Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN EKG Ny.S DI RUANG IGD


RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Keperaawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh :

Novita Anggreani

(20902100115)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
EKG (Elektrokardiogram) adalah sebuah test yang dilakukan untuk melihat
aktivitas electrical pada jantung seseorang, biasanya hasil dari EKG pada sebuah
kertas EKG atau pada layar yang menggambarkan garis berupa aktivitas pada sebuah
jantung. Hasil test EKG biasanya dibaca oleh seorang dokter ahli atau cardiographer
untuk dilihat apakah terdapat aktivitas yang tidak normal atau tidak biasa pada
jantung seseorang atau tidak. Sekilas pengamatan pada rekaman EKG sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis infark miokardium yang sedang terjadi, mengenali
aritmia yang kemungkinan besar mengancam jiwa, menentukan dengan tepat
pengaruh jangka panjang yang ditimbulkan oleh hipertensi yang menetap atau
pengaruh akut emboli paru masif, atau sekedar memberikan data-data kesehatan
kepada seseorang yang ingin memulai program olahraga.
Untuk menghasilkan data yang akurat dibutuhkan sadapan EKG pada 12 leads.
Leads sendiri adalah titik sadapan yang masing-masing sadapannya ditentukan oleh
lokasi dan orientasi berbagai elektroda pada tubuh. Setiap sadapan pada jantung dari
sudut tertentu yang memperkuat sensitivitasnya pada bagian jantung tersebut
dibandingkan dengan bagian jantung lainnya. Semakin banyak sudut pandang,
semakin banyak informasi yang didapat pula. Dua buah elektroda dipasang pada
lengan dan dua lagi dipasang pada kaki pasien dimana elektroda-elektroda tersebut
akan menghasilkan enam sadapan ekstremitas yang meliputi tiga sadapan standar
dan tiga sadapan tambahan/augmented. Enam elektroda lainnya dipasang sepanjang
dada untuk menghasilkan enam sadapan prakodial
Aktivitas jantung dikendalikan oleh sistem saraf otonom. Serat saraf simpatis
meningkatkan denyut jantung, konduksi nodus atrioventrikular dan kontraktilitas
miokardium. Norepinefrin yang disekresikan oleh serabut postganglion
menyebabkan interaksi dengan reseptor beta 1-adrenergic pada jantung dan
meningkatkan permeabilitas sel terhadap ion natrium dan kalsium, sehingga berefek
pada peningkatan kontraktilitas, konduktivitas dan eksitabilitas jantung. Saraf
parasimpatis postganglioner mensyarafi nodus SA dan AV. Stimulasi reseptor
muskarinik melalui pelepasan asetilkolin menurunkan eksitabilitas atrium dan
memperlambat konduksi impuls ke ventrikel
Kelainan bentuk gelombang pada EKG dapat terjadi pada gangguan status
fisiologis, diantaranya karena obat, racun, ketidak seimbangan elektrolit dan
metabolit, dan keadaan hipoksia. Mekanisme utama terjadinya kelainan gambaran
EKG adalah melalui aksi depresan membran dan kerja sistem saraf otonom.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Mengetahui keadaan jantung dan otot jantung
3. Untuk mengetahui fungsi diagnostic jantung

C. Sasaran
Pasien Ny.S dengan diagnosa medis hyperglikemia
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik sasaran
1. Jenis kelamin : Perempuan
2. Usia : 46 Tahun
3. Diagnosa medis : Dyspnea
B. Analisa kasus

Ny.S berusia 46 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada seperti
ditusuk tusuk Menjalar dan tembus kebelakang, keluhan muncul 1 hari yang lalu,
mual (+), muntah (+), lemas, batuk, sesak nafas, tidak nafsu makan. Klien
mempunyai riwayat Anemia. Pernah di riwayat di RS selama 2 minggu karena
anemia. Saat dilakukan pengkajian didapatkan TD: 132/81 MmHg, R: 32x/menit, N:
84 x//menit, S: 36,7 Spo2 63%.

C. Prinsip tindakan menurut teori (sesuai dengan karakteristik sasaran),


Prinsip tindakan pemasangan EKG yaitu memeriksa kelengkapan alat EKG
yang akan digunakan dan memperhatikan prinsip steril dengan tidak lupa
mengutamakan privasi dan kenyamanan klien
D. Data hasil pemeriksaan
Setelah dilakukan tindakan EKG hasilnya sinus rhitme, maknanya nyeri ulu
hati bukan merupakan tanda dari adanya kelainan irama jantung
BAB III
METODOLOGI TINDAKAN

