhoi12@gmail.com hanumarrosida@pnm.ac.id sulfan@pnm.ac.id

Abstrak— Deteksi dini kondisi jantung sangat diperlukan untuk measurement results in the closest oscilloscope is 0.25 with the
mengetahui keadaan jantung normal atau abnormal. Hal ini difference between the results of measuring the PCG Monitoring
disebabkan karena penyakit jantung merupakan penyakit tidak application and the oscilloscope measuring 11ms.
menular yang paling tinggi di dunia dan penyebab kematian paling
tinggi di Indonesia yang sangat berbahaya apabila tidak segera Keywords - Heart; Auscultation; Phonocardiography; Heart
diketahui. Auskultasi merupakan salah satu metode untuk mengetahui Sound Wave; Database.
kondisi jantung yang banyak digunakan di dunia medis. Auskultasi
yang saat ini banyak digunakan masih sederhana dan hasil yang I. PENDAHULUAN
didapat bergantung pada kepekaan dan pengalaman dari dokter
sendiri. Oleh karena itu, “Sistem Deteksi Suara Jantung Normal dan
Jantung manusia adalah organ paling penting dalam tubuh
Abnormal Berdasarkan Phonocardiography” diusulkan untuk yang menyediakan darah ke seluruh bagian tubuh dengan
menanggulangi permasalahan yang ada. Alat ini dan beberja dengan kontraksi rintik dan berulang-ulang. Selama aksi pemompaan,
cara menempatkan kepalan stetoskop yang telah dimodifikasi pada listrik dan aktivitas mekanis dilakukan, maka jantung akan
dada disekitar jantung. Suara yang didengar direkam dan diolah pada terus menghasilkan aliran darah. Jantung sehat berperan
instrumentasi Alat. Kemudian hasil pembacaan diakuisisi dan diolah penting untuk aktivitas normal harian tubuh manusia sebagai
kembali pada Mikrokontroller STM32F407 dan data akan dikirim ke
pembawa nutrisi penting untuk organ tubuh. Sehingga
smartphone menggunakan komunikasi serial bluethooth untuk
kemudian ditampilkan pada aplikasi android, sehingga kondisi distribusi nutrisi ke organ tubuh akan terganggu apabila terjadi
gelombang suara jantung dapat diketahui. Dan data yang diperoleh kelainan atau penyakit pada jantung yang akan sangat
dari pasien dapat disimpan dalam database sehingga dapat di lihat berbahaya apabila tidak segera di tangani.
kembali jika dibutuhkan. Untuk mendapatkan hasil gelombang yang Dari 56,9 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2016,
lebih akurat, nilai pembagi pada blok program dengan hasil ukur S1 Penyakit jantung adalah salah satu pembunuh terbesar di
pada osciloscope yang paling mendekati adalah 0.25 dengan selisih
dunia, yang menyebabkan 15,2 juta kematian pada tahun
antara hasil ukur aplikasi PCG Monitoring dengan hasil ukur
osciloscope sebesar 11ms. 2016. Penyakit ini tetap menjadi penyebab utama kematian
secara global dalam 15 tahun terakhir (WHO, 2016). Di
Kata kunci— Jantung; Auskultasi; Phonocardiography; Indonesia Penyakit jantung juga salah satu penggunaan biaya
Gelombang Suara Jantung; Database. yang besar dipengobatannya, dimana terjadi peningkatan
Abstrack— Early detection of heart conditions is needed to pembiayaan, yakni sebesar 6,9 Triliun Rupiah (48,25%) pada
determine the normal or abnormal heart condition. This is because 2015 dan menjadi 7,4 Triliun Rupiah (50,7%) pada 2016
heart disease is the highest non-communicable disease in the world (BPJS, 2016).
and the highest cause of death in Indonesia is very dangerous if it is Demi pencegahan kemungkinan terjadinya penyakit, maka
not immediately known. Auscultation is one method for knowing diperlukan sebuah tindakan cepat untuk mengetahui kondisi
heart conditions that are widely used in the medical world.
jantung. Auskultasi jantung adalah salah satu cara tertua untuk
Auscultation which is currently widely used is still simple and the
results obtained depend on the sensitivity and experience of the menilai kondisi jantung, tertutama fungsi dari katup jantung.
doctor himself. Therefore, "Normal and Abnormal Heart Detection Akan tetapi, auskultasi tradisional membutuhkan penilaian
System Based on Phonocardiography" is proposed to overcome the subjektif oleh dokter, dimana kepekaan pendengaran dan
existing problems. This tool and work by placing a modified persepsi terhadap suara jantung sangat berpengaruh terhadap
stethoscope on the chest around the heart. Sounds heard are recorded ketepatan diagnosa. Dengan bantuan perangkat elektronik,
and processed on instrument instrumentation. Then the reading
phonocardiograph (PCG) yaitu perangkat elektronik yang
results are acquired and reprocessed on the STM32F407
microcontroller and the data will be sent to the smartphone using dapat merekam suara jantung yang kemudian ditampilkan
bluethooth serial communication to then be displayed on the android dalam bentuk gelombang. Sehingga dengan bantuan PCG ini
application, so that the heart wave sound conditions can be known. data yang diperoleh cenderung lebih obyektif dan lebih akurat
And data obtained from patients can be stored in the database so that jika dibandingkan dengan auskultasi tradisional.
they can be viewed again if needed. To get a more accurate
waveform, the divider value in the program block with the S1
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
Outline dari pendahuluan mencakup :
- Latar belakang permasalahan:
 Bagaimana cara mendeteksi suara jantung dengan
Phonocardiography (PCG)?
 Bagaimana cara mengirim signal PCG dari
Mikrokontroller ARM STM32F4 ke Smartphone?
 Bagaimana cara memvisualkan signal PCG pada
Smartphone?
 Bagaimana cara mendeteksi suara jantung normal
dan abnormal?
- Tujuan :
 Diharapkan mampu membuat sistem deteksi sinyal
bunyi jantung.
 Diharapkan mampu mengirim hasil pembacaan signal
Phonocardiograph dari Mikrokontroller ARM
STM32F4 ke Smartphone. Gambar 1. Diagram system
 Diharapkan mampu memvisualisasikan signal
Phonocardiograph pada Smartphone. 6. Sistem Alur Data
 Diharapkan mampu mendeteksi suara jantung normal Pada android terdapat beberapa tahapan yang penulis
dan abnormal berdasarkan sinyal Phonocardiograph.. gambarkan pada diagram Gambar 9 berikut :

