Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL SKRIPSI

EVALUASI ORDE DAN FILTER DIGITAL ECG PADA


RANCANG BANGUN PASIEN MONITOR PARAMETER
ECG, BPM, SUHU DENGAN PENGIRIMAN LORA
(EVALUASI ORDE DAN FILTER DIGITAL ECG)

Oleh :
SYARIFUDIN ABDILLAH
NIM P27 838 119 062

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG DIPLOMA IV


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah


Pasien monitor semakin banyak digunakan secara akut dan area perawatan
kritis untuk mencatat tanda-tanda vital pasien dan untuk memperingatkan staf
klinis situasi yang berpotensi mengancam jiwa. Tidak ada pedoman yang diterima
secara umum pada tingkat pemantauan yang dibutuhkan oleh pasien di
departemen darurat (ED), bagaimanapun, ada sedikit evaluasi penggunaan sistem
pemantauan berkelanjutan, khususnya sehubungan dengan alarm yang terdengar.
Artikel ini menjelaskan pengamatan studi monitor samping tempat tidur semi-
otomatis dilakukan selama periode musim dingin enam minggu di Indonesia ED
di Rumah Sakit John Radcliffe, Oxford. Jika alarm suara monitor peka terhadap
status klinis pasien, efeknya adalah dikategorikan positif; jika tidak ada tautan
antara alarm dan klinis pasien status, efeknya dikategorikan negatif[1].

Penyakit jantung adalah kondisi yang mempengaruhi struktur dan fungsi


jantung yang disebabkan dari berbagai faktor. Penyakit jantung saat ini adalah
masalah nomor satu untuk dunia. Penyakit jantung lebih banyak dari pada
kematian orang terjadi selama serangan jantung pertama. Tapi tidak hanya untuk
serangan jantung beberapa penyakit yang menyerang kanker payudara, kanker
paru-paru, ventrikel juga menjadi masalah. Karena itu sangat penting untuk
memiliki kerangka kerja yang efektif untuk kenali penyakit jantung dalam ribuan
sampel secara instan[2]. Pemantauan parameter vital di samping tempat tidur,
yang berguna untuk analisis ritme dan segmen ST dan sebagai alat rekam
kelistrikan jantung untuk prediksi kematian mendadak[3].

Di Indonesia salah satu penyakit kardiovaskular yang terus menerus


menempati urutan pertama adalah penyakit jantung koroner. Menurut survei
Sample Registration System angka kematian penyakit jantung koroner 12,9% dari
seluruh kematian. Prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis
dokter yang dilakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 sebesar 0,5%
sedangkan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5%. Hasil Riskesdas
ini menunjukkan penyakit jantung koroner berada pada posisi ketujuh tertinggi
Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia[4][5]. Jenis penyakit yang
berhubungan dengan organ jantung yang perlu dipertimbangkan adalah Penyakit
Jantung Koroner (PJK), Angina Pektoris, gagal jantung kongestif, kardiomiopati,
penyakit jantung bawaan, Aritmia, Miokarditis, serangan jantung, kanker jantung,
dan lain – lain [2]. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan
Litbangkes Kemenkes RI pada tahun 2013 menunjukkan Prevalensi penyakit
gagal jantung meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada umur
65 – 74 tahun (0,5%) untuk yang terdiagnosis dokter, menurun sedikit pada umur
≥75 tahun (0,4%), tetapi untuk yang terdiagnosis dokter atau gejala tertinggi pada
umur ≥75 tahun (1,1%). Untuk yang didiagnosis dokter prevalensi lebih tinggi
pada perempuan (0,2%) dibanding laki-laki (0,1%), berdasar didiagnosis dokter
atau gejala prevalensi sama banyaknya antara laki-laki dan perempuan (0,3%)[6].
Hal ini menunjukkan bahwa penyakit jantung terjadi pada semua kelompok umur,
baik itu usia produktif ataupun tidak produktif. Untuk mencegah serangan jantung
menjadi parah, diagnosis dini sangat penting. Salah satu teknik diagnostik adalah
Elektrokardiogram (EKG)[7].

Electrocardiography (EKG) adalah suatu alat yang digunakan untuk


menampilkan aktivitas sinyal listrik jantung yang dilakukan secara noninvasive
dengan menggunakan elektroda yang dipasang pada kulit. EKG merupakan
instrument medis yang dibutuhkan oleh paramedic untuk memperoleh informasi
tentang kerja fungsi jantung seseorang. BPM merupakan jumlah detak jantung
dalam satu menit, pemantauan denyut jantung berfungsi untuk memantau adanya
perubahan denyut tiba - tiba yang dapat berakhir pada kematian mendadak (Dyah,
2010). Pengukuran perangkat Elektrokardiogram (EKG) aktivitas listrik otot
jantung untuk menentukan jantung kondisi. Kualitas sinyal EKG adalah faktor
kunci dalam menentukan penyakit jantung. Namun, ketersediaan EKG perangkat
menyebabkan diagnosis EKG lambat dan sulit[7].

. Diagnosis EKG yang tepat didasarkan pada perekaman, elaborasi, dan


presentasi sinyal yang benar. Beberapa sumber artefak dan penyebab eksternal
potensial dapat memengaruhi kualitas bentuk gelombang EKG asli. Faktor lain
yang dapat mempengaruhi kualitas informasi yang disajikan tergantung pada
teknis solusi yang digunakan untuk meningkatkan sinyal. Oleh karena itu, pilihan
instrumentasi dan solusi yang digunakan untuk menawarkan sinyal EKG
berkualitas tinggi sangat penting. Beberapa persyaratan dilaporkan secara rinci
dalam pernyataan dan rekomendasi ilmiah. Tujuan dari dokumen konsensus ini
adalah untuk memberikan referensi ilmiah pilihan sistem yang dapat menawarkan
akuisisi sinyal, pemrosesan EKG berkualitas tinggi, dan presentasi yang cocok
untuk penggunaan klinis[3].

