SINDROME
Disusun oleh:
2019
A. KonsepDasar
1. Pengertian
Dengue shock syndrome ( DSS ) adalah sindromo syok yang terjadi pada
penderita dengue hemorrhagic fever (DHF) atau demam berdarah dengue ( dr. T.H
Rampengan, DSAK dan dr. I.R Laurentz, DSA, Penyakit Infeksi Tropik pada Anak,
1993)
2. Etiologi
Trombositopenia hebat, dimana trombosit mulai menurun pada masa demam dan
mencapai nilai terendah pada masa renjatan.
Gangguan fungsi trombosit
Lelainan sistem koaguiasi, masa tromboplastin partial, masa protrombin
memanjang sedangkan sebagian besar penderita didapatkan masa trombin normal.
Beberapa faktor pembekuan menurun, termaksuk faktor II, V, VII, IX, X dan
fibrinogen
Pembekuan intra vaskuler yang meluas ( disseminated intravasculer coagulation
=DIC )
3. Tanda dan Gejala
a. Merupakan demam berdarah dengue derajat III dan IV atau demam berdarah
dengue dengan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai tingkat renjatan.
b. Terjadinya renjatan pada DBD biasanya terjadinya pada saat atau setelah demam
memurun diantaranya hari ke-3, dan ke-7 bahkan renjatan dapat terjadi pada hari
ke-10.
c. Menurut Wong : renjatan terjadi pada hari ke-5 adalah 39%, hari ke-4 (23,5%).
Menurut Surmarmo : renjatan terjadi pada hari ke-5 adalah 39,2 %dan pada ke-4
adalah 25 %.
d. Renjatan yang terjadi pada saat demam mulai turun dapat diterangkan dengan
hipotese meningkatnya reaksi imunologis ( The Immunological Enhancedment
Hypothesis).
Manifestasi klinik renjatan pada anak terdiri atas:
a) Kulit pucat, dingin, dan lembab terutama pada ujung jari kaki, tangan dan
hidung.
b) Anak semula rewel, cengeng, dan gelisah lambat- laun kesadarannya
menurun menjadi apatis, spoor dan koma.
c) Perubahan nadi baik frekuensi maupun amplitudonya
d) Tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang
e) Tekanan sistolik menurun menjadi 80 mmHg atau kurang
f) Oliguria sampai anuria
g) Panas
h. Hepatomegali
i. Perdarahan
j. Nyeri perut
k. Anorexia
l. Muntah-muntah
m. Diare / obstipasi
n. Kejang-kejang
4. Patofisiologis
Patofisiologi yang terutama pada dengue shock syndrome ialah terjadinya
peninggian permeabilitas dinding pembuluh darah yang mendadak dengan akibat
terjadinya perembasan plasma dan elektroit melalui endotel dinding pembuluh darah
dan masuk kedalam ruang interstial, sehingga menyebabkan hipotensi,
hemokonsentrasi, hipopeoteinemia dan efusicairan ke rongga serosa. Pada penderita
dengan renjatan berat maka volume plasma dapat berkurang sampai kurang lebih
30% dapat berlangsung selama 24-28 jam. Renjatan hipovolemi ini bila tidak segera
di atasi maka dapat mengakibatkan anoksia jaringan, asidosis metabolic sehingga
terjadi pergeseran ion kalium intraselulrer ke ekstraseluler. Mekanisme ini di ikuti
pula dengan penurunan kontraksi otot jantung dan venous pooling sehingga lebih
lanjut akan memperberat renjatan. Sebab lain kematian penderita DSS ialah
pendarahan hebat saluran pencernaan yang biasa timbul setelah renjatan berlangsung
lama dan tidak diatasi adekuat.
Pada masa dini DBD, peranan tidak menonjol dibandingkan perembasan plasma.
Namun apabila penyakit memburuk sehingga terjadi renjatan dan metabolic asidosis,
maka renjatan akan mempercepat di sehingga peranannya menonjol. Renjatan dan
DIC akan saling mempengaruhi sehingga akan terjadi renjatan yang ireversibal
disertai pendarahan hebat pada organ-organ vital dan berakhir dengan kematian.
Patway
5. Penatalaksanaan Medis
Penanganan renjatan pada penderita DBD merupakan suatu masalah yang sangat
penting diperhatikan, oleh karena angka kematian akan meninggi bila renjatan tidak
ditanggulangi secara dini dan adekuat.
Dasar penanggulangan renjatan pada DBD ialah volume replacement atau
penggantian cairan intravasculer yang hilang, sebagai akibat dari kerusakan dinding
kapiler yang menimbulkan peninggian permeabilitas sehingga mengakibatkan plasma
leakage.
3) Heparin
5) Dopamin
2. Pengkajian keperawatan
I. Identitas pasien
Nama pasien : Anak RZ
Umur : 11 tahun
Berat badan : 42 kg
Tinggi badan :
Agama : Islam
3. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Pasien mengeluh sakit perut, demam tinggi
Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien datang dengan keluhan utama
demam tinggi sejak empat hari SMRS.
Riwayat Kesehatan Dahulu : Keluarga pasien tidak mengatakan apa apa
tentang riwayat keshatan.
Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan dahulu orang tua tidak
ada yang di opname karena sakit
4. Pengkajian Primer
1. Airway
Tidak terdapat sumbatan di jalan nafas
2. Breathing
Todak ada masalah di sisitem pernafasan reguler, frekuensi nafas normal
24x/menit
4. Circulation
Tekanan darah 98/76 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit, denyut nadi lemah,
suhu tubuh 38,9 ºC
4. Disability
Kesadaran pasien composmetis, nilai GCS E4M5V6
5. Exposure
Suhu tubuh 38,9 ºC kebiruan di ujung jari Capillary Refil lebih dari 2 detik.
6. DiagnosaKeperawatan
Hypertermi yang berhubungandengan proses infeksi virus dengue.
Resiko tinggi terjadinya syok hipovolemik yang berhubungan dengan
perdarahan hebat
7. RencanaTindakanKeperawatan
Sasaran :
Sasaran :
Intervensi :
1. Monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien setiap 2-4 jam.
R / : Perdarahan yang cepat diketahui dapat segera diatasi sehingga pasien tidak
sampai ke tahap syok.
5. Beri O2 dan cairan intra vena sesuai program medik dan kebutuhan.
O:
II 11/5/19 13.00 S:
O:
A:
O:
O:
kaki ( petechiae )