II. METODOLOGI

A. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembuatan “Sistem Deteksi
Suara Jantung Normal dan Abnormal Berdasarkan
Phonocardiography” adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Mempelajari teori-teori berdasarkan pada buku–buku
referensi, jurnal dan penelitian terdahulu serta penelitian di
Gambar 2. Sistem alur data
RSUD Caruban yang bertujuan untuk memperkuat materi
pembahasan maupun menunjang informasi yang
berhubungan dengan tugas akhir ini. III. HASIL DAN PENGUJIAN
2. Penentuan Spesifikasi Alat
Pada tahap ini, pengujian dilakukan terhadap “Sistem
Agar dapat mempermudah dalam merencanakan dan
Deteksi Suara Jantung Normal dan Abnormal Berdasarkan
membuat suatu alat, maka diperlukan penentuan spesifikasi
Phonocardioggraphy”. Hasil pengujian akan digunakan
alat dengan memilih komponen komponen yang akan
digunakan. sebagai data untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Tujuan
3. Perancangan Alat dilaksanakanya pengujian diantaranya adalah untuk
Metode yang digunakan untuk merancang sistem yang mengetahui hasil perancangan dan pembuatan alat,
digunakan untuk alat yang dibuat: menganalisa kesalahan dan kelemahan dari alat, sehingga
4. Alat dan Bahan apabila terdapat error atau kerusakan dapat segera diperbaiki.
Osciloscope
Mikrokontroler ARM STM32F4
Bluetooth HC-05
PC
USB to TTL
Smartphone
Database
5. Diagram Sistem
Diagram sistem yang digunakan pada “Sistem Deteksi
Jantung Normal Dan Abnormal Berdasarkan
Phonocardiograf” dapat dilihat pada Gambar berikut.
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
Beberapa tahapan pengujian yang diperlukan antara lain Gambar 3. Gambar pengujian penggantian nama bluetooth
sebagai berikut:
1. Pengujian konektivitas Bluetooth Perintah “AT+NAME = PCGTES” digunakan untuk
2. Pengujian penerimaan pembacaan suara jantung yang merubah nama bluetooth menjadi “PCGTES”. Kemudian
divisualisasikan dalam bentuk grafik pada smartphone dilakukan pengecekkan pada aplikasi android seperti pada
android Gambar 34. Berikut :
3. Pengujian slider untuk pengukuran lebar gelombang
4. Pengujian pengukuran dan pengambilan lebar
gelombang S1
5. Pengujian pengukuran dan pengambilan lebar
gelombang S2
6. Pengujian pembacaan kondisi suara jantung S1
7. Pengujian pembacaan kondisi suara jantung S2
8. Pengujian pengiriman data dari aplikasi smartphone
android ke database
9. Pengujian menampilkan data dari database
10.Pengujian keseluruhan alat

