Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL INSIDENCE REPORT

Nama Mahasiswa: Filda Awliya Al Gazali

Nim: R014 18 2011

A. Definisi Tindakan
Elekardiograf (EKG) adalah gambaran aktivitas elektrik jantung yang dideteksi
lewat elektroda permukaan dan diukur dengan menggunakan galvanometer (Jacob,
Rekha, & Sanoli, 2014).

B. Rasional tindakan
1) Menilai fungsi jantung (Kecepatan denyut, irama, dan hantaran listrik)
2) Mendiagnosa kelainan irama jantung (misalnya blockade jantung, distrimia
jantung)
3) Mendiagnosa penyakit jantung (misalnya infark miokard)
4) Mendeteksi efek ketidakseimbangan elektrolit pada fungsi jantung 9misalnya
hiperkelimia, hipokalimea, dll)
5) Mengevaluasi efek terapi (misalnya pemberian obat-obat jantung)
Alat:
1) Mesin EKG
2) Elektroda untuk 12 sandapan EKG
3) Gel elektrokonduktif
4) Gaun atau kaus dengan bagian depan terbuka untuk pasien
5) Kertas tissue

SOP Penyadapan EKG Menurut Jacob, Rekha & Sanoli ( 2014)

No Tindakan keperawatan Rasional tindakan

1 Jelaskan tujuan perekaman EKG dan prosedurnya pada Membantu mendapatkan


pasien. Yakinkan bahwa prosedurnya tidak sakit dan kerjasama pasien dan
aman mengurangi kecemasan
terhadap pelaksanaan
prosedur

2 Instruksikan pada wanita untuk melepas semua pakaian Prosedur memerlukan

1
yang ketat pada dada. Bantu pasien untuk memakai gaun peletakan elektroda pada
atau kaos longgar area dada

3. Pastikan mesin EKG berfungsi dengan baik

4. Pastikan standarisasi mesin yang baik Standarisasi mesin yang


baik memastikan
a. Atur kecepatan kertas 25mm/menit
perekaman EKG yang
b. Atur sinyal standar mesin EKG 1mV sehingga
akurat
puncak gelombang yang terbentuk mempunyai
tinggi 10mm atau dua kotak besar
c. Pastikan mesin sudah dipasang arde (grounding)
dengan benar
5 Instruksikan pasien untuk berbaring terlentang dan relaks Postur yang kaku dan
sebisa mungkin. Jika pasien perlu dipindahkan ke kontraksi otot-otot dapat
departemen EKG, pindahkan dengan troli. Jangan biarkan menimbulkan artefak pada
pasien berjalan sendiri sampai ditemukan diagnosis yang rekaman EKG
tepat

6 Berikan privasi dengan menutup tirai di sekitar pasien Prosedur memerlukan


pemaparan area dada yang
membuat malu pasien

7 Oleskan dada secara total. Oleskan gel elektrokonduktif Kontak yang baik antara
pada lokasi penempelan sadapan dan posisikan semua kulit dan elektroda serta
elektroda dengan benar peletakan elektroda pada
lokasi yang benar sangat
a. Periksa warna sadapan ekstremitas dan pasang
penting untuk mendapat
elektroda ekstremitas ke semua empat ekstremitas
hasil rekam yang baik
sesuai kode warna
b. Pasang elektroda pada lokasi yang benar
V1 : ruang interkosta 4 sisi kanan, parasternal
V2 : ruang interkosta 4 sisi kiri, parasternal
V3 : diruang antara v2 dan v4
V4 : ruang interkosta 5 pada sisi kiri di garis mid
klavikula

2
V5 : ruang interkosta 5 pada sisi kiri di garis
aksilaris anterior
V6 : ruang interkosta 5 pada sisi kiri di garis mid-
aksilaris
c. Pastikan kontak yang baik antara sadapan dengan
kulit. Mencukur bulu dada mungkin diperlukan
pada pasien pria.
8 Beritahu pasien bahwa anda akan memulai perekaman Pergerakan pasien selama
dan instruksikan pasien untuk tetap baring di atas ranjang perekaman menimbulkan
dan tidak bergerak sampai proses perekaman selesai, artefak pada rekaman EKG.
yang memerlukan waktu 5-10 menit.

9 Lakukan perekaman EKG :

a. Rekaman sadapan ekstremitas (I,II,III, AVR,


AVL, AVF) dengan mengatur setting mesin sesuai
urutan sadapan tadi.
b. Untuk merekam sadapan dada (V1-V6) pindahkan
elektroda ke posisi berikutnya setelah merekam
setiap sadapan (pastikan mesin sudah diatur untuk
merekam sadapan dada)
c. Rakaman sadapan II panjang.
10 Periksa rekaman EKG apakah sudah benar dan lihat ada Bila hasil perekaman tidak
tidaknya artefak pada hasil rekamannya. benar atau ada artefak,
perekaman perlu diulang.

11 Beritahu pasien bahwa proses perekaman EKG sudah


selesai

12 Lepaskan semua elektroda dari keempat ekstremitas dan Setelah kering, gel akan
dada. Bersihkan gel elektrokonduktif menggunakan membentuk kerak pada
kertas tissue. Bantu pasien memakai baju kembali. elektroda yang akan
mengganggu proses
perekaman yang akan
datang.

3
13 Bersihkan gel elektrokonduktif dari elektroda Setelah kering, gel akan
membentuk kerak pada
elektroda yang akan
mengganggu proses
perekaman yang akan
datang.

