S
DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI IGD RS. PANTI WILASA CITARUM
SEMARANG
Disusun Oleh:
DO:
▪ TD : 160/100 mmHg, nadi 98 x/menit, RR : 28 x/menit, SpO2: 90 %
▪ Terpasang O2 masker 5 liter
▪ Pasien tampak sesak
▪ Klien terbaring di tempat tidur dan tampak lemah
Dasar pemikiran
Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau
secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah
yang terganggu. Kekurangan oksigen di dalam sirkulasi (hipoksemia) terjadi karena
pembuluh darah arteri mengalami penyempitan atau tersumbat yang menyebabkan
oksigen di dalam sel menurun, organ yang kekurangan oksigen akan mengalami iskemik
dan lama-kelamaan akan menjadi infark.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemeriksaan EKG 12 Lead
a. Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan dengan tangan kiri,
dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+).
b. Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan dengan kaki kiri,
dimana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).
c. Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri dengan kaki kiri, dimana
tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).
d. Sandapan aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan, dimana tangan kanan
(+), tangan kiri dan kaki membentuk elektroda indeferen.
e. Sandapan aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri, dimana tangan kiri (+),
tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen.
f. Sandapan aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri, dimana kaki kiri (+), tangan
kanan dan tangan kiri membentuk elektroda indiferen.
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Menggunakan EKG 12 Lead
d. Memberikan posisi nyaman pada klien
e. Memasang sandapan dengan benar dan diberi jeli.
O:
▪ TD : 160/100 mmHg, nadi 98 x/menit, RR : 28 x/menit, SpO2: 90 %
▪ Terpasang O2 masker 10 liter
▪ Pasien tampak sesak
▪ Klien terbaring di tempat tidur dan tampak lemah
A: Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi lain dan pantau terus hasil pemeriksaan EKG.
7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
▪ Observasi tanda-tanda vital
▪ Pemasangan infus
▪ Cek GDS dan lab
▪ Observasi gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
▪ Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
▪ Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
▪ Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
▪ Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
▪ Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sesuai prosedur dan prinsip dengan benar. Pemasangan EKG
dengan benar akan mendapatkan hasil interpertasi yang benar dalam menegakkan suatu
diagnosa. Pemasangan EKG diobservasi apakah tepat memasang elektroda pada
ekstremitas atas dan bawah serta bagian dada V1-V6. Pemasangan EKG ditandai dengan
menuliskan nama, usia, No.CM, dan jam pemasangan EKG dihasil EKG (kertas EKG
yang dihasikan).
9. Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 2002, EGC,
Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta
Mahasiswa
(.................................) ( )