A. Pengujian Setiap Bagian


Pengujian ini merupakan pengujian per bagian tahapan Gambar 4. Gambar pemeriksaan perubahan nama bluetooth
pada “Sistem Deteksi Jantung Normal dan Abnormal
Berdasarkan Phonocardiography”. Kemudian pengujian tahap kedua, pengujian jarak
jangkauan bluetooth dilakukan untuk mengetahui jarak
1. Pengujian Konektivitas Bluetooth koneksi yang dapat di jangkau oleh modul bluetooth HC-
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah 05 seperti pada Gambar 35. Pengujian dilakukan dengan
bluetooth yang digunakan pada “Sistem Deteksi Jantung jarak mulai dari 50 cm, hingga 1200 cm (12m).
Normal dan Abnormal Berdasarkan Phonocardiography” untuk mengetahui kondisi konektifitas, di gunakan
dapat berfungsi untuk melakukan komunikasi serial rangkaian on/off LED sebagai indikator dengan kontrol
dengan smartphone yang nantinya akan menjadi jembatan melalui smartphone android. Input dari smartphone akan
pengiriman data dari instrumentasi PCG ke dalam aplikasi dikirim melalui komunikasi bluetooth untuk menyalakan
smartphone. dan mematikan lampu indikator Led. Smartphone dapat
Pengujian dilakukan dalam dua tahapan, pertama menyalakan dan mematikan Led ketika berada dalam
adalah pengujian mengubah nama bluetooth, dan kedua range jangkauan bluetooth. Hasil dari pengujian
adalah pengujian jarak jangkauan konektivitas bluetooth. sebagai berikut :
Tahap pertama, yaitu perubahan nama bluetooth No. Jarak (cm) Konektifitas
dilakukan dengan Setting AT menggunakan software 1. 50 Terhubung
Arduino dan komponen tambahan berupa Usb to TTL. 2. 100 Terhubung
Pengujian dilakukan seperti pada Gambar 33 tersebut, 3. 200 Terhubung
dimulai dari button pada board bluetooth HC-05 yang 4. 300 Terhubung
ditekan dan ditahan ketika Usb to TTL dicolokkan ke PC 5. 400 Terhubung
hingga led indikator pada bluetooth HC-05 berkedip 6. 500 Terhubung
selama kurang lebih dua detik baru kemudian dilepas. Hal 7. 600 Terhubung
ini bertujuan untuk mereset bluetooth. Kemudian 8. 700 Terhubung
mengirim perintah “AT” pada serial monitor untuk 9. 800 Terhubung
mendeteksi apakah bluetooth HC-05 sudah aktif.
10. 900 Terhubung
11. 1000 Terhubung
12 1100 Terhubung
13. 1200 Tidak Terhubung
Tabel 1. Jangkauan konektifitas bluetooth
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
dari data diatas didapatkan bahwa jarak jangkauan Dari data diatas dapat dilihat bahwa smartphone dapat
maksimal adalah 1100 cm, lebih dari itu konektifitas menrima data dan kemudian menampilkan dalam bentuk
sudah tidak lagi maksimal. gelombang dengan berbagai variasi input yang diberikan.