14 Beri label pada hasil rekaman EKG : Memberikan data


identifikasi yang akurat.
a. Tulis nama lengkap pasien, nomor pasien rawat
inap/rawat jalan, tanggal dan waktu perekaman
b. Tulis jenis sadapan bila memakai rekaman
manual.
c. Sadapan standar harus diberi label dan
ditempelkan pada kartu EKG bila memakai
rekaman manual
15 Baca dan laporkan hasil EKG dengan urutan sebagai
berikut :

a. Irama
b. Interval hantaran
c. Aksis jantung
d. Deskripsi kompleks QRS
e. Deskripsi segmen ST dan gelombang T
16 Tunjukkan hasil rekaman EKG pada dokter sesegera
mungkin sehingga dapat diberikan terapi lanjutan bila
perlu.

4
C. Kesenjangan Antara Teori dan Praktik
Penyadapan EKG adalah salah satu tindakan yang sering dilakukan untuk mengetahui
fungsi jangtung atau aktivitas listrik jantung. Dalam pelaksaanaan penyadapan EKG
yang dilakukan diruangan sudah sesuai dengan sistematika atau SOP pemasangan EKG,
namun ada hal yang menjadi kesenjangan antara teori dan praktik yaitu perawat tidak
memberikan jelly di area tempat menempelnya elektroda pada dada dan ekstremitas,
namun digantikan dengan air biasa/aquades dan juga kadang menggunakan cairan NaCl.

D. Analisa Berdasarkan Evidence Based Practice (EBP)


Penggunaan jelly pada pemasangan EKG berfungsi sebagai konduktor untuk
meningkatkan konduksi listrik antara kulit dan elektroda. Namun terkadang, perawat
tidak memberikan jelly ekg di area tempat menempelnya elektroda pada dada dan
ekstremitas, namun digantikan dengan air biasa atau aquades. Menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh Lesmana, Wijayanti, Ose, Utami, & Wahyuni (2018), terdapat
perbedaan penggunaan jelly dan air biasa terhadap potensial aksi elektrokardiogram,
dimana lebih tinggi potensial aksi elektrokardiogram ketika menggunakan air biasa
sebagai media perekaman EKG bila dibandingkan dengan menggunakan jelly. Selain
berpengaruh terhadap potensial aksi ternyata penggunaan air biasa sebagai media
perekaman dapat meningkatkan kejadian artefak pada hasil perekaman
elektrokardiogram. Artefak dapat menggangu hasil pembacaan EKG, dimana artefak
akan menyembunyikan gelombang P secara sempurna ataupun sebagian sehingga dapat
mengganggu interpretasi gelombang P ataupun PR interval. Interpretasi Gelombang P
sangat bermanfaat untuk menentukan seseorang mengalami pembesaran ruang atrium
atau tidak, sedang PR interval bermanfaat untuk mendeteksi seseorang mengalami AV
blok atau tidak.
Penelitian yang dilakukan oleh Basuki, Pamungkas, Yani, Fatonah, & Siti (2014)
mengenai efektifitas hasil perekaman ekg dengan menggunakan konduktor jelly dan air
pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) di ruang Intensive Cardio Vascular Care
Unit (ICVCU) RSUD dr. Moewardi, dari 30 responden yang diberikan jeli saat
perekaman ekg, sebanyak 6 orang ada artifak dan 24 orang tidak ada artifak. James
(2008) dikutip dalam Basuki,Yani, dan Fatonah (2014) menyatakan bahwa jeli berfungsi
sebagai konduktor untuk meningkatkan konduksi listrik antara kulit dan elektroda.
Pemberian jeli juga dapat menurunkan resistensi antara elektroda dan kulit sehingga
diperoleh gambaran ekg yang jelas. Namun, kelemahan jeli adalah bersifat lengket

5
sehingga menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada pasien. Selain itu, penyadapan ekg
dengan menggunakan jelly harus diikuti dengan dibersihkannya elektroda dari sisa-sisa
jeli karena sisa jelly yang mengendap dan mengering pada elektroda dapat
mengakibatkan hambatan impuls listrik sehingga terjadi gangguan pada hasil sadapan.

E. Rekomendasi Penulis terhadap Instansi


a. Sebaiknya perawat memberikan jelly di elektroda pada saat penyadapan EKG
b. Setelah melakukan penyadapan EKG perawat membersihkan elektroda dari sisa-sisa
jelly karena sisa jelly yang mengendap dan mengering pada elektroda dapat
mengakibatkan hambatan impuls listrik sehingga terjadi gangguan pada hasil
sadapan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Pamungkas, Yani, I., Fatonah, & Siti. (2014). Efektifitas Hasil Perekaman EKG
dengan Menggunakan Konduktor Jeli dan Air pada Pasien Penyakit Jantung Koroner
(PJK) di Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) RSUD Dr.Moewardi.
JIKI .

Jacob, A., Rekha, R., & Sanoli, J. T. (2014). Clinical Nursing Procedures. Tangerang
Selatan: Binarupa Aksara.

Lesmana, H., Wijayanti, D., Ose, M. I., Utami, P. A., & Wahyuni, R. (2018). Pengaruh
Penggunaan Jelli dan Air Ledeng terhadap Potensial Aksi Elektrokardiogram. Jurnal
Medika Respati , 13, 36-37.

Anda mungkin juga menyukai