Anda di halaman 1dari 9

CASE INSIDENCE REPORT

PENYADAPAN EKG

I. Pendahuluan
Pusat Jantung Terpadu lantai 6 adalah ruang perawatan khusus untuk pasien anak dengan
penyakit kardio dan hematoma (kanker). Terdapat 14 ruangan dengan kapasitas 35 tempat tidur
dan jumlah perawat sebanyak 22 orang. Di ruangan PJT lantai 6 terdapat kamar VIP yaitu
kamar 604-608 dengan fasilitas 1 kamar dengan 1 pasien dan terdapat 3 kelas dalam ruangan ini
yaitu kelas 3 dengan 6 tempat tidur, kelas 2 dengan 4 tempat tidur dan kelas 1 dengan 2 tempat
tidur untuk pasien.

Jantung merupakan salah satu organ vital bagi tubuh manusia yang fungsi utamanya untuk
mengatur sirkulasi darah ke seluruh tubuh tetapi sangat rentan terserang penyakit. Pemeriksaan
pada jantung biasanya dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG).
Pemeriksaan EKG adalah suatu sinyal fisiologis yang dihasilkan oleh aktivitas listrik jantung.
Salah satu informasi penting yang dapat diambil dari sinyal saat pemeriksaan EKG adalahh
aktivitas kelistrikan jantung yang membentuk gelombang PQRST. Parameter ini biasanya
digunakan untuk melihat keadaan jantung normal dan tidak normal (Permana, Sanjaya, & Aliah,
2015).

Penggunaan EKG dilengkapi dengan pemasangan sadapan pada tubuh sebagai monitor
adanya perubahan tegangan antara elektroda yang ditempatkan pada berbagai posisi di tubuh.
Pengukuran sinyal pada EKG dilakukan dengan pemasangan sadapan pada tubuh sebagai
monitor adanya perubahan tegangan antara elektroda yang di tempatkan pada berbagai posisi di
tubuh diantaranya yaitu RA (right arm), LA (left arm), dan LL (left leg) serta ditambah satu
sadapan sebagai grounding yaitu di RL (right leg). (Istiqomah, Ratnayanti, & Candra, 2014).

II. Tujuan Tindakan

Pada umumnya pemeriksaan EKG berguna untuk mengetahui aritmia, fungsi alat pacu
jantung, gangguan konduksi interventrikuler, pembesaran ruangan-ruangan jantung, IMA,
iskemik miokard, penyakit perikard, gangguan elektrolit, pengaruh obat-obatan seperti digitalis,
kinidin, dan berbagai kelainan lain seperti penyakit jantung bawaan, korpulmonale, emboli paru,
mixederma. Indikasi pemasangan EKG ialah pada pasien dengan kelainan irama jantung,
kelainan miokard seperti infark, adanya pengaruh obat-obatan jantung, gangguan elektrolit,
adanya pericarditis, dan pembesaran jantung.

III. Prosedur dan Rasional Tindakan


Alat yang digunakan
1. Mesin EKG dan Kertas EKG
2. Jelly
3. Handscoon bersih
4. Kertas tissue

No Tindakan keperawatan Rasional tindakan

1 Jelaskan tujuan perekaman EKG dan prosedurnya Membantu mendapatkan


pada pasien. Yakinkan bahwa prosedurnya tidak sakit kerjasama pasien dan mengurangi
dan aman kecemasan terhadap pelaksanaan
prosedur

2 Instruksikan pada wanita untuk melepas semua Prosedur memerlukan peletakan


pakaian yang ketat pada dada. Bantu pasien untuk elektroda pada area dada
memakai gaun atau kaos longgar

3. Pastikan mesin EKG berfungsi dengan baik

4. Pastikan standarisasi mesin yang baik Standarisasi mesin yang baik


memastikan perekaman EKG
a. Atur kecepatan kertas 25mm/menit
yang akurat
b. Atur sinyal standar mesin EKG 1mV sehingga
puncak gelombang yang terbentuk mempunyai tinggi
10mm atau dua kotak besar
c. Pastikan mesin sudah dipasang arde (grounding)
dengan benar
5 Instruksikan pasien untuk berbaring terlentang dan Postur yang kaku dan kontraksi
relaks sebisa mungkin. Jika pasien perlu dipindahkan otot-otot dapat menimbulkan
ke departemen EKG, pindahkan dengan troli. Jangan artefak pada rekaman EKG serta
biarkan pasien berjalan sendiri sampai ditemukan barang yang ada disekitar pasien
diagnosis yang tepat. Minta pasien melepas jam juga dapat mengganggu hasil
tangan atau perhiasan yang dapat mengganggu rekaman EKG
perekaman EKG

6 Berikan privasi dengan menutup tirai di sekitar pasien Prosedur memerlukan pemaparan
area dada yang mungkin membuat
klien merasa tidak nyaman