2. Pengujian penerimaan pembacaan suara jantung yang 3. Pengujian slider untuk pengukuran lebar gelombang
divisualisasikan dalam bentuk grafik pada Smartphone Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
Android slider dapat mengatur gerak dari garis indikator sebagai
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah pembatas untuk batas awal dan batas akhir gelombang
smartphone dapat menerima data berupa angka dan yang di ukur yang kemudian dari selisih posisi x awal dan
karakter dari mikrokontroller melalui komunikasi serial x akhir dapat diperhitungkan jarak antar keduanya. Selisih
untuk kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik jarak tersebut diasumsikan sebagai pengukur jarak
gelombang sinus. Input yang masuk ke dalam mikro panjang gelombang. Sehingga nantinya, dari selisih
kontroler berasal dari function generator dengan nilai tersebut dapat diketahui panjang dari gelombang yang
yang bervariasi, kemudian mengamati bagaimana diukur. Dalam aplikasi ini digunakan dua slider. Slider
perubahan yang terjadi pada gelombang yang tampil pada yang pertama digunakan untuk mengatur batas awal
aplikasi PCG Monitoring seperti pada gambar berikut : gelombang dan slider yang kedua digunakan untuk
mengatur batas akhir gelombang yang diukur seperti pada
gambar berikut :

Gambar 5. Percobaan Aplikasi dengan input F = 300 Hz (kanan) 100 Gambar 7. Percobaan indikator dan slider pada tampilan aplikasi
Hz (kiri) , Amplitudo = 1v, Offset= 100v
Slider dihubungkan dengan gambar garis untuk
memudahkan dalam mengetahui posisi batas pengukuran.
Perancangan fitur ini dilakukan pada MIT App Inventor 2.
Dengan menambah 2 slider, dan 2 imagesprite. Hasil dari
perngukuran berupa jarak selisih dari slider 1 dengan
slider 2 akan ditampilkan pada label. Untuk mendapatkan
hasil dengan akurasi yang baik, hasil pengukuran
gelombang dibandingkan dengan hasil pengukuran
gelombang pada osciloscope berdasarkan rentan waktu
untuk satu gelombang S1 dan S2. Pada oscilloscope, time
per div diatur pada nilai 250 ms , yang berarti untuk satu
kotak besar, berukuran 250 ms, dalam satu kotak terdapat
6 titik, itu berarti jarak antara satu titik dengan titik lain
Gambar 6. Percobaan Aplikasi dengan input F = 500 Hz(kanan) 300 Hz yang paling dekat adalah 50ms.
(kiri) , Amplitudo = 1v, Offset= 500v

Gambar 8. gelombang suara pada oscilloscope.


Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
Gambar diatas merupakan gambar gelombang dari Dari data di atas, dapat dilihat bahwa nilai pembagi
suara jantung saudara Farid Ridhoi. Pada gambar dengan hasil ukur S1 yang paling mendekati adalah 0.25
oscilloscope di atas terdapat 4 gelombang S1 dan 3 dengan selisih antara hasil ukur aplikasi PCG Monitoring
gelombang S2. Berdasarkan perhitungan dengan hasil ukur osciloscope sebesar 11ms.
menggunakan aplikasi ms.excel dengan data yang 4. Pengujian pengukuran gelombang suara s1
diperoleh dari oscilloscope, dapat diperoleh hasil Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
sebagai berikut : apakah Aplikasi PCG Monitoring dapat melakukan
No. Lebar S1 Lebar S2 pengukuran dan pengambilan data lebar gelombang suara
1 80 70 S1. Nilai dari lebar gelombang suara jantung S1 didapat
2 139 78 dari hasil pengukuran menggunakan slider. Slider
3 134 73 pertama ditempatkan pada awal dari gelombang suara
4 99 jantung S1, dan slider kedua ditempatkan pada akhir
rata rata 113 73.6667 gelombang suara jantung S1. Ketika slider 1 dan slider 2
Tabel 2. Lebar S2 dan S2 Osciloscope. sudah berada pada awal dan akhir gelombang yang di
ukur, maka aplikasi akan menampilkan data jarak selisih
Dari data diatas dapat dilihat nilai rata-rata dari lebar S1 antara kedua slider tersebut dalam label yang berada di
adalah 113ms. Maka pengukuran pada aplikasi PCG sebelah kiri bagian bawah canvas grafik gelombang suara
Monitoring harus mendapatkan nilai paling tidak seperti pada gambar berikut :
mendekati atau diantara kedua nilai diatas. Maka perlu
mengatur nilai pembagi pada blok diagram slider pada
aplikasi PCG Monitoring. Pengujian untuk kalibrasi
pada alat PCG monitoring dilakukan pada
pengukuran gelombang suara S1, dengan beberapa
nilai pembagi yang diberikan dan didapatkan hasil
sebagai berikut :
Nilai Pembagi Hasil Ukur
Gambar 9. Label jarak.
0.3 85.33325
0.25 102.399
Dengan menekan button “Save S1” maka secara
0.2 127.999888
otomatis nilai yang tampil pada label jarak akan diambil
0.15 170.6665
Tabel 3. Nilai pembagi slider.
dan di kunci sebagai nilai lebar gelombang suara jantung
S1 seperti pada gambar berikut :