Dalam perkembangan alat EKG yang pernah dibuat beberapa tahun


terakhir yaitu“Rancang bangun EKG 3 Channel Berbasis Arduino” [8] dimana
pengukuran sudah 3 Channel denganmenampilkan 3 lead (Lead I, II, dan III) pada
satu tampilan tetapi kekurangannya yaitu untuktampilan masih menggunakan PC,
sehingga apabila tidak ada PC maka sinyal tidak bisa di tampilkan.Selanjutnya
pernah juga dibuat alat “Rancang Bangun Alat Monitoring Sadapan Ekstrimitas
(I,II, III, aVR, aVL, dan aVF) dengan tampilan LCD TFT” [9]. Pada alat ini
melakukan 6 Lead penyadapan sinyal jantung yakni pada lead I, II, III, aVR, aVL,
dan aVF menggunakan ditampilkan pada LCD TFT. Namun alat ini masih
menggunakan filter yang digunakan adalah filter analog sehingga besar orde pada
filter terbatas dengan banyaknya rangkaian filter.
Berdasarkan hasil telusur selanjutnya yaitu alat EKG dengan judul“A
Cost-Effective Multichannel wireless ECG”[10]dimana Monitoring sudah 3
Channel untuk menampilkan 3 Lead (lead I, II, dan III) dan menggunakan daya
baterai atau portable tetapi memiliki kekurangan sama seperti sebelumnya yakni
penyadapan dilakukan dengan membuat 3 instrumentasi, tampilan harus dengan
PC untuk menampilkan sinyal, dan filter masih menggunakan filter analog.Pada
tahun 2009 dilakukan penelitian oleh Federica Censi “Effect of high-pass filtering
on ECG signal on the analysis of patients prone to atrial fibrillation” dari
penelitian ini dilakukan melakukan filter dengan frekuensi cut off 0,01, 0,05 dan
0,5 Hz. Hasil menunjukkan bahwa penyaringan EKG mempengaruhi estimasi
durasi gelombang P dengan cara yang tergantung pada jenis filter yang
digunakan: khususnya, filter dua arah menyebabkan variasi durasi gelombang P
yang diabaikan, sedangkan yang searah memprovokasi peningkatan lebih tinggi
dari 8% (F. Censi, 2009).
Berdasarkan hasil identifikasi masalah kronologis diatas maka penulis
ingin membuat sebuah “Implementasi Filter Digital” dengan memanfaatkan
filter digital untuk mengurangi artefak pada sinyyal jantung sebagai media untuk
mengatasi kekurangan dari penelitian-penelitian sebelumnya.

1.2 Batasan Masalah


Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah dalam
penyajiannya, penulis membatasi pokok-pokok batasan yang akan dibahas yaitu:
1. Monitoring EKG hanya pada 1 Lead saja.
2. Menggunakan Instrumentasi AD620.
3. Tampilan grafik pada LCD TFT
4. Pengambilan data untuk pembacaan 3 pasien
5. Menggunakan IC mikrokontroler 328 sebagai pengolahan data.
6. Menggunakan Filter digital.
7. Analisa tentang Filter HPF dengan frequensi cut off 0.01, 0.05, 0.5 Hz
8. Analisa tentang Filter LPF dengan frequensi cut off 25,
40,100,150,200,300Hz
9. Menggambil data menggunakan function generator dengan jenis filter
digital IIR(Butterworth, Chebyshev I, Chebyshev II, dan Elliptic)
dengan orde 2, 4, 6.
10. Menggambil data menggunakan function generator dengan jenis filter
digital FIR (Equiripple, Kaiser Window, Least-Squares, dan
Constrained Least Squares) dengan orde 10, 20, 30, 40, 50, dan 60.
11. Menggunakan filter terbaik untuk di aplikasikan ke alat.
12. Menggunakan LCD TFT 3.5 inch sebagai tampilan.
1.3 Rumusan Masalah
Dapatkah mengimplementasikan filter digital pada rancang bangun pasien
monitor ?“
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Dibuatnya “Filter Digital yang digunakan untuk di impementasikan pada
pasien monitor”
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Membuat rangkaian pengondisi sinyal untuk EKG
2. Membuat rangkaian filter pasifdan rangkaian penguat.
3. Membuat program penampil grafik dengan LCD TFT.
4. Membuat program pengolahan data dan filter digital.
5. Menyusun softwarepengondisi Filter HPF dengan frequensi cut off 0.01,
0.05, 0.5 Hz
6. Menyusun software pengondisi Filter LPF dengan frequensi cut off 25,
40,100,150,200,300Hz
7. Melakukan uji coba alat
8. Melakukan analisis respon filter digital terhadap input frekuensi.
9. Melakukan analisis sinyal EKG dengan menggunakan phantom EKG
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang alat diagnostic
khususnya alat monitoringsinyal jantung.
2. Untuk referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi pengguna,dapat mempermudah dalam melakukan pemantauan
vitalsign pasien.
2. Bagi pasien,terjaminnya pemantauan vitalsign oleh dokter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sinyal Jantung

Gambar 2. 1 SinyalKelistrikanJantung
Sumber : [11]

Jantung adalah otot yang bekerja terus menerus seperti pompa. Setiap
denyut jantung dibentuk oleh gerakan impuls listrik dari dalam otot jantung. Sel-
sel pacemaker merupakan sumber bioelektrik jantung. Ada tiga sumber utama
pacemaker, yaitu SA node, AV node dan serabut punkinje / otot ventricle.
Electrocardiograph (ECG) merupakan metoda yang umum dipakai untuk
mengukur kinerja jantung manusia melalui aktivitas elektrik jantung. Sinyal
jantung (ECG) merupakan sinyal biomedic yang bersifat nonstationer, dimana
sinyal ini mempunyai frekuensi yang berubah terhadap waktu sesuai dengan
kejadian fisiologi jantung. Informasi seputar kerja jantung dapat diperoleh melalui
prinsip kelistrikan pada jantung. ECG memiliki peran penting dalam proses
pemantauan dan mencegah serangan jantung. Sinyal ECG terdiri dari tiga
gelombang dasar P (depolarisasi atrium), kompleks QRS (depolarisasi ventrikel)
dan gelombang T (repolarisasi ventrikel) (Barbara Khun, 2009).
Dari aktifitas kelistrikan jantung menghasilkan detak jantung yang
biasanya diukur dalam satuan beat per minute (BPM). Berikut adalah tabel
perbedaan detak jantung berdasarkan kategori umur.Frekuensi detak jantung akan
melambat selama tidur dan dipercepat oleh emosi, gerak badan, demam, dan
banyak rangsangan lain. Dalam individu muda sehat yang bernafas pada frekuensi
normal, maka frekuensi jantung bervariasi sesuai pernapasan: ia dipercepat selama
inspirasi dan melambat selama ekspirasi, terutama jika kedalaman pernapasan
meningkat
Tabel 2. 1Range DetakJantung
Perkiraan Rentang Perkiraan Rata-Rata
Umur (BPM) (BPM)
Baru Lahir 120-160 140
1-12 Bulan 80-140 120
1-2 Tahun 80-130 110
3-6 Tahun 75-120 100
7-12 Tahun 75-110 95
Masa Remaja 60-100 80
Masa Dewasa 60-100 80
Sumber : Barbara Khun, 2009

