PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian yang utama di
dunia. Banyak pasien yang mangalami kematian akibat penyakit jantung. Penanganan
yang salah dan kurang cepat serta cermat adalah salah satu penyebab kematian. Infark
miokard akut (IMA) merupakan penyebab kematian utama bagi laki-laki dan
perempuan di USA. Diperkirakan lebih dari 1 juta orang menderita infark miokard
setiap tahunnya dan lebih dari 600 orang meninggal akibat penyakit ini.
Masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang rendah membuat mereka salah
untuk pengambilan keputusan penanganan utama. Sehingga menyebabkan
keterlambatan untuk ditangani. Hal ini yang sering menyebabkan kematian.
Berbagai penelitian standar terapi trombolitik secara besar-besaran juga telah
dipublikasikan untuk infark miokard akut (IMA) dengan harapan memperoleh hasil
optimal dalam reperfusi koroner maupun stabilisasi koroner setelah iskemia. Data
Nasional Kasus Myocardial Infarction USA (NRMI) menaksir ada 500.000 STEMI
setiap tahun. Kampanye kesehatan masyarakat diyakini berperan untuk mengurangi
risiko timbulnya STEMI maupun kematian dari STEMI di masa datang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari laporan pendahuluan mahasiswa mampu menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien STEMI.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari laporan pendahuluan ini mahasiswa
a. Menjelaskan tentang konsep dasar STEMI.
b. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan STEMI.
c. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien dengan STEMI.
d. Merencanakan intervensi keperawatan pada klien dengan STEMI.
e. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan STEMI.
f. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan STEMI.
BAB II
KONSEP TEORI (STEMI)
b. Laborat:
1) CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
2) LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali
normal
3) AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak
dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
c. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi
kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
4. Pemeriksaan penunjang
5. Penatalaksanaan
a. Rawat ICCU, puasa 8 jam
b. Tirah baring, posisi semi fowler.
c. Monitor EKG
d. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit
e. Oksigen 2 – 4 lt/menit
f. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
g. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
h. Bowel care : laksadin
i. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus
j. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
k. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
6. Pengkajian Keperawatan
Primer:
a. Airways : Sumbatan benda asing, lendir, darah, stridor, gargling.
b. Breathing: Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat, penggunaan otot
bantu nafas, napas cuping hidung , respirasi rate meningkat lebih dari 24
kali/menit, irama ireguler, dangkal, batuk, ronchi, krekles, wheezing, ekspansi
dada tidak penuh.
c. Circulation: nadi lemah, tidak teratur, takikardi, tensi meningkat/menurun,
edema, gelisah, akral dingin, kulit pucat, sianosis, output urine menurun.
d. Disability: kesadaran menurun, GCS menurun, perubahan reaksi pupil,
penurunan perhatian, penurunan terhadap respon suara maupun terhadap nyeri.
e. Eksposure: pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi fisik maupun penunjang,
seperti EKG, darah, ron’gent dan lainnya, dilanjutkan pengakajian sekunder.
Sekunder:
a. Aktifitas
Gejala : Kelemahan, Kelelahan, Tidak dapat tidur, Pola hidup menetap, Jadwal
olah raga tidak teratur
Tanda : Takikardi, Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan
darah, diabetes mellitus.
Tanda :
Tekanan darah Dapat normal / naik / turun, Perubahan postural dicatat dari
tidur sampai duduk atau berdiri ,
Nadi dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau
penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
Murmur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung, friksi ;
dicurigai Perikarditis
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
Edema : Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema
umum,krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
Warna Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
c. Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan
ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir
tentang keuangan , kerja , keluarga
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri
d. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
e. Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan
berat badan
f. Hygiene
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan
g. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan
h. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan
dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun
kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
- Lokasi :
Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke
tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
rahang, abdomen, punggung, leher.
- Kualitas :
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat .
- Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah dialami.
- Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes
mellitus , hipertensi, lansia
i. Pernafasan:
Gejala : dispnea tanpa atau dengan kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau
tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak / kuat, pucat, sianosis,
bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
j. Interkasi social
Gejala : Stress, Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit,
perawatan di RS
Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, Respon terlalu emosi ( marah terus-
menerus, takut ), Menarik diri
7. Pathways Nursing.
Aterosklerosis, Trombosis
Konstriksi arteri koronaria
.
DAFTAR PUSTAKA