Gambar 10. Lebar suara jantung S1.


Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
5. Pengujian pengukuran gelombang suara s2 Kondisi “Diagnosa Lebih Lanjut” berlaku ketika lebar
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui suara jantung pasien yang terukur berada dalam range
apakah Aplikasi PCG Monitoring dapat melakukan antara 0.02s (20ms) hingga 0.039s (39ms) atau range
pengukuran dan pengambilan data lebar gelombang suara antara 0.151s (151ms) hingga 0.170s (170ms). Kondisi ini
S2. Nilai dari lebar gelombang suara jantung S2 didapat adalah kondisi dimana ada kemungkinan suara jantung S1
dari hasil pengukuran menggunakan slider. Slider pasien sedang tidak normal, namun tidak menutup
pertama ditempatkan pada awal dari gelombang suara kemungkinan kondisi suara jantung S1 pasien normal,
jantung S2, dan Slider kedua ditempatkan pada akhir hanya pada saat pengukuran pasien sedang kelelahan, atau
gelombang suara jantung S2. Ketika slider 1 dan slider 2 pengaruh dari konsumsi makanan/minuman yang dapat
sudah berada pada awal dan akhir gelombang yang di memicu kerja jantung, semisal yang mengandung kafein.
ukur, maka akan menampilkan data jarak selisih antara Percobaan dilakukan seperti pada gambar berikut :
kedua slider tersebut dalam label yang berada di sebelah
kiri bagian bawah canvas grafik gelombang suara jantung.
Kemudian dengan menekan button “Save S2” maka
secara otomatis nilai yang tampil pada label jarak akan
diambil dan di kunci sebagai nilai lebar gelombang suara
jantung S1 seperti pada gambar berikut :

Gambar 13. Kondisi suara jantung S1 diagnosa lebih lanjut range


bawah.

Gambar 11. Lebar suara jantung S2.

6. Pengujian pembacaan kondisi suara jantung S1


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
apakah fitur dalam aplikasi PCG Monitoring dapat
Gambar 14. Kondisi suara jantung S1 diagnosa lebih lanjut range atas.
mengetahui kondisi suara jantung S1 pasien berdasarkan
lebar gelombang suara jantung S1. Aplikasi dapat
mengetahui kondisi suara jantung S1 pasien setelah lebar Kondisi Abnormal berlaku ketika lebar suara jantung
suara S1 pasien terkunci atau tersimpan. Ketika button S1 pasien berada dalam range kurang dari 0.02s (20ms)
Cek S1 ditekan, secara otomatis aplikasi akan membaca atau lebih dari 0.17s (170ms) dikarenakan pada range
lebar suara jantung S1 pasien yang telah tersimpan, tersebut, lebar suara jantung S1 pasien jauh dari range
kemudian mengklasifikasi kondisi gelombang tersebut. normal suara jantung S1 manusia. Percobaan untuk
Dalam fitur ini, suara jantung akan diklasifikasi atau kondisi “Abnormal” seperti pada Gambar berikut :
dikategorikan dalam 3 kondisi. Yaitu kondisi “Normal”,
kondisi “Diagnosa Lebih Lnajut”, dan Kondisi
“Abnormal”. Sesuai literatur yang ada, suara jantung
pasien akan diklasifikasikan dalam kondisi “Normal” jika
lebar gelombang berada dalam range 0.04s (40ms)
sampai dengan 0.15s (150ms), seperti pada gambar
berikut :

Gambar 15. Kondisi suara jantung S1 abnormal di atas range.