2.1.1 Jantung
Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picu oleh aksi potensial yang
menyebar ke seluruh membran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot jantung yaitu:
- Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan
kerjamekanis memompa darah. Dalam keadaan normal, sel ini tidak membentuk
sendiri potensial aksinya.
- Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khusus memulai dan menghantarkan
potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.Sel
otoritmik jantung merupakan sel otot khusus yang berbeda dari sel saraf dan sel
otot rangka di mana sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel
ini memperlihatkan aktivitas pemicu yaitu potensial membran secara perlahan
terdepolarisasi sampai ke ambang (potensial pemicu). Dengan siklus yang
berulang tersebut, sel otoritmik memicu potensial aksi yang kemudian menyebar
ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun.
Sel-sel jantung otoritmik ini membentuk area tersendiri di:
1. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium
kanan dekat pintu masuk vena cava superior.
2. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung
khusus yang terdapat pada dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas
pertemuan atrium dan ventrikel.
3. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal
dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel. Disini berkas tersebut
terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum,
melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik kearah
atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke seluruh
miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon.

Gambar 2.1 Jantung


(Sumber :http://www.coheadquarters.com/PennLibr/MyPhysiology/lect0/figecg01.htm )
Sistem konduksi diatas di mulai dari nodus sinoatrial sebagai pacemaker
yang berguna untuk memicu setiap siklus jantung. Nodus SA ini biasa di
pengaruhi oleh sistem saraf pusat, seperti impuls dari saraf simpatis akan
menambah kecepatannya dan saraf parasimpatis akan memperlambatnya. Hormon
tiroid dan epinefrin yang dibawa oleh darah juga dapat mempengaruhi kecepatan
impuls nodus SA. Setelah impuls listrik yang diinisiasi oleh nodus SA,
impulnyaakan menyebar melalui kedua atrium sehingga menyebabkan kedua
atrium berkontraksi secara berkesinambungan. Pada saat yang sama impuls
tersebut mendepolarisasi nodus atrioventrikular yang berada dibawah atrium
kanan.
Dari nodus AV ini, cabang dari serat konduksi yaitu berkas His melalui
otot jantung sampai septum interventrikular. Berkas His ini kemudian bercabang
menjadi cabang kanan (right bundle) dan cabang kiri (left bundle). Walaupun
berkas His mendistribusikan energi listrik ini sampai melewati permukaan medial
ventrikel, kontraksi sesungguhnya distimulasi oleh berkas purkinje (serat otot
konduksi) yang muncul dari cabang bundle yang dilanjutkan ke sel miokardium
ventrikel.
2.1.2 Pola Sinyal EKG
Sinyal EKG terdiri dari gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T
digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung atau aritmia (arrythmia). Urutan
terjadinya sinyal EKG yang dapat menimbulkan gelombang P, kompleks QRS,
dan gelombang T sebagai berikut.

Gambar 2.2 Bentuk gelombang EKG


( Sumber : Halomoan, 2013)
1. Gelombang P, Gelombang EKG yang pertama dilihat dengan ciri-
cirilengkung kecil, defleksi positif (dengan amplitudo <0,3mV).
2. Interval PR, Jarak antara awal gelombang P dengan awal kompleksQRS;
pengukuran waktu antara gelombang depolarisasidari atrium ke ventrikel
yang mempunyai durasi 0,12 –0,2 detik.
3. Interval QRS, Gelombang Q: defleksi negatif (dengan amplitudo 25%dari
gelombang R); Gelombang R: defleksi positif(dengan amplitudo 1,6- 3mV);
Gelombang S: defleksinegatif (dengan amplitudo 0,1-0,5mV) setelah
gelombangR.
4. Segmen ST, Jarak antara gelombang S dan awal gelombang T;Pengukuran
waktu antara depolarisasi ventrikel dan awalrepolarisasi ventrikel yang
berdurasi 0,05- 0,15 detik.
5. Gelombang T Lengkung positif setelah kompleks QRS
yangmemrepresentasikan repolarisasi ventrikel denganamplitudo 0,1- 0,5
mV.
6. Interval QT, Pengukuran waktu dari awal QRS sampai akhirgelombang T
yang memrepresentasikan aktivitas ventrikelyang berdurasi 0,35- 0,44 detik.
[12]
Interval antara R-R menandakan periode dari detak jantung yang dapat
dikonversikan menjadi Heart Rate (HR):

