Anda di halaman 1dari 3

GURUH AJI SETYO UTOMO

A2R19018

RESUME
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang adalah suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi
tertentu yang digunakan untuk memperoleh keterangan yang lebih jelas. Pemeriksaan
penunjang harus ada alasan dan tujuanya. (Vol. 1 | No. 3|November 2012 | Jurnal Pendidikan
Kedokteran Indonesia)

        Tujuan dilakukan pemeriksaan penunjang adalah : 


            1.Menegakan diagnosis kerja
            2 Menyingkirkan differential diagnosis
            3 Petunjuk tatalaksana
            4 Mengetahui komplikasi penyakit
            5 Petunjuk prognosis 
            6 Memantau efek samping

Contoh Pemeriksaan Penunjang :


 EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu gambaran dari potensial listrik yang dihasilkan oleh
aktivitas listrik otot jantung. EKG merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang
diambil dengan elektrokardiograf yang ditampilkan melalui monitor atau dicetak pada kertas
dalam bentuk gelombang EKG atau gelombang PQRST [3]. Dengan kata lain, hasil
perekaman ini dapat menunjukkan karakteristik dari jantung.
EKG yang sering digunakan saat ini adalah EKG yang masih menggunakan kabel sebagai
pengirim data dan ditampilkan pada layar EKG atau dicetak pada kertas. Penggunaan kabel
membuat EKG kurang fleksibel karena membatasi pengaksesan hasil rekaman EKG hanya
dalam jarak dekat dengan pasien [5]. Pengembangan EKG menggunakan wireless akan
menambah fleksibilitas sehingga pemantauan terhadap jantung tidak lagi terbatas jarak oleh
panjang kabel [6,7]. Selain itu penambahan panjang kabel secara ekonomis akan
mengeluarkan biaya yang lebih besar sehingga biaya produksi alat bertambah. Penelitian ini
bertujuan untuk merancang dan membangun (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika Vol. 01, No. 01
(2017) 58 – 64)
 Pemeriksaan Eritrosit
Pemeriksaan indeks eritrosit merupakan pemeriksaan yang banyak diminta oleh dokter.
Indeks eritrosit atau mean corpuscular index merupakan pemeriksaan laboratorium yang
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit anemia yang banyak ditemukan di
Indonesia. Penegakan diagnosis anemia berdasarkan morfologi ditegakkan melalui
pemeriksaan indeks eritrosit yang meliputi MCV, MCH dan MCHC, dimana masing-masing
parameter tersebut didapatkan melalui perhitungan yang melibatkan kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah eritrosit. Pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah
eritrosit dipengaruhi oleh faktor pra analitik, analitik dan paska analitik. Faktor pra analitik
mempunyai keterlibatan paling besar dalam menyebabkan kesalahan pemeriksaan. Faktor pra
analitik diantaranya pengambilan, penampungan,pengolahan dan penyimpanan bahan
pemeriksaan (Gandasoebrata R, 2013).

 Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu teknologi


pencitraan medis, yang paling banyak digunakan dalam dunia kedokteran saat ini. Kurangnya
penelitian berkaitan dengan teknologi USG di Indonesia menjadikan ketergantungan
pembelian perangkat USG secara import. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan suatu
antarmuka dan pengkayaan fungsi perangkat lunak untuk visualisasi dan analisis citra USG
(Pengembangan Dan Pengkayaan Fungsi Antarmuka Perangkat Lunak Untuk Visualisasi Dan
Analisis Citra Ultrasonografi Syahrul Imardi1, Kalamullah Ramli2)

 Magnetic Resonance Imaging (MRI)


adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan
rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan meng-gunakan medan
magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran
terhadap inti atom hidrogen. Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki-nya, terutama
kemampuannya membuat potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak
memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuiai untuk diagnostik jaringan lunak.
(PEMANFAATAN MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI) SEBAGAI SARANA DIAGNOSA PASIEN
Mulyono Notosiswoyo , Susy Suswati**)

Anda mungkin juga menyukai