7 Oleskan dada secara total. Oleskan gel Kontak yang baik antara kulit dan
elektrokonduktif pada lokasi penempelan sadapan dan elektroda serta peletakan elektroda
posisikan semua elektroda dengan benar pada lokasi yang benar sangat
penting untuk mendapat hasil
a. Periksa warna sadapan ekstremitas dan pasang
rekam yang baik
elektroda ekstremitas ke semua empat ekstremitas
sesuai kode warna
b. Pasang elektroda pada lokasi yang benar
V1 : ruang interkosta 4 sisi kanan, parasternal
V2 : ruang interkosta 4 sisi kiri, parasternal
V3 : diruang antara v2 dan v4
V4 : ruang interkosta 5 pada sisi kiri di garis
mid klavikula
V5 : ruang interkosta 5 pada sisi kiri di garis
aksilaris anterior
V6 : ruang interkosta 5 pada sisi kiri di garis
mid-aksilaris
c. Pastikan kontak yang baik antara sadapan dengan
kulit. Mencukur bulu dada mungkin diperlukan pada
pasien pria.
8 Beritahu pasien bahwa anda akan memulai perekaman Pergerakan pasien selama
dan instruksikan pasien untuk tetap baring di atas perekaman menimbulkan artefak
ranjang dan tidak bergerak sampai proses perekaman pada rekaman EKG.
selesai, yang memerlukan waktu 5-10 menit.

9 Lakukan perekaman EKG :

a. Rekaman sadapan ekstremitas (I,II,III, AVR, AVL,


AVF) dengan mengatur setting mesin sesuai urutan
sadapan tadi.
b. Untuk merekam sadapan dada (V1-V6) pindahkan
elektroda ke posisi berikutnya setelah merekam setiap
sadapan (pastikan mesin sudah diatur untuk merekam
sadapan dada)
c. Rakaman sadapan II panjang.
10 Periksa rekaman EKG apakah sudah benar dan lihat Bila hasil perekaman tidak benar
ada tidaknya artefak pada hasil rekamannya. atau ada artefak, perekaman perlu
diulang.

11 Beritahu pasien bahwa proses perekaman EKG sudah


selesai

12 Lepaskan semua elektroda dari keempat ekstremitas Pemeriksaan EKG telah selesai
dan dada. dan mengembalikan posisi
nyaman klien

13 Bersihkan gel elektrokonduktif dari elektroda Setelah kering, gel akan


menggunakan kertas tissue membentuk kerak pada elektroda
yang akan mengganggu proses
perekaman yang akan datang.

14 Beri label pada hasil rekaman EKG : Memberikan data identifikasi


yang akurat.
a. Tulis nama lengkap pasien, nomor pasien rawat
inap/rawat jalan, tanggal dan waktu perekaman
b. Tulis jenis sadapan bila memakai rekaman manual.
c. Sadapan standar harus diberi label dan ditempelkan
pada kartu EKG bila memakai rekaman manual
15 Baca dan laporkan hasil EKG dengan urutan sebagai
berikut :

a. Irama
b. Interval hantaran
c. Aksis jantung
d. Deskripsi kompleks QRS
e. Deskripsi segmen ST dan gelombang T
16 Tunjukkan hasil rekaman EKG pada dokter sesegera
mungkin sehingga dapat diberikan terapi lanjutan bila
perlu.

IV. Kesenjangan antara teori dan praktik


Dalam pelaksanaan penyadapan EKG yang dilakukan di ruangan Pusat Jantung
Terpadu (PJT) lantai 6 masih ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan sesuai prosedur,
diantaranya sebelum menempelkan elektroda pada pasien, perawat tidak membersihkan
semua area pemasangan elektroda tersebut, perawat juga tidak memberikan jelly sebelum
memasangkan elektroda tersebut kepada pasien. Sedangkan sesuai dengan SOP sebelum
pemasangan elektroda maka area pemasangan elektroda tersebut harus dibersihkan
terlebih dahulu. Saat melakukan perekaman EKG, hasil yang terbaca pada kertas EKG
terganggu dikarenakan sebelum perekaman perawat tidak memastikan terlebih dahulu
bahwa semua elektroda sudah terpasang dengan benar sehingga baru disadari bahwa ada
elektroda yang tidak sesuai tempatnya, selain itu perawat tidak memberitahukan pada
keluarga pasien untuk menjauhkan barang yang dapat mengganggu hasil perekaman
seperti handphone, sehingga harus dilakukan perekaman EKG secara berulang-ulang.