𝐻𝑅=6000 / R−R (𝑏𝑝𝑚)

dimana, R – R adalah interval antara sinyal R dengan sinyal R yang diukur


dalam milidetik. Interval R-R relatif konstan dari detak ke detak. Perubahan pada
interval R-R menandakan adanya kecepatan jantung yang tidak wajar[13].
2.1.3 Jenis Noise EKG
EKG memiliki sinyal noise acak non-stasioner (berubah – ubah) yang kuat
dan khas. Rentang frekuensi EKG normal 0,01Hz 100Hz di antaranya, dan 90%
energi EKG terkonsentrasi di 0,25 Hz-35Hz di antaranya. Akuisisi EKG dan
proses konversi Analog to Digital, EKG pasti dipengaruhi oleh berbagai jenis
noise, terdapat 3 jenis noise EKG sebagai berikut:
1. Baseline Wander: adalah suatu ganggun noise pada EKG yang disebabkan
oleh berbagai sumber noise seperti keringat, respirasi atau pernapasan,
Gerakan tubuh, dan pemasangan elektroda yang buruk atau tidak menempel
dengan baik. Besar amplitudo noise ini dapat melebihi kompleks QRS
beberapa waktu, tetapi biasanya terbatas pada frekuensi interval dibawah 1
Hz.
2. Power Line interference (50/60 Hz): adalah noise frekuensi tinggi yang
disebabkan oleh gangguan dari perangkat terdekat sebagai akibat dari
grounding yang tidak benar dari peralatan EKG. Biasa juga disebut sebagai
noise jala – jala PLN. Noise ini biasanya terdapat pada frekuensi 50/60 Hz.
3. Electromyographic noise (EMG noise): Terutama disebabkan oleh aktivitas
listrik otot pada saat selama periode kontraksi atau karena gerakan tubuh
yang tiba-tiba. Sementara komponen frekuensi EMG jauh tumpang tindih
dengan komponen QRS, komponen frekuensi juga meluas ke frekuensi yang
lebih tinggi. Akibatnya, pemrosesan sinyal EKG untuk menghilangkan efek
noise ini secara alami menghasilkan beberapa distorsi pada sinyal. Noise ini
biasanya terdapat pada frekuensi diatas 100Hz. [14]
2.1 Amplifier
2.2.1 Instrument Amplifier (AD620)
Rangkaian instrumentation amplifieradalah rangkaian yang digunakan
untuk mengolah sinyal tubuh yang telah disadap pada elektroda. Salah satu IC
yangbaik untuk membangun sirkuit ini adalah AD620, karena memiliki banyak
fitur yang membuatnya cocok untuk aplikasi seperti itu, seperti mudah digunakan,
noise rendah, kinerja pada tegangan DC yang sangat baik, dan daya
rendah.AD620 dianggap sebagai penguat instrumentasi analog dengan akurasi
tinggi yang memiliki kinerja lebih tinggi daripada instrumentasi yang
menggunakan tiga desain IA op-amp.
Karakteristik listrik dari AD620 dapat diringkas dalam bias input rendah,
rentang gain dari 1 hingga 1000 dengan hanya menggunakan satu resistor
eksternal untuk pengaturan rentang pengutan, bekerja dengan catu daya sekitar ±
2.3V hingga ± 18V dan daya rendah 1,3 mA dari arus supply maksimum sehingga
cocok untuk aplikasi portabel dan bertenaga baterai. Semua spesifikasi ini
membuat IC ini sangat cocok untuk banyak sirkuit dan aplikasi medis seperti
EKG.[15]

Gambar 2.8 Skematik didalam IC AD620


Berdasarkan diagram skematik sederhana dari AD620 yang ditunjukkan
pada gambar diatas, resistor gain internal R1 dan R2, ditetapkan pada nilai absolut
24,7KΩ untuk memungkinkan kontrol yang akurat dari penguatan oleh resistor
eksternal tunggal (RG)[15], Jadi penguatan pada IC AD620 diaturhanya dengan
resistor oleh RG, atau lebih tepatnya, dengan impedansi apa pun yang muncul
antara Pin 1 dan 8. AD620 dirancang untuk menawarkan akurasi yang tinggi
dengan menggunakan resistor 0,1% hingga 1%. Rumus untuk mencari Rg dengan
penguatan yang kita inginkan :
Rg = R1 + R2/ Gain -1
Rg = 49,4K Ohm/ Gain - 1
2.2.2 Filter
Filter dalam bidang elektronika adalah suatu rangkaian yang berfungsi
untuk mengambil/melewatkan tegangan output pada frekuensi tertentu yang
diinginkan dan untuk melemahkan/membuang ke ground tegangan output pada
frekuensi tertentu yang tidak diiginkan. Filter dalam elektronika dibagi dalam dua
kelompok yaitu filter pasif dan filter aktif. Untuk membuat suatu filter pasif dapat
digunakan komponen pasif (R, L, C).  Sedangkan untuk membuat filter aktif
diperlukan rangkaian (R, L, C)dan Op-Amp)
Pada dasarnya filter dapat dikelompokkan berdasarkan response
(tanggapan)frekuensinya menjadi 4 jenis:

 Filter lolos rendah/ Low pass Filter, berfungsi untuk melewatkan


tegangan output dengan frekuensi di bawah frekuensi cutt-off
rangkaian.

 Filter lolos tinggi/ High Pass Filter, berfungsi untuk melewatkan


tegangan output dengan frekuensi di atas frekuensi cutt-off rangkaian.

 Filter lolos rentang/ Band Pass Filter, berfungsi untuk melewatkan


tegangan output pada frekuensi resonansi rangkaian. Grafik

 Filter Tolak Rentang (Band Stop Filter, BSF), berfungsi untuk


melemahkan tegangan output pada frekuensi resonansi rangkaian.
Filter band stop ini sering juga disebut sebgan Band reject Filter atau
Notch Filter.

1. Filter Pasif
a) Low Pass Filter
Pada filter LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas
frekuensi cut-off (fc) tidak akan dilewatkan sama sekali (tegangan
output = 0 volt). Rangkaian low pass filter RC merupakan jenis
filter pasif, dengan respon frekuensi yang ditentukan oleh
konfigurasi R dan C yang digunakan. Rangkaian dasar LPF dan
grafik respon frekuensi LPF sebagai berikut.