Gambar 12. Kondisi suara jantung S1 normal.


Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
7. Pengujian pembacaan kondisi suara jantung S2 notivikasi untuk mengisi nama terlebih dahulu dan tidak
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui melakukan pengiriman data. Ketika nama sudah di isi,
apakah fitur dalam aplikasi PCG Monitoring dapat maka dokter hanya tinggal menekan button “simpan data”
mengetahui kondisi suara jantung S2 pasien berdasarkan seperti pada Gambar 53. berikut :
lebar gelombang suara jantung S2. Aplikasi dapat
mengetahui kondisi suara jantung S2 pasien setelah lebar
suara S2 pasien terkunci atau tersimpan. Ketika button
“Cek S2” ditekan, secara otomatis aplikasi akan
membaca lebar suara jantung S2 pasien yang telah
tersimpan, kemudian mengklasifikasi konsisi gelombang
tersebut. Dalam fitur ini, suara jantung akan diklasifikasi
atau dikategorikan dalam 3 kondisi. Yaitu kondisi Gambar 17. Halaman untuk pengiriman data ke database.
“Normal”, kondisi “Diagnosa Lebih Lnajut”, dan Kondisi
“Abnormal”. Sesuai literatur yang ada, suara jantung Data akan otomatis terkirim ke web server database dan
pasien akan diklasifikasikan dalam kondisi “Normal” jika dapat dilihat melalui website atau melalui aplikasi PCG
lebar gelombang berada dalam range 0.03s (30ms) Monitoring.
sampai dengan 0.12s (120ms).
Kondisi “Diagnosa Lebih Lanjut” berlaku ketika lebar
suara jantung pasien yang terukur berada dalam range
antara 0.01s (10ms) hingga 0.029s (29ms) atau range
antara 0.121s (121ms) hingga 0.15s (150ms). Kondisi ini
adalah kondisi dimana ada kemungkinan suara jantung S2
pasien sedang tidak normal, namun tidak menutup
kemungkinan kondisi suara jantung S2 pasien normal,
Gambar 18. Database yang tersimpan di server web database.
hanya pada saat pengukuran pasien sedang kelelahan, atau
pengaruh dari konsumsi makanan/minuman yang dapat
Selain menyimpan data berupa nama, lebar S1, lebar
memicu kerja jantung, semisal yang mengandung kafein.
S2, kondisi S1, kondisi S2, dan tanggal, ketika button
Kondisi Abnormal berlaku ketika lebar suara jantung
“simpan data” ditekan, aplikasi PCG Monitoring juga
S2 pasien berada dalam range kurang dari 0.01s (10ms)
menyimpan data gambar gelombang yang sedang tampil
atau lebih dari 0.15s (150ms) dikarenakan pada range
ke dalam memori internal smartphone.
tersebut, lebar suara jantung S2 pasien jauh dari range
normal suara jantung S2 manusia. Percobaan untuk
kondisi “Abnormal” seperti pada gamar berikut : 9. Pengujian Menampilkan Data dari Database
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
apakah aplikasi PCG Monitorng dapat memanggil
8. Pengujian Pengiriman Data Dari Aplikasi Smartphone
kembali data pasien yang telah tersimpan pada web server
Android Ke Database.
database puntuk kemudian ditampilkan kembali dalam
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
aplikasi PCG Monitoring. Button untuk menampilkan
apakah aplikasi PCG Monitoring dapat melakukan
database ada dalam halaman database aplikasi PCG
pengiriman data dari aplikasi ke web server database.
Monitoring, sehingga untuk dapat menampilkan database
Data yang dikirim merupakan data pasien diantaranya,
harus berada pada halaman database aplikasi terlebih
nama pasien, lebar gelombang suara jantung S1, lebar
dahulu. Pengujian dilakukan dengan menkan button
gelombang suara jantung S2, kondisi suara jantung S1,
“Lihat Database”. Ketika button “Lihat Database”
kondisi Suara jantung S2, dan waktu pengiriman.
ditekan, secara otomatis aplikasi PCG Monitoring akan
Sebelum mengirim data, Dokter perlu berpindah ke
memanggil data yang tersimpan di database dan
halaman database dengan menekan button “database”
menampilkannya dalam bentuk tabel seperti pada Gambar
seperti pada gambar berikut :
berikut :