V. Analisa berdasarkan EBP


Elektrokardiogram merupakan suatu alat yang mengukur aktivitas listrik jantung,
dimana dimana depolarisasi dan repolarisasi otot jantung menyebabkan arus mengalir di
dalam badan, menimbulkan potensial listrik di permukaan kulit. Potensial listrik ini akan
dideteksi oleh elektroda yang dipasang pada ekstremitas dan prekordial dari pasien
kemudian akan diterjemahkan oleh alat EKG dalam bentuk gelombang P,Q, R,S dan T.
Penggunaan jelly pada elektroda sebelum pemasangan EKG berfungsi untuk mencegah
perbedaan potensial aksi antara lempeng elektroda yang dipasangkan pada pasien dengan
hasil pengukuran potensial aksi jantung. Jelly mengandung air, humektan (pelembab),
preservative, dan beberapa ion meliputi K, Ca, Na, Ba, O, Cl, H, dan Si yang mana
merupakan atom pembentuk garam. Garam dalam jelly bertindak sebagai elektrolit
penghantar listrik, yang merupakan konektor antara elektroda dan kulit untuk
meningkatkan kualitas sinyal yang akan ditransmisikan sehingga penggunaan jelly dapat
memperoleh gambaran EKG yang jelas (Dewi, Safri, & Irwan, 2020)
Berdasarkan penelitian mahasiswa Universitas Borneo Tarakan, menyatakan
bahwa terdapat perbedaan antara penggunaan jelly dan air ledeng terhadap potensial aksi
elektrokardiogram, dimana lebih tinggi potensial aksi elektrokardiogram ketika
menggunakan air ledeng sebagai media perekaman EKG bila dibandingkan dengan
menggunakan jelly. Penggunaan jelly sebagai media perekaman tidak meningkatkan
kejadian artefak pada hasil perekaman elektrokardiogram (Lesmana, Wijayanti, Imaculata,
Utami, & Wahyuni, 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Lesmana dkk menyampaikan bahwa faktor lain
yang dapat mengatasi kejadian artefak ialah dengan membersihkan dada klien dari kotoran
dengan menggunakan alcohol swab, jika pasien memiliki bulu dada sebaiknya melakukan
pencukuran bila memungkinkan, serta bersihkan kulit klien bila berkeringat terutama
tempat meletakkan elektroda EKG. Penelitian lain antara penggunaan jelly dan penggunaan
NaCl sebelum pemasangan elektroda menyatakan hasil bahwa perekaman EKG dengan
menggunakan NaCl tidak lebih efektif dibandingkan penggunaan jelly pada pasien dengan
penyakit jantung koroner (Prasetyo, Setiyawan, & Ekacahyaningtyas, 2019). Oleh karena
itu, sangat disarankan untuk membersihkan keseluruhan area yang akan dipasangkan
elektroda serta menggunakan jelly pada elektroda sebelum meletakkan elektroda pada area
dada pasien tetapi tetap harus membersihkan jelly setelah menggunakannya pada elektroda
agar sisa jelly tidak mongering pada elektroda dan agar dapat digunakan dengan baik untuk
pemeriksaan selanjutnya.
Penggunaan benda elektronik pada pemeriksaan EKG juga merupakan hal yang
harus diperhatikan. Benda seperti handphone, jam tangan, atau perhiasan juga dapat
menyebabkan artefak pada rekaman EKG (Rahayuningsih, 2013) Dengan adanya benda
elektronik disekitar pasien juga dapat menyebabkan electrical noise dan berdampak pada
interferensi 60 Hz yang menyebabkan timbulnya gambaran artefak pada hasil perekaman
EKG (Lesmana, Wijayanti, Imaculata, Utami, & Wahyuni, 2018).
Daftar Pustaka

Dewi, W. N., Safri, S., & Irwan, I. (2020). Electrocardiogram Recording Results of Distilled Water, Jelly,
NaCl and without Conductor : Evidance Based Practice. Malaysian Journal of Medicine and
Health Sciences.

Istiqomah, T., Ratnayanti, W., & Candra, F. (2014). Pengembangan Elektrokardiografi (EKG) Portable
Sebagai Wujud Teknologi Tepat Guna. Jurnal Fisika dan Terapannya.

Lesmana, H., Wijayanti, D., Imaculata, M., Utami, P. A., & Wahyuni, R. (2018). Pengaruh Penggunaan
Jelly dan Air Ledeng Terhadap Potensial Aksi Elektrokardiogram. Jurnal Medika Respati.

Permana, D., Sanjaya, M., & Aliah, H. (2015). Desain dan Implementasi Perancangan Elektrokardiograf
(EKG) Berbasis Bluetooh. ALHAZEN Journal of Physics, 2(1).

Prasetyo, U. A., Setiyawan, & Ekacahyaningtyas, M. (2019). Efektifitas Hasil Perekaman EKG dengan
Menggunakan Konduktro Jeli dan NaCl Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Ruang
Poliklinik Jantung RSUD Dr. Moewardi.

Rahayuningsih, S. E. (2013). Interprtasi EKG pada anak.

Anda mungkin juga menyukai