Gambar 2.9 Rangkaian dan grafik Respon Frekuensi Low Pass


Filter
(Sumber :http://elektronika-dasar.web.id/wp-
content/uploads/2012/05/Rangkaian-Dasar-Dan-Grafik-Respon-Frekuensi-
Low-Pass-Filter-RC.jpg)
b) High Pass filter
Rangkaian yang akan melewatkan suatu isyarat yang
berada diatas frekuensi cut-off (ωc) sampai frekuensi cut-off (ωc)
rangkaian tersebut dan akan menahan isyarat yang berfrekuensi
dibawah frekuensi cut-off (ωc) rangkaian tersebut. Filter high-
passs dasar disusun dengan rangkaian RC seperti berikut.

Gambar 2.10 Rangkaian High Pass Filter Pasif

Gambar 2.11 Grafik Respon Frekuensi High Pass Filter

(Sumber :http://elektronika-dasar.web.id/high-pass-filter-hpf-rc/)

2. Filter Aktif
a) Low Pass Filter
Filter aktif low pass adalah rangkaian filter yang
menggunakan penguat operasional (Op-Amp) rangkaian terpadu
(IC) dimana rangkaian filter aktif low pass ini akan meloloskan
sinyal input dengan frekuensi dibawah frekuensi cut off rangkaian
dan akan melemahkan sinyal input dengan frekuensi diatas
frekuensi cut-off rangkaian filter aktif low pass tersebut.

Gambar 2.12 Rangkaian Low Pass Filter Aktif

(Sumber :http://elektronika-dasar.web.id/filter-aktif-low-pass-lpf/)

Gambar 2.13 Grafik Respon Frekuensi Low Pass Filter Aktif

(Sumber :http://elektronika-dasar.web.id/filter-aktif-low-pass-lpf/)

b) High Pass filter


Rangkaian high pass filter aktif pada dasarnya sama saja dengan
filter pasif high pass, perbedaannya pada bagian output filter aktif
high pass ditambahkan rangkaian penguat tegangan.
Gambar 2.14 Rangkaian High Pass Filter Aktif

(Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/filter-aktif-high-pass-hpf/)

Gambar 2.15 Grafik Respon Frekuensi High Pass Filter Aktif

(Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/filter-aktif-high-pass-hpf/)

2.2 Adder
Rangkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah
konfigurasi Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk
menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal
input dan faktor penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah
dengan Op-Amp adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat
inverting atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line.

Gambar 2.16 Rangkaian Adder


(Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/wp-
content/uploads/2012/04/Penguat-Penjumlah-Inverting.jpg)

2.3 Filter Digital


Filter dapat diartikan sebagai rangkaian yang melewatkan suatu pita
frekuensi tertentu yang diinginkan dan meredam pita frekuensi lainnya. Filter
dibagi menjadi dua jenis yaitu filter analog dan filter digital. Menurut respon
impulse nya filter digital dibagi menjadi dua, yaitu filter Infinite Impulse Filter
(IIR) dan filter Finite Impulse Filter (FIR).
2.3.1 Finite Impulse Filter (FIR)
Filter FIR memiliki tanggapan impuls yang panjangnya terbatas dan tidak
memiliki pole sehingga kestabilannya dapat dijamin. Berikut ini persamaan untuk
FIR
N
y [ n ] =∑ b ( i )∗x [n−i]
i=0

(Sumber : [16])
Keterangan :
x[n] : sinyal input
y[n] : sinyal output
b(i) : nilai respons impuls instan ke-i
N : urutan filter
Filter N yang lain memiliki (N+1) di dalam istilah RHS
2.3.2 Infinite Impulse Filter (IIR)
Filter IIR memiliki keuntungan yaitu membutuhkan koefesien yang lebih
sedikit untuk respon frekuensi yang curam sehingga dapat mengurangi jumlah
waktu komputasi, tetapi filter IIR sendiri memiliki kelemahan yaitu karena
impulse nya yang tidak terbatas sehingga menyebabkan polenya tidak stabil.
Berikut ini persamaan untuk IIR
1
y [ n ]= ( ( b x [ n ] + b1 x [ n ] + … b p x [ n−P ] ) −( a1 y [ n−1 ] +a 2 y [ n−2 ] +…+ aq y [ n−Q ] ) )
a0 0

Sumber: [16]

Keterangan :
P : urutan filter
Bi : koefisien dari filter
Q : urutan filter umpan balik
x[n] : sinyal input
2.2 Arduino Nano
Arduino Nano adalah papan papan papan berukuran kecil dan
lengkapberdasarkan ATmega328 (Arduino Nano 3.0) atau ATmega168 (Arduino
Nano 2.x). Ini memiliki lebih atau kurang fungsi yang sama dari Arduino
Duemilanove, namun dalam paket yang berbeda. Tidak hanya memiliki colokan
listrik DC, dan bekerja dengan kabel USB Mini-B, bukan yang standar. Arduino
Nano dirancang dan diproduksi oleh Gravitech. [17]

Gambar 2. 2Board Arduino Nano


Sumber : (Arduino Nano Spesification, 2018)

Spesifikasi :
a) Mikrokontroler Atmel ATmega168 atau ATmega328
b) Tegangan Operasi (level logika) 5 V Tegangan Input (disarankan) 7-12 V
Tegangan Input (batas) 6-20 V
c) Pin I / O Digital 14 (6 output PWM) Analog Pins 8
d) Arus DC per I / O Pin 40 mA
e) Flash Memory 16 KB (ATmega168) atau 32 KB (ATmega328) dimana 2
KB digunakan oleh bootloader.
f) SRAM 1 KB (ATmega168) atau 2 KB (ATmega328) EEPROM 512 byte
(ATmega168) atau 1 KB (ATmega328) Kecepatan Jam 16 MH. Dimensi
0,73 "x 1,70" [18].
Gambar 2. 1Pin MapingArduino Nano
Sumber : (All about mocrocontroller, 2014)