A. Terdiri dari deskripsi tindakan/skill (sesuai karakteristik sasaran)


Urutan teknik pemasangan EKG adalah sebagai berikut :
1. Persiapan alat EKG mempermudah melakukan tindakan dengan menyiapkan
terlebih dahulu
2. Persiapan klien: menjelaskan tujuan dan prosedur tndakan pada klien, klien
harus berbaring terlentang
3. Cuci tangan untuk mencegah transmisi mikroorganisme
4. Jaga privasi klien untuk menghormati hak klien
5. Pakai sarung tangan untuk mencegah transmisi mikroorganisme
6. Atur posisi klien: posisi klien diatur terlentang di atas bed dan klien tidak
diperbolehkan menyentuh besi pada bed maupun benda logam lain untuk
mempermudah perekaman sandapan elektroda dan mencegah
ketidakakuratan hasil perekaman.
7. Membuka dan melonggarkan pakaian klien bagian atas, bila klien memakai
jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas sebelum membuka pakaian klien
untuk mempermudah perekaman sandapan elektroda dan mencegah
ketidakakuratan hasil perekaman
8. Membersihkan dengan menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua
pergelangan tangan dan kedua tungkai di lokasi manset elektroda untuk
desinfektan daerah yang akan dipasang elektroda
9. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan
kedua tungkai pergelangan kaki klien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead
I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara : warna merah pada pergelangan
tangan kanan, kuning pada pergelangan tangan kiri, hijau pada pergelangan
kaki kiri dan hitam pada pergelangan kaki kanan. Posisi yang tepat untuk
menghasilkan rekaman Lead I, II, III, AVR, AVL dan AVF).
10. Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead V1 di garis
parasternal kanan sejajar dengan ICS 4, V2 di garis paresternal kiri sejajar
dengan ICS 4, V3 antara V2 dan V4, V4 di garis mid klavikula kiri sejajar
ICS 5, V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, V6 di garis mid aksila kiri
sejajar ICS 5. Posisi yang tepat untuk menghasilkan rekaman Lead V1, V2,
V3, V4, V5 dan V6
11. Pasang elektroda dada dengan menekan karet penghisap Rasional: hisapan
akan membuat elektroda tidak terlepas dari kulit
12. Melakukan kalibrasi pembacaan EKG tidak bias
13. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat di
tubuh klien dilepas dan dibersihkan seperti semula untuk menjaga kebersihan
klien setelah dilakukan perekaman
14. Tulis pada hasil perekaman: nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan
dan tahun pembuatan serta nama perawat yang merekam, Memberikan
identitas klien dapat menghindari kesalahan dokumentasi hasil rekaman EKG

B. Tujuan tindakan/skill
4. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
5. Mengetahui keadaan jantung dan otot jantung
6. Untuk mengetahui fungsi diagnostic jantung
C. Ketrampilan spesifik yang diperlukan

D. Alat yang diperlukan


1. Alat EKG
2. Jelly
3. Kabel sebagai sumber listrik
4. Kertas EKG
5. Balon elektroda
6. Plat elektroda
7. Sarung tangan bersih
E. Waktu pelaksanaan
1. Detak jantung tidak menentu
2. Rasa nyeri di dada
3. Jantung yang berdebar kencang
4. Adanya suara jantung yang tidak normal
5. Kesulitan bernafas
F. Hal-hal yang perlu diwaspadai
1. Penempatan elektroda precordial
2. Perhitungan sela iga dimulai dari bawah tulang iga pertama
3. Pada saat perekaman, pasien harus dalam keadaan tenang dan tidak bergerak
G. Antisipasi untuk meminimalkan hambatan
1. Posisikan pasien dengan posisi supine
2. Pemeriksa harus memastikan pasien tidak menyentuh logam
3. Ektremitas pasien harus ditopang oleh tempat tidur agar mencegah kontraksi otot
yang dapat menyebabkan artefak pada hasil EKG
H. Sistem evaluasi.
1. Observasi keadaan umum pasien
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan EKG memegang peranan yang sangat penting dalam membantu
menegakkan diagnosis penyakit jantung. EKG disamping mampu mendeteksi kelainan
jantung secara pasti, juga keadaan (kelainan) diluar jantung, missal adanya gangguan
elektrolit terutama kalium dan kalsium. Disamping kemampuannya dalam mendeteksi
secara pasti dari kelainan jantung tetapi EKG harus diakui mempunyai banyak
kelemahan juga. EKG tidak dapat mendeteksi keparahan dari penyakit jantung secara
menyeluruh, misalnya tingkat kerusakan otot jantung dari serangan IMA. EKG juga
tidak dapat mendeteksi gangguan hemodinamik akibat suatu penyakit jantung
B. Saran
Penyusun sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
baik dari tulisan maupun bahasan. Oleh karena itu penyusun mohon diberikan saran dan
kritikan agar bisa membuat makalah lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Basaruddin, T, dkk. 2011. Klasifikasi Beat Aritmia Pada Siyal EKG Menggunakan Fuzzy
Wavelet Learning Vector Quantization. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Darmawansyah, dkk. 2006. Pembuatan Elektrokardiograf (EKG) Teknologi Hibrid


Menggunakan Komponen Surface Mounting Device (SMD). Jurnal. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Fitrian, Nur. 2007. Bab II. Skripsi , Universitas Sumatera Utara, Medan

Hidayati, Nurul, Budi Warsito. Prediksi Terjangkitnya Penyakit Jantung Dengan Metode
Learning Vector Quantization.2010. Universitas Diponegoro, Semarang

Anda mungkin juga menyukai