Gambar 16. Button database untuk membuka halaman database. Gambar 19. Isi database yang ditampilkan dalam aplikasi PCG
Monitoring.

Nama pasien diperlukan dalam pengiriman data, ketika


nama belum di isi, maka aplikasi akan emnampilkan
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
Button “Tutup Database” digunakan untuk menutup Hasil-hasil yang melibatkan multiple data points yang
database dan kembali ke halaman database. penting bagi pembaca untuk mengevaluasi percobaan,
10.Pengujian Keseluruhan Alat ditampilkan dalam bentuk tabel atau gambar. Tetapi, hasil
Pengujian ini diakukan untuk memastikan bahwa harus dianalisa dan disimpulkan dalam kalimat. Bila
seluruh sistem dalam “Sistem Deteksi Suara Jantung merujuk ke tabel atau gambar, maka harus dituliskan
Normal dan Abnormal Berdasarkan Phonocardiography” dalam kapitalisasi. (mis, Tabel 1, gambar 6, dst). Kalimat
berjalan dengan semestinya. Pengujian dilakukan dalam bagian Hasil, harus singkat tetapi dapat memberi
langsung kepada objek yaitu rekan dan juga pasien pembaca rangkuman dari hasil dari tiap tabel atau
jantung yang ada pada RSUD Caruban didampingi gambar.Tidak semua hasil memerlukan tabel atau gambar
langsung oleh Dokter Spesialis Jantung. tersendiri. Jika hanya sedikit hasil numeriknya, maka
Tahapan pengujian ini dengan melakukan kerjasama cukup dijelaskan dengan kalimat tanpa menggunakan
dengan rekan rekan Mahasiswa Prodi Teknik Komputer tabel atau gambar.
Kontrol Politeknik Negeri Madiun serta bekerjasama
dengan Dokter Spesialis Jantung RSUD Caruban. Dalam
pengujian ini Dokter Spesialis Jantung dari RSUD IV. KESIMPULAN
Caruban menggunakan langsung alat PCG Monitoring Berdasarkan perancangan dan pengujian yang telah
kepada pasien dengan bantuan Mahasiswa seperti dilakukan pada “Sistem Deteksi Suara Jantung Normal dan
ditunjukan pada Gambar berikut : Abnormal Berdasarkan Phonocardiography” maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. “Sistem Deteksi Suara Jantung Normal dan Abnormal
Berdasarkan Phonocardiography” mempunyai 3 proses
kerja. Proses pertama adalah pengiriman data dari
mikrokontroler ke smartphone android melalui komunikasi
serial, proses kedua adalah pengolahan data yaitu
menampilkan data yang diterima smartphoe android dari
mikrokontroller ke dalam bentuk gelombang, dan
Gambar 20. Pengujian alat pada pasien langsung. melakukan pengukuran lebar serta pengecekan kondisi
gelombang suara jantung S1 dan S2 Pasien, proses ketiga
adalah pengiriman data Pasien hasil pengolahan dalam
aplikasi android ke database.
2. Dalam “Sistem Deteksi Suara Jantung Normal dan
Abnormal Berdasarkan Phonocardiography” jantung
dikategorikan dalam kondisi “normal” ketika nilai dari
pengukuran lebar gelombang suara jantung berada dalam
range antara:
a. 0.04s (40ms) hingga 0.15s (150ms) untuk gelombang
Gambar 21. Pengujian alat oleh Dokter. suar jantung S1.
b. 0.03s (30ms) hingga 0.12s (120ms) untuk gelombang
Dokter hanya menjelaskan mengenai kondisi suara suara jantung S2.
jantung pasien, dan memberikan komerntar bahwa Tugas
Akhir PCG sudah bagus, dapat menampilkan gelombang 3. Dalam “Sistem Deteksi Suara Jantung Normal dan
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Akan tetapi Dokter Abnormal Berdasarkan Phonocardiography” jantung