2.3 Matlab
Matlab merupakan sebuah singkatan dari Matrix Laboratory, yang pertama
kali dikenalkan oleh University of New Mexico dan University of Stanford pada
tahun 1970. software ini pertama kali memang digunakan untuk keperluan analisis
numerik, aljabar linier dan teori tentang matriks. Saat ini, kemampuan dan fitur
yang dimiliki oleh Matlab sudah jauh lebih lengkap dengan ditambahkannya
toolboxtoolbox yang sangat luar biasa. Beberapa manfaat yang didapatkan dari
Matlab antara lain:
 Perhitungan Matematika
 Komputasi numerik
 Simulasi dan pemodelan
 Visualisasi dan analisis data
 Pembuatan grafik untuk keperluan sains dan teknik
 Pengembangan aplikasi, misalnya dengan memanfaatkan GUI.
Matlab dapat dipadang sebagai sebuah kalkulator dengan fitur yang
lengkap. Kita pernah menggunakan kalkulator dengan degan fasilitas minimal,
misalnya hanya terdapat fasilitas penambahan, pengurangan perkalian dan
pembagian. Kalkulator yang lebih lengkap lagi adalah kalkulator scientific dimana
fasilitas yang diberikan tidak hanya yang disebutkan di atas, melainkan sudah ada
fungsi-fungsi trigonometri, bilangan kompleks, akar kuadrat dan logaritma. Nah,
Matlab mirip dengan kalkulator tersebut, tetapi dengan fitur-fitur yang lengkap
diantaranya dapat digunakan untuk memprogram, aplikasi berbasis GUI dan
lengkap dengan toolbox yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
sains dan teknik (B.Cahyono, 2016).

2.4 TFT Nextion


Nextion adalah solusi Human Machine Interface (HMI) yang memberikan
antarmuka kontrol dan visualisasi antara manusia dan proses, mesin, aplikasi atau
alat. Berikutnya terutama diterapkan pada bidang IOT atau elektronik. Ini adalah
solusi terbaik untuk mengganti LCD tradisional dan tabung LED Nixie. Dengan
perangkat lunak Nextion Editor (software), pengguna dapat membuat dan
mendesain antarmuka mereka sendiri untuk tampilan Nextion.

Gambar 2.20 LCD TFT Nextion


(Sumber : https://nextion.tech/datasheets/nx4024k032/)
Seri Nextion Enhanced lebih bagus dibandingkan dengan seri Nextion
Basic. Selain jam MCU yang lebih cepat, dukungan seri Enhanced: RTC bawaan,
1K EEPROM untuk data, 8 GPIO digital, dan kapasitas Flash yang lebih besar.
Cara pengoprasian TFT Nextion sangat mudah, kita hanya perlu menghubungkan
TFT Nextion dengan Arduino pada empat pin: GND, RX, TX, dan + 5V.
Nextion dapat menyalakan tampilan Nextion langsung dari pin Arduino
5V, tetapi tidak disarankan. Bekerja dengan catu daya yang tidak mencukupi
dapat merusak layar. Jadi, nextion harus menggunakan sumber daya eksternal.
Nextion harus menggunakan adaptor daya 5V / 1A dengan kabel micro USB.
Nextion juga akan memberi konektor USB hingga 2 pin, yang berguna untuk
menghubungkan adaptor daya ke layar.
Berikut semua beberapa format file yang dibutuhkan (untuk mengubah
pengaturan pada LCD Nextion pengguna agar sesuai dengan ukuran tampilan
Anda):
 File .HMI (file ini dapat diimpor ke Editor Nextion untuk mengedit
GUI atau tampilan);gambar latar belakang yang digunakan dalam
antarmuka pengguna juga harus ada di satu folder proyek;
 File.TFT (file ini harus diunggah ke tampilan Nextion, ini adalah file
yang dijalankan oleh tampilan);
 File .ino (ini adalah file yang harus di unggah ke papan Arduino).
(DataSheet TFT Nextion)
Tabel 2.2 Spesifikasi LCD Nextion
Data Penjelasan
3.2 inch tersedia
Nextion Tipe NX4024K032_011R
touchscreen
Warna 64K 16bit 565, 5R-6G-5B
95(L)×47.6(W)×5.55(H
Dimensi
)
Juga bisa di set
Resolusi 400×240 pixel
240×400
Touchs Tersedia > 1 million
Berat 42,5 gram
Tegangan Operasi 5 – 7 Volt DC
Arus operasi 85 mA Vcc +5V, Brightness
100%
Supply 5V, 500mA, DC
(Rekomendasi)
Temperatur operasi 5V, Hum 10-90% Temp -20-85 derajat
Celsius
Baudrate 2400-115200 9600 (rekomendasi)
Serial port TTL 4pin 2,54mm
SD card Tersedia Sampai 32G mikro
Sdcard
Flash Memory Menyimpan font dan 16 Mb
gambar
EEPROM 1024 Byte
RAM 3584 Byte

2.4 Arduino IDE

Gambar 2. 2Logo Arduino IDE


Sumber : (Arduino Nano Spesification, 2018)
Arduino IDE merupakan perngkat software interface untuk menyusun
software yang akan dieksekusi oleh board Arduino. Bahasa yang dipergunakan
adalah Bahasa C modifikasi yang dilengkapi dengan berbagai library-library
untuk mempermudah pengerjaan software. Pada penelitian ini Bahasa C
digunakan sebagai software interface untuk akuisisi data pada Arduino.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Blok Sistem


INPUT PEMROSES OUTPUT

SINYAL
PRE AMP
BPM

M
AMP I
K LORA
R TRANSMITER
FILTER O
K
O
SUHU LM35 N
T
R
PSA O
L LCD TFT
E
R

ADDER
PASIEN
AMPLIFIER +
FILTER PASIF

INSTRUMENT

SADAPAN
SINYAL
ELEKTRODA PADA
EKG LEAD III

Gambar 3.3 Blok Diagram (Blok Transmitter/Pengirim)

Sinyal jantung pada pasien dideteksi menggunakan elektroda yang


dipasangkan kepada pasien pada tangan kanan (RA), tangan kiri (LA), kaki kiri
(LL).Sinyal jantung dideteksi menggunakan rangkaian Instrumentasi Output
instrumentasi akan difilter dengan menggunakan filter pasif dengan nilai frekuensi
sesusi nilai frekuensi sinyal jantung serta dikuatkan oleh amplifier. Selanjutnya
output rangkaian akan disesuaikan nilai referensinya agar bisa dibaca olek
mikrokontroller dengan menggunakan rangkaian adder sehingga data sinyal tidak
ada yang terpotong atau hilang. Output rangkaian Adder akan dihubungkan ke
mikrokontroller melalui PORT ADC yang berfungsi mengkonversi dari data
analog menjadi data digital.EKG kemudian akan diproses pada Arduino.
Kemudian akan dilakukan pengimplementasian filter digital(menggunakan
rumus)Data yang telah di filter digital akan ditampilkan berupa grafik sinyal EKG
pada LCD TFT.

