Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN EKG

PADA PASIEN STEMI

Disusun oleh:

ARISKA OKTAVIANTI (G3A020169)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020/2021
LAPORAN ANALISA SINTESA

Nama mhs : Ariska Oktavianti Ruang : IGD


NIM : G3A020169 Tanggal : 08/12/2021

1. Identitas klien
Nama : Tn.M
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 47 tahun
2. Diagnosa medis
STEMI
3. Dasar pemikiran
STEMI adalah cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang
tersumbat total sehingga aliran darahnya benar-benar terhenti, otot jantung
yang dipendarahi tidak dapat nutrisi dan oksigen yang akhirnya mati. Infark
miokard akut (IMA) merupakan salah satu diagnosa rawat inap tersering di
Negara maju. IMA dengan elevasi ST (STEMI) merupakan bagian dari
spektrum koroner akut yang terdiri atas angka pektoris yang tidak stabil. IMA
tanpa elevasi ST dan IMA dengan elevasi STEMI umumnya secara mendadak
setelah oklusi trombus pada plak arterosklerosis yang sudah ada sebelumnya
(Sudarjo, 2006).
Infark miokard merupakan akibat dari iskemia yang berlangsung lebih
dari 30-45 menit yang memyebabkan kerusakan selular yang irreversible dan
kematian otot atau nekrosis pada bagian miokardium (Price &Wilson, 2006).
Pemantauan jantung menggunakan EKG (elektrokardiogram) sangat
diperlukan guna mengetahui perluasan iskeminya sudah melebar atau belum
dan untuk mengetahui fungsi jantung: T inverted, ST elevasi, Q patologis.
4. Analisa sintesa
pembuluh darah coroner tersumbat

kerusakan selular yang irreversible

kematian otot pada bagian miokardium

berpengaruh terhadap kelistrikan jantung

dapat terbaca dengan EKG

5. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Melakukan perekaman dengan EKG
6. Diagnosa keperawatan
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung.
7. Data fokus
Pasien mengatakan nyeri dada kiri menjalar ke punggung kiri ± jam
12.00, sakit tersebut dirasakan sejak sebulan yang lalu, nyeri skala 4,
dirasakan hilang timbul, seperti di tusuk-tusuk, TD : 163/105 mmHg, HR : 96
x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,5 C, SpO2 : 98 %.
8. Prinsip tindakan
a. Bersih
Rasional: perekaman EKG bukan merupakan tindakan invasif
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
Rasional: mendapatkan hasil perekaman EKG yang akurat untuk
membantu penegakan diagnosa.
c. Atur posisi pasien: posisi pasien diatur terlentang di atas tempat tdur dan
pasien tidak diperbolehkan menyentuh besi pada tempat tidur maupun
benda logam lainnya.
Rasional: mempermudah perekaman sandapan elektroda dan mencegah
ketidakakuratan hasil perekaman.
d. Dada diberi jelly sesuai lokasi
Rasional: sebagai media perekaman EKG
e. Nyalakan mesin EKG
Rasional: rekaman EKG dapat muncul
9. Tujuan tindakan
Memperoleh rekaman aktifitas listrik jantung dengan tujuan untuk
mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia), kelainan-kelainan
miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel),adanya pengaruh atau
efek obat-obat jantung, adanya gangguan elektrolit, adanya gangguan
perikarditis, mengidentifikasi gangguan ritme dan konduksi jantung dan
pembesaran rongga jantung.
10. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya
Jika pemasangan EKG tidak tepat dan benar, akan mendapatkan hasil
interpretasi rekam jantung yang salah dalam menegakkan diagnosa.
Antisipasi: pemasangan elektroda-elektroda pada EKG harus tepat. Selain itu,
harus memperhatikan prinsip-prinsip pemasangan EKG.
11. Evaluasi
Didapatkan hasil perekaman EKG yang akurat sehingga dapat
digunakan untuk membantu penegakan diagnosa pasien.

Anda mungkin juga menyukai