juga memberikan saran untuk menambahkan fitur untuk dikategorikan dalam kondisi “diagnose lebih lanjut” ketika
dapat memberikan utput suara yang sesuai dengan suara nilai dari pengukuran lebar suara jantung pasien berada
jantung Pasien. Kemudian dari hasil pengujian, dalam range antara :
didapatkan data sebagai berikut : a. 0.02s (20ms) hingga 0.039s (39ms) atau range antara
0.151s (151ms) hingga 0.17s (170ms) untuk
gelombang suara jantung S1.
b. 0.01s (10ms) hingga 0.029s (29ms) atau range antara
0.121s (121ms) hingga 0.15s (150ms) untuk
gelombang suara jantung S2.
4. Dalam “Sistem Deteksi Suara Jantung Normal dan
Abnormal Berdasarkan Phonocardiography” jantung
dikategorikan dalam kondisi “abnormal” ketika nilai dari
pengukuran lebar gelombang suara jantung berada dalam
Gambar 22. Data hasil pengujian
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
range : Metric. Journal of International Conference on Information &
Communication Technology and Systems (ICTS). 1-4.
a. Kurang dari 0.02s (20ms) atau lebih dari 0.17s
[3] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Penyakit Jantung
(170ms) untuk gelombang suara jantung S1. Penyebab Kematian Tertinggi, Kemenkes Ingatkan Cerdik. Tersedia
b. Kurang dari 0.02s (20ms) atau lebih dari 0.17s pada: http://www.depkes.go.id [Diakses pada 14 Oktober 2018].
(170ms) untuk gelombang suara jantung S2. [4] Kementerian Kesehatan RI. 2012. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan Penyakit Tidak Menular. Tersedia pada:
5. Sistem ini dimonitoring oleh dokter secara secara langsung http://www.pusdatin.kemkes.go.id [Diakses pada 10 Oktober 2018]
melalui smartphone android untuk dapat memberikan [5] Loukas, Andreas, dkk. 2015. Distributed Autoregressive Moving
Average Graph Filters. Journal of IEEE Signal Processing Letters. 22
gambaran mengenai kondisi suara jantung pasien, sehingga (11): 1-4.
dapat membantu dokter dalam mengedukasi pasien [6] Ratnasari, Dian K. 2017. Rancang Bangun Phonocardiography yang
mengenai kondisi jantung pasien tersebut. Dilengkapi Ekstraksi Ciri Suara Jantung menggunakan Metode
6. “Sistem Deteksi Suara Jantung Normal dan Abnormal Transformasi Wavelet untuk Mendeteksi Kondisi Jantung [Skripsi].
Lampung: Universitas Lampung.
Berdasarkan Phonocardiography” dilengkapi dengan
[7] Sabir, Mohammad K. 2013. PCG Signal Analysis using Teager Energy
sistem rekam medik yaitu penyimpanan data hasil Operator & Autocorrelation Function. Journal of International
pemeriksaan serta penyimpanan gambar gelombang Conference on Computer Medical Applications (ICCMA). 2-4.
sehingga dapat dengan mudah dibuka kembali jika sewaktu [8] Sumarna, dkk. 2017. The Improvement of Phonocardiograph Signal
(PCG) Representation Through the Electronic Stethoscope. Journal of
waktu dibutuhkan. International Conference on Electrical Engineering, Computer Science
and Informatics (EECSI). (4): 1-2.
DAFTAR PUSTAKA
[9] Wolber, D., Abelson, H., & Looney, E. S. 2011. App Inventor: Create
[1] Fahmiyantoro, Y. 2018. Sistem deteksi jantung normal dan abnormal Your Own
berdasarkan electrocardiograf. Madiun: Politeknik Negeri Madiun. [10] Android Apps. O'Reilly Media.
[2] Jusak Jusak, I. P. 2016. Heart Murmurs Extraction Using the Complete
Ensemble Empirical Mode Decomposition and the Pearson Distance

Anda mungkin juga menyukai