3.2 Diagram Alir


START

INISIALISASI
DISPLAY

BLOK INSTRUMENTASIEKG
NO BEKERJA (Mendeteksi sinyal)

PEMBACAAN ADC
(EKG)

YES
DATA ADC MASUK
MIKROKONTROLER

PENGELOLAHAN
DATA – FILER
DIGITAL

DISPLAY

END

Ketika alat mulai di start, Setelah dinyalakan alat akan melakukan


inisialisasi. Kemudian User memasangkan Elektroda kepada pasien. Data sinyal
akan diolah mikrokontrollerpengondisi sinyal mengirimkan data pada mikro
kemudian mikrokontroller akan memebca data. data diolah serta dilakukan filter
digital pada data sinyal. Sinyal yang telah di olah dan dilakukan filter digital
ditampilkan pada LCD TFT.
3.3 Diagram Mekanis

Gambar 3.4Diagram MekanikTampak Depan

Charge Plug US
On/OFF

Gambar 3.5Diagram MekanikTampak Belakang

3.4 AlatdanBahan
3.4.1 Alat
1) Tool Kit
2) AVO Meter.
3.4.2 Bahan
1) Eelektroda
2) Personal Komputer
3) PCB
4) IC OP-Amp
5) Kabel pelangi
6) Modul Arduino Nano
7) Resistor
8) Multiturn
9) Capasitor
10) LCD TFT

3.5 DesainPenelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam pembuatan modul adalah Pre-
eksperimental dengan jenis After Only Design. Pada rancangan ini, peneliti hanya
menggunakan satu kelompok subyek dan hanya melihat hasil tanpa mengukur dan
mengetahui kondisi awal, namun sudah terdapat kelompok pembanding. Bentuk
paradigma dapat digambarkan sebagai berikut :

X--------------------O

Non Random--------------------------

(-)-------------------O

Keterangan:

X = treatment/diberikan perlakuan (variabel independent)

O = observasi (variabel dependent)

(-) = kelompok pembanding

3.6 VariabelPenelitian
3.6.1 Variabel Bebas
Sebagai variabel bebas adalah sinyal jantung pada pasien.
3.6.2 Variabel Terikat
Sebagai variabel terikat adalah sinyal EKG pada LCD
3.6.3 Variabel Terkendali
Sebagai variabel kontrol adalah Arduino nano, Matlab, dan sinyal EKG
terstandar.
3.7 DefinisiOperasionalVariabel
Dalam kegiatan operasionalnya, variabel-variabel yang digunakan dalam
pembuatan modul, baik variabel tekendali, tergantung dan bebas memiliki fungsi-
fungsi antara lain :

Tabel 3. 1DefinisiOperasionalVariabel

VARIABEL DEFINISI ALAT UKUR HASIL SKALA


OPERASIONAL UKUR UKUR
Sinyal jantung Sinyal jantung ECG recorder -Frequensi Ordinal
(Variabel pasien yang (Hz)
Bebas) diukur ketika -Amplitudo
melakukan (V)
proses aktivitas
Arduino Nano Untuk menerima Avometer 0 = Tidak Nominal
(Variabel input dari sensor bekerja
Terkendali) dan mengelola 1 = bekerja
data-data
Matlab Untuk Serial Monitor 0 = Tidak Nominal
( Varibel melakukan bekerja
Terkendali) pengolahan filter 1 = bekerja
digital

3.8 TeknikAnalisis Data


Data yang diambil detak jantung pada dada pasien. Pengukuran dilakukan
pada manusia dewasa sehat dan keadaan beraktivitas. Pengukuran dilakukan
sebanyak 5 kali. Setalah itu, dilakukan pengukuran menggunakan alat
pembanding yaitu dengan phantom EKG.
3.8.1 Rata-rata
Adalah nilai atau hasil pembagian dari jumlah data yang diambil atau diukur
dengan banyaknya pengambilan data atau banyaknya pengukuran.
Σ Xi
X ) = n
Rata – Rata (

Dimana :
X = rata-rata

∑Xi = Jumlah nilai data

n = Banyak data ( 1,2,3,…,n )

3.8.2 Standard Deviasi


Standart deviasi adalah suatu nilai yang menunujukan tingkat (derajat)
variasi kelompok data atau ukuran standart penyimpangan dari meannya.

Rumus standart deviasi (SD) adalah:

SD =
√ ∑ ( X i − X )2
i =1
(n − 1)

Dimana : SD = standart deviasi

X = nilai yang dikehendaki


N = banyak data
3.8.3 Error (%)
Error (kesalahan) adalah selisih antara mean terhadap masing-masing data.

Rumus error adalah:

Error%= x 100%

3.8.4 Ketidakpastian (UA)


Ketidakpastian adalah kesangsian yang muncul pada tiap hasil pengukuran.
Rumus dari ketidakpastian adalah sebagai berikut:

Ketidakpastian =
Dimana : SD = Standar Deviasi
n = banyaknya data

3.8.5 Koreksi
Koreksi adalah suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil
pengukuran untuk mengkompensasi penambahan kesalahan secara sistematik.
Rumus dari koreksi adalah sebagai berikut:

Koreksi= Rata- rata – Data Setting

3.9 Tempat&JadwalKegiatanPenelitian
Pembuatan modul nantinya dilaksanakan pada :

Tempat : Kampus Teknik Elektromedik, Poltekkes Kemenkes Surabaya


Waktu : Januari – September 2020.

3.9. Urutan Kegiatan Penelitian


Penulis menyusun urutan kegiatan berdasarkan pada kalender Akademik
yang terdapat di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya
untuk proses pembuatan dan pengamatan yang meliputi di bawah ini :
a. Mempelajari teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas
melalui studi kepustakaan.
b. Mengadakan survei untuk mendapatkan komponen-komponen yang mungkin
akan sulit dicari di pasaran
c. Mempelajari dan merancang diagram mekanis, diagram blok sistem dan
diagram alir proses/program.
d. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu pembuatan modul
e. Menyusun proposal.
f. Berkonsultasi kepada dosen-dosen yang bersangkutan dengan judul skripsi
g. Menyiapkan komponen dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan
modul
h. Membuat rangkaian elektronik dan membuat layout wiring diagram ke papan
PCB dalam bentuk modul-modul dan mengujinya.
i. Modul Sensor Laser.
j. Modul Minimum System Arduino.
k. Membuat software pemrosesan data dan pengiriman data ke PC dengan
menggunakan arduino.
l. Menyatukan rangkaian-rangkaian elektronik membentuk sistem modul.
m. Menguji sistem modul dan mengukur besaran fisis yang diperlukan.
n. Menghitung hasil kinerja sistem.
o. Melakukan pengambilan data.
p. Membuat ulasan mengenai hasil-hasil dari penelitian ini meliputi
kelebihan/kekuatan sampai dengan kekurangan/kelemahan sistem.
q. Menarik kesimpulan dan saran untuk perbaikan sistem.
r. Menyusun laporan skripsi.

3.10.Jadwal Kegiatan
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
X[1] P. Angrave, “Bedside monitoring,” Emerg. Nurse, 2014, doi:
10.7748/en.22.6.13.s20.
[2] C. Sowmiya and P. Sumitra, “Analytical study of heart disease diagnosis
using classification techniques,” Proc. 2017 IEEE Int. Conf. Intell. Tech.
Control. Optim. Signal Process. INCOS 2017, vol. 2018-Febru, pp. 1–5,
2018, doi: 10.1109/ITCOSP.2017.8303115.
[3] M. M. Gulizia et al., “ANMCO/AIIC/SIT Consensus Information
Document: Definition, precision, and suitability of electrocardiographic
signals of electrocardiographs, ergometry, Holter electrocardiogram,
telemetry, and bedside monitoring systems,” Eur. Hear. Journal, Suppl.,
2017, doi: 10.1093/eurheartj/sux031.
[4] B. P. D. P. KESEHATAN, “Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Indonesia tahun
2013,” 2013.
[5] L. Ghani, M. D. Susilawati, and H. Novriani, “Faktor Risiko Dominan
Penyakit Jantung Koroner di Indonesia,” Bul. Penelit. Kesehat., 2016, doi:
10.22435/bpk.v44i3.5436.153-164.
[6] M. dr.Nafsiah Mboi, Sp.A, RISET KESEHATAN DASAR RISKESDAS
2013. JAKARTA: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN, 2013.
[7] M. W. Gifari, H. Zakaria, and R. Mengko, “Design of ECG Homecare : 12-
Lead ECG Acquisition using Single Channel ECG Device Developed on
AD8232 Analog Front End,” 5th Int. Conf. Electr. Eng. Informatics 2015,
pp. 371–376, 2015.
[8] S. Y. Juita, “Rancang Bangun EKG 3 Channel Berbasis Arduino,” Semin.
Tugas Akhir Juni 2017, 2017.
[9] M. M. Muzakki, “Rancang Bangun Alat Monitoring EKG Sadapan
Ekstrimitas (I, II, III, aVR, aVL dan aVF) Dengan Tampil LCD TFT,”
Semin. Tugas Akhir Juni 2018, 2018.
[10] M. A. Ahamed and M. Ahmad, “A cost-effective multichannel wireless
ECG acquisition system,” ICECE 2018 - 10th Int. Conf. Electr. Comput.
Eng., pp. 397–400, 2019, doi: 10.1109/ICECE.2018.8636734.
[11] J. R. Hampton, The ECG Made Easy, vol. 008. 2013.
[12] J. Halomoan, “Analisa Sinyal EKG dengan Metoda HRV ( Heart Rate
Variability ) pada Domain Waktu Aktivitas Berdiri dan Terlentang,”
Semin. Nas. Apl. Teknol. Inf. 2013 Yogyakarta, 15 Juni 2013, pp. 29–35,
2013.
[13] Y. Suryana and Rafi Aziz, “Sistem Pemonitor Detak Jantung Portable
Menggunakan Tiga Sensor Elektroda,” J. AL-AZHAR Indones. SERI SAINS
DAN Teknol. Vol. 4, No.1, Maret 2017, vol. 4, no. 1, pp. 14–17, 2017.
[14] A. D. Jeyarani and T. Jaya Singh, “Analysis of noise reduction techniques
on QRS ECG waveform - by applying different filters,” Proc. Int. Conf.
“Recent Adv. Sp. Technol. Serv. Clim. Chang. - 2010”, RSTS CC-2010, pp.
149–152, 2010, doi: 10.1109/RSTSCC.2010.5712835.
[15] A. S. Alkhader, A. A. Alomar, A. S. Althonaibat, B. S. Hiyari, and M. A.
Alshira, “ECG Interface Circuit Design for Improving The Quality of ECG
Signal,” Int. J. Res. Rev. Pharm. Appl. Sci., vol. 5, no. 2, pp. 1219–1230,
2015.
[16] S. Saxena, R. Jais, and M. K. Hota, “Removal of powerline interference
from ECG signal using FIR, IIR, DWT and NLMS adaptive filter,” Proc.
2019 IEEE Int. Conf. Commun. Signal Process. ICCSP 2019, pp. 12–16,
2019, doi: 10.1109/ICCSP.2019.8698112.
[17] R. H. Sudhan, M. G. Kumar, A. U. Prakash, S. A. R. Devi, and S. P.,
“ARDUINO ATMEGA-328 MICROCONTROLLER,” IJIREEICE, vol. 3,
no. 4, pp. 27–29, 2015, doi: 10.17148/ijireeice.2015.3406.
[18] Arduino.cc, “Arduino Nano Spesification,” 2018. .

Anda mungkin juga menyukai